Tipologi Sistem Bisnis Berbentuk Peluang Bisnis: Analisis Hubungan Perikatan Di Antara Para Pihak Disusun Oleh : Dr. Catharina Ria Budiningsih, SH.,MCL.,Sp.1 Stella Delarosa, S.E., S.H., M.Kn., M.Sc. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan 2018
44
Embed
repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789... Tipologi Sistem Bisnis Berbentuk Peluang Bisnis: Analisis ...Beberapa pengertian yang diberikan untuk Peluang Bisnis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Tipologi Sistem Bisnis Berbentuk Peluang Bisnis:
Analisis Hubungan Perikatan Di Antara Para Pihak
Disusun Oleh :
Dr. Catharina Ria Budiningsih, SH.,MCL.,Sp.1
Stella Delarosa, S.E., S.H., M.Kn., M.Sc.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Aturan tersebut memiliki tujuan agar perusahaan Waralaba yang melakukan kegiatan
bisnis dan membuat perjanjian waralaba di Indonesia benar-benar kegiatan yang sudah memiliki
nama baik (goodwill) sehingga penyelenggaraan kegiatan Waralaba merupakan penyelenggaraan
kegiatan bisnis yang baik dan tidak merugikan penerima Waralaba dan masyarakat pada
umumnya.
Dalam pengamatan awal, pola kerja sama Peluang Bisnis tidak sebesar Waralaba dan isi
perjanjian di antara para pihak lebih longgar dari pada Waralaba, misalnya mengenai kewajiban
dan lama pelatihan, metoda pemasaran, penggunaan logo dan merek. Pelaku bisnis yang
menjalankan pola kemitraan ini umumnya pelaku bisnis kecil, sehingga apakah peraturan yang
rinci dan tegas seperti yang terdapat pada PP No. 42 Tahun 2007. dapat digunakan untuk Peluang
Bisnis, atau sebaliknya, tidak diperlukan peraturan mengenai Peluang Bisnis sehingga hubungan
hukum yang terjadi adalah semata mata perjanjian antara para pihak.
Dasar hukum kemitraan adalah perjanjian di antara para pihak. Untuk Waralaba perjanjian
terjadi antara pemberi dan penerima Waralaba. Untuk kegiatan Peluang Bisnis,perjanjian terjadi
antara Pemilik Peluang Bisnis dengan Penerima Peluang Bisnis. Berdasarkan Pasal 1320
KUHPerdata. Berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar suatu
perjanjian sah, yakni:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu;
4. Suatu sebab yang halal.
Isi dari kesepakatan tersebut tergantung keinginan para pihak dan mengikat bagi para
pihak. Berdasarkan Pasal 1338 (1) KUHPerdata: “Semua persetujuan yang dibuat secara sah
berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”
7
Berdasarkan Pasal 1339 KUHPerdata: Persetujuan-persetujuan tidak hanya mengikat
untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang
menurut sifat persetujuan, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan dan undang-undang.”
Untuk dapat membuat regulasi maupun membuat kontrak yang baik dan adil bagi para
pihak, pertama-tama harus dilakukan pengamatan, kajian serta analisis secara mendalam dan
sistematis mengenai sistem bisnis dengan pola kemitraan Peluang Bisnis. Berkaitan dengan fakta-
fakta dan permasalahan hukum yang terdapat pada kegiatan Peluang Bisnis, penulis tertarik untuk
meneliti lebih jauh mengenai mengenai: TIPOLOGI SISTEM BISNIS BERBENTUK PELUANG
BISNIS: ANALISIS HUBUNGAN PERIKATAN DI ANTARA PARA PIHAK.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana tipologi dari sistem bisnis berbentuk Peluang Bisnis?
2. Bagaimana esensi perjanjian sistem bisnis berbentuk Peluang Bisnis yang bersifat adil
bagi para pihak?
1.3 Tujuan Penelitian
1. menghasilkan karakter utama dari sistem bisnis berbentuk peluang bisnis
2. Menganalisis isi atau esensi dari perjanjian sistem bisnis yang berbentuk Peluang Bisnis
di Indonesia yang bersifat adil bagi para pihak.
1.4 Luaran Penelitian
1. Dapat membedakan sitem bisnis Peluang Bisnis dari Waralaba.
2. Dapat mencegah pembuatan kontrak yang tidak adil.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SISTEM BISNIS PELUANG BISNIS
Pada bab ini akan ditelaah sifat-sifat yang terdapat pada sistem bisnis berbentuk
Peluang Bisnis sehingga akan dihasilkan tipologi yang terdapat pada sistem bisnis ini.
Tipologi adalah ilmu yang mempelajari kesamaan sintaksis dan morfologi bahasa-bahasa
tanpa mempertimbangkan sejarah bahasa. Tipologi juga bisa diartikan sebagai
pembicaraan dan pembahasan perihal tipe bahasa, yaitu corak khusus suatu bahasa.5
Tipologi berasal dari dua suku kata yaitu Tipo yang berarti pengelompokan dan Logos yang
mempunyai arti ilmu atau bidang keilmuan. Jadi Tipologi adalah ilmu yang mempelajari
pengelompokan suatu benda dan makhluk secara umum.
tipologi/ti·po·lo·gi/ n ilmu watak tentang bagian manusia dalam golongan-golongan
menurut corak watak masing-masing.6
Sistem bisnis Peluang Bisnis pada dasarnya terbentuk karena ada perjanjian
kerjasama atau kemitraan antara pemilik dan penerima Peluang Bisnis. Beberapa definisi
dan pengertian mengenai Peluang Bisnis dan/atau Business Opportunity berikut
memperlihatkan bentuk kerjasama di antara kedua belah pihak tersebut:
1. A business opportunity, in the simplest terms, is a packaged business investment that
allows the buyer to begin a business. (Technically, all franchises are business
opportunities, but not all business opportunities are franchises.) Unlike a franchise,
however, the business opportunity seller typically exercises no control over the buyer's
business operations. In fact, in most business opportunity programs, there's no
continuing relationship between the seller and the buyer after the sale is made.7(Yang
diterjemahkan secara bebas oleh Peneliti sebagai Peluang bisnis, dalam terminologi
5 Pusat Bahasa, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 6 https://kbbi.web.id/tipologi, diakses 24 April 2018, pukul 18.30 WIB 7 https://www.entrepreneur.com/encyclopedia/business-opportunity, diakses 24 April 2018, pukul 19.15 WIB
6. A business opportunity involves the sale of goods or services that enable the novice
entrepreneur to begin a business.11
(Yang diterjemahkan secara bebas oleh Peneliti sebagai Peluang Bisnis melibatkan
penjualan barang atau jasa yang memungkinkan pengusaha pemula untuk memulai
suatu bisnis.)
Pengaturan mengenai Peluang Bisnis dan Waralaba di Amerika sudah ada sejak
tahun 1978, yakni peraturan mengenai “Disclosure Requirements and Prohibitions
Concerning Franchising and Business Opportunity Ventures.”12 Pada tahun 1999, dibuat
aturan terspisah untuk Franchise dan pada tahun 2011 Pemerintah Amerika, dalam hal ini
Federal Trade Comission membuat aturan khusus mengenai Peluang Bisnis yakni
“Disclosure Requirements and Prohibitions Concerning Business Opportunities”.13 Di
Amerika terdapat peraturan khusus mengenai Peluang Bisnis, baik di tingkat Federal
maupun negara bagian (States). Berikut definisi Peluang Bisnis di negara bagian Virginia
berdasarkan 2006 Code of Virginia – Chapter 21- Business Opportunity Sales Act:14
A. For purposes of this chapter, "business opportunity" means the sale of any products,
equipment, supplies or services which are sold to a purchaser upon payment of an
initial required consideration exceeding $500 for the purpose of enabling such
purchaser to start a business, and in which the seller:
1. Represents that the seller will provide locations or assist the purchaser in finding
locations for the use or operation of vending machines, racks,display cases or other
similar devices, or currency-operated amusement machines or devices, on premises
neither owned nor leased by the purchaser or seller; or
11 Governor Dannel P. Malloy, Connecticut Department of Banking, diakses dari
http://www.ct.gov/dob/cwp/view.asp?a=2235&q=297906 pada tanggal 6 Agustus 2018, pukul 11:52. 12 Beata Krakus Greensfelder, Hemkeil Gale, P.C Chicago, Illnois and Alexander Tuneski Kilpatrick Townsend &
Stokton LLP,Washington D.C, diunduh dari Federal & State business op. Laws : Managing & Avoiding the
entanglement of regulations, pada 21 Juni 2018 pukul 13.00 WIB, hlm 4. 13 Ibid, hlm 5.
14 2006 Code of Virginia – Chapter 21- Business Opportunity Sales Act, diakses dari
https://law.justia.com/codes/virginia/2006/toc5901000/59.1-263.html , tanggal 22 Juni 2018, Pukul 20.11 WIB.
(Yang pada intinya diartikan oleh Peneliti sebagai untuk dapat dikatakan sebagai peluang
bisnis sesuai aturan FTC, terdapat empat elemen yang harus ada:
1. Orang yang membeli peluang bisnis, sering disebut sebagai pemegang lisensi atau
pemegang waralaba, harus mendistribusikan atau menjual barang atau jasa yang
disediakan oleh pemberi lisensi atau pemilik waralaba.
2. Pemberi lisensi atau pemilik waralaba harus membantu mengamankan outlet ritel
atau akun untuk barang dan jasa yang didistribusikan atau dijual oleh pemegang
lisensi.
3. Harus ada transaksi tunai antara dua pihak setidaknya $ 500 sebelum atau dalam
waktu enam bulan setelah pemegang lisensi atau pemegang waralaba memulai
usaha bisnis.
4. Semua syarat dan ketentuan hubungan antara pemberi lisensi dan penerima lisensi
harus dinyatakan secara tertulis.)
Menurut FTC Amerika, ada 3 tipe bentuk Peluang Bisnis yang paling umum
yaitu:17
Distributorship. Refers to an independent agent that has entered into an agreement to
offer and sell the product of another but is not entitled to use the manufacturer's trade
name as part of its trade name. Depending on the agreement, the distributor may be
limited to selling only that company's goods or it may have the freedom to market
several different product lines or services from various firms.
(Yang diterjemahkan secara bebas sebagai berikut: Distributor mengacu kepada agen
independen yang telah menandatangani perjanjian untuk menawarkan dan menjual
produk dari pihak lain tetapi tidak berhak menggunakan nama dagang produsen
sebagai bagian dari nama dagangnya. Tergantung pada kesepakatan, distributor
mungkin dibatasi untuk hanya menjual barang-barang perusahaan tersebut atau
mungkin dapat memasarkan beberapa lini produk atau layanan yang berbeda dari
berbagai perusahaan.)
17 Ibid.
15
Rack jobber. Involves the selling of another company's products through a distribution
system of racks in a variety of stores that are serviced by the rack jobber. Typically,
the agent or buyer enters into an agreement with the parent company to market their
goods to various stores by means of strategically located store racks. The parent
company obtains a number of locations in which the racks are placed on a
consignment basis. It's up to the agent to maintain the inventory, move the
merchandise around to attract the customer, and do the bookkeeping. The agent
presents the store manager with a copy of the inventory control sheet which indicates
how much merchandise was sold, and then the distributor is paid by the store or
location which has the rack-less the store's commission.
(Yang diterjemahkan secara bebas sebagai berikut: Rack Jobber Melibatkan penjualan
produk perusahaan lain melalui sistem distribusi rak di berbagai toko yang dilayani
oleh Rack Jobber. Biasanya, agen atau pembeli mengadakan perjanjian dengan
perusahaan induk untuk memasarkan barang mereka ke berbagai toko melalui Rack
Jobber yang berlokasi strategis. Perusahaan induk memperoleh sejumlah lokasi di
mana rak-rak ditempatkan pada basis konsinyasi. Pengaturan persediaan barang
dagang, peletakan rak untuk menarik minat konsumen, dan pembukuan diserahkan
kepada agen. Agen akan menyediakan salinan lembar kontrol inventaris kepada
manajer toko dan kemudian distributor akan dibayar oleh toko atau lokasi yang
memiliki komisi toko.)
Vending machine routes. Very similar to rack jobbing. The investment is usually
greater for this type of business opportunity venture since the businessperson must buy
the machines as well as the merchandise being vended, but here the situation is
reversed in terms of the pay procedure. The vending machine operator must pay the
location owner a percentage based on sales. The big secret to any route deal is to get
locations in high-foot-traffic areas, and of course, as close to one another as possible.
If your locations are spread far apart, you waste time and traveling expenses servicing
them.
(Yang diterjemahkan secara bebas sebagai berikut: Rute Mesin Penjual Otomatis.
Sangat mirip dengan Rack Jobber. Investasi biasanya lebih besar untuk jenis usaha
peluang bisnis ini karena investor harus membeli mesin dan juga barang dagangan
yang diberikan, tetapi di sini situasinya terbalik dalam hal prosedur pembayaran.
Operator mesin penjual otomatis harus membayar pemilik lokasi persentase
berdasarkan penjualan. Rahasia besar untuk setiap kesepakatan rute adalah
mendapatkan lokasi di area lalu lintas pejalan kaki tinggi, dan tentu saja, sedekat
mungkin dengan satu sama lain. Jika lokasi Anda tersebar berjauhan, Anda membuang
waktu dan biaya perjalanan untuk melayani mereka.)
Berdasarkan peraturan perundang-undangan di Amerika (US Federal Law), pemilik
Peluang Bisnis (the promoter) harus memberikan informasi dalam bentuk dokumen
kepada calon pembeli.18 Alasan keberadaan peraturan perundang-undangan tersebut adalah
untuk memberikan perlindungan kepada mitra yang mau melakukan kerja sama dengan
pemilik Peluang Bisnis. Seperti yang diungkapkan dalam Federal and State Business of
Laws : Managing & Avoiding the Entanglement of Regulations, “as business opportunities
abound in all kinds of different fields and industries, legislators have found that unfair and
deceptive practices may be prevalent among franchisors and business opportunity sellers.
As a result, they have concluded that regulations are necessary to protect unsuspecting
investors.”19
Terdapat 6 kategori yang harus diungkapkan, antara lain : Identifying information;
Earnings claims; Legal actions; Cancellation and refund policy; References; and
Receipt.20
Sekalipun demikian, peraturan di antara tiap-tiap di negara bagian tidak sama, seperti
terlihat pada tabel berikut :21
18 Lihat Governor Dannel P. Malloy, Connecticut Department of Banking, hlm 3. 19 Op Cit, Beata Krakus Greensfelder, Hemkeil Gale, P.C Chicago, Illnois, hlm 3. 20 Op Cit, Beata Krakus Greensfelder, Hemkeil Gale, P.C Chicago, Illnois, hlm 7. 21 Op Cit, Beata Krakus Greensfelder, Hemkeil Gale, P.C Chicago, Illnois, hlm 33-34.
17
State Is
Disclo-
sure
Requi
-red?
Is Registra
-tion
Required?
How long must Disclo
-sures be provided
before
money is
received
or
contracts
are
executed?
Regis
tratio
n Fee
Rene
wal
Fee
Amendm
ent
Fee
Are Audited Financi
al State-
ments
Requi-
red?
Must
a
List of
Sales
People
be
Filed?
Must
Adverti
-sing Be
Filed or
Include
Specific
Informati
on?
Alaska Yes Yes, 30 days
before sales
begin
10 days $300 $150 N/A Yes Yes Yes
Arizona Yes Yes 5 business
days
$500 $500 $25 No Yes No
California Yes Yes, 30 days
before sales
begin
48 hours $100 $100 $30 No Yes Yes, and ad must include seller
name &
address
Connecti
-cut
Yes Yes 10
business
days
$400 $100 N/A Yes Yes No
Florida Yes Yes 3 business
days
$300 $300 $50 No Yes No, but
ads must
list ad id
number
Georgia Yes No 48 hours N/A N/A N/A No No No
Illinois Yes Yes, 10 days
to take effect
14 days $300 $300 $25 Yes Yes No
Indiana Yes Yes 72 hours $50 $10 $10 No No No, but
ads must
include
registratio
n #
Iowa Yes No 10
business
days
N/A N/A N/A Yes Yes No
Kentucky Yes Yes Not
specified
$150 $50 $25 Yes Yes No, but
ads must
include
registratio
n #
Louisiana Earnings
claims
only
No N/A N/A N/A N/A No No No, but
ads must
list seller
name &
address
Maine Yes Yes 72 hours
or
1st
meeting
$25 $10 N/A No No No
Maryland Yes Yes, 10 days
to take effect
10
business
days
$250 $100 $50 Yes Yes No
Michigan No Yes N/A N/A N/A N/A No No No
Minnesot
a
Yes Yes 7 days $400 $200 $100 Yes No Yes
Nebraska Yes Yes 48 hours
or
1st
meeting
$100 $50 $50 No Yes No, but
ads must
list seller
name &
address
New
Hampshir
e
Yes Yes 7 days $50 N/A N/A Yes No No
North
Carolina
Yes Yes 48 hours $250 N/A N/A No Yes No
Ohio Yes No 10
business
days
N/A N/A N/A No No No
Oklahoma Yes Yes, 15 days
to take effect
10
business
days
$250 $150 N/A Yes Yes Yes
South
Carolina
Yes Yes 48 hours $100 N/A N/A No No No, but
ads must
include
registratio
n
South
Dakota
Yes Yes, 10 days
to take effect
10
business
days
$100 $50 N/A Yes Yes No
Texas Yes Yes 10
business
days
$195 $25 $25 No Yes No
19
Utah Yes Yes 10
business
days
$200 $200 N/A No No Yes
Virginia Yes No 48 hours N/A N/A N/A No No No
Washingt
on
Yes Yes 48 hours $200 $125 $30 No Yes Yes
2.2 Hubungan antara Waralaba/Franchise dengan Peluang Bisnis
Secara umum Waralaba atau Franchise merupakan hak atau ijin yang diberikan oleh
Pemberi Waralaba kepada Penerima Waralaba untuk memasarkan produk dan pelayanan
atas bisnis yang dimiliki Pemberi Waralaba pada wilayah atau teritori yang telah disepakati
para pihak. Pengertian ini serupa dengan definisi Business Opportunity/Peluang Bisnis
sebagai berikut :
1. Business Opportunity adalah suatu kesempatan usaha dengan menggunakan
produk/alat/metode dari pengusaha pemberi (penjual) paket Business Opportunity.
Pada umumnya penerima Business Opportunity diminta untuk membayar paket
Business Opportunity yang di dalamnya termasuk: materi untuk initial start-up
usaha serta harga Business Opportunity dimaksud.22
2. Business Opportunity : an opportunity to generate income as a business owner and
not an employment opportunity.23
(Yang diterjemahkan secara bebas sebagai berikut: Peluang Bisnis merupakan
kesempatan untuk menghasilkan pendapatan sebagai pemilik bisnis dan bukan
kesempatan kerja.)
Definisi Franchise :
The right or licence granted by a company (franchisor) to an individual or group
(franchisee) to market its products or services in a specific territory.24
Disamping itu Pemerintah Daerah juga dapat membuat Peraturan Daerah untuk
implementasi peraturan Franchise yang telah dibuat oleh Pemerintah Pusat. Sistem bisnis
Waralaba pada dasarnya merupakan hubungan kerjasama kemitraaan antara Pemberi
Waralaba dengan Penerima Waralaba.25 Berdasarkan Pasal 4 PP Nomor 42 Tahun 2007
22 Op.cit, lihat pada http://konsultanwaralaba.com/perbedaan-franchise-license-dan-business-opportunity-bo/ diakses
24 April 2018, pukul 19.52 WIB 23 Op.cit, lihat pada https://thelawdictionary.org/business-opportunity/, diakses 24 April 2018, pukul 20.01 WIB 24 https://franchisedirect.com diakses pada tanggal 25 November 2018, Pukul 13.50. WIB 25 Pemberi Waralaba adalah orang perseorangan atau badan usaha yang memberikan hak
untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan Waralaba yang dimilikinya kepada Penerima
disebutkan bahwa perjanjian harus bersifat tertulis, bahkan pada Pasal 5 diatur klausula
yang harus ada pada perjanjian antara Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba.
Selain itu, Pemberi Waralaba harus memberikan prospektus penawaran kepada calon
Penerima Waralaba pada saat melakukan penawaran.26 Prospektus tersebut wajib
didaftarkan oleh Pemberi Waralaba sementara Penerima Waralaba wajib mendaftarkan
perjanjian Waralaba.27 Setelah pendaftaran dilakukan, Menteri akan menerbitkan Surat
Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) yang berlaku selama 5 tahun.28 Pemberi Waralaba
juga wajib memberikan pembinaan kepada Penerima Waralaba secara
berkesinambungan.29
Kewajiban untuk melakukan pendaftaran dan mendapatkan STPW oleh Pemberi
Waralaba dan Penerima Waralaba disertai sanksi bila hal-hal tersebut tidak dipenuhi.
Sanksi dapat berupa denda hingga pencabutan STPW.30 Sebelum membuat perjanjian
dengan Pemberi Waralaba, Penerima Waralaba memiliki kewajiban untuk membuat
dokumen yang isinya berupa pengungkapan terhadap bisnis Franchise yang dilakukan. Hal
tersebut harus dilakukan 14 hari sebelum kontrak ditandatangani.31
Penerima Waralaba adalah orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak oleh
Pemberi Waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan Waralaba yang dimiliki
Pemberi Waralaba. ( Pasal 1 (3) PP Nomor 42/2007). 26 Lihat Pasal 7 (1) PP Nomor 42 Tahun 2007. 27 Lihat Pasal 10(1) dan Pasal 11(1) PP Nomor 42 Tahun 2007. 28 Lihat Pasal 12(4) dan 12(5) PP Nomor 42 Tahun 2007. 29 Lihat Pasal 8 PP Nomor 42 Tahun 2007. 30 Lihat pasal 16-18 PP nomor 42 Tahun 2007. 31 https://franchisedirect.com diakses pada tanggal 25 November 2018, Pukul 16.35 WIB.
Sistem bisnis pada peluang bisnis meliputi banyak bidang, yakni : 36
Biro Perjalanan dan Wisata = 10
Properti dan Konstruksi = 10
Jasa Bisnis dan Konsultan = 18
Otomotif = 35
Pendidikan dan Kursus = 91
Makanan dan Minuman = 410
Kesehatan dan Kecantikan = 38
Kebersihan dan Rumah Tangga = 28
Anak dan Balita = 3
Komputer dan Teknologi = 35
Ritel dan Fashion = 26
Hiburan dan Hobi = 10
Peluang Bisnis dan Kemitraan = 17
Distributor dan Keagenan = 22
Pada bisnis bidang makanan, umumnya (banyak) membutuhkan modal kecil. Dengan
modal Rp. 3.000.000 sudah bisa menjalankan bisnis Peluang Bisnis, hal tersebut terlihat
dari telaah data dari 50 gerai bisnis kerjasama, yakni sebagai berikut:37
Modal minimal
- Modal minimal terkecil : Rp. 2.000.000
- Modal minimal terbesar : Rp. 550.000.000
35 Data diolah oleh Carolina Sarbini NPM 2014200136, dari situs www.waralabakan.com pada tanggal 22-23
November 2018. 36 Seluruh data diolah oleh Carolina Sarbini NPM 2014200136, dari situs www.waralabaku.com terhadap seluruh
perusahaan kerjasama yang terdapat dalam situs tersebut, pada tanggal 12-14 November 2018. 37 Data diolah oleh Carolina Sarbini NPM 2014200136, dari situs www.waralabaku.com pada tanggal 14-16
Berdasarkan penelusuran pada situs yang berkaitan dengan promosi Waralaba,38
pemilik Peluang Bisnis/Waralaba,39 menawarkan kerjasama/kemitraan terhadap bisnis
yang dilaksanakan melalui promosi yang menarik. Beberapa contoh bentuk promosi yang
ditawarkan adalah sebagai berikut :40
1. Jaminan balik modal yang cukup cepat (contoh: balik modal dalam 1-2 bulan saja);
2. Diskon atau potongan harga paket yang ditawarkan kepada calon mitra yang ingin
bekerjasama dari 30% hingga 50%;
3. Tidak ada royalty fee, franchise fee, atau biaya advertisting;
4. Dengan modal yang kecil, calon mitra sudah dapat melakukan kerjasama Waralaba
atau Franchise;
5. Pemberian peralatan dapur sebagai pendukung yang lengkap;
6. Pemberian bahan baku serta alat pendukung (seperti spanduk promosi atau banner)
untuk opening promo;
7. Adanya training bagi pegawai dari calon mitra.
Jika ingin ikut serta maka calon mitra cukup mengubungi melalui telefon atau via
Whats App. Tidak disebutkan apakah calon mitra Peluang Bisnis memiliki kesempatan
beberapa hari untuk membaca isi perjanjian sebelum menandatangani perjanjian tersebut
38 www.waralabaku.com dan www.waralabakan.com 39 Umumnya menyebut dengan sebutan Waralaba. 40 Data diolah oleh Carolina Sarbini NPM 2014200136, dari situs www.waralabakan.com pada tanggal 22-23