BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Klinik Bedah Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga, dan Klinik Gigi Mini Dental, Laboratorium Gigi Universitas Hang Tuah, Unit Pelayanan Terpadu Mikroskopi Elektron FK Universitas Airlangga, Unit Pelayanan Terpadu Autograph Fakultas Farmasi Unair selama 7 bulan. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hewan coba (kelinci) spesies Riverine (Bunolagus Monticularis). 2. Semen seng oksida dan eugenol (zinc oxide and eugenol cement) GC Coorporation Jepang, dengan 50g powder dan 25g liquid 3. Polistiren sebagai zat aditif dengan prosentase 2%, 5% dan 10% 3.2.2. Alat Penelitian Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Round bur, fissure bur, and tappered bur 2. Bur gantung SAESHIN buatan Korea tahun 1998 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo Betanty Prasetya Sadewi
14
Embed
ADLN Perpustakaan Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/25610/13/16. Bab 3.pdf · METODE PENELITIAN . 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian . ... Polistiren sebagai zat aditif dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material
Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga,
Klinik Bedah Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga, dan Klinik Gigi
Mini Dental, Laboratorium Gigi Universitas Hang Tuah, Unit Pelayanan
Terpadu Mikroskopi Elektron FK Universitas Airlangga, Unit Pelayanan
Terpadu Autograph Fakultas Farmasi Unair selama 7 bulan.
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
3.2.1. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hewan coba (kelinci) spesies Riverine (Bunolagus
Monticularis).
2. Semen seng oksida dan eugenol (zinc oxide and eugenol cement)
GC Coorporation Jepang, dengan 50g powder dan 25g liquid
3. Polistiren sebagai zat aditif dengan prosentase 2%, 5% dan 10%
3.2.2. Alat Penelitian
Alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Round bur, fissure bur, and tappered bur
2. Bur gantung SAESHIN buatan Korea tahun 1998
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
3. Spatula cement
4. Kaca mulut
5. Pinset dental
6. Sonde lurus
7. Lempeng kaca
8. Cotton dental roll
9. Sarung tangan
10. Kapas dan alkohol
11. Tang pencabut gigi
12. Cutter
13. Jarum suntik anestesi
14. Ketamine hydrochloride
15. Xylazine HCl injection
16. Atropine
17. Akrilik
Alat uji yang digunakan adalah sebagai berikut:
18. Autograph SHIMAZDU AG-10 TE buatan Jepang tahun 1984
untuk uji tekan dan uji tarik
19. Scanning Microscope JEOLJSM-100 buatan Jepang tahun 1980
untuk uji SEM
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
3.3. Prosedur Penelitian
Penelitian tentang ”Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren Pada
Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo” ini dilakukan
dalam beberapa tahap pelaksanaan. Skema pelaksanaan penelitian dapat
dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Skema pelaksanaan penelitian
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
3.3.1 Tahap Persiapan Sampel
Bahan utama dari zinc oxide eugenol semen berupa bubuk (powder)
dan cairan (liquid). Material semen zinc oxide eugenol yang digunakan
untuk penelitian ini adalah paket powder dan liquid zinc oxide eugenol
semen, sedangkan bahan aditif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
polistiren. Semen zinc oxide eugenol yang digunakan adalah buatan GC
Coorporation Jepang, dengan 50 g powder dan 25 g liquid. Powder semen
zinc oxide berwarna putih tulang, sedangkan liquid eugenol yang digunakan
berwarna kuning seperti minyak dan memiliki aroma seperti bunga cengkeh.
Bahan aditif polistiren yang digunakan berupa powder berwarna putih.
3.3.2 Pembuatan Sampel
Semen gigi zinc oxide eugenol dibuat dari pencampuran bubuk dan
cairan. Sebelum dilakukan pencampuran antara bubuk dan cairan, terlebih
dahulu ditambahkan serbuk polistiren (powder) ke dalam cairan semen
eugenol. Prosentase penambahan aditif polistiren akan dilakukan bervariasi
yaitu 0%, 2%, 5% dan 10%. Bubuk dan cairan dicampur secara manual
sampai homogen (humanity treatment) di atas mixing pad dengan
menggunakan spatula kurang lebih selama 20 detik. Setelah sampel
homogen maka dilakukan penambalan terhadap ceruk buatan pada gigi
kelinci.
Pada penelitian ini sampel dibuat dengan perbandingan antara bubuk
(powder) dan cairan (liquid) sebesar 4:1 (standard pabrik) dan penambahan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
aditif polistiren kedalam cairan bervariasi yaitu 0%, 2%, 5% dan 10%
(berat:berat) seperti pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Komposisi Sampel
No. Jenis Sampel Perbandingan
powder : liquid
Penambahan serbuk
politiren pada liquid
1 A 4:1 0%
2 B 4:1 2%
3 C 4:1 5%
4 D 4:1 10%
Keterangan :
a. A : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 0%
b. B : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 2%
c. C : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 5%
d. D : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 10%
Prosentase penambahan polistiren ini diberikan pada perbandingan
antara berat dari bubuk semen zinc oxide eugenol dengan bubuk polistiren.
Hewan coba juga dipersiapkan, yaitu 4 ekor kelinci untuk uji 4 jenis sampel
semen gigi dengan usia 5-6 bulan. Hewan famili Leporidae yang akan
digunakan pada penelitian ini termasuk spesies Riverine ( Bunolagus
Monticularis). Pada gigi kelinci akan dibuat ceruk (lubang buatan) seperti
pada karies kelas V. Karies kelas V ini biasanya terdapat pada gigi anterior,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
bisa terjadi pada permukaan mesial atau distal berbentuk cekungan bulat
kecil mengingat sifat gigi kelinci yang tumbuh terus-menerus/ terbuka. Pada
hewan coba/ kelinci dilakukan anestesi (pembiusan) untuk mempermudah
pembuatan kavitas/ ceruk pada gigi kelinci. Proses anestesi ini dilakukan
dengan cara menginjeksikan cairan Ketamine hydrochloride dan Xylazine
HCl injection pada pangkal paha kelinci.
Gambar 2.9 Anestesi pada pangkal paha kelinci
Bahan anestesi yang digunakan dalam anestesi/ obat bius hewan
coba kelinci adalah Ketamine hydrochloride dan Xylazine HCl injection.
Penggunaan bahan anestesi hewan coba ini disesuaikan dengan berat badan
hewan coba agar dosis tidak mematikan. Rata-rata berat badan hewan coba
kelinci antara 1,8kg-2kg maka penggunaan Ketamine Hydrochloride
sebanyak 0,6ml dan Xylazine HCl injection sebanyak 0,5ml. Anestesi ini
cukup membius hewan coba kelinci selama ±2jam hingga kelinci benar-
benar sadar. Proses anestesi dilakukan dengan menginjeksikan campuran
Ketamine Hydrochloride dan Xylazine pada pangkal paha kelinci.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
Pada salah satu gigi seri bawah kelinci akan dibuat ceruk atau karies
buatan seperti karies kelas V seperti pada gambar 3.3.
Gambar 3.2. Karies Kelas I
Pembuatan ceruk buatan dilakukan dengan menggunakan mata bur
round bur, fissure bur dan tapered bur hingga terbentuk cerukan
menyerupai bentuk kotak dengan ukuran ± panjang 3mm dan lebar 1,5mm.
Setelah itu akan dilakukan penambalan pada gigi kelinci yang berlubang
tersebut dengan beberapa sampel semen gigi. Pada kelinci I, lubang akan
ditambal dengan menggunakan sampel A (semen zinc oxide eugenol dengan
penambahan polistiren 0%). Kelinci II, lubang ditambal dengan
menggunakan sampel B (semen zinc oxide eugenol dengan penambahan
polistiren 2%). Kelinci III, lubang ditambal dengan menggunakan sampel C
(semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 5%). Kelinci IV,
lubang ditambal dengan menggunakan sampel D (semen zinc oxide eugenol
dengan penambahan polistiren 10%). Kelinci V, lubang ditambal dengan
menggunakan sample E (semen zinc oxide eugenol dengan gigi kanan
penambahan polistiren 0% gigi kiri penambahan polistiren 2%). Kelinci VI,
lubang ditambal dengan menggunakan sample E (semen zinc oxide eugenol
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
dengan gigi kanan penambahan polistiren 5% gigi kiri penambahan
polistiren 10%).
Skema perlakuan sampel pada uji secara In Vivo adalah sebagai berikut:
Gambar 3.3 Skema perlakuan sampel uji secara In Vivo
Hasil pembuatan ceruk dan tambalan buatan pada gigi kelinci akan dapat
diambil setelah dilakukan perawatan selama ± 1 bulan (in vivo).
Pengambilan sampel sambungan semen dan gigi dilakukan dengan cara
pencabutan gigi kelinci, sehingga diperoleh sampel seperti gambar 3.4
berikut:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
Sampel A
Sampel B
Sampel C
Sampel D
Keterangan :
a. A : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 0%
b. B : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 2%
c. C : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 5%
d. D : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 10%
3.3.3 Perlakuan pada Sampel
Sampel campuran semen gigi dan polistiren dengan 4 jenis
konsentrasi tersebut selanjutnya akan dilakukan uji sifat fisis dan mekanis
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
yaitu berupa uji tekan, uji struktur mikro dan uji daya rekat. Jumlah
keseluruhan sampel yang akan dibuat adalah dua belas buah sampel, dengan
spesifikasi lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Perlakuan pada sampel
No. Jenis Sampel Perlakuan
1 A Uji tekan, uji struktur mikro dan uji daya rekat
2 B Uji tekan, uji struktur mikro dan uji daya rekat
3 C Uji tekan, uji struktur mikro dan uji daya rekat
4 D Uji tekan, uji struktur mikro dan uji daya rekat
Keterangan :
e. A : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 0%
f. B : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 2%
g. C : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 5%
h. D : semen zinc oxide eugenol dengan penambahan polistiren 10%
3.3.4 Karakterisasi Uji
Karakterisasi ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan, kuat rekat,
dan struktur mikro masing-masing semen zinc oxide eugenol yang telah
diberi aditif polistiren dengan kadar konsentrasi tertentu. Uji struktur mikro
bertujuan untuk melihat ikatan struktur semen gigi tambalan dengan gigi
kelinci, sedangkan kuat tekan dan kuat rekat digunakan untuk mengetahui
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
daya tahan tambalan semen pada gigi berkaries buatan terhadap daya
kunyah gigi kelinci.
3.3.4.1 Kekuatan Tekan (Compresive Strength)
Uji tekan (Compresive Strength) digunakan untuk membandingkan
kekuatan tekan masing-masing sampel. Pengukuran tingkat kekuatan tekan
(Compresive Strength) menggunakan alat autograph SHIMAZDU AG-10
TE. Pembeban yang digunakan dalam uji tekan ini sebesar 100 kN. Dari uji
tersebut diperoleh nilai tekanan yang diberikan pada sampel hingga sampel
tersebut mengalami fraktur atau kerusakan.
Gambar 3.4 Alat autograph SHIMAZDU AG-10 TE
Sampel gigi kelinci yang kami gunakan memiliki ukuran yang sangat kecil
sehingga kami menggunakan alat bantu berupa lempengan besi dan perekat
berupa akrilik agar sampel dapat dianalisis menggunakan alat uji
Autograph. Kenampakan sampel sebelum diuji dapat dilihat seperti gambar
berikut:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
Gambar 3.5 Sampel uji tekan
Nilai dari kuat tekan masing-masing sampel dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan (2.6) pada bab II.
3.3.4.2 Kekuatan Rekat
Uji tarik yang diukur dengan memberikan beban tensile secara
langsung pada sampel untuk mengetahui kuat rekat semen gigi. Alat yang
digunakan untuk uji rekat merupakan alat uji tarik yaitu alat autograph
SHIMAZDU AG-10 TE yang mempunyai sistem kerja hampir menyerupai
uji tekan. Bagian ujung sampel biasanya dibuat lebih besar dengan bagian
tengah untuk menjamin sampel tercekam dengan baik. Pengukuran tingkat
kekuatan tarik (Tensile Strength) menggunakan alat autograph.
Gambar 3.6 Alat uji tarik
Gambar 3.7 Sampel uji kuat rekat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
Nilai kekuatan tarik sampel dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan 2.7 pada bab II.
3.3.4.3 Struktur Mikro SEM (Scanning Electron Microscopy)
Alat yang digunakan untuk mengukur struktur mikro semen gigi
adalah alat uji SEM JEOL JSM-T100. Sampel yang akan diujikan harus
disiapkan terlebih dahulu. Sampel direkatkan pada suatu bahan khusus
pada tempat yang terbuat dari logam dengan diameter 9 mm dan dilakukan
coating atau pelapisan emas pada sampel.
Gambar 3.8 Sampel Uji SEM
Kemudian sampel dimasukkan dalam ruang spesimen dan disinari
dengan pancaran elektron (20 kV). Elektron yang dipantulkan lalu
dideteksi dengan detektor sentilator yang diperkuat dengan suatu rangkaian
listrik yang dapat mengakibatkan timbulnya gambar layar CRT (Catode
Ray Tube). Lalu dilakukan pemotretan setelah memilih bagian tertentu dari
obyek yang menunjukkan sambungan antara bahan tambal semen dengan
pembesaran tertentu sesuai yang diinginkan sehingga diperoleh foto yang
baik dan jelas. Hasil pemotretan akan dicetak dengan menggunakan alat
JEOL JEE-4X.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo
Betanty Prasetya Sadewi
Gambar 3.9 SEM JEOL JEE-4X
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo