Universitas Kristen Maranatha iv ABSTRAK Semakin banyaknya bengkel di Kota Bandung menyebabkan terjadinya persaingan ketat, dimana masing-masing bengkel berlomba menawarkan harga yang menarik dan pelayanan yang memuaskan. Fasilitas fisik, lingkungan fisik dan tata letak yang baik dapat menunjang kenyamanan konsumen maupun mekanik pada saat melakukan aktifitasnya. Fasilitas fisik di bengkel “X” merupakan salah satu sarana untuk menunjang kenyamanan pekerja bengkel dan konsumen selama melakukan aktifitasnya. Fasilitas di ruang bengkel harus dirancang dengan baik sehingga dapat memberikan kenyamanan dan aman saat digunakan. Dari penelitian pendahuluan diketahui adanya fasilitas fisik dan lingkungan fisik yang belum memberikan kenyamanan kepada pekerja seperti rak onderdil dan kursi tunggu yang belum dapat digunakan secara baik dan nyaman, kebisingan yang melebihi ambang batas, temperatur yang panas serta kurangnya fasilitas pendukung seperti alur motor. Untuk memperoleh fasilitas fisik yang aman dan nyaman saat digunakan, maka dalam perancangannya harus memperhatikan segi ergonomi. Adapun fasilitas fisik yang diamati adalah kursi tunggu, etalase, meja kerja, rak onderdil dan kursi kerja, dimana fasilitas-fasilitas fisik tersebut diukur dimensinya. Lingkungan fisik yang diamati adalah warna, pencahayaan, kebisingan, temperatur dan kelembaban. Pengolahan data dilakukan dengan membandingkan data dimensi fasilitas fisik dengan data anthropometri yang diambil dari buku Ergonomi (Konsep Dasar dan Aplikasinya) karangan Eko Nurmianto. Selanjutnya dilakukan analisis pada fasilitas fisik dan lingkungan fisik. Hasil analisis menunjukkan bahwa masih terdapatnya masalah pada fasilitas fisik di ruang bengkel yaitu masih kurang ergonomisnya rak onderdil dan bangku tunggu. Bengkel tidak mempunyai alur motor yang tetap. Temperatur dan kebisingan di bengkel ”X” sudah melebihi batas kenyamanan pekerja bengkel. Tata letak bengkel saat ini sudah baik. Perancangan fasilitas yang dilakukan adalah perancangan rak onderdil yang digunakan untuk menyimpan suku cadang dengan ukuran yang sesuai dengan data anthropometri dan data acuan barang, rak onderdil yang lebih efisien dan ergonomis, kursi yang memiliki tinggi sandaran punggung, dan perancangan alur motor yang ukurannya sesuai dengan data acuan motor. Pemilihan fasilitas fisik hasil rancangan menggunakan metode concept scoring. Berdasarkan metode tersebut terpilih rak onderdil alternatif 3, kursi tunggu alternatif 3 dan alur motor alternatif 3. Selain itu dilakukan perbaikan warna pada tembok bengkel agar dapat memberikan kesan nyaman bagi mekanik dan konsumen. Hasil perancangan sarana fasilitas fisik selanjutnya akan diatur tata letaknya dalam ruang bengkel. Penambahan fasilitas pendukung kipas angin dan kabel gantung kompresor diletakkan di bagian atas alur motor. Penambahan fasilitas fisik alur motor diletakkan di bagian depan bengkel sehingga motor masuk secara teratur dan mekanik dapat bekerja dengan nyaman.
12
Embed
ABSTRAK - repository.maranatha.edu · 6.5 Spesifikasi Harga Bahan Rak Onderdil Alternatif 2 6 – 9 6.6 Kelebihan dan Kekurangan Rak Hasil Perancangan 6 – 9 6.7 Spesifikasi Rak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Universitas Kristen Maranathaiv
ABSTRAK
Semakin banyaknya bengkel di Kota Bandung menyebabkan terjadinya
persaingan ketat, dimana masing-masing bengkel berlomba menawarkan harga
yang menarik dan pelayanan yang memuaskan. Fasilitas fisik, lingkungan fisik
dan tata letak yang baik dapat menunjang kenyamanan konsumen maupun
mekanik pada saat melakukan aktifitasnya. Fasilitas fisik di bengkel “X”
merupakan salah satu sarana untuk menunjang kenyamanan pekerja bengkel dan
konsumen selama melakukan aktifitasnya. Fasilitas di ruang bengkel harus
dirancang dengan baik sehingga dapat memberikan kenyamanan dan aman saat
digunakan.
Dari penelitian pendahuluan diketahui adanya fasilitas fisik dan
lingkungan fisik yang belum memberikan kenyamanan kepada pekerja seperti rak
onderdil dan kursi tunggu yang belum dapat digunakan secara baik dan nyaman,
kebisingan yang melebihi ambang batas, temperatur yang panas serta kurangnya
fasilitas pendukung seperti alur motor.
Untuk memperoleh fasilitas fisik yang aman dan nyaman saat digunakan,
maka dalam perancangannya harus memperhatikan segi ergonomi. Adapun
fasilitas fisik yang diamati adalah kursi tunggu, etalase, meja kerja, rak onderdil
dan kursi kerja, dimana fasilitas-fasilitas fisik tersebut diukur dimensinya.
Lingkungan fisik yang diamati adalah warna, pencahayaan, kebisingan,
temperatur dan kelembaban. Pengolahan data dilakukan dengan membandingkan
data dimensi fasilitas fisik dengan data anthropometri yang diambil dari buku
Ergonomi (Konsep Dasar dan Aplikasinya) karangan Eko Nurmianto.
Selanjutnya dilakukan analisis pada fasilitas fisik dan lingkungan fisik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa masih terdapatnya masalah pada fasilitas fisik
di ruang bengkel yaitu masih kurang ergonomisnya rak onderdil dan bangku
tunggu. Bengkel tidak mempunyai alur motor yang tetap. Temperatur dan
kebisingan di bengkel ”X” sudah melebihi batas kenyamanan pekerja bengkel.
Tata letak bengkel saat ini sudah baik.
Perancangan fasilitas yang dilakukan adalah perancangan rak onderdil
yang digunakan untuk menyimpan suku cadang dengan ukuran yang sesuai
dengan data anthropometri dan data acuan barang, rak onderdil yang lebih efisien
dan ergonomis, kursi yang memiliki tinggi sandaran punggung, dan perancangan
alur motor yang ukurannya sesuai dengan data acuan motor. Pemilihan fasilitas
fisik hasil rancangan menggunakan metode concept scoring. Berdasarkan metode
tersebut terpilih rak onderdil alternatif 3, kursi tunggu alternatif 3 dan alur motor
alternatif 3. Selain itu dilakukan perbaikan warna pada tembok bengkel agar dapat
memberikan kesan nyaman bagi mekanik dan konsumen.
Hasil perancangan sarana fasilitas fisik selanjutnya akan diatur tata
letaknya dalam ruang bengkel. Penambahan fasilitas pendukung kipas angin dan
kabel gantung kompresor diletakkan di bagian atas alur motor. Penambahan
fasilitas fisik alur motor diletakkan di bagian depan bengkel sehingga motor
masuk secara teratur dan mekanik dapat bekerja dengan nyaman.
Universitas Kristen Maranathavii
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………. ………………………………………………………iv
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...........................v
DAFTAR ISI..................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..........................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................1 – 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 1 – 2
1.3 Batasan dan Asumsi........................................................................... 1 – 2