Top Banner
24

Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

May 13, 2023

Download

Documents

Ally Xavier
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi
Page 2: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Adzan Subuh Ini

Berkumandang,

Membangunkan setiap mimpi

Aku ingin pagi ini,

Adalah keberkahan

Seperti yang Rosul

Doakan

Aku ingin seperti

Penyihir Fir’aun

Yang tak gentar,

Menghadapi hari…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

28th

Oct 09, 04:18am

Akan

Jika seandainya angin

Belum menyampaikan

Lembut kasihnya

Pada sang awan

Tentunya tak akana

Ada kristal hujan

Yang mengembun di kaca

Pagi ini

Jika malam tidak menyampaikan

Kehangatannya

Pada udara malam itu

Tentunya

Embun akan malu-malu

Untuk menyambutku esok nanti

Jikalau aku ingin sampaikan

sayang ini pada semua

apa yang akan terjadi

apa yang akan

dan akan…

Perpustakaan, Jakarta

Sun, 17th

Nov 2009. 08:32pm

Aku Ingin Menulis Pagi

Aku mencari kertas itu

Di himpitan rak-rak buku.

Kuharap aku bisa

Menemukannya.

Entah, apapun rupanya..

Aku ingin,

Tongkat sihir

Di tanganku

Dapat mengubahnya….

Tentang pagi

Dan tak lupa

Senyum tulus

Mentari…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

27th

oct 2009

Alone

Hatiku masih disini

Meski bayangmu enggan tinggalkan

Kakiku masih meniti

Jalan ini

Meski suaramu

Tariaki aku

Panggil namaku

Dan memelas kembali

Cukuplah sudah ku tinggalkan

Bayang-bayangku

Dibawah dirimu

Aku ingin berjalan sendiri

Meski di jalan sunyi ini

Walau tak ada teman disisi

Aku ingin sendiri

Tanpa bayangku

Juga kamu…

Kamar 5 Lantai 3, Jakarta

Wed, 10th

Feb 2010 . 06:57am

Page 3: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Angin yang Beriak

Menyapu pantai pentai jendela

Menerbangkan segenap angan

Namun sayang

Angin beriak tidak dipandang

Ia hanya datang

Dan menambah lelap orang-orang

Yang tenggelam dalam kelam

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun, 24th Nov 2009, 02:27pm

Aroma

Hidung-hidung zaman ini

Kehilangan kepekaannya

Bermuka dua

Mengendus bak anjing penjaga

Sungguh..

Anak zaman tampakan

Aneka keganjilan

Semerbak kasturi yang tampak

Adalah raflessia

Di moncong hidungnya

Sedang ia lebih suka

Bersemedi di bilik-bilik

Pembuangan akhirnya

Nista….

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Mon , 20th

Des 2009. 04:32pm

Belajar Disini

Kau akan belajar disini

Bersama bintang, mentari

Bulan yang bersinar juga bumi

Kehidupan tak berubah

Dengan adanya kita

Kehidupan tak berubah

Hanya dengan kata

Dan juga

Bila kau hanya diam

Dan hanya terpaku sunyi

Hidup menghargai mereka

Yang bergerak

Berusaha

Dan memberi

Berlomba dan memahami

Hidup lebih berarti

Saat mereka mengerti

Arti hidup itu sendiri

Dan kehidupan adalah guru

guru yang menuliskan pelajaran

disetiap detiknya..

dan akan mengujimu

di waktu yang akan kau jalani

dengan pelajaran yang telah

ia beri..

berjalanlah bersama waktu

rasakan kersamaanmu

bersama bulan, bintang

mentari dan bumi..

karena kita, tidak sendiri…

Kamar 5 Lantai 3, Jakarta

Tue, 9th

Feb 2010. 11:59pm

Page 4: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Berat

Menyapu dedaunan gugur

Menanti musim semi

Kembali

Mencari arti hidup

Berharap ini berakhir

Berat

Seberat hari ini..

Karena aku

Menghindar saat mentari

Datang menyinari

Karena aku belum berani

Untuk menghadapi

Berat….

Seberat hari ini

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun, 10th

Nov 2009. 01:43pm

Bercermin Diri

Hari ini tepatnya

Saat orang-orang dalam surga

Euforia….

Surga fana penuh pemuja

Malam ini anak-anak berlari-lari kecil

Melompat bak mendapat uang

Melihat bintang-bintang

Meledak-ledak di bumi paruh purnama

Ah…

Dua ribu sembilan

Kini tak bernyawa lagi

Sedetik lalu ia matanya tertutup

Meninggalkan kita

Dan kisah ini

Juga meninggalkankita

Dengan sejuta tanya

Sejuta pilu

Dan kisah sendu sedan itu…

Namun anak zaman masih tersenyum

bibir rembulannya

ia gantungkan di setiap dada

ia massih mampu

untuk memikul satu abad lagi

meski sebelum itu

ia sudah mati

…lantas aku bercermin

Namun cermin pecahkan dirinya

Ku cari air di belanga

Air telah ternoda…

Lalu…

Kemanakah peradaban ini

Bercermin diri..

Jika semua hancurkan cerminnya

Kuharap di sudut-sudut

Masih ada pecahan kaca

Yang tersisa…

Kantor BEM, jakarta

Fri, 01 Januari 2010. 01:33 M

Ku gantungkan harapku, biarkan abadi

bersamamu

Bintang….

Page 5: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Bersama

Peluh peluh mentari

Menyapu silau kerlipannya

Akankah tangisan awan

Masih tak cukup membuat bumi

Sedikit sadar diri,

Keterlaluan, cerca ozon

Tidakkah sadar dia?

Kilauan berliannya

Hanyalah seutas tali

Yang berada di antara pintu

Rumah tua ini

Yang siap mengikat lehernya

Sombong sekali dia,

Cerca ozon berulang kali

Mungkin jika tahu

Bahwa dia sudah terlalu menor

Meski bejuta-juta tahun berhias

Tetaplah sekarang ia ringkih

Kecantikan hanyalah hiasan

..

Bumi melipat senyum nya

Memandang biru sahabat-sahabatnya

Mentari tetap dengan muka merahnya

Awan tetap menangis

Sedang ozon makin meradang,

Aku akan tetap tersenyum

Untuk kalian

Untuk bintang dan bulan

Yang mungkin kini tak datang

Dulu aku tersinggung

Dengan mentari yang

hembuskan hawa panasnya

dulu aku tak suka

akan awan yang mengambil hartaku

lalu mencampuri urusanku

dan aku tak punya alasan

pada mu, ozon

yang aku selalu berlindung

di ketiak-ketiakmu

Namun sadarku kali ini

Tantang kebarsamaan kita

Adalah makna dunia

Adalah sebagian dari kehidupan,

Dan tidak ingatkah saat kita ada

Bersama

Maka kita akan mengakhiri semua

Juga bersama…..

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Thu,26th

Nov 2009, 01:19pm

Bersama Langit

Bersamamu damai yang ada

Dengan kicau burung melintas

Dengan kedalaman langit terpampang

Kau ajarkanku kejernihan hidup

Kau ajarkan bagaimana memahami

Tentang arti berbagi

Bagaimana mentari

Berbagi cita dengan sinarnya

Menghias dengan mega diufuk-ufuk

Dan kau terus ajarkan arti itu

Arti berbagi buatku

Meski awan terkadang menghalang

Antara aku dan kamu

Meski malam memisahkan

Duniaku dan duniamu

Tapi memandangmu

Adalah damaiku

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sat , 26th

Des 2009. 11:57am

Bicara Sahabat

Ia bisa membuat tak bisa

Untuk berbicara

Ia mampu membungkam

Kata-kata terpendam

Ia ada, nyata dan menemani

Ia bayang dari kemilau mentari

Ia pantulan sinar media

Hingga membuat kita membuka mata

Ia ada

Mungkin sejenak, waktu

Mendatangimu mencari tahu

Tentang siapa sahabatmu,

Sahabat itu, orang-orang

Yang setia berotasi denganku

Dan mereka itu aku

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun, 12th

Des 2009. 12:55am

Siapa Kamu adalah orang-orang

disekelilingmu

Dan orang-orang itu adalah kamu

Page 6: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Bisik Gemericik

Mencoba mengerti

Setiap kata yang kau bisikkan

Ketelinga dengan perlahan

Kau kirim sayang itu

Dengan bisik gemericik air

Di tengah bising kota

Kau sejukkan hariku

Dengan kristal-kristal

Yang mengembun pagi ini

Bertemu dengan Mu

Itu yang ku rindu

Semoga hari ini

Indah bersama pesan-pesan

kasihMu

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Wed, 25th Nov 2009, 07:03am

Setelah hujan mengguyur kami malam tadi

Cukup

Cukup sudah,

Aku lelah

Mataku memerah

Tulangku rapuh

Melemah.

Pikirku telah pergi

Entah…

Aku ingin tidur,

Ingin ku tutup mataku

Aku ingin lihat kamu…

“walaqod yassarnal qur’ana lidzikri fahal

mimmuddakir?”

Hffs…

“huurum maqsuurotun fil khiyam”

“Lam yathmitshunna insun walaa jaan”

Ingin ku hembus dan hepaskan

Tarikan nafasku….

Aku tak mampu

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

28th

Oct 09, 11:32pm

Dengarkan

Melihat malam

Aku ingin mendengarkan

Tentang kisah-kisahnya

Tentang dia yang tak pernah kesepian

Tentang dia yang tak

Seperti anggapan orang

Gelap,

Kelam,

Menyeramkan,

Menyebalkan..

Dia tetap berkisah

Meski orang tertidur lelap

Dan mengabaikan

Dia tetap indah

Meski manusia acuh

Karena mimpi-mimpinya

Karena itulah aku disini,

Ingin dengarkan kisah sang malam

Yang tak pernah kesepian

Dia bilang;

Aku punya tak terhitung bintang

Yang ia selalu ada

Meski tak tampak

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

wed, 4th

Nov 2009. 01:48pm

Page 7: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Entah

Aku yang pergi,

Entah kapan akan kembali

Entah kapan

Masa itu

Terulang kembali

Entah kapan,

Lembayung pagi

Menyambutku dalam sejuknya

Entah kapan

Sinar surya

Tak membakarku lagi,

Karena ia yang aku kenal

Dahulu menghangati

Seluk sanubari.

Entah kapan,

Tapi aku terus berharap..

Meski sang waktu

Terus membangun

Tembok berlin.

Tembok pemisah

Antara kisahku dan kamu

Entah…

Apakah takdirku adalah

Kembali

Atau mati

Entahlah…

Ku hirup penatku

….aku rindu

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

27th

oct 2009

Esok orang bilang

esok mentari

tetap setia tersenyum

semua percaya

ia masih dalam ramahnya

mengintip di sudut cakrawala

menerangi gelap di sudut-sudut

apakah semua itu

tetap ada bersamaku

apakah mentari

esok tetap menemani

ku ingin mencoba

tetap melihat esok hari

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Tue, 15th

Des 2009. 9:11pm

Harap

Jika rembulan malam ini

Punya harapan

Bertemu bintang di esok malamnya

Bila mendung kali ini

Punya mimpi

Dapat memandikan bumi

Untuk kesekian kalinya

Andai mentari

Juga punya permintaan

Untuk membiarkan sinarnya

Menyela di ufuk pagi ini

Dan,

Aku dalam larut mala mini

Punya harap, permintaan

Dan mimpi

Semoga esok,

Lusa dan seterusnya

Adalah wujud nyata

Harap dan mimpi-mimpi ini…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Mon, 9th

Nov 2009. 01:42pm

Besok ujian fiqh, balaghoh dan English

Hari Terakhir

Orang bilang

Ini kebebasan

Layaknya burung

Yang riang dari sangkar

Emas yang terlalu kekar

Layaknya buaya

Tertawa bangga

Bisa menjauh dari

Manusia-manusia

Yang mengusik tidurnya

Inikah kebebasan

Saat moncong senapan

Masih saja memburu

Kepak-kepak sayapku

xxInikah makna kepuasan

Saat kerangkeng itu

Menjelma di mimpi-mimpiku

Sepertinya aku salah…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun, 13th

Nov 2009. 02:36pm

Page 8: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Hidup

Memulai membuka mata

Meski pelupuk ini

Telah lama terlahir

Mataku blur

Memandang depan kabur

Entah mataku

Atau karena pantulan cahaya itu

Atau

Keremangan yang membawaku

Dalam ketidak jelasan ini

Mencoba mendengar

Dengan telinga yang telah lama

Mendengarkan apa saja

Tentang bualan durjana

Hingga bising dunia

Aku ingin dalam sepi

Tanpa bising yang memekakkan

Aku sedang ingin sendiri

Tanpa dunia ini

Namun semua memaksa

Mencampakkanku dalam belanga

Ini namanya hidup,

katanya…..

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Mon , 20th

Des 2009. 09:51pm

Hanya Tawa Orang bermimik serius

Mengacungkan jemari-jemarinya

Ke muka-muka

Berteriak-teriak lantang

Dengan suara-suara berdahak

Dengan nafas sepenggal

Dengan pandangan bias

Dengan kacamata plus minus tebal

Ah…kenapa..

Teriakan yang lantang

Terkadang riuh rendah

Seakan celotehan

Tak lebih dari cekikikan

Kata-kata tajamnya

Kenapa tak mampu

Menusuk telinga mereka

Entah apa dan bagaimana

Entah telinga

Berdaun jendela

Entah dadanya

Yang berkulit baja

Kata tajam, hanya penggeli

Belaka….

Yang ada…

Hanya tawa

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Wed, 25th

Nov 2009, 07:03am

Hmmm Pedang pedang

Menampakkan graham

Silaunya.

Lembayung senja

Yang tadi hadir

Kini sirna, menghilang.

Kabut dini hari

Melebur bersama embun-embun.

Hilang bersama surya

Terik ini

Waktu terus tercatat

Tamu terus mendekat

Entah kapan

Entah bagaimana

Kupandang depan mataku

Hmmm…..

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sat, 7th

Nov 2009. 01:26pm

Page 9: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Hukum Hutan Ini

Di hutan manusia

Hukum lebih brutal

Dari sekedar hukum rimba

Mereka bilang

Hukumnya membela keadilan

Membela yang lemah

Membela segenap hak

Meweujudkan

Kebersamaan dan kesejahteraan

Pemimpin mereka tersenyumbangga

Duduk diatas leher-leher

Bertahtakan emas merah mengalir

Rakyat-rakyatnya juga

Tertawa bangga

Memuji-muji pembayarnya

Begitu bahagia mereka

Diatas layar kaca

Meski harus menangis lagi

Setelah layar tertutup kembali

Hukum di hutan ini

Milik singa-singa

Yang gonggongannya

Menggemparkan segenap jiwa

Milik tikus-tikus

Yang pandai berdrama

Di kolong-kolong

Maupun di kantor-kantor

Hukum disini

Murah

Silahkan beli meski dengan

Darah

Hukum disini mudah

Tinggal ada lembaran-lembaran

Palu dapat diatur sesuka

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sat, 06th

Feb 2010. 04:49pm

Ied Kali ini

Lebih bermakna

Saat salam-salam itu

Aku titipkan lembut

Bersama sinar mentari

Yang tak sungkan menjemput

Setiap senyum-senyum insan

Lebih berarti

Saat bisik itu

Aku pinta dengan tulus hati

Agar didengar melalui

Jiwa dan segenap hati..

Ied kali ini, memberi makna

Pada aku yang selama ini

Hanya terpana

Memberi lebih arti

Pada jiwaku yang lari

Dari bisingnya hidup ini

Namun tidak kali ini,

Engkau sayang kami, seperti

Indahnya hari ini…..

Met ied Adha 1430H

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Fri ,27th

Nov 2009, 02:10pm

Izinkan Aku Izinkan aku,

Kalau boleh..

Jika engkau,

Tidak keberatan..

Jika tidak ada,

Sedikit beban pun

Di dada..

Jika engkau merestuinya

Aku ingin

Mengetik tanpa

Melihat

Aku bermaksud

Menulis

Tanpa mataku

Kalau boleh,

Karena yang ku lukis,

Adalah jalan hidupku…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

29th

Oct 09, 02:20

Page 10: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Jalan Buntu

Saat kubuka mataku

Tetap saja aku terpaku

Tanpa kompas tujuan

Tanpa peta harapan

Langkah-langkah berat

Kata-kata tak terucap

Angan-angan lenyap

Jalan ini tak menentu

Hanya ikuti bayang semu

Saat tersadar, Aku baru tahu

Ini jalan buntu

Jakarta, 23 Des 2011

15:07

Janji Diri

Hati telah ku tanam

Azam telah ku hujamkan

Dan janji ini

Telah ku sematkan

Janji pada seoonggok

Jasad yang kini

Aku tinggal bersamanya

namun debu waktu

Menyapu ingatan zaman

Janjiku hanyut lenyap

Ke samudra lelapku

Aku terbuai waktu

Yang bermain di benakku

Waktu selau membisikkan

Kata itu di telinga

Dan membisingkan akalku

Aku selalu bersamannya

Katanya selalu

Akhir-akhir ini

Di pinggiran zaman ini

Aku baru tahu

Kalau dia bohong

Kamar 5 Lantai 3, Jakarta

Sun, 23th

Nov 2009, 06:26am

Jika

Hari ini,

Adalah hari mulia-Mu

Aku harap,

Aku pun tak hina,

Jika bertemu Engkau

nanti….

Perpustakaan, ghurfah Rohah, Jakarta

Jum’at, 30th

Oct 09 . 11:17am

KRL

Seperti dirinya

Yang tak rusuh keluh

Dipenuhi makhluk-makhluk

Dengan peluh penuh

Tak sungkan dipaksa

Berpacu waktu

Meski tubuh ringkih tua

Meski tangan-tangannya

Sebenarnya

Tak kuasa menampung mereka

Yang berharap padanya

Gemercik api dari sandal besinya

Ingin mengungakap

Tentang hidup dan nasibnya

Tentang sedikit pesan

Bahwa kita hidup itu

Untuk orang lain

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Fri, 20th

Nov 2009ce, 03:50pm

Page 11: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Keinginan Saat ku buka mata,

Aku ingin melihatmu

Tersenyum..

Meski nanti,

Saat ku tutup mata

Engkau melihatku

Dengan tangis…

Kamar 3 lantai 5, Jakarta

28th

oct 2009, 11:25pm

Kenapa Coba Harusnya hujan kali ini

Turun untuk membasahi

Gersangnya bumi ini

Seharusnya

Kristal-kristal itu

Adalah uapan air

Karena kasih mentari

Mestinya butiran itu

Jatuh dari langit ke tempat ini

Tapi kenapa

Hujan kali ini

Menganak sungai

Di pelupuk-pelupuk..

Kenapa coba…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun, 17th

Nov 2009. 01:41pm

Kesal Itu kataku,

Bodoh, itu bentakku

Aku memaki dan memaku

Diriku

Hari ini dan tentang

Waktu ini

Waktu yang berlalu

Mustahil kembali

Kesal

Itu kataku

Namun waktu

Acuh dan tak hirau

Satu kesalahan ku

Telah kuperbuat

Tapi

Aku mencoba

Mengais mutiara

Dari ini semua…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sabtu, 03th

Nov 09 02:37pm

Kesepian yang Mendalam

mencari sisa udara

yang tak tinggalkan jejaknya

mencari seberkas sinar

yang kemilaunya memudar…

kemana aku berlari,

jika kakiku menafikan langkahnya

sendiri..

bagaimana mungkin

aku bermimpi, jika malam

sudah enggan menyelimuti…

aku dan sedu sedan ini

sendiri

tanpa teman

tanpa sedikit senyuman

huffs..

kesepian ini

begitu dalam..

Kamar 5 Lantai 3, Jakarta

Thu, 4th Feb 2010 ce. 10:59pm

Kuliah lagi

bel masuk,

menggema memekakkan

tapi harapku,

aku tak berhenti

untuk terus belajar

paham tidak didapat

dengan tongkat

alakadabra

tapi, dengan

jiwa…

bismillah…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

29th

Oct 09, 06:52

Page 12: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Kelinci Zaman Ini dan…

kisah dunia si kancil dimulai

tari-tari masih bergemulai

bukan fobeo khayalan

juga bukan kisah dongengan

atau bualan..

si kancil begitu nyata

ia tertawa di pelupuk mata

dan kita tidur

jutaan timun tinggal tulangnya

kancil pun riang senangnya

perutnya membuncit kenyang

mulut besarnya

menguap timun-timun basah

ah…

seandainya kancil itu manusia

punya akal dan punya rasa

tentu ia tak seriang ini

tentu tangis anak pak tani

cukup membuatnya sadar

pak tani butuh timunnya

untuk menyuapi anaknya

yang beratus ribu jumlahnya

menderita

busung lapar menyiksa

bahkan kini

tanpa nyawa..

ah…

seandainya kancil punya hati

tentu ia kan lari saat dimaki

kemana telinga panjangnya

saat pak tani memakinya

dengan air mata

kemana mata besarnya

apakah dia tak melihat realita

pak tani menghujam sumpah serapah

untuknya…

Kini jerat-jerat baginya

Telah berkarat zaman

Umpan beracun

Kini dilalam lumut ketidak berdayaan

Kelinci kini makin riang

Berpestapora tanpa batas dan perasaan

Dan masih mencuri timun-timun

Dilahan-lahan

Karena kelinci

Bukan manusia…

Kamar 5 Lantai 3, jakarta

Sat, 06th

Feb 2010. 01:29pm

Langkah Mati

Siapa hendak mencegah

Tapak-tapak ini

Kakiku terseok sudah

Siapa yang mau halangi lagi

Haruskah petir kembali menyambar

Akankah mentari

Menyengat membakar

Mungkinkah mendung di ufuk

Menabur peluru

Akankah bumi

Turut memuntahkan

Apapun yang dikehendaki

Siapalagi!

Suaraku berteriak

Tanpa suara

Air mataku beranak sungai

Tanpa air mata

Peluhku bercucuran

Tanpa keringat

Pikirku berputar

Tanpa otak di kepala

Kalau bukan karena

Langkah hati….

Aku sudah mati

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun, 11th

Nov 2009. 12:54pm

Page 13: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Lapar

Sungguh

Koki terbaik sudah memanggil

Kebutuhan sudah berteriak

Kijang telah memanggil-mangil singanya

Namun haruskah

Kita terus buru-buru

Namun haruskah

Kita terus memburu

Hari-hari yang kulalui

Untuk terus mencoba

Mengambil puing

Yang telah runtuh

Dari mereka yang

Rela lapar untuk berjuang

Dari mereka

Yang memang tak bisa maka

Tapi mereka tidak punya

Alas an

Untuk tidak member buah

Dalam hidup didunia

Menahan sedikit perih

Untuk sesuatu yang

Mungkin aku bisa

menemukan emasnya

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sat, 7th

Nov 2009. 06:57pm

Lelah Hari Ini

Lelah..

Tapi, di dunia

Tak kutemukan

Kata-lelah

Tak kudapatkan

Kata jengah

Aku mencarinya

Di sudut-sudut rak

Aku mendapatkannya

Di kamus

Orang gagal

….kulihat awan hari ini

Anganku,

Semoga tak pernah lelah

Tak pernah berhenti

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

29th

Oct 09, 11:02

Lihat Aku

Lihat mataku,

Ada dua

Sama seperti kamu

Tapi semua

Tentu berbeda

Meski kita sama

Aku ingin,

Aku adalah elang

Yang menjulang tinggi

Meninggalkan bumi

Namun sorotnya,

Tetap menghujam..

Kamar 3 lantai 5, Jakarta

29th

Oct tober 2009: 06:49am

Lupa Memang tabi’at,

Memang kekurangan

Tapi kenapa

Ini ada

Tidakkah kaum dahulu,

Musnah karena lalai

Lengah

Lupa

Dan sombong…

Hfffs..

Kenapa lukisan untuk hari ini

Aku warnai dengan

Tinta lupa…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Jum’at, 30th

Oct 09 . 05:44pm

Page 14: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Membuang Harap

Salah apa,

Jika setiap nada terdengar sumbang.

Dosa apa,

Jika setiap kata untuk meyakinkan.

Haruskah kita selalu diam

Biar kan air jatuh keselokan

Sedang kita ikut mngalir didalam

Haruskan hanya termangu

Menunggu mentari membunuh waktu

Menanti asa di halte masa

Mengharap embun sejukkan kalbu

Jika terus tak mau

Buang saja Cita, Angan dan mimpimu

Dan buang jauh Harapanmu

Jakarta, 23 Des 2011

15:15

Malam ini

Tentunya aku tak mau

Jika malam-malam

Menjadi seperti malam ini

Hffs

Malam ini aku sendiri

Dalam kegalauan

Seolah bintang enggan

Menemani

Malam ini aku sendiri

Dan berharap aku dapat

Segera bermimpi

Tidak berteman gelap lagi……

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sabtu, 01th

Nov 09 . 12:30am

Lubang Ketiga

Dua mata ini

Memandang kabur jalan

Dua penglihatan ini

Makin tak jelas memadang

Jalanku jalan peminum

Kekanan dan kekiri

Linglung

Jalanku jalan bingung

Bahkan tak mampu kaki ini

Ku ayun

Ku mulai berjalan berat

Dalam gelap berkelebat

Lebih hitam lebih pekat

Satu lubang kudapati

Dalam pandangan samar ini

Aku terjatuh kali ini

Lalu aku bangkit

Mencoba bangun untuk teruskan

Langkahku yang terkikis kelam

Lalu aku dapati di jalan ini

Lubang kedua itu, meski

Dalam pandangan kabur

Dan aku tersungkur..

Bersama harapan yang hampir terkubur

Dan..

Kali ini aku tetap teruskan langkah

Sampai batas entah

Meskih penuh peluh, penuh darah

Aku berjalan membunuh asa

Hingga datang lubang ketiga

Yang jelas kupandang

Dari enam penjuru arah

Aku tersenyum dalam pandangku

Sudah jelas kini jalanku

Tak akan jatuh tak akan tersungkur

Kucongkakkan mukaku

Kututup mataku

Kubusungkan dadaku

Dan berjalan..

Dalam tawaku..

Dan

aku terjatuh

Kamar 5 Lantai 3, Jakarta

Tue, 9th

Feb 2010 . 09:26pm

Page 15: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Membuka Senyum

Seperti dahan-dahan

Pagi ini

Mengantarkan bunga

Di pucuk-pucuk

Mengajak mereka berbicara

Tentang embun

Dengan beningnya

Tantang fajar

Dengan wangi udaranya

Tentang mentari

Yang malu-malu

Mengintip dunia

Dahan-dahan pagi ini

Mengajak bunga-bunga

Bahagia

Mengajak mereka

Melupakan manusia

Yang sibuk dengan dirinya

Yang lelap untuk mimpinya

Yang mereka anggap

Mereka hanyalah satu-satunya

Bunga tersenyum berkata

Terima kasih telah ajarkan aku

Tentang semua

Hingga aku dapat merasa

Sinar lembut sang surya

Dan belaian kasih udara

Namun aku tak dapat

Menahan senyumku untuk

Mereka, manusia

Aku juga ingin ajarkan

Pada mereka, untuk hal ringan

Tentang senyum untuk dunia

Itu saja…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun,8th

Nov 2009. 09:11am

Mencari Aku

di lembah..

yang dulu kutemukan sayapku

di samudra yang dulu

aku selami dasar hatiku

di angkasa

yang aku letakkan kedua mata..

dan segenap yang ada..

adalah aku..

dan ada kisahku.

Namun semua mengembun

Dan hanya kabut-kabut

Yang menutup

Memisah aku

Dan aku

Hingga saat aku mencari

Didasar mana hati ini

Di lautan mana diri ini

Di penjuru mana mata ini

Dan saat aku mencari diriku

Aku tak ada..

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Wed, 20 Jan 2010. 01:30pm

Mencoba

Pagi ini

Kerikil di tengah-tengah

Ku coba untuk ku singkirkan

Hari ini

Gerah di ubun-ubun

Kucoba untuk ku dinginkan

Tapi jemari tengah ini

Menunjuk tajam hidung

Entah…

Salah apa daku

Atas apa yang lalu

Daku menyahut

Daku tak mau melihat

Kesalahan aku…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun, 13th

Nov 2009. 02:36pm

Page 16: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Mencoba Merangkai

Arjuna tak pernah

Menuliskan kisah antah berantah

Tentang cara dirinya

Menaklukkan sinta

Ia hanya mengajarkan

Kerendahan

Meski ia menari di awan-awan

Romeo pun tak pernah

Tuliskan kesedihan

Karena ia temukan cinta

Di sela duri-duri jalan

Berat nafasku

Mencoba merangkai kata

Kita hidup bersama mereka

Yang tak nyata

Hari-hari kita

Bersenandung dongeng-dongeng

Dan kata-kata entah dari siapa

Hari-hari kita

Dilukiskan cinta-cinta yang indah

Namun sebenarnya salah

Hingga saat semua salah

Orang benar pasti jadi salah

Untuk memulai hari esok

Kita harus mencoba merangkainya

Kita mesti mengumpulkan satu-satu

Sejarah yang tercecer disudut-sudut

Bukan membuat-buat cerita

Tapi kita menceritakan

Yang sebenarnya

Tentang Beliau yang menjadi

Teladan satu-satunya

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Thu, 4th

Des 2009, 01:06pm

Mengenali Rasaku

Mencoba mengenali

Rasaku dan rasa ini

Rasa yang hilang

Kala aku bersama yang lain

aku yang pergi

untuk sebuah sensasi

aku yang hilang,

sebelum engkau datang

sebelum aku kau ingatkan

dan sebelum kau teriakkan

tentang jalanku

yang adalah jurang di depanku

tentang nafasku

yang adalah sampah

adalah kelam

adalah simbol hitam

aku yang tersengal-sengal

lelah dengan nafas ini

lalu kau teriakkan itu..

dimana rasamu..

meski aku coba lagi

merasakan rasaku

yang dulu…

Kamar 5 Lantai 3, Jakarta

Fri,5th

Feb 2010. 01:03pm

Page 17: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Mengetuk Jendela

Kabut-kabut menyesakkan

Dipelataran bumi selatan

Kepada siapa aku menyalahkan

Mereka yang kiri,

Atau yang kanan

Pandanganku terhalang bias kabut itu

Alam sekitar lemah terlihat layu

Lembayung senja

Hanyalah sayup lagu

Entah kapan ini jadi yang terakhir

Entah kapan

Kabut ini pergi dari hadapan

Ku ingin mengetuk jendela

Meski aku tak mampu

Untuk membukanya,

Mungki di sana

Ada orang lain yang membuka

Membiarkan cahaya

Mengalir di serat kejam dunia

Memusnahkan bias kabut nan suram

Biarkan aku mengetuk jendela

Izinkan aku dan semua

Bertemu sang mentari

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Tue, 17th

Des 2009. 06:46am

Menghargai Hidup

Dalam hidup

Suara-suara pengaharapan

Tantang saling menghargai

Tentang saling menghargai

Tentang arti hidup bersama

Tentang semua

Yang tanpa di beritahui, kita tahu

Namun kita

Masih butuh berlajar lagi

Tentang arti menghargai

Seperti menghargai

Burung-burung yang

Lebih memilih mencari

Ulat di ujung-ujung daun

Dengan cakar-cakarnya

Deripada disuap pisang

Di sangkar emasnya…

Menghargai itu butuh

Mengerti sebuah proses

Ini bukan sajak…

Kamar 5 Lantai 3, Jakarta

Wed, 18th

Nov 2009. 01:27pm

Menghitung

Melihat merpati itu,

Membangunkan aku

Dari kemelut dunia

Tantang mereka

Yang pada pandai berhitung

Pada gemar

Mengacung

Pada hobi

Menggantung

Leher-leher kami.

Kami yang punya

Harapan sederhana

Kami ingin kami anak merpati

Yang induknya

Berbagi tanpa

Perhitungan

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

29th

oct 09, 10:59

Page 18: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Menulis Kisah

Kisah itu ada

Bukan Karena niat pemain

Bukan angan actor

Atau campur tangan produser

Kisah tercipta

Saat lentik jari

Menari diantara carik kertas

Atau dataran tuts

Namun, adanya kertas

Atau sejuta pena

Tak akan bisa melukis kisah

Kisah butuh jiwa

Yang siap menuaskan tintanya

Ke setiap sudut cerita

Dan kisahnya

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Wed, 2th

Des 2009, 10:00pm

Panas

Entah kenapa

Kita hanya mengeluh

Tentang baling-baling

Yang tak mamp lagi membuat

Angin kembali bertiup

Tantang udara

Yang tak nyaman lagi dihirup

Tentang cuaca

Yang hanya membuat kemelut

Dunia di pinggiran

Antara jurang dan ledakan

Seakan tinggal menunggu

Panas hari ini

Dan mudah-mudahan tidak

Nanti…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

wed, 5th

Nov 2009. 12:11pm

Pelayaranmu, Pilihanmu

ada banyak pilihan sebelum naik ke kapalmu

kau bisa berangkat dengan senang

bisa tunda keberangkatan

atau lakukan pembatalan

karena yang mengerti keinginanmu

adalah kamu

saat dek kapal menyentuh kakimu

bisa jadi ia terbuat dari kayu

bukan dari baja seperti harapanmu

kekuatan kapal bukan karena dari apa

tapi bagaimana kau tambatkan asa

saat kapalmu bergerak

mungkin sejuta mimpimu beriak

tersapu angin menyisakan sesak

disana

kapalmu butuh kompas dan tujuan

kemana impian dan asa kau arahkan

bisa saja kau lakukan persinggahan

kepulau-pulau pujaanmu

atau yang memujamu

tapi

apakah bahan bakarmu

cukup untuk ketujuanmu

kecuali jika itu pilihanmu

saat kapalmu melaju perlahan

jangan berharap lautan tenang

berusaha untuk kuat jika ombak menghadang

adalah pilihan

kecuali jika kau ingin menceburkan diri

atau berharap hanyalah mimpi

itu juga pilihan

jika itu pilihanmu

jika angin datang tak bersahabat

kemana harapmu kau tambat?

ikut arah angin kah

ikut nuranimu kah

atau kau patahkan layar asamu

serahkan semua pada angan semu

yang manakah?

itu pilihanmu

pelayaranmu, ke tujuanmu

tak sesingkat hitungan detikmu

masalahnya seberapa siapkah kamu

Jakarta, Februari 2012

Page 19: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Perut Ini

Hanya berteriak

Dan diam dengan menurutinya

Tak mau merasakan

Mereka yang sama

Berjalan dengan kaki dua

Meraih dengan tangan dua

Memandang dengan dua

Pandangan lusuh kelu

Perut mereka berteriak

Mengerang menyiksa

Memaksa sang empunya

Berjalan di kerikil-kerikil

Terkadang menyeretnya

Ke kubangan lumpur hina

Namun perut ini

Tak mau merasakan

Apa yang mereka rasa

Hanya diam

Setelah kenyang

Lalu membawa dua mata

Dua kaki dua telinga

Dan raga ke dunia maya mimpi…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun, 23th Nov 2009, 02:46pm

Pundak Ini

kuhirup senja pagi

yang menjalar ke sendi-sendi

langkahku kaku

pundakku lebam biru

aku bernafas dalam lelahku

terhimpit tombak waktu

tertusuk duri setiap mata

terbenam dalam jurang foya

mataku terpejam

entah kapan akan terbuka

entah kapan bicara

nafasku satu satu

pundakku masih lebam biru

ah…masih banyak beban

yang belum kuselesaikan

Kamar 5 Lantai 3, Jakarta

Fri, 5th

Feb 2010. 06:29am

Retorika Cinta

saat seseorang memulai cinta

ia bilang bahagia

lalu cinta mengajaknya

ke arena seribu cara

ia bilang ini surga

saat cinta menghempaskannya

ia bilang neraka

penuh peluh, perih dan luka

lalu cinta memulai lagi

karena cinta datang dari berbagi

dari orang lain atau dirinya

ia bilang terima kasih untuk semua luka

lalu ia memulai lagi cinta

mencoba mencintai sepenuh hati

dan melupakan yang pertama

ia bilang cintamu sembuhkan luka ini

ia tertawa dalam canda

ia suka dalam bersama

ia bilang gembira

lalu ketika cinta pergi

tak ada kata yang tersisa lagi

tuk ungkapkan perih hati

atas luka kedua kali

apa lagi

jika telah menanam janji

seiya sekata satu hati

dan bla bla bla banyak lagi

lalu ia tak kembali?

meruntuh dinding kokohnya hati

dan orang2 mempengaruhi

untuk apa berharap

padaseseorang yang tak mengharap

(kan mu)

gempa hati tak terelakkan

galau,risau atau semacamnya

itulah yang diutarakan

namun sadarkah...

jika cinta terus menulis bab-babnya

lalu, sebesar apa cinta ia sisakan

untuk seseorang yang sah baginya?

setidaknya juga sadar,

jika pasangan adalah cerminan tingkah kita

berarti, ia adalah sisa yang keberapa

dari pasangan sahnya

saat kita tak berikan hati ini

berarti kita juga tak menyakiti

namun,

tak semua orang mengerti

14th Jan 2012

02:17 am

Page 20: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Rindu Aku

Aku rindu aku

Aku yang dahulu

Yang aku meninggalkannya

Cukup lama

Dan pasir waktu

Menghapus aku

dan jejakku

Aku ingin kembali

Angin menerpaku

Aku ingin ada

Tapi pahat-pahat

Menulis aku

Di papan-papan lusuh

Di sudut kengerian mata-mata

Dimana semua

Meninggalkan aku..

Kerinduan itu ada

Nyata, menyiksa

Tapi apa daya..

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun, 12th

Des 2009. 12:41am

Ah kerinduan itu…

Sajak Hujan

Sedingin hujan

Mengisi setiap embun

Menguapi setiap kaca

Sesejuk Kristal kecil

Yang melebur

Di sudut-sudut

Kuharap ada

Hujan yang mampu

Menhangati untuk

Malam ini

Sambil bersajak

Kepada malam

Dan berkisah pada bintang-bintang

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun, 10th

Nov 2009. 06:50pm

Sajak Mati

Entah kenapa

Kugantungkan sajak-sajak mati

Untuk mendung hari ini

Aku tidak membuang muka

Aku tidak berlepas tangan

Aku masih berjalan

Dengan kedua mataku

Tapi entah kenapa

Aku menpaki kerikil hari

Dengan langkah-langkah mati

Langkah yang otakku sendiri

Tidak mengerti

….

Huffs beratnya hari ini….

Pasca Ma’sat Ushul Fiqh, T. Bahs, Nahw

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun, 12th

Nov 2009. 12:39pm

Sedikit Harapku

tak sejauh bukhori

yang lebih jauh dari mata memandang

ia terus berjalan

mungkin tak seharga mati

sparta dan tanahnya

yang bertameng darah

menampik massa dan amarah

juga mungkin bukan ceng ho

yang terus berlari

menembus ombak di ganas samudra

harapku sedikit

dan aku tahu

ada duri dan terjalnya batu

di tengah-tengah itu

aku ingin tetap berjalan

sekarang dan dan masa depan

di jalan ini…

sedikit harapku

itu…

Kamar 5 Lantai 3, Jakarta

Sat, 6th

feb 2010. 05:50 am

Page 21: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Seharusnya

Menulis di kegelapan

Membaca di suramnya

Angan dan harapan

Melangkahkan tujuan

Tanpa arah dan kemana

Langkah itu sendiri berjalan

Entahlah..

Seharusnya kita berharap

Mendung tidaklah gelap

Seharusnya kita menanti

Mentari tak membakar diri

Tapi semua begitu nyata

Tapi ini sesuatu yang ada

Bukan bualan

Bukan omongan

Di persimpangan jalan’

Atau di pasar-pasar loakan

Ini kenyataan…

…mentari mengintip di ufuk

…lembayung membangunkan mimpi

…pagi menaburkan aromanya

…melati dan kenanga

Berikan salam pada dunia….

Seharusnya….

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Fri , 18th

Des 2009. 01:10am

Selalu

Selalu ada dia,

Selalu ada kamu,

Selalu ada mereka..

Kenapa hidup

Harus memiliki baying-bayang

Kenapa mentari

Terus menari

Mencipta bayang dalam cahaya

Aku ingin sendiri,

Tanpa berteman bayanganku..

Selalu,

Itu harapan kecilku

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Jum’at, 30th

Oct 09 . 11:32am

Selesai

Hari in selesai,

Untuk hal yang lebih jauh lagi

Kenepa terkadang

Manusi memilih yang

Lebih rumit dari yang

Dipikirkan

Karena hidup

Adalah persaingan

Dan pilihan adalah

Jalan yang akan dilaluinya…

Hari ini selesai satu

Tapi bahkan

Aku belum memulainya

Sama sekali

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun, 09th

Nov 2009. 01:01pm

Semilir Angin

Mengalir lembut

Membuka pikiran

Mengalir di sendu sedan hidup

Ia datang bak dari antah berantah

Menjadi raja impian

Ah…

Rakyat kini makin hina

Bahkan berharap pada angin

Yang mereka tak tahu rupanya

Mungkin terlalu miskin

Hingga untuk hal yang hina saja

Mereka memelas pinta

Tahukah sanak,

Dia datang melenakan

Seakan membuang segala asa

Membawamu kenegri mimpi

Negri surga fatamorgana

Sadarkah saudara,

Dia membawamu ke kedalaman mimpi

Pulas tanpa ada lagi wajah memelas

Hingga saat kau sadar

Kau telah terlempar dari atas pohon kelapa

Mereka membawa mu bermimpi

Lalu menjatuhkannya…

Kelas 1 a, Jakarta

Tue , 22th

Des 2009. 05:18pm

Page 22: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Serupa dan Sewarna

Kuda melahirkan anak kuda

Kodok bertelur ratusan telur kodok

Singa menyusui anak singa

Pisang berbuah pisang

Jerapah lahir dan belajar mengunyah rumput

dan daun

Macan lahir dan belajar mengaum dan

membunuh

Like father like son

Duren jatuh dekat pohonnya

Bambu tumbuh di sekitar induknya

Tapi tidak semua,

Brung cucko mengambil sarang burung

lain...

Bebek tak mampu mengerami telurnya...

Hidup tak hanya hitam putih...

Tak juga hanya berwarna pelangi....

Karena semua tak mungkin sama

Namun tidak juga selalu berbeda

Berbagi

Bercerita

dan Berbuatlah Sesuatu

Palembang, Desember 2011

Singa Untuk Diriku

Jika di sana tembok

Yang menutupi setiap

Jalan dan aliran

Jika terdapat bayangan

Di bawah setiap benda

Yang terbentur cahaya

Jika mungkin ada

Pintu yang mengahalangi

Setiap mata keinginan

Maka disini aku

Membutuhkan singa

Yang siap mendobrak

Tembok itu

Akau perlu lentera

Agar bayangan tak

Berada membayangi

Aku butuh kunci

Untuk membiarkan mata

Melihat pintu terbuka

Dan membiarkanya

Melihat alam diluar sana

sayang singa hanya tinggalkan taring

sayang lentera kehilangan

bahan bakarnya

sayang entah dimana kunci

aku tak menemukannya

aku disini masih butuh banyak hal

untuk mencari dan menemukannya

dan mencari pengganti

singa untuk diri sendiri

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

wed, 4th

Nov 2009. 10:57am

Page 23: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Tanpa Pikirku

Mungkinkan malam ini

Aku berlari menjauh,

Akankah esok hari

Aku bersembunyi

Di tembok-tambok peluh…

Sampai batas mana

Kalimat ini bertemu titiknya

Sampai kapan kali ini

Jam di dinding-dinding

Berhenti berputar mengejar

Waktu…

Semua ada dan terjadi

Semua terbentang di depan mata ini

Semua yang ada di hadapan

Membusungkan dada menantang

Jiwa ini…

Dan semua ini tertuang

Dari tinta-tinta

Yang hadir tanpa pikirku….

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Thu, 3rd

Des 2009, 11:48pm

Tambah satu beban ini….

Tentang Kemarin

Kemarin aku yang mengeluh

Engkau kini beri tanggapan

Kami kemarin yang menghujat

Jawaban-Mu adalah nikmat

Tanpa kata,

Tapi aku tahu itu dari semua

Dari pinus yang kini

Tak merengek dahaga

Dari mega

Yang mau mengalah

Tanpa ada keindahan

Untuk mentari dan jingganya

Membantu langit

Memuntahkan bebannya

Membantu semua

Agar semua ingat

Ada Allah di balik semua

Agar semua ingat

Dalam suka bila

Kita ingat Dia,

Dia lebih dekat

Lebih dekat dari sahabat

Lebih dekat dari keluarga

Lebih dekat dari apa yang

Kita punya

Saat kita bahkan

Tak sanggup lagi bernafas nantinya

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Fri, 06th

Nov 2009. 05:56pm

Allahumma amitna ala syahadati fi sabilik

Page 24: Aku dan Hariku - Kumpulan Puisi

Tentang Malam Ini

Malam yang menua

Tetap berikan senyum senjanya

Malam yang semakin

Dingin

Masih saja berikan

Secarik kehangatannya

Yang ia sampaikan,

Pada setiap mimpi

Yang ia kisahkan

Pada bintang

Yang tak tidur

Malam ini

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

wed, 5th

Nov 2009. 12:11pm

Tentang Pagi Ini

Pagi ini,

Aku mencoba mencari arti

Mencari yang hilang

Seperti lenyapnya mega

Seperti menguapnya

Embun

Seperti senandung sunyi

Alam ini…

Kakiku lelah

Lunglai entah,

Tapi tetap saja,

Langkah ini memaksa

Mencari sesuatu yang hilang,

Tentang mentari,

yang sinarnya kini

Enggan menembus rimbun

Daun dan dahan-dahan

Tentang melati,

Yang semerbaknya kini

Seumpama raflessia

Yang hanya sedap di mata

Tunjukkan itu padaku,

Agar aku dapat

Mengartikan hidup ini…

Jakarta, Januari 2012

Trigoras

Tiga sisi

Menguatkan

Member arti

Memberikan sedikit

Yang membawa sesuatu besar

Membawa manusia

Keperadaban

Namun..

Tiga sisi

Sekarang menjelma keburukan

Kelemahan

Dan sebuah perselingkuhan

Sebuah realita

Sebuah ironi

Dimana harga persatuan?

Akankah ia terbuang oleh

Zaman,..

Hari ini aku hadapi hari

Untuk hari-hari esok

Dan entah…

Kamar 5 lantai 3, Jakarta

Sun , 21th

Des 2009. 06:54am