Top Banner
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Tujuan audit untuk memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan, artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perlu verifikasi apakah telah sesuai dengan standar pelaporan yang berterima umum. Pilihan antara segera mengumumkan laporan keuangan atau menunda adalah merupakan pertimbangan costbenefit. Auditing adalah salah satu jasa yang diberikan oleh akuntan publik yang sangat diperlukan dalam memeriksa kewajaran suatu laporan keuangan entitas usaha, sehingga laporan keuangan suatu entitas yang diaudit dapat lebih dipercaya oleh pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Dikutip dari buku Theodorus M. Tuanakotta, dari ISA 2013, “Tujuan suatu audit ialah mengangkat tingkat kepercayaan dari pemakai laporan keuangan yang dituju, terhadap laporan keuangan itu. Tujuan itu dicapai dengan pemberian opini oleh auditor mengenai apakah laporan disusun, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Pada umumnya, dalam kerangka pelaporan keuangan dengan tujuan umum, opini tersebut menyatakan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, atau memberikan gambaran yang benar dan wajar sesuai kerangka pelaporan etika
26

› xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

Feb 27, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Auditing

2.1.1 Pengertian Auditing

Tujuan audit untuk memberikan opini tentang kewajaran laporan

keuangan, artinya bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen perlu

verifikasi apakah telah sesuai dengan standar pelaporan yang berterima umum.

Pilihan antara segera mengumumkan laporan keuangan atau menunda adalah

merupakan pertimbangan costbenefit.

Auditing adalah salah satu jasa yang diberikan oleh akuntan publik yang

sangat diperlukan dalam memeriksa kewajaran suatu laporan keuangan entitas

usaha, sehingga laporan keuangan suatu entitas yang diaudit dapat lebih dipercaya

oleh pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Dikutip dari buku Theodorus M.

Tuanakotta, dari ISA 2013, “Tujuan suatu audit ialah mengangkat tingkat

kepercayaan dari pemakai laporan keuangan yang dituju, terhadap laporan

keuangan itu. Tujuan itu dicapai dengan pemberian opini oleh auditor mengenai

apakah laporan disusun, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka

pelaporan keuangan yang berlaku. Pada umumnya, dalam kerangka pelaporan

keuangan dengan tujuan umum, opini tersebut menyatakan apakah laporan

keuangan disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, atau

memberikan gambaran yang benar dan wajar sesuai kerangka pelaporan etika

Page 2: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

11

keuangan. Suatu audit yang dillaksanakan sesuai dengan ISAs dan persyaratan

ketka yang relevan memungkinkan auditor memberikan pendapat tersebut”.

Menurut Theodorus M. Tuanakotta, dari ISA 2013:

“Auditing termasuk salah satu jasa asurans, tapi bukan satu-satunya

jasa asurans. Audit adalah salah satu (tetapi bukan satu-satunya) jasa

Atestasi. Dalam asestasi, selain jasa audit ada jasa review, misalnya

review atas laporan keuangan kuartalan atau semesteran yang

dilakukan ditengah tahun (interim)”.

Menurut Tuanakotta (2011 :52) definisi audit dapat diartikan :

”Auditing is analytical, not contructive, it is critical, investigative,

concernedwith the basis for accounting measurement and assertions.”

Dalam buku Hayes, et al (2005:11) dikatakan bahwa definisi auditing adalah:

“An audit is a systematic process of objectively obtaining and

evaluate evidence regarding assertions about economic actions and

events to ascertain the degree of correspondence between the

assertions and established criteria, and communicating the result to

interested users”

Dari definisi diatas dapat diketahui unsur-unsur penting dalam audit yaitu

dilakukan secara kritis dan merupakan suatu proses sistematik yang bersifat logis,

terstruktur, dan terorganisir. Proses sistematis yang dilakukan tersebut merupakan

proses untuk menghimpun bukti-bukti yang kemudian dievaluasi oleh auditor dan

akan digunakan oleh pemakai yang berkepentingan.

Menurut Mulyadi (2013 : 9) mengemukakan definisi audit sebagai berikut:

“Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk

memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai

pernyataan- pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,

dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara

pernyataan- pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan,

Page 3: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

12

serta penyampaian hasil - hasilnya kepada pemakai yang

berkepentingan”.

Menurut Agoes (2012 : 4), pengertian auditing adalah:

“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh

pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah

disusun oleh manajemen, beserta catatan - catatan pembukuan dan

bukti - bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Menurut Arens and Loebbecke (2010 : 4):

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

information to determine and report on the degree of correspondence

betwen the information and established criteria. Auditing should be done

by a competent , independent person”.

Dari definisi diatas memberikan pertanyaan bahwa auditor memeriksa

laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan

pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya. Dalam pemeriksanya, seorang auditor

melakukan audit berbasiskan pada International Standards on Auditing (ISA).

Selanjutnya pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu akuntan

publik berasal dari luar perusahaan dan tidak memiliki kepentingan tertentu di

dalam perusahaan. Tujuan dari pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.

Menurut Committee On Basic Auditing Concepts dalam Boynton et.al

(2003 : 5) merumuskan definisi umum dari auditing sebagai berikut:

“A systematic process of objectively obtaining and evaluating

evidence regarding assertions about economic actions and events to

ascertain the degree of correspondence between those assertions and

established criteria and communicating the results to interested

users”.

Page 4: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

13

2.1.2 Audit atas Laporan Keuangan

Menurut Mulyadi (2010 : 30) menjelaskan audit atas laporan keuangan

sebagai berikut:

“Audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan

keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat

mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam audit laporan

keuangan ini, auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan

atas dasar kesesuaian dengan prinsip akuntansi berterima umum”.

2.1.3 Tujuan Audit atas Laporan Keuangan

Menurut Mulyadi (2010 : 72), menjelaskan tujuan audit atas laporan

keuangan sebagai berikut:

“Tujuan umum audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan

pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang

material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum Indonesia.

Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan asersi yang

terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan

keuangan”.

Adapun bentuk opini auditor terdiri atas 2 yaitu:

1) Opini Tanpa Modifikasian

Auditor wajib mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk

atau menjelaskan dengan cukup, kerangka pelaporan keuangan yang

berlaku (ISA 700.15). Auditor wajib memberikan opini yang tidak

dimodifikasi (WTP) ketika auditor menyimpulkan bahwa laporan

keuangan dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka

pelaporan keuangan yang berlaku.

ISA 700.35 menjelaskan bahwa ketika memberikan pendapat yang

tidak dimodifikasi atas laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka

penyajian wajar, pendapat auditor harus, kecuali ditetapkan lain oleh

Page 5: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

14

ketentuan perundang-undangan, menggunakan rasa, yang dipandang

ekuivalen dengan:

a) Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang

material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku,

atau

b) Laporan keuangan memberikan gambaran yang benar dan wajar sesuai

dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

ISA 700.46, ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas

laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka kepatuhan, pendapat

auditor harus menyatakan laporan keuangan yang dibuat, dalam semua

hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang

berlaku.

2) Opini Modifikasian (ISA 705)

Jika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian yang

wajar, tidak mencapai penyajian agar wajar, auditor wajib membahas ini

dengan manajemen dan tergantung pada persyaratan kerangka pelaporan

keuangan yang berlaku dan bagaimana masalah itu diselesaikan, auditor

wajib menentukan apakah perlu memodifikasi opini sesuai dengan ISA

705. Opini modifikasi terdiri dari 3 jenis yaitu:

1) Opini wajar dengan pengecualian

a) Kesalahan penyajjian, baik secara individual maupun kolektif,

adalah material, tetapi tidak perpasif, terhadap laporan keuangan

Page 6: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

15

b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat

yang mendasari opini auditor, tetapi auditor menyimpulkan bahwa

kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi

terhadap laporan keuangan, jika ada, dapa bersifat mateial, tetapi

tidak pervasif.

2) Opini tidak wajar

Auditor,berdasarkan bukti audit yng cukup dan tepat yang telah

diperoleh, menyimpukan bahwa kesalahan penyajian, baik secara

individual maupun kolektif, adalah material, tetapi pervasif, terhadap

laporan keuangan.

3) Opini tidak menyatakan pendapat

a) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat

mendasari opini auditor, dan auditor menyimpulkan bahwa

kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi

terhadap laporan keuangan, jika ada, da bersifat material dan

pervasif.

b) Dalam kondisi yang sangat jarang terjadi dan melibatkan lebih dari

satu ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa meskipun telah

memperoleh bukt audit yang cukup dan tepat tentang setiap

ketidakpastian tersebut, adalah tidak mungkin untuk merumuskan

opini atas laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari

ketidakpastian tersebut dengan kemungkinan dampak kumulatif

dati ketidakpastian tersebut terhadap laporan keuangan.

Page 7: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

16

2.1.4 Standar Auditing

International Standards on Auditing (ISA) merupakan standar audit yang

berbasis pada resiko. Indonesia sendiri mulai menggunakan ISA pada awal tahun

2013. Dalam audit berbasis resiko, auditor menggunakan kearifan profesional

dalam pelaksanaan audit dan lebih menekankan pada professional judgement

(Tuanakotta, 2013:12).

Pernyataan Standar Auditing (PSA), merupakan penjabaran lebih lanjut

dari masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing. PSA berisi

ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang harus diikuti oleh Akuntan

Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan terhadap PSA yang

diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota IAPI. Termasuk di

dalam PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditng (IPSA), yang

merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-

ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam PSA. Dengan demikian, IPSA

memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-

ketentuan yang dimuat dalam PSA sehingga merupakan perlausan lebih lanjut

berbagai ketentuan dalam PSA. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi seluruh

anggota IAPI, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.

Adapun dalam melaksanakan audit berbasis risiko, auditor harus mematuhi

standar-standar auditing yang diatur di dalam International Standards on Auditing

(ISA), yang bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 8: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

17

Tabel 2.1

International Standards on Auditing

ISA Mengatur Tentang

200 Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan

PelaksanaanAuditBerdasarkan Standar Audit

210 Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit

220 Pengendalian Mutu Untuk Audit atas Laporan Keuangan

230 Dokumentasi Audit

240 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu

Audit atas Laporan Keuangan

250 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-undangan dalam Audit atas

Laporan Keuangan

260 Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola

265 Pengkomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal Kepada

Pihak yang Bertanggungjawab atas Tata Kelola dan Manajemen

300 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

315 Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material

MelaluiPemahaman atas Entitas dan Lingkungannya

320 Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

330 Respons Auditor Terhadap Risiko yang Telah Dinilai

402 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan

Suatu Organisasi Jasa

450 Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi

SelamaAudit

500 Bukti Audit

501 Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

505 Konfirmasi Eksternal

510 Perikatan Audit Tahun Pertama - Saldo Awal

520 Prosedur Analitis

530 Sampling Audit

540 Audit atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai

Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

Page 9: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

18

ISA Mengatur Tentang

550 Pihak Berelasi

560 Peristiwa Kemudian

570 Kelangsungan Usaha

580 Representasi Tertulis

600 Pertimbangan Khusus - Audit atas Laporan Keuangan Grup (Termasuk

Pekerjaan Auditor Komponen)

610 Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

620 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

700 Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan Atas Laporan Keuangan

705 Modifikasi Terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen

706 Paragraf Penekanan Suatu Hal dan paragraf Hal Lain Dalam Laporan

Auditor Independen

710 Informasi Komparatif - Angka Korespondensi dan Laporan Keuangan

Komparatif

720 Tanggungjawab Auditor Atas Informasi Lain dalam Dokumen yang

Berisi Laporan Keuangan Auditan

800 Pertimbangan Khusus - Audit Atas Laporan Keuangan yang Disusun

Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

805 Pertimbangan Khusus - Audit atas Laporan Keuangan Tunggal dan

Unsur, Akun, atau Pos Spesifik dalam Suatu Laporan Keuangan

810 Perikatan Untuk Melaporkan Ikhtisar Laporan Keuangan

Sumber: International Auditing and Assurance Standards Board

(IAASB,2015:Vol.1)

Page 10: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

19

2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Kieso dan Weygandt (2011) laporan keuangan merupakan alat

utama untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi kepada pihak-pihak yang

berkepentingan atas perusahaan.

Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran

kondisikeuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari

kegiatanoperasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang

berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas

lain diluar perusahaan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2012:5) mengemukakan pengertian laporan

keuangan yaitu :

Laporan keuangan merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan

dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas. Tujuan umum dari laporan keuangan

ini untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi

keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial performance),dan arus

kas (cash flow) darientitas yang sangat berguna untuk membuat keputusan

ekonomis bagi para penggunanya.Untuk dapat mencapai tujuan ini, laporan

keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari entitas yang terdiri dari

aset, kewajiban, networth, beban, dan pendapatan (termasuk gain dan loss),

perubahan ekuitas dan arus kas. Informasi tersebut diikuti dengan catatan, akan

membantu pengguna memprediksi aruskas masa depan.

Page 11: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

20

Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada para

pemakainya untuk membantu para pemakainya dalam melakukan pengambilan

keputusan. Paragraf 38 PSAK 1 (Revisi 2013) menjelaskan bahwa entitas

menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode sebelumnya untuk

seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode berjalan, kecuali

diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat

naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika

relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

Entitas menyajikan, minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan

laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika

disajikan), dua laporan arus kas, dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan

atas laporan keuangan terkait (paragraf 38A).

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang

diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan

Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI) serta peraturan

regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.

Pada awalnya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah

berfungsisebagai “alat pengujian” dari pekerjaan fungsi bagian pembukuan, akan

tetapiuntuk selanjutnya seiring denganperkembangan jaman, fungsi laporan

Page 12: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

21

keuangansebagai dasar untuk dapat menentukan atau melakukan penilaian atas

posisikeuangan perusahaan tersebut. Dengan menggunakan hasil analisis tersebut,

makapihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil suatu keputusan.

Melaluilaporan keuangan juga akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka

panjang, struktur modal perusahaan, pendistribusian pada aktivanya, efektivitas

dari penggunaan aktiva, pendapatan atau hasil usaha yang telah dicapai, beban-

beban tetap yang harus dibayarkan oleh perusahaan serta nilai-nilai buku dari

setiap lembar saham perusahaan yang bersangkutan.

Efektif 1 Januari 2015 yang berlaku di Indonesia secara garis besar akan

konvergen dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) yang

berlaku efektif 1 Januari 2014. DSAK IAI telah berhasil meminimalkan

perbedaan antara kedua standar, dari tiga tahun di 1 januari 2012 menjadi satu

tahun di 1 Januari 2015. Ini merupakan suatu bentuk komitmen Indonesia melalui

DSAK IAI dalam memainkan perannya selaku satu-satunya anggota G20 di

kawasan Asia Tenggara. Selain SAK yang berbasis IFRS, DSAK IAI telah

menerbitkan PSAK dan ISAK yang merupakan produk non-IFRS antara lain,

seperti PSAK 28 dan PSAK 38, PSAK 45, ISAK 25 dan ISAK 31.

Page 13: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

22

2.3 Audit Delay

2.3.1 Pengertian Audit Delay

Menurut Ashton et.al (1987) dalam penelitian Wirakusuma (2004), Audit

Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan

sampai tanggal laporan audit dikeluarkan. Audit delay merupakan lamanya /

rentang waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku

sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit delay inilah yang dapat

mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan

berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan yang berda sarkan

informasi yang dipublikasikan.

Menurut Dyer & McHugh (1975:206 dalam Wiwik Utami, 2006:4)

“Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to

the date recorded as the opinion signature date in the auditor’ report”.

Ketepatwaktuan penerbitan laporan keuangan audit merupakan hal yang sangat

penting, khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang menggunakan pasar

modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Menurut Lawrence dan Briyan

(1988) dalam Yugo Trianto (2006:31) Audit Delay adalah lamanya hari yang

dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari

tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan

audit.

Audit delay yang melewati batas waktu ketentuan Otoritas Jasa Keuangan,

tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan. Keterlambatan

publikasi laporan keuangan bisa mengindikasikan adanya masalah dalam laporan

Page 14: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

23

keuangan emiten sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam

penyelesaian audit. Keterlambatan publikasi laporan keuangan sangat merugikan

investor karena dapat meningkatkan asimetri informasi di pasar, insider trading

dan memunculkan rumor yang membuat pasar menjadi tidak pasti. Penelitian ini

bertujuan untuk mengungkapkan faktor faktor apa yang menyebabkan

(determinan) audit delay. Informasi tentang faktor dominan yang mempengaruhi

audit delay dinilai penting karena dapat digunakan oleh investor untuk

mengantisipasi risiko investasi.

Audit delay terjadi karena laporan keuangan yang dipublikasikan harus

diaudit terlebih dahulu oleh akuntan yang independen. Di Indonesia, hal ini diatur

untuk perusahaan yang go public, Berdasarkan Peraturan Nomor X.K.2, Lampiran

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor:

KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau

Perusahaan Publik tanggal 5 Juli 2011 (yang berlaku pada saat Peraturan Otoritas

Jasa Keuangan ini diterbitkan), batas paling lambat:

a. Penyampaian kepada Otoritas Jasa Keuangan serta pengumuman dan/atau

pemuatan dalam Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik atas laporan

keuangan tengah tahunan adalah pada akhir bulan ketiga setelah tanggal

laporan keuangan tengah tahunan, jika disertai laporan Akuntan dalam

rangka audit atas laporan keuangan;

b. Penyampaian kepada Otoritas Jasa Keuangan serta pengumuman dan/atau

pemuatan dalam Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik atas laporan

keuangan tahunan yang disertai dengan laporan Akuntan dalam rangka

Page 15: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

24

audit atas laporan keuangan adalah pada akhir bulan ketiga setelah tanggal

laporan keuangan tahunan.

Menurut Subekti dan Widiyanti dalam Esynasali (2014), pengertian

audit deay adalah:

“Audit Delay adalah perbedaan waktu antara tanggal laporan

keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan

mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang

dilakukan oleh auditor”

Menurut Wiwik Utami (2006:4),

“Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur

dari tanggal penutupan tahun buku sampai tanggal diselesaikannya

laporan audit independen”.

Menurut Hosain dan Taylor (1998) menjelaskan alasan mengenai

keterlambatan publikasi laporan keuangan, sebagai berikut;

“One of the most tangible reasons for late publication of annual

reports by public limited companies is that the accounts need to be

audited before they can be published.”.

Page 16: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

25

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2

Penelitian-Penelitian tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit

Delay

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. Novelia

Sagita Indra

dan Dicky

Arisudhana

(2012)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Audit Delay

pada Perusahaan

Go Public di

Indonesia

ukuran perusahaan, Return

On Assets (ROA), ukuran

KAP, dan umur

perusahaan

variabel ukuran KAP dan

umur perusahaan secara

signifikan mempengaruhi

audit delay, Hal ini

dikarenakan Umur

Perusahaan berpengaruh

negatif terhadap Audit

Delay yang artinya

bahwa semakin lama

Umur Perusahaan maka

Audit Delay akan

semakin singkat.

2. Ani

Yuliyanti

(2011)

Faktor-Faktor

yang Berpengaruh

terhadap Audit

Delay

Opini Auditor, Ukuran

KAP, Solvabilitas

Perusahaan, Profitabilitas

Perusahaan, dan Ukuran

Perusahaan

Ukuran perusahan dan

Ukuran KAP

berpengaruh terhadap

audit delay, sedangkan

variable Opini Auditor,

Solvabilitas perusahaan,

dan Profitabilitas

perusahaan tidak

mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap

Audit Delay.

2. Novince

Lianto dan

Budi

Hartono

Kusuma

(2010)

Faktor-faktor

yang Berpengaruh

terhadap Audit

Report Lag

Profitabilitas, solvabilitas,

ukuran perusahaan, umur

perusahaan, dan jenis

industri

Faktor yang berpengaruh

signifikan adalah

profitabilitas, solvabilitas

dan umur perusahaan

3. Luciana

Spica

Almilia dan

Lucas

Setiady

(2006)

Faktor- faktor

yang

mempengaruhi

Penyelesaian

Penyajian

Laporan

Keuangan pada

Ukuran perusahaan, umur

perusahaan, profitabilitas,

solvabilitas, likuiditas, dan

item-item luar biasa dan

atau kontijensi

Faktor yang

mempengaruhi secara

signifikan adalah ukuran

perusahaan dan umur

perusahaan

Page 17: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

26

Perusahaan yang

Terdaftar di BEI

4. Subekti dan

Widiyanti

(2004)

Faktor-faktor

yang Berpengaruh

terhadap Audit

delay di Indonesia

Ukuran perusahaan,

profitabilitas, jenis

industri, opini audit,

ukuran KAP

Ukuran perusahaan,

profitabilitas yang

diproksikan dengan net

income per total asset,

jenis industri dan KAP

afiliasi (KAP Big Four)

terbukti berpengaruh

negatif terhadap audit

delay. Penerimaan

qualified opinion

berpengaruh negatif

terhadap audit delay

5. Henderson

and Kaplan

(2000)

An Examination

of Audit report

Lag for Banks: A

panel data

approach

Ukuran perusahaan, jenis

Industry, laba/rugi, pos-

pos luar biasa, opini audit,

auditor tahun tutup buku,

proporsi utang

Ukuran bank secara

negative berhubungan

dengan audit report lag

dalam cross sectional

analysis

6. Hossain

dan Taylor

(1998)

An Examination

of Audit delay:

Evidence from

Pakistan

Ukuran perusahaan, Debt

to equity ratio,

Profitabilitas, Anak

perusahaan internasional,

Ukuran KAP, Jenis

industri

Audit delay hanya

dipengaruhi oleh variabel

Ukuran perusahaan, anak

perusahaan

multinasional, sedangkan

variabel lainnya tidak

terbukti berpengaruh

terhadap audit delay

yang dialami perusahaan

7. Carslaw dan

Kaplan

(1991)

An examination

of Audit delay:

futher Evidence

from New

Zaeland

Ukuran perusahaan,

pelaporan laba/rugi,

extraordinary item,

kontrol perusahaan,

proporsi utang, jenis

industri, jenis pendapat

auditor, ukuran KAP,

tanggal tutup buku dan

audit delay

Faktor yang berpengaruh

signifikan adalah ukuran

perusahaan dan

pelaporan laba/rugi.

8. Dyer and

McHugh

(1975)

The Timeliness of

The Australian

Reports

Ukuran perusahaan,

tanggal tutup buku,

profitabilitas, dan audit

delay

Faktor yang berpengaruh

signifikan adalah ukuran

perusahaan

Page 18: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

27

2.5 Kerangka Pemikiran

Perkembangan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia semakin

pesat. Hal ini ditandai banyaknya perusahaan yang go public dalam kurun satu

dekade terakhir. Sejalan dengan perkembangan pasar modal memberikan

pengaruh pula terhadap perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen perusahaan kepada pihak ekstern

dan intern, setiap perusahaan dan badan hukum tersebut wajib untuk membuat

laporan keuangan perusahaan.

Auditing merupakan suatu proses akuntansi dan evaluasi bukti atas suatu

informasi untuk menentukan apakah suatu informasi disajikan secara wajar, dalam

batas-batas tertentu, sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan (Arens

et.al.2006), dikarenakan auditt merupakan suatu proses, berarti terdiri dari

beberapa tahap-tahap audit dari awal (perencanaan) hingga proses pelaporan

(penyelesaian).

Hasil penelitian Boynton dan Kell (1996) dalam Utami (2006:5),

Henderson dan Kaplan (2002) menemukan hubungan positif antara ukuran

perusahaan dengan audit delay, kesimpulan ini berarti bahwa audit delay

perusahaan besar lebih lama dari pada perisahaan kecil.

Menurut Owusu dan Ansah (2000) menyatakan, ketika sebuah perusahaan

berkembang dan para akuntannya belajar lebih banyak masalah pertumbuhan,

menyebabkan penundaan yang luar biasa dapat diminimalisirkan. Akibatnya

perusahaan mapan yang memiliki umur lebih tua cenderung lebih terampil dalam

Page 19: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

28

pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan karena

pengalaman belajar.

Dalam melaksanakan audit, Akuntan Publik sebagai profesi penunjang

pasar modal (Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal) harus

mempertimbangkan batas waktu (deadline) penyelesaian auditnya pada saat

perencanaan dan penerimaan klien, batas waktu audit yang ditetapkan akan

dipengaruhi atas pemahaman bisnis dan industri klien, resiko bisnis klien,

prosedur analisa awal, tingkat materialitas dan resiko audit yang dapat diterima,

pengendalian internal dan resiko pengendalian lalu mengembangkan perencanaan

audit secara umum dan program audit.

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Besar

kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan

skala besar kecilnya perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan,

total asset, rata-rata tingkat penjualan (Seftianne, 2011).

Ukuran perusahaan juga merupakan fungsi dari ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan. Semakin besar ukuran perusahaan, semakin

kompleks pula operasional perusahaan. Variabilitas dan intensitas transaksinya

pun tinggi. Hal ini berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan

keuangan kepada publik. Dyer dan McHugh (1975) menyatakan bahwa

manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi penundaan

audit (audit delay) dan penundaan laporan keuangan yang disebabkan oleh kare

perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor serta asosiasi

perdagangan dan agen regulator.

Page 20: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

29

Pada penelitian-penelitian terdahulu, dijelaskan bahwa total assets biasa

digunakan sebagai alat ukur besar/kecilnya suatu perusahaan (Ashton et.al., 1989;

Courtis, 1976; Davies dan Whittred, 1980; Gilling, 1977; Carslaw dan Kaplan,

1991 dan Abdullah, 1996).

Berdasarkan penelitian lainnya seperti Givoly dan Palmon (1982), Hossain

dan Taylor (1998), Varianada Halim (2000) menemukan bahwa hubungan ukuran

perusahaan dengan audit delay tidak signifikan, hal ini berarti ukuran perusahaan

tidak signifikan mempengaruhi audit delay. Sedangkan, dari hasil penelitian

Henderson dan Kaplan (2002), Boyton dan Kell (1996) menemukan hubungan

yang positif antara ukuran perusahaan dengan audit delay, kesimpulan ini berarti

bahwa audit delay perusahaan besar lebih lama daripada perusahaan kecil.

Dalam melaksanakan audit, Akuntan Publik sebagai profesi penunjang

pasar modal (Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal) harus

mempertimbangkan batas waktu (deadline) penyelesaian auditnyapada saat

perencanaan dan penerimaan klien, batas waktu audit yang ditetapkan akan

dipengaruhi atas pemahaman bisnis dan industri klien, resiko bisnis klien.

Umur perusahaan adalah lamanya sebuah perusahaan berdiri, berkembang

dan bertahan. Umur perusahaan dihitung sejak perusahaan tersebut berdiri

berdasarkan akta pendirian sampai penelitian dilakukan.

Dalam melaksanakan audit, Akuntan Publik sebagai profesi penunjang

pasar modal (undang-undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal) harus

mempertimbangkan batas waktu (deadline) penyelesaian auditnya pada saat

perencanaan dan penerimaan klien, batas waktu audit yang ditetapkan akan

Page 21: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

30

H

H

H

dipengaruhi atas pemahaman bisnis dan industri klien, resiko bisnis klien,

prosedur analisa awal, tingkat materialitas dan resiko audit yang dapat diterima,

pengendalian internal dan resiko pengendalian lalu mengembangkan perencanaan

audit secara umum dan program audit.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat digambarkan model analisis yang

menjelaskan hubungan antara variabel dependen dan independen dalam penelitian

ini. Bagan kerangka pemikiran dalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian

Keterangan:

Mempengaruhi secara parsial

Mempengaruhi secara simultan

Ukuran Perusahaan

(ASSET) (X )

Umur Perusahaan

(LIST) (X )

Audit Delay

(Y)

Page 22: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

31

2.5.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm size) Terhadap Audit Delay

Beberapa faktor yang kemungkinan menjadi penyebab Audit Delay

semakin lama, yaitu: Ukuran Perusahaand dan Umur Perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah skala perusahaan yang dilihat dari total aktiva

perusahaan pada akhir tahun. Total penjualan juga dapat digunakan untuk

mengukur besarnya perusahaan. Karena biaya-biaya yang mengikuti penjualan

cenderung lebih besar, maka perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi

cenderung memilih kebijakan akuntansi yang mengurangi laba (Sidharta, 2000).

Berdasarkan peneliti lainnya seperti Givoly dan Palmon (1982), Hossain

dan Taylor (1998), Variananda Halim (2000) menemukan bahwa hubungan

ukuran perusahaan dengan audit delay tidak signifikan, hal ini berarti ukuran

perusahaan tidak signifikan mempengaruhi audit delay. Sedangkan, dari hasil

penelitian Henderson dan Kaplan (2002), Boynton dan Kell (1996) dalam Utami

(2006:5) menemukan hubungan yang positif antara ukuran perusahaan dengan

audit delay, kesimpulan ini berarti bahwa audit delay berpengaruh besar lebih

lama dari pada perusahaan kecil. Dan hasil penelitian Ani Yulianti (2011) yang

menyatkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap lamanya Audit Delay.

Menurut Suwito dan Herawaty ( 2005):

“Ukuran perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan perusahaan

kedalam beberapa kelompok, diantaranya perusahaan besar, sedang

dan kecil. Skala perusahaan merupakan ukuran yang dipakai untuk

mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang didasarkan kepada

total aset perusahaan”.

Penelitian ukuran perusahaan dapat menggunakan tolak ukur aset. Karena

Page 23: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

32

total aset perusahaan bernilai besar maka hal ini dapat disederhanakan dengan

mentranformasikan ke dalam logaritma natural (Ghozali,2006); sehingga ukuran

perusahaaan juga dapat dihitung dengan :

Size = Ln Total Assets

Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang di ukur

dari besarnya total kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Menurut

Mas’ud Machfoedz (1994: 56) menjelaskan bahwa Ukuran Perusahaan

dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1) perusahaan besar, 2) perusahaan menengah,

3) perusahaan kecil. Hasil penelitian Ani Yulianti (2011) menunjukan bahwa

Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay. Hal ini

dikarenakan semakin besar perusahaan, memiliki sistem pengendalian internal

yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan

keuangan dan memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan atas laporan

keuangan.

2.5.2 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Audit Delay

Umur Perusahaan adalah lamanya perusahaan tersebut beroperasi. mur

perusahaan merupakan salah satu variabel penting dalam perjalanan suatu

perusahaan. Umur perusahaan dapat mencerminkan seberapa besar perusahaan

tersebut. Seberapa besar suatu perusahaan dapat digambarkan dalam kedewasaan

perusahaan. Kedewasaan perusahaan akan membuat perusahaan yang

bersangkutan memahami apa yang diinginkan oleh stakeholder dan

shareholdernya.

Page 24: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

33

Perusahaan yang sudah lama berdiri tentunya akan mendapat perhatian

lebih dari masyarakat luas. Dengan demikian, tentunya perusahaan yang sudah

lama berdiri akan selalu menjaga stabilitas dan citra perusahaan. Untuk menjaga

stabilitas dan citra, perusahaan akan berusaha mempertahankan dan meningkatkan

kinerjanya.

Pengukuran umur perusahaan dihitung sejak berdirinya perusahaan sampai

dengan data observasi (annual report) dibuat (latifah et al, 2011). Dari annual

report yang diterbitkan perusahaan akan mengungkapkan seberapa bagus

kemampuan perusahaan dalam menjaga stabilitas dan citra.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Novelia Sagita Indra dan Dicky

Arisudhana (2012) menyatakan bahwa semakin lama umur perusahaan, maka

Audit Delay yang terjadi semakin kecil, karena perusahaan yang memiliki umur

lebih tua dinilai lebih mampu dalam mengumpulkan, memproses, dan

menghasilkan informasi pada saat diperlukan karena telah memiliki pengalaman

yang cukup banyak dalam hal tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Armanto Witjaksono dan Mega Silvia menyebutkan bahwa Umur Perusahaan

tidak berpengaruh terhadap Audit Delay. Perusahaan yang telah beroperasi lama

tidak menjamin penyelesaian audit akan semakin cepat karena kompeksitas

laporan keuangan.

Menurut Owusu Ansah (2000) mengatakan bahwa:

“Well-established company is likely to be more proficient in gathering,

processing and releasing information when needed because of learning

experience”.

Page 25: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

34

Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa perusahaan yang memiliki

umur lebih tua cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan

dan menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan telah

memperoleh pengalaman yang cukup. Dengan demikian laporan keuangan akan

dapat disajikan lebih tepat waktu.

2.6 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2014: 93) Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Hipotesis dikatakan sementara karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Dari hipotesis tersebut akan

dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut

benar adanya atau tidak benar. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini

berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap

variabel dependen, dimana hipotesis nol (H0) yaitu suatu hipotesis tentang tidak

adanya hubungan, umumnya diformulasikan untuk ditolak. Sedangkan, hipotesis

alternatif (Ha) merupakan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini,

masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut :

a. Secara Parsial

H01 : Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Audit Delay pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Page 26: › xmlui › bitstream › handle › 123456789 › 8711 › Bab 2.pdf... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian …International Standards on Auditing (ISA) merupakan

35

H02 : Umur Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Audit Delay pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Ha2 : Umur Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Secara Simultan

H03 : Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan tidak berpengaruh terhadap

Audit Delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Ha4 : Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap Audit Delay pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.