Top Banner
1 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016 AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PENANGANAN ANAK ASMA BRONKIAL DI PUSKESMAS BENDOSARI Abstrak Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling sering terjadi pada masa kanak-kanak. Hasil observasi dan wawancara dengan 5 ibu di wilayah kerja Puskesmas Bendosari Sukoharjo bahwa mereka tidak tahu penanganan dini saat anak merasakan sesak napas, dan 5 ibu lainya tidak mengetahui tentang hal-hal yang menyebabkan kekambuhan asma seperti kelembaban udara, debu dan apabila tidak segera diatasi dan berlangsung lama akan mengakibatkan menurunya kualitas hidup dan gangguan tumbuh kembang anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam penanganan anak asma bronkiale di Puskesmas Bendosari Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan desain quasi experiment. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Non Randomized Kontrol Group Pre Test and Post Test design. Sampel dalam penelitian ini 36 orang dengan teknik pengambilanConsecutive Sampling. Alat analisis data dengan analisisunivariat dan bivariat yaitu korelasichi square. Hasil penelitian menunjukkanbahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok perlakuan nilai pvalue< 0,028 (0,028<0,05) dan nilai pvalue< 0,023(0,023<0,05).Pendidikan kesehatan menggunakan demonstrasi dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dengan anak riwayat asma bronkial karena menirukan peragaan yang diberikan sehingga lebih terampil dan percaya diri.
22

AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

Mar 07, 2019

Download

Documents

lamkhuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

1

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

AGNES HINGI LELANG AYA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU

DALAM PENANGANAN ANAK ASMA

BRONKIAL DI PUSKESMAS

BENDOSARI

Abstrak

Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling sering terjadi

pada masa kanak-kanak. Hasil observasi dan wawancara dengan 5 ibu di wilayah kerja

Puskesmas Bendosari Sukoharjo bahwa mereka tidak tahu penanganan dini saat anak

merasakan sesak napas, dan 5 ibu lainya tidak mengetahui tentang hal-hal yang

menyebabkan kekambuhan asma seperti kelembaban udara, debu dan apabila tidak segera

diatasi dan berlangsung lama akan mengakibatkan menurunya kualitas hidup dan

gangguan tumbuh kembang anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam

penanganan anak asma bronkiale di Puskesmas Bendosari Sukoharjo.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan desain quasi experiment.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Non Randomized Kontrol Group Pre Test

and Post Test design. Sampel dalam penelitian ini 36 orang dengan teknik

pengambilanConsecutive Sampling. Alat analisis data dengan analisisunivariat dan

bivariat yaitu korelasichi square.

Hasil penelitian menunjukkanbahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

tingkat pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada

kelompok perlakuan nilai pvalue< 0,028 (0,028<0,05) dan nilai pvalue<

0,023(0,023<0,05).Pendidikan kesehatan menggunakan demonstrasi dapat meningkatkan

pengetahuan dan sikap ibu dengan anak riwayat asma bronkial karena menirukan

peragaan yang diberikan sehingga lebih terampil dan percaya diri.

Page 2: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

2

Kata kunci: pendidikan kesehatan, tingkat pengetahuan, sikap ibu, asma bronkial

Daftar Pustaka : 32 (2004 – 2015)

Page 3: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

3

A. PENDAHULUAN

Istilah asma berasal dari Yunani

yang artinya “terengah-engah’’ dan

berarti serangan nafas pendek. Nelson

mendefenisikan asma sebagai kumpulan

tanda dan gejala wheezing (mengi) dan

atau batuk dengan karateristik sebagai

berikut; timbul secara episodik dan atau

kronik, cenderung pada malam hari/ dini

hari (nocturnal), musiman, adanya

faktor pencetus diantaranya aktivitas

fisik dan bersifat reversibel baik secara

spontan maupun dengan penyumbatan,

serta adanya riwayat asma atau atopi

lain pada pasien/ keluarga, sedangkan

sebab-sebab lain sudah disingkirkan

(Purnomo, 2008).

Batasan asma yang lengkap

yang dikeluarkan oleh Global Initiative

forAsthma (GINA) didefenisikan

sebagai gangguan inflamasi kronik

saluran nafas dengan banyak sel yang

berperan khususnya sel mast, eosinofil,

dan limfosit T. Pada orang yang rentan

inflamasi ini menyebabkan mengi

berulang, sesak napas, rasa dada tertekan

dan batuk, khususnya pada malam atau

dini hari. Gejala ini biasanya

berhubungan dengan penyempitan jalan

nafas yang luas namun bervariasi, yang

sebagian bersifat reversibel baik secara

spontan maupun dengan pengobatan,

inflamasi ini juga berhubungan dengan

hiperreaktivitas jalan napas terhadap

berbagai rangsangan (Purnomo, 2008).

Asma merupakan penyakit

pernapasan kronis yang paling sering

terjadi pada masa kanak-kanak,

bertanggung jawab atas sebagian besar

ketidakhadiran anak di sekolah,

disabilitas fisik, dan hospitalisasi anak.

(Axton & Terry,2013). Penyakit ini pada

umumnya dimulai sejak masa anak-

anak(Wong, 2008). Global Initiative for

Asthma (GINA) memperkirakan 300

juta penduduk dunia menderita asma

(GINA, 2011).World Health

Organization (WHO) memperkirakan

angka ini akan terus bertambah hingga

mencapai 180.000 orang setiap tahun.

Prevalensi total asma di dunia

Page 4: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

4

diperkirakan 6 % pada dewasa dan 10 % pada anak

(Depkes RI, 2009). Prevalensi asma pada anak di

Amerika Serikat mencapai 9,4% (National Center for

Health Statistics,2008).Menurut Depkes (2009) angka

kejadian asma pada anak dan bayi sekitar 10-85%.

Departemen Kesehatan juga memperkirakan penyakit

asma termasuk 10 besar penyebab tingginya angka

kesakitan dan kematian di Rumah Sakit serta

diperkirakan 10% dari 25 juta penduduk Indonesia

menderita asma. Apabila tidak dilakukan pencegahan

prevalensi asma akan semakin meningkat pada masa

yang akan datang (Depkes RI, 2009). Menurut Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi

asma di Jawa Tengah mencapai 4,3 % dari total

penduduk Jawa Tengah dengan data pasien anak asma

bronkiale kurang dari 1 tahun sebesar 1,5%, usia 1-4

tahun 3,8%, usia 5-14 tahun 3,9%. Dari data dinas

kesehatan Kabupaten Sukoharjo,asma masuk dalam 5

besar penyebab kesakitan dengan jumlah total

penderita asmapada satu tahun terakir tahun 2015

sebesar 9,3 %. Berdasarkan gambaran tersebut, terlihat

bahwa asma telah menjadi masalah kesehatan

masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius.

Penatalaksanaan asma bronkiale secara

nonfarmakologis pada pasien asma pada dasarnya

dapat dibedakan secara fisik maupun psikologis.

Secara fisik pada saat serangan dapat diberikan

tindakan fisioterapi yang salah satu unsur

didalamnya terdapat message pada area

punggung, adanya kesadaran penderita asma akan

arti penting exercise (karena dengan olahraga

seperti senam, renang, joging, dan peningkatan

aktivitas secara bertahap dapat mengurangi gejala

asma), latihan pernapasan dengan cara

menghembuskan napas secara cepat, mengetahui

adanya faktor pencetus. Penanganan secara

psikologis antara lain pentingnya edukasi pada

penderita asma tentang penyakitnya dan

bagaimana menyikapinya, mengenali faktor alergi

(tungau, debu rumah, alergen dari hewan, jamur,

zat dari tepung sari, populasi udara), pemberian

dukungan untuk mengontrol emosi saat serangan

sehingga pernapasan berangsur teratur dan sesak

napas berkurang (Musliha, 2010).

Dampak negatif asma pada kehidupan anak

maupun keluarga dapat mempengaruhi kualitas

hidup anak dan keluarga. Asma tidak hanya

berpengaruh terhadap fungsi pernapasan saja,

tetapi juga berpengaruh terhadap komponen fisik,

sosial, dan emosional. Jika serangan asma tidak

segera diatasi dan berlangsung lama akan

mengakibatkan menurunya kualitas hidup dan

gangguan tumbuh kembang anak. Keluarga juga

akan mengalami beban berat baik berupa beban

psikologis dan ekonomi serta meningkatnya peran

dan tanggung jawab orang tua (Sidhartani,2007 ;

Wong 2009).Agar asma dapat terkontrol dengan

baik, maka kemandirian anak dalam menghadapi

asma perlu dikembangkankan, karena dengan

kemandirian ini akan meningkatkan rasa percaya

diri, baik pada orang tua maupun anak yang

menderita asma. Untuk menumbuhkan dan

meningkatkan kemandirian orang tua dan anak,

perlu ditingkatkan pengetahuan dan sikap

mengenai asma serta segi-segi cara

penanggulangannya (Purnomo, 2008).

Dalam meningkatkan pengetahuan dan

sikap orang tua tentang penanganan asma pada

anak, pendidikan kesehatan sangat dibutuhkan

karena berpengaruh terhadap pengetahuan

seseorang, sehingga masyarakat tidak hanya

sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan

bisamelaksanakan suatu anjuran yang ada

hubungannya dengan kesehatan. Semakin banyak

sumber informasi yang didapatkan semakin luas

pengetahuan seseorang (Ertawati, 2014).

Page 5: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

5

Pengetahuan merupakan faktor penting yang

mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.

Kurang pengetahuan dapat berpengaruh pada

tindakan yang dilakukan karena pengetahuan

merupakan salah satu faktor predisposisi untuk

terjadinya perilaku (Saleha, 2010). Morbiditas

penyakit dapat ditekan dengan memberikan

pengetahuan asma.Program komunikasi,

informasi dan edukasi (KIE) merupakan

komponen penting untuk kesuksesan tata laksana

asma. Guevara (2006) dalam suatu metaanalisis

tentang efektivitas program KIE untuk

manajemen asma pada anak menyimpulkan

penurunan absensi sekolah, peningkatan hari

bermain, pengurangan kunjungan ke Unit Gawat

Darurat. Ringsberg (2006) dalam penelitiannya

menyimpulkan pasien dengan gejala seperti asma

diberikan program KIE asma dapat meningkatkan

pengetahuan dan strategi menghadapi serangan

(M.Arif, 2009).

Dengan cara mendengarkan, melihat dan

mencoba melakukan keterampilanmelalui

demonstrasi, pengetahuan dan sikap dapat

diperoleh. Seseorang yang belum terpapar

keterampilan tertentu akan melakukan

keterampilan tersebut sesuai dengan pengetahuan

yang dimilikinya atau cara mencoba-coba (trial

and error) (Notoatmodjo, 2007). Dalam

pemberian pendidikan kesehatan metode yang

paling efektif adalah demonstrasi karena yang

bisa kita ingat 90% dari yang kita ucapkan dan

lakukan, selain itu keuntungan teknik demonstrasi

yaitu konsentrasi meningkat/ maksimal, kesalahan

minimal dibandingkan dengan ceramah atau baca

dan merupakan metode untuk mengasah

keterampilan psikomotor (Susilo, 2011).

Studi pendahuluan yang dilakukan di

Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo tanggal 15

Februari 2015 diketahui bahwa jumlah total

penderita asma mencapai 2666 penderita dan

khusus pada wilayah kerja Puskesmas Bendosari

Sukoharjo didapatkan data pasien anak yang

menderita asma mencapai 150 orang (5,6 %).

Hasil observasi dan wawancara dengan 5 ibu di

wilayah kerja Puskesmas Bendosari Sukoharjo

bahwa mereka tidak tahu penanganan dini saat

anak merasakan sesak napas, dan 5 ibu lainya

tidak mengetahui tentang hal-hal yang

menyebabkan kekambuhan asma seperti

kelembaban udara, debu dan kecapekan. Ibu

mengatakan perawat telah memberikan informasi

secara lisan bagaimana cara mengatasi saat terjadi

serangan asma yaitu meninggikan tempat tidur,

memberikan minum air hangat sedikit demi

sedikit, menggosokan minyak kayu putih di dada

anaknya dan jika sesak napas anak tidak dapat

ditangani maka ibu dan keluarga langsung

membawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat,

tetapi saat panik ibu lupa bagaimana cara yang

tepat dan benar dalam menangani serangan asma

pada anaknya.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti

ingin mengajarkan tentang bagaimana seorang ibu

menangani serangan asma pada anaknya dengan

mendemonstrasikan/memperagakan penanganan

tersebut karena dengan pengetahuan dan sikap

dapat diperoleh dengan cara mendengarkan,

melihat, dan mencoba melakukan keterampilan

itu melalui demonstrasi. Maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam

Penanganan Anak Asma Bronkiale di Puskesmas

Bendosari Sukoharjo”.

B. METODE PENELITIAN

Page 6: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

6

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, desain quasi

experiment . Rancangan penelitian yang digunakan

adalah Non Randomized Kontrol Group Pre Test and

Post Test design.Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh ibu yang mempunyai anak riwayat asma

bronkial di wilayah kerja Puskesmas Bendosari

Sukoharjo.Sampel pada penelitian ini adalah para ibu

yang mempunyai anak dengan asma bronkial yaitu

sebanyak 40 responden menggunakan Consecutive

Sampling . Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa

Jombor Kecamatan Bendosari Kabupaten

Sukoharjo.Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan

April-Juli 2016. Analisis data menggunakan uji Chi

Square.

C. HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik responden

4.1.1 karakteristik responden pada kelompok

Kontrol

4.1.1.1 Karakteristik berdasarkan umur responden

Tabel 4.1

Distribusi responden ditampilkan berdasarkan

umur

Variabel Kontrol

(n=18)

Perlakuan

(n=18)

Usia F % F %

20-30 6 33,3 7 38,9

31 – 40 9 50,0 8 44,4

41 – 45 3 16,7 3 16,7

Total 18 100,0 18 100,0

Responden pada penelitian ini

sebagian besar berusia 31-40 tahun yaitu

sebanyak 17 responden dari total responden.

4.1.1.2 Karakteristik berdasarkan pekerjaan

responden

Table 4.2

Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

Variabel Kontrol

(n=18)

Pekerjaan F %

PNS 5 27,8

Swasta 5 27,8

IRT 8 44,4

Total 18 100

Responden pada penelitian ini paling

banyak memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah

tangga sebanyak 15 responden.

4.1.1.3 Karakteristik berdasarkan pendidikan

responden

tabel 4.3

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Variabel Kontrol

(n=18)

Tingkat pendidikan F

SD 2 11,1

SLTP 5 27,8

SMA 6 33,3

Pend.Tinggi 5 27,8

Total 18 100,0

Responden dalam penelitian ini

sebagian besar berpendidikan SMA yaitu

sebanyak 13 responden.

4.2 Analisa Univariat

4.2.1 Karakteristik pengetahuan pada kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan

Page 7: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

7

Data pengetahuan ibu yang

memiiliki anak asma bronkial

diperoleh dari hasil jawaban

responden atas 10 item pertanyaan

yang diajukan. Jawaban responden

kemudian dikategorikan menjadi 3

yaitu baik jika nilai jawaban ≥76%,

pengetahuan cukup antara 56-75 %

dan kurang dengan nilai ≤56%.

Distribusi responden berdasarkan

pengetahuan ibu yang memiliki anak

asma ditampilkan dalam table.

tabel 4.4

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan

ibu pada kelompok Kontrol pre dan post

Kontrol

Kategori/ pengetahuan Pre Post

F (%) F (%)

Kurang

Cukup

Baik

8

8

2

44,4

44,4

11,1

2

9

7

11,1

50,0

38,9

Total 18 100.0 18 100,0

Dari tabel diatas diketahui bahwa

paling banyak responden pada kelompok

kontrol pre dengan kategori kurang 8

responden (44,4%) dan cukup 8 responden

(44,4%) sedangkan post paling banyak

kategori cukup 9 responden (50,0) baik dalam

merawat anak dengan asma bronkial.

Tabel 4.5

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan

ibu pada kelompok perlakuan pre dan post

Perlakuan

Kategori/ pengetahuan Pre Post

F (%)

Kurang

Cukup

Baik

7

9

2

38,9

50,0

11,1

Total 18

Dari tabel diatas dapat diketahui

bahwa responden pada kelompok perlakuan

pre paling banyak kategori cukup 9 responden

(50,0) dan post paling banyak kategori baik 13

responden (72,2%).

4.2.2 Karakteristik sikap pada kelompok kontrol

dan kelompok perlakuan

Data sikap ibu yang memiiliki anak

asma bronkial diperoleh dari hasil jawaban

responden atas 10 item pertanyaan yang

diajukan. Jawaban responden kemudian

dikategorikan menjadi 3 yaitu baik jika nilai

jawaban 76-100%, pengetahuan cukup antara

56-75 % dan kurang dengan nilai ≤55%.

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan

ibu yang memiliki anak asma ditampilkan

dalam table.

Tabel 4.6

Distribusi responden berdasarkan sikap ibu

pada kelompok kontrol

pre dan post

Kontrol

Kategori/ sikap Pre

F (%)

kurang

Cukup

Baik

8

8

2

44,4

44,4

11,1

Total 18 100.0

Page 8: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

8

Dari tabel diatas diketahui bahwa

paling banyak responden pada kelompok

kontrol pre kategori kurang 8 responden

(44,4%) dan cukup 8 respoden

(44,4%)sedangkan post paling banyak kategori

cukup10 responden (55,6%).

Tabel 4.7

Distribusi responden berdasarkan sikap ibu

pada kelompok

perlakuan pre dan post

Perlakuan

Kategori/ sikap Pre Post

F (%) F (%)

kurang

Cukup

Baik

9

7

2

50,0

38,9

11,1

1

5

12

5,6

27,8

66,7

Total 18 100.0 18 100,0

Dari tabel diatas dapat diketahui

bahwa paling banyak responden pada

kelompok perlakuan pre dan post bersikap

cukup dalam merawat anak dengan asma

bronkial.

4.3 Analisis bivariate

4.3.2 uji analisa data

Tabel 4.8

Beda tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pada

kelompok kontrol

Pengetahuan

sesudah

pendidikan

kesehatan

Tot

al

P

Kur Cuk Ba

ang up ik

Pengeta

huan

sebelum

pendidi

kan

kesehat

an

Kur

ang

0 7 1 8 0,0

33

Cuk

up

1 2 5 8

Baik 1 0 1 2

Total 2 9 7 18

Hasil tabel di atas dapat diketahui

bahwa rata-rata responden sebelum diberikan

pendidikan kesehatan adalah kurang dan

cukup sedangkan rerata setelah dilakukan

pendidikan kesehatan adalah cukup. Hasil uji

statistik menggunakan uji Chi square

didapatkan p =0,033(p<0,05) yang berarti

terdapat perbedaan tingkat pengetahuan

kelompok kontrol sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan.

Table 4.9

Beda tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pada

kelompok perlakuan

Pengetahuan

sesudah

pendidikan

kesehatan

Tot

al

P

Kur

ang

Cuk

up

Ba

ik

Pengeta

huan

sebelum

pendidi

kan

kesehat

an

Kur

ang

1 4 2 7 0,0

28

Cuk

up

0 0 9 9

Baik 0 0 2 2

Total 1 4 13 18

Page 9: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

9

Hasil tabel di atas dapat diketahui

bahwa rata-rata responden sebelum diberikan

pendidikan kesehatan adalah cukup sedangkan

rerata setelah dilakukan pendidikan kesehatan

adalah baik. Hasil uji statistic menggunakan

uji Chi square didapatkan p =0,028(p<0,05)

yang berarti terdapat perbedaan tingkat

pengetahuan kelompok perlakuan sebelum dan

sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

Table 4.10

Beda sikap sebelum dan sesudah pada kelompok

kontrol

Sikap sesudah

pendidikan

kesehatan

Tot

al

P

Kura

ng

Cuk

up

Ba

ik

Sikap

sebelu

m

pendidi

kan

kesehat

an

Kura

ng

5 2 1 8 0,0

48

Cuk

up

0 6 2 8

Baik 0 2 0 2

Total 5 10 3 18

Hasil tabel di atas dapat diketahui

bahwa rata-rata responden sebelum diberikan

pendidikan kesehatan adalah kurang dan

cukup sedangkan rerata setelah dilakukan

pendidikan kesehatan adalah cukup. Hasil uji

statistic menggunakan uji Chi square

didapatkan p =0,048(p<0,05) yang berarti

terdapat perbedaan sikap kelompok kontrol

sebelum dan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan.

Table 4.11

Beda sikap sebelum dan sesudah pada kelompok

perlakuan

Sikap sesudah

pendidikan

kesehatan

Tot

al

P

Kura

ng

Cuk

up

Ba

ik

Sikap

sebelu

m

pendid

ikan

keseha

tan

Kura

ng

1 0 8 9 0,0

23

Cuk

up

0 5 2 7

Baik 0 0 2 2

Total 1 5 15 18

Hasil tabel di atas dapat diketahui

bahwa rata-rata responden sebelum diberikan

pendidikan kesehatan adalah kurang

sedangkan rerata setelah dilakukan pendidikan

kesehatan adalah baik. Hasil uji statistic

menggunakan uji Chi square didapatkan p

=0,023(p<0,05) yang berarti terdapat

perbedaan sikap kelompok perlakuan sebelum

dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

D. PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

5.1.1 Umur

Berdasarkan hasil penelitian di desa

Jombor Kecamatan Bendosari Sukoharjo

didapatkan hasil bahwa persentase umur

kelompok kontrol dan perlakuan yang paling

banyak adalah 31-40 tahun.

Page 10: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

10

Menurut Kusumawardi (2010)

disebutkan bahwa semakin cukup umur,

tingkat kekuatan dan kematangan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Hal ini senada disebutkan oleh Hidayat (2006),

bahwa perubahan perilaku atau peran dapat

disebabkan oleh proses pendewasaan melalui

pengalaman umur, individu yang beradaptasi

telah beradaptasi terhadap lingkungan.

Atmoko, dkk (2011) menyatakan bahwa

tingkat pengetahuan tentang asma pada

keluarga pasien membuat keluarga pasien

mampu memberikan informasi kepada pasien

untuk tingkat kontrol yang lebih baik pada

asma pasien, dimana dengan umur yang dalam

rentang usia produktif membuat pengalaman

seseorang juga sudah mengalami peningkatan

sehingga mampu memperoleh informasi

khususnya pengetahuan tentang asma.

Peneliti berasumsi bahwa semakin

dewasa umur seorang, makin tinggi tingkat

pengalamannya sehingga akan mempengaruhi

responden dalam merawat anak asma bronkial.

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan

di desa Jombor Kecamatan Bendosari

Sukoharjo dengan 36 responden didapatkan

hasil bahwa persentase tingkat pendidikan

pada kelompok kontrol dan perlakuan paling

banyak adalah pendidikan SMA.

Menurut Notoatmodjo (2007),

disebutkan bahwa tingkat pendidikan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Pendidikan merupakan upaya untuk

memberikan pengetahuan sehingga terjadi

perubahan. Semakin tinggi tingkat

pendidikanya, semakin tinggi pula tingkat

pengetahuannya (Kurniawan, 2010). Hal ini

sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2010)

yang mengatakan perilaku seseorang atau

masyarakat tentang kesehatan ditentukan atau

terbentuk dari 3 faktor yang salah satu faktor

predisposisinya yaitu pengetahuan.

Pengetahuan sebenarnya tidak dibentuk hanya

satu sub saja yaitu pendidikan tetapi ada sub

bidang lain yang akan juga mempengaruhi

pengetahuan seseorang misalnya pengalaman,

informasi, kepribadian dan lainya.

Ningrum (2012) menyatakan bahwa

berdasarkan pendidikan yang dimiliki

responden maka dapat mempengaruhi

pengetahuan responden dimana pengetahuan

yang diperoleh tentang penyakit asma bronkial

menyebabkan keluarga pasien memahami

tindakan-tindakan yang baik dalam

pencegahan penyakit asma, maka pasien

tersebut akan berperilaku benar dalam

pencegahan penyakit asma, sehingga upaya

yang dilakukan dalam pencegahan asma

semakin baik.

Peneliti berasumsi bahwa tingkat

pendidikan responden yang cukup baik

menyebabkan responden memiliki

kemampuan untuk menyerap informasi-

informasi tentang penyakit asma dan cara

pencegahannya. Informasi-informasi tentang

penyakit asma tersebut diperoleh dari media

massa, informasi orang yang dipercaya

(keluarga, saudara, dan lain-lain) serta petugas

kesehatan sehingga dengan pengetahuanya

tersebut dapat digunakan untuk memberikan

informasi kepada keluarganya selaku penderita

asma sehingga dapat mencegah terjadinya

kekambuhan asma.

5.1.3 Pekerjaan

Page 11: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

11

Berdasarkan penelitian yang dilakukan

di desa Jombor kecamatan Bendosari dengan

36 responden didapatkan hasil bahwa

persentase jenis pekerjaan paling banyak pada

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

adalah ibu rumah tangga dan pada swasta.

Dari penelitian diketahui bahwa

sebagian responden adalah seorang ibu rumah

tangga, sehingga ibu memiliki waktu yang

cukup untuk merawat anaknya. Secara naluri

keinginan untuk merawat anak sangat tinggi,

dimana ibu sebagai tokoh utama bagi anak.

Keingintahuan cara merawat anak merupakan

proses orangtua untuk mencari tahu melalui

media seperti majalah, radio, televisi, dan

Koran (Gupta et al, 2005). Cara mendapatkan

pengetahuan juga dapat dilakukan dari tempat

mereka bekerja misalnya dari teman yang

sudah pengalaman merawat balita maupun

mendapatkan berbagai infomasi kesehatan

melalui media sosial di lingkungan tempat

mereka bekerja (Dewi, 2010).

Peneliti berasumsi bahwa hal tersebut

bisa diperoleh dari tempat mereka bekerja dan

media sosial tentang asma bronkial, dimana

mampu mengubah pola pikir seseorang yang

akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap

dalam menangani anak asma bronkial.

5.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan responden

pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

Hasil penelitian menunjukan tingkat

pengetahuan pada kelompok kontrol kategori

kurang 8 responden (44,4%) dan cukup 8

responden (44,4%), baik 2 responden (11,1%)

sedangkan kelompok perlakuan kurang 7

(38,9%), cukup 9 (50,0%), baik 2 (11,1%).

Mayoritas pengetahuan ibu yang

memiliki anak riwayat asma bronkial sebelum

diberikan pendidikan kesehatan

berpengetahuan cukup ini dipengaruhi oleh

faktor-faktor internal seperti pendidikan

responden yaitu paling banyak adalah SMA,

semakin tinggi pendidikan seseorang maka

semakin mudah menerima informasi. Usia

responden dimana paling banyak berusia 31-

40 tahun, semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berfikir dan pekerjaan

responden paling banyak adalah ibu rumah

tangga dan swasta. sehingga ibu memiliki

waktu yang cukup untuk merawat anaknya.

Secara naluri keinginan untuk merawat anak

sangat tinggi, dimana ibu sebagai tokoh utama

bagi anak. Keingintahuan cara merawat anak

merupakan proses orangtua untuk mencari

tahu melalui media seperti majalah, radio,

televisi, dan Koran (Gupta et al, 2005). Cara

mendapatkan pengetahuan juga dapat

dilakukan dari tempat mereka bekerja

misalnya dari teman yang sudah pengalaman

merawat balita maupun mendapatkan berbagai

infomasi kesehatan melalui media sosial di

lingkungan tempat mereka bekerja (Dewi,

2010).

Pada penelitian ini pendidikan

kesehatan diberikan secara kelompok besar

sebanyak 18 orang dengan metode ceramah

dengan media demonstrasi, menggunakan alat

peraga boneka percobaan, leaflet dan lembar

balik dimana berguna menjelaskan idea atau

pesan yang disampaikan juga dapat membantu

mengingat kembali apa yang telah diajarkan

sehingga pendidikan kesehatan akan

mendapatkan hasil yang bermakna.

Page 12: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

12

Pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentukya tindakan seseorang.

Menurut teori Notoatmodjo (2007)

pengetahuan akan terbentuk setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek

atau informasi yang didapat dari sumber

informasi.

Menurut Monalisa (2012),

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

pada penanganan pasien asma, massage dada

dengan minyak kayu putih akan memberikan

efek anti spasmodic sehingga mengurangi

obstruksi jalan napas. Responden yang

berpengetahuan cukup memutuskan untuk

melakukan perawatan anak asma bronkial

karena dipengaruhi usia, pendidikan,

pekerjaan, dan lingkungan.

Ismiyatun (2014), pengetahuan

responden dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu umur, paritas, pendidikan, pekerjaan dan

sumber informasi, dan didapatkan hasil

tersebut responden sebagian besar sudah

mengetahui tentang perawatan anak dengan

riwayat asma bronkial oleh karena itu

pengetahuan responden dipengaruhi oleh

pendidikan dan sumber informasi.

Diperkuat dengan teori Notoatmodjo

(2007), media informasi tentang penanganan

terhadap anak riwayat asma bronkial bisa

didapat melalui internet, majalah, brosur,

ataupun media massa lainya. Dapat pula

mendapat informasi dari lingkungan seperti

para orang tua khususnya seorang ibu yang

sudah berpengalaman dalam mengasuh anak

ataupun informasi dari petugas kesehatan.

Seseorang akan melakukan sesuatu

berdasarkan dari pengetahuan yang mereka

terima terutama dari pengalaman yang disusun

secara sistematis oleh otak ( Notoatmodjo,

2007). Sesuatu yang diterima oleh seseorang

akan menambah sesuatu yang bersifat

informasi, terbukti dengan frekuensi yang

menunjukan kategori paling banyak adalah

berpengetahuan cukup banyak dalam merawat

anak riwayat asma bronkial.

5.3 Gambaran Tingkat Pengetahuan responden

pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

setelah dilakukan pendidikan kesehatan

Hasil penelitian menunjukan rerata

pengetahuan setelah dilakukan pendidikan

kesehatan kelompok kontrol adalah kategori

kurang 2 (11,1%), cukup 9 (50,0%),baik

7(38,9%) dan pada kelompok perlakuan

kategori kurang 1(5,6%), cukup 4(22,2%),

baik 13(72,2%) responden. Mayoritas

pengetahuan ibu yang memiliki anak riwayat

asma bronkial setelah diberikan pendidikan

kesehatan paling banyak adalah

berpengetahuan baik karena selain dipengaruhi

oleh usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan

responden, tetapi juga dilakukan

penyuluhan/pendidikan kesehatan dimana

tujuan pendidikan kesehatan adalah upaya

mempengaruhi dan mengajak orang lain baik

individu, keluarga dan masyarakat agar

melaksanakan perilaku sehat ini dilihat dari

peningkatan persentase dengan diperkuat oleh

teori Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa

tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi

oleh pendidikan, pengalaman, sumber

informasi, lingkungan budaya dan sosial

ekonomi.

Menurut Notoatmodjo (2007),

disebutkan bahwa faktor-faktor yang

Page 13: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

13

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang

terdapat 5 faktor yaitu pendidikan merupakan

upaya untuk memberikan pengetahuan

sehingga terjadi perubahan. Pengalaman

adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang

akan menambah pengetahuan tentang sesuatu

yang bersifat non formal. Orang yang

memiliki sumber informasi yang lebih banyak

akan memiliki pengetahuan yang lebih luas

pula. Salah satu sumber informasi yang

berperan penting bagi pengetahuan adalah

media masa. Lingkungan budaya misalnya hal

ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua

mendidik sejak kecil mendasari pengetahuan

yang dimiliki oleh remaja dalam berpikir

selama jenjang hidup.

Vika Wulandari (2012) pendidikan

kesehatan merupakan proses belajar dari

individu dimana seseorang yang tidak tahu

menjadi tahu sehingga meningkatkan

kemampuan pengetahuan untuk mencapai

hidup sehat secara optimal.

Diperkuat dengan teori menurut

Notoatmodjo (2007) prinsip pokok pendidikan

kesehatan adalah proses belajar, dimana

kegiatan belajar terdapat 3 pesoalan pokok

keluaran (output). Pada penelitian ini

mayoritas responden dapat menerima

informasi yang peneliti berikan dan sudah

lebih memahami tentang apa maksud dan

tujuan dari penanganan dini pada anak asma

bronkial dengan lieflet dan demonstrasi yang

peneliti berikan.

Menurut penelitian Ismiyatun (2014)

selain dipengaruhi oleh pendidikan,

pengetahuan responden dipengaruhi oleh

pengalaman seseorang dari penanganan asma

bronkial yang lalu. Pengalaman sebagai

sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan

cara mengulang kembali yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi pada

masa lalu.

1.4 Gambaran Sikap responden pada

kelompok kontrol dan perlakuan sebelum

pendidikan kesehatan

Hasil penelitian diketahui bahwa nilai

sikap sebelum diberikan pendidikan

kesehatan pada kelompok kontrol kategori

kurang 8 responden (44,4%), cukup 8

responden (44,4%), baik 2 (11,1%) responden

dan pada kelompok perlakuan kategori

kurang 9(50,0%), cukup 7(38,9%), baik 2

responden (11,1%). Mayoritas ibu yang

memiliki anak riwayat asma bronkial adalah

kategori sikap yang kurang dalam merawat

anak riwayat asma bronkial, hal ini

disebabkan oleh kurang juga pengetahuan ibu

dalam menangani anak dengan asma

bronkial. Pengetahuan tentang asma bronkial

yang baik mendukung ibu dalam merawat

anak dengan asma bronkial dengan baik pula.

Sikap adalah suatu reaksi atau respon

seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007).

Terbentuknya sikap seseorang

didasarkan pada pengetahuan seseorang

menerima informasi, semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki akan memberikan

kontribusi terhadap terbentuknya sikap yang

baik (Djannah, Suryani & Purwati, 2009).

Sikap dapat dipengaruhi oleh

pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang

dianggap penting, pengaruh kebudayaan,

Page 14: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

14

media massa, lembaga pendidikan dan agama,

dan faktor emosional. (Wawan & Dewi, 2011).

Pengalaman pribadi merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi sikap

seseorang. Teori menyebutkan bahwa untuk

dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi haruslah meninggalkan

kesan yang kuat. Media massa juga

berpengaruh terhadap sikap seseorang karena

berita yang seharusnya factual disampaikan

secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh

sikap penulisannya, akibat akan berpengaruh

terhadap sikap konsumenya (Wawan & Dewi,

2011). Selain faktor pengalaman pribadi dan

media massa, ada tahap motivasi yang

merubah seseorang setelah mengikuti

pendiidkan kesehatan benar-benar mengubah

perilaku sehari-hari ( Susilo, 2011)

Sikap yang didasari oleh pengetahuan

yang kuat akan lebih langgeng daripada sikap

tanpa didasari pengetahuan yang cukup, dilihat

dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa

sikap sebelum pendidikan kesehatan adalah

kategori kurang.

5.5 Gambaran Sikap responden pada kelompok

kontrol dan perlakuan setelah dilakukan

pendidikan kesehatan

Hasil penelitian diketahui bahwa nilai

sikap setelah diberikan pendidikan kesehatan

pada kelompok kontrol kategori kurang 5

(27,8%) responden, cukup 10 (55,6%), baik 3

responden (16,7%) dan pada kelompok

perlakuan kategori cukup 5 (27,8%), baik 12

(66,7%), kurang 1 responden (5,6%).

Mayoritas sikap ibu yang memiliki anak

riwayat asma bronkial adalah kategori sikap

yang baik dalam merawat anak riwayat asma

bronkial setelah diberikan pendidikan

kesehatan. Dalam hal ini pendidikan

kesehatan sebagai proses yang mencakup

dimensi dan kegiatan intelektual, psikologi,

dan social dapat meningkatkan kemampuan

individu dalam mengambil keputusan secara

sadar dan yang mempengaruhi kesejahteraan

diri, keluarga dan masyarakat. Dimana

seseorang dari tidak tahu tetang penanganan

anak asma bronkial menjadi tahu dalam

menangani anak dengan asma bronkial, dilihat

dari hasil persentase bahwa tertinggi adalah

kategori sikap baik.

Menurut teori Djannah, Suryani &

Purwati, 2009, faktor-faktor yang

mempengaruhi sikap adalah pengalaman

pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap

penting, informasi/media massa, serta faktor

emosional dari individu. Responden yang

berpengetahuan baik memutuskan untuk

merawat anak riwayat asma bronkial karena

dipengaruhi oleh infomasi yang didapat. Sikap

individu biasanya akan berubah setelah

mendapatkan informasi dari orang lain.

Informasi yang bersifat persuasive, akan

menumbuhkan dan mengembangkan sikap

positif terhadap individu (Simamora, 2009).

Pendidikan kesehatan tentang

penanganan anak riwayat asma bronkial sangat

mempengaruhi sikap ibu. Pendidikan

kesehatan merupakan suatu kegiatan yang

dapat meningkatkan sikap dalam memelihara

dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri

(Adnani, 2011). Pengetahuan akan

berpengaruh terhadap sikap seseorang karena

pengetahuan akan terus bertambah sesuia

dengan proses pengalaman yang dialami

(Mubarak, 2012). Proses kognitif dapat terjadi

Page 15: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

15

melalui pengalaman langsung, media assa,

pengaruh orang lain yang dianggap penting,

lembaga pendidikan (Wawan & Dewi, 2011).

Sikap merupakan reaksi atau respons

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek

(Mubarak et.al 2007). Alas an erjadinya

peningkatan skor sikap pada remaja putri

disini adalah karena terjadi peningkatan aspek

afektif (sikap) yang diberikan pendidikan

kesehatan menggunakan metode demonstrasi.

Metode demonstrasi lebih mudah untuk

menunjukan pengertian, ide, dan prosedur

tentang suatu hal yang pernah dipersiapkan

dengan teliti untuk memperlihatkan

bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan

adegan dengan menggunakan alat peraga

(Mubarak, 2012). Keutungan dari metode

demonstrasi yaitu dapat membuat proses

pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih

konkret, lebih mudah memahami sesuatu,

lebih menarik, peserta didik dirangsang untuk

mengamati, meyesuaikan teori dengan

kenyataan dan dapat melakukan sendiri

(Suliha, dkk 2012).

5.6 Beda Tingkat Pengetahuan sebelum dan

sesudah pendidikan kesehatan pada kelompok

Kontrol dan perlakuan

Hasil analisis pada penelitian yang diuji

menggunakan chi square menunjukan nilai

tingkat pengetahuan kelompok kontrol adalah

nilai pvalue < 0,033 (0,033<0,05) dan kelompok

perlakuan nilai pvalue< 0,028 (0,028<0,05)

sehingga ada perbedaan tingkat pengetahuan

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

setelah dilakukan pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan ibu dalam penanganan anak asma

bronkial di Puskesmas Bendosari. Dalam hal ini

pendidikan kesehatan sebagai proses yang

mencakup dimensi dan kegiatan intelektual,

psikologi, dan social dapat meningkatkan

kemampuan individu dalam mengambil

keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi

kesejahteraan diri, keluarga dan masyarakat.

Dimana seseorang dari tidak tahu tetang

penanganan anak asma bronkial menjadi tahu

dalam menangani anak dengan asma bronkial.

Tujuan dari pemberian pendidikan

kesehatan adalah mengubah pengetahuan, sikap

dan keterampilan individu atau masyarakat di

bidang kesehatan yang dapat dirinci sebagai

berikut: menjadikan kesehatan sebagai sesuatu

yang bernilai di masyarakat, menolong individu

agar mampu secara mandiri atau berkelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan

hidup sehat dan mendorong pengembangan dan

penggunaan secara tepat sarana pelayanan

kesehatan yang ada (Maulana,2009).

Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ismanto (2014)

yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang

positif pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan dan sikap orang tua terhadap

Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) dan

merekomendasikan bagi petugas kesehatan untuk

terus menggalakan pendidikan kesehatan dalam

hal ini tentang KIPI, agar para ibu yang

mengimunisasi bayinya tidak perlu cemas dan

secara mandiri dapat melakukan penatalaksanaan

KIPI mandiri di rumah. Pemberian pendidikan

kesehatan bagi ibu dengan anak menderita asma

sangat dibutuhkan, karena ibu merupakan orang

yang paling dekat dan paling sering berhubungan

dengan anak. Ibu yang merawat anak penderita

asma bronkial 24 jam di rumah. Dari sini dapat

Page 16: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

16

dilihat betapa penting peran perawat sebagai

edukator agar dapat mendukung pengontrolan

anak asma bronkial. Hal ini sesuai dengan peran

perawat dalam menjalankan tugas sebagai

penyuluh dan konselor bagi klien. Perawat

berwenang melakukan pengkajian keperawatan

secara holistik ditingkat individu, keluarga serta

ditingkat kelompok masyarakat, melakukan

pemberdayaan masyarakat, melaksanakan

advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat,

menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan

masyarakat, dan melakukan penyuluhan

kesehatan dan konseling (UU No 38 tahun 2014).

Peneliti berpendapat kelebihan dan

keunggulan pendidikan kesehatan yang peneliti

lakukan antara lain menggunakan metode

demonstrasi sehingga memperjelas ide atau pesan

yang disampaikan dan membantu ibu mengingat

karena mengulang kembali apa yang di ajarkan

oleh peneliti. Selain itu, peneliti juga memberikan

leaflet tentang asma bronkial sehingga apabila ibu

lupa bisa membaca kembali. Keunggulan lain dari

pendidikan kesehatan yang peneliti lakukan

adalah penelti tidak membatasi waktu tanya

jawab, sehingga ibu benar-benar paham tentang

asma bronkial pada anak.

5.7Beda nilai sikap sebelum dan sesudah

pendidikan kesehatan pada kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan

Hasil analisis pada penelitian yang

diuji menggunakan chi square menunjukan

nilai sikap kelompok Kontrol dan kelompok

perlakuan sebelum dan sesudah nilai pvalue<

0,048(0,048<0,05) dan setelah dilakukan

pendidikan kesehatan adalah nilai pvalue<

0,023(0,023<0,05) yang berarti ada perbedaan

nilai sikap kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan sebelum dan setelah dilakukan

pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

dan sikap ibu dalam penanganan anak asma

bronkial di desa Jombor Kecamatan Bendosari

Sukoharjo. Peningkatan sikap pada kelompok

kontrol lebih sedikit, hal ini dipengaruhi

dengan penggunaan media. Penggunaan media

leaflet dirasa kurang menarik karena tidak

mempunyai efek visual dan cenderung

membosankan. Seseorang belajar sangat

sedikit ketika mereka mendengarkan atau

melihat saja, tetapi mereka belajar sedikit lebih

ketika melihat dan mendengar apa yang

mereka harus pelajari (Effendi & Makhfudli,

2009). Leaflet dapat menimbulkan kesadaran

akan suatu persoalan umum tetapi tidak akan

mengakibatkan perubahan karena orang yang

membacanya tidak akan mengingat pesan

tersebut dengan lingkungan pribadi mereka

sendiri (Gibney dkk, 2009).

Page 17: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

17

E. KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian,

pengolahan data dan analisa data dapat

disimpulkan:

1. Karakteristik usia ibu dengan

anak asma bronkial berusia 31-

40 tahun, sebagian besar

pekerjaan ibu dengan anak asma

bronkial adalah Ibu rumah

tangga dan swasta, dan rata-rata

tingkat pendidikan ibu dengan

anak asma bronkial adalah

SMA.

2. Tingkat pengetahuan sebelum

dan sesudah pendidikan

kesehatan pada kelompok

kontrol kategori kurang 8

responden (44,4%)dan cukup 8

responden (44,4%), baik 2

responden (11,1%) sedangkan

kelompok perlakuan kurang 7

(38,9%), cukup 9(50,0%), baik

2 (11,1%). Dan kelompok

perlakuan kelompok kontrol

adalah kategori kurang 2

(11,1%), cukup 9 (50,0%),baik

7(38,9%) dan pada kelompok

perlakuan kategori kurang

1(5,6%), cukup 4(22,2%), baik

13(72,2%) responden.

3. Sikap responden sebelum

pendidikan kesehatan pada

kelompok kontrol kategori

kurang 8 responden (44,4%),

cukup 8 responden (44,4%),

baik 2 (11,1%) responden dan

pada kelompok perlakuan

kategori kurang 9(50,0%),

cukup 7(38,9%), baik 2

responden (11,1%). Dan

sesudah pendidikan kesehatan

kelompok kontrol kategori

kurang 5 (27,8%) responden,

cukup 10(55,6%), baik 3

responden (16,7%) dan pada

kelompok perlakuan kategori

cukup 5 (27,8%), baik 12

(66,7%), kurang 1 responden

(5,6%).

4. Terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap tingkat

pengetahuan sebelum dan

setelah dilakukan pendidikan

kesehatan pada kelompok nilai

tingkat pengetahuan kelompok

kontrol dan perlakuan adalah

nilai pvalue < 0,033

(0,033<0,05) dan kelompok

perlakuan nilai pvalue< 0,028

(0,028<0,05).

5. Terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap sikap

sebelum dan setelah dilakukan

pendidikan kesehatan pada nilai

sikap kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan sebelum

dan sesudah nilai pvalue< 0,048

Page 18: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

18

(0,048<0,05) dan setelah

dilakukan pendidikan kesehatan

adalah nilai pvalue<

0,023(0,023<0,05).

F. SARAN

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas,

maka peneliti dapat memberikan

beberapa saran, antara lain:

1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan pedoman untuk

menambah pengetahuan

masyarakat tentang perawatan

asma bronkial di rumah

khususnya orang tua yang

mempunyai anak asma bronkial,

sehingga dapat merubah

pengetahuan dan sikap orang tua

dalam merawata anak yang

menderita asma bronkial.

2. Bagi Puskesmas Bendosari

Hasil penelitian ini diharapakan

dapat dijadikan masukan pada

manajemen Puskesmas sehingga

program pendidikan kesehatan

tentang asma bronkial dapat

dijadikan program rutin setiap 2

minggu sekali yang

dilaksanakan di Puskesmas.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapakan

dapat dgunakan untuk

memperkaya bahan ajar dalam

proses belajar mengajar di mata

kuliah keperawatan anak

khususnya tentang pendidikan

kesehatan mengenai asma

bronkial dan sikap dalam

merawat anak penderita asma

bronkial, dan institusi

pendidikan sebaiknya dapat

menyediakan buku bacaan yang

berhubungan dengan pendidikan

kesehatan secara umum maupun

buku tentang asma bronkial.

4. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapakan

dapat dgunakan sebagai data

dasar bagi peneliti-peneliti

selanjutnya, terkait pendidikan

kesehatan tentang asma bronkial

dan sikap dalam merawat anak

asma bronkial serta dapat

melakukan penelitian yang lebih

luas lagi dengan metode

peneltian yang berbeda.

5. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapakan

dapat mengembangkan

wawasan peneliti dalam

melakukan penelitian yang

berkaitan dengan pendidikan

kesehatan tentang asma bronkial

dan sikap dalam merawat anak

penderita asma bronkial, serta

dapat menambah wawasan

Page 19: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

19

peneliti tentang asma bronkial

pada anak.

DAFTAR PUSTAKA

Anita (2015). Penanganan Awal Pasien

Asma Bronkiale pada Saat

Serangan. Diakses 15

Februari 2016, dari

http://digilib.stikeskusumah

usada.ac.id/files/disk1/23/0

1-gdl-anitapurwa-1102-1-

artikel-p.pd

Ahmad (2013). Manfaat Pijat Aroma

Therapi. Diakses tanggal

10 Maret 2016 dari

http://metropolitan.inilah.co

m/read/detail/12705/mering

ankanasmadenganpijat.html

.

Axton Sharon & Fugate Terry. (2013).

Rencana Asuhan

Keperawatan Pediatrik

Edisi 3. Jakarta : EGC

Danusantoso, Halim.(2011). Buku Saku

Ilmu Penyakit Dalam, Edisi

2, Jakarta: EGC 2

Depkes, RI. (2008). Pedoman

Pengendalian Penyakit

Asma.Jakarta : Direktorat

pengendalian penyakit

tidak menular Kemenkes

RI.

Depkes, RI. (2009). Pedoman

Pengendalian Penyakit

Asma.Jakarta : Direktorat

pengendalian penyakit

tidak menular Kemenkes

RI.

Faishal. (2007). Cara Mengobati Asma

dengan Aromaterapi.

Diakses tanggal 10 Maret

2016 dari

http://www.carakhasiat.co

m/artikel.html

Global Initiative in Astma (GINA) (

2011). Pocked guide for

asthma management and

prevension in

children.Diakses melalui

www.Ginaasthma.org.tangg

al 10 Februari 2012.

Guevara JP, Wolf FM, Grum CM, Clark

NM (2006). Effects of

educational interventions

for self management of

asthma in children and

adolescent: systemic review

and meta-analysis. BMJ;

326:1-6.

Page 20: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

20

Hidayat. 2007. Metode Penelitian

Keperawatan dan Teknik

Analisa Data. Salemba

Medika. Jakarta.

Ismiyatun. W. F. (2014). Gambaran

Pengetahuan Ibu Hamil

tentang Perawatan

Payudara Selama

Kehamilan.http://www.perp

uswu.web.id diunduh

tanggal 01 Juli 2015

Liansyah Tita Menawati (2014)

Pendekatan Kedokteran

Keluarga dalam

Penatalaksanaan Asma

pada Anak. Di akses 15

Februari 2016, dari

http://jurnal.unsyiah.ac.id/J

KS/article/view/2731

Maulana, H.D.J. (2009). Promosi

Kesehatan.Jakarta : EGC.

M. Arif Matondang dkk. (2009) Peran

KIE pada Asma Anak. Sari

Pediatri, Vol. 10, No. 5.

Halaman 317.

M. Ertawati dkk. (2014) Pengaruh

Pendidikan Kesehatan

Terhadap Pengetahuan

dan Sikap Orang Tua

tentang Kejadian Ikutan

Paska Imunisasi (KIPI).

Ejournal keperawatan (e-

Kp) Volume 2, Nomor 1.

Monalisa (2012) Pengalaman Ibu

Merawat Anak Penderita

Asma yang Mengalami

Masalah Kualitas Hidup.

Diakses 15 Februari 2016,

dari

www.indonesia.digitaljourn

alis.org.

Mubarak, WI. 2012. Promosi Kesehatan

Untuk Kebidanan, Salemba

Medika, Jakarta

Musliha. (2010). Keparawatan Gawat

Darurat, Edisi I,

Yogyakarta: Nuha Medika.

Nelson dkk. (2014). Ilmu Kesehatan

Anak Esensial. Edisi VI.

Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S.2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan.

Jakarta: Rineka

Notoatmodjo, S.2014. Promosi

Kesehatan dan Perilaku

Kesehatan. Jakarta: Rineka

Nurhudhariani Rose dkk. (2015)

Pengaruh Pelatihan Senam

Hamil terhadap

Page 21: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

21

Peningkatan Keterampilan

Senam Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas

Kedungmundu Semarang.

The 2 nd University

Research Coloquium.

Diakses 19 Februari 2016,

dari

http://jurnal.unimus.ac.id/in

dex.php/psn12012010/articl

e/view/1648

Purnomo (2008 ). Faktor-Faktor Resiko

yang Berpengaruh

terhadap Kejadian Asma

Bronkial pada Anak. akses

15 Februari 2016, dari

http://eprints.undip.ac.id/18

656/

Rengganis, Iris. (2008): Diagnosis dan

Tatalaksana Asma

Bronkiale. Diakes tanggal

12 Oktober 2014 dari

www.indonesia.digitaljourn

alis.org.

Ringsberg KC, Lepp M, Finnstrom B

(2006). Experience by

patients with asthma-like

symptoms of a problem

based learning health

education programme. Fam

Pract; 19 : 290-3.

RISKESDAS. (2013). Prevalensi Asma

di Jawa Tengah. Diakses

tanggal 28 September 2014

dari

www.indonesia.digitaljourn

alis.org.

Rudolph Abraham M. (2006). Buku Ajar

Pediatri Rudolph. Jakarta :

EGC.

Saleha Sungkar dkk. (2010). Pengaruh

Penyuluhan Terhadap

Tingkat Pengetahuan

Masyarakat dan Kepadatan

Aedes Aegypti di

Kecamatan Bayah Provinsi

Banten. Makara Kesehatan

Volume 14 Nomor 2,

Desember 2010, Halaman

81-85.

Simamora, H. R. 2009. Buku Ajar

Pendidikan dalam

Keperawatan. EGC, Jakarta

Sudoyo, W. Aru. (2006). Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Edisi IV

Jilid II, Pusat Penerbitan

Ilmu Penyakit Dalam

Universitas Indonesia:

Jakarta.

Page 22: AGNES HINGI LELANG AYA PENGARUH PENDIDIKAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/33/01-gdl-agneshingi... · Asma bronkial merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling

22

Sugiyono. (2013). Statistik untun

Penelitian. Penerbit

Alfabeta. Bandung.

Suliha.Herawan.Sumiati.Yeti.(2007).

Pendidikan Kesehatan

dalam

Keperawatan.Jakarta: EGC

Susilo. (2011). Pendidikan Kesehatan

dalam Keperawatan.

Cetakan 1. Yogyakarta.

Nuha Medika.

Tjandra. SH. (2004). 8 Koleksi Untuk

Motivasi Karier dan

Kehidupan yang Lebih

Baik. Elex Media

Komputindo. Jakarta

Wawan & Dewi M. 2011. Teori dan

Pengukuran Pengetahuan,

Sikap dan Perilaku

Manusia, Muha Medika,

Yogyakarta.

Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson,

D., Winkelstein, M.L., &

Schwartz, P. (2008).Buku

Ajar Keperawatan

Pediatrik. Jakarta: EGC.

Wulandari , Vika. (2012). Teori &

Pengukuran Pengetahuan

Sikap, dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta:

Nuha Medika