Page 1
ABSTRAK
Provinsi Bali memiliki potensi wisata yang terus berkembang, dan secara
tidak langsung membuka banyak lapangan pekerjaan di berbagai sektor industri
kreatif, seperti perfilman, televisi dan animasi. Perkembangan dunia perfilman,
televisi dan animasi ditandai dengan meningkatnya jumlah film yang diproduksi
setiap tahunnya, jumlah stasiun TV yang mengudara, hingga jumlah studio
animasi yang berdiri di Bali. Namun, kurangnya jumlah fasilitas pendidikan
membuat pemahaman masyarakat akan industri kreatif masih kurang. Oleh karena
itu, diperlukan instansi pendidikan yang mampu mendukung perkembangan
industri kreatif ini. Maka diperlukan perancangan Akademi Perfilman, Televisi
dan Animasi di Denpasar sebagai fasilitas penunjang studi film, televisi dan
animasi.
Spesifikasi khusus akademi akan mengedepankan praktek dan konsep
ruang luar dalam tapak perancangan, tetapi menyesuaikan dengan standar fasilitas
dan sistem sekolah film, televisi dan animasi pada umumnya. Program ruang yang
dibuat akan melalui proses pendekatan analisa kebutuhan fungsi dan studi banding
fasilitas sejenis. Secara konsep, tema yang diterapkan adalah Arsitektur Post-
Modern. Tema tersebut merupakan perpaduan antara kedinamisan dalam dunia
kreatif (film, televisi dan animasi) dan unsur Arsitektur Tradisional Bali.
Kata Kunci: Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi, industri kreatif
Page 2
ABSTRACT
Bali province has a growing tourism potentials, which indirectly open to
many job vacancies in some creative industry’s sector such as film, television and
animation. Development in film, television and animation are marked by the
increased number of films/movies released every year, the number of television
station aired, to the number of animation studios being established in Bali.
Nevertheless, the lacking number of the educational facilities make the lack
understanding of creative industry in the society. Therefore, educational
institution is needed to support the development of the creative industry. Hence,
the design of Academy of Film, Television and Animation in Denpasar is needed
as the support facility for studying film, television and animation.
Unique specification for the academy will put forward the practical lesson
and landscape concept on site, but still adapt the standard of facilities and
systems in common school of movie, television and animation. Programming will
be arranged through the approach of functional analysis and survey on similar
facilities. Conceptually, Post-Modern Architecture theme will be applied into the
design. The theme composed of both dynamics in creative industry (film,
television and animation) and the element of Balinese Traditional Architecture.
Keywords: Academy of Film, Television and Animation, creative industry
Page 3
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar i
KATA PENGANTAR
Pujian dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa, atas
anugerah-Nya, sehingga Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir yang
berjudul “Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar”, dapat
terselesaikan secara optimal.
Laporan Tugas Akhir ini akan membahas proses perencanaan dan
perancangan awal Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar.
Penjelasan secara umum mengenai latar belakang, teori dasar, spesifikasi umum
hingga konsep rancangan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar
akan dijabarkan dalam laporan Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan ini, saya sampaikan terima kasih yang tak terukur
besarnya kepada pihak-pihak yang secara tulus membantu, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses penyusunan laporan Seminar Tugas Akhir,
mulai dari persiapan, hingga penyusunan laporan. Secara khusus, terima kasih
disampaikan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang dengan anugerahnya memberikan kesempatan
kepada saya untuk dapat mengikuti pendidikan arsitektur di Jurusan
Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Udayana.
2. Orang tua dan keluarga saya tercinta, yang telah mendukung, baik
secara finansial maupun moral
3. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku Dosen Koordinator
Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir, jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Udayana dan dosen pembimbing pertama Mata Kuliah
Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Universitas Udayana
4. Bapak Ir. I Ketut Muliawan Salain, MT., selaku Dosen Pembimbing
kedua Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Universitas
Udayana
5. Bapak Ir. Evert Edward Moniaga selaku Dosen Penguji pertama Mata
Kuliah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Universitas Udayana
Page 4
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar ii
6. Bapak I Gusti Agung Bagus Suryada, ST.,MT. selaku Dosen Penguji
kedua Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur Universitas
Udayana
7. Ibu Tri Anggraini Prajnawrdhi. ST.,MT.,MURP, PhD. selaku Dosen
Penguji ketiga Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir, Jurusan Arsitektur
Universitas Udayana
8. Bapak Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT., PhD., selaku Dekan
Fakultas Teknik, Universitas Udayana
9. Ibu Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT. selaku Ketua Jurusan
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
10. Teman – teman arsitektur angkatan 2011 dan 2012 yang tidak dapat saya
sebutkan satu per satu, yang telah mendukung dan memberikan semangat
selama proses Seminar berjalan.
11. Pihak Jogja Film Academy, yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk berkunjung dan melakukan survey. Terutama Mbak Yanti
dan pak Kelik yang telah memberikan penjelasan tentang film dan tentang
Jogja Film Academy.
12. Pihak D3 Animasi ISI Jogja, yang telah membantu survey, terkhusus
kepada Pak Arif selaku ketua program studi, Pak Hamidi, Mbak Mala dan
Ibu Semi.
13. Saudara Didi, sebagai mahasiswa FFTV IKJ yang telah membantu proses
survey di kampusnya, serta saudara Alutsyah Lutfian, yang ikut membantu
selama proses survey di Yogyakarta.
14. Kerabat di lingkungan kos Wisma Jepun, Gang Tanjung yang sudah
memberi dukungan selama proses Tugas Akhir ini disusun.
Laporan ini sejatinya masih belum sempurna, maka diharapkan adanya
kritik dan saran untuk penyusunan yang lebih baik di masa depan. Dalam
ketidaksempurnaan laporan seminar tugas akhir ini, saya harapkan semoga
laporan ini tetap dapat bermanfaat bagi masyarakat. Baik dari segi akademik,
kearsitekturan, maupun aspek lain.
Page 5
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar iii
Denpasar, Januari 2016
Penyusun
Gamaliel Sangga Buana
NIM: 1104205041
Page 6
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ I
DAFTAR ISI ........................................................................................................ IV
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... VII
DAFTAR TABEL ............................................................................................ XIV
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................... 8
1.3. Tujuan ........................................................................................................ 8
1.4. Metode Penelitian (Pemrograman) ......................................................... 9
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP AKADEMI PERFILMAN, TELEVISI
& ANIMASI......................................................................................................... 12
2.1 Tinjauan Umum Akademi Perfilman,Televisi dan Animasi ............... 12
2.1.1. Akademi ........................................................................................ 12
2.1.2. Tinjauan Umum Perfilman ............................................................ 15
2.1.3. Tinjauan Umum Televisi .............................................................. 22
2.1.4. Tinjauan Umum Animasi .............................................................. 26
2.1.5. Fasilitas Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi ..................... 29
2.2 Kajian Terhadap Fasilitas Sejenis ......................................................... 45
2.2.1. Jogja Film Academy ..................................................................... 45
2.2.2. Fakultas Film dan Televisi – Institut Kesenian Jakarta ................ 52
2.2.3. D3 Animasi – Fakultas Seni Media Rekam ISI Jogjakarta ........... 57
2.2.4. Sekolah Tinggi Desain Bali .......................................................... 64
2.2.5. Kesimpulan ................................................................................... 71
2.3 Spesifikasi Umum Proyek ...................................................................... 72
2.3.1 Tujuan dan Sasaran ....................................................................... 72
2.3.2 Klasifikasi Kegiatan ...................................................................... 73
2.3.3 Fasilitas ......................................................................................... 74
BAB III STUDI PENGADAAN AKADEMI PERFILMAN, TELEVISI DAN
ANIMASI DI DENPASAR ................................................................................. 76
3.1 Potensi Lokasi .......................................................................................... 76
Page 7
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar v
3.1.1 Potensi Fisik Kota Denpasar ......................................................... 77
3.1.2 Potensi Non Fisik Kota Denpasar ................................................. 80
3.2 Analisa S.W.O.T. ..................................................................................... 88
3.2.1 Potensi Lingkungan (Strength) ..................................................... 88
3.2.2 Hambatan (Weakness) ................................................................... 89
3.2.3 Peluang (Opportunity)................................................................... 90
3.2.4 Tantangan (Threat) ....................................................................... 90
3.2.5 Kesimpulan analisa S.W.O.T. ....................................................... 91
3.3 Spesifikasi Khusus Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di
Denpasar .............................................................................................................. 92
3.3.1 Fungsi ............................................................................................ 93
3.3.2 Tujuan ........................................................................................... 93
3.3.3 Kurikulum ..................................................................................... 94
3.3.4 Klasifikasi Fasilitas ..................................................................... 100
3.3.5 Persyaratan Lokasi dan Sistem Pengelolaan ............................... 100
3.3.6 Kriteria Perancangan ................................................................... 103
BAB IV TEMA DAN PEMROGRAMAN AKADEMI PERFILMAN,
TELEVISI DAN ANIMASI DI DENPASAR ................................................. 104
4.1 Tema Perancangan ............................................................................... 104
4.1.1 Pendekatan Tema ........................................................................ 105
4.1.2 Pemilihan Tema .......................................................................... 107
4.1.3 Interpretasi Tema ........................................................................ 107
4.2 Program Fungsional ............................................................................. 108
4.2.1 Studi Kapasitas ............................................................................ 108
4.2.2 Jenis dan Pelaku Kegiatan........................................................... 111
4.2.3 Pola dan Proses Kegiatan ............................................................ 115
4.3 Program Performansi ........................................................................... 127
4.3.1 Persyaratan Ruang....................................................................... 127
4.3.2 Sifat Ruang .................................................................................. 128
4.4 Program Arsitektural ........................................................................... 133
4.4.1 Program Ruang ........................................................................... 133
4.4.2 Program Tapak ............................................................................ 141
Page 8
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar vi
BAB V KONSEP PERANCANGAN ............................................................... 153
5.1 Konsep Perancangan Tapak ................................................................ 153
5.1.1 Konsep Entrance Tapak .............................................................. 153
5.1.2 Konsep Pendaerahan (Zoning) Tapak ......................................... 157
5.1.3 Konsep Sirkulasi Tapak .............................................................. 160
5.1.4 Konsep Pola, Bentuk dan Orientasi Massa ................................. 163
5.1.5 Konsep Ruang Luar dan Parkir ................................................... 166
5.1.6 Konsep Utilitas Tapak ................................................................. 168
5.2 Konsep Perancangan Bangunan .......................................................... 171
5.2.1 Konsep Entrance Bangunan ........................................................ 171
5.2.2 Konsep Zoning Bangunan ........................................................... 173
5.2.3 Konsep Sirkulasi dalam Bangunan ............................................. 174
5.2.4 Konsep Tampilan Bangunan ....................................................... 176
5.2.5 Konsep Ruang Dalam ................................................................. 177
5.2.6 Konsep Sistem Struktur .............................................................. 181
5.2.7 Konsep Utilitas ............................................................................ 182
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 185
Page 9
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Proses diskusi antar kru film dalam proses pra produksi ................. 16
Gambar 2. 2 Proses pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor) ................... 18
Gambar 2. 3 proses pengeditan film oleh seorang editor ..................................... 18
Gambar 2. 4 Seorang sutradara mengarahkan sinematografer dan aktor ............. 20
Gambar 2. 5 Diagram pra produksi program televisi........................................... 24
Gambar 2. 6 Diagram tahapan produksi program televisi .................................... 24
Gambar 2. 7 Proses pengambilan gambar dalam produksi acara televisi ............. 25
Gambar 2. 8 Diagram pasca produksi program televisi ........................................ 25
Gambar 2. 9 Film Snow White and 7 Dwarfs, yang merupakan contoh animasi
tradisional .............................................................................................................. 26
Gambar 2. 10 Contoh animasi vector ................................................................... 27
Gambar 2. 11 Gerakan manusia yang dibantu komputer grafis (CGI) ................. 27
Gambar 2. 12 Contoh animasi stop motion ........................................................... 28
Gambar 2. 13 Contoh animasi motion graphics ................................................... 28
Gambar 2. 14 Proses pembuatan film animasi ...................................................... 29
Gambar 2. 15 Pembagian ruang pada fasilitas pendidikan. .................................. 29
Gambar 2. 16 Denah studio produksi film dan televisi. ....................................... 30
Gambar 2. 17 Setting scene dalam studio produksi .............................................. 31
Gambar 2. 18 Contoh scene ruang dalam studio produksi ................................... 31
Gambar 2. 19 Contoh penerapan konsep 3 titik pencahayaan .............................. 32
Gambar 2. 20 Contoh penerapan konsep 3 titik pencahayaan dilihat dari samping
............................................................................................................................... 33
Gambar 2. 21 Skema juru kamera ......................................................................... 33
Gambar 2. 22 Contoh penerapan konsep lighting ................................................. 33
Gambar 2. 23 Instalasi lighting pada studio produksi .......................................... 34
Gambar 2. 24 Skema studio produksi kelas besar ................................................ 34
Gambar 2. 25 Studio produksi ............................................................................. 35
Gambar 2. 26 Skema studio produksi kelas menengah ........................................ 35
Gambar 2. 27 Contoh studio animasi .................................................................... 36
Gambar 2. 28 Contoh denah ruang studio suara. .................................................. 37
Gambar 2. 29 Denah studio dengan ruang pengunci suara ................................... 37
Page 10
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar viii
Gambar 2. 30 Contoh gambar pintu akustik. ........................................................ 38
Gambar 2. 31 Dinding single stud wall dan double stud wall .............................. 39
Gambar 2. 32 Skema seat dari auditorium ............................................................ 41
Gambar 2. 33 Skema kursi auditorium ................................................................. 42
Gambar 2. 34 skema jangkauan pandangan dari seat ........................................... 42
Gambar 2. 35 Skema kursi mahasiswa ................................................................. 43
Gambar 2. 36 Skema ruang dosen ........................................................................ 43
Gambar 2. 37 Skema perpustakaan ....................................................................... 44
Gambar 2. 38 Tampak depan kampus Jogja Film Academy. ............................... 45
Gambar 2. 39 Lokasi Jogja Film Academy di pinggir jalan Ipda Tut Harsono,
Jogjakarta .............................................................................................................. 46
Gambar 2. 40 Signage perusahaan lain yang berada satu gedung dengan Jogja
Film Academy. ...................................................................................................... 46
Gambar 2. 41 Denah lantai 1 Jogja Film Academy .............................................. 47
Gambar 2. 42 Denah lantai 2 Jogja Film Academy .............................................. 47
Gambar 2. 43 Ruang belajar Jogja Film Academy ............................................... 47
Gambar 2. 44 Ruang kelas Jogja Film Academy .................................................. 47
Gambar 2. 45 Perpustakaan Jogja Film Academy ................................................ 48
Gambar 2. 46 Ruang editing Jogja Film Academy ............................................... 48
Gambar 2. 47 Ruang tunggu di lobby ................................................................... 48
Gambar 2. 48 Ruang resepsionis........................................................................... 48
Gambar 2. 49 Area parkir Jogja Film Academy ................................................... 49
Gambar 2. 50 Ruang kantor pengelola dan dosen ................................................ 49
Gambar 2. 51 Suasana diskusi dalam kelas. ......................................................... 50
Gambar 2. 52 Eksterior gedung FFTV IKJ ........................................................... 52
Gambar 2. 53 Site plan IKJ ................................................................................... 53
Gambar 2. 54 Perpustakaan FFTV IKJ, ruang baca (kanan atas) dan ruang
menonton (kanan bawah) ...................................................................................... 53
Gambar 2. 55 Studio TOM FFTV IKJ .................................................................. 54
Gambar 2. 56 Ruangan kelas FFTV IKJ ............................................................... 54
Gambar 2. 57 Cinema Hall dan Ruang Pameran FFTV ....................................... 54
Gambar 2. 58 Studio Editing dan Studio Grafis Animasi ..................................... 55
Page 11
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar ix
Gambar 2. 59 Studio Televisi dan Studio Suara ................................................... 55
Gambar 2. 60 “Halte” sebagai area publik ............................................................ 55
Gambar 2. 61 Area resepsionis FFTV IKJ ............................................................ 55
Gambar 2. 62 Eksterior bangunan jurusan D3 Animasi ISI Jogja ........................ 57
Gambar 2. 63 Denah lantai 2 D3 Animasi ISI Jogjakarta ..................................... 58
Gambar 2. 64 Denah lantai 3 D3 Animasi ISI Jogjakarta ..................................... 58
Gambar 2. 65 Ruang kelas D3 Animasi ISI Jogjakarta ........................................ 59
Gambar 2. 66 Lab. Komputer D3 Animasi ISI Jogjakarta. .................................. 59
Gambar 2. 67 Ruang editing dan studio recording D3 Animasi ISI Jogjakarta.... 59
Gambar 2. 68 Ruang audio visual D3 Animasi ISI Jogjakarta. ............................ 60
Gambar 2. 69 Ruang studio menggambar D3 Animasi ISI Jogjakarta ................. 60
Gambar 2. 70 Eksterior STD Bali ......................................................................... 64
Gambar 2. 71 Peta lokasi STD Bali, ditandai dengan lingkaran merah................ 65
Gambar 2. 72 Denah lantai 1 STD Bali ................................................................ 65
Gambar 2. 73 Denah lantai 2, STD Bali ............................................................... 66
Gambar 2. 74 Denah lantai 3, STD Bali ............................................................... 66
Gambar 2. 75 Ruang kelas STD Bali .................................................................... 67
Gambar 2. 76 Ruang lab komputer STD Bali ....................................................... 67
Gambar 2. 77 Ruang asistensi STD Bali............................................................... 67
Gambar 2. 78 Ruang studio menggambar ............................................................. 67
Gambar 2. 80 Ruang administrasi STD Bali ........................................................ 67
Gambar 2. 80 Ruang tunggu dosen STD Bali ....................................................... 67
Gambar 2. 82 Cafetaria STD Bali ......................................................................... 68
Gambar 2. 82 Ruang outdoor ................................................................................ 68
Gambar 2. 83 Komputer umum di koridor STD Bali ........................................... 68
Gambar 2. 84 Galeri creativepreneur STD Bali ................................................... 68
Gambar 3. 1 Peta lokasi kota Denpasar ................................................................ 77
Gambar 3. 2 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota Denpasar ......................... 78
Gambar 3. 3 Grafik pertumbuhan penduduk kota Denpasar pada kelompok umur
15-19 tahun. .......................................................................................................... 80
Gambar 3. 4 Laju pertumbuhan siswa SMA dan SMK di Denpasar. ................... 81
Gambar 3. 5 Struktur pengelola di Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi . 102
Page 12
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar x
Gambar 4. 1 Proses kegiatan belajar teori oleh dosen. ....................................... 115
Gambar 4. 2 Proses kegiatan belajar teori oleh mahasiswa. ............................... 115
Gambar 4. 3 Proses kegiatan bimbingan tugas akhir. ......................................... 115
Gambar 4. 4 Proses kegiatan belajar praktek film oleh dosen. ........................... 116
Gambar 4. 5 Proses kegiatan praktek film oleh mahasiswa. ............................... 116
Gambar 4. 6 Proses kegiatan belajar praktek pertelevisian oleh dosen. ............. 117
Gambar 4. 7 Proses kegiatan belajar praktek pertelevisian oleh mahasiswa. ..... 117
Gambar 4. 8 Proses kegiatan praktek animasi oleh dosen. ................................. 118
Gambar 4. 9 Proses kegiatan belajar praktek animasi yang dilakukan oleh
mahasiswa. .......................................................................................................... 118
Gambar 4. 10 proses kegiatan pameran dan workshop oleh mahasiswa. ........... 119
Gambar 4. 11 Proses kegiatan pameran dan workshop oleh dosen. ................... 119
Gambar 4. 12 Proses kegiatan pameran dan workshop oleh pengisi acara/pengisi
materi. ................................................................................................................. 119
Gambar 4. 13 Proses kegiatan administrasi dan kepengelolaan yang dilakukan
oleh direktur akademi. ........................................................................................ 120
Gambar 4. 14 Proses kegiatan kepengelolaan oleh wakil direktur akademi. ...... 120
Gambar 4. 15 Proses kegiatan administrasi dan kepengelolaan yang dilaksanakan
oleh staff TU dan administrasi umum. ................................................................ 120
Gambar 4. 16 Proses kegiatan administrasi dan kepengelolaan yang dilakukan
oleh ketua program studi. .................................................................................... 121
Gambar 4. 17 Proses kegiatan administrasi dan kepengelolaan yang dilakukan
oleh sekertaris program studi. ............................................................................. 121
Gambar 4. 18 Proses kegiatan servis dan perawatan oleh staff engineering dan
maintenance. ....................................................................................................... 121
Gambar 4. 19 Proses kegiatan servis dan perawatan oleh pihak cleaning service
............................................................................................................................. 122
Gambar 4. 20 Proses kegiatan servis dan perawatan oleh satpam. ..................... 122
Gambar 4. 21 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan belajar mengajar .... 123
Gambar 4. 22 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan belajar mengajar
praktek di program studi perfilman ..................................................................... 123
Page 13
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar xi
Gambar 4. 23 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan belajar mengajar
praktek di program studi perfilman ..................................................................... 124
Gambar 4. 24 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan belajar mengajar
praktek di program studi animasi ........................................................................ 124
Gambar 4. 25 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan pameran dan workshop
............................................................................................................................. 125
Gambar 4. 26 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan administratif dan
kepengelolaan ..................................................................................................... 126
Gambar 4. 27 Kesimpulan kebutuhan ruang pada kegiatan belajar mengajar
praktek di program studi perfilman ..................................................................... 126
Gambar 4. 28 hubungan ruang makro ................................................................. 137
Gambar 4. 29 Hubungan ruang mikro – kelompok ruang perkuliahan .............. 137
Gambar 4. 30 Hubungan ruang mikro – kelompok ruang pendukung ............... 137
Gambar 4. 31 Hubungan ruang mikro – kelompok ruang pengelola .................. 138
Gambar 4. 32 Hubungan ruang mikro – kelompok ruang servis ........................ 138
Gambar 4. 33 Sirkulasi ruang akademi ............................................................... 139
Gambar 4. 34 Organisasi ruang akademi. ........................................................... 140
Gambar 4. 35 Lokasi yang cocok untuk pengadaan akademi, diunjukkan dengan
blok merah. ......................................................................................................... 141
Gambar 4. 36 Alternatif Tapak 1 dan 2 .............................................................. 143
Gambar 4. 37 Analisa kondisi eksisting dan lingkungan tapak .......................... 145
Gambar 4. 38 Analisa topografi dan vegetasi tapak ........................................... 146
Gambar 4. 39 Analisa klimatologi tapak ............................................................ 147
Gambar 4. 40 Analisa view tapak........................................................................ 148
Gambar 4. 41 Analisa Sirkulasi dan aksesibilitas tapak ..................................... 149
Gambar 4. 42 Analisa lalu lintas, sirkulasi, aksesibilitas dan kebisingan tapak . 150
Gambar 4. 43 Analisa utilitas dan drainase tapak ............................................... 151
Gambar 4. 44 Karakteristik tapak ....................................................................... 152
Gambar 5. 1 Jenis kendaraan dan civitas yang bersirkulasi ................................ 154
Gambar 5. 2 Alternatif 1 konsep entrance tapak ................................................ 154
Gambar 5. 3 Alternatif 2 konsep entrance tapak. ............................................... 155
Page 14
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar xii
Gambar 5. 4 Konsep main entrance yang dipilih, menunjukkan akses main
entrance dan main exit yang lebih efisien. .......................................................... 156
Gambar 5. 5 Konsep bentuk main entrance dan sirkulasinya............................. 157
Gambar 5. 6 Dasar pertimbangan zoning tapak .................................................. 158
Gambar 5. 7 Pertimbangan zoning berdasarkan karakteristik tapak ................... 158
Gambar 5. 8 Zoning tapak ................................................................................... 159
Gambar 5. 9 Alternatif sirkulasi tapak ................................................................ 160
Gambar 5. 10 Konsep sirkulasi tapak ................................................................. 161
Gambar 5. 11 Sketsa pergola dan paving untuk sirkulasi antar bangunan ......... 162
Gambar 5. 12 Penjabaran konsep sirkulasi tapak ............................................... 162
Gambar 5. 13 Alternatif 1 konsep pola massa cluster......................................... 163
Gambar 5. 14 Alternatif 2 konsep pola, massa monolit ...................................... 164
Gambar 5. 15 Konsep bentuk dan orientasi bangunan........................................ 166
Gambar 5. 16 Transformasi bentuk roll film ke dalam konsep ruang luar ......... 167
Gambar 5. 17 Alternatif sistem parkir ................................................................ 167
Gambar 5. 18 Konsep ruang luar dan parkir. ...................................................... 168
Gambar 5. 19 Konsep utilitas tapak .................................................................... 169
Gambar 5. 20 Alur distribusi listrik dalam tapak. ............................................... 170
Gambar 5. 21 Konsep penerangan tapak. Dari kiri atas, penerangan di jalan utama.
Kanan atas, penerangan taman dengan lampu taman. Bawah, penerangan parkir
dengan lampu parkir. .......................................................................................... 171
Gambar 5. 22 Pertimbangan entrance bangunan berdasarkan entrance tapak ... 172
Gambar 5. 23 konsep entrance bangunan. Dengan entrance bangunan
menghadap/berdekatan dengan entrance tapak. ................................................. 172
Gambar 5. 24 Ramp pada pintu masuk utama bangunan .................................... 173
Gambar 5. 25 Konsep zoning bangunan ............................................................. 174
Gambar 5. 26 Konsep sirkulasi bangunan .......................................................... 175
Gambar 5. 27 Metafora bentuk Akademi dari berbagai peralatan perfilman ..... 176
Gambar 5. 28 Konsep tampilan bangunan .......................................................... 177
Gambar 5. 29 Konsep tampilan ruang dalam studio produksi ............................ 178
Gambar 5. 30 Konsep ruang dalam – ruang kelas .............................................. 178
Gambar 5. 31 Konsep ruang dalam - auditorium ................................................ 179
Page 15
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar xiii
Gambar 5. 32 Konsep ruang dalam - cafetaria.................................................... 179
Gambar 5. 33 Ruang kantor pengelola ............................................................... 180
Gambar 5. 34 Interior ruang editing.................................................................... 180
Gambar 5. 35 Studio televisi Akademi ............................................................... 180
Gambar 5. 36 Studio audio Akademi .................................................................. 181
Gambar 5. 37 Konsep struktur bangunan ........................................................... 181
Gambar 5. 38 Konsep utilitas listrik bangunan ................................................... 182
Gambar 5. 39 Konsep sistem utilitas air bersih .................................................. 183
Gambar 5. 40 Gambar sebelah kiri menunjukkan penghawaan alami dan sebelah
kanan penghawaan buatan dengan AC split. ...................................................... 183
Gambar 5. 41 Konsep pencahayaan alami untuk ruangan selain studio ............. 184
Gambar 5. 42 Konsep pencahayaan buatan untuk ruangan studio ..................... 184
Gambar 5. 43 Fire extinguisher dan sprinkler untuk sistem pemadam kebakaran
dalam bangunan .................................................................................................. 184
Page 16
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Persyaratan Minimal Jumlah dan Kualifikasi Dosen Tetap ................ 14
Tabel 2. 2 Minimal Jumlah dan Jenis Program Studi ........................................... 14
Tabel 2. 3 Minimal Jumlah Dan Kualifikasi Tenaga Administrasi dan Penunjang
Akademik .............................................................................................................. 14
Tabel 2. 4 Minimal Sarana dan Prasarana............................................................. 15
Tabel 2. 5 Perbandingan ukuran studio ................................................................. 40
Tabel 2. 6 Jumlah civitas pengelola Jogja Film Academy. ................................... 50
Tabel 2. 7 Mata kuliah pada kurikulum Jogja Film Academy .............................. 51
Tabel 2. 8 Kurikulum FFTV-IKJ .......................................................................... 56
Tabel 2. 9 Jumlah mahasiswa aktif D3 Animasi ISI Jogjakarta ........................... 60
Tabel 2. 10 Jumlah pengelola pada D3 Animasi ISI Jogjakarta ........................... 61
Tabel 2. 11 Daftar mata kuliah dan jumlah SKS di D3 Animasi ISI Jogjakarta .. 61
Tabel 2. 12 Daftar mata kuliah dan jumlah SKS untuk mata kuliah kompetensi
keahlian dasar, utama dan lanjut ........................................................................... 63
Tabel 2. 13 Jumlah Mahasiswa fokus jurusan Animasi STD Bali........................ 68
Tabel 2. 14 Jumlah pengelola Jurusan DKV STD Bali ........................................ 69
Tabel 2. 15 Kurikulum DKV STD Bali, warna oranye merupakan khusus
peminatan animasi ................................................................................................ 69
Tabel 2. 16 Kesimpulan studi banding ................................................................. 71
Tabel 2. 17 Fasilitas lembaga pendidikan tinggi perfilman, televisi dan animasi 74
Tabel 3. 1Jumlah siswa yang mendaftar ke FTV ISI Denpasar ............................ 82
Tabel 3. 2 Perkembangan acara tahunan Balinale ................................................ 83
Tabel 3. 3 Daftar stasiun televisi yang sedang beroperasi di Bali (data per akhir
tahun 2015) ........................................................................................................... 84
Tabel 3. 4 Data lembaga penyiaran televisi yang masih berproses izin penyiaran
dan perpanjangan IPP-nya (data per akhir tahun 2015) ........................................ 86
Tabel 3. 5 Analisa strength pengadaan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi
di Denpasar ........................................................................................................... 88
Tabel 3. 6 Analisa weakness pengadaan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi
di Denpasar ........................................................................................................... 89
Page 17
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar xv
Tabel 3. 7 Analisa opportunity pengadaan Akademi Perfilman, Televisi dan
Animasi di Denpasar ............................................................................................. 90
Tabel 3. 8 Analisa threat pengadaan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di
Denpasar ............................................................................................................... 91
Tabel 3. 9 Rekomendasi Pemecahan Masalah Kota Denpasar dalam Studi
Pengadaan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi. ........................................ 92
Tabel 3. 10 Kurikulum dan Kebutuhan Ruang di Akademi Perfilman, Televisi
dan Animasi di Denpasar, prodi Perfilman. .......................................................... 94
Tabel 3. 11 Kurikulum dan Kebutuhan Ruang di Akademi Perfilman, Televisi
dan Animasi di Denpasar, prodi Televisi .............................................................. 96
Tabel 3. 12 Kurikulum dan kebutuhan ruang program studi animasi di Akademi
Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar. ..................................................... 97
Tabel 3. 13 Daftar mata kuliah kompetensi keahlian, yang disesuaikan dengan
peminatan mahasiswa. .......................................................................................... 99
Tabel 4. 1 Jumlah mahasiswa akademi. .............................................................. 109
Tabel 4. 2 Jumlah pengelola akademi. ................................................................ 110
Tabel 4. 3 Jumlah kapasitas parkir akademi ....................................................... 111
Tabel 4. 4 Jenis kegiatan, pelaku dan rincian kegiatannya ................................. 113
Tabel 4. 5 Kebutuhan ruang pada Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di
Denpasar ............................................................................................................. 126
Tabel 4. 6 Tabel program performansi ruang Dalam Akademi Perfilman, Televisi
dan Animasi di Denpasar. ................................................................................... 129
Tabel 4. 7 Kebutuhan luas dan distribusi ruang .................................................. 134
Tabel 4. 8 Pembobotan untuk pemilihan lokasi tapak. ....................................... 143
Tabel 4. 9 Pembobotan untuk pemilihan tapak. .................................................. 144
Tabel 5. 1 Penilaian pada alternatif 1 .................................................................. 155
Tabel 5. 2 Penilaian terhadap alternatif 2 ........................................................... 155
Tabel 5. 3 Penilaian terhadap alternatif 1 ........................................................... 161
Tabel 5. 4 penilaian terhadap alternatif 2 ............................................................ 161
Tabel 5. 5 Penilaian terhadap alternatif 2 ........................................................... 164
Tabel 5. 6 Penilaian terhadap alternatif 1 ........................................................... 164
Page 18
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab pertama dalam Seminar Tugas Akhir ini akan membahas mengenai
latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian yang digunakan
dalam merumuskan Seminar Tugas Akhir. Latar belakang berisi penjabaran
mengenai alasan mendasar penelitian dan perencanaan Seminar Tugas Akhir.
Permasalahan yang hendak dibahas disimpulkan dalam rumusan masalah. Tujuan
berisi akhir akhir yang hendak dicapai dalam penulisan Seminar Tugas Akhir.
Metode penelitian merupakan teknik pengumpulan, analisa maupun
menyimpulkan data dalam penulisan Seminar Tugas Akhir. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada bab pertama berisi hal-hal yang mendasari penulisan
Seminar Tugas Akhir, baik secara teknis maupun non teknis.
1.1. Latar Belakang
Dunia hiburan terus berkembang dari masa ke masa. Beberapa contoh
hiburan yang tak pernah sepi peminat antara lain adalah dunia perfilman, televisi
dan animasi. Ditambah lagi dengan perkembangan teknologi dan informasi, yang
memberikan keleluasaan pada dunia perfilman, televisi dan animasi untuk dapat
dinikmati di mana saja menjadikan hiburan semakin merambah segala aspek
kehidupan masyarakat.
Page 19
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 2
Perkembangan perfilman di Indonesia sempat memiliki sejarah gemilang
di tanah air pada tahun 80-an. Namun pada tahun 90-an, perfilman Indonesia
memasuki masa suram. Pada awal tahun 2000, kondisi perfilman Indonesia mulai
bangkit dan menjadi tonggak kebangkitan kembali perfilman Indonesia. Bahkan
kini jumlah film Indonesia yang dirilis terus bertambah dari tahun ke tahun. Yaitu
82 film pada tahun 2010, dan bertambah menjadi 84 film di tahun 2011 dan 2012.
Kemudian terjadi peningkatan 15% di tahun 2013 menjadi 99 film, dan bertambah
lagi menjadi 110 film di tahun 2014. Tahun 2015 menjadi tahun dengan jumlah
rilis film terbanyak sejak 2010, yaitu 115 film (Ramadani, 2014 dan
Wikipedia.com)
Penambahan jumlah film yang dirilis tidak serta merta memberikan
indikasi kesuksesan perfilman di Indonesia. Karena jumlah film-film tersebut
hanya mampu menyumbang kurang dari 0.1% ke PDB negara Indonesia
(ayofilm.org). Bahkan jumlah penonton di bioskop-pun menurun setiap tahunnya.
Menurut data dari filmindonesia.or.id, pada tahun 2010, jumlah penonton di
bioskop adalah sekitar 15,8 juta penonton, kemudian sedikit menurun pada tahun
2011 menjadi sekitar 15,5 juta. Pada tahun 2012, jumlah penonton meningkat
secara signifikan menjadi sekitar 18,5 juta penonton. Peningkatan drastis ini
dikarenakan film Habibie & Ainun yang telah berhasil mencuri perhatian 4,4 juta
penonton Indonesia. Namun, pada tahun 2013, jumlah penonton menurun drastis
menjadi hanya 12,5 juta penonton. Tren menurunnya jumlah penonton ini tidak
serta merta dikarenakan kualitas film yang buruk. Namun juga karena harga tiket
yang meningkat dari tahun ke tahun, daya tarik film itu sendiri (terlepas dari
kualitas yang disuguhkan) hingga sistem tata edar perfilman di Indonesia yang
seharusnya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan pemegang kekuasaan
(Ramadani, 2014).
Kondisi perfilman Indonesia memang fluktuatif, mengingat regulasi yang
belum diaplikasikan secara tepat guna, akses dan ruang apresiasi yang lebih
berpusat pada bioskop komersil, dan bioskop komersil lebih banyak terdapat di
kota-kota besar (Pasaribu , 2014). Hingga terjadinya gerakan yang cukup ekstrim
seperti “Aksi Pengembalian Piala Citra” dari sejumlah insan film Indonesia.
Meskipun itu sebenarnya dapat dilihat sebagai konteks keinginan untuk mengubah
Page 20
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 3
dunia perfilman menjadi lebih baik (Qona`ah, 2008). Masyarakat Indonesia
cenderung memandang sebelah mata akan perfilman Indonesia, dan lebih memilih
menonton film impor daripada film nasional. Salah satu penyebabnya dikarenakan
sumber daya manusia negara Indonesia yang kualitasnya masih kurang, sehingga
kualitas filmnya-pun masih kalah bersaing dengan film impor. Hal ini tentunya
tak terlepas dari fakta bahwa jumlah sekolah film di Indonesia hanya kurang dari
10 sekolah (ayofilm.org).
Pemerintah tentunya tidak tinggal diam akan hal ini. Menindaklanjuti UU
No. 33 tahun 2009 tentang perfilman, dibentuklah organisasi Badan Perfilman
Indonesia (BPI) pada Januari 2014 di Jakarta, sebagai pondasi bagi perkara
perfilman di nusantara. Sementara itu, para sineas muda Indonesia tidak tinggal
diam dan berusaha memecah permasalahan perfilman nasional dengan terobosan-
terobosan di tingkat komunitas kota maupun daerah (Pasaribu, 2014).
Perkembangan pertelevisian di tanah air beranjak dari perkembangan
teknologi dunia yang mulai mengenal teknologi audiovisual di tahun 1950-
1960an. Dikarenakan tuntutan perkembangan teknologi informasi tersebut, maka
pemerintah Indonesia tidak ingin ketinggalan dengan melakukan terobosan-
terobosan berupa kemudahan perizinan pembangunan stasiun-stasiun televisi
baru. Sebab sebelum tahun 1990-an relatif hanya dikenal tontonan siaran hiburan
dan berita dari Televisi Republik Indonesia (TVRI). Kemudian setelah tahun
tersebut, ada lima stasiun TV baru, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia
(RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan/Keluarga Indonesia
(TPI), Andalas Televisi (ANTEVE), dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR).
Namun, kehadiran kelima stasiun televisi tersebut rupanya belum cukup
memadai akan porsi hiburan dan informasi masyarakat Indonesia, maka melalui
Departemen Perhubungan (d/h Departemen Penerangan) dengan Surat Keputusan
(SK) Menteri Penerangan No. 286/SK/Menpen/1999 telah memberikan izin
kepada lima perusahaan TV swasta baru, yaitu PT. Televisi Transformasi
Indonesia (Trans TV), TV 7, PT. Global Informasi Bermutu (Global TV), Lativi,
Metro TV.
Perkembangan televisi broadcast mengalami pertumbuhan lebih cepat lagi
ketika Surat Keputusan tersebut mulai diperbaharui melalui kehadiran peraturan
Page 21
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 4
yang lebih tinggi, yaitu undang – Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Undang-
Undang Penyiaran. Yang mana Undang-Undang tersebut lebih mempunyai
kelonggaran mengenai pendirian stasiun-stasiun televisi broadcasting baru, dan
dapat memacu pertumbuhan televisi-televisi lokal baik berskala provinsi,
kabupaten maupun kotamadya guna melengkapi tuntutan kebutuhan informasi
yang menyeluruh di tanah air dan mengimbangi akan desakan otonomi daerah
(Setyobudi 2006:12). Perkembangan televisi nasional juga didukung oleh
masyarakat Indonesia. Menurut data Nielsen, 2014, konsumsi media di kota-kota
baik di Jawa maupun Luar Jawa menunjukkan bahwa Televisi masih menjadi
medium utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), disusul oleh
Internet (33%), Radio (20%), Surat kabar (12%), Tabloid (6%) dan Majalah
(5%). Namun ketika dilihat lebih lanjut, ternyata terdapat perbedaan yang sangat
menarik antara pola konsumsi media di kota-kota di Jawa bila dibandingkan
dengan kota-kota di luar Jawa. Konsumsi media televisi lebih tinggi di luar Jawa
(97%). Tingginya pertumbuhan tingkat konsumsi terhadap media di luar Jawa ini
sejalan dengan data BPS yang menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk di
luar Jawa lebih cepat/tinggi jika dibandingkan dengan di Jawa, serta besaran GDP
dan laju peningkatan GDP yang lebih tinggi di luar Jawa dengan prediksi bahwa
peningkatan ini akan terus berlanjut hinga 2030 (http://www.nielsen.com, 2014).
Hal ini dipandang positif oleh pihak pengembang pertelevisian tanah air, sehingga
jumlah stasiun televisi di tingkat nasional maupun daerah, terus bertambah.
Berdasarkan data KPI pusat 2015, terdapat total 12 stasiun televisi swasta nasional
yang mengudara. Angka tersebut tentunya berbeda jauh dengan jumlah stasiun
televisi di awal perkembangannya pada tahun 1990-an. Bahkan, di Provinsi Bali,
jumlah stasiun televisi daerah maupun berjaringan adalah 22 stasiun televisi,
dengan total 20 stasiun televisi baru yang sedang dalam proses perizinan siaran.
Meskipun kecenderungan masyarakat untuk menonton televisi masih
tinggi, tapi belakangan siaran televisi banyak dikeluhkan oleh publik karena
dianggap kurang sehat. Bahkan ada kecendrungan acara-acara ber-rating tinggi
banyak yang tak berkualitas (www.kpid-baliprov.go.id, 2015). Menurut
wawancara dengan wakil ketua KPID Bali, hal ini perlu dipandang secara
objektif, karena kualitas siaran juga dipengaruhi oleh kualitas pemirsanya.
Page 22
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 5
Berbicara mengenai dunia animasi di Indonesia, perkembangan yang
terjadi sebenarnya sudah berlangsung dari budaya asli Indonesia itu sendiri, yaitu
berupa pementasan Wayang kulit. Dikarenakan Wayang kulit telah memenuhi
semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog dan ilustrasi musik.
Namun sejarah animasi modern di Indonesia memiliki cerita yang berbeda.
Perkembangan dunia animasi modern di Indonesia berawal pada tahun 1955,
ketika Presiden Soekarno mengirim seorang seniman lokal bernama Dukut
Hendronoto untuk belajar animasi di studio Walt Disney selama tiga bulan.
Sekembalinya ke tanah air, beliau merilis film animasi pertama Indonesia yang
berjudul “Si Doel Memilih”. Film animasi dua dimensi tentang kampanye
pemilihan umum pertama di Indonesia. Inilah yang menjadi tonggak awal dunia
animasi modern Indonesia yang terus berkembang hingga saat ini (jokowarino.id).
Awal tahun 70-an, hingga Era tahun ’90-an, animasi di Indonesia
mengalami perkembangan yang positif, dikarenakan lahirnya film-film animasi
nasional, dan adanya animator Indonesia yang menggarap film animasi luar negeri
pada akhir tahun 90an. Pada era 2000-an, serial animasi 3D merambah layar lebar,
dan menjadi babak baru bagi dunia peranimasian di bumi Nusantara (Putri, 2013).
Perkembangan perfilman, televisi dan animasi di Bali tidak lepas dari
potensi pariwisata Bali yang sudah menjadi ciri khas daerah ini. Bali, sebagai
daerah destinasi wisata yang paling dikunjungi di Indonesia, bahkan termasuk
yang paling diminati di dunia, tentunya memiliki potensi pariwisata yang tidak
diragukan lagi. Bukan hanya mengenai keindahan alamnya, tapi juga karena
ragam budaya dan keunikan spiritual dalam masyarakat Bali yang memberikan
warna tersendiri bagi Bali. Potensi inilah yang menjadi landasan bagi
perkembangan berbagai macam aspek kehidupan lainnya di Bali, baik dalam hal
perkembangan properti, yang mana Bali semakin marak akan hotel, vila dan real
estate-nya, hingga pengadaan layanan jasa dalam industri kreatif. Berdasarkan
survey harian Kompas yang terbit pada tanggal 27 Juni 2014, industri kreatif
Provinsi Bali memiliki pertumbuhan yang tinggi, dengan nilai indeks kekuatan
ekonomi kreatif sebesar 62,29 poin.
Berdasarkan data tersebut, satu contoh industri kreatif yang sedang
berkembang di Bali adalah dunia perfilman, pertelevisian dan animasi-nya.
Page 23
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 6
Terbukti dari prestasi masyarakat Bali dalam dunia perfilman dan televisi,
terutama film dokumenter yang telah cukup meningkat hingga kancah nasional
maupun internasional. Mulai dari peluncuran Televisi Online hingga sebagai
venue/titik pertemuan diskusi perfilman dan festival internasional yang bergengsi.
Event film lokal maupun internasional tersebut antara lain seperti Denpasar Film
Festival, Festival Film Internasional Bentara Budaya, ajang tahunan BALINALE :
The Bali Internasional Film Festival (yang pengunjungnya ribuan tiap tahun) dan
Internasional Film Festival yang juga turut memperkenalkan dunia film dan
pertelevisian pada masyarakat Bali. Geliat perfilman Bali juga coba dihidupkan
oleh berbagai komunitas, seperti komunitas film pendek Minikino yang aktif
mengadakan screening dan diskusi film setiap bulannya. Pemutaran film rutin
setiap minggu juga dilakukan oleh AF Bali di Denpasar (Alliance Française
Bali), sebagai apresiasi budaya Prancis. Bahkan, dikarenakan daya tarik wisata
Bali yang sampai di tingkat internasional, Bali juga diangkat sebagai lokasi
syuting film Hollywood dalam film Eat, Pray and Love pada tahun 2010.
Pemerintah Provinsi Bali juga tertarik untuk mengembangkan industri
perfilman di Bali sebagai salah satu alternatif promosi potensi kepariwisataan
yang dimiliki oleh Bali. Made Mangku Pastika, Gubernur Bali mengatakan bahwa
film merupakan media efektif untuk membantu promosi berbagai aspek pariwisata
yang dimiliki Bali. Dikarenakan Bali mempunyai segudang tempat syuting yang
sudah begitu dikenal seperti Kuta, Ubud, pantai Padang-Padang, Tanah Lot, dan
Batur, sehingga dapat membuat Bali semakin dikenal di dunia (Indah, 2015).
Perkembangan televisi broadcast di Bali terbantukan oleh undang-undang
No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Yang mana terdapat 20 televisi lokal yang
mengajukan proses perizinan siaran ke KPI (data per Januari 2016), dan 8
diantaranya sudah mengudara. Sehingga perkembangan pertelevisian di Bali
mengalami peningkatan yang cukup drastis dikarenakan undang-undang tersebut.
Pertambahan stasiun televisi lokal ini juga sebagai sebagai jawaban perlunya
variasi program bagi masyarakat Bali, khususnya Denpasar yang jumlah
penduduknya terus bertambah.
Kondisi peranimasian di Bali didukung oleh budaya Bali yang kental dan
terus bertahan di tengah era globalisasi. Sehingga Pemerintah Bali khususnya
Page 24
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 7
Pemerintah Kota Denpasar melihat peluang untuk mensinergikan Bali sebagai
destinasi wisata berkelas dunia dengan peluang mengembangkan industri konten
berkelas internasional. Kota Denpasar sangat ideal untuk dijadikan sentra
produksi animasi, game, aplikasi dan konten digital karena didukung oleh
melimpahnya SDM muda kreatif serta infrastruktur yang memadai
(http://perindag.denpasarkota.go.id). Hal ini sangat didukung Kemenperin, dengan
didirikannya BDI Denpasar dan telah menampung ratusan peserta pelatihan
animasi tiap tahunnya, semenjak pelatihan animasi dibuka di tahun 2012. Melalui
BDI, yang juga merupakan Bali Creative Industry Center, telah dijalankan
beberapa program yang berkaitan dengan animasi dan bidang konten lainnya
(game dan software) salah satunya adalah Industry Creative IT Festival (Increfest)
2015. Dukungan pemerintah juga terus berlanjut dengan rencana didirikannya
Denpasar Technopark di Jl, WR. Supratman, Denpasar timur yang mana sekarang
masih dalam tahap pra konstruksi. Pengadaan Denpasar Technopark ini sejalan
dengan program Bappenas untuk merangsang dan mengelola arus pengetahuan
dan teknologi di universitas, lembaga litbang dan industri di wilayah tersebut
(Bappenas.go.id). Potensi animasi di Bali juga didukung oleh dibuknaya beberapa
rumah produksi animasi di Bali. Seperti BASE, Bamboomedia dan Timeline
Studio.
Meskipun industri perfilman, televisi dan animasi bukanlah merupakan
bidang profesi yang populer di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di
kalangan anak muda Bali. Tetapi potensi yang ditawarkan Bali baik dari segi
budaya, lokasi dan SDM-nya menunjukkan kebutuhan akan institusi pendidikan
yang dapat menjadi wadah bagi kegiatan pembelajaran dan praktek perfilman,
televisi dan animasi tersebut. Terlebih lagi perkembangan teknologi dan geliat
perekonomian di Bali yang didukung pemerintah untuk lebih menuju ke arah
teknologi dan media.
Hal tersebut tentunya harus ditanggapi positif dengan mengembangkan
fasilitas pendidikan film yang mampu meningkatkan sumber daya manusia Bali
sebagai produsen film nasional, bahkan mancanegara. Denpasar sebagai Ibukota
Bali memiliki potensi terbesar sebagai lokasi pendidikan tinggi film, televisi dan
animasi di Bali. Dengan jumlah penduduk terbanyak dan perkembangan
Page 25
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 8
pendidikan maupun lapangan pekerjaan yang lebih dinamis daripada kabupaten
lainnya, membuat Denpasar berpotensi sebagai lokasi Akademi Perfilman,
Televisi dan Animasi.
Oleh karena itu, diperlukan fasilitas pendidikan yang menjurus pada
pendidikan profesi yang terkhusus pada pendidikan film, televisi dan animasi.
Fasilitas pendidikan tinggi dengan program khusus/menjurus pada pendidikan
profesi adalah melalui pengadaan akademi. Oleh karena itu, penulis mengangkat
judul Akademi Perfilman, televisi dan Animasi di Denpasar sebagai studi Seminar
Tugas Akhir.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan tersebut, maka penulis
merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas terkait dengan judul yang
dipilih antara lain:
Bagaimana spesifikasi umum dan khusus dalam perencanaan dan perancangan
akademi perfilman, televisi dan animasi di Denpasar?
Bagaimana pemprograman arsitektur (program fungsional, performansi dan
arsitektural) yang efektif dalam menunjang perencanaan dan perancangan
fasilitas pendidikan di akademi perfilman, televisi dan animasi di Denpasar?
Bagaimana tema dan konsep rancangan yang hendak diaplikasikan dalam
perencanaan akademi perfilman, televisi dan animasi di Denpasar, berkaitan
dengan kesesuaian peraturan daerah, isu budaya, sosial dan kepedulian
terhadap lingkungan
1.3. Tujuan
Tujuan akhir yang hendak dicapai adalah menjadikan Akademi Perfilman,
Televisi dan Animasi di Denpasar sebagai fasilitas pendidikan yang
mengakomodasi praktek perfilman, televisi dan animasi dalam skala kota hingga
provinsi. Menjadi sarana pendidikan berkualitas yang dapat menjadi contoh bagi
sarana pendidikan serupa. Tujuan akhir tersebut dapat dicapai dengan menerapkan
tujuan-tujuan khusus berikut:
Page 26
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 9
Menjabarkan secara elaboratif spesifikasi umum dan khusus perancangan
akademi
Perencanaan program arsitektur (program fungsional, performansi dan
arsitektural) yang sesuai dengan standar akademi dan kebutuhan ruang
akademi perfilman, televisi dan animasi di Denpasar.
Konsep perancangan yang kreatif, solutif dan berkarakter kuat.
1.4. Metode Penelitian (Pemrograman)
Metode adalah suatu cara yang sistematis yang digunakan untuk
memecahkan suatu permasalahan. Metode yang digunakan dalam penulisan
laporan Seminar Tugas Akhir ini diawali dengan pencarian informasi, kemudian
dilanjutkan dengan tahapan analisis dan akhirnya dilakukan proses sintesis.
Keseluruhan proses ini kemudian dievaluasi sehingga menghasilkan konsep
rancangan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi yang optimal:
A. Pengumpulan Data
Data yang dihimpun merupakan data permasalahan, potensi dan berbagai fakta
yang relevan dengan Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar.
Dilihat dari sumber data, data yang dikumpulkan dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu data primer dan sekunder. Penjelasan dari masing-masing bagian tersebut
yaitu:
1. Data Primer
Merupakan data yang didapatkan penulis secara langsung dari sumber data,
yang meliputi :
a. Wawancara
wawancara langsung dengan beberapa pihak yang berperan atau pernah
terlibat di bidang pendidikan film, televisi dan animasi.
b. Observasi
Studi mengenai aktivitas, fasilitas dan civitas Akademi Perfilman, Televisi
dan Animasi melalui pengamatan langsung ke fasilitas sejenis.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung yang memiliki
relevansi dengan laporan seminar tugas akhir ini, yaitu :
Page 27
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 10
a. Studi Literatur
Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses perencanaan
dan perancangan yang terdiri dari buku – buku, jurnal, koran, internet dan lainnya
yang berkaitan dengan dunia film, televisi dan animasi.
b. Survey Instasional
Data terkait dengan peraturan yang diperlukan dalam perancangan dapat
diperoleh dari instansi terkait.
B. Analisa Data
Terdapat dua cara analisa data, antara lain:
1. Analisis kualitatif
merupakan analisis terhadap data-data yang tidak dapat diukur dan dinilai
dengan angka secara langsung.
2. Analisa kuatitatif
merupakan analisis terhadap data-data yang terukur dan dinyatakan dalam
angka-angka, sehingga sifatnya sangatlah objektif dalam mengkaji suatu
permasalahan, dan data-data disajikan dalam bentuk perhitungan matematis dan
tabel.
C. Pemrograman
Pada tahapan ini akan dianalisa berbagai kegiatan dan kebutuhan ruang bagi
civitas Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar, yang juga akan
mempertimbangkan lokasi perancangan. Sehingga sintesa hasil analisa tersebut
akan menghasilkan spatial programming / program ruang yang terdiri dari 3 jenis
program ruang, antara lain sebagai berikut :
1. Program Fungsional
Program fungsional dibuat untuk dapat menentukan kebutuhan ruang
berdasarkan kegiatan civitas.
2. Program Performansi
Program performansi dibuat untuk menentukan syarat ruangan yang akan
dibuat demi pencapaian kenyamanan.
3. Program Arsitektural
Program arsitektural terbagi menjadi dua bagian, antara lain:
Page 28
Seminar TA – Akademi Perfilman, Televisi dan Animasi di Denpasar 11
a. Program ruang
Merupakan perhitungan luasan ruang berdasarkan kapasitas serta peralatan
yang dibutuhkan, dengan memperhitungkan sirkulasi sehingga didapat besaran
ruang yang diperlukan, pertimbangan sirkulasi, hubungan dan organisasi ruang
yang dirancang
b. Program Tapak
Menjelaskan lokasi dan menganalisa berbagai potensi permasalahan yang ada
di dalam tapak sehingga dapat memberi informasi dan pertimbangan di dalam
perancangan.
D. Konsep perancangan
Tahapan ini merupakan kesimpulan dan solusi dari permasalahan di tapak dan
bangunan, yang dihasilkan lewat perwujudan konsep usulan desain. Perumusan
konsep akan melalui proses alternatif pemecahan masalah dalam desain. Hasil
dari alternatif konsep yang terpilih akan ditransformasikan ke dalam bentuk
desain yang terukur.