Abstrak - ar.mian.fisip-unmul.ac.idar.mian.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads... · pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dan mengalami penurunan pada tahun 2014 sampai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
PENGARUH PENERIMAAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (PKB)
DAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR (BBN-KB)
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Lenny Darmawati1, Syahrani2, Iman Surya3
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk Mengetahui dan Menganalisis Pengaruh
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi
Kalimantan Timur Pada Periode Tahun 2005 – 2016, Untuk Mengetahui dan
Menganalisis Pengaruh Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Secara Parsial Terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Timur Pada
Periode Tahun 2005 – 2016. Penelitian ini merupakan penelitian dengan
pendekatan kuantitatif, dan diukur menurut tingkat ekplanasinya merupakan
penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif/hubungan merupakan penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Adapun hasil
penelitian ini Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB) memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Timur.
Kata Kunci : Pajak, Pendapatan Asli Daerah
Abstract
The purpose of this study was to find out and analyze the effect of motor vehicle
tax (PKB) the original regional income of East Kalimantan Province in the
period 2005 - 2016, to find out and analyze the effect of partial transfer of motor
vehicles (BBN-KB) on Regional Original Revenue of East Kalimantan Province During the Period of 2005 - 2016. This research is a quantitative approach, and
measured according to the level of expansion is associative research. Associative
/ relationship research is a research that aims to find out the relationship between
two or more variables. As for the results of this study, the Motorized Vehicle Tax
(PKB) and the Motor Vehicle Transfer Fee (BBN-KB) have a positive and
significant relationship to the East Kalimantan Province Local Revenue.
Keywords: Tax, Regional Original Revenues
Pendahuluan
Dalam melaksanakan roda otonomi daerah pentingnya peranan pengelolaan
pendapatan asli daerah dengan sebaik-baiknya dan secara tepat sasaran untuk
optimalisasi pembangunan daerah. Optimalisasi pengelolaan pendapatan asli
daerah sebesar-besarnya diharapkan mampu meningkatkan kemampuan keuangan
1 Mahasiswa Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda. 2 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda. 3 Dosen Program Magister Ilmu Administrasi Negara, Fisip – Unmul Samarinda.
eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 3, 2018: 391-402
392
daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan daerah. Pajak sebagai ujung tombak
pembangunan negara merupakan kontribusi wajib warga negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Kontribusi yang dapat diberikan terhadap PAD dalam menyelenggarakan
pembangunan daerah, daerah berhak mengenakan pungutan kepada masayarakat
yaitu dalam bentuk pajak maupun sumber daya ekonomi daerah lainnya, hal ini
seperti apa yang disebutkan Undang-undang No. 18 tahun 1997 sebagaimana
telah diubah dengan undang-undang No. 34 tahun 2000 bahwa sumber
pendapatan asli daerah terdiri dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah. Adapun
penerimaan pajak daerah dapat diperoleh dari pajak provinsi dan pajak
kabupaten/kota.
Sumber penerimaan daerah provinsi yang berasal dari pajak adalah
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Menurut undang-undang nomor 28 tahun
2009, Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah pajak yang dikenakan atas
kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor. Menurut Pasal 5 UU
Nomor 28 Tahun 2009, dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor adalah hasil
perkaliaan 2 unsur pokok, yakni nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) dan bobot
yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan atau pencemaran
lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor tersebut. Khusus untuk
kendaraan motor yang digunakaan di luar jalan umum termasuk alat-alat berat dan
alat-alat besar serta kendaraan di air, dasar pengenaan PKB adalah NJKB (nilai
jual kendaraan bermotor). Pajak kendaraan bermotor dikenakan selama 12 (dua
belas) bulan berturut-turut setiap tahunnya. Pemungutan PKB bersamaan dengan
penerbitan STNKB dan perpanjangannya wajib dilakukan setiap tahunnya.
Sebagaimana telah diuraikan bahwa pendapatan daerah dalam hal ini
pendapatan asli daerah adalah salah satu sumber dana pembiayaan pembangunan
daerah pada Kenyataannya belum cukup memberikan sumbangan bagi
pertumbuhan daerah, hal ini mengharuskan pemerintah daerah menggali dan
meningkatkan pendapatan daerah terutama sumber pendapatan asli daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah yang bersumber
dari hasil pajak daerah, hasil retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang bertujuan
untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam
pelaksanaan otonomi daerah sebagai mewujudan asas desentralisasi. (Penjelasan
UU No.33 Tahun 2004). Penerimaan PAD tersebut diatur dengan peraturan
daerah. Sumber keuangan yang berasal dari PAD dipergunakan sesuai dengan
prakarsa dan inisiatif daerah. Dengan penggalian dan peningkatan PAD
diharapkan pemerintah daerah lebih mandiri dalam membiayai kegiatan
operasional rumah tangganya sehingga bisa memperkecil ketergantungannya
dalam mendapat dana subsidi dari pemerintah pusat. Target dan Realisasi
Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor… (Lenny Darmawati)
393
Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011 s/d 2014
dapat dilihat pada table berikut : Tabel. 1
Berdasarkan data dan uraian yang sudah di paparkan diatas dengan adanya
peningkatan penggunaan kendaraan bermotor maka ini di harapkan mempunyai
dampak terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pajak
khususnya kontribusi kendaraan bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB). Kerena pada kenyataannya belum semua pemilik
kendaraan bermotor taat pajak. Permasalahan ini kemudian membuat penulis
tertarik untuk membahas mengenai Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Terhadap
Pendapat Asli Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
Kerangka Teori
Pajak Kendaraan Bermotor
Berdasarkan undang-undang nomor 28 tahun 2009 bahwa Pajak Kendaraan
Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan
eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 3, 2018: 391-402
394
bermotor. Dan Kendaraan Bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta
gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat, dan digerakkan oleh
peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk
mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan
bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang
dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara
permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air. Pertama kali jenis
pajak untuk kendaraan bermotor lahir adalah saat diadakannya Pajak Rumah
Tangga 1908. Ada empat dasar pengenaannya pajak dari Pajak Rumah Tangga,
dua diantaranya adalah mengenai jumlah dan macam sepeda motor serta jumlah
dan macam mobil.
Pajak Kendaraan Bermotor sangat besar peranannya bagi Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Hal ini sangat kentara sekali pada saat sekarang, dimana tiap
daerah di Indonesia diharapkan dapat menghimpun dana dana sendiri untuk untuk
pembiayaan daerahnya masing-masing dengan mengurangi ketergantungan dana
dari pemerintah pusat. Dapat kita lihat bersama kecenderungan yang ada pada saat
ini daerah-daerah di Indonesia mencoba untuk menganjurkan kepada penduduk di
daerahnya untuk membeli kendaraan dengan nomor polisi daerahnya masing-
masing atau membalik namakan kendaraan yang belum terdaftar di daerah tempat
tinggalnya, hal ini dimaksudkan agar pajak yang dibayar oleh pemilik kendraan
kendaraan tersebut masuk ke kas daerah yang bersangkutan dan dapat
dimanfaatkan bagi dana pembangunan di daerah yang bersangkutan. Pajak
kendaraan bermotor merupakan salah satu jenis pajak dari pajak provinsi
sebagaimana dinyatakan dalam pasal 2 ayat (1) huruf a undang-undang nomor 34
tahun 2000 tentang perubahan atas undang-undang republik Indonesia nomor 18
tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, kemudian diubah lagi
dengan undang-undang nomor 28 tahun 2009.
Pendapatan Daerah
Pembangunan Daerah merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional yang sudah tentu memerlukan dana untuk membiayai pembangunan.
Untuk mewujudkan kemandirian daerah dalam pembangunan dan mengurus
rumah tangganya sendiri, maka Pemerintah Daerah diberi kesempatan untuk
menggali sumber-sumber keuangan yang ada di daerah, untuk itu pemerintah
pusat memberikan wewenang kepada pemerintah daerah (Desentralisasi). Sejalan
dengan desentralisasi tersebut, aspek pembiayaannya juga ikut terdesentralisasi.
Implikasinya, daerah dituntut untuk dapat membiayai sendiri biaya
pembangunannya. Di Indonesia pelaksanaan desentralisasi fiskal sebagai salah
satu instrumen kebijakan pemerintah mempunyai prinsip dan tujuan antara lain:
(Mardiasmo, 2002)
1. Mengurangi kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
(vertical fiscal imbalance) dan antar daerah (horizontal fiscal imbalance);
Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor… (Lenny Darmawati)
395
2. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi
kesenjangan pelayanan publik antar daerah;
3. Meningkatkan efisiensi peningkatan sumber daya nasional;
4. Tata kelola, transparan dan akuntabel, dalam pelaksanaan kegiatan;
5. Pengalokasian transfer ke daerah yang tepat sasaran ;
6. Mendukung kesinambungan fiskal dalam kebijakan ekonomi makro.;
Sedangkan menurut Halim (2002;64), dalam bukunya Akuntansi Sektor
Publik mengatakan bahwa Pendapatan Daerah adalah Semua penerimaan daerah
dalam bentuk peningkatan aktiva atau penurunan utang dalam berbagai sumber
dalam periode tahun anggaran bersangkutan. Pendapatan daerah menurut
Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 pasal 1 poin 15 adalah
semua hak daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan. Sedangkan pendapatan daerah
menurut Permendagri No. 13 tahun 2006 pasal 23 ayat 1 adalah meliputi semua
penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas
dana, merupakan hak daerah dalam satu anggaran dan tidak perlu dibayar kembali
oleh daerah. Struktur pendapatan daerah terdiri dari: (a) pendapatan asli daerah;
(b) dana perimbangan; (c) lain-lain pendapatan yang sah.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif,
dan diukur menurut tingkat ekplanasinya merupakan penelitian asosiatif. Metode
penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan metode library
research, yaitu pengumpulan yang dilakukan dan difokuskan pada perpustakaan
yang ada di Samarinda diantaranya perpustakaan Universitas Mulawarman
Samarinda, Perpustakaan Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur. Data yang akan diperoleh disini adalah data sekunder, dan
dominan berupa literatur yang berkaitan dengan penelitian, laporan penelitian,
laporan tahun kegiatan lembaga dan instansi.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan, selama ini jumlah kendaraan di Provinsi
kalimantan Timur dengan jumlah kendaraan selama tahun 2010 s.d. 2015,
menunjukan kecenderungan meningkat, misalnya pada tahun 2010 sebanyak
1.234.482 unit kemudian pada tahun 2015 menjadi 1.389.701 unit, berdasarkan
jumlah kendaraan ini sehingga dapat ditentukan target penerimaan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB), meskipun terjadi perbedaan antara target dan realisasi, hal ini terlihat
dari realisasi Bea Balik Nama kendaraan bermotor (BBNKB) Provinsi
Kalimantan Timur pada tahun 2010 s.d. 2013 yang memperlihatkan
kecenderungan meningkat, tetapi pada tahun 2014 dan 2015, selain realisasi yang
cenderung mengalami penurunan, juga terlihat dari target yang mengalami hal
yang sama, padahal sebenarnya jumlah kendaraan cenderung meningkat. Untuk
eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 3, 2018: 391-402
396
jumlah kendaraan yang melakukan BBNKB-I sebesar 20.448 unit dan 1.029.034
untuk BBNKB-II pada tahun 2010, 147.931 unit untuk BBNKB-I dan 1.241.770
unit untuk BBNKB-II pada tahun 2015. Ini menunjukkan adanya penurunan
jumlah unit untuk BBNKB-I dan ada kenaikan untuk BBNKB-II. Selain itu
kondisi yang juga perlu diperhatikan yang dapat mempengaruhi terhadap Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) adalah perekonomian Kalimantan
Timur, yang ditunjukkan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi seperti
pada tahun 2015, mengalami pertumbuhan negatif sebesar - 0,86 persen, bahkan
situasi ini pada saat yang sama juga mengalami inflasi sebesar 4,89 persen.
Kondisi makro ekonomi seperti melambatnya pertumbuhan ekonomi dan inflasi,
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat,
selanjutnya berpengaruh terhadap potensi penjualan kendaraan bermotor, dengan
demikian dapat menyebabkan terjadinya perubahan jumlah pembelian kendaran
bermotor yang menentukan potensi penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB) termasuk potensi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB).
Tabel. 2
Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak PKB 2011-2015
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa Target dan Realisasi mengalami
kenaikan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Target dan realisasi Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan
dari selisih lebih kurang dan presentase kontribusi. Pajak kendaraan Bermotor
(PKB) mengalami peningkatan Rata-rata sebesar 6,2 persen. Perkembangan target
dan realisasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor… (Lenny Darmawati)
397
Tabel. 3
Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak BBNKB 2011-2015
Sumber : Dispenda Kaltim 2016 (diolah)
Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa Target dan Realisasi mengalami kenaikan
pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dan mengalami penurunan pada
tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 dan seterusnya. Target dan realisasi Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dalam lima tahun terakhir terus
mengalami penurunan dari selisih lebih kurang dan presentase kontribusi. BBN-
KB mengalami penurunan Rata-rata sebesar 9,25 persen. Penurunan target dan
realisasi bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) disebabkan oleh mulai
menjamurnya perusahaan-perusahaan lising yang mengganggu sistem
pembayaran pajak dan masih banyaknya wajib pajak yang belum paham terhadap
penerapan pajak progresif.
Sehingga UPTB Badan Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Timur
harus terus melakukan inovasi dalam melakukan pelayanan baik itu dalam sistem
pembayaran pajak ataupun dari sistem yang lain, dan juga dalam hal penetapan
target penerimaan pajak harus sesuai dengan teori efektivitas. Di samping itu
faktor kualitas pelayanan juga dapat menurunkan Penurunan target dan realisasi
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Untuk mengetahui lebih jaelas
berikut ini data variabel antara Pajak Kendaraan Bermotor(PKB) dan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 3, 2018: 391-402
398
Tabel. 4
Data Variable PKB, BBNKB, Dan PAD
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa persamaan regresi dari
variabel Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) diperoleh nilai
koefisien regresi keseluruhan bernilai positif, hal tersebut berarti bahwa
peningkatan dan penurunan nilai variabel pajak kendaraan bermotor dan bea balik
nama kendaraan bermotor akan berdampak terhadap peningkatan dan penurunan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Kalimantan Timur.
Adanya hubungan yang sangat kuat antara Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD) di Provinsi Kalimantan Timur. Sesuai nilai koefisien kolerasi
dan apabila dimasukkan ke dalam interval koefisien (Sugiyono, 2008: 231), yang
menyatakan bahwa nilai hubungan dengan interval 0,80 – 1,000 masuk dalam
kategori sangat kuat. Artinya, nilai koefisien regresi keseluruhan merupakan
Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor… (Lenny Darmawati)
399
faktor yang memiliki hubungan erat dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) di Provinsi Kalimantan Timur.
Adapun dari hasil analisis diperoleh nilai koefisien determinasi
menunjukkan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) diperoleh nilai
koefisien regresi keseluruhan yang diteliti secara bersama-sama memberikan
pengaruh terhadap kemiskinan sebesar sebesar 82,3 persen sedangkan sisanya
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Berdasarkan hasil uji F yaitu dengan membandingkan Fhitung dan Ftabel
dengan kriteria sebagai berikut :
H0 : β = 0 artinya bahwa pajak kendaraan bermotor dan bea balik
nama kendaraan bermotor tidak mempunyai hubungan
yang nyata terhadap pendapatan asli daerah.
Ha : β ≠ 0 artinya bahwa pajak kendaraan bermotor dan bea balik
nama kendaraan bermotor mempunyai hubungan yang
nyata terhadap pendapatan asli daerah.
Dari hasil analisis, nilai diperoleh nilai Fhitung dengan tingkat signifikan
0,05, artinya bahwa secara bersama-sama variabel Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) berpengaruh
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Kalimantan
Timur. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yang mana diduga bahwa Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) di Provinsi Kalimantan Timur terbukti kebenarannya atau
diterima. Artinya apabila Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) dilakukan secara bersama – sama maka akan
dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Kalimantan
Timur.
Secara parsial diperoleh nilai thitung masing-masing variabel belanja
langsung dan belanja tidak langsung sebagai berikut :
1. Nilai uji secara parsial menunjukkan bahwa variabel pajak kendaraan
bermotor dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menjelaskan
bahwa variabel pajak kendaraan bermotor berpengaruh signifikan terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Kalimantan Timur.
2. Nilai uji secara parsial menunjukkan bahwa variabel Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan tingkat signifikansi yang lebih besar
dari 0,05 menjelaskan bahwa variabel Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB) berpengaruh tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) di Provinsi Kalimantan Timur.
Berdasarkan penjelasan di atas bahwa dari kedua variabel yaitu Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
yang berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi
Kalimantan Timur adalah variabel pajak kendaraan bermotor (X1), hal ini
eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 3, 2018: 391-402
400
dibuktikan dengan nilai thitungpajak kendaraan bermotor (X1)lebih besar dari
variabel lainnya. Hal ini juga dibuktikan dengan uji regresi yang menunjukkan
bahwa nilai Standardized Coefficients Beta variabel pajak kendaraan bermotor
(X1) lebih besar dari pada variabel lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel pajak kendaraan bermotor (X1) memberikan pengaruh dominan terhadap
pendapatan asli daerah di Provinsi Kalimantan Timur.
Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan diduga
bahwa variabel pajak kendaraan bermotor (X1)berpengaruh dominan terhadap
pendapatan asli daerah di Provinsi Kalimantan Timur terbukti kebenaran atau
diterima.
Menurut Mahmudi (2010)“Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) pada umumnya merupakan
penyumbang PAD terbesar bagi pemerintah provinsi, terutama yang memiliki
kota besar dan padat penduduk”. Variabel Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
berpengaruh dominan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dikarenakan
pemerintah telah melakukan upaya-upaya guna meningkatkan penerimaan Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB), diantaranya beberapa pemerintah provinsi
melakukan kebijakan pemutihan biaya balik nama kendaraan bermotor dengan
harapan setelah kendaraan tersebut dibalik nama maka pemerintah provinsi
nantinya akan memperoleh pendapatan pajak kendaraan bermotor bersangkutan.
Pertimbangannya adalah keberadaan kendaraan bermotor yang berada di wilayah
provinsi tertentu namun belum dibaliknamakan, maka pada dasarnya daerah
dirugikan yaitu dari segi penurunan kualitas lingkungan karena polusi udara dan
suara bising, serta peningkatan beban jalan dan kepadatan lain lintas, sementara
itu daerah tidak mendapatkan kompensasi atas berbagai beban daerah tersebut.
Kebijakan lain yang juga dapat ditempuh pemerintah provinsi untuk
meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) adalah dengan
menetapkan tarif pajak yang lebih tinggi untuk kendaraan mewah, kendaraan
dengan diameter silinder mesin lebih besar, kendaraan dengan bobot lebih berat,
dan kendaraan yang tahun pembuatannya lebih baru. Perbaikan pelayanan
administrasi juga penting dilakukan, misalnya dengan komputerisasi sistem
administrasi pajak, sistem pelayanan terpadu, penyederhanaan prosedur
pembayaran, dan menciptakan lingkungan kantor tempat pembayaran pajak yang
nyaman bagi wajib pajak.
Meskipun Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sangat potensial bagi daerah,
tetapi pemerintah daerah harus juga melakukan upaya pengendalian yang
memadai. Sebab tingginya pertumbuhan populasi kendaraan bermotor di suatu
daerah dapat berpotensi menimbulkan masalah kemacetan, polusi, dan
meningkatkan angka kecelakaan. Pemerintah daerah perlu membuat kebijakan
untuk membatasi kendaraan bermotor yang berusia tua, sebab kendaraan jenis ini
merugikan daerah dari dua sisi yaitu emisi buang kendaraan yang lebih tinggi
sehingga merusak lingkungan sementara pajak yang dikenakan untuk kendaraan
tua semakin rendah. Akibatnya, pemerintah harus menanggung biaya sosial dan
Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor… (Lenny Darmawati)
401
biaya lingkungan yang lebih tinggi. Kerjasama pemerintah daerah dengan pihak
kepolisian juga perlu dioptimalkan misalnya melalui operasi lalu lintas untuk
meminimalisir jumlah tunggakan pajak.
Kesimpulan
Tingkat koefisien korelasi kedua variabel bebas menunjukkan bahwa secara
keseluruhan memiliki hubungan yang kuat sebesar 0,907 atau 90,7% terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Timur. Sedangkan Korelasi
Determinasi atau R square (R2) sebesar 0,823 yang menunjukkan bahwa variabel-
variabel independen yang digunakan dapat menjelaskan model sebesar 82.3%
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Timur sedangkan
sisanya adalah dari faktor yang belum diketahui. Dengan kata lain bahwa Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-
KB) memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Timur.
Variabel Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB) secara bersama-sama berpengaruh nyata
terhadap Pendapatan Asli daerah (PAD) Provinsi Kalimantan Timur dengan hasil
uji F pada signifikansi sebesar 0,05. Dengan kata lain bahwa Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Provinsi Kalimantan Timur.
Pengaruh parsial dari uji t masing-masing variabel Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dengan
nilai signifikansinya secara berturut-turut sebesar 0.025 dan 0.269. Sedangkan
Pajak Kendaraan Bermotor menunjukkan pengaruh yang signifikan. bersama-
sama berpengaruh nyata. Dengan kata lain bahwa Pajak Kendaraan Bermotor
(PKB) memiliki pengaruh yang cukup besar daripada Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi
Kalimantan Timur.
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka beberapa saran terkait dengan
Pengaruh Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBN-KB) Terhadap Pendapat Asli Daerah Provinsi
Kalimantan Timur Pada Periode Tahun 2005 - 2016 sebagai berikut :
1. Mengingat Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB) merupakan sumber pendapatan daerah yang sangat
penting dalam unsur PAD, oleh sebab itu penarikan dan pengelolaan pajak
harus dikelola secara efektif serta pemerintah menindak jika terjadi
penyelewangan terhadap aturan yang sudah ditetapkan atau disepakati dengan
memberikan sanksi-sanksi tegas terhadap pelaku penyelewangan tersebut.
eJournal Administrative Reform, Volume 6, Nomor 3, 2018: 391-402
402
2. Mengingat Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) sangat dominan mempengaruhi
Pendapatan Asli Daerah (PAD), hal ini harus menjadi pertimbangan
pemerintah untuk meningkatkan peran sertanya dengan menyiapkan sarana
dan prasarana dalam hal system pembayaran pajak. Sehingga para wajib pajak
dengan mudah melakukan kewajibannya.
3. Pertimbangan bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel
penelitian yang terkait dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi
Kalimantan Timur yang lebih mendalam dengan data dan metode yang lebih
lengkap yang nantinya akan melengkapi hasil penelitian yang telah ada dan
hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan berbagai pihak yang
berkaitan dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah.