1 BAB l PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hutan adalah sumber penghasil oksigen bagi dunia. Untuk perannya sebagai produsen oksigen tersebut, hutan mendapat gelar sebagai paru-paru dunia. Hutan juga penyimpan cadangan air tanah terbesar di dunia. Hutan merupakan rumah bagi jutaan makhluk hidup. Kehidupan yang berlangsung di dalam hutan menciptakan berbagai jenis hubungan antara berbagai makhluk hidup yang ada di dalam hutan. Hutan sebagai karunia dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang diamanatkan kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara dan memberikan manfaat bagi umat manusia yang wajib disyukuri, dikelola, dan dimanfaatkan secara optimal serta dijaga kelestariannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945). Hutan merupakan salah satu bentuk dari sumber daya alam hanyati dan memiliki ekositem yang beraneka ragam yang terkandung di dalamnya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan pada Pasal 4 ayat 1 menyebutkan semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah hutan Negara dan dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Ayat 2 Penguasaan hutan oleh Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberi wewenang kepada pemerintah untuk: a.) mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan
22
Embed
A. LATAR BELAKANG - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id › 33806 › 2 › jiptummpp-gdl-muhammadan-44725-… · Hutan adalah sumber penghasil oksigen bagi dunia. Untuk perannya sebagai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB l
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hutan adalah sumber penghasil oksigen bagi dunia. Untuk perannya sebagai
produsen oksigen tersebut, hutan mendapat gelar sebagai paru-paru dunia. Hutan
juga penyimpan cadangan air tanah terbesar di dunia. Hutan merupakan rumah bagi
jutaan makhluk hidup. Kehidupan yang berlangsung di dalam hutan menciptakan
berbagai jenis hubungan antara berbagai makhluk hidup yang ada di dalam hutan.
Hutan sebagai karunia dan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang diamanatkan
kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara dan
memberikan manfaat bagi umat manusia yang wajib disyukuri, dikelola, dan
dimanfaatkan secara optimal serta dijaga kelestariannya untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. (Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945).
Hutan merupakan salah satu bentuk dari sumber daya alam hanyati dan
memiliki ekositem yang beraneka ragam yang terkandung di dalamnya. Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan pada
Pasal 4 ayat 1 menyebutkan semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia
termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah hutan Negara dan
dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Ayat 2 Penguasaan
hutan oleh Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberi wewenang
kepada pemerintah untuk: a.) mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan
2
dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan; b.) menetapkan status wilayah
tertentu sebagai kawasan hutan atau kawasan hutan sebagai bukan kawasan hutan;
dan c.) mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara orang dengan
hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum mengenai kehutanan. Ayat 3
penguasaan hutan oleh Negara tetap memperhatikan hak masyarakat hukum adat,
sepanjang kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya, serta tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional1.
Hutan Indonesia merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan
hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
Indonesia adalah negara yang mempunyai hutan yang sangat luas. Kawasan
hutan Indonesia mencapai 162 juta hektar. Lahan hutan terluas terdapat di Papua
(32,36 juta hektar). Lokasi hutan Indonesia lainnya terdapat di Kalimantan (28,23
juta hektar), Sumatera (14,65 juta hektar), Sulawesi (8,87 juta hektar), Maluku dan
Maluku Utara (4,02 juta hektar), Jawa (3,09 juta hektar), serta Bali dan Nusa
Tenggara (2,7 juta hektar) Bahkan, Indonesia adalah pemilik hutan hujan tropis
terluas ke-3 di dunia setelah Brazil dan Kongo. Keanekaragaman flora dan fauna
pada hutan hujan tropis sangat bermanfaat bagi industri farmasi, kerajinan,
pariwisata, dan ilmu pengetahuan2.
1 UU Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan 2 Dikutip Dari Datu Pada 2 Februari 2016 Http://Www.Sariwaran.Com/Eksploitasi-Alam-Paru-
Paru-Dunia/ Diakses Pada Selasa 03-02-2016 Jam 13.53
Hutan yang berada di Indonesia sebagian besar adalah hutan hujan tropis, yang
tidak saja mengandung kekayaan hayati flora dan fauna yang beraneka ragam,
tetapi juga termasuk ekosistem terkaya di dunia, sehubungan dengan
keanekaragaman kehidupan lainnya. Indonesia memiliki kawasan hutan hujan
tropis yang terbesar di asia-fasifik yaitu diperkirakan 1.148.400 kilometer persegi,
Hutan Indonesia termasuk yang paling kaya keanekaragaman hayati di dunia3.
Apabila hutan tidak dijaga kelestariannya dan hanya diambil hasil alamnya saja
akan menimbulkan kerusakan dan kepunahan, karena itu hutan secara perlahan
namun pasti menyusut keberadannya, apabila pepohonan telah di tebang,
kawasannya dirambah dan tidak cepat dilakukan penanaman kembali, oleh karena
itu diperlukan pengelolaan hutan yang baik untuk menjaga hutan agar tetap lestari.
Menurut FAO, menyebutkan laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai
1.315.000 ha per tahun atau setiap tahunnya luas areal hutan berkurang sebesar satu
persen (1%). Berbagai LSM peduli lingkungan mengungkapkan kerusakan hutan
yang ada di Indonesia mencapai 1.600.000 – 2.000.000 ha per tahun dan lebih tinggi
lagi data yang diungkapkan oleh Greenpeace, bahwa kerusakan hutan di Indonesia
mencapai 3.800.000 ha per tahun yang sebagian besar adalah penebangan liar atau
illegal logging. Sedangkan ada ahli kehutanan yang mengungkapkan laju kerusakan
hutan di Indonesia adalah 1.080.000 ha per tahun, Karena itu pengawasan hutan
harus benar-benar diperhatikan4.
3 Dikutip Dari Purnma Sari 12-10-2001 Http://Jurnal-Ekonomi.Org/2004/04/22/Ada-Apa-Dengan-
Pengelolaan-Sumber-Daya-Alam-Indonesia/ Diakses Pada Hari Senin 28 Desember 2015 Jam 09.07 4 Dikutip Irwanto, 9 Maret 2012 Http://Www.Irwantoshut.Com/Kerusakan_Hutan_Indonesia.Html
Berdasarkan tulisan di atas penulis menganmbil rumusan masalah pada
rumusan penelitian tersebut yaitu:
1. Bagaimana upaya Perum Perhutani dengan masyarakat dalam menanggulagi
laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM)?
2. Permasalahan apa saja yang dihadapi Perum Perhutani dalam menanggulagi
laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM)?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui upaya Perum Perhutani dengan masyarakat dalam
menanggulagi laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM).
2. Untuk mengetahui Permasalahan apa saja yang dihadapai Perum Perhutani
dalam menanggulagi laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM)
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan kontribusi positif bagi
perkembangan ilmu pemerintahan khususnya dalam rangka pengembangan teori
tentang kehutanan dalam pengelolaan hutan negara serta bisa dijadikan referensi
oleh peneliti yang tertarik meneliti dengan judul penelitian ‘upaya Perum Perhutani
dalam menanggulagi laju kerusakan hutan negara melalui program (PHBM)’ dan
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penetiliat selanjutnya.
9
Manfaat Praktis
a. Bagi Perhutani
Sebagai rekomendasi terhadap perhutani dalam membuat kebijakan dan juga
pengambilan keputusan, serta melakukan pengawasan dan melakukan pelestarian
hutan secara efektif dan menjalin relasi komunikasi sosial dan sosialisasi
kemasyarakat agar saling mengelola hutan bersama-sama dan menghidari
terjadinya gab/kesenjangan antara perhutani dan masyarakat agar tercipta
kedamaian antara masyarakat maupun perhutani.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai pengetahuan sekaligus pembelajaran dalam meningkatkan kesadaran
bagi masyarakat dalam melakukan pengelolaan dan mengetahui fungsi hutan yang
sebenarnya serta memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa setiap hutan
yang ditunjuk oleh Pemerintah yang berada didalam Republik Indonesia adalah
hutan negara, yang di mana seluruh masyarakat harus saling menjaga hutan,
melestarikannya dan mengembalikan hutan sebagaimana fungsi hutan yang
sebenarnya.
E. DEFINISI KONSEP
1. Definisi Konsep
Menurut Simon, perkembangan teori pengelolaan hutan dapat dikelompokkan
ke dalam dua kategori, yaitu kategori kehutanan konvensional dan kategori
kehutanan modern (kehutanan sosial). Kehutanan konvensional adalah Teori
pengelolaan hutan yang termasuk ke dalam kehutanan konvensional adalah
penambangan kayu atau timber extraction (TE) dan perkebunan kayu atau timber
10
management (TM). Kehutanan modern adalah Kehutanan sosial adalah
pengelolaan hutan sebagai sumberdaya atau forest resource management (FRM)
dan pengelolaan hutan sebagai ekosistem atau forest ecosystem management
(FEM). Keduanya disebut juga dengan istilah lain Sustainable Forestry
Management (SFM). Ketiga teori pengelolaan hutan tersebut, secara evolutif
berkembang, sejak dari mulai penambangan kayu (TE) hingga sampai pada
pengelolaan ekosistem hutan (FEM).
Kehutanan merupakan aspek ekologis yang berada di atas permukaan bumi,
kehutanan dari segi pembentukannya terdiri dari 2 (dua) cara, yaitu terbentuk
alamiah dan buatan. Perkembangan tehnologi telah menciptakan teori yang dapat
mengembalikan fungsi hutan alam, dengan dasar tersebut pengelolaan hutan lebih
dititikberatkan kepentingan secara menyeluruh. Bumi dengan segala macam di
dalam dan di permukaan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh manusia
sebagai penghuninya. Pengelolaan hutan sebaiknya diselaraskan dengan
pengelolaan sumber daya alam yang lainnya, sehingga pemanfaatan sumber daya
dapat terjalin dengan baik dan menguntungkan10. Maka definisi konsep pada
penelitian ini adalah:
a) Upaya Perum Perhutani
Perum perhutani sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di
bawah naungan langsung dari Departemen Kehutanan diberikan mandat menjadi
pengelola hutan tropis yang terbaik di dunia. Dalam misi tersebut Perum Perhutani
yang antara lain mengelola hutan tropis dengan prinsip pengelola hutan lestari11.
10 Simon, H. 2004. Membangun Kembali Hutan Indonesia. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 11 Ibid
11
Upaya yang dilakukan Perum Perhutani untuk mengurangi jumlah kerusakan hutan
yang berada didaerah Pujon ialah dengan cara memberika pengetahuan tentang
hutan dan segala fungsinya dengan melibatkan pemerintah maupun masyarakat
yang berada pada daerah Pujon, bahwa betapa pentingnya hutan dalam ekosistem
maupun dalam kehidupan manusia, jika hutan tidak dirawat dan di jaga maka hutan
menjadi rusak dan dapat menimbulkan bencana seperti longsor, banjir dll, oleh
karena itu upaya inilah yang menjadikan pengetahuan kepada masyakat agar lebih
memperhatikan hutan dan mengembalikan fungsi hutan yang seharusnya.
b) Hutan Negara
Hutan negara adalah hutan yang berada di atas tanah yang tidak dibebani hak
atas tanah. Hutan negara ini kepemilikannya ada pada negara. Segala bentuk
penguasaan dan pengelolaan harus seijin dari negara. Suatu kesatuan ekosistem
berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan. Hutan adalah masyarakat tumbuhan yang kompleks, terdiri dari
pepohonan, semak, tumbuhan bawah, jasad renik tanah dan hewan. Suatu lapangan
yang ditumbuhi pepohonan dikatakan sebagai hutan apabila minimum lapangan
yang ditumbuhi pohon sekitar ¼ hektar. Kebanyakan hutan yang di Indonesia
adalah hutan negara dan tidak dapat dikelola tanpa seijin dari negara. Termasuk
hutan yang berada pada hutan yang berada di daerah pujon dan sekitarnya adalah
hutan negara dan tidak dapat dikelola oleh masyarakat secara bebas.
c) Kerusakan Hutan
Hutan yang berada di Indonesia semakin lama semakin memperhatinkan,
banyaknya kerusakan hutan yang diakibatkan oleh pihak-pihak yang tidak
12
bertanggung jawab seperti kerusakan yang terjadi akibat pembakaran lahan yang
terjadi pada tahun 2015 lalu, yang dimana bencana kebakaran hutan tersebut
mengakibatkan kabut yang sangat membahayakan bagi fungsi pernafasan manusia,
tidak hanya itu kabut tersebut sampai ke negara tetangga yaitu negara Malaysia,
Tidak hanya itu hutan yang berada pada daerah pujon juga merupakan hutan yang
perlu diperhatikan oleh pihak terkait seperti Perum Perhutani sebagai pihak yang
diberikan tanggung jawab atas segara kerusakan hutan yang berada pada hutan
negara.
Hutan yang berada di daerah pujon tersebut terlihat seperti lahan pertanian
sayuran, hal ini karena penyalahgunaan lahan hutan oleh masyarakat yang berada
pada daerah tersebutlah yang mengakibatkan hutan menjadi gundul, yang dimana
hutan adalah hamparan pepohonan tapi berubah menjadi lahan pertanian oleh
karena itu kondisi hutan haruslah sangat diperhatikan oleh pihak terkait.
d) Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)
Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) adalah suatu
sistem pengelolaan sumberdaya hutan yang dilakukan bersama oleh Perum
Perhutani dan masyarakat desa hutan dan atau oleh Perum Perhutani dan
masyarakat desa hutan dengan pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan
jiwa berbagi sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi
dan manfaat sumber daya hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional.
Program PHBM ini bermaksud untuk meningkatkan hubungan yang harmonis
antara pengelola hutan (Perhutani) dengan masyarakat di sekitarnya dengan cara
13
berbagi kewenangan dan berbagi hasil pengelolaan12 Menurut Haeruman tujuan
dilaksanakan program PHBM adalah :
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan melepaskan dari kemiskinan,
membangun pemupukan modal masyarakat.
2. Meningkatkan kemampuan teknologi dan manajemen organisasi masyarakat
lokal dalam melaksanakan PHBM.
3. Membangun PHBM secara struktural, sehingga PHBM menjadi salah satu
andalan usaha rakyat.
4. Meningkatkan keanekaragaman jenis usaha dan jenis hasil yang lebih
unggul dan tahan terhadap gejolak ekonomi.
5. Meningkatkan sediaan sumberdaya kehutanan bagi pengembangan sektor
kehutanan yang lebih luas. Ini terbentuk sebagai hasil akhir dari keberhasilan upaya
pemberdayaan masyarakat13.
F. Definisi Operasional
Definisi oprasional merupakan unsur penelitian untuk mengukur variabel
sehingga diketahui indikator dari variabel tersebut. tentunya dalam melakukan
penelitian ini haruslah ada indikator dari variabel yang ingin diteliti. Dan juga untuk
mengetahui batas variabel dari permasalahan ini. Adapun definisi oprasional dalam
penelitian ini adalah:
12 Affianto, Agus, Susanti A., Riyanto S. 2005. Nilai Finansial Dan Ekonomi Tegakan Hutan.
Dalam Awang, San Afri (Ed.). Petani, Ekonomi, Dan Konservasi Hal : 57-95. 13 Haeruman, H.2005. Kriteria Pengambilan Keputusan Di Bidang Lingkungan Hidup. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
14
1. Upaya Perum Perhutani dalam menanggulangi laju kerusakan hutan.
a. Komunikasi Dengan Masyarakat/Penyuluhan.
Komunikasi ini bermaksud agar menghindari tindakan pengerusakan hutan
secara terus-menerus yang di lakukan oleh masyarakat tani daerah pujon utara
dan memberikan pengertian terhadap masyarakat pentingnya hutan serta
memberikan pemahaman Undang-undang republik indonesia nomor 18 tahun
2013 tentang pencegahan dan pemberantasan kerusakan hutan.
b. Reboisasi hutan
Reboisasi hutan ini di dilakukan pada saat musim penghujan. Dan tujuan dari
Reboisasi berguna untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan
menyerap polusi dan debu dari udara yang ada pada sekitar hutan, membangun
kembali habitat dan ekosistem alam, mencegah pemanasan global dengan
menangkap karbon dioksidadari udara, serta dimanfaatkan hasilnya
(terutama kayu).
c. Patroli Preventif
Patroli ini berguna untuk mengawasi seluruh kawasan hutan agar mengurangi
dampak pencurian kayu, penebangan liar, pembakaran hutan dan hal-hal yang
mengakibatkan kerusakan hutan di daerah tersebut.
d. Menjalin Kerja Sama Melalui Program (PHBM)
Menjalin kerja sama melalui program PHBM, tujuan ini bermaksud agar
bersama-sama mengelola hutan dan melestarikan hutan dengan masyarakat agar
tercipta kebersamaan dalam mengelola hutan secara lestari.