5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gas Buang Pada Motor Bakar Pembakaran Dalam Untuk meningkatkan unjuk kerja mesin perlu dilakukan penelitian lebih lanjut seperti halnya perbaikan sistem aliran gas buang, karena gas buang dapat dimanfaatkan kembali untuk menurunkan temperatur pembakaran yang sangat tinggi. Dengan pemanfaatan kembali sejumlah tertentu gas buang dimungkinkan adanya dampak yang lebih baik terhadap kualitas emisi gas buang itu sendiri. Penggunaan exhaust gas recirculation(EGR) dianjurkan sebagai metoda untuk menigkatkan unjuk kerja mesin pada beban rendah dan mengurangi emisinya (Selim M. Y. E., 2003). Penggunaan EGR pada mesin Diesel berbahan bakar Biodiesel mampu menurunkan senyawa CO dan HC dalam emisi gas buang (Pay Kani, et al.,2011) Berdasarkan Abd-Alla G. H., 2001, pemanfaatan EGR, memungkinkan diperolehnya gas buang dengan konsentrasi gas NO yang lebih rendah. Jaffar Hussain et al., 2012 meneliti efek dari Exhaust Gas Recirculation (EGR) terhadap kinerja motor bakar torak tiga silinder dan karakteristik emisinya, didapatkan hasil penurunan Nox dan suhu yang lebih rendah di knalpot kendaraan. Dalam Alain Maiboom et al.,2008, laju aliran EGR yang tinggi dan tekanan yang konstan sebagai suatu cara menurunkan NO x secara drastis, tetapi meningkatkan brake specific fuel consumption (BSFC) dan emisi lainnya seperti CO dan HC.
18
Embed
Abd-Alla G. H. - sinta.unud.ac.id II... · tekanan yang konstan sebagai suatu cara menurunkan NO x ... Perawatan yang lebih teliti karena dilengkapi ... Mobil dan sepeda motor berbahan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Gas Buang Pada Motor Bakar Pembakaran Dalam
Untuk meningkatkan unjuk kerja mesin perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut seperti halnya perbaikan sistem aliran gas buang, karena gas buang dapat
dimanfaatkan kembali untuk menurunkan temperatur pembakaran yang sangat
tinggi. Dengan pemanfaatan kembali sejumlah tertentu gas buang dimungkinkan
adanya dampak yang lebih baik terhadap kualitas emisi gas buang itu sendiri.
Penggunaan exhaust gas recirculation(EGR) dianjurkan sebagai metoda
untuk menigkatkan unjuk kerja mesin pada beban rendah dan mengurangi
emisinya (Selim M. Y. E., 2003).
Penggunaan EGR pada mesin Diesel berbahan bakar Biodiesel mampu
menurunkan senyawa CO dan HC dalam emisi gas buang (Pay Kani, et al.,2011)
Berdasarkan Abd-Alla G. H., 2001, pemanfaatan EGR, memungkinkan
diperolehnya gas buang dengan konsentrasi gas NO yang lebih rendah.
Jaffar Hussain et al., 2012 meneliti efek dari Exhaust Gas Recirculation
(EGR) terhadap kinerja motor bakar torak tiga silinder dan karakteristik emisinya,
didapatkan hasil penurunan Nox dan suhu yang lebih rendah di knalpot
kendaraan.
Dalam Alain Maiboom et al.,2008, laju aliran EGR yang tinggi dan
tekanan yang konstan sebagai suatu cara menurunkan NOx secara drastis, tetapi
meningkatkan brake specific fuel consumption (BSFC) dan emisi lainnya seperti
CO dan HC.
6
Mohsen Ghazikhani et al., (2014) melalui investigasi eksperimental suhu knalpot
dan pengaruh rasio emisi dan kinerja mesin bensin-etanol dua-langkah didapatkan
hasil yang paling menonjol dengan etanol aditif yang mengurangi polusi CO yang
dihasilkan sebesar 35%.
Pada penelitian tentang pengaruh perbandingan kompresi dan EGR,
terhadap performa, pembakaran dan emisi, mesin Diesel Injeksi Langsung,
menunjukkan, dengan meningkatkan perbandingan kompresi mesin dan EGR,
memberikan hasil pada adanya peningkatan performansi (Kumar, et al, 2013)
Sementara dalam, Panu Karjalainen et al., (2014) yang meneliti tentang
partikel gas buang kendaraan bensin modern: di laboratorium dan di lapangan,
penelitian ini menunjukkan bahwa kendaraan bensin modern dapat memancarkan
empat jenis partikel gas knalpot. Perbedaan karakteristik partikel dan
pembentukan harus diperhitungkan dalam pengembangan strategi dan teknologi
kontrol emisi, dalam penilaian dampak emisi partikel terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.
Emisi gas buang motor diesel sangat berbahasya, mengandung hampir 40
polutan yang membahayakan, campuran partikel karbon yang amat kecil
ukurannya, kurang dari satu micrometer (micron), dalam(John et al., 2006)
Aktivitas kendaraan bermotor menghasilkan emisi gas buang sebagai
akibat dari pembakaran bahan bakar minyak yang terjadi dalam mesin. Semakin
baik sistem pembakaran tersebut, akan semakin baik pula kualitas emisi gas
buangnya, karena kadar polutannya akan lebih rendah bila dibandingkan dengan
gas buang yang berasal dari industri. Artinya, kalau pembakaran dalam mesin
7
terjadi dengan sempurna, maka gas buang akan mengandung lebih sedikit polutan
atau bahan bahan yang bersifat racun. Tetapi mesin kendaraan belum dapat
menghasilkan sistem pembakaran yang sempurna karena beberapa sebab, baik
yang bersifat teknis maupun non teknis, seperti kondisi pengemudian, jenis mesin,
alat pengendali emisi, bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang semuanya
itu membuat pola emisi gas buang kendaraan bermotor menjadi rumit, sehingga
masih ada bahan bakar yang menjadi sisa yang belum terbakar secara sempurna (
A. Tri Tugaswati, 1998).
Walaupun emisi gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari
senyawa yang tidak berbahaya seperti Nitrogen, Karbon Dioksida, dan Uap Air,
tetapi di dalamnya terkandung juga senyawa lain dengan jumlah cukup besar yang
dapat membahayakan kesehatan maupun lingkungan serta partikel debu (A. Tri
Tugaswati)
Adanya reaksi di udara yang mengubah Nitrogen Monoksida (NO)
menjadi Nitrogen Oksida(NO2) yang lebih reaktif dan reaksi kimia antara
berbagai Oksida Nitrogen dengan senyawa Hidrokarbon yang menghasilkan Ozon
dan Oksidasi lainnya, yang dapat menyebabkan asap awan fotokimia
(photochemical smog). yang dapat menyebabkan mata perih, sakit tenggorokan
dan paru serta mengakibatkan sesak nafas. Bahaya ini, khususnya terkait dengan
anak-anak, orang tua dan mereka yang menderita sakit jantung dan paru (Great,
1994).
8
Dengan rekayasa resirkulasi gas buang yang dilakukan dalam penelitian
ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi pada usaha menurunkan emisi gas
buang yang merugikan kesehatan manusia dan juga mampu meningkatkan unjuk
kerja mesin.
2.2 Motor Bakar
Motor bakar adalah mesin atau pesawat tenaga yang merupakan mesin
kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja
mekanik dengan merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas
(thermal) dan potensial sehingga menghasilkan energi mekanik.
Motor bakar torak menggunakan beberapa gerak mesin yang di dalamnya
terdapat torak yang bergerak bolak-balik dan bergerak putar (rotary engine).
Dimana di dalam silinder terjadi pembakaran campuran antara udara dengan
bahan bakar dengan merubah tenaga panas dan potensial menjadi tenaga gerak
sehingga proses tersebut mampu menggerakkan torak yang oleh batang penggerak
dihubungkan ke poros engkol.
2.2.1 Klasifikasi Motor Bakar
Berdasarkan jenis bahan bakar yang umum digunakan motor bakar
digolongkan atas dua, yaitu :
1. Motor bakar bensin dengan penyalaan loncatan bunga api dari busi.
2. Motor bakar diesel dengan penyalaan kompresi.
Berdasarkan proses dan prinsip kerja motor bakar dapat dibedakan atas
dua bagian, yaitu :
1. Motor bakar 2 langkah (2 tak).
9
2. Motor bakar 4 langkah (4 tak).
Pada motor bakar empat langkah ini, untuk menghasilkan satu kali langkah
kerja diperlukan empat kali langkah torak dan dua kali putaran poros engkol.
Keuntungannya :
Pergantian gas hasil pembakaran dan udara sangat baik karena memiliki
langkah tersendiri.
Pemakaian bahan bakar lebih hemat dan putaran mesin lebih halus.
Kerugiannya:
Perawatan yang lebih teliti karena dilengkapi dengan mekanisme katup.
Adapun prinsip kerja pada motor bensin 4 langkah hampir sama dengan
prinsip kerja pada motor diesel 4 langkah. Di bawah ini disajikan gambar yang
berkenaan dengan proses/langkah yang dilalui sebuah mesin bensin empat
langkah dalam satu siklusnya.
Gambar 2.1. Prinsip Kerja Motor Bensin 4 langkah
Sumber : Nakoela Soenarta dan Shoici Furuhama, h. 7
10
Keterangan gambar :
a. Langkah Isap
Piston bergerak dari TMA ke TMB dimana katup isap terbuka dan katup
buang tertutup, campuran bahan bakar dan udara (gas baru) masuk ke
dalam silinder melalui saluran isap.
b. Langkah Kompresi
Pada langkah ini torak yang bergerak dari TMA ke TMB dimana katup
Isap dan katup Buang tertutup, campuran bahan bakar dan udara
mengalami pemampatan (kompressi) secara adiabatik sehingga tekanan
dan temperatur gas meningkat.
c. Langkah Kerja
Gas yang bertekanan tinggi mendorong torak dari TMA ke TMB
berlangsung secara adiabatis/isentropis. Pada saat itu katup isap dan katup
buang tertutup akibatnya peristiwa ini menghasilkan tenaga gerak
(mekanis) pada motor.
d. Langkah Buang
Gas bekas dan panas yang masih berada di dalam silinder didorong torak
dari TMB ke TMA keluar melalui katup buang yang terbuka dengan
sendirinya, sehingga tekanan gas sama dengan tekanan udara luar dan
peristiwa ini berlangsung secara volume tetap. Semua proses di atas
berlangsung secara terus menerus dan berulang-ulang untuk membentuk
siklus yang tertutup selama motor bakar bekerja.
11
2.2.2 Pembakaran dan Gas Buang
Pembakaran terjadi karena ada tiga komponen yang bereaksi, yaitu bahan
bakar, oksigen dan panas. Jika salah satu komponen tersebut tidak ada maka tidak
akan timbul reaksi pembakaran.
Gambar 2.2 Proses Pembakaran Sempurna
Sumber : Analisa Kinerja Mesin Bensin Berdasarkan Hasil Uji Emisi, h.9
2.3 Hukum Termodinamika dalam Mesin Otto Empat Langkah
Siklus Otto adalah siklus termodinamika yang paling banyak digunakan
dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol
Fuel) adalah contoh penerapan dari sebuah siklus Otto.
Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin pembakaran
dalam empat langkah di atas biasa dijelaskan seperti ini : Ketika terjadi proses
pembakaran, energi potensial kimia dalam bensin ditambahi energi dalam udara
berubah menjadi kalor atau panas. Sebagian kalor berubah menjadi energi
mekanik batang piston dan poros engkol, sebagian kalor dibuang melalui pipa
pembuangan (knalpot). Sebagian besar energi mekanik batang piston dan poros
engkol berubah menjadi energi mekanik kendaraan (kendaraan bergerak),
sebagian kecil berubah menjadi kalor atau panas sedangkan panas timbul akibat
12
adanya gesekan. Secara termodinamika, siklus Otto memiliki 4 buah proses
termodinamika yang terdiri dari 2 buah proses isokhorik (volume tetap) dan 2
buah proses adiabatis (kalor tetap). Dengan Proses yang terjadi adalah :
Gambar 2.3 Diagram P-V Sumber : en.wikipedia.org/Otto_cycle#Diagram–for_Otto_cycle-stages
Dari diagram P-V di dalam halaman sebelumnya,
1-2 :Kompresi adiabatis
2-3 : Pembakaran isokhorik
3-4 : Ekspansi / langkah kerja adiabatis
4-1 : Langkah buang isokhorik
2.4 Kondisi Overlapping Kerja Katup Motor Bensin
Pada setiap mesin bensin empat langkah akan terdapat paling sedikit
sepasang katup pada setiap silindernya, yakni satu katup Isap dan satu katup
Buang. Pada saat mesin hidup, katup tersebut akan mengalami kondisi atau
periode "katup tumpang tindih"(overlap) pada akhir langkah buang dan awal
langkah Isap, dimana kedua katup terbuka. Katup Isap dibuka sebelum gas buang
13
telah benar-benar meninggalkan silinder, dan kecepatan yang cukup membantu
dalam mengisap masuk campuran baru, bahan bakar dan udara.
Gambar 2.4 Diagram Katup
Sumber : Joel Rayner, h. 512
2.5 Unjuk Kerja Siklus
Dari sejumlah proses yang telah diuraikan berdasarkan diagram P-V
diatas kemudian dapat dituliskan hubungan antar parameter yang ada dalam
sistem yang bekerja dengan siklus tersebut. Dengan mengetahui kondisi awal(P1 ,
V1 da, T1), maka dapat dilakukan penyelesaian untuk menghitung efisiensinya.
Dari proses yang berlangsung pada siklus ini, berlaku :