-
AKHLAK ISLAMI DALAM HIKAYAT ISKANDAR ZULKARNAIN
EPISODE PERJALANAN KE JABALKA: SEBAGAI BASIS PENGUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER GENERASI MILENIAL
OLEH
LEURI SEFRIANI
NIM RRA1B116039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
FEBRUARI, 2020
-
AKHLAK ISLAMI DALAM HIKAYAT ISKANDAR ZULKARNAIN
EPISODE PERJALANAN KE JABALKA: SEBAGAI BASIS PENGUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER GENERASI MILENIAL
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Jambi
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh
Leuri Sefriani
NIM RRA1B116039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIIDKAN
UNIVERSITAS JAMBI
FEBRUARI, 2020
-
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
...................................................................................................
i
KATA
PENGANTAR.................................................................................
ii
DAFTAR ISI
...............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL
......................................................................................
vi
BAB I PENDAHULUAN
............................................................................
1
1.1. Latar Belakang Masalah
..............................................................
1
1.2. Rumusan Masalah
.......................................................................
6
1.3. Tujuan Penelitian
........................................................................
6
1.4. Manfaat Penelitian
......................................................................
6
BAB II KAJIAN
TEORETIK....................................................................
7
2.1. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang
Relevan....................... 7
2.1.1. Kajian Teori
...................................................................
7
2.1.2. Hasil Penelitian yang
Relevan........................................ 28
2.2. Kerangka Berpikir
.......................................................................
31
BAB III METODE PENELITIAN
............................................................ 33
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
................................................. 33
3.2. Data dan Sumber Data
...............................................................
33
3.3. Teknik Pengumpulan Data
........................................................ 33
3.4. Teknik Uji Validitas
Data..........................................................
34
3.5. Teknik Analisis Data
.................................................................
34
3.6. Prosedur
Penelitian...................................................................
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
.......................... 37
4. 1 Hasil Penelitian
.....................................................................
37
4.1.1 Akhlak-akhlak Islami dalam HIZ
............................... 41
4.2. Pembahasan
...........................................................................
54
-
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
................................... 72
5.1.
Simpulan...................................................................................
72
5.2. Implikasi
...................................................................................
72
5.3. Saran
.......................................................................................
72
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Akhlak Islami
.................................................................................
17
4.1 Tabel Indikator Berani
..................................................................
42
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelompok etnis Melayu di Nusantara memiliki peninggalan budaya
yang
banyak. Di antara peninggalan tersebut adalah karya tulis berupa
teks naskah,
Russel Jones memperkirakan jumlah naskah Melayu itu kurang lebih
10.000 buah
Ding Choo Ming (1986:11). Hussein (1981:139-140) memperkirakan
5000
naskah. Hal ini dibuktikan dari bebarapa katalogus naskah yang
mencatat dan
menguraikan serba ringkas isi naskah. Naskah-naskah tersebut
tersimpan di
perpustakaan dan di museum dalam negeri dan luar negeri. Di
perpustakaan
Nasional Jakarta terdaftar sebanyak 953 naskah. Naskah-naskah
tersebut sebagian
besar tergolong sebagai karya sastra (Sutaarga, 1972). Karya
sastra Melayu
memiliki arti penting, tidak hanya dalam arti etnis, tetapi juga
dalam arti
antaretnis.
Secara etnis, karya ini mengungkapkan pikiran, perasaan,
keyakinan,
falsafah-falsafah, dan ekspresi jiwa dalam masyarakat Melayu,
secara antaretnis,
berkaitan dengan bahasa yang digunakan dalam karya tersebut yang
menggunakan
bahasa Melayu, lingua franca, sebagai sarana komunikasi
antaretnis, baik dalam
hubungan perdagangan, kebudayaan, dan keagamaan di kawasan
penduduk yang
mempunyai aneka bahasa. Salah satu karya sastra Melayu yang
memiliki
kedudukan penting di antara khazanah sastra Melayu tersebut
adalah Hikayat
Iskandar Zulkarnain (HIZ). Karya sastra ini merupakan teks
Melayu tergolong
-
yang akan ditaklukannya Ia tidak langsung memerangi dan mengajak
berperang,
tetapi diawali dengandiplomasi, mengajak dengan cara yang halus,
Ia selalu
memberikan pemahaman dan pengertian serta wawasan tentang
ketauhidan dalam
agama yang sebenarnya terlebih dahulu. Baru mereka menempu jalur
perang
apabila pihak lawan tidak terima akan diplomasinya yang bersifat
damai tersebut.
Raja Iskandar selalu mengutamakan kedamaian sebelum terjadinya
kerusuhan,
karena Raja Iskandar mencintai kesejahteraan dan suka kedamaian
agar hidup
menjadi tentram dan merasa nyaman.
8. Malu
Malu adalah perasaan yang tak nyaman jika perkataan atau
perbuatan yang
akan menimbulkan cela dan aib, walaupun hukumnya mubah atau
tak
dipersoalkan orang, banyak sekali pada zaman milenial ini kita
tidak malu dengan
ucapan yang telah dilontarkan kepada teman, sahabat, orang tua
atau pun orang
yang umurnya dibahwa kita, kita harus membawahkan sikap malu
dan
menanamkannya di dalam diri agar tidak mudah untuk menyakiti
hati orang lain,
walaupun orang tersebut tidak marah, akhlak mau tersebut harus
ditanam di dalam
jiwa seseorang agar menjadi panutan.
9. Cinta Kerja
Cinta kerja yang dimaksudkan adalah perasaan bahagia dan nikmat
dalam
bekerja, menghargai pekerjaan sebagai kewajiban manusia dalam
hidup tidak
mudah mengeluh dan putus asa selalu bersyukur atas nikmat yang
Allah swt
berikan kepada hambanya dan menghargai apapun usaha yang telah
dilakukan
baik itu hasilnya memuaskan ataupun cukup.
-
10. Pemaaf
Pemaaf adalah sifat atau perilaku atau akhlak yang dapat
mengampuni
kesalahan orang lain tampa rasa benci, tampa rasa sakit hati,
atau tidak mau balas
dendam. Sifat-sifat atau akhlak tersebut dapat dilihat pada
kutipan-kutipan berikut
ini:
Maka turunlah Raja Manyamaj dan segala orang-orang
besar-besarnya turun dari atas kendarannya ke bumi, “Berjalan tapak
lagi kami was-was sahaja dikarunialah akan kami iman.” Arkian
dikhabarkan Nabi Khidlir kalimah syahadat akan Raja Manyamaj dan
segala tentaranya, kecil besar. Maka sekalian mereka itu mengucap
kalimat syahadat dengan suara nyaring. (h. 498)
Sikap yang perlu di jadikan contoh, Raja Iskandar selalu
memaflkan kesalahan
orang lain dan selalu memberikan ampunan agar orang-orang
tersebut kembali
kejalan yang benar, karena itu lah Raja Iskandar merupakan
panutan yang harus di
contoh bagi generasi milenial.
11. Pergaulan yang Baik
Pergaulan yang baik ialah hubungan dan interaksi dengan orang
lain secara
mesra dan harmoni. Akhlak tersebut dapat terlihat pada
kutipan-kutipan teks
hikayat berikut ini:
Kata sahibulhikayat. Maka pada masa itu terlalu amat sukacita
hati Raja Iskandar mendengar mereka itu menyebut kalimah syahadat.
Arkian maka dianugerahi Raja Iskandar akan mereka itu seorang
sebuah kursi daripada emas bertatahkan ratna mutu manikam. Akan
tempat Raja Manyamaj suatu kursi yang amat baik, tiada dapat
disifatkan. Kemudian daripada itu dipersalinkan Raja Iskandar akan
Raja Manyamaj daripada pakaian terlalu amat ajaib dan
indah-indahnya dan di atasnya sehelai baju lagi disuruh jala dengan
ditarik akan cucuk mutia itu sehelai baju itu dapat akan upeti
negerti harganya.(h.498)
Hubungan antar sesama dalam hikayat Iskandar Zulkarnain
memperlihatkan
hubungan yang harmonis. Baik secara vertikal maupun horizontal
tercipta
keselarasan, terutama ketika mereka telah memeluk agama islam.
Mereka bergaul
dengan baik, memperlihatkan rasa senang mereka, satu sama lain
itu terlihat pada
-
kutipan teks hikayat di atas, semua orang bahagia dengan sifat
Raja Iskandar
walaupun ia raja yang sangat besar Raja Diraja tetapi ia tidak
membedah-bedakan
semuanya. Hal tersebut harus diterapkan untuk kehidupan yang
akan mendatang,
karena sifat yang dimilki oleh Raja Iskandar tersebut sudah
mencerminakan
seorang Raja yang luar biasa.
12. Adil
Iskandar Zulkarnain terkenal sebagai raja yang hebat serta
memiliki sifat adil
dalam diirnya. Adil yang dimaksud adalah meletakkan sesuatu pada
tempat yang
benar dan tepat dan tempat yang seharusnya diletakkan. Hal ini
sesuai dengan
prinsip Islam yang menganjurkan umatnya melaksanakan keadilan
dalam setiap
aspek kehidupan. Ditambahkan pula, perintah itu datang dengan
beriringannya
sifat Allah sendiri yang maha adil dan mengharamkan zat-Nya dari
pada
melakukan kezaliman.
Dalam HIZ banyak diceritakan tentang keadilan Raja Iskandar,
tetapi di dalam
Episode perjalanan ke Jabalka ini ada beberapa kutipan yang
memperlihatkan
keadilan Raja iskandar selaku raja yang amat besar hatinya,
Dalam suatu peristiwa
Ia memberikan perintah kepada Nabi Khidlir untuk membagikan
harta kepada
raja-raja yang lain yang telah Ia taklukan dengan seadil-adilnya
tidak ada yang
mendapatkan lebih atau berkurang sekalipun, tidak ada yang tidak
membawakan
harta tersebut, hak yang berhak telah Ia berikan seadil-adilnya
peristiwa tersebut
terlihat pada kutipan berikut ini:
Maka dipersembahkan kepada Raja Iskandar. Maka adalah Raja
Iskandar menyuruhkan Nabi Khidlir membagikan tiga dua bagi akan
segala raja-raja, dan sebahagi disuruh masukkan ke dalam
perbendaharaan. Maka dikerjakan oleh Nabi Khidlir seperti sabda
Raja Iskandar itu. Tetapi penuhlah segala
-
perbendaharaan itu. Dan tiada ada seekor daripada segala
binatang itu yang tiada membawa arta. Maka ajaib Raja Iskandar akan
peri kebanyakan harta yang dibawah oleh Raja Manyamaj itu. (h.
499)
Raja Iskandar telah menunjukkan teladan seorang Raja yang adil,
sifat adil
dituntut dalam agama Islam dan sebagai seorang pemimpin atau
seorang raja
harus mengamalkan keadilan dalam membuat segala keputusan. Bila
pemimpin
berlaku adil, rakyat akan merasa terlindungi. Sifat adil Raja
Iskandar telah
mewujudkan dirinya sebagai umat Islam yang berakhlak mulia.
Adil dan keadilan adalah akhlak yang sangat mulia. Sebagai unsur
nilai atau
akhlak islmai, adil atau keadilan merupakan basis pendidikan
karakter yang
bertanggungjawab, peduli, sosial, peduli lingkungan, cinta
damai. Bersahabat,
menghargai prestasi, demokratis, kreatif, disiplin, toleran,
jujur, dan religius.
Semua karakter manusia menuntut dan mencari keadilan. Dengan
demikian
keadilan memiliki posisi yang sentral dan bersifat universal.
Tampa keadilan
sebuah negera bisa chaos, tampa keadilan menimbulkan hasad,
dengki, dan
ketidakharmonisan hubungan manusia, baik secara horizontal
maupun vertikal
Beberapa akhlak islami yang terdapat di dalam hikayat Iskandar
Zulkarnain
episode perjalanan ke jabalka tersebut merupakan sebagian akhlak
yang termuat
dari teori Al-Hufi, di dalam teori Al-Hufi terdapat 19 akhlak
islami yaitu sebagai
berikut: 1. berani, pemurah, adil, iffah, jujur, sabar, lapang
hati, pemaaf, kasih
sayang, mengutamakan kedamaian, zuhud, malu, tawaduk, kesetian,
musyawarah,
cinta kerja, kegembiraan dan humor, pergaulan yang baik,
amanah.
Penelitian tentang hikayat Zulkarnain sudah perna dilakukan oleh
siti
chamamah Seotratno (1991) dengan judul penelitian Hikayat
Iskandar
Zulkarnain, Analisis Resepsi, di dalam penelitian tersebut
dikemukakan bahwah
-
Raja Iskandar adalah raja yang tangguh dan memiliki sikap yang
amat luar biasa,
begitu juga dengan penelitian yang penulis lakukan Raja Iskandar
adalah tokoh
utama yang yang memiliki sikap yang amat baik dan miliki
karakteristik yang
amat baik pula sesuai dengan teori Al-Hufi tersebut
akhlak-akhlak Raja Iskandar
perlu diterapkan dan dicontoh untuk kehidupan milenial sekarang
ini. Begitu juga
penelitian yang dilakukan oleh Muhd Norizam Jamian (2016) dengan
judul
Akhlak pemimpin dalam hikayat Iskandar Zulkarnain: suatu
analalisis
pendekatan adab dimana pada penelitian tersebut juga
memperlihatkan
bagaimana karakter tokoh dari Raja Iskandar Zulkarnain tersebut
yang
mempunyai sikap dan akhlak yang adabi dan amal ihsan yang baik
yang
berakhlak muliah, penelitian tersebut juga memberikan kontribusi
bagi penelitian
yang akan dilakukan terutama tentang berbagai khazanah akhlak
tokoh yang
relevan untuk menguatkan pendidikan karakter generasi milineal
di Indonesia.
-
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis penelitian terdapat dua belas, akhlak
islami di dalam
teks Hikayat Iskandar Zulkarnain, yaitu: akhlak berani, pemurah,
adil, iffah,
amanah, pemaaf, kasih sayang, mengutamakan kedamaian, malu,
ketaatan dan
kesetian, pergaulan yang baik, cinta kerja.
5.2 Implikasi
Bagi masyarakat umum dan guru penelitian ini bisa menjadi
sumber
belajar atau media pendidikan formal dan nonformal untuk
memperkuat karakter
anak-anak muda di lingkungan sosial, serta sumber belajar
pendidikan karakter di
sekolah, dan untuk peneliti lain penelitian ini bisa menjadi
bahan rujukan atau
contoh. Sedangkan untuk generasi milenial penelitian ini bisa
menjadi bahan
acuan untuk memperbaiki diri dan karakter sikap masing-masing
individu.
5.3 Saran
Ada beberapa saran yang perlu sampaikan, terutama kepada
masyarakat
umum, dan generasi milenial, maupun kepada peneliti lain yang
ingin meneliti
tentang teks hikayat, sebelum meneliti hendaknya mengetahui
terlebih dahulu
-
kajian yang terdapat dalam suatu teks atau episode tersebut
sehingga lebih mudah
untuk meneliti dan menganalis struktur kebahasaannya agar lebih
mengerti dan
mudah dipahami, dan untuk generasi milenial yang akan datang
hendaknya perlu
membiasakan diri membaca karya-karya klasik yang bersifat serius
dan lebih
banyak mengetahui karya-karya nonfiksi maupun fiksi, dan menjadi
acuan dan
contoh dari karakteristik sikap yang dimiliki oleh Iskandar
Zulkarnain dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi manusia
yang lebih
berguna untuk kedepannya.
-
DAFTAR RUJUKAN
Al-Hufy, AM. (2015). Rujukan Induk Akhlak Rasulallah, Menuntun
Anda
Merasakan Pesona Pribadi Nabi Hingga Tergerak Untuk
Meneladaninya. Terj. Saira Rahmani dan Irham Maulana. Jakarta:
Pustaka Ahklak
A-l Jauziyah, I.Q. (2009). Nikmatnya Sabar. Jakarta: Senayang
Publishing.
Amin, MM. (2012). Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta:
Baduose Media Budge, EA.W. (1899). The History of Alexander the
Great being the Syriac
version of the pseudo Callisthenes. Cambridge: The University
Press.
Culler, J. (1977). Structuralist Poetic. London: Mathuen &
Co Ltd. Ding Choo Ming. (1986). “Menyingkap Naskah-naskah Melayu”.
Makalah
Kongres Internasional ke 32 dari Studi-studi Asia dan Afrika
Utara, 25-30 Agustus 1986, Hamburg
Emir, & Rohman, S. (2015). Teori dan Pengajaran Sastra.
Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.
“Generasi Milenial danKarakteristiknya (
http://student.cnnindonesia.com/edukasi),
diakses: (14 Februari 2019
Gunawan. H. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: Alfabeta
Hamdani. H & Saebani. B. A. (2013). Pendidikan Karakter
Perspektif Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Husein, i. (1981). “Filosofi Melayu-Kemungkinan Sumbangan dari
Malaysia”. Dalam Kumpulan Esai Sastera Melayu Lama. Oleh Jamaila
haji Ahmad.
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pelajaran
Malaysia
Karim, M. (2016). Syair Romantik Melayu Klasik; Menjemput
Konvensi Merebut Makna. Yogyakarta: Histokultura
Karim, M. (200)7. “Syair Mambang Jauhari: telaah Filosofi dan
Struktural-
Semioti”. Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana
Universitas
Padjadjaran.
http://student.cnnindonesia.com/edukasi
-
Kemendikbud. (2017). Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Kesuma, D., dkk. (2011). Pendidikan Karakter kajian teori dan
praktik di sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Palmer, RE. (1969). Hermeneutics. Evanston; Nottwestern
University Press.
Ratna, NK. (2004). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Seotratno, SC. (1991). Hikayat Iskandar Zulkarnain, Analisis
Resepsi. Jakarta: Balai Pustaka.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Jakarta:
Alfabeta.
Sutaarga, A., dkk. (1972). Katalogus Koleksi Naskah Melayu
Museum Pusat Dep.
P dan K. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi
Kebudayaan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Dapertemen
P&K.
Syafri Ulil Amri, M.A. (2014). Pendidikan Karakter Berbasis
AL-qur’an. Jakarta: PT Raja Grafindo persada
Teeuw, A. (1983). Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta:
Gramedia
Thompson, JB.P. (1982). Ricoeur Hermrnrutics & The Human
Sciences. Cambridge: Cambridge University Press.
Uli, I. (2018). (Kajian Struktural Hikayat Iskandar Zulkarnain
Efisode Islamisasi
Habsyi) Sa Ba Sa, junal Pendidikan Bahasa dan Sastra., Volume 1,
nomor 1,
Mei 2018
Wibowo. (2013). Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah (Konsep
dan Prkatik Implementasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Waluyo, Hj. (1990). “Hermeneutika dalam Telaah Sastra”. Makalah
Pertemuan Ilmiah Nasional III HISKI, Malang, 26-28 November
1990.
-
menjadi paham dan lebih mengerti. Alhamdulillah Ia berhasil
menyelesaikan
program studi dalam kurun waktu tujuh semester dengan IPK
3.75.