http://gaumabaji.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=49Proses
Perawatan JenazahManusia sebagai makhluk hidup akan memiliki
masanya saat ruh berpisah dari tubuhnya, sehingga tubuhnya tidak
lagi memiliki nyawa, pada saat itulah manusia dikatakan mati.
Setelah mengalami kematian, tentu saja tubuh seorang muslim
muslimah tidak begitu saja dikuburkan. Sebagai umat nabi Muhammad
SAW, ada tata cara dalam melakukan perawatan tubuh seorang muslim
muslimah yang telah mati.Dimulai dengan(1) Memandikan Jenazah, (2)
Mengkafani Jenazah, (3) Menshalatkan Jenazah, (4) Mengusung dan
memakamkan Jenazah1. Memandikan Jenazah Dalam memandikan jenazah
yang pertama adalah syarat orang yang memandikan jenazah yakni :
Islam Berakal Dipercaya dan menjaga amanah Mengetahui ilmu syariat
yang berkaitan dengan memandikan jenazah Merahasiakan keadaan
jenazahKemudian yang perlu diperhatikan dalam memandikan jenazah:
Yang lebih utama memandikan jenazah adalah orang yang mendapatkan
wasiat ketika masih hidup. Hendaknya orang yang memandikan jenazah
tidak lebih dari tiga orang. Orang yang memandikan jenazah
diutamakan 2 orang yang mengerti tentang hukum-hukum
penyelenggaraan jenazah, dan orang yang ketiga adalah kerabat
jenazah - untuk orang ketiga perlu diperhatikan bahwa orang yang
dipilih adalah orang yang memiliki tanda-tanda orang yang lalai
terhadap datangnya kematian dan suka berbuat maksiat, dengan ini
diharapkan ia dapat mengambil pelajaran. Orang yang memandikan
jenazah tidak disyaratkan dalam keadaan suci. Memandikan jenazah
tidak merusak wudhu, kecuali jika menyentuh aurat jenazah itu tanpa
penghalang.Syarat-syarat tempat untuk memandikan jenazah : Tempat
yang digunakan hendaknya bersih dan suci - jangan memandikan
jenazah dikamar mandi, karena tempat ini kotor. Tempat harus
tertutup dan beratap - ada sebuah riwayat bahwasanya Ibnu Sairin
menginginkan ada ruangan khusus dan tertutup untuk memandikan
jenazah, supaya aurat jenazah tidak menghadap langsung ke langit
dan tidak dihadiri oleh orang yang tidak memiliki kepentingan untuk
memandikannya. Tidak ada gambar dan patung yang memiliki nyawa -
karena malaikat tidak memasuki sebuah rumah yang didalamnya
terdapat gambar dan anjing (hadits Bukhari (10/380) dan Muslim
(2106)Syarat air yang digunakan adalah air yang suci dengan
temperatur yang disesuaikan agar tidak merusak jenazah.
http://gaumabaji.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=54Tata
Cara Memandikan Jenazah dalam IslamPertama - Meletakkan jenazah
ditempat pemandian jenazah.Setelah jenazah diletakkan di atas
ranjang yang biasa digunakan untuk memandikan jenazah, dan setelah
pakaiannya ditanggalkan dan ditutupi auratnya ditutupi dengan kain
mulailah dengan : Membengkokkan tubuh mayat secara perlahan dan
mendudukkannya sampai posisi hampir duduk kemudian Letakkan tangan
kanan pada perut jenazah lalu tekan secara perlahan sebanyak tiga
atau lima kali supaya sisa-sisa kotoran dapat dikeluarkan.Tujuan
menekan perut secara perlahan bukanlah untuk memaksa isi perut
keluar namun untuk mengeluarkan sisa kotoran yang memang sudah mau
keluar. Jika tidak dikeluarkan terlebih dahulu terkadang ia keluar
ketika proses pemandian sedang berlangsung atau sedang
dikafani,jika hal tersebut terjadi maka jenazah harus dimandikan
dan diwudhukan kembali.Dalil yang mendasari adalah hadits yang
diriwayatkan dari Ummu Sulaim RA, bahwa Rasulullah bersabda :[Jika
seorang wanita meninggal, maka orang yang ingin memandikannya harus
terlebih dahulu menekan perutnya secara perlahan-lahan, jika ia
tidak sedang mengandung, jika sedang mengandung maka janganlah
menggerak-gerakan perutnya][HR Baihaqi]Kedua - Menggunakan sarung
tangan.Jika yang memandikan tidak memperoleh sarung tangan, maka
lapisi tangan kirinya dengan kain, untuk membersihkan tubuh
jenazah. Bersihkan tubuh jenazah dari bawah kain penutupnya dan
berusaha sebisa mungkin untuk melebarkan telapak tangannya ketika
membersihkan kemaluan jenazah. Jangan berlama-lama didaerah itu
hingga bisa mengetahui ukurannya, untuk menghormati jenazah. Untuk
bagian dubur, maka gerak-gerakan tangan di daerah itu sampai
sekira-kiranya bersih. Ketika sedang membersihkan orang yang
mendampinginya menyiramkan air ke bagian yang sedang dibersihkan
tersebut.Ketiga - Mengganti Sarung tangan.Hendaklah mengganti
sarung tangan atau kain pelapis yang sudah digunakan untuk
membersihkan tadi dengan yang baru jika memungkinkan untuk menjaga
kebersihan.Keempat - Mewudhukan Jenazah.Jenazah diwudhukan seperti
wudhunya orang yang hendak melaksanakan shalat. Pertama bacalah
basmalah. Cuci kedua telapak tangannya. Ambil sedikit kapas yang
telah dibasahi air setelah itu gosoklah mulutnya, gigi serta
gusinya, lakukan sebanyak tiga kali, dengan mengganti kapas setiap
membersihkan. Ambil kapas lagi yang telah dibasahi air untuk
membersihkan bagian dalam hidungnya sebanyak tiga kali. Basuhlah
wajahnya sebanyak tiga kali dengan menekan bagian hidung dan
mulutnya untuk menghindari air masuk. Basuhlah kedua tangannya
sampai siku sebanyak tiga kali. Usaplah kepalanya dilanjutkan
dengan kedua telinganya. Basuhlah kedua kakinya hingga kedua mata
kaki.Jangan mewudhukan jenazah lebih dari sekali jika tidak
diperlukan (seperti keluarnya kotoran dari dubur).Penggunaan kapas
untuk membersihkan gigi dan hidung adalah jalan untuk mengganti
kumur-kumur yang biasa dilakukan untuk membersihkan mulut pada saat
kita berwudhu.Menutup hidung dan mulut saat membasuh wajah
dilakukan agar air tidak masuk ke dalam perut yang dapat mengubah
isi perut yang bisa menyebabkan lambungnya busuk dan terkadang bisa
keluar sesuatu dari dalam perutnya.Kelima - Memandikan
Jenazah.Bidara adalah sejenis pohon teratai, dimana daunnya diambil
dan dikeringkan kemudian ditumbuk dengan halus. Fungsinya adalah
alat pembersih. Pada zaman sekarang sama dengan sabun.Proses
pemandian pertama (campuran air dan sabun/bidara)Siapkan air yang
telah dicampur dengan sabun/bidara.Ambillah busa sabun/bidara untuk
mencuci kepala, muka, dan ketiak. Sirami kepala jenazah dengan air
yang sudah dicampur dengan sabun/bidara sebanyak tiga kali.
Mandikan bagian kanan mulai dari (dengan posisi jenazah terlentang)
: tangan kanan yakni dari pundak hingga telapak tangan. bagian
kanan leher separuh yang kanan dari dada, perut, paha, hingga betis
Miringkan jenazah ke kiri untuk memandikan bagian punggung sebelah
kanan dengan tidak menyiram wajahnya, masih dalam posisi miring
siram bagian pangkal paha, paha hingga betis, kemudian kembalikan
posisi semula. Lanjutkan pada bagian yang kiri dengan
langkah-langkah yang sama seperti memandikan bagian kanan, begitu
pula untuk memandikan bagian punggung sebelah kiri dengan
memiringkannya ke kanan. Ratakan tubuhnya dengan air, dari kepala
hingga ujung kaki dengan posisi terlentang namun jangan sampai
menyiram wajah dengan air.Proses Pemandian Kedua (Campuran air dan
Sabun/bidara)Memiliki proses dan langkah yang sama dengan proses
pemandian pertama. Pada dasarnya proses pemandian pertama dan kedua
sama dengan mandi jinabat pada orang yang masih hidup, namun
bedanya membalikkan bagian kiri jenazah untuk memandikan bagian
punggung sebelah kanan, begitu pula sebaliknya.Dalil yang mendasari
proses pemandian ini adalah[Ummu Athiyah berkata Beliau (nabi
Muhammad) memerintahkah kami, Siramlah tubuhnya mulai dari bagian
kanan dan tempat tempat wudhunya][Bukhari (167) Muslim (939)Proses
Pemandian Ketiga (Campuran Air dan Kamper)Kamper digunakan dalam
campuran karena memiliki fungsi sebagai pengharum, dapat
mendinginkan tubuh, mencegah darah mengalir serta menjauhkan dari
serangga atas seizin Allah swt. Aduk kamper yang sudah dihaluskan
dan dicampur dengan air. Siramkan ke kepala jenazah sebanyak tiga
kali. Siramkan kepada bagian tubuhnya yang kanan lalu kiri, bagian
depan dahulu kemudian bagian belakang. Ratakan seluruh tubuhnya
dengan air campuran tadi seperti proses pemandian sebelumnya.Tidak
perlu mengulangi wudhu atau menggosok gosok tubunya, karena kamper
berfungsi sebagai pewangi bukan pembersih. Proses pemandian ketiga
ini dapat membersihkan sabun/bidara yang masih menempel pada tubuh
jenazah.Jika jenazah tampak belum bersih dapat dilakukan pemandian
sebanyak 5 atau 7 kali, dan penggunaan campuran air dengan kamper
dilakukan pada proses pemandian terakhir yakni pemandian kelima
atau ketujuh.Dalil yang mendasari adalah hadits yang diriwayatkan
dari Ummu Athiyah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda[Mandikanlah ia
sebanyak tiga kali atau lima kali (atau tujuh kali) atau lebih dari
itu jika kalian anggap perlu. Aku bertanya apakah harus ganjil?
benar jawab Rasulullah SAW setelah itu campurkan kamper pada
siraman terakhir][Bukhari dan Muslim]Keenam - Mengeringkan
jenazah.Gunakan lap untuk mengeringkan jenazah agar kain kafan
tidak basah, sesuai dengan dalil,[Apabila telah selesai
memandikannya maka berilah kain yang bersih][Bukhari (1254) dan
Muslim (939)]Ketujuh - Mengganti kain penutup.Kain penutup pada
saat proses pemandian harus diganti karena basah dan mengandung
bidara dan kamper. Caranya dengan membentangkan kain penutup yang
baru diatas kain yang lama yang menutupi aurat jenazah kemudian
tarik kain yang lama secara perlahan agar aurat tidak
terlihat.Kedelapan - Memindahkan jenazah.Pindahkan jenazah dengan
keranda ke tempat pengkafanan untuk proses mengkafani."
https://rawatjenazah.wordpress.com/category/perawatan-jenazah/pemandian-jenazah/Banyak
rujukan bagi kita untuk memahami cara perawatan jenazah,
diantaranya adalah buku yang akan kita sebutkan di bawah ini:Al
Mayyitu, Taghsiluhu Wa Takfinuhu Waah Shalatu `alihi Wa
DafnuhuCetakan:Al Maktabu At Ta`awuni Lid Da`wati Wal Irsyadi Wa
Tau`aiyatil Jaliyati Fii Sulthanah. Di Bawah Bimbingan Wizaratu Asy
Syuuni Al Islamiyati Wal Auqafi Wad Da`wati Wal Irsyadi (Departemen
Agama Islam, Urusan Waqaf, Dakwah Dan Pengajaran) Riyadh, Kerajaan
Saudi Arabia.Untuk kenyamanan Anda, maka kami haturkan beberapa
foto terkait perawatan jenazah yang kami ambil dari buku tersebut,
semoga dapat memudahkan untuk memahami.1.Pemandangan ruangan dalam
pemandian jenazah.
2. Alat-alat yang dipergunakan untuk memandikan jenazah,adalah
sebagai berikut:
- Kapas secukupnya.- Dua buah sarung tangan untuk petugas yang
memandikan- Sebuah spon penggosok- Alat penggerus untuk menggerus
dan menghaluskan kapur barus- Spon-spon plastik- Shampho- Sidrin
(daun bidara)- Kapur barus- Masker penutup hidung bagi petugas-
Gunting untuk memotong pakaian jenazah sebelum dimandikan- Air-
Pengusir bau busuk- Minyak wangiJangan lupakan (tambahan dari
kami):- 3 buah ember untuk tempat airnya (1 untuk tempat melarutkan
daun bidara serbuk, 1 untuk air bersih sisanya untuk air
kamper/kapur barus).- 2 buah gayung (1 untuk ember daun bidara dan
1 lagi untuk ember air bersih dan ember kamper) .- Terpal/celemek
untuk menutup aurat mayat- Handuk lebar .- Kain untuk penutup saat
tubuh mayat telah dikeringkan dari sisa air pemandian.- Plester
kedap air (bila dibutuhkan untuk menutupi luka yang ada pada
mayat).3. Mempersiapkan Kafan pada mejaKafan-kafan mesti sudah
disiapkan sebelummemulai memandikan jenazah
Serta menaburinya dengan bubuk kamfer maupun bubuk
wewangian.
4. Membersihkan Mayat/JenazahMemulai dengan melunakkan
persendian jenazah tersebut. Apabila kuku-kuku jenazah itu panjang,
maka dipotongi. Demikian pula bulu ketiaknya. Adapun bulu kelamin,
maka jangan mendekatinya, karena itu merupakan aurat besar.
Kemudian petugas mengangkat kepala jenazah hingga hampir
mendekati posisi duduk. Lalu ia menjalankan tangannya (lengan bawah
seperti pada gambar di atas) ke atas perut jenazah sambil
menekannya dengan halus agar keluar darinya apa-apa yang siap untuk
keluar.
5. MewudlukannyaSetelah selesai membersihkan mayat maka
dilanjutkan dengan me-wudlu-kan jenazah tersebut sebagaimana wudlu
untuk shalat, kecuali pada kumur-kumur dan istinsyaq (memasukkan
air ke dalam hidung). Maka cukup dengan petugas mengusap gigi-gigi
jenazah serta kedua lubang hidungnya dengan dua jari yang sudah
dibasahi air. Atau bisa juga dengan secarik kain yang dibasahi air.
Dan jangan memasukkan air ke dalam mulut maupun hidungnya. Mulailah
dengna membaca Bismillah.6. MemandikannyaSelanjutnya petugas
membasuh kepala dan janggutnya dengan air buih sidrin (daun bidara)
atau dengan busa sabun. Kemudian membasuh anggota tubuhnya yang
bagian kanan. Dimulai dari sisi kanan tengkuknya, kemudian tangan
kanannya dan bahu kanannya, kemudian belahan dadanya yang sebelah
kanan, kemudian sisi tubuhnya yang sebelah kanan, kemudian paha,
betis dan telapak kaki yang sebelah kanan.
Selanjutnya petugas membalik sisi tubuhnya hingga miring ke
sebelah kiri, kemudian membasuh belahan punggungnya yang sebelah
kanan. Kemudian dengan cara yang sama petugas membasuh anggota
tubuh jenazah yang sebelah kanan, lalu membalikkannya hingga miring
ke sebelah kanan dan membasuh belahan punggung yang sebelah
kiri.
Apabila sudah bisa bersih, maka yang wajib adalah memandikannya
satu kali dan mustahabb (disukai / sunnah) tiga kali. Adapun jika
belum bisa bersih, maka ditambah lagi memandikannya sampai bersih
atau sampai tujuh kali. Dan disukai untuk menambahkan kapur barus
pada pemandian yang terakhir, karena bisa mewangikan jenazah dan
menyejukkannya. Oleh karena itulah ditambahkannya kapur barus ini
pada pemandian yang terakhir agar baunya tidak hilangSetelah
selesai dari memandikan jenazah ini petugas mengelapnya
(menghandukinya) dengan kain atau yang semisalnya.7. Kemudian mulai
mengkafaninya.Kemudian didatangkan jenazah yang sudah dimandikan
lalu diletakkan di atas lembaran-lembaran kain kafan itu dengan
posisi terlentang. Kemudian didatangkan hanuth yaitu minyak wangi
(parfum) dan kapas. Lalu kapas tersebut dibubuhi parfum dan
diletakkan di antara kedua pantat jenazah, serta dikencangkan
dengan secarik kain di atasnya. Kemudian sisa kapas yang lain yang
sudah diberi parfum diletakkan di atas kedua matanya, kedua lubang
hidungnya, mulutnya, kedua telinganya dan di atas tempat-tempat
sujudnya, yaitu dahinya, hidungnya, kedua telapak tangannya, kedua
lututnya, ujung-ujung jari kedua telapak kakinya, dan juga pada
kedua lipatan ketiaknya, kedua lipatan lututnya, serta pusarnya.
Dan diberi parfum pula antara kafan-kafan tersebut, juga kepala
jenazah.
Selanjutnya ujung kain kafan yang paling atas yang sebelah kiri
dilipatkan (diselimutkan) ke sisi tubuhnya yang sebelah kanan. Dan
ujung yang sebelah kanan diselimutkan ke sisi tubuhnya yang sebelah
kiri. Berikutnya lembaran kafan yang kedua juga seperti itu,
demikian pula lembaran yang ketiga. Dan hendaknya lebihan panjang
kain kafan yang ada di bagian kepala lebih panjang dari pada
lebihan yang ada di bagian kedua kakinya. Kemudian lebihan kain
kafan yang ada pada bagian kepala di himpun dan dilipat ke atas
wajahnya, sedangkan lebihan kain kafan yang ada pada bagian kaki
dihimpun dan ke atas kakinya (ke arah atas). Kemudian kain-kain
kafan itu diikat agar tidak berlepasan dan (nantinya) ikatan-ikatan
ini dilepas di dalam kubur (kecuali bagian kepala dan kaki).
Semoga dapat bermanfaat. Wallahualam0.000000 0.000000 29 Mei
2012 Posted by Abah Fajar | Pandangan Syariat, Pemandian Jenazah,
Pengkafanan Jenazah, Perawatan Jenazah | adab saat merawat jenazah,
alat dan perlengkapan untuk memandikan jenazah, cara memandikan
jenazah, cara mengkafani jenazah, merawat jenazah, pengkafanan
jenazah, perawatan jenazah, rukti jenazah, tatacara memandikan,
tatacara mengkafani | 1 Komentar Persiapan sebelum
MemandikanJenazahBerikut hal hal yang harus dipersiapkan sebelum
memandikan jenazah :1. Tempat memandikan2. Ember, gayung, dan Air3.
Kapas4. Kapur barus atau kamfer5. Daun Bidara/ Sidr6. Kaos tangan
karet 7-8 buah dan sarung tangan kain sesuai dengan jumlah petugas
yang memandikan.7. Kain penutup mayat 5-68. Handuk dan waslap9.
Bila dibutuhkan sebagai tambahan: Sabun (lebih baik cair), Shampoo,
Cutton buds.10. Gunting11. Minyak wangi.12. Masker/penutup
hidung13. Tempat sampah untuk membuang kotoran atau sampah.14.
Kafan menyesuaikan keadaan dan jenis kelamin jenazah.0.000000
0.000000 31 Mei 2010 Posted by Abah Fajar | Pelatihan Rawat
Jenazah, Pemandian Jenazah, Pengkafanan Jenazah, Perawatan Jenazah
| alat dan perlengkapan untuk memandikan jenazah, cara memandikan
jenazah, cara mengkafani jenazah, perawatan jenazah, perlengkapan
memandikan jenazah, Persiapkan sebelum Memandikan Jenazah, rukti
jenazah | 1 Komentar Pemulasaraan Jenazah Penderita
InfeksiHIVPemulasaraan JenazahPerawatan jenazah penderita penyakit
menular dilaksanakan dengan selalu menerapkan kewaspadaan universal
tanpa mengakibatkan tradisi budaya dan agama yang dianut
keluarganya. Setiap petugas kesehatan terutama perawat harus dapat
menasehati keluarga jenazah dan mengambil tindakan yang sesuai agar
penanganan jenazah tidak menambah risiko penularan penyakit seperti
halnya hepatitis-B, AIDS, kolera dsb. Tradisi yang berkaitan dengan
perlakuan terhadap jenazah tersebut dapat diizinkan dengan
memperhatikan hal yang telah disebut di atas, seperti misalnya
mencium jenazah sebagai bagian dari upacara penguburan. Perlu
diingat bahwa virus HIV hanya dapat hidup dan berkembang dalam
tubuh manusia hidup, maka beberapa waktu setelah penderita
infeksi-HIV meninggal, virus pun akan mati.Beberapa pedoman
perawatan jenazah adalah seperti berikut:A. Tindakan di Luar Kamar
Jenazah1. Mencuci tangan sebelum memakai sarung tangan2. Memakai
pelindung wajah dan jubah3. Luruskan tubuh jenazah dan letakkan
dalam posisi terlentang dengan tangan di sisi atau terlipat di
dada4. Tutup kelopak mata dan/atau ditutup dengan kapas atau kasa;
begitu pula mulut, hidung dan telinga5. Beri alas kepala dengan
kain handuk untuk menampung bila ada rembesan darah atau cairan
tubuh lainnya6. Tutup anus dengan kasa dan plester kedap air7.
Lepaskan semua alat kesehatan dan letakkan alat bekas tersebut
dalam wadah yang aman sesuai dengan kaidah kewaspadaan universal8.
Tutup setiap luka yang ada dengan plester kedap air9. Bersihkan
tubuh jenazah dan tutup dengan kain bersih untuk disaksikan oleh
keluarga10. Pasang label identitias pada kaki11. Bertahu petugas
kamar jenazah bahwa jenazah adalah penderita penyakit menular12.
Cuci tangan setelah melepas sarung tanganB. Tindakan di Kamar
Jenazah1. Lakukan prosedur baku kewaspadaan universal yaitu cuci
tangan sebelum memakai sarung tangan2. Petugas memakai alat
pelindung:* Sarung tangan karet yang panjang (sampai ke siku)*
Sebaiknya memakai sepatu bot sampai lutut* Pelindung wajah (masker
dan kaca mata)* Jubah atau celemek, sebaiknya yang kedap air3.
Jenazah dimandikan oleh petugas kamar jenazah yang telah memahami
cara membersihkan/memandikan jenazah penderita penyakit menular4.
Bungkus jenazah dengan kain kaifan atau kain pembungkus lain sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianut5. Cuci tangan dengan sabun
sebelum memakai sarung tangan dan sesudah melepas sarung tangan6.
Jenazah yang telah dibungkus tidak boleh dibuka lagi7. Jenazah
tidak boleh dibalsem atau disuntik untuk pengawetan kecuali oleh
petugas khusus yang telah mahir dalam hal tersebut8. Jenazah tidak
boleh diotopsi. Dalam hal tertentu otopsi dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari pimpinan rumah sakit dan dilaksanakan
oleh petugas yang telah mahir dalam hal tersebut9. Beberapa hal
lain yang perlu diperhatikan adalah:* Segera mencuci kulit dan
permukaan lain dengan air mengalir bila terkena darah atau cairan
tubuh lain* Dilarang memanipulasi alat suntik atau menyarumkan
jarum suntik ke tutupnya. Buang semua alat/benda tajam dalam wadah
yang tahan tusukan* Semua permukaan yang terkena percikan atau
tumpahan darah dan/atau cairan tubuh lain segera dibersihkan dengan
larutan klorin 0,5%* Semua peralatan yang akan digunakan kembali
harus diproses dengan urutan: dekontaminasi, pembersihan,
disinfeksi atau sterilisasi* Sampah dan bahan terkontaminasi
lainnya ditempatkan dalam kantong plastik* Pembuangan sampah dan
bahan yang tercemar sesuai cara pengelolaan sampah medisDiambil
dari Pedoman Tatalaksanaan Klinis Infeksi HIV di Sarana Pelayanan
Kesehatan halaman 198-199, terbitan PPM & PL Depkes 2001Edit
terakhir: 7 Juli 2006