Page 1
i
AIR COOLER DENGAN MEMPERGUNAKAN AIR YANG
DIDINGINKAN MESIN PENDINGIN
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin
Diajukan oleh :
Jerry Gustaaf Talarima
NIM : 115214059
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
ii
WATER COOLER USING WATER COOLED COOLING
MACHINE
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirement
to obtain the Sarjana Teknik degree
in Mechanical Engineering
by
Jerry Gustaaf Talarima
Student Number : 115214059
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
vi
ABSTRAK
Pada zaman sekarang ini kenyamanan menjadi suatu tuntutan
hidup. Kenyamanan di dalam beraktivitas didapatkan dengan tersedianya
lingkungan yang bersih, sejuk, dan bebas polusi. Tujuan dari penelitian ini
adalah memodifikasi air cooler yang ada di pasaran dengan menggunakan
air yang didinginkan mesin pendingin, mengetahui karakteristik dari air
cooler dan mengetahui peningkatan efisiensi dari air cooler tersebut.
Variasi penelitian dilakukan terhadap kondisi fluida air cooler
dengan air cooler menggunakan fluida air yang didinginkan mesin
pendingin dan air cooler menggunakan air biasa. Pengambilan data
dilakukan pada setiap kecepatan setiap 15 menit sebanyak 2 data.
Dari penelitian didapatkan (a) Air Cooler dimodifikasi dengan baik
Sehingga dapat bersaing dengan air cooler yang ada di pasaran. (b)
Karakteristik dari air cooler yang dibuat dengan 2 variasi penelitian
kondisi udara mendapatkan hasil efisiensi terbaik dari air cooler
menggunakan air yang didinginkan mesin pendingin, meliputi :
Kondisi udara kering masuk TdBout = 29,50 , kondisi udara basah masuk
TwBin = 24,50 , kondisi udara kering keluar TwBout = 25,40 , kondisi
udara basah keluar TwBout = 23,50 , dan dengan efisiensi (η) = 74,55%
Kata kunci: pendingin, evaporative cooler, air cooler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala
rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Teknik
di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata
Dharma. Skripsi ini membahas mengenai modifikasi dan efisiensi air cooler yang
dapat dijadikan refrensi untuk penggunaan air cooler dalam kehidupan sehari –
hari dengan harga yang terjangkau dan perawatan yang mudah.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skrispi ini melibatkan banyak
pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sudi Mungkasi, Ph. D., Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen
Pembimbing Skripsi.
3. Ir. Rines, M.T., Dosen Pembimbing Akademik.
4. Frengky Charles Talarima dan Ellen Talarima selaku orang tua yang
memberikan motivasi dan semangat paling kuat serta membiayai penulis
dalam menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.
5. Charly Billy Talarima, Hendrico Paul Talarima dan Claudia Anatasya
Serafim Talarima sebagai kakak kandung dan adek kandung penulis.
6. Anastasya Puji Astuti, Vinna Marcelia Tamaela, Yosep Dwi Nugroho dan
Yohanes Ragil sebagai teman seperjuangan sekaligus teman dekat penulis.
7. Tiara Erlina Ngili sebagai kekasih yang selalu memberikan semangat dan
motivasi penulis selama ini.
8. Alex Christian Ngili dan Herlince Erni Ngili Radja yang selalu memberikan
semangat dan motivasi penulis selama ini.
9. Teman – temankos, Bikers HTCI dan teman gereja yang selalu memberikan
penghiburan penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
TITLE PAGE ................................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... Iv
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... V
ABSTRAK .................................................................................................... Vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ Vii
KATAPENGANTAR ............................................................................... Viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. X
DAFTAR TABEL ......................................................................................... Xiii
DAFTARGAMBAR ................................................................................. Xvii
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah ................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 3
1.4 Batasan Masalah ................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................ 4
BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ...... 6
2.1 Dasar teori ................................................................ 6
2.1.1 Air Cooler (Evaporative Cooler) .................................. 6
2.1.1.1 Tipe Desain Air Cooler (Evaporative Cooler)................ 6
2.1.1.2 Bagian-Bagian Air cooler................................................
2.1.1.3 Komponen Utama Mesin Pendingin…………………..
2.1.1.4 Siklus Kompresi Uap ………………………………….
8
12
17
2.1.2 Pendinginan Evaporative .............................................. 20
2.1.3 Sifat-sifat Udara Basah ................................................ 24
2.1.3.1 Temperatur Bola Kering (dry bulb temperature)
(dB)................................................................... 24
2.1.3.2 Temperatur Bola Basah (wet bulb temperature)
(wB)............................................................................... 24
2.1.3.3 Kelembaban Spesifik (spesifik humidity) (w)............... 24
2.1.3.4 Kelembaban Relatif (relatife humidity) (RH)............... 25
2.1.3.5 Temperature Dew - point (Ta)........................................ 25
2.1.3.6 Volume Spesifik (v)....................................................... 26
2.1.3.7 Entalpi Udara (h).......................................................... 26
2.1.4 Psychrometric Chart .................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xi
2.1.5 Efisiensi Pendinginan Evaporative .............................. 29
2.1.6 Faktor Pertimbangan Dalam Pemilihan Sistem
Penyegaran Udara ....................................................... 31
2.2 Tinjauan Pustaka .......................................................... 32
BAB III PEMBUATAN ALAT............................................................ 37
3.1 Persiapan ..........................................................................
3.1.1 Komponen Utama ……………………………………….
3.1.2 Komponen Utama Mesin Pendingin ……………………
3.1.3 Sarana dan Alat yang digunakan ……………………….
3.1.4 Langkah – langkah Pembuatan mesin Air Cooler ………
3.1.5 Cara Kerja Air Cooler …………………………………...
37
37
42
46
47
49
3.1.6 Pengujian Alat Air Cooler ............................................... 50
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 51
4.1 Objek Penelitian ................................................................... 51
4.2 Skematis Pengujian .............................................................. 51
4.3 Variasi Penelitian ................................................................. 52
4.4 Peralatan Pengujian ............................................................ 53
4.5 CaraMemperoleh Data ........................................................ 57
4.6 Cara Mengolah Data ............................................................ 58
4.7 Cara Menyimpulkan ............................................................ 59
BAB V HASIL PENGUJIAN, PERHITUNGAN DAN
PEMBAHASAN ....................................................................... 60
5.1 Hasil Pengujian ..................................................... 60
5.1.1 Pengujian Air Cooler Dengan Menggunakan Air Yang
Didinginkan Mesin Pendingin....................................... 60
5.1.2 Pengujian Air Cooler Dengan Menggunakan
Air Biasa........................................................................... 62
5.1.3 Pengujian Air Cooler Dengan Air Yang Didinginkan
Mesin Pendingin Dengan Kondisi Udara Masuk Di
Kondisikan Bersuhu Tinggi ……………………………. 64
5.1.4 Pengujian Air Cooler Dengan Menggunakan Mesin
Pengering Dengan Air Biasa............................................ 66
5.2 Perhitungan ……………………………………………. 67
5.2.1 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Dengan Menggunakan
Air Yang Didinginkan Mesin Pendingin …………….… 67
5.2.2 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Dengan Menggunkan
Air Biasa …………………………………………….. 68
5.2.3 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Dengan Menggunkan
Mesin Pengering Dengan Air Yang Didinginkan
Mesin Pendingin........................................................... 69
5.2.4 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Dengan Menggunakan
Mesin Pengering Dengan Air Biasa………………….. . 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xii
5.2.5 Perhitungan Air Cooler ………………………………. 70
5.3 Analisa Data ................................................................ 77
5.3.1 Pengaruh Kecepatan Aliran Udara Terhadap 63
Efisiensi Air Cooler .......................................................
5.3.2 Pengaruh Kecepatan Aliran Udara Terhadap Efisiensi
Air Cooler……………………………………………..
78
5.3.3 Pengaruh Kecepatan Aliran Udara Terhadap
Efisiensi Air Cooler .......................................................
79
5.3.4 Membandingkan Air Yang Didinginkan Mesin
Pendingin Dengan Air Biasa ………………………….
80
5.3.5 Pengaruh Kecepatan Aliran Udara Terhadap………….. 81
5.3.6 Pengaruh Kecepatan Udara Terhadap Efisiensi Air
Cooler ………………………………………………..
82
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................
6.1 Kesimpulan ...........................................................................
83
6.2 Saran .....................................................................................
84
DAFTARPUSTAKA .................................................................................. 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data hasil penelitian untuk berbagai kondisi air cooler dan kondisi
kecepatan udara Low................................................................................. 57
Tabel 4.2 Data hasil penelitian untuk berbagai kondisi air cooler dan kondisi
kecepatan udara Medium........................................................................... 58
Tabel 4.3 Data hasil penelitian untuk berbagai kondisi air cooler dan kondisi
kecepatan udara High............................................................................... 58
Tabel 5.1 Hasil pengujian menggunakan air yang didinginkan mesin pendingin
kecepatan kipas Low................................................................................ 61
Tabel 5.2 Hasil pengujian menggunkan air yang didinginkan mesin pendingin
kecepatan kipas Medium......................................................................... 61
Tabel 5.3 Hasil pengujian menggunkan air yang didinginkan mesin pendingin
air, kecepatan kipas High......................................................................... 62
Tabel 5.4 Hasil pengujian menggunakan air biasa
kecepatan kipas Low............................................................................. 62
Tabel 5.5 Hasil pengujian menggunkan air biasa
kecepatan kipas Medium......................................................................... 63
Tabel 5.6 Hasil pengujian menggunkan air biasa
kecepatan kipas High............................................................................... 63
Tabel 5.7 Hasil pengujian menggunkan mesin pengering dengan air yang
Didinginkan mesin pendingin
kecepatan kipas Low........................................................................... 64
Tabel 5.8 Hasil pengujian menggunkan mesin pengering dengan air yang
Didinginkan mesin pendingin
kecepatan kipas Medium......................................................................... 65
Tabel 5.9 Hasil pengujian menggunkan mesin pengering dengan air yang
Yang didinginkan mesin pendingin
kecepatan kipas High.............................................................................. 65
Tabel 5.10 Hasil pengujian menggunakan mesin pengering dengan air biasa
kecepatan kipas Low.............................................................................. 66
Tabel 5.11 Hasil pengujian menggunakan mesin pengering dengan air biasa
kecepatan kipas Medium.......................................................................... 66
Tabel 5.12 Hasil pengujian menggunakan mesin pengering dengan air biasa
kecepatan kipas High.............................................................................. 67
Tabel 5.13 Hasil perhitungan menggunakan air yang didinginkan mesin
Mesin pendingin kecepatan kipas Low............................................... 71
Tabel 5.14 Hasil perhitungan menggunakan air yang didinginkan mesin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiv
kecepatan kipas Medium........................................................................ 71
Tabel 5.15 Hasil perhitungan menggunakan air yang didinginkan mesin
kecepatan kipas High.............................................................................. 72
Tabel 5.16 Hasi lperhitungan menggunakan air biasa,
kecepatan kipas Low............................................................................. 72
Tabel 5.17 Hasil perhitungan menggunakan air biasa,
kecepatan kipas Medium....................................................................... 73
Tabel 5.18 Hasil perhitungan menggunakan air biasa
kecepatan kipas High............................................................................. 73
Tabel 5.19 Hasil penghitungan menggunakan mesin pengering dengan air yang
Didinginkan mesin pendingin, kecepatan kipas Low.......................... 74
Tabel 5.20 Hasil penghitungan menggunakan mesin pengering dengan air yang
Didinginkan mesin pendingin, kecepatan kipas Medium...................... 74
Tabel 5.21 Hasil penghitungan menggunakan mesin pengering dengan air yang
Didinginkan mesin pendingin, kecepatan kipas High........................... 75
Tabel 5.22 Hasil penghitungan menggunakan mesin pengering dengan air biasa
Kecepatan kipas Low............................................................................. 76
Tabel 5.23 Hasil penghitungan menggunakan mesin pengering dengan air biasa
Kecepatan kipas Medium......................................................................... 76
Tabel 5.24 Hasil penghitungan menggunakan mesin pengering dengan air biasa
Kecepatan kipas High................................................................................ 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Direct evaporative cooling....................................................... 7
Gambar 2.2 Indiract evaporative cooling.................................................... 8
Gambar 2.3 Casing air cooler..................................................................... 9
Gambar 2.4 Blower atau fan......................................................................... 9
Gambar 2.5 Cooling pad ......................................................................... 10
Gambar 2.6 Pompa air................................................................................ 10
Gambar 2.7 Filter .................................................................................... 11
Gambar 2.8 Water distribution line............................................................ 11
Gambar 2.9 Evaporator ....................................................................... 12
Gambar 2.10 Kompresor hermetic ………………………………………… 14
Gambar 2.11 Kondensor.............................................................................. 15
Gambar 2.12 Pipakapiler............................................................................ 16
Gambar 2.13 Filter ..................................................................................... 16
Gambar 2.14 Skematik mesin pendingin siklus kompresi uap ………….. 17
Gambar 2.15 Diagram P-h siklus kompresi uap ……………………….. 17
Gambar 2.16 Diagram T-s siklus kompresi uap ………………………… 18
Gambar 2.17 Proses pendinginan evaporative .......................................... 23
Gambar 2.18 Rangka diagram psikometrik ………………………………. 28
Gambar 2.19 Delapan proses thermodinamika dasar ................................... 29
Gambar 3.1 Rumah atau Casing ................................................................. 37
Gambar 3.2 Blower atau fan …………………………………………. 38
Gambar 3.3 Cooling Pad.......................................................................... 39
Gambar 3.4 Pompa aquarium................................................................... 40
Gambar 3.5 Water Distribution Line........................................................ 40
Gambar 3.6 Selang pompa aquarium.......................................................... 41
Gambar 3.7 Filter udara.......................................................................... 41
Gambar 3.8 Kompresor............................................................................. 42
Gambar 3.9 Kondenser.............................................................................. 43
Gambar 3.10 Pipakapiler......................................................................... 44
Gambar 3.11 Evaporator............................................................................... 44
Gambar 3.12 Filter........................................................................................ 45
Gambar 3.13 Obeng dan Gunting................................................................. 46
Gambar 3.14 Cutter dan Stopwatch.......................................................... 47
Gambar 3.15 Termometer dan Termocopel............................................. 47
Gambar 3.16 Pompa aquarium 12 wat........................................................ 48
Gambar 3.17 Selang aquarium ..................................................................... 48
Gambar 4.1 Skema rangkaian alat............................................................. 51
Gambar 4.2 (a) Termometer bola kering dan (b) termometer bola basah... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xvi
Gambar 4.3 Roll kabel listrik.................................................................... 54
Gambar 4.4 Termokopel dan penampil suhu digital.................................. 55 Gambar 4.5 Kalkulator …………………………………………………… 55
Gambar 4.6 Alat tulis …………………………………………………….. 56
Gambar 4.7 Stop watch ………………………………………………………... 56
Gambar 4.8 Anemometer …………………………………………………. 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini kenyamanan didalam beraktivitas merupakan
salah satu tuntutan kebutuhan hidup hampir semua manusia.Tidak hanya orang-
orang yang berkucukupan yang memerlukan, tetapi juga parapelajar agar dapat
belajar dengan baik, dan para karyawan agar dapat memaksimalkan hasil
kerja.Setiap rumah hunian juga memerlukan kenyamanan untuk menjaga
kenyaman beraktivitas bersama keluarga.Kenyamanan di dalam beraktivitas dapat
dicapai dengan tersedianya lingkungan yang bersih, sejuk, dan bebas dari
polusi.Tentu keadaan yang seperti ini sudah sangat jarang ditemukan di
lingkungan tempat tinggal kita, khususnya daerah perkotaan yang memiliki
kualitas udara buruk/kotor.
Udara kotor dapat disebabkan karena adanya berbagai macam polusi
udara. Polusi udara ini dapat disebabkan dari berbagai macam sumber, yaitu asap
knalpot kendaraan bermotor, asap rokok, asap dari pabrik-pabrik yang beroperasi,
asap pembakaran sampah, bakteri/virus, bau keringat manusia. Berbagai macam
upaya telah dilakukan manusia untuk mengurangi udara panas dan kotor, contoh
yang banyak digunalan adalah AC (Air Conditioner) danair cooler.
AC (Air Conditioner) bekerja dengan cara mensirkulasikan udara dalam
satu ruangan melewati bagian evaporator yang terdiri dari pipa-pipa dan sirip-sirip
pendingin dimana gas pendingin (freon) mengalir. AC (Air Conditioner)
sangatmudah didapatkan di toko-toko elektronik, dan udara dingin yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
2
dihasilkan bervariatif sesuai kebutuhan. Namun AC (Air Conditioner) mempunyai
beberapa kekurangan yang cukup merugikan yaitu selain memerlukan daya listrik
yang besar penggunaan freon sebagai cairan pendingin sangat merusak
lingkungan karena mengikis lapisan ozon yang juga sebagai salah satu
penyumbang terbesar pemanasan global yang saat ini sudah mulai dirasakan
dampaknya. Jika dibandingkan dengan air cooler maka semua kekurangan dari
AC (Air Conditioner) dapat diatasi karena air cooler selain hanya membutuhkan
daya yang kecil juga lebih ramah lingkungan.
Prinsip kerja air cooler hampir sama dengan AC (Air Conditioner) tetapi
udara dilewatkan pada suatu ruangan melewati suatu pad dimana pad berfungsi
sebagai tempat mengalir air yang nantinya akan menghasilkan udara dingin dan
sekaligus sebagai penyaring udara kotor. Pendingin udara ini bekerja dengan cara
mensirkulasikan air secara terus – menerus dan menjadikan air dari aliran air
menjadi butira – butiran air yang kemudian menguap untuk menurunkan
temperature udara air cooler lebih menguntungkan dibandingkan AC (Air
Conditioner). Adapun keuntungannya adalah lebih ramah lingkungan karena
mempergunakan cairan pendingin air, mudah perawatannya dan Penggunaan daya
listrik yang jauh lebih rendah karena hanya menggunakan kipas angin dan pompa
dibandingkan dengan Air Conditioner (70watt – 80watt). Sedangkan Air
Conditioner untuk yang 1/2 PK saja butuh daya hingga 260 watt - 300
watt.Perawatan yang cenderung lebih mudah dan murah, cukup dengan
bermodalkan sikat gigi yang dibasahi air untuk membersihkan filter udaranya, dan
untuk kisi-kisi airnya hanya perlu dibersihkan dengan menyemprotkan air keran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
3
secara merata tanpa perlu penggunaan cairan pembersih.Dilihat dari segi
ekonomipun air cooler lebih murah dibandingkan dengan AC (Air Conditioner).
Kerugian dari penggunaan air cooler adalah pendinginan udaranya bersifat lokal,
lebih ribet karena harus mengisi air dan membekukan ice pack.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tantang air cooler. Tujuan penelitian untuk mendapatkan suhu
penurunan udara dinginyang dihasilkan.3
1.2 Rumusan Masalah
Air cooler yang berada di pasaran masih dimungkinkan untuk dinaikkan
nilai efisiensinya atau masih dimungkinkan untuk diturunkan suhu udara keluar
dari air cooler. Bagaimana menemukan salah satu solusi untuk meningkatkan
efisiensi air cooler yang ada di pasaran?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Merancang dan membuat Air Cooler yang mempergunakan air yang
didinginkan mesin pendingin.
b. Mengetahui beberapa karateristik Air Cooler yang meliputi:
1.Kondisi udara keluar dari Air Cooler, untuk berbagai kondisi
2. Efisiensi mesin air cooler, untuk berbagai kondisi kecepatan high,
kecepatan medium dan kecepatan low
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
4
1.4Batasan masalah
Batasan masalah yang diambil dalam pembuatan penelitian alat:
a. Air cooler yang dipergunakan, memakai salah satu air cooler standar yang ada
di pasaran.
b. Air cooler bekerja dengan menggunakan air yang didinginkan oleh mesin
pendingin.
c. Mesin pendingin bekerja dengan siklus kompresi uap.
d. Kompresor mesin pendingin memiliki daya ½ PK, dengan jenis kompresor
hermetic, seperti yang ada di pasaran.
e. Panjang pipa kapiler dari mesin pendingin 150 cm dengan diameter 0,028 inci
( 0,71 mm ) dari bahan tembaga.
f. Evaporator dan kondensor mempergunakan evaporator dan kondensor standar,
sesuai dengan besarnya daya kompresor.
g. Ada 3 kecepatan udara yang dipergunakan di dalam variasi penelitian:
kecepatan high, kecepatan medium dan kecepatan low
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tentang peralatan air cooler ini adalah:
a. Mempunyai pengetahuan dalam pembuatan air cooler yang dikombinasikan
dengan mesin pendingin.
b. Dapat dipakai sebagai contoh air cooler yang dipergunakan oleh kalangan
masyarakat luas, dengan efisiensi yang lebih baik.
c. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah kasanah ilmu pengetahuan
tentang air cooler yang dapat di tempatkan di perpustakaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
6
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Air Cooler
Air Cooler merupakan sebuah mesin pendingin yang menggunakan prinsip
evaporative cooling. Pendinginan evaporative atau secara teknik disebut dengan
pendinginan adiabatik adalah suatu proses pengkondisian udara yang dilakukan
dengan membiarkan kontak langsung antara udara dengan uap air sehingga terjadi
perubahan panas dari panas sensibel menjadi panas laten. Pada daerah yang
beriklim panas dan kering seperti Amerika Serikat dan beberapa negara lain,
penggunaan air cooler dapat dilihat pada sebagian atau seluruh bangunan yang ada
pada daerah tersebut karena air cooler dapat mereduksi seperempat dari
penggunaan energi refrigeran air conditioner.
2.1.1.1Tipe Desain Air Cooler (Evaporative Cooler)
A. Direct evaporative cooling
Direct evaporative cooling merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mendinginkan udara dengan sangat sederhana. Sebuah unit pendingin
menguapkan uap air secara mekanik dengan menggunakan kipas angin untuk
menarik udara melalui membrane yang dibasahi, atau pad, yang menyediakan
permukaan yang luas untuk penguapan air ke udara. Air disemprotkan di bagian
atas pad sehingga dapat menetes ke dalam membran dan terus menjaga membran
dalam keadaan basah. Setiap kelebihan air yang menetes keluar dari bagian bawah
membrane dikumpulkan dalam bak penampungan air kemudian diedarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
7
kembali ke atas.Prinsip kerja evaporativecooling dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Udara dari luar (outdoor air) dialirkan secara paksa menggunakan supply fan
melalui cooling pad yang dijaga tetap basah dengan cara mengalirkan air dari
bagian atas cooling pad sehingga sebagian panas sensibel dari udara dipindahkan
ke air dan menjadi panas laten yang menyebabkan suhu udara menjadi dingin.
(Karpiscak, 1994, p.3)
Gambar 2.1 Direct evaporative cooling
B. Indirect evaporative cooling
Indirect evaporative cooling merupakan proses mendinginkan tanpa
meningkatkan kelembaban spesifik (w). Sistem indirect, lebih mahal dan
mengkonsumsi energi yang lebih banyak jika dibandingkan dengan menggunakan
sistem direct evaporative cooler.Prinsip kerja dari sistem ini ditunjukkan pada
Gambar 2.2.Supplay fan mengalirkan udara luar (outdor air) hingga bersentuhan
dengan satu sisi permukaan heat exchanger yang dingin, yang didalamnya
mengalir udara (secondary air) yang suhunya relatif rendah. Setelah terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
8
perpindahan panas antara udara yang mengalir di luar heat exchanger dengan
udara yang berada di dalam melalui heat exchanger, udara yang di dalam suhunya
menjadi naik dan pada saat bersamaan pada sisi lain heat exchanger bersentuhan
dengan cooling pad sehingga terjadi proses direct evaporative cooling.
(Karpiscak, 1994, p.3)
Gambar 2.2.Indirect evaporative cooling
2.1.1.2Bagian-BagianAir cooler
Air Cooler terdiri dari beberapa bagian antara lain:
a. Rumah atau casing
Bagian yang merupakan frame atau rangka dari sebuah air cooler dan
berfungsi sebagai tempat melekatnya cooling pad, pompa, dan instalasi water
distribution.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
9
Gambar 2.3. Casing air cooler
b. Blower atau fan
Blower atau fan merupakan peralatan yang berfungsi mengalirkan udara
luar dengan prinsip perbedaan tekanan yang terjadi pada inlet dan outlet. Untuk
kapasitas mulai dari 1000 cm hingga 2000 cm digunakan fan tipe axial sedangkan
untuk kapasitas 3000 cm keatas digunakan blower tipe aliran sentrifugal.
Gambar 2.4. Blower atau fan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
10
c. Cooling pad
Cooling pad merupakan bagian yang berfungsi sebagai media pendingin.
Umumnya cooling pad terbuat dari bahan fiberglass, serat selulosa, atau aspen
wood fiber.
Gambar 2.5. Cooling pad
d. Pompa
Pompa berfungsi mensirkulasi air dari water tank (tempat penampungan
air). Pompa bekerja ketika udara dialirkan oleh fan melewati cooling pad dimana
pompa mengalirkan air dari water tank ke bagian atas cooling pad.
Gambar 2.6. Pompa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
11
e. Filter
Filter merupakan bagian yang berfungsi sebagai penyaring udara yang
akan menyaring partikel debu.
Gambar 2.7. Filter
f. Water distribution line
Water distribution line merupakan peralatan yang tepat terletak di bagian
atas dari cooling pad. Peralatan ini berfungsi mendistribusikan air agar seluruh
permukaan dari cooling pad dapat menerima aliran air sehingga seluruh
permukaan dapat dijaga tetap basah (E-source, 1995)
Gambar 2.8. Water distribution line
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
12
2.1.1.3 Komponen Utama Mesin Pendingin
Komponen utama mesin pendingin kompresi uap terdiri dari beberapa
komponen utama seperti: (a) evaporator, (b) kompresor, (c) kondenser dan (d)
pipa kapiler.
a. Evaporator
Evaporator adalah bentuk pipa yang dikonstruksi sedemikian rupa. Fungsinya
sebagai alat pendinginyang memiliki tekanan yang sangat rendah
didalamnya.Refrigeran cair yang berasal dari pipa kapiler atau keran ekspansi
berubah wujudnya menjadi gas ketika memasuki evaporator.Pipa evaporator ada
yang terbuat dari bahan tembaga, besi, alumunium atau dari kuningan.Namun
kebanyakan terbuat dari alumanium dan besi.
Gambar 2.9. Evaporato
b. Kompresor
Kompresor adalah suatu alat mekanis yang bertugas untuk
mengisap uap refrigeran dari evaporator kemudian menekannya (mengkompres)
sehingga suhu dan tekanan uap refrigeran tersebut menjadi lebih tinggi.
Ada 3 macam kompresor yang biasa digunakan dalam mesin pendingin
saat ini, yaitu kompresor torak, kompresor sentrifugal, dan kompresor rotary,
selanjutnya dari macam – macam kompresor tersebut dibagi dalam 3 kategori,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
13
yaitu: Kompresor jenis terbuka, kompresor jenis hermatik, kompresor jenis semi
hermatik.
1. Kompresor jenis terbuka (Open type compressor)
Jenis kompresor ini terpisah dari tenaga penggeraknya, dan masing –
masing bergerak sendiri dalam keadaan terpisah.Tenaga penggerak kompresor
umumnya motor listrik. Salah satu ujung poros engkol dari kompresor menonjol
keluar, sebuah puli dari luar dipasang pada ujung poros tersebut. Puli pada
kompresor berfungsi sebagai roda gaya yang digunakan sebagai daun kipas untuk
mendinginkan kondesor dan kompresor sendiri. Karena ujung poros keluar dari
rumah kompresor, maka harus diberi pelapis agar refrigeran tidak bocor keluar.
Keuntungan kompresor jenis terbuka:
Putaran kompresor dapat diubah dengan cara mengganti diameter puli.
Ketinggian minyak pelumas dapat diketahui dengan mudah.
Jika terjadi kerusakan dapat dengan mudah diketahui dan melakukan
penggantian komponen.
2. Kompresor jenis hermetik (Hermatic type compressor)
Jenis kompresor yang motor penggeraknya dan kompresornya berada
dalam satu rumahan yang tertutup. Motor penggerak langsung memutar poros dari
kompresor sehingga putaran motor penggerak sama dengan kompresor.
Keuntungan dari kompresor hermatik:
Bentuknya kecil dan harganya relatif terjangkau.
Tidak memakai tenaga penggerak dari luar sehingga tingkat kebisingan rendah.
Tidak memakai sil pada porosnya, sehingga jarang terjadi kebocoran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
14
Tidak memerlukan ruang penempatan yang besar.
Kerugian dari kompresor hermetik adalah:
Ketinggian minyak pelumas kompresor susah diketahui.
Kerusakan yang terjadi didalam kompresor sudah diketahui sebelum rumah
kompresor dibuka.
Digunakan pada mesin pendingin yang berkapasitas kecil.
Gambar2.10. Kompresor hermetik
3. Kompresor jenis semi hermetik
Kompresor semi hermetik adalah kompresor yang motor penggeraknya
berada satu rumah dengan housing kompresor tapi tidak dilas sehingga masih
bisa dibuka untuk perbaikan.
c. Kondensor
Kondensor adalah alat penukar kalor untuk mengubah wujud gas bahan
pendingin pada suhu dan tekanan tinggi menjadi wujud cair.Jenis kondensor
yangbanyak digunakan pada teknologi saat ini adalah kondensor dengan
pendingin udara.Kondensor seperti ini memiliki bentuk yang sederhana dan tidak
memerlukan perawatan khusus. Saat mesin pendingin bekerja, kondensor akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
15
terasa hangat bila dipegang.Agar proses perubahan wujud yang diinginkan ini
dapat terjadi, maka kalor atau panas yang ada dalam gas refrigeran yang
bertekanan tinggi harus dibuang keluar dari sistem.
Gambar 2.11. Kondensor
d. Pipa kapiler
Pipa kapiler adalah suatu pipa pada mesin pendingin baik itu air
conditioner, air cooler dll.Pipa kapiler ini adalah pipa yang paling kecil jika di
banding dengan pipa lainnya. Untuk pipa kapiler suatu mesin pendingin
berukurandiameter 0,028 inci (0,71mm). Kerusakan pada pipa kapiler di mesin
pendingin ini biasanya disebabkan karena pipa kapiler ini mengalami kebuntuan
akibat kotoran yang masuk dan juga oli. Gas refrigeran yang keluar dari
kompresor telah menjadi gas yang bertekanan kemudian mengalir melalu pipa-
pipa kondensor dan melewati proses penyaringan di filter setelah itu baru menuju
pipa kapiler. Penempatan pipa kapiler ini biasanya digulung untuk menghemat
tempat dengan menggunakan mal kapasitor agar tidak rusak (digulung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
16
melingkar).Pipa kapiler berfungsi sebagai alat untuk menurunkan tekanan,
merubah fase refrigeran dari cair menjadi fase campuran cair dan gas.
Gambar 2.12. Pipa kapiler
Filter adalah alat yang mempunyai fungsi menyaring kotoran – kotoran
yang berbentuk padat yang terbawa refrigeran yang berasal dari sistem itu sendiri
atau dari kotoran sisa pemotongan pipa tembaga pada proses pengelasan, dapat
juga dari korosi saluran pipa. Filter dipasang pada daerah bertekanan tinggi pada
ujung pipa kondensor yang menuju pipa kapiler dengan tujuan jika ada kotoran
atau ada udara yang terjebak dalam siklus tersebut akan tersaring terlebih dahulu
agar pipa kapiler tidak tersumbat.
Gambar 2.13. Filter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
17
2.1.1.4 Siklus Kompresi Uap
Gambar 2.13 menyajikan skematik mesin pendingin siklus kompresi uap.
Gambar 2.14 dan Gambar 2.15 menyajikan proses siklus kompresi uap pada
diagram P – H dan diagram T – S.
Gambar 2.14. Skematik mesin pendingin siklus kompresi uap
Gambar 2.15 Diagram P-h siklus kompresi uap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
18
Gambar 2.16. Diagram T-s siklus kompresi uap
Siklus kompresi uap pada Gambar 2.13, Gambar 2.14 dan Gambar 2.15
tersusun dari beberapa tahapan sebagai berikut: proses kompresi, proses
pendinginan dengan penurunan suhu, proses kondensasi, proses pendinginan
lanjut, proses ekspansi (proses penurunan tekanan), evaporasi, dan proses
pemanasan lanjut.
Proses yang terjadi pada siklus refrigerasi kompresi uap:
a. Proses kompresi (1-2)
Proses kompresi terjadi pada tahap 1-2 dari Gambar 2.14 dan Gambar2.15.
Refrigeran dalam bentuk uap panas lanjut masuk ke kompresor, kerja atau usaha
yang diberikan pada refrigeran a kan menyebabkan kenaikan pada tekanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
19
sehingga temperatur refrigeran akan lebih tinggi dari temperatur lingkungan
(refrigeran mengalami fasa superheated / gas panas lanjut)
b. Proses pendinginan suhu gas panas lanjut (2-2a)
Proses pendingin dari gas panas lanjut menjadi gas jenuh terjadi pada
tahap 2-2a dari Gambar 2.14 dan Gambar 2.15. Refrigeran mengalami penurunan
suhu pada tekanan tetap. Hal ini disebabkan adanya kalor yang mengalir ke
lingkungan, karena suhu refigeran lebih tinggi dari suhu lingkungan.
c. Proses kondensasi (2a-2b)
Proses kondensasi terjadi pada tahap 2a-2b dari Gambar 2.14 dan Gambar
2.15. Pada proses ini gas jenuh mengalami perubahan fase menjadi cair jenuh.
Proses berlangsung pada suhu dan tekanan tetap. Pada proses ini terjadi aliran
kalor dari kondensor ke lingkungan karena suhu kondensor lebih tinggi dari suhu
udara lingkungan.
d. Proses pendinginan lanjut (2b-3)
Proses pendinginan lanjut terjadi pada tahap 2b-3 dari Gambar 2.14 dan
Gambar 2.15. Pada proses pendinginan lanjut terjadi proses penurunan suhu
refrigeran dari keadaan cair jenuh ke refrigeran cair. Proses ini berlangsung pada
tekanan konstan. Proses ini di perlukan agar kondisi refrigeran keluar kondensor
benar- benar dalam fase cair.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
20
e. Proses penurunan tekanan (3-4)
Proses penurunan tekanan terjadi pada tahap 3-4 dari Gambar 2.14 dan
Gambar 2.15. Dalam fasa cair refrigeran mengalir menuju ke komponen pipa
kapiler dan mengalami proses penurunan tekanan dan penurunan suhu. Sehingga
suhu refrigeran lebih rendah dari temperatur lingkungan. Pada tahap ini fase
refrigeran berubah dari fase cair menjadi fase campuran: cair dan gas.
f. Proses evaporasi (4-4a)
Proses evaporasi terjadi pada tahap 4-4a dari Gambar 2.14 dan Gambar
2.15. Refrigeran dalam fasa campuran cair dan gas mengalir ke evaporator dan
kemudian menerima kalor dari lingkungan yang akan didinginkan sehingga fasa
dari refrigeran berubah seluruhnya menjadi gas jenuh. Proses berlangsung pada
tekanan yang tetap, demikian juga berlangsung pada suhu yang tetap.
g. Proses pemanasan lanjut (4a-1)
Proses pemanasan lanjut terjadi pada tahap 4a-1 dari Gambar 2.14 dan
Gambar 2.15. Pada saat refrigeran meninggalkan evaporatorrefrigeran kemudian
mengalami proses pemanasan lanjut. Dengan adanya proses pemanasan lanjut fase
refrigeran berubah dari fase gas jenuh menjadi gas panas lanjut. Dengan demikian
refrigeran sebelum masuk kompresor benar – benar dalam fase gas. Proses
2.1.2 Pendinginan Evaporative
Proses pendinginan evaporative atau secara teknik disebut dengan proses
pendinginan adiabatik adalah suatu proses pengkondisian udara yang dilakukan
dengan membiarkan kontak langsung antara udara dengan air, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
21
terjadiperpindahan panas dan perpindahan massa antara keduanya. Temperatur
bola kering udara akan menurun dalam proses ini, dan panas sensibel yang
dilepaskan digunakan untuk menguapkan sebagian butiran air. Apabila selang
waktu kontak air dan udara mencukupi, maka udara akan mencapai kondisi
saturasi. Ketika kondisi equilibrium tercapai, temperatur air menurun hingga sama
dengan temperatur bola basah udara. Secara umum akan diperoleh bahwa
temperatur bola basah udara sebelum dan sesudah proses adalah sama karena
proses terjadi di sepanjang garis bola basah (TwB) yang konstan.
Beberapa fakta yang terjadi dalam proses pendinginan udara dengan cara
saturasi adiabatik :
a. Hanya terjadi perpindahan panas internal, jumlah panas sensibel yang
dilepaskan adalah sama dengan jumlah panas laten yang diterima, dan jumlah
panas total dari udara yang melalui pendinginan adalah konstan.
b. Temperatur bola basah adalah konstan, temperatur bola kering turun, dan
temperatur dew point naik.
c. Titik-titik air pada pad basah pada air cooler akan dengan sendirinya
menyesuaikan pada temperatur bola basah. Apabila titik-titik air yang masuk
pada pendinginan memiliki temperatur lebih rendah daripada temperatur bola
basah, maka mula-mula temperatur titik-titik air tersebut akan naik hingga
mencapai temperatur bola basah kemudian baru menguap. Apabila titik-titik air
yang masik pada pendingin memiliki temperatur lebih tinggi daripada
temperatur bola basah, maka temperatur titik-titik air itu akan turun hingga
mencapai temperatur bola basah oleh karena terjadinya penguapan. Temperatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
22
air yang akan masuk ke pendingin hanya memiliki pengaruh yang sangat kecil
terhadap efisiensi pendinginan oleh karena panas untuk pendingin 1 kg air
hingga mencapai temperatur bola basah biasanya kurang dari 23,29kJ,
sedangkan panas yang akan diserapnya ketika menguap adalah sebesar
1118,3kJ.
d. Kuantitas pendinginan udara yang dihasilkan adalah berbanding secara lurus
terhadap jumlah air yang menguap.
e. Apabila kondisi udara jenuh tercapai, maka temperatur bola kering dari udara
yang keluar dari pendingin adalah sama dengan temperatur bola basah dan
sama dengan temperatur dew-point. Namun bagaimanapun juga, kondisi udara
100% jenuh jarang sekali dapat dicapai, dan udara yang meninggalkan
pendingin walaupun memiliki batas temperatur bola basah sebagai batas peling
rendah, namun sesungguhnya tidak benar-benar mampu mencapai temperatur
itu. Dari pengertian diatas, dapat diturunkan persamaan untuk menyatakan
proses saturasi adiabatik dari campuran udara – uap air, yaitu jumlah panas
sensibel yang dilepas adalah sama dengan jumlah panas laten yang diserap,
atau secara matematis untuk satu satuan massa udara, dapat dinyatakan dengan
persamaan (2.1) :
(ca + cw) ( Tdb – Twb) = Lv (ws – w) (2.1)
pada Persamaan (2.1)
ca = panas jenis udara kering, kJ/kg.K
cw = panas jenis uap air, kJ/kg.K
ws = kelembaban spesifik udara setelah proses, kJ/kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
23
w = kelembaban spesifik udara sebelum proses, kJ/kg
TdB = temperatur bola kering, K
TwB = temperatur bola basah, K
Lv = panas laten penguapan air , kJ/kg
Syarat agar proses pendinginan evaporative dapat berlangsung dengan
baik adalah kondisi lingkungan yang panas dan kering, yaitu lingkungan yang
memiliki suhu tinggi dan temperatur bola basah yang relatif rendah. Dibandingkan
dengan pendinginan sistem refrigerasi, pendinginan evaporative jauh lebih murah.
Biaya awal yang dikeluarkan untuk membuat sebuah sistem pendinginan
refrigerasi untuk ukuran yang sama, dan energi listrik yang dibutuhkan untuk
pengoprasian alat pendingin evaporative pada umumnya kurang dari satu per lima
kali dari energi yang dibutuhkan untuk alat pendingin refrigerasi. Hal inilah yang
membuat alat pendingin evaporative menjadi pilihan yang disukai di daerah
dengan kondisi udara lingkungan yang mengijinkan.
Gambar 2.17. Proses pendinginan evaporative
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
24
2.1.3 Sifat-sifat Udara Basah
2.1.3.1 Temperatur Bola Kering (dry bulb temperature) (TdB)
Temperatur bola kering adalah temperatur udara yang ditunjukkan oleh
termometer biasa. Informasi ini cukup sederhana, namun tidak mampu
memberikan keterangan yang lengkap karena temperatur bola kering hanya
menyatakan derajat kandungan panas sensibel dari suatu substansi, tidak
menyatakan kandungan panas laten di dalam udara.
2.1.3.2 Temperatur Bola Basah (wet bulb temperature) (TwB)
Penjelasan sederhana mengenai temperatur bola basah adalah temperatur
paling rendah yang mampu ditunjukkan oleh termometer yang „bola‟nya dililit
dengan kain atau sumbu basah ketika termometer diletakkan di tempat yang
dilalui aliran udara. Panas laten penguapan ditentukan oleh temperatur bola basah,
bukan temperatur bola kering karena penguapan aktual terjadi pada pembacaan
temperatur bola basah. Ketika udara yang tidak jenuh berhembus melalui
termometer bola basah, air dari permukaan yang dibasahi akan menguap, dan
panas laten yang diserap oleh proses penguapan air menyebabkan turunnya
temperatur yang ditunjukkan oleh termometer. Pada kondisi kesetimbangan,
temperatur yang ditunjukkan oleh termometer akan konstan. Temperatur inilah
yang disebut dengan temperatur bola basah.
2.1.3.3 Kelembaban Spesifik (spesifik humidity) (w)
Kelembaban spesifik (w) didefinisikan sebagai massa uap air tiap satuan
massa udara kering dalam campuran tertentu pada temperatur bola kering
(dB)tertentu saat menyatakan kandungan uap air sebenarnya dalam udara. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
25
mengetahui besar kelembaban spesifik (w) dapat ditentukan dengan melihat
Psychrometric Chart dinyatakan dengan skala vertikal yang terletak pada batas
kanan dari diagram.
2.1.3.4 Kelembaban Relatif (relatife humidity) (RH)
Udara bebas akan selalu mengandung uap air, dan apabila udara tersebut
mengandung seluruh uap air yang mampu dibawanya, maka dikatakan bahwa
udara tersebut mengalami kondisi jenuh. Pada temperatur yang rendah, sangat
sedikit uap air yang dibutuhkan untuk membuat udara menjadi jenuh, dan pada
temperatur yang tinggi diperlukan banyak uap air untuk membuat udara menjadi
jenuh. Dengan demikian, apabila tiba-tiba temperatur udara turun maka sebagian
uap air tersebut akan mengembun. Akan tetapi udara tidak selalu berada pada
kondisi jenuh, udara pada umumnya berada pada keadaan dibawah titik jenuh.
Kelembaban relatif merupakan ukuran dreajat kejenuhan udara pada temperatur
bola kering (dB) tertentu. Besaran ini menyatakan prosentase kejenuhan udara.
RH = 100% berarti udara dalam keadaan jenuh dan RH = 0% berarti udara dalam
keadaan kering sempurna. RH didefinisikan sebagai rasio antara tekanan parsial
aktual uap air dengan tekanan parsial saturasi uap air pada temperatur bola kering
tertentu. Untuk mengetahui nilai RH dapat dilihat pada Psychrometric Chart.
2.1.3.5 Temperature Dew-point (Tdp)
Jika udara didinginkan, maka kemampuan udara untuk mempertahankan
uap air yang dikandungnya akan menurun. Pada penurunan temperatur yang lebih
lanjut akan menyebabkan kondensasi atau terjadinya embun. Temperatur dew-
point didefinisikan sebagai temperatur dimana uap air dalam udara yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
26
didinginkan mulai mengembun. Hal ini berarti udara harus didinginkan mencapai
temperatur dew-point untuk mengurangi kandungan uap air yang ada di dalamnya.
2.1.3.6 Volume Spesifik (v)
Untuk menghitung volume spesifik campuran udara-uap air, digunakan
persamaan gas ideal. Volume spesifik adalah volume udara campuran dengan
satuan meter-kubik per kilogram udara kering. Dapat juga dikatakan sebagai
meter-kubik udara kering atau meter kubik campuran per kilogram udara kering,
karena volume yang diisi oleh masing-masing substansi sama. Dari persamaan gas
ideal, volume spesifik v dapat dinyatakan dengan melihat Psychrometric Chart.
2.1.3.7 Entalpi Udara (h)
Entalpi campuran udara kering dan uap air adalah jumlah dari entalpi
udara kering dan entalpi uap air. Harga entalpi selalu didasarkan pada bidang data
(datum plane), dan harga entalpi nol untuk udara kering dipilih pada C. Harga
entalpi nol untuk uap air berada pada air jenuh bersuhu C, yang bidang datanya
sama dengan yang digunakan untuk tabel-tabel uap (steam). Suatu persamaan
untuk entalpi dapat dinyatakan dengan melihat Psychrometric Chart.
2.1.4 Psychrometric Chart
Psikometrik adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat termodinamika dari
udara basah. Secara umum digunakan untuk mengilustrasikan dan menganalisis
perubahan sifat termal dan karakteristik dari proses dan siklus sistem penyegaran
udara (air conditioning). Diagram psikometrik adalah gambaran dari sifat-sifat
termodinamika dari udara basah dan variasi proses sistem penyegaran udara dan
siklus sistem penyegaran udara. Dari diagram psikometrik akan membantu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
27
perhitungan dan menganalis kerja dan perpindahan energi dari proses dan siklus
sistem penyegaran udara. Gambar 2.18. Psychrometric chart dapat dilihat pada
lampiran.
Temperatur bola kering (TdB) ditunjukkan oleh garis-garis vertikal yang
ditarik dari sumbu horisontal diagram.Temperatur bola kering adalah ukuran dari
panas sensibel, dan perubahan dari temperatur bola kering menyatakan perubahan
dari panas sensibel.
Temperatur bola basah (TwB) ditunjukkan oleh garis-garis yang ditarik
dari garis saturasi kemudian menurun ke arah kanan bawah sehingga membentuk
gradien negatif. Temperatur bola basah adalah merupakan indikator dari panas
total (jumlahan dari panas sensibel dan panas laten).
Temperatur dew-point (TDP) ditunjukkan dengan titik-titik yang ada di
sepanjang garis saturasi. Pada saat kondisi jenuh (saturasi), temperatur dew-point
(TDP) = temperatur bola basah (wB) = temperatur bola kering (TdB). Temperatur
dew-point adalah ukuran panas laten, dan perubahan dari temperatur dew-point
menyatakan perubahan panas laten.
Kelembaban spesifik (W) dinyatakan dengan skala vertikal yang terletak
pada batas kanan dari diagram.
Kelembaban relatif (RH) dinyatakan dengan garis yang ditarik dari sebelah
kiri bawah diagram yang kemudian membelok ke arah kanan atas dengan
kelengkungan yang menyerupai garis saturasi (100% RH).
Volume spesifik (v) adalah kebalikan dari massa jenis dan dinyatakan
dalam volume campuran udara-uap air dalam setiap satu satuan udara kering.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
28
Volume spesifik dinyatakan dengan garis yang ditarik mulai dari sumbu dB
kemudian miring tajam ke arah kiri atas, membentuk gradien negatif. Entalpi atau
kandungan panas total (h) dinyatakan dalam jumlah panas yang dikandung oleh
setiap satuan massa udara kering. Nilai dari entalpi dapat dilihat di sepanjang
skala yang terdapat di garis saturasi pada sisi sebelah kiri diagram.
Gambar 2.18. Rangka diagram psikometrik
Proses yang biasa dilakukan untuk mengkondisikan udara meliputi :
pemanasan sensibel, pendinginan sensibel, humidifikasi dan dehumidifikasi,
namun seringkali dua proses diatas digabung untuk memperoleh temperatur dan
kelembaban yang diharapkan. Gambar 2.6 menyajikan delapan proses
thermodinamika dasar yang digambarkan dalam psychrometric chart.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
29
Gambar 2.19. Delapan proses thermodinamika dasar
Proses-proses dasar yang dapat di gambar pada psychrometric chart :
a. Pemanasan sensibel (OA)
b. Pendinginan sensibel (OB)
c. Humidifikasi (OC)
d. Dehumidifikasi (OD)
e. Pemanasan dan humidifikasi (OE)
f. Pendinginan dan dehumidifikasi (OF)
g. Pendinginan dan humidifikasi (OG)
h. Pemanasan dan dehumidifikasi (OH)
2.1.5 Efisiensi Pendinginan Evaporative
Laju aliran panas konveksi secara umum dinyatakan dengan Persamaan
(2.2) :
d = dA (Ts – T) (2.2)
Besarnya laju aliran panas konveksi sama dengan besarnya laju aliran panas
sensibel yang dapat dinyatakan dengan Persamaan (2.3) :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
30
d = dT (2.3)
pada Persamaan (2.3) adalah laju aliran massa udara.
Dengan menggabungkan kedua Persamaan (2.2) dan (2.3) diperoleh :
dA ( – T) = dT (2.4)
Dengan mengintegralkan pada batas-batas tertentu, diperoleh Persamaan (2.5)
∫ ∫
(
(2.5)
menghasilkan,
1
=exp (
) (2.6)
Efisiensi dari alat pendingin evaporative disebut juga efisiensi
saturasiyang dapat dinyatakan dengan Persamaan (2.7).
(2.7)
Dari Persamaan (2.7) dapat dinyatakan Persamaan (2.8).
(
) (2.8)
Efisiensi dapat didefinisikan sebagai : penurunan temperatur bola kering yang
dihasilkan dibagi dengan selisih temperatur bola kering dan temperatur bola basah
udara yang memasuki sistem.
x 100 % =
(2.9)
pada Persamaan (2.9)
Tdb,in = temperatur bola kering udara yang memasuki sistem
Tdb,out = temperatur bola kering udara yang keluar sistem
Twb,in = temperatur bola basah udara yang memasuki sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
31
Penurunan temperatur bola kering yang mampu dicapai dengan proses
pendinginan evaporative tidak dapat lebih rendah daripada temperatur bola basah
aliran udara yang memasuki sistem. Pada daerah yang memiliki kelembaban
tinggi, udara bebas telah membawa kandungan uap air yang cukup tinggi sehingga
hal ini sangat membatasi jumlah pendinginan sensibel yang mampu dicapai
dengan proses evaporasi.
2.1.6 Faktor Pertimbangan Dalam Pemilihan Sistem Penyegaran Udara
Sistem penyegaran udara untuk kenyamanan manusia dirancang agar
temperatur, kelembaban, kebersihan dan pendistribusian udara dapat
dipertahankan pada keadaan yang diinginkan. Oleh sebab itu, perancangan harus
mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan sistem penyegaran udara. Adapun
faktor-faktor pemilihan sistem penyegaran udara meliputi:
a. Faktor kenyamanan
Kenyamanan pada sistem penyegaran udara yang dirancang ditentukan
oleh beberapa parameter, antara lain: aliran udara, kebersihan udara, bau, kualitas
ventilasi, tingkat kebisingan dan interior ruangan. Tingkat keadaan pada sistem
penyegaran udara dirancang dapat diatur dengan sistem pengaturan yang ada pada
mesin penyegar udara.
b. Faktor ekonomi
Dalam proses pemasangan, operasi dan perawatan, serta sistem pengaturan
yang digunakan harus diperhitungkan pula segi-segi ekonominya. Oleh sebab itu,
dalam percancangan sistem penyegaran udara harus mempertimbangkan biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
32
awal, operasional dan biaya perawatan yaitu sistem tersebut dapat beroperasi
maksimal dengan biaya total yang serendah-rendahnya.
c. Faktor operasi dan perawatan
Pemilihan sistem penyegaran udara yang paling disukai adalah sistem
yang mudah dipahami konstruksi, susunan dan cara menjalankannya. Beberapa
faktor pertimbangan operasi dan perawatan meliputi:
melayani perubahan kondisi operasi
2.2 Tinjauan Pustaka
Miske (2009) telah melakukan penelitian air cooler berjudul “Rancang
Bangun Evaporative Cooler” yang bertujuan : (a) Merancang dan membuat Air
Cooler yang dipergunakan air yang didinginkan mesin pendingin. (b) Mengetahui
beberapa karateristik Air Cooler yang dibuat meliputi : 1.Kondisi udara keluar
dari Air Cooler. 2. Efisiensi mesin air cooler. (a) Manfaat rancang bangun
evaporative cooler yaitu evaporative cooler portable ini nantinya dapat dipakai di
tempat-tempat yang memerlukan yaitu tempat yang panas dan kering. Penelitian
menggunakan metode : (a) Air cooler dengan mempergunakan air yang
didinginkan mesin pendingin untuk proses pembuatan tugas akhir. (b) Pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
33
evaporative cooler, dibuat berdasarkan desain yang telah dilakukan. (c)
Eksperimen, dengan mengambil data yang meliputi tempertur bola kering udara
lingkungan (dB in), temperatur bola basah lingkungan (wB in), tempertur bola
kering yang dihasilkan (dB out) dan temperatur bola basah yang dihasilkan (wB
out). (e) Analisa, yang meliputipengaruh kecepatan udara terhadap efektifitas
evaporative cooler; dengan menggunakan air yang didinginkan dengan mesin
pendingin terhadap efektifitas evaporative cooler, pengaruh kecepatan udara
terhadap waktu penguapan air. Kesimpulan yang diambil secara keseluruhan dari
hasil penelitian tersebut adalah : (a) Evaporative cooler hasil rancangan memiliki
efektifitas maksimum. (b) Efektifitas evaporative cooler akan semakin meningkat
dengan menggunakan air yang didinginkan dengan mesin pendingin. (c)Laju
penguapan air meningkat jika kecepatan udara semakin tinggi. (d) Data penelitian
diperoleh dari nilai – nilai : 1. Pengaruh kecepatan aliran udara terhadap kondisi
udara kering keluar air cooler.2. Pengaruh kecepatan aliran udara terhadap
kondisi udara basah keluar air cooler. 3. Pengaruh kecepatan aliran udara dan
ketebalan cooling pad terhadap efisiensi air cooler. 4.Untuk menghitung
kelembaban relatif (RH) dilakukan dengan melihat pada Psychrometric Chart
setelah semua data diperoleh. 5. Untuk menghitung efisiensi pendinginan udara,
dilakukan dengan mempergunakan persamaan
Selrianus (2008) telah melakukan penelitian air cooler yang bertujuan : (a)
Mencari dan memilih bahan bersifat alamiah yang bisa digunakan sebagai bahan
untuk cooling pad pada evaporative cooler. (b) Meningkatkan efisiensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
34
pendinginan dari evaporative cooler. (c) Mempelajari pengaruh kecepatan
aliran udara, ketebalan, temperatur bola kering (dB) udara masuk, dan temperatur
air yang mengalir di cooling pad terhadap efisiensi pendinginan. Penelitian
menggunakan metode : (a) Mencari dan menentukan cooling pad dengan cara
penentuan kriteria bahan yang akan dipilih, membandingkan sifat pad
(penyerapan air, ukuran pori, durability, sifat reaktif terhadap bahan lain,
kekakuan pada keadaan lembab dari setiap alternatif bahan). (b) Merancang
sistem pengujian untuk pengukuran tekanan. (c) Membuat pad yang digunakan
untuk pengujian. (d) Melakukan pengujian untuk mengukur penurunan tekanan.
(e) Pembuatan cooling pad. (f) Pengujian yang meliputi mencatat sifat udara (dB
in, wB in, dB out, wB out), mengukur kecepatan udara, mengukur temperatur air
pada water tank, mengukur laju penguapan dengan cara mencatat waktu yang
diperlukan untuk menguapkan air ke udara pada volume tertentu dan mengulang
kembali langkah pertama dengan tingkat kecepatan yang berbeda. (g) Analisa
meliputi hubungan kecepatan udara terhadap efisiensi pendinginan, laju
penguapan setiap cooling pad, pengaruh RHin terhadap efisiensi pendinginan,
pengaruh suhu air pada water tank dengan efisiensi pendinginan dan
membandingkan efisiensi dan kecepatan yang dihasilkan alternatif cooling pad.
(h) kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah (a) Efisiensi yang dihasilkan oleh
cooling pad yang terbuat dari bahan ijuk dan serabut kelapa kurang maksimal
karena tidak seluruh permukaan cooling pad basah. Hal ini diakibatkan oleh water
distribution line yang tidak bekerja dengan baik dalam mengatur air yang
membasahi cooling pad. (b) Efisiensi pendinginan ijuk maksimal 50% dan serabut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
35
kelapa 51%. Tetapi efisiensi rata-rata cooling pad yang terbuat dari serabut kelapa
lebih baik dari pada cooling pad yang terbuat dari bahan ijuk. (c) dari kedua bahan
alternatif cooling pad yang dianalisa, efisiensi yang dihasilkan tidak lebih baik
daripada cooling pad asli dari evaporative cooler. Efisiensi maksimal dari cooling
pad asli sebesar 55% sedangkan ijuk hanya 50% dan serabut kelapa 51%. (d)
Suhu air pada water tank yang lebih dingin meningkatkan efisiensi pendinginan.
Ekadewi1)
, Fandi2)
, Selrianus3)
(2007) telah melakukan penelitian air
cooler berjudul “Penggunaan Serabut Kelapa Sebagai Bantalan Pada Evaporative
Cooler” yang bertujuan : (a) Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja air
cooler, yang meliputi penurunan temperatur bola kering-db udara, efektifitas air
cooler dan laju penguapan air. Penelitian menggunakan metode : (a) Pengujian
dilakukan untuk mengetahui kinerja evaporative cooler, yang meliputi penurunan
temperatur bola kering udara, efektifitas evaporative cooler dan laju penguapan
air, dengan bantalan serabut dan bantalan asli dari manufaktur. (b) Variabel yang
diukur selama pengujian adalah temperatur udara (bola basah dan bola kering)
pada masukan dan keluaran, temperatur air, kecepatan aliran udara, waktu 100 ml
air habis selama pengujian. Bantalan serabut kelapa yang diuji memiliki beberapa
ketebalan yaitu 1 cm, 1.5 cm dan 2.4 cm. Bantalan ditata dalam wire mess dan
sebagian dalam jala-jala. (c) Dari hasil pengujian dilakukan analisa yang meliputi:
pengaruh kecepatan udara, pengaruh temperatur bola kering udara masuk,
temperatur air terhadap kinerja air cooler. Kesimpulan yang diambil secara
keseluruhan dari hasil penelitian tersebut adalah : (a) Kecepatan aliran udara yang
lebih rendah menghasilkan penurunan temperatur db dan efektifitas lebih tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
36
serta memerlukan laju penguapan air lebih rendah.. (b) Semakin tinggi temperatur
bola kering dan semakin rendah RH udara masuk, semakin besar penurunan
temperatur db dan semakin tinggi efektifitas evaporative cooler. (c) Semakin
rendah temperatur air yang membasahi bantalan, semakin sedikit laju penguapan
air. (d) Semakin tebal bantalan semakin bagus kinerja air cooler. (e) Serabut
kelapa dapat digunakan sebagai bantalan dalam air cooler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
37
BAB III
PEMBUATAN ALAT
3.1. Persiapan Pembuatan air coolerdengan mempergunakan air yang
didinginkan mesin pendingin
3.1.1 Komponen utama air cooler terdiri dari: Rumah atau Casing, Blower
atau Fan, Cooling Pad, Pompa,Water Distribution Lin, Selang Pompa
Aquarium dan Filter Udara.
a. Rumah atau Casing
Gambar 3.1 menyajikan gambar air cooler yang akan dipergunakan dalam
penelitian.
Gambar 3.1. Rumah atau Casing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
38
b. Blower atau Fan
Gambar 3.2 menyajikan gambar Blower atau Fan yang di gunakan didalam
air cooler.
Gambar 3.2 Blower atau Fan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
39
c. Cooling Pad
Gambar 3.3 menyajikan gambar Cooling Pad yang digunakan air cooler.
Gambar 3.3Cooling Pad
d. Pompa Aquarium
Gambar 3.4 menyajikan gambar pompa aquarium yang dipergunakan
untuk alat variasi air cooler yang akan menjalankan proses sirkulasi air yang
berada di bak air evaporator dan bak penampung air di air cooler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
40
Gambar 3.4 Pompa aquarium
e. Water Distribution Line
Gambar 3.5 menyajikan gambar bak penapungan air yang ada di alat air
cooler.
Gambar 3.5 Water Distribution Line
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
41
f. Selang Pompa Aquarium
Gambar 3.6 menyajikan gambar selang pompa aquarium yang berfungsi
untuk tempat pengaliran air.
Gambar 3.6 Selang pompa aquarium
g. Filter Udara
Gambar 3.7 menyajikan gambar filter udara yang ada di dalam air cooler.
Gambar 3.7 Filter udara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
42
3.1.2 Komponen utama mesin pendingin yang dipakai untuk variasi
penelitian air cooler.
Komponen utama yang dipakai mesin pendingin: Kompresor, kondenser,
pipa kapiler, evaporator dan filter.
a. Kompresor:
Gambar 3.8 menyajikan gambar kompresor yang dipergunakandalam
penelitian.
Gambar 3.8 Kompresor
Spesifikasi kompresor:
Jenis kompresor : Kompresor hermetik
Seri kompresor : Model BES45H
Voltase : 220 Volt
Spesifikasi kompresor : 220 v, 115 w, 0,88 A
Daya kompresor : 115 watt (1/6 Hp)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
43
b. Kondenser:
Gambar 3.9 menyajikan gambar kondensor yang dipergunakan.
Gambar 3.9.Kondenser
Spesifikasi kondensor:
Jenis Kondensor : Kondensor tipe U, dengan jumlah U = 9
Panjang pipa : 900 cm
Diameter pipa : 0.47 cm
Bahan pipa : Besi
Bahan sirip : Baja
Diameter sirip : 0,2 cm
jarak antar sirip : 0,45 cm
Jumlah sirip : 110 buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
44
c. Pipa kapiler:
Gambar 3.10 menyajikan gambar pipa kapiler yang dipergunakan pada
mesin pendingin.
Gambar 3.10 Pipa kapiler
Spesifikasi pipa kapiler:
Panjang pipa kapiler : 150 cm
Diameter pipa kapiler : 0,028 inci
Bahan pipa kapiler : Tembaga
d. Evaporator:
Gambar 3.11 menyajikan gambar evaporator yang dipergunakan.
Gambar 3.11. Evaporator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
45
Spesifikasi evaporator:
Bahan plat evaporator : Alumunium
Bahan pipa evaporator : Tembaga
Diameter pipa evaporator : 0,47 cm
Panjang evaporator : 34 cm
Lebar evaporator : 16 cm
e. Filter :
Gambar 3.12 menyajikan model filter yang dipergunakan.
Gambar 3.12. Filter
Spesifikasi filter :
Panjang filter : 10 cm
Bahan : Tembaga
Diameter : 2cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
46
3.1.3 Sarana dan Alat yang digunakan
Sarana dan alat – alat yang digunakan dalam penelitian air cooler di variasi
dengan mesin pendingin sebagai berikut:
a. Gunting berfungsi untuk memotong solasi lak ban dan kabel.
b. Obeng (+, -) berfugsi untuk membuka dan mengancing.
c. Cutter berfungsi untuk melubangi sterofom untuk menutuk bak
penampungan air.
e. Stopwatch berfungsi untuk mengetahui waktu yang digunakan dalam
pengambilan data.
f. Termometer berfungsi untuk mengukur derajat kandungan panas sensibel
dari air cooler.
g. Termocopelsensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah
perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase).
Gambar 3.13 Obeng dan Gunting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
47
Gambar 3.14 Cutter dan Stopwatch
Gambar 3.15 Termometer dan Termocopel
3.1.4 Langkah – langkah Pembuatan mesin Air Cooler
Langkah langkah dalam membuat mesin air cooler dengan mempergunakan
air yang didinginkan mesin pendingin dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Mempersiapkan mesin pendingin yang terdiri dari komponen – komponen
sebagai berikut: Evaporator, Kompresor Hermetik, Kondensor, Pipa Kapiler
dan Filter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
48
b. Mempersiapkan mesin air cooler yang terdiri dari komponen – komponen
sebagai berikut: Rumah atau Casing, Blower atau Fan, Cooling pad, Pompa
dan Water distribution line.
c. Alat bantu yang dipergunakan untuk mengalirkan air di evaporator, yang
didinginkan oleh mesin pendingin di alirkan ke bak penampungan mesin air
cooler.
Gambar 3.16Pompa aquarium 12 wat
Gambar 3.17 Selang aquarium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
49
3.1.5 Cara Kerja Air Cooler
Cara Kerja dari air cooler ini sebenarnya sangat sederhana yaitu sama
seperti cara kerja kipas angin biasa. Perbedaanya adalah ada sirkulasi air
didalamnya, yang bertujuan untuk mendinginkan udara. Sebenarnya ada beberapa
cara untuk mendinginkan udara akan tetapi jika dilihat dari segi ekonomi dan efek
untuk lingkungan, air cooler lebih baik dibandingkan dengan AC (Air
Conditioner) ataupun jenis mesin pendingin udara yang lain. Mekanisme
perpindahan kalor yang terjadi pada aircooler yaitu menggunakan penguapan air
untuk mendinginkan dan menambah kadar air atau kelembaban pada aliran udara,
sehingga temperatur bola kering menjadi lebih dingin daripada sebelum
mengalami proses penguapan. Temperatur bola kering menjadi lebih dingin
karena udara dari luar (outdoorair) dialirkan secara paksa menggunakan blower
atau fan melalui cooling pad yang dijaga tetap lembab dengan mengalirkan air
dari bagian atas cooling pad sehingga sebagian panas sensibel dari udara
dipindahkan ke air dan menjadi panas laten dan menyebabkan suhu udara menjadi
dingin.
Di penelitian ini merancang dan membuat mesin air cooler yang dapat
menghasilkan udara yang lebih dingin dengan cara merancang mesinair cooler
yang mempergunakan air yang di dinginkan mesin pendingin. Alat tersebut
bekerja dengan mensirkulasikan air yang di dinginkan mesin pendingin dengan
alat bantu pompa aquarium dan selang. Sebelum air coleer di hidupkan, air yang
berada di dalam evaporator di dinginkan terlebih dahulu sampai mencapai suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
50
5 , setelah itu mesin air coleerdi hidupkan dan pompa aquarium yang berada di
bak penampungan dan bak evaporator dihidupkan bersamaan.
3.1.6 Pengujian Alat Air Cooler
Pada pengujian ini alat menggunakan 3 kecepatan low, Medium dan
High.Pada bak penampungan air cooler dan bak evaporator mesin pendingin di
beri pompa aquarium dan selang. Sirkulasi air yang di dinginkan mesin pendingin
menuju bak penampungan air cooler dan sebaliknya.Pada proses selanjutnya
adalah menyalakan air cooler, kecepatan putar fan/kipas dapat diatur terhadap
hasil pendinginan udara yang dihasilkan. Perhitungan dilakukan setelah data yang
diperlukan didapat.Data yang dibutuhkan adalah data temperatur bola kering
udara lingkungan (TdB in), data temperatur bola basah lingkungan (TwB in), data
temperatur temperatur bola kering yang dihasilkan (TdB out) dan data temperatur
bola basah yang dihasilkan (TwB out). Data temperatur lingkungan diambil di
sekitar air cooler dan data temperatur yang dihasilkan diambil di depan hembusan
air cooler. Semua data diambil menggunakan termometer bola kering dan
termometer bola basah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
51
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1Objek penelitian
Mesin yang diteliti merupakan air coolerdengan mempergunakan air yang
didinginkan dan tidak didinginkan mesin pendingin.Mesin air cooler
menggunakan daya total 60 watt, daya pompa air 12 watt, tegangan dan frekuensi
220V – 50Hz. Daya mesin pendingin 115 watt.
4.2 Skematis Pengujian
Skematis pengujian pada air cooler disajikan pada Gambar 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
52
Gambar 4.1 Skema rangkaian alat
Keterangan :
a. Air cooler
b. Termometer bola basah dan termometer bola kering
c. Stop watch
d. Anemometer
Untuk mengoperasikan air cooler diperlukan adanya sumber listrik yang
diambil dari PLN (Perusahaan Listrik Negara). Termometer bola basah dan
termometer bola kering digunakan untuk mengukur temperatur bola kering
lingkungan (TdB in), temperatur bola basah lingkungan (TwB in), temperatur bola
kering yang dihasilkan (TdB out) dan temperatur bola basah yang dihasilkan
(TwB out). Stop watch digunakan untuk mengatur waktu tiap tahap pengambilan
data. Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara yang
dihembuskan oleh air cooler.
4.3. Variasi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan memvariasikan kecepatan udara terhadap :
a. Air cooler dengan fluida air
b. Air coler dengan fluida air yang didinginkan mesin pendingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
53
Selain itu juga udara masuk air cooler :
a. Udara luar
b. Udara hasil pengkondisian mesin pengering
4.4Peralatan Pengujian
Pada pengujian air cooler, diperlukan beberapa alat bantu, adapun
peralatan tersebut adalah:
1. Termometer bola kering (dry bulb thermometer), sebagai alat pengukur
temperatur udara kering.
2. Termometer bola basah (wet bulb thermometer), sebagai alat pengukur
temperatur udara basah.
3. Anemometer, sebagai alat pengukur kecepatan udara.
4. Roll kabel listrik, digunakan untuk menyalurkan listrik dari pusat.
5. Kalkulator dan alat tulis, digunakan untuk menulis dan mengolah data.
6. Stopwatch, sebagai pengukur waktu.
7. Termokopel dan penampil suhu digital, untuk mengukur suhu kerja udara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
54
Gambar 4.2 (a) Termometer bola kering dan (b) termometer bola basah
Gambar 4.3 Roll kabel listrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
55
Gambar 4.4 termokopel dan penampil suhu digital
Gambar 4.5 kalkulator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
56
Gambar 4.6 Alat tulis
Gambar 4.7 Stop watch
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
57
Gambar 4.8 Anemometer
4.5. Cara Memperoleh Data
Data penelitian diperoleh dari nilai –nilai yang ditampilkan oleh alat ukur
suhu udara kering dan suhu udara basah serta waktu yang dicatat di stopwatch.
Tabel 4.1 Data hasil penelitian untuk berbagai kondisi air cooler dan kondisi
kecepatan udara low
No.
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi udara
Keluar V
Udara
(m/s) TdB
(oC)
TwB
(oC)
RH
(%)
TdB
(oC)
TwB
(oC)
RH
(%)
1 15
2 30
3 45
4 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
58
Tabel 4.2Data hasil penelitian untuk berbagai kondisi air cooler dan kondisi
kecepatan udara medium
No.
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi udara
Keluar V
Udara
(m/s) TdB
(oC)
TwB
(oC)
RH
(%)
TdB
(oC)
TwB
(oC)
RH
(%)
1 15
2 30
3 45
4 60
Tabel 4.3Data hasil penelitian untuk berbagai kondisi air cooler dan kondisi
kecepatan udara high
No.
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi udara
Keluar V
Udara
(m/s) TdB
(oC)
TwB
(oC)
RH
(%)
TdB
(oC)
TwB
(oC)
RH
(%)
1 15
2 30
3 45
4 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
59
4.6. Cara Mengolah Data
Data penelitian diperoleh dari nilai – nilai yang ditampilkan oleh alat ukur
dan waktu yang dicatat di stopwatch. Setelah data-data diperoleh dari penelitian,
data kemudian diolah. Hasil pengolahan data kemudian disajikan dalam bentuk
diagram batang untuk mempermudah pembahasan terhadap :
a. Pengaruh kecepatan aliran udara terhadap efisiensi evaporative suhu udara
kering danair coolertanpa mesin pendingin.
b. Pengaruh kecepatan aliran udara terhadap efisiensi evaporative suhu udara
kering danair coolerdengan mesin pendingin.
c. Pengaruh kecepatan aliran udara terhadap suhu udara kering dan efisiensi
evaporative air cooler dengan kondisi udara masuk hasil mesin pengering.
Untuk mendapatkan nilai kelembaban relatif (RH) dilakukan dengan bantuan
Psychrometric Chart setelah data suhu udara bola kering dan suhu udara bola
basah diperoleh. Untuk menghitung efisiensi pendinginan udara, dilakukan
dengan mempergunakan persamaan (2.9)
(
4.7. Cara Menyimpulkan
Setelah pengolahan data, dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian.
Pembahasan dilakukan dengan memperhatikan hasil – hasil penelitian lain dan
juga memperhatikan tujuan penelitian. Hasil dari pembahasan akan diperoleh
suatu kesimpulan yang merupakan jawaban atas tujuan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
61
BAB V
HASIL PENGUJIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Pengujian
Hasil pengujian Air Cooler yang, meliputi : selang waktu, kondisi air,
temperatur bola kering masuk (TdBin), temperatur bola basah masuk (TwBin),
kelembaban relatif masuk (RHin), temperatur bola kering keluar (TdBout),
temperatur bola basah keluar (TwBout) dan kelembaban relatif keluar (RHout)
disajikan pada Tabel 5.1 sampai Tabel 5.12 untuk kondisi yang berbeda dan
kecepatan udara berbeda. Ada 3 kondisi kecepatan udara: (1) Kecepatan high
(kondisi kipas high) (2) Kecepatan medium (kondisi kipas medium) (3) Kecepatan
low (kondisi kipas low).
5.1.1 Pengujian Air Cooler Dengan Menggunakan Air Yang
DidinginkanMesin Pendingin
Hasil pengujian air cooler yang menggunakan air yang didinginkan mesin
pendingin disajikan pada Tabel 5.1 sampai Tabel 5.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
62
Tabel 5.1 Hasil pengujian menggunakan air yang didinginkan mesin pendingin
(kecepatan kipas low)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 29,50 24,00 62,00 25,40 23,50 85,00 2,75
2 30 29,50 24,00 62,00 26,60 23,50 80,00 2,75
3 45 29,50 24,00 62,00 27,30 24,50 78,00 2,75
4 60 29,50 24,00 62,00 27,50 24,50 78,00 2,75
Tabel 5.2 Hasil pengujian menggunakan air yang didinginkan mesin pendingin
(kecepatan kipas medium)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 29,50 24,00 62,00 25,60 24,50 89,00 3,94
2 30 29,50 24,00 62,00 26,10 24,50 85,00 3,94
3 45 29,50 24,00 62,00 26,20 24,50 85,00 3,94
4 60 29,50 24,00 62,00 26,10 24,50 85,00 3,94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
63
Tabel 5.3 Hasil pengujian menggunakan air yang didinginkan mesin pendingin
(kecepatan kipas high)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 31,50 24,00 55,71 26,50 24,50 85,00 5,90
2 30 31,50 24,00 55,71 27,00 25,50 80,00 5,90
3 45 31,50 24,00 55,71 27,40 25,50 76,00 5,90
4 60 31,50 24,00 55,71 27,10 25,50 80,00 5,90
5.1.2 Pengujian Air Cooler Dengan Menggunakan Air Biasa
Hasil pengujian air cooler yang menggunakan air biasa disajikan pada Tabel 5.4,
Tabel 5.5, dan Tabel 5.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
64
Tabel 5.4 Hasil pengujian menggunakan air biasa (kecepatan kipas low)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 30,00 25,50 68,57 27,70 25,50 86,66 2,75
2 30 30,00 25,50 68,57 27,70 25,50 86,66 2,75
3 45 30,00 25,50 68,57 27,70 25,50 86,66 2,75
4 60 30,00 25,50 68,57 27,70 25,50 86,66 2,75
Tabel 5.5 Hasil pengujian menggunakan air biasa (kecepatan kipas medium)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 30,00 25,50 68,57 27,80 25,50 85,00 3,94
2 30 30,00 25,50 68,57 27,80 25,50 85,00 3,94
3 45 30,00 25,50 68,57 27,80 25,50 85,00 3,94
4 60 30,00 25,50 68,57 27,80 25,50 85,00 3,94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
65
Tabel 5.6 Hasil pengujian menggunakan air biasa (kecepatan kipas high)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 30,00 25,50 68,57 27,50 25,50 88,33 5,90
2 30 30,00 25,50 68,57 27,30 25,50 95,00 5,90
3 45 30,00 25,50 68,57 26,80 25,50 97,50 5,90
4 60 30,00 25,50 68,57 27,00 25,50 94,00 5,90
5.1.3 Pengujian Air Cooler DenganAir Yang Didinginkan Mesin Pendingin
Dengan Kondisi Udara Masuk Di Kondisikan Bersuhu Tinggi
Hasil pengujian air cooler yang menggunakan mesin pengering dengan air
yang didinginkan mesin pendingindisajikan pada Tabel 5.7, Tabel 5.8, dan Tabel
5.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
66
Tabel 5.7 Hasil pengujian menggunakan mesin pengering dengan air yang
didinginkan mesin pendingin (kecepatan kipas low)
Tabel 5.8 Hasil pengujian menggunakan mesin pengering dengan air yang
didinginkan mesin pendingin (kecepatan kipas medium)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 54,40 30,00 28,00 39,30 30,00 52,50 3,94
2 30 54,40 30,00 28,00 39,30 30,00 52,50 3,94
3 45 54,40 30,00 28,00 39,30 30,00 52,50 3,94
4 60 54,40 30,00 28,00 39,30 30,00 52,50 3,94
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 51,50 30,00 20,00 37,40 30,00 60,00 2,75
2 30 54,20 30,00 26,66 38,70 30,00 55,55 2,75
3 45 55,60 30,00 28,33 39,50 30,00 52,50 2,75
4 60 56,00 30,00 26,66 39,80 30,00 50,00 2,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
67
Tabel 5.9 Hasil pengujian menggunakan mesin pengering dengan air yang
didinginkan mesin pendingin (kecepatan kipas high)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 53,10 30,00 28,33 37,60 30,00 57,77 5,90
2 30 53,00 30,00 28,33 38,00 30,00 60,00 5,90
3 45 52,70 30,00 22,50 37,90 30,00 56,25 5,90
4 60 52,60 30,00 22,85 37,70 30,00 56,66 5,90
5.1.4 Pengujian Air Cooler Dengan Menggunakan Mesin Pengering Dengan
Air Biasa
Hasil pengujian air cooler yang menggunakan mesin pengering dengan air biasa
disajikan pada Tabel 5.10, Tabel 5.11, dan Tabel 5.12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
68
Tabel 5.10 Hasil pengujian menggunakan mesin pengering dengan air biasa
(kecepatan kipaslow)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 53,70 30,00 28,33 37,50 30,00 60,00 2,75
2 30 56,30 30,00 26,66 38,80 30,00 55,55 2,75
3 45 57,60 30,00 22,85 39,40 30,00 52,50 2,75
4 60 57,80 30,00 22,85 39,80 30,00 50,00 2,75
Tabel 5.11 Hasil pengujian menggunakan mesin pengering dengan air biasa
(kecepatan kipasmedium)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 54,40 30,00 25,00 39,10 30,00 53,75 3,94
2 30 54,30 30,00 26,00 39,20 30,00 52,50 3,94
3 45 53,80 30,00 28,00 39,20 30,00 52,50 3,94
4 60 53,70 30,00 30,00 39,00 30,00 52,50 3,94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
69
Tabel 5.12 Hasil pengujian menggunakan mesin pengering dengan air biasa
(kecepatan kipashigh)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 51,60 30,00 25,00 38,70 30,00 55,00 5,90
2 30 51,30 30,00 20,00 38,30 30,00 56,25 5,90
3 45 51,10 30,00 20,00 38,30 30,00 60,00 5,90
4 60 51,30 30,00 20,00 38,60 30,00 55,00 5,90
5.2 Perhitungan
5.2.1 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Dengan Menggunakan Air Yang
Didinginkan Mesin Pendingin
Perhitungan efisiensi air cooler dengan menggunakan air yang
didinginkan mesin pendingin dilakukan dengan menggunakan Persamaan (2.9)
x 100 %
Sebagai contoh perhitungan untuk kecepatan medium, air cooler dengan
menggunakan air yang didinginkan mesin pendingin.TdB in= 29,50 TwB in =
24,50 TdB out = 25,40 dan TwB out = 23,50 (data lain pada Tabel 5.1, Tabel
5.2, dan Tabel 5.3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
70
(
(
74,55
Hasil perhitungan untuk data yang lain, yang dilakukan dengan cara perhitungan
yang sama secara lengkap disajikan pada Tabel 5.13, Tabel 5.14 dan Tabel 5.15.
5.2.2 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Dengan Menggunakan Air Biasa
Perhitungan efisiensi air cooler dengan menggunakan air biasa dilakukan
dengan menggunakan Persamaan (2.9)
x 100 %
Sebagai contoh perhitungan untuk kecepatan low, air cooler dengan
menggunakan air biasa.TdB in= 30,00 TwB in = TdB out = 27,70 dan
TwB out = 25,50 (data lain pada Tabel 5.4, Tabel 5.5, dan Tabel 5.6).
(
(
Hasil perhitungan untuk data yang lain, yang dilakukan dengan cara perhitungan
yang sama secara lengkap disajikan pada Tabel 5.16, Tabel 5.17 dan Tabel 5.18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
71
5.2.3 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Dengan Menggunakan Mesin
Pengering Dengan Air Yang Didinginkan Mesin Pendingin
Perhitungan efisiensi air cooler dengan menggunakan mesin pengering dengan air
yang didinginkan mesin pendingin dilakukan dengan menggunakan Persamaan
(2.9)
x 100 %
Sebagai contoh perhitungan untuk kecepatan low, air cooler dengan
menggunakan mesin pengering dengan air yang didinginkan mesin pendingin.TdB
in = 51,50 TwB in = TdB out = 37,40 dan TwB out = 30,00 (data lain
pada Tabel 5.7, Tabel 5.8, dan Tabel 5.9).
(
(
Hasil perhitungan untuk data yang lain, yang dilakukan dengan cara perhitungan
yang sama secara lengkap disajikan pada Tabel 5.19, Tabel 5.20 dan Tabel 5.21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
72
5.2.4 Perhitungan Efisiensi Air Cooler Dengan Menggunakan Mesin
Pengering Dengan Air biasa
Perhitungan efisiensi air cooler dengan menggunakan mesin pengering dengan air
biasa dilakukan dengan menggunakan Persamaan (2.9)
x 100 %
Sebagai contoh perhitungan untuk kecepatan low, air cooler dengan
menggunakan mesin pengering dengan air biasa.TdB in = 53,70 TwB in =
TdB out = 37,50 dan TwB out = 30,00 (data lain pada Tabel 5.10,
Tabel 5.11, dan Tabel 5.12).
(
(
%
Hasil perhitungan untuk data yang lain, yang dilakukan dengan cara perhitungan
yang sama secara lengkap disajikan pada Tabel 5.22, Tabel 5.23 dan Tabel 5.24.
5.2.5 Penghitungan Air Cooler
Tabel 5.13 sampai 5.24 menampilkan hasil penghitungan dari data – data
penelitian air cooler, mempergunakan data – data hasil penelitian air cooler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
73
Tabel 5.13 Hasil penghitungan menggunakan air yang didinginkan mesin
pendingin (kecepatan kipas low)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 29,50 24,00 62,00 25,40 23,50 85,00 2,75 74,55
2 30 29,50 24,00 62,00 26,60 23,50 80,00 2,75 52,73
3 45 29,50 24,00 62,00 27,30 24,50 78,00 2,75 40,00
4 60 29,50 24,00 62,00 27,50 24,50 78,00 2,75 36,36
Tabel 5.14 Hasil penghitungan menggunakan air yang didinginkan mesin
pendingin (kecepatan kipas medium)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 29,50 24,00 62,00 25,60 24,50 89,00 3,94 70,91
2 30 29,50 24,00 62,00 26,10 24,50 85,00 3,94 61,82
3 45 29,50 24,00 62,00 26,20 24,50 85,00 3,94 60,00
4 60 29,50 24,00 62,00 26,10 24,50 85,00 3,94 61,82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
74
Tabel 5.15 Hasil penghitungan menggunakan air yang didinginkan mesin
pendingin (kecepatan kipas high)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 31,50 24,00 55,71 26,50 24,50 85,00 5,90 66,67
2 30 31,50 24,00 55,71 27,00 25,50 80,00 5,90 60,00
3 45 31,50 24,00 55,71 27,40 25,50 76,00 5,90 54,67
4 60 31,50 24,00 55,71 27,10 25,50 80,00 5,90 58,67
Tabel 5.16 Hasil penghitungan menggunakan air biasa (kecepatan kipas low)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 30,00 25,50 68,57 27,70 25,50 86,66 2,75 51,11
2 30 30,00 25,50 68,57 27,70 25,50 86,66 2,75 51,11
3 45 30,00 25,50 68,57 27,70 25,50 86,66 2,75 51,11
4 60 30,00 25,50 68,57 27,70 25,50 86,66 2,75 51,11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
75
Tabel 5.17 Hasil penghitungan menggunakan air biasa (kecepatan kipas medium)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 30,00 25,50 68,57 27,80 25,50 85,00 3,94 48,89
2 30 30,00 25,50 68,57 27,80 25,50 85,00 3,94 48,89
3 45 30,00 25,50 68,57 27,80 25,50 85,00 3,94 48,89
4 60 30,00 25,50 68,57 27,80 25,50 85,00 3,94 48,89
Tabel 5.18 Hasil penghitungan menggunakan air biasa (kecepatan kipas high)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 30,00 25,50 68,57 27,50 25,50 88,33 5,90 55,56
2 30 30,00 25,50 68,57 27,30 25,50 95,00 5,90 60,00
3 45 30,00 25,50 68,57 26,80 25,50 97,50 5,90 71,11
4 60 30,00 25,50 68,57 27,00 25,50 94,00 5,90 66,67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
76
Tabel 5.19 Hasil penghitungan menggunakan mesin pengering dengan air yang
didinginkan mesin pendingin (kecepatan kipas low)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 51,50 30,00 20,00 37,40 30,00 60,00 2,75 65,58
2 30 54,20 30,00 26,66 38,70 30,00 55,55 2,75 64,05
3 45 55,60 30,00 28,33 39,50 30,00 52,50 2,75 62,89
4 60 56,00 30,00 26,66 39,80 30,00 50,00 2,75 62,31
Tabel 5.20 Hasil penghitungan menggunakan mesin pengering dengan air yang
didinginkan mesin pendingin (kecepatan kipas medium)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 54,40 30,00 28,00 39,30 30,00 52,50 3,94 61,89
2 30 54,40 30,00 28,00 39,30 30,00 52,50 3,94 61,89
3 45 54,40 30,00 28,00 39,30 30,00 52,50 3,94 61,89
4 60 54,40 30,00 28,00 39,30 30,00 52,50 3,94 61,89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
77
Tabel 5.21 Hasil penghitungan menggunakan mesin pengering dengan air yang
didinginkan mesin pendingin (kecepatan kipas high)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 53,10 30,00 28,33 37,60 30,00 57,77 5,90 67,10
2 30 53,00 30,00 28,33 38,00 30,00 60,00 5,90 65,22
3 45 52,70 30,00 22,50 37,90 30,00 56,25 5,90 65,20
4 60 52,60 30,00 22,85 37,70 30,00 56,66 5,90 65,93
Tabel 5.22 Hasil penghitungan menggunakan mesin pengering dengan air biasa
(kecepatan kipas low)
No t (menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 53,70 30,00 28,33 37,50 30,00 60,00 2,75 68,35
2 30 56,30 30,00 26,66 38,80 30,00 55,55 2,75 66,54
3 45 57,60 30,00 22,85 39,40 30,00 52,50 2,75 65,94
4 60 57.,80 30,00 22,85 39,80 30,00 50,00 2,75 64,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
78
Tabel 5.23 Hasil penghitungan menggunakan mesin pengering dengan air biasa
(kecepatan kipas medium)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 54,40 30,00 25,00 39,10 30,00 53,75 3,94 62,70
2 30 54,30 30,00 26,00 39,20 30,00 52,50 3,94 62,14
3 45 53,80 30,00 28,00 39,20 30,00 52,50 3,94 61,34
4 60 53,70 30,00 30,00 39,00 30,00 52,50 3,94 62,03
Tabel 5.24 Hasil penghitungan menggunakan mesin pengering dengan air biasa
(kecepatan kipas high)
No
t
(menit)
Kondisi Udara
Masuk
Kondisi Udara
Keluar V
Udara
(m/s)
Efisiensi
(%) TdB TwB RH TdB TwB RH
(oC) (
oC) (%) (
oC) (
oC) (%)
1 15 51,60 30,00 25,00 38,70 30,00 55,00 5,90 59,72
2 30 51,30 30,00 20,00 38,30 30,00 56,25 5,90 61,03
3 45 51,10 30,00 20,00 38,30 30,00 60,00 5,90 60,66
4 60 51,30 30,00 20,00 38,60 30,00 55,00 5,90 59,62
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
79
5.3 Analisa Data
Agar data lebih mudah dibaca dan pola data lebih mudah dianalisa dan untuk
memberikan informasi yang jelas maka data-data pada tabel ditampilkan dalam
bentuk diagram batang.
5.3.1 Pengaruh Kecepatan Aliran Udara Terhadap Efisiensi Air Cooler
Gambar 5.1 menyajikan perbandingan suhu keringair cooler (evaporative
cooler) dengan mempergunakan air yang didinginkan mesin pendingin. Dan
menggunakan air biasa.
Gambar 5.1 Perbandingan suhu udara kering mempergunakan air yang
didinginkan mesin pendingin dan mempergunakan air biasa untuk
berbagai kecepatan
26.70 %
26.00 %
27.00 %
27.70 % 27.80 %
27.15 %
25.00
25.50
26.00
26.50
27.00
27.50
28.00
1 2 3
Menggunakan Air Yang
Didinginkan Mesin
PendinginMenggunakan Air Biasa
KECEPATAN UDARA
suh
u u
dara
ker
ing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
80
5.3.2 Pengaruh Kecepatan Aliran Udara Terhadap Efisiensi Air Cooler
Gambar 5.2 menyajikan perbandingan efisiensi air cooler (evaporative
cooler) dengan mempergunakan air yang didinginkan mesin pendingin.
Gambar 5.2 Perbandingan efisiensi mempergunakan air yang didinginkan mesin
pendingin untuk berbagai kecepatan
Keterangan berbagai kecepatan udara :
A. Kecepatan udara kipas 1, low : 2,75 m/s
B. Kecepatan udara kipas 2, medium : 3,94 m/s
C. Kecepatan udara kipas 3, high : 5,90 m/s
50.91 %
63.64 % 60.00 %
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
1 2 3
Air Cooler
Menggunakan
Air Yang
Didinginkan
Mesin Pendingin
KECEPATAN UDARA (m/s)
suh
u u
dara
ker
ing k
elu
ar
air
coole
r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
81
Berdasarkan Gambar 5.2 memperlihatkan efisiensi pada hasil pengujian
mempergunakan air yang didinginkan mesin pendingin dan mempergunakan air
biasa menghasilkan efisiensi yang berbeda. Hal ini disebabkan karena air cooler
dengan mempergunakan air yang didinginkan dengan mesin pendingin, didiamkan
terlebih dahulu sampai suhu air yang didinginkan mencapai 5 telah itu baru
pompa air dinyalakan untuk menyalurkan air ke bak penampungan air cooler. ini
bersesuaian dengan pembahasan pertama bahwa kecepatan udara yang lebih
rendah menghasilkan kinerja yang lebih bagus karena udara dan air akan
bersinggungan lebih lama yang memungkinkan penyerapan kalor lebih baik.
5.3.3 Pengaruh Kecepatan Aliran Udara Terhadap Efisiensi Air Cooler
Gambar 5.3 menyajikan perbandingan efisiensi air cooler (evaporative
cooler) mempergunakanair biasa.
Gambar 5.3 Perbandingan efisiensi mempergunakan air biasa
51.11 % 48.89 %
63.33 %
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
1 2 3
Air Cooler
Menggunakan
Air Biasa
KECEPATAN UDARA (m/s)
suh
u u
da
ra k
erin
g k
elu
ar
air
co
ole
r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
82
Keterangan berbagai kecepatan udara :
A. Kecepatan udara kipas 1, low : 2,75 m/s
B. Kecepatan udara kipas 2, medium : 3,94 m/s
C. Kecepatan udara kipas 3, high : 5,90 m/s
5.3.4 Membandingkan Air Yang Didinginkan Mesin Pendingin Dengan Air
Biasa
Dari Gambar 5.2 dapat disimpulkan bahwa kecepatan udara pada air
cooler dengan mempergunakan air yang didinginkan mesin pendingin sangat
berpengaruh pada kondisi udara yang dihasilkan. Gambar 5.1 menyajikan
hubungan antara kecepatan aliran udara dengan suhu udara kering keluar
(TdBout), semakin singkat waktu kontak antara air dan udara. Maka nilai suhu
udara keluar (TdBout) semakin besar.
Dari Gambar 5.2 dan Gambar 5.3 dapat disimpulkan penelitian air cooler
dengan menggunakan air yang didinginkan mesin pendingin dengan variasi
kecepatan udara low, medium dan high serta menggunakan variasi cairan
pendingin air es dan air, hasil efisiensi terbaik dari semua penelitian air cooler
adalah menggunakan air yang didinginkan mesin pendingin sebesar 74,55% pada
kecepatanmedium . Hasil efisiensi terburuk adalah air cooler menggunakan mesin
pengering dengan air yang didinginkan mesin pendingin sebesar 61,89% pada
kecepatan medium. Hasil terbaik dan terburuk dengan kondisi udara yang sama
yaitu kondisi udara kering masuk TdB in = 29,50 , kondisi udara basah masuk TwB
in = 24,50 dan RH = 62,00%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
83
5.3.5 Pengaruh Kecepatan Aliran Udara Terhadap Efisiensi Air Cooler
Gambar 5.4 menyajikan perbandingan efisiensi air cooler (evaporative
cooler) mempergunakanmesin pengering dengan air yang didinginkan mesin
pendingin .
Gambar 5.4 menyajikan perbandingan efisiensi air cooler (evaporative cooler)
mempergunakan mesin pengering dengan air yang didinginkan mesin pendingin .
Keterangan berbagai kecepatan udara :
A. Kecepatan udara kipas 1, low : 2,75 m/s
B. Kecepatan udara kipas 2, medium : 3,94 m/s
C. Kecepatan udara kipas 3, high : 5,90 m/s
63.71 %
61.89 %
65.86 %
59.00
60.00
61.00
62.00
63.00
64.00
65.00
66.00
67.00
1 2 3
Air Cooler
Menggunakan
Mesin Pengering
Dengan Air Yang
Didinginkan
Mesin Pendingin
KECEPATAN UDARA (m/s)
suh
u u
dara k
erin
g k
elu
ar a
ir c
oole
r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
84
5.3.6 Pengaruh Kecepatan Aliran Udara Terhadap Efisiensi Air Cooler
Gambar 5.5 menyajikan perbandingan efisiensi air cooler (evaporative
cooler) mempergunakan mesin pengering dengan air biasa.
Gambar 5.5 menyajikan perbandingan efisiensi air cooler (evaporative cooler)
mempergunakan mesin pengering dengan air biasa.
Keterangan berbagai kecepatan udara :
A. Kecepatan udara kipas 1, low : 2,75 m/s
B. Kecepatan udara kipas 2, medium : 3,94 m/s
C. Kecepatan udara kipas 3, high : 5,90 m/s
66.40 %
62.05 %
60.26 %
57.00
58.00
59.00
60.00
61.00
62.00
63.00
64.00
65.00
66.00
67.00
1 2 3
Air Cooler
Menggunakan
Mesin
Pengering
Dengan Air
Biasa
KECEPATAN UDARA (m/s)
suh
u u
dara k
erin
g k
elu
ar a
ir c
oole
r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
85
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan penelitian air cooler yang telah dilakukan, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Air Cooler dibuat dengan baik sehingga dapat bersaing dengan air cooler yang
ada di pasaran.
b. Karakteristik dari air cooler yang dibuat, meliputi:
Suhu udara kering keluar (TdBout) dari air cooler terendah yang dapat
dihasilkan dilakukan dengan menggunakan air yang didinginkan mesin
pendingin adalah menggunakan cairan pendingin air es dengan kecepatan
udara low, dengan TdB out = 25,40 . Suhu udara basah keluar (TwB out)
terendah dengan menggunkan air yang didinginkan mesin pendingin
adalah dengan kecepatan udara low, dengan TwB out = 23,35 . Hasil
terendah dari udara kering dan udara basah yang dihasilkan diperoleh dari
kondisi udara kering masuk (TdB in) sebesar 29,50 dan kondisi udara
basah masuk (TwB in) sebesar 24,00 .
Suhu udara kering keluar (TdBout) terendah dengan menggunakan mesin
pengering dengan air yang didinginkan mesin pendingin adalah dengan
kecepatan udara low, dengan TdB out = 37,40 . Suhu udara basah keluar
(TwB out) terendah dengan menggunakan mesin pengering dengan air yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
86
didinginkan mesin pendingin adalah dengan kecepatan udara low, dengan
TwB out = 30,00 . Hasil terendah dari udara kering dan udara basah yang
dihasilkan diperoleh dari kondisi udara kering masuk (TdB in) sebesar
51,50 dan kondisi udara basah masuk (TwB in) sebesar 30,00 .
Efisiensi yang dihasilkan oleh air cooler menggunakan air yang
didinginkan mesin pendingin sangat maksimal. Hasil efisiensi terbaik dari
semua penelitian air cooler adalah menggunakan air yang didinginkan
mesin pendingin pada kecepatan udara low dengan efisiensi 63,64 (%),
Kondisi udara kering masuk (TdB in) sebesar 29,50 dan kondisi udara
basah masuk (TwB in) sebesar 24,00
6.2 Saran
Adapun beberapa saran yang dapat menjadikan pengembangan dan perbaikan
hasil pembuatan air cooler:
a. Pembuatan air cooler dapat dikembangkan dengan menambahkan mesin
pendingin yang berguna untuk mendinginkan air,sebelum masuk ke Water
Distribution Line.
b. Pengambilan data sebaiknya dilakukan di ruangan cenderung tertutup, karena
jika dilakukan di ruangan terbuka suhu udara luar berubah-ubah dan bisa
mempengaruhi kinerja air cooler dan data yang didapat pun tidak baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
DAFTAR PUSTAKA
ASHRAE HANDBOOK, 1995, HVAC Applications.
ASHRAE HANDBOOK, 1997, Fundamentals.
Chen, Yi, dkk. 2015. Indirect evaporative Cooler Considering Condensation From
Primary Air: Model Development and Parameter analysis
Elgendy, E, dkk. 2014. Performance Enhancement of a Desisccant Evaporative
Cooling System Using Direct/Indirect Evaporative Cooler
Natalia P, Miske. 2009. Rancang Bangun Evaporative Cooler
Selrianus. 2008. Perencanaan Dan Pembuatan Cooling Pad Untuk Evaporative
Cooler
Song, Xu, dkk. 2015. Cooling and Dehumidification Capacity Chart of Surface Air
Cooler in Air Conditioning
Xu, J, dkk. 2014. Experimental Performance of Evaporative Cooling Pad Systems
in Greenhouses in Humid Subtropical Climates
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI