Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya
Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
KODEFIKASIRPI 18
777Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
Lembar Pengesahan
779Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
Daftar Isi
Lembar Pengesahan ................................................................................ 777
Daftar Isi ................................................................................................... 779
Daftar Gambar .........................................................................................780
Daftar Tabel ..............................................................................................781
Daftar Singkatan ...................................................................................... 783
I. ABSTRAK ......................................................................................... 785
II. LATAR BELAKANG .......................................................................... 785
III. RUMUSAN MASALAH ..................................................................... 787
IV. TUJUAN DAN SASARAN ................................................................788
V. LUARAN .........................................................................................788
VI. RUANG LINGKUP ............................................................................789
VII. METODE .........................................................................................794
VIII. INSTANSI PELAKSANA, RENCANA TATA WAKTU, DAN RENCANA BIAYA ............................................................................ 801
IX. ORGANISASI ...................................................................................803
X. DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................804
XI. KERANGKA KERJA LOGIS ...............................................................807
780 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Daftar Gambar
Gambar 1. Ekosistem hutan, barang dan jasa hutan serta hubungannya dengan kehidupan manusia (sumber: Locatelly (2008), Seppala (2009)) ........................................ 795
Gambar 2. Kerentanan ekosistem dan masyarakat (sumber: Locatelly (2008)) ...................................................796
Gambar 3. Konsep Kerentanan terhadap Perubahan ............................796
781Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
Table 1. Kegiatan penelitian, instansi pelaksana, tata waktu dan rencana biaya ....................................................................802
Daftar Tabel
783Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
Daftar Singkatan
AC : Adaptive Capacity
AHP : Analytic Hierarchy Process
ANP : Analytic Network Process
BBPBTH : Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan
BPHPS : Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat
BPK : Balai Penelitian Kehutanan
IAM : Integrated assessment models
IPCC : International Panel on Climate Change
LHP : Laporan hasil penelitian
RPI : Rencana Penelitian Integratif
785Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
I. ABSTRAKPerubahan iklim sudah terjadi dan dampaknya telah dirasakan banyak
pihak. Perubahan iklim yang ditandai dengan cuaca ekstrim, meningkatnya permukaan air laut dan suhu udara, pergeseran musim dan intensitas curah hujan, berpengaruh pada ekosistem hutan juga kehidupan manusia. Pengaruh perubahan iklim sangat terasa terutama di negara-negara berkembang, khususnya pada masyarakat kurang mampu yang penghidupannya tergantung pada sumber daya alam (hutan). Berbagai keterbatasan menjadikan mereka tidak mempunyai banyak pilihan kecuali beradaptasi dengan lingkungan yang sudah berubah agar tetap dapat bertahan hidup. Pemerintah sebagai penanggung jawab Negara dan kehidupan masyarakat sejahtera sangat penting perannya dalam penyusunan strategi adaptasi dan pelaksanaannya.
Di Indonesia, belum didapat banyak informasi tentang kerentanan ekosistem hutan dan masyarakat terhadap perubahan iklim serta bentuk adaptasinya. Penelitian terkait dengan hal ini masih sangat terbatas dan perlu dilakukan untuk mendapatkan basis ilmiah penyusunan strategi adaptasi.
Penelitian Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim tahun 2010 hingga 2014 diharapkan akan menghasilkan publikasi, policy bief, dan rekomendasi terkait dengan strategi adaptasi dalam pengelolaan sumber daya hutan dan masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Penelitian ini mentargetkan empat luaran: i. Hasil analisis tentang kerentanan hutan tropis terhadap perubahan iklim dan rekomendasi kebijakan adaptasinya; ii. Informasi atau hasil analisis tentang adaptasi spesies dan genetik terhadap perubahan iklim; iii. Hasil analisis tentang kerentanan sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrim dan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan resiliensi masyarakat terhadap perubahan iklim; iv. Basis kebijakan penanggulangan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan dan masyarakat.
Kata kunci: adaptasi, bioekologi, sosial ekonomi, budaya, perubahan iklim, kerentanan
II. LATAR BELAKANG
Terjadinya perubahan iklim telah dilansir oleh International Panel on Climate Change (IPCC). Perubahan iklim merupakan masalah bersama dan dampaknya dirasakan manusia diberbagai belahan bumi. Adanya perubahan iklim dapat dilihat antara lain melalui naiknya permukaan air laut, mencairnya tutupan es di daerah kutub, meningkatnya frekuensi kebakaran, mewabahnya hama penyakit dan munculnya banyak badai dan cuaca ektrim (IPPC, 2007a).
786 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Perubahan iklim terjadi karena banyaknya CO2 di atmosfir. Keadaan ini memberikan dampak terhadap ekosistem hutan dan kehidupan manusia, terutama mereka yang berdomisili di negara berkembang, kurang mampu kondisi sosial ekonominya dan penghidupannya tergantung pada hutan. Hasil penelitian di berbagai negara antara lain menunjukkan adanya perubahan fenologi dan produktivitas tumbuhan, pergerakan spesies, jumlah populasi tumbuhan pohon, merebaknya serangga, dan perubahan distribusi spesies (Ayres et al. 2009a; Fischlin et.al. 2009). Didapatkan juga bahwa dampak perubahan iklim lebih terlihat nyata pada hutan boreal dari pada tipe hutan lainnya, namun berbagai faktor terkait dengan kerentanan hutan terhadap perubahan iklim lebih terlihat nyata di hutan tropis (Ayres et al. 2009a). Terkait dengan masyarakat, perubahan iklim yang berpengaruh pada ketersediaan air berdampak pada sumber nafkah, ketahanan pangan, juga kesehatan (Neil Adger et.al. 2009). Kondisi ini memberikan stres sosial.
Dampak dari perubahan iklim berbeda dari satu tempat ke tempat lain dikarenakan perbedaan tingkat kerentanan ekosistem hutan dan masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan. Untuk tetap bertahan hidup atau mempertahankan kelestariannya, baik tanaman, hewan maupun manusia perlu beradaptasi.
Adaptasi merupakan upaya makhluk hidup yang mengarah pada persiapan atau penyesuaian diri terhadap dampak perubahan iklim yang sedang terjadi. Adaptasi menjadi semakin penting artinya dan sangat perlu untuk dilakukan karena upaya melakukan mitigasi terhadap perubahan iklim tidak cukup. Perubahan iklim tidak dapat sepenuhnya dihindari dan berbagai kebijakan terkait dengan mitigasi memerlukan waktu untuk dapat berjalan dengan efektif. Individu, masyarakat maupun pemerintah perlu menyadari adanya perubahan iklim dan mempersiapkan berbagai strategi untuk beradaptasi, termasuk strategi yang bersifat antisipatif.
Untuk mendapatkan strategi adaptasi yang sesuai diperlukan informasi tentang kerentanan ekosistem hutan dan masyarakat terhadap perubahan iklim. Namun belum banyak penelitian di Indonesia mengarah kesana. Oleh karena itu, penelitian Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Terhadap Perubahan iklim akan mengakses kerentanan dan kapasitas adaptasi dari ekosistem hutan, vegetasi dan masyarakat di dalam dan sekitar hutan terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrim, serta mendapatkan model dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan, sosial ekonomi masyarakat dan biaya adaptasi. Hasil penelitian ini antara lain dimaksudkan untuk menyediakan ilmu pengetahuan dan teknologi adaptasi, serta memberi masukan ilmiah kepada para pengambil kebijakan sebagai bahan pertimbangan pembuatan kebijakan terkait
787Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
dengan adaptasi perubahan iklim, dasar pembuatan berbagai opsi adaptasi untuk menghindari dampak yang membahayakan dari perubahan iklim, dan memanfaatkan keuntungan dari kesempatan yang diberikan oleh perubahan iklim.
III. RUMUSAN MASALAH
Sumber daya alam (hutan) dan manusia atau masyarakat (yang oleh Koentjaraningrat, 1984, didefinisikan sebagai kolektif manusia dalam arti yang seluas-luasnya yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka pandang sama) keberadaannya saling mengkait. Hutan menyediakan produk barang dan jasa kepada masyarakat, dan masyarakat melakukan pengelolaan terhadap hutan dengan harapan untuk mendapat produk barang dan jasa hutan secara lestari.
Di Indonesia, sumber daya hutan mendapat tekanan kuat dari luar. Krisis pangan, energi, dan air bersih yang dialami bangsa Indonesia, menjadikan hutan makin dituntut perannya untuk memasok kebutuhan hidup khalayak luas. Kawasan hutan yang mencapai 120 juta ha (60% dari total luas daratan) pada akhirnya perlu dikelola dengan bijak agar menghasilkan produk dan jasa hutan secara lestari serta tetap terjaganya aspek perlindungan dan konservasi.
Perubahan iklim langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada ekosistem hutan, namun ekosistem hutan mampu mencapai klimaksnya yang baru pada kondisi yang berbeda (Andreas Fischlin et.al 2009). Hasil penelitian di berbagai negara seperti Finlandia, Nigeria, India, Australia, Canada dsb menunjukkan bahwa perubahan iklim berpengaruh pada merebaknya hama dan penyakit tanaman, frekuensi kebakaran, produk barang dan jasa hutan serta fenologi, kehidupan dan kesehatan manusia, dsb (Andreas Fischlin, 2009; Matthew Ayres, 2009a; Matthew Ayres, 2009b).
Perubahan iklim baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Meski banyak diantara masyarakat tidak memahami perubahan iklim, mereka yang penghidupannya dari hasil pertanian dan bergantung pada sumber daya alam (hutan) merasakan dampaknya. Sebagaimana terjadi di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyu Putih, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur, musim kemarau dirasakan masyarakat menjadi lebih panjang dan ketersediaan air menurun, menjadikan hasil pertanian menurun dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga selama 1 tahun. Kondisi ini menjadikan mereka lebih sering masuk ke hutan untuk pemenuhan kebutuhan pangan, ekonomi (uang tunai) dan energi (kayu bakar). Pengelola Taman Nasional Baluran,
788 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Propinsi Jawa Timur merasakan dalam kawasan mereka terjadi kekurangan pasokan air untuk minum dan berkubang satwa. Banyak kubangan yang mengering dan secara rutin harus diisi air agar satwa-satwa bertahan hidup dan tidak lari keluar kawasan guna mencari air.
Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan upaya makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) untuk tetap bertahan pada kondisi lingkungan yang telah berubah. Adaptasi juga dimaksudkan sebagai upaya melestarikan ekosistem hutan untuk dapat menghasilkan barang dan jasa secara lestari bagi kepentingan masyarakat dan makhluk hidup lain yang tinggal di dalam dan sekitarnya. Adaptasi yang dilakukan dapat bersifat antisipatif atau reaktif, autonomous atau terencana, sektoral atau multisektoral. Di Indonesia, penelitian terkait dengan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan dan masyarakat belum banyak dilakukan, sehingga belum banyak diketahui tingkat kerentanan mereka dan upaya adaptasinya.
Pada akhirnya pengelolaan hutan tropis, kebijakan dan program pembangunan terkait dengan sektor kehutanan perlu memperhatikan dampak perubahan iklim dan potensi adaptasi ekosistem hutan dan masyarakat agar kepentingan khalayak umum terhadap pemenuhan ekonomi, pangan, energi dan air dapat terpenuhi secara lestari. Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada para pengambil keputusan dalam penyempurnaan kebijakan dan pengelolaan sumber daya alam (hutan) terkait dengan dampak dan strategi adaptasi terhadap perubahan.
IV. TUJUAN DAN SASARAN
A. Tujuan
Menyediakan ilmu pengetahuan tentang tingkat kerentanan hutan dan masyarakat serta adaptasinya terhadap perubahan iklim.
B. Sasaran
Diperolehnya informasi tentang tingkat kerentanan hutan dan sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan serta tersedianya basis ilmiah untuk penyusunan strategi adaptasi terhadap perubahan iklim.
V. LUARAN
RPI Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Terhadap Perubahan Iklim diharapkan memberikan 4 (empat) luaran, yaitu:
789Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
1. Hasil analisis tentang kerentanan hutan tropis terhadap perubahan iklim dan rekomendasi kebijakan adaptasinya
2. Informasi hasil analisis tentang adaptasi spesies dan genetik terhadap perubahan iklim
3. Hasil analisis tentang kerentanan sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan terhadap perubahan ikilm dan cuaca ekstrim, dan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan resiliensi masyarakat terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrim
4. Basis kebijakan penanggulangan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan dan masyarakat di masa mendatangLuaran tersebut dapat berupa publikasi ilmiah dan popular minimal
sebanyak 5 buah dan policy brief.
VI. RUANG LINGKUP
Penelitian Adaptasi Bioekologi dan Social Ekonomi Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim akan dilakukan dari tahun 2010 hingga 2014. Penelitian ini akan melihat kondisi hutan, vegetasi dan satwa, genetis tumbuhan, produktivitas dan fenologinya, masyarakat di dalam dan sekitar hutan yang penghidupannya bergantung pada sumber daya hutan, dan melakukan modeling dampak perubahan iklim terhadap hutan, sosial ekonomi masyarakat, dan biaya adaptasi. Lingkup RPI meliputi 4 (empat) kegiatan yang terintegrasi. Kegiatan-kegiatan dimaksud beserta cakupan masing-masing kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
A. Analisis Kerentanan Hutan Terhadap Perubahan Iklim
Meliputi 4 (empat) kegiatan, yaitu:
1. Analisis kerentanan tumbuhan hutan akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim Secara konsep, perubahan satu atau lebih dimensi iklim (a.l. temperature dan curah hujan) akan mempengaruhi proses ekosistem hutan (Ayres, et.al. 2009). Perubahan dari proses ekosistem dapat berdampak pada distribusi, biodiversitas dan jasa ekosistem. Terkait dengan konsep tersebut, cakupan analisa ini meliputi dua atau lebih hal berikut: i. perubahan luasan dan distribusi tipe hutan; ii. komposisi spesies tumbuhan hutan; iii. perpindahan ekosistem hutan (misal dari hutan spruce ke hutan pinus, atau dari hutan ke savana - Nobre and Oyama 2003, Fischlin et al. 2007, Mendes 2007); iv. kelangsungan hidup seedling dan sapling; v. hilangnya flora dan fauna endemik yang lazim di
790 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
suatu daerah (biodiversitas), dan vi. invasi hama dan penyakit tanaman atau spesies baru. Hal ini pada akhirnya dapat mempengaruhi stabilitas ekologi.
2. Analisis kerentanan satwa hutan akibat perubahan ilim dan cuaca ekstrim Perubahan iklim diduga berperan terhadap keberadaan satwa termasuk species langka di masa mendatang. Hal ini dikarenakan perubahan iklim diduga mempengaruhi kondisi habitat satwa, juga musim berbunga dan produksi biji/buah yang merupakan pakan satwa, ketersediaan air, suhu udara, dsb. Terkait dengan hal tersebut, analisa kerentanan satwa terhadap perubahan iklim mencakup dua atau lebih hal berikut: perubahan perilaku satwa, kemampuan reproduksi, besaran populasi, kemampuan untuk bertahan hidup, perubahan distribusi, wabah hama dan penyakit satwa, serta pola migrasi.
3. Kerentanan jasa hutan air akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim Perubahan iklim mempengaruhi keberadaan air, sebagaimana terjadi di Bali Barat, Indonesia. Perubahan iklim menyebabkan berkurangnya air untuk bertani dan pemenuhan kebutuhan air minum. Disisi lain, perubahan iklim di Philippines menjadikan jumlah penduduk yang kekurangan air berkurang (Seppala, 2009).
Perubahan iklim dalam kaitannya dengan jasa hutan (air) secara khusus akan menganalisa pengaruh perubahan iklim terhadap ketersediaan dan kontinuitas air (penurunan atau peningkatan kapasitas air) di sungai, dam, reservoir air dsb. Bila memungkinkan, penting juga untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap kualitas air (misal salinitas air karena adanya intrusi air laut ke daratan).
4. Analisis dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrim terhadap produktivitas hutan dan fenologi Fenologi adalah aktivitas musiman hewan dan tumbuhan. Pergeseran fenologi sebagai dampak dari pemanasan global antara lain berupa pergeseran musim kawin, pertunasan dan pembungaan tumbuhan. Perubahan iklim juga diperkirakan mempengaruhi produktivitas hutan. Produktivitas hutan tropis diperkirakan meningkat bila tersedia cukup air (Seppala, 2009). Dalam analisis dampak perubahan iklim terhadap produktivitas hutan dan fenologi akan mencakup pergeseran fenologi dan produktivitas hutan tropis terutama kayu dan pangan.
791Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
B. Informasi hasil analisis tentang adaptasi spesies dan genetik terhadap perubahan iklim
Perubahan iklim menjadikan tanaman perlu beradaptasi untuk mempertahankan kelestariannya. Bentuk adaptasi dimungkinkan dengan berbagai cara seperti plastisitas fenotipik, migrasi untuk mendapatkan kondisi yang sesuai, atau evolusi. Untuk mengantisipasi dan mempertahankan kelangsungan hidup tanaman pohon umur panjang, sangat diperlukan sumber benih spesifik dari spesies dengan karakter adaptif yang cocok dengan prediksi perubahan iklim yang akan datang. Beberapa karakter adaptif pada tanaman dapat dilihat dari persen hidup, pertumbuhan, ketahanan terhadap kekeringan, dll (Bradley St Clair dan Howe, 2007). Terkait dengan hal tersebut, analisis adaptasi spesies dan genetik terhadap perubahan iklim akan meliputi 3 hal berikut:
1. Identifikasi spesies pohon yang potensial untuk dikembangkan di ekosistem pantai dan daerah kering, ekosistem hutan dataran rendah, ekosistem pegunungan dan sebaran alaminyaUntuk kepentingan ini akan dilakukan identifikasi jenis di sebaran alami spesies pohon yang potensial untuk dikembangkan di ekosistem pantai dan pegunungan.
2. Koleksi materi genetik dari spesies teridentifikasi dari berbagai variasi habitat untuk uji spesies & uji provenans Koleksi materi genetik akan dilakukan dengan cara mengumpulkan benih di habitat-habitat alami termasuk habitat yang ekstrim pada saat musim berbuah.
3. Uji provenansi spesies teridentifikasi di lahan masyarakatUji penanaman pada lokasi yang baru dan cocok dengan gambaran prediksi perubahan iklim yang akan datang (misal daerah kering, daerah bergaram tinggi, dll) diharapkan merupakan langkah tepat untuk menyediakan species dan genotip yang tahan di daerah-daerah berkondisi ekstrim atau marginal. Terkait dengan kegiatan ini akan dilakukan 2 hal: i. pembibitan spesies dari masing-masing provenans biji yang terkumpul dan pembibitan spesies yang sudah dimuliakan; ii. Pelaksanaan pembangunan uji species, uji provenans dan genetik, pemeliharaan dan evaluasi.
Pada ekosistem pegunungan hanya akan dilakukan identifikasi spesies dan dokumentasi berbagai karakter lingkungan tempat spesies tumbuh yang meliputi: iklim mikro dan karakter fisiologisnya. Hal ini dikarenakan sulitnya mencari lokasi penelitian di ekosistem pegunungan untuk uji
792 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
spesies dan uji genetik. Dalam uji spesies dan uji genetik dipersyaratkan kondisi yang seragam, meliputi keseragaman lingkungan (perbedaan kelerengan tidak lebih dari 5%) dan keseragaman edapik (keseragaman tanah dalam blok) dan lokasi yang memenuhi persyaratan tersebut tidak mudah didapat.
Bila memungkinkan akan dilakukan juga uji spesies dan uji genetik pada ekosistem hutan dataran rendah yang merupakan ekosistem antara (antara ekosistem pantai dan ekosistem pegungan). Spesies yang akan di identifikasi pada ekosistem antara adalah spesies yang sudah dimuliakan. Hal ini terkait dengan upaya besar-besaran untuk merehabilitasi kawasan hutan dan terjadinya penggundulan hutan. Replikasi di beberapa tempat akan dilakukan untuk mengetahui kondisi adaptasi terhadap perubahan ilklim.
C. Hasil analisis tentang kerentanan sosial ekonomi masyarakat di dalam & sekitar hutan terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrim & rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan resistensi masyarakat terhadap perubahan iklim
Perubahan iklim diperkirakan berdampak pada kapasitas hutan untuk menyediakan jasa ekosistem. Hal ini memberikan konsekuensi yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu dan kehidupannya sangat tergantung pada hutan. Adaptasi harus mereka lakukan untuk dapat bertahan hidup.
Penaksiran kerentanan dan strategi adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim akan dikaitkan dengan ketahanan pangan, ketersedian energi, dan kelangsungan ekonomi. Penaksiran akan mempertimbangkan berbagai faktor seperti kondisi sosial ekonomi keluarga atau komunitas, lokasi geografi dan latar belakang budaya, akses mereka terhadap sumber daya alam (hutan), serta program pembangunan dan kebijakan pemerintah setempat. Bentuk adaptasi yang dilakukan terhadap kehidupan masyarakat akan mempertimbangkan skala lokal dan regional; strategi adaptasi yang dilakukan (proaktif atau reaktif, autonomous atau terencana, sektoral atau multisektoral); kendala serta biaya adaptasi.
Penelitian kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim masih relatif baru di sektor kehutanan dan berbagai metode digunakan untuk mengukur tingkat kerentanan masyarakat. Penelitian ini dimaksudkan juga untuk mengeksplorasi berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengetahui kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di sektor kehutanan.
793Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
D. Basis kebijakan penanggulangan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan dan masyarakat di masa mendatang.
Pola iklim di Asia Tenggara sudah berubah cukup nyata (Seppala, 2009) dan Stern Review (2007) menginformasikan bahwa Asia Tenggara, termasuk Indonesia, lebih rentan terhadap perubahan iklim di banding belahan bumi lainnya. Dengan demikian penting bagi Indonesia untuk mempunyai kebijakan yang efektif untuk penanggulangan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan dan masyarakat juga pengurangan terhadap kerentanan.
Terkait dengan hal tersebut perlu diketahui pola dan proyeksi perubahan iklim, kerentanan hutan dan masyarakat serta proyeksinya ke depan, serta melakukan monitoring terhadap dampak perubahan iklim dan proyeksinya di masa mendatang. Informasi tersebut bermanfaat untuk menentukan bentuk atau opsi adaptasi yang tepat guna menghidari dampak yang membahayakan dari perubahan iklim, serta penentuan bentuk tindakan untuk meningkatkan resiliensi hutan dan masyarakat terhadap perubahan iklim.
Terdapat tiga kegiatan yang akan dilakukan terkait dengan basis kebijakan penanggulangan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan dan masyarakat. Kegiatan dimaksud meliputi:
1. Modeling dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutanKegiatan ini akan memproyeksikan dampak perubahan iklim terhadap tumbuhan hutan, satwa, jasa (air), fenologi dan produktivitas hutan.
2. Modeling dampak perubahan iklim terhadap sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutanPerubahan iklim dapat berdampak pada skala desa hingga nasional. Kegiatan ini direncanakan untuk memproyeksikan dampak perubahan iklim terhadap kehidupan masyarakat, terutama mereka yang kurang mampu dan kehidupannya sangat tergantung pada hutan, minimal pada skala kecamatan dan terkait dengan ketahanan pangan, ketersediaan energi, dan keberlangsungan ekonomi.
3. Modeling biaya adaptasi dan peningkatan resiliensi terhadap perubahan iklimKondisi sosial, ekonomi, dan kebijakan yang cukup dinamis menjadikan pemilihan bentuk adaptasi yang tepat tidak mudah didapat karena cukup kompleks dan menghadapi banyak pilihan. Adaptasi dapat berupa perubahan pola pengelolaan sumber daya alam (hutan, lahan, air, dsb), penggantian spesies, varietas, atau komposisi tanaman,
794 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
pembangunan infrastruktur, perubahan perilaku, teknologi, kebijakan, dsb. yang kesemuanya adaptif terhadap kondisi lingkungan baru.
Adaptasi memerlukan waktu, daya upaya yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak, dan dalam banyak hal memerlukan biaya cukup besar pada skala keluarga, kelompok masyarakat, desa, hingga skala nasional bahkan internasional. Studi yang dilakukan World Bank mendapatkan bahwa biaya adaptasi akan terus bertambah seiring dengan waktu. Besarnya biaya tersebut tergantung, antara lain, pada magnitude dari perubahan iklim, besarnya dampak dan tindakan atau bentuk adaptasi yang dilakukan.
Modeling Biaya Adaptasi akan memberikan informasi besaran biaya untuk melakukan adaptasi juga aspek-aspek yang memerlukan biaya adaptasi yang besarnya cukup signifikan. Dalam modeling akan menimbang berbagai biaya adaptasi pada skope yang lebih besar pada skala nasional dan cross sectoral serta meliputi berbagai aspek (pengelolaan, teknologi, sosial ekonomi, dsb) dan akan memperhitungkan kebutuhan ke depan sehingga dapat diketahui keuntungan dari pilihan tindakan adaptasi di masa mendatang. Modeling juga membicarakan tentang ketidakpastian (uncertainities) dan kemungkinan (probabilities), membantu memahami sensitivitas dari faktor-faktor yang beradaptasi dan saling berinteraksi serta konsekuensi biaya adaptasi, membantu mengidentifikasi biaya per sektor (yang beresiko), menunjukkan bahwa adaptasi akan mengurangi resiko kerusakan yang parah dari perubahan iklim dan biaya adaptasi yang lebih besar di masa mendatang.
VII. METODE
A. Kerangka Konseptual
1. Kerentanan Terhadap Perubahan Iklim
Hutan berperan penting bagi kehidupan manusia. Secara umum peran tersebut disajikan pada Gambar 1.
795Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
RPI Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim 13-28
Bagan 1. Ekosistem hutan, barang dan jasa hutan serta hubungannya dengan kehidupan manusia
Sumber: Locatelly (2008), Seppala (2009)
Hutan menyediakan barang dan jasa lingkungan untuk kelangsungan hidup manusia.
Sebaliknya manusia melakukan pengelolaan terhadap hutan dengan maksud untuk
mendapatkan barang dan jasa hutan secara lestari. Perubahan iklim akan mempengaruhi
ekosistem hutan dan manusia, secara postif ataupun negatif. Besarnya pengaruh tersebut
tergantung pada sensitifitas dan kapasitas adaptasi dari ekosistem hutan, manusia atau
masyarakat, serta kemampuan manajemen. Efek negatif akan menjadi makin besar di
masa mendatang bila tidak dilakukan penanganan. Adanya pengaruh negatif ini
menandakan bahwa ekosistem hutan dan manusia rentan terhadap perubahan iklim.
SUPPORTING SERVICES (Supporting necessary for the production of all other ecosystem services)
Nutrient cycling Primary production Soil formation Provision of habitat Biodiversity maintenance
PROVISIONING Wood products Non-wood products Water
REGULATING Climate Regulation Food regulation Disease regulation
CULTURAL Aesthetic Spiritual Recreational
SECURITY Personal safety Secure resource access Security from disaster
HEALTH Access to clean air and
water Strength Feeling well
GOOD SOCIAL RELATION Social cohesion Mutual respect Ability to help others
BASIC MATERIAL FOR LIFE Adequate livelihood Sufficient nutritious food Shelter Access to goods
FREEDOM OF CHOICE AND ACTION
Gambar 1. Ekosistem hutan, barang dan jasa hutan serta hubungannya dengan kehidupan manusia (sumber: Locatelly (2008), Seppala (2009))
Hutan menyediakan barang dan jasa lingkungan untuk kelangsungan hidup manusia. Sebaliknya manusia melakukan pengelolaan terhadap hutan dengan maksud untuk mendapatkan barang dan jasa hutan secara lestari. Perubahan iklim akan mempengaruhi ekosistem hutan dan manusia, secara positif ataupun negatif. Besarnya pengaruh tersebut tergantung pada sensitifitas dan kapasitas adaptasi dari ekosistem hutan, manusia atau masyarakat, serta kemampuan manajemen. Efek negatif akan menjadi makin besar di masa mendatang bila tidak dilakukan penanganan. Adanya pengaruh negatif ini menandakan bahwa ekosistem hutan dan manusia rentan terhadap perubahan iklim.
796 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
RPI Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim 14-28
Bagan 2. Kerentanan ekosistem dan masyarakat
Sumber: Locatelly (2008)
Kerentanan terhadap perubahan iklim dalam International Panel on Climate Change
(IPCC) diartikan sebagai keterbatasan kapasitas yang dimiliki untuk mengatasi
konsekuensi negatif dari perubahan iklim. Kerentanan dapat juga diartikan sebagai
derajat kemudahan suatu sistem terkena dampak, atau ketidakmampuan untuk
menanggulangi dampak, termasuk dampak dari variabilitas iklim dan kondisi ekstrim.
Hutan dan masyarakat memperlihatkan kerentanan yang berbeda terhadap iklim yang
bervariasi, tergantung pada daerah dan tipe hutan, kondisi geografis, latar belakang
budaya, kebijakan, kelembagaan, dsb.
Metzger et al. (2006) dan IPCC (2007) mendefinisikan kerentanan sebagai fungsi dari
eksposure, sensitifitas suatu sistim untuk berubah, dan kapasitas beradaptasi yang
dipunyai (yaitu resilience). Gambaran umum dari konsep kerentanan terhadap
perubahan iklim disajikan pada Bagan 3.
Bagan 3. Konsep Kerentanan terhadap Perubahan iklim
Forest Good and Services
Society
Forest Good & Services
Society
Climate Change
Forest
Good & Service
Climate Change Other driver of change Exposure
Vulnerability of a coupled human-environment system to the loss of ecosystem services
Sensitivity
Adaptive capacity
Ecosystem (hutan)
Sensitivity
Adaptive capacity
SocietyEcosystem good & services
Management
Adaptive Capacity
Gambar 2. Kerentanan ekosistem dan masyarakat (sumber: Locatelly (2008))
Kerentanan terhadap perubahan iklim dalam International Panel on Climate Change (IPCC) diartikan sebagai keterbatasan kapasitas yang dimiliki untuk mengatasi konsekuensi negatif dari perubahan iklim. Kerentanan dapat juga diartikan sebagai derajat kemudahan suatu sistem terkena dampak, atau ketidakmampuan untuk menanggulangi dampak, termasuk dampak dari variabilitas iklim dan kondisi ekstrim. Hutan dan masyarakat memperlihatkan kerentanan yang berbeda terhadap iklim yang bervariasi, tergantung pada daerah dan tipe hutan, kondisi geografis, latar belakang budaya, kebijakan, kelembagaan, dsb.
Metzger et al. (2006) dan IPCC (2007) mendefinisikan kerentanan sebagai fungsi dari eksposure, sensitifitas suatu sistim untuk berubah, dan kapasitas beradaptasi yang dipunyai (yaitu resilience). Gambaran umum dari konsep kerentanan terhadap perubahan iklim disajikan pada Gambar 3.
RPI Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim 15-28
Bagan 3. Konsep Kerentanan terhadap Perubahan iklim
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan juga bervariasi. Sebagai contoh:
masyarakat miskin dengan mobilitas geografis yang rendah akan lebih rentan terhadap
dampak perubahan iklim dibandingkan dengan mereka yang mempunyai mobilitas
tinggi. Mereka memerlukan kebijakan dan pengelolaan terhadap hutan tempat mereka
bergantung untuk mengurangi kerentanan mereka (Reid and Huq 2007).
Pengelolaan hutan lestari sangat esensial untuk mengurangi kerentanan hutan terhadap
perubahan iklim. Terdapat keterbatasan kapasitas hutan dan masyarakat (yang
kehidupannya tergantung pada hutan) untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim.
Komitmen yang kuat diberbagai pihak pada level nasional maupun lokal sangat esensial
untuk menghadapi berbagai tantangan dalam beradaptasi dan merealisasikan
pengelolaan hutan lestari.
Kerentanan manusia terhadap perubahan iklim ditentukan oleh berbagai faktor seperti
kondisi sosial ekonomi dan latar belakang budaya dari suatu keluarga atau komunitas,
akses terhadap sumber daya alam, lokasi geografi, infrastruktur, serta program
pembangunan.
Kondisi sosial ekonomi dan latar belakang budaya yang meliputi, antara lain,
pendidikan formal dan informal, teknologi yang dimiliki, akses informasi, kemampuan
ekonomi pada umumnya berpengaruh terhadap tindakan yang akan dilakukan atau
kapasitas masyarakat dalam mengatasi atau mengantisipasi terjadinya suatu bencana
atau sembuh kembali (recovery).
Forest Good and Services
Society
Forest Good & Services
Society
Climate Change
Forest
Good & Service
Gambar 3. Konsep Kerentanan terhadap Perubahan
797Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan juga bervariasi. Sebagai contoh: masyarakat miskin dengan mobilitas geografis yang rendah akan lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim dibandingkan dengan mereka yang mempunyai mobilitas tinggi. Mereka memerlukan kebijakan dan pengelolaan terhadap hutan tempat mereka bergantung untuk mengurangi kerentanan mereka (Reid and Huq, 2007).
Pengelolaan hutan lestari sangat esensial untuk mengurangi kerentanan hutan terhadap perubahan iklim. Terdapat keterbatasan kapasitas hutan dan masyarakat (yang kehidupannya tergantung pada hutan) untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim. Komitmen yang kuat diberbagai pihak pada level nasional maupun lokal sangat esensial untuk menghadapi berbagai tantangan dalam beradaptasi dan merealisasikan pengelolaan hutan lestari.
Kerentanan manusia terhadap perubahan iklim ditentukan oleh berbagai faktor seperti kondisi sosial ekonomi dan latar belakang budaya dari suatu keluarga atau komunitas, akses terhadap sumber daya alam, lokasi geografi, infrastruktur, serta program pembangunan.
Kondisi sosial ekonomi dan latar belakang budaya yang meliputi, antara lain, pendidikan formal dan informal, teknologi yang dimiliki, akses informasi, kemampuan ekonomi pada umumnya berpengaruh terhadap tindakan yang akan dilakukan atau kapasitas masyarakat dalam mengatasi atau mengantisipasi terjadinya suatu bencana atau sembuh kembali (recovery).
Akses masyarakat terhadap sumber daya alam dapat membantu mengurangi besarnya bencana yang bakal diterima dan mengurangi kerentanan masyarakat karena hutan merupakan sumber ekonomi, pangan, energi, dll. Akses masyarakat ke sumber daya alam (khususnya hutan Negara) di Indonesia diatur pemerintah. Berbagai kebijakan dikeluarkan terkait dengan pemanfaatan hutan oleh masyarakat dan hal ini mempengaruhi kerentanan masyarakat juga kerentanan hutan.
Lokasi geografis biasanya dikaitkan dengan lokasi pekerjaan atau lokasi tempat tinggal yang aman bencana serta ketersediaan infrastruktur (misal sarana irigasi, dam, saluran pembuangan air, dsb) akan berdampak pada magnitude kerawanan masyarakat terhadap bencana. Pemetaan lokasi geografis dan sarana infrastruktur yang tersedia dapat memberikan gambaran tentang kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap bencana. Hal lain yang juga sangat penting artinya adalah program pemerintah terkait dengan pembangunan infrastruktur dan penanganan
798 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
atau antisipasi terhadap ancaman bencana, serta penerapan early warning system.
Semua faktor tersebut menentukan kerentanan masyarakat, opsi adaptasi dan memilih satu atau kombinasi dari opsi adaptasi yang paling diinginkan serta paling praktis untuk dilaksanakan dan paling efektif.
2. Adaptasi Terhadap Perubahan iklim
Adaptasi dalam IPCCC (2007b) didefinisikan sebagai penyesuaian dari alam atau manusia terhadap kondisi iklim aktual atau terhadap prediksi kondisi iklim yang bakal terjadi serta dampak yang akan ditimbulkan. Adaptasi dapat berupa antisipatif atau reaktif, autonomus atau terencana, sektoral atau multisektoral. Sebagai contoh, adaptasi biologi adalah autonomous dan reaktif. Namun manusia dengan kemampuan yang dimilikinya dapat melakukan berbagai macam tindakan terhadap perubahan sebagai upaya untuk beradaptasi. Mereka beradaptasi untuk mengurangi kerentanan atau meningkatkan ketahanan (resilience) guna mengantipasi perubahan-perubahan yang sudah diperkirakan bakal terjadi (adaptasi antisipatif) (Adger et al. 2007).
Terkait dengan hutan, tidak ada cara universal yang dapat diterapkan untuk adaptasi hutan terhadap perubahan iklim. Pengelola hutan selayaknya fleksibel untuk menentukan bentuk adaptasi yang paling tepat pada kondisi setempat. Diperlukan pendekatan yang fleksibel dan sesuai dengan konteks yang ada serta tidak tergantung pada satu pilihan. Upaya adaptasi selayaknya menyediakan beberapa solusi teknis dengan mempertimbangkan kelembagaan di masyarakat.
Strategi adaptasi banyak yang memfokuskan pada pengurangan kerentanan atau penguatan kemampuan untuk tetap bertahan terhadap efek perubahan iklim. Oleh karena itu kerentanan sangat erat kaitannya dengan adaptasi. Strategi adaptasi yang berorientasikan pada pengurangan kerentanan dapat meliputi (Adger et al.2007):
1. Altering exposure, antara lain dengan sistem pemberitahuan dini (early warning system)
2. Pengurangan sensitivitas pada sistem yang terkena dampak antara lain dengan penanaman tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan temperatur atau keterbatasan air, peningkatan kapasitas dam, atau pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap banjir pada daerah-daerah yang rentan banjir.
799Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
3. Peningkatan ketahanan atau kemampuan untuk meredam gangguan sosial dan sistem ekologi yang memungkinkan populasi untuk pulih kondisinya seperti sedia kala.Dengan demikian, kapasitas untuk beradaptasi merupakan fungsi dari
berbagai elemen, termasuk kemampuan untuk memodifikasi eksposure (keterbukaan) terhadap resiko yang terkait dengan perubahan iklim, kemampuan untuk dapat pulih dari kehilangan yang diakibatkan perubahan iklim, dan kemampuan untuk mendapatkan berbagai kesempatan baru yang muncul dalam proses beradaptasi (Adger dan Vincent, 2005). Pilihan terhadap opsi adaptasi dan kombinasinya sangat tergantung pada kerentanannya, yang sangat dipengaruhi antara lain oleh kondisi sosial ekonomi dari rumah tangga dan masyarakat, lokasi tempat mereka tinggal, hubungan atau jaringan kerja dan akses mereka pada sumber daya dan penguasa. Smit et al (2001) dalam Locatelli (2008) menyatakan bahwa kapasitas adaptasi ditentukan oleh sumberdaya ekonomi (termasuk keuangan, manusia), teknologi, informasi dan keterampilan, infrastruktur; institusi (termasuk regulasi), dan kesetaraan, dimana keterbatasan pada salah satu dari elemen diatas dapat membatasi kapasitas adaptif secara umum. Hal tersebut memberikan banyak sekali opsi adaptasi.
B. Metode Pengumpulan Data
Data untuk kepentingan penelitian ini dikumpulkan dengan berbagai metode. Metode dimaksud meliputi:
1. Desk study guna mendapatkan informasi tentang kondisi terkini dan mensinkronkan berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh instansi lain terkait dengan adaptasi terhadap perubahan iklim.
2. Survey lapangan untuk mendapatkan data kuantitatif dan kualitatif. 3. Wawancara, konsultasi, dan diskusi kelompok dengan responden
maupun para pakar terkait dengan topik penelitian.
C. Alat Analisis
Penaksiran Kerentanan (Vulnerability) dalam penelitian ini akan memakai rumusan IPCC. Dinyatakan bahwa kerentanan merupakan fungsi dari tiga aspek: Exposure (E), Sensitivity (S) dan Adaptive Capacity (AC). Secara ringkas, rumusan tersebut dapat dituliskan sbb:
V= f (Exposure+Sensitivity-Adaptive Capacity)
1. Exposure dimaksudkan sebagai derajat (seberapa jauh) suatu sistem secara alamiah rentan terhadap perubahan iklim. Suhu dan curah hujan merupakan dua dari berbagai faktor dari iklim yang punya pengaruh
800 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
cukup signifikan terhadap kehidupan dan persebaran vegetasi hutan dan satwa.
2. Sensitivitas dimaksudkan sebagai derajat atau tingkat suatu sistem terkena dampak sebagai akibat dari semua elemen perubahan iklim, termasuk karakteristik iklim rata-rata, variabilitas iklim, dan frekuensi serta besaran ekstrim. Dampak tersebut dapat merugikan ataupun menguntungkan. Efek-efek tersebut dapat secara langsung (seperti perubahan hasil panen karena perubahan iklim atau variabilitas temperatur) atau secara tidak-langsung (seperti kerusakan yang disebabkan oleh kenaikan frekuensi banjir di pesisir sebagai akibat dari kenaikan muka air-laut) (McCarthy et al., 2001, p. 6).
3. Kapasitas adaptif (adaptive capacity) didefinisikan sebagai kemampuan satu sistem untuk menanggulangi konsekuensi dari perubahan iklim atau menyesuaikan diri pada perubahan iklim (termasuk variabilitias iklim dan iklim ekstrim), mengurangi potensi kerusakan, atau mengambil keuntungan dari kondisi yang disediakan iklim yang berubah tersebut (McCarthy et al., 2001 dalam Locatelli et al. 2008). Kerentanan dan adaptasi terhadap perubahan iklim mempunyai
cakupan cukup luas, meliputi sumber daya alam (hutan) dan para pemangku kepentingan di sektor kehutanan. Dengan demikian, RPI ini meliputi aspek yang cukup luas dari fisiologi tanaman, sosial-ekonomi, kebijakan, manajemen, teknologi, dsb. Oleh karena itu, alat analisa dalam RPI meliputi berbagai macam sesuai dengan data dan tujuannya. Alat analisa dimaksud antara lain:
1. Analytic Hierarchy Process (AHP) 2. Simple Ranking3. Simple Rating4. Expert Panel Judgment5. Fuzzy Logic6. Rapid Hydrological Assessment7. Analytic Network Process (ANP)8. Participatory Method9. Integrated assessment models (IAM) 10. Participatory Vulnerability Assessment 11. Adaptation assessment12. Analisa biaya (untuk pengadaan, pembangunan, kehilangan
pendapatan)
801Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
D. Lokasi Penelitian
Penelitian RPI Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Terhadap Perubahan Iklim akan dilakukan pada ekosistem yang ekstrim atau rentan terhadap perubahan iklim, yang meliputi ekosistem pantai, savana, atau hutan dataran rendah dan ekosistem hutan pegunungan. Ekosistem hutan dataran rendah yang merupakan ekosistem antara hutan pantai dan hutan pegunungan penting artinya karena banyak pembangunan kehutanan berupa hutan tanaman dan penduduk tinggal pada ekosistem tersebut, dan ekosistem antara tersebut dimungkinkan akan menjadi ekosistem ekstrim. Secara tepat lokasi penelitian akan ditentukan kemudian, namun lokasi penelitian tersebut diharapkan mempunyai ciri-ciri sbb:
1. Pada lokasi tersebut terdapat hutan, masyarakat (yang penghidupannya tergantung pada sumber daya hutan), dan kalau dimungkinkan terdapat satwa
2. Beberapa lokasi penelitan terpilih aman dari perusakan karena akan dilakukan pengamatan berulang untuk mendapatkan data seriesDirencanakan penelitian ini akan dilakukan dalam satu lokasi yang
misalnya dibatasi oleh satu Daerah Aliran Sungai. Disini akan dikaji berbagai aspek kerentanan baik hutan, tumbuhan, satwa, masyarakat, maupun kebijakannya. Dari penelitian terpadu dan terfokus pada satu lokasi ini diharapkan akan didapat gambaran menyeluruh dan utuh tentang kerentanan, bentuk adaptasi yang ada atau yang telah dilakukan terkait dengan social, ekonomi, dan lingkungan serta kebijakan yang ada. Pemberian opsi adaptasi serta saran kebijakan terkait dengan adaptasi terhadap perubahan iklim akan lebih mudah dilakukan karena tersedianya berbagai hasil penelitian yang mendukung.
VIII. INSTANSI PELAKSANA, RENCANA TATA WAKTU, DAN RENCANA BIAYA
RPI Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Terhadap Perubahan Iklim direncanakan untuk 5 tahun dari tahun 2010 hingga 2014. Penelitian ini akan melibatkan beberapa balai penelitian di Indonesia. Topik penelitian, balai pelaksana dan tahun dilaksanakan penelitian disajikan pada tabel 1.
802 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Table 1. Kegiatan penelitian, instansi pelaksana, tata waktu dan rencana biaya
KODE PROGRAM/RPI/ LUARAN/KEGIATAN PELAKSANATAHUN PELAKSANAAN/
ANGGARAN (juta Rupiah)
2010 2011 2012 2013 2014
PROGRAM PERUBAHAN IKLIM
18 RPI 18 Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Terhadap Perubahan iklim
18.1 Luaran 1 : Hasil analisis tentang kerentanan hutan tropis terhadap perubahan iklim dan rekomendasi kebijakan adaptasinya
18.1.1 Analisis kerentanan tumbuhan hutan akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim
18.1.1.12 BPK Solo 100 100 100
18.1.2 Analisis kerentanan satwa hutan akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim
18.1.2.16 BPK Samboja 125 125 100
18.1.3 Analisis kerentanan jasa hutan air akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim
18.1.3.12 BPK Solo 100 100 100
18.1.3.14 BPK Kupang 125 125 125
18.1.4 Analisis dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrim terhadap produktivitas hutan dan fenologi
Puslitsosek 150 150 150 150
18.2 Luaran 2: Informasi hasil analisis tentang adaptasi spesies dan genetik terhadap perubahan iklim
18.2.1 Identifikasi spesies pohon yang potensial untuk dikembangkan di ekosistem pantai, daerah kering, hutan dataran rendah, dan ekosistem hutan pegunungan serta sebaran alaminya
18.2.1.5 BBPBPTH Yogyakarta
75 150 150
18.2.2 Koleksi materi genetik dari spesies teridentifikasi dari berbagai variasi habitat untuk uji spesies & uji provenans atau uji genetis
18.2.2.5 BBPBPTH Yogyakarta
150 150 150
18.2.3 Uji provenansi spesies teridentifikasi di lahan masyarakat
18.2.3.5 BBPBPTH Yogyakarta
150 150 150 150
803Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
KODE PROGRAM/RPI/ LUARAN/KEGIATAN PELAKSANATAHUN PELAKSANAAN/
ANGGARAN (juta Rupiah)
2010 2011 2012 2013 2014
18.3 Luaran 3 : Hasil analisis tentang kerentanan sosial ekonomi masyarakat di dalam & sekitar hutan terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrim & rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan resiliensi masyarakat terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrim
18.3.1 Penaksiran kerentanan dan strategi adaptasi masyarakat terhadap perubahan musim dan cuaca ekstrim pada ekosistem pantai, daerah kering dan hutan dataran rendah
18.3.1.4 Puslitsosek 150 150 150
18.3.2 Penaksiran kerentanan dan strategi adaptasi masyarakat terhadap perubahan musim dan cuaca ekstrim pada ekosistem pegunungan
18.3.2.8 BPHPS Kuok 100 100
18.3.2.19 BPK Manokwari 150 150
18.4 Luaran 4: Basis kebijakan penaggulangan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan dan masyarakat di masa mendatang
18.4.1 Modeling dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan
18.4.1.4 Puslitsosek 150
18.4.2 Modeling dampak perubahan iklim terhadap sosek masyarakat di dalam dan sekitar hutan
18.4.2.4 Puslitsosek 150
18.4.3 Modeling biaya adaptasi dan peningkatan resiliensi terhadap perubahan iklim
18.4.3.4 Puslitsosek 150
TOTAL ANGGARAN 775 1650 1050 1000 550
IX. ORGANISASI
Penelitian ini akan dilaksanakan dibawah koordinasi Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan dengan koordinator RPI: Dr. Niken Sakuntaladewi dan akan melibatkan peneliti dari berbagai instansi lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kehutanan, seperti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta (BBPBPTH), BPK Manokwari, BPK Solo, BPHPS Kuok, dan outsourcing dari instansi terkait lain jika dibutuhkan.
804 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
X. DAFTAR PUSTAKA
Adger.W.N., Agrawala, S., Mirza, M.M.Q., Conde, C., OBrien, K., Pulhin, J., Pulwarty, R., Smit, B. and Takahashi, K. 2007. Assessment of adaptation practices, options, constraints and capacity. In: Parry, M.L., Canziani, O.F., Palutikof, J.P., van der Linden, P.J. and Hanson, C.E. (eds.). Climate Change 2007: Impacts, adaptation and vulnerability. Contribution of Working Group II to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel of Climate Change (IPCC). Cambridge University Press, Cambridge, UK. P. 717-743
Adger, Neil, Maria Brockhaus, Carol J. Pierce Colfer and Brent Sohnger. 2009. Future Socio-Economic Impacts and Vulnerabilities dalam Adaptation of Forests and People to Climate Change (Risto Seppala, Alexander Buck, Pia Katila, editor). IUFRO World Series Volume 22.
Adger, W.N. dan Vincent, K. 2005. Uncertainty in adaptive capacity. Comptes Rendus Geoscience, 337(4): 399-410.
Ayres, Matthew, David Karnosky and Ian Thompson. 2009a. Forest Responses and Vulnerabilities to Recent Climate Change dalam Adaptation of Forests and People to Climate Change (Risto Seppala, Alexander Buck, Pia Katila, editor). IUFRO World Series Volume 22.
Ayres, Matthew, David Karnosky, Seppo Kellomaki, Bastian Louman, Chin Ong, Gian-Kasper Plattner, Heru Santoso and Ian Thompson. 2009b. Future Environmental Impacts and Vulnerability dalam dalam Adaptation of Forests and People to Climate Change (Risto Seppala, Alexander Buck, Pia Katila, editor). IUFRO World Series Volume 22.
Bastiaan Louman. 2007. Forest Ecosystem Services: A Conerstone for Human Well-Being dalam Adaptation of Forest and People to Climate Change. Pp. 15 52
Bradley St Clair, J and Howe, Gt. 2007. Genetic maladaptation of coastal Douglas-fir seedlings to future climates. Global Change Biology, 13:1441-1454
Brockhaus, Maria dan Houria Djoudi. 2008. Adaptation at the interface of forest ecosystem good and services and livestock production systems in Northern Mali. CIFOR Info Brief no. 19. www.cifor.cgiar.org.
Brooks, N., Adger, W.N. and Kelly P.M. 2005. The determinants of vulnerability and adaptive capacity at the national level and the implications for adaptation. Global Environmental Change 15 (2): 151-163
805Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
Diaz, S., Tilman, D., fargione, J., Chaopin, F.S., Dirzo, R., Kitzberger, T., Gemmill, B., Zobel, M., Vila, M., Mitchell, C., Wilby, A., Daily, G.C., Galetti, M., Laurance, W.F., Pretty, J., Naylor, R., Power, A. dan Harvell, D.2005. Biodiversity regulation of ecosystem services. Dalam: Hassan, R., Scoles, R. dan Ash, N. (eds.), Ecosystem and Human Well-Being: Current State and Trends. Millenium Ecosystem Assessment Volume I. Island Press, Washington, D.C. p. 297-329.
Fischlin, A., Midgley, G.F., Price, J.T., Leemans, R., Gopal, B., Velichko, A.A. 2007. Ecosystems, their properties, goods and services. Dalam Parry, M.L., Canziani, O.F., Palutikof, J.P., van der Linden, P.J. dan Hanson C.E. (eds.). Climate Change 2007: Impacts, adaptation and vulnerability. Contribution of Working Group II to the Fourth Assessment Report of the Inergovernmental Panel of Climate Change (IPCC). Cambridge University Press, Cambridge, UK. P. 211-272.
Fischlin, Andreas, Peter Gluck, John Innes. Alan Lucier. John Parrotta, Heru Santoso, Ian Thomson, dan Anita Wreford. 2009. Forest Ecosystem Services: A Cornerstone for Human Well-Being dalam Adaptation of Forests and People to Climate Change (Risto Seppala, Alexander Buck, Pia Katila, editor). IUFRO World Series Volume 22.
Fontaine, C., Dajoz, I., Meriguet, J. dan Loreau, M. 2005. Functional diversity of plant pollinator interaction webs enhances the persistence of plant communities. PLoS Biology 4: 129 135.
Houghton, R.A. 2005. Tropical deforestation as a source of green-house gas emission.
IPPC. 2007a. Impact, adaptation and vulnerability. Contribution of Working Group II to the Fourth Assessement Report of the Environmental Panel on Climate Change (IPCC). Parry, M.L., Canziani, O.F., Palutifof, J.P., van der Linden, P.J. and Hanson, C.E. (eds.). Cambridge University Press, Cambridge, UK. 973 p.
IPCC. 2007b. Summary for policy makers. Climate Change 2007: Impacts, adaptation and vulnerability. Contribution of Working Group II to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel for Climate Change (IPCC). Parry, M.L., Canziani, O.F., Palutikof, J.P., van der Linden, P.J. dan Hanson, C.E. (eds.). Cambridge University Press, Cambridge, U.K., p. 7 22.
Locatelli,Bruno, Markku Kannined, Maria Brockhaus, Carol J.P. Colfer, Daniel Murdiyarso, dan Heru Santoso. 2008. Facing an uncertain future. How
806 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
forests and people can adapt to climate change. Forest Perspectives no. 5. CIFOR. Indonesia
MEA (Millenium Ecosystem Assessment). 2005. Ecosystem and hutam well-being. Synthesis. Island Press, Washington D.C. 137p.
Mendes, H. 2007. Brazil faces forecast of heat and dust. Science and Development Network. http://www.SciDev.Net (12 Desember 2008)
Mettzger, M.J., Rounsevell, M.D.A., Acosta-Michlik, L., Leemans, R. and Schroter, D. 2006. The vulnerability of ecosystem services to land use change. Agriculture Ecosystem and Environment 114: 69 85.
Nobre, C. dan Oyama, M. 2003. A new climate-vegetation equilibrium state for Tropical South America. Geophysical Research Letters 30(23): 2199-2203
Reid, H. and Huq, S. 2007. Community-based adaptation. A Vital approach to the threat climate change poses to the poor. IIED Briefing paper. http://www.iied.org/pubs (dikutip Desember 12, 2008) 2 p.
SCBD (Secretariat of the Convention on Biological Diversity). 2003. Interlinkages between biological diversity and climate change. Advice on the integration of biodiversity considerations into the implementation of the UNFCCC and its Kyoto protocol. CBD Technical Series no. 10. SBD, Montreal. 154 p.
Seppala, Risto, Alexander Buck, Pia Katila (edt.). 2009. Adaptation of Forests and People to Climate Change A Global Assessment Report. IUFRO World Series Volume 22. IUFRO. Austria
Seppala, Risto, Alexander Buck, Pia Katila (edt.). 2009. Making forest fit for climate change. A Global view of climate-change impacts on forests and people and options for adaptation. Policy Brief. Ministry for Foreign Affairs of Findland. International Union of Forest Research Organization.
807Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
XI. KERANGKA KERJA LOGIS
Narasi Indikator Alat verifikasi Asumsi
TUJUAN:
Menyediakan ilmu pengetahuan tentang tingkat kerentanan hutan dan masyarakat serta adaptasi nya terhadap perubahan iklim
Dihasilkannya: Hasil analisis tentang
kerentanan hutan tropis terhadap perubahan iklim dan rekomendasi kebijakan adaptasinya Informasi atau hasil
analisis tentang adaptasi spesies dan genetik terhadap perubahan iklim
Dokumen informasi mengenai tingkat kerentanan hutan dan masyarakat serta adaptasi nya terhadap perubahan iklim, yang dikemas dalam bentuk LHP, Publikasi, Policy Brief
Tidak terjadi
perubahan kebijakan/ peraturan terkait
Dukungan dari pihak terkait dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian
Hasil analisis tentang kerentanan sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan terhadap variasi musim dan cuaca ekstrim dan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan resistensi masyarakat terhadap perubahan iklim
Basis kebijakan penanggulangan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan dan masyarakat di masa mendatang
SASARAN:
Diperolehnya informasi tentang tingkat kerentanan hutan dan sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan serta tersedianya basis ilmiah untuk penyusunan strategi adaptasi terhadap perubahan iklim
Telah dilaksanakan penelitian dan diperolehnya informasi tentang tingkat kerentanan hutan dan sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan akibat perubahan iklim, strategi adaptasi serta modelling dampak dan modeling biaya perubahan iklim terhadap ekosistem hutan dan masyarakat
Sintesis hasil penelitian terkait dengan tingkat kerentanan hutan dan sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan serta tersedianya basis ilmiah untuk penyusunan strategi adaptasi terhadap PI
Tersedia SDM peneliti
Dana tersedia tepat waktu
Ada komitment instansi penelitian
Tidak ada perubahan kebijakan mendasar tentang arah penelitian
808 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Narasi Indikator Alat verifikasi Asumsi
Publikasi ilmiah minimal 5 buah
Policy brief
Ada kerjasama pemerintah pusat dan daerah
Ada interest pemerintah pusat dan daerah thd adaptasi bioekologi dan sosekbud terhadap perubahan iklim
LUARAN:
1. Hasil analisis tentang kerentanan hutan tropis terhadap perubahan iklim dan rekomendasi kebijakan adaptasinya
Dilaksanakannya penelitian dan diperolehnya informasi tentang kerentanan hutan tropis, satwa hutan, jasa hutan (air), produktivitas hutan dan fenologi akibat perubahan iklim
Sintesis hasil tentang kerentanan hutan tropis terhadap perubahan iklim dan rekomendasi kebijakan adaptasinya
Laporan penelitian
Publikasi Policy Brief
2. Informasi hasil analisis tentang adaptasi spesies dan genetik terhadap perubahan iklim
Dilaksanakannya penelitian dan diperolehnya informasi tentang identifikasi species pohon yang potensial untuk ekologi pantai, daerah kering, dan ekosistem pegunungan, koleksi materi genetik, dan uji provenans
Sintesis hasil tentang analisis tentang adaptasi spesies dan genetik terhadap perubahan iklim
Laporan penelitian
Publikasi Policy Brief
809Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
Narasi Indikator Alat verifikasi Asumsi
3. Hasil analisis tentang kerentanan sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrim, dan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan resiliensi masyarakat terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrim
Dilaksanakannya penelitian dan diperolehnya informasi tentang kerentanan masyarakat terhadap perubahan musim dan cuaca ekstrim, strategi adaptasi, dan rekomendasi terhadap pemerintah pusat dan daerah dalam pengarusutamaan adaptasi terhadap perubahan musim dan cuaca ekstrim
Sintesis hasil analisis tentang kerentanan sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan terhadap perubahan musim dan cuaca ekstrim
Rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan resistensi masyarakat terhadap perubahan iklim
Laporan penelitian Publikasi Policy Brief
4. Basis kebijakan penanggulangan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan dan masyarakat di masa mendatang
Dilaksanakannya penelitian dan diperolehnya informasi tentang modelling ekosistem hutan, sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan, dan biaya adaptasi akibat perubahan iklim
Sintesis hasil atau rekomendasi kabijakan penanggulangan dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan dan masyarakat di masa mendatang
Publikasi Policy Brief Laporan penelitian
KEGIATAN: 1.1. Analisis kerentanan
tumbuhan hutan akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim
Penelitian dapat menjawab tentang tingkat kerentanan vegetasi hutan akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim.
Laporan kemajuan kegiatan (hasil survey) lapangan
Hasil analisa data lapangan
Laporan penelitian Publikasi
1.2. Analisis kerentanan satwa hutan akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim
Penelitian dapat memberikan informasi tentang tingkat kerentanan satwa hutan akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrim
Laporan kemajuan kegiatan lapangan
Hasil analisa data lapangan
Laporan penelitian Publikasi
810 RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF 2010-2014
Narasi Indikator Alat verifikasi Asumsi
1.3. Analisis kerentanan jasa hutan air terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrim
Penelitian dapat memberikan informasi tentang Kerentanan jasa hutan (air) terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrim
Laporan kemajuan kegiatan lapangan
Hasil analisa data lapangan
Laporan penelitian Publikasi
1.4. Analisis dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrim terhadap produktivitas hutan dan fenologi
Penelitian dapat memberikan informasi tentang dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrim terhadap produktivitas hutan dan fenologi.
Laporan kemajuan kegiatan lapangan
Hasil analisa data lapangan
Laporan penelitian
Publikasi
2.1. Identifikasi spesies pohon yang potensial untuk dikembangkan di ekosistem pantai, daerah kering, hutan dataran rendah dan ekosistem pegunungan serta sebaran alaminya
Penelitian dapat memberikan informasi tentang spesies pohon yang potensial untuk dikembangkan di ekosistem pantai dan daerah kering, dan ekosistem pegunungan serta sebaran alaminya
Laporan kemajuan kegiatan lapangan
Hasil analisa data lapangan
Laporan penelitian
Publikasi
2.2. Koleksi materi genetik dari spesies teridentifikasi dari berbagai variasi habitat untuk uji spesies dan uji provenans atau uji genetis
Penelitian dapat memberikan informasi tentang koleksi materi genetik dari spesies teridentifikasi dari berbagai variasi habitat untuk uji spesies dan uji provenance
Laporan kemajuan kegiatan lapangan
Hasil analisa data lapangan
Laporan penelitian Publikasi
2.3. Uji provenansi spesies teridentifikasi di lahan masyarakat
Penelitian dapat memberikan informasi tentang hasil uji provenansi spesies teridentifikasi
Laporan kemajuan kegiatan lapangan
Hasil analisa data lapangan
Publikasi Laporan
penelitian
3.1. Penaksiran kerentanan dan strategi adaptasi masyarakat terhadap perubahan musim dan cuaca ekstrim pada ekosistem pantai, daerah kering dan hutan dataran rendah
Penelitian dapat memberikan informasi tentang Penaksiran kerentanan dan strategi adaptasi masyarakat terhadap perubahan musim dan cuaca ekstrim pada ekosistem pantai, daerah kering dan hutan dataran rendah
Laporan kemajuan kegiatan lapangan
Hasil analisa data lapangan
Laporan penelitian
Publikasi
811Adaptasi Bioekologi dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat terhadap Perubahan Iklim
Narasi Indikator Alat verifikasi Asumsi
3.2. Penaksiran kerentanan dan strategi adaptasi masyarakat terhadap perubahan musim dan cuaca ekstrim pada ekosistem pegunungan
Penelitian dapat memberikan informasi tentang Penaksiran kerentanan dan strategi adaptasi masyarakat terhadap perubahan musim dan cuaca ekstrim pada ekosistem pegunungan
Laporan kemajuan kegiatan lapangan
Hasil analisa data lapangan
Laporan penelitian Publikasi
4.1. Modeling dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan
Penelitian dapat memberikan informasi tentang modeling dampak perubahan iklim terhadap ekosistem hutan
Laporan kemajuan kegiatan lapangan
Hasil analisa data lapangan
Laporan penelitian
Publikasi
4.2. Modeling dampak perubahan iklim terhadap sosial ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan
Penelitian dapat memberikan informasi tentang modeling dampak perubahan iklim terhadap sosek masyarakat di dalam dan sekitar hutan
Laporan kemajuan kegiatan lapangan
Hasil analisa data lapangan
Laporan penelitian
Publikasi
4.3. Modelling biaya adaptasi dan peningkatan resiliensi terhadap perubahan iklim
Penelitian dapat memberikan informasi tentang modeling biaya adaptasi dan peningkatan resiliensi terhadap perubahan
Laporan kemajuan kegiatan lapangan
Hasil analisa data lapangan
Laporan penelitian
Publikasi