LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN AIR UNTUK PERTANIAN ACARA V CROPWAT Disusun Oleh : Nama : Ngurah Kamandanu (11537) Faishal Majid (11581) M. Adib Fikri (11881) Dewi Kurniyawati (11929) Nurkholifah (11945) Nurfiana Rahmawati (11982) Bintang Soma P (11995) Gol / kel : A4 / 1 Asisten : Aldrian Glevino
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGELOLAAN AIR UNTUK PERTANIAN
ACARA V
CROPWAT
Disusun Oleh :
Nama : Ngurah Kamandanu (11537)
Faishal Majid (11581)
M. Adib Fikri (11881)
Dewi Kurniyawati (11929)
Nurkholifah (11945)
Nurfiana Rahmawati (11982)
Bintang Soma P (11995)
Gol / kel : A4 / 1
Asisten : Aldrian Glevino
LABORATORIUM AGROHIDROLOGI
JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya penting bagi kehidupan manusia dan
pihak lainnya. Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan
pembangunan telah meningkatkan kebutuhan air. Di pihak lain,
ketersediaan air dirasakan semakin terbatas, di beberapa tempat
bahkan sudah dikategorikan berada dalam kondisi kritis.
Air merupakan kebutuhan yang mutlak bagi tanaman dalam
melakukan proses tumbuh dan berkembang. Kebutuhan air tanaman
harus diketahui agar selalu terpenuhi, dan bila belum terpenuhi, maka
perlu dilakukan kegiatan irigasi. Irigasi berarti mengalirkan air secara
buatan dari sumber air yang tersedia kepada sebidang lahan untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman.
Cropwat merupakan sebuah program komputer untuk menghitung kebutuhan air
tanaman dan kebutuhan air irigasi berdasarkan data iklim dan data tanaman. Hasil dari
Cropwat dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk menerapkan teknik irigasi yang baru
mengacu kepada jenis tanaman berdasarkan perhitungan evapotranspirasi dan faktor iklim,
maka dapat diketahui tanaman atau komoditas yang cocok ditanam di suatu daerah serta
kebutuhan irigasi yang diperlukan sehingga penggunaan air lebih efektif dan efisien.
B. Tujuan
Dapat menggunakan program komputer cropwat untuk menentukan kebutuhan air
tanaman dan kebutuhan air irigasi.
C. Tinjauan Pustaka
Tanaman menggunakan air paling efisien bila kondisi pertumbuhannya baik.
Kebutuhan airnya berubah secara konstan dengan tingkat pertumbuhan dan dengan
kondisi lingkungannya. Dengan aasan inilah, maka penentuan laju transpirasi dan
kebutuhan air oleh tanaman tidak langsung dapat dimanfaatkan pada wilayah-wilayah
yang berbeda kondisi tanah dan iklimnya (Kertonegoro, 1989).
Kebutuhan air tanaman memiliki pengertian yang sama dengan konsumsi air oleh
tanaman yang didefinisikan sebagai banyaknya air yang hilang dari areal vegetasi per
satuan luas per satuan waktu yang digunakan untuk transpirasi atau pertumbuhan /
perkembangan dan yang dievaporasikan dari permukaan vegetasi dan tanah.jadi
prinsipnya kebutuhan air tanaman adalah evapotranspirasi (Sukarso, 2006).
Kebutuhan tanaman akan air tujuannya selalu untuk mencapai pertumbuhan
tanaman yang optimal, sebagai contoh tanaman yang seragam, aktif pertumbuhannya,
bebas dari penyakit, dan kondisi tanah favorit. Tamanan mampu mencapai tingkat
potensial produksinya apabila berada dalam kondisi lingkungan yang optimal (Astuti,
2007).
Berbagai metode telah digunakan untuk menghitung jumlah air yang dikonsumsi
oleh tanaman pertanian dan tumbuhan alami. Bagaimana metodenya, masalah yang
ditemui banyak sekali. Sumber air yang digunakan oleh tanaman hidup yang berasal hidup
presipitasi adalah faktor yang digunakan untuk memilih metode (Hansen et. al., 1980).
Dalam perencanaan irigasi, penilaian jumlah air yang dibutuhkan suatu areal tidak
memisahkan antar evaporasi dan transpirasi. Oleh karena itu yang digunakan oleh tanaman
untuk proses metabolisme hanya sedikit atau kurang dari 1% nilai tersebut diabaikan
(Sudjarwadi, 1990).
Cropwat adalah sebuah sistem yang mendukung untuk bidang agrometeorologi,
ahli agronomi, dan teknisi irigasi sebagai rekomendasi untuk meningkatkan praktek
irigasi, jadwal irigasi tanaman dengan keadaan terbatasnya persediaan air, serta
meningkatkan produktivitas tanman dalam keadaan tidak hanya hujan atau defisit air. Air
tanaman dan kebutuhan irigasi dapat dihitung dengan bantuan data tanman (tersedia dalam
program) dan data iklim untuk 144 negara dari pusat data Climwat (anonim, 2004).
Model Cropwat awalnya dikembangkan oleh FAO tahun 1999 untuk perencanaan
dan pengelolaan proyek irigasi. Versi terbaru dinamakan Cropwat for Windows yang
dapat dioperasikan melalui hubungan windows. Input data meliputi data meteorologi,
tanah dan tanaman (Prijono, 2005).
Cropwat adalah suatu sistem yang dikeluarkan oelh Divisi Perkembangan Tanah
dan Air FAO. Fungsi utama Cropwat adalah (anonim, 2005) :
1. Untuk menghitung referensi evapotanspirasi
2. Untuk menghitung kebutuhan air tanaman
3. Untuk menghitung kebutuhan air irigasi
4. Untuk menyusun jadwal irigasi
5. Untuk membuat pola ketersediaan air
6. Untuk mengevaluasi curah hujan
7. Untuk mengevaluasi efisiensi praktek irigasi.
II. METODOLOGI
Praktikum Pengelolaan Air untuk Pertanian Acara V yaitu “Cropwat”
dilaksanakan pada hari Senin, 25 Maret 2013 di Laboratorium
Agrohidrologi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah data iklim selama 1 tahun, data tanaman, software Cropwat for
Windows, 1 unit laptop, dan 1 unit printer.
Cara kerja dari praktikum ini adalah data iklim dianalisis untuk
diketahui Eto, kemudian kebutuhan irigasi dengan periode irigasi tertentu
ditentukan. Langkah selanjutnya Cropwat for Windows dioperasikan untuk
mengetahui kebutuhan air tanaman berdasarkan data iklim dan vegetasi.
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Cropwat 8.0 untuk Windows adalah sebuah program computer
untuk perhitungan kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi
berdasarkan data tanah, iklim, dan tanaman. Selain itu, program ini
memungkinkan pengembangan jadwal irigasi untuk kondisi manajemen
yang berbeda dan perhitungan pasokan air untuk berbagai skema pola
tanaman. Cropwat 8.0 juga dapat digunakan untuk mengevaluasi praktek-
praktek irigasi petani dan untuk memperkirakan kinerja tanaman di
bawah kedua kondisi tadah hujan dan irigasi.
Air adalah faktor yang lebih penting dalam produksi tanaman,
terutama tanaman pangan jika dibandingkan dengan faktor lingkungan
lainnya. Jumlah air berlebihan di dalam tanah akan mengubag berbagai
proses kimia dan biologis yang membatasi jumlah oksigen dan
meningkatkan pembentukan senyawa yang beracun pada akar tanaman.
Sedangkan jumlah air yang terlalu sedikit dapat memberikan cekaman
kekeringan pada tanaman. dalam kondisi ilmiah, kekeringan lebih sering
menjadi masalah utama dibandingkan kelebihan air. Dalam setiap kasus,
sebab pokok dari kekeringan adalah curah hujan, meskipun faktor
peningkatan kebutuhan air cenderung meningkatkan penyebab
kekeringan.
Kebutuhan air tanaman (Etc) didekati dengan nilai evapotranspirasi
acuan (Eto) dengan rumus Etc = Kc * Eto. Kc adalah koefisien tanaman
yang tergantung pada watak tanaman, saat tanam, tingkat pertumbuhan,
dan keadaan iklim setempat. Hubungan CH dan evapotranspirasi akan
menghasilkan periode pertumbuhan (growing period) sehingga periode
tumbuh dapat diartikan sebagai suatu jangka waktu pada saat jumlah
presipitasi lebih besar daripada evapotranspirasinya.
Metode Cropwat sangat mudah digunakan dibandingkan dengan
metode lain yang bersifat konvensional. Dengan adanya Cropwat,
menghitung kebutuhan air tanaman menjadi lebih praktis. Hampir semua
jenis tanaman (30 jenis tanaman) dapat diketahui kebutuhan airnya
secara tepat dan teliti, selain itu data yang disajikan lengkap. Kita dapat
mengetahui kapan waktu penanaman, jadwal irigasi, dankebutuhan air
tanaman setiap bulannya. Selain itu Cropwat 8.0 mudah digunakan,
sangat praktis karena juga sangat cepat dalam mengolah data dan
menyajikan hasil yang diinginkan, mampu mendesain, memanejemen,
serta mampu menampilkan hasil dalam bentuk grafik dan form. File-file
jadwal irigasi dapat disimpan sehingga dapat digunakan di kemudian hari,
sedangkan metode lainnya tidak. Program ini merupakan cara
perhitungan yang paling efektif karena program ini mempunya human
error yang paling kecil. Namun Cropwat 8.0 mempunya kelemahan yaitu
hasil data yang hanya berkisar dua angka di belakang koma sehingga nilai
yang dihasilkan sangat bergantung pada pembulatan yang dilakukan.
Pada praktikum ini dikenalkan penggunaan program computer yaitu
CropWat untuk menentukan kebutuhan air tanaman, dan kebutuhan air
irigasi. Kebutuhan air bagi tanaman didefinisikan sebagai tebal air yang
dibutuhkan untuk memenuhi jumlah air yang hilang melalui
evapotranspirasi suatu tanaman sehat. Sedangkan disini tujuan irigasi
yaitu mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman, sehingga
tanaman bias tumbuh secara normal. Pada hasil perhitungan dengan
CropWat berdasarkan tiga tanaman yang kita pilih yaitu sorgum, tomat,
dan Soybean, maka diperoleh grafik sebagai berikut:
a. Sorghum
Kingdom : Plantae/tumbuhan
Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Sorghum
Spesies : Sorghum bicolor (L.) Moench
Tanaman sorghum ditanam pada awal musim hujan, penentuan
waktu tanam yang tepat agar memperhitungkan masa masaknya biji
jatuh pada musim kemarau. Hal ini bertujuan untuk menghindari
kerusakan pada saat pembungaan dan menghindari serangan cendawan
atau jamur. Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah,
meningkatkan aerasi dan memberantaas gulma. Pengolahan tanah dapat
dilakukan dengan memakai cangkul, membajak dengan ternak, traktor
atau tanpa olah tanah. Penanaman yang harus dilakukan pada sorghum
terdiri dari dua sistem pertanaman, antara lain dengan cara monokultur,
diperlukan benih sekitar 10-15 kg/ha, dengan jarak tanam untuk
monokultur yaitu 75 x 40 cm: 4 tanaman per lubang dengan 75 x 20 cm:
2 tanaman per lubang. Untuk sistem pertanaman dengan cara
tumpangsari, diperlukan benih sekitar 10-15 kg/ha, dengan jarak tanam
untuk tumpangsari yaitu stripcropping (1 baris): 200 x 25 cm dan
stripcropping (> 2 baris): 75 x 25 x 400 cm. Benih ditanam dengan cara
tugal sedalam 4-5 cm (5-12 biji per lubang). Pemupukan dilakukan dengan
menggunakan Urea, TSP atau SP36, dan KCl. Pemupukan ditugal di
samping kiri dan kanan tanaman dengan jarak 7 cm. Pemupukan
dilakukan dua tahap, yaitu 1/3 bagian takaran urea ditambah seluruh TSP
dan KCl diberikan pada umur 7-10 hari dan 2/3 bagian urea diberikan
pada umur tanaman 21 hari. Tanaman sorghum sangat rentan terhadap
serangan hama dan penyakit. Untuk itu, diperlukan pengendalian hama
dan penyakit yang intensif dan mengurangi penggunaan pupuk yang
bersifat kimia. Tanaman sorghum lebih banyak permasalahan hama
dibanding penyakitnya. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman
sorghum antara lain lalat bibit (Atherigona soceata), ulat penggerek