Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016
123
Embed
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015sumbar.litbang.pertanian.go.id/images/ok2.pdf · (RPJMN) Tahun 2015-2019, yang merupakan tahun awal penuntasan kinerja tahun 2015-2019.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
1
LAPORANAKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2015
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN
2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
2
LAPORANAKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2015
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN
2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP ) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
Barat sebagai salah satu instansi penerintah disusun
sebagai pertanggung jawaban terhadap akuntabilitas
kinerjanya sesuai dengan tugas pokok, fungsi, dan
kewenangan pengelolaan sumberdaya yang ditetapkan
sebelumnya.
Hal ini sesuai dengan Inpres No.7 tahun 1999 yang mengamanatkan tentang
setiap instansi pemerintah wajib menyusun LAKIP setiap akhir tahun anggaran,
sesuai keputusan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian No. 161/2006, BB
Pengkajian mengemban mandate membina dan mengkoordinasikan pelaksanaan
, pengembangan, dan perakitan teknologi spesifik lokasi yang dilakukan
Balai/Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (B/LPTP) Oleh karena itu, BB
Pengkajian juga berkewajiban untuk melaporkan Akuntabilitas Kinerja BPTP
secara keseluruhan.
Kepada semua pihak yang telah beradaptasi dan berkontribusi dalam
penyusunan laporan ini disampaikan terima kasih. Harapan kami, semoga
laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi BB Pengkajian dan BPTP dalam
perbaikan kinerja kedepan.
KepalaBalai
Dr.Ir,Hardiyanto,MSc
NIP. 196005031986031001
3
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP ini dibuat dan disampaikan setelah selesainya pelaksanaan
kegiatan penelitian, pengkajian, dan diseminasi tahun anggaran 2015 sebagai
salah satu bentuk pertanggung jawaban Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Sumatera Barat sebagai instansi pemerintah.
Pada tahun anggaran 2015, kegiatan penelitian, pengkajian, dan
diseminasi yang dilaksanakan BPTP Sumatera Barat mendapat dukungan
pendanaan APBN melalui DIPA BPTP Sumatera Barat; DIPA BBP2TP, DIPA BB
Mektan dan DIPA Badan Litbang Pertanian.
Kegiatan yang telah dilaksanakan terdiri dari satu program utama, yaitu:
Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan, dengan
sub program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian
dengan 8 kegiatan utama, yaitu: (1) Pengkajian teknologi unggulan spesifik
lokasi; (2) Teknologi diseminasi yang didistribusikan ke pengguna; (3)
Kegiatan strategis nasional/ Daerah yang memperoleh pendampingan
inovasi oleh BPTP dan dapat mencapai target sasarannya; (4) Kerjasama
pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi pertanian ; (5)
Rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan pertanian; (6)
Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi teknologi
pertanian; (7) Jumlah Produksi Benih Sumber; (8) Model Pengembangan
Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri.
Persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) masukan
(input) Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan
penelitian, pengkajian, diseminasi, dan kegiatan lain adalah sebesar 100
%, sedangkan realisasi keluaran output secara keseluruhan mencapai
102,71 % Meskipun demikian ada capaian output kegiatan kurang tidak
mencapai realisasi 100%. Sedangkan persentase pencapaian rencana
tingkat capaian (target) realisasi keuangan termasuk relatif tinggi, yaitu
mencapai (98,29%).
4
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Tingginya capaian realisasi ini disebabkan antara lain: (1)
Kerjasama yang baik antara peneliti, penyuluh, litkayasa, dan seluruh staf
administrasi/keuanganBPTP Sumatera Barat; (2) Kegiatan monitoring dan
evaluasi secara terus menerus dan berkala; (3) Terintegrasinya beberapa
kegiatan seperti SLPTT (padi, dan jagung ), PSDS/K, MKRPL, dan
Pengembangan Kawasan Hortikultura; (4) Kerjasama yang terjalin baik
dengan dinas/instansi terkait baik di tingkat pusat maupun daerah; dan
(5) Perhatian dan dukungan yang tinggi dariKepala BPTP Sumatera Barat.
5
Kata Pengantar i
Ikhtisar Eksekutif ii
Daftar Isi iii
DaftarTabel iv
DaftarGambar v
Bab I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tugas, Fungsi dan OrganisasiStrategi
1.3. Tujuan
1
1
3
5
Bab II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 6
Bab III. AkuntabilitasKinerja 17
Bab IV. Penutup 49
Tabel 1. Rencana Kinerja Tahunan BPTP Sumatera BaratTahun 2014
10
Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan BPTP Sumatera BaratTahun 2015
12
Tabel 3. Pagu Anggaran berdasarkan Output Kegiatan 15
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
6
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BPTP Sumatera Barat Pengkajian TA 2010-2014
Tabel 4. Rekapitulasi Teknologi Spesifik Lokasi lingkupBPTP Sumbar, 2014.
18
Tabel 5. Keragaan komponen hasil pengujian adaptasi 10galur/varietas pada lokasi Piai MT 2014.
19
Tabel 6. Keragaan komponen hasil pengujian adaptasi 10galur/varietas pada lokasi Sungai TarabMT 2014.
19
Tabel 7. Pertumbuhan generatif dan hasil tanaman Paditeknologi salibu dan tanam pindah Pada TigaDaerah Di Sumatera Barat (2014).
20
Tabel 8. Jenis Tanaman Koleksi Hasil Eksplorasi besertaAsalnya, 2014
26
Tabel 9. Rataan tinggi tanaman, jumlah anakan produktifper rumpun dan hasil padisawahvarietaslokalSumatera Barat. Padang, MH 2014.
29
Tabel 10. Capaian Jumlah Kinerja Teknologi Spesifik LokasiBPTP Sumatera Barat 2010-2014
31
Tabel 11. Rekapitulasi Output Teknologi yangDidiseminasikan
31
Tabel 12. Capaian Jumlah Kinerja diseminasi teknologipertanian BPTP Sumatera Barat 2010-2014.
32
Tabel 13. Rekapitulasi Kegiatan Pendampingan ProgramStrategis Kementan Lingkup BPTP Sumbar.
33
Tabel 14. Capaian jumlah kinerja kegiatan pendampinganinovasi pertanian dan program strategis nasionalBPTP Sumatera Barat 2010-2014.
39
Tabel 15. Capaian Jumlah Kinerja kerjasama nasional daninternasional BPTP Sumatera Barat 2010-2014.
40
Tabel 16. Capaian jumlah kinerja sinergi operasionalpengkajian dan pengembangan inovasi pertanianBPTP Sumatera Barat 2010-2014.
Model Pengembangan InovasiPertanian BioindustriBerkelanjutan Spesifik Lokasi
1.025.000 99.98 900.000
1.801.105 Sekolah Lapang KedaulatanPangan Mendukung SwasembadaPangan Terintegrasi Desa Mandiri
Benih
185.491
1.801.994 Layanan Perkantoran 15.851.005 99.45 16.270.930
1.801.995 Kendaraan bermotor 304.200
1.801.996 Perangkat Pengolah data dankomunikasi
98.600 97.07 73.100
1.801.997 Peralatan dan fasilitas kantor 544.800 94.87 190.000
1.801.998 Gedung dan Bangunan 1.011.000 31.82 2.345.300
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
III. AKUNTABILITAS KINERJA
III.1 Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar
Dalam tahun anggaran 2015, BPTP Sumbar telah menetapkan lima sasaran strategis
yang akan dicapai yaitu: Sasaran Strategis yang ingin dicapai pada periode 2015-
2019 yaitu:
1. Tersedianya teknologi pertanian spesifik lokasi
2. Terdiseminasikannya inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi;
3. Terlaksananya kegiatan strategis nasional/ Daerah melalui pendampingan oleh
BPTP;
4. Terlaksananya kerjasama pengkajian, pengembangan dan pemanfaatan inovasi
pertanian
5. Dihasilkannya rumusan rekomendasi kebijakan mendukung pembangunan
pertanian
6. Dihasilkannya sinergi operasional serta terciptanya manajemen pengkajian dan
pengembangan inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
7. Tersedianya benih sumber mendukung sistem perbenihan
8. Tersedianya Model Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri
Selanjutnya, delapan sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan 8 indikator kinerja
output berupa: 1) Jumlah teknologi spesifik lokasi; 2) Jumlah teknologi diseminasi
yang didistribusikan ke pengguna; 3) Jumlah laporan kegiatan strategis nasional/
Daerah yang memperoleh pendampingan inovasi oleh BPTP dan dapat mencapai
target sasarannya; 4) Jumlah laporan kerjasama pengkajian, pengembangan dan
pemanfaatan inovasi pertanian; 5) Jumlah rekomendasi kebijakan mendukung
pembangunan pertanian; 6) Dukungan pengkajian dan percepatan diseminasi
inovasi teknologi pertanian; 7) Jumlah Produksi Benih Sumber; 8) Jumlah Model
Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Bioindustri
III.2 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2015
Pengukuran kinerja terhadap keberhasilan Instansi Pemerintah dapat
dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil aktual yang dicapai dengan
sasaran dan tujuan strategis. Pengukuran kinerja juga didifinisikan sebagai suatu
metode untuk menilai kemajuan yang selalu dicapai dibandingkan dengan tujuan
yang selalu ditetapkan. Pengukuran keberhasilan kinerja suatu Instansi Pemerintah
diperlukan indikator sebagai tolok ukur pengukuran. Pengertian indikator kinerja
adalah ukuran kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Sesuatu yang dapat
dijadikan indikator kinerja yang berlaku untuk semua kelompok kinerja harus
No
1
KEGIATAN/SUB KEGIATAN
Optimalisasi lahan tadah hujan Mendukung Ketahanan
Pangan di Sumbar
Jumlah
Teknologi
1
2 Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas dan Peta
rekomendasi teknologi pertanian dalam mendukung
optimalisasi produk pertanian Di 3 kab/kota di sumatera
barat
6 peta
3 Kajian Pascapanen Ubikayu Mendukung Pengembangan
AgroIndustri di Sumatera Barat
1
4 Pengelolaan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman 1 paket data
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
secara objektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, (3) harus relevan,
(4) dapat dicapai, penting dan harus berguna untuk menunjukkan keberhasilan
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan dampak, (5) harus fleksibel dan
sensitif dan (6) efektif, data/informasi yang berkaitan dengan indikator dapat
dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Secara umum indikator kinerja memiliki
beberapa fungsi yaitu (1) dapat memperjelas tentang apa, berapa dan kapan suatu
kegiatan dilaksanakan (2) membangun dasar bagi pengukuran, analisis dan evaluasi
kinerja unit kerja.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BPTP Sumbar diawali dengan
perencanaan dengan menyusun penggunaan sarana, sumber daya manusia, melalui
suatu proses, menghasilkan suatu teknologi dan memberikan kesejahteraan bagi
petani dan masyarakat. Oleh karena itu faktor yang dapat dinilai dari tahapan ini
adalah dalam bentuk kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan sampai
dengan dampaknya bagi pengguna. Adapun kriteria keberhasilannya dilihat dari
realisasi terhadap target, sasaran kegiatan yang dilaksanakan, serta permasalahan
dan upaya yang telah dilakukan.
c. Analisis Capaian Kinerja
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2015 BPTP Sumbar dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Sasaran. 1 Tersedianya inovasi pertanian unggul spesifik lokasi
Indikator Kinerja
Jumlahteknologi spesifik lokasi
Target
5
Realisasi
6
%
120
Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2015 telah
tercapai sebesar 140 persen, atau terealisasi 7 teknologi dari target 5 teknologi.
Sehingga dapat dikatakan berhasil. Adapun rincian output serta outcome yang
telah dicapai dari kegiatan ini diuraikan sebagai berikut:
Tabel 1. Jumlah Teknologi Spesifik Lokasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
5
6
7
8
9
Kajian Efektivitas dan Verifikasi Penerapan KATAM Terpadu
Pada Sentra Padi di Sumatera Barat
Kajian Adaptasi indojarwo transplanter mendukung
swasembada beras berkelanjutan di kawasan
pengembangan padi di Sumatera barat
Pengkajian Sistem Integrasi Ternak - Tanaman di KP
Sitiung Sumatera Barat (Sapi-Sawit)
Penerapan Teknologi Salibu Pada Kawasan Pengembangan
Padi Di Sumatera Barat
Model SUT komoditas Sayur-Sayuran Dalam Kawasan
Pengembangan Jeruk Di Sumatera Barat
Total
1
1
1
1
1
7
Paket Teknologi Budidaya Tanaman Pangan Spesifik Lokasi
Pada tahun 2015, BPTP Sumbar menghasilkan teknologi budidaya tanaman
pangan padi spesifik lokasi sebagai berikut:
1. Optimalisasi lahan tadah hujan Mendukung Ketahanan Pangan di
Sumbar
Pada tahun 2015 telah dilakukan kegiatan kajian optimalisasi lahan
sawah tadah hujan melalui pengujian tiga paket pemupukan dengan lima
varietas unggul jagung dan kacang tanah. Pengkajian dilakukan pada MK
2015 di dua lokasi lahan sawah tadah hujan yaitu di Nagari/Desa Lurah
Ampalu, Kabupaten Padang Pariaman yang merupakan lahan sawah
tadah hujan dataran rendah dan Nagari/Desa Guguk, Kabupaten Solok
yang merupakan lahan sawah tadah hujan dataran tinggi.
Hasil jagung dalam bentuk tongkol menunjukkan paket pemupukan
spesisfik lokasi memberikan hasil cukup tinngi yaitu 7,39 t/ha cenderung
sama dengan pemupukan berdasarkan rekomendasi umum yaitu 7,05
t/ha. Sedangkan dibandingkan dengan cara pemupukan petani yang
memperoleh hasil 6,26 t/ha nyata berbeda. Sementara untuk hasil
kacang tanah dalam bentuk polong ternyata paket pemupukan spesisfik
lokasi memberikan hasil cukup tinggi yaitu 2,43 t/ha juga cenderung
sama dengan pemupukan berdasarkan rekomendasi umum yaitu 2,36
t/ha. Sedangkan dibandingkan dengan cara pemupukan petani yang
tanpa pemberian pupuk anorganik memperoleh hasil lebih rendah yaitu
1,85 t/ha dan nyata menunjukan perbedaan. Sedangakan dari lima
varietas kacang tanah yang diuji menunjukan perbedaan yang nyata,
varietas Takar-2 dengan hasil dengan 2,61 t/ha menunjukan hasil
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
tertinggi dan cenderung sama hasil yang diperoleh varietas Takar-1,
tetapi berbeda dengan varietas lainnya
Gambar 1. Temu lapang dan pelatihan teknologi budidaya jagung dankedelai serta panen dan prosesing hasil kegiatan optimalisasilahan sawah tadah hujan di Nagari Lurah Ampalu KabupatenPadang Pariaman, MK 2015.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar 2. Keragaan pertumbuhan tanaman jagung dan kacang tanah
berumur + 70 hari hari pada kegiatan optimalisasi lahansawah tadah hujan di Nagari Guguak Kabupaten Solok, 10Januari 2016.
2. Penyusunan Peta Pewilayahan Komoditas dan Peta rekomendasi
teknologi pertanian dalam mendukung optimalisasi produk
pertanian Di 3 kab/kota di sumatera barat
ZAE merupakan pengelompokan wilayah ke dalam zona-zona yang
mempunyai kesamaan/keseragaman karakteristik sumberdaya lahan
(biofisik). Setiap zona agro ekologi mencerminkan kesamaan faktor-faktor
sumberdaya lahan, seperti: lereng, topografi, litologi, drainase dan iklim
(tipe curah hujan, kelembapan udara, dan radiasi matahari). Dengan
demikian, setiap zona mempunyai kesamaan dalam kelompok komoditas
yang tumbuh secara alami maupun yang dibudidayakan. Dengan dasar ZAE
skala 1:250.000 tersebut dilakukan pendetilan data dan informasi
sumberdaya lahan pada skala yang lebih besar, yaitu skala 1:50.000.
Pewilayahan komoditas untuk tahun 2015 dilaksanakan untuk kabupaten
Solok Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Pariaman, serta
penyusunan peta satuan lahan analisis dan peta operasinal lapangan untuk
kota Padang.
Ketersediaan lahan untuk pengembangan sistem pertanian dan kehutanan
di kabupaten Solok Selatan seluas 361.018 Ha, terdiri dari 119 satauan
lahan. Luas lahan konservasi dengan komoditas tanaman kehutanan seperti
mahoni dan surian 157.996,6 Ha atau 43,77 % dari total lahan yang
tersedia. Sisanya 56,23 % yang dapat dijadikan untuk pengembangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
perkebunan. Untuk kawasan konservasi terdapat 2 zona agroekologi, dan
18 zona agroekologi untuk komoditas tanaman pangan, hortikutura, dan
perkebunan.
Ketersediaan lahan untuk pengembangan sistem pertanian dan kehutanan
di kabupaten Padang Pariaman seluas 140.343 Ha, taerdiri dari 65 satuan
lahan. Luas lahan konservasi 8.887 Ha atau 6,36 % dari total lahan yang
tersedia. Sisanya 93,64 % dapat dijadikan untuk pengembangan sistem
pertanian untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebuna.
Untuk kawasan konservasi terdapat 1 zona agroekologi, dan 16 zona
agroekologi untuk komoditas tanaman pangan, hortikutura, dan
perkebunan.
Ketersediaan lahan untuk pengembangan sistem pertanian dan kehutanan
di Kota Pariaman seluas 6.513 Ha, terdiri dari 6 satuan lahan. Luas lahan
konservasi 1.181 Ha atau 18,16 % dari total lahan yang tersedia. Sisanya
81,84 % dapat dijadikan untuk pengembangan sistem pertanian untuk
komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan. Untuk kawasan
konservasi terdapat 1 zona agroekologi, dan 5 zona agroekologi untuk
komoditas tanaman pangan, hortikutura, dan perkebunan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Peta-Peta yang dihasilkan dalam pelaksanaan kegiatan AEZ tahun 2015
Gambar. Peta Adminstrasi Kabupaten Solok Selatan (Bappeda Solok Selatan, 2014)
Gambar. Petas satuan lahan analisis Kabupaten Solok Selatan
Gambar. Petas Operasinal Lapangan Kabupaten Solok Selatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Peta Tanah Semi Detail Kabupaten Solok Selatan, skala 1 : 50.000
Gambar. Peta Zona Agroekologi kabupaten Solok Selatan, skala 1 :50.000.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Peta Administrasi Kabupaten Padang Pariaman (Bappeda Prov.
Sumatera Barat, 2014)
Gambar. Petas satuan lahan analisis Kabupaten Padang Pariaman
Gambar. Peta Operasinal Lapangan Kabupaten Padang Pariaman
1. Pameran dalam rangka Hari Ulang Tahun Kabupaten Solok ke 102tanggal 7 – 11 April 2015
2. Pameran Gelar Pangan Nusantara yang di adakan di LapanganTarandam Kota Padang TGL 15-18 September 2015
3. Pameran dalam rangka Temu Peneliti, Penyuluh dan Stake Holder, 6Oktober 2015
4. Pameran dalam rangka Hari Pangan Sedunia di Palembang padatanggal 15-19 Nopember 2015.
5. Pameran dalam rangka Hari Pangan di Kantor Ketahan PanganProvinsi Sumatera Barat, tanggal 28-30 Nopember 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Tabel . Pembuatan dan Perbanyakan Ulang Media Informasi (leaflet, brosur,
Banner, Poster, dan DVD teknologi)
Tabel. Kegiatan Diseminasi Tahun 2015, melalui promosi dan partispasi Pameran
dalam berbgai iven tingkat daerah dan nasional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Pameran dalam rangka Pameran Gelar Teknologi Pangan
Nusantara di Padang dan Hari Pangan Sedunia, di Palembang
Gambar. Partisipasi dalam Raker Badan Litbang Pertani dan fasilitasi Rektor Unand
dalam Penandatangan Mou dengan Balitbangtan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Koordinasi dan singkronisasi kegiatan UPSUS, Pengembangan kawasan
horti, Pengembangan Klaster Sayuran antara Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Prov. Sumbar, Dinas Pertanian Kota Payakumbuh, dan Bank
Indonesia. Payakumbuh, 6 Mei 2015
Tanaman Agro Inovasi
1.
2.
3.
Terbangunnya sebuah Taman Agro Inovasi yang mendisplay
beberapa inovasi teknologi Balitbangtan, antara lain berbagai
varietas tanaman pangan dan palawija, hortikultura, biofarmaka
serta teknologi hemat lahan dan air (vertikultur, hidroponik,
aquaponik, vertiminaponik, dan wall gardening).
Taman Agro Inovasi BPTP Sumbar selama tahun 2015 telah
menerima dan melayani pengunjung (beragrowidyawisata) sebanyak
+ 450 pengunjung yang terdiri dari: kelompok tani, KWT,
Dasawisma, PKK, Penyuluh, PMT, Siswa sekolah, dan pengguna
lainnya.
Taman Agro Inovasi BPTP Sumbar telah memberikan layanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
tentang teknologi yang dibutuhkan kepada calon pengguna
teknologi serta medistribusikan benih/bibit sesuai dengan stock ada.
4. Selama tahun 2015 Taman Agro Inovasi BPTP Sumbar telah
membagikan hasil panen kepada konsumen/pengunjung sebagai
ajang promosi keberadaan Taman Agro Inovasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar : Kondisi Tanaman Agro Inovasi BPTP Sumatera Barat
Peningkatan Komunikasi Peneliti-Penyuluh BPTP dengan
Stakeholder lainnya dalam Upaya Percepatan Diseminasi InovasiTeknologi Badan Litbang Pertanian
Pengkajian bertujuan untuk: (1) Menghasilkan satu rumusan yang
menggambarkan peningkatan kuantitas, kualitas dan efektifitas komunikasi,interaksi, kerjasama antara peneliti dan penyuluh BPTP dengan Bakorluh,Bapelluh, BPK, kelembagaan tani, widyaiswara, guru dan Perguruan Tinggiserta stakeholder lainnya dalam rangka diseminasi inovasi teknologi BadanLitbang Pertanian. (2) Mendiseminasikan inovasi teknologi Badan LitbangPertanian melalui peningkatan kapasitas dan komunikasi dengan penyuluhBakorluh, Bapelluh, dan BPK. (3) Meningkatkan 25% pengetahuan, sikapdan keterampilan sasaran terhadap satu paket inovasi teknologi budidayabawang merah dataran rendah melalui demplot dan Sekolah Lapang (SL) diBPK. Hasil pengkajian: (1) Temu peneliti penyuluh telah dilaksanakan padatanggal 6 Oktober 2015 dan telah menghasilkan satu rumusan. Padapertemuan telah didiseminasikan inovasi teknologi pertanian Balitbangtan(PAJALE, BAMBAI, dan sapi mulai dari sistem produksi benih varietasunggul, teknik produksi, prosesing hasil, alsintan, dan kalender tanam)kepada 100 orang peserta. (2) Melalui peningkatan komunikasi penyuluh keBPK telah didiseminasikan 7 (tujuh) komponen/paket inovasi teknologikepada penyuluh lapang di 21 BPK. Para penyuluh lapang masihmembutuhkan informasi inovasi teknologi dari BPTP Sumbar terutama untuk6 (padi sawah, jagung, cabe, bawang merah, sapi dan kerbau) komoditasstrategis Kementan. Beberapa teknologi yang telah dihasilkan Badan Litbangsulit diterapkan karena tidak tersediannya sarana dan prasaran, VUB padisawah kurang sesuai selera, VUB jagung tidak tersedia di lapangan,
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
keterampilan petani tentang budidaya bawang merah di dataran rendah.
Pengetahun sebelum SL berkisar antara tidak tahu sampai kurang tahu85,72 persen dan setelah SL meningkat menjadi antara tahu dan sangattahu 77,86 persen. Skor pengetahuan meningkat dari 1,96 (kurang tahu)menjadi 3,75 (tahu). Sikap petani sebelum SL antara setuju dan sangatsetuju 55,7 persen, berubah menjadi setuju dan sangat setuju sebanyak90,7 persen. Skor sikap meningkat dari 3,41 (antara ragu-ragu dan tahu)menjadi 4,08. (tahu). Setelah SL terjadi peningkatan keterampilan sebagainbesar petani sehingga menjadi terampil dan sangat terampil 56,7 persen.Skor keterampilan meningakt dari 2,5 (antara kurang terampil dan rag-ragu)menjadi 3,4 (antara ragu-ragu dan tahu). Produktivitas demplot bawangmerah berkisar antara 8,02 t/ha (Bima) sampai 13,00 t/ha (Kramat 1)dengan rata-rata 10,88 t/ha.
Tabel . Kegiatan peningkatan kapasitas penyuluh
No
1.
2.
3.
4.
5.
Kegiatan
Pembinaan penyusunan kredit point oleh
peyuluh BBP2TP (Ir. Sad Utomo, M.Si)Mengikuti Workshop Peningkatan Komunikasi
dan Koordinasi Kelembagaan PenyuluhMendukung Upsus Swasembada Pangan diBBP2TP Bogor tgl 24 s/d 26 Mei 2015
Pelatihan Audio Visual tanggal 29 s/d 2 Juni
2015 di BogorMengikuti Temu Teknis Fungsional Non Peneliti
Badan Litbang Pertanian tanggal 24 s/d 25Agustus 2015Mengikuti Pertemuan Koordinasi Kapasitas
Penyuluh yang bertepatan dengan Hari PanganSedunia ke 35 di Palembang
Sosialisasi kegiatan diseminasi inovasi teknologi budidaya bawang merah di
BPK Nan Sabaris Kab. Padang Pariaman tanggal 9 Juli 2015 dihadiri Dinas
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Sekolah Lapangan pengolahan lahan, pemupukan dasar dan penanamanbawang merah
Model Penyediaan Benih Untuk Pemenuhan Kebutuhan Wilayahnya
Melalui Peningkatan Kemampuan Calon Penangkar
Hasil kegiatan menunjukkan bahwa varietas unggul baru belum
banyak berkembang pada kedua lokasi pengkajian yaitu Sitiung dan
Sijunjung dan masih didominasi oleh varietas unggul lama yaitu Mekongga,
Ciherang, IR 64 untuk Sitiung dan Junjung, Batang Piaman, IR 42 dan
Cisokan untuk Sijunjung. Kepemilikan lahan di Sitiung berkisar 0,50 – 1,00
ha dan relatife jauh lebih luas dibandingkan dengan di Sijunjung yang
kepemilikan hanya 0,30 – 0,75 ha. Untuk kegiatan pembinaan calon
penagkar disepakati kelompok Tani Kemala dan Embrio Kenegarian Sungai
Dua Kecamatan Sitiung, kabupaten Dharmasraya dan kelompok tani Tunas
Mekar negari Tanjung Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijujung. Pada lokasi
tersebut tidak ditemui penangkar formal dan petani umumnya masih
menggunakan benih yang berasal dari pertanaman sebelumnya atau
ditukarkan dengan petani lainnya. Kondisi yang demikian sangat memungkin
untuk menumbuhkan kelompok penangkar yang dapat memproduksi untuk
keperluan sendiiri atau untuk wilayahnya.
Bimbingan teknis tehadap penangkar benih padi sawah telah
dilakukan pada kelompok Embrio dan Kemala di Sitiung Dharmasraya serta
Tunas Mekar di Tanjung Sijunjung yang dimulai dari pemilihan varietas yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
pengolahan tanah yang sempurna, perbaikan sistem tanam dari sistem
tanam pindah yang tidak beraturan dengan sistem ligowo 4:1 dan 2:1,
teknik rouging/seleksi pada stadia vegetatif, stadia generatif, panen dan
prosessing hasil sampai distribusi.
Benih Sebar (ES) varietas Mekongga dan Inpari 30 telah berhasil
disertifikasi oleh kelompok tani Kemala berturut 1.998 kg dan 250 kg,
varietas Mekongga oleh kelompok tani Embrio sebanyak 4.050 kg. Varietas
Junjuang dan Inpari 21 Batipuah sebanyak 3.250 kg dan 800 kg.
Permasalah yang dihadapi kelompok Embrio dan Kemala di Sitiung benih
tersebut belum distribusikan masing-masing adalah 1.498 kg varietas
Mekongga dan 1.000 kg varietas Inpari 30 pada kelompok Tani Kemala,
serta 3.050 kg varietas Mekongga pada Kelompok Tani Embrio. Hal ini
disebabkan waktu pertanaman musim selanjutnya calon benih masih
mengalami masa dormansi. Sedangkan pada kelompok Tunas Mekas semua
varietas Junjuang dan 200 kg varietas Inpari 21 Batipuah telah disalurkan
pada petani sekitarnya. Berdasarkan uji preferensi konsumen dan potensi
hasil ternyata varietas Inpari 21 Batipuah berpeluang dikembangkan pada
konsumen yang menyenangi pulen dan pera sedangkan varietas Inpari 30
pada konsumen pulen.
Keragaan rouging dilapangan di Sitiung dan Sijunjung disajikan pada
Gambar.
Gambar. Diskusi dan bimbingan dilapangan pada stadia berbunga Sitiung
SASARAN INDIKATOR KONERJA Realisasi (%)
2015 2016 2017 2018 2019
Meningkatnya
Penyebarluasan
(Diseminasi)Teknologi
Pertanian.
Jumlah Teknologi
Yang Didesiminasikan
Kepengguna
Jumlah kegiatan
pendampingan
inovasi Pertanian dan
Program Strategis
Nasional.
Jumlah rekomendasi
kebijakan mendukung
empat sukses
kementan.
100
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Diskusi bersama kepala BPTP Sumbar dan rouging di Sitiung
Gambar. Monev dari Puslitbangtan dan Rouging di Sijunjung.
Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.
Tabel. Capaian Jumlah Kinerja diseminasi teknologi pertanian BPTP Sumatera Barat 2015-2019.
Sasaran 3 Laporan pelaksanaan kegiatan pendampingan inovasi
pertanian dan program strategis nasional.
Jumlah laporan strategis nasional/daerah
yangmemperoleh pendampingan inovasi
Target
6
Realisasi
8
%
133
No. Kategori Jumlah Laporan
1 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian NasionalTanaman Pangan Komoditas Padi (1 Lokasi)
1
2 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian NasionalHortikultura Cabe (6 lokasi), Bawang Merah (3 Lokasi), Jeruk (4Lokasi)
1
3 Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasionaltanaman Perkebunan Komoditas Kakao (2 Lokasi)
1
4 Pendampingan pengembangan kawasan pertanian nasionalpeternakan komoditas sapi potong (3 lokasi) dan Kerbau (2 Lokasi)
1
5 Pendampingan Pengembangan UPSUS PJK, ATP dan KomoditasUtama Kementan di Sumatera Barat
1
6 Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 1
7 Taman Teknologi Pertanian 1
8 Pendampingan PUAP BPTP Sumatera Barat 1
9 Pendampingan Kalender Tanam Terpadu (KATAM) Padi Sawah,Kedelai dan Jagung
1
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Tabel. Rekapitulasi Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementan Lingkup BPTP Sumbar.
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian NasionalTanaman Pangan Padi
Untuk mendukung target swasembada berasKementerian Pertanian
melaksanakan kegiatan antara lain: perbaikan jaringan irigasi,pengembangan optimalisasi lahan, gerakan pengembangan penerapanteknologi terpadu (GP-PTT), bantuan alat dan mesin pertanian. Salah satukegiatan GP-PTT padi sawah dilaksanakan di kabipaten Dharmasraya.Kegiatan penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember 2015.Penelitian bertujuan: (a) Meningkatkan produktivitas padi sawah minimal10% pada kawasan pengembangan padi sawah di KabupatenDharmasraya; (b) Meningkatkan minimal 20% penerapan inovasi teknologipadi sawah pada kawasan pengembangan padi sawah di KabupatenDharmasraya; (c) Mengetahui tingkat penerapan inovasi teknologi padisawah oleh petani pada kawasan pengembangan padi sawah di KabupatenDharmasraya, dan (d) Meningkatkan pengetahuan PPL dan petani tentanginovasi teknologi pertanian pada kawasan pengembangan padi sawah diKabupaten Dharmasraya. Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampaiDesember 2015 dengan menggunakan analisis before and after serta withdan without. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Baseline survei telahdilaksanakan pada 6 (enam) kelompok tani antara lain: Sitiung Jaya, TirtaYasa, dan Tegal Urip di Kecamatan Kotobaru, Kelompok tani Kemala,Embrio, dan Tirta Sari di Kecamatan Sitiung dengan jumlah semua anggotakelompok tani sebanyak 155 orang dengan luas sawah 150 ha. Rata-rataanalisis usahatani padi sawah di Kecamatan Kotobaru memberikankeuntungan sebesar Rp. 11.049.333,3 dengan B/C rasio 1,41, sedangkan diKecamatan Sitiung dengan keuntungan mencapai Rp. 8.150.000 dengan B/Crasio 0,9; (2) Hasil demplot VUB Inpari 30 di kelompok tani Sitiung Jayamencapai 6,50 t/ha dan pada kelompok tani Kemala 6,10 t/ha, sedangkanhasil varietas pembanding (Mekongga) hanya 6,0 t/ha di kecamatanKotobaru dan hanya 4,10 t/ha di kecamatan Sitiung. Setelah dilakukandisplai VUB dan inovasi teknologi padi sawah lainnya, memberikankeuntungan pada kelompok tani Kecamatan Sitiung sebesar Rp.19.770.000,- dan pada kelompok tani di Kecamatan Kotobaru sebesar
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
setelah pelaksanaan display inovasi teknologi, pelatihan dan kegiatandiseminasi inovasi teknologi lainnya; dan (4) Untuk peningkatan diseminasiinovasi teknologi telah dilakukan pendistribusian leaflet dan poster inovasiteknologi padi sawah serta BWD serta temu lapang dan panen raya dihadirioleh Bupati Dharmasraya, Kepala Distan Sumbar, Distanhorti Kab.Dharmasraya, Kepala BPTP Sumbar, SKPD lingkup kabupaten Dharmasraya,peneliti/penyuluh BPTP Sumbar, Camat, Walinagari, koordinator BPP, PPLdan anggota kelompok tani.
Gambar: Kegiatan pelaksanaan baseline survei dan pelatihan teknologipada kegiatan pendampingan GP-PTT padi sawah dalam kawasan
pengembangan Padi sawah Kabupaten Dharmasraya
Gambar: Keragaan displai VUB Inpari 30 pada kegiatan pendampingan GP-PTT padi sawah dalam kawasan pengembangan Padi sawah di
Kabupaten Dharmasraya
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Hortikultura Cabe (6 lokasi), Bawang Merah (3 Lokasi), Jeruk (4
Lokasi)
Tujuan kegiatan ini adalah: (a) Melakukan pendampingan dalam
rangka meningkatkan kemampuan dan kemauan petani untuk penerapan
inovasi teknologi PTT cabe; dan (2) Meningkatkan produktivitas dan
mempercepat penerapan inovasi teknologi PTT cabe.
Kegiatan ini merupakan diseminasi hasil teknologi yang dikemas dalam
bentuk kegiatan “demplot dan pelatihan”. Kegiatan demplot PTT cabe dan
pelatihan dilaksanakan di Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar,
sedangkan kegiatan pelatihan PTT cabe dilaksanakan di Kabupaten Tanah
Datar, Limapuluh Kota, Solok, Pasaman Barat, Kota Padang, dan Padang
Panjang pada bulan Januari sampai Desember 2015.
Dari hasil kegiatan pendampingan pengembangan kawasan pertanian
nasional hortikultura komoditas cabe sampai laporan ini ditulis dapat
disimpulkan, antara lain: (1) Telah dilaksanakan sebanyak tujuh kali
pertemuan dalam bentuk pelatihan dan diskusi lapang pada enam
kabupaten/kota yang melibatkan sekitar 244 orang, dengan topik “Inovasi
teknologi budidaya cabe”; (2) Pada lokasi demplot telah dilakukan sebanyak
lima kali pelatihan yang melibatkan sekitar maksimum 40 orang setiap
pelatihan. Pelatihan juga mendatangkan narasumber dari BBP2TP Bogor; (3)
Teknologi existing pada tingkat petani di Kecamatan Pariangan adalah
petani masih menggunakan varietas cabe lokal dengan produktivitas sekitar
5 t/ha; dan (4) Pertumbuhan tanaman terbaik adalah varietas Lotanbar,
sedangkan dosis terbaik adalah 750 kg/ha.
Kab. Pasaman Barat (Kecamatan Talu)
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Kab. Pasaman Barat (Kecamatan Luhak Nan Duo)
Kab. 50 Kota (Kecamatan Akabiluru)
Kota Padang Panjang (Kecamatan Padang Panjang Barat)
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Kab. Solok (Kecamatan Danau Kembar)
Kota Padang (Kecamatan Koto Tangah)
Kab. Tanah Datar (Kecamatan Tanjung Baru)
Gambar. Pelatihan dan diskusi lapang yang dilaksanakan pada Kab/Kota
di Provinsi Sumatera Barat (selain lokasi demplot).
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Pendampingan Pengembangan Kawasan Agribisnis Bawang Merah
Komoditas bawang merah adalah komoditas sayuran utama di Sumatera
Barat dengan luas pertanaman sekitar 2.700 ha, kedua terluas setelah
pertanaman cabai. Daerah budidaya bawang merah di Sumatera Barat
tersebar di beberapa kabupaten, di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Rata-rata hasil bawang merah di Sumatera Barat masih tergolong rendah
dibanding potensi yang dapat dicapai, yakni baru 8,5 t/ha. Penerapan
teknologi produksi yang tepat adalah salah satu pendekatan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan produktivitas bawang merah di Sumatera
Barat. Disamping produktivitas, kualitas hasil juga menentukan keberhasilan
usahatani bawang merah.
Pada tahun anggaran 2015 telah dilakukan kegiatan Pendampingan
Pengembangan Kawasan Agribisnis Bawang Merah dataran rendah di
Kabupaten Agam, Padang Pariaman, dan Pesisir Selatan. Pada ketiga
kabupaten ini pendampingan dilakukan melalui sosialisasi, dan pelatihan
budidaya bawang merah. Khusus pada kabupaten Agam dan Padang
Pariaman dilakukan Demplot Teknologi Produksi, sedangkan di Kabupaten
Pesisir Selatan dilakukan introduksi varietas Badan Litbang Pertanian
(Pancasona dan Kramat-1)
Kegiatan demplot di Kabupaten Agam menunjukkan hasil yang
kurang memuaskan karena selama pertumbuhan tanaman terjadi iklim
panas/kering yang ekstrim, sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman
kurang memuaskan. Di Kabupaten Padang Pariaman, kegiatan demplot
menunjukkan hasil yang cukup baik. Dari empat varietas yang diujicoba,
tiga varietas (Kramat 1, Pancasona, dan Maja) memberi hasil cukup tinggi
yakni berturut-turut 13,39, 10,71, dan 10,71 t/ha. Pada kegiatan temu
lapang panen perdana di demplot ini, satu kelompok tani dan beberapa
petani yang diundang sudah menunjukkan minat untuk mengembangkan
varietas yang digunakan. Dua varietas yang diintroduksikan di Kabupaten
Pesisir Selatan juga menunjukkan hasil yang baik, dan kelompok tani
koperatornya akan mengembangkan salah satu varietas yang
diintroduksikan, yakni varietas Pancasona.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar. Pertumbuhan dan saat panen bawang merah pada Demplot di
Kabupaten Agam, 2015
Dokumentasi kegiatan temu lapang ini dapat dilihat pada Gambar
Pendampingan Kegiatan Sapi Potong dan Kerbau di KawasanPengembangan Ternak di Sumatera Barat
Pendampingan Kegiatan Sapi Potong dan Kerbau di Kawasan
Pengembangan Ternak di Sumatera Barat dilakukan di kabupaten Agam,
Pasaman Barat, Sijunjung dan Pesisir Selatan. Pendampingan ini bertujuan
untuk : (1) Meningkatkan kemampuan peternak dalam manajemen
pemeliharaan ternak sapi dan kerbau yang dapat dilihat dari tingkat adopsi
peternak. (2) Meningkatkan produktivitas ternak (berat badan dan
reproduksi) melalui penguatan pakan yang sesuai dengan standar dan
kebutuhan hidup ternak, dan (3) Memanfaatkan sumber dayalokal dalam
memenuhi kebutuhan pakan dan menghasilkan pupuk organik. Kegiatan
Pendampingan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Desember
2015 dengan model kegiatan pendampingan teknologiData dianalisis secara
deskriptif dan tabulasi dengan ukuran persentase dan rata-rata. Hasil
kegiatan pendampingan ini menunjukkan bahwa pakan konsentrat BPTP
Sumbar non BLP telah diadopsi oleh peternak di Pasaman Barat dengan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
berkembang menjadi usaha ekonomi di kelompok tani pelaksana.
Disarankan agar kelompok dapat menggunakan pupuk organik untuk
tanaman pangan dan perkebunan yang dimiliki mereka.
FOTO RANGKAIAN KEGIATAN PENDAMPINGAN KAWASAN TERNAK
Penimbangan ternak sapi pada kelompok Amanah Bunda (non BLP). Kab. Agam
(kiri) dan Kelompok ternak sapi pada kelompok Setia Karya (BLP), Kab. Pasaman
Barat
Kondisi awal sebelum dilakukan pendampingan di Kab. Sijunjung, terlihat kotoron
kerbau hanya menjadi limbah yang mengotori lingkungan
Sosialisasi kegiatan pada pengurus dan anggota KWT Ranah Bingkuang Kenagarian
Lalan, Kecamatan Lubuk Tarok, Kabupaten Sijunjung
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Pelatihan pengolahan pupuk organik didampingi oleh tim BPTP Sumatera Baratpembuatan jerami fermentasi sebagai pakan ternak kerbau.
Hasil pelatihan dari pengolahan kotoran menjadi pupuk organik, terlihat anggotaKWT Ranah Bingkuang menimbang hasil olahan sebelum dikemas.
Identfikasi Calon Lokasi, Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan
Teknologi Upsus Padi, Jagung dan Agro Techno Park (ATP) di
Sumatera Barat
Pemerintah Republik Indonesia telah menentukan 8 komoditas utamapertanian (padi, jagung, kedelai, cabei, bawang merah, kentang, tebu,
kakao dan daging sapi) yang harus mencapai peningkatkan produksi,
bahkan menargetkan bahwa dalam 3 (tiga) tahun kedepan (2017) Indonesia
harus mencapai swasembada untuk komoditas padi, jagung, dan kedelai.
Mendukung program tersebut Kementerian Pertanian melaksanakan
program perbaikan jaringan irigasi, pengembangan optimalisasi lahan,
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) padi sawah
dan jagung dan memberikan bantuan sarana produksi pertanian seperti
benih, pupuk dan alat pengolah tanah (hand traktor) pada kelompok tani.
Kegiatan pengkajian dilaksanakan di Provinsi Sumatera Barat dan pada 18
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
bertujuan: (a) Mengsukseskan kegiatan pendampingan dan pengawalan
upaya khusus padi dan jagung; (b) Meningkatkan kualitas dan pengetahuan
sumberdaya pendamping dan petani dalam mengadopsi inovasi teknologi
komoditas utama di Sumatera Barat; (c) Mengidentifikasi calon lokasi untuk
program ATP di Sumatera Barat, dan (d) Meningkatkan dan menyebarkan
inovasi teknologi melalui media cetak dan terekam di Sumatera Barat.
Metodologi kegiatan dilaksanakan dengan membentuk LO untuk supervisi,
pengawalan dan pendampingan kegiatan UPSUS PAJALE, Koordinasi,
Supervisi dan Sosialisasi, Pelatihan dan narasumber inovasi teknologi
pertanian, displai VUB padi sawah dan jagung, serta perbanyakan dan
distribusi media cetak dan terekam. Hasil pengkajian menunjukkan: (1)
Kegiatan koordinasi, sosialisasi dan supervisi telah dilakukan dengan Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, Bakorluh Sumbar serta Dinas Pertanian dan
Bapeluh Kab/Kota pelaksana program Upsus Padi dan Jagung; (2) Kegiatan
pelatihan inovasi teknologi untuk PPL, anggota kelompok tani dan buruh
tanam serta sebagai nerasumber telah dilaksanakan pada beberapa
Kabupaten/ Kota di Sumbar; (3) Telah dilakukan display VUB dan inovasi
teknologi padi sawah dan jagung pada beberapa Kabupaten/Kota di
Sumatera Barat; (4) Lokasi untuk kegiatan TTP telah didapatkan yaitu di
Nagari Sungai Talang Kecamatan Guguk Kabupaten Limapuluh Kota, dengan
komoditi utama antara lain: kakao, jahe, padi sawah, jagung, sayuran,
manggis, jeruk, sapi dan itik, dan (5) Telah dilakukan perbanyakan dan
distribusi leaflet, poster dan buku saku pupuk spesifik lokasi mendukung
percepatan swasembada pangan di Sumbar. Disamping itu juga telah
didistribusikan BWD dan caplak sistem tanam jajar legowo dan pembuatan
CD sistem tanam jajar legowo.
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Koordinasi Upsus Swasembada Pangan yang dihadiri Menteri Pertaniandan Gubernur Sumbar serta Penyerahan Benih Inpari 21-Batipuah olehMenteri Pertanian untuk Kelompok Tani Pelaksana Desa Mandiri Benih
di Kota Pariaman
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Koordinasi Pendampingan dan Pengawalan Program Upsus
Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Tanam Perdana dan Apel Akbar Penyuluh Sumatera BaratDalam Program Pendampingan dan Pengawalan Program Upsus MendukungPercepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Monev Program Pendampingan dan Pengawalan Program
Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Kabupaten Padang
Pariaman Bersama Dirjend Hortikultura, Bupati Padang Pariaman, Kedis
Tanaman Pangan dan Bakorluh Sumbar serta BPTP Sumbar
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Pemberdayaan Petani Terpadu Melalui Gerakan Tanaman
Serentak oleh Bapak Menteri Pertanian oleh Kepala Badan SDMP Pertanian,
Gubernr Sumbar di Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Rapat Koordinasi di Kabupaten/Kota Program Pendampingandan Pengawalan Upsus Mendukung PercepatanSwasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Pencanangan Perbaikan Jaringan Irigasi Tingkat ProvinsiSumbar dan Kabupaten/Kota Pelaksana Program Pendampingan danPengawalan Upsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan diSumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Keragaan demplot VUB dan sistem tanam jajar legowo di Kota Pariamandan Kota Payakumbuh
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan GP-PTT Padi Sawah Pendampingan dan Pengawalan UpsusMendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Perbaikan Jaringan Irigasi Pendampingan dan PengawalanUpsus Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Pelatihan inovasi teknologi padi sawah untuk PPL danburuh tanam di Kota Padang
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Pelatihan inovasi teknologi padi sawah untuk PPL dan buruhtanam di Kota Payakumbuh
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Foto Kegiatan Panen dan Penyerahan Caplak Sistem Tanam Jajar Legowo
dan Benih Unggul Inpari 21-Batipuah Dari Kepala BPTP SumbarKepada Walikota Sawahlunto
Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Sumatera Barat
Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari di Sumatera Barat
tahun 2015 merupakan kegiatan lanjutan dari tahun-tahun sebelumnya yang
dimulai sejak akhir tahun 2011. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan
fungsi lahan pekarangan dalam menghasilkan berbagai produk pertanian
yang mungkin dikembangkan guna menghasilkan kebutuhan pangan dan
perbaikan gizi masyarakat, khususnya kelompok sasaran yang aktif sebagai
peserta kegiatan KRPL. Kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah
berupa bantuan narasumber terhadap penyuluh pendamping maupun
kelompok sasaran baru ataupun lanjutan sebelumnya. Pendampingan
tersebut bersinergi dengan kegiatan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) pada Badan/Kantor Ketahanan Pangan atau Dinas
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
terhadap KWT/Dasawisma yang mengikuti kegiatan m-KRPL tahun
sebelumnya yang termasuk cluster hijau dan kuning. Semua
KWT/Dasawisma ini diharapkan dapat menjadi wadah pembelajaran dan
objek studi banding oleh kelompok sasaran lainnya dalam membentuk dan
pengembangkan KRPL di lokasi masing-masing. KWT/Dasawisma tersebut
adalah: (i) KWT Toruko Indah dan Dasawisma Melati Kota Padang; (ii) KWT
Flamboyan dan Mawar Kota Payakumbuh; (iii) KWT Cempaka dan Melati
Kota Sawahlunto; (iv) KWT Melinjo Indah dan KWT Mawar Indah, Pesisir
Selatan; dan (v) KWT Usaha Sepakat dan Tuah Sakato Kabupaten Pasaman.
Pembinaan lanjutan dilakukan berupa pelatihan peserta sesuai dengan
materi yang dibutuhkan baik budidaya maupun pasca panen, dan
kelembagaan. Variabel pengamatan terdiri penguatan peran kebun bibit,
penghematan biaya konsumsi rumahtangga, tambahan pendapatan, respon
peserta pelatiahn, dan pengukuran PPH. Secara parsial, terjadi perubahan
PPH dari 74,65 tahun 2014 menjadi 80,25 tahun 2015. Demikian juga
dengan respon peserta pendampingan atau pelatihan untuk Kota Padang,
dari enam komponen teknologi yang dilatihkan sebanyak 49,17% responden
menjadi sangat tahu; ketrampilan 31,67% sangat tahu, 70% responden
menilai program sangat sesuai; materi 55% sangat sesuai dan metoda
pelatihan 40% responden sangat sesuai. Penghematan belanja
rumahtangga Rp 119.500 s/d Rp 211.500/bulan. Penerimaan kelompok dari
pengelolaan KBD Rp 2.350.000 tahun 2014 menjadi Rp 3.175.000 tahun
2015. Tambahan penerimaan dari usaha lahan pekarangan dari Rp 160.230
tahun 2014 menjadi Rp 327.870 tahun 2015. Replikasi KWT secara
swadana 2-3 KWT dengan jumlah anggota 12 s/d 21 orang. Terjalinnya
sinergi kegiatan antara BPTP Sumbar dengan BKP/KKP melalui kegiatan
P2KP dan stakeholder lainnya dalam menfasilitasi dan membina kelompok
sasaran, telah berhasil memenangkan dan mendapat peringkat bergensi
baik tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional, diantaranya: KWT
Flamboyan, peringkat 1 Kota Payakumbuh 2015, KWT Emansipasi peringkat
1 tingkat Kabupaten Pesisir Selatan 2015, KWT Melinjo Indah Pesisir Selatan
peringkat 1 nasional Adhi Karya Pangan Nusantara 2014, KWT Melati
Rawang peringkat 1 Dasawisma kota Padang 2013, KWT Melati Lunto Timur
Sawahlunto peringkat 1 HATINYA PKK tingkat provinsi 2014. Keberhasilan
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
KRPL di Sumatera Barat. Keberhasilan tersebut dapat menjadi modal dasar
dan aset bagi stakeholder, khususnya Badan Ketahanan Pangan dalam
memperluas cakupan kegiatan KRPL ke depan, pasca pendampingan dari
BPTP Sumatera Barat.
Gambar. Narasumber pada Sosialisasai Program dan Kegiatan KetahananPangan Kota Padang tahun 2015
Gambar. Revitalissai kelompok dasa Wisma Melati (KRPL) Rawang
Kota Padang
Gambar. Keragaan KBD Dasawisma Korong Gadang Kota Padang
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gabar. Keragaan KBD KWT Rawang Kota Padang
Gambar. Keragaan pekarangan anggota yang ditanami sayuran
Taman Teknologi Pertanian
Kegiatan Pendampingan Program Strategis Kementerian Pertanian
Mendukung Swasembada Pangan Berkelanjutan di Provinsi Sumatera Barat
telah dilakukan melalui beberapa kegiatan antara lain: Pendampingan dan
Pengawalan Program UPSUS Padi, Jagung dan Agro Techno Park (ATP)
Mendukung Percepatan Swasembada Pangan di Sumatera Barat,
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Tanaman
Pangan Padi, Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional
Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional Komoditas Kakao.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Potong dan Kerbau. Pendampingan Kalender Tanam Terpadu Pajale.
Pendampingan KRPL. Pengembangan kawasan Taman Teknologi Pertanian
yang dilakukan sudah mulai berfungsi sebagai ;
Pusat informasi bagi petani dan masyarakat
Tempat percontohan dan pengembangan inovasi ;
•
•
•
Teknologi usaha tani tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan dan perikanan (perikanan belum
jalan)
Mulai dari perbenihan, budidaya, pengolahan pasca panen
dan pemasaran (pengolahan pasca panen dan pemasaran
belum jalan)
Sesuai dengan dukungan sumberdaya lokal dan minat
masyarakat
Fungsi lain sebagai ;
Tempat pelatihan, magang serta pengembanganteknologi dan
pemberdayaan kelembagaan
Pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang berbasis
sumberdaya lokal melalui penumbuhkembangan inkubasi-
inkubasi baru,
belum terwujud, kecuali proses pemberdayaan kelembagaan yang sedang
berjalan.
_DSC0167.MOV
Gambar. Penampilan sebagian Kawasan Display Teknologi TTP Guguk,
Kabupaten Lima Puluh Kota setelah dilakukan penanaman danpenataan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar: Beberapa gambar dan kegiatan penerapan teknologi di lahanpetani dalam proses pelaksanaan Taman teknologi PertanianGuguk Kabupaten Limapuluh Kota, tahun 2015
Gambar : Proses penyelesaian bangunan yang diadakan dalam pelaksanaanTTP Guguk Kabupaten Limapuluh Kota, tahun 2015
Gambar: Sosialisasi dan rapat dalam upaya pembentukan KelembagaanPetani mitra pelaksana Taman Teknologi Pertanian Guguk,
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Gambar: Diskusi penjajakan kerjasama dengan Politani Payakumbuh,
Bappeda dan DPRD Provinsi Sumatera Barat.
Pendampingan PUAP
A. Keluaran yang Diperoleh
(i) Tumbuah gapoktan penerima dana PUAP taun 2015 sebanyak 17 buah
dan jumlah gapoktan penerima dana PUAP sejak 2008-2015 berjumlah
1040 buah gapoktan yang tersebar pada 18 kabupaten/kota. Jumlah
LKM-A yang tumbuh dan mulai berkembang sebanyak 959 unit dan
sebanyak 20 buah sudah berbadan hukum.
(ii) Rata-rata asset LKM-A sudah mulai berkembang, dan secara total
meningkat dari Rp. 104,0 menjadi milyar Rp. 150,1 akhir tahun 2015
atau naik 44%. Kendala yang dihadapi masih banyak LKM-A yang belum
menghimpun dana masyarakat dan masih tergantung pada dana
penguatan modal dari PUAP (Rp.100 juta/gapoktan) yang digulirkan
kepada petani. Kelemahannya adalah LKM-A umumnya belum ber badan
hukum sehingga kepercayaan masyarakat tani masih rendah.
B. Hasil yang Dicapai
(i) Pengurus Gapoktan dan pengelola LKM-A sudah memaham pengelolaan
usaha jasa keuangan dan juga 5% gapoktan telah menumbuhkan
usaha lain selain LKM-A seperti Usaha saprodi, UPJA, UP3HP dan
pemasaran hasil. Pengurus dan pengelola LKM-A juga sudah memahami
sejumlah paket teknologi adaptif guna dimasyarakatkan kepada seluruh
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
anggotanya agar usaha produktif berhasil dan mampu meningkatkan
pendapatan.
(ii) Jumlah petani anggota meningkat dan pada tahun 2015 mencapai
124.538 orang yang tersebar pada 1040 gapoktan. Dengan adanya dana
PUAP jumlah oetani yang mendapat pinjaman modal dari dana tersebut baru
mencapai 60%. Penggunaan dana PUAP adalah untuk mendukung
pengembangan usaha pertaniaian skala kecil diantaranya: 35% tanaman
pangan, 25% hortikultura, 10% perkebunan, 5% ternak, dan 25% off-farm
(pemadaran dan pengolaghan hasil).
Pendampingan Kalender Tanam Terpadu Padi Sawah, Jagung dan
Kedelai di Sumatera Barat
Kegiatan pendampingan Katam untuk tanaman padi, jagung dan kedelai
tahun ini telah mensosialisasikan materi tersebut kepada stakeholder
sebanyak tujuh belas kali tatap muka. Masih banyak masukan dari peserta
sosialisasi untuk perbaikan Katam ke depan.
Bahan diseminasi dicetak berupa rool banner sebanyak 30 buah untuk
katam dan 30 buah untuk SC. Roll Banner ini didistribusikan ke Dinas
Pertanian dan penyulihan di 16 Kabupaten/ Kota di Sumatera Barat, sert
Dinas terkait di provinsi. Sementara untuk FGD ke pusat telah dilaksanakan
sebanyak empat kali untuk katam dan 2 kali untuk SC. Berdasarkan hasil
verifikasi di lapangan, akurasi data SC (satelit modis) di Sumatera Barat baru
60 – 70%.
Monitoring bencana tahun ini memonitor bencana kekeringan di beberapa
daerah di Sumatera Barat, yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Solok, Kota
Solok, Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar.
Gambar 9. Lokasi verifikasi (a) Tabek Palah, Kabupaten Solok; (b) Koto lua,Kota Padang; (c) Pekan Sinayan, Kabupaten Agam; (d) Sungei Pasak, KotaPariaman; dan (e) Sitakuak, kabupaten Tanah Datar
Capaian kinerja BPTP Sumatera Barat TA 2015-2019.
Tabel 14. Capaian jumlah kinerja kegiatan pendampingan inovasi pertanian dan program strategisnasional BPTP Sumatera Barat 2015-2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
Sasaran 4 Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (bidang
pengkajian, disiminasi dan pendayagunaan.
Indikator kinerja Target Realisasi %
Jumlah laporan kerjasama pengkajian 1 1 100
dan pemanfaatan hasil penelitian dan
pengembangan.
Kerjasama Penelitian dan pengembangan pertanian
Tahun 2015 Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Provinsi Sumatera
Barat menawarlan kerjasama dengan BPTP Sumatera Barat sebagai
instruktur untuk memberikan pelatihan Nomor Surat Penawaran :
411.3/33/UEM-BPM-2015 tanggal 23 Januari 2015. Pada tanggal 6 April s/d
9 Mei 2015 BPTP bersama Fakultas Teknik Industri Universitas Andalas
Padang bekerjasama dengan BPM Provinsi Sumatera Barat melakukan
Pelatihan Pembekalan Wirausaha Sarjana Pemberdaya Masyarakat Nagari
(SPMN) Angkatan XIII Tahun 2015 yang diikuti oleh 100 orang peserta.
Dalam kegiatan ini BPTP Sumatera Barat telah menugaskan 15 orang
peneliti/penyuluh sebagai instruktur
Teknologi Budidaya Itik dan Puyuh. Luaran yang dihasilkan dalam
pelaksanaan kegiatan kerjasama ini adalah : (1) peningkatan kemampuan
SPMN dalam melakukan inovasi teknologi dan kelembagaan; (2)
pengembangan wawasan SPMN menjadi wirausaha baru; (3) peningkatan
peran SPMN sebagai mitra Pemerintah Nagari; dan (4) penyebaran inovasi
teknologi pertanian Badan Litbang Pertanian melalui penyediaan nara
sumber
Pada tanggal 7 s/d 10 April Badan Perencana Pembangunan Daerah
Provinsi Sumatera Barat dengan Nomor Surat 070/175/III/Litbang/Bappeda-
2015 tanggal 24 Maret 2015 meminta kepada BPTP Sumatera Barat untuk
menyampaikan Pemanfaatan dan Pengembangan Riset Unggulan BPTP
Sumatera Barat dalam Perumusan Kebijakan Pembangunan Pertanian
Provinsi/Kota/Kabupaten di Sumatera Barat. Tiga Riset Unggulan BPTP
Sumbar yang disampaikan dalam perumusan ini adalah : (1) Prospek
Pengembangan Usaha Perbenihan Kentang di Sumatera Barat oleh Ir.
Yulimasni; (2) Prospek Pengembangan Usaha Integrasi Sapi-Padi-Sawit-
Laporan Akuntabilitas Kinerja BPTP Sumbar 2015
(3) Prospek Pengembangan Usaha Budidaya Bunga Krisan Potong di
Sumatera Barat oleh Ir. Nirmala F. Devi, M.Sc. Luaran yang dihasilkan dalam
pelaksanaan kegiatan ini adalah penyebaran inovasi teknologi pertanian
Badan Litbang Pertanian melalui penyediaan nara sumber.
BPTP Sumatera Barat juga melakukan kerjasama dengan PT.
Biosindo Mitra Jaya dengan MoU Nomor 01/BMJ/IV/2015 dan
763/KL.130/I.12.3/4/2015 tanggal 15 April 2015 untuk Pengujian dan
Penerapan Inovasi Teknologi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi di Sumatera
Barat. Luaran yang dihasilkan dalam pelaksanaan kerjasama ini adalah Satu
Paket Rekomendasi Penggunaan Pupuk Hayati Biotrent Spesifik Lokasi untuk
Komoditas Padi Sawah. Kerjasama dengan Pertamina AEP ASET 2 Field
ADERA juga dilakukan dalam hal Pembuatan Demplot Budidaya Padi
Teknologi Salibu di Sumatera Selatan dengan Nomor SPK : AP3240/2015-SO
tanggal 22 Maret 2015 dengan luaran yang dihasilkan penyebaran budidaya
padi Teknologi Salibu. Selanjutnya Kerjasama dengan Pemerintah Kota
Padang Panjang dilakukan dalam Pengembangan Varietas Unggul daerah
dimana luaran yang dihasilkan adalah pengembangan varietas unggul padi
lokal Saganggam Panuah.
Selain itu, BPTP Sumatera Barat juga mempunyai kerjasama dengan
SMARTD Badan Litbang Pertanian masing-masing 3 kegiatan KKP3SL dan 2
kegiatan m-P2BBI. Dua kegiatan kerjasama dengan Sekretaris Badan
Litbang Pertanian yaitu kegiatan Upaya Perlindungan Hukum dan Revitalisasi
Kebun Percobaan dan Labor Diseminasi Lingkup BPTP Sumatera Barat.
Terakhir kerjasama antara BPTP Sumatera Barat dengan Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dalam hal
Implementasi Desain Pengelolaan Air Kebun Percobaan Sukarami dan
Rambatan
No Judul Kerjasama Nama Mitra/No. KotrakKerjasama/No. SuratPenawaran/Alamat Mitra