Agus Maulana DPTM – FPTK UPI Bandung Bidang Studi Refrigerasi dan Tata Udara Jl. Dr. Setiabudi No. 207 Bandung Perhimpunan Ahli Refrigeran Hidrokarbon Indonesia – PARHI Jl. Sultan Agung No. 33 Bekasi
Agus Maulana
DPTM – FPTK UPI Bandung
Bidang Studi Refrigerasi dan Tata Udara
Jl. Dr. Setiabudi No. 207 Bandung
Perhimpunan Ahli Refrigeran Hidrokarbon Indonesia – PARHI
Jl. Sultan Agung No. 33 Bekasi
Ada 2 katagori yang dijadikan dasar dalam mengembangkan teknologi pada Mesin Pendinginan berwawasan lingkungan, yakni :
1.Berwawasan kepada penggunaan media pendingin (refrigeran) yang ramah lingkungan (zero ODP indeks, low GWP indeks, short time ALT indeks). Arahnya kepada Ecolabeling.
2.Berwawasan kepada penggunaan energi listrik pada mesin pendingin persatuan kapasitas yang efisien (EER = energi efisiensi ratio)
Pengertian Ecolabeling (GEN = global energy network) : usaha rintisan dalam pemberian label kepada pemakaian material yang memiliki dampak kerusakan terhadap lingkungan sekecil mungkin
Adapun untuk material refrigeran yang berdasarkan kriteria Ecolabeling memiliki kondisi sebagai berikut (GEN) :
1. ODP indek = 0 2. GWP indeks =< 150 3. EER ??? 4. ALT ??? Masalah penetapan ecolabeling refrigeran terkait
indeks GWP, indeks EER, indeks ALT masih menjadi pembicaraan / didiskusikan di tingkat international
COP (COEFFICIENT OF PERFORMANCE ) = REFRIGERATION EFFECT (BTU/LB) : WORK DONE (BTU/LB)
EER (ENERGY EFFICIENCY RATIO) = REFRIGERATION EFFECT (BTU/HR) : WORK DONE (WATTS)
SPC (SPECIFIC POWER CONSUMPTION) = POWER CONSUMPTION (Kw) : REFRIGERATION EFFECT (TR)
1 TR (TON OF REFRIGERATON) = 12.000 BTU/HR
= 3.023 KCAL/HR = 3,51 KW 1 BTU = 3.41 WATT
Terdapat beberapa siklus yang mendasari terjadinya proses pendinginan pada mesin pendingin, diantaranya :
Air Cycle (siklus penyerapan panas dengan media udara) Steam Jet Cycle (siklus penyerapan panas menggunakan
uap panas bertekanan) Absorption Cycle (siklus penyerapan panas menggunakan
media zat cair) Adsorption Cycle (siklus penyerapan panas menggunakan
media padatan) Vapour Compression Cycle (siklus penyerapan panas
dengan kompresi uap) Demagnetization Mesin pendingin siklus penyerapan panas dengan kompresi
uap masih merupakan pilihan yang akan terus dipakai dimasa yang akan datang
R-410 A
R-417A
R-32
HC
Merupakan campuran (blend) antara : HFC-32 (50%) + HFC-125 (50%). Termasuk refrigeran sintetik kelompok HFC
Tekanan operasi refrigeran pada tekanan tinggi (discharge) dan tekanan rendah (suction) cukup besar / tinggi
Dipakai untuk menggantikan refrigeran R-22 pada unit mesin AC, namun harus menggunakan komponen unit yang baru dengan teknologi inverter. Investasi cukup mahal karena unit mesin A/C yang menngunakan R-22 tidak bisa dipakai lagi (tidk bisa dilakukan retrofiting dengan R-410A)
Harga R-410A cukup tinggi dibandingkan harga refrigeran sebelumnya
Indeks GWP = 3.900, indeks ODP = 0 Proses penambahan refrigeran kepada unit mesin pendingin
yang tekanan kerja refrigerannya turun, tidak bisa dilakukan sebagaimana penambahan refrigeran dengan R-22
Klasifikasi safety = A1
Merupakan campuran (blend) antara : HFC-125(46,6%) + HFC-134A(50%) + HC-600(3,4%)
Safety class = A2 Hidrokarbon telah dipergunakan sebagai campuran Bersifat droop in untuk menggantikan refrigeran R-22 Harga R-417 A cukup tinggi dibandingkan dengan
harga R-22 Indeks GWP = 4.400, indeks ODP = 0 Proses penambahan refrigeran kepada unit mesin
pendingin yang tekanan kerja refrigerannya turun, tidak bisa dilakukan sebagaimana penambahan refrigeran dengan R-22
Dapat menghemat listrik sampai dengan 5%
Merupakan refrigeran dengan 1 bahan komposisi, material tunggal, bukan blend
Safety class = A2 dengan tingkat LFL = 14% vol, atau = 306 gram/m3, dan UFL = 31% Vol, atau = 677 gram/m3
Dipergunakan pada unit mesin pendingin yang baru sehingga investasi mahal. Mesin pendingin yang menggunakan R-22 tidak bisa diretrofiting dengan R-32 (tidak drop in)
Harga R-32 masih cukup mahal tiap tabungnya Indeks GWP = 675, indeks ODP = 0 Tekanan kerja refrigeran R-32 diatas tekanan kerja refrigeran R-22,
konsumsi energi per satuan kapasitas menjadi tinggi Oli kompresor harus menggunakan jenis sintetik Pipa tembaga yang dipergunakan harus memiliki ketebalan
dinding yang cukup tebal dibandingkan pipa tembaga yang dipakai untuk R-22.
Popmpa vakum yang dipergunakan untuk refrigeran yang bersifat flammable jenis pompa vakum drying
Dilihat dari berbagai sektor temperatur operasi mesin pendingin
Peluang Refrigeran R-290 sebagai refrigeran alternativ untuk menggantikan refrigeran sintetik pada berbagai aplikasi mesin pendinginan
Dilihat dari berbagai sektor tekanan operasi mesin pendingin
Dilihat dari kinerja (cooling capacity) dan efisiensi energi (EER) pada kondisi temperatur udara luar yang tinggi
RHPAC = Refrigeration, Heat Pumps, Air- Conditioning Source: adapted from Mayekawa, 2012
Potensi Refrigeran Kelompok Alamiah Pada Pemakaian Sektor RHPAC Dengan Berbagai Kondisi
Temperatur
Alternativ Penggantian Refrigeran
Alamiah Pada Berbagai Aplikasi Mesin
Pendingin di Beberapa Negara
Mobile AC
HC
Domestic
Ref.
CO2/HC HC, NH3
AC
CO2/
HC
Foams
HC,
CO2,
NH3
Industr.
Ref.
CO2
HC
Comm.
Ref.
FREEZE CHILL AC
Evaporating temperature
HEATINGAMBIENT
Rejection temperature
0
20
40
60
80
100
120
-50 0 50 100 150
Temperature (°C)
Pre
ssure
(bar,
a)
.
R717
(ethan
R22
R134a
R410A
CO2
R600a
R290
Kondisi temperatur udara luar yang tinggi selalu terjadi di banyak daerah, dan hal ini menjadi bagian yang sangat penting.
Pengujian dilakukan pada unit mesin A/C pada berbagai daerah temperatur dari outdoor & berbagai jenis refrigeran
R290 and R22 memiliki kinerja yang baik, tetapi R-410A dan R-32 mengalami penurunan
R290 merupakan refrigeran yang berpeluang untuk digunakan pada daerah temperatur mulai rendah, medium & tinggi pada pemakaian sektor commercial
Courtsey Chen Zhenhua, GMCC R&D Centre, China
Peranan refrigeran kelompok alamiah khususnya hidrokarbon (R-290) memiliki peluang yang cukup besar untuk menggantikan refrigeran sintetik yang dipergunakan pada berbagai mesin pendingin
R-32 merupakan refrigeran sintetik kelompok HFC yang akan diperkenalkan pada tahun 2015 pada unit mesin AC dengan kompresor dan sistim yang baru
Melakukan kajian penelitian pemakaian R-290 sebagai pengganti refrigeran R-32 pada unit mesin A/C ditinjau dari berbagai aspek teknisnya
Memperbaharui dan mengembangkan prosedur aspek safety
Membuat dan memperbaharui sistim pelatihan yang profesional dan bertujuan terhadap kompetensi teknisi