Ar-Rahman Islamic School Edisi 04/2009 Mendidik Anak Cara Nabi Ibrahim Anak adalah anugerah sekaligus amanah. Anugerah Allah harus disyukuri kehadirannya dan amanah yang tidak boleh disia-siakan untuk dididik dengan sebaik-baiknya. Untuk mendapatkan generasi penerus yang saleh, yang harus menjadi saleh terlebih dahulu adalah kita, orang tua mereka. Adalah mustahil mendambakan anak kita menjadi saleh sementara kita sendiri tidak saleh. Bukankah mendidik anak harus dimulai dengan keteladanan? Anak belajar dari mencontoh. Karena itu, kita perlu belajar dari Ibrahim dan istrrinya dalam merndidik anaknya, Ismail dan Ishaq. Nabi Ibrahim dan Siti Hajar telah mendidik puteranya Ismail dengan sedemikian baik. Sebagai seorang isteri dari seorang suami yang aktif berjuang di jalan Allah dan meninggalkannya di satu lembah yang tandus dan tak berpenghuni, Siti Hajar memberikan perhatian kepada anaknya, Ismail dengan begitu baik, sehingga meskipun ia ha- rus berusaha mencari rezki sendiri yang dalam hal ini adalah mencari air, ia pergi hingga ke bukit Shafa, namun ia khawatir pada anaknya, maka ia pun berjalan kembali untuk melihat anaknya. Ketika dilihat anaknya dalam keadaan baik, ia pun menuju Marwa. Inilah yang kemudian disebut dengan Sa‟I dari Shafa ke Marwa sebanyak tujuh kali. Di samping itu Allah SWT juga mengabadikan perhatian dari orang tua yang begitu besar kepada anaknya ini dengan apa yang dikenal dengan Hi- jir Ismail, alias pangkuan Ismail, suatu tempat yang begitu mulia di Ka‟bah yang di situlah dahulu Ismail diasuh, dididik dan dibesarkan dalam pangkuan ibundanya, Siti Hajar. Beberapa hal yang perlu kita teladani dari Nabi Ibra- him dalam mendidik anaknya adalah: Cara 1: mendidik anak adalah mencari lingkungan yang Islami Bagi Nabi Ibrahim lingkungan itu adalah mendirikan Baitullah [rumah Allah]. Bagi kita adalah masjid [rumah Allah]. Maka, jika kita bertempat tinggal dekat dengan masjid atau anak -anak kita lebih sering ke masjid, merekapun akan mencintai masjid. Bukankah salah satu golongan yang mendapat naungan Allah di saat tidak ada lagi naungan adalah pemuda yang hatinya cenderung kepada masjid? Cara 2: mendidik anak agar mendirikan shalat. Nabi Ibrahim berdoa agar anak keturunannya tetap mendirikan shalat (QS Ibrahim:40). “Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” Mendirikan shalat ini merupakan karakter umat Mu- hammad saw. Shalat merupakan sesuatu yang sangat penting, mengingat Rasulullah saw memberikan arahan tentang keharu- san pembelajaran shalat kepada anak: suruhlah anak shalat pada usia 7 tahun, dan pukullah bila tidak shalat pada usia 10 tahun. Rasulullah saw membolehkan memukul anak di usia 10 tahun kalau dia tidak sholat, artinya ada masa 3 tahun untuk mendidik anak-anaknya untuk mengerjakan shalat. Cara 3: mendidik anak agar dapat menjemput rezki yang Allah telah siapkan bagi setiap orang. Anak dididik untuk memiliki life skill [keterampilan hidup] dan skill to life [keterampilan untuk hidup]. Rezki yang telah Allah siapkan. Setelah itu anak diajarkan untuk bersyukur. Cara 4: mendidik anak agar disenangi banyak orang. Orang senang bergaul dengan anak kita, seperti yang diperin- tahkan oleh Rasulullah saw: “Berinteraksilah dengan manusia dengan akhlaq yang baik” [HR. Bukhari]. Anak kita Teachers Corner Artikel November Bersambung ke hal : 2 teri yang sangat tepat mengingat guru-guru SD sedang menyiap- kan penyusunan soal-soal UAS semester 1. Pelatihan selama kurang lebih 2 jam ini, diakhiri tanya jawab. Alhamdulillah guru -guru dapat langsung menerapkan ilmu yang mereka dapat. Thanks a lot to Mr. Arief! Pagi! Salam ESQ, pada tanggal 13-15 November 2009, Mr Rafiq dan Mr. Kharis telah mengikuti training ESQ di Gd. Menara 165 Jl. TB. Simatupang Kav 1 Cilandak-Jakarta. Bagi Mr. Rafiq yang menjadi alumni ESQ angkatan ke-84, training ini sungguh pengalaman yang menggugah sisi spiritualisme un- tuk menemukan makna kebahagiaan yang hakiki. Bersama Mr. Kharis yang sudah lebih dahulu mengikuti training ini, keduanya berusaha berbagi pengalaman tersebut kepada rekan guru dan siswa-siswi SD AIS. Terima kasih kami sampaikan kepada para orangtua yang memberikan kesempatan terbaik ini, jazaakumullaahu khairan katsiiran. Sabtu, 21 November 2009, untuk kesekian kalimya Bp.Arif Firdaus memberikan pelatihan kepada guru-guru KB,TK dan SD AIS. Kali ini bukan pelatihan bahasa Inggris seperti biasa, melainkan materi pendidikan tentang Taxonomy Bloom. Ma-
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Ar-Rahman Islamic School Edisi 04/2009
Mendidik Anak Cara
Nabi Ibrahim
Anak adalah anugerah sekaligus amanah. Anugerah
Allah harus disyukuri kehadirannya dan amanah yang tidak
boleh disia-siakan untuk dididik dengan sebaik-baiknya. Untuk
mendapatkan generasi penerus yang saleh, yang harus menjadi
saleh terlebih dahulu adalah kita, orang tua mereka. Adalah mustahil mendambakan anak kita menjadi saleh sementara kita
sendiri tidak saleh. Bukankah mendidik anak harus dimulai
dengan keteladanan? Anak belajar dari mencontoh. Karena itu,
kita perlu belajar dari Ibrahim dan istrrinya dalam merndidik
anaknya, Ismail dan Ishaq. Nabi Ibrahim dan Siti Hajar telah
mendidik puteranya Ismail dengan sedemikian baik. Sebagai
seorang isteri dari seorang suami yang aktif berjuang di jalan
Allah dan meninggalkannya di satu lembah yang tandus dan
tak berpenghuni, Siti Hajar memberikan perhatian kepada
anaknya, Ismail dengan begitu baik, sehingga meskipun ia ha-
rus berusaha mencari rezki sendiri yang dalam hal ini adalah mencari air, ia pergi hingga ke bukit Shafa, namun ia khawatir
pada anaknya, maka ia pun berjalan kembali untuk melihat
anaknya. Ketika dilihat anaknya dalam keadaan baik, ia pun
menuju Marwa. Inilah yang kemudian disebut dengan Sa‟I dari
Shafa ke Marwa sebanyak tujuh kali. Di samping itu Allah
SWT juga mengabadikan perhatian dari orang tua yang begitu
besar kepada anaknya ini dengan apa yang dikenal dengan Hi-
jir Ismail, alias pangkuan Ismail, suatu tempat yang begitu
mulia di Ka‟bah yang di situlah dahulu Ismail diasuh, dididik
dan dibesarkan dalam pangkuan ibundanya, Siti Hajar.
Beberapa hal yang perlu kita teladani dari Nabi Ibra-
him dalam mendidik anaknya adalah:
Cara 1: mendidik anak adalah mencari lingkungan yang
Islami Bagi Nabi Ibrahim lingkungan itu adalah mendirikan
Baitullah [rumah Allah]. Bagi kita adalah masjid [rumah Allah].
Maka, jika kita bertempat tinggal dekat dengan masjid atau anak-anak kita lebih sering ke masjid, merekapun akan mencintai
masjid. Bukankah salah satu golongan yang mendapat naungan
Allah di saat tidak ada lagi naungan adalah pemuda yang hatinya
cenderung kepada masjid?
Cara 2: mendidik anak agar mendirikan shalat. Nabi Ibrahim berdoa agar anak keturunannya tetap
mendirikan shalat (QS Ibrahim:40). “Ya Tuhanku, jadikanlah
Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat,
Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”
Mendirikan shalat ini merupakan karakter umat Mu-
hammad saw. Shalat merupakan sesuatu yang sangat penting, mengingat Rasulullah saw memberikan arahan tentang keharu-
san pembelajaran shalat kepada anak: suruhlah anak shalat pada
usia 7 tahun, dan pukullah bila tidak shalat pada usia 10 tahun.
Rasulullah saw membolehkan memukul anak di usia 10 tahun
kalau dia tidak sholat, artinya ada masa 3 tahun untuk mendidik
anak-anaknya untuk mengerjakan shalat.
Cara 3: mendidik anak agar dapat menjemput rezki yang
Allah telah siapkan bagi setiap orang. Anak dididik untuk memiliki life skill [keterampilan
hidup] dan skill to life [keterampilan untuk hidup]. Rezki yang telah Allah siapkan. Setelah itu anak diajarkan untuk bersyukur.
Cara 4: mendidik anak agar disenangi banyak orang.
Orang senang bergaul dengan anak kita, seperti yang diperin-
tahkan oleh Rasulullah saw: “Berinteraksilah dengan manusia
dengan akhlaq yang baik” [HR. Bukhari]. Anak kita
Teachers Corner
Artikel
November
Bersambung ke hal : 2
teri yang sangat tepat mengingat guru-guru SD sedang menyiap-
kan penyusunan soal-soal UAS semester 1. Pelatihan selama
kurang lebih 2 jam ini, diakhiri tanya jawab. Alhamdulillah guru
-guru dapat langsung menerapkan ilmu yang mereka dapat.
Thanks a lot to Mr. Arief! Pagi! Salam ESQ, pada tanggal 13-15 November 2009,
Mr Rafiq dan Mr. Kharis telah mengikuti training ESQ di Gd.
Menara 165 Jl. TB. Simatupang Kav 1 Cilandak-Jakarta. Bagi
Mr. Rafiq yang menjadi alumni ESQ angkatan ke-84, training
ini sungguh pengalaman yang menggugah sisi spiritualisme un-
tuk menemukan makna kebahagiaan yang hakiki. Bersama Mr.
Kharis yang sudah lebih dahulu mengikuti training ini,
keduanya berusaha berbagi pengalaman tersebut kepada rekan
guru dan siswa-siswi SD AIS. Terima kasih kami sampaikan
kepada para orangtua yang memberikan kesempatan terbaik ini,
jazaakumullaahu khairan katsiiran.
Sabtu, 21 November 2009, untuk kesekian kalimya Bp.Arif
Firdaus memberikan pelatihan kepada guru-guru KB,TK dan
SD AIS. Kali ini bukan pelatihan bahasa Inggris seperti biasa,
melainkan materi pendidikan tentang Taxonomy Bloom. Ma-