1 ABSTRAK Zico Anaz Bosch. 21205380 “Analisis Penilaian Perusahaan terhadap Penerapan Manajemen Pajak dan pengaruhnya pada Laporan Keuangan PT Barito Buana Pusaka ”. Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2008 Kata Kunci : Laporan laba – rugi, Undang – Undang perpajakan, Manajemen Pajak, tax planning ( xi + 74 + Lampiran ) Sistem Self Assesment yang berlaku di Indonesia dapat menjadi pemicu terhadap perlakuan perusahaan dalam menerapkan perencanaan pajak. Penilitian ini akan coba membahas penerapan perencanaan pajak yang diterapkan oleh perusahaan. Perencanaan pajak adalah bagian dari manajemen pajak. Tujan dari manajemen pajak dibagi dua ; yaitu menerapkan peraturan pajak secara benar dan usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya. Manajemen pajak yang dilaksanakan dengan baik melalui fungsi manajemen pajak yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Fungsi perencanaan pajak (tax planning) sendiri merupakan kunci penting dalam merencanakan strategi efisiensi biaya pada aspek pajak Ada dua perlakuan yang dapat digunakan oleh persahaan. Yang pertama, perusahaan dapat memasukkan biaya yang sekiranya dapat dimasukkan dalam laporan laba – rugi pada periode yang bersangkutan dan juga menghilangkan pos pendapatan yang sekiranya dapat dihilangkan pada laporan laba – rugi periode yang bersangkutan. Yang kedua, perusahaan dapat memanfaatkan peraturan perpajakan yang ada sedemikian rupa sehingga biaya yang seharusnya tidak diperbolehkan mengurangi penghasilan (koreksi fiskal positif) dapat menjadi biaya fiskal, atau menjadi biaya yang dapat mengurangi penghasilan dalam laporan laba – rugi tersebut (tidak dikoreksi fiskal positif). Perlakuan tersebut dapat membuat jumlah laba yang dilaporkan menjadi lebih kecil dan berimbas pada turunnya jumlah beban pajak yang dibayarkan. Daftar Pustaka (1993 – 2007)
27
Embed
ABSTRAK - publication.gunadarma.ac.idpublication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3435/1/Jurnal_1.pdf · 1 ABSTRAK Zico Anaz Bosch. 21205380 “Analisis Penilaian Perusahaan terhadap
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ABSTRAK
Zico Anaz Bosch. 21205380“Analisis Penilaian Perusahaan terhadap Penerapan Manajemen Pajak danpengaruhnya pada Laporan Keuangan PT Barito Buana Pusaka ”.
Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2008Kata Kunci : Laporan laba – rugi, Undang – Undang perpajakan, Manajemen Pajak,
tax planning
( xi + 74 + Lampiran )
Sistem Self Assesment yang berlaku di Indonesia dapat menjadi pemicuterhadap perlakuan perusahaan dalam menerapkan perencanaan pajak. Penilitian iniakan coba membahas penerapan perencanaan pajak yang diterapkan oleh perusahaan.Perencanaan pajak adalah bagian dari manajemen pajak. Tujan dari manajemen pajakdibagi dua ; yaitu menerapkan peraturan pajak secara benar dan usaha efisiensi untukmencapai laba dan likuiditas yang seharusnya. Manajemen pajak yang dilaksanakandengan baik melalui fungsi manajemen pajak yang terdiri dari perencanaan,pelaksanaan, dan pengendalian. Fungsi perencanaan pajak (tax planning) sendirimerupakan kunci penting dalam merencanakan strategi efisiensi biaya pada aspekpajak
Ada dua perlakuan yang dapat digunakan oleh persahaan. Yang pertama,perusahaan dapat memasukkan biaya yang sekiranya dapat dimasukkan dalamlaporan laba – rugi pada periode yang bersangkutan dan juga menghilangkan pospendapatan yang sekiranya dapat dihilangkan pada laporan laba – rugi periode yangbersangkutan. Yang kedua, perusahaan dapat memanfaatkan peraturan perpajakanyang ada sedemikian rupa sehingga biaya yang seharusnya tidak diperbolehkanmengurangi penghasilan (koreksi fiskal positif) dapat menjadi biaya fiskal, ataumenjadi biaya yang dapat mengurangi penghasilan dalam laporan laba – rugi tersebut(tidak dikoreksi fiskal positif). Perlakuan tersebut dapat membuat jumlah laba yangdilaporkan menjadi lebih kecil dan berimbas pada turunnya jumlah beban pajak yangdibayarkan.
Daftar Pustaka (1993 – 2007)
2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Penulis ingin mengangkat permasalahan pembayaran pajak ini dengan judul
“Analisis Penilaian Perusahaan Terhadap Penerapan Manajemen Pajak dan
pengaruhnya pada Laporan Keuangan PT Barito Buana Pusaka ”. Alasan
penulis mengambil judul ini adalah sistem self assesment yang memberikan
kepercayaan kepada wajib pajak dan juga perusahaan sebagai pembayar pajak untuk
menghitung sendiri, membayar serta melaporkan pelaksanaan semua kewajiban
perpajakan. Hal ini menimbulkan celah bagi wajib pajak untuk dapat menekan jumlah
pajak yang harus dibayarkan tanpa melanggar ketentuan undang – undang yang
berlaku. Kondisi seperti ini yang membuat manajemen pajak sebagai strategi untuk
mengefisiensikan jumlah pajak menjadi hal yang penting untuk diterapkan oleh wajib
pajak.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perlakuan perusahaan dalam menerapkan manajemen pajak
terhadap laporan laba – rugi.
2. Bagaimana pengaruh laporan laba – rugi sesudah perusahaan menerapkan
manajemen pajak.
3. Bagaimana pertimbangan perusahaan dalam memutuskan menerapkan manajemen pajak terhadap laporan laba – rugi.
I.3 Batasan Masalah
Penulis membatasi penelitian ini agar dapat memberikan pemahaman sesuaidengan yang diharapkan, antara lain sebagai berikut:
1. Pembahasan dalam penelitian ini difokuskan kepada fungsi perencanaan pajak
atau Tax Planning terhadap pajak terutang badan (PPh badan) yang
merupakan salah satu dari empat fungsi Manajemen Pajak.
2. Data yang penulis gunakan adalah Laporan laba – rugi perusahaan yang
bergerak di bidang jasa security periode 2005 – 2006
3
3. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pos pendapatan dan biaya
sebagai dasar perhitungan laba operasi dalam laporan laba – rugi yang
bersangkutan yang digunakan untuk menerapkan perencanaan pajak
4. Penelitian ini dibatasi sampai kepada permasalahan ada atau tidaknya
pengaruh penerapan manajemen pajak terhadap laporan laba – rugi sebelum
maupun sesudah penerapan manajemen pajak.
5. Penulis memakai data laporan laba – rugi karena laporan laba – rugi
menggambarkan laba operasi perusahaan secara spesifik karena di dalam
laporan tersebut terdapat pos – pos yang yang menjadi dasar perhitungan laba
operasi perusahaan, seperti pos pendapatan dan biaya. laporan laba – rugi juga
menyajikan perhitungan laba operasi perusahaan. Sedangkan Neraca hanya
menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tanpa
menjelaskan perhitungan laba operasi secara secara spesifik. Selain itu dalam
Neraca terdapat pos atau akun yang tidak menjadi dasar perhitungan laba
operasi perusahaan, contohnya Kas.
I.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana perlakuan perusahaan dalam menerapkan
manajemen pajak terhadap laporan laba – rugi.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh laporan laba – rugi sesudah
perusahaan menerapkan manajemen pajak.
3. Untuk mengetahui bagaimana pertimbangan perusahaan dalam memutuskan menerapkan manajemen pajak terhadaplaporan laba – rugi.
I.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat
berguna untuk :
1. Bagi Penulis
Penulis dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari ke dalam dunia usaha yang
riil, yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan manajemen pajak terhadap
laporan laba – rugi yang berfungsi untuk mengefisiensikan beban pajak terutang
perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
4
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan kebijakan yang dapat ditempuh oleh
perusahaan untuk tetap menerapkan perencanaan pajak atau tax planning yang
merupakan bagian dari manajemen pajak terhadap laporan keuangan.
3. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi bagi pembaca tentang tax
planning dan kegunaannya bagi perusahaan yang menerapkannya serta pengaruh
penerapan tax planning tehadap jumlah beban pajak terutang badan.
I.6 Kerangka Pemikiran
Perencanaan pajak sendiri sesungguhnya merupakan tindakan penstrukturan
yang terkait dengan konsekuensi potensi pajaknya, yang mayoritas ditekankan pada
pengendalian setiap transaksi yang melekat dengan konsekuensi pajaknya. Tujuannya
adalah bagaimana pengendalian tersebut dapat mengefisiensikan jumlah pajak yang
akan dibayarkan, melalui apa yang disebut dengan penghindaran pajak/tax avoidance
(Moch. Zain, 1997)
Hal senada dikemukakan oleh Suandy (2001,7), bahwa pada umumnya
penekanan perencanaan pajak adalah untuk menimumkan kewajiban pajak,
diupayakan beban pajak yang timbul akibat aktivitas perusahaan dapat ditekan
sedemikian rupa dengan tetap berpijak pada legalitas tata cara perpajakan itu sendiri.
Hal tersebut mungkin untuk dilaksanakan karena dalam ketentuan Pasal 4 UU No. 6
tahun 1983 yang telah diubah dengan UU No. 9 tahun 1994 dan kemudian
diperbaharui dengan UU No. 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, disebutkan bahwa :
Ayat 1
Wajib pajak mengisi dan menyampaikan surat pemberitahuan dengan benar,lengkap, dan menandatanganinya.
Ayat 2
Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan pajak penghasilan oleh wajib pajakyang wajib menyelenggarakan pembukuan harus dilengkapi dengan laporankeuangan berupa Neraca dan pemberitahuan laba – rugi serta keteranganlainnya yang diperlukan.
5
Implikasi dari ketentuan di atas adalah adanya sistem self assesment dimana
perusahaan mendapat beban yang berat tapi sekaligus diberi keleluasaan untuk
menyelenggarakan manajemen pajak secara akurat dan bertanggung jawab. Pada self
assesment ini perusahaan harus melaporkan semua informasi yang relevan dalam
surat pemberitahuannya, menghitung dasar pengenaan pajaknya, menghitung jumlah
pajak yang terutang atau mengangsur jumlah pajak yang terutang.
Sanggahan akan terjadi sejak saat wajib pajak mengisi surat pemberitahuan
dan menyampaikan, dan ketentuannya tidak dapat dihindarkan apabila wajib pajak
diminta untuk menjelaskan atau mempertahankan berbagai hal yang terdapat dalam
surat pemberitahuannya. Karenanya agar suatu rencana pajak yang baik dapat
dilaksanakan, maka harus didukung oleh keteraturan dalam pembukuan perusahaan,
karena ketidakserasian antara biaya yang dilaporkan dengan pengeluaran yang telah
dilakukan atau dokumen dasar akan mempersulit perusahaan, baik dalam usahanya
untuk menimalkan beban pajak maupun kemungkinan dikenakan sanksi pajak dari
pihak fiskus apabila perusahaan diperiksa.
Sesuai dengan kerangka pemikiran dan tujuan penelitian yang dikemukakan di
atas, penulis merumuskan hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
“Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengaruh sebelum dan sesudah
penerapan manajemen pajak terhadap beban pajak terutang wajib pajak badan
PT Barito Buana Pusaka ”.
6
BAB II
Telaah Pustaka
2.1 Manajemen Pajak.
Manajemen pajak adalah suatu usaha yang menyeluruh yang dilakukan oleh
manajer perpajakan dalam suatu perusahaan atau organisasi agar hal yang
berhubungan dengan perpajakan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat
dikelola dengan baik, efisien, ekonomis, sehingga dapat memberikan kontribusi yang
maksimum bagi perusahaan.
Penjelasan atas pengertian di atas adalah sebagai berikut:
1. Usaha yang menyeluruh adalah dengan cara mengelola semua fungsi
manajemen pajak yang ada.
2. Manajer perpajakan berfungsi sebagai pengelola fungsi dalam manajemen
pajak sebagai pihak yang paling paham tentang UU perpajakan di Negara
yang bersangkutan.
3. Bila dalam pembayaran pajak yang terutang semakin efisien, maka
penghasilan kena pajak atatu PPh badan yang harus dibayarkan juga akan
menjadi lebih efisien.
4. Kontribusi maksimum adalah suatu kondisi dimana pembayaran pajak yang
dilakukan perusahaan dapat berjalan semaksimum mungkin namun
penghasilan perusahaan juga maksimum.
2.2 Fungsi dalam Manajemen Pajak
Dalam manajemen pajak terdapat empat fungsi manajemen, antara lain
adalah:
1. Tax Planning
Tax Planning adalah suatu usaha yang mencakup perencanaan perpajakan
agar jumlah pajak yang dibayar oleh perusahaan adalah jumlah yang paling efisien.
7
2. Tax Administration Compliance (Actuating)
Tax Administration Compliance adalah suatu fungsi yang mencakup usaha
untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan cara menghitung pajak secara
benar, membayar pajak tepat waktu dan melaporkannya secara tepat waktu
pula.
3. Tax Audit (Controlling)
Tax Audit adalah strategi untuk menangani pemeriksaan pajak, menanggapi
hasil pemeriksaan pajak maupun strategi dalam mengajukan surat keberatan
dan surat banding.
4. Koordinasi Antar Bagian (Organizing)
Fungsi Organizing adalah fungsi yang berkaitan dengan perpajakan, seperti
mengkomunikasikan ketentuan dan prosedur perpajakan kepada pihak atau
bagian lain dalam perusahaan seperti penjualan yang berhubungan dengan
PPN serta pelatihan bagi staf yang berkaitan dengan masalah perpajakan.
2.3 Tax Planning
Tujuan dari tax planning adalah mencari berbagai kemungkinan yang dapat
ditempuh oleh perusahaan agar dalam konteks peraturan perpajakan yang berlaku,
perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah yang kecil. Dalam perencanaan
pajak dikenal tiga istilah, yaitu:
1. Tax Avoidance; adalah upaya untuk mencapai efisiensi pajak dengan cara
yang tidak melanggar perpajakan yang berlaku. Terdapat tiga cara dalam
tax avoidance, yaitu:
a. Memanfaatkan celah yang terdapat pada ketentuan pajak yang berlaku
(UU Pajak, dll). Contoh; pada saat perubahan UU PPh soal
penyusutan, dengan pembelian asset perusahaan pada akhir tahun,
maka dengan penyusutan yang tinggi akan berakibat pajak yang
dibayarkan menjadi lebih rendah.
8
b. Memilih alternatif dalam ketentuan pajak yang berlaku. Contoh;
Pemilihan metode dalam penyusutan asset perusahaan.
c. Dengan memanfaatkan fasilitas yang ditawarkan oleh perpajakn yang
diatur dalam ketentuan yang berlaku. Contoh; fasilitas yang ditawarkan
pemerintah dengan ketentuan pajak PPN. Contoh; fasilitas pajak
terutang tidak dipungut, dibebaskan, dan ditangguhkan.
2. Tax Evasion; adalah upaya untuk mencapai efisiensi pajak dengan cara
melanggar ketentuan pajak yang berlaku.Perlakuan kedua ini bersifat
illegal karena melanggar hukum dan perusahaan yng bersangkutan dapat
menerima tindak pidana.
3. Tax Saving; Adalah suatu upaya untuk mencapai efisiensi pajak dengan
cara menghindari diri dari perbuatan yang dapat menimbulkan kewajiban
untuk membayar pajak.
Seperti yang telah dikemukakan di atas, Perencanaan pajak adalah langkah
awal dalam manajemen pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian
terhadap peraturan perpajakan, dengn maksud dapat diseleksi tindakan penghematan
pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya perencanaan pajak (tax planning) adalah
unuk meminimumkan kewajiban pajak. Telah disebutkan pula bahwa pada
perencanaan pajak terdapat beberapa istilah seperti penyelundupan pajak (tax
evasion) dan penghindaran pajak (tax avoidance), yang diperbolehkan dan tidak
melanggar ketentuan perpajakan adalah tax avoidance, karena merupakan cara yang
memanfaatkan celah di dalam peraturan perpajakan, namun tidak melanggar
peraturan tersebut. Dengan demikian tax avoidance masih tetap berada dalam bingkai
aturan perpajakan, namun berlawanan dengan jiwa dari undang – undang itu sendiri.
Setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam suatu perencanaan
pajak (Suandy, 2003:10).
a. Tidak melanggar ketentuan perpajakan, bila suatu perencanaan
pajak (tax planning) ingin dipaksakan dengan melanggar ketentuan
perpajakan, buat wajib pajak merupakan resiko ( tax Risk) yang
sangat berbahaya dan mengancam keberhasilan perencanaan pajak
(tax planning) tersebut.
9
b. Secara bisnis masuk akal, karena perencanaan pajak (tax planning)
itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan
menyeluruh (global strategy) perusahaan baik jangka panjang
maupun jangka pendek, maka perencanaan pajak yang tidak masuk
akal akan memperlemah perencanaan itu sendiri.
c. Bukti pendukungnya memadai, misalnya dukungan perjanjian
(agreement), faktur (invoice), dan juga perlakuan akuntansinya
(accounting treatment).
Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
a. Memahami ketentuan peraturan perpajakan.
Dengan mempelajari peraturan perpajakan seperti undang – undang,
keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktorat
Jendral Pajak, dam Surat Edaran Dirjen Pajak kita dapat mengetahui
peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menghemat beban pajak.
b. Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat.
Pembukuan merupakan sarana yang sangat penting dalam penyajian
informasi keuangan perusahaan yang disajikan dalam bentuk laporan
keuangan dan menjadi data dalam menghitung besarnya jumlah pajak
yang terutang.
2.4 Perilaku yang Menimbulkan Tindakan Pidana
Perilaku seperti ini dalam manajemen pajak disebut tax evasion atatu
penggelapan pajak. Perilaku ini dapat dikategorikan sebagai tindak pidana karena
cara yang dilakukan meliputi hal seperti pengelembungan dana, pembuatan faktur
fiktif, penggelapan faktur pajak atau tidak melaporkan transaksi, dan lainnya. Sanksi
dari tindakan pidana tersebut telah diatur dalam UU Pajak No. 28 tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan serta Implikasinya terhadap WP Badan.
Beberapa sanksi tersebut antara lain;
10
1. Pasal 39 Ayat 1
(1) Setiap orang yang dengan sengaja;
d. Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau tidak melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
e. Menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
f. Tidak menyampaikan surat pemberitahuan;
g. Menyampaikan surat pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya
tidak benar atau tidak lengkap;
h. Menolak untuk dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 29;
i. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang
palsu atau dipalsukan seolah benar, atau tidak menggambarkan
keadaan yang sebenarnya;
j. Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia,
tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau
dokumen lain;
k. Tidak menyimpan buku, catatan atau dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil
pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau
diselenggarakan secara program aplikasi on – line di Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat 11; atau
l. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut.
Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan
paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling
banyak 4 (empat) kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah analisis penilaian
perusahaan terhadap penerapan manajemen pajak dan pengaruhnya pada laporan
keuangan PT Barito Buana Pusaka. Adapun fokus pada penelitian ini adalah
perencanaan pajak atau Tax Planning, yang merupakan langkah awal dari empat
unsur Manajemen Pajak. Penulis memilih laporan keuangan sebagai objek penelitian
mengingat pentingnya laporan keuangan terhadap penerapan perencanaan pajak yang
dilakukan oleh suatu badan atau perusahaan.
Berkaitan dengan penerapan perencanaan pajak, terdapat pos penghasilan
maupun biaya yang dapat dikelola dan dipergunakan dalam perencanaan pajak, antara
lain :
1. Security Service (pendapatan atas jasa pengamanan). Pos ini adalah
penghasilan utama perusahaan mengingat perusahaan yang bersangkutan
beroperasi di bidang penyediaan jasa keamanan kepada perusahaan industri
atau manufaktur.
2. Biaya Gaji. Biaya gaji yang dimanfaatkan adalah biaya gaji secara umum
yang sudah dapat dimasukkan ke dalam laporan keuangan perusahaan.
3. Biaya Komisi. Biaya komisi ini adalah biaya yang tebentuk atas persetujuan
perusahaan dengan karyawannya. Misalnya biaya komisi yang dikeluarkan
perusahaan kepada tim pemenangan tender pekerjaan yang dibentuk secara
internal oleh perusahaan.
4. Pra Operational Expenses (biaya pra operasional). Pos ini adalah biaya yang
dikeluarkan perusahaan dan telah direalisasi sebelum pengerjaan suatu proyek
tender
12
3.2 Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan studi kasus, yaitu suatu penelitian ilmiah yang membahas dan
menganalisis masalah yang ada dalam penelitian ini yakni masalah yang berhubungan
dengan perencanaan pajak dan pajak terhutang badan.
3.2.1 Operasionalisasi Variabel
Sesuai dengan judul yang dipilih, yaitu “Analisis Penilaian Perusahaan
terhadap Penerapan Manajemen Pajak dan Pengaruhnya pada Laporan
Keuangan”, maka dapat diidentifikasi dua variabel penelitian, yaitu sebagai berikut :
1 Variabel X1 adalah sebelum penerapan manajemen pajak.
2 Variabel X2 adalah sesudah penerapan manajemen pajak.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Utama Indikator Skala
Independen (X1)
Sebelum penerapan
manajemen pajak
Laba perusahaan Rasio
Independen (X2)
Setelah penerapan
manajemen pajak
Laba perusahaan Rasio
3.2.2 Jenis dan Sumber Data
3.2.2.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang dikumpulkan atau diperoleh dari bahan yang tersedia di
buku, majalah, jurnal, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, skema, dan gambar. Data
kualitatif ini adalah jenis data sekunder, yaitu data yang telah mengalami
13
proses pengolahan, atau merupakan data yang telah lebih dulu diolah oleh
sumbernya.
2. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka. Data ini menunjukkan nilai
terhadap suatu besaran ataupun variabel yang mewakilinya. Sifat data ini
adalah data runtut waktu yaitu data yang merupakan hasil pengamatan dalam
suatu periode tertentu.
3.2.2.2 Sumber Data
Penulisan skripsi ini mengambil dari data laporan keuangan perusahaan PT
Barito Buana Pusaka yang berdomisili di Jakarta. Laporan keuangan yang diambil
adalah laporan keuangan tahunan pada periode Januari – Desember 2005. Laporan
keuangan ini menyajikan hasil dari beberapa pengerjaan proyek tender selama 1
tahun.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
1 Penelitian lapangan (field research)
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dari perusahaan yang diteliti
untuk kemudian dipelajari, diolah dan dianalisis.
2 Penelitian kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan adalah dengan cara mengumpulkan bahan dari
berbagai sumber dan mempelajari literatur yang berhubungan dengan topik
pembahasan untuk memperoleh dasar teoritis.
3.2.4 Alat Analisis Penghematan PPh
Adapun untuk melakukan perhitungan analisis penghematan PPh, penulis
menggunakan rumus sebagai berkut :
T = P0 + P1 x 100 %
P0
Dimana : T = Besarnya persentase kenaikan (penurunan) manajemen pajak.
P0 = Besarnya pajak sebelum manajemen pajak.
P1 = Besarnya pajak sesudah manajemen pajak
14
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Laporan Laba – Rugi Fiskal Sesudah Penerapan Tax Planning
Laporan laba/rugi PT Barito Buana Puasaka. merupakan jenis laporan
keuangan perusahaan yang digunakan penulis sebagai data untuk menganalisa
perlakuan terhadap laporan keuangan tersebut untuk menekan nilai pajak, kemudian
melakukan perhitungan pajak terutang. Laporan laba – rugi yang penulis gunakan
adalah laporan laba – rugi yang telah dilakukan rekonsiliasi fiskal, artinya laporan
laba – rugi tersebut sudah mengalami perubahan dari laporan laba – rugi komersial,
dengan tahun periode 2005 dan 2006. Laporan laba/rugi fiskal sebelum dan
penerapan perencanaan pajak yang dimaksud adalah seperti yang termuat pada
halaman berikutnya. Penulis terlebih dahulu menampilkan laporan laba – rugi fiskal
Tahun 2005 sebelum dan sesudah penerapan perencanaan pajak, setelah itu penulis
menampilkan laporan laba – rugi fiskal Tahun 2006 sebelum dan sesudah penerapan
perencanaan pajak. Besarnya perubahan yang terjadi antara laporan laba – rugi fiskal
baik sebelum maupun sesudah penerapan tax planning terhadap laba perusahaan yang
dilaporkan akan ditampilkan dalam bentuk persentase. Adapun laporan laba – rugi
fiskal yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Laporan laba – rugi fiskal periode Januari – Desember 2005