PENGELOLAAN GANGGUAN PADA
AIRWAY AND VENTLATORY MANAGEMENT
Muh.Ramli
TUJUAN:
1. Mampu mengenali dan membebaskan sumbatan jalan napas.2. Mampu
memelihara jalan napas tetap bebas dan memberikan pernapasan
buatan
3. Mampu mengelola jalan napas dengan alat bantu dan memberikan
pernapasan buatan dengan alat
4. Mampu melakukan cricothyrotomy
PENGANTAR:
Apa itu jalan napas
Apa gunanya jalan napas
Mengapa jalan napas harus bebas
Mengapa jalan napas tergangu.
Bagaimana tahu jalan terganggu..
Bagaimnan agar jalan napas bebas..
MEMAHAMI
Anatomi jalan napas
Hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan jalan napas.
Kegunaan jalan napas.
PENERAPAN KLINIK.
Mengenal penderita dengan gangguan jalan napas
Melakukan upaya mengatasi gangguan jalan napas
JALAN NAPAS :
Salah satu komponen agar oksigen dapat bermanfaat untuk sel
tubuh.
TUJUAN PENGELOLAAN GANGGUAN PADA JALAN NAPAS.
Jalan napas bebas dari sumbatan
Udara dapat keluar masuk tanpa hambatan.
SEBAB GANGGUAN PADA JALAN NAPAS.
Benda asing yang masuk ke jalan napas
Jatuhnya pangkal lidah yang menutup jalan napas
Rusaknya jalan napas karena trauma
Tumor yang ada pada jalan napas..
TERTEKUK.
Gambar 1
TERSEDAK
Gambar 2BAGAIMANA MENGETAHUI GANGGUAN JALAN NAPAS:
Melihat gerak napas / pengembangan dada
Mendengar suara napas
Meraba aliran udara napas.
PENGELOLAAN GANGGUAN PADA JALAN NAPAS.A. TANPA MENGGUNAKAN
ALAT.1. MANIPULASI DENGAN MENGGUNAKAN TANGAN.HEAD TILT.
Baringkan Korban terlentang
Letakkan : Telapak tangan menahan dahi korban ke belakang
Letakkan jari telunjuk dan jari tengah menahan dagu kedepan.
Evaluasi jalan napas.
Gambar 3.
Catatan hati-hati pada korban dengan dugaan cedera leher.
CHIN LIFTJari jari telunjukdan jari tengah diletakkan dibawah
rahang.
Secara hati-hati dagu diangkat keatas untuk membawa kearah
depan
Ibu jari tangan yang sama menekan bibir bawah untuk membuka
mulut.
Ibu jari dapat juga diletakkan dibelakang gigi seri ( incisor
)bawah.
Secara bersamaan dagu dengan hati-hati diangkat.
Gambar 4.
JAW THRUST.
Baringkan Korban terlentang.
Sudah dilakukan head tilt dan chin lift namun jalan napas belum
bebas sempurna.
Dorong ramus vertikalis mandibula kiri dan kanan kedepan.
Sehingga barisan gigi bawah didepan barisan gigi atas.
Evaluasi jalan napas.
Gambar 5.2. MEMBERSIHKAN JALAN NAPAS DARI BENDA ASINGBENDA ASING
CAIR.
Baringkan Korban ,terlentang atau miring.
Bila mungkin kepala lebih rendah.
Dengan sapuan jari tangan dan mempergunakan bahan yang dapat
meresap cairan misalnya Kain, Kasa , kapas, tissue.
Memakai pipa , hisap dengan mulut.
Memakai pipa hisap dengan alat pengisap mekanik, elektrik.
Gambar. 6.
BENDA ASING PADAT
Baringkan korban terlentang
Buka mulutkorban
Terlihat benda asing padat segera ambil dengan sapuan jari atau
menggunakan alat pengait / penjepit.
Benda asing dapat tidak terlihat , terletak jauh didalam dapat
menyebabkan sumbatan total pada jalan napas.
Misalnya pada korban tersedak .
TERSEDAK ( CHOKING )
Pada korban tersedak sering dijumpai hal sebagai berikut:
Korban merasa tercekik..
Ada kaitan dengan makanan
Tidak dapat bicara, bernapas.
Muka sembab,biru.
Semula sadar kemudian tidas sadar..
PERTOLONGAN PADA TERSEDAK DAPAT DILAKUKAN SEBAGAI BERIKUT:
BACKBLOW / BACK SLAPS : dilakukan pada semua usia korban
BDOMINAL THRUST: Tidak dilakukan pada bayi, dewasa gemuk/
hamil..
CHEST THUST: dilakukan pada bayi, dewasa gemuk / hamil.
PERTOLONGAN TERSEDAK PADA ANAK > 8 TAHUN SEPERTI PADA
DEWASA.
BACK BLOW / BACK SLAPS
KORBAN DEWASA SADAR.
TEHNIK PERTOLONGAN
Seraya korban masih sempoyongan.
Rangkul dari belakang
1. Lengan menahan tubuh
Lengan yang lain melalukan BACK- BLOW/ BACK SLAPS
Pertahankan korban jangna sampai tersungkur
Berikan pukulan / hentakan keras 5 KAL:I , dengan kepalan (
genggaman tangan ) .PADA TITIK SILANG GARIS IMAGINASI TULANG
BELAKANG DAN GARIS ANTAR BELIKAT.
Usahakan benda asing dapat keluar..
BILA BELUM BERHASIL SECARA PELAN KORBAN AKAN MENGALAMI HIPOKSIA
DAN JATUH TIDAK SADAR
SEGERA BARINGKAN KORBAN TERLENTANG
LAKUKAN ABDOMINAL THRUST.
Gambar 7.
ABDOMINAL THRUST
KORBAN BERDIRI / KORBAN DEWASA SADAR.
TEHNIK.
Rangkul korban yang sedang sempoyongan dengan kedua lengan dari
belakang
Lakukan hentakan tarikan , 5 kali dengan menarik kedua lengan
penolong bertumpuk pada kepalan kedua tangannya tepat DITITIK
HENTAK YANG TERLETAK PADA PERTENGAHAN PUSAR DAN TITIK ULU HATI
KORBAN.
Usahakan benda asing keluar
BILA BELUM BERHASIL SECAA PELAN_PELAN KORBAN AKAN MENGALAMI
HIPOKSIA --- TIDAK SADAR.
Gambar 8ABDOMINAL THRUST
KORBAN TERBARING / KORBAN DEWASA TIDAK SADAR.
TEHNIKNYA.
Bila korban jatuh tidak sadar, segera baringkan terlentang
Penolong mengambil posisi seperti naik kuda diatas tubuh korban
atau disamping korban sebatas pinggul korban.Lakukan hentakan
mendorong 5 kali dengan menggunakan kedua lengan penolong bertumpu
tepat diatas titik hentakan ( daerah epigastrium ).
Yakinkan benda asing sudah bergeser atau sudah keluardengan cara
:
Lihat ke dalam milut korban, bila terlihat diambil
Bila tak terlihat, tiupkan napas mulut kemul;ut, sampil
memperhatikan bila tiupan dapat masuk paru-paru ,Dada mengembang
artinya, jalan napas telah terbuka
Sebaliknya bila tiupan tidak masuk artinya jalan napas masih
tersumbat ,segera lakukan ABDOMINAL THRUST LAGI ,dan seterusnya
Gambar 9BILA TIDAK BERHASIL PIKIRKAN SIAPKAN/ LAKSANAKAN :
KRIKOTIROTOMI
DISUSUL TRAKEOSTOMI.
TERSEDAK PADA BAYI
TANDA-TANDA
Berkaitan dengan makanan / minum susu
Bayi rewel, merintih
Kesulitan bernapas.
Muka sembab.
TEHNIK PERTOLONGAN :
BACK BLOW /BACK SLAPS
CHEST THRUST
BERGANTIAN.
Telungkupkan bayi diatas 1 Lengan penolong, usahakan mulut bayi
terbuka ditahan jari tengah penolongi
Bahu bayi ditahan ibu jari dan jari kelingking penolong
Tubuh bayi telungkup diatas lengan penolong.
Usakan bayi posisis telungkup dengan kepala lebih rendah.
LAKUKAN BACK BLOW / BACK SLAPS dengan memberikan hentakan halus
5 kali pada titik hentakan dengan menggunakan tumit telapak
tangan..
SEGERA TERLENTANGKAN MENYILANG DIATAS KEDUA PAHA PENOLONG
YAKINKAN BENDA ASING TELAH BERGESER DENGAN MELIHAT KEDALAM MULUT
BAYI BILA TERLIHAT ----
AMBILSebaliknya bila tidak terlihat tiupkan NAPAS MULUT KE MULUT
DAN HIDUNGBila tiupan tidak masuk paru-paru artinya benda asing
tetap ditempat.
LAKUKAN CHEST THRUST 5 KALI dengan menggunakan jari telunjuk dan
jari tengah diatas TULANG DADA TEPAT 1 JARI DIBAWAH GARIS IMAGINASI
ANTAR PUTTING SUSU.Periksa lagi, tiup lagi tidak masuk TENGKURAPKAN
BACK BLOW / BACK SLAPS TERLENTANGKAN PERIKSA MULUT TIUP LAGI
DST
Gambar 10.
CARA PENGELOLAAN JALAN NAPAS DENGAN ALAT BANTU.
Bila pengelolaan gangguan jalan napas tanpa menggunakan alat
belum berhasil mencapai jalan napas bebas sempurna maka dapat
digunakan Alat-a;at bantu jalan napas antara lain:
OROFARING
NASOFARING
INTUBASI ENDOTRAKEAL
KRIKOTIROTOMI
TRAKEOSTOMI.
TEHNIK MEMASANG ALAT BANTU PIPA OROFARING.
Melalui mulut hingga faring.
Hanya dipasang korban tidak sadar, dimana reflekss muntah tidak
ada
Pilih ukuran yang tepar ( dari sudut mulut ke kanalis auditivus
eksterna )
Baringkan korban terlentang buka mulut baringkan korban
terlentang buka mulut masukkan PIPA ORO FARING dengan lengkung
menghadap kelangit langit korban
Segera pipa orofaring diputar sehingga lengkungan menghadap
kelidah , dorong pelan-pelan hingga seluruh PIPA OROFARING di dalam
rongga mulut
Atur pangkal PIPA OROFARING yang keras terletak diantra kedua
barisan gigi korban yang akan berfungsi sebagai penahan gigitan
gigi
Evaluasi apakah jalan napas sudah bebas.
Gambar 11.
PEMASANGAN PIPA OROFARING PADA BAYI DENGAN BANTUAN SPATEL
LIDAH
Masukkan pipa OROFARING dengan arah lengkung menghadap lidah
langsung dibawah penglihatan ( AWAS LANGIT-LANGIT BAYI MASIH
RAPUH.)
PEMASANGAN PIPA NASOFARING
Dapat digunakan pada korban pada korban sadar ataupuin tidak
sadar.
Dipasang melalui lubang hidung hingga faring tidak dianjurkan
pada korban cedera MUKA ( harus hati-hati )
Baringkan korban terlentang
Pilih ukuran yang cock untuk lubang hidung kiri atau kanan
Basahi dengan air atau pelicin
Masukkan pipa kelubang hidung
Sesuaikan pipa untuk lobang yang akan dimasukkan
Permukaan irisan ujung pipa mengarah septum septum nasi
Lengkung pipa selalu mengarah ke depan
Dorong hati-hati hingga seluruh pipa masuk rongga hidung.
Gambar 12.
INTUBASI ENDOTRAKEAL
ALAT :
Bantal tebal 10 12 cm
Laringoskop (, handle,blade,balon).
Stilet
Forsep Magil
Xilokain semprot.
Vasokonsriktor ( tetes untuk nasotraheal )
Plester
Pipa pengisap
Masker ,Bag O2
Tali pengikat.TEHNIK INTUBASI ORAOTRAKEAL MELALUI MULUT HINGGA
TRAKEA
Baringkan korban terlentang
Pakaikan bantal setebal 10-12 cm ( tidak ada dugaan cedera
leher)
Jelaskan pada korban yang sadar
Bila dimungkinkan preoksigenasi 100% O2
Alat pengisap lendir berfungsi baik
Monitoring fungsi vital ( EKG, pulse oxymeter bila ada)
Penolong pakai protektor ( bila ada )
Bila penderita sadar ditidurkan dengan obat pentotal atau
dormicum
Semua perlengkapan telah dicek dan berfungsi
LARINGOSKOPI.
Buka blade, cek lampu harus terang dan putih.
Masukan blade menyusur lidah korban, hingga ujung blade
dipangkal lidah korban
Geser blade ketengah, singkirkan lidah ke kiri
Ujung blade diorafaring, akan terlihat epiglotis
HANDLE diangkat
Usakan sumbu mulut, faring dan laring menjadi satu garis
lurus.
Lihat pita suara.kalau perlu pengisapan lendir INTUBASI. Pegang
handle dengan tangan kiri. pertahankan
Begitu pita suara terbuka
Masukkan pipa endottrakeal.
Kalau menggunakan stillet, stilet ditarik.
Pertahankan pipa endotrakeal pada tempatnya
Pasang pipa orafarings
Keluarkan blade, lepaskan dari hendelnya, bila digunkan lagi
segera dibersihkan
Hubungkan pipa endotrakeal dengan oksigen 100%
Cek posisi dengan mendengan mendengarkan suara paru kanan sama
dengan kiri.
Tiup balon pipa endotrakeal.
Plester pipa endotrakeal
Gambar 13INTUBASI NASOTRAKEAL
Intubasi nasotrakeal membutaa ( blind ) merupakan kontra
indikasi pada penderita aspnea dan fraktur maksilofasial yang berat
dan ada kecurigaan fraktur basis kranii
TEHNIK INTUBASI NASOTRAKEAL
-Syarat penderita harus napas spontan,ventilasi dan oksigenasi
yang cukup.
-Apabila penderita sadar, semprot lubang hidung dengan lidokain
spray
-Apabila dicurigai ada fraktur tulang leher minta asisten
menjaga immobilisasi kepla dan leher secara manual
-Lumasi pipa nasotrakeal dengan gel anestika lokal dan masukkan
pipa kedalam lubang hidung.
-Dorong pipa pelan-pelan tetapi pasti kedalam lobang hidung,
kearah atas hidung ( untuk menghindari concha inferior yang besar )
dan kemudian kebelakang dan kebawah nasofaring. Lengkungan pipa
harus sesuai untuk memudahkan masuknya lorong yang melengkung.
Sewaktu pipa melewati hidung dan ke nasofaring, harus dibelokkan
kebawah untuk masuk kedalam aring
Begitu pipa telah masuk ke faring, dengarkan aliran udara yang
berasal dari pipa endotrakeal . Dorong pipa sampai suara aliran
udara maksimal, yang memberi kesan ujung pipa berada pada depan
trakea.Sampil mendengarkan gerakan udara, pastikan saat inhalasi
dan drong pipa dengan cepat . Apabila penempatan pipa tidak
berhasil ulangi prosedur dengan menekan kartilago tiroid .
Kembangkan balon secukupnya sehingga tidak bocor.
Periksa letak pipa dengan cara memberi ventilasi dan
mendengarkan suara napas kiri dan kanan.
NEEDLE CRICOTHYROIDOTOMY
Dapat dilakukan dengan menggunakan jarum ,.
Indikasi karena tidak dimungkinkan pengelolaan jalan napas
dengan cara intubasi lewat mulut / hidung misalnya cedera
maksilofasial, cedera larings, edema jalan naoas, tersedak, tumor
di jalan napas atas, cedara tulang leher..
TEHNIK PELAKSANAAN.
Jelaskan pada korban ( yang sadar )
Baringkan korban terlentang
Tentukan letak membran kritiroid
Tusuk dengan jarum abbocat No 14 atau No 16 .dengan arah 45
derajat kebawah sambil diaspirasi.
Yakinkan jarum masuk trakea
Dorong pelan-pelan 1 2 mm
Cabut jarum logam tinggalkan jarum plastiknya
Pertahankan jangan lepas.
Segera sambungkan dengan oksigen
Untuk membuat jet ventilation : Beri ventilasi berkala dapat
dicapai dengan menutup lubang terbuka dengan ibu jari selama 1
detik dan membukanya selama 4 detik.Setelah ibu jari dilepaskan
dari lubang selang , terjadi ekshalsis pasif
PaO2 yang adekuat dapat dipertahankan selama hanya 30 45 menit
dan penumpukan CO2 dapat terjadi.
Lakukan auskultasi dada untuk mengetahui ventilasi cukup.
Gambar 14.SURGYCAL CRICOTHYROIDOTOMY
Setiap tindakan krikotirotomi harus segera dipikirkan,
disiapkan, dilaksanaknan SURGYCAL CRICOTHYROIDOTOMY.
TEHNIK .
Dengan menambah anestesi lokal
Lebarkan tempat tusukan jarum kricotiromi dengan pisau
Perlebar lubangnya dengan memutar pangkal pisau.
Pasang kanula trakeostomi atau pipa endotrakeal ukuran
kecil..
Bersihkan darah atau lendir yang ada dengan pengisap.
Ikat kanula dengan pita yang telah disediakan.
Gambar.15.
PENGELOLAAN GANGGUAN PADA FUNGSI
PERNAFASAN
( PEMBERIAN VENTILASI BUATAN)
TUJUAN:
Pernapasan buatan adalah upaya membawa masuk oksigen ke dalam
paru dengan memberikan tekanan positip sebagai pengganti fase
inspirasi aktif, CO2 terbawa keluar pada fase ekshalasi yang
berjalan pasif pada saat pemberian tekanan positif dihentikan.
PENDAHULUAN
Proses ventilasi normal membawa masuk oksigen udara ( 21%) dan
mengeluarkan CO2 alveoli ( 5%) serta sisa O2 kira-kira 14%. Pada
pasien dengan hipoventilasi berat dimana minute volume terlalu
rendah, pemberian O2 saja tidak akan membawa kebaikan Mekanika
napas itu sendiri ( gerak turun diafragma dan mengembangnya rongga
dada ) perlu ditunjang agar cukup banyak O2 terbawa masuk ke
alveoli dan dihembuskan keluar cukup banyak CO2.
Pada tachypnea walaupun menunjukkkan Minute Volume yang besar
tidak berarti bahwa Alveolar ventilasinya memadai. Adanya
Anatomical dan Physiological dead space justru menyebabkan turunnya
efektifitas ventilasi.
TEHNIK NAPAS BUATAN
1.Mulut penolong ke mulut/ hidung penderita.
2.Mulut penolong ke masker pada korban
3.Ambu-bag / self inflamating bag.
4.Jacksen- Rees dan Alat anestesi dengan reservoir O2
5. Ventilator.
TEHNIK VENTILASI BUATAN
Untuk pertolongan tanpa alat khusus maka mulut penolong yang
terlatih dapat meniupkan 800 1200 ml udara ekshalasi ke paru
pasien. Tehnik yang disepakati para ahli resusitasi sekarang untuk
meniup ( menghembus ) lebih sedikit, lebih partlahan dan memberi
jeda 2 napas agar terjadi ekshalsi sempuina. Selama penghembus,
mata memperlihatikan sampai samapi dada tampak terangkat , lalu
tiupan dihentikan. Tiupan tyerlalu besar dan terlalu cepat ,
cenderung meningkatkan tekanan udara hingga mudah terbuka sphinter
cardia dan udara dihembus masuk lambung.1. TEHNIK VENTILASI DARI
MULUT PENOLONG ke MULUT / HIDUNG KORBAN
Jika tiupan diberikan ke mulut pasien, maka hidung harus ditutup
dan sebaliknya berlaku kal;au tiupan diberikan lewat hidung pasien
mulut ditutup . Mulut penolong melingkup mulut atau hidung pasien
dan udara ditiupkan. Untuk ekshalasi mulut penolong dilepaskan.Pada
tiupan posisis pembebasan jalan napas tetap dipertahankan .
Gambar 162. TEHNIK VENTILASI DARI MULUT PENOLONG ke MASKER.
Dengan makin bertambahnya ancaman penularan penyakit hepatitis
dan HIV maka timbul desaskan kuat untuk mencegah penularan antara
pasien dengan penolongnya. Pernularan dapat dicegah jik dihindari
kontak antara penolong ( bibir ) dengan pasien misalnya cara
penolong meniupkan udara napas ke masker ( sungkup ) yang
melingkupi mulut dan hidung pasien.Cara lain dengan memasang face
barrier dari plastik tipis dan lubang jalan napas udara berfungsi
sebagai katub satu arah yang mencegah udara eksshalasi pasien
mengenai penolong lagi.
Gambar 17AMBU BAG ( SELF INFALATING BAG )
Alat ini terdiri dari kantong karet elastis yang jika dipijat (
dipompa ) memberikan sejumlah udara , jika dilepas akan otomatis
menggembung kembali , siap untuk dipompalagi ( self inflatring
).Kantong ini tetap dapat bekerja meskipun tanpa suplai oksigen.
Kalau ada oksigen dapat ditambah untuk meningkatkan kadar dalam
udara napas. Bagian lainnya adalah sebuah katub satu arah yang
mengatur arah bebas, tidak lewat kantong lagi ( mencegah
rebreathing CO2 dan kontaminasi kantong ) Kerugian alat ini adalah
kadar oksigen dalam udara inspirasi hanya akan mencapai 60 80 %
saja meskipun ditasmbah dari O2 dari luar.
Gambar.18JACKSON-REES, ALAT ANESTESI DENGAN RESERVOIR O2
Alat ini terdiri dari kantong karet elastiss yang dikembangkan
dengan aliran oksigen 10 12 lpm . Setelah dipijat untuk memberikan
gas inhalasi , kantong akan diisi oleh aliran oksigen lagi . Alat
ini mutlak tergantung dari oksigen. Keuntungannya adalah kadar
oksigen inspirasi dapat diberikan sampai 100% . Sistem Jacksen Rees
tidak menggunakan katub. Pada dasarnya semua alat anestesi inhalasi
dapat dignakan untujk memberikan napas buatan
VENTILATOR
Alat mekanik ini akan memompa udara masuk secara aktif dan
memberikan intermitten Positive Pressure
Ventilation ( IPPV ) Ekshalasi berlangsung pasif saat inhalasi
berhenti Tenaga penggeraknya adalah listerik atau gas bertekanan
tinggi .Mekanisme kerjanya dapat secara pressure- cycle, volume
cycle atau time cycle.Ventilator yang baik harus smple, mudah
diatur dan dapat diandalkan konsistensinya dosis napas buatan yang
diberikan
Pasien harus ditolong dulu dengan oksigen 100% sampai emua
fungsi vital stabil, baru kadar oksigen dapat dirunkan bertahap
dengan pemantauan saturasi O2 ( SpO2 ) atau pemeriksaan gas
darah.
Setting awal ventilator meliputi:
Volume tiao napas ( tidal volume ) 8 10 ml / kg BB atau 500 800
ml atau
Volume emenit ( menit volume ) 8 10 liter per menit.
Frekwensi napas 12 20 kali permenit.
Tekanan maksimum 40 cm H2O
Kaar oksigen 100 %
Setelah diberi napas buatan 10 15 menit, setting dapat diubah.
Jika tekanan darah sangat menurun , minute volume dapat dikurangi
25%, sementara hipotensi dicari penyebabnya ( tension pneuthirax
atau hiopvolemik,)
WASPADA
1. Napas buatan itu memasukkan udara dengan tekanan positif (
lebih tinggi dari tekanan udara luar ) ke paru-paru yang mungkin
sudah sakit. Tekanan yang terlalu tinggi mudah menyebabkan
barotrauma.yang menimbulkan kerusakan dari tingkat sel pneumocyte
II, produksi surfactant, produksi cytokines sampai kejadian
pneumothorax. Tetapi tanpa napas buatan pasien tidak menerima
oksigen yang sangat dibutuhkan. Setiap pemberian pernapasan buatan
harus disertai antisipasi dan kewaspadaan timbulnya
pneumothorax.
2. Napas buatan tanpa intubasi trakea mudah menerobos masuk ke
lambung menyebabkan distensi, regurgitasi isi lambung dan akhirnya
menyebabkan aspirasi ke paru
3. Jika napas buatan diperlukan lebih lama dari 3 4 jam, udara
inhalasi harus dilembabkan dengan uap air ( menggunakan humidifer )
karena oksigen tanki itu sangat kering.
122