i SKRIPSI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI KELAS IV SD 2 PUYOH Oleh MUHAMMAD ROISUL FADHLI NIM 201733067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
400
Embed
admin.ebimta.com · Web viewABSTRACT. ABSTRACT. ABSTRAK. ABSTRAK. DAFTAR ISI. DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR GAMBAR. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5. 6. 6. 7.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR PERSEGI DAN
PERSEGI
PANJANG PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI KELAS IV SD 2 PUYOH
Oleh MUHAMMAD ROISUL FADHLI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
( iii )
PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR PERSEGI DAN
PERSEGI PANJANG PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI KELAS IV SD 2
PUYOH
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muria Kudus untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh MUHAMMAD ROISUL FADHLI
NIM 201733067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
MOTO
“To get a success, your courage must be greater than your
fear”
Untuk mendapatkan sebuah kesuksesan, keberanian harus lebih besar
dari ketakutanmu
PERSEMBAHAN
1. Kepada orang tua saya yang senantiasa memberikan dukungan,
sengat, serta doa yang tiada henti-hentinya.
2. Jayanti Putri Purwaningrum, S. Pd., M. Pd selaku pembimbing
pertama yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan serta
motivasi hingga pada akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi
ini.
3. Khamdun, M. Pd. selaku pembimbing kedua yang dengan sabar dan
tanpa lelah membimbing saya sampai, hingga skripsi ini
selesai.
4. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang selalu memberikan semangat kepada
mahasiswa, hingga skripsi ini selesai.
5. Teman-teman seperjuanganku, Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar angkatan 2017 yang selalu memberikan dukungan, semangat,
arahan dan nasehat serta doa yang tiada henti.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan YME yang tiada pernah berhenti mencurahkan
rahmatdan kasih sayang-Nya kepada semesta alam. Dengan kemudahan
dan pertolongan Tuhan YME, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Proses Pembelajaran Matematika Materi Bangun
Segi Banyak pada Masa Pandemi Covid 19 di Kelas IV SD 2 Puyoh”
dengan tepat waktu.
Maksud dan tujuan penyusunan skripsi ini adalah sebagai syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muria Kudus. Terselesaikannya skripsi ini berkat
dukungan dan bantuan dari segala pihak. Oleh karena itu, peneliti
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua saya, yang tidak henti-hentinya memberikan
semangat, dukungan dan doa.
2. Prof. Dr. Ir. Darsono. M. Si, Rektor Universitas Muria
Kudus.
3. Dr. Slamet Utomo, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muria Kudus.
4. Imaniar Purbasari S. Pd., M. Pd, Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muria Kudus.
5. Jayanti Putri Purwaningrum, S. Pd., M. Pd. selaku pembimbing
pertama yang telah sabar membimbing dan memberikan masukan tanpa
mengenal lelah dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Khamdun, M. Pd. selaku pembimbing kedua yang telah sabar
membimbing dan memberikan masukan tanpa mengenal lelah dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Segenap Bapak/Ibu dosen Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus yang telah membekali
peneliti dengan berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman selama
mengikuti perkuliahan.
( vii )
8. Suwarsi, S. Pd, SD., selaku Kepala SD 2 Puyoh yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
9. Galih Kurniadi, S.Pd., selaku guru pamong yang senantiasa
memfasilitasi dan membantu kelancaran proses penelitian.
10. Siswa-siswi kelas IV SD 2 Puyoh yang telah memabantu peneliti
dalam proses penelitian.
11. Teman-teman Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMK, terutama
angkatan 2017 yang telah membantu baik tenaga maupun semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan,
dukungan, doa maupun semangat dalam menyelesaikan skripsi ini,
dimana peneliti tidak dapat menyebutkan satu persatu.
Peneliti hanya dapat mengucapkan terima kasih serta memohon maaf
kepada semua pihak atas segala kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mengharapkan kritikan
dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun guna
kesempurnaan penyusunan skripsi yang selanjutnya.
Kudus, 17 Juni 2021 Peneliti
Muhammad Roisul Fadhli 201733067
Fadhli, Muhammad Roisul. 2020. The process of learning mathematics
square and rectangular materials during the covid-19 pandemic in
Fourth class on SD 2 Puyoh. Study Program of Elementary teacher
educations at the University of Muria Kudus Universitas Muria
Kudus. Advisor (I) Jayanti Putri Purwaningrum, M.Pd., (II) Khamdun,
M. Pd.
Keyword : Square and Rectangular, Covid-19 pandemic, Mathematics
learning.
The existence of the covid-19 pandemic provides a new round in the
implementation of learning for student. Some regulations prohibit
face-to-face learning in schools. With this, then online learning
becomes the only alternative used to keep the demands of curriculum
met. Applied online learning includes Quizizz and WhatsApp. This
study uses a qualitative method with descriptive data
analysis.
The research was conducted in SD 2 Puyoh, District Dawe, Kudus with
subjects fourth grader who stood 6 students. Data collection
techniques that will be used are observation, documentation, test
and interviews. Primary data can ben obtained from the field either
through interviews with informants, while secondary data source are
obtained from teachers, documentation, reliable sources such as
journals, internet, group whatsapp chat and so on.
Based on the analysis of the online learning process on mathematics
subjects using Whatsapp which was applied to fourth grade students,
it was found that high and moderate mathematical abilities were
quite effective, but were considered less effective for students
with low mathematical abilities. This is because students with low
abilities basically still need guidance in the learning process.
Meanwhile, in the high and medium categories, they were able to
carry out independent mathematics learning. The impact of learning
mathematics material wide and around square and rectangular during
the covid-19 pandemic in fourth class on SD 2 Puyoh using WhatsApp
and Quizizz media for studentsis if done continuously, then
students feel saturated and bored and not all students can get
involved, especially students who are essentially passive students.
While the adventages are practical, relaxed. Flexible don anytime
and anywhere, the delivery of information is faster and reachs many
students and students are more independent in the learning
process.
Online learning in elementary schools cannot be sparate from
parents. Therefore, it is hoped that parents can provide guidance
as well as more supervision to children in learning. In addition,
teachers and parents can periodically provide each other with
information on student learning progress during online
learning.
( ABSTRACT )
( viii )
Fadhli, Muhammad Roisul. 2020. Proses Pembelajaran Matematika
Materi Bangun Datar Persegi dan Persegi Panjang pada Masa
PandemiCovid 19 di Kelas IV SD 2 Puyoh. Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Universitas Muria Kudus. Pembimbing (I) Jayanti Putri
Purwaningrum, M.Pd., Pembimbing (II) Khamdun, M. Pd.
Kata Kunci : Bangun Datar Persegi dan Persegi Panjang, Pandemi
Covid 19, dan Pembelajaran Matematika.
Adanya pandemic covid-19 memberikan babak baru dalam pelaksanaan
pembelajaran bagi siswa. Beberapa peraturan melarang adanya
pembelajaran tatap muka di sekolah. Dengan adanya hal tersebut,
maka pembelajaran daring menjadi satu-satunya alternatif yang
dipakai agar tuntutan kurikulum tetap tercapai. Pembelajaran daring
yang diterapkan meliputi Quizizz dan WhatsApp.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis data
secara deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SD 2 Puyoh,
Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus dengan subjek penelitian kelas IV
SD yang berjumlah 6 siswa. Teknik pengumpulan data yang akan
digunakan adalah observasi, dokumentasi, tes dan wawancara. Data
primer didapat dari lapangan baik melalui wawancara dengan pihak
informan, sedangkan sumber data sekunder didapat dari guru,
dokumentasi, sumber-sumber terpercaya seperti jurnal, internet,
chat whatsapp grup dan sebagainya.
Berdasarkan analisis proses pembelajaran daring pada mata pelajaran
matematika dengan menggunakan Whatsapp yang diterapkan kepada siswa
kelas IV didapat bahwa kemampuan matematis tinggi dan sedang cukup
efektif, namun dirasa kurang efektif untuk siswa dengan kemampuan
matematis rendah. Hal ini disebabkan karena bagi siswa dengan
kemampuan rendah memang pada dasarnya masih memerlukan bimbingan
pada proses pembelajaran. Sedangkan pada kategori tinggi dan sedang
sudah dapat melaksanakan pembelajaran matematika secara mandiri.
Dampak pembelajaran matematika materi luas dan keliling persegi dan
persegi panjang pada masa pandemi covid-19 di kelas IV SD 2 Puyoh
menggunakan media Whatsapp dan Quizizz bagi siswa adalah jika
dilakukan terus menerus, maka siswa merasa jenuh dan bosan dan
tidak semua siswa dapat terlibat, khususnya siswa yang pada
dasarnya adalah siswa pasif. Sedangkan kelebihannya adalah praktis,
santai, fleksibel dilakukan kapanpun dan dimanapun, penyampaian
informasi lebih cepat dan menjangkau banyak siswa dan siswa lebih
mandiri dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran daring di sekolah dasar tidak terlepas dari orang tua.
Oleh karenanya, diharapkan orang tua dapat memberikan bimbingan
sekaligus pengawasan yang lebih kepada anak dalam pembelajaran. Di
samping itu, guru dan orang tua secara berkala dapat saling
memberikan informasi terhadap perkembangan belajar siswa selama
pembelajaran daring.
( ABSTRAK )
( ix )
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………....... 5
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………… 5
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………. 5
1.4.1 Bagi Peneliti…………………………………………………….. 5
1.4.2 Bagi Siswa………………………………………………………. 5
1.4.3 Bagi Guru……………………………………………………….. 6
1.4.4 Bagi Sekolah…………………………………………………….. 6
1.6 Definisi Operasional…………………………………………………....... 7
1.6.1 Proses Pembelajaran……………………………………………... 7
22
2.1.9
23
3.1
33
34
3.6.3 Dependability..…………………………………………………… 34 3.6.4
Konfirmability..…………………………………………………... 35 3.7 Analisis
Data…………………………………………………………....... 35 Pengumpulan Data (Data
Collection)……………………………….. 36 Reduksi Data (Data
Reduction)………………………………………. 36 3.7.3 Display
Data……………………………………………………… 36 3.7.4 Verifikasi dan Penegasan
Kesimpulan …………………………... 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN……………………. 38 4.1 Deskripsi Latar
Penelitian……………………………………………..... 38 Hasil dan Analisis Data
Penelitian………………………………………. 40 Proses Pembelajaran Pertemuan
1……………………... 41 Proses Pembelajaran Pertemuan 2……………………... 43
Proses Pembelajaran Pertemuan 3……………………... 47 Proses Pembelajaran
Pertemuan 4……………………... 49 Proses Pembelajaran Pertemuan
5……………………... 52 Proses Pembelajaran Pertemuan 6……………………... 55 Hasil
Penelitian dan Wawancara………………………. 59 Hasil Wawancara dengan
Guru………………………... 90 4.3 Pembahasan…………………………………………………………….. 93 BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….... 97 5.1
Kesimpulan……………………………………………………………… 97 5.2
Saran……………………………………………………………………... 97
( xiii )
Kelas IV……………………………………………………..
41
43
45
48
51
54
57
dengan Pertemuan 6…………………………………………
dengan Pertemuan 6…………………………………………
38
49
58
59
59
pada Pertemuan 3……………………………………………
61
61
pada Pertemuan 6……………………………………………
64
64
Tinggi) pada Pertemuan 3…………………………………...
66
66
Tinggi) pada Pertemuan 6…………………………………...
69
70
Sedang) pada Pertemuan 3…………………………………..
71
71
72
74
74
Sedang) pada Pertemuan 3…………………………………..
76
76
Sedang) pada Pertemuan 6…………………………………..
79
79
Rendah) pada Pertemuan 3………………………………….
80
81
Rendah) pada Pertemuan 6………………………………….
84
84
pada Pertemuan 3……………………………………………
86
( xviii )
86
Lampiran 3
Daftar Nilai Materi Bangun Datar Kelas IV SD 2 Puyoh Tahun
Pelajaran 2019/2020……………………………………………...
Daftar Nama Siswa Kelas IV SD 2 Puyoh Tahun Pelajaran
2020/2021……………………………………………………......
108
Matematika IV SD 2 Puyoh Tahun Pelajaran
2020/2021……………………………………………………......
109
110
111
113
114
121
123
135
147
159
171
183
195
197
198
199
200
201
( xviii )
202
203
204
205
206
207
209
( xix )
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat berubah saat
ini memungkinkan manusia mendapatkan informasi secara melimpah,
cepat, dan mudah dari berbagai sumber di seluruh penjuru dunia. Hal
ini mengakibatkan manusia dituntut untuk siap dan tanggap terhadap
kehidupan yang dinamis, sarat tantangan dan kompetitif. Salah satu
wahana untuk menghasilkan manusia yang dimaksud adalah pendidikan.
Manusia sebagai objek pendidikan diharapkan dapat mengikuti setiap
perubahan dengan kehidupan yang berkualitas. Kusmawan (2012:4)
menegaskan bahwa perwujudan masyarakat yang berkualitas tersebut
menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan
siswa menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan
dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidang
masing-masing.
Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas SDM
untuk menjamin pengembangan pembangunan suatu bangsa (Luksiana dan
Purwaningrum, 2018). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Untuk mengembangkan seluruh potensi siswa menjadi manusia
Indonesia berkualitas maka dikembangkanlah kurikulum termasuk
kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013 difokuskan kepada
pembentukan kompetensi para siswa yang berupa paduan pengetahu1an,
keterampilan, dan sikap yang dapat
didemonstrasikan siswa sebagai wujud pemahaman terhadap konsep
yang
dipelajarinya secara kontekstual (Mulyasa, 2013:65). Oleh karena
itu, kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran hendaknya
diintegrasikan dengan dimulai
1
Pada kurikulum 2013, umumnya semua mata pelajaran akan disampaikan
secara tematik, namun ada beberapa pelajaran yang masih tetap
berdiri sendiri. Salah satunya adalah matematika. Pembelajaran
matematika merupakan salah satu muatan dalam pembelajaran di
sekolah dasar. Pembelajaran matematika di sekolah dasar tidak hanya
berorientasi pada penguasaan materi matematika saja, melainkan
materi matematika diposisikan sebagai alat serta sarana bagi siswa
dalam mencapai sebuah kompetensi (Wiryanto, 2020:1). Fungsi mata
pelajaran matematika sangat penting bagi kehidupan manusia dan
menjadi dasar bagi ilmu- ilmu pengetahuan yang lainnya. Mengingat
pentingnya peranan matematika, maka matematika menjadi salah satu
mata pelajaran pokok di sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai
dengan Perguruan Tinggi (Yensy : 2020).
Pentingnya pembelajaran matematika dirasa masih tidak sejalan
dengan prestasi matematika saat ini. Puspasari dkk (2015)
menyebutkan bahwa prestasi siswa Indonesia dalam bidang geometri
mulai dari SD sampai perguruan tinggi masih rendah. Hal ini
diperkuat oleh penelitian Nur’aini, I. dkk (2017) menyatakan bahwa
geometri merupakan salah satu bidang dalam matematika yang dianggap
paling sulit untuk dipahami. Ini disebabkan karena siswa masih
kurang cakap dalam mengubah pola pikir dari konsep konkrit suatu
bangun datar persegi dan persegi panjang ke dalam bentuk
gambar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD 2 Puyoh, pada
hari rabu tanggal 19 Agustus 2020, menjelaskan bahwa siswa masih
merasa kesulitan dalam memanipulasi gambar-gambar bangun datar. Hal
ini ditunjukkan dari capaian rata hasil ulangan harian siswa kelas
IV tahun pelajaran 2019/2020 yang masih di bawah 70.
Rendahnya pemahaman matematika umumnya disebabkan karena matematika
merupakan mata pelajaran yang abstrak, serta konsep dan prinsip
yang berjenjang (Wiryanto, 2020:1). Hal ini menyebabkan banyak
siswa yang merasa kesulitan dalam pembelajaran matematika.
Khususnya pada materi geometri bangun datar persegi dan persegi
panjang di kelas IV. Hal senada juga
( 2 )
diungkapkan oleh Purwaningrum (2016:137) yang menyatakan bahwa
banyak orang menganggap matematika adalah ilmu yang sulit. Mereka
menganggap matematika sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dalam
menjumlah, mengurang, mengalikan, dan membagikan. Tak jarang pula
dari mereka juga menganggap matematika sebagai kegiatan yang
berhubungan dengan menyelesaikan masalah hitungan dalam bentuk
soal.
Di samping itu, Proses pembelajaran, umumnya masih terkesan
konvensional. Proses pembelajaran yang diterapkan hanya menggunakan
metode ekspositori di mana guru hanya datang, menjelaskan dan
memberi tugas. Variasi dengan menggunakan media pembelajaran pun
jarang diterapkan.
Kondisi demikian diperburuk dengan adanya Coronavirus Diseases 2019
(COVID-19). Pembelajaran matematika yang sebelumnya dilakukan
secara langsung dengan tatap muka antara guru dengan siswa, kini
berubah semenjak adanya covid-19 yang sudah mulai masuk Indonesia
pada awal bulan Maret tahun 2020. Melihat kondisi yang seperti itu,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Anwar
Makarim mengeluarkan surat edaran Nomor 4 tahun 2020 pada tanggal
24 Maret 2020 berisi Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam
Masa Darurat Peyebaran COVID-19. Dalam surat edaran dijelaskan
bahwa proses pembelajaran dilaksanakan dirumah melalui daring atau
jarak jauh tanpa bertatap langsung dengan siswa untuk memberikan
pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi siswa.
Berdasarkan surat edaran tersebut, pembelajaran yang dapat
dilakukan adalah pembelajaran dengan cara daring (dalam jaringan),
yaitu suatu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi
sebagai media untuk pelaksanaan pembelajaran. Namun, perubahan
proses pembelajaran yang dilakukan secara tiba-tiba akibat adanya
virus COVID-19 ini tidak jarang membuat guru (pendidik), siswa,
maupun orang tua menjadi kaget. Adanya perubahan ini mengharuskan
pendidik merespon dengan sikap dan tindakan untuk mau belajar
hal-hal baru. Pemanfaatan teknologi harus menjadi acuan bagi guru
untuk mampu menghadirkan proses pembelajaran yang memberikan ruang
gerak bagi siswa untuk mampu bereksplorasi, memudahkan interaksi
serta kolaborasi
( 3 )
antar siswa maupun siswa dengan guru utamanya dalam pembelajaran
matematika untuk siswa kelas tinggi di sekolah dasar. Penyusunan
materi serta penggunaan alat peraga atau media pembelajaran dalam
proses pembelajaran secara daring yang dilakukan oleh guru dengan
siswa harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual
siswa. Hal ini dilakukan agar siswa lebih mudah dalam memahami
materi yang diajarkan.
Supaya dapat meningkatkan keefektifan dan memaksimalkan
pembelajaran matematika secara daring, maka dibutuhkan teknologi
informasi serta alat peraga ataupun media yang mumpuni seperti
penggunaan internet sebagai penunjang dalam pelaksanaannya
(Wiryanto, 2020:1). Penggunaan internet sebagai media dalam
pembelajaran memang sudah diawali di negara- negara maju. Hal
tersebut merupakan fakta yang menunjukkan bahwa media ini memang
dimungkinkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran agar lebih
efektif (Nuraini, 2005). Melalui pembelajaran daring, siswa dapat
berinteraksi dengan guru serta teman-temannya dengan menggunakan
aplikasi quizizz, whatsapp ataupun yang lainnya. Pembelajaran
secara daring bahkan dapat dilakukan melalui media sosial seperti
Facebook dan Instagram (Kumar & Nanda, 2018).
Penggunaan internet sebagai media dalam pembelajaran daring tidak
selamanya berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Kendala-kendala yang terjadi selama proses pembelajaran secara
daring harus dijadikan tantangan bagi pendidik untuk
mentransformasi pendidikan yang lebih maju lagi. Khususnya dalam
pembelajaran matematika yang dirasa oleh sebagian besar siswa akan
sulit dipelajari jika tidak langsung bertatap muka dengan
guru.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berencana untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “PROSES PEMBELAJARAN
MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG PADA
MASA PANDEMI COVID 19 DI KELAS IV SD 2 PUYOH.”
( 4 )
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disajikan di atas,
maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana proses pembelajaran matematika materi bangun datar
persegi dan persegi panjang pada masa pandemi covid-19 di kelas IV
SD 2 Puyoh?
2. Bagaimana dampak implementasi pembelajaran matematika secara
daring di SD 2 Puyoh pada masa pandemi covid-19?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran matematika materi bangun
datar persegi dan persegi panjang pada masa pandemi covid-19 di
kelas IV SD 2 Puyoh.
2. Mendeskripsikan dampak implementasi pembelajaran matematika
secara daring di SD 2 Puyoh pada masa pandemi covid-19.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
peneliti, siswa, guru, dan sekolah yaitu.
1.4.1. Bagi Peneliti
a. Memperoleh pengalaman dalam melaksanakan pembelajaran
daring..
b. Memperoleh bekal tambahan bagi calon guru sekolah dasar sehingga
diharapkan dapat bermanfaat ketika terjun di lapangan.
1.4.2. Bagi Siswa
a. Sebagai paradigma baru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga
siswa tetap mendapatkan materi di tengah pandemi covid-19.
b. Siswa lebih cakap dalam menggunakan teknologi informatika.
c. Membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri yang
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
( 5 )
1.4.3. Bagi Guru
a. Sebagai bahan referensi atau masukan tentang solusi pembelajaran
di masa pandemi covid-19.
b. Dapat digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui kesulitan
belajar siswa di masa pandemi covid-19.
c. Sebagai motivasi melakukan penelitian sederhana yang bermanfaat
bagi perbaikan dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan
dari guru itu sendiri
1.4.4. Bagi Sekolah
Pembelajaran ini diharapkan dapat memberi sumbangan dan masukan
yang baik bagi sekolah tersebut dalam usaha perbaikan pembelajaran
di masa pandemi covid-19.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang masalah yang akan
diteliti dan untuk mempermudah peneliti dalam menjelaskan apa yang
sedang dibahas dan dibicarakan sehingga peneliti dapat bekerja
lebih terarah, maka ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
a. Peneliti bertugas menganalisis proses pembelajaran matematika
khususnya pada materi bangun datar di masa pandemic covid-19.
b. Sub Materi yang akan di digunakan dalam penelitian adalah Luas
dan Keliling Persegi dan Persegi Panjang. Oleh karenanya materi
tersebut ditulis dengan bangun datar persegi dan persegi
panjang.
c. Peneliti bertugas sebagai pengamat jalanannya
pembelajaran.
d. Proses pembelajaran yang diteliti terdiri dari siswa dengan
kategori tinggi, sedang dan rendah.
e. Peneliti akan menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif dalam menganalisis proses pembelajaran matematika materi
bangun datar persegi dan persegi panjang.
( 6 )
Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan beberapa
istilah atau definisi operasional yaitu:
1.6.1. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat
kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
belajar. Proses pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan media
whatsapp dan quizizz.
1.6.2. Matematika
1.6.3. Bangun Datar
Bangun datar merupakan sebuah bidang datar yang dibatasi oleh garis
lurus maupun garis lengkung. Pada penelitian ini dibatasi hanya
pada persegi dan persegi panjang.
1.6.4. Pandemi Covid-19
Virus corona merupakan sejenis virus yang dapat menimbulkan gejala
utama berupa gangguan pernapasan. Virus ini pertama kali ditemukan
di Wuhan China dan sampai saat ini sudah menyebar hampir ke seluruh
Negara di dunia.
1.6.5. Kelas IV
Kelas IV yang terdiri dari 10 siswa. Dari 10 siswa, nanti akan
dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah
dengan masing-masing kategori berjumlah 2 siswa.
( 7 )
1.6.6. SD 2 Puyoh
SD 2 Puyoh merupakan salah satu SD di wilayah Korwil Kecamatan
Dawe, Kabupaten Kudus. SD 2 Puyoh beralamat di Desa Puyoh, RT 01/RW
01 Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.
( 8 )
2.1 Kerangka Teori
Dalam kerangka teori ini dikaji lebih lanjut berkaitan dengan (1)
belajar,
(2) teori belajar, (3) matematika, (4) pembelajaran matematika (5)
pembelajaran daring, (6) bentuk-bentuk pembelajaran daring, (7)
pandemi covid-19, (8) pembelajaran daring di masa pandemi covid-19,
dan (9) materi bangun datar persegi dan persegi panjang.
2.1.1 Belajar
Jika ditinjau dari beberapa sumber, maka akan didapat beberapa
pengertian belajar yang berbeda-beda antara tokoh pendidikan yang
satu dengan lainnya. Pengertian belajar menurut beberapa tokoh
antara lain sebagai berikut.
Sumiati dan Asra (2009: 38) menyatakan bahwa secara umum belajar
dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi
individu dengan lingkungan. Dengan kata lain, seseorang dikatakan
telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat
dilakukan sebelumnya.
Thursan Hakim dalam Fathurrohman dan Sutikno (2010:6), mengartikan
belajar sebagai suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,
daya fikir, dan lain-lain kemampuannya. Di lain pihak, Slameto
(2010: 20) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Skinner (dalam Dimyati, 2002: 9), belajar adalah suatu
perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih
baik. Sebaliknya jika tidak belajar maka responnya menurun. Dalam
belajar ditemukan adanya hal-hal berikut.
9
b) Respon si pelajar.
c) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Sebagai
ilustrasi, perilaku respon pembelajar yang baik diberi hadiah.
Sebaliknya perilaku respon yang tidak baik diberi teguran atau
hukuman
Berdasarkan beberapa pengertian tentang belajar di atas, peneliti
mengambil kesimpulan bahwa hakekat belajar yaitu proses perubahan
perilaku menjadi lebih baik yang terjadi karena didahului oleh
proses pengalaman dari interaksi individu dengan lingkungannya dan
bersifat permanen sesuai dengan teori belajar tertentu untuk
mencapai tujuan belajar yang diharapkan.
Menurut Anni (2007: 3) menyatakan bahwa konsep tentang belajar
mengandung tiga unsur utama, yaitu
a) Belajar berkaitan dengan perubahan tingkah laku.
Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan
perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan
belajar. Apabila terjadi perbedaan perilaku, maka dapat disimpulkan
bahwa seseorang telah belajar.
b) Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses
pengalaman. Perubahan perilaku tersebut dapat dimisalkan karena
pertumbuhan dan kematangan fisik seperti tinggi dan berat badan,
dan kekuatan fisik tidak disebut sebagai hasil belajar.
c) Perubahan perilaku karena belajar itu bersifat relatif
permanen.
Lamanya suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang sukar
diukur karena perubahan perilaku tersebut dapat berlangsung selama
satu hari, satu minggu, satu bulan, bahkan bertahun-tahun.
Hamalik (2006:32) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar ada 10, yaitu sebagai berikut.
a) Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan. Siswa yang belajar
melakukan banyak kegiatan baik kegiata neural sistem, seperti
melihat, mendengar, merasakan, berpikir, kegiatan motoris,
kegiatan-kegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh
pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat.
( 10 )
b) Belajar memerlukan latihan, dengan jalan relearning, recalling,
dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali
dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah
dipahami.
c) Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika
siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya. Belajar
hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.
d) Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau
gagal dalam belajarnya. keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan
mendorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan
frustasi.
e) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua
pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru, secara
berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan
pengalaman.
f) Apersepsi dan pengertian-pengertian yang telah dimiliki oleh
siswa besar peranannya dalam proses belajar. Pengalaman dan
pengertian itu menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman
baru dan pengertian- pengertian baru.
g) Faktor kesiapan belajar. Siswa telah siap belajar akan dapat
melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Faktor
kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah kematangan, minat
kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan.
h) Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong
siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini
timbul apabila siswa tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan
kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari
dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun demikian, minat tanpa adanya
usaha yang baik, maka belajar juga sulit untuk berhasil.
i) Faktor-faktor Fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar
sangat berpengaruh dalam proses belajar. Badan yang lemah dan lelah
akan menyebabkan perhatian tak memungkinkan melakukan kegiatan
belajar yang sempurna. Karena itu, faktor fisiologis sangat
menentukan berhasil atau tidaknya siswa yang belajar.
( 11 )
j) Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam
kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami
pelajaran dan lebih mudah mengingat-ingatnya. Anak yang cerdas akan
lebih mudah berpikir kreatif dan lebih cepat mengambil keputusan.
Hal ini berbeda dengan siswa yang kurang cerdas, dan siswa yang
lamban.
2.1.2 Teori Belajar
2.1.2.1 Teori Belajar Thorndike
Edward L. Thorndike (1874-1949) mengemukakan beberapa hukum belajar
yang dikenal dengan sebutan Law of effect. Menurut hukum ini
belajar akan lebih berhasil bila respon siswa terhadap suatu
stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan.
Teori belajar stimulus yang dikemukakan oleh Thorndike ini disebut
juga koneksionisme. Teori ini menyatakan bahwa hakikatnya belajar
merupakan proses pembentukan hubungan antara stimulus respon.
Terdapat beberapa dalil atau hukum kesiapan (Law of readiness),
hukum latihan (Law of exercise), dan hukum akibat (Law of effect)
(Suherman, 2003).
Dalam penelitian ini dalil yang diambil dari teori Thorndike adalah
dalil atau hukum latihan (Law of exercise). Hukum latihan
menyatakan bahwa jika hubungan stimulus respon sering terjadi,
akibatnya hubungan akan semakin kuat, sedangkan semakin jarang
hubungan stimulus respon dipergunakan, maka semakin lemah hubungan
yang terjadi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pengulangan akan
memberikan dampak positif adalah pengulangan yang frekuensinya
teratur, bentuk pengulangan yang tidak membosankan, dan kegiatan
disajikan dengan cara yang menarik.
Teori Law of exercise dari Thorndike mendukung penelitian ini. Hal
ini disebabkan karena dengan pemberian tugas secara daring yang
dilakukan secara berulang-ulang akan membuat siswa menjadi lebih
terbiasa dalam mengerjakan tugas.
2.1.2.2 Teori Belajar Ausubel
Menurut Ausubel (Dahar, 2006: 94), belajar diklasifikasikan ke
dalam dua dimensi yaitu:
( 12 )
a. Berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang
disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Informasi
dapat dikomunikasikan pada siswa dalam bentuk belajar penerimaan
yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final ataupun dalam
bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan
sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan.
b. Menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu
pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif ialah
fakta, konsep dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat
oleh siswa. Siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi itu pada
pengetahuan (berupa konsep atau lainnya) yang telah dimilikinya,
dalam hal ini terjadi belajar bermakna. Akan tetapi, siswa itu
dapat juga hanya mencoba-coba menghafalkan informasi baru itu tanpa
menghubungkannya pada konsep- konsep yang telah ada dalam struktur
kognitifnya, dalam hal ini terjadi belajar hafalan.
Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna.
Bagi Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang. Teori tersebut, berkaitan erat dengan
kegiatan pemecahan masalah matematika yang dilakukan siswa sebagai
hasil dari penemuannya sendiri. Siswa dapat mengasimilasikan
pengetahuan baru kedalam konsep pemecahan masalah yang yang telah
mereka miliki sebelumnya.
Teori belajar Ausubel sangat cocok diterapkan pada penelitian ini,
karena saat pandemi Covid 19, siswa belajar dan memperoleh
pengetahuannya sendiri, dari aplikasi-aplikasi yang dikembangkan
oleh guru.
2.1.3 Matematika
2.1.3.1 Pengertian Matematika
Menurut Abraham S Lunchins dan Edith N Luchins (dalam Erman
Suherman, 2001:17), matematika dapat dijawab secara berbeda-beda
tergantung pada bilamana pertanyaan itu dijawab, dimana dijawabnya,
siapa yang menjawabnya, dan apa sajakah yang dipandang termasuk
dalam matematika.
( 13 )
Mustafa (Tri Wijayanti, 2011) menyebutkan bahwa matematika adalah
ilmu tentang kuantitas, bentuk, susunan, dan ukuran, yang utama
adalah metode dan proses untuk menemukan dengan konsep yang tepat
dan lambang yang konsisten, sifat dan hubungan antara jumlah dan
ukuran, baik secara abstrak, matematika murni atau dalam
keterkaitan manfaat pada matematika terapan.
Berdasarkan Elea Tinggih (dalam Erman Suherman, 2001: 18),
matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar.
Hal ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui
penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas
dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih
menekankan hasil observasi atau eksperiment disamping
penalaran.
James dan James (dalam Erman Suherman, 2001: 18), mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan,
besaran, konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya
dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu
aljabar, analisis, dan geometri. Namun ada pula kelompok lain yang
beranggapan bahwa matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk
matematika itu sendiri. Ilmu adalah untuk ilmu, dan matematika
adalah ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan sendiri. Matematika
adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau
aksiomatik, akurat, abstrak, dan ketat.
Dengan memperhatikan definisi matematika di atas, maka menurut Asep
Jihad (Destiana Vidya Prastiwi, 2011: 33-34) dapat diidentifikasi
bahwa matematika jelas berbeda dengan mata pelajaran lain dalam
beberapa hal berikut, yaitu :
1) Objek pembicaraannya abstrak, sekalipun dalam pengajaran di
sekolah anak diajarkan benda kongkrit, siswa tetap didorong untuk
melakukan abstraksi;
2) Pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal berupa
pengertian dibuat seefisien mungkin, pengertian lain harus
dijelaskan kebenarannya dengan tata nalar yang logis;
3) Pengertian/konsep atau pernyataan sangat jelas berjenjang
sehingga terjaga konsistennya;
( 14 )
4) Melibatkan perhitungan (operasi).
5) Dapat dipakai dalam ilmu yang lain serta dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat, representasinya dengan lambang-lambang atau simbol dan
memiliki arti serta dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang
berkaitan dengan bilangan.
2.1.3.2 Karakteristik Matematika
Meskipun belum ada definisi tunggal tentang matematika yang
disepakati, akan tetapi dapar terihat adanya ciri-ciri khusus atau
karakteristik matematika. Beberapa karakteristik menurut Masyur, M.
Dan Fathoni A.H. (2008) adalah:
1) Memiliki Obyek Abstrak
Matematika mempunyai objek kajian yang abstrak, walaupun tidak
setiap yang abstrak adalah matematika (Fathoni, 2009). Dalam
matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak, sering juga
disebut objek mental. Objek- objek itu merupakan objek pikiran.
Objek dasar meliputi: 1) fakta; 2) konsep ;
3) operasi ataupun relasi; 4) prinsip. Dari objek dasar itulah
dapat disusun suatu pola dan struktur matematika.
2) Bertumpu Pada Kesepakatan
( 15 )
Berpola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran
yang berpangkal dari hal yang bersifat umum, diterapkan atau
diarahkan kepada hal yang bersifat khusus.
4) Memiliki Simbol yang Kosong Dari Arti
Rangkaian simbol-simbol dalam matematika dapat membentuk suatu
model matematika. Model matematika dapat berupa persamaan,
pertidaksamaan, bangun geometrik tertentu, dsb. Makna huruf dan
tanda itu tergantung dari permasalahan yang mengakibatkan
terbentuknya model tersebut. Kosongnya arti simbol maupun tanda
dalam model-model matematika itu justru memungkinkan “intervensi”
matematika kedalam berbagai bidang.
5) Memperhatikan Semesta Pembicaraan
Menggunakan matematika memerlukan kejelasan dalam lingkup apa model
itu dipakai. Bila lingkup pembicaraannya bilangan, maka
simbol-simbol diartikan bilangan. Bila lingkup pembicaraanya
transformasi, maka simbol- simbol itu diartikan transformasi.
Lingkup pembicaraan itulah yang disebut semesta pembicaraan. Benar
atau salah ataupun ada tidaknya penyelesaian suatu model matematika
sangat ditentukan oleh semesta pembicaraannya.
6) Konsistensi dalam Sistemnya
Dalam masing-masing sistem dan strukturnya berlaku ketaat azasan
atau konsistensi. Hal ini juga dikatakan bahwa setiap sistem dan
strukturnya tersebut tidak boleh kontradiksi. Suatu teorema ataupun
definisi harus menggunakan istilah atau konsep yang telah
ditetapkan terbih dahulu.
2.1.4 Pembelajaran Matematika
Menurut Briggs (dalam Sugandi, 2007: 9), pembelajaran adalah
seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si pelajar sedemikian rupa
sehingga si pelajar itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi
berikutnya dengan lingkungannya.
Hal senada juga disampaikan oleh Suyitno (2008) bahwa pembelajaran
matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran
matematika
( 16 )
2.1.4.2 Karakteristik Pembelajaran Matematika
Seperti diketahui bahwa objek pembelajaran matematika adalah
abstrak. Menurut teori Piaget, siswa SD masih berada dalam tahap
operasi konkrit, oleh sebab itu untuk memperjelas konsep, guru
menggunakan alat peraga, ataupun hal- hal yang dikaitkan dalam
kehidupan sehari-hari, karena sebaran umur untuk setiap tahap
perkembangan mental dari Piaget itu hanyalah perkiraan saja. Oleh
karena itu, pembelajaran matematika di sekolah tidak bisa lepas
dari sifat-sifat matematika yang abstrak dan sifat perkembangan
intelektual siswa yang kita ajar. Sehingga kita perlu memperhatikan
beberapa sifat atau karakteristik pembelajaran matematika di
sekolah, yaitu:
1) Pembelajaran Matematika adalah Berjenjang (Bertahap)
Bahan kajian matematika dimulai dari hal-hal yang konkrit
dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari hal sederhana ke hal yang
kompleks. Atau bisa dikatakan dari konsep yang mudah menuju konsep
yang sukar.
2) Pembelajaran Matematika Mengikuti Metode Spiral.
Dalam setiap memperkenalkan konsep yang baru, perlu memperhatikan
konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Konsep
yang baru selalu dikaitkan dengan konsep yang telah dipelajari,
sekaligus untuk mengingatkan kembali. Pengulangan konsep dalam
bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah perlu
dalam pembelajaran matematika. Metode spiral bukanlah hanya
mengajarkan konsep hanya dengan pengulangan atau perluasan saja,
tetapi harus ada peningkatan. Spiralnya harus spiral naik bukan
spiral turun.
3) Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif
Matematika adalah ilmu deduktif yang tersusun secara deduktif
aksiomatik. Namun demikian kita harus dapat memilih pendekatan yang
cocok dengan
( 17 )
kondisi anak didik yang kita ajar. Misalnya sesuai dengan
perkembangan siswa di SD, maka dalam pembelajaran matematika hampir
seluruhnya menggunakan pendekatan deduktif.pemahaman konsep-konsep
matematika melalui contoh-contoh tentang sifat-sifat yang sama yang
dimiliki dan yang tidak dimiliki oleh konsep-konsep tersebut
merupakan tuntutan pembelajaran matematika. Hal ini sejalan dengan
teori belajar yang disampaikan oleh Jerome S. Bruner dengan dalil
pengkontrasan dan keanekaragamannya.
4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan
kebenaran konsistensi, tidak ada pertentangan antara kebenaran
suatu konsep dengan yang lainnya.suatu pernyataan dianggap benar
bila didasarkan atas pernyataaan-pernyataan tedahulu yang telah
diterima kebenarannya. Dalam pembelajaran di sekolah, meskipun
ditempuh dengan pola indiktif, tetapi tetap bahwa generalisasi
suatu konsep haruslah bersifat deduktif. Kebenaran konsistensi
tersebut mempunyai nilai didik yang sangat tinggi dan amat penting
untuk pembinaan sumber daya manusia dalam kehidupan
sehari-hari.
2.1.5 Pembelajaran Daring
Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan besar dalam lembaga
pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan
pembelajaran jarak jauh (Korucu & Alkan, 2011). Berbagai media
juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran
secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan
Google Classroom, Google Form, Edmodo, dan Zoom dan applikasi pesan
instan seperti WhatsApp serta evaluasi
( 18 )
seperti Quizizz. Pembelajaran secara daring bahkan dapat dilakukan
melalui media social seperti Facebook dan Instagram.
Pembelajaran daring memiliki banyak manfaat, Nurhayati (2020:10-18)
menyebutkan tiga manfaat pembelajaran daring di antaranya sebagai
berikut:
2.1.5.1 Fleksibel.
Pembelajaran daring memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan
tempat untuk mengakses perjalanan.
2.1.5.2 Belajar Mandiri.
2.1.5.3 Efisiensi Biaya.
2.1.6 Bentuk-Bentuk Pembelajaran Daring
Dari beberapa macam media serta aplikasi yang digunakan dalam
pembelajaran daring seperti yang telah disebutkan di atas, peneliti
akan memfokuskan pada penggunaan 2 aplikasi yang sering digunakan
oleh guru kelas IV dalam melakukan kegiatan pembelajaran, di
antaranya adalah WhatsApp dan Quizizz.
2.1.6.1 WhatsApp
WhatsApp merupakan salah satu media komunikasi yang sekarang sering
digunakan oleh masyarakat, WhatsApp juga merupakan aplikasi dengan
jumlah pengguna yang sangat banyak (Pertiwi: 2020). Penggunaan
whatsApp sebagai media online dalam dunia pendidikan semakin tahun
semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan guru dan
siswa untuk saling berinteraksi dengan seseorang atau sekelompok
orang yang berjarak secara fisik.
WhatsApp tersedia pada smartphone yang digunakan sebagai media
komunikasi. Adapun, aplikasi whatsapp dapat diunduh secara gratis
melalui playstore. Menggunakan whatsApp yang sudah terhubung dengan
koneksi
( 19 )
internet, maka siswa dengan mudah berkomunikasi nonstop yang
memungkinkan untuk saling berkirim pesan teks, gambar hingga
video.
Walaupun merupakan aplikasi pesan instan, ada yang unik dari
whatsApp yaitu sistem pengenalan kontak, verifikasi dan pengiriman
pesan tetap dilakukan melalui nomor ponsel yang sudah terlebih
dahulu didaftarkan (Afnibar, 2020:72)
2.1.6.2 Quizizz
Quizizz merupakan sebuah web tool untuk membuat permainan kuis
interaktif yang digunakan dalam pembelajaran di kelas (Agustina,
2019). Quizizz telah ada sejak tahun 2015 dan merupakan sebuah
permainan kuis multiplayer yang dapat digunakan siswa di dalam
maupun di luar kelas. Quizizz dapat dibuat memiliki hingga 4
pilihan jawaban termasuk jawaban yang benar dan dapat ditambahkan
gambar ke latar belakang pertanyaan.
Di dalam aplikasi ini sudah terdapat koleksi kuis yang berupa soal
dari berbagai macam materi dan mata pelajaran. Kita pun juga dapat
dengan mudah mengubah atau menambahkan soal di dalam Quizizz
tersebut. Di samping itu, siswa dapat dengan mudah mengkasesnya.
Aplikasi ini memiliki pilihan sign up sebagai guru atau sebagai
siswa. Untuk mengunggah soal agar dapat diakses oleh siswa, maka
guru dapat sign up sebagai guru.
Quizizz juga memberikan data dan statistik tentang kinerja siswa.
Guru dapat melacak berapa siswa yang menjawab pertanyaan yang telah
dibuat, pertanyaan yang harus dijawab dan banyak lagi. Bahkan guru
dapat mendownload statistik dalam bentuk Ms. Excel. Quizizz juga
memberikan fitur “pekerjaan rumah”, sehingga pekerjaan rumah siswa
dapat dikerjakan kapan saja dan dari mana saja.Sehingga siswa dapat
lebih fleksibel dalam mengerjakan pekerjaan rumah dan guru dapat
membatasi waktu pekerjaan rumah tersebut.
Langkah-langkah untuk mengakses Quizizz bagi siswa adalah sebagai
berikut:
1) Masuk ke alamat https://Quizizz.com/join
2) Masukkan 6 digit kode yang diberikan oleh guru, setelah itu klik
“Join”.
( 20 )
3) Tulis nama, kemudian klik “Start”. Ketika kuis sudah mulai maka
dapat langsung dikerjakan.
4) Masing-masing soal dikerjakan dalam durasi yang telah ditentukan
guru.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam menjalankan aplikasi
Quizizz. Di antaranya adalah :
1) Setiap selesai menjawab pertanyaan dengan benar maka akan muncul
poin yang didapatkan dalam satu soal (pon dilihat dari seberapa
cepat waktu penyelesaian soal) dan juga diketahui rangking setelah
semua peserta menyelesaikan soal tersebut.
2) Jika jawaban yang dipilih salah, maka akan muncul jawaban yang
benat atau correct.
3) Jika selesai mengerjakan soal, pada akhir kuis aka nada
tampilan
Review Question untuk melihat kembali jawaban yang kita
pilih.
Quizizz merupakan sarana penilaian online yang memungkinkan guru
dan siswa dalam membuat dan menggunakannya. Guru juga dapat membuat
soal kuis sesuai dengan yang diinginkan atau disesuaikan dengan
perkembangan siswa. Tentunya Quizizz sangat cocok digunakan sebagai
alat evaluasi pembelajaran dari di masa pandemic covid-19.
2.1.7 Pandemi Covid-19
Saat ini sangat sedikit sekali studi literatur covid-19 yang
dihubungkan dengan dunia pendidikan. Hal tersebut bukan berarti
COVID-19 tidak berdampak pada sektor pendidikan, tetapi karena
dunia pendidikan sangat jarang memasukkan dan menelaah penyakit
yang dihubungkan dengan pembelajaran yang efektif. Peneliti kali
ini akan membahas COVID-19 dari segi medis, terutama di
Indonesia.
COVID-19 atau dikenal juga dengan sebutan corona virus merupakan
virus RNA yang memiliki ukuran partikel 120-160 nm (Susilo et al,
2020). Virus ini muncul pertama dengan menginfeksi hewan, yaitu
kelelawar. Penyebab utamanya belum diketahui secara pasti, tetapi
kasus pertama dari COVID-19 dikaitkan dengan adanya pasar ikan di
Wuhan-China (Rothan & Byrareddy,
( 21 )
2020). Kasus COVID-19 dilaporkan pertama kali sebagai kasus
pnemonia misterius pada bulan Desember 2019. Kasus ini meningkat
pesat sejak 31 Desember 2019 sampai 3 Januari 2020 sejak
dilaporkannya 44 pasien yang memiliki ciri-ciri yang serupa, Tidak
sampai satu bulan, corona virus ini sudah menyebar diberbagai
provinsi di China dan berbagai negara di dunia seperti Korea
Selatan, Jepang, serta Thailand (Huang et al, 2020). Setelah itu
virus ini menyebar luas ke berbagai penjuru dunia, tidak kurang
dari 190 negara terdampak virus ini. World Health Organization
(WHO) akhirnya mengumumkan bahwa COVID-19 sebagai pandemik pada
tanggal 12 Maret 2020 (WHO, 2020).
Di Indonesia sendiri, kasus pertama muncul pada tanggal 2 Maret
2020 sebanyak 2 kasus (WHO, 2020). Kasus tersebut terus bertambah.
Per-tanggal 2 Oktober 2020, Indonesia menunjukkan kasus yang
terkonfirmasi positif covid-19 bertambah 2.853 menjadi 295.499
kasus. Pasien sembuh bertambah 2.853
menjadi 221.340 orang. Pasien meninggal bertambah 116 menjadi
10.972.
Dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini, WHO merekomendasikan agar
melakukan proteksi dasar yang telah diterapkan diberbagai dunia,
tidak terkecuali Indonesia. Hal itu berguna untuk meminimalisir
penyebaran COVID-
19. Pemerintah Indonesia senantiasa menggalakkan aturan cuci tangan
secara rutin menggunakan sabun dan air maupun alkohol (biasanya
menggunakan kadar 70%), melakukan physical distancing dengan
menjaga jarak dengan seseorang (dianjurkan 1 meter), melakukan
etika batuk atau bersin, menggunakan masker, menghindari menyentuh
wajah dengan permukaan tangan karena akan menjadi portal masuknya
virus, dan berobat ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori
suspect.
2.1.8 Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19
Pemerintah Indonesia mengeluarkan surat edaran pada tanggal 19
Maret 2020 yang menghimbau agar masyarakat menunda segala kegiatan
di dalam maupun di luar ruangan di semua sektor terutama pada
bidang pendidikan guna mencegah penyebaran COVID-19. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat edaran Nomor 4 Tahun
2020 tentang pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat penyebaran
COVID-19 pada tanggal 24 Maret 2020. Surat
( 22 )
Pembelajaran daring dilaksanakan diberbagai jenjang, tidak
terkecuali Sekolah Dasar (SD). Guru, siswa, serta orang tua atau
wali murid merasakan betul dampak dari adanya COVID-19 ini dengan
adanya pembelajaran daring di sekolah. Pembelajaran daring di SD
dilaksanakan melalui bimbingan orang tua. Dengan adanya
pembelajaran daring, diharapkan siswa mempunyai kesempatan belajar
dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran daring ini merupakan sebuah
inovasi dalam pendidikan untuk menyediakan sumber belajar yang
bervariatif. Pembelajaran daring merupakan suatu terobosan untuk
melakukan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien untuk
melayani kebutuhan siswa dalam hal pendidikan (Dewi, 2017). Guru
dan siswa di dalam pembelajaran.
Penggunaan media dalam pembelajaran daring sangatlah banyak. Dalam
hal ini, peneliti hanya membatasi dengan penggunaan media, WhatsApp
dan Quizizz yang selalu dipakai oleh guru kelas IV dalam melakukan
kegiatan pembelajaran.
2.1.9 Materi Bangun Datar Persegi dan Persegi Panjang
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh
garis garis lurus atau lengkung atau bangun rata yang mempunyai dua
dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak memiliki tinggi dan
tebal. Jenis bangun datar bermacam- macam, antara lain persegi,
persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapezium, laying-layang,
belah ketupat dan lingkaran. Namun dalam penelitian ini hanya
dibatasi pada persegi dan persegi panjang. Setelah ini, marilah
kita mulai belajar keliling dan luas bangun datar.
( 23 )
1) Persegi
Persegi adalah bangun yang semua sisinya sama panjang, semua sudut
sama besar, kedua diagonal berpotongan tegak lurus dan sama
panjang. Misalkan kita memiliki bagun persegi ABCD di seperti di
bawah, coba kita
tentukan kelilingnya:
Perhatikan gambar persegi ABCD di samping. Sebutkan sisi-sisi
persegi di samping!
= sisi AB, sisi BC, sisi CD, dan sisi AD.
Keliling = AB + BC + CD + AD
Karena persegi memiliki empat sisi yang sama panjang, maka panjang
sisi.
AB = BC = CD = AD = sisi.
Jadi keliling = sisi + sisi + sisi + sisi.
Keliling = 4 × sisi.
2) Persegi Panjang
Persegi panjang adalah bangun datar yang mempunyai sisi
berhadapan
yang sama panjang, memiliki empat buah titik sudut siku-siku, dan
memiliki dua diagonal yang sama panjang.
D
A Gambar 2.2 Persegi Panjang
C Misalkan kita memiliki bagun persegi panjang ABCD di seperti di
bawah, coba kita
tentukan kelilingnya:
Bangun apakah gambar di atas ? persegi panjang
Sebutkan sisi-sisi pada bangun di atas? AB, BC, CD, dan AD
Keliling bangun di atas adalah ? AB + BC + CD + AD
Karena bangun di atas memiliki sisi yang berhadapan sama panjang,
maka: AB = CD = panjang
AD = BC = lebar
= panjang + lebar + panjang + lebar
Keliling = 2 (p + l)
2.1.9.2 Luas Bangun Datar
1) Persegi
Luas suatu persegi merupakan banyaknya persegi satuan yang termuat
dalam persegi tersebut. Perhatikan gambar persegi di bawah
ini!
( 25 )
Jumlah persegi satuan seluruhnya = 4 × 4 = 16
Apabila jumlah persegi satuan mendata = jumlah persegi satuan
menurun =
sisi
= s × s
Luas Persegi =
2) Persegi Panjang
Luas suatu persegi panjang merupakan banyaknya persegi satuan yang
termuat dalam persegi panjang tersebut. Perhatikan gambar persegi
panjang
di bawah ini!
Jumlah persegi mendatar disebut dengan panjang Jumlah persegi
menurun disebut dengan lebar Panjang = 6
Lebar = 4
Luas = 24 didapat dari 6 4 Sehingga, Luas = panjang lebar L = p
l
2.2 Kajian Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Wiryanto (2020) yang berkaitan
dengan wabah pandemi covid-19 erat kaitannya dengan pembelajaran
daring. Berdasarkan penelitian Wiryanto (2020) menjelaskan bahwa
adanya wabah virus corona ini menjadikan pembelajaran harus serba
online, tidak terkecuali matematika.
Hasil yang tidak jauh berbeda juga terlihat dari penelitian Cahyati
(2020) terkait pembelajaran di masa pandemi covid-19. Cahyati
(2020) menyatakan bahwa peran orang tua sangat di perlukan untuk
proses pembalajaran anak selama study from home ini, peran orang
tua juga sangat diperlukan utuk memberikan edukasi kepada
anak–anaknya yang masih belum bisa memahami tentang pandemi yang
sedang mewabah untuk tetap berdiam diri dirumah agar tidak terlular
dan menularkan wabah pandemi ini.
Muthi (2020) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa setalah
dilakukan pembelajaran terus menerus menggunakan pembelajaran e
learning (daring), siswa memiliki ketertarikan dalam melakukan
pembelajaran. Hal ini sangat penting karena di masa pandemi covid
19, semua siswa diharap untuk dapat melakukan pembelajaran dari
rumah. Dengan adanya ketertarikan terhadap pembelajaran daring,
diharapkan materi pembelajaran dapat terserap optimal.
Agustina (2019) menjelaskan bahwa penggunaan quizizz yang mudah dan
hasil yang cepat dalam proses penilaiannya menjadikan aplikasi ini
layak digunakan sebagai aplikasi pembelajaran yang mendukung
revolusi pembelajaran 4.0, sehingga siswa memiliki minat dan
motivasi yang kuat untuk belajar.
Yensy (2020) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penerawan
whatsapp group memiliki banyak kelebihan dalam proses pembelajaran
daring di masa pandemi covid-19. Mulai dari respon cepat dari
mahasiswa, penyampaian materi dapat dengan mudah diakses mahasiswa,
dapat digunakan untuk berdiskusi terhadap materi yang dianggap
sulit, dan juga yang tidak kalah penting adalah lebih hemat
kuota.
Dari penelitian-penelitian di atas dapat dianalisis bahwa
penelitian ini memiliki beberapa kesamaan, di antaranya adalah
proses pembelajaran dilakukan
( 26 )
secara daring, peran dan perhatian orang tua selama pembelajaran
daring sangat dibutuhkan, serta penggunaan whatsapp dan quizizz
merupakan salah satu alternative media pembelajaran dan alat
evaluasi yang sesuai. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah penelitian ini akan mendiskripsikan tentang
Proses Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar Persegi dan
Persegi Panjang Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kelas IV SD 2 Puyoh.
Penelitian ini diharapkan dapat diperoleh hasil yang sesuai riset
penelitian- penelitian sebelumnya atau bahkan lebih baik
lagi.
2.3 Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas SDM
untuk menjamin pengembangan pembangunan suatu bangsa (Luksiana dan
Purwaningrum, 2018). Untuk mengembangkan seluruh potensi siswa
menjadi manusia Indonesia berkualitas maka dikembangkanlah
kurikulum termasuk kurikulum 2013.
Salah satu mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kurikulum 2013
adalah matematika. Matematika memiliki peranan yang sangat penting
di dunia pendidikan. Namun, tidak semua siswa menyukai
matematika.
Bangun datar persegi dan persegi panjang merupakan satu materi
dalam mata pelajaran matematika yang cenderung dianggap sulit. Ini
disebabkan karena siswa masih kurang cakap dalam mengubah pola
pikir dari konsep konkrit suatu Bangun datar persegi dan persegi
panjang ke dalam bentuk gambar. Rendahnya pemahaman matematika
umumnya disebabkan karena matematika merupakan mata pelajaran yang
abstrak, serta konsep dan prinsip yang berjenjang (Wiryanto,
2020:1). Hal ini menyebabkan banyak siswa yang merasa kesulitan
dalam pembelajaran matematika. Khususnya pada materi geometri
Bangun datar persegi dan persegi panjang di kelas IV.
Salah satu faktor keberhasilan dalam proses pembelajaran sehingga
siswa mampu menguasai materi dengan baik, yaitu kemampuan guru
dalam merencanakan serta melaksanakan pembelajaran. Terlebih di
saat pandemi covid-
19 yang baru-baru ini menyerang di semua sektor, terutama
pendidikan.
( 27 )
Pembelajaran yang semula berjalan dengan tatap muka kini beraling
dengan pembelajaran daring.
Pemanfaatan teknologi harus menjadi acuan bagi guru untuk mampu
menghadirkan proses pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi
siswa untuk mampu bereksplorasi, memudahkan interaksi serta
kolaborasi antar siswa maupun siswa dengan guru utamanya dalam
pembelajaran matematika untuk siswa kelas tinggi di sekolah dasar.
Melalui pembelajaran daring, siswa dapat berinteraksi dengan guru
serta teman-temannya dengan menggunakan aplikasi WhatsApp dan
Quizizz.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti bermaksud untuk
mengidentifikasi Proses Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar
Persegi dan Persegi Panjang Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kelas IV
SD 2 Puyoh. Secara skematis kerangka berpikir penelitian ini
disajikan dalam Gambar 2.1 di bawah ini.
( Pandemi Covid-19 Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 pada tanggal 24
maret 2020 Rendahnya pemahaman matematika Siswa kesulitan dengan
materi- materi yang bersifat abstrak Guru SD kurang memanfaatkan
media pembelajaran online/daring Fungsi mata pelajaran matematika
sangat penting bagi kehidupan manusia dan menjadi dasar bagi
ilmu-ilmu pengetahuan yang lainnya )
( Proses Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar Persegi dan
Persegi Panjang Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kelas IV SD 2 Puyoh
)
( Pembelajaran daring (WA grup, dan QUIZIZZ) )Gambar 2.5 Kerangka
Berpikir
( 28 )
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD 2 Puyoh. Sekolah ini berlokasi di
Jalan Kaliyetno Kulon, Rt. 01 Rw. 01 Desa Puyoh, Kecamatan Dawe,
Kudus, Alasan peneliti melakukan penelitian di SD 2 Puyoh adalah
masih banyak siswa yang lemah dalam menyelesaikan materi segi.
Disamping itu, pada masa pandemi covid
19 ini, banyak siswa yang kurang bersemangat dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran serta sering kali ditemui siswa tidak
mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah semua rangkaian ketika proses, pembuatan
atau keadaan peneliti melakukan suatu penelitian Penelitian ini
dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021, yaitu
pada bulan Agustus tahun 2020 sampai bulan Juni tahun 2021.
Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai dari konsultasi pengajuan
judul, sampai dengan penyusunan laporan penelitian.
Proses pengambilan data dilaksanakan selama pembelajaran matematika
materi bangun datar persegi dan persegi panjang. Prosedur
penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Peneliti mengamati jalanya pembelajaran daring yang dilakukan
guru kepada siswa kelas IV pada materi bangun datar persegi dan
persegi panjang
2) Peneliti melakukan wawancara kepada siswa di berbagai kategori
terkait proses pembelajaran.
3) Peneliti melakukan wawancara kepada guru terkait pembelajaran
daring.
29
3.2.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang peneliti gunakan yaitu pendekatan kualitatif.
Menurut Sugiyono (2015) kualitatif adalah penelitian yang
berlandaskan pada kondisi objek yang alami, di mana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data yang dilakukan
secara menyeluruh. Hal ini disebabkan jumlah siswa kelas IV hanya
berjumlah 10 siswa. Teknik pengumpulan data dengan triangulasi
(gabungan).
Tujuan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif
yaitu agar peneliti dapat mengungkapkan kegiatan pembelajaran
daring pada materi bangun datar persegi dan persegi panjang
khususnya pada saat pandemi covid 19 secara lebih cermat.
3.2.2 Jenis Penelitian
3.3 Peranan Peneliti
Peranan peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah sebagai
perencana, pengumpul data, penganalisis, hingga akhirnya sebagai
penghasil penelitian. Pada penelitian kualitatif peneliti merupakan
hal kunci untuk melakukan penelitian. Peneliti tidak hanya berperan
sebagai pengambil data, pengolah data, dan penemu data hasil
penelitian, akan tetapi peneliti juga akan menjadi teman untuk
subjek. Sehingga hasilnya akan lebih akurat dan valid karena
semakin subjek percaya dengan peneliti tersebut, maka akan
memudahkan mereka untuk bercerita jujur.
3.4 Data dan Sumber Data
3.4.1 Data
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat verbal bukan
berupa angka. Data kualitatif didapatkan melalui suatu proses
menggunakan teknik kajian
( 30 )
mendalam dan tidak bisa diperoleh secara sembarangan (Hardani, dkk:
2020). Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari dua
sumber, yaitu:
3.4.1.1 Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari
lapangan melalui wawancara kepada pihak informan. Metode
pengumpulan data primer ini dilakukan kepada siswa melalui
wawancara setelah melakukan pembelajaran.
3.4.1.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang berupa dokumen-dokumen dari sumber-
sumber terpercaya seperti daftar nilai hasil ulangan siswa kelas IV
tahun 2019/2020, data siswa kelas IV tahun 2020/2021, hasi
penilaian akhir semester gasal kelas IV tahun 2020/2021, jurnal,
chat whatsapp grup dan sebagainya. Pengumpulan data sekunder
dilakukan dengan mengambil atau menggunakannya sebagian/seluruhnya
dari data yang telah dicatat atau dilaporkan.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data dibedakan menjadi dua, yaitu informan primer dan
sekunder. Informan primer dalam penelitian ini adalah siswa kelas
IV SD 2 Puyoh tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 6 siswa,
dengan rincian 2 siswa kategori tinggi, 2 siswa kategori sedang dan
2 siswa kategori rendah. Penentuan kategori ini didapat dari hasil
diskusi dengan guru kelas IV. Informan primer berfungsi menggali
data primer berupa hasil wawancara kepada siswa terkait proses
pembelajaran daring. Informan sekunder dalam penelitian ini adalah
guru kelas IV SD 2 Puyoh. Informan sekunder bertugas memberikan
data dukung baik berupa dokumentasi maupun data hasil
wawancara.
3.5 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data
penelitian adalah sebagai berikut.
3.5.1 Metode Pengamatan (Observasi)
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan
mengikuti, memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan
teliti dan
( 31 )
sistematis sasaran perilaku yang dituju. Menurut Cartwright (dalam
Herdiansyah, 2012) mendefinisikan sebagai suatu proses melihat,
mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis
untuk suatu tujuan tertentu.
Pengamatan dilakukan dengan tujuan untuk melihat proses
pembelajaran matematika materi bangun datar persegi dan persegi
panjang di tengah pandemi covid 19 pada siswa kelas IV SD 2 Puyoh.
Pengamatan tersebut dilaksanakan via whatsapp pada saat
pembelajaran berlangsung.
3.5.2 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang
dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain oleh subjek.
Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti
kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek
melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau
dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah,
2012).
Dengan metode ini, peneliti mengumpulkan data dari dokumen yang
sudah ada, sehingga penulis dapat memperoleh catatan-catatan yang
berhubungan dengan penelitian seperti: daftar nilai materi bangun
datar kelas IV tahun 2019/2020, hasil penilaian akhir semester
gasal kelas IV tahun 2020/2021, gambaran umum sekolah, struktur
organisasi sekolah dan personalia, keadaan guru dan siswa,
catatan-catatan, foto-foto dan sebagainya. Hasil penilaian akhir
semester gasal kelas IV digunakan untuk membagi siswa menjadi
kategori tinggi, sedang, dan rendah.
3.5.3 Wawancara
Dalam penelitian kualitatif, wawancara menjadi metode pengumpulan
data yang utama. Menurut Herdiansyah (2012), wawancara merupakan
percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk
menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.
Wawancara ditujukan kepada guru sebagai pendidik serta siswa kelas
IV di berbagai kategori untuk melihat proses pembelajaran daring di
masa pndemi covid 19.
( 32 )
3.6.1 Kredibilitas
Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa uji kredibilitas data ata
kepercayaan terhadap data penelitian kualitatif antara lain
dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan
dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat,
analisis kasus negatif dan membercheck.
3.6.1.1 Perpanjangan pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah
ditemui ataupun yang baru. Sehingga, hubungan peneliti dengan
sumber data akan terbentuk komunikasi yang baik, semakin akrab,
semakin terbuka, saling percaya, sehingga tidak ada informasi yang
disembunyikan lagi.
3.6.1.2 Meningkatkan ketekunan dalam penelitian
Peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Di
samping itu juga peneliti akan melakukan pengecekan kembali apakah
data yang telah ditemukan salah atau tidak. Sehingga peneliti dapat
memberikan gambaran yang akurat dan sistematis tentang apa yang
diamati.
( 33 )
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara, dan berbagai
waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi
teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu.
3.6.1.4 Diskusi dengan teman sejawat
Peneliti melakukan diskusi dengan teman atau orang lain yang paham
dengan data-data tersebut sehingga data yang diperoleh menjadi
semakin valid.
3.6.1.5 Analisis kasus negatif
Ketika peneliti menemukan adanya ketidaksesuaian pada data, maka
dilakukanlah analisis kasus negatif. Artinya peneliti mencari data
yang berbeda atau bertentangan dengan temuan. Apabila data yang
dicari tersebut tidak ditemukan, maka data tersebut sudah dapat
dipercaya.
3.6.1.6 Membercheck.
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh
para pemberi data berarti data tersebut sudah valid, sehingga
semakin dipercaya.
3.6.2 Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau
dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel
tersebut diambil (Sugiyono, 2014).
Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini
masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti
nilai transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika
penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi
sosial yang berbeda validitas nilai transfer masih dapat
dipertanggungjawabkan.
3.6.3 Dependability
Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain
beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang
sama. Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah
penelitian apabila penelitian
( 34 )
yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama
akan memperoleh hasil yang sama pula.
Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit
terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang
independen atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan
aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan
masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber data, melaksanakan
analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan
laporan hasil pengamatan.
3.6.4 Konfirmability
Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji
confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif
apabila hasil penelitian telah disepakati oleh lebih banyak orang.
Penelitian kualitatif uji confirmability berarti menguji hasil
penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan.
Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian
yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
confirmability.
Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara
data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi
sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang
telah disajikan dapat dipertanggungjawabkan
3.7 Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak
bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data
yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta
diuraikan dalam bentuk deskriptif. Menurut Patton (Moleong, 2011),
analisis data adalah “proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian
dasar”. Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa
pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan
penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan
teori dari data.
( 35 )
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan
Bungin (2003), yaitu sebagai berikut:
3.7.1 Pengumpulan Data (Data Collection)
Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis
data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan wawancara dan studi dokumentasi.
3.7.2 Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan- catatan tertulis di lapangan. Reduksi
dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan,
mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan
sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak
relevan.
3.7.3 Display Data
Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan
berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah
disajikan. Antara display data dan penarikan kesimpulan terdapat
aktivitas analisis data yang ada. Dalam pengertian ini analisis
data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan
terus-menerus.
Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi
menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian
kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya data yang telah
dianalisis, jelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk
mendeskripsikan fakta yang ada di lapangan.
( 36 )
Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam proses
tersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah
seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah didapat dari
lapangan dan dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan
sebagainya melalui metode wawancara yang didukung dengan studi
dokumentasi.
( 37 )
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Latar Penelitian
SD 2 Puyoh merupakan salah satu SD di Kabupaten Kudus yang
beralamatkan di Desa Puyoh Rt 01/Rw 01, Kecamatan Dawe, Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah. Total guru yang ada di SD 2 Puyoh adalah
sepuluh orang dengan rincian satu guru laki-laki dan sembilan guru
perempuan. Sedangkan jumlah siswanya adalah enam puluh lima orang
yang terdiri dari dua puluh delapan siswa laki-laki dan tiga puluh
tujuh siswa perempuan.
Gambar 4.1 SD 2 Puyoh sebagai Sekolah Penetian
SD 2 Puyoh memiliki visi dan misi untuk menjadi sekolah yang
unggul. Hal ini tercermin dalam visi dan misinya. Adapun visi dari
SD 2 Puyoh adalah“Terwujudnya pribadi siswa yang berakhlakul
karimah, unggul dalam prestasi, memiliki kecakapan hidup, berfikir
ilmiah dan objektif berlandaskan IMTAQ dan IPTEK yang mampu
menghadapi tantangan globalisasi”. Sedangkan misinya adalah sebagai
berikut.
38
b. Meletakan dasar penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mampu menghadapi tantangan globalisasi.
c. Meningkatkan disiplin dan menumbuhkembangkan penghayatan
pengamalan agama serta budi pekerti.
d. Menyelenggarakan program pendidikan yang senantiasa berakar pada
sistem nilai, adat istiadat, dan budaya masyarakat dengan tetap
mengikuti perkembangan dunia luar.
e. Mengembangkan potensi siswa dalam kegiatan akademik dan non
akademik Kurikulum yang dipakai di SD 2 Puyoh adalah Kurikulum 13
(K-13). Sejak
adanya Surat Edaran Kemendikbud No 4 Tahun 2020 yang berisi tentang
sistem pembelajaran dilakukan secara daring atau belajar dari
rumah, dikarenakan pandemi COVID-19, proses pembelajaran yang
dilakukan oleh sekolah penelitian adalah pembelajaran daring.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan validasi isi
kepada ahli yakni dari ahli dosen Pendidikan matematika dan guru
kelas. Berdasarkan hasil validasi, instrume yang digunakan oleh
peneliti sudah layak digunakan penelitian. Dengan demikian,
validitas isi yang dilakukan oleh ahli sudah cukup memenuhi
sehingga instrument tersebut sudah dapat diimplementasikan dalam
penelitian untuk menganalisis proses pembelajaran yang dilakukan
oleh sekolah penelitian pada masa pandemic covid-19 di kelas IV SD
2 Puyoh materi luas dan keliling bangun datar persegi dan persegi
Panjang.
Sebelum penelitian dilakukan, Bersama dengan guru, peneliti
mengelompokkan siswa kelas IV berdasarkan kemampuan matematisnya.
Penentuan kategori ini didapat dari hasil diskusi dengan guru kelas
IV dan hasil ujian matematika pada semester gasal tahun akademik
2020/2021. Adapun hasil penentuan kategori kemampuan matematis
siswa kelas IV adalah sebagai berikut.
( 39 )
Tabel 4.1 Hasil Penentuan Kategori Kemampuan Matematis Siswa Kelas
IV
No
Total Siswa
10 orang
Dari hasil di atas, peneliti mengambil 6 siswa yang akan dijadikan
subjek dalam penelitian dengan rincian 2 siswa kategori tinggi, 2
siswa kategori sedang dan 2 siswa kategori rendah. Pengambilan
subjek ini sesuai dengan kesepakatan guru dan peneliti yang
didasarkan dari tingkat kategori dalam kemampuan matematis dan
kemampuan komunikasi siswa dalam menyampaikan pendapat. Berikut
adalah daftar subjek penelitian dalam penelitian ini,
Tabel 4.2 Daftar Subjek Penelitian
No
4.2 Hasil dan Analisis Data Penelitian
Penelitian ini berfokus pada proses pembelajaran matematika pada
masa pandemic covid-19 di kelas IV SD 2 Puyoh materi luas dan
keliling bangun datar persegi dan persegi Panjang. Materi yang
dibahas setiap pertemuan dalam penelitian adalah berikut.
( 40 )
No
Pertemuan
Materi
1
4
Pembelajaran yang dilakukan guru selama pandemic covid-19 berupa
pembelajaran online atau daring di rumah untuk mencegah penyebaran
virus covid-
19. Pembelajaran yang dilakukan pada saat pandemic tentu sangat
berbeda dengan sebelum pandemic. Pada saat pembelajaran sebelum
pandemic, siswa belajar di sekolah bersama dengan guru secara tatap
muka, sedangkan pada saat pandemic, guru memanfaatkan berbagai
platform digital yakni WA dan Quizizz untuk membantu kegiatan
pembelajaran.
Adapun uraian proses pembelajaran pada saat penelitian adalah
sebagai berikut.
4.2.1 Proses Pembelajaran pada Pertemuan 1
Pembelajaran di SD 2 Puyoh pada kelas IV pada pertemuan 1 yaitu
materi keliling persegi. Pembelajaran dilakukan secara daring
melalui WA. Berdasarkan hasil observasi, langkah pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di kelas IV pada pertemuan 1 adalah sebagai
berikut.
a. Guru membuka pelajaran dan dilanjutkan dengan mengabsen
siswa
b. Guru memberikan apersepsi untuk membangun keaktifan siswa
c. Guru memberikan materi dalam bentuk power point interaktif
materi keliling persegi
d. Siswa mempelajari materi keliling persegi yang diberikan
guru.
e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
f. Guru memberikan feedback
( 41 )
g. Setelah siswa memahami materi, guru memberikan latihan soal
kepada siswa dan siswa diminta untuk mengumpulkan
h. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dipelajari pada hari tersebut
Berikut screenshot pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1
Gambar 4.2. Hasil Screenshot Pertemuan 1
( 42 )
Berikut daftar nilai subjek penelitian pada saat mengerjakan soal
pertemuan 1.
Tabel 4.4 Daftar Nilai Subjek Penelitian di Pertemuan 1
No
Nilai
1
Tinggi
SKN
100
HAM
100
2
Sedang
MW
70
CAB
80
3
Rendah
MYI
50
FS
25
Adapun soal latihan yang diberikan siswa pada pertemuan 1 adalah
sebagai berikut.
( 43 )
1)
2) Sisi persegi adalah 18 cm. Tentukan kelilingnya! Jawab.
K = 4 x 18 = 72 cm.
3) Suatu persegi memiliki keliling 80 cm. Tentukan Panjang sisinya!
Jawab.
s = K : 4 = 80 : 4 = 20 cm.
4) Budi memiliki ubin berbentuk persegi dengan keliling 96 cm.
Tentukan Panjang sisinya!
Jawab.
4.2.2 Proses Pembelajaran pada Pertemuan 2
Di pertemuan kedua, langkah pembelajaran pembelajaran dilakukan
secara daring melalui WA yang dilakukan guru kelas IV pada materi
keliling persegi panjang adalah sebagai berikut.
a. Guru membuka pelajaran, dan dilanjutkan dengan mengabsen
siswa
b. Guru memberikan apersepsi untuk membangun keaktifan siswa
c. Guru memberikan materi dalam bentuk power point interaktif
materi keliling persegi panjang.
d. Siswa mempelajari materi keliling persegi Panjang sesuai dengan
file yang diberikan guru.
e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
f. Guru memberikan feedback.
g. Setelah siswa memahami materi, guru memberikan latihan soal
kepada siswa dan siswa diminta untuk mengumpulkan
h. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dipelajari pada hari tersebut
Berikut screenshot pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2
( 44 )
Gambar 4.3. Hasil Screenshot Pertemuan 2
Berikut daftar nilai subjek penelitian pada saat mengerjakan soal
pertemuan 2.
Tabel 4.5 Daftar Nilai Subjek Penelitian di Pertemuan 2
No
Nilai
1
Tinggi
SKN
100
HAM
80
2
Sedang
MW
70
CAB
60
3
Rendah
MYI
50
FS
20
( 45 )
Adapun soal latihan yang diberikan siswa pada pertemuan 2 adalah
sebagai berikut.
1. Tentukan keliling bangun di samping?
( 46 )
= 2 x (8 + 5)
= 26 cm
2. Halaman rumah Pak Joko berbentuk persegi Panjang dengan ukuran
Panjang 10 meter dan lebar 6 meter. Halaman tersebut akan ditanami
pohon di sekelilingnya dengan jarak 2 meter. Berapa pohon yang
dibutuhkan Pak Joko?
Jawab.
= 2 x (10 + 6) = 32 : 2
= 2 x 16 = 16 pohon
= 32 m
3. Suatu persegi Panjang memiliki keliling 36 cm dan panjang 15 cm.
Tentukan lebarnya!
Jawab.
= 18 – 15
= 3 cm
4. Tentukan panjang suatu persegi panjang jika diketahui keliling
120 cm dan lebar 16 cm!
Jawab.
4.2.3 Proses Pembelajaran pada Pertemuan 3
Kegiatan yang dilakukan guru pada pertemuan 3 secara daring melalui
WA dan aplikasi evaluasi Quizizz pada materi memecahkan soal cerita
keliling persegi dan persegi Panjang adalah sebagai berikut.
a. Guru membuka pelajaran, dan dilanjutkan dengan mengabsen
siswa
b. Guru memberikan apersepsi untuk membangun keaktifan siswa
c. Guru memberikan contoh soal cerita keliling persegi dan persegi
Panjang berikut cara penyelesaiannya.
d. Siswa mempelajari materi soal cerita keliling persegi dan
persegi Panjang berikut cara penyelesaiannya yang diberikan
guru.
e. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
f. Guru memberikan soal cerita keliling persegi dan persegi Panjang
untuk dikerjakan kepada siswa melalui Quizizz.
g. Siswa diminta untuk mengerjakan
h. Guru mengumumkan nilai siswa
i. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dipelajari pada hari tersebut.
Berikut screenshot pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 3
( 47 )
Gambar 4.4 Hasil Screenshot Pertemuan 3
Berikut daftar nilai subjek penelitian pada saat mengerjakan soal
pertemuan 3
Tabel 4.6 Daftar Nilai Subjek Penelitian di Pertemuan 3
No
1
Tinggi
SKN
11.500
HAM
10.800
2
Sedang
MW
9.200
CAB
9.250
3
Rendah
MYI
7.650
FS
7.350
Adapun contoh soal latihan yang diberikan siswa pada pertemuan 3
adalah sebagai berikut.
( 48 )
4.2.4 Proses Pembelajaran pada Pertemuan 4
Pembelajaran di SD 2 Puyoh pada kelas IV pada pertemuan 4 yaitu
materi luas persegi. Berdasarkan hasil observasi, langkah
pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas IV secara daring
melalui WA pada pertemuan 4 adalah sebagai berikut.
( 49 )
b. Guru memberikan apersepsi untuk membangun keaktifan siswa
c. Guru memberikan materi dalam bentuk power point interaktif
materi luas persegi
d. Siswa mempelajari mate