Top Banner
AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSET) Aktiva Tetap Tak Berwujud yang bahas Inggrisnya Intangible Assetmerupakan aktiva tetap yang secara fisik tidak dapat dilihat bentuknya, akan tetapi memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan. Contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible Asset) Berikut adalah contoh-contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud yang lumrah kita temui dalam dunia usaha : a.HakSewa(LeaseHold) Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan :
28

Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

Feb 08, 2016

Download

Documents

Noviansyah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD (INTANGIBLE

ASSET)

Aktiva Tetap Tak Berwujud yang bahas Inggrisnya Intangible

Assetmerupakan aktiva tetap yang secara fisik tidak dapat dilihat

bentuknya, akan tetapi memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan.

Contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible Asset)

Berikut adalah contoh-contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud yang lumrah kita

temui dalam dunia usaha :

a.HakSewa(LeaseHold)

Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat

usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun

waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris). Hak sewa

dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan :

(-) Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan

kata lain, atas sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa

akan memberikan manfaat kembali (berpotensi menghasilkan kas atau

manfaat) di masa yang akan datang.

Page 2: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

(-) Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak

sewa, akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu

tahun buku.

Melihat batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-

milah atas kejadian sewa, apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak

berwujud atau sebagai biaya sewa.

Contoh Kasus :

Tempat Usaha (Tanah dan Gedung) PT. Royal Bali Cemerlang diperoleh

dengan cara menyewa selama 30 Tahun, dengan membayar sebesar Rp

750,000,000,-. Dalam perjalanan usahanya PT. Royal Bali Cemerlang

juga menyewa sebuah mobil pick-up disewa Rp 150,000/hari.

Mengacu pada batasan aktiva tetap tak berwujud atas Hak Sewa yang

telah disebutkan sebelumnya, maka transaksi sewa yang ada pada PT.

Royal Bali Cemerlang hendaknya diperlakukan sebagai berikut :

Pencatatan :

Page 3: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

Atas sewa tanah dan gedung di catat sebagai aktiva tak berwujud :

Pada saat pembayaran sewa dicatat :

[-Debit-]. Lease Hold = Rp 750,000,000,-

[-Credit-]. Kas = Rp 675,000,000.-

[-Credit-]. PPh Pasal 4(2) = Rp 75,000,000,-

Pada saat penyetoran PPh Pasal 4(2) :

[-Debit-]. PPh Pasal 4(2) = Rp 75,000,000,-

[-Credit-]. Kas = Rp 75,000,000,-

Penjelasan :

(-). Transaksi sewa ini diakui sebagai perolehan Aktiva Tetap Tak

Berwujud (intangible asset) yaitu berupa Hak sewa (Lease Hold), karena

sewa tersebut berjangka waktu 30 tahun, yang artinya atas cost sewa

yang dikeluarkan sekarang, perusahaan akan memperoleh manfaat

(menjadikannya sebagai tempat usaha) untuk masa waktu yang lebih dari

satu tahun buku, untuk itu transaksi sewa ini eligable diakui sebagai aktiva

tetap tak berwujud.

(-). Persewaan suatu aktiva, merupakan Taxable Object, yaitu PPh Pasal

Page 4: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

4 (2), diakui sekarang atau nanti tetap akan mengakui. Jika tidak di akui

sekarang toh nanti akan dikoreksi oleh pihak kantor pajak. Mengingat

Conservatism principle, bukankah setiap potensi pengeluaran maupun

kewajiban, hendaknya diakui sesegera mungkin ?. (Khusus Menganai

PPh Pasal 4 (2) kita akan bahas di artikel lain :-) )

Atas sewa mesin & mobil dicatat sebagai biaya :

Pada saat pembayaran sewa dicatat :

[-Debit-]. Biaya Sewa = Rp 150,000,-

[-Credit-]. Kas = Rp 135,000,-

[-Credit-]. PPh Pasal 23 = Rp 15,000,-

Pada saat pembayaran PPh Pasal 23 :

[-Debit-]. PPh Pasal 23 = Rp 15,000,-

[-Credit-]. Kas = Rp 15,000,-

Catatan :

Sewa mobil yang biayar harian langsung diakui sebagai biaya, karena

atas pengeluaran perusahaan sebesar Rp 150,000,- perusahaan hanya

akan memperoleh manfaat selama satu hari (kurang dari 1 tahun buku).

Page 5: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

Sewa jenis ini adalah obyek PPh Pasal 23, dimana perusahaan bertindak

selaku pemotong. (Lebih detail mengenai PPh Pasal 23 akan kita

bahas pada artikel lain :-) ).

b. Organization Cost.

Adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang terjadi sehubungan

dengan set-up perusahaan sebelum beroperasi, contohnya : pembayaran

kepada notaris. Pengeluaran ini diakui sebagai perolehan aktiva tak

berwujud, karena atas pengeluaran tersebut perusahaan akan

memperoleh manfaat yang lebih dari satu tahun buku juga, yaitu selama

perusahaan masih beroperasi.

c. Perijinan (Permit & Licences)

Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah

baik daerah maupun pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait

dengan bidang usahanya. Ijin-ijin perusahaan tentu ada jangka waktunya,

dan jika masa berlakunya telah habis maka ijin tersebut harus

diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian ijin usaha atau aktivitas

tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3

Page 6: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu Ijin

diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud.

d. Hak Patent

Hak Patent adalah hak yang diperoleh atas suatu penemuan tertentu.

Dimana atas penemuan tersebut, penemu akan memperoleh manfaat

tertentu untuk kurun waktu tertentu dan dapat diperpanjang. Penemuan

tersebut bisa berupa suatu produk, atau rekayasa, atau formula, atau

system, atau cara tertentu.

e. Merk Dagang (Trade Mark)

Merk Dagang (Trade Mark) yang biasa disingkat TM, adalah hak yang

diperoleh atas suatu merk komersial tertentu. Hak ini bisa berupa logo,

tulisan, bentuk, symbol, atau kombinasinya, yang mewakili suatu

organisasi/perusahaan tertentu.

f. Hak Penggandaan (Copyright)

Page 7: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa

karya ilmiah, puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu,

script atau scenario film tertentu. Copyright meliputi hak untuk

memperbanyak dan mengedarkannya.

g. Franchise

Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau

memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara

pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha tertentu

yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak franchise.

h. Goodwill

Adalah kelebihana-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh

perusahaan, yang oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain.

Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa karena perusahaan memiliki

reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu produk

unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.

Catatan penting : Goodwill hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi

suatu transaksi, yang mana dalam transaksi tersebut perusahaan dinilai

lebih oleh pihak lain. Transaksi yang dimaksudkan bisa berupa : penjualan

Page 8: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

perusaahaan, bergabung/berhentinya sekutu (anggota persero) baru,

merger atau akuisisi.

Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Tak Berwujud

Pada dasarnya permasalahan akuntansi atas aktiva tetap tak berwujud

(intangible asset) sama saja dengan aktiva tetap berwujud, yaitu :

1. Perolehan (Acquisition Cost)

Sama halnya dengan Tangible Asset, Perolehan atas Intangible Asset

juga dicatat sebesar nilai faktur ditambah dengan pengeluaran-

pengeluaran yang menyertainya.

2. Pengeluaran-Pengeluaran setelah perolehan (Expenditures)

Jika terjadi pengeluaran-pengeluaran setelah perolehan, maka konsep

kapitalisasi maupun pembebanannya sama saja dengan tangible asset

(aktiva tetap berwujud).

3. Amortisasi (Amortization)

Amortisasi adalah pengalokasian harga perolehan ke beban usaha

Page 9: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

(biaya), yang pada aktiva tetap dikenal dengan depresiasi (penyusutan).

Penghitungan maupun pencatatan atas amortisasi sama saja dengan cara

penghitungan maupun pencatatan atas penyusutan aktiva tetap berwujud.

Hal penting yang perlu diketahui :

(-). Amortisasi kebanyakan merupakan biaya usaha dan jarang

digolongkan ke dalam harga pokok produksi, kecuali merk dagang yang

memang digolongkan ke dalam kelompok harga pokok penjualan.

(-). Amortisasi lebih baik jika dihitung menggunakan metode garis lurus

saja, karena pada dasarnya intangible asset tidak dipengaruhi, bahkan

tidak ada hubungannya dengan output produk yang dihasilkan oleh

perusahaan.

4. Pelaporan (disclosure)

Intangible asset dilaporkan hanya nilai bersihnya (net value) setelah

dikurangi akumulasi amortisasinya. Akumulasi amortisasi tidak pernah

dimnculkan di dalam neraca.

Khusus mengenai Perlakuan Goodwill, lebih jauh dan lebih detail lagi

dapat di baca di artikel lain:PERLAKUAN GOODWILL   , disana dilengkapi

dengan jurnal dan contoh kasusnya.

Page 10: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii
Page 11: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

Aktiva Tetap Tak Berwujud

BAB II

2.1 DEFINISI AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD

Aktiva tetap berwujud (intangible assets) adalah aktiva yang umur

ekonomisnya panjang dan memberikan manfaat bagi operasi perusahaan, tetapi

tidak mempunyai bentuk fisik. Aktiva ini berupa hak – hak istimewa atau

pemilikan posisi yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh

pendapatan. Bukti pemilikan aktiva tak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi,

atau dokumen lain.

Aktiva tak berujud mungkin timbul dari:

1. Pemerintah-seperti hak paten, hak cipta, frenchis, merek dagang, dan nama

dagang.

2. Perusahaan lain-misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk

goodwill.

Page 12: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

3. Perjanjian tertentu-seperti frenchise dan lease.

2.2 KLASIFIKASI AKTIVA TETAP BERWUJUD

Yang termasuk aktiva tetap tidak berwujud antara lain sebagai berikut :

2.2.1 HAK PATEN

Hak paten adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah yang

memberikan kewenangan kepada pemegang hak untuk memproduksi, menjual,

dan mengawasi penemuannya dalam jangka waktu tertentu sejak hak tersebut

diberikan.

Harga perolehan suatu aktiva tak berwujud adalah kas (ekulivalensinya)

yang dibayarkan untuk memperoleh hak patennya, yang meliputi biaya penelitian,

biaya percobaan, biaya pengembangan, biaya pendaftaran, dan biaya lain – lain.

2.2.2 HAK CIPTA

Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang memberikan

hak istimewa kepada pemegang hak tersebut untuk memproduksi dan menjual

suatu karya seni atau karya tulis. Misalnya hak cipta yang diberikan kepada

penulis buku, pencipta lagu, dan lain – lain. Hak cipta dapat diperoleh dengan

Page 13: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

penemuan sendiri, dapat pula dengan membeli. Harga perolehan suatu hak cipta

terdiri dari pengeluaran untuk mendapatkan dan mempertahankan hak tersebut.

2.2.3 MEREK DAGANG

Merek dagang atau nama dagang adalah kata, rangkaian kata, logo atau

simbol yang membedakan atau memberi identitas suatu perusahaan tertentu atau

produk tertentu. Apabila merek dagang atau nama dagang dibeli, maka harga

perolehan hak tersebut adalah harga belinya.

2.2.4 FRANCHISE DAN LISENSI

Franchise adalah perjanjian (kontrak) antara pemberi franchise (franhisor)

dengan penerima franchise (franchisee). Dalam perjanjian tersebut, franchissor

memberi hak kepada franchise untuk menjual produk tertentu, atau untuk

memberikan hak kepada franchise untuk menjual produk tertentu, atau untuk

memberikan suatu jasa tertentu, atau untuk menggunakan merek dagang tertentu,

sedangkan lisensi adalah izin operasinya. Misalnya franchise yang dijual oleh

Kentucky Fried Chicken, Mc Donald (hamburger, pizza, dan sebagainya).

2.2.5 BIAYA ORGANISASI

Biaya yang timbul dalam pembentukan suatu organisasi perusahaan

disebut biaya organisasi. Biaya organisasi akan bermanfaat selama hidup

perusahaan menetapkan masa manfaat dengan taksiran tertentu yang dianggap

wajar.

Page 14: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

2.2.6 GOODWILL

Aktiva tak berujud terbesar yang biasanya nampak dalam neraca

perusahaan adalah goodwill. Goodwill adalah sela atribut yang memberi nilai atau

citra yang menguntungkan yang melekat pada suatu perusahaan.

Goodwill merupakan suatu aktiva yang tidak berwujud yang berbeda dari

aktiva tak bewrujud lainnya. Goodwill tidak bisa dijual tanpa mengalihkan atau

menjual perusahaannya, karena goodwill hanya dapat diidentifikasikan dengan

perusahaan sebagai keseluruhan. Goodwill hanya akan dicatat apabila timbul dari

transaksi pertukaran yang meliputi pembeliaan perusahaan secara keseluruhan.

2.3. AMORTISASI

Secara umum, akuntansi untuk aktiva tak berwujud adalah sejalan dengan

akuntansi untuk aktiva tetap. Seperti halnya aktiva tetap, aktiva tak berwujud juga

dicatat atas dasar harga perolehan, dan harga perolehan ini dihapus secara rasional

dan sistematis selama masa manfaat aktiva tak berwujud tersebut.

Namun demikian, terdapat sejumlah perbedaan antara akuntansi aktiva tak

berwujud bila dibandingkan dengan akuntansi aktiva tetap. Pertama, istilah yang

digunakan untuk menghapus aktiva tak berwujud adalah amortisasi (bukan

depresiasi). Untuk mencatat amortisasi tak berujud, maka rekening Biaya

Amortisasi didebet, dan rekening aktiva tak berujud yang bersangkutan dikredit,

Page 15: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

Berbeda dengan aktiva tetap, amortisasi aktiva tak bewrujud hanya

mengenal satu metoda, yaitu metoda garis lurus. Oleh karena itu, perlakuan

akuntansi aktiva tak berwujud pada berbagai perusahaan relative mudah

diperbandingkan.

 Hak Paten

Harga perolehan hak paten harus diamortisasi selama masa berlaku hak

tersebut atau selama masa manfaatnya, tergantung mana yang lebih pendek.

Untuk memberikan gambaran mengenai perhitungan biaya paten, misalnya PT

Tangkuban Perahu membeli hak paten dengan harga perolehan Rp.

60.000.000. Masa manfaat hak tersebut diperkirakan adalah 8 tahun. Dengan

demikian amortisasi per tahun adalah Rp. 7.500.000 (Rp. 60.000.000 : 8).

Jurnal untuk mencatat amortisasi tahunan adalah sebagai berikut:

Des. 31 Biaya Amortisasi Paten 7.500.000

Hak Paten 7.500.000

(Untuk mencatat amortisasi hak paten)

Biaya paten dikelompokan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya operasi.

 Hak Cipta

Masa manfaat suatu hak cipta biasanya lebih pendek daripada masa

berlakunya. Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak cipta,

Page 16: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

maka hak cipta biasanya di amortisasi dalam periode waktu yang relatif

pendek.

 Merek Dagang

Seperti halnya aktiva tak berwujud lainnya, hak merek harus diamortisasi

selama masa manfaat atau masa berlakunya, tergantung mana yang lebih

pendek. Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak merek,

biasanya ditetapkan jangka waktu yang relative pendek.

 Franchise

Harga perolehan suatu hak franchise dan lisensi adalah semua pengeluaran

yang diperlukan untuk mendapatkan hak tersebut. Bila jangka waktu terbatas,

maka harga perolehan franchise dan lisensi harus diamortisasi sebagai biaya

operasi selama jangka waktu izin pengoperasian hak tersebut. Namun apabila

jangka waktunya tidak terbatas, maka amortisasi dilakukan selama jangka

waktu yang ditentukan dengan taksiran yang wajar.

 Biaya Organisasi

Biaya organisasi diamortisasi salama jangka waktu tertentu sama seperti

aktiva tak berwujud.

 Goodwill

Page 17: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

Misalkan PT Astina membeli PT Alengka dengan harga Rp

1.500.000.000. nilai wajar aktiva PT Alengka pada saat transaksi Rp

2.400.000.000 dan nilai seluruh utangnya Rp 1.000.000.000. umur

ekonomisnya 20 tahun. hitunglah nilai goodwill dan bentuk jurnal yang

diperlukan.

Harga beli PT Alengka Rp 1.500.000.000

Nilai wajar aktiva neto Rp. 2.400.000.000

Nilai utang Rp. 1.000.000.000

Total modal PT Alengka Rp 1.400.000.000

Harga beli goodwill Rp. 100.000.000

Amortisasi setiap tahun = Rp 100.000.000 : 20 = Rp 5.000.000

Macam – macam aktiva 2.400.000.000

Goodwill 100.000.000

Macam – macam utang 1.000.000.000

Kas 1.500.000.000

Beban amortisasi goodwill 5.000.000

Goodwill 5.000.000

Page 18: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

2.4. ANALISIS BIAYA RISET DAN PENGEMBANGAN

Banyak perusahaan melakukan pengeluaran yang cukup besar jumlahnya

untuk riset dan pengembangan dalam rangka mendapatkan produk baru atau

proses yang lebih baik. Pada perusahaan raksasa seperti IBM, Toyota, atau

Mitsubishi, pengeluaran untuk keperluan ini mungkin melebihi anggaran belanja

sebuah Negara sedang berkembang.

Riset dan pengembangan memiliki sejumlah masalah akuntansi :

1. kadang-kadang sulit untuk mengaitkan pengeluaran pada proyek tertentu

2. seringkali terdapat ketidakpastian mengenai manfaat dari pengaluaran tersebut.

Oleh karena itu, pengeluaran untuk riset dan pengembangan biasanya dicatat

sebagai biaya pada waktu terjadi pengeluaran. Perlakuan seperti ini tidak

memperhatikan apakah pengeluaran akan berhasil atau tidak berhasil.

Sebagai contoh, misalkan PT Muria melakukan pengeluaran sebesar Rp.

30.000.000 untuk biaya riset dan pengembangan. Riset dan pengembangan ini

telah menghasilkan dua penemuan yang sangat berhasil dan memperoleh dua hak

paten. Walaupun demikian, pengeluaran untuk riset dan pengembangan tidak

dapat dimasukan dalam harga perolehan hak paten, melainkan tetap harus

diperlakukan sebagai biaya pada periode dikeluarkannya biaya tersebut.

2.5. PENYAJIAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

Page 19: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

Pada umumnya aktiva tetap tak berwujud dilaporkan tersendiri setelah

aktiva tetap berwujud. Pelaporan harus cukup jelas, bilamana perlu diberi catatan

tambahan, baik dalam laporan itu sendiri maupun dalam catatan atas laporan

keuangan. Selain itu, metode amortisasi yang digunakan dan jumlah amortisasi

untuk tahun yang bersangkutan juga disebutkan. Contoh penyajian aktiva tetap

dalam neraca adalah sebagai berikut :

PT TINOMBALA

Neraca sebagian

Aktiva tetap

Tambang batu bara, atas dasar

harga perolehan, di kurangi depresiasi……… Rp. 95.400.000

Gedung dan peralatan, atas

dasar harga perolehan…. Rp. 2.207.100.000

Kurangi: Akumulasi depresiasi 1.229.000.000

978.100.000

Jumlah aktiva tetap…… Rp. 1.073.500.000

Aktiva tak berwujud

Page 20: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii

Hak paten……………. 410.000.000

Jumlah………………. Rp. 1.483.500.000

Page 21: Aktiva Tetap Tak Berwujud Edii