A. INFORMASI UMUM anggis merupakan salah Msatu buah tropis yang sangat disukai baik oleh masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Sejak tahun 1995 manggis merupakan komoditas buah ekspor Indonesia unggulan nomor dua setelah pisang. Manggis memiliki pasar dan nilai ekonomi yang sangat baik tercermin dari harganya yang jauh lebih tinggi dibanding harga buah lainnya. Harga buah manggis di pasar dunia berkisar antara Rp. 10.000 – Rp. 25.000/kg, bahkan di Negara Saudi Arabia harganya dapat mencapai Rp. 100.000 – Rp. 150.000/kg sementara di pasar lokal berkisar antara Rp. 5.000 – Rp. 8.000/kg. Meskipun selama ini ekspor buah manggis Indonesia terus mengalami peningkatan namun volume ekspornya masih relatif kecil dibandingkan dengan produksi total buah manggis yang dihasilkan, yaitu hanya antara 10 – 15% saja. Volume ekspor yang kecil ini terjadi karena rendahnya kualitas buah manggis yang dihasilkan. Variabel kualitas yang selama ini menjadi masalah adalah ukuran (size) buah dan kerusakan buah (kulit dan isi) manggis. Dua masalah ini menyebabkan kualitas manggis untuk ekspor masih relatif sedikit. Ada dua jenis kerusakan yang dapat terjadi pada buah manggis, yaitu getah kuning (gamboges) dan daging buah mengeras serta berwarna bening (transluscent). Getah kuning merupakan masalah utama buah manggis. Buah yang terkena getah kuning memiliki bentuk kotor, sementara daging buah yang keras menyebabkan rasa daging buah manggis menjadi pahit. Getah kuning dan buah dangkal terjadi karena penyebab yang sama, yaitu turgositas pada saat pembesaran buah. Untuk mengatasi masalah tersebut tulisan ini mencoba membantu mengatasi permasalahan tersebut melalui hasil pengkajian BPTP Jawa Barat. B. PRASYARAT TEKNIS a. Paket Konvensional 1. Bambu diameter 5 cm 2. Ember kaleng atau plastik besar (15 – 25 liter) 3. Gayung plastik atau tempurung kelapa 4. Ember sedang 5. Roller sumur timba 6. Tambang atau karet timbaan 7. Cangkul 8. Karung 9. Kotoran dan limbah ternak (domba, sapi, ayam) 10. Dekomposer b. Paket Konvensional 1. Slang hitam tebal 2. Pipa PVC diameter ½; 1; 2 dan 2,5 inch 3. Tiang menara air 4. Bak penampung air 5. Pompa air 6. Mobile generator 7. Cangkul 8. Karung 9. Kotoran dan limbah ternak (domba, sapi, ayam) 10. Dekomposer C. BAHAN DAN ALAT C. TAHAPAN PENERAPAN TEKNOLOGI 1. Pembuatan Pupuk Organik a. Mengumpulkan kotoran dan limbah ternak dalam tempat khusus, b. Mengaduk kotoran dan limbah ternak, c. Pemberian dekomposer ke bahan campuran kotoran dan limbah ternak sesuai rekomendasi pembuat dekomposer, d. Melakukan pembalikan bahan campuran tiap 6-7 hari sampai bahan hancur menyerupai tekstur tanah, dan e. Memasukkan pupuk organik ke dalam karung. 2. Pembuatan Instalasi Irigasi tetes A. Paket Konvensional 1. Identifikasi sumber air, 2. Membuat penahan saluran air untuk membuat genangan di saluran air permukaan atau membuat sumur gali dan melengkapi alat timba, 3. Memotong bambu 1-2 cm di bawah tiap ruas dengan panjang 50 – 60 cm 4. Melubangi tiap ruas bambu bagian bawah dengan diameter lubang sekitar 0,05 cm, dan 5. Menutup lubang ruas bambu dengan kapas. B. Paket Mekanik 1. Identifikasi sumber air, 2. Membuat penahan saluran air untuk membuat genangan di saluran air permukaan atau membuat sumur gali, 3. Membuat tempat (dudukan) pompa air dan mobile generator, 4. Memasang menara dan bak penampung air, 5. Memasang instalasi distribusi air, dan 6. Memasang slang hitam di tiap pohon manggis di bawah tajuk daun terluar. a. Pohon manggis yang telah atau pernah berbuah, b. Pohon manggis berada dalam suatu hamparan yang ditanam secara teratur dan tidak terganggu tanaman tahunan lainnya, c. Terdapat potensi sumber air (permukaan atau air permukaan) di kebun atau sekitar kebun manggis