44
BAB IPENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Asuransi berasal mula dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM
yang dikenal dengan perjanjian Hammurabi. Kemudian pada tahun 1668
M di Coffee House London berdirilah Lloyd of London sebagai cikal
bakal asuransi konvensional. Sumber hukum asuransi adalah hukum
positif, hukum alami dan contoh yang ada sebelumnya sebagaimana
kebudayaan.Asuransi membawa misi ekonomi sekaligus sosial dengan
adanya premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi dengan
jaminan adanya transfer of risk, yaitu pengalihan (transfer) resiko
dari tertanggung kepada penanggung. Asuransi sebagai mekanisme
pemindahan resiko dimana individu atau business memindahkan
sebagian ketidakpastian sebagai imbalan pembayaran premi. Definisi
resiko disini adalah ketidakpastian terjadi atau tidaknya suatu
kerugian (the uncertainty of loss).Asuransi di Indonesia berawal
pada masa penjajahan Belanda, terkait dengan keberhasilan
perusahaan dari negeri tersebut di sektor perkebunan dan
perdagangan di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan jaminan terhadap
keberlangsungan usahanya, tentu diperlukan adanya asuransi.
Perkembangan industri asuransi di Indonesia sempat vakum selama
masa penjajahan Jepang.1
Hidup penuh dengan resiko yang terduga maupun tidak terduga,
oleh karena itulah kita perlu memahami tentang asuransi. Beberapa
kejadian alam yang terjadi pada tahun-tahun belakangan ini telah
memakan banyak korban, baik korban jiwa maupun harta, seperti
mengingatkan kita akan perlunya asuransi. Bagi setiap anggota
masyarakat termasuk dunia usaha, resiko untuk mengalami
ketidakberuntungan (misfortune) seperti ini selalu ada. Dalam
rangka mengatasi kerugian yang timbul, manusia mengembangkan
mekanisme yang saat ini kita kenal sebagai asuransi.Fungsi utama
dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan resiko
(risk transfer mechanism), yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak
(tertanggung) kepada pihak lain (penanggung). Pengalihan resiko ini
tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune, melainkan pihak
penanggung menyediakan pengamanan finansial (financial security)
serta ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung. Sebagai
imbalannya, tertanggung membayarkan premi dalam jumlah yang sangat
kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin
dideritanya.Pada dasarnya, polis asuransi adalah suatu kontrak
yakni suatu perjanjian yang sah antara penanggung (dalam hal ini
perusahaan asuransi) dengan tertanggung, dimana pihak penanggung
bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa
yang akan datang dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari
tertanggung.
Penunjang usaha asuransi ada beberapa jenis, yang diantaranya
adalah sebagaimana yang disebutkan di bawah ini :1. Perusahaan
Pialang Asuransi, adalah perusahaan yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian
ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan
tertanggung;2. Perusahaan Pialang Reasuransi, adalah perusahaan
yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan
penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak
untuk kepentingan perusahaan asuransi;3. Agen Asuransi, adalah
seseorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa dalam
memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung;4.
Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, adalah perusahaan yang
memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada obyek asuransi
yang dipertanggungkan; dan5. Perusahaan Konsultan Akturia, adalah
perusahaan yang memberikan jasa akturia kepada perusahaan asuransi
dan dana pensiun dalam rangka pembentukan dan pengelolaan suatu
program asuransi dan atau program pensiun.Salah satu perusahaan
asuransi terkemuka di Indonesia adalah AJB Bumiputera 1912.
Didirikan 103 tahun yang lalu untuk memenuhi kebutuhan spesifik
masyarakat Indonesia, AJB Bumiputera 1912 telah berkembang untuk
mengikuti perubahan kebutuhan masyarakat. Pendekatan modern, produk
yang beragam, serta teknologi mutakhir yang ditawarkan didukung
oleh nilai-nilai tradisional yang melandasi pendirian AJB
Bumiputera 1912. AJB Bumiputera 1912 telah merintis industri
asuransi jiwa di Indonesia dan hingga saat ini tetap menjadi
perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di Indonesia. AJB
Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi mutual, dimiliki oleh
pemegang polis Indonesia, dioperasikan untuk kepentingan pemegang
polis Indonesia, dan dibangun berdasarkan tiga pilar 'mutualisme',
'idealisme' dan 'profesionalisme'. AJB Bumiputera 1912 menyadari
pentingnya hubungan personal antara nasabah dan penasehat finansial
mereka, serta menyediakan akses yang mudah untuk mendapatkan solusi
khusus untuk memenuhi semua kebutuhan asuransi nasabah. AJB
Bumiputera 1912 dimiliki oleh masyarakat Indonesia dari berbagai
latar belakang dan kelompok umur, serta menyediakan berbagai produk
dan layanan yang setara dengan produk asuransi terbaik dunia, namun
tetap menjaga keuntungannya di Indonesia bagi para pemegang
polisnya. AJB Bumiputera 1912 adalah aset nasional, pelopor
asuransi di Indonesia.AJB Bumiputera 1912 dalam pelaksanaan
kerjanya melakukan perekrutan agen asuransi. Agen Asuransi adalah
seseorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa
asuransi untuk dan atas nama penanggung (UU No.2 Th. 92). Setiap
Agen Asuransi hanya dapat menjadi satu agen dari 1 (satu)
Perusahaan Asuransi (UU No. 63 Th.99 Psl. 27). Agen Asuransi wajib
memiliki Perjanjian Keagenan dengan Perusahaan Asuransi yang
diageni (UU No. 63 Th. 99 Psl. 27). Agen dapat berupa perorangan
ataupan badan usaha. Agen hanya diperbolehkan mengageni sebuah
perusahaan asuransi. Berdasarkan penjelan tersebut di atas, penulis
tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang sistem rekruitmen agen
pada perusahaan asuransi dalam bentuk Laporan Kerja Praktek (LKP)
yang berjudul Sistem Rekruitmen Agen Pada Perusahaan Asuransi PT
AJB Bumiputera 1912 Banda aceh.Adapun rumusan masalah sebagai pokok
bahasan penulisan laporan ini adalah bagaimana sistem perekrutan
agen yang dilakukan Perusahaan asuransi PT AJB Bumiputera 1912
Banda Aceh, dan apakah penerapan sistem ini sudah sesuai dengan
peraturan yang berlaku terutama Undang-Undang.
1.2Tujuan Penulisan Laporan
Adapun tujuan dari penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah
untuk mengetahui tata cara perekrutan agen yang dilakukan oleh
Perusahaan asuransi PT AJB Bumiputera 1912 Banda Aceh.
1.3Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan LKP ini yaitu penulis dapat mengetahui
tata cara perekrutan agen asuransi, selain itu penulis juga
mengetahui aturan apa saja yang digunakan dalam merekrut agen
asuransi. LKP ini juga memberikan penambahan wawasan, pengetahuan,
serta pengalaman mengenai ilmu pengetahuan bagi penulis, khususnya
dalam mengembangkan teori yang telah dipelajari di Perguruan Tinggi
dengan praktek langsung pada Perusahaan.
1.4Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penulisan
Laporan Kerja Praktek ini adalah metode interview (wawancara),
yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
karyawan-karyawan tersebut dan khususnya pada Divisi Pemasaran yang
bertugas memasarkan asuransi dan melakukan perekrutan agen asuransi
pada PT AJB Bumiputera 1912 Banda Aceh.
BAB IIPELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA
2.1Tempat Praktek Kerja
Dalam pelaksanaan praktek kerja ini, penulis mengambil tempat
pada kantor AJB Bumiputera 1912 Banda Aceh, yang beralamat jalan
Tengku Daud Beureuh SK IV/8 Banda Aceh NAD.
2.2Lama Waktu Praktek
Praktek kerja lapangan yang penulis laksanakan berlangsung
selama 2 bulan. Waktu praktek dilaksanakan setiap hari kerja.
Praktek kerja ini dimulai pada tanggal 9 Februari 2015 s.d. tanggal
9 April 2015. Selama melakukan praktek kerja lapangan penulis
banyak mendapat masukan tentang cara kerja yang baik dan benar dari
karyawan.
2.3Kegiatan Selama Praktek Selama melaksanakan kerja praktek,
penulis diberikan tugas pada bagian administrasi. Adapun Job
Description atau uraian tugas bagian administrasi PT AJB BUMIPUTERA
1912 BANDA ACEH adalah sebagai berikut :7
1. Menyusun rencana dan melaksanakan jadwal kerja harian, yang
ditetapkan oleh pemimpin operasional;2. Melaporkan aktivitas kerja
dalam bentuk laporan lisan dan tulisan kepada pemimpin;3. Menyusun
rencana perekrutan & seleksi calon agen;4. Menyusun rencana
pelatihan dan pembinaan;5. Menyusun rencana penagihan;6. Menyusun
penagihan angsuran pinjaman polis;7. Mengisi daftar agen;8.
Mencatat hasil kegiatan harian;9. Membuat laporan kegiatan/mencatat
dan melaporkan penggunaan blangko;10. Membuat laporan tertulis
hasil kegiatan pengutipan; dan11. Mengarsip laporan produksi.
2.4Suasana Kerja
Dalam melaksanakan praktek kerja lapangan pada PT AJB Bumiputera
1912 Banda Aceh, penulis benar-benar mendapatkan pengalaman yang
sangat berharga dan dapat langsung mempraktekkan apa yang penulis
dapatkan di bangku kuliah. Hal tersebut tidak terlepas dari bantuan
dan bimbingan Kepala Bidang Administrasi PT AJB Bumiputera 1912
Banda Aceh Kuta Alam.
BAB IIIGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ASURANSI PT AJB BUMIPUTERA 1912
BANDA ACEH
3.1Sejarah Singkat Perusahaan
AJB Bumiputera merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional yang
pertama dan tertua di Indonesia. Perusahaan asuransi ini terbentuk
pada tanggal 12 Februari 1912, di Magelang, Jawa Tengah dengan nama
Onderlinge Levensverzekering Maatschappij PGHB disingkat dengan
OL.MIJ. PGHB atau lebih dikenal dengan bahasa Inggrisnya Mutual
Life Insurance (Asuransi Jiwa Bersama). Dengan bentuk badan usaha
yang seperti ini, maka pemilik perusahaan adalah para pemegang
polis.OL.MIJ. PGHB didirikan berdasarkan keputusan dalam sidang
pada kongres perserikatan guru-guru Hindia Belanda yang pertama di
Magelang, saat itu pesertanya hanya terbatas pada kalangan
guru-guru saja. Para peserta kongrespun menyambut positif. Jumlah
peserta yang terdaftar sebagai anggota OL.MIJ. PGHB baru 5 orang.
Karena perusahaan ini dibentuk oleh para guru, maka pengurusnyapun
untuk pertama kali, hanya terdiri dari 3 orang pengurus PGHB, yang
terdiri dari:a) Mas Ngabehi (M. Ng) Dwidjosewojo, sebagai Presiden
Komisarisb) Mas Karto Hadi (M. K. H) Soebroto, sebagai Direkturc)
Mas M.Adimidjojo, sebagai bendahara9
Dengan bertambahnya anggota, maka para pengurus sepakat untuk
mengubah nama perusahaan. Berdasarkan Rapat Anggota/ Pemegang Polis
di Semarang, November 1914, nama OL.MIJ. PGHB diubah menjadi
O.L.MIJ. Boemipoetera. Pada tahun 1942 ketika Jepang berada di
Indonesia, nama O.L.MIJ. Boemipoetera yang menggunakan bahasa asing
segera diganti. Maka pada tahun 1943 O.L.MIJ. Boemipoetera kembali
diubah menjadi Perseroan Pertanggungan Djiwa (PTD) Boemipoetera
yang merupakan satu-satunya perusahaan asuransi jiwa nasional yang
tetap bertahan. Namun karena dirasa kurang memiliki rasa
kebersamaan, maka pada tahun 1953 PTD Boemipoetera dihapuskan, dan
hingga sekarang terkenal dengan nama Asuransi Jiwa Bersama (AJB) di
depan nama Bumiputera 1912 yang merupakan bentuk badan hukum. AJB
Bumiputera 1912 memulai usahanya dengan modal awal nol sen. Dengan
demikian, perusahaan asuransi ini berbentuk onderling atau mutual
(usaha bersama), karena perusahaan dapat didirikan tanpa harus
menyediakan modal lebih dahulu. Dalam tahun pertama ternyata usaha
asuransi jiwa ini mengalami kesulitan-kesulitan dalam biaya, karena
pemasukan uang premi tidak mencukupi untuk membiayai aktivitas,
baik di bidang administrasi maupun operasional, lebih-lebih dana
cadangan. Timbul suatu masalah dari mana dan bagaimana pembiayaan
usaha ini harus dilakukan agar dapat berjalan terus. Usaha yang
diterima perusahaan untuk pertama kalinya berasal dari kelima
peserta kongres PGHB yang menjadi O.L.MIJ. PGHB syarat utama adalah
dalam ganti rugi tidak akan diberikan kepada ahli waris pemegang
polis yang meninggal sebelum polisnya berjalan selama tiga tahun
penuh. Perusahaan ini hanya mengutamakan pembayaran premi sebagai
modal kerjanya dan tidak mendapatkan honorarium bagi para
pengurusnya, sehingga mereka bekerja dengan sukarela.Budaya Kerja
Perusahaan AJB Bumiputera 1912 yang diambil dari kata BUMIPUTERA
mempunyai arti:B: Berorientasi pada Kepuasan PelangganU: Utamakan
Proses Kerja yang BenarM: Menjadi Teladan & PanutanI: Ikut
Menjaga Tradisi Kebersamaan Didasari Rasa MemilikiP: Profitabilitas
Menjadi SasaranU: Ulet Dalam Melakukan PekerjaanT: Taat terhadap
Tuhan Yang Maha Esa & Peraturan PerusahaanE: Efisien &
Efektif Dalam Segala KegiatanR: Ramah & Tulus Ikhlas Terhadap
Rekan KerjaA: Amanah Dalam Mengemban Tugas Perusahaan.Struktur
organisasi PT AJB Bumiputera 1912 Banda Aceh dapat dilihat pada
lampiran A.1 halaman 46-48.
3.2Kegiatan Usaha
Kelompok Usaha Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera terdiri dari :a)
Anak Perusahaan (Subsidiary Companie)1) PT Bank Bumiputera
Indonesia (Perbankan);2) PT Mardy Mulyo (Penerbitan dan
Percetakan);3) PT Wisma Bumiputera (Properti dan sewa bangunan);4)
PT Bumida 1967 (Asuransi kerugian);5) PT Bumiputera Mitrasarana
(Kontraktor bangunan);6) PT Bumi Wisata (Perhotelan);7) PT
Informatic Oase (Otomasi dan Software);8) PT Eurasia wisata (Jasa
Tour dan Travel); dan9) PT Bumiputera Multimedia (Rumah
Produksi).
b) Badan Penyertaan /Asosiasi1) PT Bumiputera Bot Finance
(Leasing dan pembiayaan);2) PT Bumiputera J Hancock (Asuransi
Jiwa);3) PT Bapido Bumi Sekuritas (Penjamin Emisi dan Efek); dan4)
PT Jakarta Kyoai Medical (Klinik Kesehatan).
c) Yayasan (Foundation)1) Dharma Bumiputera (Pendidikan dan
pelatihan);2) Bumiputera Sejahtera (Kesejahteraan Karyawan);3) Dana
Pensiun Bumiputera (Pengolaan Dana Pensiun); dan4) STIE Dharma
Bumiputera (Perguruan Tinggi).
3.3Pengertian Asuransi
Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, yang dimaksud dengan
asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan
penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.Pengertian asuransimenurutMark R.
Greeneadalah institusi atau organisasi ekonomi yang bertujuan
mengurangi resiko dengan menggabungkan diri dalam satu manajemen
dan kelompok objek di dalam lingkup yang lebih
rinci.MenurutCommack,pengertian asuransiialah suatu alat untuk
mengurangi resiko keuangan dengan cara pengumpulan unit-unit dalam
jumlah yang memadai dengan tujuan agar kerugian individu dapat
diperkirakan, kemudian kerugian yang diramalkan tersbut dapat
dipikul merata oleh mereka yang tergabung.Robert I.
Mehrmengemukakanpengertian asuransi, merupakan suatu alat yang
bertujuan mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah unit-unit
yang beresiko agar kerugian individu secara bersama-sama dapat
diprediksi. Kerugian yang diprediksi itu kemudian dibagi dan
didistribusikan secara adil dan merata diantara semua unit-unit
dalam gabungan tersebut.Pengertian asuransimenurut pendapatC Arthur
Williams JRadalah alat yang dimana resiko dua orang atau lebih dari
dua atau perusahaan-perusahaan yang digabungkan melalui konstribusi
premi yang pasti atau pun yang ditentukan sebagai dana yang dipakai
guna membayar klaim.Pengertian asuransidalamUU No. 40 Tahun
2014tentang perasuransian, merupakan perjanjian diantara dua pihak,
yaitu perusahaan asuransi dengan pemegang polis, yang menjadi dasar
atau acuan bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi dengan
imbalan untuk :a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau
pemegang polis karena kerugian yang dideritanya, kerusakan, biaya
yang timbul, kehilangan keuntungan maupun tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertaggung/ pemegang
polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti tersebut;
ataub. Memberikan pembayaran dengan acuan pada meninggalnya
tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidup si
tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan atau
didasarkan pada hasil pengelolaan dana.Dari pengertian asuransi di
atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian asuransi adalah suatu alat
untuk mengurangi risiko yang melekat pada sistem perekonomian,
dengan cara menggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko
yang sama atau terkena resiko yang hampir sama, dalam jumlah yang
cukup besar agar probabilitas kerugiannya dapat diprediksi dan bila
kerugian yang diprediksikan terjadi, maka akan dibagi secara
proposional kepada semua pihak dalam gabungan itu.Usaha
perasuransian dilaksanakan antara lain oleh:1. Perusahaan Asuransi
Kerugian, adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari
peristiwa yang tidak pasti;2. Perusahaan Asuransi Jiwa, adalah
perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang
dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang
dipertanggungkan;3. Perusahaan Reasuransi, adalah perusahaan yang
memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang
dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan
Asuransi Jiwa.Adapun penunjang usaha asuransi antara lain:1.
Perusahaan Pialang Asuransi, adalah perusahaan yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian
ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan
tertanggung;2. Perusahaan Pialang Reasuransi, adalah perusahaan
yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan
penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak
untuk kepentingan perusahaan asuransi;3. Agen Asuransi, adalah
seseorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa dalam
memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung;4.
Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, adalah perusahaan yang
memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada obyek asuransi
yang dipertanggungkan; dan5. Perusahaan Konsultan Akturia, adalah
perusahaan yang memberikan jasa akturia kepada perusahaan asuransi
dan dana pensiun dalam rangka pembentukan dan pengelolaan suatu
program asuransi dan atau program pensiun.Ada dua bentuk perjanjian
dalam menetapkan jumlah pembayaran pada saat jatuh tempo asuransi
yaitu: kontrak nilai (valued contract) dan kontrak indemnitas
(contract of indemnity). Kontrak nilai adalah perjanjian dimana
jumlah pembayarannya telah ditetapkan dimuka. Misal, nilai Uang
Pertanggungan (UP) pada asuransi jiwa. Kontrak indemnitas adalah
perjanjian yang jumlah santunannya didasarkan atas jumlah kerugian
finansial yang sesungguhnya. Misal, biaya perawatan rumah
sakit.Dalam hal perusahaan asuransi berusaha menekan kemungkinan
kerugian yang fatal/ besar, maka dapat mengalihkan resiko kepada
perusahaan asuransi lain. Hal ini disebut reasuransi, perusahaan
yang menerima reasuransi dinamakan reasuradur.Perusahaan asuransi
harus mempertimbangkan insurable interest dan anti seleksi.
Insurable interest berkaitan dengan hubungan antara tertanggung
dengan penerima santunan/ manfaat dalam hal terjadi kerugian
potensial. Contoh, perusahaan asuransi tidak akan menjual polis
asuransi kebakaran kepada pihak selain pemilik gedung yang
diasuransikan. Insurable interest dalam contoh ini adalah
kepemilikan terhadap sesuatu yang diasuransikan. Begitu pula
hubungan keluarga, keterkaitan financial yang beralasan, juga
merupakan bentuk insurable interest. Yang dimaksud anti seleksi
(kontra seleksi) mengacu pada adanya kecenderungan lebih besar
untuk ikut asuransi karena memiliki tingkat resiko di atas
rata-rata. Contoh, orang yang memiliki catatan kesehatan buruk atau
resiko pekerjaan berbahaya cenderung mau membeli asuransi. Untuk
mengurangi akibat anti seleksi, perusahaan asuransi harus dapat
mengidentifikasi dan mengklasifikasi potensi resiko atau kerugian.
Proses identifikasi dan klasifikasi tingkat resiko itu disebut
underwriting atau seleksi resiko. Namun bukan berarti anti seleksi
menyebabkan pengajuan asuransinya ditolak, karena bagi tertanggung
dengan resiko kerugian diatas rata-rata dapat dikenakan premi sub
standar (premi khusus) disebabkan resikonya sub standar (resiko
khusus) kecuali jika kemungkinan kerugiannya jauh lebih tinggi,
mungkin permohonan asuransinya ditolak.
3.4Tujuan Asuransi
Berbicara mengenai Tujuan asuransi, tujuan asuransi meliputi
tujuan pengalihan resiko, tujuan pembayaran ganti kerugian, tujuan
pembayaran santunan, tujuan kesejahteraan anggota. Untuk lebih
jelasnya mengenai tujuan asuransi akan dibahas di bawah
ini.1.Tujuan Asuransi untuk Pengalihan ResikoTujuan Asuransi yang
paling utama ialah untu pengalihan resiko. Dalam teori pengalihan
resiko, tertanggung menyadari ada ancaman bahaya terhadap harta
kekayaan miliknya atau terhadap jiwanya. Jika suatu hari bahaya
tersebut menimpa harta kekayaan atau jiwanya, maka dia akan
menderita kerugian atau korban jiwa atau cacat raga akan
mempengaruhi perjalanan hidup seseorang atau ahli warisnya.
Tertanggung dalam hal ini sebagai pihak yang terancam bahaya merasa
berat memikul beban resiko yang sewaktu-waktu dapat terjadi.Untuk
mengurangi atau menghilangkan beban resiko tersebut, maka pihak
tertanggung berupaya mencari jalan kalau ada pihak lain yang
bersedia mengambil alih beban resiko ancaman bahaya dan dia sanggup
membayar kontra prestasi yang disebut premi. Dalam hal ini
tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan resiko
yang mengancam harta atau jiwannya. Dengan membayar sejumlah premi
kepada perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula resiko
beralih kepada si penanggung. Apabila sampai berakhirnya jangka
waktu asuransi tidak terjadi peristiwa yang merugikan, maka
penanggung beruntung memiliki dan menikmati premi yang telah
diterimanya dari tertanggung.2.Tujuan Asuransi untuk Pembayaran
Ganti RugiTujuan asuransi yang berikutnya adalah pembayaran ganti
rugi. Dalam hal ini terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian,
maka tidak ada masalah terhadap resiko yang ditanggung oleh
penanggung. Dalam prakteknya, bahaya yang mengancam itu tidak
senantiasa sungguh-sungguh akan terjadi. Ini merupakan kesempatan
baik bagi penanggung mengumpulkan premi yang dibayar oleh beberapa
tertanggung yang mengikatkan diri kepadanya. Jika pada suatu ketika
sunguh-sungguh terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian, maka
kepada si tertanggung yang bersangkutan akan dibayarkan ganti
kerugian seimbang dengan jumlah asuransinya. Dalam praktekya,
kerugian yang timbul tersebut bersifat sebagian, tidak semuanya
berupa kerugian total. Dengan demikian, tertanggung mengadakan
asuransi yang bertujuan untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian
yang sungguh-sungguh dideritanya.3.Tujuan Asuransi untuk Pembayaran
SantunanTujuan Asuransi yang berikutnya yaitu untuk pembayaran
santunan. Asuransi kerugian dan juga asuransi jiwa diadakan
berdasarkan perjanjian bebas (sukarela) antara penanggung dan
tertanggung. Akan tetapi, Undang-Undang mengatur asuransi yang
bersifat wajib, artinya tertanggung terikat dengan si penanggung
karena perintah Undang-Undang bukan karena perjanjian. Asuransi
jenis ini biasa disebut sebagai asuransi sosial. Asuransi sosial
bertujuan melindungi masyarakat dari ancaman bahaya kecelakaan yang
mengakibatkan kematian atau cacat tubuh. Dengan membayar sejumlah
konstribusi (semacam premi), maka si tertanggung berhak memperoleh
perlindungan dari ancaman bahaya.Tertanggung yang membayar
konstribusi tersebut adalah mereka yang terikat pada suatu hubungan
hukum tertentu yang ditetapkan Undang-Undang, misalnya hubungan
kerja, penumpang angkutan umum. Apabila mereka mendapat musibah
kecelakaan dalam pekerjaannya atau selama angkutan berlangsung,
mereka (ahli warisnya) akan memperoleh pembayaran santunan dari
penanggung BUMN, yang jumlahnya telah ditetapkan oleh Undang-Undang
adalah untuk melindungi kepentingan masyarakat dan mereka yang
terkena musibah diberi santunan sejumlah uang.4.Tujuan Asuransi
untuk Kesejahteraan AnggotaTujuan asuransi yang terakhir yaitu
untuk kesejahteraan anggotanya. Apabila beberapa orang berhimpun
dalam suatu perkumpulan, maka perkumpulan tersebut berkedudukan
sebagai si penanggung, sedangkan anggota perkumpulanlah yang
berkedudukan tertanggung. Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan
kerugian atau kematian bagi anggota (tertanggung), maka perkumpulan
akan membayar sejumlah uang kepada anggota (tertanggung) yang
bersangkutan. Prof Wirjono Prodjodikoro menyebut asuransi seperti
ini mirip dengan perkumpulan koperasi. Asuransi ini ialah asuransi
yang saling menanggung atau asuransi usaha bersama yang bertujuan
mewujudkan kesejahteraan anggota.
3.5Premi Asuransi
Berbicara mengenai premi asuransi, dalam asuransi dikenal yang
namanya premi asuransi. Premi asuransi memiliki beberapa jenis,
antara lainnya yaitu :1. Premi Asuransi Unsur PentingDalam pasal
246 KUHD terdapat rumusan sebagai berikut : "dengan mana penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi".
Berdasarkan rumusan tersebut, dapat diketahui bahwa premi adalah
salah satu unsur penting dalam asuransi karena merupakan kewajiban
utama yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung. Dalam
hubungan hukum asuransi ini, penanggung menerima pengalihan resiko
dari tertanggung dan tertanggung membayar sejumlah premi sebagai
imbalannya. Namun jik premi tidak dibayar, asuransi tersebut dapat
dibatalkan atau setidak-tidaknya asuransi tidak akan berjalan.
Premi asuransi ini harus dibayar lebih dahulu oleh tertanggung
karena tertanggunglah pihak yang berkepentingan.Premi asuransi
merupakan syarat mutlak untuk menetukan perjanjian asuransi
dilaksanakan atau tidak. Kriteria premi asuransi yaitu :(a) Dalam
bentuk sejumlah uang;(b) Dibayar lebih dahulu oleh si
tertanggung;(c) Sebagai imbalan pengalihan resiko; dan(d)
Perhitungan berdasarkan persentase terhadap nilai resiko yang
dialihkan.2. Jumlah Premi Asuransi yang Harus DibayarPenetapan
tingkat premi asuransi harus didasarkan pada perhitungan analisis
resiko yang sehat. Besarnya jumlah premi asuransi yang harus
dibayar oleh tertanggung ditentukan berdasarkan penilaian resiko
yang dipikul oleh si penanggung. Dalam prakteknya penetapan
besarnya jumlah premi itu diperjanjikan oleh tertanggung dan
penggung secara layak dan dicantumkan dalam polis. Besarnya jumlah
premi asuransi dihitung sedemikian rupa jumlahnya, sehingga dengan
penerimaan premi dari beberapa tertanggung, maka si penanggung
berkemampuan membayar klaim ganti kerugian kepada tertanggung yang
terkena peristiwa yang menimbulkan kerugian.Dalam jumlah premi yang
harus dibayar oleh tertanggung juga termasuk biaya yang berkenaan
dengan pengadaan asuransi tersebut. Rincian yang dapat
dikalkulasikan dalam jumlah premi asuransi adalah :(a)Jumlah
persentase dari jumlah yang diasuransian;(b)Jumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh si penanggung, misalnya biaya materai, biaya
polis;(c) Kurtase untuk pialang jika asuransi tersebut diadakan
melalui pialang; dan(d) Keuntungan bagi penanggung dan juga jumlah
cadangan.3. Premi RestornoPremi asuransi yang telah dibayar oleh
tertanggung kepada penanggung dapat dituntut pengembaliannya, baik
itu seluruhnya maupun untuk sebagian jika asuransi gugur atau
batal, jika tertanggung telah bertindak dengan itikad baik. Premi
yang harus dibayar kembali oleh penanggung disebut premi restorno.
Pada premi restorno harus dipenuhi syarat bahwa penanggung tidak
menghadapi bahaya. Dalam pasal 281 KUH Dagang menekankan pada
syarat bahwa asuransi gugur atau batal bukan karena kesalahan
tertanggung dan juga bukan karena itikad jahat tertanggung, tetapi
disebabkan karena penanggung tidak menghadapi bahaya. Dalam hal ini
sudah selayaknya premi yang sudah dibayar oleh tertanggung itu
dikembalikan oleh penanggung. Hal ini sejalan dengan asas
keseimbangan dan rasa keadilan.
3.6Penanggung, Tertanggung, dan Penikmat Asuransi
Dalam hukum asuransi minimal terdapat 2 (dua) pihak, yaitu
penanggung dan tertanggung. Penanggung adalah pihak yang menanggung
beban risiko sebagai imbalan premi yang diterimanya dari
tertanggung. Jika terjadi evenemen yang menjadi beban penanggung,
maka penanggung berkewajiban mengganti kerugian. Dalam asuransi
jiwa, jika terjadi evenemen matinya tertanggung, maka penanggung
wajib membayar uang santunan, atau jika berakhirnya jangka waktu
asuransi tanpa terjadi evenemen, maka penanggung wajib membayar
sejumlah uang pengembalian kepada tertanggung. Penanggung adaiah
Perusahaan Asuransi Jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulanggan
risiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang
diasuransikan. Perusahaan Asuransi Jiwa merupakan badan hukum milik
swasta atau badan hukum milik negara.Asuransi dapat juga diadakan
untuk kepentingan pihak ketiga dan ini harus dicantumkan dalam
polis. Menurut teori kepentingan pihak ketiga (the third party
interest theory), dalam asuransi jiwa, pihak ketiga yang
berkepentingan itu disebut penikmat. Penikmat ini dapat berupa
orang yang ditunjuk oieh tentanggung atau ahli waris tertanggung.
Munculnya penikmat ini apabila terjadi evenemen meninggalnya
tertanggung. Dalam hal ini, tertanggung yang meninggal itu tidak
mungkin dapat menikmati santunan, tetapi penikmat yang ditunjuk
atau ahli waris tertanggunglah sebagai yang berhak menikmati
santunan. Akan tetapi, bagaimana halnya jika asuransi itu berakhir
tanpa terjadi evenemen meninggalnya tertanggung?, dalam hal ini
tertanggung sendiri yang berkedudukan sebagai penikmat karena dia
sendiri masih hidup dan berhak menikmati pengembalian sejumlah uang
yang dibayar oleh penanggung.Apabila tertanggung bukan penikmat,
maka hal ini dapat disamakan dengan asuransi jiwa untuk kepentingan
pihak ketiga. Penikmat selaku pihak ketiga tidak mempunyai
kewajiban membayar premi terhadap penanggung. Asuransi diadakan
untuk kepentingannya, tetapi tidak atas tanggung jawabnya. Apabila
tertanggung mengasuransikan jiwanya sendiri, maka tentanggung
sendiri berkedudukan sebagai penikmat yang berkewajiban membayar
premi kepada penanggung. Dalam hal ini tertanggung adalah pihak
dalam asuransi dan sekaligus penikmat yang berkewajiban membayar
premi kepada penanggung. Asuransi jiwa untuk kepentingan pihak
ketiga (penikmat) harus dicantumkan dalam polis.
3.7 Evenemen Dan Santunan
Dalam Pasal 304 KUHD yang mengatur tentang isi polis, tidak ada
ketentuan keharusan mencantumkan evenemen dalam polis asuransi jiwa
berbeda dengan asuransi kerugian, Pasal 256 ayat (1) KUHD mengenai
isi polis mengharuskan pencantuman bahaya-bahaya yang menjadi beban
penanggung. Mengapa tidak ada keharusan mencantumkan bahaya yang
menjadi beban penanggung dalam polis asuransi jiwa. Dalam asuransi
jiwa yang dimaksud dengan bahaya adalah meninggalnya orang yang
jiwanya diasuransikan. Meninggalnya seseorang itu merupakan hal
yang sudah pasti, setiap makhluk bernyawa pasti mengalami kematian.
Akan tetapi kapan meninggalnya seseorang tidak dapat dipastikan.
lnilah yang disebut peristiwa tidak pasti (evenemen) dalam asuransi
jiwa.Evenemen ini hanya 1 (satu), yaitu ketidakpastian kapan
meniggalnya seseorang sebagai salah satu unsur yang dinyatakan
dalam definisi asuransi jiwa. Karena evenemen ini hanya 1 (satu),
maka tidak perlu dicantumkan dalam polis. Ketidakpastian kapan
meninggalnya seorang tertanggung atau orang yang jiwanya
diasuransikan merupakan risiko yang menjadi beban penanggung dalam
asuransi jiwa. Evenemen meninggalnya tertanggung itu bersisi 2
(dua), yaitu meninggalnya itu benar-benar terjadi dalam jangka
waktu asuransi, dan benar-benar tidak terjadi sampai jangka waktu
asuransi berakhir. Kedua-duanya menjadi beban penanggung.Uang
santunan adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh penanggung
kepada penikmat dalam hal meninggalnya tertanggung sesuai dengan
kesepakatan yang tercantum dalam polis. Penikmat yang dimaksud
adalah orang yang ditunjuk oleh tertanggung atau orang yang menjadi
ahli warisnya sebagai yang berhak menerima dan menikmati santunan
sejumlah uang yang dibayar oleh penanggung. Pembayaran santunan
merupakan akibat terjadinya peristiwa, yaitu meninggalnya
tertanggung dalam jangka waktu berlaku asuransi jiwa.Akan tetapi,
apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi jiwa tidak terjadi
peristiwa meninggalnya tertanggung, maka tertanggung sebagai pihak
dalam asuransi jiwa, berhak memperoleh pengembalian sejumlah uang
dan penanggung yang jumlahnya telah ditetapkan berdasarkan
perjanjian dalam hal ini terdapat perbedaan dengan asuraransi
kerugian. Pada asuransi kerugian apabila asuransi berakhir tanpa
terjadi evenemen, premi tetap menjadi hak penanggung, sedangkan
pada asuransi jiwa, premi yang telah diterima penanggung dianggap
sebagai tabungan yang dikembalikan kepada penabungnya, yaitu
tertanggung.
3.8 Asuransi Jiwa Berakhir
Asuransi jiwa dianggap berakhir diakibatkan beberapa sebab, yang
diantara lainnya adalah sebagai berikut :1.Karena Terjadi
EvenemenDalam asuransi jiwa, satu-satunya evenemen yang menjadi
beban penanggung adalah meninggalnya tertanggung. Terhadap evenemen
inilah diadakan asuransi jiwa antara tertanggung dan penanggung.
Apabila dalam jangka waktu yang diperjanjikan terjadi peristiwa
meninggalnya tertanggung, maka penanggung berkewajiban membayar
uang santunan kepada penikmat yang ditunjuk oleh tertanggung atau
kepada ahli warisnya. Sejak penanggung melunasi pembayaran uang
santunan tersebut, sejak itu pula asuransi jiwa berakhir. Apa
sebabnya asuransi jiwa berakhir sejak pelunasan uang santunan,
bukan sejak meninggalnya tertanggung (terjadi evenemen). Menurut
hukum perjanjian, suatu perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak
berakhir apabila prestasi masing-masing pihak telah dipenuhi.
Karena asuransi jiwa adalah perjanjian, maka asuransi jiwa berakhir
sejak penanggung melunasi uang santunan sebagai akibat dan
meninggalnya tertanggung. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir
sejak terjadi evenemen yang diikuti dengan pelunasan klaim.2.Karena
Jangka Waktu BerakhirDalam asuransi jiwa tidak selalu evenemen yang
menjadi beban penanggung itu terjadi bahkan sampai berakhirnya
jangka waktu asuransi. Apabila jangka waktu berlaku asuransi jiwa
itu habis tanpa terjadi evenemen, maka beban risiko penanggung
berakhir. Akan tetapi, dalam perjanjian ditentukan bahwa penanggung
akan mengembalikan sejumtah uang kepada tertanggung apabila sampai
jangka waktu asuransi habis tidak terjadi evenemen. Dengan kata
lain, asuransi jiwa berakhir sejak jangka waktu berlaku asuransi
habis diikuti dengan pengembalian sejumlah uang kepada
tertanggung.3.Karena Asuransi GugurMenurut ketentuan Pasal 306
KUHD: Apabila orang yang diasuransikan jiwanya pada saat diadakan
asuransi ternyata sudah meninggal, maka asuransinya gugur, meskipun
tertanggung tidak mengetahui kematian tersebut, kecuali jika
diperjanjikan lain,Kata-kata bagian akhir pasal ini kecuali jika
diperjanjikan lain memberi peluang kepada pihak-pihak untuk
memperjanjikan menyimpang dari ketentuan pasal ini, misalnya
asuransi yang diadakan untuk tetap dinyatakan sah asalkan
tertanggung betul-betul tidak mengetahui telah meninggalnya itu.
Apablia asuransi jiwa itu gugur, bagaimana dengan premi yang sudah
dibayar karena penanggung tidak menjalani risiko. Hal ini pun
diserahkan kepada pihak-pihak untuk memperjanjikannya. Pasal 306
KUHD ini mengatur asuransi jiwa untuk kepentingan pihak
ketiga.Dalam Pasal 307 KUHD ditentukan: Apabila orang yang
mengasuransikan jiwanya bunuh diri, atau dijatuhi hukuman mati,
maka asuransi jiwa itu gugur. Apakah masih dimungkinkan
penyimpangan pasal ini. Menurut Purwosutjipto, penyimpangan dari
ketentuan ini masih mungkin, sebab kebanyakan asuransi jiwa ditutup
dengan sebuah klausul yang membolehkan penanggung melakukan
prestasinya dalam hal ada peristiwa bunuh diri dan badan
tertanggung asalkan peristiwa itu terjadi sesudah lampau waktu 2
(dua) tahun sejak diadakan asuransi. Penyimpangan ini akan
menjadikan asuransi jiwa lebih supel lagi.4.Karena Asuransi
DibatalkanAsuransi jiwa dapat berakhir karena pembatalan sebelum
jangka waktu berakhir. Pembatalan tersebut dapat terjadi karena
tertanggung tidak melanjutkan pembayaran premi sesuai dengan
perjanjian atau karena permohonan tertanggung sendiri. Pembatalan
asuransi jiwa dapat terjadi sebelum premi mulai dibayar ataupun
sesudah premi dibayar menurut jangka waktunya. Apabila pembatalan
sebelum premi dibayar, tidak ada masalah. Akan tetapi, apabila
pembatalan setelah premi dibayar sekali atau beberapa kali
pembayaran (secara bulanan), bagaimana cara penyelesaiannya, karena
asuransi jiwa didasarkan pada perjanjian, maka penyelesaiannya
bergantung juga pada kesepakatan pihak-pihak yang dicantumkan dalam
polis.
BAB IVSISTEM REKRUITMEN AGEN PADA PERUSAHAAN ASURANSI PT AJB
BUMIPUTERA 1912 BANDA ACEH
4.1Pengertian Rekruitmen
Rekruitmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para
pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.
Rekruitmen juga merupakan serangkaian mencari dan memikat pelamar
kerja dengan motivasi, kemampuan, kemampuan dan keahlian yang
diperlukan untuk menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam
perencanaan kepegawaian. Maksud dan tujuan rekruitmen adalah untuk
mendapatkan persediaan sebanyak mungkin calon-calon pelamar
sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar
untuk melakukan pemilihan terhadap calon pekerja yang dianggap
memenuhi standar kualifikasi organisasi. Proses rekruitmen
berlangsung mulai dari saat mencari pelamarhingga pengajuan lamaran
oleh pelamar.Proses rekruitmen perlu dikaitkan dalam dua hal.
Pertama, para pencari tenaga kerja baru perlu mengkaitkan
identifikasi lowongan dengan informasi tentang analisis pekerjaan,
karena informasi tersebut mengandung hal-hal penting tentang tugas
apa yang akan dilakukan oleh para tenaga kerja baru yang berhasil
dicari, ditemukan, diseleksi dan dipekerjakan. Kedua,komentar para
manajer yang kelak akan membawahi tenaga kerja baru itu harus
diperhatikan, bahkan dipertimbangkan dengan matang. 29
Rekruitmen dilaksanakan dalam suatu organisasi karena
kemungkinan adanya lowongan(vacancy)dengan beraneka ragam alasan,
antara lain:a. Berdirinya organisasi baru;b. Adanya perluasan
kegiatan organisasi;c. Terciptanya pekerjaan-pekerjaan dan
kegiatan-kegiatan baru;d. Adanya pekerja yang pindah ke organisasi
lain;e. Adanya pekerja yang berhenti, baik dengan hormat maupun
tidak dengan hormat sebagai tindakan punitif;f. Adanya pekerja yang
berhenti karena memasuki usia pensiun; dang. Adanya pekerja yang
meninggal dunia.Proses perekrutan bukanlah suatu kegiatan yang
mudah dan sederhana. Banyak hambatan yang ditemukan dalam kegiatan
tersebut. Kendala-kendala dalam proses perekrutan antara lain:a.
Karakteristik organisasiKarakteristik organisasi akan menentukan
desain dan pelaksanaan sistem rekrutmen dalam organisasi.
Karakteristik organisasi tercermin dari sistem nilai, norma dan
budaya perusahaan, filosofi organisasi, visi dan misi organisasi
serta tujuan dan strategi organisasi.b. Tujuan dan kebijakan
organisasiTujuan organisasi adalah ingin mencapai penggunaan sumber
daya manusia yang efektif dan efisien. Efisien adalah kemampuan
menggunakan sumber daya yang benar dan membuang sumber daya yang
tidak perlu. Sementara efektifitas banyak berkaitan dengan
pencapaian tujuan organisasi, yaitu memperoleh keuntungan. Semakin
dekat organisasi dengan tujuannya, semakin efektif organisasi itu
dalam mengendalikan program perekrutan karyawan. Berbagai kebijakan
organisasi dapat menjadi hambatan dalam implementasi perekrutan.
Namun hendaknya manajemen dan karyawanberupaya menyelaraskkan
tujuan organisasi yang berbeda-beda untuk menjadikannya sebagai
kelebihan dalam mencapai tujuan organisasi. Tujuan dan kebijakan
dapat memengaruhi proses rekrutmen karyawan, seperti penggabungan
atau merger organisasi yang berbeda bidang, dapat menghadapi
kendala dari aspek legal dan aspek bisnis.c. Kondisi lingkungan
eksternal organisasiKondisi lingkungan akan mempengaruhi nasib
organisasi secara keseluruhan. Karena sebagai suatu sistem,
organisasi akan berinteraksi dengan lingkungannya. Apabila ingin
bertahan hidup maka organisasi harus beradaptasi dengan
lingkungannya. Apalagi dalam kapasitas penentuan pelaksanaan
perekrutan tentunya kebiasan organisasi melihat lingkungan sekitar
organisasi. Kondisi lingkungan tersebut seperti kondisi ekonomi,
politik sosial budaya, konsumen, pemasok, pemerintah, pesaing,
lembaga keuangan, karyawan, pemegang saham, dewan komisaris, faktor
demografi, gaya hidup, teknologi dan dimensi internasional.d. Biaya
Rekruitmen OrganisasiBiaya yang dibutuhkan dalam proses rekruitmen
bisa cukup besar, yang mungkin tidak tersedia dalam anggaran
organisasi. Ketika jumlah sumber tenaga kerja yang akan ditarik
sedikit dan diprediksikan mereka akan ditempatkan ke tempat yang
tersebar, hendaknya organisasi harus membuat iklan di beberapa
tempat yang tersebar yang tentunya memerlukan biaya yang tidak
sedikit. Organisasi dapat pula membuka lowongan dimana calon tenaga
kerja yang berkualitas terkonsentrasi. Masalah biaya dapat menjadi
kendala tersendiri bagi organisasiyang ingin memperbaharui tenaga
kerja karena tuntutan pekerjaan. Ada alternatif baru bagi
organisasi yang memiliki anggaran terbatas, tetapi ingin memperoleh
pelamar-pelamar yang berkualitas dan handal, yaitu dengan melalui
biro pencari tenaga kerjaonlineatau bursa kerjaonline yang di
Indonesia masih terglong barang baru. Namun di negara maju sudah
banyak perusahaan-perusahaan besar memanfaatkan jasa
ini.e.KompensasiKompensasi ini bisa bertindak sebagai perangsang
atau insentif untuk menarik calan tenaga kerja. Kebijakan
kompensasi organisasi biasanya menetapkan batasan upah atau gaji
yang berbeda pada berbagai pekerjaan. Besarnya kompensasi akan
memengaruhi minat pelamar untuk menjadi karyawan pada sebuah
organisasi. Kebijakan kompensasi di pasar kerja internasional yang
cenderung lebih tinggi menjadi perangsang bagi tenag kerja
Indonesia untuk bekerja di luar negeri.f.Kebiasaan
rekruitmenKebiasaan perekrutan pada masa lalu yang dianggap sudah
baku dan dilakukan berulang-ulang akan mampu meningkatkan keahlian
seorang perekrutan dapat berjalan lebih baik. Sementarakebiasan
yang salahdan kurang baik mungkin akan terulang kembali sehingga
proses pencarian calon karyawan yang berkualitas tidak tercapai.
Oleh karena itu, para pelaksana perekrutan hendaknya menerima
masukan yang positif maupun negatif agar tidak bergantung pada
kebiasaan yang buruk yang sudah terbentuk.g.Pasar tenaga
kerjaDengan memahami kondisi pasar tenaga kerja, akan membantu
manajemen untuk menaksir penawaran tenaga kerja yang tersedia untuk
diterima sebagai karyawan. Pasar tenaga kerja merupakan wilayah
dimana penawaran dan permintaan bertemu dan memengaruhi
terbentuknya harga tenaga kerja. h.Tuntutan tugasKendala terakhir
yang perlu dipertimbangkan oleh para pencari tenaga kerja ialah
tuntutan tugas yang kelak akan dikerjakan oleh para pekerja baru
itu. Tidak akan ada yang menyanggah bahwa mencari tenaga kerja yang
sudah berpengalaman biasanya lebih sukar dibandingkan mencari
tenaga kerja yang baru saja menyelesaikan pendidikan formalnya.
Dalam kaitan ini kembali lagi terlihat betapa pentingnya arti
peranan informasi tentang analisis pekerjaan. Dengan informasi
demikianpara pencari tenaga kerja tidak lagi semata-mata berpedoman
kepada keinginan para manajer yang akan mempekerjakan tenaga kerja
baru itu kelak, tetapi sudah memperhitungkan faktor-faktor lain
yang memang harus diperhitungkan.Hal-hal penting yang perlu
mendapat perhatian dalam kaitan ini antara lain:1)Para manajer yang
memerlukan tenaga kerja baru sering hanya mengatakan agar para
pencari tenaga kerja berusaha mencari tenaga kerja baru yang paling
memenuhi syarat. Pernyataan yang terlalu umum seperti itu sering
menempatkan pencari tenaga kerja pada posisi yang sulit karena
sukarnya menerjemahkan keinginan para manajer itu dalam praktek
rekruitmen.2)Sering dalam mengelola sumber daya manusia pengertian
berpengalaman sekian tahun diidentikkan dengan memiliki masa kerja
sekian tahun. Padahal kedua hal tersebut berbeda sekali. Artinya,
jika seseorang tidak bertumbuh dalam kemampuan, keterampilan dan
kematangan jiwa, seseorang bisa saja mempunyai masa kerja
bertahun-tahun, tetapi sesungguhnya yang bersangkutan tidak punya
pengalaman apa-apa.3)Mencari tenaga kerja yang sudah berpengalaman
memerlukan waktu, tenaga dan mungkin juga biaya yang besar. Oleh
karena itu perlu diyakini benar terlebih dahulu bahwa pengalaman
yang dipersyaratkan itu benar-benar dituntut oleh pekerjaan yang
sedang lowong.4)Tenaga kerja yang sudah berpengalaman akan menuntut
imbalan yang cukup tinggi berdasarkan harapan dan persepsi yang
bersangkutan tentang imbalan yang wajar diterimanya. Jika tidak,
yang bersangkutan sangat mungkin tidak berminat bekerja pada
organisasi yang berusaha merekrutnya.5)Jika ternyata kemudianbahwa
tenaga kerja baru itu dipekerjakan pada satuan kerja yang tidak
menuntut pengalaman seperti dipersyaratkan pada waktu direkrut,
sangat mungkin tenaga kerja baru itu akan bosan atau bahkan tidak
bertahan lama dalam organisasi. Jika hal seperti itu terjadi
berarti waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk merekrutnya
merupan pemborosan yang sulit dipertanggungjawabkan.Jelaslah bahwa
berbagai kendala yang mungkin dihadapi dalam rekruit tenaga kerja
baru harus dipertimbangkan secara matang karena hanya dengan
demikianlah waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan sepadan dengan
hasil yang dicapai, yaitu tersedianya tenaga kerja baru yang
memenuhi berbagai persyaratan dan tuntutan tugas yang akan
dilaksanakan. Manajemen memulai proses perekrutan dengan mengingat
uraian jabatan dan spesifikasi jabatan. Perekrutan tenaga kerja
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:a.InternalDengan cara
internal, calon pengisi posisi tertentu dicari dan diseleksi dari
tenaga kerja yang ada dalam organisasi saat ini. Cara ini memiliki
keuntungan. Pertama, tenaga kerja yang direkrut sudah memahami
organisasi dengan baik sehingga proses penyesuaian menjadi lebih
mudah dan kemungkinan berhasil semakin tinggi.Kedua, cara ini akan
mendorong semangat kerja, loyalitas, dan komitmen kerja yang
semakin tinggi.Ketiga,biasanya rekrutmen internal lebih murah
dibandingkan dengan cara eksternal. Rekrutmen internal juga
memiliki keuntungan, karena apabila satu orang dipromosikan maka
akan ada promosi berantai untuk jabatan-jabatan di bawahnya.
Rekrutmen ini dapat dilakukan melalui sistem informasi tenaga kerja
yang ada dalam organisasi atau melalui bagan pergantian untuk
tingkat manjemen yang lebih tinggi. Perekrutan ini dilakukan oleh
organisasi karena beberapa alasan, seperti untuk penyegaran
manajemen atau reformasi manajemen.
1)Job postingsSalah satu teknik rekrutmen dari dalam adalahjob
postings, dimana organisasi mengumumkan posisi jabatan yang kosong
dalam organissai sehingga memberikan peluang kepada pegawai untuk
bersaing secara sehat dengan mengajukan lamaran secara formal.
Kelebihan teknik ini adalah memberikan kesempatan yang sama pada
semua karyawan yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi calon dan
organisasi pun akan mempunyai banyak calon untuk dipilih. Adapun
kelemahan cara ini adalah waktu yang dibutuhkan lebih
lama.2)Referensi manajemenDalam cara ini rekrutmen dilakukan
melalui referensi dari karyawan lain dalam organisasi karena telah
mengetahui potensi dan keahlian karyawan yang direkomendasikanpada
manajemen untuk pekerjaanyang dimaksud. Kelebihannya, karyawan
telah mengenal karakter dan keterampilan kandidit, lebih cepat,
serta dari segi biaya lebih murah. Kelemahanya, manajemen tidak
mengenal orang-orang selainpegawai dalam organisasi yang mungkin
mempunyai keahlian yang lebih bervariasi dibandingkan dengan hanya
merekrut berdasarkan referensi karyawan sendiri. Juga mungkin
adanya diskriminasi. Sebab karyawan akan cenderung mereferensikan
teman-temannya sendiri yang memiliki sikap, sifat dan latar
belakang yang hampir sama.3)Serikat buruhTeknik ini masih sangat
jarang dipakai, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.
Tetapi metode ini sudah cukup sering diterapkan di negara maju,
dimana organisasi serikat buruh (union) memiliki kekuatan yang
solid dan mempunyai hak serta kedudukan yang sama dengan manajemen.
Untuk itu manajemen dengan organisasi buruh hendaknya mempunyai
visi yang sama dalam mencapai sasaran organisasi. Tujuan yang
berbeda tidak lagi menjadi suatu pertentangan yang
besar.b.EksternalPerekruten tenaga kerja eksternal berusaha menarik
tenaga kerja dari luar organisasi. Dapat dilakukan dengan
menggunakan iklan posisi pekerjaan melalui surat kabar atau
Universitas yang akan menghasilkan lulusan yang dihendaki. Proses
rekrutmen dapat menjadi mahal terutama banyak tenaga kerja baru
yang meninggalkan organisasi setelah kerja hanya satu atau dua
tahun. Organisasi akan rugi investasi pelatihan pada tenaga kerja
tersebut. Rekrutmen dengan cara lain adalah dengan bekerja sama
dengan lembaga swasta, baik formal maupun informal, departemen
tenaga kerja, atau kelompok swadaya masyarakat untuk merekrut calon
yang potensial.1.Iklan surat kabar dan majalahMedia ini sudah
sangat umum digunakan dan dikenal sebagai cara yang cukup efektif
untuk merekrut pelamar. Menggunakan metode ini membutuhkan dua
publikasi, yaitu penggunaan sarana media dan konstruksi iklan.
Iklan sebagai media untuk mencari pelamar yang potensial dapat
dengan mudah didapat. Namun kelemahannya organisasi akan dibanjiri
oleh panggilan orang yang mencari posisi pada iklan tersebut.
Penggunaan iklan bisa menyumbangkan terbentuknya citra organisasi.
Tetapi kadang-kadang diperlukan tenggang waktu yang lebih lama
untuk publikasi ini.
2.Agen tenaga kerja pemerintahAgen-agen tenaga kerja yang
dikelola pemerintah biasanya informasinya mudah dijangkau oleh
masyarakat yang membutuhkan pekerjaan, terutama yang bersifat tidak
terampil. Agen ini berfungsi sebagai penghubung antara pencari
kerja dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Calon pekerja
dapat mendaftar ke kantor tenaga kerja, sementara pencari tenaga
kerja memberitahukan lowongan kerja yang kosong. Kemudian kantor
tenaga kerja menginformasikan kepada pencari kerja bila terdapat
lowongan kerja yang cocok.3.Agen tenaga kerja swastaAgen tenaga
kerja swasta belum banyak berfungsi. Keberadaannya terbatas di
kota-kota besar yang diselenggarakan oleh konsultan dan lembaga
informasi sumber daya manusia. Lembaga swasta ini tidak hanya
mencari tenaga kerja terlatih tetapi juga menempatkan tenaga kerja
terlatih untuk memenuhi permintaan organisasi yang akan ditempatkan
pada level manajer.4.Sewa (Leasing)Teknik ini bisa dipakai pada
organisasi yang ingin melakukan penghematan dari segi anggaran
sumber daya manusia, seperti menghemat dana pensiun, asuransi,
insentif, atau tunjangan lainnya.5.Open hauseOrganisasi membuka
kesempatan pada orang luar di sekitar organisasi untuk datang
mengunjungi dan melihat fasilitas yang ada. Organisasi memberi
penjelasan tentang organisasi dan sejarah singkat organisasi. Cara
ini diharapkan dapat membuat orang tertarik untuk bekerja di
perusahan tersebut. Teknik ini lebih sesuai apabila organisasi
ingin menarik calon pelamar yang memiliki keahlian dan keterampilan
yang langaka dan terbatas. Metode ini sudah dicoba di Indonesia
dengan cara mengadakan kompetisi bisnis via
internet.6.NepotismePemberian jabatan kepada famili masih sering
dijumpai pada model perekrutan ini. Karena adanya ikatan keluarga
yang masih kuat maka biasanya lebih bisa dipercaya dalam pekerjaan
tugas. Namun kelemahannya pelamar ini belum tentu bisa menunjukkan
kemampuan yang cakap dalam bekerkja.7.Lembaga pendidikan dan
UniversitasRekrutmen dari Sekolah-Sekolah atau Universitas bisa
dilakukan dengan cara menjalin kerja sama dengan lembaga tersebut.
Caranya bisa dengan menyaring para lulusan terbaik Sekolah tersebut
untuk dicoba magang terlebih dahulu pada organisasi. Apabila memang
kinerja karyawan itu baik maka kontrak kerja bisa dilanjutkan.
Beberapa Sekolah Tinggi dan Universitas malahan kewalahan dalam
menerima permintaan perekrutan lulusan siswanya untuk ditempatkan
diorganisasi besar dengan gaji, fasilitas dan tunjangan yang
memadai.8.Perekrutan elektronik.Melalui internet, peluang
perusahaan untuk merektut karyawan yang berpotensi tinggi terbuka
luas. Ada banyak cara yang bisa dilakukan internet untuk proses
perekrutan. Metode perekrutan melalui internet ini merupakan metode
yang dirasakan paling efisien bagi perusahaan. Di samping
perusahaan ingin mencari tenaga kerja luar sesuai dengan yang
dibutuhkan perusahaan. Media ini dapat juga menjadi sarana promosi
perusahaan. Banyak perusaan skala besar yang memanfaatkan metode
perekrutan denganakses teknologiinformasi pada akhir ini.
4.2Tata Cara Perekrutan Agen Asuransi Pada PT AJB Bumiputera
1912 Banda AcehAdapun tata cara perekrutan agen asuransi pada PT
AJB BUMIPUTERA 1912 Banda Aceh adalah sebagai berikut :1. Tahap
seleksi yang sudah melamar, diintervew oleh Supervisor dan Kepala
Unit Pemasaran untuk mengetahui dan menjelaskan Job Desc seorang
agen asuransi;2. Posisi agen di PT AJB Bumiputera 1912 Banda Aceh,
merupakan mitra kerja bagian pemasaran yang dinamakan dinas luar/
marketing;3. Agen yang diperbolehkan oleh AAJI untuk melakukan
penjualan jasa asuransi harus mempunyai lisensi keagenan dari
lembaga pemerintah yang dinamakan AAJI;4. Untuk mendapatkan kartu
lisensi keagenan, calon mengikuti ujian yang difasilitasi oleh
tempat agen itu mendaftar;5. Setelah dinyatakan lulus dengan hasil
ujian tersebut, agen tersebut berhak melakukan penjualan polis
asuransi;6. Selanjutnya baru dibuat perjanjia kontrak kerja
pertahun (SPK) keagenan; dan7. Setelah semua selesai, agen
dipersilahkan untuk menjual asuransi.Uraian tugas para agen (orang
yang mencari nasabah untuk masuk ke asuransi) pada Asuransi Jiwa
Bersama Bumiputera Banda Aceh yaitu :a) Melakukan perencanaan dan
pengaturan kerja1. Menguasai pengetahuan tentang pasar, produk,
perusahaan pesaing, industri dan pengetahuan lain yang berhubungan
dengan bisnis asuransi jiwa serta sikap, pengetahuan dan
ketrampilan penjualan dan pelayanan;2. Mengatur waktu operasional
produksi, penagihan premi lanjutan serta pelayanan dalam bentuk
jadwal kegiatan harian, mingguan dan bulanan;3. Melakukan analisis
kegiatan untuk meningkatkan keberhasilan operasi berikutnya; dan4.
Menyiapkan sarana operasional yang disediakan kantor, antara lain
adalah surat penawaran, sales proposal dan brosur, serta
kliping-kliping yang dapat mendukung usaha penjualan.b) Melakukan
penjualan1. Mengenali potensi pasar;2. Membuat desain produk dan
membuat desain presentasi;3. Melakukan presentasi penjualan; dan4.
Membantu calon pemegang polis dalam menyelesaikan Medical Check Up
untuk melengkapi syarat penutupan.c) Melakukan penagihan premi1.
Menyusun dan membuat daftar nama pemegang polis yang potensial
secara up to date;2. Melakukan penagihan premi sesuai tanggal jatuh
tempo pembayaran;3. Membantu memberikan pelayanan kepada pemegang
polis.d) Memelihara hubungan baik dengan pemegang polis dengan
jalan1. Melakukan kunjungan berkala diluar jadwal penagihan;2.
Membantu keperluan pemegang polis yang tidak bertentangan dengan
kepentingan perusahaan;3. Menangani dan menyelesaikan
keluhan-keluhan pemegang polis.e) Melakukan pengamatan perkembangan
pasa1. Mencari dan mendapatkan informasi tentang perusahaan, produk
dan layanan pesaing;2. Mencari dan mendapatkan informasi aktual
tentang perkembangan lingkungan usaha dan potensi lain di wilayah
pasarnya.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1KesimpulanBerdasarkan hasil laporan yang telah penulis
lakukan, penulis mencoba membuat suatu kesimpulan yang berhubungan
dengan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya.1.
AJB Bumiputera merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional yang
pertama dan tertua di Indonesia. Perusahaan asuransi ini terbentuk
pada tanggal 12 Februari 1912, di Magelang, Jawa Tengah dengan nama
Onderlinge Levensverzekering Maatschappij PGHB disingkat dengan
OL.MIJ.2. Tata cara perekrutan agen asuransi pada PT AJB BUMIPUTERA
1912 Banda Aceh adalah sebagai berikut :a. Tahap seleksi yang sudah
melamar, diintervew oleh Supervisor dan Kepala Unit Pemasaran untuk
mengetahui dan menjelaskan Job Desc seorang agen asuransi;b. Posisi
agen di PT AJB Bumiputera 1912 Banda Aceh, merupakan mitra kerja
bagian pemasaran yang dinamakan dinas luar/ marketing;c. Agen yang
diperbolehkan oleh AAJI untuk melakukan penjualan jasa asuransi
harus mempunyai lisensi keagenan dari lembaga pemerintah yang
dinamakan AAJI;43
d. Untuk mendapatkan kartu lisensi keagenan, calon mengikuti
ujian yang difasilitasi oleh tempat agen itu mendaftar;e. Setelah
dinyatakan lulus dengan hasil ujian tersebut, agen tersebut berhak
melakukan penjualan polis asuransi;f. Selanjutnya baru dibuat
perjanjia kontrak kerja pertahun (SPK) keagenan; dang. Setelah
semua selesai, agen dipersilahkan untuk menjual asuransi.
5.2SaranBerdasarkan pembahasan yang telah disimpulkan di atas,
maka penulis menyarankan agar PT AJB Bumiputera 1912 Banda Aceh
dapat mempertahankan tata cara perekruitan agen yang baik, sehingga
meningkatkan kualitas perusahaan di masa yang akan datang.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdulkadir Muhammad, 2006.Hukum Asuransi Indonesia. Penerbit PT
Citra Aditya Bakti. Bandung.
Faustino Cardoso Gomes,2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
Ike Kusdyah Rachmawati,2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Penerbit Andi. Yogyakarta.
Sondang P. Siagian. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
45