1 ABSTRAKSI Analisis likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas pada KPRI “ guru “ Sumberlawang tahun 1999-2002 Wiwik Sulistyowati F3300222 Para pemakai laporan keuangan KPRI adalah para anggota koperasi dan pemakai lainnya yang mempunyai kepentingan terhadap koperasi seperti calon anggota koperasi, bank, kreditor dan kantor pajak. Agar para pemakai laporan keuangan koperasi mudah mendapat gambaran dan kondisi keuangan koperasi secara jelas, maka mereka perlu mengadakan analisis terhadap laporan keuangan koperasi. Analisis dapat menggunakan rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. Dari faktor likuiditas selama tahun 1999-2002 yaitu current ratio adalah sebesar: 193,85%; 171,48%; 160,32%; 151,90% current ratio tertinggi dicapai pada tahun 1999, kinerja keuangan KPRI paling baik selama 4 periode dalam hal KPRI mampu menyediakan aktiva lancar yang cukup besar untuk memenuhi hutang lancarnya.Dari quick ratio adalah sebesar: 191,28%; 169,39%; 158,95% dan 148,95% kemampuan KPRI dalam menyediakan aktiva lancar-persediaan untuk menjamin hutang lancarnya pada tahun 2002 paling rendah selama 4 periode. Dari WCTA adalah sebesar: 37,20%; 33,83%; 32,52%; 29,3% secara umum dapat dikatakan kondisi KPRI dilihat dari WCTA kurang likuid. Dari faktor rentabilitas selama tahun 1999-2002 yaitu net profit margin adalah sebesar: 7,57%; 6,87%; 9,21% dan 11,4%. Dari rentabilitas modal sendiri adalah sebesar: 21,51%; 2,53%; 4,56% dan 6,55. Kemudian return on asset adalah sebesar: 1,48%; 1,29%; 2,00% dan 2,68%. Dari ketiga rasio tersebut kondisi KPRI dalam keadaaan rentabel. Dari faktor solvabilitas selama tahun 1999-2002 dilihat dari total debt to equity adalah sebesar: 69,19%; 96,26%; 127,75% dan 143,87%. Dari total debt to total capital asset adalah sebesar: 40,90%; 49,05%; 59,09% dan 59%. long term debt to equity yang dicapai selama 4 periode adalah sebesar: 2,13%; 3,36%; 4,95% dan 6,37%. Berdasarkan temuan diatas maka penulis memberi saran yang bermanfaat bagi KPRI untuk tahun berikutnya yaitu mempertahankan tingkat likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. Sehingga koperasi dapat memenuhi kewajibannya, SHU yang dihasilkan menjadi maksimal.
63
Embed
abstraksi/Analisis...1 ABSTRAKSI Analisis likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas pada KPRI “ guru “ Sumberlawang tahun 1999-2002 Wiwik Sulistyowati F3300222
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ABSTRAKSI
Analisis likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas pada KPRI “ guru “
Sumberlawang
tahun 1999-2002
Wiwik Sulistyowati
F3300222
Para pemakai laporan keuangan KPRI adalah para anggota koperasi dan pemakai lainnya yang mempunyai kepentingan terhadap koperasi seperti calon anggota koperasi, bank, kreditor dan kantor pajak. Agar para pemakai laporan keuangan koperasi mudah mendapat gambaran dan kondisi keuangan koperasi secara jelas, maka mereka perlu mengadakan analisis terhadap laporan keuangan koperasi. Analisis dapat menggunakan rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
Dari faktor likuiditas selama tahun 1999-2002 yaitu current ratio adalah sebesar: 193,85%; 171,48%; 160,32%; 151,90% current ratio tertinggi dicapai pada tahun 1999, kinerja keuangan KPRI paling baik selama 4 periode dalam hal KPRI mampu menyediakan aktiva lancar yang cukup besar untuk memenuhi hutang lancarnya.Dari quick ratio adalah sebesar: 191,28%; 169,39%; 158,95% dan 148,95% kemampuan KPRI dalam menyediakan aktiva lancar-persediaan untuk menjamin hutang lancarnya pada tahun 2002 paling rendah selama 4 periode. Dari WCTA adalah sebesar: 37,20%; 33,83%; 32,52%; 29,3% secara umum dapat dikatakan kondisi KPRI dilihat dari WCTA kurang likuid.
Dari faktor rentabilitas selama tahun 1999-2002 yaitu net profit margin adalah sebesar: 7,57%; 6,87%; 9,21% dan 11,4%. Dari rentabilitas modal sendiri adalah sebesar: 21,51%; 2,53%; 4,56% dan 6,55. Kemudian return on asset adalah sebesar: 1,48%; 1,29%; 2,00% dan 2,68%. Dari ketiga rasio tersebut kondisi KPRI dalam keadaaan rentabel.
Dari faktor solvabilitas selama tahun 1999-2002 dilihat dari total debt to equity adalah sebesar: 69,19%; 96,26%; 127,75% dan 143,87%. Dari total debt to total capital asset adalah sebesar: 40,90%; 49,05%; 59,09% dan 59%. long term debt to equity yang dicapai selama 4 periode adalah sebesar: 2,13%; 3,36%; 4,95% dan 6,37%.
Berdasarkan temuan diatas maka penulis memberi saran yang bermanfaat bagi KPRI untuk tahun berikutnya yaitu mempertahankan tingkat likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. Sehingga koperasi dapat memenuhi kewajibannya, SHU yang dihasilkan menjadi maksimal.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan pada perusahaan memberikan gambaran tentang
perkembangan dan kinerja usaha perusahaan. Laporan keuangan adalah hasil
akhir dari proses akuntansi yang dilakukan secara cermat dan tepat yang akan
digunakan untuk kepentingan internal maupun eksternal perusahaan. Laporan
keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan mempertangungjawabkan
tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan. Laporan
keuangan terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan
laporan arus kas. Neraca menyajikan aktiva dan kewajiban perusahaan pada
periode tertentu. Laporan laba-rugi menyajikan berbagai unsur kinerja
keuangan perusahaan, pendapatan, laba-rugi usaha dan beban perusahaan.
Laporan perubahan modal menggambarkan aktivitas pergerakan modal pada
awal periode menjadi modal pada akhir periode tertentu. Laporan arus kas
menyajikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari
suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus
berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama
periode akuntansi.
Agar dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan dari
perusahaan, para pengguna laporan keuangan perlu mengadakan interprestasi
atau analisis terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dilakukan
oleh beberapa pihak seperti:
1. Manajer
Manajer perlu menganalisis laporan keuangan untuk mengetahui keadaan
dan perkembangan keuangan perusahaan yang dipimpinnya. Dengan hasil
analisis laporan keuangan mereka dapat mengetahui kelemahan dan
kelebihan perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan perusahaan manajer
akan berusaha memperbaiki rencana, strategi perusahaan dan melakukan
tindakan – tindakan koreksi yang diperlukan.
2. Kreditor
Kreditor perlu menganalisis laaporan keuangan perusahaan untuk
mengambil keputusan dalam memberi atau menolak permintaan kredit
perusahaan yang bersangkutan. Kreditor bersedia memberi kredit kepada
perusahaan yang memberikan keyakinan bahwa perusahaan penerima
kredit tersebut mampu mengembalikan kredit tepat pada waktunya.
3. Investor
Tujuan investor menanamkan modal dalam perusahaan adalah untuk
mendapat hasil yang sesuai dengan harapannya. Sebelum investor
menanamkan modal ke suatu perusahaan, maka perlu menganalisis
laporan keuangan untuk mendapatkan gambaran tentang pendapatan atau
laba yang dicapai oleh perusahaan. Investor akan dapat mengetahui berapa
rate of return dari dana yang akan diinvestasikan dalam suatu perusahaan.
Untuk melakukan analisis laporan keuangan maka diperlukan suatu
ukuran tertentu yang disebut rasio. Menurut Riyanto (1995: 329) rasio adalah
alat dalam arithmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data finansial. Analisis rasio dapat diartikan
perbandingan masing-masing elemen yang ada pada laporan keuangan secara
individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Rasio keuangan bila
diperbandingkan akan dapat menggambarkan baik buruknya kondisi keuangan
perusahaan sehingga bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. Rasio yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas.
Likuiditas adalah kemampuan untuk menyediakan alat-alat likuid. Rasio
likuiditas digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan dalam
menyediakan alat-alat likuid untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih
(munawir, 1993: 31).
2. Rasio rentabilitas
Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama suatu periode tertentu. Rasio rentabilitas digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
3. Rasio solvabilitas
Untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam membayar utang
jangka panjang dan utang jangka pendek bila perusahaan tersebut
dilikuidasi, maka dapat menggunakan rasio solvabilitas.
Mengingat begitu pentingnya laporan keuangan, maka seharusnya
perusahaan membuat laporan keuangan dengan baik, demikian juga dengan
badan usaha seperti koperasi perlu dan dianjurkan untuk membuat laporan
keuangan yang baik.
Landasan yang mengatur tentang laporan keuangan koperasi dalam
UU No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian:
1. Pasal 30
Ayat 1.d pengurus bertugas mengajukan laporan keuangan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
2. Pasal 35
Setelah tahun buku koperasi ditutup paling lambat 1 (satu) bulan
sebelum diselenggarakan RAT, pengurus menyusun laporan tahunan
yang memuat sekurang-kurangnya :
Ayat 1.a: perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca akhir tahun
buku yang baru berlalu dan perhitungan hasil usaha tahun
bersangkutan serta penjelasan dokumen tersebut.
Ayat 1.b: keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat
dicapai.
Laporan keuangan koperasi menurut PSAK No.27 terdiri dari laporan
hasil usaha, neraca, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan
catatan atas laporan keuangan. Neraca memberikan gambaran dan informasi
mengenai aktiva, kewajiban dan modal koperasi pada periode tertentu.
Laporan hasil usaha memuat hasil usaha anggota, tentang pendapatan dan
beban usaha hasil akhirnya berupa SHU. Laporan arus kas menyajikan
informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, penerimaan
kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu. Laporan
promosi ekonomi adalah laporan yang menyajikan manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota koperasi selama periode tertentu.
Dalam pasal 33, ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Bangun
perekonomian yang sesuai adalah koperasi.
Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun
1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang – orang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Dari pengertian diatas terdapat 2 segi penting dalam koperasi:
1. Segi Ekonomi
Koperasi adalah badan usaha, artinya suatu badan usaha yang
menjalankan suatu usaha di bidang ekonomi ( produksi, simpan pinjam,
konsumsi, pembelian, penjualan dan lain-lain ) untuk memenuhi
kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.
2. Segi Sosial
Koperasi adalah kumpulan orang – orang yang bekerja sama berdasarkan
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Sedangkan dalam UUD 1945 pasal 33, ayat 1 beserta penjelasannya,
koperasi adalah salah satu badan usaha yang berdasarkan atas kekeluargaan
dan motif koperasi adalah service motif yang artinya bahwa pelaksanaan
kegiatan usaha koperasi semata – mata ditujukan bagi kesejahteraan para
anggotanya, dan bukanlah profit motif yang kegiatannya semata – mata untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar – besarnya. Seperti dijelaskan bahwa
KPRI bukan badan usaha yang bermotif laba namun demikian dalam
kegiatannya harus pula memegang prinsip ekonomi untuk mendapat
keuntungan akan tetapi keuntungan tersebut diperuntukkan bagi kesejahteraan
bersama anggota – anggotanya.
KPRI – Guru Sumberlawang merupakan salah satu koperasi dengan
Badan Hukum No: 6938a/ B.H/PAD/KWK.II/X/96, Tanggal 31 Oktober.
Koperasi ini beranggotakan PNS dan pensiunannya dalam jajaran kantor
cabang dinas pendidikan Kecamatan Sumberlawang. Kegiatan usaha yang
dijalankan KPRI adalah unit simpan pinjam yang melayani kegiatan simpan
pinjam anggotanya, unit pertokoan yang kegiatannya penjualan barang
kebutuhan sehari – hari, usaha sewa gedung dan kursi.
Seperti dijelaskan diatas bahwa KPRI menjalankan usaha dibidang
ekonomi maka KPRI perlu melakukan kegiatan akuntansi yang baik yang
pada akhirnya nanti akan menghasilkan suatu laporan keuangan yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen (pihak intern) dan pihak
luar KPRI yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut (pihak
ekstern). Laporan keuangan KPRI – Guru Sumberlawang terdiri dari neraca
dan laporan hasil usaha. Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva,
kewajiban dan modal KPRI pada periode tertentu. Laporan hasil usaha
menyajikan informasi mengenai pendapatan dan beban usaha serta beban
koperasi selama periode tertentu, perhitungan ini menyajikan hasil usaha yang
disebut SHU.
Para pemakai laporan keuangan KPRI adalah para anggota koperasi
dan pemakai lainnya yang mempunyai kepentingan terhadap koperasi seperti
calon anggota koperasi, bank, kreditor dan kantor pajak. Agar para pemakai
laporan keuangan koperasi mudah mendapat gambaran dan kondisi keuangan
koperasi secara jelas, maka mereka perlu mengadakan analisis terhadap
laporan keuangan koperasi.
Anggota koperasi perlu menganalisis laporan keuangan untuk
menilai pertanggungjawaban pengurus dan menilai prestasi pengurus. Calon
anggota akan menilai manfaat yang dapat diberikan koperasi kepadanya bila
mereka menjadi anggota koperasi. Bagi bank dan kreditor perlu menganalisis
laporan keuangan koperasi adalah sebagai bahan pertimbangan untuk
menetukan jumlah sumberdaya, karya dan jasa yang akan diberikan kepada
koperasi. Sedangkan bagi kantor pajak sebelum mereka menetapkan pajak
yang akan dibebankan kepada koperasi, mereka perlu menganalisis laporan
keuangan koperasi terlebih dahulu.
Salah satu cara untuk menganalisis laporan keuangan adalah dengan
cara membuat rasio keuangan, rasio keuangan yang dapat digunakan adalah
sebagai berikut.
1. Rasio likuiditas
Likuiditas badan usaha adalah kemampuan badan usaha untuk membayar
hutang – hutang yang telah jatuh tempo. Badan usaha seperti koperasi
dikatakan likuid bila mampu membayar hutangnya yang telah jatuh
tempo.
2. Rasio rentabilitas
Rentabilitas badan usaha adalah kemampuan badan usaha untuk
menghasilkan laba dengan jumlah modal yang menghasilkan laba
tersebut.
3. Rasio solvabilitas
Solvabilitas badan usaha adalah kemampuan badan usaha untuk melunasi
hutang yang telah jatuh tempo bila badan usaha tersebut dibubarkan.
Penelitian pada Koperasi Pegawai Telkom Surakarta (Hariyanto, 2000)
menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas. Dalam mencari RMS
menggunakan rumus laba sebelum pajak dibagi modal sendiri, dalam
mencari NPM menggunakan rumus laba sebelum pajak dibagi pendapatan.
Penelitian yang dilakukan penulis pada KPRI Guru Sumberlawamg
menggunakan rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. Penulis mencari
RMS menggunakan rumus SHU setelah pajak dibagi modal sendiri,
kemudian dalam mencari NPM menggunakan rumus SHU setelah pajak
dibagi penjualan dan pendapatan jasa. Penelitian pada KPRI Karyawan di
Plupuh Sragen (Karyadi, 2001) menggunakan rasio likuiditas, rentabilitas,
aktivitas dan leverage. Penelitian yang dilakukan penulis pada KPRI Guru
Sumberlawang menggunakan rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
Penelitian pada KPRI Kabupaten Wonogiri (Sulistyaningsih, 2002)
menggunakan likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan laporan arus kas. Dalam
mencari NPM menggunakan rumus SHU setelah pajak dibagi penjualan.
Penelitian yang dilakukan penulis pada KPRI Guru Sumberlawang
menggunakan rasio likuiditas, remtabilitas dan solvabilitas. Dalam mencari
NPM menggunakan rumus SHU setelah pajak dibagi penjualan dan
pendapatan jasa.
B. Perumusan Masalah
Dalam menyusun tugas akhir, penulis ingin menganalisis laporan
keuangan dalam hal ini adalah neraca dan laporan sisa hasil usahapada KPRI -
Guru Sumberlawang untuk periode 1999, 2000, 2001, 2002. Berdasarkan
uraian diatas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut.
1. Berapa tingkat likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas dilihat dari posisi
laporan keuangan KPRI untuk periode 1999, 2000, 2001, 2002 ?
2. Berapa besar perubahan yang terjadi pada tingkat likuiditas, rentabilitas
dan solvabilitas untuk periode 1999, 2000, 2001, 2002 ?
3. Bagaimana kinerja keuangan KPRI selama 4 periode ?
C. Manfaat
Bagi koperasi adalah sebagai berikut.
1. Menilai tingkat kinerja keuangan KPRI, dilihat dari tingkat likuiditas,
rentabilitas dan solvabilitas selama tahun 1999, 2000, 2001dan 2002.
2. Mengevaluasi kebijakan yang dengan kinerja keuangan KPRI.
Bagi anggota koperasi adalah sebagai berikut.
1. Menilai tingkat kinerja keuangan KPRI dilihat dari tingkat likuiditas,
rentabilitas dan solvabilitas selama tahun 1999, 2000, 2001, 2002.
2. Menilai pertanggungjawaban pengurus.
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, manfaat
bagi koperasi dan bagi anggota koperasi, dan sistematika
penulisan.
BAB.II GAMBARAN UMUM KPRI GURU SUMBERLAWANG
Menggambarkan sejarah berdirinya KPRI, tujuan yang ingin
dicapai KPRI, keanggotaan, susunan organisasi, bagan stuktur
organisasi, kegiatan – kegiatan yang dilakukan KPRI dan
perkembangan modal serta usaha pada KPRI
Bab III ANALISIS
Berisi landasan teori yang melandasi penulis melakukan analisis,
mencakup arti laporan keuangan, analisis laporan keuangan dan
temuan.
Bab IV REKOMENDASI
Terdiri dari kesimpulan dan saran – saran yang penulis berikan
sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi kebijakan yang akan
dilakukan KPRI pada saat yang akan datang.
BAB II
GAMBARAN UMUM KPRI - GURU SUMBERLAWANG
A. Sejarah Berdirinya KPRI - Guru Sumberlawang
KPRI – Guru Sumberlawang dulu bernama KPN - Guru
Sumberlawang. Sebelum berdiri sendiri KPN – Guru Sumberlawang menjadi
satu dengan KPN – Guru Gemolong. Pada tanggal 1 maret 1966 dalam rapat,
KPN - Guru Sumberlawang memisahkan diri dari KPN - Gemolong dan
menyatakan berdiri sebuah KPN – Guru Sumberlawang. KPN - Guru
Sumberlawang berdiri dengan Badan Hukum No:141/B.H/VI/26/12, Tanggal
25 Agustus 1966. Dengan munculnya UU No.12 Tahun 1967 tentang pokok –
pokok perkoperasian badan hukum tersebut perlu diadakan penyesuaian
sehingga menjadi sebuah Badan Hukum dengan nomor
No:141/B.H/IV/26/12 – 67, Tanggal 10 Mei 1969. 6938 / B.H /VI
UU No.12 Tahun 1967 mengalami perubahan menjadi UU No.25 Tahun
1992 tentang perkoperasian maka badan hukum KPN tersebut perlu diubah lagi
menjadi Badan Hukum No:6938.a/B.H/PAD/KWK.II/X/96, Tanggal 31
Oktober sampai sekarang. Dengan diubahnya badan hukum tersebut maka
berubah pula nama KPN – Guru Sumberlawang menjadi KPRI – Guru
Sumberlawang. KPRI – Guru Sumberlawang berada di Jl.Raya Solo –
Purwodadi Desa Mojopuro Kecamatan Sumberlawang.
Berdasarkan UU No.25 Tahun 1992 tentang pokok – pokok perkoperasian
dijelaskan bahwa, koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang
– orang atau badan hukum. Koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan
atas azas kekeluargaan.
Pengertian bentuk koperasi dalam PP No. 60 Tahun 1959 (Pasal 13, Bab
IV) adalah tingkat – tingkat koperasi yang didasarkan pada cara pemusatan,
penggabungan dan perindukannya. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka
terdapatlah 4 bentuk koperasi yaitu sebagai berikut.
1. Koperasi primer : Adalah koperasi yang beranggotakan orang seorang,
minimal 20 anggota.
2. Koperasi pusat : Adalah koperasi yang beranggotakan minimal 5
koperasi primer.
3. Koperasi gabungan : Adalah koperasi yang beranggotakan minimal 3
koperasi pusat.
4. Koperasi induk : Adalah koperasi yang beranggotakan minimal 3
koperasi gabungan.
Dilihat dari bentuk koperasinya KPRI – Guru Sumberlawang dapat
digolongkan ke dalam bentuk Koperasi primer karena berkedudukan di
kecamatan yang anggotanya adalah orang – orang yang mempunyai wilayah
kerja kecamatan, di lembaga kecamatan dan sekolah – sekolah di kecamatan.
Sedangkan untuk Koperasi Pusat (KPRI pusat) berkedudukan di ibukota
Kabupaten Sragen yang anggotanya adalah KPRI – KPRI.
B. Tujuan
Guru SD pada umumnya ekonominya relatif kurang, sehingga tidak dapat
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari
maka dihimpun dana untuk membentuk suatu koperasi yang bernama KPRI-
Guru Sumberlawang.
Secara umum tujuan KPRI – Guru Sumberlawang adalah sebagai berikut.
1. Mensejahterakan anggota dan keluarganya.
2. Dengan tercapainya kesejahteraan maka diharapkan para PNS dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.
Secara khusus tujuan KPRI – Guru Sumberlawang adalah memenuhi
kebutuhan sehari – hari masyarakat sekitarnya.
C. Keanggotaan
Semua PNS (Guru SD, Guru Agama SD, Penjaga SD, dan Staf Kantor)
dan pensiunannya dalam jajaran (kantor cabang dinas pendidikan Kecamatan
Sumberlawang). Secara rinci keadaan anggota selama 3 tahun terakhir sebagai
berikut:
Tabel II. 1
Keanggotaan KPRI Guru Sumberlawang Tahun 2003
Keadaan L P Jml L P Jml L P Jml
Awal th 188 100 288 186 100 286 186 102 288
Masuk
Keluar
2
4
1
1
3
5
4
4
4
2
8
6
1
4
-
-
1
4
Akhir th 186 100 286 186 102 288 183 102 285
Keterangan :
L: Laki-laki, P: Perempuan
D. Bagan Struktur Organisasi
Bagan struktur organisasi yang dimaksud disini adalah gambaran tentang
pembagian tugas di KPRI. Pengurus koperasi terdiri dari ketua, sekretaris,
bendahara, anggota I, dan anggota II. Pengurus koperasi ini dipilih melalui
Rapat Anggota Tahunan (RAT). Susunan pengurus KPRI – Guru
Sumberlawang masa bakti 2001 – 2003 hasil pemilihan pada RAT tanggal 6
februari 2001 adalah sebagai berikut.
Gambar II.1.
Struktur Organisasi KPRI Guru Sumberlawang
Ketua L. Suparno, Spd
Pengawas Sukarno, Ama Pd
Sekretaris Marwanto, Spd
Bendahara Santoso, Ama Pd
Seleksi Kredit Muchson
Seleksi Tabungan Drs.A.Rokhani
Anggota
Tabel II.2
Pembagian Tugas Pengurus KPRI Guru Sumberlawang
Jabatan Di
Koperasi
Nama Tugas
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Anggota I
Anggota II
L.Suparno, Spd
Marwanto, Spd
Santoso, Ama.Pd
Drs. H. A. Rokhani
Muchson, S. Ag
- Pertanggung jawaban umum
- organisasi
- pengembangan dan penelitian
- administrasi organisasi
- penataran / pelatihan
- humas
- administrasi keuangan
- invertaris
- kasir
- simpanan dan tabungan
- perusahaan
- perkreditan
- perusahaan
Pengawas atau dalam bahasa inggrisnya disebut Controlling adalah
merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Dalam UU No.25 Tahun 1992
Pasal 39 dijelaskan.
1. Pengawas bertugas
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi.
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
2. Pengawas berwenang
a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
Susunan pengawas KPRI – Guru Sumberlawang masa bakti 2001 – 2003
hasil pemilihan pada RAT tanggal 6 Februari 2001 adalah sebagai berikut:
Tabel II.3
Pembagian Tugas Pengawas KPRI Guru Sumberlawang
Jabatan Di Koperasi Nama
Ketua pengawas
Anggota
Anggota
Sukarno, Ama.Pd
Kusdi, Ama.Pd
Paimin, Ama.Pd
Karyawan / Petugas Pembantu
Karyawan / Petugas Pembantu bertanggung jawab kepada pengurus.Pembagian
tugas karyawan / Petugas Pembantu diatur sebagai berikut:
Tabel II.4
Pembagian Tugas Karyawan KPRI “ Guru “ Sumberlawang
Tugas Di Koperasi Nama Kolektor Angsuran Sumarno, SE Pertokoan Sulastri, Ama.Pd Pengelola Gedung Suparlan Penjaga / sewa kursi Tukimin
E. Kegiatan Organisasi
1. RAT
2. RAP
3. Rapat di PKPRI
4. Rapat di Dekopinda
5. Rapat di KPRI tetangga
6. Rapat Pengurus
7. Rapat Pleno
F. Perkembangan KPRI – Guru Sumberlawang
1. Perkembangan Modal
Modal dalam suatu koperasi sangat penting, modal digunakan untuk
menjalankan kegiatan koperasi sehari – hari.
Modal KPRI terdiri dari :
a. Modal sendiri
- Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau
sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota koperasi pada saat
masuk menjadi anggota.
- Simpanan Wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus
sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu
dan kesempatan tertentu.
- Simpanan Terpimpin adalah simpanan untuk modal sendiri dari anggota
hanya sampai jumlah tertentu.
- Simpanan Tanah adalah simpanan untuk mendapatkan tanah.
- Cadangan modal adalah cadangan yang dibentuk dari sisa SHU yang
diperoleh setiap tahun buku yang dimaksudkan untuk pemupukan
modal untuk pengembangan usaha dan untuk menutup resiko kerugian.
- Simpanan IKPRI adalah simpanan pada IKPRI.
- Cadangan pembangunan gedung adalah cadangan yang dibentuk dari
sisa SHU yang diperoleh setiap tahun buku yang dimaksudkan untuk
pembangunan gedung.
- Resiko Kredit adalah cadangan bila terjadi kerugian atau
menghanguskan kredit macet.
- Simpanan Hari Tua simpana untuk modal sendiri dari anggota setiap
bulan hanya dapat diambil bila keluar dari koperasi.
b. Modal Pinjaman modal yang diperoleh dari luar anggota.
2. Perkembangan Bidang Usaha
Untuk meningkatkan pendapatan KPRI, maka KPRI menjalankan usaha
– usaha sebagai berikut:
a. Unit Simpan Pinjam: melayani kegiatan menabung dan simpan pinjam
anggota
b. Unit Pertokoan: kegiatannya penjualan barang kebutuhan sehari-hari.
c. Usaha Sewa Gedung: melayani kegiatan sewa gedung kepada
masyarakat umum.
d. Usaha Sewa Kursi: melayani kegiatan sewa kursi kepada masyara umum.
e. Investasi di KPRI
BAB III
ANALISIS
A. Laporan Keuangan
A.1. Arti Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan secara jelas sifat dan
perkembangan perubahan yang dialami perusahaan dari waktu kewaktu,
sangat dianjurkan agar perusahaan menyusun laporan keuangan
komperatif. Laporan keuangan dapat diartikan berbeda-beda oleh
beberapa pihak seperti di bawah:
Laporan keuangan adalah data keuangan yang biasanya disusun
pada akhir periode. Data tersebut terdiri dari neraca atau data posisi
keuangan, data pendapatan atau data laba dan rugi (Myer,1980: 217).
Data tersebut menggambarkan ringkasan pertanggungjawaban dari suatu
perusahaan. Sedangkan menurut Baridwan (1997: 17), Laporan keuangan
adalah ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
satu tahun buku yang bersangkutan. Menurut Riyanto (1995: 327),
Laporan keuangan memberikan iktisar mengenai keadaan keuangan suatu
perusahaan.
Bagi sebuah badan usaha seperti koperasi, sebuah laporan
keuangan adalah sangat penting manfaatnya maka dianjurkan bahwa
koperasi juga harus membuat laporan keuangan. Laporan keuangan
koperasi adalah bagian dari pertanggungjawaban pengurus tentang tata
kehidupan koperasi. Penulis akan jelaskan tentang laporan yang dibuat
oleh perusahaan dan laporan keuangan yang dibuat oleh koperasi.
Laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan adalah sebagai berikut.
a. Neraca
Laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada
periode tertentu, memberi gambaran dan informasi mengenai aktiva,
kewajiban dan modal.
b. Laporan Laba-Rugi
Laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya-biaya selama suatu
periode akuntansi.
c. Laporan Perubahan Modal
Laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan modal pada awal
periode menjadi modal pada akhir periode
d. Laporan Arus Kas
Laporan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan
pengeluaran kas dari kegiatan investasi, pembelanjaan (financing) dan
kegiatan usaha.
Laporan keuangan yang dibuat koperasi menurut PSAK No.27 adalah
sebagai berikut.
a. Neraca
Neraca disusun secara sistematis agar dapat memberikan gambaran
dan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan modal koperasi pada
periode tertentu.
a. Laporan Hasil Usaha
Laporan hasil usaha koperasi memuat hasil usaha anggota.
Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi tentang pendapatan dan
beban – beban usaha maupun beban koperasi selama periode tertentu
perhitungan ini menyajikan hasil akhir yang disebut dengan SHU
(Sisa Hasil Usaha).
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang
meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan
saldo akhir kas pada periode tertentu.
d. Laporan Promosi Ekonomi
Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang menyajikan
manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama periode
tertentu. Laporan tersebut dibagi menjadi 4 unsur.
1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang dan pengadaan jasa.
2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengadaan bersama.
3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.
4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian SHU
A.2. Karakteristik Laporan Keuangan Koperasi adalah sebagai berikut.
1. Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari pertanggung-
jawaban pengurus kepada anggota di dalam rapat anggota tahunan.
2. Laporan keuangan koperasi biasanya meliputi neraca atau laporan
posisi keuangan, laporan perhitungan rugi – laba dan laporan
perubahan posisi keuangan yang penyajiannya dilakukan secara
komparatif.
3. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan
konsolidasi dari koperasi – koperasi.
A.3. Tujuan Laporan keuangan
Secara umum adalah sebagai berikut.
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Sedangkan tujuan laporan keuangan koperasi adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui manfaat menjadi anggota koperasi.
b. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama satu periode
tertentu dengan SHU dan manfaat keanggotaan koperasi sebagai
ukuran.
c. Mengetahui sumberdaya ekonomis yang dimiliki koperasi,
kewajiban dan kekayaan bersih, dengan pemisahan antara yang
berkaitan dengan anggota dan bukan anggota.
d. Mengetahui transaksi, kejadian dan keadaan yang mengubah
sumberdaya ekonomis, kewajiban dan kekayaan bersih dalam suatu
periode dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan
bukan anggota.
e. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin
mempengaruhi likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas koperasi.
A.4. Kegunaan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat digunakan untuk beberapa pihak. Pihak –
pihak yang berkepentingan terhadap hasil atau data laporan keuangan
Perusahaan adalah sebagai berikut.
1. Manajer
Manajer perlu menganalisis laporan keuangan untuk mengetahui
keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang dipimpinnya.
Dengan hasil analisis laporan keuangan mereka dapat mengetahui
kelemahan dan kelebihan perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan
perusahaan manajer akan berusaha memperbaiki rencana, strategi
perusahaan dan melakukan tindakan – tindakan koreksi yang
diperlukan.
2. Kreditor
Kreditor perlu menganalisis laaporan keuangan perusahaan untuk
mengambil keputusan dalam memberi atau menolak permintaan kredit
perusahaan yang bersangkutan. Kreditor bersedia memberi kredit
kepada perusahaan yang memberikan keyakinan bahwa perusahaan
penerima kredit tersebut mampu mengembalikan kredit tepat pada
waktunya.
3. Investor
Tujuan investor menanamkan modal dalam perusahaan adalah untuk
mendapat hasil yang sesuai dengan harapannya. Sebelum investor
menanamkan modal ke suatu perusahaan, maka perlu menganalisis
laporan keuangan untuk mendapatkan gambaran tentang pendapatan
atau laba yang dicapai oleh perusahaan. Investor akan dapat
mengetahui berapa rate of return dari dana yang akan diinvestasikan
dalam suatu perusahaan.
Sedangkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan
keuangan koperasi adalah: Anggota koperasi sendiri beserta pejabat
koperasi, pemakai lainnya adalah yang mempunyai kepentingan terhadap
koperasi diantaranya adalah calon anggota koperasi, bank, kreditur dan
kantor pajak. Kegunaan Laporan Keuangan bagi mereka adalah sebagai
berikut.
1. Menilai pertanggungjawaban pengurus
2. Menilai prestasi pengurus
3. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumberdaya
karya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi
A.5. Metode Analisis Laporan Keuangan
1. Metode Analisis Horisotal
Analisis dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa
periode contohnya untuk tahun I, tahun II, tahun III sehingga dapat
diketahui perkembangannya untuk setiap periode.
2. Metode Analisis Vertikal
Analisis dengan membandingkan antara pos atau rekening yang
satu dengan yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut sehingga
dapat diketahui keadaan keuangan hasil operasi pada periode itu saja.
Dapat diartikan sebagai hubungan – hubungan kwantitatif yang
terdapat diantara jumlah yang terdapat dalam neraca pada periode
tertentu. Contohnya: perbandingan antara aktiva tetap dengan jumlah
aktiva seluruhnya pada awal dan akhir tahun.
3. Metode Analisis Rasio
Dalam melakukan analisis laporan keuangan maka diperlukan
suatu ukuran tertentu yang disebut rasio. Menurut Riyanto (1995:329)
rasio adalah alat dalam arithmatical terms yang dapat digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial.
Analisis rasio dapat diartikan perbandingan masing-masing elemen
yang ada pada laporan keuangan secara individu atau kombinasi dari
kedua laporan tersebut. Rasio keuangan bila diperbandingkan akan
dapat menggambarkan baik buruknya kondisi keuangan perusahaan
sehingga bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan.
Rasio yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
4. Rasio likuiditas.
Likuiditas adalah kemampuan untuk menyediakan alat-alat likuid.
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan
dalam menyediakan alat-alat likuid untuk memenuhi kewajiban
pada saat ditagih (munawir, 1993: 31).
2. Rasio rentabilitas
Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama suatu periode tertentu. Rasio rentabilitas digunakan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba.
3. Rasio solvabilitas
Untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam membayar
utang jangka panjang dan utang jangka pendek bila perusahaan
tersebut dilikuidasi, maka dapat menggunakan rasio solvabilitas.
A. Analisis Rasio
B.1. Rasio Likuiditas
Likuiditas dapat diartikan kemampuan potensial untuk memenuhi
kewajiban – kewajiban. Kemampuan potensial ini diukur dengan
kekayaan yang tersedia untuk membayar utang - utangnya. Likuiditas
juga dapat diartikan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang –
hutangnya yang telah jatuh tempo. Likuiditas intern adalah kemampuan
membayar kepada pihak koperasi sendiri seperti pembayaran upah,
pembelian bahan baku. Sedangkan likuiditas ekstern adalah kewajiban
membayar kepada pihak luar koperasi. Bila likuiditas intern buruk,
seperti upah tidak lancar akan mengganggu kelancaran produksi.
Sedangkan jika likuiditas ekstern tidak baik akan berakibat kepercayaan
pihak luar kepada koperasi akan berkurang, bila suatu saat koperasi ingin
mendapatkan kredit dari pihak luar.
Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menyediakan alat-alat likuid sehingga dapat memenuhi kewajiban
finansialnya pada saat ditagih (Munawir 1993:31 ). Macam - macam
rasio likuiditas
1. Current Ratio
Likuiditas dapat dihitung dari neracanya, yaitu membandingkan
jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Perbandingan ini disebut
curent ratio. Menurut Djarwanto (1995:140) Standar rasio yang
digunakan bagi perusahaan jasa atau non profit adalah 1:1 atau 100%,
artinya apabila sebuah perusahaan mempunyai CR >100% maka
dianggap sudah mencukupi atau likuid sedangkan CR <100%dapat
dikatakan kurang baik likuiditasnya.
Rumus CR = Aktiva lancar X100% Hutang Lancar
Tabel III.1.
Current Ratio KPRI “ Guru “ Sumberlawang
Tahun 1999 - 2002
Keterangan 1999 2000 2001 2002
Aktiva Lancar (a)
Hutang Lancar(b)
Current Ratio
= a/b X 100%
710.456.590
366.502.665
193,85%
963.022.585
561.586.125
171,48%
1.427.758.730
890.584.960
160,32%
1.762.950.485
1.160.586.090
151,90%
Sumber: Data Primer dan Data Sekunder
Tabel III.2.
Perbandingan Current Ratio KPRI “Guru “ Sumberlawang
Tahun 1999 – 2002
Current Ratio Naik / Turun
1999 2000 2001 2002 2000 atas 1999 2001 atas 2000 2002 atas2001