IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY ABSTRAK PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE PLASMA PADA PEROKOK DENGAN PEMBERIAN LATIHAN BEBAN INTENSITAS RENDAH DAN SUPLEMTASI ASAM FOLAT SERTA CYANOCOBALAMIN Pendahuluan: Homocysteine saat ini dikenal sebagai suatu faktor risiko yang dapat menimbulkan aterosklerosis. Homocysteine merupakan non protein sulfhydryl amino acid yang memiliki jalur metabolisme pada jalur remetilasi dan transulfurasi biosintesis metionin. Asam folat dan cyanoconalamin sebagai kofaktor enzim pada proses metabolisme biosintesis tersebut. Latihan beban intensitas rendah serta suplementasi asam folat dan cyanocobalamin dapat digunakan untuk menurunkan kadar homocysteine plasma. Namun, keefektifan latihan beban dengan suplementasi tersebut belum pernah diperiksa. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan penurunan kadar homocysteine plasma dengan pemberian latihan beban intensitas rendah dan suplementasi asam folat serta cyanocobalamin. Metode: Metode penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium pre dan post test. Empat belas pria (n = 14) berusia 25- 30 tahun memiliki kebiasan merokok dibagi menjadi dua kelompok eksperimen, masing-masing kelompok terdiri dari tujuh orang. Kelompok pertama diberi perlakuan latihan beban intensitas rendah serta suplementasi asam folat dan cyanocobalamin (n = 7), kelompok kedua diberi perlakuan latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi (n = 7). Latihan beban dilakukan selama 45-55 menit. Hasil: Terdapat penurunan kadar homocysteine plasma pada kelompok pertama dengan pemberian latihan beban intensitas rendah dan suplementasi asam folat serta cyanocobalamin dengan nilai rerata 11,95 μmol/L menjadi 9,65 μmol/L. namun, terdapat peningkatan pada kelompok dengan pemberian latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi dengan nilai rerata 18,98 μmol/L menjadi 20,40 μmol/L. Kesimpulan: Kesimpulannya adalah terdapat penurunan setelah pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta latihan beban intensitas rendah terhadap kadar homocysteine. Namun, terjadi peningkatan setelah pemberian latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi asam folat dan cyanocobalamin terhadap kadar homocysteine dengan nilai signifikansi (p < 0,05). Kata Kunci: homocysteine, asam folat, cyanocobalamin, latihan beban
40
Embed
ABSTRAK PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE PLASMA PADA …repository.unair.ac.id/67037/1/abstrak.pdf · berdistribusi tidak normal dengan nilai signifikansi 0,000 dengan nilai normal signifikansi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
ABSTRAK
PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE PLASMA PADA PEROKOK
DENGAN PEMBERIAN LATIHAN BEBAN INTENSITAS RENDAH DAN
SUPLEMTASI ASAM FOLAT SERTA CYANOCOBALAMIN
Pendahuluan: Homocysteine saat ini dikenal sebagai suatu faktor risiko yang
dapat menimbulkan aterosklerosis. Homocysteine merupakan non protein sulfhydryl
amino acid yang memiliki jalur metabolisme pada jalur remetilasi dan
transulfurasi biosintesis metionin. Asam folat dan cyanoconalamin sebagai
kofaktor enzim pada proses metabolisme biosintesis tersebut. Latihan beban
intensitas rendah serta suplementasi asam folat dan cyanocobalamin dapat
digunakan untuk menurunkan kadar homocysteine plasma. Namun, keefektifan
latihan beban dengan suplementasi tersebut belum pernah diperiksa. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan penurunan kadar homocysteine
plasma dengan pemberian latihan beban intensitas rendah dan suplementasi asam
folat serta cyanocobalamin. Metode: Metode penelitian ini menggunakan
eksperimental laboratorium pre dan post test. Empat belas pria (n = 14) berusia 25-
30 tahun memiliki kebiasan merokok dibagi menjadi dua kelompok eksperimen,
masing-masing kelompok terdiri dari tujuh orang. Kelompok pertama diberi
perlakuan latihan beban intensitas rendah serta suplementasi asam folat dan
cyanocobalamin (n = 7), kelompok kedua diberi perlakuan latihan beban
intensitas rendah tanpa suplementasi (n = 7). Latihan beban dilakukan selama 45-55
menit. Hasil: Terdapat penurunan kadar homocysteine plasma pada kelompok
pertama dengan pemberian latihan beban intensitas rendah dan suplementasi asam
folat serta cyanocobalamin dengan nilai rerata 11,95 µmol/L menjadi 9,65 µmol/L.
namun, terdapat peningkatan pada kelompok dengan pemberian latihan beban
intensitas rendah tanpa suplementasi dengan nilai rerata 18,98 µmol/L menjadi
20,40 µmol/L. Kesimpulan: Kesimpulannya adalah terdapat penurunan setelah
pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta latihan beban
intensitas rendah terhadap kadar homocysteine. Namun, terjadi peningkatan setelah
pemberian latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi asam folat dan
cyanocobalamin terhadap kadar homocysteine dengan nilai signifikansi (p < 0,05).
Kata Kunci: homocysteine, asam folat, cyanocobalamin, latihan beban
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Tabel 5.1 Nilai rerata dan standart deviasi karakteristik
subjek penelitian
Rerata ± SD
Variabel
Kelompok 1 Kelompok 2
Usia (tahun) 26,57 ± 2,14 29,28 ± 0,48
Berat badan (kg/m²) 60,14 ± 4,94 61,71 ± 6,42
Tinggi badan (cm) 166,14 ± 2,34 167,57 ± 5,06
IMT 21,79 ± 1,77 21,94 ± 1,51
N 7 7
Keterangan : IMT (Indeks Massa Tubuh), N (jumlah subjek penelitian)
Tabel 5.1 adalah data yang menghimpun karakteristik seluruh subjek
penelitian. Pada kelompok 1 memiliki rerata usia 26,57 tahun dengan kisaran usia
antara 25-30 tahun. Sedangkan pada kelompok 2 memiliki rerata usia 29,28 tahun
dengan kisaran usia 29-30 tahun. Berat badan minimal subjek adalah 55 kg dan berat
badan maksimal adalah 71 kg dengan tinggi badan minimal adalah 158 cm dan tinggi
badan maksimal adalah 173. Nilai minimal dan maksimal berat badan serta tinggi
badan menunjukkan subjek penelitian memiliki kriteria IMT normal, pada kelompo 1
memiliki nilai IMT 21,79 kg/m² dengan kisaran angka normal 19-23 kg/m², pada
kelompok 2 memiliki angka IMT masih dalam batas normal yaitu 19-24 kg/m².
Data Variabel Penelitian
Data variabel penelitian dan uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data kadar homocysteine pre test
dan homocysteine post test berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
menggunakan Shapiro-wilk dengan kriteria jika p > 0,05 maka data berdistribusi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
normal dan sebaliknya jika nilai p < 0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak
normal.
Tabel 5.2 nilai rerata dan standar deviasi kadar homocysteine plasma pretest
dan posttest
Rerata ± SD
Variabel Kelompok 1 Kelompok 2 p
Homocysteine Pre test (µmol/L)
11,95 ± 2,67
18,98 ± 11,38
0,000
Post test (µmol/L) 9,65 ± 1,73 20,45 ± 12,47 0,000
Delta (µmol/L) -2,30 ± 1,17 1,41 ± 1,27 0,902
N 7 7
Keterangan : Pre (sebelim perlakuan), Post (setelah perlakuan), p (Uji normalitas data dengan
Shapiro-wilk, data berdistribusi normal jika p > 0,05)
Tabel 5.2 menjelaskan rerata dan hasil uji normalitas variabel homocysteine
pre test dan post test kelompok 1 dan kelompok 2 serta nilai delta homocysteine.
Hasil uji normalitas pre test dan post tes pada kelompok 1 dan kelompok 2
berdistribusi tidak normal dengan nilai signifikansi 0,000 dengan nilai normal
signifikansi p > 0,005. Oleh karena itu maka uji beda berpasangan untuk kelompok 1
dan kelompok 2 menggunakan uji non parametrik yaitu wilcoxon. Hasil uji normalitas
pada nilai delta menunjukkan nilai p > 0,05 yaitu 0,902, maka uji beda menggunakan
parametrik yaitu independent t-test.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
5.3 Analisis Perbedaan Kelompok 1 Dan Kelompok 2
5.3.1 Analisis uji t berpasangan kelompok 1 dan kelompok 2 (wilcoxon)
Analisis perbedaan rerata dilakukan dalam dua pengamatan yaitu sebelum
perlakuan dan setelah perlakuan melalui uji beda. Kelompok 1 dan kelompok 2 pada
tabel 5.2 menunjukkan nilai berdistribusi tidak normal, sehingga uji beda
menggunakan uji non parametrik yaitu wilcoxon, sedangkan nilai delta pada tabel 5.2
menunjukkan nilai yang berdistribusi normal, sehingga uji beda menggunakan uji
parametrik yaitu independen t-test. Kelompok 1 mendapatkan perlakuan yaitu
pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta latihan beban intensitas
rendah. kelompok 2 mendapatkan pemberian perlakuan latihan beban intensitas
rendah tanpa suplementasi asam folat dan cyanocobalamin. Kedua kelompok
mendapatkan perlakuan dihari yang berbeda. Hasil uji beda kelompok 1 dan 2
terdapat pada tabel 5.3 dan tabel 5.4.
Tabel 5.3 Hasil uji perbedaan non parametrik (wicoxon) pada kelompok 1
Rerata ± SD Variabel
Homocysteine
p Pre Post
Kelompok 1
µmol/L
11,95 ± 2,67 9,65 ± 1,73 0,018
Keterangan : nilai signifikan p < 0,05
Berdasarkan uji perbedaan kelompok 1 pada tabel 5.3 menunjukkan nilai p <
0,05 yaitu 0,018. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
sebelum dan setelah perlakuan suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta
latihan beban intensitas rendah terhadap penurunan kadar homocystein plasma.
Tabel 5.4 Hasil uji perbedaan non parametrik (wicoxon) kelompok 2
Rerata ± SD Variabel
Homocysteine
p Pre Post
Kelompok 2
µmol/L
18,98 ± 11,38 20,40 ± 12,53 0,028
Keterangan : nilai signifikan p < 0,05
Berdasarkan uji perbedaan kelompok 2 pada tabel 5.4 menunjukkan nilai p <
0,05 yaitu 0,028. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna
sebelum dan setelah perlakuan latihan beban intensitas rendah tanpa suplementasi.
Gambaran perubahan rerata variabel pre dan post test kelompok 1 dan kelompok 2
terdapat pada grafik 5.1.
Gambar 5.1 Gambaran perubahan rerata homocysteine pre dan post test
kelompok 1 dan kelompok 2
25 18,98
20,40
20 11,95
15 9,65
10
5
0
Kelompok 1 Kelompok 2
Pre Post
Ho
mo
cyst
ein
e
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Gambar 5.1 menunjukkan perubahan rerata homocysteine pada kelompok 1
dan kelompok 2. Kelompok 1 menunjukkan perubahan yang signifikan pada
homocysteine yaitu dari nilai signifikan 11,95 menjadi 9,65. Hal tersebut bermakna
bahwa terdapat penurunan kadar homocyateine plasma pada kelompok 1 dengan
pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta latihan beban intensitas
rendah. Kelompok 2 menunjukkan dan mengalami perubahan signifikan dari rerata
18,98 menjadi 20,40 Hal tersebut dapat disimpulakn adanya peningkatan kadar
homocysteine plasma pada kelompok 2 dengan pemberian latihan beban intensitas
rendah tanpa suplementasi.
Tabel 5.5 Hasil uji independent t-test dilihat dari delta variabel homocysteine
kelompok 1 dan kelompok 2
Rerata ± SD
Variabel Kelompok 1 Kelompok 2 p
Homocysteine
Pre dan post test -2,30 ± 1,17 1,41 ± 0,48 0,000 µmol/L
N 7 7 Keterangan : Kelompok 1 (setelah pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin
serta latihan beban intensitas rendah), kelompok 2 (setelah pemberian latihan beban intensitas
rendah tanpa suplementasi), nilai signifikan p < 0,05
Berdasarkan uji independen t-test pada tabel 5.5 didapatkan nilai p < 0,05
yaitu 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna setelah
perlakuan terhadap kelompok 1 dan kelompok 2.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
BAB 6
PEMBAHASAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah pada penelitian ini bertujuan
untuk menjelaskan serta membuktikan pemberian suplemtasi asam folat dan
cyanocobalamin serta latihan beban intensitas rendah mampu menurunkan kadar
homocysteisne plasma sebagai salah satu faktor munculnya risiko penyakit
kardiovaskular serta membandingkan apakah pemberian suplementasi dan latihan
beban intensitas rendah lebih baik dari pemberian perlakuan latihan beban intensitas
rendah tanpa suplementasi. Metode yang digunakan adalah experiment laboratories
pretest-posttest design yang menggunakan manusia sebagai subyek penelitian.
Gambaran Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini berjumlah 14 orang kemudian dibagi menjadi 2
kelompok dan setiap kelompok berjumlah 7 orang, semua subyek penelitian berjenis
kelamin laki-laki. Hasil pada tabel 5.1 diketahui bahwa rerata usia subyek pada
kelompok 1 yaitu 26,57 dengan kisaran usia antara 25-30 tahun. Pada kelompok 2
memiliki rerata usia yaitu 29,28 dengan kisaran usia 29-30 tahun. Deskripsi tersebut
menjelaskan dari seluruh kelompok memiliki usia minimal yaitu 25 tahun dan
memiliki usia maksimal 30 tahun. Usia merupakan salah satu faktor risiko tingginya
kadar homocysteine seseorang, dengan kurangnya aktivitas fisik serta kurang
tercukupinya asupan nutrisi khususnya asam folat dan cyanocobalamin maka akan
menambah risiko tingginya kadar homocysteine. Diketahui pada penelitian ini
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
kelompok 1 memiliki rerata homocysteine pre test 11,95 µmol/L dengan nilai
minimal 7,9 µmol/L dan nilai maksimal 15,3 µmol/L, jika dibandingkan dengan nilai
rerata homocysteine kelompok 2 memiliki nilai rerata pre test 18,98 µmol/L dengan
nilai minimal 10,4 µmol/L dan nilai maksimal 44,7 µmol/L, maka dapat diartikan
nilai rerata serta nilai minimal dan maksimal homocysteine pre test kelompok 2 lebih
tinggi dibanding dengan kelompok 1, rerata usia kelompok 2 lebih tinggi dibanding
kelompok 1, hasil tersebut menunjukkan bahwa bertambahnya usia seseorang akan
berpengaruh terhadap tingginya kadar homocysteine. Seseorang dengan kondisi
kekurangan nutrisi khususnya asam folat dan cyanocobalamin akan mengalami
hambatan pada proses remitilisasi yaitu pengubahan kembali homocysteine menjadi
metionin, sehingga terjadi penumpukan homocysteine yang akan memperbesar
kemungkinan memburuknya kualitas vaskular (Hannibal, 2017).
Beberapa faktor lain juga disebutkan dapat meningkatkan kadar homocysteine
yaitu kebiasaan mengkonsumsi alkohol serta rokok. Subyek penelitian ini merupakan
seseorang yang memiliki kebiasaan merokok dengan kisaran 15 batang rokok setiap
hari, kandungan zat nitrous oxide akan menurunkan kadar asam folat dalam tubuh,
sedangkan asam folat ini diperlukan sebagai kofaktor aktivitas enzim dalam proses
remethylitation yaitu pengubahan methylenetetrahydrofolat (MTHF) menjadi
tetrahydrofolat (THF) dan sebaliknya sehingga berakibat penumpukan homocysteine
yang berakibat memburuknya vaskular (Subasi, 2012; Hannibal, 2017). Beberapa
penelitian dilakukan dengan memberikan dosis asam folat 0,4-5 mg/hari mampu
menurunkan homocysteine pada perokok (Cafolla et al., 2002).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
Pengaruh Asam Folat dan Cyanocobalamin Terhadap Homocysteine
Peningkatan homocysteine sering dikaitkan dengan faktor risiko penyakit
kardiovaskular. Banyak penelitian dilakukan untuk mengetahui peningkatan kadar
homocysteine ini menunjukkan kerentanan terhadap aterosklerosis yang merupakan
langkah awal untuk penyakit jantung serta untuk menemukan cara yang lebih efisien
dan efektif serta ekonomis untuk mengurangi risiko penyakit jantung (Joubert, 2006;
Gaber, 2013). Menurunkan kadar homocysteine adalah merupakan salah satu cara
untuk mengurangi risiko penyakit jantung, peningkatan kadar homocysteine
disebabkan terganggunya proses sintesis homocysteine kembali menjadi metionin,
terganggunya proses sintesis banyak dikaitkan dengan kurangnya kofaktor enzim
pada proses sintesis tersebut, asam folat serta cyanocobalamin merupakan kofaktor
enzim dalam proses sintesis homocysteine ke metionin (Shils, 1999; Gueant, 2013;
Duplessis, 2017).
Pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin merupakan salah
satu cara untuk menurunkan kadar homocysteisne, sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh McCully (2015) dan Fratoni (2016). Penelitian tersebut menyebutkan
penurunan kadar homocysteine setelah pemberian suplementasi asam folat serta
cyanocobalamin. Sesuai dengan fungsi dari asam folat serta cyanocobalamin adalah
koofaktor enzim pada proses sintesis homocysteine menjadi metionin. Pembahasan
hasil data pada bab 5 menunjukkan adanya penurunan kadar homocysteine pada
kelompok satu dengan pemberian suplementasi asam folat dan cyanocobalamin serta
latihan beban intensitas rendah, dijelaskan pada tabel 5.3 yang menunjukkan nilai
signifikansi p < 0,05 yaitu 0,018. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TESIS PENURUNAN KADAR HOMOCYSTEINE… HS MUHAMMAD NURFATONY
perbedaan bermakna sebelum dan setelah perlakuan terhadap penurunan kadar
homocysteine.
Asam folat dan cyanocobalamin merupakan prekursor inaktif dari beberapa
koenzim yang berfungsi pada transfer unit karbon tunggal, Berbagai reaksi penting
yang menggunakan unit karbon tunggal adalah sintesis purin melalui pembentukan
asam inosinat, sintesis nukleotida pirimidin melalui metilasi asam deoksiuridilat
menjadi asam timidilat, interkonversi beberapa asam amino misalnya antara serin
dengan glisin, histidin dengan asam glutamate, homocysteine dengan metionin
memerlukan cyanocobalamin sebagai kofaktor enzim (Sulistia, 1995; Guent, 2013).
Peran asam folat dan cyanocobalamin pada proses remitilisasi pengubahan
kembali homocysteine menjadi metionin dengan menggunakan kelompok metil dari
katalis asam folat menggunakan N5-methyltetrahydrofolate (metil-THF) sebagai
donor metil dan cyanocobalamin sebagai kofaktor (Shils, 1999; Hannibal, 2017).
Metil-THF terbentuk dalam reaksi katalis oleh methyltetrahydrofolate reductase
(MTHFR), dimana 5, 10 - methyltetrahydrofolate dikurangi menjadi 5-