i AKUMULASI LOGAM TIMBAL (Pb) PADA TIRAM Crassostrea sp. DAN HUBUNGANNYA DENGAN PARAMETER LINGKUNGAN LAUT DI PERAIRAN KECAMATAN BARRU, KABUPATEN BARRU SKRIPSI Oleh: JUMIATI DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERISTAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
65
Embed
AKUMULASI LOGAM TIMBAL (Pb) PADA TIRAM Crassostrea sp. DAN HUBUNGANNYA DENGAN PARAMETER … · Masuknya logam Pb ke perairan memungkinkan biota laut yang berada di perairan tersebut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
AKUMULASI LOGAM TIMBAL (Pb) PADA TIRAM Crassostrea sp. DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PARAMETER LINGKUNGAN LAUT DI PERAIRAN KECAMATAN BARRU, KABUPATEN BARRU
SKRIPSI
Oleh:
JUMIATI
DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERISTAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
AKUMULASI LOGAM TIMBAL (Pb) PADA TIRAM Crassostrea sp. DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PARAMETER LINGKUNGAN LAUT DI PERAIRAN KECAMATAN BARRU, KABUPATEN BARRU
Oleh:
JUMIATI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
sp. dan Hubungannya dengan Parameter Lingkungan Laut di Perairan
Kecamatan Barru, Kabupaten Barru” dibawah bimbingan Muhammad Farid
Samawi sebagai Pembimbing Utama dan Ahmad Bahar sebagai Pembimbing
Anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam Pb di air laut
dan tiram Crassostrea sp., mengetahui parameter penciri dari akumulasi logam
tertinggi diantara ketiga stasiun, serta mengetahui kelayakan konsumsi tiram Crassostrea sp. akibat cemaran logam Pb di Perairan Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - November 2016 di Perairan Kecamatan Barru dengan dasar penentuan stasiun berdasarkan tempat pengambilan tiram Crassostrea sp. oleh masyarakat Kecamatan Barru, serta kondisi dan jarak daerah pemukiman dari tempat Crassostrea sp. hidup. Pengukuran konsentrasi logam Pb pada air laut dan sampel tiram Crassostrea sp. menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Data konsentrasi logam Pb di tiga stasiun penelitian dianalisis menggunakan One Way Anova untuk melihat adanya perbedaan diantara ketiga stasiun dan didukung dengan pengukuran parameter lingkungan seperti suhu, salinitas, pH, DO, BOT, serta arah dan kecepatan arus.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam Pb pada Crassostrea sp. di Perairan Kecamatan Barru, Kabupaten Barru terdeteksi di semua lokasi penelitian. Kandungan logam Pb tertinggi terdapat di Perairan Pelabuhan Garongkong dengan parameter penciri yaitu BOT, DO, arus, dan logam Pb di air. Konsentrasi logam Pb yang ditemukan di kolom Perairan Kecamatan Barru telah melebihi standar batas perairan yaitu >0,008 ppm sedangkan pada tiram Crassostrea sp. masih dalam kategori aman untuk
dikonsumsi (< 1,5 ppm).
Kata Kunci : Akumulasi Logam Timbal (Pb), Crassostrea sp., Kecamatan Barru.
iv
RIWAYAT HIDUP
Jumiati, lahir di Kawarang, Desa Patampanua,
Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng pada tanggal
26 Februari 1993. Anak bungsu dari lima bersaudara,
pasangan Latisi dan Irasia. Pendidikan penulis diawali
dengan pendidikan dasar di Taman Kanak-Kanak DDI
Kawarang pada tahun 1998, kemudian melanjutkan
Sekolah Dasar di SD Negeri 63 Kawarang dan lulus pada tahun 2005. Pada
tahun 2008 lulus dari SMP Negeri 3 Marioriawa, tahun 2011 lulus dari SMA
Negeri 1 Donri -Donri, dan tahun 2012 diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu
Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin melalui
jalur SNMPTN tertulis.
Selama menjalani bangku kemahasiswaan, penulis pernah menjadi asisten
praktikum di dua mata kuliah, yaitu Vertebrata Laut dan Oseanografi Kimia.
Dibidang keorganisasian, penulis pernah aktif sebagai pengurus di Himpunan
Mahasiswa Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas
Hasanuddin (HMIK-FIKP-UH).
Serangkaian kegiatan yang dilalui dalam tahap penyelesaian akhir masa
studi yaitu kegiatan kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Mangempang,
Kecamatan Barru, Kabupaten Barru pada tahun 2015, Praktek Kerja Lapang
(PKL) di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Selatan serta di
Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan
September 2015 - Maret 2016, dan yang terakhir penulis menyusun skripsi
dengan judul “Akumulasi Logam Timbal (Pb) pada Tiram Crassostrea sp.
dan Hubungannya dengan Parameter lingkungan laut di Perairan
Kecamatan Barru, Kabupaten Barru ”.
v
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penuh haru dan sujud simpuh dalam pengakuan
kebesaran-Nya terukir pada rasa cinta kepada Allah Subhanahu Wa Taala yang
melimpahkan Rahmat dan Ridho-Nya sehingga penulis dapat melewati tahap
demi tahap penyusunan skripsi yang berjudul “Akumulasi Logam Timbal (Pb)
pada Tiram Crassostrea sp. dan Hubungannya dengan Parameter
lingkungan laut di Perairan Kecamatan Barru, Kabupaten Barru’’. Sebagai
salah satu syarat kelulusan di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Departemen
Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Tak lupa shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, Rasul Allah
yang telah mencucurkan keringat jihad sebanyak-banyaknya dalam
menda’wahkan kebenaran dan mengamalkan kebajikan. Setiap kata demi kata
dalam karya ini merupakan hasil kerja keras penulis serta bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis patut menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Latisi dan Ibunda Irasia atas
perjuangan dan pengorbanan kalian yang sangat luar biasa dan selalu
memberikan kasih sayang, semangat serta do’a restunya sehingga
memudahkan langkah penulis untuk menyelesaikan studi.
2. Bapak Dr. Ir. Muhammad Farid Samawi, M.Si selaku pembimbing utama
dan Bapak Dr. Ahmad Bahar, S.T., M.Si selaku pembimbing anggota serta
penasehat akademik, yang telah banyak membantu dalam berbagai hal
terlebih untuk waktu di sela-sela kesibukan yang telah diluangkan bagi
penulis untuk berkonsultasi, memberikan saran, dan motivasi dalam
penyelesaian skripsi.
vii
3. Ibu Dr. Inayah Yasir M.Sc, ibu Dr. Rantih Insyrini, ST, M.Sc, dan Bapak
Dr. Ir. Syafiuddin, M.Si selaku dosen penguji yang telah menguji,
memberikan tanggapan, dan saran untuk penyempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan, Bapak Dr. Mahatma Lanuru, ST., M.Sc selaku
Ketua Departemen Ilmu Kelautan, dan Dr. Ir. Khairul Amri, ST. M.Sc. Stud
selaku Sekertaris Depatemen Ilmu Kelautan.
5. Pak Gatot, ibu Surya, ibu Isyanita serta seluruh Staf Dosen dan Pegawai
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, atas bantuan yang diberikan
selama penulis menempuh studi hingga akhir.
6. Bapak Fatahuddin selaku kepala Lingkungan Garongkong Kelurahan
Mangempang Kecamatan Barru yang telah banyak membantu penulis
selama penelitian.
7. Saudara dan saudariku tercinta IK. ANDALAS (Ilmu Kelautan Angkatan
2012), atas dukungan dan kebersamaan yang terjalin, serta segala bantuan
kalian selama ini yang sangat berharga sehigga penulis akhirnya sampai
pada tahap penyelesaian studi ini.
8. Senior Ilmu Kelautan kanda Asirwan dan Syamsul Basri Karapesina yang
telah banyak membantu.
9. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (HMIK) Universitas
Hasanuddin.
10. Teman-teman KKN Kecamatan Barru Gel.90 UNHAS, terkhusus kepada
teman-teman posko Mangempang (Fajrin, Kak Medy, Ipul, Uca, Ica, dan
Ana).
11. Semua pihak tanpa terkecuali yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu,
terima kasih atas segala bantuannya.
viii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf bila ada kesalahan
dalam penulisan skripsi ini. Kritik dan saran penulis hargai demi penyempurnaan
penulisan serupa dimasa yang akan datang. Besar harapan penulis, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dan bernilai positif bagi semua pihak yang
membutuhkan. Terima Kasih.
Penulis,
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.....................................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiii
I. PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan dan Kegunaan ................................................................................... 3
C. Ruang lingkup ................................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4
A. Tiram Crassostrea sp. ................................................................................... 4
B. Logam Berat .................................................................................................. 5
C. Timbal (Pb) .................................................................................................... 6
D. Pencemaran Logam Berat di Perairan .......................................................... 7
E. Akumulasi logam dalam Tiram ...................................................................... 9
F. Faktor Biokonsentrasi .................................................................................. 10
G. Parameter Lingkungan ................................................................................ 11
1. Suhu ........................................................................................................ 11
Tabel 1. Hasil pengukuran parameter lingkungan ............................................... 29
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tiram Crassostrea sp .........................................................................4
Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian ......................................................................16
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian ..............................................................27
Gambar 4. Nilai rata-rata kandungan logam Pb di air laut pada stasiun penelitian ........................................................................................36
Gambar 5. Nilai rata-rata kandungan logam Pb di Crassostrea sp. pada stasiun penelitian ............................................................................36
Gambar 6. Nilai rata-rata faktor biokonsentrasi Crassostrea sp. terhadap logam Pb pada stasiun penelitian ..................................................36
Gambar 7. Hasil analisis Principal Components Analysis (PCA) setiap stasiun penelitian ............................................................................38
Gambar 8. Lokasi pengambilan sampel stasiun I .............................................50
Gambar 9. Lokasi pengambilan sampel stasiun II ............................................50
Gambar 10. Lokasi pengambilan sampel stasiun III ...........................................50
Gambar 11. Pengambilan sampel tiram Crassostrea sp. ..................................51
Gambar 12. Pengambilan sampel air ..................................................................51
Gambar 13. Pengukuran parameter lingkungan .................................................51
Gambar 14. Preparasi sampel tiram Crassostrea sp. ........................................52
Gambar 15. Preparasi sampel air. ......................................................................52
Gambar 16. Analisis kandungan logam Pb. .......................................................52
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data hasil penelitian di perairan Kecamatan Barru, Kabupaten
Hasil analisis One Way Anova konsentrasi logam Pb dalam tiram
Crassostrea sp. di setiap stasiun penelitian menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan (<0.05), berdasarkan hasil uji lanjut LCD menunjukkan bahwa
stasiun I dan II tidak berbeda, sedangkan stasiun III berbeda dengan stasiun I
dan II (Lampiran 2). Kemampuan biota laut (ikan, udang dan mollusca) dalam
mengakumulasi logam berat di perairan tergantung pada jenis biota, ukuran
biota, lama pemaparan, serta kondisi lingkungan seperti pH, suhu, dan salinitas.
Semakin besar ukuran biota air, maka akumulasi logam berat semakin meningkat
(Sukiyanti, 1987). Oleh karena itu diduga perbedaan yang signifikan dalam
mengakumulasi logam Pb oleh tiram Crassostrea sp. di setiap stasiun
dipengaruhi oleh ukuran tiram yang kemungkinan berbeda sehingga kemampuan
dalam mengakumulasi logam Pb ke dalam tubuhnya dapat berbeda pula.
Semakin besar ukuran cangkang maka semakin tua pula umur tiram dan
semakin lama terpapar logam.
Salah satu syarat organisme untuk dijadikan sampel penelitian adalah
perbedaan ukuran, namun kekurangan dari penelitian ini, sampel tidak
dikelompokkan berdasarkan ukuran. Kondisi sampel yang melekat pada substrat
keras (berbatu) dan saling bertumpuk satu sama lain sehingga menyebabkan
pengelompokan sampel berdasarkan ukuran sulit untuk dilakukan.
Tiram yang diambil dari perairan Kecamatan Barru telah terkontaminasi
oleh logam Pb dengan kadar antara 0,0029-0,0043 mg/kg masih di bawah
standar maksimum yaitu 1,5 mg/kg yang telah di tetapkan berdasarkan Standar
Nasional Indonesia (SNI) No. 7387 tahun 2009 BSN. Unsur logam Pb tersebut
dapat masuk ke dalam tubuh biota laut melalui rantai makanan, insang dan difusi
permukaan kulit. Akumulasi logam Pb dalam tiram dapat terjadi melalui
penyerapan air, partikel dan plankton dengan cara menyaring (Filter feeder).
Terdeteksinya logam Pb dalam tubuh tiram Crassostrea sp. diduga karena jenis
36
organisme ini tidak dapat mengekskresikan dengan baik logam Pb dari dalam
tubuhnya sehingga terakumulasi secara terus menerus dalam jaringan sesuai
dengan kenaikan logam Pb dalam air.
Crassostrea sp. yang terdapat di perairan Kecamatan Barru masih di
bawah ambang batas sehingga masih dianggap aman untuk dikonsumsi, namun
harus tetap diwaspadai karena Pb dalam biota laut bersifat non-esensial (tidak
diperlukan) untuk metabolisme tubuh biota sehingga keberadaan logam Pb
dalam tubuh tiram akan menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan manusia
jika dikonsumsi secara terus-menerus karena akan menumpuk dalam jaringan
tubuh manusia dalam jangka waktu yang cukup lama.
3. Faktor Biokonsentrasi (BCF)
Nilai rata-rata faktor biokonsentrasi Crassostrea sp. terhadap logam Pb di
setiap stasiun penelitian yaitu Perairan Lajari Kelurahan Coppo diperoleh nilai
rata-rata sebesar 0,21±0,09, Perairan Padongko Kelurahan Mangempang
diperoleh nilai rata-rata 0,27±0,02, dan perairan sekitar Pelabuhan Garongkong
diperoleh nilai rata-rata sebesar 0,23±0,07.
Gambar 6. Rata-rata faktor biokonsentrasi Crassostrea sp. terhadap logam Pb
0.21 0.27 0.23
0.00
0.05
0.10
0.15
0.20
0.25
0.30
0.35
Lajari,Kelurahan Coppo
Padongko, Kelurahan Mangempang
Pelabuhan Garongkong
BCF
37
Hasil perhitungan BCF (Lampiran 1) didapatkan hasil rata-rata
bioakumulasi logam Pb dalam tiram Crassostrea sp. di Perairan Lajari Kelurahan
Coppo sebesar 0,21 kali lebih besar dari konsentrasi logam Pb dalam air,
bioakumulasi logam Pb dalam tiram Crassostrea sp. di Perairan Padongko
Kelurahan Mangempang didapatkan sebesar 0,27 kali lebih besar dari
konsentrasi logam Pb yang ada di perairan, dan bioakumulasi logam Pb dalam
tiram Crassostrea sp. di perairan sekitar Pelabuhan Garongkong sebesar 0,23
kali lebih besar dari konsentrasi logam Pb dalam air. Hasil ini menunjukkan
bahwa kemampuan tiram Crassostrea sp. dalam mengakumulasi logam Pb pada
perairan tidak terlalu besar sesuai dengan pernyataan Janssen et al., (1997)
bahwa, apabila nilai BCFs > 1 dari konsentrasi yang ada dikolom air berarti
organisme tersebut memiliki kemampuan akumulasi logam dalam tubuh,
sebaliknya BCFs ≤ 1 dari konsentrasi yang ada dalam perairan berarti organisme
tersebut kurang memiliki kemampuan mengakumulasi logam ke dalam tubuhnya.
Mekanisme pemasukan logam Pb ke dalam tubuh tiram Crassostrea sp.
terkait dengan cara makan tiram yaitu filter feeder. Tiram memakan partikel dan
materi organik, serta makhluk hidup yang tersuspensi di air. Tiram mengambil air
laut masuk ke dalam tubuhnya melalui inhalant siphon yang akan melalui proses
penyaringan sebelum masuk ke mulut, partikel yang berukuran besar tidak
mampu tersaring sehingga akan dikeluarkan kembali dari tubuhnya melalui
exhalant siphon. Sesuai dengan pernyataan Pechenik (2005) bahwa, aliran air
laut akan berlanjut menuju ke labial palp dimana pada bagian tersebut akan
melalui beberapa proses penyaringan dengan cilia-cilia. Partikel yang berukuran
kecil akan lolos, sementara yang berukuran besar akan dikeluarkan kembali
melalui exhalant siphon dalam bentuk pseudofeces. Hal ini diduga merupakan
salah satu faktor menurunnya konsentrasi Pb di dalam tubuh tiram Crassostrea
sp.
38
C. Hubungan Akumulasi Logam Pb dengan Parameter Lingkungan Laut
Hasil analisis PCA pada Gambar 7 menunjukkan tiga kelompok yang
terbentuk yaitu kelompok pertama (I) Perairan Lajari Kelurahan Coppo, kelompok
kedua (II) yaitu Perairan Padongko Kelurahan Mangempang, kelompok ketiga
(III) yaitu perairan sekitar Pelabuhan Garongkong. Hal ini berarti tiap stasiun
memiliki penciri kondisi lingkungan masing-masing.
Gambar 7. Hasil analisis Principal Components Analysis (PCA) setiap stasiun
penelitian
Kelompok pertama dicirikan dengan variabel salinitas dan suhu. Rata-rata
nilai suhu dan salinitas yang didapatkan di Perairan Lajari Kelurahan Coppo pada
saat pengambilan sampel (Tabel 1) masih dalam kisaran normal, menunjukkan
bahwa suhu dan salinitas tidak terlalu mempengaruhi laju akumulasi logam Pb
dalam tiram Crassostrea sp. di Perairan Lajari Kelurahan Coppo. Selain faktor
salinitas dan suhu, masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi laju
absorbsi logam berat seperti pH, DO, dan lain sebagainya. Darmono (1995)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju absorpsi logam dalam
air ke dalam organisme yaitu suhu, salinitas, pH, arus, dan Oksigen terlarut.
Kelompok kedua dicirikan dengan variabel pH. Perairan Padongko
Kelurahan Mangempang memiliki nilai pH tertinggi diantara ketiga stasiun
Lajari
Padongko
Garongkong
Salinitas Suhu
DO
BOT
pH
Kedalaman
Kec. Arus
Pb Tiram
Pb Air
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
F2 (
21,2
5 %
)
F1 (78,75 %)
Biplot (axes F1 and F2: 100,00 %)
I
II III
39
penelitian (Tabel 1), menunjukkan bahwa perairan tersebut bersifat basa yang
menyebabkan kelarutan logam tidak terlalu meningkat. Palar (1994) menegaskan
bahwa kenaikan pH pada badan perairan biasanya akan diikuti dengan semakin
kecilnya kelarutan dari senyawa-senyawa logam.
Kelompok ketiga dicirikan oleh variabel BOT, DO, kecepatan arus,
kedalaman, logam Pb dalam tiram, dan logam Pb dalam air. Nilai kandungan
BOT di Perairan Garongkong (Tabel 1) masih dalam kisaran normal sehingga
masih bisa ditolerir oleh tiram Crassostrea sp. sebagai sumber energi (makanan).
Kandungan DO (Tabel 1) di perairan sekitar Pelabuhan Garongkong
menunjukkan kondisi perairan tercemar ringan sehingga memungkinkan
kandungan logam Pb perairan meningkat. Darmono (1995), menyatakan bahwa
kelarutan logam berat sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen terlarut. Pada
daerah dengan kandungan oksigen yang rendah, daya larut logam berat lebih
rendah. Kecepatan arus perairan sekitar pelabuhan Garongkong pada saat
penelitian berarus lambat (Tabel 1), dapat mempengaruhi tingginya konsentrasi
logam berat yang mengendap pada sedimen karena sifat Pb yang tidak mudah
larut di perairan. Konsentrasi logam Pb dalam tiram Crassostrea sp. dan air laut
di perairan sekitar Pelabuhan Garongkong paling tinggi diantara ketiga stasiun
penelitian (Gambar 4 dan 5), diduga disebabkan karena rendahnya kandungan
DO dan salinitas perairan sekitar pelabuhan Garongkong yang didapatkan pada
saat pengambilan sampel. Sesuai dengan pernyataan Mukhtasor (2007), bahwa
penurunan salinitas pada perairan dapat menyebabkan tingkat bioakumulasi
logam berat pada organisme menjadi semakin besar.
40
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa :
1. Logam Pb di air dan tiram Crassostrea sp. di perairain Kecamatan Barru,
Kabupaten Barru terdeteksi di semua lokasi penelitian, konsentrasi tertinggi
terdapat di perairan pelabuhan Garongkong.
2. Parameter penciri akumulasi logam Pb oleh tiram Crassostrea sp. di perairan
Pelabuhan Garongkong yaitu BOT, DO, kecepatan arus, dan logam Pb di air.
3. Konsentrasi logam Pb dalam tiram Crassostrea sp. masih di bawah ambang
batas maksimum cemaran logam berat Pb dalam pangan kekerangan
(Bivalvia) berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 7387 tahun 2009
BSN yaitu 1,5 mg/kg sehingga masih dianggap aman untuk dikonsumsi.
B. Saran
Diharapkan agar dapat dilakukan penelitian selanjutnya mengenai daya
akumulasi Crassostrea sp. terhadap berbagai jenis logam berat yang terdistribusi
keberadaannya di perairan Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.
41
DAFTAR PUSTAKA
Afriadi, D. 2005. Kandungan Logam Berat Hg, Pb, dan Cr pada Air, Sedimen, dan Kerang Hijau (Perna Viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Skripsi, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Alloway, B.J., and Ayres, D.C. 1993. Chemical Principles of Environmental Pollution. Chapman and Hall. London.
Ardi. 2002. Pemanfaatan Makrozoobentos Sebagai Indikator Kualitas Perairan Pesisir. Tesis PSIPB. Bogor
Astuti, I., Karina, S., dan Dewiyanti, I. 2016. Analisis kandungan logam Berat Pb pada Tiram Crassostrea cucullata di Pesisir Krueng Raya, Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1 (1). Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh.
Connell, D.W., dan G.J. Miller. 1995. Kimia dan ekotoksikologi pencemaran. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut : Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungan dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press. Jakarta.
Edward dan Pulumahuny. 2003. Kadar oksigen terlarut di Perairan Raha Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Jurnal. Pusat Riset Oseanografi-LIPI : Jakarta.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Geyer, R. A. 1981. Marine Environmental Polution 2. Elseiver Scientific Publishing Company. Amsterdam Oxford. New York.
http://www.ub.edu/crba/practiques/invertebrats/invertebrats6/crassostrea.jpg (diakses pada 5 September 2016 pukul 09.50 WITA)
Husna, A. 2015. Kandungan Logam Berat Pb pada Air Laut, Sedimen dan Tiram Saccostrea glomerata di Pelabuhan Pasiran, Sabang. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Hutabarat, S., dan Evans, S.M. 1985. Pengantar Oseanografi. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Hutagalung, H. P. 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat dalam Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. P3O LIPI.
Jakarta.
Janssen, P.H., Schuhmann, A., Moerschel, E., and Rainey, F.A., 1997. Novel anaerobic ultramicrobakteria beloging to the verrucomicrobiales lineage of bacterial descent isolated by dilution culture from anoxic rice paddy soil. Applied and Enviromental Microbiology 63, 1382-1388.
Mason, C.E. 1981. Biological of Freshwater Pollution. Longma. London.
MENLH. 2004. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51/MENLH/2004 Tahun 2004, tentang Penetapan Baku Mutu Air Laut dalam Himpunan Peraturan di Bidang Lingkungan Hidup. Jakarta.
Millero, F.J. 2006. Chemical Oceanography Third Edition. CRC Press Taylor and Francis Group. USA.
Mukhtasor, 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. PT Pradnya Paramita. Jakarta.
Mulya, M.B. 2002. Bahan Organik Terlarut dan Tidak Terlarut dalam Air Laut. Jurnal. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Sumatera Utara.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Cetakan Kedua. Djambatan, Jakarta.
Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. PT Bhineka Cipta, Jakarta.
Pechenik, J. A., 2005. Biology of the Invertebrates. Mc. Grow Hill. New York.
Praningtyas, I. 2014. Analisis Logam Berat (Pb, Hg, dan Cd) pada Batissa violacea Lanmark di Perairan Pesisir Calang. Skripsi. Ilmu Kelautan. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Racmansyah, P.R., Dalfiah, P., dan Ahmad, T. 1998. Uji Toksisitas Logam Berat Terhadap Benur Udang Windu dan Nener Bandeng. Jurnal Perikanan Indonesia.
Sarjono, A. 2009. Analisis Kandungan Logam Berat Cd, Pb, dan Hg Pada Air dan Sedimen di Perairan Kamal Muara, Jakarta Utara. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Setyawati, Y. 1986. Distribusi Jenis-Jenis Kerang (Bivalvia) di Pantai Muara Sungai Ciseukeut, Desa Mekar Sari Kecamatan Cigeulis, Panembang Jawa Barat. Karya Ilmiah. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor.
Shaari, H., Raven, B., Sultan, K., Mohammad, Y., dan Yunus, K. 2016. Status of Heavy Metals Concentrations in Oysters (Crassostrea sp.) from Setiu Wetlands, Terengganu, Malaysia. Journal Sains Malaysiana : 417–424.
43
SNI 7380 : 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Badan Standarisai Nasional ICS 67.220.02. Jakarta.
Soetjipto, P. 2002. Kerang vs Logam Berat. http://www.indokado.com (diakses pada tanggal 2 November 2016 pukul 15.03 WITA).
Sugianti, B., Hidayat, E.H., Arta, A.P., Retnoningsih, S., Anggraeni, Y., dan Lafi, L. 2014. Daftar Mollusca yang Berpotensi sebagai Spesies Asing Invasif di Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Sukiyanti, E. 1987. Kadar Mercuri Kerang Darah dari Teluk Jakarta dan Hubungannya dengan Kadar Merkuri Kerang Darah dari Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke. Tesis. Program Pasca Sarjana
Universitas Indonesia. Jakarta.
Tinsley, I. J. 1979. Chemical Concepts in Pollutant Behavior. New York.
Van Esch, G.J. 1977. Aquatic Pollutant and Their Potential Ecological Effects in Hutzingen, O., Van Lelyuccid, I.H. and Zoetemen, B.C.J. ed. Aquatic Pollution : Transformation and Biological Effects, Procceding of the 2nd Int. Symp. on Aquatic Pollutans. Amsterdam. Pergamon Press, New York. 1–12.
Wardoyo, S.T.H. 1975. Pengelolaan Kualitas Air. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Widowati, W., Sastiono, A., dan Jusuf, R. 2008. Efek Toksik Logam,Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Andi Offset. Yogyakarta.
F1 F2 Lajari 0,724 0,276 Padongko 0,327 0,673 Garongkong 0,992 0,008 Values in bold correspond for each observation to the factor for which the squared
cosine is the largest
50
Lampiran 4. Dokumentasi kegiatan
Gambar 8. Lokasi pengambilan sampel stasiun I (Perairan Lajari, Kelurahan
Coppo)
Gambar 9. Lokasi pengambilan sampel stasiun II (Perairan Padongko, Kelurahan Mangempang)
Gambar 10. Lokasi pengambilan sampel stasiun III (Pelabuhan Garongkong, Kelurahan Mangempang)
51
Gambar 11. Pengambilan sampel tiram Crassostrea sp.