ACARA 3
I. TUJUAN :Tujuan acara praktikum ke 3 ini meliputi :1.
Menemukan unsur-unsur dalam poligon itu sendiri.2. Menemukan
unsur-unsur dalam lingkaran pengaruh.3. Menemukan unsur-unsur dalam
poligon theme (kenampakan) yang lain4. Menggabungkan atribut
poligon ke unsur lain.
II. ALAT DAN BAHAN:Bahan untuk acara ini meliputi :1. Basis data
digital Kabupaten Sleman (disimpan dalam folder e:\$materi kuliah
geografi^^\semester 10\praktikum metek 2\acara 1metek\sleman) yang
terdiri dari :Ibukota Kabupaten, Kecamatan dan Pusat Desa mewakili
kenampakan titikJalan dan batas administrasi mewakili kenampakan
garisLanduse dan batas wilayah mewakili kenampakan poligon.2. Buku
catatan untuk mencatat proses dan hasil.
Adapun alat yang digunakan pada acara ini meliputi :1.
Seperangkat komputer lengkap (CPU, monitor, mouse dan keyboard)
dengan Sistem Operasi Windows 98 (minimal)2. Software ArcView Versi
3.23. Beberapa ArcView Extension seperti Geoprocessing, Spatial
Analyst dan Report Writer.
III. PENDAHULUANSistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem
informasi yang berdasar pada data keruangan dan merepresentasikan
obyek di bumi. Dalam SIG sendiri teknologi informasi merupakan
perangkat yang membantu dalam menyimpan datas, memproses data,
menganalisa data, mengelola data dan menyajikan informasi. SIG
merupakan sistem yang terkomputerisasi yang menolong dalam
me-maintain data tentang lingkungan dalam bidang geografis (De Bay,
2002). SIG selalu memiliki relasi dengan disiplin keilmuan
Geografi, hal tersebut memiliki hubungan dengan disiplin yang
berkenaan dengan yang ada di permukaan bumi, termasuk didalamnya
adalah perencanaan dan arsitektur wilayah (Longley, 2001).Data
dalam SIG terdiri atas dua komponen yaitu data spasial yang
berhubungan dengan geometri bentuk keruangan dan data attribute
yang memberikan informasi tentang bentuk keruangannya (Chang,
2002). Menurut pendapat Peter A. Burrough (1998), SIG adalah
sekumpulan fungsi-fungsi terorganisasi yang menyediakan
tenaga-tenaga prfesional yang berpengalaman untuk keperluan
penyimpanan, retrieval, manipulasi dan penayangan hasil yang
didasarkan atas data berbasis geografis. Aronoff (1989) menyatakan
bahwa SIG adalah sekumpulan komponen yang dilakukan secara manual
atau berbasis computer yang merupakan prosedur-prosedur yang
digunakan untuk keperluan store dan pemanipulasian data bereferensi
geografis. Menurut pendapat tersebut dapat dipahami bahwa, isi
aktifitas pada bidang SIG merupakan integrasi dari beragam bidang
keilmuan yang didasarkan pada peruntukan aktifitas SIG tersebut
dilakukan. Implementasi dari pelaksanaan kegiatan tersebut tidak
selalu mengacu pada penyertaan komputer sebagai salah satu elemen
pada sistem informasi.Data SpasialData spasial adalah data yang
bereferensi geografis atas representasi obyek di bumi. Data spasial
pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan
proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut
berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua
data dan informasi yang ada di peta merupakan representasi dari
obyek di muka bumi. Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya
merepresentasikan obyek-obyek yang ada di muka bumi, tetapi
berkembang menjadi representasi obyek diatas muka bumi (diudara)
dan dibawah permukaan bumi. Data spasial memiliki dua jenis tipe
yaitu vektor dan raster. Model data vektor menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan
titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta
atribut-atributnya. Model data Raster menampilkan, dan menyimpan
data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel piksel
yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini
menyesuaikan dengan peruntukan dan kebutuhannya.Data VektorModel
data vektor adalah yang dapat menampilkan, menempatkan, dan
menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis atau
kirva dan polygon beserta atribut-atributnya (Prahasta, 2001).
Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial ini, di dalam sistem
model data vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian
dua dimensi (x, y).Di dalam model data spasial vektor, garis-garis
atau kurva (busur atau arcs) merupakan sekumpulan titik-titik
terurut yang dihubungkan (Prahasta, 2001). Poligon akan terbentuk
penuh jika titik awal dan titik akhir poligon memiliki nilai
koordinat yang sama dengan titik awal. Sedangkan bentuk poligon
disimpan sebagai suatu kumpulan list yang saling terkait secara
dinamis dengan menggunakan pointer/titik.Data RasterObyek di
permukaan bumi disajikan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid
yang homogen. Model data Raster menampilkan, menempatkan dan
menyimpan dataspasial dengan menggunakan struktur matriks atau
piksel-piksel yang membentuk grid (Prahasta, 2001). Tingkat
ketelitian model data raster sangat bergantung pada resolusi atau
ukuran pikselnya terhadap obyek di permukaan bumi. Entity spasial
raster disimpan di dalam layers yang secara fungsionalitas di
relasikan dengan unsur unsur petanya (Prahasta, 2001). Satuan
elemen data raster biasa disebut dengan pixel, elemen tersebut
merupakan ekstrasi dari suatu citra yang disimpan sebagai digital
number (DN) (De Bay, 2000). Meninjau struktur model data raster
identik dengan bentuk matriks. Pada model data raster, matriks atau
array diurutkan menurut koordinat kolom (x) dan barisnya (y)
(Prahasta, 2001).Pemrosesan SpasialPengelolaan, pemrosesan dan
analisa data spasial biasanya bergantung dengan model datanya.
Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial memanfaatkan
pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya.
Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay,
clip, intersect, buffer, query, union, merge; yang mana dapat
dipilih ataupun dikombinasikan. Pemrosesan data spasial seperti
dapat dilakukan dengan teknik yang disebut dengan geoprocessing
(ESRI, 2002), pemrosesan tersebut antara lain:a. overlay adalah
merupakan perpaduan dua layer data spasiall,b. clip adalah
perpotongan suatu area berdasar area lain sebagai referensi,c.
intersection adalah perpotongan dua area yang memiliki kesamaan
karakteristik dan criteria,d. buffer adalah menambahkan area di
sekitar obyek spasial tertentu,e. query adalah seleksi data
berdasar pada kriteria tertentu,f. union adalah penggabungan /
kombinasi dua area spasial beserta atributnya yang berbeda menjadi
satu,g. merge adalah penggabungan dua data berbeda terhadap feature
spasial,h. dissolve adalah menggabungkan beberapa nilai berbeda
berdasar pada atribut tertentu.Pengelolaan, pemrosesan dan analisa
data spasial biasanya bergantung dengan model datanya. Pengelolaan,
pemrosesan dan analisa data spasial memanfaatkan pemodelan SIG yang
berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada
pemrosesan data spasial seperti overlay, clip, intersect, buffer,
query, union, dan merge.
IV. LANGKAH KERJA1. Pembuatan Project baru dalam ArcViewLakukan
langkah-langkah pembuatan project baru dalam ArcView yang berisikan
kenampakan (theme) Ibukcutm, Jalan, Sungai, Batas (point, arc,
annotation dan poligon), dan Landuse seperti yang pernah dilakukan
pada acara 2. Atur legenda dari masing-masing kenampakan sesuai
dengan kaidah kartografi sehingga kenampakan dalam View1 kurang
lebih seperti yang disajikan pada Gambar 3.1. Simpan project baru
tersebut dengan nama Acara3.apr.
2. Melakukan analisis unsur spasialProses berikutnya adalah
melakukan pemilihan dan pencarian unsur-unsur spasial yang ada di
dalam project yang bernama Acara3.apr dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
Gambar 3.1. Tampilan View1 pada Acara2.apr
A. Menemukan unsur-unsur dalam poligon itu sendiri
Tugas :a. Hitung jumlah penduduk tahun 1990 pada pusat-pusat
desa dalam suatu poligon wilayah pencemaran.b. Hitung luas
desa-desa dalam suatu poligon wilayah pencemaran.
Langkah-langkah :1. Aktifkan kenampakan yang akan dipilih,
misalnya kenampakan titik yang bernama Batas (pusat desa).2. Klik
drawing tool pada deretan tolbar hingga muncul deretan drawing tool
secara vertikal. Pilih tool untuk menggambar poligon bebas.3.
Buatlah poligon sesuai dengan yang diinginkan.4. Klik pointer pada
deretan toolbar, kemudian arahkan pointer tersebut pada garis
poligon yang telah dibuat lakukan klik ganda pada garis tersebut
untuk mengganti propertynya. Tidak lama kemudian akan tampil Fill
Pallete dialog box seperti yang terlihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Pengaturan ukuran outline dari 0.1 menjadi 2
5. Ganti ukuran outline dari 0.1 menjadi 2 agar poligon tersebut
nampak jelas di dalam View1 mengklik (dropdown), kemudian klik
angka 2. Perhatikan perubahan yang terjadi terhadap garis luar dari
poligon tersebut (lihat Gambar 3.3).
Gambar 3.3. Tampilan View1 dengan tambahan poligon yang
outlinenya tebal6. Klik icon (Select Features Using Graphics) pada
deretan button bar untuk memilih pusat desa-pusat desa yang berada
di dalam poligon tersebut. Sesaat kemudian pusat desa-pusat desa
terpilih akan berwarna kuning.7. Tampilkan datanya dengan cara klik
icon (Open Theme Table) pada deretan button bar. Gunakan icon
(Promote) pada deretan button bar untuk menggeser ke atas semua
record yang terpilih.8. Lakukan hitungan jumlah penduduk tahun 1990
(POP1990) dari record yang terpilih dengan cara klik item POP1990
pada data Attributes of Batas sehingga item tersebut warnanya
berubah dari abu-abu muda menjadi abu-abu tua. Pilih menu Field
> Statistics sehingga hasilnya akan ditayangkan seperti yang
terlihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4. Statistik untuk field POP1990
9. Catat semua hasil pemilihan dan perhitungan statistiknya.10.
Tutup Statistics for POP1990 field dialog box dengan klik tombol
OK.11. Tutup tabel dengan mengklik close pada pojok kanan atas.12.
Bersihkan pilihan kenampakan dengan mengklik icon pada deretan
button bar.13. Aktifkan kenampakan poligon Batas.14. Klik icon
(Select Features Using Graphics) pada deretan button bar untuk
memilih desa-desa yang berasa di dalam maupun yang berpotongan
dengan poligon tersebut. Sesaat kemudian desa-desa terpilih akan
berwarna kuning.15. Tampilkan datanya dengan cara klik pada icon
(Open Theme Table) pada deretan button bar. Gunakan icon (Promote)
pada deretan button bar untuk menggeser ke atas semua record yang
terpilih.16. Lakukan hitungan jumlah luas desa (AREA) dari record
yang terpilih dengan cara klik item AREA pada data Attributes of
Batas sehingga item tersebut warnanya berubah dari abu-abu muda
menjadi abu-abu tua. Pilih menu Field > Statistics sehingga
hasilnya akan ditayangkan seperti yang terlihat pada Gambar 3.5
Gambar 3.5. Statistik untuk field AREA
17. Tutup Statistics for AREA field dialog box dengan klik
tombol OK.18. Tutup tabel dengan mengklik pada pojok kanan atas.19.
Bersihkan pilihan kenampakan dengan mengklik icon pada deretan
button bar.20. Hapus poligon yang telah dibuat dengan cara menekan
tombol Delete pada keyboard.21. Ulangi pembuatan poligon sesuai
dengan skenario yang diinginkan. Kemudian gunakan poligon tersebut
untuk memilih kenampakan yang dikehendaki.22. Catat proses dan
hasilnya.23. Tutup tabel, bersihkan pilihan dan hapus poligon yang
telah dibuat.
B. Menemukan unsur-unsur dalam suatu lingkaran pengaruhTugas :a.
Hitung jumlah penduduk tahun 2000 pada pusat-pusat desa dalam suatu
lingkaran pengaruh ledakan gunung merapi yang terjadi.b. Hitung
luas desa-desa dalam suatu lingkaran pengaruh ledakan gunung merapi
yang terjadi.
Langkah-langkah :1. Aktifkan kenampakan yang akan dipilih,
misalnya kenampakan titik yang bernama Batas (pusat desa).2. Klik
drawing tool pada deretan tolbar hingga muncul deretan drawing tool
secara vertikal. Pilih tool untuk menggambar lingkaran.3. Buatlah
lingkaran dengan pusat ledakan sesuai dengan keinginan dengan cara
klik di pusat ledakan kemudian drag keluar sesuai dengan
keinginan.4. Misalnya lingkaran pengaruh ledakan tersebut hingga 7
km maka tentukan radiusnya dengan memilih menu Graphics > Size
and Position. Sesaat kemudian akan tampil Circle Size and Position
dialog box seperti yang terlihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6. Circle Size and Position dialog box
5. Ganti nilai radius menjadi 7000 m, kemudian klik tombol OK.6.
Klik pointer pada deretan toolbar, kemudian arahkan pointer
tersebut pada garis lingkaran yang telah dibuat. Lakukan klik ganda
pada garis tersebut untuk mengganti propertinya. Tidak lama
kemudian akan tampil Fill Pallete dialog box seperti yang terlihat
pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7. Pengaturan ukuran outline dari 0.1 menjadi 2
7. Ganti ukuran outline dari 0.1 menjadi 2 agar lingkaran
tersebut nampak jelas di dalam View1 mengklik (dropdown), kemudian
klik angka 2. Perhatikan perubahan yang terjadi terhadap garis
lingkaran tersebut (lihat Gambar 3.8).
Gambar 3.8. Tampilan View1 dengan tambahan poligon yang
outlinenya ditebalkan
8. Klik icon (Select Features Using Graphics) pada deretan
button bar untuk memilih pusat desa-pusat desa yang berada di dalam
lingkaran tersebut. Sesaat kemudian pusat desa-pusat desa terpilih
akan berwarna kuning.9. Tampilkan datanya dengan cara klik pada
icon (Open Theme Table) pada deretan button bar. Gunakan icon
(Promote) pada deretan button bar untuk menggeser / mengumpulkan
semua record yang terpilih ke atas.10. Lakukan hitungan jumlah
penduduk tahun 1990 (POP1990) dari record yang11. terpilih dengan
cara klik item POP1990 pada data Attributes of Batas sehingga item
tersebut warnanya berubah dari abu-abu muda menjadi abu-abu tua.
Pilih menu Field > Statistics sehingga hasilnya akan ditayangkan
seperti yang terlihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9. Statistik untuk field POP1990
12. Catat semua hasil pemilihan dan perhitungan statistiknya.13.
Tutup Statistics for POP1990 field dialog box dengan klik tombol
OK.14. Tutup tabel dengan mengklik pada pojok kanan atas.15.
Bersihkan pilihan kenampakan dengan mengklik iconpada deretan
button bar.16. Aktifkan kenampakan poligon Batas.
17. Klik Icon (Select Features Using Graphics) pada deretan
button bar untuk memilih desa-desa yang berasa di dalam maupun yang
berpotongan dengan lingkaran pengaruh tersebut. Sesaat kemudian
desa-desa terpilih akan berwarna kuning.18. Tampilkan datanya
dengan cara klik pada icon (Open Theme Table) pada deretan button
bar. Gunakan icon (Promote) pada deretan button bar untuk menggeser
ke atas semua record yang terpilih.19. Lakukan hitungan jumlah luas
desa (AREA) dari record yang terpilih dengan cara klik item AREA
pada data Attributes of Batas sehingga item tersebut warnanya
berubah dari abu-abu muda menjadi abu-abu tua. Pilih menu Field
> Statistics sehingga hasilnya akan ditayangkan seperti yang
terlihat pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10. Statistik untuk field AREA
20. Tutup Statistics for AREA field dialog box dengan klik
tombol OK.21. Tutup tabel dengan mengklik close pada pojok kanan
atas.22. Bersihkan pilihan kenampakan dengan mengklik icon clear
selected attributes pada deretan button bar.23. Hapus lingkaran
yang telah dibuat dengan cara menekan tombol Delete pada
keyboard.24. Ulangi pembuatan lingkaran sesuai dengan skenario yang
diinginkan. Kemudian gunakan lingkaran tersebut untuk memilih
kenampakan yang dikehendaki.25. Catat proses dan hasilnya.26. Tutup
tabel, bersihkan pilihan dan hapus lingkaran yang telah dibuat.
C. Menemukan unsur-unsur dalam poligon theme (kenampakan) yang
lainTugas :a. Hitung jumlah KK yang memiliki TV tahun 2003 di
desa-desa yang merupakan Ibukota Kecamatanb. Hitung jumlah sekolah
dasar tahun 2003 di desa-desa yang merupakan Ibukota Kecamatan
Langkah-langkah :1. Aktifkan kenampakan yang akan dipilih,
misalnya kenampakan poligon yang bernama Batas (poligon desa).2.
Klik menu Theme > Select by Theme. Pada Select Theme dialog box,
isi kotak di bawah teks Select features of the active theme that
dengan memilih Completely Contain. Kemudian isi kotak di bawah teks
the selected features of dengan memilih Ibukcutm (lihat Gambar
3.11).
Gambar 3.11. Pengisian pada Select By Theme dialog box
3. Klik tombol New Set pada kotak dialog tersebut.4. Tampilkan
datanya dengan cara klik pada icon (Open Theme Table) pada deretan
button bar. Gunakan icon (Promote) pada deretan button bar untuk
menggeser / mengumpulkan semua record yang terpilih ke atas.5.
Lihat item KKTV. Catat jumlah KK yang memiliki TV pada
masing-masing desa yang merupakan ibukota kecamatan. Dalam hal ini
hanya berlaku pada record yang berwarna kuning (lihat Gambar
3.12)
Gambar 3.12. Tampilan data desa-desa yang ditempati ibukota
kecamatan
6. Tutup tabel dengan mengklik pada pojok kanan atas.7.
Bersihkan pilihan kenampakan dengan mengklik icon pada deretan
button bar8. Untuk menghitung jumlah jumlah sekolah dasar di
desa-desa yang ditempati oleh ibukota kecamatan, ulangi langkah 1
hingga 7. Hanya bedanya pada langkah 5 mengganti item KKTV dengan
item Jml_sd.
D. Menggabungkan atribut poligon ke unsur lain.Tugas :a.
Menggabungkan atribut ibukota kecamatan dengan atribut desa-desa
yang ditempatinya.b. Pilih ibukota kecamatan yang mempunyai jumlah
KK yang memiliki TV lebih besar dari 350.
Langkah-langkah :1. Tutup View1. Kemudian buat View2 dengan isi
yang sama dengan View1 yaitu Ibukcutm.shp, Batas (point,
annotation, arc dan poligon), Sungai dan Landuse.2. Aktifkan Theme
Ibukcutm.shp dan Batas (poligon desa) dengan cara klik pada theme
Ibukcutm.shp kemudian tekan tombol Shift dan klik theme Batas
(poligon desa).3. Buka tabel keduanya dengan button4. Klik item
Shape pada kedua tabel tersebut 5. Klik Tabel Ibukcutm agar aktif
ditandai dengan title bar berwarna biru tua (lihat Gambar 3.13).6.
Pilih menu Table > Join.7. Dalam waktu yang sangat singkat tabel
hasil penggabungan akan segera ditampilkan (lihat Gambar 3.14).
Gambar 3.14. Tabel hasil penggabungan8. Pilih ibukota kecamatan
yang memiliki jumlah KK yang memiliki TV lebih besar dari 350.
dengan cara klik icon (Query).9. Pada saat Query Expression dialog
box terlihat di layar, klik ganda field/item TV, klik (tanda lebih
besar), kemudian ketik nilai 350 (lihat Gambar 3.15).10.
Selanjutnya klik tombol New Set.
Gambar 3.15. Query Expression dialog box
11. Tutup Query Expression dialog box dengan cara mengklik pada
pojok kanan atasnya. Dengan demikian tabel akan terlihat
kembali.12. Gunakan Icon (Promote) pada deretan button bar untuk
menggeser /mengumpulkan semua record yang terpilih ke atas.13.
Catat hasil yang diperoleh, kemudian lakukan pemilihan pada field
yang lain.14. Tutup Query Expression dialog box dan tabel.15.
Simpan project dengan cara klik menu File > Save.
V. HASIL PRAKTIKUM1. Hasil Penemuan Unsur Area dalam Poligon
(Terlampir)2. Hasil Penemuan Unsur Area dalam Lingkaran Pengaruh
(Terlampir)3. Hasil Penemuan Unsur dalam Poligon Tema Kenampakan
Lain (Terlampir)4. Hasil Penemuan Unsur Setelah Dilakukan
Penggabungan Tabel Atribut (Terlampir)
VI. PEMBAHASANPentingnya unsur spasial dalam pembangunan telah
menjadi sorotan utama para ekonom besar seperti Thunen diawal abad
ke-19 yang mempelajari evolusi pengembangan wilayah menunjukkan
interaksi erat kegiatan ekonomi dengan pemanfaatan ruang, serta
Alfred Weber diawal abad ke-20 yang mempelajari efisiensi proses
industri menunjukkan hal tersebut sangat ditentukan oleh pemilihan
lokasi industri yang tepat dengan mempertimbangkan lokasi pasar dan
bahan.Berbagai tantangan tersebut menjadi bukti nyata pentingnya
merencanakan pembangunan melalui perspektif yang lebih luas dan
tidak sekedar administratif parsial atau sektoral saja. Untuk itu
pendekatan ruang atau spasial memegang peranan yang vital dalam
melengkapi maupun sebagai basis dari pendekatan administratif
parsial maupun sektoral dalam perencanaan pembangunan yang tentunya
harus disertai peningkatan pengendalian dalam pemanfaatan ruangnya.
Dengan demikian terlihat pentingnya penataan ruang menjadi payung
dari pengembangan daerah maupun sektoral.Di dalam hasil praktikum
kali ini terdapat setidaknya 4 metode dalam menemukan unsur spasial
dengan daerah kajian kabupaten Sleman. Pada hasil praktikum pertama
praktikan perlu menemukan unsur area dalam poligon yang telah
dibuat di dalam data spasial kabupaten Sleman. Metode pertama ini
merupakan metode uji coba untuk memahami cara menemukan unsur
spasial dalam poligon yang dibuat secara acak/random. Di dalam
hasil praktikum tersebut terlihat bahwa terdapat 9 area terdampak
dilihat dari statistic field, dengan area terluas Hargobinangun dan
area terkecil merupakan Pakembinangun. Dengan mengetahui berbagai
informasi area terdampak melalui statistic field ini user dengan
cepat dan mudah dapat memperoleh informasi yang ingin
diketahui.Pada metode kedua, poligon tidak dibuat secara acak namun
dengan mengacu pada suatu skenario, dalam hal ini adalah skenario
letusan gunung Merapi. Poligon menggambarkan area terdampak letusan
gunung Merapi dengan radius sejauh 7 km. Dari hasil praktikum kedua
ini praktikan akan memahami lebih lanjut manfaat dalam menemukan
unsur spasial dalam poligon melalui skenario realistis di kehidupan
nyata. Selain letusan gunung merapi bisa juga skenario dengan
menggunakan setting ledakan bom, dampak bencana tsunami, tanah
longsor, dan sebagainya.Pada metode ketiga merupakan penemuan unsur
dalam poligon tema kenampakan lain. Berbeda dengan metode
sebelumnya, dalam metode ini penemuan unsur spasial dilakukan
dengan mencari field terkait pada data spasial lainnya, yang bisa
dilakukan melalui hubungan: completely contain, intersect, dan
sebagainya.Metode terakhir adalah menemukan unsur spasial setelah
dilakukan penggabungan tabel atribut. Dalam metode ini dilakukan
penggabungan field data dari dua data spasial yang berbeda. Kemudia
dengan menggunakan Query Expression data yang ingin dicari akan
ditemukan.
VII. KESIMPULAN1. Unsur spasial memiliki peranan yang penting
dalam hal pengembangan wilayah2. Pendekatan spasial memegang
peranan yang vital dalam melengkapi maupun sebagai basis dari
pendekatan administratif parsial maupun sektoral dalam perencanaan
pembangunan3. Penggunaan statistic field mempermudah user dalam
mencari informasi dari unsur spasial yang telah ditemukan4. Salah
satu manfaat nyata dari metode untuk menemukan unsur spasial adalah
menemukan luasan area terdampak dari suatu bencana, misalnya
letusan gunung merapi, tsunami, tanah longsor, hingga ledakan
bom.
DAFTAR PUSTAKA
Aronoff, S.. 1989. Geographic Information Systems: A Management
Perspective. Canadan, Ottawa : WDL Publication.
http://osgeo.ft.ugm.ac.id/mengenal-sig-dan-data-spasial/