Antropologi Jender dan Asal-usul Ketidaksetaraan Jender Oleh: Zely Ariane 1 Melalui materi ini para peserta diharapkan dapat: 1. Mempel ajar i buk ti-b ukt i ant ropolo gi dan arkeolo gi bah wa komuni tas manusi a pada awalnya (pada masa pra-sejarah/primitif/tak beradab/kebuasan) justru tidak terbagi ke dalam kelas-kelas sosial dan, secara jender, egaliter. 2. Mengerti peran ke rja ter ha dap kemajuan tenaga kerja /te na ga pr odukti f manusia, peradaban, kebudayaan dan perubahan masyarakat. 3. Mengerti hubungan kemunculan kelas-kelas dalam masyarakat dan penindasan terhadap perempuan. 4. Mengerti sebab-sebab kepemilikan dan siapa (dan jender yang mana) yang memiliki alat produksi. 5. Mengerti sebab-sebab mengapa laki-laki beralih dari perburuan ke peternakan (kemudian ke per tani an) dan men gapa pet ernakan serta per tanian kemudi an berada di bawah kepemi lik an laki -l aki ; atau mengert i sebab- seb ab ke pemili ka n ala t- ala t pr oduk si (berdasarkan jender) yang menjadi landasan bagi penidasan terhadap perempuan 6. Mengerti asal-usul dan watak institusi keluarga. I PENAN!A"Mengapa kaum perempuan masih dianggap seba gai warga negara kelas dua? Mengapa mereka terpaksa harus memilih antara menjadi ibu yang “baik” atau menjadi wanita (pemburu) karir yang “hanya mementingkan diri sendiri”? Mengapa kapasitas untuk melahirkan anak membatasi pilihan yang tersedia bagi kaum perempuan, sementara kapasitas untuk menghasilkan anak tak membatasi kaum lelaki? Mengapa keluarga merupakan isu yang begitu penting dalam politik neoliberal? Mengapa distribusi ekonomi dan kekuasaan sosial begitu tak setaranya di antara kaum lelaki dengan kaum perempuan? (Pat Brewer, the Dispossession o!o men, "###) Memahami Asal-usul Penindasan terhadap Perempuan eproduksi dan produksi kebutuhan hidup adalah penentu gerak sejarah manusia. !ejarah membenarkan bah wa kaum per emp uan memiliki per an pen tin g dalam reprod uks i dan produksi. "amun, di dalam perkembangannya, mereka malah menjadi manusia yang paling disingkirkan dan didiskriminasi dari produksi, bahkan tak mengenal hak-hak reproduksinya sendiri. Malah, pernah (dalam suatu k urun waktu dan tempat tertentu) diskriminasi tersebut semakin mel uas dal am wuj ud ber bag ai ben tuk # kek erasan terh adap per emp uan; domesti fikasi; 1 $oord. %rusan &endidikan dan 'acaan $omite "asional aringan "asional &erempuan Mahardhika ($"-"&M); $oord. epartemen &endidikan dan &ropaganda ewan *arian "asional &ersatuan &olitik akyat Miskin (*"- &&M); &s +akil !ekretaris %mum dan $abid &erempuan dan 'udaya &engurus &usat abungan !olidaritas &erjuangan 'uruh (&& !&'). 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
poligami; pelecehan dan kekerasan seksual; pembedaan lapangan pekerjaan dan perlakuan di
tempat kerjabahkan, dalam bidang pekerjaan yang sama pun, perempuan ada yang
dibedakan upahnya; asumsi bahwa derajat laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan;
prasangka seksual (biologis); stereotipe dan standar nilai masyarakat terhadap perempuan,
dan seabrek bentuk-bentuk lainnya
.
!ekian banyak daftar penindasan terhadap perempuan tak akan habisnya diurutkan dari
sampai 0. !edikit yang menyadari bahwa keseluruhan persoalan tersebut hanyalah ekses atau
dampak yang berasal dari dari akar persoalan (yang menjadi penyebabnya). kar persoalan
tersebutlah yang akan dibahas dalam tulisan singkat ini, dengan segala keterbatasannya.
&raktek-praktek penundukan terhadap perempuan, di balik prasangka yang mengasumsikan
perempuan adalah lemah dan berada di bawah perlindungan laki-laki, adalah kenyataan sosial
yang sudah berusia ribuan tahun lamanya. 1leh karena itu, tidaklah mengherankan bila kaum
perempuan sendiri sering kali pasrah bahkan menginternalisasi anggapan bahwa
ketidaksetaraan jender adalah takdir biologisnya sebagai perempuan. 2nilah yang disebut
kesadaran palsu yang, celakanya, sekarang ini, paling luas diderita oleh perempuan.
ikalau ketidaksetaraan jender memang takdir biologis, maka begitu celakanya makhluk
manusia yang bernama perempuan ini. 'ahkan makhluk binatang berkelamin betina saja
memiliki kesetaraan secara alamiah, mengapa tidak demikian halnya dengan makhluk
manusia yang berakal budi dan paling sempurna ini3
2tulah pandangan filosofis tentang ketidaksetaran jender yang mendominasi kesimpulan
sejarah perkembangan masyarakat manusia (lelaki dan perempuan). an sesungguhnya,
seiring kemajuan kerja dan daya pikir manusia, maka berbagai bukti ilmiah yang sanggup
dipertanggungjawbkan sudah dapat memberikan bukti bahwa posisi ketidaksetaraan jender
bukan-lah takdir biologis kaum perempuan; bahwa, dalam fase awal perkembangan
masyarakat manusia, berbagai bukti menunjukkan# (manusia) perempuan dilahirkan dan
hidup setara, bahkan menjadi sumber penghidupan manusia.
4erlebih lagi, salah satu preposisi dalam buku 'achofen, Mother Right , yang diterbitkan pada
tahun 5675, menyebutkan bahwa konsep patriarchal (garis-ayah) tidak serta merta ada. 'ukti
sejarah menyatakan bahwa garis keturunan pada awalnya hanya diletakkan pada garis
perempuansesuai dengan hak ibu dan, akibatnya, ibu-lah satu-satunya orang tua yangdiketahui pasti oleh generasi yang lebih muda, yang memiliki posisi yang lebih dimuliakan
dan dihormati. !ebutan-sebutan semacam 2bu &ertiwi dan ewi $esuburan adalah bukti-
bukti bahwa kaum perempuan, dalam satu fase sejarah manusia, pernah menempati posisi
utama dalam sistem produksi masyarakat.
2 Menurut $on8ensi &enghapusan !egala 'entuk iskriminasi 4erhadap &erempuan (9on8ention of :limination and
iscriminaton gainst +omen-9:+), persoalan-persoalan kaum perempuan 2ndonesia atara lain# perdagangan
orang dan eksploitasi prostitusi, kehidupan politik dan publik, partisipasi di tingkat internasional, kewarganegaraan,
pendidikan, ketenagakerjaan, kesehatan dan keluarga berencana, manfaat ekonomi dan sosial, perempuan pedesaan,
persamaan kedudukan di hadapan hukum, perkawinan dan kehidupan keluarga. Menurut !usan 'lackburn, tema besar
persoalan perempuan 2ndonesia adalah# ideologi jender, negara dan gerakan perempuan, pendidikan, perkawinan usiadini, kewarganegaraan, poligami, peribuan, eksploitasi ekonomi, kekerasan. &erempuan 'ergerak, :disi &erdana pril-
#u$ungan antara Kepemilikan Pri$adi dengan Penindasan Perempuan
>ewis *. Morgan dan ?rederick :ngels adalah dua ilmuwan besar yang memberikan
sumbangan luar biasa untuk memahami dasar-dasar pemikiran mengenai akar penyebab
penindasan terhadap perempuan. Morgan, dalam bukunya Ancient Society, yang terbit tahun
56@@, menyatakan A fakta bahwa institusi pokok di dalam masyarakat beradab—yaitu
keluarga, pemilikan pribadi, dan negara—terbukti tidak pernah eksis di dalam kehidupan
pra-sejarah.
Menyempurnakan apa yang ditulis Morgan tersebut, ?rederick :ngels, di dalam A!he "rigin
of the #amily, $ri%ate $roperty and the StateB, yang terbit pada tahun 566C, memberi tekanan
terhadap banyaknya data yang sudah dikumpulkan oleh para arkeolog dan para antropolog
yang Amembenarkan ide bahwa komunitas manusia pada awalnya tak terbagi-bagi ke dalam
kelas-kelas sosial dan, secara jender, egalitarianB.
pa yang hendak kita tarik dari dua kesimpulan penelitian diatas3 4ak lain dan tak bukan
adalah pemahaman kritis bahwa ketidaksetaraan jender, sekaligus ketimpangan sosial
masyarakat saat ini antara golongan (kelas) yang memiliki begitu banyak dengan yang tak
memiliki apapun, tidaklah final. 'ahkan begitu penting untuk memahami bahwa
ketidaksetaraan jender adalah produk dari masyarakat yang digolong-golongkan berdasarkan
kelas-kelas.
&engelompokan masyarakat berdasarkan kelas adalah pengelompokan yang paling utama dan
jelas. $ertama, kelas tumbuh dari fondasi-fondasi masyarakat yang paling mendasar, yaitu
yang langsung berasal dari relasi masyarakat/manusia dengan alat-alat produksi; &edua, kelas
merupakan pengelompokan sosial yang paling kuat dan paling banyak keanggotaannya di
tengah-tengah masyarakat, yang relasi serta dan kontradiksinya sangat mempengaruhi
jalannya sejarah kehidupan sosial dan politik masyarakat.
i dalam bukunya, :ngels menegaskan bahwa Aeksplotasi kelas dan penindasan seksual atas
perempuan lahir bersamaan, dengan tujuan melayani kepentingan sistem kepemilikan
pribadi, dan itu berlaku sampai kiniB. alam menyimpulkan bahwa eksploitasi dan
penindasan tersebut tidak-lah abadi maka ia menambahkan bukti bahwa hubungan-hubungan
sosial kemasyarakatan, termasuk sistem nilainya, bisa berubah, dan merupakan hasil dari
perubahan tenaga produktif manusia dan sistem produksinya. !istem produksi yang berbedamenghasilkan pola hubungan kemasyarakatan yang berbeda-beda pula.
alam masa-masa pra-sejarah, ketika sistem produksi peternakan hewan ditemukan oleh
komunitas kesukuan, peningkatan kemakmuran dan status sosial hanya diperoleh oleh laki-
laki. *al tersebut disebabkan karena kaum lelaki-lah yang menjalankan dan menguasai
kegiatan peternakan tersebut. !umbangan kaum lelaki terhadap kesejahteraan komunitas
kesukuan tersebut malahan menyebabkan kaum perempuan tersingkir dari produksi sosial,
digantikan dengan tugas-tugas perempuan tradisional, yakni menyiapkan makanan dan
&ola hubungan masyarakat berdasarkan keluarga pra-peradaban atau yang disebut primal
horde atau keluarga consanguine, hingga keluarga monogami yang patriarchal , lahir dan
terus berkembang sebagai wujud tersingkirnya kaum perempuan dari produksi sosial tersebut.
"amun demikian, :ngels sendiri mengakui bahwa ia, yang hanya memberikan bukti-bukti
yang tersedia pada saat itu saja, tak sanggup menjelaskan mengapa kegiatan peternakan, yang
sebelumnya dimiliki bersama oleh komunitas kesukuan, berubah menjadi milik kaum lelaki
secara indi8idual hingga menyingkirkan peran perempuan dari sistem produksi.
$emudian, &at 'rewer, dalam sebuah pamflet !he 'ispossession of (omen, yang diterbitkan
oleh Resistance )ook pada tahun <<<, menambahkan bukti-bukti baru menyangkut akar
penyebab penyingkiran perempuan dari sistem produksi sosial pertanian. 'ahwa peningkatan
produkti8itas pertanian (yang menggunakan bajak) lebih besar ketimbang peningkatan
produksti8itas holtikultura; dan, seiring dengan itu, terdapat landasan material bahwa kaum
lelaki menurun minatnya terhadap kegiatan (mata pencaharian) berburu; fakta yang
mengungkapkan bahwa, memang, proses membajak merupakan kerja yang lebih indi8idual
dan lebih berat ketimbang holtikultura; bahwa terdapat kesulitan untuk mengkombinasikan
kerja indi8idual tersebut dengan kegiatan memelihara bayi; dan, bahwa perdagangan
makanan dan produk-produk ternak peliharaan (dengan basis kuantitas yang lebih besar dan
beragam) sekarang bisa dilaksanakan dan semakin berkembang; semuanya itu memberikan
sumbangan yang menyebabkan kaum perempuan diisolasi ke dalam pekerjaan-pekerjaan
rumah tangga sehingga, kemudian, tak memiliki kekuasaaan ladi terhadap produksi makanan-
pokokDyang, sebenarnya, merupakan landasan bagi terciptanya status dan kekuasaan yang
sama antara kaum lelaki dan kaum perempuan di dalam masayarakat sebelumnya.
$emajuan tenaga produktif dan alat-alat kerjaseperti penemuan mata bajakyang
memungkinkan sistem produksi pertanian dengan produkti8itas yang berlebih (surplus),
adalah fase yang sangat menentukan perubahan hubungan sosial masyarakat. $epemilikan
pribadi terhadap alat-alat produksisebagai wujud kekuasaan indi8idual terhadap surplus
produksidan spesialisasi kerja produksi-lah yang selanjutnya memberikan landasan bagi
ketidaksetaraan kedudukan sosial laki-laki dan perempuan.
4erdapat hubungan yang sangat erat antara perkembangan pemilikan pribadi dengan
penindasan terhadap kaum perempuan. 1leh karena itu, sangatlah penting untuk terus-
menerus mengamati dan menjelaskan bentuk-bentuk perkembangan pemilikan pribadi dalam berbagai fase perkembangan masyarakat yang memelihara penindasan terhadap perempuan.
emikian pula, begitu pentingnya karya-karya tersebut dipelajari agar kaum perempuan
dapat memeriksa mekanisme mengapa serta bagaimana asal-usul penindasan perempuan
terjadi, agar kita dapat menyimpulkan dan mengubahnya.
Pentingnya Memahami Akar Penye$a$ Penindasan terhadap Perempuan
alam hal memahami akar penindasan terhadap kaum perempuan, maka sangat penting
untuk melakukan penelitian dan pemahaman terhadap asal-usul keluarga, kepemilikan pribadi, negara, serta penyingkiran perempuan dari produksi sosial. *asil-hasil penelitian,
dan tulisan orang-orang yang telah disebutkan sebelumnya, sangat lah penting bagi mereka
yang sedang berjuang untuk membongkar kesalah-kaprahan pemahaman yang menganggap
ketidaksetaraan jender adalah alamiah.
$aum perempuan yang sudah menyadari adanya ketidaksetaraan jender seringkali terjebak
pada pilihan-pilihan jalan keluar yang salah, yang malah semakin menjerumuskannya lebih
dalam ke jurang penindasan. kibat tak memahami akar penyebab penindasannya, kaum
perempuan cenderung berpuas dengan kesetaraan yang formal dan tidak hakiki, atau
celakanya bahkan sampai memerangi makhluk laki-laki yang dianggapnya sebagai penyebab
segala kesengsaraannya di dunia.
engan memahami asal-usul penindasan perempuan, serta bentuk-bentuk lanjutannya di era
peradaban modern, maka dengan mudah kita dapat mengerti mengapa berbagai upaya hukum
untuk melindungi dan menjamin kesetaraan perempuan di seluruh dunia saat ini begitu sulit
untuk ditegakkan. $ita juga akan mengerti bahwa hukum-hukum (uni8ersal) pengakuan
kesetaraan terhadap perempuan hanyalah penyeimbang/penghibur bagi ketimpangan yang tak
sanggup diatasi di bawah syarat-syarat sistem produksi yang berdasarkan penggolongan
kelas.
$aum perempuan janganlah menyerah untuk terus berfikir dan mencari jawaban terhadap
penyebab minimnya implementasi dan banyaknya pelanggaran terhadap berbagai kon8enan
perlindungan dan jaminan kesetaraan perempuan. pakah karena ketiadaaan political will
pemerintah-pemerintah negara-bangsa3 taukah karena begitu minimnya
pemahaman/kesadaran masyarakat dan para akti8isnya3 tau saling pertalian antara
keduanya3 tau ada sebab-sebab lain yang lebih fundamental, yakni menyangkut sistemekonomi-politik negara-bangsa modern yang dengan sadar memelihara konsep-konsep
penindasan perempuan, yang sekadar memungkinkan pengakuan formal hak perempuan tapi
tak memungkinkan penegakan sepenuh-penuhnya3
>ihat dan periksa-lah berbagai pasal yang dalam $on8ensi &enghapusan !egala 'entuk
iskriminasi 4erhadap &erempuan (9:+), yang memberikan pengokohan terhadap
prinsip-prinsip kesetaraan dengan menuntut pihak negara untuk mengambil A segala tindakan
yang tepat, termasuk perundangan, untuk memastikan pengembangan dan kemajuan
maksimal kaum perempuan, demi memberikan jaminan hak-hak a*asi manusia dan
kebebasan fundamental di atas landasan kesetaraan dengan laki-lakiB.
4entu saja perlindungan 9:+ adalah sebuah capaian hukum uni8ersal yang cukup maju
(pada masanya) bagi kaum perempuan namun, para akti8is pembebasan perempuan, dalam
perjuangannya, bisa saja begitu pusing dan lelah saat menyadari bahwa negara, yang
seharusnya berperan penting dalam perlindungan tersebut lebih tunduk terhadap kepentingan
kelas yang dominan (yang di dalamnya bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan),
ketimbang kepentingan perempuan.
$epusingan lainnya bisa terjadi akibat formalisme kesetaraan yang tercermin dalam contoh
berikut. dalah benar tuntutan lebih banyak kaum perempuan di dalam lembaga perwakilanrakyat atau institusi apapun merupakan upaya untuk memajukan (affirmati%e action)
3. &ertentangan tentang perbedaan institusi masyarakat modern dengan masyarakat primitif,
termasuk di dalamnya# matriarki 8s patriarki; klan 8s family (keluarga); kepemilikan
pribadi 8s kepemilikan komunal.
>ewis *. Morgan, dalam bukunya Ancient Society, menyatakan bahwa masyarakat
primitif bukanlah keluarga indi8idual, melainkan gen atau klan; dan struktur klan tersebut
justru matriarki. alam perkembangan masyarakat, matriarki menjadi patriarki; klanmenjadi keluarga indi8idual. elasi ekonomi dan sosial masyarakat primitif dibandingkan
dengan masyarakat modern/beradab juga berbeda# masyarakat modern berdiri atas dasar
kepemilikan pribadi, dan masyarakat primitif berdiri atas dasar kepemilikan komunal.
2lmu ntropologi klasik abad 5H, menyandarkan penelitian dan pemikirannya pada bukti-
bukti material/ilmiah (arkeologi) yang ada pada saat itu, tidak saja mencakup hasil-hasil
kebudayaan (suprastruktur masyarakat primitif) tapi juga corak ekonomi dan produksi
(infrastruktur) masyarakat tersebutwalaupun, dalam beberapa hal, di antara mereka masih
ada yang inkonsisten. &ara antropolog periode tersebut, di antaranya >ewis *. Morgan,
:dward 4aylor, acob 'achofen, dan ?rederick :ngels, pada umumnya (disertai kritik dan
penyempurnaan) mendukung dasar-dasar teori e8olusi sosial 9harles arwin,
i abad ke-<, kontro8ersi teori e8olusi dan re8olusi sosial manusia di abad 5H dimenangkan
oleh para antropolog fungsionalis/difusionis/deskripsionis. $aum deskripsionis tersebut
menolak pandangan umum mengenai teori e8olusi sosial, membatasi pemikiran mereka
hanya pada studi kebudayaan dan kebiasaan/adat istiadat berbagai kelompok manusia (secara
parsial). i antara tokohnya yang paling terkenal adalah Margareth Mead, !apir, dan uth
'enedict. 2lmu ntropologi seperti itulah yang menjadi mainstream (arus utama) studi
antropologi saat ini.
alam menggali sumber-sumber penyebab ketidaksetaraan jender berdasarkan perkembangan
manusia dari bukti-bukti antropologi/arkeologi yang ada, maka kita tidak bisa menggunakan
cara pandang antropologi mainstream. $arena, dalam antropologi tersebut, ketidasetaraan
jender dianggap sebagai takdir alamiah. 1leh karena itulah, dalam memeriksa asal-usul
ketidaksetaraan jender, bagan/tabel di bawah ini menggunakan cara pandang ntropologi
klasik, beserta perbaikan-perbaikan penilaiannya di abad < dan 5.
!a$el I
Kemun'ulan E%olusi dan "e%olusi Manusia( Komunitas Manusia(
dan Ketidaksetaraan Jender)
4Antropolog
Abad 19 & 20yangmengkritisi
Gagasan/Teori Penggolongan Zaman, TemuanAntropologi dan Arkeologi Baru, sertaAnalisa Temuan
&epemilikan $ribadi dan +egara, 566C, $alyanamitra; ?rederick :ngels, Sumbangan !enaga &erja dalam !ransisi
dari Makhluk-&era Menjadi Manusia; :8elyn eed, Seism and Science, 5H@6; :8elyn eed, Anthropology and (omen
iberation, 5H@I.
4 4eori 9harles arwin tentang e8olusi spesies melalui seleksi alam dan 8ariasinya ditentukan oleh Esiapa kuat dia
menangF atau berlandaskan kompetisi. !eakan-akan seperti ada Eentitas tertentuF yang bisa menentukan siapa yang kuat,
yang menang J yang terpilih. arwin percaya pada 4eori Maltus (seorang &astur 2nggris) mengenai ketimpangan yang bergerak berdasarkan deret/garis geometri/ukur, sementara produksi/persediaan pangan bergerak berdasarkan deret/garis
ada "ahasa K "el)% "erdiri *ega( K"ersi$a* indiid)alK sanga* *ergan*)ng-ada !)a!a.
2. eng)%-)l %a(anan 'la)* K s)dah%engg)na(an a-i '"e"as dari(e*ergan*)ngan !)a!a K
%e%)ng(in(an %igrasiK %)lai%enge%"ang(an -engg)naan-er(a(as awal dari "a*)K %e%"erilandasan "agi -erl)asan -rod)(si%a(anan hingga %enang(a) (egia*an"er")r) dan %eng)%-)l(an %a(anan.
3. egia*an "er")r) yang "er(e%"angle"ih -en)h K %)lai %e%"ang)n /%ene*a- di desadesa ()noK -er(a(as(ay) di%)ng(in(an "er(e%"angK
mengembangkan *en)n *angan, *e%"i(ar,dan -er(a(as "a*) yang diasah.elo%-o( (lan %engh)ni r)%ah-anang; %ene*a- se!ara %a*rilo(al;%e%"en*)( in*i (erasa%a yang%e%)ng(in(an (elo%-o( *erse")*"er*ahan hid)-.
Suprastruktur %asyara(a* -ri%i*i$0
1. Marga(lan %en)r)* garis <")(o%)ni*as i")i"), sa)dara lela(inya,
sera")**ali dari *)%")h*)%")handan lainlain, )n*)( %enggendong,%e%"e"as(an *angan dan%e%)dah(an %en!ari %a(anan.
K erasa%a )n*)( (e"erhasilan%e%"esar(an ana( da-a*%engarah -ada -rosesdo%es*i>(asi s-esies %an)sia, dana(an %e%ilih alan (oo-era*i$,(e*i%"ang agresi$ ser*a%enyerang. La(ila(i, se"agai-asangan, "isa %e%-er()a*-e%"agian (era dan i(a*an sosial*erse")**i-e -eralihan *erse")*
*elah dio"serasi -ada si%-anse"e*ina.
K engar)h *erhada- -ola -e%"agian%a(anan yang %e%"en*)( "asisin*era(si sosial. ada -ri%a*ase%a!a% si%-anse -e%"agian%a(anan *eradi dengan (elo%-o(matrilocal %mother-centred (e*i%"ang -asangan se(s)al.
+ F el)arga "er-asangan adalah *aha-a(hir eol)si h)")ngan (el)arga yang*ersele(si se!ara alamiah’ .
tersebut sekadar meningkatkanstatus sosial laki"laki %direbutlaki"laki' lelaki yang menguasai& men(alankan kegiatanpeternakan' perempuantersingkir dari produksi sosial)
• Perpinda*an pemilikan komunal
men(adi pemilikan pribadi ter(adibersamaan dengan mun+ulnyapemeli*araan dan pembiakan*e!an %terutama untuk pertanian"ba(ak, yang
men+iptakan kekayaan sosialbaruyang dimiliki ole* laki"laki%dengan tanpa konsensus)
enis *ana%an, enis hewan -e*erna(an,dan enis loga% yang dile")rnya;
8. D)nia La%a "era(hir (arena adanya
-ele")ran loga% dan -ene%)an M@T@#@@, yang *er")a* dari "esi'AELFS< TEB@G@ ADFT<&.;
9. Ma*a #aa( di*e%)(an oleh -ara
-e*erna( )n*)( %enge%"ang(an-er*anian "ers(ala l)as, sehingga%e%)ng(in(an -er(e%"angan-o-)lasi yang *inggi, (onsen*rasi%asyara(a* di -er(o*aan,-er(e%"angan (erainan dan
7. <s*ilah el)argafamily '"ar) di(enal(e%)dian pentj., "erasal dari is*ilahla*in famulus, yang artinya budak ruma* tangga. Sedang(an familiaartinya seluru* budak dimiliki ole*lelaki %patriarki.
-e%ili(an -ri"adi la(ila(i yang"eriring dengan *)%")hnya-er*)(aran (o%odi*i -e*erna(an a*a)
ala* -rod)(si yang dihasil(an(o%)ni*as(lan adalah0
K Se")ah hasil dari -er)"ahandala% ins*i*)si s)-ras*r)(*)r-er(awinan;
K Le%") adalah si%"ol "ar)(e(ayaan dan (o%odi*i, yang%)lai di"ar*er(an dengan is*riis*ri se"agai ong(os -er(awinandan ong(os -engas)han ana(;%en)) -eralihan dari -e%ili(an(o%)nal (e -e%ili(an -ri"adioleh la(ila(i.
56a* #rewer
%enganalisa• ening(a*an *e(nologiBukti"bukti baru di abad 20 yang
K Se"e*)lnya s)(ses re-rod)(si%elal)i sele(si ala%, "isa"eralan"erhasil %elal)i"er"agai !ara, dan ")(anse(adar (o%-e*isi. erasa%a,hid)- "erda%-ingan, saling"an*), )ga %er)-a(an(e%)ng(inan lain. @-alagi-er)"ahan i(li% dan %igrasi%eng)"ah (on*e(s sele(si ala%
*erse")*.K #)(*i")(*i "ar) yang
di(e*e%)(an *ida( %end)()ng*eori "ahwa %a(hl)( %an)siadan (era s)dah "er"eda sea(awal; %e%ang ada -er"edaanan*ara @)s*ralo-hi*he!)s denganHo%o Ere!*)s dan se*er)snya,yang %)n!)l -esa* se*elah4:.::: *ah)n lal). eriode*erse")* %enye"a"(an-er-indahan (e wilayah yangle"ih l)as, yang "er"eda se!arageogra>s dan e(ologis, yang
"ina*ang ser*a *)%")hannya -)n"er"eda -)la. Se!ara(esel)r)han, garis eol)sioner
a)h le"ih (o%-le(s (e*i%"ang*eori yang dia)(an Darwin.
• ri*i( *erhada- Engels
K Engels *ida( %a%-) %enelas(an(ena-a (egia*an -e*erna(an,yang se"el)%nya di%ili(i"ersa%a oleh (o%)ni*as(es)()an, "er)"ah %enadi %ili((a)% lela(i se!ara indiid)al;
K Se(i*ar 15 )*a *ah)n yang lal) @$ri(adi*)*)-i h)*an le"a*. M)lai "er)"ahdengan adanya -ergeseran-er%)(aan ")%i, (e*i(a le%-engan*e(*oni( %)lai %ene%")s garis-eg)n)ngan se-anang La)* Merah'%elal)i E*hio-ia %en))Mo8a%"i)e, sehingga %en!i-*a(anareal da*aran *inggi raya. Ta( hanya*o-ogra>, <(li% -)n *)r)* "er)"ah,(h)s)snya !)rah h)an. Di "agian*i%)r !)rah h)an rendah, la-isanh)*an le"a* %)lai hilang,%enyisa(an !a%-)ran h)*an
*a%"alan, h)*an *ana%an (eras,se%a( "el)(ar, dengan sedi(i* se(ali-adang r)%-)*.
K Se(i*ar 12 )*a *ah)n yang lal),a(*ii*as *e(*oni( selan)*nya%eng)"ah ling()ngan %enadi"er"en*)( Le%"ah Grea* Ai$*,"er!a%-)r dengan da*aran *inggidingin "erh)*an dan da*aran rendah(ering yang -anas, ser*a%e%"en*)( -enghalang "agi gera("ina*ang. onse(wensinya "er"agais-esies "ar) "er%)n!)lan, dan yang
5 !pesies bertubuh tegak yang berjalan di atas kedua kakinya.
6 aerah ini sekarang terletak di 4urki, !iria, 2ran, 2rak, Lordania, dan 2srael.
K Ma(hl)( -er*a%a yang dengan(ara(*er -os*)r *ega('bipedalisme*aha- -aling awaldala% -er(e%"angan %en))eol)si %an)sia, hid)- se(i*ar 57
)*a *ah)n yang lal), di*e%)(an diLe%"ah Grea* Ai$* ,@$ri(a Ti%)r.#)(*i (erang(a -er*a%a "er)siase(i*ar 45 )*a *ah)n yang lal)' Australopithecus. Di*e%-a* yangsa%a, )ga di*e%)(an -er(a(as*er*)a yang dig)na(an se(i*ar 2,52
)*a *ah)n yang lal), dan-ena%"ahan ol)%e 'sel o*a(*a%-a(nya )ga "erlangs)ng -adasaa* yang sa%a.
K Ma(hl)( "er-os*)r *ega(, HomoErectus, "er)sia se(i*ar 2 )*a*ah)n yang lal). <a "er%igrasi (el)ar
@$ri(a, %as)( @sia se(i*ar 1 J )*a*ah)n yang lal). e%a)an )*a%a-er(a(as (era *eradi 1 K )*a *ah)nyang lal). Terda-a* ")(*i ()a*adanya %an)sia -e%a(an daging'se!ara reg)lar -ada 8a%an ini.
K #e"era-a s-esies
Australopithecus %enghilangse(i*ar 1 )*a *ah)n yang lal).
K engg)naan a-i -er*a%a se(i*ar
7::.::: *ah)n yang lal).
K e%a)an )*a%a dala% -e%")a*an
-er(a(as *eradi se(i*ar 2::.:::
*ah)n yang lal).K Homo Sapiens, yang ser)-a dala%
segala hal dengan %an)sia %odern,*a%-a(nya "erasal dari @$ri(a,se(i*ar 1::.::: *ah)n yang lal).Homo sapiens kuno *erliha*5::.::: *ah)n yang lal), hid)-"ersa%a dengan -eandert*al yang*a%-a( se(i*ar 135.::: *ah)n yanglal) dan %eninggal se(i*ar 35.:::*ah)n yang lal). #e"era-a ")(*i*)lang *eng(ora( %en)n)((andi%)lainya ang(a)an yang le"ihl)as dala% -rod)(si s)ara '!i(al
"a(al "ahasa. e%"en*)(an -alingawal dari -o*ongan dasar *eng(ora('basicranium, yang %enadise-en)hnya len*)r*ega( se(i*ar3::.:::4::.::: *ah)n yang lal)se"agai%ana Homo sapiens kuno.Ba%)n, -eandert*al *ida(%engala%inya. #)(*i rang(a*erse")* %engindi(asi(an-engg)naan "ahasa sederhana"er(e%"ang se!ara "er*aha-; dan
ang(a)an ser*a (er)%i*an -er(a(assanga* %)ng(in %er)-a(anindi(a*or yang le"ih "ai( dala%
*ah)n yang lal) dise")* se"agaiPaleolithicum 'Zaman Batu Tua.Sela%a -eriode i*), "en*angan es"esar yang %en)*)-i "en)a )*ara%)lai %en!air4:.::: *ah)n yanglal). #er(e%"ang -erala*an "a*),-engg)naan gading dan *and)(,
hiasan ")nga")ngaan dengan-aha*an, l)(isan di g)a dan,%)ng(in, -ene%)an *e(nologi yang"er"ahan dasar *ali"enang )n*)(
aringaring, ala* -erang(a-, danse"againya. <ndi(a*or-er(e%"angan "ahasa di a*as *a(%)n!)l hingga lo%-a*an "esar")daya Paleolithicum Atas diEro-a '35.::: *ah)n yang lal),yang di*andai oleh -rod)( ar*e$a(yang le"ih "esar, -ene%)an*e(nologi, i%ainasi ar*is(*i(,(esadaran dan -era*)ran*er%as)(
di dala%nya (e%)n!)lan (o%)ni(asi"ahasa reg)ler.
K @(hir -eriode Palaeolitic, 12.:::15.::: *ah)n yang lal), di*andaioleh0 di daerah ?")lan sa"i* s)")r?,di se(i*ar s)ngai Tigris dan s)ngaiE)$ra*, *erda-a* ")(*i -e%)(i%andan -enyi%-anan "ii"iianhanya"ii"ii liar.
K a%an Batu Baru ' Neolitikum*eradi -ada -eriode =5:: 'di Ti%)rDe(a* hingga 7:::=::: yang*ah)n lal) ,'%enye"ar (e Ero-a
di%ana *)%")h*)%")han %)laidi(e%"ang(an di Ero-a; wilayah T)ndra yang l)as*er")(a, dan()%-)lan *erna( %)nd)r (e )*ara.ergera(an ()%-)lan hewan dii()*ioleh "anya( -e%")r), yang "er")r)di ling()ngan "ar), ege*asi "ar),ser*a i(li% yang "er"eda.
o*a( sealan dengan ")(*i -er*a%aadanya -erala*an "ar) dan %enanda(an-ergeseran -en)h %a(hl)( "er(a(i d)a.F()ran o*a( Australophitecus se(i*ar4:: !%3; Homo Erectus se(i*ar 65:=:: !%3; *a( %an)sia %odern ra*ara*a 1.35: !%3.
• er(e%"angan Australophitecus (e
Homo yang -aling awal sealan dengan0
K -er)"ahan *i-e gigi geraha%'-eng)nyah (e gigi yang )ga "isadig)na(an )n*)( %e%a(an daging.
K -er)"ahan dimorphism se(s)al.
K -ada gen Australophitecus, la(ila(i le"ih *inggi 'an*ara 1.22M sd1.55 M dan 2 li-a* le"ih "era*di"anding -ere%-)an. Ba%)ndala% gen omo, )()ran-er"edaan *erse")* hilang.
• #)(*i")(*i DB@ s-esies %an)sia
%en)n)((an "ahwa ia "erasal darinene( %oyang yang "ar) "er)sia se(i*ar2::.::: *ah)n lal), yang "er%igrasi dari@$ri(a dan %ene*a- se(i*ar 1::.:::*ah)n lal). <*)lah se"a"nya %an)sia%odern %e%ili(i (e!o!o(an !iri danwa(*) dengan Homo Sapiens.
• Se(i*ar 15.::: *ah)n yang lal) '2:.:::
*ah)n se*elah -)nahnya Neanderthal *eradi sedi(i* -er)"ahan; ada %igrasi
yang *erse"ar (e @%eri(a danse(i*arnya; (ehid)-an %an)sia %)laiseraga%; orangorang hid)- dala%
)%lah (e!il%engelo%-o( an*ara 253: orang; saling "erin*era(si;%endiri(an aringan sosial ses)ai ada*is*iada* dan "ahasa %asing2; %en!ari*e%-a**e%-a* se%en*ara agar "isa%en!ari "ahan %a(anan; di"anding(an(ehid)-an sosial -ri%a*a lainnya,go*ong royong *a%-a( le"ih %enonol,(e*i%"ang saling serang dan-ersaingan.
K er%)(aan "a*) yang li!in *erasah,"ersa%aan dengan -enggilingan"ii"iian )n*)( di(ons)%si.
K er"edaan(eanehan "en*)( *)langyang "er(ai*an dengan -enggilingan"era* di*e%)(an -ada (erang(alela(i dan -ere%-)an di de(a*daerah *i%)r; *a-i -enggilingan"enih dan -eli!inan "a*) yang"er(ai*an dengan *)lang -ere%-)andi*e%)(an di %a(a% -ere%-)an diEro-a, *e%-a* *e(nologi *erse")*
"er(e%"ang.
• Menye"arnya -e%)(i%an dari daerah
")lan sa"i* s)")r sa%-ai (e Ero-adi%)lai se(i*ar 6::: *ah)n SM;"ersa%aan dengan *e(nologi yang"er(e%"ang -esa*; -e%)(i%an -)n%el)as dan %ening(a* -esa*.
• er(a(as se%a(in "er(e%"ang0
K Dengan "ii"iian yang %eli%-ah,*ersedia sera* "ar) se-er*i ra%i.
K er(a(as *en)n yang "er"eda
)n*)( %enen)n a%"in dan i(a*-inggang. Ten)nan dasar hori8on*al,yang dianya% (e arah l)ar,%enye"ar di wilayah -anas dise(i*ar <ra( dan *er)s (e Tenggara.
Ten)nan er*i(al dig)na(an didaerah "eri(li% le"ih dingin,%enye"ar di #ara*.
• Se(i*ar 4::: *ah)n SM -rod)(-rod)(
hewan %)lai "er(e%"ang diMeso-o*a%ia, se-er*i -e%an$aa*ans)s), wool, ser*a -engg)naan (e()a*an
o*o* "ina*ang. er(e%"angan-engg)naan se(awanan hewan%en!er%in(an !iri -er(e%"angan-er-ad)an dala% (egia*an -rod)(si-er*anian 'yang %engg)na(an hewa.e%eliharaan hewan %enandaiorganisasi sosial -er*anian;%enggan*i(an hol*i()l*)ra; -e%an$aa*anrang(a*enaga hewan "esar; dan,dengan -ene%)an roda, %e%)ng(in(an*rans-or*asi le"ih "anya( -rod)(.
• ene%)an M@T@ #@@, -er*anian"aa(
dan -er(e%"angan *e(nologi *er-ad)
%enye"ar %)lai dari Meso-o*a%ia, -ada4.5:: *ah)n SM, sa%-ai (e Ero-a, -ada-eriode 5:: *ah)n. Dengan -er*anian
4. Hal *erse")* "eri%-li(asi -ada-engelo%-o(an sosial %asyara(a*;%enadi "asis "agi -eralihan dari-engelo%-o(an %a*rilineal dan%a*rillo!al (e -engelo%-o(an-a*rilineal dan -a*rilo(al. ada
gilirannya, hal *erse")*%engarah(annya -ada-e%"ang)nan -e%)(i%an dala%sis*e% (lan se!ara indiid)al dan)ni* (el)arga yang di(e-alai olehseorang s)a%i 'la(ila(i.e*ani dan -e*erna( la(ila(i a(an%engaar(an (eahlian dan *e(ni(*e(ni( -er*anian in*ensi$ -adaana(ana( lela(i %ere(a, dan%enindas sis*e% warisan%a*rilenial; sedang(an dala%-er*anian yang dido%inasi oleh-ere%-)an, -ere%-)an a(an%engaar(annya -ada ana(ana(-ere%-)an %ere(a, dan warisan*ida(lah %enadi -ersoalan
dengan landasan -e%eliharaan-e*erna(an "esar )ga *erse"ar se!ara!e-a*.
• #aa( %)*la( har)s di-rod)(si, "ina*ang
dila*ih, -enga*)ran reg)lasi s)s),dihasil(annya -rod)(-rod)( lain daris)s) se-er*i yoghurt dan (e), ()li*do%"a )n*)( "ahan wool,%engge%"ala(an, %e%"eri %a(anan%in)%an -ada *erna(, dan -e%in*alanwool %enadi "enang yang, (e%)dian,di*en)n %enadi (ain.
• er)"ahan -e%"agian (era %enadi
-en*ing, se%)a anggo*a %asyara(a*
'!on*ohnya, la(ila(i, *ida( de%i(ianhalnya dengan -ere%-)an di-erl)(andala% rang(a %e%en)hi -er(e%"angan"idang"idang (era. erl)asan "idang"idang (era dan -e%"agian (era*erse")* (e%)ng(inan di-er()a* oleh-er(e%"angan -o-)lasi dan (e")*)han)n*)( %e%-eroleh ladang yang le"ih"esar dan s)")r. Tanah %enadi s)%"er-erselisihan dan %igrasi-er-indahan%er)-a(an salah sa*) !ara )*a%a )n*)(%e%-erl)as a(ses *erhada- s)%"er'*anah *erse")*.
• La(ila(i %eninggal(an -e(eraan
"er")r), lan*as *ersera- dala% *)gas*)gas "ar) -er*anian dan -e*erna(an.eralihan *erse")* diser*ai dengan-e%"agian sosial dan e(ono%i yangle"ih signi>(an di"andingse"el)%nya-e%isahan an*ara yang(aya dan dan yang %is(in, se"agai%anahalnya (e-e%ili(an *anah.