1 | Page A. Penjelasan Tema B. Panduan Penulisan Karya Tulis Antikorupsi PENJELASAN TEMA DAN PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ANTIKORUPSI Tema Utama: “Mahasiswa Cerdas, Mahasiswa Berintegritas” Deskripsi integritas yaitu menunjukkan kejujujuran, komitmen dan kesesuaian antara tindakan dan ucapan (konsisten). 1. Sifat dan Isi Karya Tulis Karya tulis antikorupsi harus mengikuti ketentuan di bawah ini. a. Kritis: berisi telaah kritis terhadap suatu permasalahan dan isu aktual yang didukung oleh argumentasi ilmiah. b. Kreatif, inovatif, dan orisinal: karya berisi gagasan yang memberikan solusi atau mengantisipasi suatu permasalahan yang menunjukkan adanya kreativitas penulis, bersifat pembaruan, dan merupakan karya asli dan belum pernah memenangkan lomba atau dipublikasikan (selengkapnya baca poin e). c. Solusi yang dikemukakan hendaknya memiliki landasan teori yang jelas dan realistis untuk diaplikasikan. d. Sistematis: 1) tiap tahap penulisan karya dirancang secara sistematis, 2) tulisan didukung data atau informasi terpercaya, 3) mengikuti aturan tata tulis yang ditentukan. e. Bukan tulisan plagiat Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tuinggi, berikut ini penjelasan tentang plagiat. Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
14
Embed
A. Penjelasan Tema B. Panduan Penulisan Karya Tulis Antikorupsi ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1 | P a g e
A. Penjelasan Tema
B. Panduan Penulisan Karya Tulis Antikorupsi
PENJELASAN TEMA DAN PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS
ANTIKORUPSI
Tema Utama: “Mahasiswa Cerdas, Mahasiswa Berintegritas”
Deskripsi integritas yaitu menunjukkan kejujujuran, komitmen dan kesesuaian
antara tindakan dan ucapan (konsisten).
1. Sifat dan Isi Karya Tulis
Karya tulis antikorupsi harus mengikuti ketentuan di bawah ini.
a. Kritis: berisi telaah kritis terhadap suatu permasalahan dan isu aktual
yang didukung oleh argumentasi ilmiah.
b. Kreatif, inovatif, dan orisinal: karya berisi gagasan yang
memberikan solusi atau mengantisipasi suatu permasalahan yang
menunjukkan adanya kreativitas penulis, bersifat pembaruan, dan
merupakan karya asli dan belum pernah memenangkan lomba atau
dipublikasikan (selengkapnya baca poin e).
c. Solusi yang dikemukakan hendaknya memiliki landasan teori yang
jelas dan realistis untuk diaplikasikan.
d. Sistematis:
1) tiap tahap penulisan karya dirancang secara sistematis,
2) tulisan didukung data atau informasi terpercaya,
3) mengikuti aturan tata tulis yang ditentukan.
e. Bukan tulisan plagiat
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tuinggi, berikut ini penjelasan
tentang plagiat.
Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam
memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu
karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau
karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
2 | P a g e
Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada:
1) mengacu dan atau mengutip istilah, kata-kata dan atau kalimat, data
dan atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber
dalam catatan kutipan dan atau tanpa menyatakan sumber secara
memadai;
2) mengacu dan atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan atau
kalimat, data dan atau informasi dari suatu suber tanpa menyebutkan
sumber dalam catatan kutipan dan atau tanpa menyatakan sumber
secara memadai;
3) menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori
tanpa menyatakan sumber secara memadai;
4) merumuskan dengan kata-kata dan atau kalimat sendiri dari sumber
kata-kata dan atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori
tanpa menyatakan sumber secara memadai;
5) menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan atau telah
dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa
menyatakan sumber secara memadai.
2. Format Penulisan
Selain ketentuan sifat dan isi, karya tulis juga harus menaati ketentuan
format penulisan berikut ini.
a. Naskah ditik dengan menggunakan bahasa Indonesia ragam
ilmiah yang berisi gagasan pencegahan antikorupsi (sesuai dengan
tema).
b. Panjang naskah maksimal 10 halaman (sudah termasuk halaman
judul, pernyataan bebas plagiarisme, abstrak, dan lain lain)
c. Naskah ditik rapi pada kertas HVS kuarto ( A4 ) dengan jarak
1,5spasi, font size 12, huruf Times New Roman Style, dengan
batas pengetikan: samping kiri 4 cm, samping kanan 3 cm, batas
atas 4 cm dan batas bawah 3 cm
d. Sistematika penulisan sebagai berikut.
1) Halaman Judul: berisi judul, nama penulis, NIM, nama prodi
dan fakultas, logo perguruan tinggi, kota, dan tahun.
2) Abstrak: berisi uraian singkat karya tulis yang meliputi latar
belakang, tujuan, manfaat, metode penulisan, hasil dan
rekomendasi, maksimal 150 kata dilengkapi dengan kata kunci
3 | P a g e
3) Latar Belakang: berisi alasan pemilihan topik secara empiris
(berdasarkan fakta) dan atau berdasarkan teoretis
4) Rumusan Masalah: berisi pertanyaan yang harus dijawab pada
karya tulis.
5) Manfaat: berisi kegunaan karya ilmiah ini yang dikaitkan dengan
topik yang ditulis
6) Pembahasan: berisi analisis permasalahan didasarkan pada data
atau informasi, serta dikaitkan dengan telaah pustaka untuk
menghasilkan alternatif pemecahan masalah atau gagasan kreatif
7) Penutup: berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan harus berisi
jawaban atas pertanyaan (pertanyaan yang dimunculkan dalam
rumusan masalah) dan konsisten dengan hasil pembahasan. Saran
yang disampaikan berupa gagasan yang dapat diimplementasikan
dan berkaitan dengan isi karya tulis secara keseluruhan.
e. Format kutipan dan penulisan daftar pustaka.
Semua kutipan harus menyertakan sumber kutipan. Informasi lengkap
mengenai semua sumber kutipan harus ada di dalam daftar pustaka.
Demikian juga, tidak boleh ada pustaka yang tidak dirujuk dalam
penulisan tetapi muncul dalam daftar pustaka. Aturan penulisan
kutipan dan sumber kutipan serta daftar pustaka mengikuti aturan
APA Style seperti contoh di bawah ini.
1) Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan
a) Kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik dua (“…”)
jika kutipan ini merupakan kutipan pertama atau dikutip dari
penulisnya.
b) Jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut
ditulis dengan menggunakan tanda petik satu (‘…’).
c) Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang,
kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai
dengan ketentuan 2 dan 3 di atas) dan penulisannya digabung
ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan ditik dengan
jarak dua spasi.
4 | P a g e
Contoh:
Keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi sosial
perilaku bahasa, tidak hanya mencakup pemakaian bahasa saja,
melainkan juga sikap-sikap bahasa, perilaku terhadap bahasa dan
pemakai bahasa dikaji dalam sosiolinguistik “…is that part of
linguistics which is concerned with language as a social and
cultural phenomenon” (Trudgil, 1974).
d) Apabila kutipan langsung merupakan seperangkat kalimat yang
terdiri atas empat baris atau lebih, tempatkanlah kutipan itu di
antara tanda petik dua di bawah baris terakhir kalimat yang
mendahuluinya, menjorok lima ketukan ke dalam teks dari
margin kiri, berjarak rapat (1 spasi).
Contoh:
……………………………………………………………
…………………………..…………………………….(baris akhir
tulisan kita)
“Dalam hal yang lebih penting lagi, yang menyatakan betul
sifat nasional pendidikan di negara kita ialah menjadikan
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di semua sekolah-
sekolah. Bahasa ialah alat berpikir dan alat menyatakan buah
pikiran itu, tetapi selain dari semua itu, ialah alat yang terpenting
untuk menebalkan rasa nasional suatu bangsa. Walaupun prinsip
bahwa bahasa pengantar di sekolah-sekolah ialah bahasa
Indonesia, diberi kompromi pada dasar psikologi, dengan
demikian, bahwa di tiga kelas yang terendah dari sekolah-sekolah
rendah bahasa pengantar ialah bahasa daerah” (nama,th).