1 ABSTRAK PENGARUH PEMILIKAN MANAJERIAL, PEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Oleh Nama :EYES OKTARIANI NPM : 0641031039 Telp : 085279529895 Pembimbing 1 : Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt Pembimbing 2 : Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc., Akt Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemilikan manajerial, pemilikan institusional, dan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2007-2011 dengan menggunakan metode purposive judgement sampling sehingga diperoleh 20 perusahaan.metoda yang digunakan adalah metoda regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemilikan institusional dan kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, hanya variabel pemilikan manajerial yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kata kunci: PBV, MOWN, INST, DAR, Perusahaan Manufaktur
30
Embed
ABSTRAK PENGARUH PEMILIKAN MANAJERIAL, PEMILIKAN ...fe-akuntansi.unila.ac.id/download/26022013-0641031039.pdf.pdf · Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ABSTRAK
PENGARUH PEMILIKAN MANAJERIAL, PEMILIKAN
INSTITUSIONAL, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI
Oleh
Nama :EYES OKTARIANI
NPM : 0641031039
Telp : 085279529895
Pembimbing 1 : Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt
Pembimbing 2 : Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc., Akt
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemilikan manajerial,
pemilikan institusional, dan kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia untuk periode 2007-2011 dengan menggunakan metode purposive
judgement sampling sehingga diperoleh 20 perusahaan.metoda yang digunakan
adalah metoda regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemilikan institusional dan kebijakan
hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, hanya variabel pemilikan
manajerial yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci: PBV, MOWN, INST, DAR, Perusahaan Manufaktur
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisi sebagai nilai pasar karena nilai
perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum
apabila harga saham perusahaan meningkat (Hasnawati, 2005a dan 2005b) dalam
(Lihan dan Bandi, 2010). Saham merupakan salah satu surat berharga yang
diperdagangkan di bursa efek adalah suatu sertifikat tanda bukti pemilikan atas
perusahaan (Husnan, 1998) dalam (Reza, 2005). Nilai perusahaan menggunakan
tolak ukur nilai pasar suatu saham. Nilai pasar atau sering disebut kurs adalah
harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham (Christiawan dan
Tarigan, 2007). Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di
pasar saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan.
Nilai saham yang tinggi menjadi harapan para pemegang saham, sebab dengan
nilai saham yang tinggi menggambarkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang
saham. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik
kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang
sering disebut agency problem.
Pemilikan saham manajemen adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh
para manajemen (Suranta dan Midiastuty, 2003). Dengan meningkatkan
pemilikan saham oleh manajemen akan mensejajarkan kedudukan manajer
dengan pemegang saham, diharapkan manajer akan bertindak sesuai dengan
kepentingan pemegang saham sehingga manajemen akan termotivasi untuk
3
meningkatkan kinerja dan nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Adanya
pemilikan manajemen akan menimbulkan suatu pengawasan terhadap kebijakan-
kebijakan yang akan diambil oleh manajemen perusahaan.
Struktur pemilikan lain yaitu pemilikan institusional. Pemilikan institusional
adalah proporsi pemilikan saham pada akhir tahun yang dimiliki oleh lembaga,
seperti asuransi, bank atau institusi lain (Tarjo, 2008). Pemilikan institusional
memiliki arti penting dalam memonitor manajemen. Adanya pemilikan oleh
institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal.
Semakin tinggi pemilikan institusional maka akan mengurangi perilaku
opportunistis manajer yang dapat mengurangi agency cost yang diharapkan akan
meningkatkan nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006).
Keputusan untuk memilih sumber pendanaan merupakan keputusan bidang
keuangan yang penting bagi perusahaan, yang dalam hal ini satu keputusan
keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan
berdampak pada nilai perusahaan (Lihan dan Bandi, 2010). Kebijakan hutang
salah satu sumber pembiayaan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk
membiayai kebutuhan dananya ( Hermuningsih dan Wardani, 2009)
Dalam penelitian ini juga ditambahkan variabel independen lainya yaitu
pemilikan manajerial dan pemilikan institusional. Pemilikan manajerial dan
pemilikan institusional dalam penelitian ini dijadikan sebagai variabel
independen yang langsung mempengaruhi nilai perusahaan karena konflik
keagenan antara agen dan prinsipal yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat
diminimumkan dengan suatu mekanisme yaitu dengan adanya saham oleh
4
manajemen dan institusional yang diharapkan dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini berjudul
“ Pengaruh Pemilikan Manajerial, Pemilikan Institusional, dan Kebijakan
Hutang terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI.”
1.2 Permasalahan
1. Apakah pemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah pemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris
terhadap:
1. Menguji secara empiris pengaruh pemilikan manajerial terhadap nilai
perusahan
2. Menguji secara empiris pengaruh pemilikan institusional terhadap nilai
perusahaan
3. Menguji secara empiris pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan
1.3.2 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Akademisi
5
Memberikan informasi yang berkaitan dengan pemilikan manajerial,
pemilikan institusional, kebijakan hutang serta nilai perusahaan yang dapat
digunakan untuk penelitian para akademisi dibidang akuntansi di masa yang
akan datang
2. Manfaat Praktisi
Bagi perusahaan manufaktur sebagai masukan dan pertimbangan
untukmengambil keputusan pendanaan perusahaan, menberikan masukan
bagi para investor dalam pembuatan keputusan investasi.
3. Manfaat regulator
Bagi regulator terkait penelitian ini diharapkan membantu untuk
mengembangkan, mengubah, menjelaskan standar yang berlaku guna
mencapai pasar modal yang efisien dan perlunya informasi yang diungkap
dalam laporan tahunan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari
sekumpulan nilai aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang
memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan dikemudian hari. Namun
memperkirakan nilai dari konsep ini sangat sulit, karena untuk menentukannya
dibutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi variabel-variabel signifikan yang
menentukan keuntungan suatu perusahaan. Variabel itu berbeda dari satu
perusahaan ke perusahaan yang lain. Selain itu, penentuan nilai intrinsik juga
memerlukan kemampuan memprediksi arah kecenderungan yang akan terjadi di
6
kemudian hari. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik mengacu pada
perkiraan nilai riil suatu perusahaan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, banyak konsep yang dapat digunakan sebagai
ukuran nilai perusahaan. Christiawan dan Tarigan (2007) mengemukakan bahwa
konsep yang paling representatif untuk menentukan nilai suatu perusahaan adalah
konsep intrinsik. Weston & Copeland (1992) dalam (Reza, 2005) menyatakan
bahwa ukuran yang paling tepat digunakan dalam mengukur nilai perusahaan
adalah rasio penilaian (valuation). Berdasarkan alasan kemudahan data dan
penilaian yang moderat maka dalam penelitian ini menggunakan konsep nilai
pasar. Nilai pasar ini berupa market value ratio yang menunjukkan hubungan
antara harga pasar saham perusahaan dengan nilai buku perusahaan yaitu price to
book value.
Jadi nilai perusahaan dapat didefinisi dari nilai harga sahamnya, yang berarti
semakin tinggi harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi mengindikasi kemakmuran pemegang saham, yang
berarti tujuan utama perusahaan didirikan yaitu untuk memakmurkan pemilik
(pemegang saham).
2.2 Teori Agensi
Teori keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul
ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk
memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada agent tersebut (Jensen dan Meckling, 1976). Sedangkan
Hendriksen dan Michael (2000) menyatakan agen menutup kontrak untuk
7
melakukan tugas-tugas tertentu bagi prinsipal dan prinsipal menutup kontrak
untuk memberi imbalan kepada agen. Analoginya seperti antara pemilik
perusahaan dan manajemen perusahaan.
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengurangi masalah keagenan
(agency conflict) tersebut dikenal sebagai biaya keagenan yang meliputi
pengeluaran monitoring, bonding dan residual loss (Zulhawati, 2004) dalam
(Reza, 2005). Brigham dan Daves dalam Mega (2010) mendefinisi biaya
keagenan sebagai biaya yang ditanggung oleh pemegang saham untuk
mendorong manajer agar memaksimalkan harga saham jangka panjang daripada
bertindak sesuai kepentingan mereka sendiri.
Menurut Atmaja (2002) dalam Mega (2010) terdapat beberapa alternatif yang
dapat digunakan untuk mengurangi biaya keagenan, antara lain:
1. Mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham dengan
mengikutsertakan manajer untuk memiliki saham perusahaan tersebut (insider
ownership).
2. Meningkatkan dividend payout ratio
3. Meningkatkan pendanaan dari hutang
4. Meningkatkan kepemilikan institusional
2. 3 Pemilikan Manajerial
Jensen dan Meckling (1976) beragumentasi bahwa konflik keagenan terjadi
karena adanya pemisahan pemilikan dan pengelolaan. Dalam penelitian ini yang
menjadi sorotan utama adalah konflik antara pemegang saham dan pihak
manajemen. Konflik yang terjadi antara pemegang saham dan pihak manajemen
8
tersebut diatas tentu akan berbeda jika dalam struktur pemilikan saham terdapat
pemilikan manajerial.
Pemilikan manajerial adalah pemilikan saham perusahaan oleh manajer atau
dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham
(Christiawan dan Tarigan, 2007).
Pemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antara
manajer dengan pemegang saham. Pemilikan manajerial akan mensejajarkan
kepentingan manajemen dengan pemegang saham, sehingga manajer ikut
merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula
menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang
salah. Sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila seorang
manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik. Argumen tersebut
mengindikasikan mengenai pentingnya pemilikan manajerial dalam struktur
pemilikan perusahaan.
2.4 Pemilikan Insitusional
Pemilikan institusional adalah pemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh
institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan
pemilikan institusi lain (Tarjo, 2008). Pemilikan institusional memiliki arti
penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya pemilikan oleh
institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal.
Monitoring tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pemegang
saham, pengaruh pemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui
investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal. Tingkat pemilikan
9
institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar
oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku
opportunistis manajer.
Penelitian Smith (1996) dalam (Suranta dan Midiastuty, 2004) menunjukkan
bahwa aktivitas pemonitoran institusi mampu mengubah struktur pengelolaan
perusahaan dan mampu meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Hal ini
didukung oleh Cruthley et al dalam (Suranta dan Midiastuty, 2004) yang
menemukan bahwa monitoring yang dilakukan institusi mampu mensubstutisi
biaya keagenan lain sehingga biaya keagenan menurun dan nilai perusahaan
meningkat.
2.5 Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber
dari eksternal. Penentuan kebijakan hutang ini berkaitan dengan struktur modal
karena hutang merupakan salah satu komposisi dalam struktur modal. Perusahaan
dinilai berisiko apabila memiliki porsi hutang yang besar dalam struktur modal,
namun sebaliknya apabila perusahaan mengunakan hutang yang kecil atau tidak
sama sekali maka perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal
eksternal yang dapat meningkatkan operasional perusahaan (Mamduh, 2004)
dalam (Mega, 2010).
Perusahaan yang semakin banyak menggunakan hutang maka akan meningkatkan
beban bunga dan pokok pinjaman yang harus dibayar. Hal ini memperbesar
kemungkinan perusahaan menghadapi default, yaitu tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran hutang pada waktunya akibat kewajiban yang semakin
10
besar. Dari sudut pasar pemegang hutang jangka panjang, risiko hutang lebih
kecil dibanding saham biasa atau saham preferen. Meskipun begitu, hutang
dianggap memiliki keunggulan terbatas dipandang dari segi laba, dan dianggap
lemah dipandang dari segi pengendalian.
2.6 Pengembangan Hipotesis dan Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Pemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian mengenai hubungan pemilikan manajerial dengan nilai perusahaan
telah banyak dilakukan oleh peneliti. Namun para peneliti menemukan hasil yang
berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Jensen dan Meckling (1976)
menemukan bahwa semakin besar pemilikan saham oleh manajemen maka
kecenderungan manajemen untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya
berkurang, sehingga mengakibatkan kenaikan nilai perusahaan. Berbeda dengan
penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang menemukan bahwa pemilikan
manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara
penelitian Reza (2005) menemukan hubungan yang signifikan dan positif antara
pemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Oleh sebab itu, hipotesis dari
penelitian ini adalah:
H1 : Pemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
2. Pemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan
Pemilikan institusional umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor
perusahaan. Semakin besar pemilikan institusional maka semakin efisien
pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai
11
pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Reza, 2005).
Menurut Xu and Wang, et al. dan Bjuggren, et al. dalam (Tarjo, 2008), bahwa
pemilikan institusional berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan dan
kinerja perusahaan. Hal ini berarti menunjukkan bahwa pemilikan institusional
menjadi mekanisme yang handal sehingga mampu memotivasi manajer dalam
meningkatkan kinerjanya yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2 : Pemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
3 Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan
Penambahan hutang akan meningkatkan tingkat risiko atas arus pendapatan
perusahaan, yang mana pendapatan dipengaruhi faktor eksternal sedangkan
hutang menimbulkan beban tetap tanpa memperdulikan besarnya pendapatan.
Semakin besar hutang, semakin besar pula kemungkinan terjadinya perusahaan
tidak mampu membayar kewajiban tetap berupa bunga dan pokoknya.
Risiko kebangkrutan akan semakin tinggi karena bunga akan meningkat lebih
tinggi daripada penghematan pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh Sujoko dan Soebiantoro (2007) memberikan hasil
dimana kebijakan hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
H3 : Kebijakan hutang berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
laporan tahunan perusahaan periode tahun 2007-2011. Data penelitian ini
meliputi data perusahaan manufaktur go publik yang mencakup periode 2007-
2011 yang dipandang cukup mewakili kondisi-kondisi perusahaan di Indonesia.
3.2 Metoda Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
melakukan studi dokumentasi yang dilakukan dengan mengumpulkan data
sekunder dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan website
www.idx.co.id
3.3 Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI (Bursa Efek Indonesia) untuk tahun 2007-2011. Sedangkan pemilihan
sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan
tujuan mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.
Adapun kriteria sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar berturut-turut dan aktif diperdagangkan