Adzan Subuh Ini
Berkumandang,
Membangunkan setiap mimpi
Aku ingin pagi ini,
Adalah keberkahan
Seperti yang Rosul
Doakan
Aku ingin seperti
Penyihir Fir’aun
Yang tak gentar,
Menghadapi hari…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
28th
Oct 09, 04:18am
Akan
Jika seandainya angin
Belum menyampaikan
Lembut kasihnya
Pada sang awan
Tentunya tak akana
Ada kristal hujan
Yang mengembun di kaca
Pagi ini
Jika malam tidak menyampaikan
Kehangatannya
Pada udara malam itu
Tentunya
Embun akan malu-malu
Untuk menyambutku esok nanti
Jikalau aku ingin sampaikan
sayang ini pada semua
apa yang akan terjadi
apa yang akan
dan akan…
Perpustakaan, Jakarta
Sun, 17th
Nov 2009. 08:32pm
Aku Ingin Menulis Pagi
Aku mencari kertas itu
Di himpitan rak-rak buku.
Kuharap aku bisa
Menemukannya.
Entah, apapun rupanya..
Aku ingin,
Tongkat sihir
Di tanganku
Dapat mengubahnya….
Tentang pagi
Dan tak lupa
Senyum tulus
Mentari…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
27th
oct 2009
Alone
Hatiku masih disini
Meski bayangmu enggan tinggalkan
Kakiku masih meniti
Jalan ini
Meski suaramu
Tariaki aku
Panggil namaku
Dan memelas kembali
Cukuplah sudah ku tinggalkan
Bayang-bayangku
Dibawah dirimu
Aku ingin berjalan sendiri
Meski di jalan sunyi ini
Walau tak ada teman disisi
Aku ingin sendiri
Tanpa bayangku
Juga kamu…
Kamar 5 Lantai 3, Jakarta
Wed, 10th
Feb 2010 . 06:57am
Angin yang Beriak
Menyapu pantai pentai jendela
Menerbangkan segenap angan
Namun sayang
Angin beriak tidak dipandang
Ia hanya datang
Dan menambah lelap orang-orang
Yang tenggelam dalam kelam
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun, 24th Nov 2009, 02:27pm
Aroma
Hidung-hidung zaman ini
Kehilangan kepekaannya
Bermuka dua
Mengendus bak anjing penjaga
Sungguh..
Anak zaman tampakan
Aneka keganjilan
Semerbak kasturi yang tampak
Adalah raflessia
Di moncong hidungnya
Sedang ia lebih suka
Bersemedi di bilik-bilik
Pembuangan akhirnya
Nista….
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Mon , 20th
Des 2009. 04:32pm
Belajar Disini
Kau akan belajar disini
Bersama bintang, mentari
Bulan yang bersinar juga bumi
Kehidupan tak berubah
Dengan adanya kita
Kehidupan tak berubah
Hanya dengan kata
Dan juga
Bila kau hanya diam
Dan hanya terpaku sunyi
Hidup menghargai mereka
Yang bergerak
Berusaha
Dan memberi
Berlomba dan memahami
Hidup lebih berarti
Saat mereka mengerti
Arti hidup itu sendiri
Dan kehidupan adalah guru
guru yang menuliskan pelajaran
disetiap detiknya..
dan akan mengujimu
di waktu yang akan kau jalani
dengan pelajaran yang telah
ia beri..
berjalanlah bersama waktu
rasakan kersamaanmu
bersama bulan, bintang
mentari dan bumi..
karena kita, tidak sendiri…
Kamar 5 Lantai 3, Jakarta
Tue, 9th
Feb 2010. 11:59pm
Berat
Menyapu dedaunan gugur
Menanti musim semi
Kembali
Mencari arti hidup
Berharap ini berakhir
Berat
Seberat hari ini..
Karena aku
Menghindar saat mentari
Datang menyinari
Karena aku belum berani
Untuk menghadapi
Berat….
Seberat hari ini
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun, 10th
Nov 2009. 01:43pm
Bercermin Diri
Hari ini tepatnya
Saat orang-orang dalam surga
Euforia….
Surga fana penuh pemuja
Malam ini anak-anak berlari-lari kecil
Melompat bak mendapat uang
Melihat bintang-bintang
Meledak-ledak di bumi paruh purnama
Ah…
Dua ribu sembilan
Kini tak bernyawa lagi
Sedetik lalu ia matanya tertutup
Meninggalkan kita
Dan kisah ini
Juga meninggalkankita
Dengan sejuta tanya
Sejuta pilu
Dan kisah sendu sedan itu…
Namun anak zaman masih tersenyum
bibir rembulannya
ia gantungkan di setiap dada
ia massih mampu
untuk memikul satu abad lagi
meski sebelum itu
ia sudah mati
…lantas aku bercermin
Namun cermin pecahkan dirinya
Ku cari air di belanga
Air telah ternoda…
Lalu…
Kemanakah peradaban ini
Bercermin diri..
Jika semua hancurkan cerminnya
Kuharap di sudut-sudut
Masih ada pecahan kaca
Yang tersisa…
Kantor BEM, jakarta
Fri, 01 Januari 2010. 01:33 M
Ku gantungkan harapku, biarkan abadi
bersamamu
Bintang….
Bersama
Peluh peluh mentari
Menyapu silau kerlipannya
Akankah tangisan awan
Masih tak cukup membuat bumi
Sedikit sadar diri,
Keterlaluan, cerca ozon
Tidakkah sadar dia?
Kilauan berliannya
Hanyalah seutas tali
Yang berada di antara pintu
Rumah tua ini
Yang siap mengikat lehernya
Sombong sekali dia,
Cerca ozon berulang kali
Mungkin jika tahu
Bahwa dia sudah terlalu menor
Meski bejuta-juta tahun berhias
Tetaplah sekarang ia ringkih
Kecantikan hanyalah hiasan
..
Bumi melipat senyum nya
Memandang biru sahabat-sahabatnya
Mentari tetap dengan muka merahnya
Awan tetap menangis
Sedang ozon makin meradang,
Aku akan tetap tersenyum
Untuk kalian
Untuk bintang dan bulan
Yang mungkin kini tak datang
Dulu aku tersinggung
Dengan mentari yang
hembuskan hawa panasnya
dulu aku tak suka
akan awan yang mengambil hartaku
lalu mencampuri urusanku
dan aku tak punya alasan
pada mu, ozon
yang aku selalu berlindung
di ketiak-ketiakmu
Namun sadarku kali ini
Tantang kebarsamaan kita
Adalah makna dunia
Adalah sebagian dari kehidupan,
Dan tidak ingatkah saat kita ada
Bersama
Maka kita akan mengakhiri semua
Juga bersama…..
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Thu,26th
Nov 2009, 01:19pm
Bersama Langit
Bersamamu damai yang ada
Dengan kicau burung melintas
Dengan kedalaman langit terpampang
Kau ajarkanku kejernihan hidup
Kau ajarkan bagaimana memahami
Tentang arti berbagi
Bagaimana mentari
Berbagi cita dengan sinarnya
Menghias dengan mega diufuk-ufuk
Dan kau terus ajarkan arti itu
Arti berbagi buatku
Meski awan terkadang menghalang
Antara aku dan kamu
Meski malam memisahkan
Duniaku dan duniamu
Tapi memandangmu
Adalah damaiku
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sat , 26th
Des 2009. 11:57am
Bicara Sahabat
Ia bisa membuat tak bisa
Untuk berbicara
Ia mampu membungkam
Kata-kata terpendam
Ia ada, nyata dan menemani
Ia bayang dari kemilau mentari
Ia pantulan sinar media
Hingga membuat kita membuka mata
Ia ada
Mungkin sejenak, waktu
Mendatangimu mencari tahu
Tentang siapa sahabatmu,
Sahabat itu, orang-orang
Yang setia berotasi denganku
Dan mereka itu aku
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun, 12th
Des 2009. 12:55am
Siapa Kamu adalah orang-orang
disekelilingmu
Dan orang-orang itu adalah kamu
Bisik Gemericik
Mencoba mengerti
Setiap kata yang kau bisikkan
Ketelinga dengan perlahan
Kau kirim sayang itu
Dengan bisik gemericik air
Di tengah bising kota
Kau sejukkan hariku
Dengan kristal-kristal
Yang mengembun pagi ini
Bertemu dengan Mu
Itu yang ku rindu
Semoga hari ini
Indah bersama pesan-pesan
kasihMu
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Wed, 25th Nov 2009, 07:03am
Setelah hujan mengguyur kami malam tadi
Cukup
Cukup sudah,
Aku lelah
Mataku memerah
Tulangku rapuh
Melemah.
Pikirku telah pergi
Entah…
Aku ingin tidur,
Ingin ku tutup mataku
Aku ingin lihat kamu…
“walaqod yassarnal qur’ana lidzikri fahal
mimmuddakir?”
Hffs…
“huurum maqsuurotun fil khiyam”
“Lam yathmitshunna insun walaa jaan”
Ingin ku hembus dan hepaskan
Tarikan nafasku….
Aku tak mampu
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
28th
Oct 09, 11:32pm
Dengarkan
Melihat malam
Aku ingin mendengarkan
Tentang kisah-kisahnya
Tentang dia yang tak pernah kesepian
Tentang dia yang tak
Seperti anggapan orang
Gelap,
Kelam,
Menyeramkan,
Menyebalkan..
Dia tetap berkisah
Meski orang tertidur lelap
Dan mengabaikan
Dia tetap indah
Meski manusia acuh
Karena mimpi-mimpinya
Karena itulah aku disini,
Ingin dengarkan kisah sang malam
Yang tak pernah kesepian
Dia bilang;
Aku punya tak terhitung bintang
Yang ia selalu ada
Meski tak tampak
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
wed, 4th
Nov 2009. 01:48pm
Entah
Aku yang pergi,
Entah kapan akan kembali
Entah kapan
Masa itu
Terulang kembali
Entah kapan,
Lembayung pagi
Menyambutku dalam sejuknya
Entah kapan
Sinar surya
Tak membakarku lagi,
Karena ia yang aku kenal
Dahulu menghangati
Seluk sanubari.
Entah kapan,
Tapi aku terus berharap..
Meski sang waktu
Terus membangun
Tembok berlin.
Tembok pemisah
Antara kisahku dan kamu
Entah…
Apakah takdirku adalah
Kembali
Atau mati
Entahlah…
Ku hirup penatku
….aku rindu
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
27th
oct 2009
Esok orang bilang
esok mentari
tetap setia tersenyum
semua percaya
ia masih dalam ramahnya
mengintip di sudut cakrawala
menerangi gelap di sudut-sudut
apakah semua itu
tetap ada bersamaku
apakah mentari
esok tetap menemani
ku ingin mencoba
tetap melihat esok hari
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Tue, 15th
Des 2009. 9:11pm
Harap
Jika rembulan malam ini
Punya harapan
Bertemu bintang di esok malamnya
Bila mendung kali ini
Punya mimpi
Dapat memandikan bumi
Untuk kesekian kalinya
Andai mentari
Juga punya permintaan
Untuk membiarkan sinarnya
Menyela di ufuk pagi ini
Dan,
Aku dalam larut mala mini
Punya harap, permintaan
Dan mimpi
Semoga esok,
Lusa dan seterusnya
Adalah wujud nyata
Harap dan mimpi-mimpi ini…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Mon, 9th
Nov 2009. 01:42pm
Besok ujian fiqh, balaghoh dan English
Hari Terakhir
Orang bilang
Ini kebebasan
Layaknya burung
Yang riang dari sangkar
Emas yang terlalu kekar
Layaknya buaya
Tertawa bangga
Bisa menjauh dari
Manusia-manusia
Yang mengusik tidurnya
Inikah kebebasan
Saat moncong senapan
Masih saja memburu
Kepak-kepak sayapku
xxInikah makna kepuasan
Saat kerangkeng itu
Menjelma di mimpi-mimpiku
Sepertinya aku salah…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun, 13th
Nov 2009. 02:36pm
Hidup
Memulai membuka mata
Meski pelupuk ini
Telah lama terlahir
Mataku blur
Memandang depan kabur
Entah mataku
Atau karena pantulan cahaya itu
Atau
Keremangan yang membawaku
Dalam ketidak jelasan ini
Mencoba mendengar
Dengan telinga yang telah lama
Mendengarkan apa saja
Tentang bualan durjana
Hingga bising dunia
Aku ingin dalam sepi
Tanpa bising yang memekakkan
Aku sedang ingin sendiri
Tanpa dunia ini
Namun semua memaksa
Mencampakkanku dalam belanga
Ini namanya hidup,
katanya…..
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Mon , 20th
Des 2009. 09:51pm
Hanya Tawa Orang bermimik serius
Mengacungkan jemari-jemarinya
Ke muka-muka
Berteriak-teriak lantang
Dengan suara-suara berdahak
Dengan nafas sepenggal
Dengan pandangan bias
Dengan kacamata plus minus tebal
Ah…kenapa..
Teriakan yang lantang
Terkadang riuh rendah
Seakan celotehan
Tak lebih dari cekikikan
Kata-kata tajamnya
Kenapa tak mampu
Menusuk telinga mereka
Entah apa dan bagaimana
Entah telinga
Berdaun jendela
Entah dadanya
Yang berkulit baja
Kata tajam, hanya penggeli
Belaka….
Yang ada…
Hanya tawa
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Wed, 25th
Nov 2009, 07:03am
Hmmm Pedang pedang
Menampakkan graham
Silaunya.
Lembayung senja
Yang tadi hadir
Kini sirna, menghilang.
Kabut dini hari
Melebur bersama embun-embun.
Hilang bersama surya
Terik ini
Waktu terus tercatat
Tamu terus mendekat
Entah kapan
Entah bagaimana
Kupandang depan mataku
Hmmm…..
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sat, 7th
Nov 2009. 01:26pm
Hukum Hutan Ini
Di hutan manusia
Hukum lebih brutal
Dari sekedar hukum rimba
Mereka bilang
Hukumnya membela keadilan
Membela yang lemah
Membela segenap hak
Meweujudkan
Kebersamaan dan kesejahteraan
Pemimpin mereka tersenyumbangga
Duduk diatas leher-leher
Bertahtakan emas merah mengalir
Rakyat-rakyatnya juga
Tertawa bangga
Memuji-muji pembayarnya
Begitu bahagia mereka
Diatas layar kaca
Meski harus menangis lagi
Setelah layar tertutup kembali
Hukum di hutan ini
Milik singa-singa
Yang gonggongannya
Menggemparkan segenap jiwa
Milik tikus-tikus
Yang pandai berdrama
Di kolong-kolong
Maupun di kantor-kantor
Hukum disini
Murah
Silahkan beli meski dengan
Darah
Hukum disini mudah
Tinggal ada lembaran-lembaran
Palu dapat diatur sesuka
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sat, 06th
Feb 2010. 04:49pm
Ied Kali ini
Lebih bermakna
Saat salam-salam itu
Aku titipkan lembut
Bersama sinar mentari
Yang tak sungkan menjemput
Setiap senyum-senyum insan
Lebih berarti
Saat bisik itu
Aku pinta dengan tulus hati
Agar didengar melalui
Jiwa dan segenap hati..
Ied kali ini, memberi makna
Pada aku yang selama ini
Hanya terpana
Memberi lebih arti
Pada jiwaku yang lari
Dari bisingnya hidup ini
Namun tidak kali ini,
Engkau sayang kami, seperti
Indahnya hari ini…..
Met ied Adha 1430H
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Fri ,27th
Nov 2009, 02:10pm
Izinkan Aku Izinkan aku,
Kalau boleh..
Jika engkau,
Tidak keberatan..
Jika tidak ada,
Sedikit beban pun
Di dada..
Jika engkau merestuinya
Aku ingin
Mengetik tanpa
Melihat
Aku bermaksud
Menulis
Tanpa mataku
Kalau boleh,
Karena yang ku lukis,
Adalah jalan hidupku…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
29th
Oct 09, 02:20
Jalan Buntu
Saat kubuka mataku
Tetap saja aku terpaku
Tanpa kompas tujuan
Tanpa peta harapan
Langkah-langkah berat
Kata-kata tak terucap
Angan-angan lenyap
Jalan ini tak menentu
Hanya ikuti bayang semu
Saat tersadar, Aku baru tahu
Ini jalan buntu
Jakarta, 23 Des 2011
15:07
Janji Diri
Hati telah ku tanam
Azam telah ku hujamkan
Dan janji ini
Telah ku sematkan
Janji pada seoonggok
Jasad yang kini
Aku tinggal bersamanya
namun debu waktu
Menyapu ingatan zaman
Janjiku hanyut lenyap
Ke samudra lelapku
Aku terbuai waktu
Yang bermain di benakku
Waktu selau membisikkan
Kata itu di telinga
Dan membisingkan akalku
Aku selalu bersamannya
Katanya selalu
Akhir-akhir ini
Di pinggiran zaman ini
Aku baru tahu
Kalau dia bohong
Kamar 5 Lantai 3, Jakarta
Sun, 23th
Nov 2009, 06:26am
Jika
Hari ini,
Adalah hari mulia-Mu
Aku harap,
Aku pun tak hina,
Jika bertemu Engkau
nanti….
Perpustakaan, ghurfah Rohah, Jakarta
Jum’at, 30th
Oct 09 . 11:17am
KRL
Seperti dirinya
Yang tak rusuh keluh
Dipenuhi makhluk-makhluk
Dengan peluh penuh
Tak sungkan dipaksa
Berpacu waktu
Meski tubuh ringkih tua
Meski tangan-tangannya
Sebenarnya
Tak kuasa menampung mereka
Yang berharap padanya
Gemercik api dari sandal besinya
Ingin mengungakap
Tentang hidup dan nasibnya
Tentang sedikit pesan
Bahwa kita hidup itu
Untuk orang lain
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Fri, 20th
Nov 2009ce, 03:50pm
Keinginan Saat ku buka mata,
Aku ingin melihatmu
Tersenyum..
Meski nanti,
Saat ku tutup mata
Engkau melihatku
Dengan tangis…
Kamar 3 lantai 5, Jakarta
28th
oct 2009, 11:25pm
Kenapa Coba Harusnya hujan kali ini
Turun untuk membasahi
Gersangnya bumi ini
Seharusnya
Kristal-kristal itu
Adalah uapan air
Karena kasih mentari
Mestinya butiran itu
Jatuh dari langit ke tempat ini
Tapi kenapa
Hujan kali ini
Menganak sungai
Di pelupuk-pelupuk..
Kenapa coba…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun, 17th
Nov 2009. 01:41pm
Kesal Itu kataku,
Bodoh, itu bentakku
Aku memaki dan memaku
Diriku
Hari ini dan tentang
Waktu ini
Waktu yang berlalu
Mustahil kembali
Kesal
Itu kataku
Namun waktu
Acuh dan tak hirau
Satu kesalahan ku
Telah kuperbuat
Tapi
Aku mencoba
Mengais mutiara
Dari ini semua…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sabtu, 03th
Nov 09 02:37pm
Kesepian yang Mendalam
mencari sisa udara
yang tak tinggalkan jejaknya
mencari seberkas sinar
yang kemilaunya memudar…
kemana aku berlari,
jika kakiku menafikan langkahnya
sendiri..
bagaimana mungkin
aku bermimpi, jika malam
sudah enggan menyelimuti…
aku dan sedu sedan ini
sendiri
tanpa teman
tanpa sedikit senyuman
huffs..
kesepian ini
begitu dalam..
Kamar 5 Lantai 3, Jakarta
Thu, 4th Feb 2010 ce. 10:59pm
Kuliah lagi
bel masuk,
menggema memekakkan
tapi harapku,
aku tak berhenti
untuk terus belajar
paham tidak didapat
dengan tongkat
alakadabra
tapi, dengan
jiwa…
bismillah…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
29th
Oct 09, 06:52
Kelinci Zaman Ini dan…
kisah dunia si kancil dimulai
tari-tari masih bergemulai
bukan fobeo khayalan
juga bukan kisah dongengan
atau bualan..
si kancil begitu nyata
ia tertawa di pelupuk mata
dan kita tidur
jutaan timun tinggal tulangnya
kancil pun riang senangnya
perutnya membuncit kenyang
mulut besarnya
menguap timun-timun basah
ah…
seandainya kancil itu manusia
punya akal dan punya rasa
tentu ia tak seriang ini
tentu tangis anak pak tani
cukup membuatnya sadar
pak tani butuh timunnya
untuk menyuapi anaknya
yang beratus ribu jumlahnya
menderita
busung lapar menyiksa
bahkan kini
tanpa nyawa..
ah…
seandainya kancil punya hati
tentu ia kan lari saat dimaki
kemana telinga panjangnya
saat pak tani memakinya
dengan air mata
kemana mata besarnya
apakah dia tak melihat realita
pak tani menghujam sumpah serapah
untuknya…
Kini jerat-jerat baginya
Telah berkarat zaman
Umpan beracun
Kini dilalam lumut ketidak berdayaan
Kelinci kini makin riang
Berpestapora tanpa batas dan perasaan
Dan masih mencuri timun-timun
Dilahan-lahan
Karena kelinci
Bukan manusia…
Kamar 5 Lantai 3, jakarta
Sat, 06th
Feb 2010. 01:29pm
Langkah Mati
Siapa hendak mencegah
Tapak-tapak ini
Kakiku terseok sudah
Siapa yang mau halangi lagi
Haruskah petir kembali menyambar
Akankah mentari
Menyengat membakar
Mungkinkah mendung di ufuk
Menabur peluru
Akankah bumi
Turut memuntahkan
Apapun yang dikehendaki
Siapalagi!
Suaraku berteriak
Tanpa suara
Air mataku beranak sungai
Tanpa air mata
Peluhku bercucuran
Tanpa keringat
Pikirku berputar
Tanpa otak di kepala
Kalau bukan karena
Langkah hati….
Aku sudah mati
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun, 11th
Nov 2009. 12:54pm
Lapar
Sungguh
Koki terbaik sudah memanggil
Kebutuhan sudah berteriak
Kijang telah memanggil-mangil singanya
Namun haruskah
Kita terus buru-buru
Namun haruskah
Kita terus memburu
Hari-hari yang kulalui
Untuk terus mencoba
Mengambil puing
Yang telah runtuh
Dari mereka yang
Rela lapar untuk berjuang
Dari mereka
Yang memang tak bisa maka
Tapi mereka tidak punya
Alas an
Untuk tidak member buah
Dalam hidup didunia
Menahan sedikit perih
Untuk sesuatu yang
Mungkin aku bisa
menemukan emasnya
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sat, 7th
Nov 2009. 06:57pm
Lelah Hari Ini
Lelah..
Tapi, di dunia
Tak kutemukan
Kata-lelah
Tak kudapatkan
Kata jengah
Aku mencarinya
Di sudut-sudut rak
Aku mendapatkannya
Di kamus
Orang gagal
….kulihat awan hari ini
Anganku,
Semoga tak pernah lelah
Tak pernah berhenti
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
29th
Oct 09, 11:02
Lihat Aku
Lihat mataku,
Ada dua
Sama seperti kamu
Tapi semua
Tentu berbeda
Meski kita sama
Aku ingin,
Aku adalah elang
Yang menjulang tinggi
Meninggalkan bumi
Namun sorotnya,
Tetap menghujam..
Kamar 3 lantai 5, Jakarta
29th
Oct tober 2009: 06:49am
Lupa Memang tabi’at,
Memang kekurangan
Tapi kenapa
Ini ada
Tidakkah kaum dahulu,
Musnah karena lalai
Lengah
Lupa
Dan sombong…
Hfffs..
Kenapa lukisan untuk hari ini
Aku warnai dengan
Tinta lupa…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Jum’at, 30th
Oct 09 . 05:44pm
Membuang Harap
Salah apa,
Jika setiap nada terdengar sumbang.
Dosa apa,
Jika setiap kata untuk meyakinkan.
Haruskah kita selalu diam
Biar kan air jatuh keselokan
Sedang kita ikut mngalir didalam
Haruskan hanya termangu
Menunggu mentari membunuh waktu
Menanti asa di halte masa
Mengharap embun sejukkan kalbu
Jika terus tak mau
Buang saja Cita, Angan dan mimpimu
Dan buang jauh Harapanmu
Jakarta, 23 Des 2011
15:15
Malam ini
Tentunya aku tak mau
Jika malam-malam
Menjadi seperti malam ini
Hffs
Malam ini aku sendiri
Dalam kegalauan
Seolah bintang enggan
Menemani
Malam ini aku sendiri
Dan berharap aku dapat
Segera bermimpi
Tidak berteman gelap lagi……
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sabtu, 01th
Nov 09 . 12:30am
Lubang Ketiga
Dua mata ini
Memandang kabur jalan
Dua penglihatan ini
Makin tak jelas memadang
Jalanku jalan peminum
Kekanan dan kekiri
Linglung
Jalanku jalan bingung
Bahkan tak mampu kaki ini
Ku ayun
Ku mulai berjalan berat
Dalam gelap berkelebat
Lebih hitam lebih pekat
Satu lubang kudapati
Dalam pandangan samar ini
Aku terjatuh kali ini
Lalu aku bangkit
Mencoba bangun untuk teruskan
Langkahku yang terkikis kelam
Lalu aku dapati di jalan ini
Lubang kedua itu, meski
Dalam pandangan kabur
Dan aku tersungkur..
Bersama harapan yang hampir terkubur
Dan..
Kali ini aku tetap teruskan langkah
Sampai batas entah
Meskih penuh peluh, penuh darah
Aku berjalan membunuh asa
Hingga datang lubang ketiga
Yang jelas kupandang
Dari enam penjuru arah
Aku tersenyum dalam pandangku
Sudah jelas kini jalanku
Tak akan jatuh tak akan tersungkur
Kucongkakkan mukaku
Kututup mataku
Kubusungkan dadaku
Dan berjalan..
Dalam tawaku..
Dan
aku terjatuh
Kamar 5 Lantai 3, Jakarta
Tue, 9th
Feb 2010 . 09:26pm
Membuka Senyum
Seperti dahan-dahan
Pagi ini
Mengantarkan bunga
Di pucuk-pucuk
Mengajak mereka berbicara
Tentang embun
Dengan beningnya
Tantang fajar
Dengan wangi udaranya
Tentang mentari
Yang malu-malu
Mengintip dunia
Dahan-dahan pagi ini
Mengajak bunga-bunga
Bahagia
Mengajak mereka
Melupakan manusia
Yang sibuk dengan dirinya
Yang lelap untuk mimpinya
Yang mereka anggap
Mereka hanyalah satu-satunya
Bunga tersenyum berkata
Terima kasih telah ajarkan aku
Tentang semua
Hingga aku dapat merasa
Sinar lembut sang surya
Dan belaian kasih udara
Namun aku tak dapat
Menahan senyumku untuk
Mereka, manusia
Aku juga ingin ajarkan
Pada mereka, untuk hal ringan
Tentang senyum untuk dunia
Itu saja…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun,8th
Nov 2009. 09:11am
Mencari Aku
di lembah..
yang dulu kutemukan sayapku
di samudra yang dulu
aku selami dasar hatiku
di angkasa
yang aku letakkan kedua mata..
dan segenap yang ada..
adalah aku..
dan ada kisahku.
Namun semua mengembun
Dan hanya kabut-kabut
Yang menutup
Memisah aku
Dan aku
Hingga saat aku mencari
Didasar mana hati ini
Di lautan mana diri ini
Di penjuru mana mata ini
Dan saat aku mencari diriku
Aku tak ada..
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Wed, 20 Jan 2010. 01:30pm
Mencoba
Pagi ini
Kerikil di tengah-tengah
Ku coba untuk ku singkirkan
Hari ini
Gerah di ubun-ubun
Kucoba untuk ku dinginkan
Tapi jemari tengah ini
Menunjuk tajam hidung
Entah…
Salah apa daku
Atas apa yang lalu
Daku menyahut
Daku tak mau melihat
Kesalahan aku…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun, 13th
Nov 2009. 02:36pm
Mencoba Merangkai
Arjuna tak pernah
Menuliskan kisah antah berantah
Tentang cara dirinya
Menaklukkan sinta
Ia hanya mengajarkan
Kerendahan
Meski ia menari di awan-awan
Romeo pun tak pernah
Tuliskan kesedihan
Karena ia temukan cinta
Di sela duri-duri jalan
Berat nafasku
Mencoba merangkai kata
Kita hidup bersama mereka
Yang tak nyata
Hari-hari kita
Bersenandung dongeng-dongeng
Dan kata-kata entah dari siapa
Hari-hari kita
Dilukiskan cinta-cinta yang indah
Namun sebenarnya salah
Hingga saat semua salah
Orang benar pasti jadi salah
Untuk memulai hari esok
Kita harus mencoba merangkainya
Kita mesti mengumpulkan satu-satu
Sejarah yang tercecer disudut-sudut
Bukan membuat-buat cerita
Tapi kita menceritakan
Yang sebenarnya
Tentang Beliau yang menjadi
Teladan satu-satunya
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Thu, 4th
Des 2009, 01:06pm
Mengenali Rasaku
Mencoba mengenali
Rasaku dan rasa ini
Rasa yang hilang
Kala aku bersama yang lain
aku yang pergi
untuk sebuah sensasi
aku yang hilang,
sebelum engkau datang
sebelum aku kau ingatkan
dan sebelum kau teriakkan
tentang jalanku
yang adalah jurang di depanku
tentang nafasku
yang adalah sampah
adalah kelam
adalah simbol hitam
aku yang tersengal-sengal
lelah dengan nafas ini
lalu kau teriakkan itu..
dimana rasamu..
meski aku coba lagi
merasakan rasaku
yang dulu…
Kamar 5 Lantai 3, Jakarta
Fri,5th
Feb 2010. 01:03pm
Mengetuk Jendela
Kabut-kabut menyesakkan
Dipelataran bumi selatan
Kepada siapa aku menyalahkan
Mereka yang kiri,
Atau yang kanan
Pandanganku terhalang bias kabut itu
Alam sekitar lemah terlihat layu
Lembayung senja
Hanyalah sayup lagu
Entah kapan ini jadi yang terakhir
Entah kapan
Kabut ini pergi dari hadapan
Ku ingin mengetuk jendela
Meski aku tak mampu
Untuk membukanya,
Mungki di sana
Ada orang lain yang membuka
Membiarkan cahaya
Mengalir di serat kejam dunia
Memusnahkan bias kabut nan suram
Biarkan aku mengetuk jendela
Izinkan aku dan semua
Bertemu sang mentari
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Tue, 17th
Des 2009. 06:46am
Menghargai Hidup
Dalam hidup
Suara-suara pengaharapan
Tantang saling menghargai
Tentang saling menghargai
Tentang arti hidup bersama
Tentang semua
Yang tanpa di beritahui, kita tahu
Namun kita
Masih butuh berlajar lagi
Tentang arti menghargai
Seperti menghargai
Burung-burung yang
Lebih memilih mencari
Ulat di ujung-ujung daun
Dengan cakar-cakarnya
Deripada disuap pisang
Di sangkar emasnya…
Menghargai itu butuh
Mengerti sebuah proses
Ini bukan sajak…
Kamar 5 Lantai 3, Jakarta
Wed, 18th
Nov 2009. 01:27pm
Menghitung
Melihat merpati itu,
Membangunkan aku
Dari kemelut dunia
Tantang mereka
Yang pada pandai berhitung
Pada gemar
Mengacung
Pada hobi
Menggantung
Leher-leher kami.
Kami yang punya
Harapan sederhana
Kami ingin kami anak merpati
Yang induknya
Berbagi tanpa
Perhitungan
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
29th
oct 09, 10:59
Menulis Kisah
Kisah itu ada
Bukan Karena niat pemain
Bukan angan actor
Atau campur tangan produser
Kisah tercipta
Saat lentik jari
Menari diantara carik kertas
Atau dataran tuts
Namun, adanya kertas
Atau sejuta pena
Tak akan bisa melukis kisah
Kisah butuh jiwa
Yang siap menuaskan tintanya
Ke setiap sudut cerita
Dan kisahnya
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Wed, 2th
Des 2009, 10:00pm
Panas
Entah kenapa
Kita hanya mengeluh
Tentang baling-baling
Yang tak mamp lagi membuat
Angin kembali bertiup
Tantang udara
Yang tak nyaman lagi dihirup
Tentang cuaca
Yang hanya membuat kemelut
Dunia di pinggiran
Antara jurang dan ledakan
Seakan tinggal menunggu
Panas hari ini
Dan mudah-mudahan tidak
Nanti…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
wed, 5th
Nov 2009. 12:11pm
Pelayaranmu, Pilihanmu
ada banyak pilihan sebelum naik ke kapalmu
kau bisa berangkat dengan senang
bisa tunda keberangkatan
atau lakukan pembatalan
karena yang mengerti keinginanmu
adalah kamu
saat dek kapal menyentuh kakimu
bisa jadi ia terbuat dari kayu
bukan dari baja seperti harapanmu
kekuatan kapal bukan karena dari apa
tapi bagaimana kau tambatkan asa
saat kapalmu bergerak
mungkin sejuta mimpimu beriak
tersapu angin menyisakan sesak
disana
kapalmu butuh kompas dan tujuan
kemana impian dan asa kau arahkan
bisa saja kau lakukan persinggahan
kepulau-pulau pujaanmu
atau yang memujamu
tapi
apakah bahan bakarmu
cukup untuk ketujuanmu
kecuali jika itu pilihanmu
saat kapalmu melaju perlahan
jangan berharap lautan tenang
berusaha untuk kuat jika ombak menghadang
adalah pilihan
kecuali jika kau ingin menceburkan diri
atau berharap hanyalah mimpi
itu juga pilihan
jika itu pilihanmu
jika angin datang tak bersahabat
kemana harapmu kau tambat?
ikut arah angin kah
ikut nuranimu kah
atau kau patahkan layar asamu
serahkan semua pada angan semu
yang manakah?
itu pilihanmu
pelayaranmu, ke tujuanmu
tak sesingkat hitungan detikmu
masalahnya seberapa siapkah kamu
Jakarta, Februari 2012
Perut Ini
Hanya berteriak
Dan diam dengan menurutinya
Tak mau merasakan
Mereka yang sama
Berjalan dengan kaki dua
Meraih dengan tangan dua
Memandang dengan dua
Pandangan lusuh kelu
Perut mereka berteriak
Mengerang menyiksa
Memaksa sang empunya
Berjalan di kerikil-kerikil
Terkadang menyeretnya
Ke kubangan lumpur hina
Namun perut ini
Tak mau merasakan
Apa yang mereka rasa
Hanya diam
Setelah kenyang
Lalu membawa dua mata
Dua kaki dua telinga
Dan raga ke dunia maya mimpi…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun, 23th Nov 2009, 02:46pm
Pundak Ini
kuhirup senja pagi
yang menjalar ke sendi-sendi
langkahku kaku
pundakku lebam biru
aku bernafas dalam lelahku
terhimpit tombak waktu
tertusuk duri setiap mata
terbenam dalam jurang foya
mataku terpejam
entah kapan akan terbuka
entah kapan bicara
nafasku satu satu
pundakku masih lebam biru
ah…masih banyak beban
yang belum kuselesaikan
Kamar 5 Lantai 3, Jakarta
Fri, 5th
Feb 2010. 06:29am
Retorika Cinta
saat seseorang memulai cinta
ia bilang bahagia
lalu cinta mengajaknya
ke arena seribu cara
ia bilang ini surga
saat cinta menghempaskannya
ia bilang neraka
penuh peluh, perih dan luka
lalu cinta memulai lagi
karena cinta datang dari berbagi
dari orang lain atau dirinya
ia bilang terima kasih untuk semua luka
lalu ia memulai lagi cinta
mencoba mencintai sepenuh hati
dan melupakan yang pertama
ia bilang cintamu sembuhkan luka ini
ia tertawa dalam canda
ia suka dalam bersama
ia bilang gembira
lalu ketika cinta pergi
tak ada kata yang tersisa lagi
tuk ungkapkan perih hati
atas luka kedua kali
apa lagi
jika telah menanam janji
seiya sekata satu hati
dan bla bla bla banyak lagi
lalu ia tak kembali?
meruntuh dinding kokohnya hati
dan orang2 mempengaruhi
untuk apa berharap
padaseseorang yang tak mengharap
(kan mu)
gempa hati tak terelakkan
galau,risau atau semacamnya
itulah yang diutarakan
namun sadarkah...
jika cinta terus menulis bab-babnya
lalu, sebesar apa cinta ia sisakan
untuk seseorang yang sah baginya?
setidaknya juga sadar,
jika pasangan adalah cerminan tingkah kita
berarti, ia adalah sisa yang keberapa
dari pasangan sahnya
saat kita tak berikan hati ini
berarti kita juga tak menyakiti
namun,
tak semua orang mengerti
14th Jan 2012
02:17 am
Rindu Aku
Aku rindu aku
Aku yang dahulu
Yang aku meninggalkannya
Cukup lama
Dan pasir waktu
Menghapus aku
dan jejakku
Aku ingin kembali
Angin menerpaku
Aku ingin ada
Tapi pahat-pahat
Menulis aku
Di papan-papan lusuh
Di sudut kengerian mata-mata
Dimana semua
Meninggalkan aku..
Kerinduan itu ada
Nyata, menyiksa
Tapi apa daya..
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun, 12th
Des 2009. 12:41am
Ah kerinduan itu…
Sajak Hujan
Sedingin hujan
Mengisi setiap embun
Menguapi setiap kaca
Sesejuk Kristal kecil
Yang melebur
Di sudut-sudut
Kuharap ada
Hujan yang mampu
Menhangati untuk
Malam ini
Sambil bersajak
Kepada malam
Dan berkisah pada bintang-bintang
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun, 10th
Nov 2009. 06:50pm
Sajak Mati
Entah kenapa
Kugantungkan sajak-sajak mati
Untuk mendung hari ini
Aku tidak membuang muka
Aku tidak berlepas tangan
Aku masih berjalan
Dengan kedua mataku
Tapi entah kenapa
Aku menpaki kerikil hari
Dengan langkah-langkah mati
Langkah yang otakku sendiri
Tidak mengerti
….
Huffs beratnya hari ini….
Pasca Ma’sat Ushul Fiqh, T. Bahs, Nahw
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun, 12th
Nov 2009. 12:39pm
Sedikit Harapku
tak sejauh bukhori
yang lebih jauh dari mata memandang
ia terus berjalan
mungkin tak seharga mati
sparta dan tanahnya
yang bertameng darah
menampik massa dan amarah
juga mungkin bukan ceng ho
yang terus berlari
menembus ombak di ganas samudra
harapku sedikit
dan aku tahu
ada duri dan terjalnya batu
di tengah-tengah itu
aku ingin tetap berjalan
sekarang dan dan masa depan
di jalan ini…
sedikit harapku
itu…
Kamar 5 Lantai 3, Jakarta
Sat, 6th
feb 2010. 05:50 am
Seharusnya
Menulis di kegelapan
Membaca di suramnya
Angan dan harapan
Melangkahkan tujuan
Tanpa arah dan kemana
Langkah itu sendiri berjalan
Entahlah..
Seharusnya kita berharap
Mendung tidaklah gelap
Seharusnya kita menanti
Mentari tak membakar diri
Tapi semua begitu nyata
Tapi ini sesuatu yang ada
Bukan bualan
Bukan omongan
Di persimpangan jalan’
Atau di pasar-pasar loakan
Ini kenyataan…
…mentari mengintip di ufuk
…lembayung membangunkan mimpi
…pagi menaburkan aromanya
…melati dan kenanga
Berikan salam pada dunia….
Seharusnya….
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Fri , 18th
Des 2009. 01:10am
Selalu
Selalu ada dia,
Selalu ada kamu,
Selalu ada mereka..
Kenapa hidup
Harus memiliki baying-bayang
Kenapa mentari
Terus menari
Mencipta bayang dalam cahaya
Aku ingin sendiri,
Tanpa berteman bayanganku..
Selalu,
Itu harapan kecilku
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Jum’at, 30th
Oct 09 . 11:32am
Selesai
Hari in selesai,
Untuk hal yang lebih jauh lagi
Kenepa terkadang
Manusi memilih yang
Lebih rumit dari yang
Dipikirkan
Karena hidup
Adalah persaingan
Dan pilihan adalah
Jalan yang akan dilaluinya…
Hari ini selesai satu
Tapi bahkan
Aku belum memulainya
Sama sekali
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun, 09th
Nov 2009. 01:01pm
Semilir Angin
Mengalir lembut
Membuka pikiran
Mengalir di sendu sedan hidup
Ia datang bak dari antah berantah
Menjadi raja impian
Ah…
Rakyat kini makin hina
Bahkan berharap pada angin
Yang mereka tak tahu rupanya
Mungkin terlalu miskin
Hingga untuk hal yang hina saja
Mereka memelas pinta
Tahukah sanak,
Dia datang melenakan
Seakan membuang segala asa
Membawamu kenegri mimpi
Negri surga fatamorgana
Sadarkah saudara,
Dia membawamu ke kedalaman mimpi
Pulas tanpa ada lagi wajah memelas
Hingga saat kau sadar
Kau telah terlempar dari atas pohon kelapa
Mereka membawa mu bermimpi
Lalu menjatuhkannya…
Kelas 1 a, Jakarta
Tue , 22th
Des 2009. 05:18pm
Serupa dan Sewarna
Kuda melahirkan anak kuda
Kodok bertelur ratusan telur kodok
Singa menyusui anak singa
Pisang berbuah pisang
Jerapah lahir dan belajar mengunyah rumput
dan daun
Macan lahir dan belajar mengaum dan
membunuh
Like father like son
Duren jatuh dekat pohonnya
Bambu tumbuh di sekitar induknya
Tapi tidak semua,
Brung cucko mengambil sarang burung
lain...
Bebek tak mampu mengerami telurnya...
Hidup tak hanya hitam putih...
Tak juga hanya berwarna pelangi....
Karena semua tak mungkin sama
Namun tidak juga selalu berbeda
Berbagi
Bercerita
dan Berbuatlah Sesuatu
Palembang, Desember 2011
Singa Untuk Diriku
Jika di sana tembok
Yang menutupi setiap
Jalan dan aliran
Jika terdapat bayangan
Di bawah setiap benda
Yang terbentur cahaya
Jika mungkin ada
Pintu yang mengahalangi
Setiap mata keinginan
Maka disini aku
Membutuhkan singa
Yang siap mendobrak
Tembok itu
Akau perlu lentera
Agar bayangan tak
Berada membayangi
Aku butuh kunci
Untuk membiarkan mata
Melihat pintu terbuka
Dan membiarkanya
Melihat alam diluar sana
sayang singa hanya tinggalkan taring
sayang lentera kehilangan
bahan bakarnya
sayang entah dimana kunci
aku tak menemukannya
aku disini masih butuh banyak hal
untuk mencari dan menemukannya
dan mencari pengganti
singa untuk diri sendiri
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
wed, 4th
Nov 2009. 10:57am
Tanpa Pikirku
Mungkinkan malam ini
Aku berlari menjauh,
Akankah esok hari
Aku bersembunyi
Di tembok-tambok peluh…
Sampai batas mana
Kalimat ini bertemu titiknya
Sampai kapan kali ini
Jam di dinding-dinding
Berhenti berputar mengejar
Waktu…
Semua ada dan terjadi
Semua terbentang di depan mata ini
Semua yang ada di hadapan
Membusungkan dada menantang
Jiwa ini…
Dan semua ini tertuang
Dari tinta-tinta
Yang hadir tanpa pikirku….
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Thu, 3rd
Des 2009, 11:48pm
Tambah satu beban ini….
Tentang Kemarin
Kemarin aku yang mengeluh
Engkau kini beri tanggapan
Kami kemarin yang menghujat
Jawaban-Mu adalah nikmat
Tanpa kata,
Tapi aku tahu itu dari semua
Dari pinus yang kini
Tak merengek dahaga
Dari mega
Yang mau mengalah
Tanpa ada keindahan
Untuk mentari dan jingganya
Membantu langit
Memuntahkan bebannya
Membantu semua
Agar semua ingat
Ada Allah di balik semua
Agar semua ingat
Dalam suka bila
Kita ingat Dia,
Dia lebih dekat
Lebih dekat dari sahabat
Lebih dekat dari keluarga
Lebih dekat dari apa yang
Kita punya
Saat kita bahkan
Tak sanggup lagi bernafas nantinya
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Fri, 06th
Nov 2009. 05:56pm
Allahumma amitna ala syahadati fi sabilik
Tentang Malam Ini
Malam yang menua
Tetap berikan senyum senjanya
Malam yang semakin
Dingin
Masih saja berikan
Secarik kehangatannya
Yang ia sampaikan,
Pada setiap mimpi
Yang ia kisahkan
Pada bintang
Yang tak tidur
Malam ini
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
wed, 5th
Nov 2009. 12:11pm
Tentang Pagi Ini
Pagi ini,
Aku mencoba mencari arti
Mencari yang hilang
Seperti lenyapnya mega
Seperti menguapnya
Embun
Seperti senandung sunyi
Alam ini…
Kakiku lelah
Lunglai entah,
Tapi tetap saja,
Langkah ini memaksa
Mencari sesuatu yang hilang,
Tentang mentari,
yang sinarnya kini
Enggan menembus rimbun
Daun dan dahan-dahan
Tentang melati,
Yang semerbaknya kini
Seumpama raflessia
Yang hanya sedap di mata
Tunjukkan itu padaku,
Agar aku dapat
Mengartikan hidup ini…
Jakarta, Januari 2012
Trigoras
Tiga sisi
Menguatkan
Member arti
Memberikan sedikit
Yang membawa sesuatu besar
Membawa manusia
Keperadaban
Namun..
Tiga sisi
Sekarang menjelma keburukan
Kelemahan
Dan sebuah perselingkuhan
Sebuah realita
Sebuah ironi
Dimana harga persatuan?
Akankah ia terbuang oleh
Zaman,..
Hari ini aku hadapi hari
Untuk hari-hari esok
Dan entah…
Kamar 5 lantai 3, Jakarta
Sun , 21th
Des 2009. 06:54am