Top Banner
Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus) sebagai Larvasida Aedes aegypti Atika 1 , Muhammad Ibnu Kahtan 2 , Effiana 3 1 Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN 2 Departemen Pre Klinik Parasitologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN 3 Departemen Pre Klinik Mikrobiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN Abstrak Latar Belakang. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang endemik di Kalimantan Barat. Demam berdarah dengue diakibatkan oleh virus dengue yang dibawa oleh vektor nyamuk spesies Aedes aegypti. Daun kesum (Polygonum minus) merupakan tanaman yang banyak ditemukan di dataran Kalimantan Barat yang biasa digunakan sebagai bahan makanan dan juga obat tradisional. Metodologi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan pendekatan post-test only control group design. Uji aktivitas larvasida menggunakan ekstrak etanol daun kesum dengan konsentrasi 0,75%, 0,5%, 0,25% dan 0,125%. Kontrol positif menggunakan 10 mg Abate ® , sedangkan kontrol negatif hanya menggunakan air. Hasil. Ekstrak etanol daun kesum tidak menimbulkan mortalitas terhadap larva Aedes aegypti namun diduga mampu menghambat pertumbuhan dan pergantian kulit larva. Kesimpulan. Ekstrak etanol daun kesum hingga konsentrasi 0,75% tidak memiliki aktivitas larvasida terhadap larva Aedes aegypti. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol daun kesum adalah alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Konsentrasi yang paling efektif untuk membunuh larva Aedes aegypti tidak dapat ditemukan. Kata Kunci: Larvasida, ekstrak etanol, daun kesum, Aedes aegypti Background. Dengue hemorrhagic fever (DHF) is one of endemic disease in West Borneo. Dengue hemorrhagic fever caused by dengue virus that carried by mosquito species Aedes aegypti as its vector. Leaf of kesum (Polygonum minus) is a plant that found plenty in West Borneo’s plain that is commonly used as food ingredient and also as traditional medicine. Method. This research is experimental with post-test only control group design approaches. Larvicidal activity test using ethanol extract of leaf of kesum with concentration 0,75%, 0,5%, 0,25% and 0,125%. Positive control using 10 mg of Abate ® , while the negative control using only water. Result. The ethanol extract of leaf of kesum didn’t caused mortality to Aedes aegypti larvae, but suspected to be able to inhibit its growth and moulting process. Conclusion. The ethanol extract of leaf of kesum until the concentration is 0,75% didn’t have larvicidal activity against Aedes aegypti larvae. Sencondary metabolites contained in the ethanol extract of leaf of kesum are alkaloids, flavonoids, saponins and tannins. The most effective concentration to make mortality to the Aedes aegypti larvae could not be found. Keywords: Larvicides, ethanol extract, leaf of kesum, Aedes aegypti 667
12

Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Dec 29, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016

Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus)

sebagai Larvasida Aedes aegypti

Atika1, Muhammad Ibnu Kahtan

2, Effiana

3

1 Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

2 Departemen Pre Klinik Parasitologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

3 Departemen Pre Klinik Mikrobiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN

Abstrak

Latar Belakang. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang endemik

di Kalimantan Barat. Demam berdarah dengue diakibatkan oleh virus dengue yang dibawa oleh

vektor nyamuk spesies Aedes aegypti. Daun kesum (Polygonum minus) merupakan tanaman yang

banyak ditemukan di dataran Kalimantan Barat yang biasa digunakan sebagai bahan makanan dan

juga obat tradisional. Metodologi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang

menggunakan pendekatan post-test only control group design. Uji aktivitas larvasida

menggunakan ekstrak etanol daun kesum dengan konsentrasi 0,75%, 0,5%, 0,25% dan 0,125%.

Kontrol positif menggunakan 10 mg Abate®, sedangkan kontrol negatif hanya menggunakan air.

Hasil. Ekstrak etanol daun kesum tidak menimbulkan mortalitas terhadap larva Aedes aegypti

namun diduga mampu menghambat pertumbuhan dan pergantian kulit larva. Kesimpulan. Ekstrak

etanol daun kesum hingga konsentrasi 0,75% tidak memiliki aktivitas larvasida terhadap larva

Aedes aegypti. Senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol daun kesum

adalah alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Konsentrasi yang paling efektif untuk membunuh

larva Aedes aegypti tidak dapat ditemukan.

Kata Kunci: Larvasida, ekstrak etanol, daun kesum, Aedes aegypti

Background. Dengue hemorrhagic fever (DHF) is one of endemic disease in West Borneo.

Dengue hemorrhagic fever caused by dengue virus that carried by mosquito species Aedes aegypti

as its vector. Leaf of kesum (Polygonum minus) is a plant that found plenty in West Borneo’s plain

that is commonly used as food ingredient and also as traditional medicine. Method. This research

is experimental with post-test only control group design approaches. Larvicidal activity test using

ethanol extract of leaf of kesum with concentration 0,75%, 0,5%, 0,25% and 0,125%. Positive

control using 10 mg of Abate®, while the negative control using only water. Result. The ethanol

extract of leaf of kesum didn’t caused mortality to Aedes aegypti larvae, but suspected to be able

to inhibit its growth and moulting process. Conclusion. The ethanol extract of leaf of kesum until

the concentration is 0,75% didn’t have larvicidal activity against Aedes aegypti larvae.

Sencondary metabolites contained in the ethanol extract of leaf of kesum are alkaloids, flavonoids,

saponins and tannins. The most effective concentration to make mortality to the Aedes aegypti

larvae could not be found.

Keywords: Larvicides, ethanol extract, leaf of kesum, Aedes aegypti

667

Page 2: Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016

LATAR BELAKANG

Demam berdarah dengue (DBD)

adalah penyakit infeksi virus yang

ditularkan melalui vektor nyamuk.

Demam berdarah dengue banyak

dijumpai pada wilayah perkotaan dan

semi-perkotaan yang memiliki iklim

tropis maupun subtropis di seluruh

dunia.1

Demam berdarah dengue

ditularkan ke manusia melalui

gigitan nyamuk Aedes aegypti yang

terinfeksi virus dengue (DENV) dari

genus Flavivirus, famili Flaviridae.

Nyamuk Aedes albopictus juga dapat

menularkannya, namun kasus ini

jarang terjadi.2

Demam berdarah dengue

menurut data World Health

Organization (WHO) telah menjadi

penyakit endemik pada lebih dari

100 negara di Afrika, Amerika,

Mediterania Timur, Asia Tenggara,

dan Pasifik Barat. Prevalensi

tertinggi dimiliki oleh Amerika, Asia

Tenggara dan Pasifik Barat dengan

1,2 juta kasus pada tahun 2008, lebih

dari 2,3 juta kasus pada tahun 2010

dan terus meningkat setiap

tahunnya.1 Demam berdarah dengue

menjadi masalah kesehatan utama di

lima negara Asia Tenggara, yaitu

Indonesia, Myanmar, Sri Lanka,

Thailand dan Timor-Leste. Indonesia

mencapai rekor kejadian DBD

tertinggi pada tahun 2007 sebanyak

150.000 kasus dengan kurang lebih

1% kematian.3 Kementerian

Kesehatan mencatat 158.912 kasus

DBD terjadi di Indonesia selama

tahun 2009 dan Kalimantan Barat

merupakan satu diantara 10 provinsi

dengan kasus terbanyak yaitu 5.619

kasus terinfeksi dan 114 kasus

meninggal.2

Angka Bebas Jentik (ABJ)

merupakan faktor utama yang dapat

menghambat peningkatan angka

kejadian DBD. Target ABJ nasional

adalah 95% sedangkan ABJ di Kota

Pontianak pada tahun 2013 tercatat

sebesar 69% yang mana masih jauh

dibawah angka target.4 Dinas

Kesehatan maupun WHO

menganjurkan untuk melakukan

beberapa pengendalian vektor demi

meminimalisir angka kejadian DBD,

salah satunya dengan penggunaan

larvasida. Larva Aedes aegypti hidup

di tempat yang berair bersih, maka

perlu diperhatikan penggunaan

larvasida yang ramah lingkungan,

tidak beracun bagi spesies lain dan

668

Page 3: Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016

tidak akan merubah rasa, bau serta

warna air.3 Larvasida yang

digunakan secara global hingga saat

ini adalah temefos 1%. Temefos

merupakan organofosfat yang telah

diperkenalkan oleh Environmental

Protection Agency atau EPA sejak

tahun 1965 untuk pengendalian larva

nyamuk. Penelitian mengenai

resistensi temefos masih jarang

dilakukan, namun Lima dkk telah

menemukan adanya resistensi

temefos 1% terhadap larva Aedes

aegypti di Rio de Janeiro pada tahun

1999.5 Penggunaan temefos melebihi

konsentrasi yang dianjurkan juga

dapat menyebabkan stimulasi

berlebihan sistem saraf yang

mengakibatkan mual, pusing dan

kebingungan pada manusia.6

Hasil survei literatur yang

dilakukan oleh Kishore dkk

menyimpulkan bahwa efektifitas

fitokimia melawan larva nyamuk

bergantung pada zat kimia alami

yang terkandung dan metabolit

sekunder seperti alkana, alkena,

lakton, minyak esensial dan asam

lemak, terpenoid, alkaloid, steroid,

isoflavonoid, pterokarpan dan

lignin.7 Beberapa zat yang bersifat

larvasida tersebut dapat ditemukan di

dalam daun kesum (Polygonum

minus) yang merupakan tumbuhan

yang endemik di Kalimantan Barat.

Daun kesum merupakan salah satu

tumbuhan alami yang mengandung

metabolit sekunder berupa flavonoid,

aldehid, terpenoid, gerniol dan

senyawa fenolik.8 Hasil skrining

fitokimia ekstrak etanol daun kesum

yang diteliti oleh Imelda dkk

membuktikan adanya metabolit

sekunder berupa alkaloid, flavonoid,

fenol, triterpenoid, saponin serta

tanin.9 Etanol sendiri merupakan

salah satu pelarut yang digunakan

untuk melarutkan senyawa organik

dan sering menjadi pilihan utama

sebagai pelarut untuk bahan-bahan

alami karena sifatnya yang tidak

beracun dan semi-polar.10

METODE

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan

penelitian eksperimental murni yang

menggunakan pendekatan post-test

only control group design yang mana

dalam rancangan ini baik kelompok

kontrol maupun kelompok

eksperimen dipilih dengan cara acak

669

Page 4: Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016

dan tidak diberi pre-test. Sampel

penelitian akan dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen.

Kemudian kelompok eksperimen

diberikan intervensi dan bersama-

sama dengan kelompok kontrol

dilakukan post-test. Hasil akan

didapatkan adanya pengaruh dari

intervensi terhadap kelompok

eksperimen.11

Perhitungan larva

yang mati dilakukan di akhir

penelitian untuk mengukur aktivitas

ekstrak etanol daun kesum sebagai

larvasida terhadap larva Aedes

aegypti.

Alat Penelitian

Alat yang digunakan untuk

melakukan penelitian yaitu pisau,

rotary evaporator, gelas beker, oven,

corong kaca, timbangan, batang

pengaduk kaca, sendok stainless,

desikator, peralatan maserasi, botol

kaca gelap, neraca analitik, pipet

tetes, mikropipet, wadah plastik,

tabung reaksi, rak tabung reaksi,

gelas ukur, krus porselen bertutup,

kertas label, kertas saring, aluminium

foil, kaca objek, kaca penutup objek

dan mikroskop.

Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain daun

kesum, etanol 70% (teknis), asam

asetat glasial, asam sulfat pekat,

kloroform, akuades, pereaksi Mayer,

pereaksi Wagner, NaCl 10%, FeCl3

5%, Mg, HCl pekat, Abate®, larva

Aedes aegypti dan pakan ikan.

Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan adalah

daun kesum (Polygonum minus)

yang diambil dari perkebunan di

Jalan Sungai Raya Dalam,

Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten

Kubu Raya, Kalimantan Barat. Daun

kesum yang diambil dideterminasi di

Laboratorium Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Tanjungpura.

Pengolahan Sampel

Daun kesum yang telah

dikumpulkan disortasi basah dari

kotoran yang masih menempel dan

elemen-elemen yang tidak

dibutuhkan seperti akar, batang,

tanah, kerikil, rumput liar, sampah

dan dedaunan yang berbeda jenis,

670

Page 5: Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016

serta daun-daun yang sudah jelek

atau rusak.12

Kemudian dicuci

dengan air mengalir untuk

membersihkan daun kesum dari

kotoran yang masih menempel, lalu

dikeringkan dengan cahaya matahari

tidak langsung dan dilanjutkan

dengan sortasi kering. Setelah

melalui proses sortasi kering daun

kesum dihaluskan menggunakan

blender dengan hasil akhir simplisia

bubuk.

Pembuatan Ekstrak

Ekstrak dibuat menggunakan

metode maserasi dengan

memasukkan pelarut etanol 70% ke

dalam wadah gelap berisi simplisia

daun kesum hingga simplisia

terendam. Hasil maserasi disaring

menggunakan kertas saring,

kemudian ampasnya diberi pelarut

etanol baru dan dilakukan maserasi

ulang. Pelarut diganti setiap 24 jam

sekali hingga filtrat terakhirnya

bening dan diaduk setiap delapan

jam sekali untuk menghindari

penurunan perpindahan bahan aktif.

Ekstrak hasil maserasi yang telah

diberi perlakuan masih mengandung

pelarut dan konsistensinya cair

sehingga perlu dilakukan teknik

pemisahan pelarut dengan pemekatan

maserat menggunakan alat rotary

evaporator pada suhu 60⁰C dengan

kecepatan 122 putaran/menit.

Selanjutnya, ekstrak ditangas di atas

water bath dengan suhu 50⁰C hingga

didapatkan ekstrak kental.13

Skrining Fitokimia

Alkaloid

Satu mL ekstrak ditambahkan

lima tetes kloroform. Tambahkan

beberapa tetes reagen Mayer ke

dalam campuran. Ditemukannya

endapan putih membuktikan adanya

alkaloid.14

Flavonoid

Ekstrak ditambahkan dengan

serbuk magnesium sebanyak satu

gram dan larutan asam klorida pekat.

Warna kuning pekat yang dihasilkan

mengindikasikan adanya flavonoid.14

Saponin

Ekstrak sebanyak 0,5 gram

dikocok bersama 2 mL air hingga

berbusa. Bila busa yang dihasilkan

bertahan selama sepuluh menit, maka

hal tersebut mengindikasikan adanya

saponin.15

Tanin

671

Page 6: Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016

Ekstrak dicampur dengan 2 mL

larutan FeCl3 5%. Warna biru

kehijauan atau hitam yang terbentuk

mengindikasikan adanya tanin.14

Steroid

Ekstrak dicampur dengan 1 mL

asam asetat glasial dan 1 mL asam

sulfat pekat yang ditambahkan dari

samping. Warna larutan yang

menjadi biru atau ungu

mengindikasikan adanya senyawa

steroid.14

Hewan Uji

Hewan uji didapat dari

Laboratorium Entomologi Dinas

Kesehatan Surabaya dalam bentuk

telur nyamuk Aedes aegypti. Telur

ditetaskan dengan merendamnya di

dalam wadah berisi air. Setelah telur

menetas menjadi larva dan

berkembang hingga instar III dan IV,

larva dijadikan sampel penelitian.

Uji Aktivitas Larvasida

Uji aktivitas ekstrak daun

kesum sebagai larvasida ini

bertujuan untuk menemukan

konsentrasi ekstrak yang memiliki

aktivitas terbaik dalam membunuh

larva Aedes aegypti. Disiapkan enam

buah gelas beker untuk seluruh

kelompok uji. Kelompok uji dibagi

menjadi dua bagian, yaitu kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan.

Kelompok kontrol terdiri atas kontrol

positif, yaitu 10 mg Abate® dalam

100 mL akuades dan kontrol negatif,

yaitu 100 mL akuades. Kelompok

perlakuan terdiri dari empat

konsentrasi ekstrak etanol daun

kesum yang berbeda, yaitu 0,75%,

0.5%, 0,25% dan 0,125% dalam 100

mL akuades.

Larva Aedes aegypti

dimasukkan kedalam semua gelas

sebanyak 25 ekor untuk masing-

masing gelas. Setelah 24 jam, larva

akan diberi stimulus seperti

mengacaukan air dan menyentuh

bagian leher atau sifon larva. Larva

Aedes aegypti yang hidup akan aktif

bergerak saat diberi stimulus. Larva

Aedes aegypti yang telah mati tidak

akan memberi respon terhadap

stimulus yang diberi. Pengamatan

dan perhitungan jumlah larva yang

mati dilakukan setelah 24 jam. Uji

ini akan diulangi sebanyak empat

kali. Hasil akhir dicatat dan

dianalisa.

672

Page 7: Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016

HASIL

Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia dilakukan

menggunakan sampel ekstrak etanol

daun kesum. Senyawa metabolit

sekunder yang diperiksa, yaitu

alkaloid, flavonoid, tanin, saponin

dan steroid.

Metabolit sekunder yang

dianalisis antara lain golongan

flavonoid, alkaloid, tanin, saponin

dan steroid. Imelda telah melakukan

identifikasi senyawa metabolit

sekunder yang terkandung dalam

ekstrak etanol daun kesum dan

didapatkan hasil adanya metabolit

sekunder berupa flavonoid, alkaloid,

fenol, triterpenoid, tanin serta

saponin, namun tidak mengandung

steroid.9 Hasil skrining yang peneliti

lakukan mendapatkan hasil bahwa

ekstrak etanol daun kesum

mengandung senyawa metabolit

sekunder berupa flavonoid, alkaloid,

tanin dan saponin.

Uji Aktivitas Larvasida

Uji larvasida dengan berbagai

konsentrasi ekstrak dilakukan

terhadap larva Aedes aegypti instar

III/IV. Pengukuran suhu dan pH

pada medium uji dilakukan sebelum

dan setelah perlakuan, yang mana

tidak terdapat perbedaan suhu dan

pH pada kelompok kontrol dan

perlakuan.

Pengukuran suhu dan pH

dilakukan pada semua kelompok

sebelum dan sesudah perlakuan.

Hasil yang didapatkan ialah tidak

terdapatnya perubahan suhu dan pH

pada waktu sebelum dan sesudah

perlakuan. Hal ini dapat

menunjukkan bahwa suhu dan pH

medium sebagai faktor eksternal

tidak mempengaruhi aktivitas yang

terjadi pada kelompok uji terhadap

larva Aedes aegypti.

Uji aktivitas larvasida pada

penelitian ini menggunakan empat

kelompok perlakuan dengan variasi

konsentrasi ekstrak etanol daun

kesum sebagai berikut: 0,75%, 0,5%,

0,25% dan 0,125%. Hasil penelitian

didapat 24 jam setelah pemberian

ekstrak etanol daun kesum ke dalam

masing-masing kelompok perlakuan.

Mortalitas larva dilihat dari jumlah

larva yang mati ataupun hampir mati

yang diperiksa dengan mengacaukan

air dan dipastikan dengan

menggunakan ujung batang

673

Page 8: Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016

pengaduk stainless yang disentuhkan

ke bagian servikal larva. Larva yang

mati tidak akan bergerak meski air

dikacau dan larva yang hampir mati

akan kesulitan untuk menyelam ke

dasar wadah ketika air dikacau.16

PEMBAHASAN

Melalui hasil perhitungan

mortalitas larva menurut pengamatan

yang telah dilakukan, dapat

dinyatakan bahwa ekstrak etanol

daun kesum tidak memiliki efek

sebagai larvasida Aedes aegypti yang

berarti. Hasil identifikasi

menunjukkan seluruh kelompok

konsentrasi, yaitu 0,75%, 0,5%,

0,25% dan 0,125% memiliki

perbedaan yang signifikan dengan

kelompok kontrol positif. Hal ini

membuktikan bahwa ekstrak etanol

daun kesum pada konsentrasi 0,75%,

0,5%, 0,25% dan 0,125% tidak

memiliki efek sebagai larvasida

Aedes aegypti bila dibandingkan

dengan temefos yang menyebabkan

mortalitas larva Aedes aegypti

hingga 100%. Seluruh kelompok

konsentrasi menunjukkan bahwa

dosis yang diberikan belum mampu

untuk menyebabkan mortalitas

terhadap larva Aedes aegypti.

Diketahui bahwa hingga

konsentrasi 0,75% dari ekstrak etanol

daun kesum belum mampu

memberikan efek terhadap mortalitas

larva Aedes aegypti. Hal ini

menjelaskan bahwa ekstrak etanol

daun kesum hingga konsentrasi

0,75% tidak memiliki kandungan

bahan aktif yang toksik bagi larva

yang mampu untuk memberikan efek

mortalitas bagi larva Aedes aegypti.

Bahan aktif yang dimiliki oleh

ekstrak etanol daun kesum pada

penelitian ini hanya memiliki efek

yang cukup untuk menghambat

pertumbuhan larva, namun tidak

untuk mematikannya.

Senyawa metabolit sekunder

yang terkandung dalam ekstrak

etanol daun kesum yang telah dilihat

dari hasil skrining fitokimia antara

lain adalah alkaloid, flavonoid,

saponin dan tanin. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif

sehingga tidak dapat diketahui

kuantitas dari tiap senyawa metabolit

sekunder yang terkandung dalam

ekstrak etanol daun kesum. Akan

tetapi, dapat dilihat bahwa senyawa

674

Page 9: Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016

metabolit sekunder yang efeknya

ditunjukkan dari hasil penelitian ini,

yaitu alkaloid dan tanin yang mana

bekerja dalam menggagalkan

metamorfosis larva serta

menghambat pertumbuhan larva.

Sudarmo menjabarkan cara

kerja alkaloid terhadap larva yang

mana ditemukan bahwa alkaloid

bekerja dengan menghambat

pertumbuhan serangga dengan

menghambat tiga hormon utama,

yaitu hormon otak (brain hormone),

hormon ekdison dan hormon

jouvenille. Akibat yang ditimbulkan

dari terhambatnya ketiga hormon

tersebut adalah kegagalan

metamorfosis sehingga larva Aedes

aegypti tidak dapat berkembang

menjadi pupa.17

Selain itu, Dinata

mengatakan bahwa tanin bekerja

dengan cara mengganggu aktivitas

penyerapan protein pada dinding

usus larva, sehingga respon yang

ditimbulkan akibat senyawa ini

adalah menurunnya laju

pertumbuhan dan juga terjadinya

gangguan penyerapan nutrisi pada

larva.18

Aktivitas senyawa metabolit

lain seperti flavonoid dan saponin

yang dapat mengakibatkan mortalitas

pada larva diduga tidak terlihat

efeknya dikarenakan kuantitasnya

yang tidak cukup untuk

menyebabkan mortalitas terhadap

larva.

Penelitian sebelumnya tentang

uji toksisitas ekstrak metanol daun

kesum yang dilakukan oleh

Kurniawan dkk terhadap larva

Artemia salina Leach. didapatkan

hasil bahwa pada konsentrasi 1%,

ekstrak daun kesum telah

menunjukkan efek toksisitas.19

Perbedaannya dengan penelitian ini

adalah pelarut yang peneliti

sebelumnya gunakan berupa

metanol, sedangkan pelarut yang

digunakan pada penelitian ini berupa

etanol.

Etanol merupakan pelarut yang

bersifat semi-polar, yang mana

bekerja menarik senyawa metabolit

sekunder yang bersifat non-polar dan

juga semi-polar, namun tidak bekerja

secara efektif untuk menarik

senyawa metabolit sekunder yang

bersifat polar. Berbeda dengan

pelarut metanol, yang mana

merupakan pelarut yang bersifat

polar, sehingga dapat menarik

675

Page 10: Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016

senyawa metabolit sekunder yang

bersifat polar dengan baik. Senyawa

metabolit sekunder yang terkandung

di dalam daun kesum sendiri antara

lain flavonoid, alkaloid, saponin dan

tanin yang mana alkaloid dan tanin

memiliki sifat semi-polar yang akan

terlarut dalam pelarut etanol,

sedangkan flavonoid dan saponin

memiliki sifat polar sehingga akan

sulit untuk terlarut dalam pelarut

etanol.13,15,20

Ambarningrum et al melakukan

penelitian yang membuktikan bahwa

semakin tinggi konsentrasi yang

digunakan maka akan semakin tinggi

pula metabolit sekunder yang

terkandung. Tingginya senyawa

metabolit sekunder kemudian akan

berpengaruh pada efek yang

ditimbulkan. Peningkatan dosis

kandungan senyawa metabolit

sekunder atau zat aktif yang toksik

bagi serangga menjadi penyebab

peningkatan mortalitas terhadap

suatu spesies serangga. Semakin

tinggi senyawa metabolit sekunder

yang terkandung maka semakin

tinggi pula efektivitasnya sebagai

larvasida.21

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan mengenai aktivitas

ekstrak etanol daun kesum sebagai

larvasida Aedes aegypti, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak etanol daun kesum

(Polygonum minus H.)

konsentrasi 0,125% hingga

0,75% tidak memiliki aktivitas

sebagai larvasida terhadap larva

Aedes aegypti.

2. Ekstrak etanol daun kesum

(Polygonum minus H.)

mengandung senyawa metabolit

sekunder, antara lain; alkaloid,

flavonoid, saponin dan tanin.

3. Tidak didapatkan konsentrasi

paling efektif dari ekstrak etanol

daun kesum untuk membunuh

larva nyamuk Aedes aegypti.

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Dengue

and severe dengue. WHO. 2015.

Available from:

http://who.int/mediacentre/factsheets/f

s117/en/

2. Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia. Buletin Jendela

Epidemiologi: Topik Utama Demam

676

Page 11: Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016

Berdarah Dengue. 2nd ed. Jakarta:

Pusat Data dan Surveilans Kementrian

Kesehatan RI, Bakti Husada; 2010.

3. World Health Organization. Dengue:

guidelines for diagnosis, treatment,

prevention, and control. Special

Programme for Research and Training

in Tropical Diseases. New. Geneva:

TDR : World Health Organization;

2009. 147 p.

4. Dinas Kesehatan Pontianak. Rencana

Strategis Dinas Kesehatan Kota

Pontianak Tahun 2015-2019.

Pontianak: Dinas Kesehatan Kota

Pontianak; 2014.

5. Lima JBP, Da-Cunha MP, Da Silva

RCJ, Galardo AKR, Soares S da S,

Braga IA, et al. Resistance of Aedes

aegypti to organophosphates in several

municipalities in the State of Rio de

Janeiro and Espírito Santo, Brazil. Am

J Trop Med Hyg. 2003 Mar;68(3):329–

33.

6. United States Environmental

Protection Agency. Temephos

Reregistration Eligibility Decision.

2015. Available from:

http://www.epa.gov/pesticides/reregistr

ation/temephos/

7. Kishore N, Mishra BB, Tiwari VK,

Tripathi V, Lall N. Natural products as

leads to potential mosquitocides.

Phytochem Rev. 2014 Sep;13(3):587–

627.

8. Gor MC, Ismail I, Mustapha WAW,

Zainal Z, Noor NM, Othman R, et al.

Identification of cDNAs for jasmonic

acid-responsive genes in Polygonum

minus roots by suppression subtractive

hybridization. Acta Physiol Plant. 2011

Mar;33(2):283–94.

9. Imelda F, Faridah DN,

Kusumaningrum HD. Bacterial

inhibition and cell leakage by extract

of Polygonum minus Huds. leaves. Int

Food Res J. 2014;21(2):553–60.

10. Direktur Jenderal Pengawas Obat dan

Makanan. Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:

Departemen Kesehatan; 2000.

11. Imron T.A. M, Munif A. Metodologi

Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta:

CV Sagung Seto; 2010.

12. Prasetyo, Sukarjo EI. Pengelolaan

Budidaya Tanaman Obat-Obatan

(Bahan Simplisia). Bengkulu: Badan

Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB;

2013.

13. Harborne JB. Metode Fitokimia

Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. 4th ed. Bandung: Penerbit

Institut Teknologi Bandung; 2006.

14. Yadaf R, Agarwala M. Phytochemical

analysis of some medicinal plants. J

Phytol. 2011;3(12):10–4.

15. Tiwari P, Kumar B, Kaur M, Kaur G,

Kaur H. Phytochemical Screening and

Extraction: A Review. Int Pharm Sci.

2011 Mar;1(1):98–106.

16. World Health Organization. Guidelines

for Laboratory and Field Testing of

Mosquito Larvacides. Geneva: WHO;

2005.

677

Page 12: Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum minus sebagai … · 2020. 6. 16. · Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016 Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Kesum(Polygonum

Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 4. November 2016

17. Sudarmo S. Pestisida Nabati.

Yogyakarta; 2009. (5).

18. Dinata A. Sistem Penularan dan

Penanggulangan Penyakit Bersumber

Binatang. 2007 Desember;II.

19. Kurniawan H. Uji Toksisitas Akut

Ekstrak Metanol Daun Kesum

(Polygonum minus Huds) terhadap

Larva Artemia salina Leach dengan

Metode Brine Shrimp Lethality Test

(BSLT). J Untan. 2012;

20. Handa SS, Khanuja SPS, Longo G,

Rakesh DD. Extraction technologies

for medicinal and aromatic plants.

Trieste: International Centre for

Science and High Technology; 2008.

21. Ambarningrum TB, Setyowati EA,

Susatyo P. Aktivitas Anti Makan

Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata

L.) dan Pengaruhnya Terhadap Indeks

Nutrisi Serta Terhadap Struktur

Membran Peritrofik Larva Instar V

Spodoptera litura F. J HTP Trop.

2012;12(2):169–76.

678