BAB III KLASIFIKASI AYAT-AYAT AL-QIJR' AN TENTANG KHALITAH A. Klaeifikasi Ayat-ayat Khalifah Dalam A1-Qur'an banyak sekal i dijurnpai ayat-ayat yang lidak mungkin d.ilepaskan begitu saja dengan masalah khalifah, A1-Qur'an bisa merealisasikam Lewat ayat-ayat yang digelarnya secara gamblarrg (ekspl isit) , dan bahkarr brsa puia cLengan hukum-hukum dan tttntunan moral yang jttga se;ing kali cl.engan tttntunan amal makruf nahi rnttngkar. Konsepsi A 1-Qrlr ' an tentang bagaimana hak-ikatnya sif at- yang wajib acla, serta dimi I iki oleh tiap pimpinan yang cli. je l askan secara r i nc i . Adapun ayat.-ayat yang menyebutkan bagaimana sif at yang harus climi l ik j., arialah sebagrai berikut:, a. Be::pengetahuan 1uas, kreatif , irrisiatif , peka lapang dacla dan seIa1u langgap. DijeIaskan rialam surat A1-Mttjadalah, aYat 11. b . Bertinclak adi i , jtt jur dan konsekuen . Di terangkan dalam sural An-Nisa, ayat 58 d.an 135, kemrlrlian dal am srlrat A 1-Mai.,lah avat I . !.9 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
Embed
A. Klaeifikasi Ayat-ayat Khalifah A1-Qur'an banyak i dijurnpaidigilib.uinsby.ac.id/6322/6/Bab 3.pdf · 2016-03-04 · A1 Khilafah AI khilafah atau A1 ... memberikan pengertian Imamah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IIIKLASIFIKASI AYAT-AYAT AL-QIJR' AN
TENTANG KHALITAH
A. Klaeifikasi Ayat-ayat Khalifah
Dalam A1-Qur'an banyak sekal i dijurnpai ayat-ayat
yang lidak mungkin d.ilepaskan begitu saja dengan masalah
khalifah, A1-Qur'an bisa merealisasikam Lewat ayat-ayat
yang digelarnya secara gamblarrg (ekspl isit) , dan bahkarr
brsa puia cLengan hukum-hukum dan tttntunan moral yang jttga
se;ing kali cl.engan tttntunan amal makruf nahi rnttngkar.
Konsepsi A 1-Qrlr ' an tentang bagaimana hak-ikatnya
sif at- yang wajib acla, serta dimi I iki oleh tiap pimpinan
yang cli. je l askan secara r i nc i . Adapun ayat.-ayat yang
menyebutkan bagaimana sif at yang harus climi l ik j., arialah
sebagrai berikut:,
a. Be::pengetahuan 1uas, kreatif , irrisiatif , peka
lapang dacla dan seIa1u langgap. DijeIaskan rialam
surat A1-Mttjadalah, aYat 11.
b . Bertinclak adi i , jtt jur dan konsekuen . Di terangkan
"Seorang Imam (pemlmpln) dalam sudut pandang Islamadalah seorang wakll (kepercayaan) umat, dalam usahauntuk menegakkan undang-undang AIlah. Maka secaraotomatis, ia memlliki hak sebagaimana yang dipunyalumat, selama Ia maslh memegang amanat tersebut".
Sebuah deflnisi lain, telah diungkapkan 'oleh
Taftazani yang mengatakan bahwa, seorang Imam adalah
lndividu yang amat patuh kepadanya. Baik umat itu dalarn
ajaran yang benar ataupun pada jalan yang sesat. (Atunad
Hahnud Subhan, 19 z 2ll,
Seorang ulama lain, AI- Ij i namanya,
memberikan pengertian Imamah ( kepemimpinan ) dengan
cukup mengesankan, dia berpendapat bahwa a1-Imamah
tidak rain adalah seorang pengganti Rasurullah sAW.
daram menegakkan kelestarian agama dan melindungi
aturan perundang-undangan Alrah yang sudah menjacli
keharusan bagi umat mengikutinya. (I b i d, Z4l.Dari beberapa is t i lah pemimpin yang telalr
khalifah tersebut d.iatas. secara jelas difirmankan-Nya
did.alam surat A1-Baqarah, ayat 3(:l sebagai berikttt:
"Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada maiai-kat-: "Sesr-rngguhnya Aku akan menciptakan manusia untukmenjadi khalifah di muka humi. "Para malaikat. bertanya:"Me ngapa Engkau he ndak me nempatkan d i permrlkaan bumimanuiia yang akan membttat bencana dan menumpahkan ctarah,sedangr kami senantiasa bertasbih memu-i i dan mensucikan-Mu? "A1lah berfirman: "sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa yang tidak kamt: kei-ahr:i. " (QS. 2 : 30) .
Dalam mengartikan kata khalifah diatas, ada bebera-
pa perbedaan uiama' yang berpendapat atau menafsirkannya.
Itrnu Katsir menaf sirkan kat.a tersebttt sebagai suatu
kaum menggantikan kaum yang iainnya, yaitu kattm yang acla
pada periode ctan kr-trun sehelttmnya.
fbnu Katsir juga menafsirkan kemhal i riwayat. dari
A1-Qrrrthubi yang ia clengrar clari Zaid trin Al i, rlikatakan
bahwa yang dikehendaki dengan kata "KhaIifah" pada ayat
tersebut, tidaklah hanya Adam as semata, akan tet.api ia
mengandrrng suatu pengertian unt-uk se I ai nnya -iuga. ( Imam
Ai-Jala1ain Abil Ficla' f sma'i1 trin Katsir, Juz I,:69).
Dari sudut teks bahasa ctiketahui bahwa, arti ctari
kha I
hi i.
ifah sendiri adalah pengganti Maka ticiak I ah mrrsta-
Artinya : ,,Hai orang-orang yang beriman ! taatilah AlIalldantaatilahpularasulsertapemegangkekuasaanulamadan.pemimpln}airrnyadiantaramu'kaIaukamu berbeda pendapat tentang sesuatu maka
kembalilahkepadaKitabAl].ahdanSunnahRasul'jikakamubenar.benarberimankepadaAllahSW.l..rlan hari akhirat. Yang demiklan Iebih utama dart
lebihbaikaklbatnya''.{DepagRr.,1989ll2B|
DaI am kalangan ulama Tafsir terJadi perbedaan
pendapat mengenal maksud darl kata " ullf Amri" ada yang
mengatakan ia adalah ungkapan untuk para pemimpin umat
Islam di jaman Rasul (Muhammad) maupun sesudahnya, rlamlln
ada pula yang mengartikannya sebagai para ceudikiawan
(ahli f iqih). (syihabuddin sayyid l,Iahmud Al-Alusi, .IiIid
III : 65).
Ayat ini menjelaskan tentang enam hal yang
bersangkutan dengan konstitusi dasar yaitu :
1. Ketaatan kepada AIlah dan Rastrl-Nya didaftulukan dari
segala ketaatan kePada Yang lain.
2. Ketaatan kepada UIiI Amri datang setelah ketaatan
kepada Atlah dan Rasul-NYa.
3. Ulil Amrl haruslah terdiri atas.orang-orang Mukmin.
4. Rakyat mempunyai hak menggugat para penguasa dan
pemerintah.
5. Kekuatan penentu dalam setiap perselisifuan erdalah
undang-undang Al}ah dan Rasul-Nya.
6. Diperlukan adanya suatu badan yang bebas dan merdeka
dari tekanan rakyat maupun pengaruh para penguasa, agar
Artlnya : Katakanlah : nWahai Tuhan yang mempunyai"kerajaan Engkau berikan kerajaan kepada orangyang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kr-'r'ajaandari orang yang engkau kehendaki. Engkaumuliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkauhinakan orang yang Engkau l<ehendaki. Di tanganEngkaulah segala kebiJakan. Sesungguhnya EngkauMaha Kuasa atas segala sesuatu". {Depag [lI .,1989 : 79).
Dengan ayat tersebut di atas, dapat diketahui bahwa
kerajaan hakekatnya adalah milik Allah semata. Walau 'tidal<
menutup kemungkinan bahwa AIlah memberikan sebagian
keraJaan-Nya kepada seseorang yang kemudian mera,iai
manusla, namun itu semua ticlak lebih hanya sebagai
pinJaman dari AIIah, yang diberikan AIlah kepada orang
yang dikehendakl. Ia sewaktu-rvaktu bisa ditatik 1-agi
dengan menyerahkan kepada orang Iain. Maka ticlak
seorangpun mempunyai keraJaan secara mutlak, asIi. Dan
kemudian dapat mengendalikan semena-mena sekehendak selera
hawa naf sunya. Maka apabila raja yang telah dipin.iami
dengan keduduk.annya sebagai pemlmpin bangsa itu telait
menyelewengkan rakyat-rakyat yang ditetapkan oleh Raja
yang sesungguhnya. AIlah. Berart1 dia telah berbtta L
bathil. Dan orang yang memberikan harus menolaknya. Dan d1
akhirat nanti, akan diadakan interogasi kembali terhadap
para raja yang telah menyeleweng tersebut oleh raja asIi.
berikan kepada para Nabi dan Rasul- , l<hususnmya Nabi Daud,
Sulaiman dan Thaluttt. Disebutkan dalam
A1-Baqarah, ayat 247 dan ?51.
AI-Qur'an surat
i6sau
ot;t-v-'r-, '"l-z ( /\r
Artinya : Nabi mereka mengatakan kepada mereka :
"Sesungguhnya AIIah telah mengangkat Thaluthmenjadi rajamu". Mereka menjawab : "BagaimanaThaluth memerintah kaml, padahal kami lebihberhak mengendallkan pemerintahan daripadallya.sedang diapun tidak diberi kekayaan yang tidakcukup banyak ? Nabi (mereka ) berkata :
"Sesungguhnya AIIah telah memilihnya menjadirajamu dan menganugerahkannya ilmu yang luas. clarrtubuh yang perkasa". Allah membe rikanpemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-N),a,dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha[.{engetahui. {Depag RI ., 19Bg : 60).
Di riwayatkan dalam cerita Bani Israi I , bahwa parlzr
masa diutusnya SamueI kepada mereka sebagai Nabi, keadaan
"(Abu Daud ber[ata) te]ah berceritamad bin Ubadah Ai-Washithi, bercerita(Ibnu Harun), telah mengabarkan kepadakuita kepadaku Muhamrnad bin .Juhadah, dari
g'"Mereka itu tadinya mengarahkan atau memberikanbuah-buahan mereka yang busuk untuk mengeluarkanzakat" .
Dalam AI-Qur'an AIah berfirman :
W(L\"r tj4l7"Mengeluarkanlah r.Jf iu., xu tanah yang balk". (es. 4: 43).
Imam adalah siapa yang diikuti oleh kaumnya apakah iaberjalan di jalan yang lurus atau tidak. (Fuad Muhd.
I-achruddin, 1988 : 158).
Di dalam Al-Qur'an, Imam terkadang merupakan seorang
manusia dan terkadang juga "Jalan yang nyata" dan ( Imam
Mubin), sebagaimana dalam surat 15 ayat 19. Imam yang aclilharus mengikuti jalan yang sudah dibentangkan, JaIan yang
mengantarkan umat kearah kebahagiaan di dunia dan akhiratkelak. Pentingnya cara bertindak yang ditetapkan sepertiitu karena ia memberikan Imam kepercayaan di mata umat
IsIam. Itulah sebabnya mengapa Syari'ah juga berarti"jalan".
Seseorang politisi yang menobatkan dirinya sebagai
lmam, agar ia secara kasar berurusan ciengan masyar.akat
tlan melucuti hak-hak mereka, tentu saja tidali sesuai
dengan identitas lmam yang adil. Sedikit sekall yang
"Sebalk-baik pemlmpin kalian ialah mereka yang kaliancintai dan merekapun menclntai kalian; merekamendoakan kallan dan kalianpun mendoakan mereka.Seburuk-buruk pemimpln ialah pemimpin yang kalianbenci dan merekapun membenci kalian; l<alian melal<natmereka dan merekapun melaknat kalian. Ditan;ral<ankepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, tidaklah l<itaperangi saJa mereka itu". Beliau menjawab : "Jangan.selama mereka masih menegalikan shalat (hukum Islam)ditengah-tengah kamu sekalian" .
Hadits ini menegaskan akan adanya iman-iman yang
baik'dan iman-iman
memerangl mereka
menegakkan agama.
kinayah (klasan)
pemerintahan. Dengan
kaum Muslimln untuk
menegakkan hukum-hukum
yang jahat, se.lain menegaskan keharaman
dengan senjata selama mereka masiLr
Karena menegakkan shalat merupakan
untuk mendirikan agama dan sistem
demikian jelaslah bahwa kewajiban
mengangka t s eo rang kha I I f ah dern i
Islam dan
yang tidak
mengemban dakwah
ada lagi subhatmerupakan suatu perkara
( kesamaran) pada dalil-dalilnya. Disamping itu hat
tersebut termasuk sesuatu yang diharuskan oleh suatu
kewajiban yang difardhukan Allah SWT. atas kaum Musl.imin,