perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ANTING-ANTING (Acalypha indica L.) TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS GLOMERULUS GINJAL MENCIT INDUKSI STREPTOZOTOCIN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran CHRISTIANA YAYI TIAR LARASTI G0007052 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ANTING-ANTING (Acalypha
indica L.) TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS GLOMERULUS
GINJAL MENCIT INDUKSI STREPTOZOTOCIN
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
CHRISTIANA YAYI TIAR LARASTI
G0007052
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Pengaruh Pemberian Ekstrak Anting-anting (Acalypha
indica L.) terhadap Gambaran Histologis Glomerulus Ginjal Mencit Induksi
Streptozotocin
Christiana Yayi Tiar Larasti, G0007052/VII, 2010
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Pada Rabu, 1 September 2010
Pembimbing Utama Nama : R.P. Andri Putranto, dr., M.Si NIP : 19630525 199603 1 001 (…………………………) Pembimbing Pendamping Nama : Martini, Dra.,M.Si NIP : 19571113 198601 2 001 (…………………………) Penguji Utama Nama : Diding Heri Prasetyo, dr.,M.Si NIP : 19680429 199903 1 001 (…………………………) Anggota Penguji Nama : Sarsono, Drs.,M.Si NIP : 19581127 198601 1 001 (…………………………)
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 1 September 2010
Christiana Yayi Tiar L
NIM : G0007052
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Christiana Yayi T. L., G 0007052, 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Anting-anting (Acalypha indica L.) terhadap Gambaran Histologis Glomerulus Ginjal Mencit Induksi Streptozotocin Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Anting-anting (Acalypha indica L.) terhadap gambaran histologis glomerulus ginjal mencit induksi streptozotocin. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian post tes only control group design. Hewan uji yang digunakan adalah 32 ekor mencit jantan yang dibagi dalam 4 kelompok melalui simple random sampling, yaitu kelompok kontrol, DM, OHO (metformin 1,3 mg/mencit/hari), Anting-anting ( dosis 1.000 mg/kgBB/hari ). Mencit model DM dibuat dengan menginjeksikan streptozotocin dosis 65 mg/BB intraperitoneal dalam 0,02 M larutan buffer salin sitrat. Pada minggu ke-2 mencit dikorbankan dengan cara cervical dislocation untuk diambil ginjalnya dan kemudian dibuat preparat histologist dengan pengecatan HE. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji ANOVA menggunakan program SPSS for Microsoft Windows release 16.0. Signifikansi yang digunakan adalah p<0,05. Hasil Penelitian: Untuk melihat kerusakan glomerulus, pada hasil Post Hoc Test menunjukkan bahwa perbandingan antara kontrol dan DM menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Sedang pada DM dengan metformin, DM dengan Anting-anting, Anting-anting dengan metformin perbandingan rata-rata kerusakan glomerulus tidak signifikan. Simpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak Anting-anting (Acalypha Indica L.) dosis 1000 mg/kgBB dapat memperbaiki kerusakan glomerulus mencit yang diinduksi STZ. Kata kunci : anting-anting, gambaran histologis glomerulus, streptozotocin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT Christiana Yayi T. L., G 0007052, 2010. The Effect of Acalypha indica L. Extract on Histological Pattern of Kidney’s Glomerulus Streptozotocin-Induced Mice. Objective: To investigate the effect of Acalypha indica L. extract on histological pattern of kidney’s glomerulus in Streptozotocin-induced mice. Metode: The research was conducted as experimental laboratory research using Posttest-only Control Group study design. The animal specimen used were 32 male mice, divided into four groups using simple random sampling. The groups are Control group, DM group, OHO group (metformin dosage 1.3mg/mouse/day), Acalypha indica L. group (dosage 1000mg/kgBB/day). The mice inside DM group were induced with streptozotocin (dosage 65mg/BB intraperitoneal in 0.02 M saline sitrate buffer solution). After two weeks, the mice were sacrificed using cervical dislocation method. Then, the kidneys were taken to create the histological specimen using HE painting. The data collected from the observation were analyzed using ANOVA test on SPSS software (for MS Windows, Release 16). Significance level used is p<0.05. Result: Post Hoc Test results show that the difference in glomerulus corruption rate between Control group and DM group are significant (p<0.05). On the other comparisons, between DM - OHO, DM - Acalypha, Acalypha - OHO, the differences are not significant. Conclution: Giving the Acalypha indica L. extract can recover the glomerulus’ corruption on streptozotocin-induced mice Keyword : Acalypha indica L, Glomerulus’ histological pattern, streptozotocin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PRAKATA
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya yang melimpah, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Anting-anting (Acalypha indica L.) terhadap Gambaran Histologis Glomerulus Mencit Induksi Streptozotocin”. Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan dan bantuan berberapa pihak, penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu, perkenankanlah penulis menyanpaikan rasa terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., M.S., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
2. Sri Wahyono, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
3. R.P.Andri Putranto,dr., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis
4. Martini, Dra.,M.Si., selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis.
5. Diding Heri Prasetyo, dr., M.Si selaku Penguji Utama yang telah memberikan saran, nasehat, dan melengkapi kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
6. Sarsono, Drs.,M.Si., selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan saran, nasehat, dan melengkapi kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
7. Bagian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret 8. Ayahanda dan ibunda, yang selalu memberikan doa dan semangat selama
penyusunan skripsi ini. 9. Segenap Staf Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Histologi
Universitas Sebelas Maret yang telah membantu dalam pengambilan data penelitian, serta pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik serta saran di masa mendatang demi peningkatan karya ini dan semoga karya ini bermanfaat bagi banyak orang.
Surakarta, September 2010
Christiana Yayi T. L
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA ................................................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 3
BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................... 4
A. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji
ANOVA dan dilanjutkan dengan Post Hoc Test menggunakan program SPSS for
Windows Release 16.0 dan p < 0,05 dipilih sebagai tingkat minimal
signifikansinya.
ANOVA adalah teknik analisis data statistik parametrik yang digunakan
ketika kelompok-kelompok variabel bebas lebih dari dua.. ANOVA juga dipakai
untuk mengetahui perbedaan di antara lebih dari dua kelompok perlakuan. Uji
ANOVA digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis komparatif rata-rata k
sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio (Sugiyono, 2000).
Setelah uji ANOVA, dilanjutkan Least Significant Difference (LSD) Post Hoc
Test untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi antar kelompok.
Syarat penggunaan uji ANOVA adalah :
1. Distribusi dimana sampel diambil harus diasumsikan berdistribusi normal
atau mendekati normal.
2. Harus diasumsikan bahwa varian populasi tiap kelompok adalah homogen
atau sama.
3. Bila hasil hitung nilai F lebih kecil dari 1 maka tidak bermakna.
4. Sampel diambil secara random.
( Budiarto, 2001).
Jika hasil tidak memenuhi persyaratan untuk uji ANOVA, maka digunakan uji
alternatifnya yaitu berupa uji non-parametrik Kruskal-Wallis dan dilanjutkan
dengan Post Hoc Test (Uji Mann Whitney).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Kerusakan Glomerulus
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Histologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini
menggunakan mencit Balb/C jantan sebanyak 32 ekor. Pada penelitian
awal, setelah hewan uji dikelompokkan dan diinduksi STZ, dilakukan
pengukuran kadar GDS. Dari penelitian yang dilakukan oleh Oktarini
(2010) diperoleh rerata kadar GDS normal sebesar 147,75 mg/dl dan
setelah diinduksi STZ rerata kadar GDS meningkat menjadi 226,78
mg/dl. Hewan uji ini dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok
kontrol, DM, metformin dan kelompok Anting-anting. Seluruh hewan
coba diberi perlakuan selama 2 minggu, kemudian dari setiap
kelompok dibuat 8 preparat histologik dengan pewarnaan Hematoxylin
Eosin (HE) untuk kemudian dilihat kerusakan glomerulus dan diameter
glomerulus. Rata-rata kerusakan glomerulus masing-masing kelompok
perlakuan selengkapnya disajikan pada Tabel 4.1
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel 4.1 Rata-rata Kerusakan Glomerulus Sebelum vs Sesudah Perlakuan masing-masing Kelompok (%)
Kelompok Rata-rata±SD
Kontrol 9,21±9,78
Diabetes Mellitus 54,52±22,04
Metformin 46,94±16,02
Anting-anting 52,82±9,49
Sumber: Data Primer Mei 2010
Untuk lebih jelasnya, rata-rata kerusakan glomerulus ginjal mencit
dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
` Gambar 4.1. Diagram Rata-rata Kerusakan Glomerulus Mencit
Pada diagram di atas, dapat dilihat bahwa pada mencit DM rata-rata
kerusakan glomerulus yang terjadi jauh lebih besar disbanding kontrol.
Dan pada mencit kelompok metformin dan mencit kelompok Anting-
anting rata-rata kerusakan glomerulus mengalami penurunan
9.21
54.52 46.94
52.82
0102030405060
kontrol diabetes mellitus metformin anting-anting
Rata-rata Kerusakan Glomerulus (%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
disbanding mencit DM. dan jika dibandingkan dibandingkan, rata-rata
kerusakan glomerulus pada kelompok mencit metformin lebih rendah
daripada kelompok mencit Anting-anting.
2. Diameter Glomerulus
Nilai rerata diameter glomerulus masing-masing kelompok perlakuan
dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini
Tabel 4.2 Rata-rata Diameter Glomerulus Sebelum vs Sesudah Perlakuan masing-masing Kelompok (µm)
Kelompok Rata-rata±SD
Kontrol 26,95±3,13
DM 22,42±0,82
Metformin 28,99±0,76
Anting-anting 26,81±1,51
Sumber: Data Primer, Mei 2010
Untuk lebih jelasnya, rata-rata diameter glomerulus ginjal mencit
dapat dilihat pada diagram 4.2. di bawah ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 4.2. Diagram Rata-rata Diameter Glomerulus
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata diameter
glomerulus mencit DM lebih kecil daripada kontol. Kemudian pada
kelompok mencit yang diberi metformin dan kelompok mencit yang
diberi Anting-anting, rata-rata diameter glomerulusnya lebih besar
dibandingkan kelompok mencit DM. dan jika kelompok metformin
dan kelompok Anting-anting dibandingkan, didapatkan rata-rata
diameter kelompok mencit metformin lebih besar daripada kelompok
Anting-anting.
26.95 22.42
28.99 26.81
05
101520253035
Kontrol DM Metformin Anting-anting
Rata-rata Diameter Glomerulus (µm)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3. Gambar Mikroskopis Ginjal
Gambar 4.3. Glomerulus Ginjal Mencit Normal. Pengecatan dengan HE. Preparat ini difoto pada mikroskop dengan menggunakan Optilab dengan perbesaran 40x.
Kapsula glomerulus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 4.4. Glomerulus Ginjal Mencit DM yang diinduksi STZ dosis 65mg/kgBB/hari. . Pengecatan dengan HE. Preparat ini difoto pada mikroskop dengan menggunakan Optilab dengan perbesaran 40x.
Kapsula glomerulus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 4.5. Glomerulus Ginjal Mencit DM yang Diberi Metformin dosis 1,3mg/kgBB/hari. Pengecatan dengan HE. Preparat ini difoto pada mikroskop dengan menggunakan Optilab dengan perbesaran 40x.
Kapsula glomerulus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 4.6. Glomerulus Ginjal Mencit DM yang Diberi Ekstrak Anting-anting dosis 1000mg/kgBB/hari. Pengecatan dengan HE. Preparat ini difoto pada mikroskop dengan menggunakan Optilab dengan perbesaran 40x.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Analisis Data
1. Kerusakan Glomerulus
Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistic dengan uji
Anova menggunakan program SPSS for Windows Release 16.0 dan p <
0,05 dipilih sebagai tingkat minimal signifikansinya. Uji yang
digunakan statistik parametrik dengan menggunakan uji ANOVA.
Sebelumnya, sebagai syarat uji ANOVA, dilakukan uji normalitas dan
uji homogenitas. Setelah dilakukan uji homogenitas, didapatkan nilai
p=0,175 (p>0,05). Dan berdasarkan uji normalitas Shapiro-wilk
(karena jumlah sampel kurang dari 50) didapatkan nilai signifikansi
untuk semua kelompok p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
distribusi kelompok tersebut adalah normal. Berikut ini hasil uji
Shapiro-Wilk:
Tabel 4. 3 .Hasil Uji Shapiro-Wilk pada kelompok perlakuan
Kelompok Perlakuan
p
Kontrol 0,062 DM 0,937 Metformin 0,208 Anting-anting 0,476
Setelah syarat uji ANOVA tersebut terpenuhi, maka selanjutnya
dilakukan uji ANOVA dan didapatkan hasil nilai p=0,000 (p<0,05)
yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antar kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antara 2 kelompok
dilakukan uji LSD Post Hoc Test dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel
4.4 di bawah ini
Tabel 4.4. Post Hoc Test Kerusakan Glomerulus
Kelompok Perlakuan
p Keterangan
Kontrol vs DM
0,000 Bermakna
DM vs Metformin
0,328 Tidak bermakna
DM vs Anting-anting
0,826 Tidak bermakna
Metformin vs Anting-anting
0,446 Tidak bermakna
*Signifikansi pada p<0,05
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya kelompok kontrol dan
DM yang memiliki perbedaan yang bermakna.
2. Diameter Glomerulus
Dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat untuk
melakukan uji ANOVA. Syarat untuk uji ANOVA adalah data
terdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas Shapiro-wilk (karena
jumlah sampel kurang dari 50) didapatkan nilai signifikansi untuk
semua kelompok p > 0,05 sehingga dapat disimpulkan distribusi data
normal. Berikut ini hasil uji Shapiro-Wilk:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 4. 5 .Hasil Uji Shapiro-Wilk pada kelompok perlakuan
Kelompok Perlakuan p
Kontrol 0,245 DM 0,298 Metformin 0,933 Anting-anting 0,685
Pada uji homogenitas, didapatkan nilai p=0,022 (p<0,05). sehingga
dapat disimpulkan bahwa distribusi kelompok tersebut adalah tidak
homogen. Karenanya syarat uji ANOVA tidak terpenuhi. Selanjutnya
dilakukan transformasi data menggunakan uji nonparametrik, yaitu uji
Kruskal-Wallis. Pada uji Kruskal-Wallis didapatkan hasil p=0,000
(p<0,05) dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna antar kelompok. Untuk mengetahui kelompok mana yang
menpunyai perbedaan, maka harus dilakukan analisis Post Hoc. Alat
untuk melakukan analisis Post Hoc untuk uji Kruskal-Wallis adalah
dengan uji Mann-Whitney dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.5.di
bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 4.6. Uji Mann-Whitney Diameter Glomerulus
Kelompok Perlakuan
p Keterangan
Kontrol vs DM 0,010 Bermakna
DM vs Metformin 0,000 Bermakna
DM vs Anting-anting
0,000 Bermakna
Metformin vs Anting-anting
0,007 Bermakna
*Signifikansi pada p<0,05
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol dan DM,
kelompok DM dan metformin, kelompok DM dan Anting-anting, serta
kelompok metformin dan Anting-anting memiliki perbedaan yang
bermakna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB V
PEMBAHASAN
Streptozotocin secara luas telah digunakan untuk menginduksi hewan coba.
Efek diabetogenik dari STZ menyebabkan nekrosis sel β pankreas sehingga
menghambat produksi dan sekresi insulin yang pada akhirnya akan terjadi
hiperglikemi. Pemberian dosis streptozotocin yang tepat dapat memulai proses
kerusakan sel b pankreas dan efek toksik DM. Hal ini terlihat dari hasil penelitian
Oktarini (2010), mencit yang diinduksi STZ dosis 65 mg/kgBB dalam 0,02 M
larutan buffer sitrat menunjukkan tanda-tanda diabetes yang diperlihatkan dengan
peningkatan kadar Gula Darah Sewaktu rata-rata dari kontrol 147,75 mg/dl
menjadi 226,78 mg/dl.
Streptozotocin yang diinjeksi secara intraperitoneal pada tikus putih akan
masuk ke dalam sel β pankreas melalui protein transport glukosa (GLUT2),
karena struktur STZ yang menyerupai glukosa. Sel b pankreas mempunyai
memiliki jumlah GLUT 2 lebih banyak daripada sel tubuh lain, sehingga STZ
memiliki toksisitas selektif terhadap sel b pankreas. Aksi STZ intraseluler
menghasikan perubahan DNA sel β-pankreas berupa alkilasi DNA yang berimbas
pada kerusakan sel β pankreas. Menurut Szkudelski (2001), mekanisme tersebut
ditunjukkan dengan pemberian STZ dapat meningkatkan reactive oxygen species
(ROS), yang menyebabkan kenaikan fragmentasi DNA dan memicu perubahan
dalam sel.
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Pemberian STZ dengan dosis 65 mg/kgBB sebanyak dua kali dalam selang
waktu lima hari dapat menginduksi terjadinya DM tipe 1 pada mencit Balb/C
yang digunakan pada penelitian ini. Pada kelompok DM didapatkan rata-rata
kerusakan glomerulus yang cukup tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol
normal (p=0,937). Hal ini dapat disebabkan karena pada DM terjadi peningkatan
kadar glukosa darah atau hiperglikemia. Dimana pada keadaan hiperglikemia
terjadi peningkatan stres oksidatif yang pada akhirnya akan menyebabkan
terkumpulnya sitokin proinflamasi. Akibat adanya sitokin ini maka menimbulkan
proses inflamasi dan juga peningkatan sintesa matriks ekstraseluler yang pada
akhirnya akan menimbulkan peningkatan produksi kolagen, penebalan membran
basal, hyalinisasi arteriol, glomerulosklerosis dan fibrosis tubulointerstisial. Pada
akhirnya proses ini menimbulkan kerusakan pada struktur histologis ginjal
terutama glomerulus.
Menurut Craven et al. (1997), diameter glomerulus pada mencit DM yang
diinduksi STZ lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol normal karena
pada DM terjadi peningkatan TGF-β yang memicu hipertrofi glomerular dan
ekspansi matriks mesangium. Sedangkan pada penelitian, diameter glomerulus
mencit kelompok DM lebih kecil daripada diameter glomerulus kelompok kontrol
normal. Hal ini mungkin disebabkan oleh mekanisme adaptasi kompensasi dari
glomerulus terhadap peningkatan TGF-β untuk mencegah pembesaran dari
glomerulus. Pada akhirnya nanti, dalam waktu 4 minggu atau lebih, sel-sel dalam
glomerulus yang bekerja sangat keras untuk mengkompensasi keadaan tersebut
akan mengalami kerusakan dan tidak dapat membendung peningkatan TGF-β
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
sehingga diameter glomerulus akan mengalami pembesaran, seperti pada
penelitian yang dilakukan oleh Putri (2009) dan Fedlyliana (2009). Tetapi pada
penelitian ini mengecilnya diameter mungkin karena penelitian yang berlangsung
hanya selama 2 minggu, sehingga baru mencapai tahap adaptasi kompensasi.
Kemungkinan lain dapat terjadi dikarenakan kesalahan teknis pada waktu
pembuatan preparat.
Herba Anting-anting memiliki komponen farmakologis berupa
kaempferol,tannin dan asam askorbat yang memiliki efek antioksidan dan β-
sitosterol- β-D-glucoside dengan efek hipoglikemik. Kedua efek tersebut dapat
menurunkan kadar glukosa darah dan akan menurunkan risiko terjadinya stres
oksidatif pada sel dan jaringan sehingga diharapkan herba Anting-anting dapat
dikembangkan sebagai terapi alternatif bagi DM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Anting-anting
pada kelompok mencit DM dapat memperbaiki rata-rata kerusakan glomerulus.
Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kerusakan glomerulus pada kelompok DM
54,52±22,04% menurun menjadi 52,82±9,49%. Dan hal ini diikuti oleh
peningkatan diameter glomerulus yang mendekati normal. Rata-rata diameter
glomerulus kelompok DM yang 22,42±0,82 µm meningkat menjadi 26,81±1,51
µm, mendekati rata-rata diameter glomerlus kelompok normal yakni 26,95±3,13
µm. Ini menunjukkan adanya efek perbaikan dengan pemberian ekstrak Anting-
anting dengan menurunkan resiko terjadinya stress oksidatif dan efek
hipoglikemianya, sehingga mencegah terjadinya peningkatan TGF-β.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Pada pemberian metformin juga memperlihatkan terjadinya perbaikan
kerusakan glomerulus yang pada kelompok DM 54,52±22,04% menurun menjadi
46,94±16,02%. Hal ini dikarenakan metformin adalah obat hipoglikemia oral
yang cara kerjanya menurunkan produksi glukosa hati, menurunkan absorbsi
glukosa di usus halus, dan memperbaiki sensitivitas insulin dengan meningkatkan
ambilan glukosa darah perifer. Efek hipoglikemianya dapat menurunkan kadar
glukosa darah yang tinggi sehingga mencegah resiko peningkatan stress oksidatif
oleh karena hiperglikemia. Penurunan resiko terjadinya stress oksidatif berarti
menurunkan pula terjadinya kerusakan glomerulus oleh karena terbentuknya
sitokin proinflamasi dan meningkatnya produksi sintesa matriks selular. Dan hal
ini diikuti oleh peningkatan diameter glomerulus. Rata-rata glomerulus kelompok
DM yang diberi metformin meningkat menjadi 28,99±0,76 µm dari rata –rata
diameter glomerulus kelompok DM. Ini menunjukkan adanya efek perbaikan dari
pemberian metformin menurunkan kondisi hiperglikemia, sehingga terjadi pula
penurunan resiko terjadinya peningkatan TGF-β.
Jika dibandingkan, pada mencit kelompok Anting-anting dan mencit
kelompok metformin rata-rata kerusakan glomerulusnya (p=0,446) tidak
signifikan. Rata-rata kerusakan glomerulus kelompok Anting-anting lebih tinggi
bila dibandingkan dengan metformin. Begitupula dengan rata-rata diameter
glomerulus kelompok Anting-anting lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata
diameter glomerulus kelompok metformin. Ini tidak sejalan dengan teori, sebab
efek yang ditimbulkan oleh ekstrak Anting-anting lebih banyak yakni efek
antidiabetik, antioksidan dan efek hipoglikemia, bila dibandingkan metformin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
yang hanya memiliki efek hipoglikemia saja. Hal ini mungkin dikarenakan efek
hipoglikemia dan kandungan antioksidan pada tanaman Anting-anting tidak
dominan sehingga tidak menimbulkan efek yang lebih baik dari metformin. Selain
itu durasi pemberian ekstrak Anting-anting yang singkat selama 2 minggu dan
juga karena kondisi mencit yang stress dapat berpengaruh.
Pada penelitian ini terdapat beberapa kekurangan dan keterbatasan, antara
lain:
1. Waktu penelitian yang singkat yakni selama 2 minggu sehingga sel β
pankreas belum sepenuhnya mengalami kerusakan.
2. Dosis ekstrak yang efektif belum diketahui untuk mendapatkan hasil
yang optimal.
3. Penggunaan STZ yang sudah diencerkan dan disimpan terlalu lama
sebelum induksi dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian ekstrak Anting-
anting (Acalypha Indica L.) dosis 1000 mg/kgBB dapat memperbaiki
kerusakan glomerulus mencit yang diinduksi STZ.
B. Saran
Mengingat adanya keterbatasan dan kekurangan dalam penelitian ini,
maka diperlukan penelitian lebih lanjut dengan beberapa perbaikan:
1. Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan jangka waktu yang
lebih lama, sehingga dapat diamati lebih jauh efek ekstrak Anting-
anting terhadap kerusakan glomerulus mencit yang diinduksi STZ.
2. Perlu dilakukan penentuan dosis ekstrak Anting-anting yang lebih tepat
dan dilakukan variasi dosis pemberian untuk menentukan dosis efektif.
3. Perbaikan penyimpanan bahan dan prosedur perlakuan pada sample
harus dilakukan sesuai standar untuk mengurangi kerusakan selama
pengambilan sampel sehingga akan didapatkan hasil yang lebih akurat.