J;: A n ERA G Ann A Tjutju Rahayu Liusman Soenarno Soepomo Pusat Perangkat Nuklir dan Rekayasa ABSTRAJ;: Kamera gamma adalah suatu alat bantu diagnosa dalam bidang kedokteran nuklir yang dapat menggambarkan distribusi radioisotop penjejak pada organ tubuh. Radioisotop penjejak adalah radiofarmaka yang dimasukkan pada organ tubuh ter- tentu. Radioisotop tersebut di dalam organ tadi memancarkan foton sinar gamma ke segala arah, yang sebagian dapat di- tangkap oleh lempengan kristal detektor sintilator NaI(TL) melalui kolimator. Kristal detektor tadi digandeng dengan sejumlah tabung penggandafoto. Foton sinar gamma pulsa cahaya luminesensi yang intensitasnya sebanding dengan energi foton yang menimbulkannya. Pulsa lumeinesensi dapat melepaskan elektron dari katodafoto tabung terkait, kemudian elektron-elektron ini dilipat-gandakansehingga menimbulkan pulsa-pulea arus listrik yang lebih kuat yang kemudian di- integrasikan menjadi pulsa-pulsa tegangan. Melalui rangkaian aritmatik pulsa, pulsa-pulsa ini diubah menjadi sinyal koordinat spasi X dan Y dari sumber radioisotop pada organ tubuh. Disamping itu pulsa-pulsa tadi diJumlahkan dan meng- hasilkan sinyal Z dengan energi tertentu eaja yang dapat menampilkan titik dengan koordinat (X,Y) pada layar tabung einar katoda sebagai citra dari titik sumber radiaei ter- kait. Kejadian ini berulang-ulang dan secara akumulasi mem- perlihatkan citra fungsi organ dalam dua dimensi (2D). Komputer dapat digunakan untuk merekam dan mengolah citra sehingga dihasilkan citra yang kwalitasnya telah ditingkat- kan sehingga lebih inforroatifdan lebih mudah untuk diinter- pretasikan. Perkembangan kamera gamma selanjutnya, meng- hasilkan peralatan yang dapat menggambarkan distribusi radioisotop pada (organ) tubuh dalam tiga dimensi (3D) yang mengandung informasi lebih banyak untuk interpretasi yang lebih baik. 334
20
Embed
A n ERA J; - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Energi/PPNY_88/Pros... · diterima oleh masing-masing tabung dari titik tadi berban ding terbalik dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
J;: A n ERA G Ann A
Tjutju Rahayu Liusman
Soenarno Soepomo
Pusat Perangkat Nuklir dan Rekayasa
ABSTRAJ;:
Kamera gamma adalah suatu alat bantu diagnosa dalam
bidang kedokteran nuklir yang dapat menggambarkan distribusi
radioisotop penjejak pada organ tubuh. Radioisotop penjejak
adalah radiofarmaka yang dimasukkan pada organ tubuh ter
tentu. Radioisotop tersebut di dalam organ tadi memancarkan
foton sinar gamma ke segala arah, yang sebagian dapat di
tangkap oleh lempengan kristal detektor sintilator NaI(TL)
melalui kolimator. Kristal detektor tadi digandeng dengan
sejumlah tabung penggandafoto. Foton sinar gamma pulsa
cahaya luminesensi yang intensitasnya sebanding dengan
energi foton yang menimbulkannya. Pulsa lumeinesensi dapat
melepaskan elektron dari katodafoto tabung terkait, kemudian
elektron-elektron ini dilipat-gandakansehingga menimbulkan
pulsa-pulea arus listrik yang lebih kuat yang kemudian di
integrasikan menjadi pulsa-pulsa tegangan. Melalui rangkaian
aritmatik pulsa, pulsa-pulsa ini diubah menjadi sinyal
koordinat spasi X dan Y dari sumber radioisotop pada organ
tubuh. Disamping itu pulsa-pulsa tadi diJumlahkan dan meng
hasilkan sinyal Z dengan energi tertentu eaja yang dapat
menampilkan titik dengan koordinat (X,Y) pada layar tabung
einar katoda sebagai citra dari titik sumber radiaei ter
kait. Kejadian ini berulang-ulang dan secara akumulasi mem
perlihatkan citra fungsi organ dalam dua dimensi (2D).
Komputer dapat digunakan untuk merekam dan mengolah citra
sehingga dihasilkan citra yang kwalitasnya telah ditingkat
kan sehingga lebih inforroatifdan lebih mudah untuk diinter
pretasikan. Perkembangan kamera gamma selanjutnya, meng
hasilkan peralatan yang dapat menggambarkan distribusi
radioisotop pada (organ) tubuh dalam tiga dimensi (3D) yang
mengandung informasi lebih banyak untuk interpretasi yang
lebih baik.
334
333
SM. Prasetyo
Proses pencampuran ZnS dan Ag dilakukan dengan cara
memasukan serbuk Ag dengan berat yang bervariasi ke dalam
serbuk ZnS dengan berat bervariasi pula, kemudian maslng
maslng campuran diaduk sehingga diperoleh variasi serbuk
ZnS(Ag) dengan konsentrasi Ag yang berbeda/bervarlasi.
Jadi tidak mengguna-kan metode dopping atau yang lain.
4. Bambang Supardiono
Mohon dijelaskan pengertian resolusi ?Apakah karakteristik sintilator standar berdasarkan
kalibrasi atau pengukuran dengan Am-241 ?Berapakah ~fisiensi dan resolusi sintilator yang baik
menurut anda, dan bagaimana alasannya ?
SM. Prasetyo
Resolusi suatu detektor sintilasi menyatakan kemampuan
detektor tersebut untuk mendeteksi adanya dua puncak
yang berdekatan. Sehingga semakin kecil harga
resolusinya, detektor tersebut semakin mampu membedakan
(mendeteksi) adanya dua puncak yang berdekatah.
8~mber Am-241 digunakan, baik untuk sintilator standar
maupun sintilator yang dibuat.
Efisiensi sintilator yang baik adalah yang sedekat
mungkin dengan 100%. Alasannya sintilator' yang
r~solusinya kecil berarti spektrum puncaknya sempit,
sehingga puncak yang berdekatan tetap dapat dideteksi.
ABSTRACT
The gamma camera is an auxliary diagnose tool in the
field of nuclear medicine wich able to represent the radio
isotope tracer distribution of the body organisms. A radio
isotope tracer is the radiopharmaceutical wich to be entered
(injected or through oral')into the human body and then be
absorbed by an certain body organism. On a body organism
radioisotopes emit gamma ray photons to all direction where
some of them reach the cristal of NaI(Tl) scintilation
detector after passing through a lead collimator. The
cristal coupled with an array of the foton multiplier tubes.
The gamma ray photons was absorbed by the cristal through
some interactions which emit flashes of light/luminesence
pulses where their intensity proportional to the photons
energy. The lumenesence pulse strikes the photocatode of
photomultiplier tube then excite the electrons which multi
plied by dynodes give the greater current pulses and then be
integrated in order to get the voltage pulses. Through
pulse-aritmetic circuits, a voltage pulse be created to
become X and Y as spatial coordinate signals of the radio
isotope source in the body organism. On the other side
through summing circuit the same pulses be created to become
the Z signal which proportional to the total of the energy
absorbed by the crystal. The pulse height anallyzer to be
used for selecting the pulses of the Z signals with only
certain energy levels to be displayed as an (X,Y) co
ordinate pixel on the Cathode Ray Tube as image of point
radiation source. This incident occursrepeatedly to
accumulate organism functionimage on two dimension (2D). The
computer to be used as image recorder and processor on order
to enhance the quality and gets good informative of images,
so can be interpreted easily. The further development of
gamma camera produce the equipment which able to represent
the radioisotope distribution in the body organism on the
three dimension (3D) image so give more informations for
better interpretations.
335
336
I. PENDAHULUAN
Gamma ray atau disebut juga karoera Anger sebagai peng
hargaan bagi penemunya, adalah alat diagnostik in-vivo dalaro
bidang kedokteran nuklir yang dapat menggarobarkan distibusi
°radioisotop dalaro organ tubuh yang merupakan citra dari
fungsi organ tersebut. Dleh karena itu prinsip dasar
prosedur diagnostiknya merupakan studi fungsi yang di
manifestasikan dalaro citra. Radioisotop disini adalah
radiofarmaka yaitu senyawa bertanda dengan kwalitas
farmasetikal. Radiofarmaka tertentu dimasukkan kedalaro tubuh
melalui mulut atau disuntikkan, maka bersama pembawanya akan
masuk atau diserap oleh organ tubuh tertentu pula. Dengan
teknik ini dan dengan menggunakan karoera gamma serta memilih
sadiaan radiofarmaka yang telah diketahui secara spesifik
proses metabolismenya pada organ tubuh yang diselidiki, maka
dapat dipelajari perubahan pada organ tubuh terse but melalui
studi morfologi fungsional baik itu studi statik ataupun
dinamik. Kepekaan teknik ini dengan dibantu oleh prosedur
kedokteran nuklir lainnya maropu menggambarkan perubahan
perubahan fungsional serta biokimiawi sampai pada tingkat
molekuler. Dimana sampai kini kemampuan ini belum ter
tandingi oleh teknik kedokteran Iainnya, sehingga disiplin
ilmu kedokteran yang lainpun dapat ~emanfaatkannya.
Secara perangkat keras disain dari kamera gamma banyak
sekali variasinya, tetapi yang akan dikemukakan disini
adalah salah satu prinsip yang lebih umum dan telah diseder-"
hanakan, seperti yang ditunjukkan pad a gambar 1.b.
337
1-1. BAGIAN-BAGIAN PENTING DARI KAftERA GAnnA
11.1. Perangkat Detektor
Perangkat detektor meliputi kolimator, kristal sinti
lator, sejumlah tabung penggandafoto (photomultiplier) dan
penguat awal yang tersimpan di dalam tempat yang terbuat
dari timah hitam.
11.1.1. Kol~ator
Kolimator adalah lempengan timah hitam yang berlobang
lobang (lihat gambar 1.c) yang berfungsi untuk meneruskan
sinar gamma yang arahnya sejajar dengan lobang-lobang ter
sebut. Sinar gamma yang berinteraksi dengan materi umumnya
menimbulkan hamburan, demikian pula pada organ tubuh manu
sia, sehingga sebagian sinar arahnya menjadi tidak menentu.
Septa dari kolimator akan menghambat laju sinar yang tidak
beraturan tadi~ sehingga sinar gamma dari organ tubuh yang
sejajar saja yang akan diterima sintilator~ Ada berbagai
tipe kolimator antara lain :
a. Kolimator pinhole, hanya mempunyai sebuah lobang
yang berbentuk kerucut terpancung. Obyek sumber
akan diproyeksikan terbalik pada kristal sint~lator
sinarnya melalui kolimator ini.
b. Kolimator multihole, mempunyai banyak lobang •.
Ada beberapa kolimator tipe ini, antara lain:
besar
gamma
bila
b.1. Kolimator menyebar atau diverging dan kolimator
memusat atau converging. Yang tersebut terdahulu
mempunyai lobamg-lobang berbentuk kerucut terpancung
menyempit kearah sintilator sedangkan yang tersebut
belakangan adalah kebaliknya.
Dalam praktis untuk kedua kolimator ini cukup satu