Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk., 2005: 1.12–1.13) sebagai berikut. 1.Anak bersifat unik. 2.Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan. 3.Anak bersifat aktif dan enerjik. 4.Anak itu egosentris. 5.Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. 6.Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang. 7.Anak umumnya kaya dengan fantasi. 8.Anak masih mudah frustrasi. 9.Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak. 10.Anak memiliki daya perhatian yang pendek. 11.Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial. 12.Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman. 13.Anak belajar melalui bermain. 14.Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya. 15.Anak belajar secara alamiah. 16.Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional. 17.Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut. 18.1. Belajar, bermain, dan bernyanyi 19.Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi (Slamet Suyanto, 2005: 133). Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia. Anakbelajar dengan bermain dalam suasana yang menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anakmenggunakan seluruh alat inderanya. 20.2. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan 21.Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu : 1) berorientasi pada usia yang tepat, 2) berorientasi pada individu yang tepat, dan 3) berorientasi pada konteks social budaya (Masitoh dkk., 2005: 3.12). 22.Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut. 1.Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Anak2.Strategi Pembelajaran Melalui Bermain3.Strategi Pembelajaran Melalui bercerita4.Strategi Pembelajaran Melalui Bernyanyi5.Strategi Pembelajaran Terpadu
15
Embed
Ada Berbagai Kajian Tentang Hakikat Anak Usia Dini
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5/14/2018 Ada Berbagai Kajian Tentang Hakikat Anak Usia Dini - slidepdf.com
Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK
diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk.,2005: 1.12 – 1.13) sebagai berikut.
1. Anak bersifat unik.
2.
Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan.3. Anak bersifat aktif dan enerjik.
4. Anak itu egosentris.5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.
7. Anak umumnya kaya dengan fantasi.8. Anak masih mudah frustrasi.
9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.
10. Anak memiliki daya perhatian yang pendek.
11. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial.12. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.
13. Anak belajar melalui bermain.14. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.
15. Anak belajar secara alamiah.
16. Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan
aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional.
17. Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia dini
memiliki karakteristik sebagai berikut.18. 1. Belajar, bermain, dan bernyanyi
19. Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi
(Slamet Suyanto, 2005: 133). Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian
rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar
melalui interaksi dengan alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan bermain dalam suasana yang menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi
lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak menggunakan seluruh alat inderanya.
20. 2. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
21. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu
: 1) berorientasi pada usia yang tepat, 2) berorientasi pada individu yang tepat, dan 3)berorientasi pada konteks social budaya (Masitoh dkk., 2005: 3.12).
22. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat usia
anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat dicapai,
serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut.
1. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
2. Strategi Pembelajaran Melalui Bermain
3. Strategi Pembelajaran Melalui bercerita
4. Strategi Pembelajaran Melalui Bernyanyi
5. Strategi Pembelajaran Terpadu
5/14/2018 Ada Berbagai Kajian Tentang Hakikat Anak Usia Dini - slidepdf.com
Berikut ini beberapa metode pengajaran yang dapat Anda pilih antara lain :
Metode Global (Ganze Method)
Anak belajar membuat suatu kesimpulan dengan kalimatnya sendiri. Contohnya, ketika membaca buku,
minta anak menceritakan kembali dengan rangkaian katanya sendiri. Sehingga informasi yang anak
peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diserap lebih lama. Anak juga terlatih berpikir kreatif dan
berinisiatif.
Metode Percobaan (Experimental method)
Metode pengajaran yang mendorong dan memberi kesempatan anak melakukan percobaan sendiri.
Menurut Maryam, staf pengajar di Sekolah Alam Ciganjur, Jakarta Selatan, terdapat tiga tahapan yang
dilakukan anak untuk memudahkan masuknya informasi, yaitu mendengar, menulis atau menggambar
lalu melihat dan melakukan percobaan sendiri. Misalnya, anak belajar tentang tanaman pisang, pendidik
tak hanya menjelaskan tentang pisang tapi juga mengajak anak ke kebun untuk mengeksplorasi
tanaman pisang. Dengan belajar dari alam, anak dapat mengamati sesuatu secara konkret. Kegiatan ini
dapat dilakukan mulai umur empat sampai 12 tahun.
Metode Resitasi (Recitation Method)
Berdasarkan pengamatan sendiri, minta anak membuat resume. Maryam menambahkan, pada usia 4-12
tahun merupakan masa kritis anak yang selalu menanyakan, Mengapa begini dan begitu?. Misalnya anak
bertanya, Mengapa pohon dapat berbuah? Libatkan anak untuk mengamati proses pembiakan lalu
minta anak menyimpulkannya sendiri.
Metode Latihan Keterampilan (Drill Method)
Kegiatan yang mewakili metode ini sering Anda lakukan bersama si kecil, yaitu membuat prakarya
(artwork). Sekolah Learning Vision menggunakan metode ini untuk mendorong anak belajar menjalani
proses ketika membuat patung dari lilin atau karya tiga dimensi lainnya. Selain melatih kemampuan ...
PROGRAM PEMBELAJARAN ANAK TK
Program pembelajaran di TK meliputi dua bidang pengembangan kemampuan yaitu:
1. Bidang pengembangan kemampuan pembiasaan (pengembangan diri)
Bidang pengembangan kemampuan pembiasaan (pengembangan diri) merupakan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak, sehingga menjadi kebiasaan
baik. Bidang pengembangan pembiasaan meliputi aspek perkembangan moral, dan nilai-nilai agama,
serta pengembangan sosial, emosional dan kemandirian. Dari aspek perkembangan moral dan nilai-nilai
agama diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan YME dan membina sikap anak
dalam rangka meletakkan dasar agar anak menjadi warga negara yang baik. Aspek perkembangan sosialdan kemandirian dimaksudkan untuk membina anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar
dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat
mendorong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Bidang pengembangan pembiasaan dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Kegiatan rutin, adalah kegiatan yang dilakukan di TK setiap hari, misalnya berbaris, berdoa sebelum
dan sesudah melakukan kegiatan, senam bersama, menyanyi lagu-lagu yang dapat membangkitkan
5/14/2018 Ada Berbagai Kajian Tentang Hakikat Anak Usia Dini - slidepdf.com
Pelaksanaan Menu Pembelajaran didasarkan atas pendekatan-pendekatan :
1. Beririentasi pada Kebutuhan anak kegiatan pembelajaran pada anak usia dini harus senantiasa
beroorientasi kepada kebutuhan anak untuk mendapatkan layanan pendidikan, kesehatan dan gizi
dilaksanaka secara integral dan holistic.
2. Belajar melalui bermain. Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan
anak usia dini dengan menggunakan strategi, metode, materi.bahan, dan media yang menarik agarmudah diukuti oleh anak melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi , menemukan dan
memanfaatkan benda-benda disekitanya.
3. Kreatif dan inovatif proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan melaui kegiatan-kegiatan yang
menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotovasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan
hal-hal baru.
4. Tempat dan Lingkungan yang kondusif. Lingkugan harus dikondisikan sedemikian menarik dan
menyenangkan, dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain.
5. Menggunakan pembelajaran terpadu , model pembelajaran terpadu yang beranjak dari tema yang
menarik anak Center of Intersest dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara
mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi bermaknna bagi anak.
6. Mengembangkan keterampilan hidup, melalui pembiasaan-pembiasaan agar mampu menolong ddiri
sendiri, disiplin mampu bersosialisai, dan memperoleh bekal keterampilan dasar yang berguna untuk
5/14/2018 Ada Berbagai Kajian Tentang Hakikat Anak Usia Dini - slidepdf.com
7. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar, media dan sumber belajar dapat berasal dan
lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan.
8. Pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkebangan anak. Ciri pembelajaran ini adalah :
a. Anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasakan aman dan
tenteram secara psikologi.
b. Sikulus belajar anak selalu berulang dimulai dari membangun kesadaran, melakukan penjelajahan
(Eksplorasi), memperoleh penemuan untuk selanjutnya anak dapat menggunakannya.
c. Anak belajar melalui interaksi social dengan orang dewasa dan teman sebayanya.
d. Minat anak dan keinginatahuannya yang tinggi memotivasi belajaarnya.
e. Perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan individu.
f. Anak belajar dengan cara yang paling sederhana ke cara yang rumit dan kongkrit ke abstrak, dan
gerakan ke verbal dan kekuakuan ke rasa social.
9. Stimulasi terpadu pada saat anak melakukan sesuatu kegiatan, anak dapat mengembangkan beberapa
aspek pengembangan sekaligus. Contoh ketika anak melakukan kegiatan makan, kemampuan yang
dikembangkan antara lain bahasa (mengenal kosa kata tentang jenis makanan dan peraalatan makan),
motorik halus (memeggang sendok, menyuap makanan ke mulut), daya pikir (membadingkan makanan
sedikit dan banyak), social emosional duduk rapid an menolong diri sendiri), dan moral (berdo’a
sebelum dan sesudah makan)
Model-model belajar membaca untuk inspirasi
1. Belajar membaca lewat kosa kata
Kosa kata adalah pembentuk kalimat. Lewat kosa kata yang makin beragam, kalimat yang kita
keluarkan pun akan semakin kaya. Lewat kosa kata, anak-anak akan belajar tak hanyakemampuan membaca tetapi juga perbendaharaan dan pemahaman akan kata-kata yang akan
mereka gunakan dalam berbicara.
Variasi yang bisa digunakan diantaranya, kartu kata yang disajikan dengan model Glen Doman,
poster kata yang ditempel di dinding, buku-buku bergambar yang kalimatnya pendek dan ukuranhurufnya cukup besar. Prinsip yang dipakai dari metode tersebut adalah belajar dengan
Hal-hal khusus yang menyertai model ini adalah kemungkinan anak-anak untuk mengenal pola
lebih lama. Artinya, bisa jadi untuk bisa benar-benar membaca semua kata yang diperlihatkankepada mereka (meski belum diajarkan) membutuhkan waktu yang cukup lama, tergantung
kecepatan anak.
2. Belajar Membaca lewat Suku Kata Model ini paling banyak digunakan, terutama di sekolah-sekolah. Prinsip dasarnya adalah
terlebih dulu mengenali pola sebelum masuk pada fase membaca.
Belajar lewat suku kata misalnya ba bi bu be bo dan seterusnya juga memiliki efek tersendiri,
diantaranya kecepatan membaca yang sedikit lambat jika tidak diiringi latihan langsung lewatbuku atau bacaan-bacaan. Mengapa demikian? Karena anak-anak akan terbiasa dengan membaca
pola lebih dulu baru membaca. Kerja otak kiri lebih dominan dalam hal tersebut.
Untuk mengimbanginya, kita harus lebih sering memotivasi anak untuk membaca kata-kata
secara langsung lewat buku tanpa harus memilah suku katanya.
3. Belajar membaca dengan mengeja
Model ini di awali dengan pengenalan huruf baru kemudian merangkainya menjadi gabungan
huruf dan kemudian kata. Sebenarnya metode ini sudah jarang digunakan orang karena memangterbukti cukup sulit bagi anak.
Kerja otak kiri akan semakin dominan jika kita memakai metode ini. Anak-anak harus melewatitiga tahapan menuju kata, yaitu huruf, suku kata, lalu kata. Memang ada anak-anak yang bisa
belajar dengan metode ini, tapi lagi-lagi latihan membaca kata secara intensif harus
mengiringinya agar anak-anak merasa percaya diri untuk membaca.
berlangsung sepanjang hayat, namun menurut Maria Montessori, enam tahun pertama masa anak sebagai jangka waktu yang paling penting bagi perkembangannya. Tahun prasekolah menjadi
masa anak membina kepribadian mereka. Karenanya, setiap usaha yang dirancang untuk mengembangkan minat dan potensi anak harus dilakukan pada masa awal ini untuk membimbing
anak menjadi diri mereka dengan segala kelebihannya. Orangtua dan pendidik harus dapat
membantu anak menyadari dan merealisasikan potensi anak untuk menimba ilmu pengetahuan,
bakat, dan kepribadian yang utuh.Acuan memilih metode pengajaran untuk anak usia 0-6 tahun menurut Penasehat Himpunan
Tenaga Kependidikan Usia Dini, Dr. Anggani Sudono MA, adalah melibatkan anak dalam
kegiatan belajar. Ketika di sekolah anak diajak memilih materi yang ingin dieksplorasi. Denganbegitu anak mendapat inspirasi dan belajar mengambil keputusan sendiri. Terdapat beberapa
metode pengajaran yang disesuaikan dengan tahap usia anak:Usia 0-3 tahun: anak dapat mengikuti kegiatan di sekolah taman bermain. Apapun metodenya,
yang harus diperhatikan ialah hubungan komunikasi guru dengan anak, bagaimana cara guru ituberkomunikasi. Ketika mengajar, sebaiknya guru tidak mendominasi kegiatan anak.
Usia 5 tahun: berikan kegiatan yang dapat memberi kesempatan pada anak mengobservasi
sesuatu. Sebaiknya pendidik tidak melulu mencontohkan lalu anak mengikuti. Tapi, biarkan anak mencoba-coba, misal anak menggambar bunga dengan warna hijau, kuning atau biru. Pendidik
dapat memberikan kosakata baru pada anak dan membiarkan mereka merangkai kalimat.
Usia 6-12 tahun: perbanyak melatih kemampuan anak bercerita dan mempresentasikan apa yang
mereka ketahui. Metode belajar ditekankan pada bagaimana anak berpikir kreatif, misalnyaketika menjelaskan suatu hal atau benda. Salah satunya dengan metode main maping, yaitu
membuat jaringan topik. Misal, minta anak menjelaskan konsep meja dan biarkan anak memaparkan satu persatu pengetahuannya tentang meja mulai dari berbagai bentuk, fungsisampai jumlah penyangganya.
Proses belajar-mengajar yang baik adalah jika anak berinteraksi dengan pendidik, yaitu orangtua
dan guru. Maka pendidik harus pandai menciptakan situasi yang nyaman, membangkitkansemangat belajar, dan anak antusias belajar dengan memberikan metode pengajaran yang tepat.
Jika tipe belajar anak lebih aktif melalui alat pendengarannya (auditif ), maka anak diajarkan
dengan mendengarkan kaset yang diselingi dengan menunjukkan gambarnya (demonstrasi).
5/14/2018 Ada Berbagai Kajian Tentang Hakikat Anak Usia Dini - slidepdf.com
dapat juga dengan memutarkan video agar anak dapat melihat (visual) dengan jelas apa yangterjadi. Dengan harapan, tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai. Berikut ini beberapa
metode pengajaran yang dapat Anda pilih antara lain :
Metode Global (Ganze Method)Anak belajar membuat suatu kesimpulan dengan kalimatnya sendiri. Contohnya, ketika
membaca buku, minta anak menceritakan kembali dengan rangkaian katanya sendiri. Sehinggainformasi yang anak peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diserap lebih lama. Anak jugaterlatih berpikir kreatif dan berinisiatif.
Metode Percobaan (Experimental method)
Metode pengajaran yang mendorong dan memberi kesempatan anak melakukan percobaan
sendiri. Menurut Maryam, staf pengajar di Sekolah Alam Ciganjur, Jakarta Selatan, terdapat tigatahapan yang dilakukan anak untuk memudahkan masuknya informasi, yaitu mendengar,
menulis atau menggambar lalu melihat dan melakukan percobaan sendiri. Misalnya, anak belajar
tentang tanaman pisang, pendidik tak hanya menjelaskan tentang pisang tapi juga mengajak anak
ke kebun untuk mengeksplorasi tanaman pisang. Dengan belajar dari alam, anak dapatmengamati sesuatu secara konkret. Kegiatan ini dapat dilakukan mulai umur empat sampai 12
tahun.
Beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD:
1. Model Pembelajaran Klasikal
Adalah suatu pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh
anak sama dalam satu kelas. Pembelajaran ini merupakan model yang paling awal digunakan di
TK. Sarana pembelajaran terbatas dan kurang memperhatikan minat anak secara individu.
2. Model Pembelajaran Berdasarkan Kelompok dengan Kegiatan Pengamanan
Dalam pembelajaran ini anak-anak dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok
melakukan kegiatan yang berbeda-beda. dalam satu pertemuan anak harus menyelesaikan 2 – 3
kegiatan dan secara bergantian. Bila ada anak yang sudah menyelesaikan tugas lebih cepat, maka
anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain di kelompok yang tersedia tempat. Kalau tidak ada
tempat anak dapat bermain di kegiatan pengaman. Kegiatan pengaman disediakan alat-alat yang
bervariasi, sering diganti sesuai dengan tema / sub tema
3. Model pembelajaran berdasarkan sudut,
5/14/2018 Ada Berbagai Kajian Tentang Hakikat Anak Usia Dini - slidepdf.com