SKRIPSI PERAN IBU DALAM PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SD N 4 JEKULO Oleh : FARAH NUR NABILA 201733010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN i
SKRIPSI
PERAN IBU DALAM PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA
SEKOLAH DASAR DI SD N 4 JEKULO
Oleh :
FARAH NUR NABILA
201733010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2021
i
ii
PERAN IBU DALAM PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SD N 4 JEKULO
SKRIPSIDiajukan Kepada Universitas Muria Kudus Untuk Memenuhi
Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana PendidikanProgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OlehFARAH NUR NABILA
NIM 201733010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS2021
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Don’t lose hope. Because is it the key to achieve all of your dreams and let’s put our sweat, tears and blood into it.
PERSEMBAHAN
Puji syukur yang mendalam atas karunia dan rahmat Allah SWT dengan segenap rasa bangga peneliti mempersembahkan skrpsi ini kepada:1. Orang tua, Bapak Wahyudin dan Ibu Noor Chanifah, S.Pd yang selalu
memberkan do’a, bimbingan serta kasih sayangnya yang tak terhingga kepada peneliti, semoga beliau dalam perlindungan Allah SWT.
2. Nurul Isna Listyani S.E, M.Faqih Firdhani, M. Alvin Nugraha, Nur Maulida Fadliyani, S.Pd., yang selalu menyayangi, dan memberikan dukungan atas segala hal.
3. Bapak Subiyanto, S.Pd.SD, Ibu Sumiyati S.Pd.SD, Siswa kelas III SDN 4 Jekulo beserta Ibu yang telah bersedia menjadi tempat penelitian.
4. Jati Lion Samratul Farresi, S.Tr,T yang telah menemani, memberikan dukungan, semangat, motivasi. Terima kasih atas bantuan, semangat, dan dukungannya
Kudus, Agustus 2021
Penulis
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi dengan judul “Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia
Sekolah Dasar di SD 4 Jekulo” oleh Farah Nur Nabila NIM 201733010 Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar disetujui untuk diseminarkan:
Kudus, 2021
Pembimbing I
Dra. Sumarwiyah M.Pd,KonsNIDN. 0612085802
Pembimbing II
Dr. Nur Fajrie M.PdNIDN. 0619097803
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Siti Masfu’ah Spd., M.PdNIDN. 0619128801
v
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI
Proposal Skripsi oleh Farah Nur Nabila (NIM; 201733010) ini telah diseminarkan
di depan Tim Penguji pada tanggal April 2021 sebagai syarat untuk melakukan
penelitian.
Kudus, Agustus 2021
Tim Penguji
Dra. Sumawiyah M.Pd,Kons Ketua
NIDN. 0612085802
Dr. Nur Fajrie, M.Pd. Anggota
NIDN. 0619097803
Anggota
Anggota
Mengetahui,
Ka. Prodi PGSD
Siti Masfuah, S.Pd., M.Pd
NIDN.0615129001
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga peneliti mendapat bimbingan, arahan dan juga
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Ibu dalam
Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar di SD N 4 Jekulo” ini.
Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari banyaknya bantuan, masukan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini. Peneliti
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir.Darsono, M.Si selaku Rektor Universitas Muria Kudus.
2. Drs. Sucipto M.Pd.Kons Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muria Kudus.
3. Siti Masfu’ah, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar yang memberikan kesempatan, arahan, serta persetujuan
untuk melaksanakan seminar skripsi.
4. Dra. Sumarwiyah, M.Pd, Kons (Pembimbing I) dan Dr. Nur Fajrie M.Pd
(Pembimbing II) yang telah dengan sabar membimbing serta memberikan
saran dan motivasi selama penyusunan skripsi.
5. Seluruh Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, khususnya Dosen
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang telah memberikan
bimbingan dan ilmu selama menempuh pendidikan.
6. Bapak Subiyanto S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SD N 4 Jekulo serta
seluruh Guru dan Staf Karyawan SD N 4 Jekulo
7. Seluruh Siswa dan Ibu yang telah membantu meluangkan waktu dan
memberikan informasi selama proses penelitian
8. Bapak Wahyudin, Ibu Noor Chanifah S.Pd. dan Saudara Nurul Isna
Listyani S.E, M. Faqih Firdhani, M Alvin Nugraha dan Nur Maulida
Fadliyani S.Pd yang telah memberikan doa terbaik dan motivasi sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
vii
9. Sahabat – sahabat saya Lion, Fano, Icha, Nandya, Ranti yang telah
memberikan dukungan tanpa henti.
10. Teman – teman PGSD Angkatan 2017
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
12. Last but not least, I wanna thank me. I wanna thank me for believing in
me. I wanna thank me for doing all this hardwork. I wanna thank me for
having no days off, I wanna thank me for never quitting.
Penelitian ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga ini
bermanfaat bagi pembaca dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.
Kudus, Agustus 2021Peneliti,
Farah Nur Nabila
viii
ABSTRAK
Nabila, Farah Nur. 2021. Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar di SD N 4 Jekulo. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus. Dosen Pembimbing (1) Dra. Sumarwiyah, M.Pd,Kons. (2) Nur Fajrie S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci : Peran Ibu, Bahasa Anak Usia SD.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Ibu dalam perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar di SD 4 Jekulo, mendeskripsikan bentuk-bentuk peran Ibu serta mendeskripsikan faktor penghambat peran Ibu dalam perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar di SD N 4 Jekulo.
Ibu merupakan sosok utama yang paling berperan dalam mengembangkan bahasa anak bahkan sosok pertama yang menjadi sumber pemerolehan bahasa oleh anak. Di SD 4 Jekulo terdapat berbagai perbedaan penyampaian bahasa oleh sejumlah anak yang dipengaruhi beberapa faktor salah satunya peran ibu. Peran Ibu merupakan tingkah laku seseorang sesuai kedudukannya sebagai ibu yang memberikan perlakuan kepada keluarganya. Bahasa merupakan salah satu alat untuk berkomunikasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus dengan fokus penelitian anak usia sd dan ibu di dilaksanakan di SD N 4 Jekulo yang berada di Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara mendalam, dokumentasi serta pencatatan. Dengan menggunakan analisis data interaktif yang meliputi tahapan reduksi, penyajian, dan penyimpulan data.
Hasil dari penelitian ini yaitu Ibu berperan dalam perkembangan bahasa anak. Ibu yang berperan dengan baik (berperan aktif) dalam perkembangan bahasa anak, maka anak memiliki kemampuan bahasa yang baik. Begitu pula sebaliknya. Ibu yang kurang berperan (berperan pasif) maka anak memiliki kemampuan bahasa yang kurang Bentuk peran Ibu dalam perkembangana bahasa anak yakni sebagai pendamping (mendampingi anak setiap melewati tahap perkembangan bahasa), sebagai pembimbing (membimbing anak dengan mengajarkan berbagai aspek bahasa), sebagai fasiltator (menyediakan segala kebutuhan anak untuk menunjang perkembangan bahasanya), sebagai motivator (mendukung anaknya dengan menyemangati untuk terus membaca dan mempelajari bahasa), sebagai contoh (memberikan contoh bagaimana pengucapan kata dan penggunaan kalimat yang benar), dan sebagai organizer (mengatur waktu anak setiap harinya termasuk ketika membaca buku bacaan, dan berbagai hal lain yang menambah kemampuan bahasa anak). Terdapat 3 Faktor yang menghambat peran Ibu dalam perkembangan bahasa anak yakni faktor usia, faktor pendidikan dan faktor pekerjaan.
ix
ABSTRACT
Nabila, Farah Nur. 2021. “The Role of Mothers in The Language Development of Elementary School-Aged Children at SD N 4 Jekulo”. Elementary School Teacher Education. Faculty of Teacher Training and Education, Muria Kudus University. Supervisor (1) Dra. Sumarwiyah M.Pd.Kons (2) Dr. Nur Fajire M.Pd.
Keywords : Mother’s Role, Elementary School Age Children Language.
The purpose of this study was to describe the role of mothers tn the language development of elementary school-aged children at SD N 4 Jekulo, describe the forms of the mother's role in the language development of elementary school age children, and describe the factors that hinder the mother's role in children's language development at SD N 4 Jekulo.
Mother is the main figure who plays the most role in developing children's language, even the first figure who is the source of language acquisition by children. At SD 4 Jekulo, there are various differences in the delivery of language by a number of children which are influenced by several factors, one of which is the role of the mother. The role of the mother is a person's behavior according to his position as a mother who gives treatment to his family. Language is a tool for communication
This research uses a descriptive qualitative research approach with the type of case study research with the focus of research on elementary school-aged children and mothers being carried out at SD N 4 Jekulo located in Jekulo District, Kudus Regency. Data collection techniques include observation, in-depth interviews, documentation and recording. By using interactive data analysis which includes the stages of data reduction, presentation, and inference
The results of this study are mothers who play a good role (play an active role) in children's language development, then children have good language skills. Vice versa. Mothers who have less role (passive role) then children have less language skills. The mother's role is as a companion (accompanies chid through the stages of language development), mentor (guding children by teaching aspects of language), facilitator (providing everything that children need to support their language development), motivator (supporting children by encouraging children to continue reading and learning language), example (providing example of word pronounciation and correct use of sentences), and as a organizer (regulationg children’s time every day when reading books and various thngs that increase their language skill). There are 3 factors that hinder the mother's role in children's language development, namely the age factor, the education factor and the work factor.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................................................i
LOGO....................................................................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................................iv
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PENGUJI.............................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
ABSTRACT……………………………………………………………………...viii
DAFTAR ISI.........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………..………………xi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian..............................................................................4
1.6 Definisi Operasional.......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6
2.1 Kajian Teori....................................................................................................6
2.1.1 Peran Ibu......................................................................................................6
2.1.2 Bahasa..........................................................................................................10
2.1.2.1 Pengertian Bahasa...............................................................................10
2.1.2.2 Tujuan Bahasa....................................................................................11
2.1.2.3 Fungsi Bahasa.....................................................................................13
2.1.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak.....14
2.1.2.5 Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa.................................................15
2.1.2.6 Jenis-Jenis Bahasa..............................................................................17
xi
2.1.3 Anak Usia Sekolah Dasar............................................................................19
2.1.3.1 Pengertian Anak Usia Sekolah Dasar.................................................19
2.1.3.2 Anak Usia Sekolah Dasa Kelas Rendah.............................................19
2.1.3.3 Anak Usia Sekolah Dasar Kelas Tinggi.............................................20
2.1.3.4 Perkembangan Bahasa Pada Anak.....................................................22
2.2 Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar..............24
2.3 Kajian Penelitian Relevan..............................................................................25
2.4 Kerangka Teoritis...........................................................................................28
2.5 Kerangka Berpikir..........................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................30
3.1 Fokus dan Lokus Penelitian...........................................................................30
3.2 Pendekatan Dan Jenis Penelitian....................................................................30
3.3 Peranan Peneliti..............................................................................................34
3.4 Data Dan Sumber Data...................................................................................35
3.4.1 Data.......................................................................................................35
3.4.2 Sumber Data..........................................................................................35
3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................36
3.5.1 Observasi...............................................................................................36
3.5.2 Wawancara............................................................................................37
3.5.3 Dokumentasi..........................................................................................37
3.6 Keabsahan Data..............................................................................................39
3.7 Analisis Data..................................................................................................40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Latar Penelitian..............................................................................42
4.1.1 Kondisi Geografis Daerah Penelitian........................................................42
4.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk...........................................................43
4.1.3 Kondisi Sosial Keagamaan Penduduk.......................................................44
4.1.4 Kondisi Sosial Pendidikan Penduduk........................................................45
4.1.5 Kondisi Sekolah Tempat Penelitian..........................................................45
4.1.6 Profil Subjek Penelitian.............................................................................47
4.2 Hasil dan Pembahasan Penelitian...................................................................47
xii
4.2.1 Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar..........51
4.2.2 Bentuk Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak..............................65
4.2.3 Faktor yang Menyebabkan Peran Ibu Tidak Optimal................................77
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................82
5.2 Saran ...............................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................83
LAMPIRAN..........................................................................................................87
xiii
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Relevansi Kajian Penelitian Relevan 25
3.1 Daftar Nama Subjek Penelitian 36
4.1 Tabel Pekerjaan Warga Desa Jekulo 43
4.2 Tabel Hasil Skor Angket Ibu 45
4.3 Tabel Hasil Skor Anak 54
4.4 Tabel Bentuk Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak 76
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 28
Gambar 2.2 Kerangka Teoritis 29
Gambar 3.1 Alur Pembuatan Judul Penelitian 36
Gambar 3.2 Simpulan Hasil Penelitian Studi Kasus 39
Gambar 3.3 Kategori Subjek Penelitian 35
Gambar 4.1 Rekomendasi Siswa dari Guru Kelas 3 43
Gambar 4.2 Wawancara (angket) dengan Ibu ER dan Observasi KIN 60
Gambar 4.3 Wawancara (angket) dengan Ibu MRY dan Observasi ARR 61
Gambar 4.4 Wawancara (angket) dengan Ibu MSF dan Observasi AK 62
Gambar 4.5 Wawancara (angket) dengan Ibu NH dan Observasi MHA 62
Gambar 4.6 Wawancara (angket) dengan Ibu YLT dan Observasi MTA 63
Gambar 4.7 Wawancara (angket) dengan Ibu SKN dan Observasi NKA 63
Gambar 4.8 Wawancara dengan Ibu ER 67
Gambar 4.9 Wawancara dengan Ibu MRY 69
Gambar 4.10 Wawancara dengan Ibu MSF 71
Gambar 4.11 Wawancara dengan Ibu NH 72
Gambar 4.12 Wawancara dengan Ibu YLT 74
Gambar 4.13 Wawancara dengan Ibu SKN 75
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan 88
Lampiran 2 Indikator Pedoman Wawancara(Angket) 89
Lampiran 3 Pedoman Wawancara (Angket) Ibu 90
Lampiran 4 Pedoman Analisis Wawancara(Angket) 92
Lampiran 4a Hasil Wawancara (Angket) Ibu ER 100
Lampiran 4b Hasil Wawancara (Angket) Ibu MRY 102
Lampiran 4c Hasil Wawancara (Angket) Ibu NH 104
Lampiran 4d Hasil Wawancara (Angket) Ibu MSF 106
Lampiran 4e Hasil Wawancara (Angket) Ibu YLT 108
Lampiran 4f Hasil Wawancara (Angket) Ibu SKN 110
Lampiran 4 Instrumen Wawancara Ibu 112
Lampiran 4a Hasil Wawancara Ibu ER 113
Lampiran 4b Hasil Wawancara Ibu MRY 115
Lampiran 4c Hasil Wawancara Ibu MSF 117
Lampiran 4d Hasil Wawancara Ibu NH 119
Lampiran 4e Hasil Wawancara Ibu YLT 121
Lampiran 4f Hasil Wawancara Ibu SKN 123
Lampiran 6 Pedoman Wawancara Bahasa Anak SD 124
Lampiran 7 Instrumen Wawancara Bahasa Anak SD 125
Lampiran 7a Hasil Wawancara Bahasa Anak SD (KIN) 126
Lampiran 7a Hasil Wawancara Bahasa Anak SD (ARR) 128
Lampiran 7a Hasil Wawancara Bahasa Anak SD (AK) 130
Lampiran 7a Hasil Wawancara Bahasa Anak SD (MHA) 132
Lampiran 7a Hasil Wawancara Bahasa Anak SD (MTA) 134
Lampiran 7a Hasil Wawancara Bahasa Anak SD (NKA) 136
Lampiran 8 Berita Acara Bimbingan 138
xvi
Lampiran 9 Dokumentasi Lingkungan Sekolah 141
Lampiran 10 Surat Penetapan Pembimbing Skripsi 142
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian 143
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya ketika dilahirkan anak memiliki bermacam-macam
potensi, diantaranya yaitu; potensi fisik, potensi intelektual, potensi sosial, potensi
emosional, potensi moral dan pote nsi bahasa. Bahasa merupakan alat utama
untuk berkomunikasi. Setiap bayi yang lahir mengawali komunikasi dengan
lingkungan sekitarnya melalui bahasa pertama yaitu bahasa isyarat, yang
diisyaratkan melalui tangis. Tangis seorang bayi mengkomunikasikan apa yang
sedang ia rasakan, serta kebutuhan dan keinginannya. Selaras dengan
perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani yang berkaitan dengan
proses bicara, kemampuan komunikasi tersebut semakin bertambah dan
meningkat. Kemampuan komunikasi anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan
pertamanya, yaitu keluarga.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama bagi anak.
Keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang terdiri atas Ayah, Ibu dan anak
yang mengadakan komunikasi (Nauw, 2018). Dalam lingkungan keluarga, anak
akan mendapatkan pengaruh pertamanya, terlebih lagi dengan seorang ibu. Ibu
merupakan orang tua pertama yang menjadi panutan sang anak (Surahman, 2019).
Peran aktif ibu sangat berpengaruh terhadap baik/buruknya sikap atau karakter
yang dimiliki anak, termasuk cara berkomunikasi dengan bahasa yang baik.
Bahasa tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, tetapi,
membutuhkan stimulasi dari orang-orang disekitarnya seperti orang tua, terutama
Ibu. Ibu adalah sosok utama lawan bicara seorang anak. Tidak dapat dipungkiri,
bahwa Ibu menjadi salah satu penyebab baik atau buruknya cara berkomunikasi
dan keluasan bahasa yang dimiliki seorang anak. Peran aktif ibu dalam
membimbing dan mendidik anaknya dengan bahasa yang baik akan menjadi
momok keberhasilan tercapainya bahasa yang baik yang dimiliki anak
Anak yang dapat berbicara dengan bahasa yang baik akan tercermin
sikap sopan dan santun dari anak tersebut. Selain itu, dengan bahasa yang baik
1
akan terbentuk kepribadian yang santun dan menghargai orang lain. Fardani
(2019) menjelaskan bahwa penggunaan bahasa yang baik seperti bahasa jawa
krama akan membentuk karakter santun yang dimiliki anak.
Cara berbicara menggunakan bahasa yang baik patut diterapkan sejak
usia dini. Karena pada usia tersebut, anak hanya terpengaruh oleh lingkungan
keluarga dan sekitarnya. Pada usia sekolah dasar yakni antara 6 sampai 13 tahun,
cara berkomunikasi dan berbahasa anak akan terlihat sesuai dengan apa yang ia
dapatkan dari lingkungan keluarganya. Anak yang sejak usia dini telah diarahkan
atau dididik untuk berkomunikasi dengan bahasa yang baik maka ia akan
berbicara/berkomunikasi dengan bahasa yang baik, dan pula sebaliknya..
Berdasarkan hasil observasi di SD N 4 Jekulo dijumpai perbedaan cara
berkomunikasi antara anak satu dengan yang lain. Perbedaan ini terlihat sangat
mencolok, salah satu anak dari beberapa anak yang sedang bermain terdengar
sering menggunakan bahasa santun yaitu bahasa krama ketika berkomunikasi
dengan lawan bicara yang lebih tua dan juga tidak berbicara menggunakan bahasa
yang kasar ketika berkomunikasi dengan teman sebayanya. Hal ini sangat berbeda
dengan teman-teman seusianya yang lain. Terdapat 3 bahasa yang digunakan oleh
anak anak tersebut, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa Krama, dan Bahasa
Jawa Ngoko. Bukan hanya menggunakan bahasa jawa ngoko, terdapat anak yang
beberapa kali menggunakan bahasa kasar (misuh).
Perbedaan cara berbahasa tesebut juga tampak pada kosakata dan cara
bicara antara anak satu dengan yang lain. Terdapat anak yang menggunakan
kosakata rumit dan dapat menempatkannya pada kalimat-kalimat dengan jelas.
Ada pula anak yang masih agak terbata-bata dalam menyusun kata-kata menjadi
sebuah kalimat yang terstruktur. Hal tersebut dipengaruhi beberapa hal dan salah
satunya adalah peran ibu yang membimbing perkembangan bahasa anaknya. Hal
ini terdapat pada penelitian yang telah dilakukan Latifatun Najah pada tahun
2017, dari hasil penelitiannya diketahui bahwa Ibu dalam proses perkembangan
bahasa anak berperan sebagai pendamping sekaligus pembimbing. Ibu
mendampingi anak saat melakukan proses pemerolehan bahasa serta membimbing
2
anak dengan memberikan stimulus-stimulus yang berfungsi untuk meningkatkan
perkembangan bahasa anak.
Peran ibu merupakan faktor utama yang mempengaruhi kemampuan
berkomunikasi dan berbahasa anak, karena anak pertama kali mengenal bahasa
melalui ucapan ibu yang berbicara setiap harinya. Ibu merupakan role model
pertama bagi anak. Perilaku apapun yang dilakukan ibu dalam aktivitas sehari-hari
akan menjadi contoh untuk anak, termasuk penggnaan bahasa. Ibu yang
berinteraksi maupun berkomunikasi menggunakan bahasa yang baik seperti
bahasa jawa krama, maka anak akan mencontoh hal yang sama. Begitu pula
dengan bahasa yang lain. Tidak hanya sebagai role model, ibu juga menjadi
partner pertama bagi anak. Ketika ibu sering memberikan waktu untuk
berkomunikasi dengan anak, maka semakin banyak kosa kata yang dipelajari sang
anak. Anakpun dapat mempelajari struktur kalimat sehingga dapat merangkai kata
ke dalam kalimat yang terstruktur.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti
mengambil judul “Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah
Dasar di SD N 4 Jekulo”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah peran Ibu dapat mengembangkan kemampuan bahasa Anak Usia
Sekolah Dasar di SD N 4 Jekulo?
2. Bagaimana bentuk peran Ibu dalam perkembangan bahasa Anak Usia
Sekolah Dasar di SD N 4 Jekulo?
3. Bagaimana faktor-faktor yang menghambat peran Ibu dalam
perkembangan bahasa Anak Usia Sekolah Dasar di SD N 4 Jekulo
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasakan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan peran Ibu dalam mengembangkan kemampuan bahasa
Anak Usia Sekolah Dasar di SD N 4 Jekulo.
3
2. Mendeskripsikan bentuk peran ibu dalam perkembangan bahasa Anak
Usia Sekolah Dasar di SD N 4 Jekulo.
3. Mendeskripsikan faktor-faktor yang menghambat peran Ibu dalam
perkembangan bahasa Anak Usia Sekolah Dasar di SD N 4 Jekulo.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni manfaat teoritis dan
manfaat praktis yang akan diuraikan sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara Teoritis penelitian ini dapat menambah ilmu tentang peran aktif ibu
khususnya dalam mengembangakan bahasa anak usia sekolah dasar. Penelitian ini
juga diharapkan dapat menjadi sumbangan bahan untuk penelitian lanjut bagi
peneliti lain agar dapat memperluas pengetahuan kajian bahasa anak usia sekolah
dasar.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan pemikiran untuk
perkembangan bahasa anak sekolah dasar. juga diharapkan data digunakan
sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan yang
berhubungan dengan kemampuan bahasa anak usia sekolah dasar. Penelitian ini
juga diharapkan dapat memberikan wawasan terhadap lingkungan di sekitar anak
usia sekolah dasar, yang masih membutuhkan dukungan untuk mengembangkan
kemampuan berkomunkasi dan berbahasa.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah dasar yakni antara 6-
12 tahun. Serta, Ibu dari anak tersebut. Tidak hanya anak usia sekolah dasar dan
ibu, subjek dalam penelitian ini juga melibatkan guru. Guru SD diperlukan untuk
memberi standar/ukuran bahasa yang baik pada anak usia sekolah dasar.
Penelitian dilaksanakan di Desa Jekulo tepatnya di rumah-rumah subjek penelitian
dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan. Objek penelitian ini yaitu peran
ibu dalam perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar
4
1.6 Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
pemahaman dan penafsiran ang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul
skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Peran Ibu dalam Perkembangan
Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar di SD N 4 Jekulo”. Maka definisi operasional
yang perlu dijelaskan yaitu :
1.6.1 Peran Ibu
Peran ibu adalah perilaku seorang ibu yang bertindak secara jelas dan
dapat dilihat dalam mengurus serta merawat anggota keluarga yang memberikan
pengaruh penting terhadap kesuksesan dan kebahagiaan keluarganya. Peran ibu
sangat menentukan tumbuh kembang anaknya, karena Ibu merupakan pusat dari
pendidikan dalam keluarga Ibu yang berperan aktif dalam sebuah keluarga, maka
akan baik keluarganya, begitu pula sebaliknya.
1.6.2 Bahasa
Bahasa adalah sebuah alat untuk berinteraksi ketika menjalin komunikasi
antar manusia satu dengan yang lain, maupun dengan dirinya sendiri. Atau
definisi lain bahasa merupakan kemampuan yang dimiliki manusia untuk dapat
berkomunikasi dengan manusia lain dengan menggunakan kata ucap atau gerakan
tubuh.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3.1 Kajian Teori
Dalam kajian teori ini, peneliti akan menguraikan topik pembahasan dalam
penelitian secara sistematis mengenai (1) Peran Ibu (2) Bahasa (3) Anak Usia
Sekolah Dasar. Secara mendalam akan dibahas sebagai berikut:
2.1.1 Peran Ibu
Pada pembahasan poin peran ibu akan dijelaskan menjadi beberapa poin,
yakni: (1) Peran, (2) Ibu, (3) Peran Ibu, yang akan diperinci sebagai berikut:
2.1.1.1 Peran
Secara terminologi, peran merupakan seperangkat tingkah laku yang
diharapkan dmiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Peran
didefinisikan sebagai tugas atau kewajiban seseorang dalam suatu usaha atau
pekerjaan. Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari
luar bersifat stabil. (pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan
seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Sari,2018).
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem (Mubarak, 2009:21).
Peran merujuk kepada beberapa set prilaku yang kurang lebih bersifat homogeni,
yang didefenisikan dan diharapkan secara normatif dari seseorang peran dalam
situasi sosial tertentu. Dapat disimpulkan peran merupakan sebuah tingkah laku
yang diharapkan dapat dilakukan seseorang sesuai dengan kedudukannya
Secara lebih operasional, bentuk peran dapat diartikan perilaku yang
menjadi respon seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut. Respon
tersebut membentuk dua peran, yakni; 1) peran aktif, peran aktif merupakan
respon internal yang terjadi dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat
terlihat oleh orang lain. Respon terhadap stimulus atau rangsangan yang masih
bersifat terselubung. 2) peran pasif, peran pasif yaitu perilaku yang jelas dapat
diamati secara langsung sebagai respon seseorang terhadap rangsangan /
stimulus.
6
2.1.1.2 Ibu
Di dalam sebuah keluarga, terdapat sekelompok anggota yang memiliki
peran dan posisi masing-masing. Ibu merupakan seseorang yang berposisi istri,
dan merupakan sebutan dari seorang perempuan yang telah menikah dan
melahirkan (Effendi, 2004). Santoso (2009) mendefinisikan ibu adalah seseorang
yang mempunyai banyak peran, peran sebagai istri, sebagai ibu dari anak-
anaknya, dan sebagai seseorang yang melahirkan dan merawat anak-anaknya. Ibu
juga bisa menjadi benteng bagi keluarganya yang dapat menguatkan setiap
anggota keluarganya.
Dapat disimpulkan bahwa ibu merupakan seseorang yang berjenis kelamin
(gender) perempuan yang telah menikah dan melahirkan serta tengah menjalankan
tugasnya sebagai pengasuh anaknya.
2.1.1.3 Peran Ibu
Setiap anggota dalam sebuah keluarga memiliki peran yang sesuai dengan
kedudukannya masing-masing, baik ayah ibu maupun anak. Menurut Setiadi
(2008:50). Peran ayah sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman bagi
setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial
tertentu. Peran Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak
anak, pelindung keluarga dan juga anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan
fisik, mental, sosial dan spiritual.
Effendy (2004), peran ibu didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengasuh, mendidik, dan menentukan nilai kepribadian anaknya. Santoso (2009)
mendefinisikan peran ibu adalah tingkah laku yang dilakukan seorang ibu
terhadap keluarganya untuk merawat suami dan anak-anaknya. Peran ibu dalam
keluarga sangat penting bahkan dapat dikatakan bahwa kesuksesan dan
kebahagian keluarga sangat ditentukan oleh peran ibu. Bisa dikatakan jika seorang
7
ibu yang baik akan baik pula keluarganya, apabila ibu itu kurang baik akan hancur
keluarganya
Menurut Suciati (2017) seorang ibu cenderung lebih lembut ketika
membuka pembicaraan dengan anak. Ketika berinteraksi dengan anak seperti
bermain, membacakan buku cerita maupun menasehati ibu cenderung
menyenangkan dan menenangkan. Berbeda dengan seorang ayah yang memberi
peran mengajar, seorang ibu memiliki cara dengan membangun hubungan yang
aman dan dekat dengan anak.
Dapat disimpulkan, peran Ibu merupakan suatu tingkah laku yang
diharapkan dapat dilakukan seseorang sesuai kedudukannya sebagai ibu yang
memberikan perlakuan berupa pelayanan terhadap keluarganya.
Jindrich (dalam Niasari 2016) mengemukakan beberapa cara yang dapat
dilakukan bu untuk mempercepat perkembangan bahasa anak, diantaranya:
1) Membacakan atau menyanyikan lagu pengantar tidur sehingga mereka anak dapat mendengar irama dan memerhatikan ata dalam lagu tersebut..
2) Menyanyikan lagu-lagu sederhana dihadapan mereka.3) Menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi, bercerita dan beraktivitas
setiap hari (menggerakkan tubuh/tangan, menggelengkan kepala dsb)4) Ketika ibu dan anak sama-sama melihat benda tertentu, ibu dapat
menyebutkan nama benda tersebut dan meminta anak untuk mengulanginya.5) Perkenalan kata-kata baru kepada anak melalu cerita, majalah, ataupun ketika
berpergian.6) Mengajak anak berbicara dengan memberi contoh pengucapan dan susunan
kalimat yang benar.7) Mengajak anak berbicara tentang apa yang anak sukai dan tidak sukai.8) Menceritakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon dari anak.9) Membacakan cerita kesukaan anak.10) Memberikan banyak pertanaan terbuka kepada anak.11) Bermain dengan anak serta mengajaknya berbicara ketika di dalam rumah.12) Memberikan contoh pengucapan yang benar dari kata asli anak dengan
memainkan permainan menggunakan suara.
Tracey (dalam Sari, 2018) mengemukakan 10 cara yang dapat dilakukan
orang tua dalam mengembangankan keterampilan bahasa anak, yaitu :
1) Mengupayakan anak untuk berbicara, anak-anak belajar dengan berbicara dan bertanya
2) Membantu anak-anak dalam memahami cerita, bantu anak untuk benar-benar memahami dan mengerti cerita dalam buku.
8
3) Memberikan pujian, buat anak bangga ketika mereka mengajukan pertanyaan yang baik, mengatakan sesuatu yang menarik atau membaca dengan baik
4) Mengaitkan buku dengan kehidupan, gunakan buku sebagai lompatan untuk memberitahu anak tentang sesuatu yang menarik dalam hidup anda
5) Menanyakan pertanyaan yang baik kepada anak selama membaca buku cerita, upayakan pertanyaan tersebut mengharuskan mereka untuk banyak berbicara dan menjawab
6) Menunggu jawaban, beri anak waktu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
7) Mendampingi anak, menunjuk ke kata-kata ketika kita membacaakan membantu anak untuk mempelajari apa kata-kata yang kita baca, seperti menunjuk dari kiri ke kanan dan halaman buku
8) Membaca secara bergiliran dengan anak9) Berhati-hati memilih buku, pilih buku yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sulit10) Bersenang-senang, menjaga buku dan berbagi pengalaman yang
meyenangkan
Dari berbagai cara yang dikemukakan diatas, peneliti memilih pendapat Jindrich
yang akan dijadikan sebagai indikator, indikator penelitian diperinci sebagai
berikut::
1) Membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur.
2) Menyanyikan lagu pengantar tidur.
3) Menyanyikan lagu sederhana ketika bersama anak.
4) Menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi (menggerakkan tangan,
menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
5) Menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita (menggerakkan tangan,
menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
6) Menggunakan bahasa tubuh dalam beraktivitas sehari=hari. (menggerakkan
tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
7) Menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama.
8) Meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan
pengucapannya.
9) Memperkenalkan kata-kata baru melalui majalah/Koran/media lain.
10) Memperkenalkan kata-kata baru melalui buku cerita.
11) Memperkenalkan kata-kata baru ketika bepergian.
9
12) Memberi contoh pengucapan susunan kalimat yang benar.
13) Mengajak anak berpendapat mengenai hal yang disukai.
14) Mengajak anak berpendapat mengenai hal yang tidak disukai.
15) Memancing respon anak dengan membacakan cerita-cerita sederhana yang
membutuhkan respon.
16) Membacakan cerita kesukaan anak dengan sering.
17) Memberikan pertanyaan terbuka kepada anak.
18) Memberikan waktu untuk bermain dengan anak dalam kehidupan sehari-hari.
19) Mengajak anak berbicara ketika melakukan aktivitas sehari-hari di dalam
rumah.
20) Memberikan contoh pengucapan kata yang benar dengan permainan suara.
2.1.2 Bahasa
Pada pembahasan sub bab Bahasa, peneliti akan membahas beberapa hal
yakni; (1) Pengertian Bahasa, (2) Tujuan Bahasa, (3) Fungsi Bahasa, (4) Faktor-
Faktor Perkembangan Bahasa, (5) Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Bahasa, (6)
Jenis-Jenis Bahasa.
2.1.2.1 Pengertian Bahasa
Ketika kita berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari diperlukan sebuah
alat untuk menangkap dan memberikan jawaban agar terjalin suatu interaksi, alat
tersebut tidak lain adalah sebuah bahasa. Menurut Kurniati (2017:2) Bahasa
adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan seseorang
disimbiolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. atau dengan
definisi lain, bahasa merupakan simbolisasi dari suatu ide atau pemikiran yang
ingin dikomunikasikan oleh pengirim pesan dan diterua oleh penerima pesan
melalui kode tertentu baik secara verbal maupun nonverbal
Menurut Nurbiana (2007:3) Bahasa adalah salah satu dari berbagai faktor
yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa sebagai anugerah dari sang
pencipta yang memungkinkan individu hidup bersama dengan individu maupun
kelompok lain, membantu memecahkan masalah maupun memposisikan dirinya
sebagai makhluk sosial yang berbudaya.
10
Bahasa sebagai sarana komunikasi dengan orang lain, dalam pengertian ini
tercakup semua cara untuk berkomunikasi, yakni pikiran dan perasaan dinyatakan
dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun gerak dalam menggunakan kata-kata,
simbol, lambang, ataupun gambar. (Tarigan, 2008:4). Menurut Dewi, Mera
P.,dkk. (2020:3) Bahasa merupakan sarana atau alat komunikasi yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dalam bentuk symbol-simbol yang telah disetujui
bersama, kemudian merangkainya sesuai urutan sehingga menjadi kalimat yang
bermakna dan sesuai dengan tata bahasa yang digunakan dalam masyarakat
tersebut.
Sari (2018:2) mengemukakan bahasa merupakan alat ntuk berfikir,
mengapresiasikan diri dan berkomunikasi. Bahasa merupakan salah satu sarana
berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan anak untuk mengembangkan
pemikiran dalam rangka pembentukan konsep, informasi, dan pemecahan
masalah. Melalui bahasa kita dapat memahami komunikasi, pikiran dan perasaan.
Dapat disimpulkan bahasa merupakan alat berkomunikasi baik lisan
maupun tulisan yang sangat dibutuhkan untuk berinteraksi antara satu sama lain
guna menyatakan pikiran, keinginan maupun perasaan. Bahasa juga merupakan
sarana berfikir, sarana untuk menghadirkan dunia kepada diri sendiri
2.1.2.2 Tujuan Bahasa
Menurut Taufiqurrahman (2020:2) Tujuan bahasa secara umum
dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1. Tujuan praktis, bahasa digunakan untuk komunikasi sehari-hari
2. Tujuan artistic, bahasa yang dirangkai dengan sedemikian rupa sehingga menjadi bahasa yang indah dan dapat digunakan untuk pemuas rasa estetis.
3. Tujuan pembelajaran, bahasa sebagai media untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan baik dalam lingkup bahasa itu sendri atau di luar bahasa
4. Tujuan filologis, bahasa digunakan untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah mansia, kebudayaan, dan adat istiadat serta perkembangan bahasa
Devianty R. (2017:4) mengemukakan 4 tujuan bahasa, sebagai berikut :
1. Tujuan praktis, dalam tujuan ini bahasa bertujuan untuk mengadakan sebuah interaksi (antarhubungan) dalam pergaulan sehari-hari
11
2. Tujuan Artistik, bahasa yang digunakan bertujuan untuk prmuasan rasa estetis ketika seseorang mengolah dan mengungkapkan bahasa itu dengan seindah-indahnya.
3. Bahasa bertujuan untuk menjadi kunci dalam mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain.
4. Tujuan filologis, bahasa bertujuan untuk mempelajari naskah-naskah tua yang dapat digunakan dalam analisis latar belakang sejarah manusia, kebudayaan, adat istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri.
Dari berbagai pendapat tersebut data disimpulkan tujuan bahasa sebagai berikut:
1. Tujuan praktis, bahasa digunakan untuk berinteraksi antar satu sama lain.
2. Tujuan artistic, bahasa dirangkai menjadi indah sebagai pemuas rasa estetis
manusia.
3. Tujuan pembelajaran, bahasa digunakan untuk mempelajari pengetahuan-
pengetahuan lain.
4. Tujuan filologi, bahasa digunakan untuk mempelajari naskah tua sebagai
sumber dari berbagai sejarah dan peradaban.
2.1.2.3 Fungsi Bahasa
Book (dalam Mulyana 2010) mengemukakan bahwa agar komunikasi
berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi tiga fungsi, yaitu : (1) untuk
mengenal dunia sekitar, (2) untuk berhubungan dengan orang lain, (3) untuk
menciptakan koherensi dalam kehidupan.
Ramadani dkk. (2015:4) mengemukakan 4 fungsi bahasa, yaitu :
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita.
2. Sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat beradaptasi di lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa
12
yang non-formal pada saat berbicara dengan teman dan menggunakan bahasa formal pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati.
4. Sebagai alat kontrol Sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat.
Halliday (dalam Tarigan, 2008:38) menunjukkan hakikat purposif dari
suatu bahasa dengan menggunakan istilah fungsi. Setelah mempergunakan banyak
waktu untuk melakukan berbagai penelitian, Ia mendefinisikan ada tujuh fungsi
bahasa:
1. Fungsi Instrumental bertindak untuk memanipulasi atau menggerakkkan lingkungan yang dapat menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi. sebagai contoh dapat dipresentasikan dalam kalimat berikut: “Para guru beranggapan bahwa kamu bersalah”. “Jangan pegang pisau itu!”.
2. Fungsi regulasi atau fungsi pengaturan dari bahasa merupakan pengawasan terhadap peristiwa-peristiwa. Untuk membedakan fungsi regulasi dengan fungsi instrumental dapat digambarkan dalam contoh kalimat berikut. Dalam fungsi instrumental kalimat berbunyi seperti ini “Saya menganggap kamu bersalah dan saya menghukum kamu selama tiga tahun di penjara”, namun dalam fungsi regulasi kalimat tersebut diucapkan seperti ini “Demi keadilan untuk memperbaiki tindakanmu yang tidak bermral, maka kamu akan di penjara selama tiga tahun”, fungsi ini lebih menonjolkan suatu fungsi pengaturan. Ketetapan, peraturan, persetujuan, celaan, penetapan undang-undang, celaan, pengawasan kelakuan merupakan cirri-ciri pengaturan bahasa
3. Fungsi representasional adalah penggnaan bahasa untuk membuat suatu pernyataan, menyampaikan fakta dan pengetahuan, menjelaskan realitas yang terlihat oleh seseorang. Hal ini dapat dicontohka dalam ucapan “Matahari panas”, “Presiden berpidato tadi malam”, ataupun “dunia rata” menampilkan fungsi-fungsi representasional, walaupun tidak bisa disangkal bahwa penggambaran terakgr masih diperdebatkan samai sekarang.
4. Fungsi interaksional bahasa betindak untuk menjamin pemeliharaan sosial. Dengan kata lain fungsi ini mengacu kepada kontak komunikatif sesame manusia yang semata-mata mengizinkan mereka mendirikan kontak sosial agar komunikasi teetap terbuka. Keberhasilan dari komunikasi interaksional menuntut pengetahuan mengenai slang, jargon, cerita rakyat, adat istiadat dan lain-lain.
5. Fungsi Personal membolehkan seorang pembicara menyatakan perasaan, emosi, kepribadian, reaksi-reaksi yang tergantung dalam hati sanubarinya. Kepribadian seseorang biasanya ditandai oleh penggunaan fungsi personal komunikasinya.
6. Fungsi Heuristic melibatkan bahasa yang dipergunakan untuk memertoleh pengetahuan dan memelajari lingkungan. Fungsi heuristic sering disampaikan dalam bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban dari lawan bicaranya. Anak-anak sering memperlihatkan fungsi ini dengan jelas sepeti ketika mereka mencari tahu dengan mengucapkan kalimat-kalimat tanya yang
13
diawali dengan kata “mengapa” mengenai dunia sekelling mereka. Rasa ingin tahu merupakan suatu metode heuristic untuk memperoleh penerimaan realitas dai orang lain.
7. Fungsi imajinatif bertindak untuk menciptaka gagasan imajiner. Kegiatan yang biasanya menggunakan fungsi imajinatif adalah ketika membuat suatu novel, lelucon ataupun cerita-cerita fiksi. Melalui dimensi-dimensi imajinatif bahasa, kita dapat dengan bebas menejlejah ke seberang dunia yang nyata membumbung tinggi ke atas ketinggian dan keindahan bahasa itu sendiri, dan melalui bahasa itupun dapat menciptakan mimpi-mimpii mustahil yang kita inginkan
Menurut Larry L. Barker (2010:266) Bahasa memiliki 3 fungsi, yakni:
1. Fungsi Penamaan. Fungsi penamaan merujuk pada identifikasi objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
2. Fungsi Interaksi. Fungsi interaksi merujuk ketika berbagi gagasan dengan orang lain akan mengundang simpati, pengertian, dan emosi lain. Hal ini menunjukkan melalui bahasa akan tercipta sebuah interaksi antar pengirim dan penerima pesan.
3. Fungsi Transmisi. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain. Informasi juga dapat diterima setiap hari dari bangun tidur hingga beranjak tidur, informasi langsung maupun tidak langsung (melalui media massa). Fungsi bahasa tersebut merupakan fungsi transmisi.
2.1.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak
Taufiqurrahman (2020:3) menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan bahasa anak, sebagai berikut:
1. Faktor Kesehatan, faktor kesehatan sangat mempengaruhi perkembanganan bahasa anak. Apabila kesehatannya terganggu seperti pendengarannya atau bicaranya maka perkembangan bahasa juga akan terhambat.
2. Faktor Intelegensi. Anak dengan intelegnsi bagus maka perkembangan bahasanya pun akan bagus. Begitu pula sebaliknya, anak yang mempunyai keterlambatan mental maka akan terlambat atau kesusahan dalam berbahasa.
3. Ekonomi keluarga, meskipun tidak semuanya, anak dengan keluarga yang tercukupi kebutuhannya dapat menjalin hubungan dengan sosialnya secara baik, anak dari golongan mampu dapat menerima pembelajaran dari guru/mentor sehingga perkembangan bahasanya akan lebih baik.
4. Jenis Kelamin, dalam keadaan sehat wanita akan lebih cepat menangkap dan menerima bahasa daripada pria dikarenakan otak kiri wanita mampu bekerja lebih cepat dari pria.
5. Hubungan keluarga, hubungan daam sebuah keluarga sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Keluarga yang memperhatikan anaknya serta memberikan pola asuh yang baik seperti demokrasi akan
14
menjadikan anak lebih banyak berbicara dengan keluaarganya, hal ini memberi dampak pada perkembangan bahasanya.
6. Pengaruh lingkungan, lingkungan dapat menjadi pengaruh besar dikarenakan interaksi seseorang dilakukan dengan lingkungan sekitarnya, hal ini akan mmpengaruhi perkembangan bahasanya
Menurut Irfan (2020:3) faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak
usia sekolah dasar sebagai berikut:
1. Umur anak, faktor fisik juga ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otak otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat.
2. Kondisi lingkungan tempat tumbuh dan berkembangnya anak juga memberi pengaruh yang besar terhadap perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa di lingkungan pedesaan berbeda dengan lingkungan perkotaan.
3. Kecerdasan anak, diperlukan kemampuan motorik yang baik untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenal tanda-tanda,. Kemampuan motorik seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berfikir.
4. Status sosial ekonomi keluarga, keluarga yang status sosial ekonominya baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik untuk perkembangan bahasa anak dan anggota keluarganya.
5. Keadaan fisik, yaitu keadaan kesehatan anak. perkembangan berbahasa akan terganggu jika orang tersebut mengalami cacat yang dapat mengganggu kemampuannya dalam berkomunikasi seperti bisu, gagap, tuli atau organ suara yang tidak sempurna yang akan mengganggu ketika sedang berkomunikasi.
2.1.2.5 Aspek-Aspek Perkembangan Bahasa
Aspek perkembangan bahasa anak mulai terlihat pada usia 4 tahun ke
atas. Karena pada umur tersebut anak sudah mampu mengutarakan keinginannya,
mampu menyangkal secara terang-terangan. Taufiqurrahman (2020)
mengemukakan aspek yang bisa diamati pada perkembangan bahasa anak,
diantaranya:
1. Kosa Kata, anak memiliki keahlian mengingat dan menghafal perkataan baru setelah ia dapatkan dari lingkungannya. Hal ini dapat berjalan dengan cepat, sejalan berkembangnya hubungan anak dengan lingkungannya maka semakin banyak pula kosa katanya.
2. Sintaksis, anak mempelajari tatanan bahasa dengan orang di lingkungan sekitarnya dengan cara mendengar dan meniru. Walaupun terkadang pengggunaan kata belum sesuai dengan benar, anak akan terpengaruh dari contoh penggunaan/ pengucapan kata dari orang dewasa di sekitarnya.
15
Sintaksus sendiri merupakan kata-kata yang dikombinasikan sehingga membentuk frasafrasa dan kalimat-kalimat yang dapat dimengerti.
3. Semantik, semantic merupakan kemampuan anak untuk mengungkapkan keinginannya dengan perkataan yang menunjukkan keberatan dikarenakan memiliki perkataan yang sesuai.
4. Fonem, fonem merupakan kemampuan anak membunyikan huruf vocal tidak hanya dengan mengeja, tetapi sudah mampu mengucapkan dan mengartikan kata yang diucapkan.
5. Fonologi, Fonologi lebih kepada keahlian seseorang untuk menangkap juga membentuk bunyi percakapan seperti ketiika seseorang mendengar bahasa yang bukan berasal dari daerahnya, maka akan kesulitan menangkap bahasa apa yang dibicarakan dan ketika berbicara tidak ada jeda padahal itu hal yang wajar bagi mereka yang sudah sehari-hari menggunakanya
6. Morfologi, Morofologi merpakan tata kelola bahasa yang dipakai dalam membentuk kalimat, agar sistematis dan juga mudah dicerna oleh khalayak ramai, Karena identik dengan proses dan penggunaannya.
Menurut Danny, T, Kurniawan M, Rahardjo M., dkk. (2018) mengemukakan
aspek-aspek perkembangan bahasa sebagai berikut:
1. Aspek Fonetik, aspek ini merupakan tahap awal produksi bahasa. Dalam mengekspresikan bahasa anak melakukan suatu produksi yang dinamakan vokalisasi. Sebagai contoh, bayi memproduksi bunyi-bunyian sebagai respon atas panggilan terhadapnya meski belum memiliki makna seperti ‘aaaa’, ‘uuuu’,’uiiiii’, dan sebagainya. Lalu menggabungkan fonem vocal dan konsonan seperti ‘emmm’, ‘yaaa’, ‘maaa’, dan sebagainya.
2. Aspek Semantic (pemahaman/makna), semantic merupakan suatu hubungan kata dengan maknanya. Setelah anak dapat memproduksi bunyi-bunyian, tentu bunyi-bunyi atau symbol-simbol tersebut perlu dimaknai. Ketika anak mengekspresikan bentuk-bentuk bahasa tentunya memiliki maksud yang hendak disampaikannya. Oleh karena itu, perkembangan bahasa pada aspek semantic ini menjadi penting untuk mengungkapkan dan memahami makna dari hasil produksi bahasa.
3. Aspek Sintaksis (susunan kebahasaan), pada aspek ini anak mengembangkan kemampuannya menuturkan satu kata menuju kata-kata yang lebih banyak, kompleks yang akan menjadi ekspresi bahasa yang utuh dan lengkap seperti tutur cerita.
4. Aspek Morfologi (bentuk ktata), kata sebagai satuan terkecil bermakna dan unsur-unsur pembentuknya juga dipelajari pada aspek ini. Pada aspek ini mempelajari bagaimana anak dapat memahami satu kata dasar yang memiliki kedudukan sebagai kata benda yang dijadikan objek, atau yang menerangkan suatu tindakan. Kata yang sama juga dapat berubah keududukan menjadi suatu sifat dari objek dengan adanya sedikit modifikasi.
16
5. Aspek Pragmatik, pragmatik dalam kajian bahasa merupakan suatu kesadaran terhadap maksud dari penggunaan bahasa. Secara umum dapat dikatakan aspek pragmatic merupakan suatu aspek yang memiliki focus pada bentuk bahasa yang dikaitkan dengan penggunaannya.
Dari berbagai penjelasan mengenai aspek-aspek perkembangan bahasa, dapat
disimpulkan aspek perkembangan bahasa meliputi:
1. Aspek fonetik, yakni aspek ketika anak dapat memberikan simbol-simbol
bahasa berupa bunyi-bunyian tanpa memiliki maksud tertentu.
2. Aspek semantik, yakni aspek dimana anak memahami makna dalam
sebuah kata yang ia dengarkan maupun ucapkan.
3. Aspek sintaksis, yakni aspek dimana anak mempelajari tatanan bahasa
dengan orang di lingkungan sekitarnya dengan cara mendengar dan
meniru. Pada aspek ini anak memahami bagaimana menyusun kata-kata
menjadi sebuah kalimat.
4. Aspek morfologi, pada aspek ini anak memahami bagaimana sebuah kata
dapat berubah maknanya ketika ditempatkan pada kalimat yang berbeda.
5. Aspek Pragmatik, pragmatik dalam kajian bahasa merupakan suatu
kesadaran terhadap maksud dari penggunaan bahasa. Secara umum dapat
dikatakan aspek pragmatic merupakan suatu aspek yang memiliki focus
pada bentuk bahasa yang dikaitkan dengan penggunaannya
2.1.2.6 Jenis-Jenis Bahasa
Ilham (2021:4) mengemukakan 5 jenis bahasa, sebagai berikut:
1. Bahasa Lisan, bahasa lisan merupakan suatu komunikasi dasar antar manusia untuk mengutarakan maksudnya melalui katakata yang teruccap dari lisan atau mulut.
2. Bahasa Tulisan, Bahasa tulisan yaitu adalah suatu bentuk komunikasi yang terbentuk dari berbagai kosa kata yang disusun sehingga terbentuk suatu kalimat yang memiliki arti dan bisa dipahami yang kemudian dituangkan kedalam bentuk tulisan
3. Bahasa Isyarat, Bahasa Isyarat adalah suatu bentuk komunikasi yang menggunakan anggota tubuh seperti tangan dan gerak bibir. Bahasa isyarat ini biasa digunakan oleh bayi ketika ia baru lahir, untuk mengkomunikasikan keinginannya bayi akan menggunakan bahasa isyarat tangis. Selain itu, kaum tunarungu mereka mengkombinasikan antara
17
gerakan tangan, gerak bibir, dan ekspresi wajah agar lawan bicaranya bisa memahami yang mereka maksud.
4. Bahasa Batin, Bahasa batin adalah suatu interaksi mental secara langsung menggunakan isi hati kita, bahasa batin tidak memerlukan sarana kata kata seperti jenis bahasa yang lainnya. Istilah yang lebih mirip dengan komunikasi bahasa batin yaitu telepat
5. Bahasa Pemrogaman, Tidak hanya soal manusia, bahasa juga digunakan oleh berbagai teknologi salah satunya komputer, yaitu bahasa pemrograman digunakan untuk memerintah komputer dengan menggunakan syntax/coding yang telah diatur oleh bahasa pemrograman itu sendiri, tujuannya supaya komputer bisa menjalankan apa yang kita perintahkan.
Menurut Sulistyaningsih (2016:3) jenis bahasa berdasarkan tahap
pemerolehannya dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Bahasa Ibu, bahasa ibu sering juga disebut bahasa pertama atau disingkat dengan B1 karena pada tahap ini anak memperoleh bahasa pertama yang dipelajarinya dan terjadi di lingkungan keluarga.
2. Bahasa Kedua, bahasa kedua atau disingka B2 yaitu bahasa lain uang diperoleh setelah bahasa pertama. Misalnya, ketika di rumah ibu menggunakan bahasa jawa sejak anak lahir, lalu di sekolah anak diajarkan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia inilah yang merupakan Bahasa Kedua.
3. Bahasa Ketiga, bahasa ketiga atau disingkat B3 merupakan bahasa lain yang dipelajari anak setelah memperoleh bahasa kedua.
4. Bahasa asing, bahasa asing akan selalu merupakan bahasa kedua bagi seorang anak. Disamping itu, bahasa asing ini bersifat politis yaitu bahasa yang digunakan oleh bangsa lain.
Irfan (2020:3) mengklasifikasikan bahasa yang digunakan anak usia sekolah
dasar menjadi dua, bahasa lisan dan tulisan:
1. Bahasa Lisan, memperlihatkan hubungan secara langsung ketika mengirim dan menerima pesan dengan berbicara.
2. Bahasa Tulisan, memperlihatkan hubungan yang tidak langsung karena membutuhkan sarana berupa huruf-huruf (sebuah tulisan). Hubungan bahasa tulis dilakukan melalui proses sebagai berikut; pikiran penulis, susunan kata dan kalimat, hasil tulisan yang merupakan sebuah media menyampaikan pesan.
2.1.3 Anak Usia Sekolah Dasar
Pada pembahasan anak usia sekolah dasar akan dijelaskan beberapa hal
yakni: (1) Pengertian Anak Usia Sekolah Dasar (2) Anak Sekolah Dasar Kelas
18
Tinggi (3) Anak Sekolah Dasar Kelas Rendah (4) Perkembangan Bahasa pada
Anak.
2.1.3.1 Pengertian Anak Usia Sekolah Dasar
Anak sekolah dasar adalah mereka yang memiliki usia antara 6-12 tahun
yang biasa disebut dengan periode intelektual. Anak dengan usia ini, mengalami
pertambahan pesat dalam bidang intelektualnya, sehingga keterampilan yang
dikuasaipun semakin beragam. Pada usia ini, minat anak cenderung pada sesuatu
yang bergerak/dinamis. Dalam implikasinya yaitu anak cenderung melakukan
aktivitas-aktivitas yang berguna pada proses perkembangaannya kelak.
2.1.3.2 Anak Sekolah Dasar Kelas Rendah
Usia sekolah dasar disebut juga periode intelektualitas, atau periode
keserasian bersekolah. Pada umur 6 – 7 tahun seorang anak dianggap sudah
matang untuk memasuki dunia sekolah. Periode sekolah dasar terdiri dari periode
kelas rendah dan periode kelas tinggi. Karakteristik siswa kelas rendah sekolah
dasar adalah sebagai berikut: (1) adanya kolerasi positif yang tinggi antara
keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah, (2) adanya
kecenderungan memuji diri sendiri, (3) suka membanding-bandingkan dirinya
dengan anak lain, (4) pada masa ini (terutama pada umur 6 – 8 tahun) anak
menghendaki nilai (angka rapor) yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya
memang pantas diberi nilai baik atau tidak, (5) tunduk kepada peraturan-peraturan
permainan yang ada di dalam dunianya, (6) apabila tidak dapat menyelesaikan
suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting (Notoatmodjo, 2012).
2.1.3.3 Anak Sekolah Dasar Kelas Tinggi
Pada periode sekolah dasar kelas tinggi, anak berusia 9-12 tahun, anak
diusia ini memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) mempunyai minat terhadap
kehidupan praktis sehari-hari yang konkret (nyata), (2) realistik, mempunyai rasa
ingin tahu dan ingin belajar, (3) menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap
hal-hal atau mata pelajaran khusus, para ahli yang mengikuti teori faktor
ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor, (4) pada umur 11 tahun anak
membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan
19
tugasnya dan memenuhi keinginannya; setelah kira-kira umur 11 tahun pada
umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha
menyelesaikannya sendiri, (5) pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor)
sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah, (6) anak-
anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat
bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat
kepada aturan permainan yang tradisional; mereka membuat peraturan sendiri
(Notoatmodjo, 2012).
2.1.3.4 Perkembangan Bahasa Pada Anak
Fardani (2019:3) mengemukakan bahwa hal yang perlu mendapat
perhatian lebih dari orang tua adalah language and development atau pemerolehan
dan perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak
merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya
tidak luput dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada
khususnya. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan prestasi manusia yang
paling hebat dan menakjubkan. Oleh sebab itulah masalah ini mendapat perhatian
besar. Pemerolehan bahasa telah ditelaah secara intensif sejak lama. Pada saat itu
kita telah mempelajari banyak hal mengenai bagaimana anak-anak berbicara,
mengerti, dan menggunakan bahasa, tetapi sangat sedikit hal yang kita ketahui
mengenai proses aktual perkembangan bahasa.
Perkembangan merupakan sebuah peralihan yang dirasakan seseorang
kearah yang lebih besar dan kematangannya berjalan secara sistemis, progresif
dan berhubungan yang berupa tubuh juga spiritualnya (Dahlan, 2016). Sedangkan
Bahasa merupakan sebuah cara kontak yang dipakai untuk hubungan keseharian
(Taufiqurrahman, 2020)
Menurut Syamsul (dalam Mahajani, 2018) pemerolehan bahasa
merupakan proses pemahaman dan proses hasil berbahasa pada manusia. Faktor -
faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak meliputi :(1) keuniversalan
bahasa; (2) perkembangan kognitif anak; (3) perkembangan sosial. Pemerolehan
bahasa pertama dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
20
berkaitan dengan faktor kognitif, Language Acquisition Device (LAD) atau
perangkat pemerolehan bahasa yang dimiliki anak sejak lahir, serta IQ anak.
Faktor eksternal meliputi lingungan sosial anak dan kesempurnaan masukan
bahasa anak yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Pada pemerolehan
bahasa pertama dan bahasa kedua anak akan berupaya dapat mencapai kompetensi
dan perfomansi bahasa.
1) Tahapan Perkembangan Bahasa Pada Anak Secara Umum
Manusia berinteraksi antarlain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa.
Kurniati (2017), komunikasi terjadi dalam berbagai bentuk antara lain bentuk
verbal, non verbal dengan cara ucapan, tulisan, bacaan maupun silmbol-simbol.
Manusia berkomunikasi menggunakan suatu alat yang disebut bahasa. Hal ini
memerlukan proses yang berkembang dalam tahap-tahap usianya. Pembahasan
tentang pemerolehan bahasa selalu menjadi topik yang menari untuk dibahas
sehingga dapat memunculkan berbagai teori.
Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dalam perkembangan anak, karena perkembangan bahasa akan berpengaruh
terhadap aspek perkembangan lainnya. Kemampuan bahasa akan mampu
membangun kemampuan kognitif, social, emosional pada anak. Fikiran anak akan
tertuang dalam bentuk bahasa, anak yang komunikatif akan mudah diterima dalam
lingkungan sosialnya. Hurlock (1995: 184) mengemukakan bahwa “pada usia 18
bulan sampai 5 tahun merupakan periode anak belajar berbicara dengan cepat dan
menguasai kemampuan berbicara”.
Perkembangan bahasa untuk anak taman kanak-kanak berdasarkan acuan
standar pendidikan anak usia dini no. 58 tahun 2009, mengembangkan tiga aspek
yaitu menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, dan keaksaraan. Lingkup
perkembangan menerima bahasa yaitu kemampuan berbahasa secara reseptif,
terdiri dari pengembangan menyimak perkataan orang lain, mengerti dua perintah
yang diberikan bersamaan, memahami cerita yang dibacakan, mengenal
perbendaharaan kata mengenai kata sifat, mengerti beberapa perintah, mengulang
kalimat yang lebih kompleks, dan memahami aturan dalam suatu permainan.
21
Bentuk indikator untuk lingkup perkembangan ini bisa dalam bentuk tindakan,
hasil karya, tulisan, dan lain sebagainya, sebagai ciri anak memahami dan mampu
menerima bahasa
2) Tahapan Perkembangan Bahasa Pada Anak Menurut Beberapa Ahli
Lundsteen (dalam Erisa, 2007) membagi perkembangan bahasa dalam 3
tahap, yaitu:
1. Tahap Pralinguistik yakni pada usia 0-3 bulan, bunyi di dalam dan berasal dari tenggorokan, dan pada usia 3-12 bulan banyak memakai bibir dan langit-langit misalnya ma, da, ba
2. Tahap protolinguistik yakni pada usia 12 bulan- 2 tahun mulai berbicara beberapa patah kata (kosa kata antara 200-300)
3. Tahap Linguistic yakni pada usia 2-6 tahun atau lebih, pada tahap ini anak mulai mempelajari tata bahasa, kosa kata yang dimiliki bias mencapai 3000 kata.
Bzoch (dalam Kurniati, 2007) membagi perkembangan bahasa anak dalam
4 stadium, yaitu:
1. Perkembangan Bahasa Bayi Sebagai Komunikasi Prelinguistik, perkembangan ini terjadi ketika umur 0-3 bulan. Bayi yang baru lahir belum bias mengungkapkan bentuk bahasa konvensional namun mereka dapat mengamati dan memproduksi suara dengan cara unik.
2. Kata Pertama sebagai Transisi ke Bahasa Anak, Tahap ini terjadi pada umur 3-9 bulan. Pada tahap ini pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun pertama berlanjut sampai pertengahan tahun kedua, petumbuhan kosa kata berlangsung dengan cepat yang ditandai dengan dimulainya pembentkan kalimat awal.
3. Perkembangan kosa kata (pembentukan kalimat awal), terjadi pada umur 9-18 bylan. Pada tahap ini kata-kata pertama semakin banyak dan mulai memproduksi kalimat. Anak mulai bias menggabungkan kata kerja dengan kata benda yang kemudian menghasilkan sintaks. Anak mulai bias berbicara dengan kata-kata yang tersimpan di memorinya.
4. Percakapan bayi yang menjadi registrasi anak pra sekolah. Terjadi pada umur 18-36 bulan. Anak mulai berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang, peristiwa dan dapat menyelesaikan masalah fisik
3) Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia SD
22
Menurut Ormrod dalam (Dewi, 2020:4) karakteristik perkembangan
bahasa anak usia SD sebagai berikut:
1. Pada usia 6-8 tahun, anak menguasai sekitar 50.000 kata, selain itu mulai terbentuk kesadaran untuk menggunakan terminology di dalam disiplin akademik yang berbeda, kadang kala dijumoai hambatan pada anak ketika menggunakan kata penghubung seperti tetapi, kecuali, walaupun, hanya, jika, dan lain sebagainya. Anak mulai dapat memahami kalimat secara utuh yang memiliki banyak implikasi. Pada usia ini juga mulai berkembangnya kemampuan melakukan interpretasi, mengetahui penggunaan kata kerja dan bentuknya, serta anak ndapat memahami jika terdapat adanya kata kata sindiran, dan dapat berkomunikasi dengan panjang meski masih bersifat abstrak.
2. Pada usia 9-12 tahun, perbendaharaan kata anak berkembang menjadi sekitar 80.000 kata, anak sudah lancer dalam menggunakan kosa kata yang berhubungan dengan bidang akademik, seperti menggunakan kata-kata dalam proses pembelajaran. Anak juga sudah mampu mengelola kata menjadi kalimat, walaipun berupa sebuah intruksi. Anak juga telah menggunakan kata sambung sesuai dengan penggunaan bahasa dan maksud kalimat, serta mulai berkembangnya kemampuan memahami bahasa lambang seperti metafora, peribahasa, hiperbola, pantun, syair, dan sebagainya.
Dari paparan diatas dapat diketahui perkembangan bahasa pada anak
berlangsung sejak lahir sampai masa sekolah. Perkembangan bahasa yang paling
berpengaruh yaitu pada usia Sekolah Dasar karena anak mulai mengenal dan
mengetahui tentang bahasa dari lingkungan sekitar. Perkembangan bahasa pada
anak akan terus berkembang sejalan dengan tahap-tahap perkembangan anak. Para
ahli telah menyebutkan bahwa anak usia SD ini menguasai sekitar 50.000 kata
sampai dengan 80.000 kata. Namun kata-kata yang dikuasai tergantung dengan
bahasa yang didapatkan di lingkungannya baik lingkungan rumah, sekolah, dan
sekitarnya. Penguasaan bahasa pada usia SD ini berlangsung secara lebih cepat
karena pada masa ini perkembangan fungsi otak anak sudah berkembang dengan
pesat sehingga anak akan lebih mudah memeroleh bahasa.
2.2 Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar
Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia
karena bahasa merupakan sebuah alat untuk berkomunikasi baik secara verbal
maupun nonverbal. Bahasa sering digunakan sebagai suatu alat dalam menjalin
23
hubungan antara satu sama lain. Tidak jarang, kemampuan berbahasa seseorang
menjadi acuan bagaimana sikap atau perilaku yang dimiliki oleh orang tersebut.
Bahasa diperoleh sejak masih bayi. Seiring berjalannya waktu dan terlewatinya
berbagai tahapan perkembangan bahasa, pada usia sekolah dasar akan terlihat
kemampuan bahasa anak yang diterimanya sejak bayi sampai saat itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan bahasa anak sangat banyak.
Namun, faktor utamanya yaitu peran keluarga, terutama ibu. Ibu merupakan sosok
pertama yang dikenali oleh anak. Ibu menjadi seorang role model bagi anak dalam
segi apapun, salah satunya dalam berbahasa. Ketika seorang ibu memberikan
contoh penggunaan bahasa yang baik pada aktivitas di kehidupan sehari-hari,
maka anak akan meniru dan terbiasa menggunakan bahasa tesebut.
Tinggi rendahnya pendidikan yang dimiliki ibu juga dapat mempengaruhi
baik atau buruknya kemampuan bahasa anak. Ibu yang memiliki pendidikan
tinggi umumnya sudah bersosialisasi dengan banyak kalangan sehingga
kemampuan bahasanya baik, selain itu ketika menempuh pendidikan kemampuan
bahasa seseorang akan terus meningkat. Selain pendidikan, faktor usia seorang ibu
juga berpengaruh. Ibu yang tergolong muda seringkali menggunakan bahasa
Indonesia atau menggunakan bahasa yang sedang trend. Berbeda dengan Ibu yang
sudah cukup berumur, Ia akan lebih mengutamakan bahasa ibu yang ia dapatkan
seperti bahasa Jawa. Selain hal-hal tersebut terdapat satu hal lagi yakni faktor
pekerjaan. Ibu yang menghabiskan waktunya untuk bekerja, umumnya tidak
memiliki banyak waktu untuk anak. Hal ini menyebabkan kurangnya waktu yang
dihabiskan untuk berbicara pada anak, sehingga anak kurang bahkan tidak
memiliki contoh bahasa yang baik untuk dirinya.
Berbagai tindakan yang dilakukan seorang ibu pada aktivitas sehari-hari
dalam keluarga mempengaruhi berbagai macam hal termasuk perkembangan
bahasa yang dimiliki sang anak. Ucapan atau perkataan yang biasa digunakan ibu
dalam berkomunikasi sehari-hari akan menjadi contoh bahasa yang akan dimiliki
anak. Ibu yang terbiasa menggunakan bahasa krama ketika berkomunikasi, maka
anak juga akan menirunya. Begitu pula bahasa yang lain. Ketika anak menginjak
24
usia sekolah dasar, capaian perkembangan di masa awal prelinguiistik akan
terlihat.
2.3 Kajian Penelitian Relevan
No.
Nama Peneliti
Tahun Judul Penelitian (skripsi/jurnal)
Relevansi
1. Lisyona Pangestuti. Gunarti Dwi Lestari,
2019 Peran Orang Tua dalam Membina Ketrampilan Berkomunikasi untuk Meningkatkan Kecerdasan Bahasa Anak Usia Dini dalam Keluarga di Kelompok Bermain Mutiara Bunda Desa Cabean Kecamatan Sawahan Kabupaten Madiun
Hasil dari penelitian ini yaitu peran orang tua dala membina ketrampilan berkomunikasi dan berbahasa anak dengan tiga indicator yakni keterbukaan, empati dan menjaga hubungan antarkeluarga.
Orang tua selalu mengajarkan hal-hal baik kepada anak, bebicara yang baik dan jelas kepada supaya anak mudah memahami dan menirukan perilaku orang tua yang baik dan benar serta memberikan keleluasaan kepada anak untuk melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar
Persamaan pnelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu: meneliti tentang bahasa anak. Sedangkan, perbedannya penelitian tersebut ditinjau dari peran orang tua dan focus penelitian ini ditujukan dari peran aktif ibu. Selain itu, Penelitian ditujukan untuk anak usia dini sedangkan penelitian ini difokuskan pada anak usia sd.
2. Suciati 2017 Peran Orang Tua dalam Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini
Hasil dari penelitian tersebut yaitu orang tua
Persamaan penelitian tersebut yakni mengkaji tentang pengembangan bahasa anak.
Sedangkan, perbedannya,
25
memiliki peran penting dalam perkembangan bahasa anak. Orang tua memberikan dukungan bantuan dengan parenting (mengasuh), communicating (berkomunikasi), volunteering (sukarela), learning at home (belajar di rumah), making decision (mengambil keputusan), dan collaborating with the community (berkolaborasi dengan keluarga/masyarakat).
penelitian tersebut ditinjau dari peran orang tua dan focus penelitian ini ditujukan dari peran aktif ibu. Selain itu, Penelitian ditujukan untuk anak usia dini sedangkan penelitian ini difokuskan pada anak usia sd.
3. Meliana Sari 2018 Peran Orang Tua dalam Menstimulasi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini.
Hasil dari penelitian ini yaitu orang tua memiliki peran dalam menstimulus perkembangan bahasa anak. Peran tersebut dilakukan dengan menyediakan bahan menulis, berbicara secara ekstensif dengan anak, serta membacakan buku cerita kepada mereka.
Persamaan penelitian tersebut yakni mengkaji tentang proses pengembangan dan pemerolehan bahasa anak.
Sedangkan, perbedannya, penelitian tersebut ditinjau dari peran orang tua dan focus penelitian ini ditujukan dari peran aktif ibu. Selain itu, Penelitian ditujukan untuk anak usia dini sedangkan penelitian ini difokuskan pada anak usia sd.
4. Riyatul H ilal Muhtar, dan Tri Mahajani
2018 Pemerolehan Bahasa dan Penggunaan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar
Hasil penelitian :
Peneliti melakukan penelitian kepada salah seorang anak usia sd, dan mendapatkan hasil bahwa anak usia sd dapat menggunakan 2 bahasa
Persamaan penelitian tersebut yaitu; pemerolehan bahasa anak usia sekolah dasar. Perbedaannya, penelitian ini membahas seluruh faktor sumber pemerolehan bahasa anak usia sekolah dasar.
26
yakni bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Pemerolehan bahasa tersebut dipengaruhi oleh keluarga, guru dan lingkungan sekitar anak.
5. Julrissani 2020 Karakteristik Perkembangan Bahasa dalam Berkomunikasi Siswa Sekolah Dasar di SD Muhamammadiyah Karangbendo Yogyakarta
Hasil penelitian ini yaitu guru memiliki peran dalam pengembangan bahasa anak. Guru memberikan pengajaran dengan mengingatkan anak, memberi contoh, serta memberi sanksi yang sesuai ketika anak berbicara menggunakan bahasa yang tidak baik.
Persamaan penelitian tersebut yaitu; meneliti perkembangan bahasa dalam cara berkomunkasi anak/siswa sekolah dasar. Sedangkan perbedaannya, penelitian ini mengkaji tentang peran guru dan lingkungan sekolah.
27
2.4 Kerangka Teoritis
Kerangka teori merupakan keterkaitan antara teori yang digambarkan sebagai
dasar penelitian yang disajikan dalam bentuk bagan sebagai berikut :
2.5 Kerangka Berpikir
Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana peran ibu dalam perkembangan
bahasa Anak Usia Sekolah Dasar di SD N 4 Jekulo. Berikut uraiannya:
28
PERAN IBU DALAM PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Menurut Kurniati (2017). Bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. atau dengan definisi lain, bahasa merupakan simbolisasi dari suatu ide atau pemikiran yang ingin dikomunikasikan oleh pengirim pesan dan diterua oleh penerima pesan melalui kode tertentu baik secara verbal maupun nonverbal
Menurut Effendy (2004), peran ibu didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengasuh, mendidik, merawat, serta menentukan nilai kepribadian anaknya
Ketercapaian Kemampuan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar
Bahasa merupakan alat komunikasi yang selalu digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Kemampuan bahasa sangat penting untuk dikembangkan sejak dini.
Usia sekolah dasar merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan
bahasa anak. Karena pada usia ini anak mulai mempelajari hal-hal baru di sekolah
guna meningkatkan kemampuan intelektualnya. Bahasa anak dipengaruhi oleh
beberapa factor, faktor utamanya yaitu orang tua (ibu). Peran ibu sangat
menentukan tercapainya bahasa yang bak bagi anak. Karena, ibu merupakan
seseorang yang paling sering ditemui atau berada di lingkungan sekitar anak. Cara
berbahasa yang baik akan menunjukkan bagaimana sikap santun atau kesantunan
yang dimiliki anak.
Keberhasilan dalam mengajarkan cara berbahasa yang baik pasti melalui
sebuah proses yang tidak mudah mlai dari pengenalan kata, pembiasaan dengan
mendengar atau mengulang ucapan kata, hingga kata tersebut menjadi kata yang
tidak asing bagi anak. Ketidaktercapaian kemampuan bahasa dapat dipengaruhi
faktor-faktor lain seperti ibu pekerja yang tidak bisa intens memantau atau
membimbing anaknya sehingga peran dalam proses tersebut tidak dapat dikatakan
aktif. Adapun faktor-faktor lain seperti lingkungan sekitar anak, teman sebaya,
dan lain-lain yang menyebabkan seorang anak tidak bisa atau sulit berkomunikasi
menggunakan bahasa yang baik atau bahasa yang santun.
29
Peran Aktif Ibu
Kemampuan Bahasa Anak
Anak Usia Sekolah Dasar
Faktor-Faktor Penghambat Peran Ibu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Fokus dan Lokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti memfokuskan
permasalahan Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar
untuk mendeskripsikan berbagai macam peran yang dilakukan Ibu dalam
mengembangankan bahasa anak usia sekolah dasar.
Lokasi penelitian bertempat di SD N 4 Jekulo, Kecamatan Jekulo,
Kabupaten Kudus. alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah mudah
memperoleh akses data, lokasi mudah untuk dijangkau peneliti dan permasalahan
yang diangkat oleh peneliti terdapat di lokasi tersebut.
Penelitian akan mulai dilaksanakan pada bulan September 2020 sampai
Mei 2021. Penelitian ini sendiri meliputi tiga tahapan yakni tahap perencanaan,
pengumpulan data dan tahap pelaporan. Pada bulan September penelitian masuk
di tahap perencanaan, kemudian tahap pengumpulan data pada hulan April-Mei
2021 dan tahap pelaporan akhir pada bulan Juni 2021. Dengan adanya acuan
waktu tersebut, diharapkan penelitian yang akan dilakukan berjaan dengan lancer
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan agar memaksimalkan hasil yang telah
diharapkan sebelumnya.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan peneliti yakni menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif karena dalam proses penelitian membutuhkan kedalaman penghayatan
mengenai objek yang diteliti, penggunaan penelitian deskriptif karena peneliti
tidak turut memberi perlakuan pada variable yang diteliti sehingga data yang
diperoleh bersifat apa adanya serta teknik pengumpulan data dilakukan secara
deskriptif. Selain itu, dokumentasi kegiatan akan diperoleh selama observasi
berlangsung. Ciri utama pada penelitian ini yaitu focus penelitian yang berupa
kajian tentang suatu keadaan tertentu.
30
Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang dilandasi oleh
filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang
alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kunci dan hasilnya lebih menekankan
makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2016:15). Metode kualitatif bertujuan
untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau
berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek
penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri,
karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun
fenomena tertentu (Bungin, 2007:68). Moelong (2010:6) mendeskripsikan
penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami sebuah
fenomena tentang apa yang sedang dialami oleh subjek penelitian dengan cara
Vdeskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus.
Rahardja (2017) mendefinisikan studi kasus merupakan serangkaian kegiatan
ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu
program peristiwa dan aktivitas baik pada tingkat perorangan, kelompok, atau
organisasi guna memperoleh pengetahuan mendalam tentang sebuah peristiwa.
Dalam penelitian kualitatif peneliti cenderung memilih sesuatu peristiwa yang
unik dan terjadi di lokus tertentu.
Penelitian studi kasus biasanya difokuskan pada sebuah kasus. Seperti
apabila di suatu tempat terdapat tiga kasus yang menarik, peneliti hanya
mengambil satu dari ketiga kasus tersebut untuk diteliti. Namun, apabila ada lebih
dari satu kasus yang sama menariknya untuk diteliti, peneliti dapat melakukan
penelitian studi multi-kasus dengan syarat peneliti harus mampu menguasai
semuanya dengan baik yang keudian dibandingkan satu dengan yang lain.
Penelitian ini dilakukan dengan mengutamakan observasi langsung ke
lapangan, dengan langkah penelitian seperti yang telah dikemukakan Yunus
(dalam Rahardja,2017) bahwa penelitian studi kasus meggunakan paradigma
penelitian fenomenologi, perbedaannya yakni penelitian studi kasus memusatkan
perhatian pada satu objek tertentu dari sebuah kasus untuk dikaji. Dengan
penejelasan tersebut dapat diuraikan langkah penelitian sebagai berikut. :
31
1. Menentukan peristiwa, peneliti memahami peristiwa yang terjadi di lokus
yang telah ditentukan.
2. Mengumpulkan data yang meliputi partisipan (objek peneltian)
3. Memilih dan memfokuskan penelitian pada sebuah kasus diantara beberapa
kasus yang ditemukan.
4. Menganalisa data dan memahami proses dari sebuah kasus yang telah ada atau
menggali sebuah informasi yang tak tampak menjadi informasi yang tampak.
5. Studi literatur yang sesuai dengan topik penelitian.
6. Mempertahankan kebenaran
7. Pertimbangan Etik
Menurut Rahardja, 2017 langkah penelitian studi kasus sebagai berikut:
1. Pemilihan Tema, Topik dan Kasus. pada tahapan ini peneliti harus yakin bahwa dia memilih kasus yang termasuk bagian dari “body of knowledge” atau sesuai dengan bidang tang dipelajarinya. Proses tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 3.1. alur pembuatan judul penelitian2. Pembacaan Literatur. Setelah kasus tersebut didapatkan peneliti
mengumpulkan literatur sebanyak-banyaknya yang dapat berupa buku, jurnal, hasil-hasil penelitian terdahulu, majalah, ataupun suratkabar yang terkait dengan kasus tersebut. Dalam pengumpulan bahan bacaan peneliti harus mempertimbangkan danmemperhatikan dua aspek penting yaitu, relevansi dan kemutakhiran. Relevansi diperlukan guna mepertahankan topikatas kasus yang dibahas, kemutakhiran diperlukan agar peneliti dapat mengikuti perkembangan kelimuan yang up to date.
3. Perumusan Faktor dan masalah penelitian. Fokus penelitian perlu dibuat agar peneliti dapat fokus pada satu titik yang menjadi pusat perhatian.
4. Pengumpulan data. Pengumpulan data dalam penelitian studi kasus dapat diperoleh dari beberapa tekik seperti observasi, wawancara, da dokumetasi. Peneliti merupakan instrumen kunci yang mengatur segala proses dalam penelitian seperti lokus, waktu, obyek penelitian dan lain-lain.
5. Penyempurnaan data. Data yang telah diperoleh harus disempurnakan dengan cara membaca keseluruhan data yang merujuk pada rumusan masalah. Jika rumusan masalah dapat terjawab dengan data yang tersedia, maka data dinyatakan sempurna. Jika data belum dapat menjawab rumusan masalah
32
maka data dapat dinilai belum lengkap, sehingga peneliti harus kembali ke lapangan untuk melengkapi data dengan bertemu informan kembali.
6. Pengolahan data. Setelah data dianggap sepurna, peneliti melakukan pengolahan data, yakni melakukan pengecekan kebenaran data, mengoreksi jawaban wawancara yang kurang jelas. Tahap ini dilakukan untuk memudahkan tahap analisis
7. Analisis data. Setelah data berupa transkrip hasil wawancara dan observasi, maupun gambar, foto, catatan harian subjek dan sebagainya dianggap lengkap dan sempurna, peneliti melakukan analisis data. Analsis data Studi Kasus dan penelitian kualitatif pada umumnya hanya bisa dilakukan oleh peneliti sendiri, bukan oleh pembimbing, teman, atau melalui jasa orang lain. Sebab, sebagai instrumen kunci, hanya peneliti sendiri yang tahu secara mendalam semua masalah yang diteliti.
8. Proses analisis data. Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk memberikan makna atau memaknai data dengan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya menjadi bagian-bagian berdasarkan pengelompokan tertentu sehingga diperoleh suatu temuan terhadap rumusan masalah yang diajukan.
9. Dialog teoritik. Untuk melahirkan temuan konseptual berupa “thesis statement, setelah pertanyaan penelitian terjawab, peneliti Studi Kasus, khususnya calon magister dan lebih-lebih doktor, melakukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan dialog temuan tersebut dengan teori yang telah dibahas di bagian kajian pustaka, sehingga bagian kajian pustaka bulan sekadar ornamen belaka. Tahap ini disebut Dialog Teoretik. Sering kali terjadi ketika pertanyaan penelitian sudah terjawab, peneliti mengira tugasnya sudah selesai. Ini kesalahan umum yang terjadi pada peneliti Studi Kasus
10. Triangulasi Temuan. Agar temuan tidak dianggap bias, peneliti perlu melakukan triangulasi temuan, atau yang sering disebut sebagai konfirmabilitas, yakni dengan melaporkan temuan penelitian kepada informan yang diwawancarai. Hal ini juga jarang dilakukan peneliti Studi Kasus, mungkin karena takut hasilnya berbeda dengan yang telah dia temukan. Seorang peneliti harus jujur, sehingga temuannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah di masyarakat akademik atau masyarakat umum. Karena akan menjadi ilmuwan, seorang peneliti harus memiliki kejujuran, bertindak secara objektif, bertanggung jawab, dan profesional.
11. Simpulan Hasil Penelitian. Kesalahan umum yang sering terjadi pada bagain ini ialah peneliti mengulang atau meringkas apa yang telah dikemukakan pada bagian-bagian sebelumnya, tetapi membuat sintesis dari semua yang telah dikemukakan sebelumnya. Pada bagian ini peneliti mencantumkan implikasi teoretik. Tetapi untuk masing-masing jenjang pendidikan perlu dirumuskan temuan yang berbeda
33
Gambar 3.2 simpulan hasil penelitian studi kasus12. Laporan Penelitian. Langkah paling akhir kegiatan penelitian ialah membuat
laporan penelitian. Laporan penelitian merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan penelitian yang dituangkan dalam bahasa tulis untuk kepentingan umum.
3.3 Peranan Peneliti
Cresswell (2013;251) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang melibatkan peneliti dalam pengalaman berkelanjutan
dan terus menerus dengan partisipan. Dengan keterlibatan tersebut peneliti
berperan untuk mengidentifikasi bias, nilai, dan latar belakang pribadinya secaa
refleksif, seperti gender, sejarah, kebudayaan dan status social ekonominya yang
dapat membentuk sebuah interpretasi selama penelitian. Selain hal tersebut,
peneliti berperan dalam munculnya masalah baru dalam penelitian.
Secara operasional peranan peneliti dalam penelitian ini adalah:
1. Melakukan pengamatan terhadap bahasa yang digunakan anak-anak usia
sekolah dasar di SD 4 Jekulo
2. Melakukan wawancara dengan anak usia sd dan orang tuanya (ibu).
3. Mengolah atau menganalisis data yang telah didapatkan dari penelitian dan
pengumpulan data.
4. Menyajikan data yang telah dianalisis sebelumnya sesuai dengan kaidah
penulisan yang telah ditentukan.
34
Data
Fakta
Konsep
Proposisi
Teori
3.4 Data dan Sumber Data
3.4.1 Data
Data yang dikumpulkan peneliti dalam penelitan ini adalah data kualitatif.
Data yang akan dikumpulkan baik secara lisan maupun secara tertulis, merupakan
hasil observasi dan wawancara secara mendalam dengan narasumber, selain itu
data lain berupa tulisan diperoleh dari pendapat beberapa ahli yang diambil dari
buku maupun jurnal yang terkait.
3.4.2 Sumber Data
Dalam penelitian ini, sumber data dibagi menjadi 2 yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder:
1. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu anak usia sd sejumlah 6 anak
dan orang tua (Ibu) sebanyak 6 orang. Serta guru sebagai pihak pemberi
masukan pemilihan anak sebagai subjek penelitian.
Sumber data akan dikategorikan sebagai berikut:
Gambar 3.3 Kategori Ibu
Gambar 3.4 Kategori Anak Usia SD
Sumber data secara rinci akan dijelaskan pada tabel berikut:
35
Kategori Ibu
Usia
Pekerjaan
Tingkat Pendidikan
Kategori Anak Usia SD
Kecakapan Bahasa Tinggi
Kecakapan Bahasa Sedang
Kecakapan Bahasa Rendah
Tabel 3.1 Nama Subjek Penelitian
Nama Kelas Keterangan
MHI 3 (Tiga) Anak Usia Sekolah Dasar
AK 3 (Tiga) Anak Usia Sekolah Dasar
ARR 3 (Tiga) Anak Usia Sekolah Dasar
NKA 4 (Empat) Anak Usia Sekolah Dasar
KIN 4 (Empat) Anak Usia Sekolah Dasar
MTA 4 (Empat) Anak Usia Sekolah Dasar
Nama Pekerjaan Keterangan
MSF Pedagang Kelapa Ibu dari AK
MRY Karyawan Pasar Ibu dari ARR
SKN Ibu Rumah Tangga Ibu dari NKA
YLT Ibu Rumah Tangga Ibu dari MTA
NH Karyawan Pasar Ibu dari MHI
ER Ibu Rumah Tangga Ibu dari KIN
2. Sumber data sekunder berasal dari dokumentasi penelitian, catatan
penelitian dan data pendukung lainnya yang akan digunakan sebagai data
pendukung penelitian.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2016:308) Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
kualitatif adalah mendapatkan data. Tahap pengumpulan data menajdi tahap yang
paling penting karena dalam tahap ini peneliti akan mendapatkan data yang akan
diolah atau dianalisis. Dalam penelitian ini teknik yang akan dignakan untuk
mengumpulkan data yaitu :
1. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang sesuai
dengan penelitian karena mengadakan pengamatan secara langsung atau disebut
36
dengan pengamatan terlibat, dimana peneliti juga menjadi instrumen atau alat
dalam penelitian sehingga peneliti harus mencari data sendiri dengan terjun
langsung atau mengamati dan mencari langsung ke beberapa informan yang telah
ditentukan sebagai sumber data. Sutopo (2002:63) menjelaskan bahwa observasi
merupakan langkah yang digunakan dalam menggali data dari sumber data yang
dapat berupa peristiwa, tempat dan lokasi serta rekaman gambar.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan kegiatan penelitian di daerah Desa
Jekulo dengan focus penelitian anak usia sekolah dasar (SD 4 Jekulo) dan ibu
mereka yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran seorang ibu dalam
perkembangan kemampuan berbahasa anak.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut (Moleong, 2010: 186).
Sugiyono (2010: 194) menyatakan bahwa wawancara di bagi menjadi 2
jenis, yakni wawancara terstuktur dan wawancara tidak struktur. Wawancara
terstruktur merupakan wawancara yang dilakukan secara terencana dengan
terlebih dahulu mempersiapakan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang dilakukan secar bebas, dimana peneliti tidak perlu menggunakan
pedoman-pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk
mengumpulkan data. Cresswell (2013:267) menjelaskan dalam penelitian
kualitatif dapat melakukan wawancara tatap muka dengan artiipan, menggunakan
telepon atau terlibat langsung dalam kelompok tertentu
Esterberg (dalam Sugiyono, 2010:319) mengemukakan terdapat 3 macam
wawancara, yaitu :
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan dalam teknik pengumpulan data. Dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative
37
jawabannya telah disiapkan dengan wawancara terstrktur, setiap responden
diberikan pertanyaan yang sama dan pengumpulan data mencatatya.
2. Wawancara Semiterstruktur
Wawancara semiterstruktur dalam pelaksanaanya lebih bebas dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini untuk
menemukan masalah secara lebih terbuka. Dengan kata lain pihak yang di
wawancarai diminta untuk memberikan pendapat dan ide-idenya.
3. Wawancara Tak Terstruktur
Pelaksanaan wawancara ini tidak menggunakan pedoman wawancara yang
disusun sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya
Teknik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yaitu
wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara sistematis
dan pertanyaan yang diajukan telah disusun lebih tepatnya peneliti
mempersiapkan skala psikologi yang harus diisi informan dengan memilih
jawaban selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah, setiap jawaban memiliki
poin masing-masing. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan peneliti
memiliki akurasi tinggi atau valid. Sebelumnya wawancara dilakukan peneliti
dengan beberapa informan, yakni Anak usia sekolah dasar, dan Ibu dari anak
tersebut.
Kriteria Penilaian Wawancara dengan Ibu Anak Usia Sekolah Dasar Terkait
Peran dalam Perkembangan Bahasa Anak
Skor Interval Kategori
4 65 — 80 Sangat Baik (SB)
3 50 — 64 Baik (B)
2 35 — 49 Cukup (C)
1 20 — 34 Kurang (K)
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah langkah dalam pengambilan gambar terhadap kegiatan
atau peristiwa penting dalam penelitian. Semua kejadian yang berpengaruh dalam
38
pengumpulan data dilapangan seperti wawancara, observasi dan lainnya akan
didokuemntasikan dalam gambar untuk menjadi sumber data pendukung dalam
penelitian. Menurut Sugiyono (2010:329) dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang telah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-
karya kehidupan. Studi dokumen merupakan pelengkap dalam observasi dan
wawancara. Dokumentasi yang dikumpulkan dilapangan berupa gambar-gambar
aktivitas
4. Pencatatan
Pencatatan segala hal berhubungan dengan kasus penelitian yang terjadi di
lapangan merupkan kegiatan penting yang harus dilakukan peneliti. Catatan
lapangan dapat dilakukan secara sederhana menggunakan kertas, buku dan
handphone, selain catatan lapangan juga dapat dilakukan menggunakan lembar
observasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kertas atau buku dalam
mengumpulan informasi yang didapat sebgai bahan pendukung dalam penelitian.
3.6 Keabsahan Data
Moloeng (2014:324) menyatakan dalam menentukan kabsahan dasa
diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas
kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang dinyatakan oleh lexy yaitu:
1. Kepercayaan (Credibillity)
Kriteria ini berfungsi sebagai validitas dalam melaksanakan inkuiri seemikian
rupa sampai tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dengan
mempertunjukan derajat hasil-hasil penemuan dan jalan pembuktian oleh penliti
pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Terdapat sebuah istilah triangulasi
dalam menentukan kredibilitas sebuah penelitian. Sugiyono (2007:127)
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Terdapat
triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk mengkaji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber dan melakukan
pengecekan ulang terhadap hasil penelitian kepada sumber (informan).
39
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misal data
diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi.
3) Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar,
belum banyak masalah akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih
kredibel. Pengujian keabsahan data dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengecekkan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu /
situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan secara berulang-ulang sampai ditemukan kapasitas datanya
2. Keteralihan (Transferbillity)
Keteralihan berfingsi untuk mengumpulkan kejadian empiris yang
ditemukan tentang kesamaan konteks. Sehingga penelitian bertanggung jawab
untuk menyediakan data deskriptif secukupknya dengan uraian yang rinci.
3. Kebergantungan (Dependabillity)
Kebergantungan pada dasaranya merupakan substansi kriteria kesamaan
fungsi dari istilah reliabilitas pada penelitian nonkualitatif.
4. Kesamaan (Confirmability)
Kriteria ini berasal dari konsep objektivitas pada penelitian
nonkualitatif yang terdapat perlawanan makna anatar objektif dan subjektif.
Jika objektif itu berarti dapat dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan,
sedangkan subjektif berarti tidak dapat dipercaya atau melenceng, maka
penelititan kualitatif mengalihkan istilah objektif menjadi kenyataan.
3.7 Analisis Data
Penelitian kualitatif deskriptif menggunakan analisis data, yaitu:
1. Reduksi Data
Analisis data dalam penelitian berlangsung bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Diantaranya adalah melalui reduksi data, penyajian data, dan
40
verifikasi. Miles Dan Huberman (dalam Nugrahani, 2014: 173) menyatakan
Reduksi data merupakan rangkuman dari hal-hal penting seperti memilih dan
memfokuskan hal pokok dan membuang hal yang tidak diperlukan serta mencari
tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penliti dalam melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian Data (Data Display)
Tahap selanjutnya adalah penyajian data yang merupakan sekumpulan
informasi yang telah tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Miles dan Huberman (dalam Nugrahani
2014: 175) menyatakan penyajian data dalam penelitian kualitatif menggunakan
data secara deskriptif yang bersifat naratif.
3. Verifikasi Atau Penyimpulan (Conclusion Drawing)
Tahap terkahir yakni verifikasi data yang merupakan penarikan
kesimpulan berdasarkan analisis data dalam penelitian. Menurut Miles Dan
Huberman (Dalam Nugrahani, 2014: 177) menyatakan penarikan kesimpulan
merupakan suatu tujuan ulang pada catatan lapangan yang didukung bukti-bukti
yang valid dan konsisten, Maka data tersbut dapat dinyatakan sebagai data yang
kredibel.
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Latar Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan menguraikan tentang kondisi geografis
daerah penelitian, kondisi sosial ekonomi penduduk, kondisi sosial keagamaan,
kondisi sosial pendidikan dan kondisi sekolah tujuan penelitian. Secara rinci akan
dijelaskan sebagai berikut:
4.1.1 Kondisi Geografis Daerah Penelitian
Secara geografis wilayah Desa Jekulo berada di Kecamatan Jekulo
Kabupaten Kudus. Berbatasan dengan Desa Klaling di sebelah timur, Desa
Hadipolo di sebelah barat, Desa Bulung di sebelah selatan, dan Desa Tanjung
Rejo di sebelah utara. Desa Jekulo memiliki wilayah seluas 223.70 Ha dan terbagi
menjadi 5 dukuh yang terdiri dari 11 RW dan 46 RT. Dengan jumlah penduduk
11.121 jiwa.
Sarana dan Prasarana di Desa Jekulo sudah dapat dikatakan lengkap. Desa
Jekulo memiliki kondisi jalan yang cukup baik, sehingga semua tempat di Desa
Jekulo dapat diakses dengan mudah. Warga di Desa Jekulo mayoritas sudah
memiliki alat transportasi pribadi yang digunakan sebagai akomodasi sehari-hari
seperti; sepeda, motor, ataupun mobil. Jaringan listrik dan alat komunikasi juga
sudah digunakan oleh warga untuk membantu melakukan aktivitas sehari-hari.
Fasilitas yang tersedia di Desa Jekulo sudah memadai dan dapat digunakan warga
seitar untuk kehidupan sehari-hari mereka.
Keunggulan yang ada di Desa Jekulo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus
ialah letaknya yang strategis, tidak di pusat kota yang ramai namun juga tidak di
pelosok desa yang jauh dari jangkauan. Letak yang strategis ini banyak
dimanfaatkan warga sekitar untuk berwirausaha mulai dari berdagang kebutuhan
pokok, menawarkan jasa seperti penjahit baju, mendirikan usaha tempat makan
dan sebagainya. Tidak hanya itu, di Desa Jekulo terkenal dengan banyaknya
Pondok Pesantren yang menjadi ikon Desa Jekulo.
42
4.1.2 Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk
Warga di Desa Jekulo memiliki berbagai macam mata pencaharian. Mulai
dari guru, TNI, wirausahawan, maupun penyedia jasa. Mayoritas warga Desa
Jekulo berprofesi sebagai pedagang, baik pedagang baju, pedagang kitab,
pedagang sembako, dan lain-lain. Beberapa warga memilih berjualan karena di
Desa Jekulo padat penduduk, ditambah dengan banyaknya santri dari pondok
pesantren. Berbagai pekerjaan akan ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Pekerjaan Warga Desa Jekulo
N
OPEKERJAAN
DATA
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Belum/Tidak Bekerja 1,465 1,370 2,8352 Mengurus Rumah Tangga 811 8113 Pelajar/Mahasiswa 762 701 1,4634 Pensiunan 50 36 865 Pegawai Negeri Sipil (Pns) 70 52 122
6 Tentara Nasional Indonesia (Tni) 11 11
7 Kepolisian Ri (Polri) 11 1 128 Perdagangan 12 38 509 Petani/Pekebun 39 15 5410 Nelayan/Perikanan 1 111 Industri 4 17 2112 Konstruksi 1 1 213 Transportasi 4 414 Karyawan Swasta 569 389 95815 Karyawan Bumn 17 4 2116 Karyawan Bumd 1 1 217 Karyawan Honorer 6 5 1118 Buruh Harian Lepas 1,233 936 2,16919 Buruh Tani/Perkrbunan 16 4 2020 Tukang Cukur 1 121 Tukang Listrik 1 122 Tukang Batu 12 1223 Tukang Kayu 10 1024 Tukang Las/Pandai Besi 7 725 Tukang Jahit 12 20 3226 Tukang Rias 3 327 Mekanik 21 21
43
28 Seniman 1 129 Ustadz/Mubaligh 11 7 1830 Anggota Dprd Kab 1 131 Dosen 9 6 1532 Guru 72 120 19233 Notaris 2 1 334 Arsitek 1 135 Dokter 2 4 636 Bidan 7 737 Perawat 1 5 638 Apoteker 2 239 Pelaut 2 240 Sopir 48 4841 Pedagang 223 438 66142 Perangkat Desa 9 1 1043 Kepala Desa 2 244 Wiraswasta 284 111 39545 Pekerjaan Lainnya 1 1 2
TOTAL 5,004 5,108 10,112Sumber : Data Kependudukan Desa Jekulo Tahun 2020
4.1.3 Kondisi Sosial Keagamaan
Berdasarkan data yang telah didapatkan, dari 10.441 penduduk yang
menganut agama Islam sebanyak 99%, agama Kristen 0,82% dan Agama Katholik
0,19%. Dari data tersebut dapat diketahui mayoritas penduduk Desa Jekulo
menganut agama Islam. Hal tersebut menjadi pengaruh besar bagi karakteristik
warga karena pesan nilai religious sangat menentukan bagaimana karakterustuj
asyarakat di suatu daerah. Terlebih lagi, banyak didirikan Pondok Pesantren,
sehingga kehidupan sosial agama di Desa Jekulo bernuansa islami.
4.1.4 Kondisi Sosial Pendidikan.
Lembaga pendidikan yang ada di Desa Jekulo dari tingkat prasekolah,
hingga tingkat sekolah menengah. Terdapat 2 PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini) yakni PAUD Al-Azhar dan PAUD , 3 TK (Taman Kanak-kanak) yakni TK
Pertiwi, TK Nurul Ulum dan TK Al-Azhar, 6 SD (Sekolah Dasar) yakni SD 1
Jekulo, SD 2 Jekulo, SD 3 Jekulo, SD 4 Jekulo, SD 5 Jekulo SD 6 Jekulo, 1 MI
(Madrasah Ibtida’iyah) yakni MI Al-Yasiniyah, dan 1 SMP (Sekolah Menengah
Pertama) yakni SMP 1 Jekulo.
44
Dengan adanya berbagai lembaga pendidikan yang ada di Desa Jekulo
memberi dampak terhadap tingkat pendidikan penduduk Desa Jekulo. Tempat
lembaga pendidikan yang menyebar luas di seluruh penjuru desa juga
mempengaruhi pendidikan penduduk, karena dengan letak sekolah yang menyebar
tersebut memudahkan penduduk untuk menjangkau sekolah tersebut.
Tingkat pendidikan penduduk di Desa Jekulo sudah dikatakan cukup baik.
Dari data yang di dapatkan terdapat 2% penduduk yang tidak/belum bersekolah,
6% belum tamat SD, 22% Tamat SD,16% SMP, 22% SMA, 7% Diploma/Strata I,
0.5% Strata 2 dan 0.001% Strata 3.
4.1.5 Kondisi Sekolah Tujuan Penelitian
Sekolah Dasa Negeri 4 Jekulo berdiri sejak tahun 1967 dengan nama awal
berdiri SD Jekulo 4. Lalu, pada tahun 1983 dirubah menjadi SD Negeri 4 Jekulo
Identitas Sekolah:
Nama Sekolah : SD N 4 Jekulo
NSS : 101031906039
NPSN : 20317351
Alamat : Jl. KH. Ali Sanusi 02/01, Jekulo, Kudus, Jawa Tengah
No. Tlp : (0291) 4246250
E-mail : [email protected]
Akreditasi : A
Status Sekolah: Negeri
Nomor SK : 005/UPA-S/M/2010
Tabel 4.2 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD Negeri 4 Jekulo.
No
.
Nama Jabatan Keterangan
1. Subiyanto, S.Pd.SD Kepala Sekolah Kepala Sekolah
2. Mas’amah, S.Pd.SD Wali Kelas I Guru
3. Noor Chanifah, S.Pd.SD Wali Kelas II Guru
4. Yang Suwito, S.Pd. Wali Kelas III Guru
5. Sumiyati, S.Pd.SD Wali Kelas IV Guru
45
6. Jumadi, S.Pd.SD Wali Kelas V Guru
7. Harsiwi, S.Pd. Wali Kelas VI Guru
8. Muhammad Prayitno, S.Pd.I Guru PAI Guru
9. Alien Andarini S.Pd. Guru Bahasa Inggris Guru
10. Wahyu Widyastuti Staf TU Tenaga Pendidik
11. Nanik Staf TU Tenaga Pendidik
12. Arif Amir Syaifuddin Penjaga Sekolah Tenaga Pendidik
13. Khairul Saleh Staf Perpustakaan Tenaga Pendidik
Sumber: Arsip SD N 4 Jekulo.
Kurikulum SD N 4 Jekulo
Adanya peralihan system pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi
telah menjadikan perubahan paradigma dalam unsur pemerintahan, salah satunya
pendidikan. Perubahan dalam aspek pendidikan salah satunya terdapat pada
kurikulumnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006 telah
disempurnakan menjadi Kurikulum 2013 (K13). SD N 4 Jekulo mulai
menerapkan K13 sebagai kurikulum sekolah sejak Tahun 2017/2018 yang
dilakukan secara bertahap yakni pada tahun ajaran 2017/2018 pada kelas 1 dan 4.
Lalu Tahun 2018/2019 pada kelas 2 dan 5, Dan pada Tahun 2019/2020 seluruh
kelas pada SD N 4 Jekulo sudah menggunakan Kurikulum 2013.
Visi dan Misi SD Negeri 4 Jekulo
Visi :
Terwujudnya Kudus yang semakin sejahtera dengan mewujudkan wajib
belajar 12 Tahun yang terjangakau dan berkualitas
Misi :
1. Mewujudkan Pembelajaran Aktif, Efektif, Inovatif, dan
Menyenangkan.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan, kehandalan dan keteladanan
yang baik, sesuai karakter budaya bangsa Indonesia dan kewawasan
lingkungan.
46
3. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaan agama yang dianutnya,
untuk diamalkan secara optimal.
4. Menumbhkan suasana yang kondusif.
5. Meningkatkan kesejahteraan sekolah.
4.1.6 Profil Subjek Penelitian
Sebelum menentukan subjek penelitian, peneliti meminta rekomendasi dari
guru kelas 3 dengan kategori siswa yang memiliki tingkat (berdasarkan nilai)
Bahasa Indonesia Tinggi, Sedang dan Rendah.
Gambar 4.1 Peneliti Meminta Rekomendasi Siswa Kepada Wali Kelas 3
(Tanggal 25 Mei 2021)
Ibu Sumiyati S.Pd,SD. merekomendasikan beberapa siswa yang memiliki
nilai Bahasa tingg, sedang dan rendah. Selain dari nilai, beliau merekomendasikan
siswa dari keaktifannya di kelas. Terdapat 6 siswa yang beliau rekomendasikan,
yakni 2 siswa dengan nilai bahasa tinggi, 2 siswa dengan nilai bahasa sedang, dan
2 siswa dengan nilai bahasa rendah.
Setelah mendapatkan rekomendasi siswa, peneliti meminta data siswa
tersebut untuk melakukan penelitian kepada Ibu masing-masing siswa yang telah
direkomendasikan. Berikut profil subjek penelitian ini:
1. Ibu MSF (Ibu dari AK)
Ibu MSF merupakan warga RT 01 RW 10 Dusun Kauman Desa
Jekulo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Beliau adalah Ibu dari AK siswa
kelas 3 SD N 4 Jekulo. Jenjang pendidikan terakhirnya yakni SMA. Beliau
47
berusia 45 Tahun dan memiliki pekerjaan sebagai pedagang kelapa di pasar.
Dalam kehidupan sehari-hari beliau menghabiskan waktu kurang lebih 6 jam
untuk bekerja, dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00. Diluar jam tidur Ibu
MSF menghabiskan waktu bersama anaknya kira-kira 8 jam/hari. Dengan
jumlah waktu yang relatif banyak, Ibu MSF dapat meluangkan waktu untuk
menemani anak mempelajari bahasa dari berbagai sumber atau kegiatan.
AK merupakan siswa kelas tiga dengan nilai bahasa yang sedang, di
semester 1 nilainya 85 dan semester 2 yakni 84. Dengan nilai yang cukup
bagus dan didukung keaktifan yang relatif baik, AK menjadi salah satu siswa
yang direkomendasikan wali kelasnya sebagai siswa dengan kecakapan
bahasa sedang.
2. Ibu MRY (Ibu dari ARR)
Ibu MRY merupakan warga RT 03 RW 10 Dusun Kauman Desa
Jekulo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Beliau adalah Ibu dari ARR
siswa kelas 3 SD N 4 Jekulo. Jenjang pendidikan terakhirnya yakni MA.
Beliau berusia 30 Tahun dan memiliki pekerjaan karyawan toko di pasar.
Dalam kehidupan sehari-hari beliau menghabiskan waktu kurang lebih 6 jam
untuk bekerja, dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00. Diluar jam tidur Ibu
MRY menghabiskan waktu bersama anaknya kira-kira 6 jam/hari. Dengan
jumlah waktu yang relatif banyak, Meskipun sebagai Ibu single parent, Ibu
MRY tetap meluangkan waktu untuk menemani anak mempelajari banyak hal
termasuk bahasa dari berbagai sumber atau kegiatan.
ARR merupakan salah satu siswa yang direkomendasikan oleh wali
kelasnya. ARR tergolong siswa pintar dalam pelajaran sekolah, termasuk
dalam aspek bahasa. Nilai ARR di semester 1 yakni 91 dan di semester 2
yakni 92, selain itu, Ia aktif berkomunikasi dengan guru melalui media virtual
yakni sering menanyakan seputar pembelajaran dengan pesan suara di
whatsapp. Berdasakan hal tersebut Ia menjadi salah satu siswa yang
direkomendasikan wali kelas sebagai siswa dengan kecakapan bahasa tinggi.
3. Ibu SKN (Ibu dari NKA)
48
Ibu SKN merupakan warga RT 01 RW 10 Dusun Kauman Desa
Jekulo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Beliau adalah Ibu dari NKA
siswa kelas 3 SD N 4 Jekulo. Jenjang pendidikan terakhirnya yakni SD.
Beliau merupakan ibu rumah tangga yang berusia 46 Tahun. Dalam kegiatan
sehari-hari beliau membantu suaminya mempersiapkan dagangan ojek
pemthol. Selain kesibukan tersebut Ia hanya focus mengurus rumah tangga
dan anak-anaknya.
NKA merupakan siswa SD N 4 Jekulo kelas 3. Ia merupakan anak
terakhir dari Ibu SKN. Ia direkomendasikan oleh wali kelasnya karena
memiliki kendala dalam pembelajaran salah satunya bahasa. Diantara teman-
temannya yang sudah dapat menulis dan membaca dengan benar. Ia masih
mengalami kesulitan. Nilai-nilainya pun bisa dikatakan rendah yakni pada
semester 1 76 dan pada semester 2 78. Hal ini yang mendasari wali kelas
untuk merekomendasikannya.
4. Ibu YLT (Ibu dari MTA)
Ibu YLT merupakan warga RT 01 RW 10 Dusun Kauman Desa
Jekulo Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Beliau adalah Ibu dari MTA
siswa kelas 3 SD N 4 Jekulo. Jenjang pendidikan terakhirnya yakni SMP.
Beliau berusia 44 Tahun. Kegiatan sehari-hari beliau yakni mempersiapkan
dagangan suaminya, beliau tidak memiliki pekerjaan lain atau dapat
dikatakan beliau adalah Ibu Rumah Tangga. Diluar jam tidur Ibu YLT
menghabiskan waktu bersama anaknya setiap saat. Namun, banyaknya waktu
tersebut tidak tentu Beliau gunakan untuk mengajarkan bahasa kepada
anaknya.
MTA merupakan siswa SD N 4 Jekulo kelas 3. Ia merupakan slaah
satu siswa yang direkomendasikan oleh wali kelasnya karena memiliki
kendala dalam aspek bahasanya. MTA kerap berbicara dengan terbata-bata
ketika menyusun kalimat disetiap ucapannya. Ia juga mengalami kesulitan
dalam menuliskan kalimat Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Nilai-
nilainya pun bisa dikatakan rendah yakni pada semester 1 78 dan pada
49
semester 2 77. Berdasarkan hal tersebut wali kelas merekomendasikannya
untuk menjadi salah satu subjek penelitian ini.
5. Ibu NH (Ibu dari MHI)
Ibu NH merupakan warga RT 02 RW 11 Dusun Kauman Desa Jekulo
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Beliau adalah Ibu dari AK siswa kelas
3 SD N 4 Jekulo. Jenjang pendidikan terakhirnya yakni SMA. Beliau berusia
45 Tahun dan memiliki pekerjaan sebagai karyawan toko di pasar kliwon.
Dalam kehidupan sehari-hari beliau menghabiskan waktu kurang lebih 7 jam
untuk bekerja, dari pukul 09.00 hingga pukul 16.00. Diluar jam tidur Ibu
MSF menghabiskan waktu bersama anaknya kira-kira 7 jam/hari. Dengan
waktu yang singkat Ibu NH berusaha membagi waktunya untuk bekerja dan
mengajarkan bahasa kepada anaknya.
MHA merupakan siswa kelas tiga SD N 4 Jekulo dengan nilai bahasa
yang sedang, di semester 1 nilainya 83 dan semester 2 yakni 87. Dengan nilai
yang yang tergolong bagus, dan kemampuan MHA untuk berbicara dengan
ancar menggunakan Bahasa Indonesia, MHA menjadi salah satu siswa yang
direkomendasikan wali kelasnya sebagai siswa dengan kecakapan bahasa
sedang.
6. Ibu ER (Ibu dari KIN)
Ibu ER merupakan warga RT 01 RW 10 Dusun Kauman Desa Jekulo
Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus. Beliau adalah Ibu dari KIN siswa kelas
3 SD N 4 Jekulo. Jenjang pendidikan terakhirnya yakni Sarjana. Beliau
berusia 37 Tahun. Dalam kehidupan sehari-hari beliau menghabiskan banyak
waktu di rumah, karena beliau merupakan Ibu Rumah Tangga namun
memiliki usaha makanan di rumah. Beliau sering menghabiskan banyak
waktu di rumah bersama karena pekerjaannya tidak memerlukan waktu yang
banyak di luar rumah. Sebagai Ibu single parent Ia dituntut untuk mencari
nafkah juga merawat segala urusan rumah tangga. Namun, hal tersebut tidak
membuat Ibu ER mengesampingkan urusan anak-anaknya termasuk
mengajarkan bahasa.
50
KIN merupakan siswa kelas tiga SD N 4 Jekulo yang dapat
digolongkan sebagai siswa pintar. Tidak hanya dalam mata pelajaran, Ia dapat
berkomunikasi dengan baik ketika berbicara dengan guru maupun eman
sebayanya. Selain itu nilai Bahasa Indonesia yang Ia peroleh sangat bagus
yakni 91 di semester 1 dan 93 ketika semester 2. Berdasarkan hal itu KIN
menjadi salah satu siswa yang direkomendasikan wali kelasnya sebagai siswa
dengan kecakapan bahasa tinggi.
4.2 Deskripsi Temuan dan Pembahasan Hasil Analisis Data
Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa hal yakni; (1) Bentuk Peran Ibu
dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar, (2) Faktor-Faktor yang
Menyebabkan Peran Ibu Tidak Optimal, (3) Peran Ibu dalam Perkembangan
Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar.’
4.2.1 Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar
Bahasa merupakan alat utama yang digunakan dalam berkomunikasi di
kehidupan sehari-hari, Dengan bagusnya kemampuan bahasa seorang anak maka
kemampuan anak untuk menguasai hal lain juga akan lebih mudah, karena dalam
memahami atau mempelajari suatu hal diperlukan kemampuan berbahasa.
Dalamnya kosa kata atau bahasa yang dimiliki seseorang akan mempermudahnya
memahami dan mempelajari hal-hal baru..Pusari (2021:1) menjelaskan bahwa
bahasa dan kecerdasan adalah dua wilayah yang saling berhubungan, bahasa dapat
menentukan kecerdasan dan kecerdasan bisa diselesaikan menggunakan bahasa.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa bahasa dan kecerdasan merupakan
hal yang saling berkaitan. Oleh sebab itu, kemampuan bahasa seseorang harus
sudah diperhatikan sejak dini. Dengan kesadaran dari lingkungan sekitar anak
terkait perkembangan bahasanya secara lebih awal, akan memberikan pengaruh
atau dampak yang sangat besar terhadap kemampuan bahasanya kelak.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan ada beberapa anak yang
belum bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, banyak dari mereka yang
menggunakan bahasa Jawa ketika di sekolah. Padahal seharusnya anak harus bisa
menggunakan bahasa keseharian dengan bahasa Indonesia karena berada di dalam
lembaga pendidikan yang formal, dan anakpun hidup dan tumbuh bersama
51
lingkungannya. Ketika anak belum bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik maka akan menghambat berlangsungnya pemahaman akan ilmu yang
disampaikan gurunya, karena anak tidak mengerti atau tidak paham apa yang
dijelaskan oleh gurunya.
Banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak,
akan peneliti fokuskan kepada faktor peranIibu. Peran Ibu merupakan hal yang
sangat berpengaruh terhadap kecakapan bahasa anak. Latifatun Najah (2017:4)
dari hasil penelitiannya diketahui bahwa Ibu dalam proses perkembangan bahasa
anak berperan sebagai pendamping sekaligus pembimbing. Ibu mendampingi
anak saat melakukan proses pemerolehan bahasa serta membimbing anak dengan
memberikan stimulus-stimulus yang berfungsi untuk meningkatkan
perkembangan bahasa anak
Dari temuan yang telah diperoleh peneliti selama proses penelitian
dijelaskan bahwa Ibu sangat dibutuhkan anak untuk membantu mengembangkan
bahasa. Sebelum masuk pada penjelasan, peneliti memaparkan hasil temuan
berupa skor yang didapatkan dari kuesioner atau skala dari subjek Ibu sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Hasil Skor Angket Mengenai Peran bu dalam
Perkembangan Bahasa Anak
NamaNo
IbuER
IbuMRY
IbuNH
IbuMSF
IbuSKN
IbuYLT
1. 3 4 3 2 1 12. 3 4 2 3 1 23. 3 3 2 2 2 24. 2 2 2 2 1 15. 2 2 2 2 1 16. 2 2 3 2 1 17. 3 4 3 3 2 38. 4 3 3 2 2 29. 4 4 3 2 1 310. 4 4 3 2 1 311. 4 4 3 3 3 212. 3 3 3 3 2 213. 4 4 2 3 3 314. 4 4 2 3 3 3
52
15. 2 3 2 3 2 216. 2 3 3 4 1 317. 3 3 3 4 4 218. 3 3 2 3 2 219. 4 4 3 3 2 220. 2 3 1 1 1 1
JumlahSkor 61 66 49 52 32 41
Kesimpulan :
Ibu ER berperan dengan “baik” dalam perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar
Ibu MRY “sangat” berperan dalam perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar
Ibu NH “cukup” berperan dalam perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar
Ibu MSF berperan dengan “baik” dalam perkemangan bahasa anak usia sekolah dasar
Ibu SKN “kurang” berperan dalam perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar
Ibu YLT “cukup” berperan dalam perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar.
Dari hasil temuan tersebut, peran Ibu dalam perkembangan bahasa anak
usia SD tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Peran Ibu ER dalam perkembangan bahasa anaknya yakni dikategorikan baik,
karena mendapatkan skor 61, skor tersebut masuk ke dalam interval 50—64.
Dari 20 pernyataan seputar peran yang dilakukan oleh Ibu terhadap
perkembangan bahasa anaknya rata-rata Ibu ER menjawab sering melakukan
hal-hal tersebut yakni . sering membacakan cerita atau dongeng sederhana
sebelum tidur, menyanyikan lagu pengantar tidur, menyanyikan lagu sederhana
ketika bersama anak, menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi. Ibu ER
juga sering menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita, menggunakan bahasa
tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari, menyebutkan
nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama, meminta anak
mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya,
memperkenalkan kata-kata baru melalui majalah/koran/televisi atau media
53
massa lain, memperkenalkan kata-kata baru melalui buku cerita,
memperkenalkan kata-kata baru ketika bepergian, memberi contoh pengucapan
susunan kalimat yang benar, mengajak anak berpendapat mengenai hal yang
disukai, mengajak nak berpendapat mengenai hal yang tidak disukai,
memancing respon anak dengan membacakan cerita-cerita sederhana yang
membutuhkan respon anak, membacakan cerita kesukaan anak, memberikan
pertanyaan terbuka kepada anak, memberikan waktu untuk bermain dengan
anak di setiap harinya, mengajak anak berbicara ketika melakukan aktivitas
sehari-hari di dalam rumah, memberikan contoh pengucapan kata yang benar
dengan permainan suara
2. Ibu MRY
Peran Ibu MRY dalam perkembangan bahasa anaknya yakni dikategorikan
sangat baik, karena mendapatkan skor 66, skor tersebut masuk ke dalam
interval 65—80, Dari 20 pernyataan seputar peran yang dilakukan oleh Ibu
terhadap perkembangan bahasa anaknya rata-rata Ibu MRY menjawab sering
melakukan hal-hal tersbut, yakni : sering membacakan cerita atau dongeng
sederhana sebelum tidur, menyanyikan lagu pengantar tidur, menyanyikan lagu
sederhana ketika bersama anak, menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi,
menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita, menggunakan bahasa tubuh ketika
berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari, menyebutkan nama benda
yang sedang anak dan ibu amati bersama, meminta anak mengulangi kata yang
telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya, memperkenalkan kata-
kata baru melalui majalah/koran/televisi atau media massa lain,
memperkenalkan kata-kata baru melalui buku cerita, memperkenalkan kata-
kata baru ketika bepergian, memberi contoh pengucapan susunan kalimat yang
benar, mengajak anak berpendapat mengenai hal yang disukai, mengajak nak
berpendapat mengenai hal yang tidak disukai, memancing respon anak dengan
membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon anak,
membacakan cerita kesukaan anak, memberikan pertanyaan terbuka kepada
anak, memberikan waktu untuk bermain dengan anak di setiap harinya,
mengajak anak berbicara ketika melakukan aktivitas sehari-hari di dalam
54
rumah, memberikan contoh pengucapan kata yang benar dengan permainan
suara
3. Ibu NH
Peran Ibu NH dalam perkembangan bahasa anaknya yakni dikategorikan
cukup, karena mendapatkan skor 49, skor tersebut masuk ke dalam interval 35
—49, Dari 20 pernyataan seputar peran yang dilakukan oleh Ibu terhadap
perkembangan bahasa anaknya rata-rata Ibu NH menjawab jarang melakukan
hal-hal tersebut. Terkadang Ibu NH membacakan cerita atau dongeng
sederhana sebelum tidur, menyanyikan lagu pengantar tidur, menyanyikan lagu
sederhana ketika bersama anak, menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi,
menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita, menggunakan bahasa tubuh ketika
berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari, menyebutkan nama benda
yang sedang anak dan ibu amati bersama, meminta anak mengulangi kata yang
telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya, memperkenalkan kata-
kata baru melalui majalah/koran/televisi atau media massa lain. Selain itu
terkadang beliau memperkenalkan kata-kata baru melalui buku cerita,
memperkenalkan kata-kata baru ketika bepergian, memberi contoh pengucapan
susunan kalimat yang benar, mengajak anak berpendapat mengenai hal yang
disukai, mengajak anak berpendapat mengenai hal yang tidak disukai,
memancing respon anak dengan membacakan cerita-cerita sederhana yang
membutuhkan respon anak, membacakan cerita kesukaan anak, memberikan
pertanyaan terbuka kepada anak, memberikan waktu untuk bermain dengan
anak di setiap harinya, mengajak anak berbicara ketika melakukan aktivitas
sehari-hari di dalam rumah, Beliau tidak pernah memberikan contoh
pengucapan kata yang benar dengan permainan suara
4. Ibu MSF
Peran Ibu MSF dalam perkembangan bahasa anaknya dapat dikategorikan baik,
karena mendapatkan skor 52, skor tersebut masuk ke dalam interval 50—64,
Dari 20 pernyataan seputar peran yang dilakukan oleh Ibu terhadap
perkembangan bahasa anaknya rata-rata Ibu msf menjawab pernah melakukan
hal-hal tersebut dengan keterangan sering. Ibu MSF sering membacakan cerita
55
atau dongeng sederhana sebelum tidur, menyanyikan lagu pengantar tidur,
menyanyikan lagu sederhana ketika bersama anak, menggunakan bahasa tubuh
dalam bernyanyi, menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita, menggunakan
bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari,
menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama, meminta
anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan
pengucapannya, memperkenalkan kata-kata baru melalui
majalah/koran/televisi atau media massa lain, memperkenalkan kata-kata baru
melalui buku cerita, memperkenalkan kata-kata baru ketika bepergian,
memberi contoh pengucapan susunan kalimat yang benar, mengajak anak
berpendapat mengenai hal yang disukai, mengajak nak berpendapat mengenai
hal yang tidak disukai, memancing respon anak dengan membacakan cerita-
cerita sederhana yang membutuhkan respon anak, membacakan cerita
kesukaan anak, memberikan pertanyaan terbuka kepada anak, memberikan
waktu untuk bermain dengan anak di setiap harinya, mengajak anak berbicara
ketika melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah, memberikan contoh
pengucapan kata yang benar dengan permainan suara
5. Ibu SKN
Peran Ibu SKN dalam perkembangan bahasa anaknya yakni dikategorikan
kurang, karena mendapatkan skor 32, skor tersebut masuk ke dalam interval 20
—34, Dari 20 pernyataan seputar peran yang dilakukan oleh Ibu terhadap
perkembangan bahasa anaknya rata-rata Ibu SKN menandai keterangan jarang
bahkan tidak pernah melakukan hal-hal tersebut. membacakan cerita atau
dongeng sederhana sebelum tidur, menyanyikan lagu pengantar tidur,
menyanyikan lagu sederhana ketika bersama anak, menggunakan bahasa tubuh
dalam bernyanyi, menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita, menggunakan
bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari,
menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama, meminta
anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan
pengucapannya, memperkenalkan kata-kata baru melalui
majalah/koran/televisi atau media massa lain, memperkenalkan kata-kata baru
56
melalui buku cerita, memperkenalkan kata-kata baru ketika bepergian,
memberi contoh pengucapan susunan kalimat yang benar, mengajak anak
berpendapat mengenai hal yang disukai, mengajak nak berpendapat mengenai
hal yang tidak disukai, memancing respon anak dengan membacakan cerita-
cerita sederhana yang membutuhkan respon anak, membacakan cerita
kesukaan anak, memberikan pertanyaan terbuka kepada anak, memberikan
waktu untuk bermain dengan anak di setiap harinya, mengajak anak berbicara
ketika melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah, memberikan contoh
pengucapan kata yang benar dengan permainan suara
6. Ibu YLT
Peran Ibu YLT dalam perkembangan bahasa anaknya yakni dikategorikan
cukup, karena mendapatkan skor 41, skor tersebut masuk ke dalam interval 35
—49, Dari 20 pernyataan seputar peran yang dilakukan oleh Ibu terhadap
perkembangan bahasa anaknya rata-rata Ibu YLT menjawab jarang melakukan
hal-hal tersebut. . membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur,
menyanyikan lagu pengantar tidur, menyanyikan lagu sederhana ketika
bersama anak, menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi, menggunakan
bahasa tubuh dalam bercerita, menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara
dengan anak dalam aktivitas sehari-hari, menyebutkan nama benda yang
sedang anak dan ibu amati bersama, meminta anak mengulangi kata yang telah
disebutkan dan membenarkan pengucapannya, memperkenalkan kata-kata baru
melalui majalah/koran/televisi atau media massa lain, memperkenalkan kata-
kata baru melalui buku cerita, memperkenalkan kata-kata baru ketika
bepergian, memberi contoh pengucapan susunan kalimat yang benar, mengajak
anak berpendapat mengenai hal yang disukai, mengajak nak berpendapat
mengenai hal yang tidak disukai, memancing respon anak dengan membacakan
cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon anak, membacakan cerita
kesukaan anak, memberikan pertanyaan terbuka kepada anak, memberikan
waktu untuk bermain dengan anak di setiap harinya, mengajak anak berbicara
ketika melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah, memberikan contoh
pengucapan kata yang benar dengan permainan suara
57
Berdasarkan temuan tersebut, rata-rata Ibu berperan dengan baik dalam
perkembangan bahasa anak. meski terdapat satu Ibu yang kurang berperan
dikarenakan oleh faktor tertentu, namun Ibu tersebut juga telah melakukan
beberapa hal yang membantu dalam perkembangan bahasa anak. Selain dari Ibu
tersebut, Ibu yang lain berperan dengan baik dalam perkembangan bahasa anak
Setelah mendeskripsikan peran Ibu dalam angket tersebut, berikut merupakan
nilai yang didapat anak usia sekolah dasar dalam menjawab 12 pertanyaan yang
meliputi berbagai aspek bahasa, yang akan dimuat dalam tabel berikut:
Tabel 4.4 Skor Kemampuan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar
NO.NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JML
KIN X 11/12
ARR X 11/12
AK X X 10/12
MHA X X X 9/12
NKA X X X X X X 6/12
MTA X X X X 8/12
Keterangan :
= jawaban benarX = jawaban salah Isi dari pertanyaan:1. Membedakan makna kata rambat dan lambat2. Mengetahui penggunaan/makna kata rambat3. Mengetahui penggunaan/makna kata lambat4. Membedakan makna kata raga dan laga5. Mengetahui penggunaan/makna kata raga6. Mengetahui penggunaan/makna kata laga7. Mengubah kata Andi, raut, pensil, kelas. Menjadi satu kalimat yang benar.8. Merubah kalimat Rudi menendang bola, menjadi kalimat pasif9. Membedakan kalimat “Andi mendorong sepeda” memiliki makna yang
berbeda dengan “Sepeda mendorong Andi”10. Menentukan kalimat yang memiliki makna sama dengan “Andi membeli
buku”
58
11. Memasangkan kelompok kata berikut: K1 :(Wanita, kembang, kerja keras, betul) dan K2 :(bunga, benar, banting tulang, perempuan)
12. Menggunakan kalimat yang sopan dan benar di stituasi yang tepat (meminta izin ke kamar mandi)
Dari hasil di atas terlihat jelas perbedaan jumlah nilai yang didapatkan
anak yang memiliki kemampuan bahasa tinggi dan rendah. Apabila dikaitkan
dengan peran ibu yang telah dijelaskan sebelumnya maka deskripsinya sebagai
berikut:
1. Ibu ER dan KIN
Gambar 4.2 Wawancara (kuesioner) dengan Ibu ER dan KIN
(Selasa, 25 Mei 2021)
Dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh Ibu ER, Ibu ER mendapat
jumlah skor 61. Skor tersebut masuk ke dalam kategori baik. Apabila
dikaitkan dengan nilai KIN yang berhasil menjawab 11 dari 12 pertanyaan
mengenai bahasa terlihat jelas bahwa Peran Ibu sangat mempengaruhi
kemampuan bahasa yang dimiliki anak. Ibu ER sering melakukan kegiatan-
kegiatan yang membantu anaknya dalam memperoleh bahasa. Kegiatan-
kegiatan yang terus dilakukan setiap saat ini menjadi kebiasaan, sehingga
kemampuan bahasa anak baik. Pada hasil skor wawancara Ibu dan skor
bahasa anak, dapat disimpulkan Ibu ER berperan dengan baik dalam
perkembangan bahasa anak.
2. Ibu MRY dan ARR
59
Gambar 4.3 wawancara (kuesioner dengan Ibu MRY)
(Tanggal 8 Juni 2021)
Dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh Ibu MRY, Ibu MRY mendapat
jumlah skor 66. Skor tersebut masuk ke dalam kategori Sangat Baik (SB).
Apabila dikaitkan dengan nilai ARR yang berhasil menjawab 11 dari 12
pertanyaan mengenai bahasa terlihat jelas bahwa Peran Ibu sangat
mempengaruhi kemampuan bahasa yang dimiliki anak. Ibu MRY
mendampingi anak dalam pemerolehan bahasa setiap saat, sehingga
kemampuan bahasa anak baik. Pada hasil skor wawancara Ibu dan skor
bahasa anak, dapat disimpulkan Ibu MRY berperan dengan sangat baik dalam
perkembangan bahasa anak
3. Ibu NH dan MHA
Gambar 4.4 wawancara (kuesioner) dengan Ibu NH
(Tanggal 9 Juni 2021)
Dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh Ibu NH, Ibu NH mendapat jumlah
skor 49. Skor tersebut masuk ke dalam kategori cukup. Apabila dikaitkan
dengan nilai MHA yang berhasil menjawab 9 dari 12 pertanyaan mengenai
60
bahasa, bisa dikatakan bahwa peran Ibu NH sudah cukup dalam
perkembangan bahasa anaknya. S kor Ibu NH yang masuk dalam kategori
cukup dan skor MHA yang cukup baik memperlihatkan bahwa Peran Ibu NH
cukup baik dalam perkembangan bahasa anak.
4. Ibu MSF dan AK
Gambar 4.5 wawancara (kuesioner) dengan Ibu MSF dan AK
(Tanggal 10 Juni 2021)
Dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh Ibu MSF, Beliau mendapat
jumlah skor 52. Skor tersebut masuk ke dalam kategori baik. Apabila
dikaitkan dengan nilai AK yang berhasil menjawab 10 dari 12 pertanyaan
mengenai bahasa terlihat jelas bahwa Peran Ibu sangat mempengaruhi
kemampuan bahasa yang dimiliki anak. Ibu MSF berusaha membiasakan diri
berkomunikasi dengan anak setiap harinya, sehingga kemampuan bahasa
anak baik. Pada hasil skor wawancara Ibu dan skor bahasa anak, dapat
disimpulkan Ibu MSF berperan dengan cukup dalam perkembangan bahasa
anak
5. Ibu YLT dan MTA
Gambar 4.6 wawancara (kuesioner) dengan Ibu YLT dan MTA
(Tanggal 11 Juni 2021)
61
Dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh Ibu YLT, Beliau mendapat
jumlah skor 41. Skor tersebut masuk ke dalam kategori cukup. Apabila
dikaitkan dengan nilai MTA yang berhasil menjawab 8 dari 12 pertanyaan
mengenai bahasa, dapat disimpulkan peran Ibu YLT belum cukup dalam
perkembangan bahasa anak Ada beberapa hal yang menghambat proses
berjalannya peran Ibu YLT dalam perkembangan bahasa anak sehingga
kemampuan bahasa yang dimiliki MTA tidak terlalu bagus.
6. Ibu SKN dan NKA
Gambar 4.7 wawancara (kuesioner) dengan Ibu SKN dan NKA
(Tanggal 12 Juni 2021)
Dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh Ibu SKN, Beliau hanya
mendapat skor dengan jumlah 32. Skor tersebut masuk ke dalam kategori
Kurang (K). Apabila dikaitkan dengan nilai NKA yang juga hanya menjawab
6 dari 12 pertanyaan mengenai bahasa terlihat jelas bahwa Peran Ibu sangat
mempengaruhi kemampuan bahasa yang dimiliki anak. Ibu SKN memiliki
banyak kendala dalam proses perkembangan bahasa anaknya. Dengan melihat
skor NKA yang juga tidak terlalu bagus bisa disimpulkan peran ibu menjadi
salah satu faktor yang berperan dalam perkembangan bahasa anak. Ibu SKN
yang kurang berperan dalam perkembangan bahasa anaknya menyebabkan
kemampuan bahasa anak juga kurang bagus.
Dari temuan-temuan yang telah diuraikan di atas peran ibu menjadi salah
satu faktor yang berengaruh kepada kemampuan bahasa anak. Ibu yang selalu
mendampingi dan melakukan banyak kegiatan untuk perkembangan bahasa anak,
maka kemampuan bahasa anakpun bagus. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
62
telah dilakukan oleh Anggraini (2020:51) bahwa salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi perkembangan anak yakni faktor lingkungan yang didalamnya
terdapat peran orang tua, interaksi yang terjalin antar orang tua dan anak akan
memberikan dampak pada perkembangan bahasa anak karena anak mendapatkan
contoh bagaimana berbahasa dengan baik ketika bersama orang tuanya. Penelitian
lain yang mendukung ini yakni penelitian yang dilakukan oleh Makhfudli
(2012:3) Ibu yang meluangkan waktu banyak untuk menstimulasi perkembangan
bahasa anak serta memperhatikan setiap tahapan perkembangannya akan
membantu perkembangan bahasa anak karena anak memperhatikan apa yang
dilakukan dan diucapkan oleh Ibu, hal tersebut termasuk memberi stimulus
kepada anak. Hariweni (2014) dalam penelitiannya memaparkan bahwa Ibu dapat
mengoptimalkan perannya dengan terus bersama anak, hal ini terjadi ketika
melakukan sesuatu yang dapat menumbuhkembangkan kreativitas anak ketika
bersama-sama, sehingga berdampak positif terhadap perkembangan anak.
Dapat disimpulkan bahwa Ibu berperan dalam perkembangan bahasa
anak. Ibu yang berperan aktif terhadap perkembangan bahasa anak, akan
berdampak baik yakni baiknya kemampuan bahasa anak. Sedangkan, Ibu yang
berperan pasif dalam perkembangan bahasa anak, akan berdampak buruk yakni
kurangnya keampuan bahasa anak.
4.2.2 Bentuk Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah
Dasar.
Dalam setiap aspek perkembangan anak peran ibu merupakan salah satu
faktor penting yang menjadi alasan tercapai atau tidaknya setiap aspek
perkembangan anak. Salah satunya, aspek perkembangan bahasa. Perkembangan
bahasa pada anak sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Ibu diharuskan
memperhatikan perkembangan bahasa anak sejak usia dini yakni prasekolah
hingga masa sekolah. Bahasa yang dimiliki oleh anak saat ini merupakan hasil
dari masukan dan pengetahuan dari lingkungan di sekitarnya. Mangesti (2020:12)
Bahasa yang dimiliki anak merupakan hasil dari proses pembentukkan
kepribadian dari lingkungan sekitar dan akan memberikan ciri khusus dalam
63
perilaku berbahasanya. Sejalan dengan pendapat Mangesti, Rahayu (2020:2)
mengatakan perkembangan bahasa anak tidak dapat diperoleh begitu saja, tetapi
melalui imitasi rangsangan yang diberikan oleh lingkungan terdekat anak, yaitu
orang tua, maka kewajiban orang tua dan dewasa lainnya yang berada di dekat
anak untuk memberikan rangsangan bahasa pada anak. Kebanyakan orang tua
tidak menyadari ataupun memahami bahwa pendidikan pertama yang didapatkan
oeh anak adalah melalui orang tua.
Kecerdasan bahasa anak sangat penting untuk dimiliki agar dapat
mengungkapkan pikiran maupun keinginan anak. Karena itu, kecerdasan ini perlu
dilatih sejak dini. Ketika anak memiliki kecerdasan bahasa, akan mempermudah
mereka dalam memahami dan menyampaikan apa yang mereka alami dan
inginkan. Peran Ibu dalam perkembangan bahasa dapat dilakukan dengan
membimbing dan memmbina anak hingga mereka mencapai kompetensi yang
seharusnya. Bimbingan yang dapat Ibu lakukan dalam perkembangan bahasa anak
yakni dengan memberi peringatan atau nasihat berupa pembinaan yang diiringi
dengan contoh yang nyata (Mangesti 2020:56).
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan peneliti ada beberapa
anak yang masih kesulitan dalam mengerjakan/ menjawab pertanyaan seputar
bahasa. Namun juga ada beberapa anak yang dapat menjawab pertanyaan dengan
baik seperti KIN dan ARR yang berhasil menjawab 11 dari 12 pertanyaan.
Pertanyaan tersebut memuat aspek-aspek bahasa yakni aspek fonetik (dapat
membedakan kata yang memiliki pengucapan hampir sama (raga ≠ laga, dan
rambat ≠ lambat) dan dapat mengartikannya), aspek morfemik (dapat menyusun
kata menjadi sebuah kalimat yang benar), aspek sintaksis ( dapat mengubah
kalimat aktif menjadi kalimat pasif), aspek semantik (dapat menemukan sinonim
dari 2 kelompok kata), aspek pragmatik (dapat meminta izin dengan baik ketika
ke luar kelas saat pembelajaran). Berbeda dengan KIN dan ARR, NKA hanya
menjawab 6 dari 12 pertanyaan yakni pada aspek fonetik (dapat membedakan kata
yang memiliki pengucapan hampir sama (raga ≠ laga, dan rambat ≠ lambat)
namun tidak dapat mengartikannya), aspek semantik (dapat menemukan sinonim
dari 2 kelompok kata), aspek pragmatik (dapat meminta izin ketika ingin ke luar
64
kelas namun dengan kalimat seadanya), sedangkan pada aspek morfemik NKA
belum dapat menyusun kata menjadi kalimat yang benar dan pada aspek sintaksis
belum dapat mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dengan tepat.
Adapun AK yang berhasil menjawab 10 dari 12 pertanyaan yakni pada
aspek fonetik (dapat membedakan kata yang memiliki pengucapan hampir sama
(raga ≠ laga, dan rambat ≠ lambat) namun masih salah dalam mengartikannya),
aspek morfemik (dapat menyusun kata menjadi sebuah kalimat yang benar), aspek
sintaksis ( dapat mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif), aspek semantik
(dapat menemukan sinonim dari 2 kelompok kata), aspek pragmatik (dapat
meminta izin ketika ke luar kelas saat pembelajaran). Tidak jauh berbeda dengan
AK, MHA berhasil menjawab 9 dari 12 pertanyaan yakni pada aspek fonetik
(dapat membedakan kata yang memiliki pengucapan hampir sama (raga ≠ laga,
dan rambat ≠ lambat) dan belum dapat mengartikan dengan benar kata-kata
tersebut), aspek morfemik (dapat menyusun kata menjadi sebuah kalimat yang
benar), aspek sintaksis ( dapat mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif),
aspek semantik (dapat menemukan sinonim dari 2 kelompok kata), aspek
pragmatik (dapat meminta izin dengan baik ketika ke luar kelas saat
pembelajaran). Sedangkan MTA menjawab benar 8 dari 12 pertanyaan yakni
aspek fonetik (dapat membedakan kata yang memiliki pengucapan hampir sama
(raga ≠ laga, dan rambat ≠ lambat) dan tidak dapat mengartikannya), aspek
morfemik (dapat menyusun kata menjadi sebuah kalimat yang benar namun masih
salah ketika memberi imbuhan kata), aspek sintaksis ( dapat mengubah kalimat
aktif menjadi kalimat pasif), aspek semantik (dapat menemukan sinonim dari 2
kelompok kata), aspek pragmatik (dapat meminta izin ketika ke luar kelas saat
pembelajaran).
Perbedaan anak dalam aspek kemampuan bahasa tersebut dapat
dipengaruh oleh dua faktor yaitu faktor internal (dalam) dan faktor eksternal
(luar). Faktor Internal dalam perkembangan bahasa anak yaitu kondisi
pembawaan sejak lahir termasuk fisiologi organ yang terlihat seperti jenis
kelamin, sedangkan faktor eksternal meliputi umur ibu, pendidikan ibu, peekrjaan
ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu, sosial ekonomi, sarana belajar, dan hubungan
65
keluarga (Setyowati, 2020). Pada penelitian ini peneliti fokus pada faktor
eksternal tepatnya mengenai peran Ibu. Bentuk peran Ibu dalam perkembangan
bahasa anak dilakukan dengan berbagai macam perlakuan. Dari hasil wawancara
dengan beberapa informan peneliti menemukan :
Gambar 4.8 wawancara dengan Ibu ER
(Tanggal 12 Juni 2021)
Mengenai peran yang Ibu ER lakukan terkait perkembangan bahasa
anaknya, Ibu ER mengatakan:
“Saya usahakan untuk melakukan komunikasi intens dengan anak setiap hari dengan mengobrol tentang apa yang anak saya alami seharian itu, walau kadang sibuk tapi saya usahakan komunikasi dengan anak tetap terjaga”
“Sangat penting untuk memperhatikkan perkembangan bahasa anak sejak dini, karena ketika sejak dini sudah diajari dan diperhatikan , nanti waktu agak besar akan terlihat anaknya mudah memahami ketika diajak berbicara. Selain itu saya pikir bahasa itu kunci untuk memahami hal lain”
“Saya berusaha mendampingi anak ketika dia membaca buku atau menonton video dari youtube. Kalau memang sedang sibuk, saya biasanya meminta anak untuk mengingat kata-kata yang dia tidak paham artinya. Nanti kalau saya sudah senggang waktunya saya beri penjelasan ke dia”
“Selain mendampingi, Mungkin memfasilitasi ya mbak. Seperti membelikan buku cerita. Kadang meminjami gadget biar dia bisa menonton entah film ataupun animasi. Karena saya pikir, animasi dan film itu seperti media pembelajaran bahasa yang efektif untuk anak. Anak jadi tertarik karena visualnya bagus. Disisi lain, akan banyak kosa kata baru yang bisa diambil oleh anak. Selain memfasilitasi mungkin membimbing ya mbak. Kadang saya sering menemani anak saya ketika
66
belajar ataupun membaca. Kadang saya yang bacakan. Saya juga membimbing dengan mengajari kalimat-kalimat yang benar”
Dari jawaban atas pertanyaan mengenai perkembangan bahasa anak, Ibu
ER berusaha melakukan komunikasi dengan intens bersama anak, hal ini Ia
lakukan agar komunikasi antar ibu dan anak selalu terjaga. Ibu ER selalu
memperhatikan perkembangan bahasa anak karena menurut Beliau ketika sejak
dini bahasa anak sudah diperhatikan, maka anak akan mudah memahami ucapan
orang lain dan mudah memahami pembelajaran. Ibu ER juga mendampingi
anaknya ketika membaca buku bacaan atau menonton video, ketika anak tidak
memahami kata yang baru Ia dapatkan Ibu ER akan menjelaskan makna/ arti kata
tersebut, namun apabila tidak memiliki waktu Ibu ER meminta anaknya untuk
memngingat kata baru tersebut dan akan dijelaskan ketika beliau memiliki waktu
senggang.. Ibu ER juga membimbing anaknya dengan menjelaskan kata yang
tidak dipahami anak dan mengajarkan penggunaan kalimat yang benar. Hal atau
kegiatan lain yang Ibu ER lakukan dalam perkembangan bahasa anaknya yakni
dengan memfasilitasi atau menyediakan buku bacaan atau gadget untuk menonton
film atau animasi, menurutnya film/ animasi lebih efektif dalam menambah kosa
kata anak karena tampilannya menarik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Julia Helwanti (2019:87) bahwa media animasi dapat
meningkatkan ketertarikan dan semangat anak, anak juga dapat menyimak dengan
baik dan dapat menceritakan kembali apa yang mereka lihat.
Dapat disimpulkan bahwa peran Ibu ER dalam perkembangan bahasa
anak yakni sebagai pendamping, pembimbing dan fasilitator. Peran yang
dilakukan oleh Ibu ER dapat memberi pengaruh dalam perkembangan bahasa
anak, sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Suciati (2017:15) bahwa
peran yang dapat dilakukan ibu dalam pengembangan bahasa anaknya adalah
dengan membangun hubungan yang aman dan dekat antara ibu dengan anaknya.
Penelitian lain yang mendukung pernyataan ini yakni penelitian yang dilakukan
oleh Mangesti (2020:68) yang menghasilkan temuan bahwa ketika orang tua (ibu)
menanyai tentang kegiatan yang dilakukan oleh anak di sekolah, sesederhana itu
akan membuat anak merasa senaang karena dari komunikasi tersebut akan
67
menghahsilkan hubungan yang baik dengan anak, serta anak akan lebih giat dan
semangat daam belajar.
Selanjutnya, yakni hasil wawancara dengan Ibu MRY (Ibu dari ARR)
Gambar 4.9 wawancara dengan Ibu MRY
(Tanggal 13 Juni 2021)
Mengenai peran yang Ibu MRY lakukan terkait perkembangan bah asa
anaknya, Ibu MRY mengatakan :
“Komunikasi intens itu penting. Karena saya hanya tinggal berdua dengan anak saya. Jadi ya, memang dia yang saya ajak ngobrol, biar rumah itu tetap hangat suasananya. Walau saya kerja tapi tiap pagi saya sempatkan untuk berbicara dengan anak saya atau melakukan aktivitas bersama-sama. Setelah pulang dari kerja saya juga sebisa mungkin saya mengajak dia berbicara tentang apapun itu”
“Jadi ya dari kecil anak saya sudah saya pancing kemampuan bahasanya itu waktu kecil saya ajarkan kata-kata sederhana nanti dia ulangi. Waktu sudah masuk SD ini saya mulai menjadwalkan waktu untuk mengobrol atau melungkan waktu dengan dia”
“Saya selalu mendampingi anak saya karena. Dengan mendampingi anak saya jadi bisa tahu apa yang anak belum tahu, apa kesulitan anak, atau kira-kira apa yang anak butuhkan”
“Saya menyediakan barang-barang yang berguna untuk meningkatkan bahasanya mbak. Seperti buku cerita, buku bergambar. Saya belikan DVD lagu-lagu anak. Saya juga mengatur waktu anak untuk bermain, tidur, belajar yang di dalamnya juga termasuk mempelajari bahasa. Misalnya, setiap pukul 18.30-20.00 saya mengaruskan dia untuk belajar (membaca, menulis atau menjawab pertanyaan), pukul 16.00-18.00 waktu untuk mengobrol dengan saya. Pukul 21.00-05.30 harus tidur. Selebihnya saya bebaskan dia untuk bermain atau melakukan hal yang Ia sukai. Sebisa mungkin saya jadi partner anak saya untuk berbicara setiap
68
saat mbak. Saya sering menanyakan apakah hari ini dia senang, atau sedih”
Dari jawaban atas pertanyaan mengenai perkembangan bahasa anak, Ibu
MRY selalu menyempatkan waktu untuk berkomunikasi baik dengan anaknya, hal
ini ia lakukan agar suasana rumah tetap hangat karena Ia hanya tinggal berdua
bersama anaknya. Ibu MRY memperhatikan perkembangan bahasa anaknya
dengan mengajarkan kata-kata sederhana sejak kecil, ketika anaknya sudah
masuk SD Ibu MRY mengatur waktu untuk berbicara dengan anaknya. Dalam
perkembangan bahasa Beliau mendampingi anaknya agar tahu apa kesulitan anak
atau apa yang anak butuhkan. Hal lain yang Beliau lakukan yakni dengan
menyediakan kebutuhan anak dalam menunjang kemampuan bahasa seperti
membelikan buku, DVD dan sebagainya. Ibu MRY juga mengatur waktu anak
untuk tidur, bermain, dan belajar. Yang terahir, Beliau menjadi partner
pendamping anaknya.
Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa Ibu MRY berperan sebagai
pendamping, organisator, dan fasilitator. Menurut peneliti apa yang telah Ibu
MRY lakukan sudah baik, seperti penelitian yang dilakukan oleh Kurniati
(2017:54) bahwa perilaku Ibu yang fasilitatif akan membantu anak dalam
memperkenalkan topik baru sehingga banyak kata yang dikuasai anak dan ini
berpengaruh terhadap perkembangan bahasanya.
Selanjutnya yakni hasil wawancara dengan Ibu MSF (Ibu dari AK)
Gambar 4.10 wawancara dengan Ibu MSF
(Tanggal 14 Juni 2021)
69
Mengenai peran yang Ibu MSF lakukan terkait perkembangan bahasa
anaknya, Ibu MSF mengatakan :
“Saya sering melakukan komunikasi dengan anak, Komunikasi dengan anak itu kunci biar anak merasa diperhatikan . biar tidak merasa jauh dari ibunya”
“Saya memperhatikan perkembangan bahasanya biar dia paham kalau diajak berkomunikasi dengan orang lain. Biar paham juga kalau belajar sesuatu, kan semuanya itu pakai bahasa ya. Pelajaran-pelajaran juga kan pakai bahasa penjelasannya. Biar pintar”
“Saya mendampingi anak saya biar anak ini kalau belajar atau baca-baca gitu bisa fokus kalau didampingi. Kalau tidak didampingi itu seringnya malah mainan yang lain”
“Hal lain yang saya lakukan untuk perkembangan bahasa anak saya, Yang utama itu menjadi contoh untuk mereka ya mbak. Jadi, saya kalau berbicara dengan mereka itu jelas tidak setengah-setengah. Saya juga tidak pernah pakai bahasa yang kasar. Selain itu ya menyediakan fasilitas untuk mereka, seperti buku, atau kaset lagu anak”
Dari jawaban Ibu MSF mengenai bentuk peran yang beliau lakukan
yakni dengan terus menjaga komunikasi dengan anak. Alasan beliau
mempehatikan perkembangan bahasa anaknya yakni agar anak paham ketika
diajak berkomunikasi dengan orang lain selain itu agar anak paham ketika
mendapat pelajaran. Beliau mendampingi dan menjadi contoh untuk anaknya
dengan menggunakan kalimat yang benar, dan tidak menggunakan bahasa yang
kasar saat di depan anak dalam keidupan sehari-hari. Sesuai dengan hasil
pendapat Najib (2020:11) bahwa untuk mengembangkan potensi bahasa anaknya,
orang tua harus memberi contoh atau model bagi anak, berbicara dengan santun
dan pelan sehingga mudah diikuti oleh anak. hal tersebut menjadi pendukung
bahwa Ibu MSF sudah cukup berperan dalam perkembangan bahasa anak. Hal
lain yang Beliau lakukan yakni dengan menyediakan bahan untuk anak gunakan
seperti buku, dan kaset lagu anak.
Selanjutnya, hasil wawancara dengan Ibu NH (Ibu dari MHA)
70
Gambar 4.11 wawancara dengan Ibu NH
(Tanggal 13 Juni 2021)
Mengenai peran yang Ibu NH lakukan terkait perkembangan bahasa
anaknya, Ibu NH mengatakan:
“Sebenarnya penting melakukan komunikasi intens mbak. tapi kadang tidak ada waktunya”
“saya tetap memperhatikan kemampuan bahasa anak saya Karena kalau tidak diperhatikan nanti anak saya susah kalau diajak bicara orang lain. Selain itu biar bisa berkomunikasi dengan orang lain”
“Saya tidak bisa mendampingi terus. Kadang dia belajar sendiri. Karena saya tidak ada waktu . pulang kerja sore bawa kendaraan sendiri dari kliwon jadi sampai rumah capek. Kalau malam sudah saya les kan jadi saya mendampingi kalau memang sedang senggang”
“Yang paling penting si menyediakan semua kebutuhannya ya mbak. Membelikan buku, atau majalah anak. Selain itu, membimbing anak, membacakan buku cerita. Mengajarkan kata-kata yang belum dia tahu atau membenarkan kalimat kalau salah”
Dalam temuan dari jawaban Ibu NH mengenai perkembangan bahasa
anaknya yakni dengan mendampingi anak, menyediakan kebutuhan anak dalam
menunjang kemampuan bahasanya seperti membelikan buku atau majalah anak.
Membimbing anak dengan mengajarkan kata-kata yang belum anak pahami dan
membenarkan kalimat anak ketika salah ucap. Selain itu, hal yang Ibu NH
lakukan yakni membacakan buku cerita kepada anak. Peran yang Ibu NH lakukan
dalam perkembangan bahasa anaknya ini sama seperti temuan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Sari (2018:45) bahwa peran yang dapat dilakukan
dalam perkembangan bahasa anak yakni dengan membacakan cerita atau
71
mendongeng, rutinitas membacakan cerita secara langsung anak akan
berkonsentrasi untuk menyimak dengan baik, mengeksplorasi dan
mengembangkan imajinasinya. Penelitian lain yang mendukung yakni penelitian
yang dilakukan oleh Choirina (2020:68) bahwa orang tua yang memiliki kebiaaan
membacakan cerita yang tinggi, maka anakpun akan memiiki tingkat membaca
yang tinggi begitu pula sebaliknya.
Lalu, berikut merupakan hasil wawancara dengan Ibu YLT (Ibu dari MTA)
Gambar 4.12 Wawancara dengan Ibu YLT
(Tanggal 15 Juni 2021)
Mengenai peran yang Ibu YLT lakukan terkait perkembangan bahasa
anaknya, Ibu YLT mengatakan :
“Komunikasiintens dengan anak penting mbak supaya anak merasa diperhatikan”
“Alasan saya memperhatikan perkembangan bahasa anak agar dia tidak kesulitan ketika diajak bicara dan ketika belajar di sekolah”
“Penting untuk mendampingi anak. Biar bisa menyemangati. Kalau tidak didampingi baru sebentar sudah ditutup bukunya”
“Hal lain yang saya lakukan dalam perkembangan bahasa anak yaitu Memotivasi ketika dia malas membaca saya suruh dia membaca. Selain itu menjadi contoh dengan berbicara menggunakan bahasa yang tepat, dan tidak menggunakan bahasa kasar”
Dari temuan tersebut disimpulkan bahwa peran yang Ibu YLT lakukan
dalam perkembangan bahasa anaknya yakni dengan memperhatikan
perkembangan bahasa dengan mendampingi, memberikan semangat, selain itu
dengan menjadi contoh dalam berbicara menggunakan bahasa yang tepat. Peran
72
yang Ibu YLT lakukan cukup mebantu anak dalam mengembangkan bahasa
anakanya. Dengan menyemangati anak akan termotivasi untuk selalu belajar
mengembangkan bahasanya (membaca, menulis certia dan lain-lain), selain itu
Ibu YLT menjadi contoh untuk anaknya dengan berbicara menggunakan bahasa
yang tepat dan tidak berbahasa kasar, peran Ibu YLT tersebut sesuai dengan hasil
pendapat Najib (2020:11) bahwa untuk mengembangkan potensi bahasa anaknya,
orang tua harus memberi cotoh atau model bagi anak, berbicara dengan santun
dan pelan sehingga mudah diikuti oleh anak.
Selanjutnya yakni hasil wawancara dengan Ibu SKN (Ibu dari NKA)
Gambar 4.13 Wawancara dengan Ibu SKN
(Tanggal 12 Juni 2021)
Mengenai peran yang Ibu SKN lakukan terkait perkembangan bahasa
anaknya, Ibu SKN mengatakan :
“Berkomunikasi dengan anak setiap hari bar mereka terbiasa (kuino) dengan saya, jadi menurut ketika dinasehati”“Memperhatikan perembangan bahasa anak memang penting mbak, saya coba semampu saya. Karena saya keadaannya begini SD saja belum tamat, jadi saya lakukan yang saya bisa”“saya memang mendampingi, supaya dia fokus belajar, ingin mengajari ya tidak bisa”“Saya ini pendidikannya rendah, mau mengajari tidak bisa mbak. Saya hanya mendampingi dan memberikan semangat”
Dari hasil wawancara tersebut disimpulkan bahwa peran yang dilakukan
Ibu SKN dalam perkembangan bahasa anaknya yakni dengan mendampingi,
memberikan semangat. Dengan dukungan dan semangat dari Ibu, motivasi anak
73
untuk membaca atau melakukan kegiatan dalam perkembangan bahasa akan
meningkat. Penelitian yang sejalan dengan hal tersebut yakni penelitian oleh
Karmawan (2012:7) hasil peneitian menyatakan bahwa peran dengan memberikan
dukungan akan memotivasi untuk lebih tertarik dengan apa yang tengah ia
pelajari. Meskipun Ibu SKN hanya memberikan dukungan dan mendampingi,
namun hal-hal tersebut termasuk peran untuk mengembangkan kemampuan
bahasa anak.
Sesuai dengan apa yang telah diungkapkan para narasumber bahwa dalam
perkembangan bahasa anaknya, Ibu-Ibu tersebut mempunyai peran yang mereka
lakukan dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Berkaitan dengan data tersebut,
peneliti menyimpulkan berbagai bentuk peran ibu dalam perkembangan bahasa
anak yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut;
Tabel 4.5 Bentuk Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak
NO. Nama Ibu Nama Anak Bentuk Peran Ibu
1. Ibu ER KIN Sebagai pendamping (Mendampingi anak membaca buku, menonton video youtube, dan kegiatan lain)
Sebagai fasilitator(Menyediakan buku cerita, gadget dengan batas waktu, media elektronik untuk menonton animasi anak/film anak)
Sebagai pembimbing(Membimbing anak dengan mengajarkan bahasa (kata/kalimat) yang benar)
2. Ibu MRY ARR Sebagai fasilitator (menyediakan buku cerita, buku bergambar, membelikan DVD lagu-lagu anak
Sebagai organizer (mengatur waktu anak untuk belajar, tidur, bermain dan kegiatan lain)
Sebagai partner (mendengarkan anak ketika bercerita setiap hari, memberikan respon, atau menanyakan bagaimana harnya)
3. Ibu NH MHA Sebagai fasilitator (menyediakan semua kebutuhan seperti membelikan buku, majalah anak dan lain-lain)
74
Sebagai pembimbing (membimbing anak dengan mengajarkan kata-kata yang belum diketahui atau membenarkan kalimat yang salah
4. Ibu MSF AK Sebagai contoh (menggunakan kata-kata yang baik dan kalimat yang benar ketika berkomunikasi setiap hari)
Sebagai fasilitator (menyediakan fasilias seperti buku, kaset lagu anak, dan lain-lain)
5. Ibu YLT MTA Sebagai motivator (menyemangati anak ketika malas membaca)
Sebagai fasiliator (menyediakan buku bacaan)
6. Ibu SKN NKA Sebagai pendamping (mendampingi anak ketika membaca)
Sebagai notivator (memberi semangat)
Dapat disimpulkan, bentuk-bentuk peran Ibu dalam perkembangan
bahasa yakni sebagai pendamping (mendampingi anak setiap meelewati tahap
perkembangan bahasa), sebagai pembimbing (membimbing anak dengan
mengajarkan berbagai aspek bahasa), sebagai fasiltator (menyediakan segala
kebutuhan anak untuk menunjang perkembangan bahasanya), sebagai motivator
(mendukung anaknya dengan menyemangati untuk terus membaca dan
mempelajari bahasa), sebagai contoh (memberikan contoh bagaimana pengucapan
kata dan penggunaan kalimat yang benar), dan sebagai organizer (mengatur waktu
anak setiap harinya termasuk ketika membaca buku bacaan, dan berbagai hal lain
yang menambah kemampuan bahasa anak
4.2.3 Faktor-Faktor Penghambat Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa
Anak
Pada bagian ini, sesuai dengan hasil temuan penelitian, peneliti
mengelompokkan faktor yang menghambat peran Ibu dalam perkembangan
bahasa anak ke dalam 3 kelompok, yakni (1) faktor usia, (2) faktor pendidikan, (3)
faktor pekerjaan. Secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor Usia
Usia orang tua tepatnya Ibu menjadi salah satu faktor yang menghambat
perannya daam perkembangan bahasa anak. Fauziyah (2015:6) usia orang tua
75
akan mempengaruhi peran seseorang dikarenakan semakin meningkatnya usia
seseorang, maka semakin meningkat juga peran seseorang baik aktif maupun tidak
aktif dalam membantu dan membimbing anak di semua masa perkembangan
termasuk perkembangan bahasanya. Hal tersebut mendukung data dari hasil
penelitian mengenai faktor yang menghambat peran Ibu. Peneliti melakukan
wawancara dengan beberapa Ibu dari anak usia sekolah dasar, dan terdapat dua
narasumber yang menjadikan usia sebagai faktor yang menjadi penghambat peran
dalam perkembangan bahasa anak. Narasumber tersebut menjawab pertanyaan
“Apakah ada kegiatan atau hal lain yang menjadi penghambat Ibu dalam
perkembangan bahasa anak?”, kemudian Beliau menjawab :
“Mungkin yang menjadi penghambat usia saya yang bukan muda lagi, jadi saya tidak punya cara atau trik khusus untuk membuat anak lebih tertarik untuk belajar bahasa” (Ibu MSF, 14 Juni 2021)
“Hambatannya karena saya sudah cukup berumur, setengah abad mbak dan anak saya masih kecil, kadang kalau ditanya bahasa zaman sekarang atau bahasa yang formal saya tidak tahu.Saya juga punya anak yang lebih besar, pikiran saya tidak bisa fokus hanya ke MTA, tapi juga ke keperluan kakak-kakaknya, saya juga sekarang mudah capek” (Ibu YLT, 15 Juni 2021) Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu MSF dan Ibu YLT selaku Ibu
dari anak usia sekolah dasar yang menjadikan usia sebagai faktor penghambat.
Kedua Ibu tersebut memiliki usia yang hampir sama yakni 48 dan 50 tahun. Dari
jawaban Ibu MSF dapat dijelaskan bahwa karena usianya yang sudah tidak muda
lagi, Beliau tidak memiliki cara-cara khusus atau ide-ide baru yang dapat
membuat anak lebih tertarik untuk membaca atau melakukan kegiatan lain yang
dapat meningkatkan bahasanya, karena apa yang beliau dapatkan atau pelajari
pada zamannya belum seperti zaman sekarang yang serba menarik dan beragam.
Tidak jauh berbeda dengan Ibu MSF, Ibu YLT juga memiliki hambatan pada
usianya. Ibu YLT menjelaskan bahwa usia yang sudah cukup berumur membuat
Ibu YLT tidak bisa memfokuskan perannya hanya untuk MTA, Beliau kesusahan
untuk membagi pikiran antara kebutuhan saudara-saudara MTA yang lain. Selain
itu, Ibu YLT kesulitan membantu anaknya ketika bertanya mengenai kosa kata
76
yang asing dan tidak pernah beliau dengar. Kaitannya dengan hasil penelitian
tersebut, sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Fauziyah (2015:6)
bahwa usia 18-30 Tahun adalah usia yang paling baik dalam perannya menjadi
orang tua untuk mendidik dan membimbing anak. Karena usia ini tingkat
kekuatan, kesehatan, dan waktu berada pada tahap optimum untuk keluarga dan
mengasuh anak. Oleh sebab itu, usia Ibu YLT yang sudah 50 tahun, dan Ibu MSF
yang berusia 48 tahun menyebabkan kurang optimalnya peran dalam
mengembangkan bahasa anak. karena kekuatan, kesehatan dan waktu sudah tidak
berada pada tingkat optimum
2. Faktor Pendidikan
Temuan lain mengenai faktor yang menghambat peran Ibu dalam
perkembangan bahasa anak dari hasil penelitian yakni faktor jenjang pendidikan
terakhir Ibu. Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi
kualitas seseorang dalam melakukan perannya. Setyowati (2012:6) Sebuah
pendampingan pembelajaran yang tepat, pendidikan yang baik di rumah akan
menjadi salah satu penunjangn untuk mencapai tugas perkembangan, dengan
ditunjang oleh pendidikan Ibu yang tinggi akan sangat membantu untuk
membentuk perkembangan bahasa anak. Peneliti melakukan wawancara dengan
menanyankan “Apakah ada kegiatan atau hal lain yang menjadi penghambat Ibu
dalam perkembangan bahasa anak?”. kemudian satu dari enam Ibu yakni Ibu SKN
memberikan jawaban bahwa pendidikan menjadi hambatannya untuk melakukan
peran dalam perkembangan bahasa anak. berikut jawaban beliau:
“Mungkin hambatannya faktor pendidikan mbak, Karena saya SD saja tidak lulus, baca masih terbata-bata. Itu yang jadi hambatan besar. Jadinya saya tidak bisa mengajari anak saya membaca dengan baik, saya juga hanya sedikit-sedikit menjelaskan makna kata yang ditanyakan anak sebisa saya” (Ibu SKN, 12 Juni 2021)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, Ibu SKN memiliki hambatan
dalam mengembangkan kemampuan bahasa anakny a karena pendidikan beliau
yang rendah yakni belum lulus SD. Ibu SKN yang tidak bisa membaca dengan
lancar, menyebabkan kurangnya kemampuan untuk mengajarkan anak bagaimana
77
membaca dengan baik. Selain itu, pendidikan yang rendah menyebabkan
kurangnya pemberian stimulus bahasa kepada anak. Penelitian yang mendukung
hasil tersebut yakni penelitian Apriana (2019:6) bahwa pendidikan orang tua
menentukan perkembangan kognitif anak termasuk perkembangan bahasanya.
Sejalan dengan penelitian tersebut, penelitian oleh Ulandari (2012:5)
menunjukkan terdapat perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup
dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik, atau dengan kata lain pendidikan di
dalam keluarga akan berpengaruh terhadap perkembangan bahasa. Kurangnya
pendidikan yang Ibu SKN miliki menjadi hambatan bagi perannya dalam
perkembangan bahasa, namun Ibu SKN tetap berperan dengan terus mendampingi
anak dan menjelaskan kata yang tidak anak pahami sebisa Beliau.
3. Faktor Pekerjaan .
Fakotr penghambat peran Ibu dalam perkembangan bahasa anak yang
ditemukan saat enelitian, salah satunya yakni faktor pekerjaan. Tidak jarang
pekerjaan yang dimiliki Ibu menyebabkan berkurangnya waktu untuk menemani
anak ketika di rumah. Dengan berkurangnya waktu Ibu bersama anak, juga
menyebabkan berkurangnya waktu Ibu dalam mebimbing anak termasuk pada
perkembangan bahasanya. Mawadah (2017:4) menjelaskan bahwa Ibu bekerja
menjadi salah satu faktor dalam kesulitan anak memperoleh bahasa karena
kurangnya contoh penggunaan bahasa dalam kehidupan seharihari sehingga
perbendaharaan kata yang anak miliki sangat minim. Peneliti melakukan
wawancara dengan menanyankan “Apakah ada kegiatan atau hal lain yang
menjadi penghambat Ibu dalam perkembangan bahasa anak?”. kemudian tiga dari
enam Ibu yakni Ibu ER, Ibu NH, dan Ibu MRY memberikan jawaban bahwa
pekerjaan menjadi hambatannya untuk melakukan peran dalam perkembangan
bahasa anak. berikut jawaban beliau:
“Mungkin setelah bapaknya tidak ada. Saya yang harus jadi tulang punggung keluarga. Jadi waktunya sudah tidak seperti dulu lagi yang benar-benar fokus untuk merawat anak dari pagi sampai malam. Sekarang harus mencari penghasilan untuk mencukupi kebutuhan anak. Harus pintar-pintar membagi waktu” (Ibu ER,12 Juni 2021)
78
“Mungkin pekerjaan ya mbak. Jadi waktu untuk anak saya bekurang. Karena pekerjaan juga kadang saya sampai rumah sudah capek jadi waktu untuk anak berkurang.” (Ibu MRY, 13 Juni 2021)
“Pekerjaan saya yang memforsir banyak waktu setiap hari jadi waktu dengan anak berkurang. Setelah sampai rumah juga lelah mbak, kadang memang saya gunakan untuk istirahat” (Ibu NH, 13 Juni 2021)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, Ibu ER, Ibu MRY, dan Ibu NH
memiliki hambatan yang sama yakni pada faktor pekerjaan. Dari jawaban ketiga
Ibu tersebut memiliki kesamaan akibat pekerjaan yakni waktu dengan anak jadi
berkurang. Ibu ER yang menjadi tulang punggung keluarga mengahruskan beliau
bekerja, meski pekerjaan beliau tidak mengharuskan keluar lingkungan rumah
dengan berjualan makanan di depan rumahnya, Ibu ER tetap merasa waktu untuk
anak sangat terkuras. Berbeda ketika Beliau menjadi Ibu Rumah Tangga penuh
yang hanya fokus untuk memnbimbing dan mendampingi perkembangan
anaknya.
Sejalan dengan Ibu ER, Ibu MRY menjadikan pekerjaan sebagai
hambatan dalam perkembangan bahasa anak. Di setiap harinya Ibu MRY
menghabiskan waktu kurang lebih 6 jam untuk bekerja di pasar sebagai karyawan
toko. Beliau berangkat pukul 08.00-14.00 terkadang sampai pukul 15.00 WIB. hal
tersebut menyebabkan berkurangnya waktu untuk anak. sepulang dari bekerjapun
Ibu MRY lelah dan menggunakan waktunya untuk istirahat. Hal tersebut juga
dialami oleh Ibu NH, Ibu NH menjadikan pekerjaan sebagai faktor penghambat
dalam mengembangkan bahasa anaknya. Ibu NH bekerja dengan lama waktu
yakni 7-8 jam mulai pukul 09.00-16.00 WIB. Selain itu, jarak dari rumah ke
tempat kerja yang lumayan jauh juga menambah waktu yang dihabiskan di luar
rumah. Jarak yang jauh dan waktu bekerja yang lama menyebabkan kelelahan
ketika pulang, sehingga waktu dengan anakpun berkurang. Dalam setiap harinya,
Ibu NH membimbing anak dengan mengusahakan waktu longgar di sela
kesibukannnya.
Dari ketiga Ibu tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan menyita waktu
ketika bersama anak dan menyebabkan kurangnya waktu memndampingi atau
memberikan stimulus bahasa pada anak. Penelitian yang mendukung ini yakni
79
penelitian Maulina (2012:4) yang menunjukkan hasil bahwa Ibu yang tidak
bekerja mampu menyediakan perhatian yang cukup untuk memberikan stimulasi
pada anak, yang tidak bekerja juga memmiliki lebih banyak waktu bersama anak
sehingga dapat mengoptimalkan perannya dalam perkembangan bahasa anak.
sedangkan Ibu yang bekerja cenderung kurang dalam memberikan erhatian serta
waktu yang cukup untuk beraktivitas maupun memberikan stimulasi yang cukup
sehingga peran Ibu bekerja dalam kuantitas waktu dan pemberian stimulus lebih
rendah daripada peran Ibu yang tidak bekerja.
Dari seluruh jawaban narasumber dapat disimpulkan bahwa dalam
perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar, Ibu memiliki hambatan pada
faktor usia, faktor pendidikan, dan faktor pekerjaan.
80
BAB V
PENUTUP
5.1 KesimpulanSesuai dengan hasil temuan dari data deskritif maupun data pendukung
lainnya serta pembahasan analisis data peneliti menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari hasil temuan, Ibu berperan dalam perkembangan bahasa anak usia
sekolah dasar. Ibu yang berperan aktif yakni yang memiliki kategori sangat
baik dan baik memiliki anak dengan kemampuan bahasa yang bagus.
Sebaliknya, Ibu yang kurang berperan aktif yakni memiliki kategori cukup
memiliki anak dengan kemampuan bahasa yang cukup. Dan Ibu yang
mendapatkan kategori kurang memiliki anak dengan kemampuan bahasa
kurang.
2. Bentuk-bentuk peran Ibu dalam perkembangan bahasa yakni sebagai
pendamping (mendampingi anak setiap melewati tahap perkembangan
bahasa), sebagai pembimbing (membimbing anak dengan mengajarkan
berbagai aspek bahasa), sebagai fasiltator (menyediakan segala kebutuhan
anak untuk menunjang perkembangan bahasanya), sebagai motivator
(mendukung anaknya dengan menyemangati untuk terus membaca dan
mempelajari bahasa), sebagai contoh (memberikan contoh bagaimana
pengucapan kata dan penggunaan kalimat yang benar), dan sebagai organizer
(mengatur waktu anak setiap harinya termasuk ketika membaca buku bacaan,
dan berbagai hal lain yang menambah kemampuan bahasa anak).
3. Faktor yang menghambat peran Ibu yakni faktor usia, faktor pekerjaan, dan
faktor pendidikan. Ibu dengan usia yang sudah cukup berumur tidak dapat
memberikan metode atau stimulus yang efektif seperti halnya ibu-ibu muda,
ibu yang berumur tidak memiliki metode khusus dalam perkembangan bahasa
anak hanya memberi contoh dalam kegiatan sehari-hari, Ibu yang
berpendidikan rendah sulit untuk membantu anak dalam menjelaskan kata
atau kalimat yang tidak dipahami oleh anak, karena mereka sendiri tidak tahu
akan kata tersebut. Ibu yang bekerja dengan durasi waktu yang lama
81
menyebabkan waktu dengan anak berkurang, selain itu karena banyak waktu
yang digunakan untuk bekerja menyebabkan kelelahan saat pulang sehingga
waktu yang tersisa tidak dapat dimanfaatkan untuk mendampingi anak
melainkan digunakan untuk istirahat.
5.2 Saran
Berkaitan dengan saran tentang Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa
Anak Usia Sekolah Dasar di SD N 4 Jekulo, peneliti menguraikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Ibu hendaknya lebih memperhatikan perkembangan bahasa anaknya
dengan cara memberikan stimulu-stimulus yang dapat mengembangkan
kemampuan bahasa anak. Memberikan hal-hal yang dapat meningkatkan
ketertarikan anak dalam mengembangkan bahasa dengan memfasilitasi
seperti menyediakan buku cerita bergambar, menyediakan kaset atau gadget
guna menampilkan lagu anak atau film dan animasi yang cocok untuk
meningkatkan kemampuan bahasa. Menyempatkan waktu untuk
mendampingi dan membimbing anak serta menjadi contoh yang baik dengan
menggunakan bahasa yang benar dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi anak agar selalu bersemangat dalam meningkatkan kemampuan bahasa
dengan membaca buku, menonton animasi/ film anak, mendengarkan lagu
anak, dan kegiatan lain. Karena bahasa merupakan kunci untuk mempelajari
hal lain.
82
DAFTAR PUSTAKA.
Anggraini, Nofita. 2020. Peranan Orang Tua dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. METAFORA. Vol. 7 No. 1
Arnianti. 2019. Teori Perkembangan Bahasa. PENSA : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial. Vol.1, No.1, Hal 139-152.
Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Kedua. Jakarta : Raja Grafind Persada
Cresswell, John W. 2016. Research Design. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Devianty, Rina. 2017. Bahasa Sebagai Cermin Kebudayan. Jurnal Tarbiyah, Vol. 24, No.2.
Dewi, Yuli A.S. 2017. Korelasi Efekivitas Komunikasi dan Latar Belakang Etnis/Suku Orangtua Terhadap Perkembangan Bahasa Anak di Raudlatul Athfal Kabupaten Pasuran. SELING Jurnal Program Studi PGRA. Vol.3 No.1.
Erfinawati. Ismawira. 2019. Peran Guru dalam Membina Perkembangan Bhasa Anak Kelompok B di TK CUt Meutia Banda Aceh. Jurnall Buah Hati. Vol. 6 No.1
Fardani, Much A. Dan Wiranti D. A. 2019. Peran Orang Tua Dalam Pengembangan Bahasa Jawa Krama Anak Usia Dini. Prosiding SEMNAS Penguatan Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah Sebagai Fondasi Pendidikan Karakter Generasi Milenial. Kudus : 20 Maret 2019. Hal. 116-122.
Fatmawati, Suci R. 2015. Pemerolehan Bahasa Pertama Anak Menurut Tinjauan Psikolinguistik. Lentera : Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Vol.18 No.1
Fauziyah, Nur. Ernawati, Rini. Agustien, Rinnelya. 2015. Hubungan Peran Orang Tua dengan Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini di PG dan TK Silmi Samarinda. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Samarinda. Program Studi Keperawatan Program B. Samarinda.
Handayani, Meni. 2018 . Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Keluarga untuk Menumbuhkan Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI. Vol. 11 No.1
Irfan, M., Nuhmah, D. S., Kuntarto E. 2020. Perkembangan Bahasa Anak : Studi Kasus Komunikasi Antarsiswa di Sekolah Dasar. Repository Universitas Jambi.
Isnaniah. 2020. Mmembangun Keterampilan Bahasa Sebagai Potensi Utama Kecerdasan Intelektual bagai Siswa SD Kelas Rendah. STILISTIKA : Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Vol.5 No.1.
Julrissani. 2020. Karakteristik Perkembangan Bahasa dalam Berkomunikasi Siswa Sekolah Dasar di SD Muhammadiyah Karangbendo Yogyakarta. EDUMASPUL : Jurnal Pendidikan. Vol. 4 No.1
Khairani. Anisa, I. Pratiwi, N. S. Putri, N. A. 2018. Peran, Fungsi, dan Keduduka Bahasa dalam Kehidupan Sehari-hari. Respository Unja. Universitas Jambi.
83
Kurniati & Erisa. 2017. Perkembangan Bahasa pada Anak dalam Psikologi serta Implikasinya dalam Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Universitas Natamghati Jambi. Vol.17 No.3.
Kusumawati, Tri Indah. 2015. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Al-Irsyad : Jurnal Pendidiikan dan Konseling. Vol.6, No.2.
Littlejohn, Stephen W & Foss, Karen A. 2012. Theories of Human Communication. Jakarta : Salemba Humanika
Mahajani, T & Muhtar Ruyatul H. 2018. Pemerolehan Bahasa dan Penggunaan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Indonesia : Jurnal Ilmiah Pendidikan. Vol 5 No. 5
Marisa, Riandi. 2015. Permasalahan Perkembangan Bahasa dan Komunikasi Anak. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol.1 No.2
Mardison, Safri. 2017. Perkembangan Bahasa Aanak Usia Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI). Jurnal Tarbiyah Al-Awlad : Jurnal Kependidikan Islam Tingkat Dasar. Vol. 7 No (2)
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatiif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mikarsa, Hera L, dkk. 2009. Pendidikan Anak di Sekolah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Mulqiah, Santi, dkk. 2017. Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Bahasa Anak Prasekolah. Jurnal Dunia Keperawatan. Vol.5, No.1.
Nauw, S, dkk. 2018. Peranan Komunikasi Keluarga dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak. Acta Diurna Komunikasi : Journal Unsrat. Vol. 7 No. 3
Nugrahani, F., & Hum, M. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta : Cakra Books.
Pusari. 2011. Bahasa dan Kecerdasan Anak. MALIH PEDDAS : Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar. Vol.1 No.2
Ruli, Efrianus. 2020. Tugas dan Peran Orang Tua daam Mendidik Anak. Junal Edukasi Nonformal. Vol.3 No.1
Santoso, Hari. 2018. Peran Buku Bacaan dan Lingkungan dalam Menunjang Perkembangan Bahasa Anak. UPT Perpustakaan Negeri Malang.
Sari, Meliana. 2018. Peran Orang Tua dalam Menstimulasi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. AULADA : Jurnal Pendidikan dan Perkembangan Anak. Vol 1, No.1.
Setyowati, Endang B. 2014. Perkembangan Bahasa Anak Usia Prasekolah dengan Pendidikan Ibu. GARUDA: Garda Rujukan Digital. Vol.3 No.1.
Suardi, Indah, dkk. 2019. Pemerolehan Bahasa Pertama pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol.3, No.1.
Suciati. 2018. Peran Orang Tua dalam Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. ThufuLA : Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal. Vol. 5 No. 2.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan:(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D). Bandung : Alfabeta.
84
Surahman, Buyung. 2019. Peran Ibu terhadap Masa Depan Anak. Jurnal Hawa. Vol. 1 No.2.
Suherman, Ansar. 2020. Buku Ajar Teori-Teori Komunikasi. Yogyakarta: Deepublish.
Tarigan, Henry G. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
Taufiqurrahman, Safikri & Suyadi. 2020. Analisis Aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia Dasar dalam Proses Pembelajaran. PIONIR: Jurnal Pendidikan. Vol. 8 No.2.
Werdiningsih, Ayu T.A., dkk.2012. Peran Ibu dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah. Jurnal STIKES. Vol. 5, No.1.
Wood, Julia T. 2013. Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta : Salemba Humanika.Yuliani, Indah, dkk. 2018. Penerapan Bahasa Jawa Krama untuk Membentuk
Karakter Sopan Santun di Sekolah Dasar. Prosiding SEMNAS “Penguatan Pendidikan Karakter pada Siswa dalam Menghadapi Tantangan Global”. Kudus : 11 April 2018. Hal. 160-165.
Zulfitria. 2018. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa. HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD. Vol. 3 No.7
85
LAMPIRAN
86
Lampiran 1. Jadwal PelaksanaanJADWAL PELAKSANAAN
No. Jadwal Kegiatan Bulan
Sept 20 Okt 20 Nov 20 Des 20 Jan 20 Feb 21 Mar 21 Apr 21 Mei 21 Jun 21
A. Persiapan
1. Pengajuan Judul
2. Observasi
3. Penyusunan Proposal
4. Penyusunan Instrumen
5. Seminar Proposal
6. Mengurus Perijinan
B. Pelaksanaan
1 Wawancara
C. Laporan
1 Penyusunan Laporan
2 Penyusunan Hasil Penelitian
3 Sidang Skripsi
87
Lampiran 2 Indikator Pedoman Wawancara Ibu Anak Usia SD
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA TERKAIT PERAN IBU DALAM PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA SEKOLAH DASAR
No. Indikator Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak
1. Membacakan atau menyanyikan lagu pengantar tidur sehingga mereka anak dapat mendengar irama dan memerhatikan kata dalam lagu
1. Membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur.
2. Menyanyikan lagu pengantar tidur
2. Menyanyikan lagu-lagu sederhana dihadapan anak.
3. Menyanyikan lagu sederhana ketika bersama anak
3. Menggunakan ahasa tubuh dalam bernyanyi, bercerita dan beraktivitas setiap hari (menggerakkan tubuh/tangan, menggelengkan kepala dsb)
4. Menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi (menggerakkan tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
5. Menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita (menggerakkan tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
6. Menggunakan bahasa tubuh dalam beraktivitas sehari=hari. (menggerakkan tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
4. Ketika ibu dan anak sama-sama melihat benda tertentu, ibu dapat menyebutkan nama benda tersebut dan meminta anak untuk mengulanginya
7. Menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
8. Meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
5. Perkenalan kata-kata baru kepada anak melalu cerita, majalah, ataupun ketika berpergian
9. Memperkenalkan kata-kata baru melalui majalah/Koran/media lain.
10.Memperkenalkan kata-kata baru melalui buku cerita.
11.Memperkenalkan kata-kata baru ketika bepergian
6. Mengajak anak berbicara 12.Memberi contoh pengucapan susunan
88
dengan memberi contoh pengucapan dan susunan kalimat yang benar
kalimat yang benar ketika berbicara dengan anak
7. Mengajak anak berbicara tentang apa yang anak sukai dan tidak sukai
13. Mengajak anak berbicara/berpendapat mengenai hal-hal yang disukai
14. Mengajak anak berbicara/berpendapat mengenai hal-hal yang tidak disukai.
8. Menceritakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon dari anak
15. Memancing tanggapan anak dengan membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon dari anak.
9. Membacakan cerita kesukaan anak
16. Membacakan cerita kesukaan anak dengan sering.
10. Memberikan banyak pertanaan terbuka kepada anak
17. Memberikan pertanyaan terbuka kepada anak (pertanyaan yang membutuhkan jawaban tidak sekedar ya dan tidak)
11. Bermain dengan anak serta mengajaknya berbicara ketika di dalam rumah
18. Memberikan waktu untuk bermain dengan anak dalam kehidupan sehari-hari.
19. Mengajak anak berbicara ketika melakukan aktivitas rutin di dalam rumah
12. Memberikan contoh pengucapan yang benar dari kata asli anak dengan memainkan permainan menggunakan suara
20. Memberikan contoh pengucapan kata yang benar dengan permainan suara
-
89
Lampiran 4 Pedoman Analisis Wawancara
PEDOMAN ANALISIS WAWANCARA
No.
Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa
Skor Penjelasan
1. Membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur
4 Ibu selalu membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur
3 Ibu sering membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur
2 Ibu jarang membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur
1 Ibu tidak pernah membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur
2. Menyanyikan lagu pengantar tidur
4 Ibu selalu menyanyikan lagu pengantar tidur
3 Ibu sering menyanyikan lagu pengantar tidur
2 Ibu jarang menyanyikan lagu pengantar tidur
1 Ibu tidak pernah menyanyikan lagu pengantar tidur
3. Menyanyikan lagu sederhana ketika bersama anak
4 Ibu selalu menyanyikan lagu sederhana ketika bersama anak
3 Ibu sering menyanyikan lagu sederhana ketika bersama anak
2 Ibu jarang menyanyikan lagu sederhana ketika bersama anak
1 Ibu tidak pernah menyanyikan lagu sederhana ketika bersama anak
.4. Menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi (menggerakkan tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
4 Ibu selalu menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi
3 Ibu sering menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi
2 Ibu jarang menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi
1 Ibu tidak pernah menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi
5. Menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita (menggerakkan tangan,
4 Ibu selalu menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita
3 Ibu sering menggunakan bahasa
90
menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
tubuh dalam bercerita2 Ibu jarang menggunakan bahasa
tubuh dalam bercerita1 Ibu tidak pernah menggunakan
bahasa tubuh dalam bercerita6. Menggunakan bahasa tubuh
ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari. (menggerakkan tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
4 Ibu selalu menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari
3 Ibu sering menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari
2 Ibu jarang menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari
1 Ibu tidak pernah menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari
7. Menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
4 Ibu selalu menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
3 Ibu sering menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
2 Ibu jarang menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
1 Ibu tidak pernah menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
8. Meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
4 Ibu selalu meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
3 Ibu sering meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
2 Ibu jarang meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
1 Ibu tidak pernah meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
91
9. Memperkenalkan kata-kata baru melalui majalah/koran/ televise atau media lain
4 Ibu selalu memperkenalkan kata-kata baru melalui majalah/Koran/ televisi atau media lain
3 Ibu sering memperkenalkan kata-kata baru melalui majalah/Koran/ televisi atau media lain
2 Ibu jarang memperkenalkan kata-kata baru melalui majalah/Koran/ televisi atau media lain
1 Ibu tidak pernah memperkenalkan kata-kata baru melalui majalah/Koran/ televisi atau media lain
10. Memperkenalkan kata-kata baru melalui buku cerita
4 Ibu selalu memperkenalkan kata-kata baru melalui buku cerita
3 Ibu sering memperkenalkan kata-kata baru melalui buku cerita
2 Ibu jarang memperkenalkan kata-kata baru melalui buku cerita
1 Ibu tidak pernah memperkenalkan kata-kata baru melalui buku cerita
11. Memperkenalkan kata-kata baru ketika bepergian
4 Ibu selalu memperkenalkan kata-kata baru ketika bepergian
3 Ibu sering memperkenalkan kata-kata baru ketika bepergian
2 Ibu jarang memperkenalkan kata-kata baru ketika bepergian
1 Ibu tidak pernah memperkenalkan kata-kata baru ketika bepergian
12 Memberi contoh pengucapan susunan kalimat yang benar.
4 Ibu selalu memberi contoh pengucapan susunan kalimat yang benar.
3 Ibu sering memberi contoh pengucapan susunan kalimat yang benar.
2 Ibu jarang memberi contoh pengucapan susunan kalimat yang benar.
1 Ibu tidak pernah memberi contoh pengucapan susunan kalimat yang benar.
13 Mengajak anak berpendapat mengenai hal yang disukai
4 Ibu selalu mengajak anak berpendapat mengenai hal yang
92
disukai3 Ibu sering mengajak anak
berpendapat mengenai hal yang disukai
2 Ibu jarang mengajak anak berpendapat mengenai hal yang disukai
1 Ibu tidak pernah mengajak anak berpendapat mengenai hal yang disukai
14. Mengajak anak berpendapat mengenai hal yang tidak disukai
4 Ibu selalu mengajak anak berpendapat mengenai hal yang tidak disukai
3 Ibu sering mengajak anak berpendapat mengenai hal yang tidak disukai
2 Ibu jarang mengajak anak berpendapat mengenai hal yang tidak disukai
1 Ibu tidak pernah mengajak anak berpendapat mengenai hal yang tidak disukai
15. Memancing respon anak dengan membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon.
4 Ibu selalu memancing respon anak dengan membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon.
3 Ibu sering memancing respon anak dengan membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon.
2 Ibu jarang memancing respon anak dengan membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon.
1 Ibu tidak pernah memancing respon anak dengan membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon.
16. Membacakan cerita kesukaan anak
4 Ibu selalu membacakan cerita kesukaan anak
3 Ibu sering membacakan cerita kesukaan anak
2 Ibu jarang membacakan cerita kesukaan anak
1 Ibu tidak pernah membacakan
93
cerita kesukaan anak17. Memberikan pertanyaan terbuka
kepada anak.4 Ibu selalu memberikan
pertanyaan terbuka kepada anak.
3 Ibu sering memberikan pertanyaan terbuka kepada anak
2 Ibu jarang memberikan pertanyaan terbuka kepada anak
1 Ibu tidak pernah memberikan pertanyaan terbuka kepada anak
18. Memberikan waktu untuk bermain dengan anak dalam kehidupan sehari-hari.
4 Ibu selalu memberikan waktu untuk bermain dengan anak dalam kehidupan sehari-hari.
3 Ibu sering memberikan waktu untuk bermain dengan anak dalam kehidupan sehari-hari.
2 Ibu jarang memberikan waktu untuk bermain dengan anak dalam kehidupan sehari-hari.
1 Ibu tidak pernah memberikan waktu untuk bermain dengan anak dalam kehidupan sehari-hari.
19 Mengajak anak berbicara ketika melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah
4 Ibu selalu mengajak anak berbicara ketika melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah
3 Ibu sering mengajak anak berbicara ketika melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah
2 Ibu jarang mengajak anak berbicara ketika melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah
1 Ibu tidak pernah mengajak anak berbicara ketika melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah
20. Memberikan contoh pengucapan kata yang benar dengan permainan suara.
4 Ibu selalu memberikan contoh pengucapan kata yang benar dengan permainan suara.
3 Ibu sering memberikan contoh pengucapan kata yang benar dengan permainan suara.
94
2 Ibu jarang memberikan contoh pengucapan kata yang benar dengan permainan suara.
1 Ibu tidak pernah memberikan contoh pengucapan kata yang benar dengan permainan suara.
Kriteria Penilaian Wawancara dengan Ibu Anak Usia Sekolah Dasar Terkait
Peran dalam Perkembangan Bahasa Anak
Skor Interval Kategori
4 65 — 80 Sangat Baik (SB)
3 50 — 64 Baik (B)
2 35 — 49 Cukup (C)
1 20 — 34 Kurang (K)
95
Lampiran 3 Instrumen Wawancara dengan Ibu Anak SD
INSTRUMEN WAWANCARA (KUESIONER) DENGAN IBU ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal :
Nama :
Isilah dengan menggunakan tanda centang pada pernyataan berikut sesuai dengan keadaan yang terjadi.
No.
Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak
KeteranganSelalu Sering Kadang
KadangTidakPernah
7. Membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur
2. Menyanyikan lagu pengantar tidur.3. Menyanyikan lagu sederhana ketika
bersama anak4. Menggunakan bahasa tubuh dalam
bernyanyi (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya)
5. Menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya
6. Menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari. (menggerakkan tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
7. Menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
8. Meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
9. Memperkenalkan kata-kata baru melalui majalah/koran/televisi atau media massa lain
10. Memperkenalkan kata-kata baru melalui
96
buku cerita11. Memperkenalkan kata-kata baru ketika
bepergian12. Memberi contoh pengucapan susunan
kalimat yang benar13. Mengajak anak berpendapat mengenai
hal yang disukai14. Mengajak nak berpendapat mengenai hal
yang tidak disukai.15. Memancing respon anak dengan
membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon anak
16. Membacakan cerita kesukaan anak.17. Memberikan pertanyaan terbuka kepada
anak.18. Memberikan waktu untuk bermain
dengan anak di setiap harinya.19. Mengajak anak berbicara ketika
melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah.
20. Memberikan contoh pengucapan kata yang benar dengan permainan suara.
Keterangan
Skor : 4 (Selalu)
3 (Sering)
2 (Kadang-Kadang)
1 (Tidak Pernah)
97
Lampiran 3a
HASIL WAWANCARA (KUESIONER) DENGAN IBU ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal : Selasa/25 Mei 2021
Nama : ER
Ibu dari : KIN
No.
Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak
KeteranganSelalu Sering Kadang
KadangTidakPernah
8. Membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur
2. Menyanyikan lagu pengantar tidur. 3. Menyanyikan lagu sederhana ketika
bersama anak
4. Menggunakan bahasa tubuh dalam bernyanyi (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya)
5. Menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya
6. Menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari. (menggerakkan tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
7. Menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
8. Meminta anak mengulangi kata yang
telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
9. Memperkenalkan kata-kata baru melalui majalah/koran/televisi atau media massa lain
10. Memperkenalkan kata-kata baru melalui
98
buku cerita11. Memperkenalkan kata-kata baru ketika
bepergian
12. Memberi contoh pengucapan susunan kalimat yang benar
13. Mengajak anak berpendapat mengenai
hal yang disukai
14. Mengajak nak berpendapat mengenai hal yang tidak disukai.
15. Memancing respon anak dengan
membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon anak
16. Membacakan cerita kesukaan anak. 17. Memberikan pertanyaan terbuka kepada
anak.
18. Memberikan waktu untuk bermain dengan anak di setiap harinya.
19. Mengajak anak berbicara ketika
melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah.
20. Memberikan contoh pengucapan kata yang benar dengan permainan suara.
Narasumber Peneliti
Ibu ER Farah Nur Nabila
99
Lampiran 3b
HASIL WAWANCARA (KUESIONER) DENGAN IBU ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal : Kamis/ 8 Juni 2021
Nama : MRY
Ibu dari : ARR
No.
Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak
Keterangan
Selalu SeringKadangKadang
TidakPernah
9. Membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur
2. Menyanyikan lagu pengantar tidur. 3. Menyanyikan lagu sederhana ketika
bersama anak 4. Menggunakan bahasa tubuh dalam
bernyanyi (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya)
5. Menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya
6. Menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari. (menggerakkan tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
7. Menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
8. Meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
9. Memperkenalkan kata-kata baru melalui
majalah/koran/televisi atau media massa lain
10. Memperkenalkan kata-kata baru melalui
100
buku cerita11. Memperkenalkan kata-kata baru ketika
bepergian 12. Memberi contoh pengucapan susunan
kalimat yang benar 13. Mengajak anak berpendapat mengenai
hal yang disukai 14. Mengajak nak berpendapat mengenai hal
yang tidak disukai. 15. Memancing respon anak dengan
membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon anak
16. Membacakan cerita kesukaan anak. 17. Memberikan pertanyaan terbuka kepada
anak. 18. Memberikan waktu untuk bermain
dengan anak di setiap harinya. 19. Mengajak anak berbicara ketika
melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah.
20. Memberikan contoh pengucapan kata
yang benar dengan permainan suara.
Narasumber Peneliti
Ibu MRY Farah Nur Nabila
101
Lampiran 3c
HASIL WAWANCARA (KUESIONER) DENGAN IBU ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal : Rabu/ 9 Juni 2021
Nama : NH
Ibu dari : MHA
No.
Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak
Keterangan
Selalu SeringKadangKadang
TidakPernah
10. Membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur
2. Menyanyikan lagu pengantar tidur. 3. Menyanyikan lagu sederhana ketika
bersama anak 4. Menggunakan bahasa tubuh dalam
bernyanyi (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya)
5. Menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya
6. Menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari. (menggerakkan tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
7. Menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
8. Meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
9. Memperkenalkan kata-kata baru melalui
majalah/koran/televisi atau media massa lain
10. Memperkenalkan kata-kata baru melalui
102
buku cerita11. Memperkenalkan kata-kata baru ketika
bepergian 12. Memberi contoh pengucapan susunan
kalimat yang benar 13. Mengajak anak berpendapat mengenai
hal yang disukai 14. Mengajak nak berpendapat mengenai hal
yang tidak disukai. 15. Memancing respon anak dengan
membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon anak
16. Membacakan cerita kesukaan anak. 17. Memberikan pertanyaan terbuka kepada
anak. 18. Memberikan waktu untuk bermain
dengan anak di setiap harinya. 19. Mengajak anak berbicara ketika
melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah.
20. Memberikan contoh pengucapan kata
yang benar dengan permainan suara.
Narasumber Peneliti
Ibu NH Farah Nur Nabila
103
Lampiran 3d
HASIL WAWANCARA (KUESIONER) DENGAN IBU ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal : Kamis/ 10 Juni 2021
Nama : MSF
Ibu dari : AK
No.
Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak
Keterangan
Selalu SeringKadangKadang
TidakPernah
11. Membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur
2. Menyanyikan lagu pengantar tidur. 3. Menyanyikan lagu sederhana ketika
bersama anak 4. Menggunakan bahasa tubuh dalam
bernyanyi (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya)
5. Menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya
6. Menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari. (menggerakkan tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
7. Menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
8. Meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
9. Memperkenalkan kata-kata baru melalui
majalah/koran/televisi atau media massa lain
10. Memperkenalkan kata-kata baru melalui
104
buku cerita11. Memperkenalkan kata-kata baru ketika
bepergian 12. Memberi contoh pengucapan susunan
kalimat yang benar 13. Mengajak anak berpendapat mengenai
hal yang disukai 14. Mengajak nak berpendapat mengenai hal
yang tidak disukai. 15. Memancing respon anak dengan
membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon anak
16. Membacakan cerita kesukaan anak. 17. Memberikan pertanyaan terbuka kepada
anak. 18. Memberikan waktu untuk bermain
dengan anak di setiap harinya. 19. Mengajak anak berbicara ketika
melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah.
20. Memberikan contoh pengucapan kata
yang benar dengan permainan suara.
Narasumber Peneliti
Ibu MSF Farah Nur Nabila
105
Lampiran 3e
HASIL WAWANCARA (KUESIONER) DENGAN IBU ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal : Jum’at/ 11 Juni 2021
Nama : YLT
Ibu dari : MTA
No.
Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak
Keterangan
Selalu SeringKadangKadang
TidakPernah
12. Membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur
2. Menyanyikan lagu pengantar tidur. 3. Menyanyikan lagu sederhana ketika
bersama anak 4. Menggunakan bahasa tubuh dalam
bernyanyi (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya)
5. Menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya
6. Menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari. (menggerakkan tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
7. Menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
8. Meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
9. Memperkenalkan kata-kata baru melalui
majalah/koran/televisi atau media massa lain
10. Memperkenalkan kata-kata baru melalui
106
buku cerita11. Memperkenalkan kata-kata baru ketika
bepergian 12. Memberi contoh pengucapan susunan
kalimat yang benar 13. Mengajak anak berpendapat mengenai
hal yang disukai 14. Mengajak nak berpendapat mengenai hal
yang tidak disukai. 15. Memancing respon anak dengan
membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon anak
16. Membacakan cerita kesukaan anak. 17. Memberikan pertanyaan terbuka kepada
anak. 18. Memberikan waktu untuk bermain
dengan anak di setiap harinya. 19. Mengajak anak berbicara ketika
melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah.
20. Memberikan contoh pengucapan kata
yang benar dengan permainan suara.
Narasumber Peneliti
Ibu YLT Farah Nur Nabila
107
Lampiran 3f
HASIL WAWANCARA (KUESIONER) DENGAN IBU ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal : Sabtu/ 12 Juni 2021
Nama : Ibu SKN
Ibu dari : NKA
No.
Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak
Keterangan
Selalu SeringKadangKadang
TidakPernah
13. Membacakan cerita atau dongeng sederhana sebelum tidur
2. Menyanyikan lagu pengantar tidur. 3. Menyanyikan lagu sederhana ketika
bersama anak 4. Menggunakan bahasa tubuh dalam
bernyanyi (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya)
5. Menggunakan bahasa tubuh dalam bercerita (menggerakkan tangan, menganggukkan/ menggelengkan kepala, dan sebagainya
6. Menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara dengan anak dalam aktivitas sehari-hari. (menggerakkan tangan, menganggukkan/menggelengkan kepala, dan sebagainya)
7. Menyebutkan nama benda yang sedang anak dan ibu amati bersama
8. Meminta anak mengulangi kata yang telah disebutkan dan membenarkan pengucapannya
9. Memperkenalkan kata-kata baru melalui
majalah/koran/televisi atau media massa lain
10. Memperkenalkan kata-kata baru melalui
108
buku cerita11. Memperkenalkan kata-kata baru ketika
bepergian 12. Memberi contoh pengucapan susunan
kalimat yang benar 13. Mengajak anak berpendapat mengenai
hal yang disukai 14. Mengajak nak berpendapat mengenai hal
yang tidak disukai. 15. Memancing respon anak dengan
membacakan cerita-cerita sederhana yang membutuhkan respon anak
16. Membacakan cerita kesukaan anak. 17. Memberikan pertanyaan terbuka kepada
anak. 18. Memberikan waktu untuk bermain
dengan anak di setiap harinya. 19. Mengajak anak berbicara ketika
melakukan aktivitas sehari-hari di dalam rumah.
20. Memberikan contoh pengucapan kata
yang benar dengan permainan suara.
Narasumber Peneliti
Ibu SKN Farah Nur Nabila
109
Lampiran 4 Pedoman Wawancara dengan Ibu Anak Usia SD
PEDOMAN WAWANCARA
DENGAN IBU DARI ANAK USIA SD DI SD N 4 JEKULO
Judul Skripsi :
Peran Ibu dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Sekolah Dasar di SD 4
Jekulo.
Hari :
Tanggal :
Pertanyaan wawancara kepada ibu dari anak usia SD di Desa Jekulo:
1. Berapakah usia Ibu?
2. Apa jenjang penelitian terakhir Ibu?
3. Apa pekerjaan Ibu?
4. Berapa lama waktu ibu bekerja setiap harinya?
5. Pukul berapa ibu berangkat bekerja dan pukul berapa ibu pulang?
6. Menurut Ibu, apakah komunikasi secara intens dengan anak adalah suatu
hal yang penting?
7. Menurut Ibu, apakah penting memperhatikan perkembangan bahasa anak
sejak dini hingga usia sekolah?
8. Menurut Ibu, apakah penting untuk mendampingi anak ketika mempelajari
bahasa entah melalui buku cerita, televise, radio ataupun dalam kegiatan
sehari-hari lainnya?
9. Selain mendampingi, hal apa saja yang Ibu lakukan sebagai peran dalam
perkembangan bahasa anak?
10. Apakah ada kegiatan atau hal-hal lain yang menjadi penghambat peran Ibu
dalam perkembangan bahasa anak?
110
Lampiran 4a
HASIL WAWANCARA (PERTANYAAN) DENGAN IBU ANAK USIA SD DI SD N 4 JEKULO
Hari/Tanggal : Sabtu/ 12 Juni 2021Nama : Ibu ER
Pertanyaan JawabanBerapakah usia Ibu? 37 Tahun
Apa jenjang pendidikan terakhir Ibu?
Sarjana Komunikasi
Apa pekerjaan Ibu? Ibu rumah tangga mbak, tapi punya usaha makanan kecil-kecilan di rumah. Jadi, masih memiliki penghasilan sendiri. Kalau tidak begitu nanti anak-anak saya gimana mbak, orang sudah tidak punya ayah.
Berapa lama waktu yang Ibu gunakan untuk bekerja setiap harinya?
Kalau tokonya mulai buka mbak kadang jam 9 pagi sampai jam 7 malam. Karena di rumah jadi bisa saya sambi dengan melakukan hal lain.
Pukul berapa Ibu berangkat bekerja setiap harinya
-
Menurut Ibu, apakah peniing melakukan komunikasi secara intens dengan anak setiap hari?
Penting sekali mbak. Saya usahakan setiap hari mengobrol dengan anak-anak tentang apa yang dia alami seharian itu. Sesibuk apapun saya tetap saya usahakan untuk berkomunikasi dengan anak.
Menurut Ibu, apakah penting memperhatikan perkembangan bahasa anak sejak dini hingga usia sekolah dasar?
Sangat penting mbak. Karena ketika sejak dini sudah diajari atau diperhatikan bahasanya, nanti waktu agak besar akan terlihat anaknya mudah memahami ketika diajak berbicara. Selain itu saya pikir bahasa itu kunci untuk memahami hal lain. Jadi menurut saya memang sangat penting
Menurut Ibu, apakah penting untuk mendampingi anak ketika mempelajari bahasa entah melalui buku cerita, televisi, radio, dan sebagainya?
Iya mbak. Saya berusaha mendampingi anak ketika dia membaca buku atau menonton video dari youtube. Kalau memang sedang sibuk, saya biasanya meminta anak untuk mengingat kata-kata yang dia tidak paham artinya. Nanti kalau saya sudah senggang waktunya saya beri penjelasan ke dia.
Selain mendampingi, hal Mungkin memfasilitasi ya mbak. Seperti
111
apa saja yang Ibu lakukan sebagai peran dalam perkembangan bahasa anak?
membelikan buku cerita. Kadang meminjami gadget biar dia bisa menonton entah film ataupun animasi. Karena saya pikir, animasi dan film itu seperti media pembelajaran bahasa yang efektif untuk anak. Anak jadi tertarik karena visualnya bagus. Disisi lain, akan banyak kosa kata baru yang bisa diambil oleh anak.Selain memfasilitasi mungkin membimbing ya mbak. Kadang saya sering menemani anak saya ketika belajar ataupun membaca. Kadang saya yang bacakan. Saya juga membimbing dengan mengajari kalimat-kalimat yang benar
Apakah ada kegiatan atau hal-hal lain yang menjadi penghambat peran Ibu dalam perkembangan bahasa anak?
Mungkin setelah bapaknya tidak ada. Saya yang harus jadi tulang punggung keluarga. Jadi waktunya sudah tidak seperti dulu lagi yang benar-benar fokus untuk merawat anak dari pagi sampai malam. Sekarang harus mencari penghasilan untuk mencukupi kebutuhan anak. Harus pintar-pintar membagi waktu.
Narasumber Peneliti
Ibu ER Farah Nur Nabila
112
Lampiran 4b
HASIL WAWANCARA (PERTANYAAN) DENGAN IBU ANAK USIA SD DI SD N 4 JEKULO
Hari/Tanggal : Minggu/ 13 Juni 2021
Nama : Ibu MRY
Pertanyaan JawabanBerapakah usia Ibu? 30 Tahun
Apa jenjang pendidikan terakhir Ibu?
SMA
Apa pekerjaan Ibu? Karyawan toko bahan –bahan roti di Pasar Jekulo
Berapa lama waktu yang Ibu gunakan untuk bekerja setiap harinya?
Kira-kira 6 jam perharinya mbak.
Pukul berapa Ibu berangkat bekerja setiap harinya
Berangkat jam 8 dari rumah. Pulangnya kadang jam 2 tapi kalau lagi rame biasanya sampai ashar sekitar jam 3 baru pulang.
Menurut Ibu, apakah penting melakukan komunikasi secara intens dengan anak setiap hari?
Penting mbak. Karena saya hanya tinggal berdua dengan anak saya. Jadi ya, memang dia yang saya ajak ngobrol, biar rumah itu tetap hangat suasananya. Walau saya kerja tapi tiap pagi saya sempatkan untuk berbicara dengan anak saya atau melakukan aktivitas bersama-sama. Setelah pulang dari kerja saya juga sebisa mungkin saya mengajak dia berbicara tentang apapun itu.
Menurut Ibu, apakah penting memperhatikan perkembangan bahasa anak sejak dini hingga usia sekolah dasar?
Penting mbak kan bahasa itu seperti hal pokok ya sebelum mempelajari hal-hal lain. Jadi ya dari kecil anak saya sudah saya pancing kemampuan bahasanya itu waktu kecil saya ajarkan kata-kata sederhana nanti dia ulangi. Waktu sudah masuk sd ini saya mulai menjadwalkan waktu untuk mengobrol atau melungkan waktu dengan dia.
Menurut Ibu, apakah penting untuk mendampingi anak
Jelas penting mbak. Dengan mendampingi anak saya jadi bisa tahu apa yang anak belum tahu, apa
113
ketika mempelajari bahasa entah melalui buku cerita, televisi, radio, dan sebagainya?
kesulitan anak, atau kira-kira apa yang anak butuhkan.
Selain mendampingi, hal apa saja yang Ibu lakukan sebagai peran dalam perkembangan bahasa anak?
Saya menyediakan barang-barang yang berguna untuk meningkatkan bahasanya mbak. Seperti buku cerita, buku bergambar. Saya belikan DVD lagu-lagu anak.Saya juga mengatur waktu anak untuk bermain, tidur, belajar yang di dalamnya juga termasuk mempelajari bahasa. Misalnya, setiap pukul 18.30-20.00 saya mengaruskan dia untuk belajar (membaca, menulis atau menjawab pertanyaan), pukul 16.00-18.00 waktu untuk mengobrol dengan saya. Pukul 21.00-05.30 harus tidur. Selebihnya saya bebaskan dia untuk bermain atau melakukan hal yang Ia sukaiSebisa mungkin saya jadi partner anak saya untuk berbicara setiap saat mbak. Saya sering menanyakan apakah hari ini dia senang, atau sedih.
Apakah ada kegiatan atau hal-hal lain yang menjadi penghambat peran Ibu dalam perkembangan bahasa anak?
Mungkin pekerjaan ya mbak. Jadi waktu untuk anak saya bekurang. Karena pekerjaan juga kadang saya sampai rumah sudah capek jadi waktu untuk anak berkurang.
Narasumber Peneliti
Ibu MRY Farah Nur Nabila
114
Lampiran 4c
HASIL WAWANCARA (PERTANYAAN) DENGAN IBU ANAK USIA SD DI SD N 4 JEKULO
Hari/Tanggal : Minggu/13 Juni 2021
Nama : Ibu NH
Pertanyaan JawabanBerapakah usia Ibu? 46 Tahun
Apa jenjang pendidikan terakhir Ibu?
SMA
Apa pekerjaan Ibu? Karyawan Toko di Pasar Kliwon
Berapa lama waktu yang Ibu gunakan untuk bekerja setiap harinya?
Kira-kira 7-8 jam
Pukul berapa Ibu berangkat bekerja setiap harinya
Jam 9 mbak. Pulang jam 4 sore
Menurut Ibu, apakah penting melakukan komunikasi secara intens dengan anak setiap hari?
Sebenarnya penting mbak. tapi kadang tidak ada waktunya
Menurut Ibu, apakah penting memperhatikan perkembangan bahasa anak sejak dini hingga usia sekolah dasar?
Penting. Karena kalau tidak diperhatikan nanti anak saya susah kalau diajak bicara orang lain. Selain itu biar bisa berkomunikasi dengan orang lain.
Menurut Ibu, apakah penting untuk mendampingi anak ketika mempelajari bahasa entah melalui buku cerita, televisi, radio, dan sebagainya?
Penting mbak. Tapi ya Saya tidak bisa mendampingi terus. Kadang dia belajar sendiri. Karena saya tidak ada waktu
Selain mendampingi, hal apa saja yang Ibu lakukan sebagai peran dalam perkembangan bahasa anak?
Yang paling penting si menyediakan semua kebutuhannya ya mbak. Membelikan buku,, atau majalah anak.Selain itu, membimbing anak. Mengajarkan kata-kata yang belum dia tahu atau membenarkan
115
kalimat kalau salah.Apakah ada kegiatan atau hal-hal lain yang menjadi penghambat peran Ibu dalam perkembangan bahasa anak?
Pekerjaan saya yang memforsir banyak waktu setiap hari jadi waktu dengan anak berkurang.
Narasumber Peneliti
Ibu NH Farah Nur Nabila
116
Lampiran 4d
HASIL WAWANCARA (PERTANYAAN) DENGAN IBU ANAK USIA SD DI SD N 4 JEKULO
Hari/Tanggal : Senin/ 14 Juni 2021
Nama : Ibu MSF
Pertanyaan JawabanBerapakah usia Ibu? 48 Tahun
Apa jenjang pendidikan terakhir Ibu?
SMA
Apa pekerjaan Ibu? Pedagang Kelapa Rumahan
Berapa lama waktu yang Ibu gunakan untuk bekerja setiap harinya?
Karena kerjanya di rumah ya tidak menentu mbak.
Pukul berapa Ibu berangkat bekerja setiap harinya
-
Menurut Ibu, apakah peniing melakukan komunikasi secara intens dengan anak setiap hari?
Iya mbak.Komunikasi dengan anak itu kunci biar anak merasa diperhatikan . biar tidak merasa jauh dari ibunya
Menurut Ibu, apakah penting memperhatikan perkembangan bahasa anak sejak dini hingga usia sekolah dasar?
Iya. Biar paham kalau diajak berkomunikasi dengan orang lain. Biar paham juga kalau beajar sesuatu, kan semuanya itu pakai bahasa ya. Pelajaran-pelajaran juga kan pakai bahasa penjelasannya. Biar pintar
Menurut Ibu, apakah penting untuk mendampingi anak ketika mempelajari bahasa entah melalui buku cerita, televisi, radio, dan sebagainya?
Memang penting mbak, biar anak ini kalau belajar atau baca-baca gitu bisa fokus kalau didampingi. Kalau tidak didampingi itu seringnya malah mainan yang lain.
Selain mendampingi, hal apa saja yang Ibu lakukan sebagai peran dalam perkembangan bahasa anak?
Yang utama itu menjadi contoh untuk mereka ya mbak. Jadi, saya kalau berbicara dengan mereka itu jelas tidak setengah-setengah. Saya juga tidak pernah pakai bahasa yang kasar.Selain itu ya menyediakan buku bacaan cerita-
117
cerita pendek untuk anak.Apakah ada kegiatan atau hal-hal lain yang menjadi penghambat peran Ibu dalam perkembangan bahasa anak?
Mungkin karena saya bukan muda lagi, jadi saya tidak punya cara atau trik khusus untuk membuat anak lebih tertarik untuk belajar bahasa.
Narasumber Peneliti
Ibu MSF Farah Nur Nabila
118
Lampiran 5e
HASIL WAWANCARA (PERTANYAAN) DENGAN IBU ANAK USIA SD DI SD N 4 JEKULO
Hari/Tanggal : Selasa/ 15 Juni 2021
Nama : Ibu YLT
Pertanyaan JawabanBerapakah usia Ibu? 50 Tahun
Apa jenjang pendidikan
terakhir Ibu?
SMP
Apa pekerjaan Ibu? Ibu Rumah Tangga
Berapa lama waktu yang
Ibu gunakan untuk bekerja
setiap harinya?
-
Pukul berapa Ibu berangkat
bekerja setiap harinya
-
Menurut Ibu, apakah
peniing melakukan
komunikasi secara intens
dengan anak setiap hari?
Penting mbak. Agar anak tetap merasa diperhatikan
Menurut Ibu, apakah
penting memperhatikan
perkembangan bahasa anak
sejak dini hingga usia
sekolah dasar?
Iya, biar tidak kesulitan diajak bicara dan menerima
pembelajaran
Menurut Ibu, apakah
penting untuk mendampingi
anak ketika mempelajari
bahasa entah melalui buku
cerita, televisi, radio, dan
Penting. Biar bisa menyemangati. Kalau tidak
didampingi baru sebentar sudah ditutup bukunya.
119
sebagainya?
Selain mendampingi, hal
apa saja yang Ibu lakukan
sebagai peran dalam
perkembangan bahasa
anak?
Memotivasi ketika dia malas membaca, saya suruh
dia membaca. Selain itu menjadi contoh dengan
berbicara menggunakan bahasa yang tepat.
Apakah ada kegiatan atau
hal-hal lain yang menjadi
penghambat peran Ibu
dalam perkembangan
bahasa anak?
Hambatannya karena saya sudah cukup berumur ya
setengah abad anak saya masih kecil kadang kalau
dia tanya yang susah-susah gitu saya tidak paham.
Selain itu, saya juga pikirannya tidak hanya fokus
ke MTA, tapi juga ke keperluan kakak-kakaknya.
Narasumber Peneliti
Ibu YLT Farah Nur Nabila
120
Lampiran 5f
HASIL WAWANCARA (PERTANYAAN) DENGAN IBU ANAK USIA SD DI SD N 4 JEKULO
Hari/Tanggal : Sabtu/ 12 Juni 2021
Nama : Ibu SKN
Pertanyaan JawabanBerapakah usia Ibu? 50 Tahun
Apa jenjang pendidikan
terakhir Ibu?
Belum Lulus SD
Apa pekerjaan Ibu? Ibu Rumah Tangga
Berapa lama waktu yang
Ibu gunakan untuk bekerja
setiap harinya?
-
Pukul berapa Ibu berangkat
bekerja setiap harinya
-
Menurut Ibu, apakah
peniing melakukan
komunikasi secara intens
dengan anak setiap hari?
Iya mbak.
Karena biar hubungan anak kulino (terbiasa)
dengan sayaa. Jadi bisa nurut kalau dinasehati.
Menurut Ibu, apakah
penting memperhatikan
perkembangan bahasa anak
sejak dini hingga usia
sekolah dasar?
Memperhatikan bahasa anak memang penting
mbak, saya coba semampu saya. Karena saya
keadaannya begini SD saja belum tamat, jadi saya
lakukan yang saya bisa.
Menurut Ibu, apakah
penting untuk mendampingi
anak ketika mempelajari
bahasa entah melalui buku
cerita, televisi, radio, dan
sebagainya?
Iya mbak, bisanya memang mendampingi, supaya
dia fokus belajar, mau mengajari ya saya tidak bisa.
121
Selain mendampingi, hal
apa saja yang Ibu lakukan
sebagai peran dalam
perkembangan bahasa
anak?
Saya ini pendidikannya rendah, mau mengajari
tidak bisa mbak. Saya hanya memberikan
semangat, mengingatkan waktu belajar, hal lain
mungkin menyiapkan kebutuhannya,
Apakah ada kegiatan atau
hal-hal lain yang menjadi
penghambat peran Ibu
dalam perkembangan
bahasa anak?
Karena saya SD saja tidak lulus, baca masih
terbata-bata. Itu yang jadi hambatan besar. Jadinya
saya tidak bisa mengajari anak saya membaca
dengan baik.
Narasumber Peneliti
Ibu SKN Farah Nur Nabila
122
Lampiran 6
PEDOMAN OBSERVASI
DENGAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI SD N 4 JEKULO
No.
Aspek Bahasa Indikator Sub Indikator
1. Fonetik Mengikuti fonem /l/ atau /r/ dalam konsonan rangkap
Dapat mengucapkan membedakan penggunaan kata lambat dan rambatDapat mengucapkan membedakan penggunaan raga dan laga
2. Morfemik Perubahan bentuk kata, serta perubahan bentuk kata terhadap arti dan golongan kata.
Dapat menyusun kalimat dengan benar dari kata berikut : Andi, raut, pensil, kelas(Andi meraut pensil di kelas)Dapat mengubah kalimat pasif menjadi kalimat aktif dari kalimat berikut:Bola ditendang Rudi di lapangan(Rudi menendang bola di lapangan)
3. Sintaksis Mengurutkan kata dalam menentukan arti yang tersusun dalam SPOK (Subjek, Predikat, Objek dan Keterangan)
Dapat membedakan arti kalimat.“Ressa mendorong sepeda” memiliki makna yang berbeda dengan “sepeda mendorong Ressa”
4. Semantik Mengetahui arti-arti tiap kata dengan kata lain
Dapat menemukan persamaan kata “kerja keras” = “banting tulang”Dan kata “wanita” = “perempuan” dan sebagainya.
5. Pragmatik Menggunakan bahasa yang sopan dalam situasi-situasi yang tepat
Dapat berbicara dengan sopan ketika meminta izin akan ke kamar mandi untuk buang air kecil.
123
Lampiran 7a
HASIL OBSERVASI ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal : 27 Mei 2021
Nama : KIN
No. Pertanyaan Jawaban1. Apakah kata rambat dan
lambat memilik arti yang berbeda?
Iya
2. Apa yang kamu ketahui tentang kata lambat?
Bergerak secara tidak cepat
3. Apa yang kamu ketahui tentang kata rambat?
Menjalar, atau merambat sepeerti pada tumbuhan daun sirih
4. Apakah kata raga dan laga memiliki arti yang berbeda?
Iya
5. Apa yang kamu ketahui tentang kata raga?
Tubuh
6. Apa yang kamu ketahui tentang kata laga?
Pertandingan yang diadakan untuk binatang
7. Dari kata berikut ini ubahlah menjadi sebuah kalimat : Andi, raut, pensil, kelas
Andi meraut pensil di kelas
8. Dari kalimat berikut ubahlah menjadi kalimat pasif : Rudi menendang bola
Bola ditendang Rudi
9. Apakah dua kalimat berikut memiliki arti yang berbeda :“Andi mendorong sepeda” dan “sepeda mendorong andi”
Benar, kalimat tersebut memiliki arti yang berbeda
10. Dari kalimat berikut pilihlah kalimat yang memiliki makna sama dengan “Andri membeli buku” :
Buku dibeli Andri atauBuku membeli Andri
Buku dibeli Andri
11. Perhatikan kelompok kata berikut:K1 :(Wanita, kembang, kerja keras, betul) danK2 :(bunga, benar, banting tulang, perempuan)Pasangkan kata dari K1 yang
Wanita — PerempuanKembang — BungaKerja keras — Banting tulangBetul — benar
124
memiliki arti sama dengan kata dari K2.
12. Apabila kamu di dalam kelas da nada gurumu, kemudian kamu ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil, bagaimana kamu meminta izin kepada gurumu?
Permisi Bu, Saya izin ingin ke kamar mandi
Narasumber Peneliti
KIN Farah Nur Nabila
125
Lampiran 7
HASIL OBSERVASI ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal : Selasa/8 Juni 2021
Nama : ARR
No. Pertanyaan Jawaban1. Apakah kata rambat dan
lambat memilik arti yang berbeda?
Iya berbeda
2. Apa yang kamu ketahui tentang kata lambat?
Tidak cepat, pelan-pelan
3. Apa yang kamu ketahui tentang kata rambat?
Seperti menjalar
4. Apakah kata raga dan laga memiliki arti yang berbeda?
Iya memiliki arti berbeda
5. Apa yang kamu ketahui tentang kata raga?
Raga seperti bagian yang terlihat dari suatu benda, seperti rangka
6. Apa yang kamu ketahui tentang kata laga?
Pertandingan antar binatang
7. Dari kata berikut ini ubahlah menjadi sebuah kalimat : Andi, raut, pensil, kelas
Andi meraut pensil di Kelas
8. Dari kalimat berikut ubahlah menjadi kalimat pasif : Rudi menendang bola
Abaola ditendang araudi
9. Apakah dua kalimat berikut memiliki arti yang berbeda :“Andi mendorong sepeda” dan “sepeda mendorong andi”
Berbeda
10. Dari kalimat berikut pilihlah kalimat yang memiliki makna sama dengan “Andri membeli buku” :
Buku dibeli Andri atauBuku membeli Andri
Buku dibeli Andri
11. Perhatikan kelompok kata berikut:K1 :(Wanita, kembang, kerja keras, baik) danK2 :(bunga, benar, banting tulang, perempuan)Pasangkan kata dari K1 yang
Wanita — PerempuanKembang — BungaKerja keras — Banting tulangBetul — benar
126
memiliki arti sama dengan kata dari K2.
12. Apabila kamu di dalam kelas ada gurumu, kemudian kamu ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil, bagaimana kamu meminta izin kepada gurumu?
Permisi Bu, saya mohon izin ingin ke belakang.
Narasumber Peneliti
ARR Farah Nur Nabila
127
Lampiran 7
HASIL OBSERVASI ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal :Rabu/9 Juni 2021
Nama : AK
No. Pertanyaan Jawaban1. Apakah kata rambat dan
lambat memilik arti yang berbeda?
Iya berbeda
2. Apa yang kamu ketahui tentang kata lambat?
Tidak cepat, pelan-pelan
3. Apa yang kamu ketahui tentang kata rambat?
Ketela rambat
4. Apakah kata raga dan laga memiliki arti yang berbeda?
Iya memiliki arti berbeda
5. Apa yang kamu ketahui tentang kata raga?
Raga seperti bagian yang terlihat dari suatu benda, seperti rangka
6. Apa yang kamu ketahui tentang kata laga?
Lomba
7. Dari kata berikut ini ubahlah menjadi sebuah kalimat : Andi, raut, pensil, kelas
Andi meraut pensil di Kelas
8. Dari kalimat berikut ubahlah menjadi kalimat pasif : Rudi menendang bola
Abaola ditendang araudi
9. Apakah dua kalimat berikut memiliki arti yang berbeda :“Andi mendorong sepeda” dan “sepeda mendorong andi”
Berbeda
10. Dari kalimat berikut pilihlah kalimat yang memiliki makna sama dengan “Andri membeli buku” :
Buku dibeli Andri atauBuku membeli Andri
Buku dibeli Andri
11. Perhatikan kelompok kata berikut:K1 :(Wanita, kembang, kerja keras, baik) danK2 :(bunga, benar, banting tulang, perempuan)Pasangkan kata dari K1 yang
Wanita — PerempuanKembang — BungaKerja keras — Banting tulangBetul — benar
128
memiliki arti sama dengan kata dari K2.
12. Apabila kamu di dalam kelas da nada gurumu, kemudian kamu ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil, bagaimana kamu meminta izin kepada gurumu?
Permisi Bu, saya mohon izin ingin ke belakang.
Narasumber Peneliti
AK Farah Nur Nabila
129
Lampiran 7
HASIL OBSERVASI ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal : Kamis/ 10 Juni 2021
Nama : MHA
No. Pertanyaan Jawaban1. Apakah kata rambat dan
lambat memilik arti yang berbeda?
Iya berbeda
2. Apa yang kamu ketahui tentang kata lambat?
Terambat
3. Apa yang kamu ketahui tentang kata rambat?
Seperti menjalar
4. Apakah kata raga dan laga memiliki arti yang berbeda?
Iya memiliki arti berbeda
5. Apa yang kamu ketahui tentang kata raga?
Berbeda-beda
6. Apa yang kamu ketahui tentang kata laga?
Lomba
7. Dari kata berikut ini ubahlah menjadi sebuah kalimat : Andi, raut, pensil, kelas
Andi meraut pensil di Kelas
8. Dari kalimat berikut ubahlah menjadi kalimat pasif : Rudi menendang bola
Abaola ditendang araudi
9. Apakah dua kalimat berikut memiliki arti yang berbeda :“Andi mendorong sepeda” dan “sepeda mendorong andi”
Berbeda
10. Dari kalimat berikut pilihlah kalimat yang memiliki makna sama dengan “Andri membeli buku” :
Buku dibeli Andri atauBuku membeli Andri
Buku dibeli Andri
11. Perhatikan kelompok kata berikut:K1 :(Wanita, kembang, kerja keras, baik) danK2 :(bunga, benar, banting tulang, perempuan)Pasangkan kata dari K1 yang
Wanita — PerempuanKembang — BungaKerja keras — Banting tulangBetul — benar
130
memiliki arti sama dengan kata dari K2.
12. Apabila kamu di dalam kelas da nada gurumu, kemudian kamu ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil, bagaimana kamu meminta izin kepada gurumu?
Permisi Bu, saya izin ingin ke kamar mandi.
Narasumber Peneliti
Ibu MHA Farah Nur Nabila
131
Lampiran 7
HASIL OBSERVASI ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal : Jum’at/ 11 Juni 2021
Nama : MTA
No. Pertanyaan Jawaban1. Apakah kata rambat dan
lambat memilik arti yang berbeda?
Iya berbeda
2. Apa yang kamu ketahui tentang kata lambat?
Tidak cepat, pelan-pelan
3. Apa yang kamu ketahui tentang kata rambat?
-
4. Apakah kata raga dan laga memiliki arti yang berbeda?
Iya memiliki arti berbeda
5. Apa yang kamu ketahui tentang kata raga?
Ragangan
6. Apa yang kamu ketahui tentang kata laga?
Lomba
7. Dari kata berikut ini ubahlah menjadi sebuah kalimat : Andi, raut, pensil, kelas
Andi raut pensil di Kelas
8. Dari kalimat berikut ubahlah menjadi kalimat pasif : Rudi menendang bola
Bola ditendang araudi
9. Apakah dua kalimat berikut memiliki arti yang berbeda :“Andi mendorong sepeda” dan “sepeda mendorong andi”
Berbeda
10. Dari kalimat berikut pilihlah kalimat yang memiliki makna sama dengan “Andri membeli buku” :
Buku dibeli Andri atauBuku membeli Andri
Buku dibeli Andri
11. Perhatikan kelompok kata berikut:K1 :(Wanita, kembang, kerja keras, baik) danK2 :(bunga, benar, banting tulang, perempuan)Pasangkan kata dari K1 yang
Wanita — PerempuanKembang — BungaKerja keras — Banting tulangBetul — benar
132
memiliki arti sama dengan kata dari K2.
12. Apabila kamu di dalam kelas da nada gurumu, kemudian kamu ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil, bagaimana kamu meminta izin kepada gurumu?
Permisi Bu, izin ingin ke toilet.
Narasumber Peneliti
MTA Farah Nur Nabila
133
Lampiran 7
HASIL OBSERVASI ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Hari/Tanggal : Sabtu/ 12 Juni 2021
Nama : NKA
No. Pertanyaan Jawaban1. Apakah kata rambat dan
lambat memilik arti yang berbeda?
Iya berbeda
2. Apa yang kamu ketahui tentang kata lambat?
-
3. Apa yang kamu ketahui tentang kata rambat?
-
4. Apakah kata raga dan laga memiliki arti yang berbeda?
Iya berbeda
5. Apa yang kamu ketahui tentang kata raga?
-
6. Apa yang kamu ketahui tentang kata laga?
-
7. Dari kata berikut ini ubahlah menjadi sebuah kalimat : Andi, raut, pensil, kelas
Andi raut pensil di Kelas
8. Dari kalimat berikut ubahlah menjadi kalimat pasif : Rudi menendang bola
Bola tendang rudi
9. Apakah dua kalimat berikut memiliki arti yang berbeda :“Andi mendorong sepeda” dan “sepeda mendorong andi”
Berbeda
10. Dari kalimat berikut pilihlah kalimat yang memiliki makna sama dengan “Andri membeli buku” :
Buku dibeli Andri atauBuku membeli Andri
Buku dibeli Andri
11. Perhatikan kelompok kata berikut:K1 :(Wanita, kembang, kerja keras, betul) danK2 :(bunga, benar, banting tulang, perempuan)Pasangkan kata dari K1 yang
Wanita — PerempuanKembang — BungaKerja keras — Banting tulangBetul — benar
134
memiliki arti sama dengan kata dari K2.
12. Apabila kamu di dalam kelas da nada gurumu, kemudian kamu ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil, bagaimana kamu meminta izin kepada gurumu?
boleh izin ke belakang?
Narasumber Peneliti
NKA Farah Nur Nabila
135
Lampiran 8
136
137
138
Lampiran 9
DOKUMENTASI LINGKUNGAN SD N 4 JEKULO
139
Lampiran 10
140
Lampiran 11
141