BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang cukup tertinggal dalam bidang kesehatan dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara. Faktor-faktor penyebab memburuknya sektor kesehatan di Indonesia diantaranya adalah angka kematian ibu melahirkan yang tinggi, angka kematian bayi yang tinggi, dan tingginya angka prevalensi malnutrisi dan penyakit menular. Hal ini diperburuk dengan isu-isu yang terkait tidak meratanya pelayanan kesehatan dan rendahnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, serta adanya peningkatan biaya berobat yang tidak terkontrol (Tim Field Lab FK UNS, 2012). Angka kematian ibu melahirkan dan bayi yang tinggi tersebut merupakan akibat dari kondisi ibu hamil yang menderita KEK (Kekurangan Energi Kronis). Ibu hamil dengan KEK memiliki risiko kematian mendadak pada masa perinatal atau risiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Chinue, 2009). Salah satu cara untuk menentukan kondisi KEK pada ibu hamil adalah dengan melakukan pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas). Apabila dalam pengukuran LILA tersebut hasil yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang cukup tertinggal dalam bidang kesehatan
dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara. Faktor-faktor penyebab
memburuknya sektor kesehatan di Indonesia diantaranya adalah angka
kematian ibu melahirkan yang tinggi, angka kematian bayi yang tinggi, dan
tingginya angka prevalensi malnutrisi dan penyakit menular. Hal ini
diperburuk dengan isu-isu yang terkait tidak meratanya pelayanan kesehatan
dan rendahnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, serta adanya
peningkatan biaya berobat yang tidak terkontrol (Tim Field Lab FK UNS,
2012).
Angka kematian ibu melahirkan dan bayi yang tinggi tersebut
merupakan akibat dari kondisi ibu hamil yang menderita KEK (Kekurangan
Energi Kronis). Ibu hamil dengan KEK memiliki risiko kematian mendadak
pada masa perinatal atau risiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) (Chinue, 2009). Salah satu cara untuk menentukan
kondisi KEK pada ibu hamil adalah dengan melakukan pengukuran LILA
(Lingkar Lengan Atas). Apabila dalam pengukuran LILA tersebut hasil yang
didapatkan adalah kurang dari 23,5 cm, maka ibu hamil tersebut termasuk ke
dalam kelompok KEK (Weni, 2010).
WHO (2003) menekankan bahwa kunci untuk meningkatkan status
kesehatan dan mencapai Millenium Development Goals (MDGs) 2015 adalah
dengan memperkuat sistem pelayanan kesehatan primer (Primary Health
Care) (Tim Field Lab FK UNS, 2012). Peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan primer merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
pelayanan kedokteran keluarga yang melaksanakan pelayanan secara holistik
dan komprehensif yang meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif dengan pendekatan keluarga (Tim Field Lab FK UNS, 2012).
Untuk dapat melaksanakan pelayanan secara holistik, dokter layanan
primer harus mampu melaksanakan kunjungan rumah (home visit) serta
melakukan perawatan pasien di rumah (home care) terhadap keluarga yang
membutuhkan, dalam hal ini khususnya melakukan kunjungan rumah terhadap
ibu hamil yang menderita KEK.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa
mampu melakukan kunjungan rumah (home visit) sebagai pelayanan dokter
keluarga. Adapun learning outcome pembelajaran ini adalah diharap
mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan dasar-dasar kunjungan rumah (home visit) dalam kedokteran
keluarga.
2. Melakukan tahapan-tahapan dan prosedur kegiatan kunjungan rumah
dalam pelayanan kedokteran keluarga.
3. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan keluarga berdasarkan fungsi
keluarga (home visit) dan menyusun usulan penatalaksanaannya secara
holistik dan komprehensif.
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Kegiatan field lab home visit kelompok A9 dilakukan di Puskesmas
Sukoharjo. Rincian kegiatan field lab kami adalah sebagai berikut:
A. Kegiatan pertemuan pertama (Kamis, 27 September 2012)
Pada hari pertama, kami berkumpul di Puskesmas Sukoharjo pada
pukul 07.30 WIB dengan mengikuti acara apel pagi terlebih dahulu. Kegiatan
selanjutnya yang kami lakukan adalah mendapatkan penjelasan mengenai
kegiatan field lab home visit yang akan kami laksanakan di Puskesmas
Sukoharjo hingga evaluasi laporan kegiatan field lab. Selain itu, kami juga
mendapatkan penjelasan secara umum mengenai program kunjungan rumah
yang sudah berjalan di wilayah Puskesmas Sukoharjo. Pengarahan mengenai
kegiatan home visit yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua dijelaskan
oleh instruktur lapangan kami, yaitu dr. Ari.
Dalam pelaksanaan kunjungan rumah pada hari kedua, kelompok kami
akan dibagi ke dalam 2 kelompok kecil. Kelompok pertama beranggotakan
Dentiko, Humaira, Indah, Satria, dan Sekar, sedangkan kelompok kedua
beranggotakan Imam, Ivan, Riza, Rizky, dan Wiharesi. Masing-masing
kelompok akan melakukan kunjungan rumah ke rumah ibu hamil yang
mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis). Dalam melakukan kunjungan
rumah tersebut, kami akan dibimbing oleh bidan desa setempat. Pengarahan
tersebut dilakukan sampai pukul 09.30 WIB. Setelah pengarahan selesai
diberikan, kami kembali ke Fakultas Kedokteran UNS.
B. Kegiatan pertemuan kedua (Kamis, 4 Oktober 2012)
Kegiatan field lab pertemuan kedua di Puskesmas Sukoharjo dimulai
pada pukul 08.00. Setibanya di Puskesmas Sukoharjo kami mendapatkan
pengarahan kembali oleh Kepala Puskesmas Sukoharjo dr. Yulia Astuti.
Pengarahan yang diberikan oleh dr. Yulia Astuti lebih terfokus kepada kasus
KEK yang akan kami temui, meliputi riwayat ANC (Ante Natal Care),
riwayat obstetri, pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, dan
LILA), dan mengenai P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi). Setelah mendapatkan pengarahan, kami melakukan beberapa
persiapan sebelum melaksanakan kegiatan home visit. Kegiatan home visit
kelompok kami dibimbing oleh Ibu Hendrati, Ibu Rusmanita, dan Ibu Sulasmi.
Rumah yang kami kunjungi adalah rumah Ibu Partiyah di Desa Gayam
RT 2 RW 9 Sukoharjo. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pendataan
oleh Ibu bidan, meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, dan LILA
(Lingkar Lengan Atas). Selanjutnya, Ibu bidan memberikan penyuluhan
kepada pasien mengenai cara menyusui dan merawat bayi yang benar, serta
memberikan penyuluhan mengenai asupan gizi yang baik pada ibu hamil.
Kemudian, dilanjutkan dengan pemberian susu ibu hamil dan obat yang terdiri
dari tablet zat besi, tablet asam folat, tablet vitamin B, dan tablet vitamin C
dari Puskesmas yang harus diminum satu tablet setiap malam.
Setelah penyuluhan dari Ibu bidan selesai, kelompok kami mulai
mengumpulkan data pasien sesuai dengan formulir kunjungan rumah yang
meliputi data karakteristik demografis keluarga, identitas keluarga, penetapan
masalah pasien, fungsi keluarga (fungsi fisiologis dan fungsi patologis),
struktur keluarga (genogram), interaksi keluarga, keadaan rumah dan
lingkungan pemukiman pasien, denah rumah, serta daftar masalah pasien
(medis dan non medis). Informasi yang kami peroleh melalui metode
wawancara langsung kepada Ibu Partiyah. Selama wawancara pasien cukup
kooperatif. Setelah selesai melakukan pengumpulan data, kami memberikan
nasihat berkenaan dengan adanya masalah KEK yang dialami pasien.
Kegiatan home visit diakhiri pada pukul 10.00 WIB, kemudian kami
kembali ke Puskesmas Sukoharjo.
C. Kegiatan pertemuan ketiga (Kamis, 11 Oktober 2012)
Kegiatan field lab pada pertemuan ketiga adalah evaluasi kegiatan,
presentasi laporan, dan diskusi mengenai home visit yang telah kami lakukan
pada pertemuan sebelumnya di Puskesmas Sukoharjo. Setelah itu, dilakukan
pengumpulan laporan mengenai kegiatan yang telah kami lakukan selama
berada di Puskesmas Sukoharjo dan apabila diperlukan, pengumpulan revisi
laporan juga dilakukan pada pertemuan hari ketiga tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
Kegiatan home visit kelompok kami adalah dengan mengunjungi rumah Ibu
Partiyah di Desa Gayam RT 2 RW 9 Sukoharjo. Ibu Partiyah (18 th) merupakan
ibu hamil yang menderita KEK (Kekurangan Energi Kronis). Batasan kunjungan
rumah atau home visit adalah untuk mengenal kehidupan pasien dan atau
memberikan pelayanan kedokteran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien.
Tata cara kunjungan rumah yang kami lakukan terfokus untuk
mengumpulkan data pasien dengan urutan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan daftar nama keluarga yang akan dikunjungi
Kelompok kami mengunjungi rumah Ibu Partiyah di Desa Gayam RT 2
RW 9 Sukoharjo. Ibu Partiyah (18 th) merupakan ibu hamil yang menderita
KEK (Kekurangan Energi Kronis).
2. Mengatur jadwal kunjungan.
Kegiatan kunjungan dijadwalkan pada hari Kamis tanggal 4 Oktober 2012
pada jam 08.00. Pengaturan jadwal dibantu oleh pihak puskesmas melalui
bidan desa setempat.
3. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan.
Data yang kami kumpulkan meliputi karakteristik demografis keluarga,
identitas keluarga, penetapan masalah pasien, fungsi keluarga (fungsi fisiologis
dan fungsi patologis), struktur keluarga (genogram), interaksi keluarga,
keadaan rumah dan lingkungan pemukiman pasien, denah rumah, serta daftar
masalah pasien (medis dan non medis).
4. Melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data kami lakukan dengan metode wawancara langsung
kepada Ibu Partiyah.
5. Melakukan pencatatan data.
Berikut data kunjungan rumah yang kami dapatkan:
A. Karakteristik Demografis Keluarga
No Nama, Keduduka
n
L/P Umur (tahun
)
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan Penderita Klinik
Ket
1. Agung Nugroho (Suami)
L 31 SMA Sopir - -
2. Partiyah (Istri)
P 18 SMP IRT KEK -
3. Fajar (Adik Ipar)
L 25 SMA Sopir - -
4. Sulis (Adik Ipar)
P 25 SMA IRT - -
5. Fungki Nurjanah
(Adik Ipar)
P 17 SMA Pelajar - -
6. Mujinem (Ibu
Mertua)
P 48 SD IRT Hiperkolesterolemia
-
7. Tinem (Bibi)
P 50 SD IRT - -
B. Identitas Penderita
Nama : Partiyah
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Gayam RT 2 RW 9 Sukoharjo
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Tanggal kunjungan : 4 oktober 2012
C. Penetapan Masalah Pasien
Riwayat Medis RPS (Riwayat Penyakit Sekarang):- Keluhan utama: hamil 16 minggu berisiko tinggi
dengan KEK - Keluhan lain: akhir-akhir ini sering merasa pegal-
pegal di bagian pinggang.
- Tidak sedang dirawat.RPD (Riwayat Penyakit Dahulu):- Riwayat maag kronis- Demam sebelum hamil- Pada awal kehamilan, kaki pasien sempat tertusuk
paku (telah diobati di rumah sakit).- Riwayat opname (-)
RPK (Riwayat Penyakit Keluarga)
- Ayah mertua (almarhum): Diabetes Mellitus- Ibu mertua: Hiperkolesterolemia- Tidak ada riwayat penyakit menular
Riwayat Kebiasaan
- Merokok : tidak pernah- Alkohol : tidak pernah- Narkoba : tidak pernah- Cuci tangan : masih- Mandi : masih- BAB sembarangan: tidak pernah- Buang sampah : masih (di tempat sampah)- Potong kuku : masih- Sehari-hari melakukan pekerjaan rumah seperti
menyapu, mengepel, dan mencuci (terkadang mengangkat beban berat).
Riwayat sosial ekonomi
- Pekerjaan: Ibu rumah tangga (cuti hamil dari pekerjaan sebelumnya: tourist guide).
- Sumber penghasilan keluarga adalah suami yang bekerja sebagai supir.
- Kebutuhan sehari-hari terpenuhi dengan cukup.- Hubungan sosial dengan masyarakat cukup baik.- Pasien belum mengurus JAMKESMAS maupun
JAMPERSAL.
Riwayat gizi - IMT (Indeks Massa Tubuh):
IMT =BB (kg )
(TB )2 (m )=
38(kg)1,56m2
=15 , 61≈ IMT Kuran g
Kategori IMT Menurut Kriteria WHO 2000Kategori IMT Asia (kg/m2) Underweight <18,5 Normoweight
18,5 – 22,9
Overweight ≥ 23 Pre-obese 23,0 – 24,9 Obese I 25,0 – 29,9 Obese II ≥ 30,0
Sumber: Bickley dan Szilagyi, 2007- Pola makan: kurang baik (nasi dan sayur), asupan
protein hewani kurang tercukupi, dan tidak suka mengonsumsi susu (pasien mengalami mual dan muntah).
Diagnosis holistic
Pasien merupakan ibu hamil berisiko tinggi dengan KEK. Di mana KEK tersebut nampaknya disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi (terutama zat gizi protein) sebagai akibat dari rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh ibu hamil tersebut dan kurang adanya dukungan dan perhatian dari keluarga selama masa kehamilan.
Yang tinggal dalam satu rumah: 7 orang.b. Riwayat kelahiran:
G1P0A0: merupakan kehamilan pertama di mana pasien belum pernah melahirkan maupun mengalami abortus.
c. Penyakit yang pernah diderita:- Penyakit menular (-)- Penyakit kronis:
Ayah mertua Diabetes Mellitus Ibu mertua hiperkolesterolemia
d. Penyakit sekarangKehamilan berisiko tinggi dengan keadaan kekurangan energi kronis.
e. Riwayat pemakaian KB Belum pernah menggunakan KB
2. Psikologis a. Penderita tinggal serumah dengan: suami, 3 adik ipar, ibu mertua, dan bibi.
b. Hubungan antaranggota keluarga baik, tetapi intensitas berkumpul bersama keluarga kurang.
c. Penyelesaian masalah dengan keluarga melalui diskusi antara suami dan istri.
3. Sosial a. Kedudukan sosial dalam masyarakat sebagai anggota masyarakat.
b. Keaktifan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan:Aktif berpartisipasi (arisan dan acara desa).
4. Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
a. Penghasilan utama keluarga berasal dari suamisebesar Rp. 400.000,00 per minggu.
b. Pekerjaan penderita: Ibu rumah tangga (IRT).c. Pekerjaan anggota keluarga yang lain:
Supir, IRT, dan pelajar.d. Pengeluaran sehari-hari: penghasilan per minggu
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar kredit motor.
e. Sehari-hari makan dengan: nasi dan sayur.f. Biaya berobat apabila ada anggota keluarga yang
sakit: tidak ada anggaran khusus bagi kesehatan.
5. Pengawasan masalah dan kemampuan beradaptasi
a. Keputusan penting keluarga dipegang oleh:Melalui diskusi suami istri.
b. Cara menyelesaikan masalah keluarga:Diskusi suami istri.
c. Hubungan dengan masyarakat sekitar: cukup baik, tetapi narasumber merasa dirinya sempat menjadi bahan pembicaraan tetangga sekitar.
6. Fisiologis Dinilai dengan menggunakan skor APGARa. Adaptation
Kemampuan anggota tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan, dan saran dari anggota keluarga yang lain.
b. PartnershipMenggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi, antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
c. GrowthMenggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan keluarga tersebut.
d. AffectionMenggambarkan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.
e. Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
Skor untuk masing-masing kategori adalah:0 = jarang/tidaksamasekali1 = kadang-kadang2 = sering/selalu
Terdapat tiga kategori penilaian, yaitu:≤5 :kurang6-7 :cukup8-10 :baik
- Form Penilaian Skor APGARNama anggota keluarga: PartiyahPosisi dalam keluarga: Istri
Sering(2)
Kadang(1)
Jarang(0)
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah.
√
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
√
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru.
√
A Saya puas dengan cara
√
keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian, dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama.
√
APGAR SCORE: 4
FUNGSI KELUARGA:Kurang
Keterangan : Untuk anggota keluarga yang lain tidak mengisi dikarenakan sedang tidak berada di rumah.
7. Patologis Dinilai dengan menggunakan skor SCREEMa. Social (melihat bagaimana interaksi dengan
tetangga sekitar)- Pasien aktif mengikuti acara di desa seperti
arisan dan acara desa.b. Culture (melihat bagaimana kepuasan keluarga
terhadap budaya, tatakrama, dan perhatian terhadap sopan santun)- Baik.
c. Religious (melihat ketaatan anggota keluarga dalam menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya)- Beribadah, tetapi tidak pernah melakukan
ibadah secara bersama (misal, solat berjamaah).
d. Economic (melihat status ekonomi anggota keluarga)- Kebutuhan sehari-hari tercukupi, penghasilan
per minggu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar kredit motor.
e. Educational (melihat tingkat pendidikan anggota keluarga)
- Pendidikan terakhir penderita SMP, suami SMA.
f. Medical (melihat apakah anggota keluarga ini mampu mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai)- Mendapatkan pelayanan kesehatan dengan
baik. Jika ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke puskesmas atau rumah sakit. Pasien belum mengurus JAMKESMAS maupun JAMPERSAL.
E. Struktur Keluarga (Genogram)
Identifikasi:
Penyakit menurun: Bp. Mujinem (Alm) Diabetes Mellitus
Ibu. Mujinem Hiperkolesterolemia
Penyakit menular: tidak ditemukan.
F. Interaksi keluarga
Interaksi keluarga cukup baik meskipun jarang terdapat agenda
khusus bersama keluarga. Kurang terjalin komunikasi antaranggota
keluarga. Ibu mertua lebih sering beribadah sendiri ke mesjid. Dalam
menyelesaikan masalah, pasien cenderung berdiskusi dengan suami tanpa
melibatkan anggota keluarga yang lain.
G. Keadaan Rumah dan Lingkungan
1. Ukuran rumah - Kebersihan cukup (masih banyak debu)- Ventilasi cukup (sewaktu kunjungan:
Bp. Mujinem Ibu Mujinem
Agung N Partiyah Fajar SulisFungki
jendela tidak dibuka)- Penerangan baik- Lantai keramik
2. Ruang tamu - Kebersihan baik- Ventilasi cukup (sewaktu kunjungan:
jendela tidak dibuka)- Penerangan baik- Lantai keramik
3. Ruang keluarga - Kebersihan baik- Ventilasi cukup- Penerangan baik- Lantai keramik
Selain melaksanakan penatalaksanan terhadap kondisi KEK pada ibu
hamil, juga diperlukan adanya pengenalan dan sosialisasi Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang merupakan salah satu upaya
menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Di mana program ini tidak hanya
diberlakukan bagi ibu hamil dengan risiko tinggi maupun kondisi KEK saja. P4K
memiliki pengertian pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh bidan sebagai
upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami, dan keluarga, tentang:
1. Semua kehamilan berisiko atau membahayakan,
2. Bahaya kehamilan dan persalinan,
3. Ajakan kepada ibu hamil, suami dan keluarganya untuk melakukan
perencanaan persalinan, meliputi:
a. Tempat persalinan
b. Penolong persalinan
c. Persiapan transportasi
d. Persiapan keuangan
e. Calon donor darah
f. Persiapan pakaian bayi dan ibu hamil
g. Perencanaan KB (Keluarga Berencana) setelah melahirkan, dengan
menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran untuk meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Dinkes
Jaksel, 2010).
Gambar 1. Stiker P4K
Kondisi nya ibu partiyah ttg p4k nya perlu diceritain g ki? Kan soalnya ibunya
belom mikirin p4k. Aku bingunggg -,-
Kunjungan rumah yang telah dilakukan sebagaimana dipaparkan di atas
merupakan salah satu program dalam meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat dengan cara mengenal lebih mendalam tentang kehidupan pasien
pasien serta membangung hubungan antara dokter dan pasien secara lebih baik.
Manfaat dilakukannnya kunjungan rumah yang lain adalah:
1. Dapat lebih meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien.
2. Dengan adanya kunjungan rumah, dokter akan memperoleh banyak informasi
tentang kondisi pasien. Dokter juga dapat menemukan beberapa kasus tertentu
yang masih bisa dicegah dan ditanggulangi sebelum berkelanjutan.
3. Dapat lebih meningkatkan hubungan dokter-pasien.
4. Kunjungan dokter ke rumah pasien dapat mempererat hubungan kekeluargaan
antara dokter dan pasien sehingga keterbukaan satu sama lain dapat terwujud.
5. Dapat lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien.
Dengan makin meningkatnya pemahaman dokter tentang keadaan pasien,
dan atau dengan makin baiknya hubungan dokter-pasien, berarti sekaligus
akan meningkatkan pula pemahaman dokter tentang kebutuhan serta tuntutan
kesehatan pasien. Adanya pemahaman yang seperti ini jelas akan
berperanan besar dalam upaya lebih menjamin terpenuhinya kebutuhan dan
tuntutan kesehatan pasien.
6. Dapat lebih meningkatkan kepuasan pasien. Pelayanan kedokteran yang dapat
memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien, apalagi jika disertai
dengan hubungan dokter-pasien yang baik, pasti mempunyai peranan yang
amat besar dalam lebih meningkatkan kepuasan pasien (patient satisfaction).
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Masalah kesehatan pasien harus dipandang secara biopsikososial baik
dari pasien, keluarga maupun lingkungan sekitarnya sehingga dapat
dilakukan pelayanan secara holistik dan komprehensif.
2. Dalam kasus ini, Ibu Partiyah (18 tahun) mengalami kehamilan berisiko
tinggi (usia pasien <20 tahun) yang juga ditambah dengan kondisi KEK
(Kekurangan Energi Kronis). Keadaan KEK tersebut nampaknya
disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi (terutama zat gizi protein)
sebagai akibat dari rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh ibu.
Ditambah dengan kondisi ekonomi yang hanya sekadar cukup (beban
keluarga yang terlalu banyak dengan sumber penghasilan hanya pada
suami) dan kurangnya dukungan serta perhatian dari keluarga selama
masa kehamilan.
3. Penyedia layanan kesehatan primer baik puskesmas atau dokter keluarga
harus mampu melakukan kunjungan rumah dan perawatan pasien di
rumah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pasien.
B. Saran
1. Bagi ibu hamil, sebaiknya selalu memperhatikan asupan nutrisi makanan
yang dikonsumsi dan memeriksakan kandungannya secara rutin ke
Puskesmas atau bidan terdekat.
2. Bagi ibu bidan, sebaiknya selalu aktif dalam melaksanakan kegiatan
kunjungan ke rumah untuk memantau keadaan ibu hamil, terutama bagi
ibu hamil dengan risiko tinggi maupun kondisi KEK. Di samping juga,
memberikan edukasi maupun konseling mengenai asupan nutrisi yang
baik selama kehamilan, pemeriksaan kehamilan, P4K, dan cara menyusui
serta merawat bayi dengan baik.
3. Bagi pihak Puskesmas, sebaiknya secara rutin melaksanakan sosialisasi
tentang pelaksanaan kunjungan rumah kepada petugas kesehatan dan
masyarakat sehingga baik petugas kesehatan maupun pasien dapat saling
bekerjasama untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal. Dan
juga, meningkatkan kualitas pemahaman mengenai kunjungan rumah
kepada petugas pelaksana kunjungan rumah, sehingga pelayanan
kunjungan rumah dapat berjalan lebih baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Bickley LS, Szilagyi PG (2007). Guide to Physical Examination and History Taking. 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Chinue C (2009). Kekurangan energi kronik (KEK). http://chinue.wordpress.com/2009/03/14/makalah-KEK - Diakses Oktober 2012.
Depkes (2002). Pedoman praktis memantau status gizi orang dewasa. http://www.gizi.depkes.go.id/ - Diakses Oktober 2012.
Dinkes Jaksel (2010). Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. http://selatan.jakarta.go.id/sudinkes/?page=Artikel&id=6p4k – Diakses Oktober 2012.
Khaidar (2005). Hubungan kekurangan energi kronik pada ibu hamil dengan berat badan lahir bayi di wilayah Puskesmas Seyegan Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Yogyakarta : FK UGM.
Manuaba IBG (2007). Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : EGC.
Rochjati P (2003). Skrining antenatal pada ibu hamil. Surabaya : FK UNAIR
Soetrisno (2012). Faktor risiko tumbuh kembang janin. Surakarta: FK UNS.
Supariasa IDN (2002). Penilaian status gizi. Jakarta : EGC.
Tim Field Lab FK UNS. 2012. Home visit. Surakarta: FK UNS
Weni (2010). Gizi ibu hamil. Yogyakarta : Muha Medika.