Top Banner
1 PENGARUH LUAS LAHAN, TENAGA KERJA, PENGGUNAAN BENIH DAN PUPUK TERHADAP PRODUKSI PADI DI JAWA TENGAH TAHUN 1994-2008 Rizal Zulmi Fitrie Arianti, S.E., Msi. UNIVERSITAS DIPONEGORO ABSTRACT Central Java province is one of the national rice buffer. Demand of rice every year is always increasing, as a result of increasing population. This research aims to determine the effect of the wide of land, labor of agriculture, seed, and fertilizers to rice production in Central Java. Secondary data in Central Java for 15 years are used to analyze the research objectives. Analysis tool which is used in this research is multiple regression by the method of OLS (Ordinary Least Square). The analysis result shows that the variables of wide of land, labor, and fertilizer give a positive impact and significant at level of confidence of 5% on rice production. It means every additional wide of land, labor, and fertilizer inputs, rice production is increasing. And the variable of seed, has a positive impact but isn’t significant to rice production at level confidence of 5%. Seed doesn’t give effect to rice production. Key word : production, paddy, input, analysis, Central Java
29

ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

May 28, 2019

Download

Documents

dangthuy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

1  

PENGARUH LUAS LAHAN, TENAGA KERJA, PENGGUNAAN BENIH DAN PUPUK TERHADAP PRODUKSI PADI DI JAWA

TENGAH TAHUN 1994-2008

Rizal Zulmi

Fitrie Arianti, S.E., Msi.

UNIVERSITAS DIPONEGORO

ABSTRACT

Central Java province is one of the national rice buffer. Demand of rice every year is always increasing, as a result of increasing population. This research aims to determine the effect of the wide of land, labor of agriculture, seed, and fertilizers to rice production in Central Java. Secondary data in Central Java for 15 years are used to analyze the research objectives. Analysis tool which is used in this research is multiple regression by the method of OLS (Ordinary Least Square). The analysis result shows that the variables of wide of land, labor, and fertilizer give a positive impact and significant at level of confidence of 5% on rice production. It means every additional wide of land, labor, and fertilizer inputs, rice production is increasing. And the variable of seed, has a positive impact but isn’t significant to rice production at level confidence of 5%. Seed doesn’t give effect to rice production. Key word : production, paddy, input, analysis, Central Java

Page 2: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

2  

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beras merupakan bahan pokok yang sampai saat ini masih dikonsumsi

oleh sekitar 90% penduduk Indonesia dan menyumbang lebih dari 50% kebutuhan

kalori serta hampir 50% kebutuhan protein (Amang, 1995, dalam Joko Triyanto,

2006). Di Indonesia sendiri, provinsi dengan jumlah produksi padi tertinggi

adalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi

lainnya dengan jumlah produksi padi diatas satu juta ton per tahun adalah

Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, NAD, NTB, Banten, Kalimantan Selatan. Pada

volume konsumsi beras, Indonesia juga berada pada peringkat tiga konsumen

beras terbesar di dunia setelah Cina dan India, yaitu berkisar antara 110-139 kg

per tahun.

Untuk produksi padi, di Indonesia memiliki beberapa provinsi yang

menjadi kantong-kantong penyedia padi, salah satunya adalah propinsi Jawa

Tengah. Sebagai kantong produksi padi nasional, produktivitas lahan di Jawa

Tengah untuk komoditas beras sangat tinggi. Selain itu Jawa Tengah mampu

surplus produksi, dimana kebutuhan beras di Jawa Tengah tercukupi dan bahkan

mampu memasok kekurangan beras nasional.

Tabel 1.1 Data Produksi, Luas Panen dan Hasil Per Hektar Padi di Jawa

Tengah Tahun 1994-2008 (ton)

tahun produksi padi

(ton) luas panen hasil per hektar

1994 7.722.611 1.498.279 51,54 1995 8.198.084 1.587.046 51,66 1996 8.359.105 1.606.962 52,02 1997 8.225.169 1.597.227 52,15 1998 8.594.043 1.714.074 50,14 1999 8.345.854 1.688.950 49,41 2000 8.475.412 1.669.486 50,77 2001 8.289.927 1.650.625 50,22 2002 8.503.523 1.653.442 51,43 2003 8.123.839 1.535.625 52,9

Page 3: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

3  

2004 8.512.555 1.635.922 52,04 2005 8.424.096 1.611.107 52,29 2006 8.729.291 1.672.315 52,2 2007 8.616.855 1.614.098 53,38 2008 9.136.405 1.659.314 55,06

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Tahun 1994-2008

Produksi padi Jawa Tengah memberikan kontribusi antara 15-17%

terhadap produksi beras nasional, sehingga perubahan yang terjadi dalam

kuantitas produksinya akan mempengaruhi secara signifikan ketersediaan beras di

tingkat nasional

Menurut Irmayani Noer dan Agus (2007), luas lahan pertanian dan

produksi per hektar dipengaruhi oleh perubahan harga dan produksi per hektar

juga dipengaruhi oleh perubahan luas areal tanam. Dalam penelitiannya, Irmayani

Noer dan Agus (2007) menyimpulkan bahwa peningkatan produksi sebagai akibat

peningkatan jumlah areal tanam.

Beberapa masalah yang cukup menonjol antara lain adalah ketimpangan

produksi dan konsumsi padi atau beras. Sebagian besar produksi berasal dari

Pulau Jawa dan daerah tertentu di luar Jawa, sementara kecenderungan konsumsi

beras semakin merata di seluruh wilayah Indonesia. Pola konsumsi yang semakin

mengarah ke beras ditandai dengan meningkatnya konsumsi beras per kapita.

Akibat ketimpangan tersebut beban daerah surplus beras semakin berat bila

dihubungkan dengan kemampuan produksi. Hal ini disebabkan menurunnya luas

usahatani yang terdesak oleh adanya kebutuhan lahan untuk industri dan

perumahan yang semakin meningkat.

Lains (1988) dalam Joko Triyanto (2006), menunjukkan selama 1971-

1986 kenaikan areal berkontribusi 41,3% terhadap pertumbuhan produksi. Luas

lahan padi sangat mempengaruhi produksi beras. Apabila luas lahan padi semakin

luas maka produksi beras akan semakin meningkat. Sebaliknya apabila luas lahan

padi semakin sempit maka produksi beras akan semakin sedikit.

1.2 Rumusan Masalah

Produksi padi di Jawa Tengah terus berfluktuasi dari tahun ke tahun,

sementara kebutuhan pangan dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini

Page 4: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

4  

disebabkan karena berbagai faktor, salah satunya lahan pertanian yang cenderung

berkurang dari tahun ke tahun, sehingga mempengaruhi tingkat produksi padi di

Jawa Tengah. Selain itu produksi padi dipengaruhi oleh berbagai faktor produksi

lain, misalnya tenaga kerja, bibit dan pupuk. Berdasarkan latar belakang masalah

yang dikemukakan di atas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah luas lahan mempengaruhi produksi padi di Jawa Tengah pada tahun

1994-2008?

2. Apakah tenaga kerja mempengaruhi produksi padi di Jawa Tengah pada

tahun 1994-2008?

3. Apakah penggunaan benih mempengaruhi produksi padi di Jawa Tengah

pada tahun 1994-2008?

4. Apakah penggunaan pupuk mempengaruhi produksi padi di Jawa Tengah

pada tahun 1994-2008?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh luas lahan terhadap produksi padi di Jawa Tengah pada

tahun 1994 sampai dengan 2008.

2. Mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap produksi padi di Jawa Tengah pada

tahun 1994 sampai dengan 2008.

3. Mengetahui pengaruh penggunaan benih terhadap produksi padi di Jawa

Tengah pada tahun 1994 sampai dengan 2008.

4. Mengetahui pengaruh penggunaan pupuk terhadap produksi padi di Jawa

Tengah pada tahun 1994 sampai dengan 2008.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi ilmu pengetahuan dengan diketahuinya faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi padi maka dapat digunakan sebagai acuan bagi

penelitian lebih lanjut.

2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi terhadap penelitian-penelitian

selanjutnya.

Page 5: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

5  

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Produksi

Fungsi produksi merupakan keterkaitan antara faktor-faktor produksi dan

capaian tingkat produksi yang dihasilkan, dimana faktor produksi sering disebut

dengan istilah input dan jumlah produksi disebut dengan output. (Sadono Sukirno,

2000). Menurut Agus Maulana (1995) dalam Joko Triyanto (2006), tujuan

perusahaan dalam memproduksi adalah mengubah masukan menjadi keluaran, yang

dapat diformulasikan dalam fungsi produksi sebagai:

Q = f (K, L,M……) ……………….. (2.1)

dimana Q adalah keluaran suatu barang tertentu selama satu periode, K adalah

mesin (modal) yang digunakan selama periode itu, L adalah jam kerja masukan

tenaga kerja, dan M adalah bahan baku yang digunakan, serta masih banyak lagi

variabel lain yang dapat mempengaruhi produksi.

Sementara menurut Soekartawi (1990) dalam Agus Dwi Indarto (2006),

menyatakan bahwa fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang

dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan (X), sehingga dapat diformulasikan

sebagai:

Q = f (X1, X2 X3….Xn)………………..... (2.2)

Dimana

Q = adalah tingkat produksi

X1….Xn = faktor-faktor produksi

Produksi adalah hubungan antara faktor-faktor produksi yang disebut input

dengan hasil produksi yang disebut output (Sudarsono, 1984). Dari input yang

tersedia setiap perusahaan termasuk didalamnya sektor pertanian, ingin memperoleh

hasil maksimun sesuai dengan tingkat teknologi yang ada pada saat itu. Fungsi

produksi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara untuk memperoleh output tertentu,

bisa bersifat labour intencive ( lebih banyak penggunaan tenaga kerja) seperti yang

banyak dilakukan sistem pertanian di Indonesia, atau dengan sistem capital intencive

dengan lebih banyak menggunakan capital dan mesin-mesin seperti banyak dilakukan

di negar-negara maju seperti Amerika, Jepang (Deliarnov, 1994).

Page 6: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

6  

Suatu fungsi produksi dapat memberi gambaran kepada kita tentang produksi

yang efisien secara teknis, artinya semua penggunaan input dalam produksi serba

minimal atau serba efisien (Sudarsono,1984). Sedangkan menurut Deliarnov (1994)

dari input yang tersedia setiap perusahaan ingin memperoleh hasil yang maksimal

sesuai dengan tingkat teknologi yang tertinggi pada saat itu.

Untuk meningkatkan produksi dapat dilakukan dengan cara

(Soekartawi,1990, dalam Bagio Mudakir, 2007):

a. Menambah jumlah salah satu dari input yang digunakan.

b. Menambah beberapa input (lebih dari input yang digunakan)

Kurva Isoquant

Modal/minggu

K1

Ko

Q’o

Qo

0 TenagaKerja L1 Lo Sumber : Agus Maulana, (1995), dalam tesis Joko Triyanto, (2006)

Ukuran kenaikan produktivitas dicari pada kenaikan produk rata-rata atau

jumlah marginal. Perubahan teknologi dapat mengubah intensitas penggunaan

faktor produksi yaitu menjadi lebih padat modal atau lebih padat karya tergantung

dari perbandingan kenaikan produktivitas dari masing-masing input (Sudarsono,

1984, dalam Joko Triyanto, 2006).

2.1.2 Produksi Padi

Menurut Agus Maulana (1995) dalam Joko Triyanto (2006), tujuan

perusahaan dalam memproduksi adalah mengubah masukan menjadi keluaran.

Dalam bidang pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa

Page 7: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

7  

faktor produksi sekaligus, antara lain tanah, benih, pupuk, obat hama dan tenaga

kerja. Seorang produsen yang rasional tentunya akan mengombinasikan faktor-

faktor produksi sedemikian rupa untuk mencapai usaha tani yang efisien

(Mubyarto, 1977), dan tidak akan menambah input kalau tambahan output yang

dihasilkannya tidak menguntungkan (Endaryati, dkk , 2000)

2.1.2.1 Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Padi

Sigit Purnomo (2006), menyimpulkan bahwa, nilai kesetimbangan

produksi-konsumsi mengalami penurunan karena faktor berkurangnya lahan

sawah sehingga produksi padi menurun.

Menurut Irmayani Noer dan Agus (2007), luas areal tanam dan produksi

per hektar dipengaruhi oleh perubahan harga dan produksi per hektar juga

dipengaruhi oleh perubahan luas areal tanam. Dalam penelitiannya, Irmayani

Noer dan Agus (2007) menyimpulkan bahwa peningkatan produksi sebagai akibat

peningkatan jumlah areal tanam.

Lains (1988) dalam Joko Triyanto (2006), menunjukkan selama 1971-

1986 kenaikan luas lahan berkontribusi 41,3% terhadap pertumbuhan produksi.

Luas lahan sangat mempengaruhi produksi, karena apabila luas lahan semakin

luas maka penawaran beras akan semakin besar, sebaliknya apabila luas lahan

semakin sempit maka produksi padi akan semakin sedikit. Jadi hubungan luas

lahan dengan produksi padi adalah positif.

2.1.2.2 Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Produksi Padi

Dalam bidang pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya beberapa

faktor produksi sekaligus, antara lain tanah, benih, pupuk, obat hama dan tenaga

kerja. Seorang produsen yang rasionil tentunya akan mengombinasikan faktor-faktor

produksi sedemikian rupa untuk mencapai usaha tani yang efisien (Mubyarto,1977,

dalam tesis Joko Triyanto, 2006), dan tidak akan menambah input kalau tambahan

output yang dihasilkannya tidak menguntungkan (Endaryati, dkk , 2000).

Tenaga kerja mempunyai pengaruh yang nyata terhadap produksi padi

(Iskandar Zulkarnain, 2004).

Page 8: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

8  

Menurut Agus Dwi Indiarto (2006), faktor input tenaga kerja dengan nilai

elastisitas sebesar 0,49 dapat diartikan bahwa untuk setiap tambahan penggunaan

tenaga kerja sebesar 1% akan menaikkan produksi sebesar 0,49%.

2.1.2.3 Pengaruh Penggunaan Benih Terhadap Produksi Padi

Menurut Nandhar Mundhy Nugroho (2011), dengan penggunaan bibit padi

yang baik, maka akan menghasilkan tanaman yang baik pula. Selain itu kelebihan

penggunaan bibit bermutu adalah menghasilkan produksi padi yang tinggi.

Menurut Fajar Widayat Noviyanto (2009), menyimpulkan bahwa penyebab

utama rendahnya produktivitas tanaman padi sawah adalah rendahnya pengisian biji

atau masih tingginya gabah hampa 24,2 – 28,2%.

Salsinha (2005) menyimpulkan bahwa, produksi dan efisiensi produksi

usahatani padi sawah dipengaruhi oleh faktor luas lahan, benih, pupuk urea,

pupuk TSP dan tenaga kerja.

Agus Dwi Indiarto (2006), dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Faktor-

Faktor Produksi Padi di ASEAN menggunakan model Cobb-Douglas“,

penggunaan benih padi varietas tinggi diperkirakan dapat meningkatkan produksi

minimal 10 persen per hektar, namun program ini harus ditunjang oleh

ketersediaan benih itu sendiri, mudahnya akses untuk mendapatkan benih tersebut

dengan harga yang terjangkau oleh petani.

2.1.2.4 Pengaruh Penggunaan Pupuk Terhadap Produksi Padi

Tingkat produktifitas usaha tani padi pada dasarnya sangat dipengaruhi

oleh tingkat penerapan teknologinya, dan salah satu diantaranya adalah

pemupukan. Pedoman tingkat penggunaan pupuk per satuan luas secara teknis

telah dikeluarkan oleh Dinas Pertanian. Dengan penggunaan pupuk yang tidak

sesuai dosis tersebut maka produtivitas per satuan lahan dapat menjadi berkurang,

sehingga produksi beras di Jawa Tengah mengalami penurunan. Oleh karena itu

berapa dan dalam kondisi bagaimana faktor-faktor produksi digunakan, semuanya

diputusakan dengan menganggap bahwa produsen selalu berusaha untuk

mencapai keuntungan yang maksimum (Budiono, 2002, dalam Joko Triyanto,

2006). Perbaikan teknologi mengakibatkan kenaikan produktivitas.

Page 9: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

9  

Pesatnya pertumbuhan produksi padi juga tidak terlepas dari dukungan

penyediaan pupuk dan pestisida disertai kebijakan harga yang kondusif. Meskipun

demikian, pemanfaatan pupuk dan pestisida kimiawi dalam jangka panjang dapat

menurunkan tingkat kesuburan tanah, yang pada akhirnya akan menurunkan

tingkat produksi padi (Suparmoko, 2002, dalam Haries Istiawan, 2010).

Menurut Sumitro Djoyohadikusumo (1981) dalam Taufiq (2002), bahwa

peningkatan produksi pangan sangat tergantung sekali dari 4 sarana pokok, yaitu

tanah,sumber daya air, pupuk, dan energi.

2.2 Penelitian Terdahulu

No. Judul/Penulis Tujuan Alat analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Produksi Padi di Jawa Tengah/Joko Triyanto. 2006.

Menganalisis pengaruh luas lahan, tenaga kerja, benih, pupuk dan pompa air dalam peningkatan produksi padi di Jawa Tengah.

Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda dalam bentuk logaritma, selain itu model yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. .

1. Variabel luas lahan, tenaga kerja, benih dan pompa air, memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap produksi padi di Jawa Tengah. 2. Variabel pupuk mempunyai hubungan yang positif tetapi tidak signifikan dalam mempengaruhi produksi padi di Jawa Tengah.

2. Analisis Penawaran Beras di Sumatera Selatan/Taufiq. 2002.

Menganalisis pengaruh perubahan variabel harga beras, harga jagung, harga ubi kayu, dan harga pupuk terhadap produksi beras di Sumatera Selatan

menggunakan alat ekonometrik, regresi sederhana berganda

Variabel harga beras dan harga pupuk signifikan mempengaruhi penawaran beras di Sumatera Selatan, sedangkan variabel harga jagung, ubi kayu, dan kondisi ekonomi dieliminasi dari model.

3. Analisis Produksi dan Keuntungan Pada Usaha Tani Padi Sawah Jawa Tengah/Iskandar Zulkarnain.2004

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi sawah

Analisis deskriptif dan fungsi produksi Cobb-Douglas

Variabel pupuk, insektisida, tenaga kerja,luas lahan dan jenis irigasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap produksi padi, sedangkan variabel bibit dan

Page 10: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

10  

jenis varietas mempunyai pengaruh yang negatif terhadap produksi padi

4. Analisis Faktor-Faktor Produksi Padi di ASEAN Menggunakan Cobb-Douglas/Agus Dwi Indarto.2006

Mengidentifikasi dan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi padi di ASEAN

Analisis fungsi produksi Cobb-Douglas

Produksi padi dipengaruhi secara positif oleh luas lahan, pupuk urea, traktor, benih dan tenaga kerja. Peran pupuk urea tidak terlalu signifikan terhadap produksi padi.

2.4 Hipotesis

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai tafsiran yang dirumuskan serta

dirumuskan sementara yang akan diuji kebenarannya. Setelah adanya kerangka

pemikiran teoritis, maka penelitian ini dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga luas lahan mempunyai pengaruh yang positif terhadap produksi padi

2. Diduga tenaga kerja mempunyai pengaruh positif terhadap produksi padi

3. Diduga harga penggunaan benih mempunyai pengaruh positif terhadap

produksi padi

4. Diduga penggunaan pupuk mempunyai pengaruh positif terhadap produksi

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

definisi operasional dari masing-masing variabel adalah:

a. Produksi Padi adalah hasil perkalian antara luas panen bersih padi dengan

hasil padi per hektar untuk setiap 4 bulan tanaman padi. Kemudian

dijumlahkan dalam satu tahun, sehingga hasil per hektar 1 tahun

merupakan hasil bagi antara produksi padi 1 tahun dengan luas panen padi

1 tahun (BPS Provinsi Jateng, 2008)

b. Luas lahan adalah luas lahan yang diusahakan petani dalam usaha

penanaman padi sawah, dengan tidak mempertimbangkan status

kepemilikannya dalam satuan hektar (Bagio Mudakir, 2007)

Page 11: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

11  

c. Tenaga kerja pertanian adalah jumlah tenaga kerja produktif (berumur

antara 15-65 tahun) yang bekerja di sub sektor pertanian tanaman pangan

yang tersedia di masing-masing kabupaten di Jawa Tengah, dinyatakan

dalam (orang/tahun) (Joko Triyanto, 2006)

d. Bibit/benih adalah jumlah benih padi yang digunakan oleh seluruh petani

dalam proses usaha tani dari seluruh wilayah kabupaten dan kota,

dinyatakan dalam satuan kg. Merupakan hasil kali antara rata-rata

penggunaan bibit kg/ha dan luas lahan (Joko Triyanto, 2006)

e. Pupuk merupakan jumlah pupuk yang digunakan oleh seluruh petani di

masing-masing kabupaten di Jawa Tengah, untuk memupuk tanaman

padinya selama kurun waktu satu tahun (Joko Triyanto, 2006)

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data

yang sudah dipublikasikan, namun tidak khusus diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan pekerjaan yang sedang ditangani. Adapun data ini diperoleh dari

dinas/institusi dan tinjauan literatur dari bahan yang terkait. Data yang digunakan

adalah data runtut waktu (time series) yang diperoleh dari data BPS Provinsi

Jateng & Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

studi pustaka. Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari literatur-literatur

yang berhubungan dengan topik penelitian, antara lain buku, jurnal, laporan dari

lembaga-lembaga yang terkait dan bahan lainnya yang berhubungan dengan

penelitian.

3.4 Metode Analisis

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square), yaitu metode

yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh perubahan dari suatu

variable independen terhadap variable dependen (Gujarati, 1995).

Hubungan fungsional dari pembahasan dan masalah faktor-faktor yang

mempengaruhi harga beras di Jawa Tengah dapat dirumuskan sebagai berikut : .

Page 12: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

12  

Y = f(X1, X2, X3,X4)………………………………………(3.1)

Dari hubungan fungsional tersebut diformulasikan dalam persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = β0 + β1 X1+ β2 X2 +β3 X3 + β4X4………………(3.2)

Keterangan :

Y = Produksi padi di Jawa Tengah dalam ton

X1 = Luas lahan padi di Jawa Tengah dalam hektar

X2 = Tenaga kerja sektor pertanian di Jawa Tengah dalam orang

X3 = Penggunaan benih ton

X4 = Penggunaan pupuk ton

β0 = konstanta/intercept

β1,... β4 = koefisien regresi

e = residu

Persamaan (3.2) ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma untuk

mengurangi adanya gejala heteroskedastisitas dan mengetahui kepekaan antar

variable. Seringkali transformasi logaritma mengurangi heteroskedastisitas. Hal

ini disebabkan karena transformasi yang memaparkan skala untuk pengukuran

variable mengurangi perbedaan antara kedua nilai dari sepuluh kali lipat menjadi

perbedaan dua kali lipat. Manfaat tambahan dari transformasi logaritma bahwa

koefisien β menunjukkan elastisitas dari Y sebagai variable dependen terhadap X

sebagai variable independen yaitu perubahan persentase pada Y untuk persentase

perubahan dalam X (Gujarati, 1995).

Setelah persamaan (3.2) ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma

natural sehingga persamaan menjadi :

lnY = ln β0+β1lnX1+β2lnX2+β3 ln X3 + β4 ln X4……………(3.3)

Dimana :

lnY = logaritma natural produksi padi di Jawa Tengah

lnX1 = logaritma natural luas lahan di Jawa Tengah

lnX2 = logaritma natural tenaga kerja sektor pertanian di Jawa Tengah

lnX3 = logaritma natural penggunaan benih di Jawa Tengah

lnX4 = logaritma natural penggunaan pupuk di Jawa Tengah

Page 13: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

13  

β0 = konstanta/intercept

β1,... β4 = koefisien regresi

e = residu

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Wilayah Propinsi Jawa Tengah terletak antara 6°30’ Lintang Selatan dan

108° 30’ Bujur Timur, meliputi wilayah seluas 32.533 Km2, yang tebagi dalam 29

Kabupaten dan 6 Kota. Batas wilayah sebelah Utara Laut Jawa, sebelah Selatan

Samodra Indonesia dan wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Batas

sebelah Timur Propinsi Jawa Timur dan sebelah Barat Propinsi Jawa Barat.

Topografi Jawa Tengah bervariasi mulai dari pantai, dataran rendah,

perbukitan/pegunungan sampai dataran tinggi. Berdasarkan topografi wilayah

Propinsi Jawa Tengah dibedakan menjadi tiga bagian yaitu dataran rendah utara,

dataran tinggi tengah dan dataran rendah selatan. Berdasarkan klasifikasi

kemiringan tanah, Propinsi Jawa Tengah dibedakan menjadi empat kelas, yaitu:

- Klas lereng 1 (0-2%) meliputi 41,39%

- Klas lereng 2 ( 2-15%) meliputi 27,30%

- Klas lereng 3 (15-40%) meliputi 21,20%

- Klas lereng 4 (>40%) meliputi 11%

Menurut ketinggian tempat dari permukan laut, Jawa Tengah dibedakan menjadi

empat kelas yaitu:

- Ketinggian 0-100 m meliputi 53,30%

- Ketinggian 100-500 m meliputi 27,40%

- Ketinggian 500-1.000 m meliputi 4.60%

- Ketinggian >1.000 m

4.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah antar

variabel independen berkorelasi dengan variabel independen lainnya. Apabila hal

Page 14: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

14  

ini terjadi maka terjadi masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya.

Cara mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam analisis ini

adalah dengan membandingkan nilai R2 utama dengan nilai R2 tiap variabel

independen. Regresi yang bebas multikolinieritas adalah regresi yang apabila nilai

R2 tiap variabel independen lebih kecil dari nilai R2 utama. Sementara apabila

nilai R2 tiap variabel independen lebih besar dari R2 utama, maka di dalam model

tersebut terdapat multikolonieritas.

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolonieritas

Variabel Nilai R2

utama

Nilai R2

variabel

Kesimpulan

Luas Lahan 0,984 0,187 Tidak terjadi

multikolonieritas

Tenaga Kerja

Pertanian

0,984 0,913 Tidak terjadi

multikolonieritas

Pemakaian Bibit 0,984 0,892 Tidak terjadi

multikoloniertas

Pemupukan 0,984 0,507 Tidak terjadi

multikolonieritas

Sumber : Data Sekunder, Diolah

4.2.2 Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan Uji

Durbin Watson. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu dengan kesalahan

sebelumnya. Apabila hal ini terjadi maka terdapat masalah autokorelasi. Adapun

kritik pengujiannya adalah jika du < d < 4–du maka Ho ditolak yang berarti tidak

ada autokorelasi baik positif maupun negatif.

Page 15: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

15  

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi Menggunakan Uji Durbin – Watson

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 ,994(a) ,989 ,984 ,00473 2,110

a Predictors: (Constant), Pupuk, Luas Lahan, Penggunaan Bibit, Tenaga Kerja

b Dependent Variable: Produksi Padi

Sumber : Data Sekunder, Diolah

Berdasarkan hasil regresi linear Tabel 4.7 di atas diperoleh nilai DW

hitung sebesar 2,110. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan

menggunakan nilai signifikansi 5% dengan jumlah penelitian 15 tahun dan jumlah

variabel independen 4 (k=4) diperoleh nilai:

dL = 0,6852

dU = 1,9774

4-dU = 4-0,6852=3,3148

Oleh karena nilai DW adalah 2,110 lebih besar dari batas atas (du) sebesar

1,9774 dan kurang dari 4-du yang senilai 3,3148, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat autokorelasi.

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan uji Park. Jika asumsi gangguan Ui semuanya mempunyai varian

Page 16: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

16  

yang sama tidak dipenuhi maka terdapat masalah heteroskedastisitas. Apabila

koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan secara statistik, maka

dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan

sebaliknya jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka

heteroskedastisitas pada data dalam model tersebut tidak ada (homoskedastisitas).

Berdasarkan pengolahan model regresi pada Tabel 4.8 diperoleh hasil

bahwa nilai t-statistik tidak ada yang signifikan secara statistik, sehingga dapat

disimpulkan bahwa model ini tidak terdapat heteroskedastisitas.

Tabel 4.8

Hasil Uji Heteroskedastasitas

Variabel Signifikansi Nilai Beta Kesimpulan

Luas Lahan -1,129 -0,012 Tidak terjadi

heteroskedastisitas

Tenaga Kerja

Pertanian

-0,488 -0,019 Tidak terjadi

heterokedastisitas

Pemakaian Bibit 0,419 0,037 Tidak terjadi

heteroskedastisitas

Pemupukan 1,069 0,012 Tidak terjadi

heteroskedastisitas

Sumber: Data Sekunder, Diolah

4.2.4 Uji Normalitas

Salah satu asumsi dalam model regresi linier adalah distribusi probabilitas

gangguan µi memiliki rata-rata yang diharapkan sama dengan nol, tidak

berkorelasi, da mempunyai varians yang konstan. Uji Normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal atau tidak (Imam Ghozali, 2005).

Page 17: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

17  

Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, maka dapat

digunakan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Uji K-S

dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 = data berdistribusi normal

HA = data tidak berdistribusi normal

Tabel 4.9

Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi

zed Residual

N 15

Normal

Parameters(a,b)

Mean ,0000000

Std. Deviation ,00399766

Most Extreme

Differences

Absolute ,188

Positive ,161

Negative -,188

Kolmogorov-Smirnov Z ,727

Asymp. Sig. (2-tailed) ,665

a Test distribution is Normal.

b Calculated from data.

Sumber: Data Sekunder, diolah

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat hasil dari uji K-S. Besarnya nilai

Kolmogrov-Smirnov adalah 0,727 dan tidak signifikan pada 0,665. Hal ini berarti

H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.

4.3 Analisis Model Regresi Fungsi Produksi

Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi

digunakan model analisis regresi linear (OLS), dengan model sebagai berikut :

LnY = β0 + β1 LnX1 + β2 LnX2 + β3 LnX3 + β4 LnX4 (4.3)

Page 18: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

18  

Dimana:

Y = Produksi Padi

X1 = Luas Lahan Pertanian

X2 = Tenaga kerja Pertanian

X3 = Pemakaian Bibit

X4 = Pemupukan

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS

untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi, diperoleh

hasil bahwa dari 4 (empat) variabel independen yang mempengaruhi produksi

padi signifikan pada tingkat α sebesar 5% diperoleh hasil bahwa 3 variabel

independen yaitu luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), dan pupuk (X4) signifikan

terhadap produksi padi (Y). Sementara variabel penggunaan bibit (X3) tidak

signifikan terhadap produksi padi (Y). Hasil estimasi tersebut tersaji pada Tabel

4.10.

Tabel 4.10

Uji Signifikansi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi

Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3,602 ,924 3,898 ,003

Luas Lahan ,167 ,021 ,296 7,895 ,000 ,813 1,230

Tenaga Kerja ,258 ,075 ,397 3,461 ,006 ,087 11,517

Penggunaan

Bibit ,369 ,168 ,226 2,196 ,053 ,108 9,281

Pupuk ,145 ,022 ,321 6,662 ,000 ,493 2,028

a Dependent Variable: Produksi Padi

Page 19: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

19  

Sumber : Data Sekunder, Diolah

Dilihat dari hasil regresi tersebut, keempat variabel independen yang

dimasukkan dalam regresi, hasilnya adalah 3 variabel independen signifikan

terhadap produksi padi pada tingkat α sebesar 5% yaitu luas lahan (X1) signifikan

pada tingkat α sebesar 5% dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000.

Sedangkan variabel tenaga kerja signifikan pada tingkat α sebesar 5% dengan

nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,006. Variabel pupuk (X4) signifikan

terhadap produksi padi (Y) dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000.

Sementara variabel penggunaan bibit (X3) tidak signifikan terhadap produksi padi

(Y) pada tingkat α sebesar 5% dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar

0,053.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa variabel produksi padi dipengaruhi

oleh variabel luas lahan, tenaga kerja, dan pupuk dengan persamaan matematis :

Produksi Padi = 3,602 + 0,167 LUAS LAHAN + 0,258 TENAGA KERJA +

0,369 PEMAKAIAN BIBIT + 0,145 PUPUK (4.4)

a. Koefisien regresi LUAS LAHAN sebesar 0,167 menyatakan

bahwa setiap penambahan luas lahan sebesar 1% maka akan

menambah jumlah output produksi padi sebesar 0,167 ton.

b. Koefisien regresi TENAGA KERJA PERTANIAN sebesar 0,258

menyatakan bahwa setiap penambahan tenaga kerja sebesar 1%

maka akan menambah jumlah output produksi padi sebesar 0,258

ton.

c. Koefisien regresi PUPUK sebesar 0,145 menyatakan bahwa setiap

pemupukan 1% akan menambah jumlah output produksi padi

sebesar 0,145 ton.

4.4 Uji Statistik Analisis Regresi

Pada penelitian ini faktor yang berpengaruh terhadap produksi padi

dianalisis dengan regresi linear berganda dengan jumlah penelitian 15 tahun. Uji

statistik pada model persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah

uji t yang merupakan pengujian secara individual (parsial), uji F yang

menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model

Page 20: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

20  

berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen dan uji R2 untuk

mengetahui seberapa jauh hubungan variabel dependen (X) dengan variabel

independen (Y)

4.4.1 Pengujian Signifikasi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Regresi pengaruh luas lahan, tenaga kerja pertanian, pemakaian bibit dan

pupuk, terhadap jumlah output produksi padi, dengan α = 5 persen dan degree of

freedom (df) = 11 (n-k =15-4), maka diperoleh nilai t-tabel sebesar . Berdasarkan

Tabel 4.18 di bawah dapat dilihat hasil perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel.

Tabel 4.11

Nilai t-statistik Variabel Luas Lahan, Tenaga Kerja Pertanian, Pemakaian

Bibit Dan Pemupukan Terhadap Output Produksi Padi

Variabel t-statistik t-tabel (α=5%)

Luas Lahan (X1)

Tenaga Kerja (X2)

Pemakaian Bibit (X3)

Pemupukan (X4)

7,895

3,461

2,196

6,662

2.201

2.201

2.201

2.201

Sumber : Data Sekunder, Diolah

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa :

a. Dari hasil pengujian diperoleh t-hitung untuk luas lahan (X1)

terhadap produksi padi sebesar 7,895. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa nilai t-hitung (7,895) > t-tabel (2,201), yang

berarti bahwa H0 ditolak, artinya antara variabel independen luas

lahan (X1) dengan variabel dependen produksi padi (Y) signifikan.

Dari kesimpulan ini maka produksi padi dipengaruhi oleh luas lahan.

Luas lahan berpengaruh positif terhadap produksi padi, karena

semakin banyak luas lahan yang dimanfaatkan untuk menanam padi

maka semakin bertambah pula hasil produksi padi.

Page 21: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

21  

b. Dari hasil pengujian diperoleh t-hitung untuk tenaga kerja (X2)

terhadap produksi padi (Y) sebesar 3,461. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa nilai t-hitung (3,461) > t-tabel (2,201) yang

berarti H0 ditolak, artinya antara variabel independen tenaga kerja

(X2) dengan variabel dependen produksi padi (Y) signifikan. Dari

kesimpulan ini maka produksi padi dipengaruhi oleh tenaga kerja

pertanian.

c. Dari hasil pengujian diperoleh t-hitung untuk pemakaian bibit (X3)

terhadap produksi padi (Y) sebesar 2,196. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa nilai t-hitung (2,196) < t-tabel (2,201), yang

berarti bahwa H0 diterima, artinya antara variabel independen

pemakaian bibit (X3) dengan variabel dependen produksi padi (Y)

tidak signifikan. Dari kesimpulan ini maka produksi padi tidak

dipengaruhi oleh adanya variabel pemakaian bibit.

d. Dari hasil pengujian diperoleh t-hitung untuk pemupukan (X4)

terhadap produksi padi (Y) sebesar 6,662. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa nilai t-hitung (6,662) > t-tabel (2,201), yang

berarti bahwa H0 ditolak, artinya antara variabel independen pupuk

(X4) dengan variabel dependen produksi padi (Y) signifikan. Dari

kesimpulan ini maka produksi padi dipengaruhi oleh pupuk.

4.4.2 Pengujian Signifikasi Simultan (Uji F)

Regresi pengaruh luas lahan, tenaga kerja pertanian, pemakaian bibit dan

pupuk terhadap produksi padi yang menggunakan taraf keyakinan 95 persen (α =

5 persen), dengan degree of freedom for numerator (dfn) = 3 (k-1 = 4-1) dan

degree of freedom for denominator (dfd) = 11 (n-k = 15-4), maka diperoleh F-

tabel sebesar 3,59. Dari hasil regresi luas lahan, tenaga kerja pertanian, pemakaian

bibit dan pupuk terhadap produksi padi diperoleh F-statistik sebesar 216,049 dan

nilai probabilitas F-statistik 0.000. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (F-

hitung > F-tabel).

4.4.3 Koefisien Determinasi (R2)

Page 22: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

22  

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen.

Dari hasil pengolahan data di bawah ini menunjukkan bahwa pengaruh

variabel faktor produksi yang terdiri dari luas lahan, tenaga kerja pertanian,

pemakaian bibit dan pupuk secara bersama-sama mempengaruhi output produksi

padi

Tabel 4.12

Nilai R2 Dari Hasil Regresi Variabel Luas Lahan, Tenaga Kerja Pertanian,

Pemakaian Bibit dan Pemupukan Terhadap Produksi Padi

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 ,994(a) ,989 ,984 ,00473 2,110

a Predictors: (Constant), Pupuk, Luas Lahan, Penggunaan Bibit, Tenaga Kerja

b Dependent Variable: Produksi Padi

Sumber : Data Sekunder, Diolah

Sesuai dengan ketentuan uji koefisien determinasi bahwa apabila nilai R2

= 1, maka berarti pengaruh variabel bebas terhadap naik turunnya variabel terikat

adalah 100%, sehingga tidak ada faktor lain yang mempengaruhi variabel terikat

tersebut selain variabel bebas yang telah dimasukkan dalam model.

Dalam penelitian ini, nilai R2 sebesar 0,989 atau mencapai 98,9%, maka

dapat dikatakan kemampuan variabel bebas dalam memberikan informasi yang

Page 23: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

23  

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat relatif tinggi. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel fungsi produksi luas lahan, tenaga kerja ,

pemakaian bibit dan pupuk mempunyai pengaruh yang besar terhadap

peningkatan maupun penurunan produksi padi.

4.4.4 Analisis Variabel yang Paling Berpengaruh

Dari keempat variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu

variabel luas lahan, tenaga kerja pertanian, pemakaian bibit dan pemupukan pada

tabel 4.17, yang paling berpengaruh terhadap produksi padi di Jawa Tengah

adalah variabel penggunaan bibit (X3). Variabel tersebut mempunyai koefisien

yang paling besar (0,369). Dengan demikian yang paling penting dalam produksi

padi adalah variabel penggunaan bibit.

4.4.5 Interpretasi Hasil dan Pembahasan

4.4.5.1 Pengaruh Luas Lahan Terhadap Produksi Padi

Berdasarkan hipotesis, variabel luas lahan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produksi padi. Semakin input luas lahan ditambahkan, maka

produksi padi semakin meningkat. Hasil regresi menyatakan bahwa variabel luas

lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi. Dalam

penelitiannya, Irmayani Noer dan Agus (2007) menyimpulkan bahwa peningkatan

produksi sebagai akibat peningkatan jumlah areal tanam.

Jadi apabila input luas lahan ditambah, maka produksi padi akan semakin

bertambah dan hipotesis luas lahan secara signifikan positif mempengaruhi

produksi padi diterima.

4.4.5.2 Pengaruh Tenaga Kerja Pertanian Terhadap Produksi Padi

Berdasarkan hipotesis, variabel tenaga kerja pertanian berpengaruh positif

dan signifikan terhadap produksi padi. Semakin input tenaga kerja pertanian

ditambahkan, maka produksi padi semakin meningkat.. Hasil regresi menyatakan

bahwa variabel tenaga kerja pertanian berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produksi padi. Menurut Deliarnov (1994), fungsi produksi ini bisa dilakukan

dengan berbagai cara untuk memperoleh output tertentu, bisa bersifat labour

intencive ( lebih banyak penggunaan tenaga kerja) seperti yang banyak dilakukan

sistem pertanian di Indonesia, atau dengan sistem capital intencive dengan lebih

Page 24: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

24  

banyak menggunakan capital dan mesin-mesin seperti banyak dilakukan di

negara-negara maju seperti Amerika, Jepang. Menurut Soekartawi (2003) dalam

Joko Triyanto (2006), dalam pengelolaan produksi, salah satu aspek penting

adalah tenaga kerja. Kecenderungan yang terjadi sekarang ini, orang yang

melakukan usahatani padi kebanyakan orang tua sedangkan generasi muda lebih

tertarik untuk bekerja pada industri atau merantau ke kota-kota besar. Jika hal ini

terjadi terus-menerus dapat mengancam produksi padi di masa yang akan datang

terutama di Jawa Tengah. Disisi lain sektor pertanian merupakan salah satu sektor

yang menyerap tenaga kerja cukup banyak (Retno dkk, 2004;105) Jadi apabila

petani menambah input tenaga kerja, maka produksi padi semakin bertambah.

4.4.5.3 Pengaruh Penggunaan Benih Pertanian Terhadap Produksi Padi

Berdasarkan hipotesis, variabel penggunaan benih berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produksi padi. Namun dari hasil regresi menyatakan bahwa

variabel penggunaan benih berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap

produksi padi. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa variabel penggunaan

bibit positif dan signifikan terhadap produksi padi adalah tidak diterima. Variabel

penggunaan bibit secara statistik tidak signifikan mempengaruhi produksi padi,

namun mempunyai nilai yang positif, artinya bila ada penambahan penggunaan

bibit maka ada kecenderungan bahwa produksi padi dapat ditingkatkan. Tetapi

menurut Dispertan (2005) dalam Joko Triyanto (2006), petani di Jawa Tengah

sekitar 80% masih menggunakan bibit yang kurang bermutu. Hal ini diduga tidak

berdampak terhadap peningkatan produksi padi, sehingga penggunaan bibit tidak

terlalu mempengaruhi produksi padi di Jawa Tengah.

4.4.5.4 Pengaruh Pemupukan Terhadap Produksi Padi

Berdasarkan hipotesis, variabel pemupukan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produksi padi. Dari hasil regresi menyatakan bahwa variabel

pemupukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi. Jadi

apabila petani menambah penggunaan pupuk, maka produksi padi akan semakin

bertambah. Menurut Sumitro Djoyohadikusumo (1981) dalam Taufiq (2002),

bahwa peningkatan produksi pangan sangat tergantung sekali dari 4 sarana pokok,

yaitu tanah,sumber daya air, pupuk, dan energi.

Page 25: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

25  

Berdasarkan peranannya dalam menyediakan nutrisi dan memperbaiki sifat

tanah maka penggunaan pupuk organik diharapkan dapat meningkatkan efisiensi

pemupukan nitrogen, kinerja fisiologi dan hasil tanaman padi sawah (Achmad

Iqbal, (2008). Jadi pemupukan sangat mempengaruhi produksi padi, karena

apabila penggunaan pupuk mempengaruhi apakah tanaman padi dapat tumbuh

optimal atau tidak.

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa:

1. Variabel luas lahan, tenaga kerja, dan pupuk, memberikan pengaruh positif

yang signifikan hingga taraf kepercayaan 5% terhadap produksi padi di

Jawa Tengah sehingga hipotesis luas lahan, tenaga kerja dan pupuk

berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi dapat diterima.

2. Variabel pupuk mempunyai hubungan yang positif tetapi tidak signifikan

dalam mempengaruhi produksi padi di Jawa Tengah.

5.2. Keterbatasan

Dalam penelitian ini, penulis juga menyadari bahwa adanya keterbasan-

keterbatasan yaitu:

1. Kecilnya ruang lingkup penelitian yang dilakukan, sehingga untuk

penelitian selanjutnya ruang lingkup penelitian dapat lebih luas lagi

sehingga hasil yang didapatkan sesuai harapan.

2. Keterbatasan waktu penelitian dari penulis yang disebabkan karena

keterbatasan ketersediaan dana dari penulis.

3. Keterbatasan informasi mengenai lokasi penelitian yang

menyebabkan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini kurang

lengkap.

4. Penelitian ini hanya sebatas meneliti faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi padi dari sisi input petani, tidak termasuk

faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi dari sisi permintaan

atau harga.

Page 26: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

26  

5.3 Saran

Dari hasil analisis pada penelitian ini dapat disampaikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Pemerintah diharapkan dapat menambah atau setidaknya menjaga lahan

pertanian agar tidak dialihfungsikan untuk kepentingan lain yang nantinya

berimbas pada turunnya produksi padi, sehingga ketahanan pangan

nasional dapat tercapai.

2. Petani padi di Jawa Tengah hendaknya memperhatikan efisiensi

penggunaan tenaga kerja pertanian. Hal ini dimaksudkan agar petani tidak

mengeluarkan biaya yang tinggi, sementara produksi padi justru menurun

karena inefisiensi penggunaan tenaga kerja pertanian. Penggunaan jumlah

tenaga kerja yang tepat akan meningkatkan output produksi padi secara

optimal pula.

3. Subsidi benih padi untuk petani oleh pemerintah sangat diperlukan

dalam membantu permasalahan keterbatasan modal petani padi untuk

membeli bibit yang berkualitas agar produksi padi menjadi maksimal.

Selain itu, petani padi hendaknya pada saat menanam padi menggunakan

takaran bibit yang pas agar produksi padi optimal.

4. Petani diharapkan dapat menggunakan pupuk sesuai takaran dan

melakukan pemupukan dengan benar agar tidak menyebabkan kerusakan

tekstur tanah sehingga produksi padi di Jawa Tengah meningkat.

Page 27: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

27  

DAFTAR PUSTAKA Adnan, N. 2007. Analisis Penawaran Palawija di Provinsi Sumatera Selatan.

Fordema Volume 7 Nomor 2, November 2007 :179-195. Amjaya, S. dan G. Hafiziansyah. 2002. Respon Padi Gogo Lokal Mayas Terhadap

Pemberian Pupuk dan Pupuk Kandang Sapi. Jurnal Ilmiah Mahakam. Vol 1. No.2. Desember. 2002.

Arifin, B. 2001. Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia, Telaah Struktur Kasus

dan Alternatif Strategi. Penerbit Erlangga. Jakarta. BPS Provinsi Jawa Tengah. 1994. Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 1994,

Semarang . 1998. Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 1998,

Semarang

. 2002. Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2002, Semarang

. 2006. Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2006,

Semarang . 1994. Statistik Pertanian Indonesia Tahun 1994,

Semarang

. 1998. Statistik Pertanian Indonesia Tahun 1998, Semarang

. 2002. Statistik Pertanian Indonesia Tahun 2002,

Semarang BPS Provinsi Jawa Tengah. 2006. Statistik Pertanian Indonesia Tahun 2006,

Semarang BPTP. 2003. Evaluasi Pelaksanaan Pemupukan Berimbang di Jawa Tengah,

Semarang Deliarnov. 1994, Teori Ekonomi Mikro, Prinsip Dasar dan Pengembangannya.

Disadur dari buku aslinya Microeconomic Theory Basic Principles and Extention. Cetakan Ketiga, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Dispertan Provinsi Jawa Tengah. 1994. Laporan Tahunan Dinas Tahun 2005.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah.

Page 28: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

28  

Dispertan Provinsi Jawa Tengah. 1994. Statistik Pertanian Tanaman Pangan Jawa Tengah. Kab. Semarang

Endaryati dkk. 2000. Aplikasi fungsi Cobb-Douglas: studi kasus Industri Besi

dan Baja dasar Indonesia 1976-1995, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Kinerja, Vol 4 No 2 Th 2000

Gujarati, Damodaar N., 2003. Basic Econometrics. Fourth Edition, McGraw Hill

Co. Ghozali, I. 2009. Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2009. Semarang Indarto, A.D. 2006. “Analisis Faktor-Faktor Produksi Padi di ASEAN

Menggunakan Model Cobb-Douglas”. MSE FE-UI. Jakarta. Indriyo, W. 2007. Seputar Kenaikan Harga Pupuk. Wacana No. 6 / Januari-

Pebruari 1997. Semarang Iqbal, A. 2008. “Potensi Kompos dan Pupuk Kandang untuk Produksi Padi

Organik di Tanah Inceptisol”. Jurnal Akta Agrosia. Vol. 11 No.1 hal 13-18

Malian, A.H., S. Mardianto, dan M. Ariani. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produksi, Konsumsi dan Harga Beras Serta Inflasi Bahan Makanan”. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 22 No.2, Oktober 2004 : 119-146

Marjuki, F.A. 2008. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Beras di

Indonesia Tahun 1981-2006”, FE-UMS. Mubyarto. 1977. Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES. Jakarta Mudakir, B. 2007. “Analisis Usahatani Padi Sawah di Jawa Tengah”. Fokus

Ekonomi-Vol. 6 No. 1. FE-UNDIP. Semarang. Noer, I. dan Agus. 2007. Analisis Respon Produksi Kopi di Provinsi Lampung.

Jurnal Esai-Ekonomi Jurnal Vol 2 No.4 Tahun 2007. Noviyanto, F.W. 2009. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi

Padi Organik di Kabupaten Sragen Tahun 2008”, FE UMS, Solo. Nugroho, M. 2011. [email protected]. THL – TBPP Kabupaten Sleman.

Diakses tanggal 25 Februari 2011. Poernomo, S. 2006. “Analisis Keseimbangan Produksi-Konsumsi Bahan Pangan

di Kabupaten Sukoharjo Tahun 1999-2003”. Fakultas Geografi Universitas Muhamadiyah Surakarta. Solo

Page 29: ABSTRACT - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/29905/1/jurnal_skripsi.pdfadalah Jawa Barat, kemudian diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Provinsi ... Produksi padi Jawa Tengah

29  

Salsinha, J.N. 2005. “Efisiensi Pemanfaatan Faktor Produksi Terhadap Peningkatan Produktivitas Usaha Tani Padi Sawah di Sub Distrik Maliana Distrik Bobonaro Timor Leste”. Tesis Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Salvatore, D. 1995. Teori Ekonomi. Edisi Kedua. Alih Bahasa Drs. Rudy

Sitompul, MA. Penerbit Erlangga. Jakarta Salvatore, D. 1995. Teori dan Soal-soal Mikroekonomi, Edisi Kedua, Penerbit

Erlangga. Jakarta Setiawan, H. 2010. “Analisis Produksi Tanaman Padi dan Kaitannya dengan

Standar Kebutuhan Masyarakat di Kabupaten Karanganyar antara Tahun 2003 dan Tahun 2007”. Fakultas Geografi-UMS. Solo

Sudaryanti, E. 2004. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi

Rakyat di Kabupaten Temanggung ( Studi Kasus di Kecamatan Candioito Kabupaten Temanggung)”. Tesis S2. Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro

Rusli, S. 2008. “Analisis Pemanfaatan Faktor Produksi pada Usahatani Padi

Sawah di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara”. FE Unhalu, Sulawesi Tenggara.

Swastika, D.K.S., J. Wargiono, Soejitno, dan A. Hasanuddin. 2007. Analisis

Kebijakan Peningkatan Produksi Padi Melalui Efisiensi Pemanfaatan Lahan Sawah di Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 5 No. 1, Maret 2007 : 36-52

Taufiq. 2002. Analisis Penawaran Beras di Sumatera Selatan. Jurnal Kajian

Ekonomi dan Bisnis, Vol.4, No.2, Agustus 2002 : 73-84. Triyanto, J. 2006. “Analisis Produksi Padi di Jawa Tengah”. MIESP FE – UNDIP.

Semarang. Widowati, R., Emilya, Hamsudin dan Dewa K.S Swastika. 2004. Dampak

Kebijakan Penghapusan Subsidi Pupuk Terhadap Kinerja Usahatani dan Efektifitas Kebijakan Harga Dasar Gabah di Provinsi Kalimantan Timur, Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 7, No. 2 Juli 2004 : 105-117.

Zulkarnain, I. 2004. “Analisis Produksi dan Keuntungan Usaha Tani Padi Sawah

Jawa Tengah”. MIESP FE – UNDIP. Semarang.