Top Banner

of 72

Agama Demokrasi

May 30, 2018

Download

Documents

soelfan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    1/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 1

    Penerjemah:ABU MUSA ATH THOYYAAR

    Dan barangsiapa mencari Dinn (agama) selain Islam, maka amalannya tidak diterima dan

    di akhirat ia termasuk orang-orang yang rugi. (QS ali Imran 3:85)

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    2/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 2

    Daftar Isi

    Kata pengantar dari penulis

    Pembahasan Pertama:

    Penjelasan Tentang Prinsip Yang Paling Mendasar Dan Tujuan Dari DiciptakannyaMakhluq, Diturunkannya Kitab, Dakwah Para Rasul

    Definisi Thaghut Penjelasan bahwa orang-orang yang membuat syariat bersama AllahAzza wa Jalla

    adalah Thaghutyang harus dijauhi

    Tingkatan tertinggi dan terrendah dari kufur terhadap Thaghut

    Pembahasan Kedua:Demokrasi adalah diin (agama) kufur dan para penganutnya adalah orang-orang

    musyrik

    Definisi dan hakekat Demokrasi Penjelasan mengenai ciri-ciri khas Demokrasi dan bahwasanya ia adalah murni

    kekafiran

    Demokrasi adalah syariat mayoritas rakyat atau hukum Thaghut yang merupakansyariat dan hukum mereka yang mereka tetapkan berdasarkan undang-undangdan bukan yang lain

    Demokrasi adalah buah dari sekulerisme yang busuk

    Hakekat orang-orang yang aktif di dalam DemokrasiPembahasan Ketiga:Bantahan-bantahan terhadadap berbagai syubhat dan kebatilan yang membenarkanDemokrasi

    Bantahan-bantahan terhadap apa-apa yang terdapat di dalam bukunya UmarSulaimaan Al-Asyqor

    Syubhat pertama: Nabi Yusuf as bekerja pada Raja Mesir dan bantahannya daribeberapa sisi

    Syubbhat kedua: Bahwasanya An-Najaasyiy tidak menjalankan hukum yang

    diturunkan AllahAzza wa Jalla dan ia tetap sebagai orang muslim Syubhat ketiga: Menamakan Demokrasi dengan Syura atau kekebasan berbicara

    untuk membenarkannya Syubhat keempat: Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ikut serta di dalam hilful

    fudluul

    Syubhat kelima: Kemaslahatan dakwah

    Realita di parlemen

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    3/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 3

    KATA PENGANTAR

    Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah Azza wa Jalla, kami memuji-Nya,memohon ampun kepada-Nya dan berlindung kepada-Nya dari kejahatan-kejahatandiri kami sendiri dan dari keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberipetunjuk oleh Allah maka dia adalah orang yang mendapat petunjuk dan barang siapayang disesatkan maka engkau sekali-kali tidak akan mendapatkan pelindung yangdapat memberikan petunjuk kepadanya. Dan saya bersaksi bahwasanya tidak adailaah kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia lah yangmencukupi kami dan Dia-lah sebaik-baik penjamin, dan saya bersaksi bahwasanyaMuhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya, dialahpemimpin kami dan suri tauladan kami, semoga shalawat serta salam senantiasa

    terlimpahkan kepada beliau, keluarga beliau, para sahabat beliau dan para pengikutbeliau sampai hari qiyamat Wa badu:

    Lembaran-lembaran ini saya tulis dengan tergesa-gesa menjelang diadakannyapemilu anggota parlemen kesyirikan. Yaitu setelah manusia tertimpa bencanaDemokrasi, dan yang secara argumen dibela oleh para pendukung Thaghutyang telahkeluar dari Islam atau oleh orang yang mengenakan pakaian diin dan dakwah danmereka mencampur-adukkan antara kebenaran dan kebatilan. Kadang-kadang merekasebut sebagai kebebasan, terkadang syura dan terkadang mereka berdalih denganjabatan yang dipegang oleh Nabi Yusuf as di sisi seorang raja ketika itu, terkadang

    berdalih dengan kekuasaan An-Najaasyiy, sedangkan yang lain berdalih dengankemaslahatan dan istihsaan (menempuh jalan yang dianggap baik), dengan tujuanuntuk mengkaburkan kebenaran dengan kebatilan terhadap orang-orang bodoh, danuntuk mencampur antara cahaya dan kegelapan, juga antara syirik dengan tauhid danIslam, dan dengan bimbingan Allah Taaalaa kami telah membantah syubhat-syubhattersebut dan kami telah jelaskan bahwasanya Demokrasi itu adalah diin yang bukandiin Allah Azza wa Jalla dan millah (ajaran) yang bukan millatut tauhiid, danbahwasanya lembaga-lembaga parlemen itu bukan lain hanyalah istana-istanakesyirikan dan benteng-benteng berhala yang wajib dijauhi dalam rangka untukmerealisasikan tauhid yang merupakan hak Allah Azza wa Jalla atas hamba-Nya,

    bahkan kita wajib berusaha untuk menghancurkannya, memusuhi, membenci danmemerangi para pembelanya, dan sesungguhnya hal ini bukanlah permasalahanijtihadiyah sebagaimana yang dikatakan oleh mulabbisiin (orang-orang yangmencampur-aduk antara yang benar dan yang salah), namun ini adalah kesyirikan yangnyata dan jelas, serta kekafiran yang terang dan gamblang, yang telah Allah Azza wa

    Jalla peringatkan dalam muhkamut tanziil (ayat-ayat yang jelas) dan yang RasulullahShallallahu 'Alaihi wa Sallam perangi sepanjang hidup beliau.

    Oleh karena itu wahai saudaraku se-tauhid, berusaha keraslah untuk menjadipengikut dan pembela Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang mencampakkan

    kesyirikan dan para penganutnya. Dan bersegaralah untuk bergabung dengankelompok yang tegak melaksanakan diin Allah Taaalaa di zaman ghurbah

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    4/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 4

    (keterasingan) ini, sebagai mana yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi waSallam:

    Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang tegak melaksanakan perintah Allah,mereka tidak terpengaruh dengan orang-orang yang menterlantarkan mereka dan tidakpula oleh orang yang memusuhi mereka sampai datang keputusan Allah.

    Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan kita termasuk dari kelompok tersebut,dan segala puji bagi AllahAzza wa Jalla baik sebelum dan sesudahnya.

    Ditulis oleh:

    Abu Muhammad Aashim Al Maqdisiy

    Menurut Yahudi Qabbalah

    Demokrasi artinya dengan cahaya Talmud dan Masyna serta segala ucapan imam-imamagung (bangsa Yahudi), telah diundang-undangkan ketentuan tentang Demokrasi ini,yaitu: Bermusyawaralah dan rapatlah serta berketetapkanlah terhadap pilihan yangberasal dari suara terbanyak. Sebab, suara terbanyak itu adalah suara Tuhan. (dari:Tipudaya Freemasonry di ASEAN oleh Abdullah Patani)

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    5/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 5

    PEMBAHASAN PERTAMA:

    Penjelasan Tentang Prinsip Yang Paling Mendasar Dan Tujuan Dari DiciptakannyaMakhluq, Diturunkannya Kitab, Dakwah Para Rasul, Millah Ibrahim Dan Al-UrwatulWutsqaa (Tali Ikatan Yang Paling Kuat) Yang Padanya Terletak Keselamatan.

    Ketahuilah, semoga Allah Taaalaa merahmatimu, bahwasanya pokokpermasalahan (diin Islam), landasan dan tiangnya, dan kewajiban yang Allah Azza wa

    Jalla wajibkan pertama kali kepada anak Adam (manusia) untuk mempelajari danmengamalkannya, sebelum mewawajibkan shalat, zakat dan seluruh ibadah, dalahkufur terhadap Thaghutdan menjauhinya, serta memurnikan tauhid kepada AllahTaaalaa. Untuk tujuan inilah Allah menciptakan ciptaan-Nya, mengutus para Rasul,

    menurunkan kitab-kitab dan mensyariatkan jihad dan istisyhaad, dan karena ini pulalahterjadi permusuhan antara auliyaa-ur Rahmaan dan auliyaausy syaithaan, dan atas dasarini pulalah sebenarnya ditegakkan daulah Islaamiyah dan khilaafah raasyidah.

    Allah Taaalaa berfirman:

    Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.

    (QS adz-Dzariyat 51:56)1)

    Artinya adalah untuk beribadah kepada-Ku saja dan Allah Taaalaa berfirman:

    Dan telah Kami utus pada setiap umat seorang Rasul (yang berseru): Beribadahlahkalian kepada Allah dan jauhilah Thaghut.(QS an-Nahl 16:36) 2)

    Dan permasalahan ini adalah permasalahan yang paling agung dalam ikatan-ikatan (ajaran-ajaran) Islam. Dan jihad, dakwah, shalat, shiyam (puasa), zakat dan hajitidak akan diterima kecuali jika permasalahan ini telah terpenuhi. Dan tidak akanmungkin bisa selamat dari naar (neraka) kecuali dengan berpegang teguh denganprinsip ini. Karena ini adalah satu-satunya tali ikatan yang telah Allah jamin kepada kitauntuk tidak akan terputus, adapun tali ikatan diin yang lainnya dan syariat-syariatnyatidaklah mencukupi untuk mendapatkan keselamatan tanpa adanya tali ikatan ini.

    Allah Taaalaa berfirman:

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    6/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 6

    Telah jelas antara yang benar dan yang sesat, maka barangsiapa kufur terhadapthaghutdan beriman kepada Allah, ia telah berpegang teguh dengan tali ikatan yangsangat kuat yang tidak akan terputus (QS al-Baqarah 2:256)3)

    Dan Allah Taaalaaberfirman:

    Dan orang-orang yang menjauhi untuk beribadah kepada Thaghutdan mereka kembalikepada Allah bagi mereka adalah kabar gembira. Maka berilah kabar gembira kepadahamba-hamba-Ku. (QS az-Zumar 39:17)4)

    Dan perhatikanlah bagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala lebih mendahulukanpenyebutan kufur dan menjauhi Thaghutdari pada beriman dan kembali kepada-Nya,

    hal ini sama persis dengan didahulukannya an-nafyu (penafian) dari pada al-itsbaat(penetapan) dalam kalimatut tauhiid laa ilaahaillallaah. Hal itu tidak lain adalahsebuah peringatan supaya rukun yang agung yang terdapat dalam al urwatul wutsqaa(tali ikatan yang paling kuat) ini diperhatikan. Sehingga iman kepada Allah Subhanahuwa Ta'ala tidak akan syah dan tidak akan bermanfaat kecuali jika sebelumnya telahkufur terhadap Thaghut.

    Dan Thaghutyang wajib engkau kufuri dan engkau jauhi untuk tidak beribadahkepadanya, agar engkau dapat berpegang teguh dengan tali keselamatan yang palingkuat, bukan hanya berupa batu, patung, pohon dan kuburan yang diibadahi dengan

    cara sujud atau berdoa atau bernadzar atau thawaf saja, akan tetapi ia lebih luas daripada itu. karena ia mencakup segala sesembahan yang diibadahi selain AllahTaaalaa dengan bentuk ibadah apapun sedangkan ia tidak mengingkari hal itu .5)

    At-Thaaghuut adalah musytaqq (pecahan kata) dari at-Thughyaan yang artinyaadalah tindakan melampaui batas yang dilakukan oleh makhluq terhadap tujuanpenciptaannya, dan ibadah itu bermacam-macam. Sebagaimana ruku, sujud, berdoa,bernadzar dan menyembelih binatang itu merupakan ibadah, begitu pula mentaatitasyrii (menetapkan syariat) itu juga merupakan ibadah, Allah Taaalaa berfirmanmengenai orang-orang Nashrani:

    Mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb (tuhan-tuhan) selain Allah. (QS al-Baraah 9:31)6)

    Padahal mereka (orang-orang Nashrani) tersebut tidaklah sujud atau rukukepada pendeta-pendeta mereka, akan tetapi orang-orang Nashrani itu mentaatipendeta-pendeta mereka dalam menghalalkan sesuatu yang haram dan dalammengharamkan sesuatu yang halal, dan mereka semua sepakat bersama pendeta-

    pendeta tersebut dalam hal itu, maka perbuatan mereka ini Allah Subhanahu wa Ta'alatetapkan, bahwa mereka telah menjadikan pendeta-pendeta tersebut sebagai rabb-

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    7/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 7

    rabb, karena taat dalam tasyrii (menetapkan syariat) itu adalah salah satu bentukibadah yang tidak boleh diberikan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, jikaseseorang melakukan hal ini kepada selain Allah Taaalaa walaupun hanya dalam satuperkara maka dia telah musyrik lantaran perbuatannya itu.

    Yang menunjukkan atas hal ini secara jelas adalah sebuah dialog yang terjadipada zaman Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam antara auliyaa-ur Rahmaan dan auliyaa-usy syaithaan mengenai bangkai dan pengharamannya. Yang mana orang-orangmusyrik berusaha agar kaum muslimin bisa menerima bahwasanya tidak ada bedanyaantara domba yang disembelih kaum muslimin dengan domba yang mati dengansendirinya, dengan dalih bahwasanya bangkai itu mati karena Allah taaalaa yangmenyembelihnya. Maka Allah taaalaa menurunkan hukumNya dari atas langit yangketujuh mengenai perkara ini, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

    Dan jika kalian mentaati mereka maka sesungguhnya kalian benar-benar orang-orangmusyrik. (QS al-Anam 6:121)7)

    Maka masuklah ke dalam kategori Thaghutini setiap orang yang menjadikandirinya sebagai musyarri (yang menetapkan syariat) selain Allah Subhanahu wa Ta'alabaik ia itu seorang penguasa atau ia seorang rakyat, baik dia itu seorang wakil rakyatyang berada di dalam as sulthah at tasyriiiyyah (dewan legislatif) atau dia sebagairakyat yang diwakili oleh DPR artinya dia adalah sebagai orang yang ikut memilih para

    wakil rakyat tersebut, karena dengan perbuatannya itu ia telah melampaui batas daritujuan diciptakannya dirinya, karena sesungguhnya dia diciptakan untuk menjadihamba Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan maulaa (Tuhan) nya memerintahkannya untuk

    mematuhi syariat-Nya, akan tetapi dia menolak, menyombongkan diri, melampauibatas dan menerjang batasan-batasan yang telah ditetapkan Allah Taaalaa. Lalu iahendak menyetarakan dirinya dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan bersekutudengan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam memiliki hak tasyrii (menetapkan syariat)yang mana hak tersebut tidak boleh dimiliki oleh selain Allah Azza wa Jalla, dan setiaporang yang melakukan hal itu maka dia telah menjadikan dirinya sebagai ilaahmusyarri (tuhan yang menetapkan syariat). Dan orang semacam ini tidak diragukanlagi termasuk pentolan-pentolan Thaghutyang mana tauhid dan Islamnya seseorangtidak akan syah sampai dia kufur dan menjauhinya serta baraa terhadap parapenyembah dan pembela (Thaghut) tersebut.

    Allah Taaalaa berfirman:

    Mereka hendak berhukum kepada Thaghutpadahal mereka telah diperintahkan untukkufur kepada-Nya.8)

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    8/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 8

    Mujaahid mengatakan: Thaghutadalah syetan yang berbentuk manusia yangdijadikan hakim pemutus perkara dan seialah orang yang mengendalikan urusanmereka.

    Dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra mengatakan: Oleh karena itu orang yang

    dijadikan sebagai pemutus perkara, seperti hakim yang memutuskan perkara denganselain kitaabullah (Al Quran), adalah Thaghut.9)

    Dan Ibnul Qayyim ra mengatakan: Thaghut adalah segala sesuatu yangmelampaui batas, yang berupa mabuud (yang diibadahi) atau matbuu (yang diikuti)atau muthaa (yang ditaati), sehingga Thaghutadalah semua orang yang dijadikanpemutus perkara dalam sebuah kaum selain Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya,atau yang mereka ibadahi selain Allah Subhanahu wa Ta'ala atau yang mereka ikutitanpa dasar keterangan dari Allah atau yang mereka taati pada hal-hal yang merekatidak mengetahui bahwa taat kepadanya merupakan taat kepada Allah.10)

    Maka di antara bentuk thaghut yang diibadahi selain Allah Taaalaa pada zamansekarang, yang wajib bagi setiap orang yang bertauhid untuk kufur dan baraakepadanya dan kepada para pengikutnya, supaya ia dapat berpegang teguh dengantali ikatan yang sangat kuat serta supaya ia selamat dari naar (neraka) adalah; ilaah-ilaah yang palsu dan rabb-rabb yang semu yang dijadikan oleh banyak orang sebagaisekutu yang membuat syariat selain Allah Taaalaa

    Apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu yang menetapkan untuk mereka syariat diinyang tidak diizinkan oleh Allah. Seandainya bukan karena kalimatul fashli (ketetapan

    Allah) tentu mereka dibinasakan. (QS asy-Syura 42:21)11)

    Karena mereka mengikuti sekutu-sekutu tersebut dengan memberikan haktasyrii (menetapkan syariat) kepada mereka dan kepada parlemen mereka sertakepada lembaga-lembaga mereka yang berkuasa dalam skala internasional ataunasional atau regional. Dan mereka menyatakan hal itu di dalam undang-undang danhukum mereka, dan hal itu merupakan masalah yang masyhur dan dikenal di kalanganmereka.12)

    Maka dengan begitu mereka merupakan rabb-rabb bagi setiap orang yangmentaati, mengikuti dan bersepakat dengan mereka terhadap kekafiran dan kesyirikanyang nyata ini sebagaimana yang Allah memvonis orang-orang Nashrani (sebagaiorang-orang kafir dan musyrik), ketika mereka mengikuti pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka dalam permasalahan seperti ini, bahkan mereka ini lebih buruk dan lebihkeji dari pada para pendeta tersebut. Karena para para pendeta tersebut melakukandan menyepakatinya namun mereka tidak menetapkannya dalam sebuah undang-undang atau sistem. Mereka juga tidak membuatnya dalam sebuah kitab atau sebuahundang-undang atau sebuah lambang, yang mana setiap orang yang keluar darinyaatau mencelanya akan dihukum, dan mereka menyetarakannya dengan kitaabullah

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    9/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 9

    bahkan menjadikannya sebagai penilai dan pengatur bagi kitaabulloh tersebut,sebagaimana yang mereka lakukan.

    Apabila kalian telah memahami ini, maka ketahuilah bahwasanya derajat yangpaling besar dalam berpegang teguh dengan al urwatul wutsqaa, dan tingkatan yang

    paling tinggi di dalam perkara kufur terhadap Thaghutadalah dzirwatu sanaamil Islaam(puncak yang tertinggi dalam Islam), yaitu jihad melawannya, melawan pendukung-pendukungnya dan melawan pengikut-pengikutnya, berusaha untukmenghancurkannya dan berusaha mengeluarkan manusia dari beribadah kepadanyamenuju beribadah kepada Allah Taaalaa semata, dan di antara bentuknya adalahdengan menyatakan kebenaran ini secara terang-terangan dan mengumumkannyasebagaimana yang dilakukan oleh para Nabi dan sebagaimana metode yang merekatempuh yang Allah terangkan kepada kita dengan keterangan yang sangat baik. Yaituketika memerintahkan kita untuk mengikuti millah dan dakwah Ibrahim, AllahSubhanahu wa Ta'ala berfirman:

    Sungguh telah ada suri tauladan yang baik bagi kalian pada Ibrahim dan orang-orangyang bersamanya13) ketika mereka mengatakan kepada kaum mereka: Sesungguhnyakami baraa (berlepas diri dan memusuhi) kepada kalian dan kepada apa yang kalianibadahi selain Allah. Kami kufur terhadap kalian dan telah nyata permusuhan dankebencian antara kami dan kalian selama-lamanya sampai kalian beriman hanya kepada

    Allah semata. (QS al-Mumtahanah 60:4)14)

    Maka firmanNya yang berbunyi ( ) ) artinya adalah ) nampak dan ( (jelas, dan perhatikanlah didahulukannya permusuhan sebelum kebencian, karenapermusuhan itu lebih penting, sebab terkadang manusia itu membenci pengikut-pengikut Thaghutnamun ia tidak memusuhi mereka sehingga ia tidak dikatakan telahmelaksanakan kewajibannya sampai terwujud permusuhan dan kebencian.

    Dan perhatikan bagaimana Allah menyebutkan baraa mereka (Ibrohim dan

    orang-orang yang bersamanya) terhadap kaum mereka yang musyrik sebelum baraaterhadap sesembahan-sesembahan mereka, hal ini karena yang pertama itu lebihpenting dari pada yang kedua, hal itu disebabkan karena banyak orang yang terkadangbaraaterhadap berhala dan Thaghut, atau terhadap undang-undang, hukum dan diin-diin (agama-agama) yang batil, namun ia tidak baraa terhadap penyembah,pendukung dan pengikutnya, sehingga ia tidak dikatakan telah melaksanakankewajibannya. Akan tetapi apabila ia baraa terhadap para penyembahnya yangmusyrik, tentu konsekuensinya mereka baraaterhadap sesembahan-sesembahan dandiin-diin (agama-agama) mereka yang batil.15)

    Adapun derajat yang paling rendah yang wajib dilakukan oleh setiap mukallaf(orang berakal yang sudah baligh), yang mana seseorang tidak akan selamat kecuali

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    10/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 10

    dengannya. Adalah menjauhi Thaghutdan tidak beribadah kepadanya atau tidakmengikutinya dalam kesyirikan dan kebatilannya.

    Allah Taaalaa berfirman:

    Dan telah Aku utus pada setiap umat seorang Rasul (yang berseru): Beribadahlah kaliankepada Allah dan jauhilah Thaghut. (QS an-Nahl 16:36)16)

    Dan Allah Taaalaa berfirman:

    Dan jauhilah kotoran yang berupa berhala-berhala. (QS al-Hajj 22: 30)17)

    Dan Allah berfirman tentang doa yang diucapkan oleh Ibrahim:

    Dan jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari beribadah kepada patung-patung. (QS.Ibrahim 14:35)18)

    Hal ini jika tidak dilaksanakan oleh seseorang yaitu menjauhi Thaghut, namunjustru dia beribadah atau mengikutinya pada saat sekarang, maka dia di akhirat akantermasuk orang-orang yang rugi, dan sama sekali tidak akan berguna dan bermanfaatseberapapun waktu yang ia habiskan dalam menjalankan diin (agama) ini jika diamelalaikan prinsip dasar ini, dan dia akan menyesal pada waktu penyesalan itu sudahtidak bermanfaat lagi, dengan bentuk dia akan berangan-angan seandainya dia dapatkembali ke dunia untuk melaksanakan rukun yang agung ini dan supaya ia berpegangteguh dengan al urwatul wutsqaa ini, serta mengikuti millah yang agung ini.

    Allah Taaalaa berfirman:

    Ingatlah ketika orang-orang yang diikuti berlepas diri dari orang-orang yang mengikuti,dan mereka melihat siksa, dan terputuslah semua hubungan. Dan orang-orang yangmengikuti berkata: Seandainya kami mempunyai kesempatan kami akan berlepas diri

    dari mereka sebagaimana mereka berlepas diri dari kami. Begitulah Allah

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    11/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 11

    memperlihatkan kepada mereka amal-amal mereka berupa penyesalan, dan mereka tidakakan keluar dari naar (neraka). (QS al-Baqarah 2:166-167)19)

    Akan tetapi mustahil. Mustahil (mereka akan diberikan kesempatan lagi).Kesempatan telah hilang dan tidak ada lagi kesempatan atau kembali ke dunia. Jika

    engkau, wahai hamba Allah, ingin selamat dan berharap mendapat rahmat dariRabbmu, yang telah Allah tetapkan untuk orang-orang yang bertaqwa, maka jauhilahsemua Thaghutdan waspadalah terhadap kejahatan mereka sekarang juga.

    Sesungguhnya tidak ada yang dapat menjauhi mereka pada hari qiyamat dantidak ada yang selamat dari tempat kembali thaghut-thaghuttersebut kecuali orangyang pada waktu di dunia ia memisahkan diri dan menjauhi mereka, adapun orangyang ridla dengan diin (agama) mereka yang batil dan mengikutinya, maka pada hariqiyamat akan ada seorang penyeru yang menyeru di padang mahsyar:

    Barang siapa beribadah kepada sesuatu maka silahkan mengikuti apa yang ia ibadahi.

    maka orang yang dahulu beribadah kepada matahari mengikuti matahari, orangyang dahulu beribadah kepada bulan mengikuti bulan dan orang yang dahuluberibadah kepada thaghutmengikuti thaghut

    Sampai pada bunyi hadits yang menceritakan tentang keadaan orang-orang

    beriman, dikatakan kepada mereka:

    Apa yang menghalangi kalian padahal manusia sudah pada pergi?

    Mereka menjawab:

    Kami dahulu memisahkan diri dari mereka pada saat kami sangat membutuhkanmereka. Dan pada hari ini kami mendengar ada seseorang yang berseru: Hendaknyasetiap golongan bergabung dengan apa yang mereka ibadahi dahulu akan tetapi kamimaka kami menunggu rabb (sesembahan) kami.20)

    Coba perhatikan perkataan orang-orang beriman yang berbunyi:

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    12/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 12

    Kami dahulu memisahkan diri dari mereka pada saat kami sangat membutuhkanmereka.

    Maksudnya adalah dahulu waktu di dunia kami memisahkan diri dari mereka,padahal kami membutuhkan dinar, dirham dan materi-materi duniawi mereka, maka

    bagaimana kami tidak memisahkan diri dari mereka pada situasi yang sangat besarseperti ini, dalam pernyataan ini terdapat beberapa rambu-rambu dalam jalan hidup,sebagai mana yang terdapat dalam firman Allah Taaalaa:

    Kumpulkanlah orang-orang dhalim bersama pasangan-pasangan mereka serta apa-apayang mereka ibadahi. (QS ash-Shaffaat 37:22)21)

    Yang dimaksud dengan pasangan-pasangan mereka adalah: orang-orangyang seperti mereka, kawan-kawan mereka, kelompok mereka dan penolong-penolong mereka dalam kebatilan mereka, kemudian setelah itu Allah Subhanahu waTa'ala berfirman:

    Sesungguhnya mereka pada hari itu bergabung dalam siksaan. Sesungguhnya

    demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang jahat. Karena sesungguhnyadahulu jika dikatakan kepada mereka laa ilaaha illallaah (tidak ada ilaah kecuali Allah)mereka menyombongkan diri. (QS ash-Shaffaat 37:33-35)22)

    Maka sekali-kali janganlah engkau berpaling dari kalimatut tauhiid yang murnikarena prinsip yang paling mendasar ini merupakan diinul Islaam yang telah dipilih olehAllah untuk para hamba-Nya yang bertauhid. Maka barangsiapa datang denganmembawa kalimat tersebut amalnya diterima, dan barang siapa yang datang denganmembawa diin-diin (agama-agama) lain selainnya amalannya ditolak dan dia termasukorang-orang yang rugi.

    Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

    Dan Ibrahim mewasiyatkannya kepada anaknya, dan beqitu pula Yaqub: Wahai anakku,sesungguhnya Allah telah memilihkan diin (agama) untuk kalian maka janganlah kaliansekali-kali mati kecuali dalam keadaan muslim (berserah diri).(QS al-Baqarah 2:132)23)

    Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    13/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 13

    Sesungguhnya diin (agama) yang diterima disisi Allah itu adalah Islam. (QS ali Imraan3:19)24)

    Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

    Dan barangsiapa mencari diin (agama) selain Islam, maka amalannya tidak diterima dandi akherat ia termasuk orangorang yang rugi. (QS ali Imraan 3:85)25)

    Dan janganlah engkau batasi diin (agama) itu hanya terbatas pada Nashrani,Yahudi dan lain-lain, lalu engkau menganut diin-diin (agama-agama) lain yang sesatsehingga engkaupun tersesat. Karena sesungguhnya diin (agama) itu mencakupsemua millah (ajaran) atau manhaj (ideologi) atau peraturan pemerintahan atauundang-undang yang diikuti dan dianut oleh manusia, semua itu adalah diin (agama)yang harus disikapi dengan baraa dan harus dijauhi, dan harus dikufuri dan dijauhipenganut-penganutnya, selain millatut tauhiid dan diinul Islaam. Allah Subhanahu waTa'ala berfirman sebagai perintah agar kita mengatakannya kepada setiap orang kafirdalam berbagai macam ajaran dan golongannya:

    Katakanlah: Wahai orang-orang kafir. Aku tidak beribadah kepada apa yang kalianibadahi

    sampai firmanNya tang berbunyi:

    Bagi kalian diin (agama) kalian dan bagiku adalah diin (agama) ku.

    Maka semua millah (ajaran) kafir yang terkandung dalam sebuah peraturanatau manhaj (ideologi) yang menyelisihi diinul Islaam adalah diin (agama) mereka yangtelah mereka ridlai (pilih), dengan demikian masuklah dalam pengertian ini komunis,sosialis, sekuler, batsiyyah dan prinsip-prinsip serta manhaj-manhaj (ideologi-ideologi)bidah yang lain buatan manusia berdasarkan pemikiran-pemikiran mereka yang dungudan yang mereka ridlai (pilih) sebagai diin (agama) mereka, dan diantaranya jugaadalah Demokrasi, karena ia adalah diin (agama) yang lain dengan diinul AllahSubhanahu wa Ta'ala, dan berikut ini saya sampaikan kepadamu untaian-untaiankalimat yang mejelaskam kesesatan diin (agama) bidah buatan manusia yang telahmenyesatkan banyak manusia ini, bahkan menyesatkan banyak orang yang mengakuIslam, supaya kita memahami bahwasanya Demokrasi ini adalah millah yang lain

    dengan millatut tauhiid dan salah satu jalan dari jalan-jalan yang menyimpang darijalan yang lurus. Yang mana pada setiap pintu di jalan yang menyimpang itu ada syetan

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    14/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 14

    yang mengajak ke naar (neraka), maka jauhilah, dan ajaklah manusia untukmenjauhinya. Dan ini adalah merupakan

    Peringatan bagi orang-orang beriman.Penyadaran bagi orang-orang yang lalai.

    Penyampain hujjah bagi orang-orang yangmembangkangDan sebagai udz-r kepada Rabb semesta alam.

    PEMBAHASAN KEDUA:

    Menurut Manly P. Hall,dalam The Secret Destiny of America, penggagas Demokrasi adalah Firaun

    Demokrasi Adalah Diin (Agama) Kafir Yang Bidah, Dan Status Para PenganutnyaAdalah Antara Menjadi Rabb-Rabb (Orang-Orang Yang Dipertuhankan) YangBerfungsi Sebagai Pembuat Syariat Dan Antara Menjadi Pengikut-Pengikut YangBeribadah Kepada Rabb-Rabb tersebut.

    Ketahuilah bahwasanya asal istilah keji Demokrasi adalah dari bahasa Yunani,dan bukan dari bahasa Arab. Ini adalah kata majemuk dari dua kata; demos yangberarti rakyat, dan kratos yang berarti pemerintahan atau kekuasaan atau hukum.Dengan demikian maka arti leterlijk dari istilah Demokrasi adalah: pemerintahan rakyatatau kekuasaan rakyat atau hukum rakyat.

    Dan ini adalah merupakan ciri yang paling menonjol dalam Demokrasi menurutpara penganutnya, dan atas dasar itu pulalah mereka senantiasa memuji-mujinya.Padahal, wahai saudaraku se-tauhid, ia adalah ciri yang paling prinsipil dalam kekafiran,kesyirikan dan kebatilan yang sangat berlawanan dan sangat bertentangan dengandiinul Islaam dan millatut tauhiid. Karena dari pembahasan yang telah lalu engkautelah memahami bahwasanya tujuan mendasar diciptakannya manusia, diturunkannyakitab-kitab dan diutusnya para Rasul, serta tali ikatan yang paling agung dalam Islamadalah mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam beribadah dan menjauhiperibadahan kepada selainNya, dan bahwasanya ketaatan dalam hukum adalah

    termasuk ibadah yang harus ditauhidkan untuk Allah, jika tidak maka seseorangmenjadi musyrik bersama orang-orang yang binasa.

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    15/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 15

    Dan sama saja apakah hak khusus ini diwujudkan dalam bentuk Demokrasi yangsesuai dengan hakekatnya, sehingga kekuasaan itu diberikan kepada mayoritas rakyat,sebagaimana hal itu merupakan cita-cita tertinggi para penganut Demokrasi darikalangan kaum sekuler atau orangorang yang mengaku menganut diinul Islaam, ataudilaksanakan dalam bentuk sebagaimana yang berlaku pada hari ini, yaitu kekuasaan

    berada ditangan para pemuka dari kalangan penguasa dan kelompok mereka yangdekat dengan mereka dari kalangan keluarga mereka atau dari kalangan parapedagang besar (bisnisman) dan orang-orang kaya yang menguasai modal danmenguasai berbagai media masa, yang dengannya mereka dapat sampai ataumenyampaikan siapa saja yang mereka kehendaki ke kursi parlemen (istanaDemokrasi), sebagai mana penguasa mereka atau rabb mereka (Raja atau Presiden) itujuga dapat membubarkan atau membentuk majelis kapan saja ia kehendaki danbagaimanapun yang ia kehendaki.

    Maka Demokrasi dalam dua bentuk tersebut adalah sama-sama kekafiran

    terhadap Allah yang Maha Agung dan kesyirikan terhadap Rabb (penguasa) langit danbumi serta bertentangan dengan millatut tauhiid, dan diin (agama) para Rasul.

    Hal itu dikarenakan oleh berbagai sebab, diantaranya:

    Pertama: karena di dalam Demokrasi, yang menetapkan hukum adalah rakyat,atau karena Demokrasi adalah kekuasaan thaghutdan bukan kekuasaan Allah.

    Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan Nabi-Nya untukmemutuskan perkara berdasarkan hukum yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala

    dan melarangnya untuk mengikuti hawa nafsu bangsa atau rakyat, dan AllahSubhanahu wa Ta'ala juga mengingatkan beliau agar tidak menyeleweng dari sebagianapa yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepadanya.

    Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

    Dan putuskanlah perkara di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu mereka, dan waspadalah terhadap mereka jangansampai mereka menyelewengkanmu dari sebagian apa yang diturunkan Allahkepadamu. (QS al-Maaidah 5:49)26)

    ini di dalam millatut tauhiid dan diinul Islaam

    Adapun di dalam diin (agama) Demokrasi dan millatusy syirki, penganutnyamengatakan: Dan hendaknya engkau memutuskan perkara di antara mereka denganhukum yang dikihendaki oleh rakyat, dan ikutilah keinginan mereka, dan waspadalahjangan sampai engkau menyeleweng dari sebagian yang mereka kehendaki, yangmereka inginkan dan yang mereka tetapkan sebagai hukum. Demikianlah merekamengatakan. Dan demikianlah yang ditetapkan oleh Demokrasi, dan ini jelas

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    16/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 16

    merupakan kufrun bawwaah (kekafiran yang nyata) dan syirkun sharraah (kesyirikanyang jelas) jika mereka melakukannya. Namun demikian ternyata apa yang merekalakukan itu lebih busuk dari pada itu semua.

    Karena sesunguhnya jika ia berbicara mengenai kondisi mereka tentu ia akan

    mengatakan: Dan hendaknya engkau memutuskan perkara di antara mereka denganapa yang diinginkan oleh thaghutdan pembesar-pembesarnya, dan hukum atauundang-undang tidak bisa ditetapkan kecuali setelah mendapatkan kesepakatan danpersetujuan darinya!!!

    Ini jelas-jelas merupakan kesesatan yang sangat nyata. Bahkan ini adalahkesyirikan yang dilakukan terhadap mabuud (Allah) secara melampaui batas.

    Kedua: karena Demokrasi adalah berkuasanya rakyat atau berkuasanya thaghutberdasarkan undang-undang dan bukan berdasarkan syariat Allah Subhanahu waTa'ala. Inilah yang dinyatakan di dalam kitab perundang-undangan mereka27) yang lebihmereka kultuskan dari pada al-Quran, dengan bukti bahwa hukum yang terdapatdalam undang-undang tersebut lebih mereka utamakan dari pada hukum yangterdapat dalam al-Quran, dan syariat yang terdapat dalam undang-undang tersebutdijadikan sebagai pengoreksi terhadap syariat yang terdapat dalam al-Quran, olehkarena itu di dalam diin (agama) demokrasi, rakyat tidak bisa diterima hukum dansyariatnya --- jika mereka konsekusekuen dengan demokrasi --- kecuali jika sesuai

    dengan yang tertera di dalam undang-undang dan sesuai dengan pasal-pasalnyakarena undang-undang tersebut nerupakan undang-undang induk dan kitab yangmereka kultuskan, dan di dalam diin (agama) demokrasi ayat-ayat al-Quran dan hadits-

    hadits Rasul tidak dianggap dan tidak mungkin ditetapkan sebagai syariat atauundang-undang kecuali jika sesuai dengan apa yang tertera di dalam kitab suci mereka(yaitu undang-undang).

    Dan jika kalian ragu-ragu mengenai hal ini maka tanyakanlah kepada fuqahaaulqaanuun (pakar undang-undang)!

    Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

    Jika kalian berselisih mengenai sesuatu maka kembalikanlah permasalahan itu kepadaAllah dan Rasul jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir, hal itu lebih baik dan lebihbagus kesudahannya.28) Sedangkan diin (agama) demokrasi mengatakan: Jika kalianberselisih pendapat mengenai sesuatu maka kembalikanlah permasalahan tersebutkepada rakyat, dewan perwakilan rakyat dan rajanya sesuai dengan undang-undang

    buatan dan hukum manusia!!

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    17/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 17

    Brengsek kalian dan apa yang kalian ibadahi selain Allah, apakah kalian tidak berakal.29)

    Berdasarkan ini semua maka jika rakyat ingin menjalankan hukum AllahSubhanahu wa Ta'ala melalui demokrasi seperti ini dan melalui majelis perundang-undangan yang syirik, hal itu tidak mungkin mereka lakukan --- jika hal itu diijinkan olehthaghut--- kecuali melalui undang-undang dan pasal-pasal serta apa yang tertera didalamnya, karena undang-undang tersebut merupakan kitab sucinya demokrasi, ataukatakanlah undang-undangn tersebut merupakan taurot dan injilnya demokrasi yangtelah diselewengkan sesuai dengan keinginan dan hawa nafsu.

    Ketiga: Sesungguhnya demokrasi merupakan buah dari sekulerisme yang kejidan anaknya yang tidak syah, karena sekulerisme adalah: ideologi kafir yang bertujuan

    untuk menyingkirkan diin (agama) dari kehidupan atau memisahkan diin (agama) darinegara dan kekuasaan.

    Sedangkan Demokrasi adalah: kekuasaan rakyat atau kekuasaan thaghut, danbagaimanapun demokrasi bukanlah kekuasaan Allah Yang Maha Besar Lagi MahaTinggi. Karena sebagaimana yang engkau lihat, demokrasi itu tidak menaruhsedikitpun nilai terhadap syariat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang muhkam (jelas)kecuali jika ia sesuai dengan pasal-pasal yang terdapat dalam undang-undang tersebutsebelum yang lain-lain. Kedua: Demokrasi adalah keinginan rakyat, dan sebelum itusemua, demokrasi adalah kepentingan-kepentingan thaghutatau para penguasa.

    Oleh karena itu seandainya seluruh rakyat mengatakan kepada thaghuttersebut atau kepada rabb-rabb (tuhan-tuhan) dalam demokrasi tersebut: Kami ingin

    berhukum dengan apa yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan tidak adaseorangpun yang berhak menetapkan undang-undang baik itu rakyat atau orang-orang yang mewakilinya di dewan perwakilan rakyat atau penguasa, dan kami inginmenjalankan hukum Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap orang yang murtad, orangyang berzina, orang yang mencuri dan orang yang minum khamer dan dan kamiingin mewajibkan kepada perempuan untuk memakai hijab dan menjagakehormatannya, dan kami melarang untuk tabarruj (menampakkan perhiasan),telanjang, berbuat kotor, jahat, zina, liwaath (homoseks) dan perbuatan-perbuatan kejiyang lain, tentu mereka dengan serta merta akan menjawab: Ini bertentangan dengandiin (agama) kebebasan demokrasi..!!!

    Jadi inilah yang disebut dengan kebebasan demokrasi, yaitu: membebaskan diridari diin (agama) Allah Subhanahu wa Ta'ala dan syariat-syariat-Nya serta melanggarhukum-hukum-Nya, adapun syariat yang ditetapkan dalam undang-undang manusiadan hukum-hukumnya harus dilindungi, disucikan dan dijaga menurut ajaran demokrasibusuk mereka bahkan setiap orang yang menentangnya atau menyelisihinya ataumelawannya harus dihukum.

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    18/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 18

    Maka celaka kalian, celaka kalian, celaka kalianCelaka kalian sampai lidah capek mengucapkannya

    Dengan demikian --- wahai saudara-saudara se-tauhid --- demokrasi adalah diin(agama) yang lain dengan diin (agama) Allah Subhanahu wa Ta'ala, sesungguhnya

    demokrasi itu adalah kekuasaan thaghut dan bukan kekuasaan Allah Subhanahu waTa'ala, sesungguhnya demokrasi itu adalah syariatnya rabb-rabb (tuhan-tuhan) yangsaling berselisih dan saling bertentangan, dan bukanlah syariat Allah yang Maha EsaLagi Maha Kuasa Untuk Memaksa, dan jika ada manusia yang menerima dan setujudengan demokrasi, maka sebenarnya dia telah menerima untuk mendapatkan hakuntuk menetapkan hukum berdasarkan pasal-pasal yang terdapat dalam undang-undang dan untuk lebih mengutamakan syariatnya dari pada syariat Allah Yang MahaEsa Lagi Maha Kuasa Untuk Memaksa.

    Dan sama saja apakah setelah itu ia menetapkan hukum atau tidak menetapkan

    hukum, dan apakah ia menang atau kalah dalam pemilu syirik. Karena persetujuannyadan penerimaannya terhadap diin (agama) demokrasi bersama orang-orang musyrikuntuk menjadikannya sebagai penguasa dan hukum, dan untuk menjadikannya sebagaikekuasaan di atas kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta'ala, kitab dan syariat-Nya, adalahsebuah kekafiran tersendiri. Dan ini adalah kesesatan yang nyata dan jelas bahkan iniadalah kesyirikan terhadap mabuud (Allah) secara melampaui batas.

    Karena di dalam demokrasi, rakyat itu diwakili oleh para wakil rakyat diparlemen. Maka setiap kelompok atau jamaah atau suku memilih seorang rabb(tuhan) di antara rabb-rabb yang bermacam-macam tersebut, supaya membuat

    undang-undang untuk mereka sesuai dengan hawa nafsu dan keinginan mereka,namun sebagaimana yang telah maklum, harus sesuai dengan pasal-pasal dan apa-apayang tertera dalam undang-undang dan harus berada dalam batasan-batasannya,maka di antara mereka ada yang memilih mabuud (sesembahan) dan musyarri(pembuat syariat) nya berdasarkan pemikiran dan ideologi, bisa berupa rabb (tuhan)dari partai si fulan, atau ilaah (tuhan) dari partai si fulan, dan di antara mereka ada yangmemilih berdasarkan suku dan kelompo. Bisa ilaah (tuhan) dari suku si fulan, atauberhala dari suku si fulan yang lain, dan di antara mereka ada yang memilih ilaah yangsalafiy (dari kalangan salafiy) sebagaimana pengakuan mereka, sedangkan yang lainmemilih rabb yang ikhwaaniy (dari kalangan ikhwanul muslimin)30) atau sesembahan

    yang berjenggot dan yang lain memilih yang tidak berjenggot. Dan demikianlah:

    Apakah mereka memiliki sekutu-sekutu yang menetapkan diin (agama) untuk merekayang tidak dizjinkan oleh Allah. Dan kalaulah bukan karena ketetapan Allah tentu merekasemua dibinasakan, dan sesungguhnya orang-orang dhalim itu bagi mereka adalah siksayang pedih.(QS asy-Syura 42:21)31)

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    19/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 19

    Maka sebenarnya para wakil rakyat tersebut merupakan berhala-berhala yangdiangkat dan patung-patung yang disembah serta ilaah-ilaah palsu yang diletakkan ditempat-tempat ibadah dan istana-istana mereka (parlemen) yang dianut oleh merekadan para pengikut mereka dalam diin (agama) demokrasi dan dalam syariat undang-undang, yang kepadanyalah mereka memutuskan perkara sesuai dengan pasal-pasal

    yang tertera di dalamnya yang mereka tetapkan dan mereka jadikan sebagaiperaturan. Dan sebelum itu semua, mereka diperintah oleh rabb, ilaah dan patungatau berhala mereka yang paling besar yang pekerjaannya mengesahkan danmembenarkan undang-undang tersebut atau menolak dan membatalkannya, yaitupangeran atau raja atau presiden.

    Demikianlah wahai saudaraku se-tauhid hakekat dan millah (ajaran) demokrasi,diin (agama) thaghut, bukan diin (agama) Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan millahnyaorang-orang musyrik, bukan millahnya para Nabi, syariatnya para rabb dan ilaah yangbermacam-macam dan saling bertentangan, bukan syariat Allah yang Maha Esa Lagi

    Maha Kuasa Untuk Memaksa.

    Apakah rabb-rabb yang bermacam-macam itu lebih baik ataukah Allah Yang Maha EsaLagi Maha Kuasa Untuk Memaksa. Tidaklah yang kalian ibadahi selain Allah itu kecualinama-nama yang kalian dan bapak-bapak kalian tetapkan yang tidak ada keteranganyang Allah turunkan tentangnya. (-QS Yusuf 12:39-40)32)

    Apakah ada ilaah selain Allah? Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka sekutukan. (QS.an-Naml 27:63)33)

    Maka silahkan pilih wahai hamba Allah, antara diin (agama) dan syariat Allahyang suci, cahaya-Nya yang terang dan jalanNya yang lurus, atau diin (agama)demokrasi, kesyirikan dan kekafirannya serta jalannya yang bengkok dan buntu.

    Antara hukum Allah Yang Maha Esa Lagi Maha Kuasa Untuk Memaksa, atau hukumthaghut.

    Telah jelas antara kebenaran dan kesesatan. Maka barangsiapa kufur terhadapthaghutdan beriman kepada Allah, ia telah berpegang teguh dengan tali yang sangatkuat yang tidak akan putus. (-QS al-Baqarah 2:256)34)

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    20/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 20

    Dan katakanlah: Kebenaran itu dari Rabbmu, maka barangsiapa menghendaki untukberiman silahkan beriman dan barangsiapa menghendaki untuk kafir silahkan kafir,sesungguhnya Kami telah siapkan bagi orang-orang dhalim naar (neraka).(QS al-Kahfi18:29)35)

    Apakah selain diin (agama) Allah yang mereka kehendaki padahal kepadaNyalah seluruhapa yang ada di langit dan bumi menyerahkan diri baik dengan suka rela maupun secara

    terpaksa, dan hanya kepada-Nya-lah mereka dikembalikan. Katakanlah: Kami berimankepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, serta kepada apa yangditurunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub dan anak-anaknya, dan kepada apayang diberikan kepada Musa, Isa dan para Nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun antara mereka dan kami berserah diri kepadaNya. Dan barangsiapamencari diin (agama) selain Islam maka sekali-kali tidak akan diterima amalannya dan diakhirat dia termasuk orang-orang yang merugi. ( QS ali Imraan 3:83-85)36)

    PEMBAHASAN KETIGA:

    Nasionalisme-Kebangsaan

    Artinya berbangsa satu Yahudi, berbahasa Yahudi, dan bertanah air satu Yahudi Raya(impian mewujudkan Israel raya).

    (dari: Tipudaya Freemasonry di ASEAN oleh Abdullah Patani)

    Bantahan Terhadap Syubhat-Syubhat Dan Kesesatan-Kesesatan Yang Dijadikan DalihUntuk Membenarkan Diin (Agama) Demokrasi

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    21/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 21

    Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

    Dialah yang menurunkan kitab kepadamu, di antaranya ada yang merupakan ayat-ayatmuhkamaat (jelas) dan di antaranya ada yang merupakan ayat-ayat mutasyaabihaat(samar). Adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyelewengan maka merekamengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat untuk mencari-cari kesesatan dan mencari-caritakwilannya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilannya kecuali Allah. Dan

    orangorang yang mendalam ilmunya mengatakan: Kami beriman kepadanya bahwasemuanya adalah berasal dari Rabb kami. Dan tidak ada yang mengambil pelajarankecuali orangorang berakal. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau selewengkan hati kamisetelah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan anugerahkanlah kepada kamirahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi anugerah. (QS aliImran 3:7-8)37)

    Dalam ayat ini Allah menerangkan kepada kita bahwasanya mannusia dalammenyikapi syariat-Nya terbagi menjadi dua golongan:

    1. Orang yang mempunyai ilmu yang mendalam:

    Mereka mengikuti dan beriman kepada semuanya. Maka merekapunmenghubungkan antara al aam (yang bersifat umum) dengan mukhash-shish (yangmengkhususkan) nya, yang muthlaq (lepas) dengan yang muqayyid (penentu) nyadan yang mujmal (bersifat global) dengan yang mubayyin (memperinci) nya. Dansemua yang sulit dipahami, mereka kembalikan kepada induknya yaitu dasar-dasarnya yang muhkamaat dan jelas, serta kepada kaidah-kaidahnya yang paten dankuat yang banyak diterangkan oleh dalil-dalil syariy.

    2. Orang yang menyeleweng dan sesat:

    Yang mengikuti ayat-ayat mutasyaabihaat, mereka mengikutinya dan merekamerasa senang dengan ayat-ayat tersebut saja untuk mencari-cari kesesatan, danmereka berpaling dari ayat yang muhkam, mubayyin dan mufassir (yangmenjelaskan dan menafsirkan ayat-ayat yang mutasyaabihaat tersebut).

    Dan di sini, dalam masalah demokrasi, dewan perwakilan rakyat yang syirik danyang semacamnya, segolongan orang menempuh jejak orang-orang yangmenyeleweng dan sesat tersebut. Maka mereka mencari-cari kasus dan syubhat-syubhat untuk mereka jadikan landasan tanpa menghubungkannya dengan prinsip-prinsip dasarnya yang menjelaskan atau memperinci atau menafsirkan yang berupa

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    22/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 22

    kaidah-kaidah diin (agama) dan dasar-dasarnya yang kokoh, hal itu mereka lakukandengan tujuan untuk mencampur adaukkan antara yang haq dan yang batil, dan antaracahaya dan kegelapan.

    Oleh karena itu akan kami paparkan secara singkat syubhat-syubhat mereka yang

    paling masyhur dalam masalah ini, kemudian kami dengan pertolongan Allah Sang RajaYang Maha Memberi Anugerah, Yang Menjalankan Awan Dan Yang Mengalahkanpasukan-pasukan sekutu, akan membantahnya.

    Syubhat Pertama:

    Jabatan Nabi Yusuf Pada Raja Mesir Dan Jawabannya.

    Ketahuilah bahwasanya syubhat ini dijadikan andalan oleh sebagian orang yangkehabisan dalil.

    Mereka mengatakan: Bukankah Nabi Yusuf menjabat sebagai seorang menteripada seorang raja kafir yang tidak memutuskan perkara berdasarkan hukum yangditurunkan Allah? Kalau begitu kita boleh ikut serta dalam pemerintahan kafir bahkanmasuk ke dalam majelis parlemen, dewan perwakilan rakyat dan hal-hal semacamitu

    Maka kami jawab dengan wabilllaahit taufiiq:

    Pertama: Sesungguhnya berhujjah dengan syubhat tersebut untuk masuk kedalam parlemen perundang-undangan dan untuk membenarkannya adalah hujjah yang

    batil dan rusak. Karena parlemen kesyirikan ini tidak tegak di atas diin (agama) AllahSubhanahu wa Ta'ala, namun ia tegak di atas diin (agama) demokrasi yang manamempunyai hak uluuhiyyatut tasyrii (sifat ketuhanan yang berupa menetapkanhukum), menetapkan halal dan haram adalah rakyat dan bukan Allah Subhanahu waTa'ala.

    Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:

    Dan barangsiapa mencari diin (agama) selain Islam maka tidak akan diterima amalnyadan dia di akherat termasuk orang-orang yang rugi. (QS ali Imraan 3: 85)38)

    Lalu adakah orang yang berani berprasangka bahwasanya Nabi Yusuf asmengikuti diin (agama) selain diinul Islaam atau mengikuti millah selain millah bapak-bapaknya yang bertauhid. Atau beliau bersumpah untuk menghormatinya? ataumenetapkan syariat berdasarkan dengannya?

    Sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang terpedaya denganparlemen tersebut?39)

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    23/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 23

    Bagaimana mungkin sedangkan beliau pada saat lemah dan tertindas sajamengatakan dengan lantang:

    Sesungguhnya aku telah tinggalkan millah sebuah kaum yang tidak beriman kepada

    Allah dan mereka kafir terhadap akherat. Dan aku mengikuti millah bapak-bapakkuIbrohim, Ishaq dan Yaqub. Tidak sepatutnya kita menyekutukan Allah dengan sesuatu.(QS Yuusuf 12:37-38)40)

    Dan beliau juga mengatakan:

    Wahai dua sahabatku dalam penjara, apakah rabb-rabb (tuhan-tuhan) yang bermacam-macam itu lebih baik ataukah Allah Yang Maha Esa Lagi Maha Kuasa Untuk Memaksa.Tidaklah yang kalian ibadahi selain Allah itu kecuali hanya nama-nama yang kalian danbapak-bapak kalian buat yang Allah tidak menurunkan keterangan tentangnya.Sesungguhnya hukum itu hanyalah hak Allah, Ia memerintahkan agar kalian tidakberibadah kecuali kepada-Nya. Itulah diin (agama) yang lurus akan tetapi kebanyakanmanusia tidak mengetahui. (QS Yuusuf 12:39-40)41)

    Apakah mungkin beliau menyatakannya, mengatakannya dengan terang-terangan dan menyeru kepadanya ketika dalam keadaan lemah dan tertindas, namunsetelah berkuasa beliau menyembunyikan dan menentangnya??!!

    Jawablah wahai ash-haabul istish-laahaat (para penganut kepentingan)?

    Kemudian apakah kalian tidak mengetahui wahai orang-orang yang bergelut

    dengan politik, bahwasanya kementerian itu merupakan sulthah tanfiidziyyah(penguasa eksekutif) sedangkan parlemen itu adalah sulthah tasyriiiyyah (penguasalegislatif). Dan antara keduanya ini terdapat banyak perbedaan dan banyak perbedaan,maka mengkiyaskan antara keduanya dalam masalah ini sebagai mana yang dilakukanoleh orang-orang yang berpaham seperti ini tidaklah benar42) Dengan demikian engkaudapat memahami bahwasanya berdalil dengan kisah Nabi Yusuf as untukmembenarkan parlemen sama sekali tidak benar, namun tidak mengapa kamilanjutkan untuk membantah orang yang menjadikan kisah ini sebagai dalil untukmenjadi menteri sebab banyak orang yang memegang jabatan kafir pada zaman kitasekarang ini.

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    24/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 24

    Kedua: sesungguhnya mengkiyaskan orang-orang sesat yang menjabat sebagaimenteri di dalam negara-negara thaghut yang menyekutukan dirinya bersama Allahdalam membuat syariat, yang memerangi wali-wali Allah dan berwalaa (loyal) kepadamusuh-musuh-Nya, dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Yusuf as adalah qiyaas yangfaasid (rusak) dan baathil (batil) ditinjau dari berbagai sisi:

    1. Bahwasanya orang yang menjabat sebagai menteri di semua negara yangmenjalankan pemerintahannya dengan selain hukum yang diturunkan AllahSubhanahu wa Ta'ala harus menghormati undang-undang buatan mereka, danharus berwalaa (loyal) serta setia kepada thaghut yang mana Allah Subhanahuwa Ta'ala telah perintahkan agar mengkufurinya:

    mereka hendak berhukum kepada Thaghutpadahal mereka telah diperintahkanuntuk mengkufurinya. (QS an-Nisaa 4:60) 43)

    Bahkan mereka harus bersumpah untuk melakukan kekafiran ini sebelummemangku jabatannya secara langsung, sama persis sebagaimana yang dilakukan olehanggota parlemen.44)

    Dan barang siapa menyangka bahwasanya Nabi Yusuf yang Shiddiiq dan Mulia,Ibnul Kariim (anak seorang yang mulia yaitu Nabi Yaqub), Ibnul Kariim (cucu seorangyang mulian yaitu Ishaq) itu seperti demikian padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah

    memujinya dan berfirman tentang dirinya:

    Dan demikianlah supaya Kami menyelamatkan dia dari keburukan dan kekejian,sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas. (QS Yuusuf 12:24)45)

    Maka orang yang menyangka seperti itu adalah termasuk orang yang palingkafir dan paling busuk, ia telah berlepas diri dari millah dan telah keluar dari diin(agama). Bahkan ia lebih buruk dari pada Iblis terlaknat yang memberikan

    pengecualian ketika ia bersumpah:

    Maka demi keperkasaanMu, aku benar-benar akan menyesatkan mereka semua kecualihamba-hambaMu yang ikhlas di antara mereka. (QS Shaad 38:82-83)46)

    Dan dengan meyakinkan bahwa Yusuf as adalah termasuk hamba-hamba Allahyang ikhlas bahkan termasuk para pemuka orang-orang yang ikhlas berdasarkan nash

    al-Quran.

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    25/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 25

    2. Sesungguhnya seseorang itu menjabat sebagai menteri di dalam pemerintah-pemerintah tersebut --- baik ia bersumpah dengan janji yang tertera di dalamundang-undang atau tidak --- ia harus menganut diin (agama) yang terdapatdalam undang-undang kafir buatan manusia dan tidak boleh keluar darinya ataumenyelisihinya. Maka tidak ada pilihan baginya kecuali menjadi hamba yang

    setia dan pembantu yang taat bagi orang-orang yang membuat undang-undangtersebut dalam kebenaran, kebatilan, kefasikan, kedhaliman dan kekafiran.

    Maka apakah Yusuf Ash Shiddiiq itu seperti itu, sehingga perbuatannya bisadijadikan hujjah untuk membenarkan jabatan-jabatan kafir mereka? Sesungguhnyaorang yang menfitnah seorang Nabi (Yusuf) yang merupakan anak dari seorang Nabi(yaitu Nabi Yaqub), cucu dari seorang Nabi (yaitu Nabi Ishaq), cicit dari seorang Khaliil(kekasih) Allah (yaitu Nabi Ibrahim), dengan tuduhan seperti ini, maka kami tidakmeragukan lagi atas kekafiran dan kezindikannya serta keluarnya ia dari Islam, karenaAllah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

    Dan sungguh telah Kami utus pada tiap-tiap kaum seorang Rasul (yang menyeru):Beribadahlah kalian kepada Allah dan jauhilah Thaghut. (QS an-Nahl 16:36)47)

    Inilah prinsip yang paling pokok dan kemaslahatan yang paling agung di jagatraya ini bagi Nabi Yusuf as dan bagi seluruh Rasul Allah.

    Maka apakah masuk akal orang yang menyerukan prinsip tersebut ketika dalamkeadaan lampang dan sempit, dan ketika tertindas dan berkuasa, ia akan menentangprinsip tersebut kemudian menjadi golongan orang-orang musyrik?

    Bagaimana mungkin sedangkan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menyebutkanbahwa dia termasuk dari hamba-hambaNya yang ikhlas? Dan sebagian ahli tafsirmenerangkan bahwasanya firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang berbunyi:

    Tidak sepantasnya dia membawa saudaranya kedalam diin (agama) raja tersebut. (QS.Yusuf 12:76) 48)

    Bahwa ayat ini merupakan dalil yang menunjukkan bahwa Yusuf as tidakmenjalankan peraturan dan undang-undang rajanya, dan tidak juga tunduk kepadanyaatau diharuskan untuk menjalankannya..

    Lalu apakah hal yang kondisi semacam ini terjadi dalam kementerian-kementerian atau parlemen-parlemen thaghut pada hari ini? atau apakah posisimenteri itu seperti sebuah negara dalam negara? Jika hal ini tidak terwujud maka tidak

    ada sisi yang bisa dikiyaskan di sini.

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    26/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 26

    3. Sesungguhnya Nabi Yusuf as menjabat sebagai menteri tersebut bersadarkankekuasaan yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana firman-Nya:

    Dan demikianlah Kami jadikan Yusuf berkuasa di muka bumi. (QS Yuusuf 12:56)49

    Maka hal itu merupakan kekuasaan yang diberikan oleh Allah Subhanahu waTa'ala, sehingga rajanya atau yang lainnya tidak bisa mengganggunya ataumemecatnya dari jabatannya, meskipun beliau menyelisihi perintah atau hukum dankeputusan rajanya.

    Lalu apakah orang-orang hina yang menduduki jabatan hina di sisi thaghut itupada hari ini yang mana sebenarnya jabatan mereka itu hanyalah permainan di tangan

    Thaghut, ada kemiripannya dengan kedudukan beliau, sehingga dapat dikiyaskandengan jabatan dan kekuasaan Nabi Yusuf as tersebut?

    4. Sesungguhnya Nabi Yusuf as diberi jabatan sebagai menteri (dengan kokoh,kebal) dengan sebenarnya dan dengan sempurna oleh raja tersebut. AllahSubhanahu wa Ta'ala berfirman:

    Maka ketika raja itu telah berbicara dengannya raja itu mengatakan: Sesungguhnyaengkau pada hari ini mempunyai kedudukan yang kokoh dan terpercaya di sisi kami. (QSYuusuf 12:54)50)

    Maka raja memberikan kepadanya kebebasan untuk mengatur secarasempurna dan tidak dikurangi sedikitpun kekuasaannya sebagai menteri.

    Dan demikianlah Kami telah menjadikan Yusuf berkuasa di muka bumi di sana dia bisa

    bertempat di mana saja ia kehendaki. (QS. Yuusuf 12:56)51)

    Maka tidak ada yang menentangnya atau memintai pertanggung jawabankepadanya atau mengawasi apapun yang ia lakukan, lalu apakah keadaan seperti initerwujud dalam kementerian-kementerian thaghut pada hari ini ataukah kekuasaan ituhanya merupakan kekuasaan semu dan palsu, yang bisa hilang dan digulung dengancepat jika menteri tersebut bermain dengan ekornya, atau menunjukan suatupenyelisihan atau keluar dari ketetapan dan diin (agama) raja?. Maka menteri itu bagimereka bukan lain hanyalah seorang pembantu untuk menjalankan politik-politik rajayang melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya, dan dia tidak mempunyai

    hak untuk menyelisihi satu perintahpun dari perintah-perintah raja, atau menyelisihi

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    27/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 27

    undang-undang buatan manusia meskipun bertentang dengan perintah dan diin(agama) Allah Subhanahu wa Ta'ala.

    Dan barang siapa menyangka bahwasanya keadaan seperti ini mirip dengankeadaan dan kekuasaan Nabi Yusuf as maka dia telah membuat kebohongan besar,

    kafir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mendustakan pujian Allah kepada Yusufas.

    Dan jika telah difahami bahwasanya keadaan dan posisi beliau as tidak terwujudpada hari ini dalam kementerian-kementerian thaghut, maka tidak ada sedikitpun disini sisi yang dapat diqiyaskan, oleh karena itu hendaknya para pengangguran itu tidaklagi berkicau dan mengigau tentang masalah ini.

    Ketiga: di antara bantahan yang dapat menggugurkan syubhat ini adalah apayang dikatakan oleh beberapa ahli tafsir bahwasanya raja tersebut telah masuk Islam.

    Perkataan ini diriwayatkan dari Mujaahid yang merupakan murid Ibnu Abbaas ra, danperkataan ini membantah penggunaan kisah ini sebagai dalil dari akarnya.

    Sedangkan kami menganut diin (agama) Allah dengan pemahaman dankeyakinan bahwasanya mengikuti ayat dalam kitab Allah Subhanahu wa Ta'ala yangbersifat umum dan yang dhaahiritu lebih utama dari pada mengikuti perkataan ataupenafsiran-penafsiran, omongan-omongan kosong dan kesimpulan-kesimpulanseluruh manusia yang tidak berdasarkan dalil dan alasan, maka di antara yangmenunjukkan pendapat ini adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang Yusuf as:

    Dan demikianlah telah Kami jadikan Yusuf berkuasa di muka bumi. (QS. Yuusuf 12:21)52)

    Dan kekuasaan yang bersifat umum ini telah Allah Subhanahu wa Ta'alaterangkan secara rinci dalam tempat lain dalam al-Quran, yaitu ketika menerangkankeadaan orang-orang beriman yang diberikan kekuasaan di muka bumi, dalam firman-Nya yang berbunyi:

    Yaitu orang-orang yang apabila Kami beri kekuasaan di muka bumi mereka menegakkanshalat, menunaikan zakat, beramar maruf (menyuruh berbuat kebaikan) dan nahi munkar (melarang berbuat kemungkaran). Dan kesudahan yang baik dari semuapermasalahan itu hanyalah milik Allah. (QS. Al Hajj 22:41)53)

    Dan tidak diragukan lagi bahwasanya Nabi Yusuf as adalah termasuk mereka

    (orang-orang yang diberi kekuasaan di muka bumi) bahkan ia adalah di antara parapemuka orang-orang yang jika Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi kekuasaan kepada

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    28/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 28

    mereka, mereka beramar maruf dan nahi munkar, dan tidak diragukan lagi oleh orangyang memahami diinul Islaam bahwasanya perbuatan maruf (baik) yang paling besaradalah tauhid yang merupakan prinsip yang paling mendasar di dalam dakwah NabiYusuf dan bapak-bapaknya as.

    Dan bahwasanya kemunkaran yang paling besar adalah kesyirikan yangsenantiasa diperingatkan oleh Nabi Yusuf as serta dibenci, dimarahi dan dimisuhi parapenganut-penganutnya, ini semua menunjukkan secara jelas bahwasanya Nabi Yusufas setelah diberikan kekuasaan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, beliau menyatakanmillah (ajaran) bapak-bapaknya yaitu Nabi Yaqub, Nabi Ishaq dan Nabi Ibrahim secaraterang-terangan, dengan cara memerintahkan untuk melaksanakannya dan melarangbahkan memerangi segala yang menyelisihi dan berlawanan dengannya, sehinggabeliau tidaklah memutuskan perkara dengan selain hukum yang diturunkan AllahSubhanahu wa Ta'ala, dan beliau juga tidak membantu untuk menjalankan hukumselain hukum yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan tidak pula membantu

    para rabb yang menetapkan hukum dan thaghut-thaghut yang diibadahi selain Allah,dan tidak pula membela mereka atau mengangkat mereka sebagai pemimpin sebagaimana yang dilakukan orang-orang yang terlena dalam jabatan mereka pada hari ini.

    Apalagi mengikuti mereka dalam hukum-hukum yang mereka tetapkansebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang tertipu dalam parlemen, bahkanbisa dipastikan bahwa beliau mengingkari perilaku dan kemungkaran mereka, danmenjalankan kekuasaan berdasarkan tauhid dan beliau menyerukannya. Dan beliaumencampakkan dan menjauhkan orang yang menyelisihi dan menentang tauhid,siapapun orangnya. Hal itu dinyatakan dalam kalaamullaah (al-Quran), dan jika ada

    orang yang mengatakan bahwa seorang yang shiddiiq, yang mulian, anak keturunandari orang-orang yang mulia (yaitu Nabi Yaqub, Nabi Ishaq dan Nabi Ibrahim) tersebuttidak seperti ini maka tidak ada lain kecuali dia seorang kafir yang keji yang telahberlepas diri dari millah beliau yang suci.

    Dan di antara yang secara jelas menunjukkan dan memperkuat permasalahanini adalah penjelasan dan penafsiran secara global dari firman Allah Subhanahu waTa'ala:

    Dan raja itu mengatakan: Datangkanlah kemari dia niscaya saya pilih dia untuk dirikusendiri. Maka tatkala ia telah berbicara dengannya ia mengatakan: Sesungguhnya kamuhari ini mempunyai kedudukan yang kokoh dan terpercaya di sisi kami. (QS. Yusuf12:54)54)

    Lalu apa kiranya yang dibicarakan raja dengan Nabi Yusuf di sini sehingga dapatmenjadikannya taajub dan memberikan kepadanya kedudukan yang kokoh dankepercayaan? Apakah kira-kira ia membicarakan cerita istri Al Aziiz, padahal ceritanyatelah selesai dan kebenaran dalam permasalahan itu telah nampak, atau kira-kira ia

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    29/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 29

    membicarakan tentang persatuan bangsa dalam satu negara! Permasalahan ekonomi!dan lain-lain, dan lain-lain, atau apa?

    Tidak ada seorangpun yang berhak menafsirkan hal-hal yang ghaib danmengatakan mengenai permasalahan ini tanpa ada landasan dalil. Jika ia

    melakukannya maka dia termasuk dalam golongan orang-orang yang dusta, akantetapi yang menjelaskan dan yang menafsirkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yangberbunyi:

    maka tatkala raja berbicara dengannya

    .. adalah jelas dan terang terdapat di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

    dan sungguh telah Kami utus seorang Rasul pada setiap umat yang menyerukan:Beribadahlah kalian kepada Allah dan jauhilah thaghut. (QS an-Nahl 16:36)55)

    Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

    Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu: Jikakamu berbuat syirik tentu akan hapus amalanmu dan kamu benar-benar termasuk

    golongan orang-orang yang merugi. (QS az-Zumar 39:65)56)

    Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menerangkan misi terpentingdalam dakwah Yusuf as:

    Sesungguhnya aku meninggalkan millah (ajaran) sebuah kaum yang tidak berimankepada Allah dan mereka kafir terhadap akherat. Dan aku mengikuti millah (ajaran)bapakbapakku Ibrohim, Is-haaq dan Yaquub. Tidak selayaknya kita menyekutukan Allahdengan sesuatupun (QS Yuusuf: 37-38)57)

    Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    30/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 30

    Apakah rabb-rabb yang bermacam-macam itu lebih baik ataukah Allah Yang Maha EsaLagi Maha Berkuasa untuk memaksa. Tidaklah kalian beribadah kecuali kepadanamanama yang kalian dan bapak-bapak kalian buat yang tidak Allah turunkanketerangan tentangnya. Sesungguhnya hukum itu hanyalah hak Allah. Diamemerintahkan supaya kalian tidak beribadah kecuali kepadaNya. Itulah diin (agama)yang lurus akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS Yuusuf: 39-40)58)

    Tidak diragukan lagi bahwa perkataan ini merupakan perkataan yang palingagung bagi Yusuf as. Dan inilah diin (agama) yang lurus baginya dan prinsip yang paling

    mendasar di dalam dakwahnya, millahnya dan millah bapak-bapaknya apabila iamelakukan amar maruf (menyuruh untuk berbuat kebaikan) maka kebaikan yangpaling besar baginya adalah ajaran tersebut, dan jika dia melakukan nahi munkar(melarang kemunkaran) maka tidak ada kemungkaran yang lebih besar baginya daripada hal-hal yang bertentangan dan berlawanan dangan ajaran tersebut. Apabila halini telah kita pahami. Sedangkan jawaban raja tersebut adalah:

    Sesungguhnya engkau hari ini mempunyai kedudukan yang kokoh dan kepercayaan disisi kami.

    Ini adalah dalil yang menunjukkan secara jelas bahwasanya raja tersebutmengikutinya dan setuju dengan ajarannya dan bahwasanya ia telah meninggalkanajaran kafir dan mengikuti millah (ajaran) Nabi Ibrahim, Nabi Ishaq, Nabi Yaquub danNabi Yusuf as.

    Atau jika anda mau silahkan katakan: Minimal ia membiarkan tauhidnya danajaran bapak-bapaknya, dan diberikan kepadanya kebebasan untuk berbicara dan

    mendakwahkannya, serta membodoh-bodohkan apa-apa yang menyelisihinya,sedangkan raja itu tidak memprotes sedikitpun mengenai hal itu dan tidak pulamenyuruhnya untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajarannya, dan halini cukup bagi anda sebagai perbedaan yang sangat jauh antara kondisi beliau as, danantara kondisi orangorang sesat dari kalangan para pembela dan pembantu thaghut didalam lembaga-lembaga kementerian pada hari ini, atau yang berperan serta dalammembuat hukum di lembaga parlemen mereka.59)

    Keempat: apabila engkau telah memahami dari pembahasan di atas dan telahyakin bahwasanya menjabatnya Yusuf sebagai menteri itu tidak menyelisihi tauhid dantidak bertentangan dengan millah Ibrohim sebagai mana yang terjadi dalamkementerian pada zaman ini.

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    31/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 31

    Maka seandainya raja tersebut tetap di dalam kekafirannya, maka permasalahmenjabatnya Nabi Yusuf sebagai menteri tersebut adalah permasalahan furuu(cabang) yang tidak menjadi persoalan dalam ash-lud diin (pokok diin) karenasebelumnya telah kita tetapkan bahwasanya Nabi Yusuf as tidak terjerumus dalamkekafiran atau kesyirikan atau berwalaa (loyal) kepada orang-orang kafir atau

    membuat syariat sebagai tandingan Allah Subhanahu wa Ta'ala akan tetapi beliaumemerintahkan tauhid dan melarang semua perbuatan itu, dan Allah Subhanahu waTa'ala telah berfirman dalam masalah hukum-hukum furuu (cabang):

    Bagi masing-masing di antara kalian telah kami berikan syariat dan manhaj.60)

    Maka syariat para Nabi itu bisa berbeda-beda dalam masalah hukum-hukum

    furuu akan tetapi syariat mereka dalam masalah tauhid satu. Rasulullah Shallallahu'Alaihi wa Sallam bersabda:

    Kami para Nabi adalah bersaudara yang merupakan anak-anak allaat yang mana diin(agama) kami satu.61)

    Yang dimaksud dengan anak-anak allaat adalah bersaudara dari ibu yang

    berbeda-beda dan satu bapak, hal ini merupakan isyarat terhadap kesamaan merekadalam ash-lut tauhiid (dasar tauhid) dan berbeda-beda dalam hukumhukum syariatyang bersifat furuu (cabang), maka dalam masalah hukum-hukum syariat bisa jadisesuatu itu diharamkan di dalam syariat orang-orang sebelum kita namun dihalalkan didalam hukum syariat kita seperti ghanimah (harta rampasan perang), dan begitu pulasebaliknya. Atau hukum tersebut keras untuk orang-orang sebelum kita laludiringankan untuk kita, dan demikianlah, oleh karena itu tidak semua syariat orang-orang sebelum kita itu merupakan syariat bagi kita, khususnya apabila ada dalil yangmenyelisihinya dalam syariat kita.

    Dan telah ada dalil shahiih dalam syariat kita yang bertentangan dan yangmengharamkan apa yang disyariatkan kepada Nabi Yusuf as tersebut, Ibnu Hibbaanmeriwayatkan dalam Shahiihnya dan juga Abu Yalaa serta Ath-Thabraaniybahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

    Benar-benar akan datang kepada kalian para pemimpin bodoh yang mendekatkan

    orang-orang paling jahat kepada diri mereka, mereka mengundur-undur shalat dari

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    32/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 32

    waktunya, maka barangsiapa di antara kalian menjumpai masa itu janganlah sekali-kalimenjadi buruh atau polisi atau penarik pajak atau bendahara.

    Dan menurut pendapat yang raajih (lebih kuat), para pemimpin yangdisebutkan dalam hadits ini bukanlah para pemimpin yang kafir akan tetapi mereka

    adalah para pemimpin yang faajir (jahat) lagi bodoh. Karena biasanya dalam suatuperingatan itu disebutkan kerusakan dan kejelekannya yang paling besar, makaseandainnya mereka itu orang-orang yang kafir tentu dijelaskan oleh Nabi Shallallahu'Alaihi wa Sallam; namun kejahatan paling besar mereka yang disebutkan oleh NabiShallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah mendekatkan orang-orang yang paling jahatkepada diri mereka dan mengundur-undur shalat dari waktunya, namun demikian disini Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam jelas-jelas melarang untuk menjadi Khaazin(bendahara) bagi mereka, maka apabila menjadi seorang bendahara bagi parapemimpin yang dhalim saja dilarang dan diharamkan di dalam syariat kita, lalubagaimana dengan menjabat sebagai menteri perbendaharaan pada raja-raja kafir dan

    pemimpin-pemimpin musyrik?

    Ia (Yusuf) mengatakan: Jadikanlah aku sebagai bendaharawan Mesir, sesungguhnya akupandai menjaga lagi berpengetahuan.62)

    Ini merupakan dalil yang shahiih dan keterangan yang jelas yang menunjukkanbahwasanya ini merupakan syariat bagi orang-orang sebelum kita, dan bahwasanya

    dalam syariat kita telah mansuukh (sudah tidak berlaku, hukumnya dihapus). WallaahuTaaalaa Alam.

    Ini semua cukup bagi orang yang mencari kebenaran, akan tetapi bagi orangyang lebih mengedepankan istihsaan (sesuatu yang dianggap baik) nya, istish-laah(sesuatu yang di anggap maslahat) nya dan perkataan-perkataan manusia dari padadalil-dalil dan keterangan-keterangan ini, maka meskipun engkau datangkan gunung dihadapannya ia tidak akan mendapat petunjuk.

    Dan barang siapa yang ingin disesatkan oleh Allah maka kamu tidak akan dapatmenghalangi Allah untuk menyesatkannya sedikitpun. 63)

    Dan terakhir sebelum saya akhiri pembahasan mengenai syubhat ini sayaingatkan bahwasanya ada sebagian orang-orang sesat yang memperbolehkanperbuatan syirik dan kufur dengan menggunakan istihsaan dan istish-laah mereka yangmemperbolehkan masuk ke dalam lembaga-lembaga kementerian yang kafir danlembaga-lembaga parlemen yang syirik, mereka mencantumkan perkataan SyaikhulIslam Ibnu Taimiyyah ra mengenai menjabatnya Yusuf sebagai menteri, di dalam

    alasan dan syubhat mereka, dan ini sebenarnya termasuk dari bentuk mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan juga merupakan perkataan dusta dengan

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    33/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 33

    mengatasnamakan perkataan Syaikhul Islam padahal ia tidak pernah mengatakannya,karena ia (Ibnu Taimiyyah) berhujjah dengan kisah Nabi Yusuf as itu bukan untuk ikutserta di dalam membuat hukum dan kekafiran atau memutuskan perkara denganselain hukum yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala, kami berlindung kepadaAllah, sesungguhnya kami menjauhkan diin (agama) Syaikhul Islam bahkan akalnya dari

    perkataan yang keji seperti ini yang mana tidak akan ada yang berani mengucapkannyakecuali orang-orang yang hina pada zaman-zaman akhir ini, kami katakan ini, meskipunkami belum membaca perkataannya dalam masalah ini, karena ucapan seperti ini tidakakan pernah dikatakan oleh orang yang berakal, apalagi dikatakan oleh seorang ulamarabbaaniy seperti Syaikhul Islam ra, lalu bagaimana sedangakan perkataannya dalammasalah ini jelas dan terang, karena semuanya diucapkan berdasarkan kaidah menolakkerusakan yang paling besar dari dua kerusakan dan meraih kemaslahatan yang palingbesar dari dua kemaslahatan ketika keduanya saling bertentangan, dan engkau telahmemahami bahwasanya kemaslahatan yang paling besar di jagat raya ini adalah tauhiddan kerusakan yang paling besar di jagat raya ini adalah syirik, dan ia Ibnu Taimiyyah)

    menerangkan bahwasanya Yusuf menegakkan keadilan dan kebaikan sesuai dengankemampuannya, sebagaimana di dalam Al Hisbah64), ia (Ibnu Tamiyyyah) mengatakandalam menggambarkan kekuasaannya: Dan beliau (Nabi Yusuf) melaksanakankeadilan dan kebaikan yang ia mampu lakukan dan menyeru mereka kepada keimanansesuai dengan kemampuan.

    Dan ia mengatakan: Akan tetapi beliau melaksanakan keadilan dan kebaikanyang memungkinkan untuk dilaksanakan. 65)

    Dan ia tidak mengatakan secara mutlak bahwasanya Nabi Yusuf telah membuat

    syariat sebagai tandingan Allah Subhanahu wa Ta'ala atau ikut-ikutan dalammemutuskan perkara dengan selain hukum yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'alaatau mengikuti demokrasi atau diin-diin (agama-agama) lain yang bertentangandengan diin (agama) Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana yang dilakukan olehorang-orang sesat tersebut yang mencantumkan perkataan Syaikhul Islam ra di dalamalasan-alasan mereka yang terbantahkan dan syubhat-syubhat mereka yangberhamburan yang bertujuan untuk menyesatkan orang-orang awam dan untukmencampur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan cahaya dengan kegelapan.

    Kemudian kita ini, wahai saudaraku se-tauhid, pemimpin dan penunjuk kita

    yang kita kembali kepadanya ketika ada perselisihan adalah wahyu --- firman AllahSubhanahu wa Ta'ala dan sabda Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam --- dan bukan yanglainnya, dan setiap orang sepeninggal Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam perkataannya bisa diterima dan bisa ditolak --- maka seandainya apa yang merekakatakan itu keluar dari lisan Syaikhul Islam, dan ini tidak mungkin --- tentu kita tidakakan menerimanya walaupun darinya atau dari ulama yang lebih besar dari padanya,sampai ia mendatangkan dalil dari wahyu kepada kita.

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    34/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 34

    Katakanlah: Sesungguhnya aku hanyalah mengingatkan kalian dengan berdasarkanwahyu.66)

    Katahalah: Datangkalah dalil kalian jika kalian benar.67)

    Maka perhatikanlah ini dan gigitlah tauhidmu dengan gigi gerahammu. Danjanganlah kau tertipu dan jangan pula kau hiraukan pemutar balikan bukti dan usaha-usaha melemahkan semangat yang dilakukan oleh para pembela kesyirikan danmusuh-musuh tauhid, atau terganggu karena mereka menyelisihimu dan masuklahkamu kedalam kelompok yang tegak melaksanakan diin (agama) Allah yang RasulullahShallallahu 'Alaihi wa Sallam sebutkan dalam sabdanya:

    Mereka tidak terganggu dengan orang yang menyelisihi mereka dan tidak pula orangyang enggan membantunya sampai datang ketatapan Allah sedangkan mereka tetapdalam keadaan seperti itu.68)

    Syubhat Kedua:

    Sesungguhnya An Najaasyiy Tidak Berhukum Dengan Hukum Yang Diturunkan AllahNamun Demikian Ia Tetap Muslim.

    Ahlul ahwaa (para pengikut hawa nafsu) juga beralasan dengan kisah An-Najaasyiy untuk membela thaghut-thaghut mereka yang menetapkan hukum, samasaja baik mereka itu pemerintah atau wakil rakyat di parlemen atau yang lainnya.

    Mereka mengatakan: Sesungguhnya An-Najaasyiy tidak berhukum denganhukum yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala setelah ia masuk Islam dan iatetap dalam keadaan seperti itu sampai ia mati. Namun demikian Nabi Shallallahu'Alaihi wa Sallam menyebutnya sebagai seorang hamba yang shalih, dan ketika matibeliau menyolatkannya dan memerintahkan para sahabat untuk menyolatkannya.

    Maka kami jawab wabillaahit taufiiq:

    Pertama: orang yang beralasan dengan syubhat yang berhamburan ini sebelumke yang lain-lain haruslah membuktikan kepada kita berdasarkan nash yang shahiih danjelas serta qathiyyud dalaalah yang menunjukkan bahwasanya An-Najaasyiy tidakberhukum dengan hukum yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala setelah diamasuk Islam, saya telah meneliti perkataan mereka dari awal sampai akhir, namun sayatidak mendapatkan dalam kantong mereka kecuali kesimpulan-kesimpulan danperkiraan-perkiraan kosong yang tidak disokong dengan dalil shahiih atau keterangan

    yang benar, padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    35/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 35

    Katakanlah: Datangkanlah keterangan kalian jika kalian benar.69)

    Maka jika mereka tidak mendatangkan keterangan (dalil) tetang hal itu makamereka bukanlah termasuk orang-orang yang benar tapi mereka adalah termasukorang-orang yang dusta.

    Kedua: Sesungguhnya kami dengan orang-orang yang tidak sependapatdengan kami sepakat bahwasanya An-Najaasyiy meninggal sebelum syariat inisempurna, dengan demikian jelas bahwa dia meninggal sebelum turun ayat:

    Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian diin (agama) kalian dan telah Akucukupkan nikmatKu kepada kalian dan Aku telah ridlo Islam sebagai diin (agama)kalian.70)

    Karena ayat ini turun ketika haji wadaa (perpisahan), sedangkan An-Najaasyiymeninggal jauh sebelum fat-hu makkah (penaklukan Mekah) sebagaimana yangditerangkan oleh Al Haafidh Ibnu Katsiir ra dan yang lainnya.71)

    Maka berhukum dengan hukum yang diturunkan oleh Allah Subhanahu waTa'ala ketika itu baginya adalah dengan cara berhukum dan melaksanakan ajaran diin(agama) yang telah sampai kepadanya, karena dalam kondisi semacam ini peringatanitu haruslah dengan sampainya al-Quran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

    Dan telah diwahyukan al-Quran kepadaku supaya dengannya aku mengingatkan kaliandan orang orangorang yang telah sampai kepadanya al-Quran.72)

    Dan padahal pada waktu itu sarana transportasi dan komunikasi tidaklah

    sebagaimana zaman sekarang, karena itu beberapa syariat tidak bisa sampai kepadaseseorang kecuali setelah bertahun-tahun bahkan terkadang ia tidak mengetahuinyakecuali jika ia menempuh perjalanan untuk menjumpai Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, karena diin (agama) ketika itu masih baru dan al-Quran masih terus turunsedangkan syariat belum sempurna, yang menunjukkan hal ini secara jelas, adalah apayang diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dan yang lainnya dari Abdullah bin Masuudbahwasanya ia mengatakan:

    :

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    36/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 36

    Kami pernah mengucapkan salam kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ketikabeliau shalat lalu beliau menjawab salam kami. Namun ketika kami pulang dari tempatAn-Najaasyiy kami mengucapkan salam kepada beliau tapi beliau tidak menjawab salamkami dan beliau bersabda: Sesungguhnya di dalam shalat itu ada kesibukan.

    Maka apabila para sahabat yang berada bersama An-Najaasyiy di Habasyahsaja, yang mana kita ketahui bersama bahwasanya mereka adalah orang-orang yangmemahami bahasa Arab dan selalu mengikuti berita-berita dari Nabi Shallallahu 'Alaihiwa Sallam, mereka tidak mendengar bahwasanya bolehnya berbicara danmengucapkan salam ketika shalat telah mansuukh (hukumnya telah dihapus). Padahalshalat adalah perkara yang nyata karena Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melakukanshalat lima kali sehari semalam bersama para sahabat, lalu bagaimana dengan yanglainnya yang berupa ibadah-ibadah hukum-hukum dan huduud yang tidak dilakukansecara berulangulang sebagaimana shalat?

    Maka apakah ada di antara mereka yang mendengung-dengungkan syirikdemokrasi tersebut pada hari ini yang menyangka bahwasanya al-Quran dan Islamatau diin (agama) belum sampai kepadanya sehingga ia mengkiyaskan kebatilannyadengan kondisi An-Najaasyiy sebelum syariat Islam itu sempurna?

    Ketiga: apabila hal ini telah diakui maka harus diketahui bahwasanya An-Najaasyiy telah menjalankan hukum dengan hukum yang Allah Subhanahu wa Ta'alaturunkan yang telah sampai kepadanya, dan barangsiapa yang mempunyai sangkaanyang lain dengan ini maka tidak ada alasan untuk bisa mempercayai dan menerimanyakecuali dengan keterangan (dalil)

    Katakanlah: Datangkalah dalil kalian jika kalian benar

    Dan semua yang disebutkan oleh orang-orang yang menjadikan kisah An-Najaasyiy sebagai dalil tersebut menunjukkan bahwasanya ia telah menjalankanhukum yang Allah Subhanahu wa Ta'ala turunkan yang telah sampai kepadanya ketikaitu.

    1- Di antara yang menjadi kewajibannya dalam mengikuti apa yang telahditurunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika itu adalah: (merealisasikan tauhiddan beriman atas kenabian Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam danbahwasanya Isa as adalah hamba dan utusan Allah), dan ia telahmelaksanakannya. Lihatlah hal itu kepada apa yang dijadikan dalil oleh mereka,yaitu suratnya yang dikirim kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, inidisebutkan oleh Umar Sulaimaan Al-Asyqor dalam sebuah buku kecilnya yangberjudul: Hukmul Musyaarokah Fil Wazaaroti Wal Majaalisin Niyaabiyyah73)

    2- Begitu pula baiatnya kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam untuk hijrah. Didalam risalah tersebut disebutkan: bahwasanya An-Najaasyiy berbaiat kepada

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    37/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 37

    Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan bahwasanya anaknya berbaiatkepada Jafar dan para sahabatnya. Dan An-Najaasyiy menyerahkan diri kepadaRabb semesta alam (masuk Islam) melalui tangannya. Dan di dalam suratnyatersebut ia mengatakan bahwasanya ia mengirimkan anaknya yang bernamaAriihaa bin Al Ash-ham bin Abjar kepada beliau, dan ia mengatakan: Jika

    engkau menghendaki saya supaya aku mendatangimu aku akan laksanakanwahai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam karena sesungguhnya aku bersaksibahwasanya apa yang engkau katakan itu benar. Lalu mungkin ia setelah itu ialangsung meninggal dunia, atau mungkin ketika itu Nabi Shallallahu 'Alaihi waSallam tidak menghendakinya, semua ini adalah perkara yang tidak jelas dantidak nyata di dalam kisah tersebut sehingga kita tidak boleh memastikannyadan menjadikannya sebagai dalil, apalagi membenturkannya dengan tauhid danushuulud diin (prinsip-prinsip agama)!.

    3- Begitu pula pembelaan yang ia lakukan terhadap Nabi Shallallahu 'Alaihi waSallam, diin (agama) nya dan para pengikutnya. Sesungguhnya An- Najaasyiytelah membela orang-orang yang berhijrah kepadanya, ia memberikan tempatberlindung dan memberikan keamanan dan penjagaan. Ia tidakmenterlantarkannya atau menyerahkannya kepada Quraisy. Dan ia juga tidakmembiarkan orang-orang Nashrani Habasyah berbuat jahat kepada merekameskipun mereka telah menampakkan keyakinan mereka yang benar mengenaiIsa as, bahkan disebutkan di dalam sebuah surat yang lain yang ia kirim kankepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam (dan ini dicantumkan oleh SulaimaanAl-Asyqor dalam bukunya tersebut pada halaman 73) bahwasanya iamengirimkan anaknya bersama 60 orang penduduk Habasyah kepada Nabi

    Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, semua itu ia lakukan dalam rangka membela,mengikuti dan mendukung beliau.

    Namun demikian Umar Al-Asyqor telah berbuat ngawur sehingga ia memastikandalam buku tersebut (halaman 73) bahwasanya An-Najaasyiy tidak berhukum dengansyariat Allah, dan hal ini sebagaimana yang anda pahami, merupakan kedustaan danmengada-ada terhadap sang muwahhid (orang bertauhid, yaitu An-Najaasyiy)tersebut, namun yang benar adalah bahwasanya seharusnya kita katakan ia telahmenjalankan hukum yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah sampaikepadanya ketika itu, dan barang siapa yang mempunyai anggapan lain maka ia tidak

    boleh dipercaya kecuali dengan keterangan (dalil) yang shahiih dan qathiyyuddalaalah, jika tidak maka ia termasuk golongan orang-orang yang dusta.

    Katakanlah: Datangkanlah keterangan kalian jika kalian benar.

    Sedangkan dia tidak mendatangkan keterangan yang berupa dalil yang shahiihdan shariih (jelas) atas anggapannya tersebut. Akan tetapi ia mencari-cari danmengumpulkan data-data dari buku-buku taariikh (sejarah) pada malam hari yang iaanggap sebagai dalil, sedangkan sejarah itu komdisinya kita ketahui bersama.

  • 8/9/2019 Agama Demokrasi

    38/72

    Agama Demokrasi Abu Muhammad Aashim al-Maqdisiy

    http://www.akhirzaman.info/

    Hal. | 38

    Al- Qahthaaniy Al Andalusiy ra mengatakan dalam syairnuuniyyah nya:

    Jangan sekali-kali kamu menerima dari sejarah, yangsemuanya Dikumpulkan oleh para raawiy (tukang cerita) dan ditulis semua tanganTapi riwayatkanlah hadits yang dipilih dari ahlinya Terutama dari orang-orang yang mempunyai akal dan umur

    Maka kita katakan kepadanya dan kepada orang-orang yang mengikutinya:Tegakkanlah singgasana kemudian ukirlah.

    Keempat: Keadaan yang terjadi dalam kisah An-Najaasyiy adalah sebagaiseorang penguasa yang baru masuk Islam sedangkan dia dalam keadaan memegangkekuasaan. Lalu ia menunjukkan bahwa ia masuk Islam secara tulus dengan caratunduk dengan sepenuhnya kapada perintah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang ialakukan dengan mengirim anaknya bersama orang-orang dari kaumnya kepada beliau,dan ia juga mengirim surat yang disertakan bersama mereka yang isinya ia memintaizin kepada beliau untuk hijrah kepada beliau. Dan ia menunjukkan pembelaannyakepada beliau dan kepada diin (agama) dan para pengikut beliau. Bahkan iamenunjukkan sikap baraa terhadap apa-apa yang bertentangan dengannya sepertikeyakinannya, keyakinan kaumnya dan keyakinan nenek moyangnya, dan ia berusahauntuk mencari kebenaran dan mempelajari diin (agama), dan berusaha untuk berbuatbenar dan mendekati kebenaran sampai ia menjumpai Allah dalam keadaan seperti ini.Dan ini terjadi ketika syariat belum turun secara sempurna dan belum sampaikepadanya secara keseluruhan, inilah kondisinya yang sebenarnya yang disebutkandalam hadits-hadits dan atsar-atsar yang shahiih mengenai dirinya, dan kamimenantang orang-orang yang tidak sependapat dengan kami untuk membuktikan halyang tidak seabagaimana yang kami terangkan di sini, akan tetapi harus berdasarkandalil yang shariih dan shahiih, adapun taariikh (sejarah) saja maka hal itu tidak dapatmembikin gemuk dan tidak bisa menghilangkan lapar tanpa ada sanadnya. Adapunkondisi yang didalili dan diqiyaskan dengan kisah tersebut adalah keadaan yang kejidan sangat berbeda, karena ia adalah kondisi sekelompok manusia yang mengaku

    sebagai orang Islam tanpa bersikap baraaterhadap hal-hal yang bertentangan denganIslam, bahkan dalam waktu yang sama ia mengaku sebagai orang Islam dan sekaligusmengaku sebagai penganut hal-hal yang bertentangan dengan Islam dan ia merasabangga dengannya. Ia tidak baraaterhadap diin (agama) demokrasi sebagaimana An-Najaasyiy baraa terhadap diin (agama) Nashrani, sama sekali tidak, bahkan merekasenantiasa memuja dan memujinya dan mem