PERTEMUAN KEDUA S1 AKUNTANSI 2011 AA 1. Yani Oktavia (118694209) 2. Kartika Fachru (118694213) 3. Harsela Dwi A. (118694222) 4. Dian Rahma N. (118694229) 5. Aswin Tri H. (118694230) AKUNTANSI MANEJEMEN
PERTEMUAN KEDUAS1 AKUNTANSI 2011 AA
1. Yani Oktavia (118694209)2. Kartika Fachru (118694213)3. Harsela Dwi A. (118694222)4. Dian Rahma N. (118694229)5. Aswin Tri H. (118694230)
AKUNTANSI MANEJEMEN
MENJELASKAN TUJUAN ANALISIS BIAYA, VOLUME, DAN LABA
AKUNTANSI MANAJEMEN
Definisi Suatu analisa yang menggambarkan bagaimana perubahan
biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume penjualan dan bauran penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan.
Analisis ini merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan, misal : dalam menetapkan harga jual produk.
Merupakan suatu alat perencanaan dan pengambil keputusan yang berguna dalam menganalisis keterkaitan biaya, kuantitas yang terjual, dan harga (termasuk laba yang diharapkan).
Analisis ini membantu manajemen suatu perusahaan memahami timbal balik biaya, volume, laba organisasi dengan memfokuskan pada interaksi antara 5 elemen berikut : harga jual produk atau tingkat aktivitas, biaya variabel per unit, total biaya tetap dan bauran produk yang dijual
Asumsi Perubahan dalam volume produksi/penjualan adalah
penyebab tunggal atas perubahan biaya dan pendapatan
Biaya total terdiri dari biaya tetap dan biaya variabelPendapatan dan biaya berperilaku dan dapat disajikan
secara grafik sebagai fungsi linear (garis lurus)Harga jual, biaya variabel per unit, dan biaya tetap
semuanya diketahui dan konstanDalam banyak kasus, hanya satu produk tunggal akan
dianalisis. Jika banyak produk dianalisis, proporsi penjualan relatif produk-produk tersebut diketahui dan konstan
2. Perhitungan Titik Impas (Bep)
Suatu keadaan yang menunjukkan jumlah penghasilan sama dengan jumlah biaya
Dalam keadaan impas, perusahaan belum mendapatkan laba tetapi tidak menderita rugi, (laba = 0)
= LabaTR = Jumlah penghasilan TC = Jumlah biayaF = Biaya tetapp = Harga jual per satuanQ = Jumlah produk yang dijual/diproduksiv = Biaya variabel per satuan
A. CARA MATEMATISMenghitung Titik Impas Satuan = TR – TC = pQ – (vQ+F) = pQ – vQ – FF + = pQ – vQ = (p – v) x Q Q = F + (p – v)Karena dalam keadaan impas laba = 0, maka :Q = F dimana Q = volume titik impas (p – v)
Titik Impas(Satuan) = Biaya Tetap______________
(Harga Jual per satuan – Biaya variabel per satuan)
Dalam akuntansi manajemen, (Harga Jual– Biaya variabel) disebut margin kontribusi (MK/CM), yaitu kelebihan harga jual dari biaya variabel yang digunakan untuk menutup biaya tetap. Maka :
Jika Keadaan PerusahaanMK = Biaya Tetap ImpasMK > Biaya Tetap LabaMK < Biaya Tetap Rugi
Rumus untuk menghitung laba/rugi : = (Q1 – Q0) x UCM
Dimana : = Laba/Rugi
Q0 = Volume titik impasQ1 = Volume penjualan yang dicapaiUCM = Margin kontribusi per satuan (p-v)
Menghitung Titik Impas Dalam Jumlah Rupiah :
Titik Impas (rupiah) = Biaya Tetap_________ 1- Biaya variabel per
satuan Harga Jual per satuan
1- Biaya variabel per satuan disebut ratio margin kontribusi
Harga Jual per satuan
Maka,Titik Impas(rupiah)= Biaya Tetap Rasio margin kontribusi
Contoh :Diketahui :Harga jual per satuan Rp 1.500,00Biaya variabel per satuan Rp 750,00Jumlah biaya tetap Rp 750.000.000,00Volume yang direncanakan 2.500.000 unitHitung Titik impas dalam unit maupun rupiah! Q0 = F (p – v) = 750.000.000 = 750.000.000 = 1.000.000 (1.500 – 750) 750Perusahaan mencapai titik impas pada penjualan 1.000.000
satuan Impas (Rp) = Biaya Tetap Ratio Margin kontribusi
= 750.000.000 1 – 750 1.500 = 750.000.000 = 1.500.000.000 0,5Impas tercapai jika volume penjualan mencapai Rp. 1.500.000.000
Berapakah laba yang diperoleh jika volume penjualan yang tercapai adalah 1.500.000 unit ?
= (Q1 – Q0) x UCM = (1.500.000 – 1.000.000) x (1.500 – 750)
= 500.000 x 750 = 375.000.000
Laba yang diperoleh Rp 375.000.000
Bagaimana jika volume yang tercapai hanya 750.000 unit ?
= (Q1 – Q0) x UCM = (750.000 – 1.000.000) x (1.500 – 750)
= -250.000 x 750 = - 187.500.000
Perusahaan menderita kerugian sebesar 187.500.000
B. CARA GRAFIS
0
Jumlah Biaya
500
1000
1500
2000
500 1000 1500 2000
Volume
Biaya Variabel
Biaya Tetap
Titik Impas
Jumlah Penghasilan
Daerah Laba
Daerah Rugi
Jum
lah
Peng
hasil
an d
an
Biay
a
Soal : Harga jual per satuan Rp 3.000,00Biaya variabel per satuan Rp
1.500,00Jumlah biaya tetap Rp 1.500.000.000,00Volume yang direncanakan 5.000.000 unitHitung :a. Titik Impas dalam rupiah dan satuan
menggunakan cara matematis dan grafisb. Hitung laba yang diperoleh jika volume
yang dapat direalisasikan sebesar 2.500.000 unit, dan bagaimana bila yang terjual hanya 800.000 unit
Hitung Titik impas dalam unit maupun rupiah! Q0 = F (p – v) = 1.500.000.000 = 1.500.000.000 =
1.000.000 (3.000 - 1.500) 1.500Perusahaan mencapai titik impas pada penjualan 1.000.000
satuan Impas (Rp) = Biaya Tetap Ratio Margin kontribusi
= 1.500.000.000 1 – 1500 3.000 = 1.500.000.000 = 3.000.000.000 0,5Impas tercapai jika volume penjualan mencapai Rp.
3.000.000.000
Berapakah laba yang diperoleh jika volume penjualan yang tercapai adalah 2.500.000 unit ? = (Q1 – Q0) x UCM = (2.500.000 – 1.000.000) x (3.000 – 1.500)
= 1.500.000 x 1.500 = 2.250.000.000
Laba yang diperoleh Rp 2.250.000.000
Bagaimana jika volume yang tercapai hanya 800.000 unit ? = (Q1 – Q0) x UCM = (800.000 – 1.000.000) x (3.000 – 1.500)
= -200.000 x 1.500 = - 300.000.000
Perusahaan menderita kerugian sebesar 300.000.000
Margin Of Safety (MS)“Sejauhmana volume penjualan bisa diturunkan tanpa mengalami kerugian “
MS = Xe – Xb x 100 % Xe
MS = Margin Of SafetyXe = volume penjualan yang diharapkan Xb = volume titik impas
MS = 133.333 – 100.000 x 100% 133.333 = 25 %
Artinya, jika volume penjualan turun sampai 25% dari volume yang diharapkan, maka penjualan akan mencapai titik impas. Dengan kata lain penurunan penjualan yang masih dapat ditolerir agar perusahaan tidak mendapatkan rugi setinggi-tingginya sebesar 25%. Dengan demikian, maka Margin of safety merupakan jarak antara titik impas dengan volume penjualan yang diharapkan.
Pengaruh Bauran Penghasilan terhadapLaba “Bauran penghasilan (revenue mix) atau disebut juga bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi kuantitas dari beberapa produk atau jasa yang dijual untuk menciptakan penghasilan” Bagaimana jika terjadi perubahan pada kombinasi tersebut, apakah target laba atau penghasilan akan terpenuhi ?Contoh :
Produk D S
Harga jual/unit (p) $ 200 $130
Biaya variable/unit (v) $ 120 $ 90
MK/unit $ 80 $ 40
Komposisi kuantitas produk adalah 2D untuk setiap 1S yang terjual (2:1), dan perusahaan mentargetkan volume keseluruhan adalah 900 unit, maka rencana laba dapat disusun ; Produk D Produk S Jumlah
Unit yang akan dijualHasil penjualan Biaya variableMargin KontribusiBiaya tetapLaba yg diharapkan
600120.00072.00048.000
30039.00027.00012.000
900159.00099.00060.00020.000
$40.000
Titik impas ($) = Biaya tetap 1- Biaya variable Harga jual
Titik impas ($) = 20.000 1- 99.000 159.000
= $ 53.000
Titik impas untuk kedua produk tersebut tercapai pada hasil penjualan sebesar $53.000, masing-masing produknya :
Jumlah unit produk S yang akan dijual = SJumlah unit produk D yang akan dijual= 2SPenghasilan – Biaya variable – Biaya tetap = laba{($200 x 2S )+ ($130 x S)} – {($120 x 2S) + ($90 x S)} -
$20.000 = 0 $530S - $330S =
$20.000 $200S =
$20.000 S =
1002S = D =
200Untuk mencapai titik impas harus terjual 100 unit
produk S dan 200 unit produk D
Pengaruh Pajak Penghasilan terhadap LabaUntuk mengetahui adanya pengaruh pajak terhadap target laba, kita akan menggunakan contoh di bawah ini :Harga jual/unit Rp 1.500 (p)Biaya variable/unit Rp 750 (v)Jumlah biaya tetap Rp 750.000.000/tahun (F)Volume yg direncanakan 2.500.000 unitTarget laba = (Q0 – Q1) x MK/unitTarget laba = (2.500.000 – 1.000.000) x Rp 750 = Rp 1.125.000.000
Pajak penghasilan 40%. Berapakah volume penjualan harus dicapai agar target laba tidak berubah :Target laba baru = Target laba lama – (Tarif pajak x Target laba lama) = Target laba lama (1- Tarif pajak)Target laba lama = Target laba baru
(1 – tarif pajak)1500Q – 750Q – 750.000.000 = 1.125.000.000
1 – 40 %1500Q – 750Q – 750.000.000 = 1.125.000.000
60% 750Q – 750.000.000 = 1.875.000.000 750Q = 1.875.000.000 + 750.000.000
750Q = 2.625.000.000 Q = 3.500.000
Berarti perusahaan harus mampu menjual 3.500.000 unit untuk mencapai target laba Rp 1.125.000.000.
Hasil penjualanBiaya variableMKBiaya tetapLaba sebelum pajakPajak penghasilan 40%
3.500.000xRp 1.5003.500.000xRp 750
Rp 5.250.000.000Rp 2.625.000.000Rp 2.625.000.000Rp 750.000.000Rp 1.875.000.000Rp 750.000.000
Laba setelah pajak Rp 1.125.000.000
Dengan demikian, semakin tinggi tariff pajak penghasilan akan semakin tinggi pula target yang harus dicapai.
3. Menganalisis Biaya, Volume, dan Laba
Analisis Biaya Volume Laba (BVL) >> alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen perusahaan karena mencakup keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga.seperti yang dikemukakan oleh Garisson, Noreen dan Brewer (2006:334) sebagai berikut:
“Analisis Biaya Volume Laba menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, maka semua informasi informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis Biaya Volume Laba dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari pemecahannya”.
Margin KontribusiAdalah sisa (laba) pendapatan dikurangi dengan
beban variabel. Jadi, margin kontribusi dihitung untuk menutup beban tetap. Jika ada sisa, sisa itu adalah laba. Namun, apabila tidak dapat menutupi beban tetap, maka perusahaan mengalami kerugian.
Contoh:Laporan Laba Rugi KontribusiPenjualan 1 Pengeras Suara
Total Per UnitPenjualan 1 buah 250 250Beban variabel 150 150Margin Kontribusi 100 100Beban Tetap 35.000Rugi neto operasi (34.900)
Laporan Laba Rugi KontribusiPenjualan 1 Pengeras Suara
Total Per UnitPenjualan 2 buah 500 250Beban variabel 300 150Margin Kontribusi 200 100Beban Tetap 35.000Rugi neto operasi (34.800)
* Semakin banyak pengeras suara yang terjual, semakin meningkat beban variabel dan margin kontribusi tetapi semakin rendah kerugian yang akan ditanggung perusahaan.
A. Hubungan Biaya, Volume, dan Laba dalam Bentuk Persamaan
Laba = (Penjualan – beban variabel) – beban tetap
Jika hanya punya 1 produk
Penjualan = harga jual per unit (P) x unit terjual (Q)Beban variabel = beban variabel per unit (V) x unit terjual (Q)Laba = (P x Q – V x Q) – beban tetap
Rasio Margin Kontribusi (Rasio MK)
Rasio MK untuk menghitung perubahan dalam margin kontribusi dan laba bersih operasi perusahaan karena adanya peningkatan atau penurunan penjualan.
Rasio MK = Margin kontribusi Penjualan
Jika hanya satu produk, maka..
Rasio MK = Margin kontribusi per unit
Harga jual per unit
Total Per Unit Persentase Penjualan
Penjualan (400 pengeras suara)Beban variabelMargin kontribusiBeban tetapLaba neto operasi
100.00060.00040.00035.0005.000
250150100
100 %60%40%
Contoh
Rasio MK 40 % artinya per 1 dollar penjualan, total margin kontribusi akan naik sebesar 40 sen. Laba tersebut juga akan naik sebesar 40 sen, asumsinya biaya tetap tidak dipengaruhi oleh kenaikan penjualan.
Persamaan pengaruh dari perubahan penjualan terhadap margin kontribusi :Perubahan MK = rasio MK x perubahan penjualan
Hubungan antara laba dengan rasio MK :Laba = rasio MK x penjualan - beban tetap
Rasio Beban Variabel : rasio dari beban varabel terhadap penjualan.Rasio beban variabel = beban variabelpenjualan
Rasio MK = margin kontribusi / penjualanRasio MK = penjualan-beban variabel/ penjualan
PenurunanRasio MK = 1-rasio beban variabel / penjualan
B. Analisis Target Laba
Analisis target laba adalah perhitungan seberapa banyak penjualan untuk laba yang telah ditargetkan oleh perusahaan.
1) Metode PersamaanLaba = margin kontribusi per unit x Q – beban tetap
2) Metode RumusUnit penjualan mencapai target laba= target laba + beban tetap²margin kontribusi per unit
4. GRAFIK HUBUNGAN BIAYA - VOLUME – LABA
Hubungan antara pendapatan, biaya, laba dan volume dapat disajikan dalam bentuk grafik CVP yang menggambarkan hubungan dari serangkaian aktivitas dan dapat maemberikan perspektif yang tidak dapat diperoleh dalam metode yang lainnya.
Grafik CVP digambarkan berdasarkan beberapa asumsi penting, yaitu :
1. Analisis mengasumsikam suatu fungsi pendapatan linear dan suatu fungsi biaya linear.
2. Analisis mengasumsikan bahwa harga, biaya tetap total, dan biaya variabel unit dapat secara tepat diidentifikasi dan tetap konstan disemua rentang yang relevan.
3. Analisis mengasumsikan bahwa apa yang diproduksi dijual. 4. Untuk menganalisis produk berganda, kombinasi penjualan
diasumsikan diketahui. 5. Harga penjualan dan biaya diasumsikan diketahui dengan pasti.
Proses membuat grafik CVP dapat melalui tiga tahap, yaitu :
1. Buatlah garis paralel dengan sumbu volume untuk menunjukkan besarnya total biaya tetap.
2. Pilihlah beberapa volume penjualan dan plot dengan total biaya ( tetap dan variabel ) pada tingkat aktivitas yang dipilih , tarik garis dari titik tersebut ke titik potong sumbu vertikal dengan biaya tetap
3. Tentukan volume penjualan dan buatlah titik yang menunjukkan total penjualan pada tingkat aktivitas yang dipilih , tarik garis dari titik tersebut ke titik pusat.
5. Risiko dan Ketidakpastian• Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya
diketahui dengan pasti• Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan
keputusan bisnis dan bagaimananpun hal itu harus ditangani• Secara formal, risiko berbeda dengan ketidak pastian.
Distribusi probabilitas variable pada risiko dapat diketahui, sedangkan distribusi probabilitas variable pada ketidakpastian tidak diketahui.
• Margin pengaman ( margin of safety ) adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas.
• Dalam bidang keuangan pengungkit operasi berkaitan dengan bauran relative dari biaya tetap dan biaya variable dalam suatu organisasi. Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variable adalah suatu hal yang mungkin dilakukan.
• Tingkat pengungkit operasi (degree of operating leverage – DOL) untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.
• Tingkat pengungkit operasi = Margin kontribusi/laba