Top Banner
MODUL 1 Kelompok : 7
41

aborsi

Oct 23, 2015

Download

Documents

tugaas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: aborsi

MODUL 1

Kelompok : 7

Page 2: aborsi

• SKENARIO• Kasus I. Abortus Ilegal

Ny Novi, 34 tahun PIIIA0, dengan riwayat ketiga anaknya lahir dengan seksio sesarea (indikasinya karena panggul sempit). Anak ketiga diseksio 4 bulan yang lalu ditolong oleh Dr Bram, SpOG waktu itu dr Bram telah memberi informed consent / konseling kepada ny Novi untuk menggunakan kontrasepsi dengan pertimbangan umur dan karena riwayat seksionya yang sudah tiga kali. Saat Ny Novi kembali datang kontrol ke dr Bram,SpOG dengan keluhan belum datang haid sejak operasi seksio anak ketiga, ternyanta hasil pemeriksaan ternyata ny Novi hamil dan kehamilannya adalah 10-12 minggu,

Page 3: aborsi

dari keterangan juga diperoleh informasi bahwa Ny Novi tidak mengikuti saran untuk menggunkan kontrasepsi. Ny Novi memohon kepada dr Bram agar kehamilannya ini digugurkan saja, dengan berbagai macam alasan yang dikemukakan al : masih trauma dengan operasi seksio yang baru 4 bulan kemarin dijalaninya, masalah anaknya yang masih kecil-kecil, dan juga masalah ekonominya yang juga pas-pasan. Dr Bram menjelaskan kehamilan ny Novi,tidak adanya alasan buat dia untuk melakukan abortus. Ny Novi tetap bersikeras memohon kepada dr Bram agar keinginannya untuk abortus bisa dilakukan, bahkan dengan jelas menyampaikan bahwa bila dr Bram tidak memenuhi keinginannya maka dia akan tetap mencari orang yang dapat menggugurkan kandungannya bagaimanapun caranya dan apapun risikonya akan dia hadapi.

Page 4: aborsi

Dr Bram menjelaskan kehamilan ny Novi,tidak adanya alasan buat dia untuk melakukan abortus. Ny Novi tetap bersikeras memohon kepada dr Bram agar keinginannya untuk abortus bisa dilakukan, bahkan dengan jelas menyampaikan bahwa bila dr Bram tidak memenuhi keinginannya maka dia akan tetap mencari orang yang dapat menggugurkan kandungannya bagaimanapun caranya dan apapun risikonya akan dia hadapi....

Page 5: aborsi

Pertanyaan :- Rumuskan beberapa dilema etik pada kasus ini- Bagaimana anda melihat dilema etik sentral pada kasus ini,

dimanapada satu pihak anda sebagai dokter dan dilain pihak anda sebagaikeluarga Ny Novi.

- Dari dilema etik yang ada, cobalah anda analisis berdasarkanKaidah Dasar Bioetik, Etika Klinik Jonsen Siegler. (gunakan tabelkriteria KDB & pertanyaan etik klinik Jonsen S)

- Jelaskan Isu lain (jika ada isu Hukum & HAM) yang relevandengan kasus ini dan bagaimana jika kita melihatnya dalamperspektif Agama.

Page 6: aborsi

ISTILAH DALAM KASUS

1. PIIIAO2. SECTIO CAESARIA3. KONTRASEPSI4. ABORTUS

Page 7: aborsi

KLARIFIKASI ISTILAH

- PIIIAO adalah singkatan dari Partus ( melahirkan ) = III ( 3 kali ), Abortus = 0

sumber : tutor ( dr. Wiliam )

Page 8: aborsi

SECTIO CAESARIA• Indikasi sectio caesaria dari ibu

- disproporsi kepala panggul/CPD//FPD - Disfungsi uterus - Distosia jaringan lunak - Plasenta previa

• Indikasi dari anak - Janin besar - Gawat janin - Letak lingtang

• Kontra indikasi sectio caesaria : pada umumnya sectio caesarian tidak dilakukan pada janin mati, syok, anemi berat, sebelum diatasi, kelainan kongenital berat (monster).

Sarwono, 1991)

Page 9: aborsi

• Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Rustam Mochtar, 1992).• Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana

janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram (Sarwono, 1991).• Sesuai pengertian di atas maka penulis mengambil

kesimpulan, sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat.

Page 10: aborsi

KONTRASEPSIKontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Konsepsi (pembuahan, fertilisasi) adalah terjadinya pertemuan antara sel telur (ovum) isteri dengan sel mani (spermatozoa) suami pada saluran telur.

Kontrasepsi atau antikonsepsi adalah mencegah terjadinya konsepsi dengan memakai cara, alat atau obat-obatan. Pengaturan kelahiran (birth control) adalah penggunaan alat-alat atau cara-cara dengan maksud mengatur jumlah dan jarak waktu kelahiran. Keluarga berencana adalah suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.

SUMBER : BLOG dr. Diki, Sp.OG

Page 11: aborsi

ABORTUS

• Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).

Page 12: aborsi

PERMASALAHAN YANG TERDAPAT PADA KASUS

• Sesar Sudah 3 kali, terakhir 4 bulan yg lalu• Sulit melahirkan normal, karena pinggul

sempit sehingga haru sesar lagi• Ekonomi rendah• Tidak mengikuti saran dokter menggunakan

alat kontrasepsi

Page 13: aborsi

HUKUM DAN ABORSI • Apabila melakukan aborsi, maka yang

menerima hukuman adalah: 1. Ibu yang melakukan aborsi 2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi 3. Orang-orang yang mendukung terlaksananya aborsi

Page 14: aborsi

Beberapa pasal yang terkait adalah :• Pasal 229

1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.

2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

Page 15: aborsi

• Pasal 341

Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

• Pasal 342

Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

• Pasal 343

Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.

• Pasal 346

Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Page 16: aborsi

• Pasal 347 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

• Pasal 348 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. 2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

• Pasal 349

Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.

Page 17: aborsi

ABORSI BERDASARKAN KODE ETIK KEDOKTERAN

Berdasarkan kode etik kedokteran pasal 7 b- Bahwa setiap dokter harus senantiasa

mengingat akan kewajiban melindungi mahluk insani

Perbuatan yang dilarang adalah menggugurkan kandungan ( abortus ) tanpa indikasi yang benar

Page 18: aborsi

• Tindakan aborsi yang dibenarkan menurut undang-undang sampai saat ini yaitu sebagaimana termuat dalam UU No. 23 thn 1992 tentang kesehatan, pasal 15, hanya dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu hamil,

Page 19: aborsi

ABORSI MENURUT AGAMA KRISTEN

Berdasarkan Al-kitab, yang ditekankan adalah :1. Jangan pernah berpikir bahwa janin dalam

kandungan itu belum memiliki nyawa. (Kej 16:11 dan Kej 25:21-26 , dll )

2. Anak-anak adalah pemberian Tuhan. Jagalah sebaik-baiknya. ( Kej 30:1-2, Mzm 127:3-5 )

3. Tuhan tidak pernah memperkenankan anak manusia dikorbankan. Apapun alasannya. (Yeh 16:20-21, Yer 32:35, dll )

Page 20: aborsi

ABORSI MENURUT AGAMA ISLAM

Yang paling penting seperti yang terkandung dalam Alquran : 1. Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki uang yang cukup atau takut akan kekurangan uang. Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan kandungannya. Alangkah salah pemikirannya. Ayat Al-Quran mengingatkan akan firman Allah yang bunyinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.” (QS 17:31)

Page 21: aborsi

• Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap perintah Allah. (QS 5:36)

• Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita. Sejak kita masih sangat kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al-Quran menyatakan:”Dia lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur tanah dan sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.”(QS: 53:32) Jadi, setiap janin telah dikenal Allah, dan janin yang dikenal Allah itulah yang dibunuh dalam proses aborsi.

Page 22: aborsi

AnalisisKAIDAH DASAR BIOETIK I

Beneficence (Altruisme dalam Berpraktek)

Kriteria Ada Tidak Ada

1. Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

3. Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter

4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan keburukan

5. Paternalisme bertanggung jawab/berkasih sayang

6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia

7. Pembatasan goal-based

Page 23: aborsi

Kriteria Ada Tidak Ada

6. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek

7. Mengobati secara tidak proporsional

8. Tidak mencegah pasien dari bahaya

9. Menghindari misrepresentasi dari pasien

10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian

11. Tidak memberikan semangat hidup

12. Tidak melindungi pasien dari serangan

13. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan/Rumah Sakit yang merugikan pihak pasien dan keluarganya

Page 24: aborsi

Kriteria Ada Tidak Ada

8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien

9. Minimalisasi akibat buruk

10. Kewajiban menolong pasien gawat-darurat

11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan

12. Tidak menarik horarium diluar kepantasan

13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan

14. Mengembangkan profesi secara terus-menerus

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah

16. Menerapkan Golden Rule Principle

Page 25: aborsi

AnalisisKAIDAH DASAR BIOETIK II

Nonmaleficence (Do No Harm dalam situasi emergensi dan praktek klinik)

Kriteria Ada Tidak Ada

1. Menolong pasien emergensi

2. Kondisi untuk menggambarkan situasi ini adalah : Pasien dalam keadaan berbahaya atau beresiko hilangnya sesuatu yang penting (gawat), dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut, tindakan kedokteran tersebut terbukti efektif, manfaat bagi pasien lebih besar daripada kerugian dokter atau hanya mengalami risiko minimal

3. Mengobati pasien yang luka

4. Tidak membunuh pasien (euthanasia)

5. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien

Page 26: aborsi

AnalisisKAIDAH DASAR BIOETIK

Autonomi (Otonomi pasien dalam berbagai situasi)

Kriteria AdaTidak Ada

1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (pada kondisi kolektif)

3. Berterus terang

4. Menghargai privasi

5. Menjaga rahasia pasien

6. Menghargai rasionalitas pasien

Page 27: aborsi

Kriteria Ada Tidak Ada

7. Melaksanakan informed consent

8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien

13. Menjaga hubungan (kontrak)

Page 28: aborsi

AnalisisKAIDAH DASAR BIOETIK

Justice (Prinsip keadilan dalam konteks hubungan dokter-pasien)

Kriteria AdaTidak Ada

1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal

2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama

4. Menghargai hak sehat pasien

5. Menghargai hak hukum pasien

6. Menghargai hak orang lain

7. Menjaga kelompok rentan (yang paling dirugikan)

Page 29: aborsi

Kriteria AdaTidak Ada

8. Tidak melakukan penyalahgunaan

9. Bijak dalam makro alokasi

10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien

11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya

12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil

13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten

14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan

15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit

16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, dll

Page 30: aborsi

AnalisisJONSEN, SIEGLER DAN WINSLADE

Medical Indication

1. Apakah masalah medis pasien? Riwayat? Diagnosis?

Prognosis?

Pasien mengalami masalah psikologis (tidak mengiginkan

bayinya, PIIIA0( panggul sempit), Kehamilan 12 minggu

2. Apakah masalah tersebut akut? Kronik? Kritis? Gawat

darurat? Masih dapat disembuhkan?

masalah masih dapat ditolong.

3. Apakah tujuan akhir pengobatannya?

menolong kelahiran dengan SC

4. Berapa besar kemungkinan keberhasilannya?

Tidak diketahui

Page 31: aborsi

Medical Indication5. Adakah rencana lain bila terapi gagal?

6. Sebagai tambahan, bagaimana pasien ini diuntungkan

dengan perawatan medis, dan bagaimana kerugian dari

pengobatan dapat dihindari?

Pada dasarnya, perawatan medis yang dilakukan adalah

pemeriksaan kehamilan ibu mulai dari ANC sampai PNC.

Quality of Life

1. Bagaimana prospek, dengan atau tanpa pengobatan untuk

kembali ke kehidupan normal?

Kemungkinan untuk dapat kembali ke kehidupan normal

untuk menghindari kehamilan selanjutnya dengan

menggunakan kontrasepsi

Page 32: aborsi

Quality of Life2. Apakah gangguan fisik, mental dan sosial yang pasien alami

bila pengobatannya berhasil? Mengalami gangguan mental

karena SC yang ke-3 kalinya dan masalah ekonomi yang

rendah.

3. Apakah ada prasangka yang mungkin menimbulkan

kecurigaan terhadap evaluasi pemberi pelayanan terhadap

kualitas hidup pasien?

4. Bagaimana kondisi pasien sekarang atau masa depan,

apakah kehidupan pasien selanjutnya dapat dinilai seperti

yang diharapkan?

saat sekarang pasien mengalami depresi akan ketakutan

kelahiran bayinya dengan kondisi pasien mempunyai

panggul sempit, untuk masa depan kehamilan dapat

dihindari dengan penggunaan kontrasepsi

5. Apakah ada rencana alasan rasional untuk pengobatan

selanjutnya?

Untuk tindakan selanjutnya dilakukan/penggunaan

kontrasespsi

6. Apakah ada rencana untuk kenyamanan dan perawatan

paliatif?

Page 33: aborsi

Patient Preferrences

1. Apakah pasien secara mental mampu dan kompeten secara

legal?

secara mental pasien tidak mampu untuk menjalankan

kehamilannya karena trauma akan operasi SC 3kali, namun

tidak legal untuk menggurkan kehamilannya.

Apakah ada keadaan yang menimbulkan ketidakmampuan?

Ada, keadaan trauma, dan keadaan ekonomi

2. Bila berkompeten, apa yang pasien katakan mengenai

pilihan pengobatannya? Pasien menginginkan kehamilannya

di gugurkan (aborsi)

3. Apakah pasien telah diinformasikan mengenai keuntungan

dan risikonya, mengerti atau tidak terhdap informasi yang

diberikan dan memberikan persetujuan?

ada informasi yang diperoleh pasien, tetapi pasien tetap

bersikeras untuk menggugurkan kandungannya

Page 34: aborsi

Patient Preferrences

4. Bila tidak berkompeten, siapa yang pantas

menggantikannya? Apakah orang yang berkompeten

tersebut menggunakan standar yang sesuai dalam

pengambilan keputusan?

Tidak ada --- dokter berkompeten melakukan aborsi jika

sesuai dengan indikasi medik

5. Apakah pasien tersebut telah menunjukkan sesuatu yang

lebih disukainya? Pasien ingin menggugurkan

kandungannya.

6. Apakah pasien tidak berkeinginan/tidak mampu untuk

bekerja sama dengan pengobatan yang diberikan? Kalau

iya, kenapa? Karena pasien mengalami kesulitan ekonomi

7. Sebagai tambahan, apakah hak pasien untuk memilih

untuk dihormati tanpa memandang etnis dan agama? tidak

Page 35: aborsi

Contextual Features

1. Apakah ada masalah keluarga yang mungkin

mempengaruhi pengambilan keputusan pengobatan?

Keluarganya memiliki ekonomi rendah.

2. Apakah ada masalah sumber data (klinisi dan

perawat) yang mungkin mempengaruhi pengambilan

keputusan pengobatan?

3. Apakah ada masalah faktor keuangan atau ekonomi? Iya

ada

4. Apakah ada faktor religius atau budaya?

iya ada

5. Apakah ada batasan kepercayaan?

Page 36: aborsi

Contextual Features

6. Apakah ada masalah alokasi sumber daya?

7. Bagaimana hukum mempengaruhi pengambilan keputusan

pengobatan?

Segala tindakan medis yang dilakukan oleh seorang dokter

berlandaskan dan dilindungi oleh hukum

8. Apakah penelitian klinik atau pembelajaran terlibat?

9. Apakah ada konflik kepentingan di dalam bagian

pengambilan keputusan di dalam suatu institusi? Iya ada,

konflik antara pasien yang ingin melakukan aborsi dan

dokter yang tidak ingin melakukan aborsi dengan

berlandaskan pada kode etik dan hukum.

Page 37: aborsi

• Tujuan Instruksional Umum :• Setelah selesai mempelajari modul ini

mahasiswa diharapkan mampu menganalisis• berbagai kasus dilema etik dalam situasi yang

“conflicting”, sesuai dengan tuntutan• masyarakat dalam negara berkembang dan

bertanggung jawab sebagai seorang• dokter yang profesional.

Page 38: aborsi

• Tujuan Instruksional Khusus :• Setelah selesai mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu :• Menganalisis kasus dilema etik berdasarkan prinsip / Kaidah Dasar

Bioetika dalam keputusan etik kedokteran.• Menganalisis kasus dilema etik berdasarkan prinsip Etika Klinik

menurut• Jonsen AR, Siegler dalam keputusan etik kedokteran.• Menganalisis kasus dilema etik berdasarkan prinsip etika dasar Agama

dalam• keputusan etik kedokteran• Memahami dan menerapkan Prinsip / Kaidah Dasar Bioetika, Etika

Klinik• menurut Jonsen AR, Siegler, dan prinsip Etika Dasar Agama terhadap

dilema• etik dan dalam mengambil keputusan etik kedokteran.

Page 39: aborsi

Tindakan medis sehubungan dengan informed consent diatur

dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

nomor 585/MEN.KES/PER/IX/1989

Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) dapat

diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :

1. Implied Consent, yaitu persetujuan yang dianggap

telah diberikan walaupun tanpa pernyataan resmi,

yaitu pada keadaan biasa dan pada keadaan darurat

atau emergency. Pada keadaan gawat darurat yang

mengancam jiwa pasien, tindakan menyelamatkan

kehidupan (life saving) tidak memerlukan Persetujuan

Tindakan Medik

2. Expresed Consent, yaitu Persetujuan Tindakan Medik yang

diberikan secara eksplisit, baik secara lisan (oral) maupun

tertulis (written)

Page 40: aborsi

Bila keadaan pasien gawat darurat, meliputi :

- Pasien dalam keadaan tidak sadar, sedangkan

kerabatnya tidak mungkin dihubungi, padahal secara

medis penanganan harus segera dilakukan

- Pasien di bawah umur, yang belum cakap untuk melakukan

tindakan hukum, sedangkan orang tuanya atau walinya tidak

diketahui dimana

- Atas dasar pertimbangan terapeutis, kepada pasien tidak

boleh diberikan penjelasan mengenai penyakitnya

- Pasien menderita sindrome “dokter, saya tidak mau

mendengar dan mengetahui penyakit saya”

Pada kondisi tersebut, dokter dapat melaksanakan

tindakan medik untuk menolong pasien.

Ninik Mariyanti, Malpraktek Kedokteran, halaman 50

Page 41: aborsi

Pernyataan Ikatan Dokter Indonesia bahwa :

- Informed consent diberikan kepada pasien dewasa yang berada

dalam keadaan sehat rohaniah

- untuk orang dewasa yang berada di bawah pengampuan,

informed consent diberikan kepada orang tua/wali, informed

consent diberikan kepada induk semang/keluarga terdekat

(guardian)

- dalam hal pasien tidak sadar/pingsan, serta tidak

didampingi oleh yang tersebut di atas, dan yang

dinyatakan secara medis berada dalam keadaan gawat

darurat yang memerlukan tindakan medis dengan

segera untuk kepentingan pasien, tidak diperlukan

informed consent dari siapapun dan ini menjadi

tanggung jawab dokter

Soerjono Soekanto, segi-segi hukum, hak dan kewajiban pasien,

1990:25