BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carpal tunnel syndrome merupakan gangguan pada neuropati jepitan yang paling banyak dijumpai, yaitu terjebaknya nervus medianus di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan, dibawah fleksor retinakulum. Carpal tunnel syndrome spontan pertama kali dipublikasikan oleh Piere Marie dan C. Foix pada tahun 1913. Bermacam–macam istilah dipakai untuk menggambarkan keadaan klinis ini, Schulze 1893 memakai istilah parestesi akral (acroparaesthesia). Pada tahun 1938 istilah sindrom terowongan karpal (Carpal Tunnel Syndrome) diperkenalkan oleh Moersch. Sejak itu mulai dilakukan bermacam-macam tes provokasi untuk mempertajam penegakan diagnosis dan cara-cara penanganan serta pengobatannya. Carpal tunnel syndrome umumnya menyerang sistem saraf, akibat adanya tekanan pada saraf medial pada pergelangan carpal tunnel . Pada tahun 1995 Ellis, melaporkan bahwa penderita carpal tunnel syndrome di negara Amerika lebih dari 5 juta orang. Biasanya carpal tunnel syndrome ini diderita oleh pria dan wanita yang berusia antara 35 dan 55 tahun. Dan sekitar 500.000 ahli bedah tiap tahunnya mengoperasi penderita carpal tunnel syndrome. Umumnya wanita penderita carpal tunnel syndrome yang melakukan operasi 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Carpal tunnel syndrome merupakan gangguan pada neuropati jepitan yang
paling banyak dijumpai, yaitu terjebaknya nervus medianus di dalam
terowongan karpal pada pergelangan tangan, dibawah fleksor retinakulum.
Carpal tunnel syndrome spontan pertama kali dipublikasikan oleh Piere
Marie dan C. Foix pada tahun 1913. Bermacam–macam istilah dipakai untuk
menggambarkan keadaan klinis ini, Schulze 1893 memakai istilah parestesi
akral (acroparaesthesia). Pada tahun 1938 istilah sindrom terowongan karpal
(Carpal Tunnel Syndrome) diperkenalkan oleh Moersch. Sejak itu mulai
dilakukan bermacam-macam tes provokasi untuk mempertajam penegakan
diagnosis dan cara-cara penanganan serta pengobatannya.
Carpal tunnel syndrome umumnya menyerang sistem saraf, akibat adanya
tekanan pada saraf medial pada pergelangan carpal tunnel. Pada tahun 1995
Ellis, melaporkan bahwa penderita carpal tunnel syndrome di negara Amerika
lebih dari 5 juta orang. Biasanya carpal tunnel syndrome ini diderita oleh pria
dan wanita yang berusia antara 35 dan 55 tahun. Dan sekitar 500.000 ahli
kedalam tubuh semakin besar pula intensitasnya. Pada
frekuensi rendah penyerapan lebih sedikit daripada
frekuensi tinggi.
14
v. Bentuk gelombang
Bentuk gelombang dari ultra sound adalah continous
yaitu gelombang yang dihantarkan secara terus-menerus
dan interupted atau pulsa yaitu gelombang yang terputus,
dengan bentuk pulsa dan lamanya ditentukan oleh
karakteristik mesin yang digunakan.
vi. Media penghantar
Media penghantar harus memenuhi kriteria harus bersih
dan steril pada keadaan tertentu, tidak terlalu cair ( kecuali
metode sub aqual), tidak cepat terserap kuli, tidak
menyebabkan flek-flek, tidak menimbulkan iritasi kulit,
mudah meghantarkan ultra sound, transparan dan murah.
b) Efek dari ultra sound
i. Efek mekanik
Efek yang pertama kali didapat oleh tubuh adalah efek
mekanik. Gelombang ultra sound menimbulkan peregangan
dan perapatan didalam jaringan dengan frekuensi yang sama
dengan frekuensi dari ultra sound. Efek mekanik ini juga
disebut dengan micro massage. Pengaruhnya terhadap jaringan
yaitu meningkatkan permeabilitas terhadap jaringan dan
meningkatkan metabolisme.
Micro massage adalah merupakan efek teraputik yang
penting karena semua efek yang timbul oleh terapi ultra sound
diakibatkan oleh micro massage ini.
ii. Efek termal
Panas yang dihasilkan tergantung dari nilai bentuk
gelombang yang digunakan, intensitas dan lama pengobatan.
Bagian yang paling besar yang menerima panas adalah
jaringan antar kulit dan otot. Efek termal akan memberikan
pengaruh pada jaringan yaitu bertambahnya aktivitas sel,
vasodilatasi yang mengakibatkan penambahan oksigen dan
sari makanan dan memperlancar proses metabolisme.
15
iii. Efek biologi
Efek biologi merupakan respon fisiologi yang dihasilkan
dari pengaruh mekanik dan termal. Pengaruh biologi ultra
sound terhadap jaringan antara lain:
a. Memperbaiki sirkulasi darah
Pemberian ultra sound akan mengakibatkan
kenaikan temperatur dan vasodilatasi sehingga aliran darah
ke daerah yang diobati menjadi lebih lancar. Hal ini akan
memungkinkan proses metabolisme dan pengangkutan sisa
metabolisme serta suplai oksigen dan nutrisi menjadi
meningkat.
b. Rileksasi otot
Rileksasi otot akan mudah dicapai bila jaringan
dalam keadaan hangat dan rasa sakit tidak ada . Pengaruh
termal dan mekanik dari ultra sound dapat mempercepat
proses pengangkutan sel P (zat asam laktat) sehingga
dapat memberikan efek rileksasi pada otot.
c. Meningkatkan permeabilitas jaringan
Energi ultra sound mampu menambah permeabilitas
jaringan otot dan pengaruh mekaniknya dapat
memeperlunak jaringan pengikat.
d. Mengurangi nyeri
Nyeri dapat berkurang dengan pengaruh termal dan
pengaruh langsung terhadap saraf. Hal ini akibat
gelombang pulsa yang rendah intensitasnya memberikan
efek sedatif dan analgetik pada ujung saraf sensorik
sehingga mengurangi nyeri. Pengurangan rasa nyeri ini
diperoleh antara lain, perbaikan sirkulasi darah,
normalisasi dari tonus otot, berkurangnya tekanan dalam
jaringan, berkurangnya derajat keasaman.
16
e. Mempercepat penyembuhan
Ultra sound mampu mempercepat proses
penyembuhan jaringan lunak. Adanya peningkatan suplai
darah akan meningkatkan zat antibodi yang mempercepat
penyembuhan dan perbaikan pembuluh darah untuk
memperbaiki jaringan.
f. Pengaruh terhadap saraf parifer
Menurut beberapa penelitian bahwa ultra sound
dapat mendepolarisasikan saraf efferent, ditunjukkan
bahwa getaran ultra sound dengan intensitas 1,2 w/cm2
dengan gelombang kontinu dapat mempengaruhi eksitasi
dari saraf perifer. Efek ini berhubungan dengan efek
panas. Sedangkan dari aspek mekanik tidak teralu
berpengaruh.
Penggunaan ultra sound efektif dalam mengurangi nyeri karena
adanya pengaruh termal dan pengaruh langsung dari serabut saraf.
Nilai ambang rangsang nyeri meningkat setelah pemberian ultra
sound dengan intensitas 1 – 1,5 W/cm2 selama dua menit. Menurut
Midellamas dan Chatterje bahwa acut soft tissue injury dapat
membaik dengan diberikan ultra sound 1,5 MHz pada intensitas 0,5 -
1 watt/cm² selama 4 – 10 menit untuk jaringan superficial dan 1-2
watt/cm² untuk jaringan yang lebih dalam. Dengan gelombang
continous pada ultra sound pada intensitas 0,5 – 2 W/cm2 dan
frekuensi 1,5 MHz telah menghasilkan efek yang lebih efektif pada
jaringan superficial dari pada pemanasan dengan parafin dan
modalitas lainnya dalam hal mengurangi nyeri pada soft tissue injury
atau pada kondisi akut. Selain itu dengan berkurangnya nyeri maka
tidak terjadi hambatan dalam kontraksi otot dan kekuatan otot pun
bias meningkat, sehingga kemampuan menggenggam juga
meningkat.
17
Efek yang dihasilkan ultra sound salah satunya yaitu efek termal
yang akan mengakibatkan dilatasi pembuluh darah sehingga terjadi
peningkatan aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi yang
diperlukan untuk perbaikan jaringan. Selain itu proses pengangkutan
zat pengiritasi menjadi lebih lancar sehingga diperoleh efek rileksasi.
Dengan frekuensi 1 MHz efek thermal dari pemakaian ultra sound
dapat menembus jaringan hingga kedalaman 5 cm dari permukaan
kulit. Adanya pengaruh non termal dari ultra sound mampu
memberikan efek peningkatan permeabilitas jaringan kolagen dan
perubahan aktifitas seluler yang berperan dalam proses regenerasi
jaringan.
Nyeri spontan, tenderness, eritema, dan swelling setelah 10 kali
pengobatan selama 12 hari menunjukkan perbandingan yang berarti.
Sedang penelitian lain menunjukan bahwa dengan pemberian ultra
sound dengan dosis 1 watt/cm² dengan gelombang konstan selama 5
menit dapat meninggikan ambang rangsang. Penggunaan ultra sound
telah digunakan sejak 50 tahun yang lalu dan efek yang ditimbulkan
paling besar adalah efek biologi pada jaringan dengan frekuensi
tinggi dengan angka kesembuhan mencapai 73%.
b. Terapi Latihan
Terapi latihan merupakan salah satu pengobatan dalam
fisioterapi yang dalam pelaksanaanya menggunakan latihan-latihan
gerakan tubuh baik secara aktif maupun pasif. Dapat pula
didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mempercepat proses
penyembuhan dari suatu cidera yang telah merubah cara hidupnya
yang normal. Hilangnya suatu fungsi atau adanya hambatan dalam
melakanakan suatu fungsi dapat menghambat kemampuan dirinya
untuk hidup secara independen yaitu dalam melaksanakan aktifitas
kerja.
Terapi latihan pada carpal tunnel syndrome adalah resisted
active exercise. Resisted active exercise merupakan latihan yang
dilakukan dengan memberikan tahanan dari luar terhadap kerja otot
18
yang memebentuk suatu gerakan. Tahanan dari luar tersebut bisa
berasal dari tahanan manual ataupun mekanik. Apabila otot itu
berkontaksi dengan melawan suatu tahanan, maka ketegangan dalam
otot itu akan naik. Karena ketegangan otot bertambah ( bila melawan
melawan suatu tahanan) maka untuk memperkuat otot-otot dengan
menggunakan resistance. Tahanan yang dilaksanakan bisa
menggunakan tahanan manual, kantong pasir, per, dan karet.
Efek penggunaan resisted exercise adalah menaikkan kekuatan
dan daya tahan otot, memperbaiki ketidakseimbangan otot,
memperkembang koordinasi gerakan, memperbaiki kemampuan
fungsional, memperbaiki kondisi umum penderita.
Adapun cara melakukan latihan resisted active exercise adalah
pertam-tama pasien duduk di kursi dengan tangan disangga bantal dan
fisioterapis duduk berhadapan dengan pasien. Fisioterapis
membimbing pasien untuk melakukan gerakan latihan resisted active
exercise, yaitu:
1) Gerakan dorsi fleksi dan palmar fleksi
Posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah tersangga
penuh. Latihan diberikan pada pergelangan tangan kanan dan kiri.
Terapis menstabilisasi pada pergelangan tangan kemudian pasien
diminta menggerakkan ke arah dorsal dan palmar fleksi dan
terapis memberi tahanan ke arah palmar dan dorsal tangan dengan
aba-aba
“pertahankan disini…
tahan…
tahan…”. Selama 7 hitungan kemudian hitungan ke-8 pasien
rileks. Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien dengan
pengulangan 8 – 10 kali.
2) Gerakan ulnar deviasi dan radial deviasi
Ulnar deviasi :
Posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah tersangga penuh
dan pronasi dalam posisi netral. Latihan diberikan pada
19
pergelangan tangan kanan dan kiri terapis memfiksasi pada distal
lengan bawah dan pasien diminta menggerakkan tangan ke ulnar
dan terapis memberi tahanan ke arah dorsal tangan dengan aba-aba
“pertahankan disini…
tahan…
tahan…”. Selama 7 hitungan kemudian hitungan ke-8 pasien rileks.
Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dengan
pengulangan 8 – 10 kali.
Radial deviasi:
Posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah tersangga
penuh dan pronasi dalam posisi netral. Latihan diberikan pada
pergelangan tangan kanan dan kiri terapis memfiksasi pada distal
lengan bawah dan pasien diminta menggerakkan tangan ke radial
deviasi dan terapis memberi tahanan ke arah ulnar tangan dengan
aba-aba
“pertahankan disini…
tahan…
tahan…”. Selama 7 hitungan kemudian hitungan ke-8 pasien
rileks. Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dengan
pengulangan 8 – 10 kali.
Manfaat dari terapi latihan adalah untuk meningkatkan kekuatan
otot, meningkatkan kemampuan fungsional, meningkatkan peredaran
darah pada persendian dan nutrisi tulang rawan sendi dan
memperbaiki fungsi jaringan sekitar persendian akibat peradangan
atau perlengketan. Suatu percobaan membuktikan bahwa dengan
resisted exercise dengan pengulangan 1-8 kali dapat meningkatkan
kekuatan otot hingga 60% dan tidak terjadi hambatan dalam kontraksi
otot.
20
c. Edukasi untuk Penderita Carpal Tunnel Syndrome
Keberhasilan yang nyata dengan pemberian terapi ultra sound
dan terapi latihan pada kondisi carpal tunnel syndrome ini
dipengaruhi oleh beberapa factor pendukung. Faktor yang mendukung
keberhasilan terapi yang dilaksanakan berasal dari faktor terapis,
pemilihan modalitas yang efektif, serta faktor dari pasien sendiri.
Faktor dari terapis antara lain tingkat pengetahuan tentang carpal
tunnel syndrome yaitu proses patologis sampai intervensi terapi,
kemampuan fisioterapis dalam memilih dan melaksanakan program
terapi dan pemberian edukasi yang jelas dan benar kepada pasien.
Modalitas ultra sound dilakukan dalam keadaan baik sehingga dapat
memberikan efek terapi sesuai yang diinginkan. Sedangkan dari
pasien sendiri, dukungan dari pasien terhadap program terapi yang
telah ditetapkan, seperti edukasi sehingga dapat memberikan hasil
sesuai yang diharapkan.
Adapun edukasi yang dapat diberikan pada pasien adalah
misalnya tentang cara melakukan aktivitas sehari-hari yang benar dan
pemberian modalitas fisioterapi. Edukasi yang diberikan untuk
penderita carpal tunnel syndrome yaitu pasien diminta untuk
mengompres dengan air hangat pada kedua pergelangan sampai
telapak tangan kanan dan kiri sekitar 10 menit, menggerakkan kedua
pergelangan tangan sebatas nyeri pasien secara aktif dengan tujuan
pemperlancar peredaran darah dan mengistirahatkan kedua tangan saat
timbul nyeri dan juga jangan mengangkat beban berat yang
menimbulkan nyeri, serta melakukan latihan tangan seperti yang
diajarkan terapis tapi menggunakan tahanan kantong pasir, jangan
mengangkat beban berat yang menimbulkan nyeri, jangan
memaksakan bekerja secara berlebihan saat tangan merasa nyeri.
21
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Carpal tunnel syndrome merupakan neuropati jepitan yang paling banyak
dijumpai, yaitu terjebaknya nervus medianus di dalam terowongan karpal
pada pergelangan tangan, dibawah fleksor retinakulum. Penyakit ini umumnya
banyak diderita oleh wanita. Para ahli berpendapat bahwa faktor carpal tunnel
syndrome adalah faktor mekanik dan vaskuler, selain itu didukung oleh
kondisi medis dan etiologi.
Carpal tunnel syndrome umumnya menimbulkan gejala rasa nyeri pada
pergelangan tangan dan kelemahan pada jari. Penyakit ini dapat ditangani oleh
fisioterapis. Fisioterapis dapat menggunakan modalitas ultra sound dan teknik
gerakan latihan yaitu gerakan resisted active exercis, serta pemberian edukasi
untuk penderita carpal tunnel syndrome.
22
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. 2012. Fisioterapi. (online). (http:// id. wikipedia.org/wiki/Fisioterapi, diakses pada 17 Desember 2012 )
Risto. 2011. Carpal Tunnel Syndrome. (online). (http: / / www. artikel. indonesianrehabequipment.com/2012/06/carpal-tunnel-syndrome.html , diakses pada 18 Desember 2012 )
Wahyu. 2011. Carpal Tunnel Syndrome. (online). ( http : / / wahyuwahid. wordpress. Com /2011 /12 /20 /carpal-tanel-syndrome/, diakses pada 18 Desember 2012)
Maula. 2005. Diagnosis dan Terapi Sindroma Terowongan Karpal. (online).(http://neurology.multiply.com / journal / item / 33 / Diagnosis - dan - Terapi – sindroma - Terowongan -Karpal?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2aFitem , diakses pada 16 Desember 2012)
Rissingummah. 2011. Physiotherapy pada Carpal Tunnel Syndrome. (online) .(http://physio-upik.blogspot.com/2011/08/physiotherapy - pada - carpal -tunnel.html, diakses pada 18 Desember 2012)