Top Banner

of 31

Akfor

Oct 15, 2015

Download

Documents

Annisa Rahma

akfor
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

AKUNTANSI FORENSIK

Tugas resume

Part II Chapter 6

Business as a victim

Kelompok 1 : Mia Mulianingsih

120110110105

Arasy Jayanti Saputro 120110110115CASHCase Study 1: Like Pulling Teeth

Kronologis Kasus

Seorang penerima tamu/pencatat keuangan di suatu klinik dokter gigi adalah satu-satunya orang yang mengerti perangkat lunak mengenai data pasien, juga menjadi satu-satunya orang yang mempersiapkan bukti setoran kepada bank. Pencatat ini menyadari bahwa ia dapat memasukan data, dan mempersiapkan bukti setoran untuk sang pemilik untuk diambil di bank sebelum memasukkan data kas kedalam sistem. bukti setoran yang diberikan kepada pemilik tidak mencerminkan jumlah kas yang benar-benar diterima, disamping itu sang pemilik klinik tidak pernah menduga bahwa pencatat keuangan telah menyembunyikan uang. Pencatat memasukan data ke dalam sistem kas setelah mencetak bukti setoran, selain itu, pasien juga tidak pernah menanyakan saldo rekening dari pemilik klinik dan pencatat.

Pencatat meninggalkan praktek kecurangan setelah enam bulan dengan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik. Bagaimanapun, aksi kecurangan yang dilakukan sang pencatat tidak diketahui hingga seorang pasien kembali ke klinik dokter gigi untuk meminta kuitansi yang telah ia bayar dua minggu sebelumnya. Penerima tamu/pencatat keuangan yang baru belum terlalu memahami sistem computer yang ia gunakan, cara mendapatkan bukti setoran yang digunakan atasannya utnuk membuat setoran perhari, dan tentu saja, uangnya tidak ditemukan. Mereka kemudian menelusuri data yang ada dan kemudian menyadari apa yang telah terjadi.Pihak yang terlibat

Pemilik klinik Penerima tamu/pencatat keuangan lama Pasien Penerima tamu/pencatat keuangan baruBarang Bukti

Tidak ditemukannya sejumlah uang atas pembayaran yang dilakukan seorang pasien dua minggu yang lalu.

Penyebab Terjadinya Kasus

Dari sisi Korban: pemilik klinik praktik dokter gigi hanya menerima buti setoran tanpa melakukan pengecekkan terhadap laporan yang dibuat oleh pegawainya. Dari sisi pelaku: pelaku memanfaatkan peluang (opportunity) dalam melakukan kecurangannya.

Kerugian

Tidak diketahui jumlah kerugian berupa nominal uang yang telah dialami oleh pemilik praktik dokter gigi.Kesimpulan dan Saran

Telah terjadi tindak penggelapan dana. Kegiatan tersebut dilakukan dengan mengurangi jumlah uang yang diterima sehingga tidak melakukan pencatat yang sesuai dengan jumlah uang yang diterima. Hal tersebut dapat terjadi karena lemahnya pengawasan terhadapa bagian pencatatan.Untuk mengurangi risiko kecurangan yang sama di masa yang akan datang, maka sebaiknya bagian pencatatan dan bagian pembuatan bukti setoran (segregation of duties) sebaiknya dilakukan oleh dua orang yang berbeda sehingga bisa saling mengontrol dan mudah melakukan penelusuran juka terjadi kecurangan. Selain itu, harus ada lebih dari satu orang yang mengerti sistem pencatatan yang terkomputerisasi, sehingga bila salah satunya tidak dapat mengerjakan tugasnya, bisa dilakukan oleh orang yang lainnya.Case Study 2: How the Worn Got Into the AppleKronologis Kasus

Sepasang suami istri baru saja memulai sebuah bisnis kecil yang bergerak di bidang percetakan. Mereka telah menggadaikan rumah mereka untuk mendapatkan pinjaman dari bank dan mendapatkan bantuan kredit lainnya. Pada saat itu, sang istri melakukan pencatatan sendiri, namun seiring perkembagan waktu, mereka memutuskan untuk merekrut seorang pekerja baru, sehingga sang istri dapat mengurus bagian pemasaran. Pekerja baru tersebut seorang yang mudah bekerja sama dan melakukan pencatatan dengan baik. Karena keunggulannya tersebut, wsang pekerja mendapat peningkatan tanggung jawab dengan menjadi pengawas dengan gaji dan bonus yang sepadan.

Sang pemiliki juga menyesuaikan sistem sehingga memungkinkan pengawas untuk membuat cek yang akan ditandatangani pemilik. Namun kepercayaan sang pemilik dengan pengawas tidak bisa diemban dengan baik. Pengawas membutakan sang pemilik sehingga pemilik tidak lagi melakukan kontrol. Mereka mempercayakan penerimaan piutang, akses rekening bank, dan penulisan cek pada orang yang sama. Bagaimanapun, ini adalah jenis kucurangan yang sering terjadi; ketika seorang wanita berusaia 44 tahun yang telah bercerai mendapatkan keuntungan yang terus menerus. Ia kemudian mulai memalsukan tanda tangan dan menutupinya dari pemilik. Ia kemudian membayarkan tagihan kartu kreditnya dengan menggunakan dana perusahaan. Kecurangan ini terjadi selama empat tahun dan menghasilkan kerugian sebesar $500.000 tidak tersedia untuk melakukan investasi ulang, membayar cicilan, membayar utang atau gaji dan bonus.

Akhirnya, pengawas ini mengambil uang yang jumlahnya lebih besar dari pendapatan perusahaan. Ketika ia sadar bahwa ia tidak dapat memperbaiki kesalahanya, ia menghilang. Suatu hari, ia kembali, perwakilan bank menghubungi pemilik percetakan untuk membahas penarikan saldo yang besar, $1.600 hanya pada bulan sebelumnya. Untuk investigasi lebih lanjut, pemilik ingin mengetahui alasan bank bisa mencairkan cek dengan tanda tangan yang dipalsukan. Sebuah perkara hukum telah terjadi, permintaan pencairan nonsufficient fund dan $500.000 dilakukan oleh oknum tersebut. Pihak bank menilai, Nasabah bertanggung jawab atas penyelewengan yang wajar terjadi dan lembaga perbankan melindung bank dari kerugian yang terjadi akibat pembatasan kemampuan untuk memalsukan cek. Kasus ini berakhir setelah bank menawarkan sejumlah penggantian kepada nasabah.Pihak terlibat

Pihak yang terlibat dalam kasusu ini adalah pemilik perusahaan percetakan, karyawan yang baru mereka rekrut yang merupakan elaku kecurangan serta bank sebagai pihak yang membantu menemukan kecurangan.Barang Bukti

Laporan bulanan dari bank

Penyebab Terjadinya Kasus

Dari sisi Korban: Pasangan suami istri pemilik perusahaan percetakan ini memiliki andil dalam terjadinya adalah mereka tidak melakukan pengecekan atas kegiatan yang dilakukan oleh anak buahnya. Control yang lemah menjadi peluang (opportunity) terjadinya kecurangan. Mereka juga tidak melakukan atas pengawasan atas laporan bulanan yang dilaporkan oleh bank.

Dari sisi Pelaku: pelaku melakukan penipuan dengan modus adanya pengawasan yang lemah dan pemanfaatan peluang untuk melakukan kecurangan.Kerugian

Kerugian material yang cukup signifikanm yaitu sebesar $500.000Kesimpulan dan SolusiAdanya kecurangan yang dilakukan bagian keuangan yang salah satunya disebabkan lemahnya pengawas dari pemilik percetakkan. Hal ini mengakibatkan timbulnya kerugian sebesar $500.000 yang merupakan dana yang akan digunakan untuk reinvestasi, pembayaran utang perusahaan serta untuk pembayaran gaji dan bonus.

Untuk mengurangi risiko terjadinya kecurangan serupa dimasa yang akan datang, sebaiknya harus ada lebih dari satu orang untuk bagian pencatatan agar bisa saling mengawasi dan mengurangi potensi kecurangan. Selain itu sebaiknya hanya pemilik perusahaanlah yang dapat melakukan pengeluaran cek agar cek yang dikeluarkan dapat sesuai dengan peruntukkannya. Serta pemilik perusahaan wajib mengawasi data keuangan perusahaan dan dokumen pendukung lainnya seperti laporan dari bank. Case Study 3: All In the Family

Kronologi Kasus

Mary menikah dengan Ron. Lebih dari Setahun Ayah Mary, Ben, semakin bertambah tua, Mary membantu ayahnya membayar tagihan, menulis cek, dan kegiatan yang sejenis. Dalam waktu yang bersamaan, Mary dan Ron membuat diri mereka semakin terlilit hutang kartu kredit, tidak seperti pasangan lainnya.

Mary dan Ron keduanya memiliki pekerjaan yang baik, memiliki pendapatan yang baik, tetapi mereka hidup melebihi batas kemampuanya. Seperti Ayah Mary yang semakin ketergantungan dengan bantuan Mary, Mary dan Ron terlilit hutang yang semakin besar. bukannya berusaha mencari cara memecahkan masalah,mereka malah mencari cara yang mudah dan cepat untuk menyelesaikannya.

Suatu hari, ketika Mary sedang dalam proses membayar tagihan ayahnya dan Mengurusi buku cek ayahnya, dia mengambil kesempatan untuk mencatat beberapa informasi yang berhubungan (penting), penamaan dari nomor rekening bank dan urutan nomor bank seperti nomor cek selanjutnya yang tersedia untuk cek milik ayahnya. Tentu saja dia juga memastikan saldo pada rekening tersebut.

Selanjutnya dia menghubungi perusahaan kartu kredit dan melakukan pembayaran melalui telepon, saat ini metode dalam membayar tagihan semakin bermacam-macam untuk orang-orang sibuk, (terlalu sibuk untuk menulis cek seminggu atau beberapa saat sebelum jatuh tempo). Mary menggunakan informasi yang dia dapatkan dari buku rekening ayah nya untuk membuat cek secara elektronik untuk membayar hutang kartu kreditnya. Ayahnya tidak mengetahui apa yang Mary lakukan, mencuri uang ayahnya sendiri.

Mary mengesahkan pembayaran sebesar $29.000 dari rekening Ayahnya, parahnya lebih $20.000 dari dia dan Ron dapatkan dari kartu kredit. Seperti perusahaan kartu kredit lainnya, mereka mengembalikan kelebihan pembayaran kepada Mary dan Ron dua bulan kemudian. Kartu kredit Mary dan Ron sudah dibayar dengan penuh, dan mereka memiliki $20.000 lagi untuk dihabiskan. Disisi lain Ben telah dirampok, dan tidak sadar dengan pencurinya Mary, anaknya yang dapat dipercaya, anaknya tercinta yang mengurusi buku ceknya.

Cara hidup Ben sederhana, kebutuhan keuangannya sangat mudah di penuhi dengan Social Security checknya yang secara langsung terkirim dalam rekeningnya setiap bulannya. Mary melanjutkan membayar tagihan setiap bulannya untuk setahun.

Ben walaupun sudah tua, tetapi tidak lemah, suatu hari ia memutuskan untuk mengecek laporan catatan rekeningnya untuk melihat berapa banyak berapa yang dia miliki setelah diakumulasikan de ngan kelebihan dari social security deposit. Saat itulah dia melihat pencurian uangnya $29.000. Dia menelpon anak perempuannya dan bank.

Hasil investigasi, bank mengatakan kepada Ben draf dari rekeningnya itu digunakan untuk membayar ke perusahaan kartu kredit, drafnya lengkap dan memenuhi syarat. Berisi nama rekening yang benar, nomor rekening yang benar, nomor routing yang benar, dan dibuat pada saat laporan saldo terbaru dibuat dan disetujui oleh bank.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari catatan pembayaran melalu telepon, yang bank perlihatkan kepada Ben, itu adalah catatan darimana uang itu berasal, Ben kemudian dipertemukan dengan perusahaan kartu kredit dengan keinginannya untuk penggantian uang. Secara keseluruhan, Ben tidak memiliki hutang sedikitpun di perusahaan kartu kredit. Dan berdasarkan nomor rekening yang yang telah dibayar menggunakan uang tersebut, Ben mengetahui bahwa uang nya digunakan oleh anaknya sendiri, Mary.

Sekarang, Ben dilemma. Dia kehilangan $29.000, bukan jumlah uang yang sedikit bagi pria yang sudah pensiun. Perusahaan kartu kredit menerima uangnya, tapi tanpa seizinnya, dan digunakan anaknya, dan menantunya. Bank mengijinkan uang diambil dari rekeningnya, tanpa seijinnya. Tetapi ben menyadari bahwa anaknyalah yang yang mengambil uangnya.

Bank dapat secara sah mentransfer kewajiban kepada perusahaan kartu kredit dan menganggap bukan sebagai hal yang salah. Perusahaan kartu kredit mempertahankan dirinya, dan menyewa ahli perbankan untuk membantu membela nya. Perusahaan Kartu kredit faktanya tidak bertanggungjawab untuk apapun dan bertindak dengan izin dan standar perbankan yang sah. Kasus nya selesai sebelum di ke pengadilankan ketika Perusahaan kartu kredit setuju untuk memberikan sedikit uang penyelesaian kepada Ben.

Pihak yang TerlibatPihak yang terlibat dalam Kasus Pencurian Uang ini adalah Mary sebagai Pelakunya dan Ron suami Mary yang diduga mengetahui tindak pencurian yang dilakukan oleh istrinya. Ben, ayah Mary adalah korban dalam Kasus ini, serta Pihak bank dan Perusahaan Kartu kredit adalah instansi yang terlibat dalam Kasus ini.Barang BuktiBukti yang dapat diperoleh dalam kasus ini antara lain adalah:1. Bukti pengambilan Uang rekening yang dimiliki Ben.2. Bukti Transfer ke Perusahaan kartu kredit3. Kesaksian dari Mary sebagai pelaku4. Catatan waktu saat Mary membayar tagihan ayah nya dan saat pengambilan uang untuk kartu kreditnya.5. Catatan Transaksi yang terjadi pada Rekening Ben Secara keseluruhan.

Penyebab Terjadinya kasus ini

Dari sudut pandang Pelaku (Mary): Mary melakukan hal ini bila dilihat dari Fraudulent Triangle atau segitiga kecurangan adalah karena adanya pressure atau tekanan ekonomi karena semakin terlilitnya Mary dengan hutang kartu kreditnya, serta Opporunity dari adanya Kesempatan karena membantu ayahnya mengurusi Rekening Bank nya. Rasionalisasi, mungkin Mary menganggap wajar seorang anak menggunakan uang ayahnya walaupun tanpa seijinnya, dan beranggapan bahwa uang ayahnya adalah uang dirinya. Dari sudut pandang Korban (Ben): Hal ini dapat terjadi karena Ben, terlalu percaya kepada anaknya, dan berfikiran positif bahwa anaknya dapat diberi kepercayaan dalam mengurusi Rekening bank nya, padalah berhati-hati dan selalu mengawasi adalah hal yang harus selalu dilakukan. Dari sudut pandang Bank: Hal ini dapat terjadi karena kurang ketatnya bank terhadap transaksi yang dilakukan, walaupun Mary adalah anak dari nasabahnya, dan seluruh syarat telah dipenuhi oleh Mary dalam proses pengambilan uang, tidak ada salahnya Bank melalukan konfirmasi yang bisa dilakukan melalui Telpon, untuk memastikan seluruh transaksi yang dilakukan Mary sudah di ketahui oleh Ben, apalagi jumlah uangnya sangat besar. Dari sudut pandang perusahaan kartu Kredit: Kasus ini Dapat terjadi karena Perusahaan kartu kredit kurang ketat dalam menerima pembayaran kartu kredit mary dan suaminya, seharusnya perusahaan kartu kredit memastikan sumber dana yang digunakan dalam pembayaran tagihannya kepada Mary dan Ron, walaupun saat ini pembayaran dimudahkan dengan melaui telp atau media elektronik lainnya, apa salahnya perusahaan kartu kredit lebih memperhatikan hal ini, untuk memperkecil resiko terjadi hal yang tidak diinginkan seperti ini.Kerugian yang ditimbulkan

Sebagai Korban Ben mengalami kerugian materil sebesar $29.000 tentu saja bukan jumlah yang sedikit, namun kerugian non materil nya tidak terhitung, iya mengalami kekecewaan yang teramat sangat kepada anak perempuannya sendiri, padahal Mary adalah anak yang sangat disayanginya dan sangat iya percaya, namun dapat melakukan hal seperti itu. Bank dan Perusahaan Kartu Kredit bisa saja kasus ini merusak nama baiknya.

Kesimpulan dan Solusi

Kasus seperti ini sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, untuk mencegah agar seperti ini tidak terjadi, harus ada kesadaran dari berbagai pihak, walaupun keluarga tetap saja kita tidak boleh percaya sepenuhnya buka berburuk sangka, tetapi bersikap hati-hati, karena tidak aka nada yang bisa menjamin bahwa keluarga sendiri tidak akan melakukan hal seperti kasus ini. Mungkin, karena dibawah tekanan dan adanya kesempatan maka hal itu menjadi alasan terjadinya kecurangan, melebihi arti kepercayaan yang diberikan oleh keluarga.Bank-bank dan perusahaanperusahaan kartu kredit harus lebih ketat dalam mengatur transaksi yang dilakukan oleh nasabah dan konsumennya, lebih meningkatkan internal control nya, untuk meminimalisir resiko hal seperti ini terjadi lagi. Karena fraud terjadi bukan hanya karna ada niat pelakunya, tapi adanya kesempatan.

Case Study 4: The Bank Teller

Kronologi Kasus

Kas (uang) dengan jumlah yang besar melewati Teller setiap harinya di setiap cabang bank yang selalu memberikan godaan kepada Teller untuk menjadi tidak jujur. Seorang nasabah mengeluhkan bahwa dia tidak menemukan catatan atas pengambilan beberapa ribu dollar yang dia depositkan dari hasil penjualan mobilnya. Dia mengingat papan nama teller yang saat itu menanganinya pada saat dia melakukan deposit. Karyawan tersebut kemudian di wawancara dan mengakui bahwa dia mendapatkan kata kunci nasabah (nama panggilan dan tanggal lahir ibu nasabah) dan membuat duplikasi buku banknya.

Hal ini benar-benar kasus yang menyedihkan karena Teller nya baru berusia 20 tahunan. Motif dari pencurian yang Teller lakukan karena besarnya utang kartu kredit, karena dia tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar biaya sewa. Teller tersebut di pecat dari bank tersebut tetapi tidak di tuntut secara hukum.

Pihak yang terlibatDalam kasus ini Pihak yang terlibat dalam pencurian uang nasabah adalah pegawai bank itu sendiri yaitu Teller yang memproses saat nasabah mendepositokan uang hasil penjualan mobilnya.Barang Bukti

Yang dapat dijadikan bukti dalam kasu ini antara lain adalah:1. Kesaksian dari Nasabah yang merasa uangnya hilang2. Bukti pengambilan beberapa ribu dollar3. Buku bank yang sudah di duplikasi4. Hasil wawancara dari Pelaku, Pengakuan pelaku atas tindak kejahatan yang dilakukan.5. Catatan Waktu pengambilan uang

Penyebab Terjadinya Kasus ini

Dilihat dari sudut pandang pelaku (Teller) : bila dilihat dari Fraudulent triangle, Teller tersebut melakukan hal tersebut karena adanya pressure atau tekanan ekonomi yang dialami oleh teller tersebut, iya memiliki utang kartu kredit dengan jumalah yang besar dan uang yang dia miliki tidak bisa menutupi biaya sewa. Kesempatan, teller tersebut melakukan hal tersebut karena memiliki kesempatan saat dia menjadi pegawai yang memproses saat nasabah mendepositkan uangnya, iya bisa melihat data nasabah dan mengetahui kata kunci nasabah tersebut. Rasinalization, mungkin Teller tersebut menganggap hal tersebut tidak akan ketahuan dan cukup aman untuk dilakukan. Dilihat dari sudut pandang Korban (Nasabah): Hal ini terjadi karena nasabah kurang berhati-hati, dia seharusnya memiliki kata kunci yang tidak dapat dengan mudah ditebak oleh pegawai bank, sebenarnya ada aturan bahwa dalam pembuatan sandi, hindari mengunakan data diri seperi nama, tanggal lahir, karena hal tersebut akan diketahui oleh pegawai bank karena semua data kita dimiliki oleh pihak mereka, dan mudah ditebak.

Kerugian yang ditimbulkan

Sebagai korban Nasabah tersebut tentusaja mengalami kerugian materil sebesar beberapa ribu dollar, dan hal ini bisa menyebabkan kerugian terhadap Bank dimana kejadian ini terjadi karena bisa merusak nama baik bank dan nasabah menjadi kehilangan kepercayaan terhadap bnk tersebut, sebenarnya sebagai pelaku pun dia mendapatkan kerugian karena dia dipecat dari pekerjaannya walaupun tidak di pidanakan, namun tidak menutup kemungkinan dia akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di bidang yang sama akibat hal yang pernah dia lakukan.

Kesimpulan dan Solusi

Kasus seperti ini sudah sering terjadi, untuk menghindari agar kejadian seperti ini tidah terjadi, sebagai nasabah kita harus berhati-hati dalam pemilihan kata sandi, dan mengingat nama pegawai bank yang melayani kita pada saat melakukan transaksi di bank, sebagai tindakan berjaga-jaga bila hal tersebut terjadi, merubah kata sandi secara berkala, melakukan pengecekan saldo secara berkala, melakukan print buku tabungan.

Bank harus lebih mengawasi pegawainya, lebih ditanamkan kepada pegawainya pentingnya kode etik dalam bekerja serta melakukan sosialisasi terhadap hukuman yang akan diberikan kepada pegawai bila melakukan tindakan yang melanggar aturan. Dan memberikan tindakan tegas terhadap pegawai yang melanggar aturan, sehingga pegawai pun tidak akan ada yang berani melakukan hal tersebut, serta seluruh pegawai bank harus menjungjung komitmen. Dan ingat satu hal, kejahatan dalam bentuk apapun, besar kecinya kerugian yang ditimbulkan, cepat atau lambat pasti akan ketahuan.

PAYROLL FRAUDCase Study 5: Simple Payroll Fraud

Kronologi Kasus

Seorang bookkeeper sebuah perusahaan konstruksi diberi kekuasaan total dalam mengurus penggajian. Bookkeeper tersebut tahu bahwa tidak ada yang memeriksa pekerjaannya. Dia menangani semua proses penggajian di perusahaan tersebut mulai dari pembayaran gaji, pengurusan cek gaji hingga pelaporan ke situs kerja.

Tingkat perputaran pegawai di perusahaan ini cukup tinggi, banyak pegawai keluar dan banyak juga pegawai yang masuk. Pembukuan yang dibuat bookkeeper tersebut masih memuat para pegawai yang sudah keluar dari perusahaan. Kecurangan seperti ini biasa disebut pegawai hantu. Tiap minggu, pihak yang melakukan kecurangan ini, akan terus menyerahkan kartu waktu kerja seolah-olah karyawan tersebut masih bekerja. Dia bahkan membayar iuran serikat dan pajak gaji mereka. Bahkan dia tidak memberikan hasil pemeriksaan ini ke situs kerja dan malah menyimpan cek ke rekening banknya. Dia sudah mempunyai relasi dengan salah satu teller bank dan menggunakan teller ini secara eksklusif untuk deposit cek.

Pihak yang Terlibat

Pihak yang terlibat dalam kasus tersebut didominasi oleh bookkepeer perusahaan tersebut. Dalam melakukan kecurangan, dia dibantu oleh relasi tellernya di sebuah bank dalam hal deposit cek gaji. Uang dalam cek tersebut nantinya akan masuk ke rekening bookkeeper sendiri. Bookkeeper tersebut berhasil memperoleh mobil eksekutif baru , rumah baru, dan rumah di pantai dari hasil kecurangannya. Akibat dari kecurangan ini adalah perusahaan merugi karena kehilangan kas. Kecurangan tersebut tetap tidak terdeteksi karena kredit ke akun kas diseimbangkan melalui debit ke akun beban gaji.Barang Bukti

Kecurangan dideteksi dengan memeriksa dokumen-dokumen penggajian seperti

Daftar gaji dan upah Daftar Tunjangan (THR, Kesehatan, Tunjangan hari tua, dll) Daftar Biaya Overhead Pabrik Daftar Utang Gaji dan Upah Pajak Penghasilan Karyawan Kas dan Kas di Bank Komisi-komisiKerugian yang Ditimbulkan

Kesimpulan dan Solusi

Kecurangan seperti ini biasanya terjadi karena tidak adanya pemisahan tugas di bagian penggajian. Pengendalian internal mengenai pencatatan kartu jam kerja pun masih lemah. Serta tidak adanya pengawas dalam proses ini semakin mendukung terjadinya kecurangan. Solusi yang bisa diterapkan untuk mengurang kasus kecurangan seperti ini adalah :

Adanya pemisahan tugas antara bagian perekrutan karyawan, pengawas, pencatatan, dan pembayaran gaji. Supervisor pabrik tidak boleh memiliki kewenangan untuk mengangkat karyawan (tanpa keterlibatan bagian personalia).

Mesin kartu jam kerja ditempatkan dekat pengawas agar tidak ada peluang bagi seorang pegawai untuk memasukkan kartu waktu dua kali.

Kewenangan membagikan gaji ada di tangan kasir. Setiap karyawan harus datang ke kasir dan menandatangani bukti penerimaan gaji. Pengambilan gaji tidak dapat diwakilkan.

Case Study 6: Expense Report Fraud

Kronologi Kasus

Akun expense merupakan yang paling sering diabaikan dan kurang mendapat kontrol dari perusahaan. Terkadang karyawan tertentu melaporkan expense palsu. Pengendalian dari pengawas masih kurang, autorisasi diberikan dengan syarat yang mudah.

Seorang karyawan selama empat tahun telah melaporkan expense palsu sebesar beberapa ratus ribu dolar. Dia menciptakan faktur palsu untuk mendukung kecurangannya. Dia bahkan melaporkan expense untuk voucher langganan publikasi bisnis, padahal sebenarnya ia bahkan tidak mengajukan permohonan langganan.

Kemudian karyawan tersebut dipecat, namun bukan karena kecurangannya, kecurangannya bahkan belum terungkap saat dia masih bekerja. Setelah dipecat dia masih melakukan kecurangan dengan mengirimkan faktur palsu dari vendor fiktif melalui kantor pos.

Sayangnya aksinya ini mulai diketahui oleh seorang petugas. Petugas tersebut berusaha mencari informasi dari pencarian internet, laporan internal hingga khirnya menemukan bahwa kotak pos tersebut sudah disalahgunakan oleh pelaku tersebut. Setelah penyelidikan lebih lanjut, seluruh kecurangan pelaku terbongkar.

Pihak yang Terlibat

Seorang karyawan di satu perusahaan sebagai pelaku, Kantor tempat ia bekerja sebgai korban.

Barang Bukti

Pencarian informasi melalui internet dan laporan internal hingga khirnya menemukan bahwa kotak pos tersebut sudah disalahgunakan oleh pelaku tersebutKerugian yang Ditimbulkan

Akibat dari kecurangan ini adalah perusahaan menderita kerugian finansial, dan kini sedang berusaha memulihkannya melalui perusahaan asuransi. Sedangkan pelaku dijatuhi hukuman penjara akibat kecurangannya itu.Kesimpulan dan Solusi

Kecurangan seperti itu bisa terjadi karena lemahnya sistem pengendalian internal untuk akun expense. Pejabat yang memberikan autorisasi juga tidak tegas membuat expense yang palsu mudah mendapat persetujuan. Bagian kasir atau yang mengeluarkan uang juga kurang teliti dalam memeriksa dokumen-dokumen pengeluaran. Standar Operasi Prosedur mengenai format bukti pengeluaran pun sepertinya masih kurang.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecurangan tersebut adalah : Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang Pencatatan dalam jurnal pengeluaran harus didasarkan pada bukti kas keluar yang diotorisasi pejabat berwenang dan dilengkapi bukti-bukti pengeluaran. Penggunaan rekening koran bank yang merupakan informasi dari pihak ketiga Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran Adanya Standar Operasi Prosedur tentang format bukti pengeluaran.

FRAUDULENT BILLING SCHEMESCase Study 7: Construction Fraud

Kronologi Kasus

Developer mengadakan open tender untuk pembangunan 40 gedung dengan maksimal nilai konstruksi sebesar $550 juta. Tender tersebut telah didapatkan oleh salahsatu kontraktor dan sub-kontraktor. Namun, terjadi hal-hal yang mengejutkan yaitu pembiayaan yang dialokasikan untuk biaya tak terduga dan keadaan darurat telah habis bahkan sebelum proyek inti pembangunan tersebut selesai dan menyebabkan pekerjaan konstruksi tidak terdanai. Teka-teki dan kecurigaan membuat developer memperkerjakan investigator yang ternyata mengungkap adanya kecurangan demi kecurangan yang dilakukan oleh kontraktor dan arsitek. Salahsatunya adalah setiap barang dan service dibebankan lebih dari apa yang seharusnya dibebankan kepada developer dan kecurangan lainnya yang dilakukan atas kolusi kontraktor dan arsitek

Pihak yang Terlibat

Kontraktor

Arsitek

Barang Bukti

Tidak terdapat rincian bukti tertulis yang dipaparkan dalam kasus ini, namun ada satu dokumen yang terungkap yaitu invoice yang berisi pembebanan mencurigakan yakni lebih dari seharusnya. Pengumpulan bukti lainnya ditemukan oleh investigator yang berawal dari kecurigaan developer.

Kerugian yang Ditimbulkan

Kerugian yang ditimbukan lebih besar, tidak hanya materi tetapi juga terhambatnya pembangunan yang harusnya dapat segera diselesaikan. Kerugian nominal diperkirakan sama dengan atau lebih dari nilai kontrak ($550 juta).

Kesimpulan dan Solusi

Developer tidak memperhatikan dengan benar kemungkinan adanya fraud, seharusnya developer lebih teliti dalam scanning setiap dokumen dan pengendalian lainnya agar tidak terjadi kecurangan. Jika dilihat dari triangle fraud, bias jadi hal ini bermotif opportunity dimana kurangnya control terhadap kontraktor dan arsitek. Triangle fraud lainnya yang menjadi motif dilakukannya fraud adalah adanya tekanan untuk mendapatkan keuntungan karena sedikitnya profit margin yang didapat sehubungan dengan adanya open tender.Fraud Committedby Outsiders

Case Study 8: Insurance FraudKronologi Kasus

Kasus ini bermula ketika gudang milik pabrik pakaian mengalami kebakaran dan kehilangan persediaan pabrik beserta catatan/dokumen keuangan. Kurang dari dua minggu setelah kebakaran, klaim dikirimkan kepada pihak asuransi. Namun, terdapat beberapa kejanggalan yang menyebabkan pihak asuransi curiga dan akhirnya memutuskan untuk melakukan investigasi terkait kebakaran gudang pabrik tersebut. Investigator menemukan jumlah persediaan tiga kali lebih besar dari tahun sebelumnya, meskipun kenyataannya industry tersebut sedang mengalami penurunan. Hal janggal lainnya yaitu pada daftar kehilangan hanya terdapat persediaan saja, barang lainnya telah dipindahkan ke tempat lain sebelum terjadinya kebakaran, dan hal mencurigakan lainnya adalah diketahuinya valuasi persediaan dibuat oleh saudara laki-laki pemilik pabrik tersebut dengan mendapat bayaran sebesar $100,000. Informasi didapatkan dari istri pemilik yang sedang dalam perceraian. Dengan segala investigasi dan bukti yang didapatkan, fire marshall menyatakan pemilik pabrik tersebut sebagai narapidana atas kebakaran yang disengaja dan harus mendekam di penjara.

Pihak yang TerlibatKasus ini melibatkan :

1. Pemilik pabrik

2. Saudara laki-laki pemilik pabrik tersebut (owners brother)

3. Owners wife ( sebagai saksi pengungkap) Barang Bukti

Melalui investigasi dari pihak asuransi dan Fire Marshall, bukti-bukti dapat dikumpulkan untuk memperkuat dugaan terjadinya insurance fraud oleh pemilik pabrik. Bukti bukti tersebut diantaranya:

Kesaksian istri dari pemilik tersebut bahwa pembuat valuasi inventory merupakan saudara laki-laki pemilik tersebut

Kesaksian istri dari pemilik bahwa pemilik memberikan bayaran sebesar $100,000 kepada saudara nya itu atas imbalan pembuatan valuasi inventory

Investigator menemukan inventory tiga kali lipat dari tahun sebelumnya, padahal kondisi industri sedang menurun.

Perpindahan barang-barang lain selain persediaan, sehari sebelum kebakaran terjadi

Kerugian yang Ditimbulkan

Kerugian yang dipandang dari pihak asuransi bisa dikatakan belum mengalami kerugian financial karena belum dan tidak akan menerima claim dari klien tersebut (pemilik pabrik baju). Namun, kerugian dari sudut pandang pemilik bisnis dan industrinya dinilai cukup besar, tidak hanya dari sisi financial tetapi juga non-financial dimana pabrik tersebut sudah tidak lagi bernilai dan yang tersisa hanya aset berupa tanah saja. Tidak hanya itu, para pekerja pabrik diberhentikan, pemasok pun terkena imbasnya yakni memberhentikan beberapa tenaga kerjanya, sehingga akan meningkatkan angka pengangguran dan mempengaruhi stabilitas industri itu sendiri.

Kesimpulan dan SolusiPihak asuransi telah melakukan pencegahan yang cukup baik terkait kecurangan dari pihak luar, dalam hal ini klien nya sendiri yaitu dengan mendeteksi dan melakukan investigasi terhadap hal-hal yang dirasa mencurigakan. Sehingga, dapat terhindar dari kerugian akibat kecurangan yang dilakukan oleh pihak luar. Dilihat dari sudut pandang pemilik pabrik, seharusnya dia melakukan pemikiran yang matang mengenai apa yang dia lakukan dan apa resiko terburuk yang harus dia tanggung dikemudian hari.

MANAGEMENT THEFTCase Study 9: A Misued Credit CardKronologi Kasus

Pegawai yang tidak puas di departemen akuntansi menginformasikan kepada presiden direktur baru perusahaan penerbitan bahwa sekretaris bendahara telah menggelapkan uang perusahaan dengan menyalahgunakan kartu kreditnya. Sekretaris bendahara tersebut menutupi perbuatannya dengan memanipulasi catatan akuntansi. Presiden direktur yang baru segera menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang berpotensi untuk membahayakan dirinya sendiri apabila tidak di selidiki tapi juga dapat menghancurkan reputasinya apabila dibuktikan tidak benar. Dia tidak diketahui, dan sekretaris bendahara tersebut telah bekerja di perusahaan selama tujuh tahun. Akuntan forensic diikutsertakan untuk memeriksa akun sekretaris bendahara tersebut. Mereka menemukan bahwa dia membebankan barang-barang pribadi kepada akun beban umum perusahaan dan untuk akun uang muka (cash bon) beberapa karyawan. (perusahaan mengizinkan karyawan untuk membebankan beban pribadi terhadap akun cash bon mereka yang kemudian akan dikurangkan terhadap gaji mereka). Penjurnalan yang salah ditulis tangan oleh sekretaris bendahara. Berdasarkan bukti yang ditemukan oleh investigator, presiden direktur berhasil meyakinkan board of director untuk memecatnya.

Kepergian sekretaris bendahara meninggalkan banyak masalah untuk semua orang. Ketika berhadapan dengan pimpinan, dia mengakui mengambil uang dan menandatangani perjanjian akan mengembalikan uang tersebut dalam jumlah penuh. Dia mengancam gugatan untuk salah pemecatan tapi itu menjatuhkannya ketika dihadapkan dengan bukti ditemukan oleh investigator forensic. Sekarang dia menghadapi malu yang luar biasa dan kehilangan pekerjaannya dan dipaksa untuk hidup dari tabungannya selama 18 bulan sebelum dia menemukan pekerjaan lain dengan posisi dan gaji yang rendah juga perusahaan yang tidak terkenal.

Perusahaan sekarang menghadapi beban tambahan untuk mencari dan untuk memperkerjakan orang yang asing yang berpeluang untuk menjabat di posisi yang sensitive. Semua orang terkejut bahwa orang yang dipercaya seperti sekretaris bendahara tersebut dapat melakukan fraud. Perusahaan mengeluarkan beban tambahan untuk mengembangkan program pelatihan untuk karyawan untuk mencegah terjadinya fraud dan mendeteksi juga memastikan control dari akun-akun.

Pihak yang Terlibat

Sekretaris bendahara Akuntan lama Presiden direktur lama Pegawai yang di advance accountBarang Bukti

Adanya jurnal koreksi yang ditulis tangan oleh sekretaris bendahara

Cross check kepada karyawan yang dipakai namanya dalam advance account

Ketidaksinkronan antara beban dengan pengurangan gaji karyawan yang di advance atau tidak adanya barang-barang yang dibeli

Bon atau kuitansi yang ganjil ( barang yang dibeli tidak berhubungan dengan kantor )

Kenaikan beban yang signifikan dilihat dari catatan keuangan

Kerugian yang Ditimbulkan

Karena sekretaris bendahara tersebut telah bekerja selama tujuh tahun dan praktik penggelapan uang ini disinyalir telah terjadi cukup lama, maka perusahaan kehilangan asset yang cukup banyak, belum lagi beban yang naik akan menjadikan income lebih kecil dan membuat kinerja perusahaan terlihat tidak baik.

Kesimpulan dan SolusiTelah terjadi tindak penggelapan dana. Kegiatan tersebut dilakukan dengan membebankan pembelian barang pribadi terhadap akun beban umum perusahaan juga meng-advance beberapa karyawan. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya internal control terhadap sekretaris bendahara juga kurangnya kepekaan bagian akuntansi, karena selama tujuh tahun menerima jurnal yang ditulis tangan oleh sekretaris bendahara sendiri.

Untuk mengurangi risiko kecurangan di masa yang akan datang, kami merumuskan solusi sebagai berikut:

Internal control terhadap penggunaan credit card harus diperbaiki, yaitu dengan sidak sewaktu-waktu untuk mengecek antara saldo dengan bukti yang ada (bon, kuitansi)

Cross check antara advance account karyawan dengan jumlah gaji yang diterima karyawan tersebut.Case Study 10: Meaty MeaterKronologi Kasus

Sebuah perusahaan pengepakan daging berskala medium di kota kecil Texas sedang mengalami kesulitan akibat kebakaran yang menyebabkan kerusakan besar terhadap pabrik tersebut. Perusahaan asuransi segera menyelesaikan klaim perusahaan tapi terjadi sebuah penundaan yang lama dalam mencapai kesepakatan terhadap klaim satu juta dolar tersebut gangguan klaim disebabkan kesulitan yang signifikan bagi costumer yang dipaksa untuk mencari daging mereka di tempat lain. Pemilik khawatir bahwa penurunan $40 juta dari penjualan tahunan mereka adn efek pada account piutang akan membahayakan kredit mereka dengan bank. Untuk tetap membuat working capital mereka baik, mereka mulai melakukan pre-billing dan menaikan catatan persediaan mereka.

Ketika perusahaan benar-benar dihadapkan oleh kebangkrutan, ditemukan bahwa persediaan hanya $2 juta bukannya $10 juta dan $6 juta di piutang pelanggan yang mengaku tidak meminjam apapun. Namun, tidak ada uang yang digunakan untuk kepentingan pribadi, mereka benar-benar bertindak hanya semata-mata untuk menyelamatkan bisnis mereka.

Dua pemilik perusahaan diputuskan bersalah telah melakukan fraud dan dipenjara. Kehidupan mereka benar-benar terbalik dan sulit untuk dipulihkan. Keluarga mereka bukan hanya kehilangan sosok ayah dan suami, tapi kehidupan istri dan anak-anak mereka benar-benar berubah.

Pengaruh dari penutupan pabrik pengepakan daging tersebut memengaruhi bukan hanya keluarga pelaku fraud. Perusahaan tersebut telah menjadi penyerap tenaga kerja utama dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian local. Dari sekitar 50 karyawan perusahaan tersebut, hanya 10 yang bias memperoleh pekerjaan kembali. Yang lainnya mengalami kesulitan untuk membiayai hidup mereka. Pengecer local mengalami kerugian bisnis yang signifikan.

Pihak yang Terlibat

Pemilik perusahaan AkuntanBarang Bukti Temuan bahwa persediaan nyata hanya ada $2 juta bukan $6 juta

Akun piutang fiktif (setelah konfirmasi kepada kreditur)

Kerugian yang Ditimbulkan

Penutupan perusahaan yang berdampak pada kehidupan penduduk dan perekonomian lokal

Kesimpulan dan SolusiDalam kasus ini telah terjadi window dressing dimana pemilik perusahaan membuat laporan keuangannya seolah-olah baik agar tetap mendapatkan kredit dari bank. Saat benar-benar bangkrut, perusahaan mencoba mendapatkan klaim asuransi dengan membakar pabriknya.

Untuk keperluan dimasa yang akan datang, kami merekomendasikan beberapa solusi untuk mengurangi risiko kecurangan, yaitu:

Dalam praktik window dressing seperti ini, auditor harus lebih jeli dalam mengaudit laporan keuangan dan menilai internal control perusahaan dengan lebih mendetail

Pihak bank juga seharusnya hanya menerima laporan keuangan yang telah diaudit dan melakukan analis kelayakan kredit bagi debiturnya.

Case Study 11: The Whole ShebangKronologi Kasus

Kasus ini berasal dari perusahaan manufaktur yang bermarkas didaerah pantai timur, Midwest. Bermula dari seorang bookkeeper yang meniti karier selama bertahun-tahun akhirnya naik ketingkat assistant controller, lalu naik lagi menjadi seorang controller, dan dengan banyaknya promosi yang ada, ia pun akhirnya menjelma menjadi seorang Chief Financial Officer (CFO).

Peran yang dijalankan oleh CFO ini pun sangat beragam. Mulai dari mengotorisasi kontrak dengan vendor, menyetujui pembayaran, benar-benar mencetak dan menandatangani cek, menerima laporan bank, sampai melakukan rekonsiliasi bank, ia lakukan sendiri.

Dengan berbagai peran yang dijalankannya, CFO ini pun mempunyai kesempatan besar dalam melakukan berbagai kecurangan. Lebih dari $600,000 sudah ia gelapkan dalam tujuh tahun terakhir ini. Skema yang dijalankannya pun berbeda-beda, mulai dari klaim kompensasi pekerja karyawan palsu, penipuan rekening pengeluaran dimana perusahaan membayar tagihan kartu kredit CFO melalui cek perusahaan, pengajuan tuduhan pada penipuan rekening pengeluaran agar ada penggantian dua kali lipat, biaya perjalanan mewah keluarga yang ditanggung perusahaan, sampai penerimaan suap dari vendor sebagai imbalan untuk memberikan mereka berbagai kontrak. Kecurigaan pun datang dari seorang sekretaris yang mencari tahu bahwa ada keanehan tentang penanganan biaya CFO. Penyelidikan internal pun dilakukan hingga semua skema yang dilakukan oleh CFO pun terbongkar. Akhirnya, perusahaan pun bisa kembali pulih sebesar $500,000 dari kerugian yang sudah terjadi.

Pihak yang Terlibat

CFO

Sekretaris

Mantan staf CFO

Manajemen perusahaan

Barang Bukti

Ada banyak keanehan mengenai penanganan biaya yang terjadi.

Peran ganda dari CFO yang bisa memungkinkan semua kecurangan terjadi.

Pengakuan dari mantan staf CFO, yang sudah membantu dalam menciptakan sebuah penghalang agar skema yang dibuat CFO bisa berjalan mulus.

Penanganan rekonsiliasi bank yang masih dipertahankanKerugian yang Ditimbulkan

Kerugian perusahaan dengan adanya kasus ini adalah terbukti bahwa dari sisi financial, perusahaan telah mengalami kerugian sebesar lebih dari $600,000. Setiap tahunnya pun, pendapatan perusahaan mengalami kerugian. Selain itu, perusahaan pun bisa terkena imbas pada rusaknya reputasi nama perusahaan itu sendiri.

Kesimpulan dan saranDari kejadian ini, kita bisa melihat bahwa keefektifan internal control akan sangat dibutuhkan perusahaan. Oleh karena itu, solusi terbaik yang bisa dilakukan oleh perusahaan tersebut adalah dengan meningkatkan internal kontrol perusahaan, melakukan perencanaan dalam pencegahaan fraud dan melakukan pemisahaan tugas yang memadai.

Semakin kuat kontrol yang ada, maka akan semakin kecil kerugian akibat fraud dan semakin segera fraud akan terdeteksi.

Perencanaan dalam pencegahaan fraud juga bisa membantu mengurangi risiko terjadinya fraud. Ini bisa dilakukan dengan cara meningkatkan pengetahuan tentang skema-skema fraud, dan juga melakukan program pencegahan fraud yang disesuaikan dengan risikonya.

Pemisahaan tugas yang memadai ini, dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji (misstatement) baik akibat kesalahan maupun penipuan ataupun kecurangan (fraud). Untuk mencegah kecurangan, manajemen bisa memisahkan fungsi otorisasi dengan fungsi pelaksana, fungsi pencatatan, dan fungsi penyimpanan yang dilakukan oleh orang-orang yang berbeda. Pemisahan tugas ini, dimaksudkan agar pengendalian bisa berjalan efektif untuk mengurangi berbagai tindak kecurangan yang bisa saja terjadi.

CORPORATE THEFTSCase Study 12: Price FixingKronologi Kasus

Konspirasi lysine price fixing terjadi pada pertengahan tahun 1990-an, mengupayakan untuk menaikkan harga pakan ternak aditif lysine. Lima perusahaan besar saling bekerjasama untuk menetapkan harga lysine yang sama dengan tujuan untuk menaikkan permintaan dan penawaran dalam penjualan lysine.

FBI mengetahui kasus konspirasi ini dari Mark Whitacre, mantan Presiden Divisi Bio Products ADM, karena istrinya mengancamnya akan melapor pada FBI kalau dia tidak melakukannya. Whitacre memberitahu pada FBI kalau dia dan eksekutif ADM lain yang terlibat dalam kesepakatan price fixing dengan pesaing bisnis lain di dunia. Selama kesaksian Whitacre, FBI mengumpulan ratusan video dengan durasi berjam-jam dan rekaman suara yang mendokumentasikan kejahatan yang dilakukan oleh eksekutif dari perusahaan di dunia yang melakukan konspirasi ini.

Pihak yang TerlibatKonspirasi ini melibatkan eksekutif lima perusahaan yang memiliki teknologi fermentasi komersial, yaitu perusahaan Amerika Archer Daniels Midland (ADM) , perusahaan Jepang Ajinomoto dan Kyowa Hakko Kogyo , dan perusahaan-perusahaan Korea Sewon America Inc dan Cheil Jedang Ltd.

Barang Bukti

Pengumpulan bukti dilakukan oleh FBI dibantu dengan kesaksian Mark Whitacre, mantan Presiden Divisi Bio Products ADM. Dari kesaksian Whitacre, FBI mengumpulkan bukti berupa:

1. Dokumen atau rekaman kesepakatan harga, kuota produksi atau pembagian wilayah pemasaran,2. Dokumen atau rekaman daftar harga (price list), jumlah produksi dan jumlah penjualan di wilayah pemasaran selama beberapa periode terakhir (semesteran atau tahunan),3. Data perkembangan harga, jumlah produksi dan jumlah penjualan di beberapa wilayah pemasaran selama beberapa periode terakhir (bulanan atau tahunan),4. Data laporan keuangan perusahaan untuk masing-masing anggota yang diduga terlibat selama beberapa periode terakhir,5. Data pemegang saham setiap perusahaan yang diduga terlibat beserta perubahannya,6. Kesaksian dari berbagai pihak atas telah terjadinya komunikasi, koordinasi dan/atau pertukaran informasi antar para peserta price fixing,7. Kesaksian dari pelanggan atau pihak terkait lainnya atas terjadinya perubahan harga yang saling menyelaraskan diantara para penjual yang diduga terlibat price fixing,8. Kesaksian dari karyawan atau mantan karyawan perusahaan yang diduga terlibat mengenai terjadinya kebijakan perusahaan yang diselaraskan dengan kesepakatan dalam price fixing,9. Dokumen, rekaman dan/atau kesaksian yang memperkuat adanya faktor pendorong price fixing.Kerugian yang Ditimbulkan

Adanya persaingan tidak sehat dengan perusahaan bisnis pesaing lain yang tidak terlibat dalam kolusi ini. Price fixing dapat menghasilkan peristiwa banting harga yang menyebabkan perusahaan pesaing tidak bisa ikut mengontrol harga.

Dampak atas price fixing adalah menghambat persaingan dengan cara menaikkan harga atau profit. Price fixing dianggap merugikan konsumen karena harga maupun profit eksesif yang ditetapkan oleh pelaku-pelaku price fixing merupakan pemindahan kesejahteraan dari konsumen kepada pelaku price fixing. Oleh karena itu, diperlukan deteksi, penyelidikan dan pengungkapan disertai pembebanan sanksi yang berat terhadap pelaku price fixing, sebab hal ini merupakan salah satu tugas yang paling penting dari lembaga pengawas persaingan di seluruh dunia.

Kesimpulan dan SolusiPencegahan yang paling ampuh atas suatu price fixing adalah mendeteksi perilaku price fixing secara efektif serta menjelaskan konsekuensi kepada pihak terkait jika terdapat tindakan price fixing. Karena itu, pertama, harus terdapat ancaman serius dari lembaga pengawas persaingan bagi perusahaan yang tertangkap melakukan price fixing. Kedua, pelaku-pelaku price fixing harus dibebani sanksi. Adanya konsekuensi yang jelas atas suatu price fixing paling tidak bermanfaat atas dua hal, yakni pertama, mencegah price fixing yang terkonstruksi; kedua, memperkuat efektivitas beberapa metode mendeteksi suatu price fixing.

Guna mencapai efektiitas awareness atas price fixing, otoritas persaingan dapat melakukan langkah-langkah berikut:

1. Mempublikasikan putusan-putusan (baik dalam website maupun majalah) dan informasi yang relevan dengan price fixing, mencakup pula press releases;

2. Membujuk warganegara, pelaku usaha pesaing, dan konsumen untuk melaporkan tindakan yang dicurigai price fixing kepada otoritas persaingan;

3. Berpartisipasi (sebagai pembicara) dalam konferensi dan seminar yang diorganisasikan oleh industry dan sektor tertentu guna mempresentasikan tugas otoritas persaingan;

4. Melakukan pertemuan berkala dengan media.

Kasus Electric Equipment Manufacturers

Kronologi Kasus

Pada tahun 1960, GE, Westinghouse, Allis-Chalmers, dan empat orang telah didakwa untuk melakukan price fixing generator turbin besar, yang dikenal sebagai "the great electrical conspiracy"

Pada tanggal 20 Mei 1963, GE memulai kebijakan harga baru dari generator turbin. Karakteristik utamanya adalah:1. Buku daftar harga dasar, dibuat agar GE mudah membuat perhitungan saat menyiapkan penawaran.2. Sebuah multiplier diterbitkan yang bereaksi sebagai perubahan periodik dalam harga buku. Sebagai contoh, Mei 1963 multiplier ditetapkan pada 0,76. Ini berarti harga tawaran diperoleh sebagai 0,76 kali harga buku setiap item dalam penawaran.3. Sebuah kebijakan tidak menawarkan diskon individu, bersama-sama dengan rencana perlindungan harga untuk menerapkan kebijakan no-discount tersebut. Terlebih, jika GE adalah untuk menawarkan diskon dari harga yang dipublikasikan, setiap pembeli dalam periode enam bulan sebelumnya akan berhak menerima diskon yang sama. (Pelanggan diizinkan untuk mengaudit pembukuan GE dalam enam bulan setelah pembelian mereka.)4. Penerbitan semua penawaran tidak biasa dan harga penawaranTak lama kemudian, Westinghouse mengikuti langkah GE, mereka menerbitkan sebuah buku harga dasarnya setara dengan GE dan mengadopsi kebijakan perlindungan harga sendiri pada tahun 1964. Meskipun pada awalnya ada beberapa kesalahpahaman mengenai penerapan kebijakan harga baru (ada episode singkat dari pemotongan harga pada tahun 1964), sistem secara bertahap mulai bekerja dengan lancar.

Akibatnya, pola identik, harga non-diskon berlaku selama beberapa tahun ada bukti bahwa, selama periode ini, GE dipertahankan kontak dengan Westinghouse. Selain itu, GE dan Westinghouse kemudian membantah bahwa niat mereka adalah untuk menstabilkan harga. Sebaliknya, mereka menyatakan harga mereka identik sebagai akibat dari paralelisme atau kepemimpinan harga oleh GM, tidak ada yang melanggar undang-undang antitrust AS.

Pada Desember 1971, American Electric Power Co mengajukan gugatan terhadap GE dan Westinghouse, menuduh konspirasi melanggar UU Sherman. Speci_cally, gugatan dikenakan GE dan Westinghouse mempertahankan kesepakatan untuk menghilangkan persaingan harga, menetapkan harga seragam dan mengajukan penawaran non-kompetitif untuk purchasers.5 GE membantah tuduhan tersebut dan, pada Maret 1972, mengajukan countersuit. Donald C Cook, CEO American Power, menggambarkan balasan GE sebagai "tidak masuk akal" dan mengatakan niatnya itu hanya untuk mengalihkan perhatian dari tuduhan penetapan harga.

Pihak yang Terlibat

Pihak yang terlibat dalam konspirasi ini adalah para eksekutif perusahaan GE, Westinghouse, Allis-Chalmers. Mereka berkonspirasi untuk menetapkan harga produk turbin yang sama dengan tujuan meningkatkan harga penawaran.

Barang Bukti

1) Dokumen atau rekaman kesepakatan harga, kuota produksi atau pembagian wilayah pemasaran,

2) Dokumen atau rekaman daftar harga (price list), jumlah produksi dan jumlah penjualan di wilayah pemasaran selama beberapa periode terakhir (semesteran atau tahunan);3) Data perkembangan harga, jumlah produksi dan jumlah penjualan di beberapa wilayah pemasaran selama beberapa periode terakhir (bulanan atau tahunan);4) Data laporan keuangan perusahaan untuk masing-masing anggota yang diduga terlibat selama beberapa periode terakhir,

5) Data pemegang saham setiap perusahaan yang diduga terlibat beserta perubahannya.6) Kesaksian dari berbagai pihak atas telah terjadinya komunikasi, koordinasi dan/atau pertukaran informasi antar para peserta price fixing,

7) Kesaksian dari pelanggan atau pihak terkait lainnya atas terjadinya perubahan harga yang saling menyelaraskan diantara para penjual yang diduga terlibat price fixing;8) Kesaksian dari karyawan atau mantan karyawan perusahaan yang diduga terlibat mengenai terjadinya kebijakan perusahaan yang diselaraskan dengan kesepakatan dalam price fixing;9) Dokumen, rekaman dan/atau kesaksian yang memperkuat adanya faktor pendorong price fixing.

Kerugian yang DitimbulkanAdanya persaingan tidak sehat dengan perusahaan bisnis pesaing lain yang tidak terlibat dalam kolusi ini. Price fixing dapat menghasilkan peristiwa banting harga yang menyebabkan perusahaan pesaing tidak bisa ikut mengontrol harga. Dalam kasus ini yang menuntut GE, Westinghouse melakukan price fixing adalah pesing mereka, yaitu American Power.

Dampak atas price fixing adalah menghambat persaingan dengan cara menaikkan harga atau profit. Price fixing dianggap merugikan konsumen karena harga maupun profit eksesif yang ditetapkan oleh pelaku-pelaku price fixing merupakan pemindahan kesejahteraan dari konsumen kepada pelaku price fixing. Oleh karena itu, diperlukan deteksi, penyelidikan dan pengungkapan disertai pembebanan sanksi yang berat terhadap pelaku price fixing, sebab hal ini merupakan salah satu tugas yang paling penting dari lembaga pengawas persaingan di seluruh dunia.

Kesimpulan dan Solusi

Pencegahan yang paling ampuh atas suatu price fixing adalah mendeteksi perilaku price fixing secara efektif serta menjelaskan konsekuensi kepada pihak terkait jika terdapat tindakan price fixing. Karena itu, pertama, harus terdapat ancaman serius dari lembaga pengawas persaingan bagi perusahaan yang tertangkap melakukan price fixing. Kedua, pelaku-pelaku price fixing harus dibebani sanksi. Adanya konsekuensi yang jelas atas suatu price fixing paling tidak bermanfaat atas dua hal, yakni pertama, mencegah price fixing yang terkonstruksi; kedua, memperkuat efektivitas beberapa metode mendeteksi suatu price fixing.

Guna mencapai efektiitas awareness atas price fixing, otoritas persaingan dapat melakukan langkah-langkah berikut:

1. Mempublikasikan putusan-putusan (baik dalam website maupun majalah) dan informasi yang relevan dengan price fixing, mencakup pula press releases;2. Membujuk warganegara, pelaku usaha pesaing, dan konsumen untuk melaporkan tindakan yang dicurigai price fixing kepada otoritas persaingan;3. Berpartisipasi (sebagai pembicara) dalam konferensi dan seminar yang diorganisasikan oleh industri dan sektor tertentu guna mempresentasikan tugas otoritas persaingan;4. Melakukan pertemuan berkala dengan media.