1 AKUNTABILITAS KINERJA IKU A. CAPAIAN KINERJA IKU Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan dan Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan bayangan kondisi tentang masa depan. Visi Bupati Seruyan adalah : “Menembus Keterisolasian Daerah Dari Arus Barang dan Jasa Serta Arus Informasi, dan Menyambung Disparitas Pelayanan Antara Daerah Hilir dan Daerah Hulu Guna Mengantar Masyarakat Seruyan Menjadi Sejahtera dan Berkeadilan.” Misi Bupati Seruyan yang berhubungan dengan kesehatan adalah Misi no.5 (lima) Yaitu : ”Menyediakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yang Berkualitas dan Merata” yang dicapai melalui 2 sasaran dan didukung dengan 4 indikator kinerja. Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Pengukuran indikator kinerja yakni berdasarkan pencapaian sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Seruyan dan sasaran strategis SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan yang tertuang dalam RPJMD dan termuat dalam RENSTRA SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan sejalan dengan sasaran yang telah ditetapkan baik yang terdapat dalam RPJMD maupun RENSTRA SKPD. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten sesuai dengan hasil pengukuran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten. Pengukuran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasinya sehingga diketahui tingkat keberhasilan dan kegagalannya. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran tersebut berdasarkan pernyataan indikator kinerja utama (IKU) dan perjanjian kinerja (PK) tahun 2016 dan dilakukan analisis capaian, adapun pencapaian sasaran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten ini adalah sebagai berikut :
28
Embed
AKUNTABILITAS KINERJA IKU … · 3 Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu. Rumus Perhitungan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
AKUNTABILITAS KINERJA IKU
A. CAPAIAN KINERJA IKU
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan dan Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya
yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan bayangan kondisi tentang masa
depan.
Visi Bupati Seruyan adalah :
“Menembus Keterisolasian Daerah Dari Arus Barang dan Jasa Serta Arus Informasi, dan Menyambung Disparitas Pelayanan Antara Daerah Hilir dan Daerah Hulu Guna Mengantar Masyarakat Seruyan Menjadi Sejahtera dan Berkeadilan.” Misi Bupati Seruyan yang berhubungan dengan kesehatan adalah Misi no.5 (lima) Yaitu : ”Menyediakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yang Berkualitas dan Merata” yang dicapai melalui 2 sasaran dan didukung dengan 4 indikator kinerja. Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.
Pengukuran indikator kinerja yakni berdasarkan pencapaian sasaran
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Seruyan dan sasaran strategis SKPD
Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan yang tertuang dalam RPJMD dan termuat
dalam RENSTRA SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan sejalan dengan
sasaran yang telah ditetapkan baik yang terdapat dalam RPJMD maupun
RENSTRA SKPD.
Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran indikator kinerja utama (IKU)
kabupaten sesuai dengan hasil pengukuran indikator kinerja utama (IKU)
kabupaten. Pengukuran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten dilakukan
dengan cara membandingkan antara target dengan realisasinya sehingga diketahui
tingkat keberhasilan dan kegagalannya. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
tersebut berdasarkan pernyataan indikator kinerja utama (IKU) dan perjanjian
kinerja (PK) tahun 2016 dan dilakukan analisis capaian, adapun pencapaian
sasaran indikator kinerja utama (IKU) kabupaten ini adalah sebagai berikut :
2
Adapun pencapaian sasaran ini adalah sebagai berikut :
Sasaran
Indikator
Kinerja Utama
(IKU)
Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
2017
Capaian
2016
Capaian
2015
Capaian
2014
Kondisi
Kinerja
Akhir
Periode
RPJMD
2018
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10)
Meningkatnya
derajat
kesehatan
masyarakat
Persentase
balita gizi
buruk
<3,5% 0,015% 199,5% 199,5% 199,5% 199,6% < 3,5%
Angka
kematian
bayi
20 6,42 167,9% 150,7% 104,2% 122,1% 20
Angka
kematian Ibu
80 135,23 1,5% 2,8% 2,2% 2,5% 80
Angka
kesakitan
45 24,6 55% 78,9% 95% 98% 40
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
Sasaran
Indikator
Kinerja Utama
(IKU)
Target
2017
Realisasi
2017
Capaian
2017
Kategori
Capaian
(1) (2) (3) (4) (6) (7)
Meningkatnya
derajat
kesehatan
masyarakat
Persentase
balita gizi
buruk
< 3,5% 0,015% 199,5% Sangat Baik
Angka
kematian
bayi (AKB)
20 6,42 167,9% Sangat Baik
Angka
kematian Ibu
(AKI)
80 135,23 1,5% Kurang Baik
Angka
kesakitan
45 24,6 55% Cukup
Baik
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
Misi ke-5 Bupati Seruyan Menyediakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yang Berkualitas Dan Merata
3
Definisi operasional : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun
per 1.000 kelahiran hidup pada kurun waktu tertentu.
Rumus Perhitungan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Sehingga diperoleh AKB Kabupaten Seruyan Tahun 2017 adalah sebagai berikut
19/2958 X Per 1.000 Kelahiran Hidup = 6,42 Per 1.000 Kelahiran Hidup.
Berdasarkan secara absolut jumlah kematian bayi di Kabupaten Seruyan
tahun 2017 sebanyak 19 bayi dari 2958 kelahiran hidup dibandingkan dengan
tahun 2016 sebanyak 29 bayi dari 2.945 bayi lahir hidup (AKB 9,85 Per 1.000
kelahiran hidup), diikuti tahun 2015 sebanyak 25 bayi dari 2631 bayi lahir hidup
(AKB 9,50 Per 1.000 kelahiran hidup) dan tahun 2014 jumlah kematian bayi
sebanyak 17 bayi dari 2378 bayi lahir hidup (AKB 7,15 Per 1.000 kelahiran hidup).
Menunjukkan trend fluktuatif untuk kematian bayi berdasarkan angka absolut
dan gambaran AKB selama 3 tahun terakhir dengan trend menurun seperti terlihat
pada grafik dibawah ini.
GRAFIK I.I GAMBARAN TREND PENCAPAIAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) PER 1.000
KELAHIRAN HIDUP PERIODE TAHUN 2014 S.D. 2017 DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERUYAN
Sumber Data : Data Profil Dinas Kesehatan Tahun 2014 s.d. 2017
Pada tahun 2017 kinerja pada indikator Angka Kematian Bayi (AKB)
menunjukkan kategori capaian sangat baik yang ditargetkan sebesar AKB 20 per
4.3
9.59.85
6.42
0
2
4
6
8
10
12
2014 2015 2016 2017
Angka Kematian Bayi (AKB)
Jumlah kematian bayi (berumur kurang 1 tahun) pada kurun waktu tertentu
Jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu
Angka Kematian Bayi (AKB) = X Per 1.000
4
1.000 kelahiran hidup dengan realisasi AKB sebesar 6,42 per 1.000 kelahiran
hidup dengan capaian 150,7%. Sedangkan tahun 2017 kinerja pada indikator
Angka Kematian Bayi (AKB) menunjukkan kategori capaian sangat baik yang
ditargetkan sebesar AKB 20 per 1.000 kelahiran hidup dengan capaian 150,7%.
Sedangkan dibandingkan dengan capaian tahun 2015 indikator kinerja utama
(IKU) tersebut juga menunjukan kategori capaian sangat baik dari target AKB 33
per 1.000 kelahiran hidup dengan realisasi target sebesar AKB 25 Per 1.000
kelahiran hidup dengan capaian 104,2%. Sedangkan untuk tahun 2014 juga
menunjukkan hasil yang kategori capaian Sangat baik dalam capaian target dari
33 per 1.000 kelahiran hidup dengan realisasi sebesar AKB 17 Per 1.000 kelahiran
hidup dengan capaian 150,7%. Lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada 2 macam
yaitu endogen dan eksogen.
1. Kematian bayi endogen atau kematian neonatal adalah kematian bayi yang
terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan dan disebabkan oleh faktor
bawaan anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi
atau didapat selama kehamilan. 2. Kematian bayi eksogen atau kematian post neonatal adalah kematian bayi yang
terjadi setelah usia 1 bulan sampai menjelang usia 1 tahun yang disebabkan
oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka kematian bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat,
kegunaannya untuk pengembangan perencanaan yang bersangkutan dengan
program pelayanan kesehatan ibu hamil seperti program pemberian pil besi dan
BALITAS GIZI BURUK PERIODE 2014 S.D. 2017 KABUPATEN SERUYAN
11
3. Koordinasi lintas sektor/lintas program yang lebih efektif secara
berkesinambungan dan juga penempatan tenaga kesehatan sampai pelosok
desa sesuai kebutuhan;
4. Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dengan
memberikan pelatihan dan memberikan kesempatan bidan untuk melanjutkan
sekolah;
5. Meningkatkan minat masyarakat untuk memeriksa kesehatan ibu hamil dan
melahirkan ke fasilitas kesehatan dengan memberikan souvenir paket bumil
dan paket bulin serta bintek ke puskesmas secara terpadu (semua program).
Upaya yang terus dilaksanakan untuk pencegahan dan penanggulangan
balita gizi buruk adalah :
1. Pemberian PMT bagi balita gizi buruk sesuai standar
2. Pendampingan oleh kader dan petugas kesehatan untuk keluarga balita gizi
buruk dan balita gizi buruk dari keluarga miskin yang belum mempunyai
jaminan kesehatan.
Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat dan
dari sarana pelayanan kesehatan yang dipeoleh dari laporan rutin melalui Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
Rumus Perhitungan sebagai berikut :
Untuk tahun 2017 pencapai angka kesakitan sesuai formulasi sebagai berikut :
46741/189975 x 100% = 24,6% dengan target 45% dengan capaian realisasi 55%
dengan kategori cukup baik. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun
sebelumnya pada tahun 2016 dengan angka kesakitan sebesar 37,8% dari target
47,9% sehingga dengan capaian realisasi 78,9% dengan kategori baik, sedangkan
tahun 2015 dengan pencapaian angka kesakitan sebesar 52,6% dari target 55,6%
sehingga dengan capaian 95% kategori baik dan tahun 2014 untuk pencapaian
angka kesaitan sebesar 53% dari target 54,4% dengan capaian 98%. Hal ini
menunjukan gambaran pencapaian angka kesakitan selama 4 periode terlihat tren
penurunan seperti pada grafik ini.
Angka Kesakitan
Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit pada kurun waktu yang sama
Jumlah Pendeita lama dan baru pada kurun waktu satu tahun
Angka Kesakitan
X 100% =
12
Grafik I.4 CAPAIAN REALISASI ANGKA KESAKITAN
PERIODE 2014 SAMPAI 2017 DI KABUPATEN SERUYAN
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
Indikator ini dapat dimanfaatkan untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat
secara umum yang dilihat dari adanya keluhan yang mengindikasikan terkena
suatu penyakit tertentu. Pengetahuan mengenai derajat kesehatan suatu
masyarakat dapat menjadi pertimbangan dalam pembangunan bidang kesehatan,
yang bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan
secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut, diharapkan akan
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Semakin banyak penduduk yang mengalami keluhan kesehatan berarti semakin
rendah derajat kesehatan dari masyarakat bersangkutan.
Grafik I.5 GAMBARAN TREND PENCAPAIAN PERSENTASE ANGKA KESAKITAN
PERIODE 2014 SAMPAI 2017 DI KABUPATEN SERUYAN
Sumber Data : Data Dinas Kesehatan Tahun 2014 s/d Tahun 2017
0
20
40
60
80
100
120
2017 (55%) 2016 (78,9%) 2015 (95%) 2014 (98%)
24.6
37.8 52.6
53
0
10
20
30
40
50
60
2017 2016 2015 2014
13
Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi dalam mencapai sasaran
beberapa faktor yaitu :
1. Jumlah tenaga kesehatan terbatas dan distribusi tenaga kesehatan yang belum
merata;
2. Akses dan kualitas pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan belum
standar
3. Jangkauan pelayanan kesehatan belum ter realisasi sampai ke pedalaman;
4. Rendahnya PHBS masyarakat
5. Timbulnya pola penyakit tidak menular yang semakin berkembang
Adapun alternatif dan solusi sebagai langkah konstruktif dan konkrit dalam
pencapaian target-target kinerja diatas serta langkah - langkah yang diambil dan
diupayakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja ditahun berikutnya secara
berkelanjutan diantaranya adalah :
1. Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pola hidup
sehat
2. Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan, peningkatan/pemenuhan
sarana dan prasarana kesehatan sesuai standar
3. Penguatan penyuluhan pencegahan penyakit menular dan penyakit tidak
menular
Gambar : Upaya peningkatan capaian sektor kesehatan harus didukung dengan adanya komitmen dari pemangku kebijakan Bupati dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada semua lapisan masyarakat.
14
Gambar : Rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Kabupaten Seruyan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan peraturan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Kesehatan. Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu.
15
Analisis dan efesiensi penggunaan sumber daya salah satunya sumber daya
keuangan yang mendukung pencapaian Sasaran strategis Meningkatnya derajat
kesehatan masyraakat tercantum dalam DPA/DPPA tahun angggaran 2017 pada
program/kegiatan prioritas sebesar Rp.28.408.129.529,09 dengan realisasi
keuangan Rp. 20.250.829.663,00 atau capaian 71%. Dibandingkan dengan tahun
anggaran 2016 dibutuhkan anggaran sebesar Rp.17.663.794.744,68 dengan
realisasi keuangan Rp.13.293.648.345,50 atau capaian 75% sedangkan tahun
anggaran 2015 sebesar Rp.17.973.583.126,4 dengan realisasi keuangan Rp.
14.480.382.899,00 atau 80%. Pencapaian selama 3 tahun periode menunjukkan
dari segi anggaran mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari jumlah
anggaran namun tidak dibarengi dengan realisasi keuangan yang cenderung
fluktuatif. Sebagaimana diketahui salah satu kendala dari sisi pengelolaan
administrasi keuangan yang terbatas pada SDM administrasi keuangan dan
petugas kesehatan pada puskesmas merangkap sebagai pengelola administrasi
keuangan dan juga ada kehati-hatian dalam pertanggung jawaban keuangan,
pemahaman mekanisme pengelolaan keuangan yang belum maksmimal.
Lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini realisasi keuangan selama periode
3 (tiga) tahun terakhir.
Pencapaian sasaran diatas dilaksanakan melalui beberapa program dan kegiatan
prioritas yaitu :
1. Program obat dan perbekalan kesehatan
2. Program upaya kesehatan masyarakat
3. Program perbaikan gizi masyarakat
4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
5. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
6. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan anak
Sedangkan operasionlnya didukung oleh kegiatan-kegiatan yang prioritas sebagai
berikut :
1) Kegiatan pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
2) Kegiatan peningkatan pelayanan kesehatan pada UPTD Puskesmas
3) Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada UPTD Puskesmas
4) Kegiatan Jampersal (Jaminan Persalinan)
5) Kegiatan penanggulangan kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan
zat gizi mikro lainnya
6) Kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
7) Kegiatan pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa
8) Kegiatan peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah
9) Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas pembantu
16
10) Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana puskesmas
11) Kegiatan perawatan secara berkala bagi ibu hamil bagi keluarga kurang
4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 164.230.000,00 109.365.000,00 66 143.430.000,00 85.442.760,00 59 191.857.800,00 148.012.100,00 77
2
Kegiatan Penanggulangan kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan Kekurangan zat gizi mikro lainnya