Page 1
Universitas Sumatera Utara
Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id
Fakultas Kedokteran Skripsi Sarjana
2016
Hubungan Tingkat Stres dengan
Kualitas Tidur pada Mahasiswa
Semester VII di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Tahun 2016
Putri, Sabrina Dwi
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/20076
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Page 2
SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KUALITAS TIDUR
PADA MAHASISWA SEMESTER VII DI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2016
Oleh:
SABRINA DWI PUTRI
130100059
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
Page 3
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KUALITAS TIDUR
PADA MAHASISWA SEMESTER VII DI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TAHUN 2016
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh:
SABRINA DWI PUTRI
130100059
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Universitas Sumatera Utara
Page 4
i
Universitas Sumatera Utara
Page 5
ii
ABSTRAK
Pendahuluan: Stres dapat terjadi pada semua orang, baik anak-anak, dewasa, dan
orang tua. Stres juga terjadi pada orang yang mengalami tekanan berat misalnya
pada mahasiswa yang sedang mengerjakan semester VII. Mahasiswa semester VII
biasanya dibebankan pada skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana. Hal
ini membuat mahasiswa menjadi cemas, stres bahkan depresi yang pada akhirnya
dapat menimbulkan dampak negativ terhadap kualitas tidur. Tujuan penelitian ini
untuk melihat hubungan tingkat stress dengan kualitas tidur pada mahasiswa FK
USU semester VII tahun 2016.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik kategorik dengan desain
potong lintang (cross-sectional) yang dilakukan di FK USU. Penelitian ini
dilakukan dengan melihat data primer yaitu menggunakan kuesioner DASS42
untuk melihat tingkat stres dan kuesioner PSQI untuk melihat kualitas tidur.
Subjek penelitian adalah 100 mahasiswa FK USU semester VII tahun 2016.
Sampel dipilih dengan metode random sampling. Data kemudian dianalisis
menggunakan chi-squaretest.
Hasil: Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 100 didapati mengalami
stres ringan sebanyak 57%, stres sedang sebanyak 31%, stres berat sebanyak 9%
dan stres sangat berat sebanyak 3%. Untuk kualitas tidur didapati hasil sebanyak
53% memiliki kualitas tidur yang buruk dan 47% memiliki kualitas tidur yang
baik. Hasil analisis dengan uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat stres dengan kualitas tidur dengan nilai p-value 0.0001
(CI 95%=11,978-170,018) dan memiliki korelasi kuat dan bermakna (r=0,595,
p=0,0001).
Kesimpulan: Dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat
stres dengan kualitas tidur pada mahasiswa FK USU semester VII tahun 2016.
Semakin tinggi tingkat stres maka 0,595 kali mengakibatkan kualitas tidur
semakin buruk.
Kata Kunci: Kualitas Tidur, Mahasiswa, Tingkat Stres
Universitas Sumatera Utara
Page 6
iii
ABSTRACT
Introduction: Stress can occur in all people, whether if they are children, adults,
or even elderly. Stress also occurs in people who are under heavy pressure, for
example at the students who at semester VII. Semester VII students are usually
burdened with thesis as their condition to obtain a college degree. This makes the
students become more anxious, stressful and even depressed that eventually this
condition may cause negative impacts on the quality of sleep. The purpose of this
study is to look at the relationship level of stress with sleep quality in students FK
USU semester VII in 2016.
Methods: This study is an analytic categorical with cross-sectional design
conducted in the Faculty of Medicine, University of North Sumatra. This research
was conducted by looking at the primary data using questionnaires DASS42 to see
the stress level and PSQI questionnaire to see the quality of sleep. Subjects were
100 students of FK USU semester VII in 2016. The sample was selected by
random sampling method. Data were analyzed using the chi-square test.
Results: From the 100 students we found, 57% were experiencing mild stress,
31% were experiencing moderate, 9% were experiencing severe stress, and 3%
were experiencing very severe stress. For the quality of sleep, we found that 53%
of the sample had poor sleep quality and 47% had good sleep quality. The results
of the analysis with chi square test shows there is a significant relationship
between the level of stress and sleep quality with p-value of 0.0001 (CI 95% =
11.978 to 170.018) and has a strong and significant correlation (r = 0.595, p =
0.0001).
Conclusions: The results of this study showed that there is a relationship between
the level of stress with sleep quality in students FK USU semester VII in 2016.The
higher level of stress then 0.595 times resulting in sleep quality is getting worse.
Keywords: Sleep Quality, Students, Stress Level
Universitas Sumatera Utara
Page 7
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuham Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan berkat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya. Skripsi ini berjudul “Hubungan Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur
pada Mahasiswa Semester VII di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Tahun 2016” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan
sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat banyak
dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
sebesarbesarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dr. dr. Aldy
Safruddin Rambe, Sp.S(K), yang banyak memberikan dukungan secara
moral selama proses penyusunan skripsi.
2. Dosen Pembimbing I, dr. Vita Camellia, M.Ked., Sp.KJ, yang banyak
memberikan arahan, masukan, ilmu, dan motivasi kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan sedemikian rupa.
3. Dosen Pembimbing II, Dr. med. dr. Yahwardiah Siregar, PhD, yang
banyak memberikan arahan, masukan, ilmu dan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini
4. Dosen Penguji I, dr. Sri Suryani Widjaja, M.Kes dan Dosen Penguji II, dr.
Ashri Yudhistira, M.Ked, Sp.THT-KL, untuk setiap kritik dan saran yang
membangun selama proses pembuatan skripsi ini.
5. Teman satu doping, Vinalola Vera V M yang senantiasa bekerjasama,
saling bahu-membahu membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara atas bimbingan dan ilmu yang diberikan dari
mulai awal perkuliahan hingga penulis menyelesaikan skripsi ini
7. Kedua orang tua, Ir. H. Ansari dan Hj. Siti Aminah br Tarigan SH, serta
kedua saudara penulis, Musyaffa Andika dan Ahmad Agung Ramadhan,
dan keluarga lainnnya yang selalu mendukung, memberikan semangat,
kasih sayang, bantuan dan rasa kebersamaan yang tidak pernah berhenti
sampai penulis menyelesaikan skripsi ini
8. Sahabat-sahabat Mockingjay penulis, Farisa, Avie Hanindya Dwiyanti
Rambe, Rizky Ayuni, Siti Utari Handayani, Teguh Pangestu, Lily, Fildza
Nashirah, Chelly dan sahabat terbaik lainnya yang tak bisa disebut satu per
satu yang saling menyemangati, menghilangkan stres, mendengar keluh
kesal dan saling bahu membahu membahu menolong satu sama lain dari
awal perkuliahan sampai selesainya skripsi ini
9. Teman terbaik seperjuangan, Aditya Nurliza Sitepu, Miranda Putri
Rahayu Nasution, Nanda Novianty, Febriyanti, Fajrina Kartika Ayu
Raharjo, Mudia Arfa, Ummi Zahra Simbolon, Sri Lestari, dan teman-
teman yang lainnya yg selalu membantu dan memberikan semangat terus
menerus.
Universitas Sumatera Utara
Page 8
v
10. Keluarga TBM 13 dan DIKLAT TBM yang selalu siap memberikan
bantuan dan dukungan bagaikan keluarga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi konten maupun cara penulisannya. Oleh sebab itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat
menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap skirpsi ini dapat bermanfaat dan mampu
memberikan sumbangsih bagi bangsa dan Negara terutama dalam bidang
pendidikan terkhususnya ilmu kedokteran.
Medan, Desember 2016
Penulis,
Sabrina Dwi Putri
130100059
Universitas Sumatera Utara
Page 9
vi
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan .......................................................................................... i
Abstrak ................................................................................................................. ii
Abstract ............................................................................................................... iii
Kata Pengantar .................................................................................................. iv
Daftar Isi ............................................................................................................. vi
Daftar Tabel ...................................................................................................... viii
Daftar Gambar ................................................................................................... ix
Daftar Singkatan ................................................................................................. x
Daftar Lampiran ................................................................................................ xi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................... 3
1.4.Manfaat Penelitian.............................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
2.1. Stres ................................................................................................. 5
2.1.1. Definisi Stres ........................................................................ 5
2.1.2. Sumber Stres (Stresor) ......................................................... 6
2.1.3. Jenis-Jenis Stres ................................................................... 8
2.1.4. Tahapan Stres ..................................................................... 10
2.1.5. Respon Stres ....................................................................... 13
2.1.6. Efek Stres ........................................................................... 14
2.2. Tidur ............................................................................................... 16
2.2.1. Definisi Tidur ..................................................................... 16
2.2.2. Fungsi Tidur ....................................................................... 16
2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Tidur ..................................... 17
2.2.4. Fisiologi Tidur.................................................................... 19
2.2.4.1. Non Rapid Eye Movement .................................... 20
2.2.4.2. Rapid Eye Movement............................................ 20
2.2.5. Jenis-Jenis Tidur ................................................................ 21
2.2.6. Kualitas Tidur .................................................................... 22
Universitas Sumatera Utara
Page 10
vii
BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI
OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS .............................................................. 25
3.1. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep .......................................... 25
3.2. Variabel dan Definisi Operasional ................................................. 26
3.3. Hipotesis ........................................................................................ 27
BAB 4 METODE PENELITIAN ..................................................................... 28
4.1. Rancangan Penelitian ..................................................................... 28
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 28
4.3. Populasi dan sampel Peneitian ....................................................... 28
4.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 30
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 32
4.5.1. Pengolahan Data .................................................................. 32
4.5.2. Analisa Data ......................................................................... 33
4.6. Jadwal dan Alur Kegiatan Penelitian ............................................. 33
4.6.1. Jadwal Kegiatan Penelitan ................................................... 34
4.6.2. Alur Kegiatan Penelitian ...................................................... 35
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 36
5.1. Hasil ............................................................................................... 36
5.1.1. Deskripsi Lokasi Tempat Penelitian .................................... 36
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ..................................... 36
5.1.3. Hubungan Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur .................. 40
5.2. Pembahasan ................................................................................... 41
5.2.1. Analisa univariat .................................................................. 41
5.2.2. Analisa Bivariat .................................................................... 44
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 46
6.1. Kesimpulan .................................................................................... 46
6.2. Saran .............................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 47
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Page 11
viii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 4.6.1 Jadwal Kegiatan Penelitian 34
Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden 36
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Stres Terhadap
Data Demografi
37
Tabel 5.3 Distribusi dan Persentase Kebiasaan
Tidur pada Responden
39
Tabel 5.4 Karakteristik Kualitas Tidur Terhadap
Data Demografi
40
Tabel 5.5 Hasil Tabulasi Silang Antara Tingkat
Stres dengan Kualitas Tidur
41
Tabel 5.6 Hasil Uji Korelasi Antara Tingkat
Stres dengan Kualitas Tidur
41
Universitas Sumatera Utara
Page 12
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep dan Kerangka Teori 25
Gambar 4.6.2 Kerangka Alur Penelitian 35
Gambar 5.1 Distribusi Persentase Responden
Berdasarkan Tingkat Stres
37
Gambar 5.2 Distribusi Persentase Responden
Berdasarkan Kualitas Tidur
38
Universitas Sumatera Utara
Page 13
x
DAFTAR SINGKATAN
DAAS : Depression Anxiety Stress Scale
GAS : Global Adaptation Syndrome
IBS : Irritable Bowel Syndrome
LAS : Local Adaptation Syndrome
NREM : Non Rapid Eye Movement
PSQI : Pittsburgh Sleep Quality Index
PTSD : Posttraumatic Stress Disorder
REM : Rapid Eye Movement
WHO : World Health Organization
Universitas Sumatera Utara
Page 14
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 : Lembar Penjelasan
Lampiran 3 : Lembar Persetujuan
Lampiran 4 : Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index
Lampiran 5 : Kuesioner Depression Anxiety Stress scale (DASS 42)
Lampiran 6 : Data Induk
Lampiran 7 : Hasil Uji Statistik
Lampiran 8 : Surat Ethical Clearance
Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Page 15
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami
oleh siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan
dalam jangka panjang- pendek yang tidak sama, pernah atau akan mengalaminya
dan tidak seorang pun bisa terhindar dari padanya dan memiliki implikasi negatif
jika berakumulasi dalam kehidupan individu tanpa solusi yang tepat. Akumulasi
stres merupakan akibat dari ketidakmampuan individu dalam mengatasi dan
mengendalikan stresnya. Stres merupakan suatu ketidakseimbangan yang besar
antara permintaan yang berupa fisik ataupun psikologis dengan kemampuan
respon di mana terjadinya kegagalan untuk memenuhi permintaan yang memberi
konsekuensi yang esensial.1
Stres dapat terjadi pada semua orang, baik anak-anak, dewasa, dan orang tua.
Stres juga terjadi pada orang yang mengalami tekanan berat misalnya pada
mahasiswa yang sedang mengerjakan semester VII. Mahasiswa semester VII
biasanya dibebankan pada skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana.
Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas.2
Stresor dari dalam diri yang dihadapi mahasiswa semester VII yang sedang
mengerjakan skripsi seperti kesulitan mendapat referensi, keterbatasan waktu
penelitian, proses revisi yang berulang-ulang, kesulitan dalam hal mencari tema,
judul, sampel, dan alat ukur skripsi. Sedangkan, stresor yang berasal dari luar diri
seperti keterbatasan dana, dosen pembimbing, dan kurangnya konsultasi dengan
dosen pembimbing ketika menyelesaikan skripsi.3
Berdasarkan penelitian tentang tingkat stres yang dilakukan oleh Abdulghani
di Saudi Arabia diketahui bahwa prevalensi stres pada mahasiswa fakultas
kedokteran adalah sekitar 63,8%, dan prevalensi stres berat adalah 25,2%.4
Penelitian lain yang dilakukan oleh Andri mendapatkan dari 75 mahasiswa D III
Universitas Sumatera Utara
Page 16
2
kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan, yang mengalami stres sedang
sebanyak 77,3%, ringan 16% dan berat 6,7%.5
Beberapa mahasiswa beranggapan tugas skripsi merupakan tugas yang tidak
mudah. Sering kali perjalanan studi mahasiswa mengalami hambatan dan
tersendat ketika mengerjakan skripsi. Mahasiswa pada awalnya memiliki
semangat, motivasi dan minat yang tinggi terhadap skripsi namun keadaan itu
menurun seiring dengan kesulitan-kesulitan yang dialami. Kesulitan itu sering
membuat mahasiswa sering putus asa dan menyebabkan mahasiswa tidak dapat
menyelesaikan studinya tepat waktu. Hal ini membuat mahasiswa menjadi cemas,
stres bahkan depresi yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan pada
dirinya sendiri seperti gangguan tidur.6
Kebutuhan waktu tidur bagi setiap orang berbeda-beda, tergantung pada
kebiasaan yang dibawa selama perkembangannya menjelang dewasa, aktivitas
pekerjaan, usia, kondisi kesehatan dan lain sebagainya. Kebutuhan tidur pada
dewasa 6-9 jam untuk menjaga kesehatan, usia lanjut 5-8 jam untuk menjaga
kondisi fisik karena usia yang semakin senja mengakibatkan sebagian anggota
tubuh tidak dapat berfungsi optimal, maka untuk mencegah adanya penurunan
kesehatan dibutuhkan energi yang cukup dengan pola tidur yang sesuai.7 Adapun
efek samping dari gangguan pola tidur menurut American Academy of Sleep
Medicine dapat berupa kurang tidur, kantuk berlebihan, insomnia, depresi, kinerja
terganggu, hubungan sosial terganggu, bahkan stres.8
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Brick et al, juga menunjukkan
kualitas tidur yang buruk pada mahasiswa kedokteran di University in the Pacific
Northwest di Amerika serikat yaitu sebesar 50,9%.9 Penelitian di Universitas
Nigeria dilaporkan bahwa mahasiswa kedokteran yang memiliki kualitas tidur
yang buruk sebesar 32,5%.10 Penelitian yang dilakukan Viona, menunjukkan
bahwa sebagian Sebagian besar sampel memiliki kualitas tidur buruk, yaitu
sebanyak 147 mahasiswa (73,5%).11 Sedangkan dari hasil penelitian yang
dilakukan Fridayana yang mengalami kualitas tidur buruk sebesar 72,2 % pada
mahasiswa kedokteran di Universitas Tanjungpura.12 Serta berdasarkan hasil
Universitas Sumatera Utara
Page 17
3
penelitian yang dilakukan Hestiani menunjukan dari 109 mahasiswa pada
penelitian ini, 83,75% memiliki kualitas yang kurang baik di Universitas
Indonesia.13
Penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono terdapat hubungan antara tingkat
stres dengan kualitas tidurnya.7 Mesquita and Reimao menyatakan stres
merupakan prediktor terkuat terjadinya kualitas tidur yang buruk.14
Melalui hasil suvei awal dengan melakukan wawancara pada 10 orang
mahasiswa fakultas kedokteran yang sedang mengerjakan skripsi didapati
beberapa dari mereka mengalami kualitas tidur yang menurun mulai dari jam tidur
yang semakin berkurang, sulit untuk memulai tidur, terbangun malam hari dan
sebagainya yang mengakibatkan kebanyakan mahasiswa mengantuk saat
menjalankan kuliah, terlihat lesu, sering menguap, sampai kurang konsentrasi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian ingin
melihat ada atau tidaknya hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur pada
mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara tingkat stres dengan kualitas
tidur pada mahasiswa semester VII di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara tahun 2016 ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress dengan
kualitas tidur pada mahasiswa semester VII di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara tahun 2016.
Universitas Sumatera Utara
Page 18
4
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran :
a. Mengetahui karakteristik usia, jenis kelamin, dan status tempat tingggal
semester VII di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2016.
b. Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa semester VII di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2016.
c. Mengetahui kualitas tidur pada mahasiswa semester VII di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2016.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Bermanfaat bagi mahasiswa untuk meningkatkan pengetahuan terkait
hubungan tingkat stres dan kualitas tidur.
2. Menjadi dasar atau masukan kepada unit konseling melakukan upaya
pencegahan dan manajemen stres bagi mahasiswa.
3. Menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Page 19
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stres
2.1.1. Definisi stres
Stres kata ini berasal dari kata latin "Stringi", yang berarti, "menjadi ditarik
ketat ". Stres dapat didefinisikan sebagai setiap faktor yang mengancam kesehatan
tubuh atau memiliki efek buruk pada fungsinya, seperti cedera, penyakit, atau
khawatir.15
Dalam pengertian umum, stres adalah suatu tekanan atau sesuatu yang terasa
menekan dalam diri individu. Sesuatu tersebut dapat disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan yang dinginkan oleh individu,
baik keinginan yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah.16
Stres menurut Bartsch dan Evelyn adalah ketegangan, beban yang menarik
seseorang dari segala penjuru, tekanan yang dirasakan pada saat menghadapi
tuntutan atau harapan yang menantang kemampuan seseorang untuk mengatasi
atau mengelola hidup.17
Menurut American Institute of Stress, tidak ada definisi yang pasti untuk stres
karena setiap individu akan memiliki reaksi yang berbeda terhadap stres yang
sama. Sulit untuk menentukan seseorang stres karena setiap orang berbeda-beda.
Stres bagi seorang individu belum tentu stres bagi individu yang lain.18
Sedangkan, Potter dan Perry mendefinisikan stres menjadi empat bagian yaitu
stres sebagai respon, adaptasi, stimulus dan transaksi.
a. Stres sebagai respon didefinisikan Hans Selye sebagai respon non-spesifik
dari tubuh terhadap setiap tuntutan yang ditimpakan padanya.
b. Stres sebagai adaptasi didasarkan pada pemahaman bahwa individu
mengalami ansietas dan peningkatan stres ketika mereka tidak siap untuk
menghadapi sesuatu yang menegangkan.
Universitas Sumatera Utara
Page 20
6
c. Stres sebagai stimulus berfokus pada karakteristik yang mengganggu atau
disruptif di dalam lingkungan.
d. Stres sebagai transaksi memandang individu dan lingkungan dalam hubungan
yang dinamis, resiprokal dan interaktif. Model ini berfokus pada proses yang
berkaitan dengan stres seperti penilaian kognitif dan koping.19
2.1.2. Sumber stres atau stresor
Stresor adalah stimulasi yang merupakan situasi dan kondisi yang
mengurangi kemampuan kita untuk merasa senang, nyaman, bahagia, dan
produktif. Dengan kata lain, stresor sebagai pemicu stres. Dalam kehidupan
sehari-hari ada bermacam-macam hal yang memfasilitasi atau menghambat
kegiatan kita. Adapun sumber stresor antara lain :
a. Kegagalan mencapai tujuan
Keterbatasan diri menghambat kita dalam mencapai tujuan seperti cacat fisik,
sakit, kurang kemampuan intelektual, kurang kemampuan sosial, akan
berpeluang sebagai stresor. Pada beberapa individu membantu sebagai
sumber kekuatan baru, untuk bekerja atau belajar lebih keras, sedangkan pada
individu yang lain hal ini akan menyebabkan stres dan putus asa. Contoh lain:
gagal ujian, gagal usaha (bisnis), dan gagal berumah tangga.
b. Konflik tujuan
Konflik tujuan dilema atau kebingungan yang disebabkan oleh dua keinginan
atau lebih yang disukai, tetapi yang bersangkutan sulit, tidak bisa mengambil
keputusan dalam memilih tujuan. Stres terjadi karena orang yang
bersangkutan tidak mengetahui tindakan atau pilihan yang akan diambil.
Konflik yang demikian, menyebabkan perasaan bimbang, menarik diri atau
menghindari konflik tersebut
c. Perubahaan gaya hidup
d. Stimuli lingkungan yang tidak menyenangkan.20
Sumber stres (stresor) dibagi menjadi tiga kelompok yaitu stresor yang
berasal dari individu, keluarga dan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Page 21
7
a. Diri individu, hal ini berkaitan dengan konflik. Pendorong dan penarik
konflik menghasilkan dua kecenderungan yang berkebalikan, yaitu
approachdan avoidance.
b. Keluarga. Hal yang memungkinkan munculnya stres dalam keluarga ditandai
dengan hadirnya anggota baru, sakit, perceraian, masalah keuangan, dan
kematian dalam keluarga.
c. Komunikasi dan Masyarakat. Sumber stres ini dapat terjadi di lingkungan
atau masyarakat pada umumnya, seperti lingkungan pekerjaan, yang secara
umum disebut sebagai stres pekerja karena lingkungan fisik, dikarenakan
kurangnya hubungan interpersonal serta adanya pengakuan di masyarakat
sehingga tidak dapat berkembang.21
Meskipun ada berbagai sumber stres dalam kehidupan masyarakat namun,
menurut Global Organization for Stress ada enam sumber utama stres yaitu :22
1. Stres lingkungan
Ketegangan dan gangguan dalam hidup kita, dapat berupa stres lingkungan.
Stres jenis ini berkaitan dengan aspek-aspek lingkungan dan sekitarnya. Misalnya,
tinggal di tempat atau lingkungan yang bising dan sibuk dapat mengakibatkan kita
menunjukkan gejala stres dan efek stres.
2. Tekanan Sosial
Hal ini berkaitan dengan stres yang terlibat dalam berinteraksi, bersosialisasi
dan berkomunikasi dengan manusia lain. Ini berkisah tentang hubungan dengan
orang lain. Beberapa orang saat melakukan hubungan dan interaksi sosial merasa
lebih stres dan tertekan. Sedangkan pada beberapa orang interaksi sosial lebih
menyenangkan dan sesuatu yang positif.
3. Stres Organisasi
Kita semua melibatkan diri dan kerap bekerja pada sebuah organisasi. Hal ini
dapat mengakibatkan stres organisasi. Beberapa ahli membahas sumber stres ini
terjadi karena adanya tekanan dari lingkungan atau sosial. Paling sering sumber
stres ini dikaitkan dengan stres kerja. Ini sering melibatkan tuntutan dan tekanan
Universitas Sumatera Utara
Page 22
8
di suatu lembaga, perusahaan atau organisasi tempat kita bekerja. Namun, juga
melibatkan organisasi pemerintah, perkumpulan lokal dan lainnya.
4. Stres Fisiologis
Hal ini berkaitan dengan bagaimana fisiologi tubuhbereaksi dan merespon
terhadap situasi stres. Hal ini sering disebut sebagai stres fisik dan berhubungan
dengan gejala stres fisik yg sesorang alami. Misalnya, ketika tubuh merasatakut,
gugup atau gemetar. Respon ini merupakan respon normal tubuh terhadap stres.
5. Stres Psikologis
Melibatkan kekuatan pikiran sendiri dalam bagaimana kita berpikir,
merasionalisasi dan membuat makna stres, permasalahan, dan kecemasan
tersendiri. Hal ini adalah tentang bagaimana otak, jiwa, dan pikiran kita untuk
berpikir tentang stres dalam kehidupan. Hal ini sering disebut stres emosional atau
stres mental yang melibatkan perasaan yang kuat dan emosi.
6. Stres Peristiwa Penting
Hal ini sering dikenal sebagai stres peristiwa penting. Mungkin tidak semua
stres itu buruk danada kejadianberarti yangterjadi dalam hidup kita yang
mengakibatkan stres positif. Contoh kelulusan SMA, pernikahan atau
memenangkan acara olahraga. Namun, ada juga peristiwa penting yang
mengakibatkan stres negatif. Ini dapat melibatkan insiden signifikan seperti
kecelakaan serius, serangan fisik atau seksual, dan lain-lain.Peristiwa tersebut
melibatkan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi. Hal ini sering dikaitkan
dengan trauma pasca kejadian atau sering disebut sebagai Posttraumatic Stress
Disorder (PTSD).
2.1.3. Jenis-jenis stres
1. Stress akut
Stres akut adalah bentuk yang paling umum dari stres. Ini berasal dari
kebutuhan dan tekanan dari masa lalu, kebutuhan diantisipasi, dan tekanan akan
masa depan. Stres akut terasa mendebarkan dan menyenangkan dalam dosis kecil,
tapi jika terlalu banyak terasa melelahkan. Misalnya, tantangan bermain ski
Universitas Sumatera Utara
Page 23
9
menuruni lereng dengan cepat. Pada awalnya menyenangkan, namun akhirnya
dapatmenguras tenaga. Ski dengan kecepatan diluar batasdapat menyebabkan
jatuh dan patah tulang. Dengan cara yang sama, berlebihan pada stres jangka
pendek dapat menyebabkan tekanan psikologis, sakit kepala, sakit perut dan
gejala lainnya. Stres akut dapat muncul pada siapapun, dan ini dapat diobati dan
dikendalikan.
Karena ini terjadi dalam jangka pendek, stres akut tidak memiliki cukup
waktu sehingga menyebabkan kerusakan berat yang berhubungan dengan stres
jangka panjang. Gejala yang paling umum adalah:
Tekanan emosional. Beberapa kombinasi dari mudah marah, kecemasan,
dan depresi. tiga emosi stres.
Masalah otot termasuk nyeri kepala tegang, sakit punggung, nyeri rahang
dan ketegangan otot yang menyebabkan masalah pada otot, tendon, dan
ligamen.
Masalah lambung, usus halus, dan usus besar seperti sakit maag, asam
lambung, perut kembung, diare, sembelit dan IBS.
Rangsangan berlebihan yang bersifat sementara misalnya peningkatan
tekanan darah, denyut jantung yang cepat, telapak tangan berkeringat,
jantung berdebar-debar, pusing, sakit kepala migrain, dingin pada tangan
atau kaki, sesak napas dan nyeri dada.
2. Stres akut episodik
Bentuk lain dari stres akut episodik berasal dari kecemasan tanpa henti.
Gejala stres akut episodik adalah gejala lanjutan akibat rangsangan yang
berlebihan : sakit kepala terus-menerus, migrain, hipertensi, nyeri dada dan
penyakit jantung. Mengobati stres akut episodik memerlukan intervensi pada
sejumlah tingkatan, umumnya memerlukan bantuan profesional yang mungkin
membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Universitas Sumatera Utara
Page 24
10
3. Stres kronik
Walaupun stres akut dapat terasa mendebarkan dan menyenangkan, tidak
demikian dengan stres kronis. Stres kronis adalah stres parah yang dapat terjadi
hari demi hari sampai tahun demi tahun. Stres kronis menghancurkan tubuh,
pikiran, dan jiwa. Ini menyebabkan kekacauanjangka panjang. Contohnya stres
karena miskin, disfungsional keluarga,terjebak dalam pernikahan yang tidak
bahagia atau dalam pekerjaan/kariryang dipandang rendah. Ini adalah stres yang
masalahnya tidak pernah berakhir. Stres kronis datang ketika seseorang tidak
menemukan jalan keluar dari situasi yang menyedihkan. Stres yang merupakan
tuntutan dan tekanan yang tak henti-hentinya untuk waktu yang tak berkesudahan.
Tanpa harapan, individu menyerah mencari solusi.
Beberapa stres kronis berasal dari trauma masa lalu seperti, pengalaman
menyakitkan ketika kecil. Beberapa pengalaman sangat mempengaruhi
kepribadian. Pandangan terhadap dunia atau sistem kepercayaan menyebabkan
stres tak berujung bagi individu (misalnya, dunia adalah tempat yang mengancam,
orang akan mencari tahu kita berpura-pura, kita harus sempurna setiap saat).
Ketika kepribadian atau kepercayaan yang mendalam harus perbaiki, pemulihan
membutuhkan pemeriksaan diri aktif dan sering dengan bantuan profesional.23
2.1.4. Tahapan stres
Amberg membagi stres dalam tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Stres tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan, dan biasanya
disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut, yaitu: Semangat bekerja besar,
berlebihan (over acting), penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya, merasa
mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya; namun tanpa disadari
cadangan energi habis (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan pula, merasa
senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah semangat, namun tanpa
disadari cadangan energi semakin menipis.
Universitas Sumatera Utara
Page 25
11
2. Stres tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan” sebagaimana
diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan
yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena
tidak cukup waktu untuk istirahat. Istirahat antara lain dengan tidur yang cukup
bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami
defisit. Analog dengan hal ini adalah misalnya handphone(HP) yang sudah lemah
harus kembali diisi ulang (dicharge) agar dapat digunakan lagi dengan baik.
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres
tahap II adalah sebagai berikut, yaitu: Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang
seharusnya merasa segar, merasa mudah lelah sesudah makan siang, lekas merasa
capai menjelang sore hari, sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman
(bowel discomfort), detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar),
otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang, tidak bisa santai.
3. Stres tahap III
Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa
menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada stres tahap II tersebut
di atas, maka yang bersangkutan akan menunjukkan keluhan-keluhan yang
semakin nyata dan mengganggu yaitu: Gangguan lambung dan usus semakin
nyata; misalnya keluhan “maag” (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare),
ketegangan otot-otot semakin terasa, perasaan ketidaktenangan dan ketegangan
emosional semakin meningkat, gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar
kembali tidur (middle insomnia), atau bangun terlalu pagi/ dini hari dan tidak
dapat kembali tidur (late insomnia), koordinasi tubuh terganggu (badan terasa
oyong dan serasa mau pingsan).
Pada tahap ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk
memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya dikurangi dan tubuh
memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang
mengalami defisit.
Universitas Sumatera Utara
Page 26
12
4. Stres tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri ke dokter sehubungan
dengan keluhan keluhan stres tahap III di atas, oleh dinyatakan tidak sakit karena
tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi
dan yang bersangkutan terus memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal
istirahat, maka gejala stres tahap IV akan muncul sebagai berikut: untuk bertahan
sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit, aktivitas pekerjaan yang semula
menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih
sulit, yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk
merespons secara memadai (adequate), ketidakmampuan untuk melaksanakan
kegiatan rutin sehari-hari, gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang
menegangkan, seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan
kegairahan, daya konsentrasi dan daya ingat menurun, timbul perasaan ketakutan
dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.
5. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V
yang ditandai dengan hal-hal berikut, yaitu: Kelelahan fisik dan mental yang
semakin mendalam (physical and psychological exhaustion), ketidakmampuan
untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana, gangguan
sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder), timbul perasaan
ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.
6. Stres tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan
panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang mengalami stress
tahap VI ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ke ICU,
meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan fisik organ
tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah sebagai berikut, yaitu: Debaran jantung
teramat keras, susah bernafas (sesak dan megap-megap), sekujur badan terasa
gemetar, dingin dan keringat bercucuran, ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang
ringan, pingsan atau kolaps (collapse) Bila dikaji maka keluhan atau gejala-gejala
Universitas Sumatera Utara
Page 27
13
sebagaimana digambarkan diatas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik
yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh sebagai akibat
stresor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.24
2.1.5. Respon stres
a. Respon fisiologis
Menurut Selye mengidentifikasikan 2 respon fisiologis yaitu Local
Adaptation Syndrome (LAS) dan Global Adaptation Syndrome (GAS).
LAS adalah respon dari jaringan, organ, atau bagian tubuh terhadap stres
karena trauma, penyakit, atau perubahan fisiologis lainnya. Dua respon setempat,
yaitu respon reflek nyeri dan respon inflamasi. Respon reflek nyeri adalah respon
adaptif dan melindungi jaringan dari kerusakan lebih lanjut. Respon melibatkan
reseptor sensoris, saraf sensoris yang menjalar ke medulla spinalis, neuron
penghubung dalam medulla spinalis, saraf motorik yang menjalar dari medulla
spinalis, dan otot efektif. Respon inflamasi distimuli oleh trauma atau infeksi,
respon ini memusatkan inflamasi sehingga dengan demikian menghambat
penyebaran inflamasi dan meningkatkan penyembuhan. Respon inflamasi terjadi
dalam tiga fase. Fase pertama mencakup perubahan dalam sel-sel dan sistem
sirkulasi. Fase kedua ditandai oleh pelepasan eksudat dari luka. Fase terakhir
adalah regenerasi jaringan atau pembentukan jaringan parut. Regenerasi
menggantikan sel-sel yang rusak dengan sel-sel identis atau sel-sel serupa.
GAS adalah respon pertahanan dari keseluruhan tubuh terhadap stres. Respon
ini melibatkan beberapa sistem tubuh, terutama sistem saraf otonom dan sistem
endokrin. GAS terdiri atas reaksi peringatan, tahap resisten dan tahap kehabisan
tenaga. Pada tahap alarm respon simpatis fight or flight diaktifkan yang bersifat
defensif dan anti inflamasi yang akan menghilang dengan sendirinya. Bila stresor
menetap maka akan beralih ke tahap pertahanan. Pada tahap pertahanan tubuh
individu berupaya untuk mengadaptasi terhadap stresor. Jika stresor tetap terus
menetap maka individu memasuki tahap kehabisan tenaga. Tahap kehabisan
tenaga terjadi ketika tubuh tidak dapat lagi melawan stres dan ketika energi yang
Universitas Sumatera Utara
Page 28
14
diperlukan untuk mempertahankan adaptasi sudah menipis. Tubuh tidak mampu
untuk mempertahankan dirinya terhadap dampak stresor, regulasi fisiologis
menghilang, dan jika stres berlanjut dapat terjadi kematian
b. Respon psikologis
Pemajanan terhadap stresor mengakibatkan respon adaptif psikologis dan
fisiologis. Perilaku adaptif psikologis dapat konstruktif dan destruktif. Perilaku
konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk menyelesaikan konflik
Perilaku destruktif mempengaruhi orientasi realitas, kemampuan pemecahan
masalah, kepribadian dan situasi yang sangat berat, kemampuan untuk
berfungsi.19
2.1.6. Efek stres
Menurut American Institude of Stress adapun efek yang ditimbulkan dari
stress antara lain:18
1. Sistem Neurologis
Ketika stres baik fisiologi atau psikologis tubuh tiba-tiba menggunakan energi
untuk melawan ancaman yang dirasakan yang dikenal sebagai respon "fight or
flight". Sistem saraf simpatikakan mengirimkan sinyal ke kelenjar adrenal untuk
melepaskan adrenalin dan kortisol. Hormon ini menyebabkan jantung berdetak
lebih cepat, meningkatkan tekanan darah, mengubah proses pencernaan dan
meningkatkan kadar glukosa dalam aliran darah. Setelah krisis berlalusistem
tubuh biasanya kembali normal.
2. Sistem Muskuloskeletal
Pada saat stresotot menjadi tegang. Kontraksi otot untuk waktu yang lama
dapat memicu sakit kepala, migrain dan berbagai kondisi muskuloskeletal.
3. Sistem Respirasi
Stres dapat membuat kita bernapas lebih keras dan bernapas lebih cepat atau
hiperventilasi yang dapat menyebabkan serangan panik pada beberapa orang
4. Sistem Cardiovascular
Universitas Sumatera Utara
Page 29
15
Stres akut (stressesaatseperti terjebak dalam lalu lintas) menyebabkan
peningkatan denyut jantung dan kontraksi lebih kuat pada otot jantung. Pembuluh
darah yang mengalirkan darah ke otot besar dan jantung berdilatasi meningkatkan
jumlah darah yang dipompa ke bagian-bagian tubuh. Episode stres akut yang
berulangdapat menyebabkan peradangan pada arteri koroner sehingga
menyebabkan serangan jantung.
5. Sistem Endokrin
Kelenjar adrenal
Ketika tubuh mengalami stres, otak akanmengirimkan sinyal dari hipotalamus
sehingga korteks adrenal memproduksi kortisol dan adrenal medulla
memproduksi epinefrine inilah yang disebut dengan "hormon stres"
Hati
Ketika kortisol dan epinefrin dilepaskan maka hati akanmemproduksi lebih
banyak glukosa. Gula darah yang meningkat akan memberikankita energi untuk
fight or flight dalam keadaan darurat
6. Sistem Gastrointestinal
Esofagus
Stresmendorong kita untuk makan lebih banyak atau lebih sedikit
daribiasanya. Jika kita makan lebih banyak atau mengkonsumsi tembakau atau
alkohol yang berlebihan memungkinkankita mengalami nyeri ulu hati atau refluks
asam lambung.
lambung
Lambung kita dapat mengakibatan rasa mual atau sakit Jika mengalami stres
yang parah.
usus
Stres dapat mempengaruhi pencernaan dan penyerapan gizi di usus. Stres juga
dapat mempengaruhi seberapa cepat makanan bergerak di saluran cerna. Kita
mungkin dapat mengalami diare atau konstipasi.
Universitas Sumatera Utara
Page 30
16
7. Sistem reproduksi
Pada pria
Kelebihan jumlah kortisolyang diproduksi pada saat stresdapat
mempengaruhi fungsi normal dari sistem reproduksi. Stres kronis dapat
mengganggu keseimbangan testosteron dan produksi sperma sehingga
mengakibatkan impotensi
Pada wanita
Stres dapat menyebabkan tidak ada atau tidak teraturnya siklus menstruasi
atau periode menstruasi yang sakit. Stres juga dapat mengurangi gairah seksual.
2.2. Tidur
2.2.1. Definisi tidur
Tidur adalah proses fisiologi yang berputar dan bergantian, dengan periode
jaga yang lebih lama. Siklus tidur bangun memengaruhi dan mengatur fungsi
fisiologis dan respon prilaku .25 Tidur merupakan keadaan organisme yang teratur,
berulang, dan mudah dibalikkan yang ditandai oleh relatif tidak bergerak dan
peningkatan besar ambang respon terhadap stimuli eksternal relatif dari keadaan
terjaga.26
2.2.2. Fungsi tidur
Fungsi tidur telah diteliti dalam berbagai cara: sebagai besar penelitian
menyimpulkan bahwa tidur memiliki fungsi restoratif dan homeostatik dan
tampaknya penting untuk termoregulasi dan cadangan energi normal.26
Tujuan tidur masih belum jelas. Tidur berkonstribusi dalam menjaga kondisi
fisiologis dan psikologis. Menurut McCance dan Huether (2006) Tidur NREM
membantu perbaikan jaringan tubuh. Selama tidur NREM, fungsi biologis lambat.
Denyut jantung normal orang dewasa sehat sepanjang hari rata-rata 70-80 denyut
per menit atau kurang jika individu berada dalam kondisi fisik yang sangat baik.
Namun, selama tidur denyut jantung turun sampai 60 denyut permenit atau
kurang. Ini berarti bahwa selama tidur jantung berdetak 10-20 kali lebih lambat
Universitas Sumatera Utara
Page 31
17
dalam setiap menit atau 60-120 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Oleh karena
itu, tidur nyenyak bermanfaat dalam mempertahankan fungsi jantung. Fungsi
biologis lainnya yang menurun selama tidur adalah pernapasan, tekanan darah,
dan otot .25
2.2.3. Faktor yang mempengaruhi tidur
Sejumlah faktor yang memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur. Sering kali
faktor tunggal bukanlah satu satunya penyebab untuk masalah tidur. Faktor
fisiologis , psikologis, dan faktor lingkungan sering mengubah kualitas dan
kuantitas tidur. 25,27
a. Obat dan substansi
Menurut Schweitzer obat tidur dapat mengubah pola tidur an menurunkan
kewaspadaan di siang hari, yang kemudian menjadi masalah bagi individu. Obat
yang diresepkan untuk tidur sering menyebabkan lebih banyak masalah daripada
manfaat. Adapun beberapa obat dan substansi yang dapat menyebabkan
gangguan tidur antara lain:
- Alkohol
- Obat anoreksia
- Antikolinergik
- Antikejang (lamotrigin dan fentoin)
- Antidepresan (bupropion, fluoxentine, phenelzine, protriptyline,
tranylcypromine, venlafaxine)
- Antihipertensi (daunorubicin, goserelin, interferon-a, leuprolide)
- Antiparkinson
- Bronkodilator (albuterol, metaproterenol, salmeterol, terbutaline)
- Kontrasepsi oral
- Kortikosteroid
- Obat batuk dan flu/dekongestan (phenylpeopanolamine, pseudoefedrin)
- Diuretic (tiazide)
- Hormon (progesterone, tiroid)
- Hipolipidemi
- Quinidine
- Teofilin
Universitas Sumatera Utara
Page 32
18
b. Gaya hidup
Rutinitas seorang dapat memengaruhi pola tidur. Seorang individu yang
bekerja secara rotasi (misalnya, 2 minggu siang hari diikuti oleh 1 minggu malam
hari) sering mengalami kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur. Sebagai
contoh, jam internal tubuh diatur pada jam 11 malam, tetapi jadwal kerja
memaksa tidur di jam 9. Individu hanya dapat tidur 3 atau 4 jam karena tubuh
merasa bahwa sudah waktunya untuk bangun dan aktif. Kesulitan
mempertahankan kewaspadaan selama waktu kerja menghasilkan penurunan dan
bahkan kinerja yang berbahaya. Setelah beberapa minggu bekerja di shift malam,
jam biologis seseorang biasanya menyesuaikan diri. Perubahan lain dalam
rutinitas yang mengganggu pola tidur meliputi melakukan pekerjaan berat yang
tidak biasa, terlibat dalam kegiatan sosial sampai larut malam, dan mengubah
waktu makan malam.
c. Lingkungan
lingkungan fisik di mana seseorang tidur secara signifikan memengaruhi
kemampuan untuk memulai tidur. Ventilasi yang baik sangat penting untuk tidur
yang nyenyak. Ukuran, kenyamanan, dan posisi tempat tidur memengaruhi
kualitas tidur. Jika seseorang biasanya tidur dengan individu lain, maka tidur
sendiri akan sering menyebabkannya terjaga. Di sisi lain, tidur dengan teman tidur
yang gelisah atau mendengkur dapat mengganggu tidur.
d. Gangguan psikiatri dan stress emosional
Beberapa gangguan psikiatri yang seringkali berhubungan dengaan gangguan
tidur adalah gangguan mood, gangguan anxietas, gangguan panik, post-traumatic
stress disorder, psikosis, eating disorder, alcoholism, somatoform disorder, dan
gangguan personality.
Khawatir atas masalah-masalah pribadi atau situasi sering mengganggu tidur.
Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan sering menyebabkan
frustasi ketika tidak dapat tidur. Stres juga menyebabkan seseorang berusaha
terlalu keras untuk dapat tidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau tidur
terlalu lama. Stres yang berkelanjutan menyebabkan kebiasaan tidur yang tidak
baik.
Universitas Sumatera Utara
Page 33
19
e. Pola tidur yang lazim
f. Makanan dan asupan kalori
Mengikuti kebiasaan makan yang baik penting untuk menciptakan tidur yang
baik
g. Latihan dan kelelahan.
Seseorang yang cukup lelah biasanya dapat tidur dengan nyenyak, terutama
jika kelelahan tersebut merupakan hasil kerja atau latihan yang menyenangkan.
Berolahraga 2 jam atau lebih sebelum tidur memungkinkan tubuh untuk
mendinginkan, mengurangi kelelahan, serta meningkatkan relaksasi. Namun,
kelelahan yang berlebihan yang berasal dari pekerjaan yang melelahkan atau stres
membuat sulit tidur. Ini adalah masalah umum bagi anak-anak sekolah dasar dan
remaja.
h. Penyakit medis
Adapun penyakit medis yang mengakibatkan gangguan tidur antara lain:
- Gangguan respirasi : obstructive sleep apnea, central sleep apnea, sleep-
related asthma, penyakit paru obstruktif kronis, dan central alveolar
hypoventilation syndrome
- Gangguan jantung : angina nokturnal dan gagal jantung kongestif
- Sindroma nyeri : osteoartritik, rematoid arthritis, dan fibromyalgia
- Gangguan gastrointestinal : sleep-related abnormal swallowing syndrome,
sleep-related gastroesofageal reflux, dan peptic ulcer disease
- Gangguan dermatologis : pruritus
- Kanker
- Penyakit infeksi : AIDS
2.2.4. Fisiologi tidur
Tidur terdiri dari dua fisiologis : tidur dengan gerakan mata tidak cepat ( Non
Rapid Eye Movement / NREM) dan tidur dengan gerakan mata cepat (Rapid Eye
Movement / REM). Diawali dengan NREM yang kemudian berubah menjadi
Universitas Sumatera Utara
Page 34
20
REM pertama pada malam hari tersebut.26 Pada dewasa muda kebutuhan tidur
rata-rata 6 sampai 8 ½ jam. Sekitar 20 % waktu tidur adalah tidur REM. 25
2.2.4.1. Non Rapid Eye Movement (NREM)
Dibandingkan dengan keadaan terjaga, sebagian besar fungsi fisiologis jelas
menurun pada keadaan tidur NREM. NREM terdiri dari empat stadium :
1. NREM stadium satu
Termasuk tingkat tidur paling ringan, tahap berlangsung beberapa menit,
penurunan aktifitas fisiologi diawali dengan penurunan bertahap tanda vital
dan metabolism, rangsangan sensorik seperti suara dapat membangunkan
seseorang dengan mudah, dan setelah terbangun, orang akan seola-olah baru
saja bermimpi.
2. NREM stadium dua
Periode tidur nyenyak, semakin rileks, mudah terjaga, tahap berlangsung 10
hingga 20 menit, fungsi tubuh terus melambat .
3. NREM stadium tiga
Mengawali tahap awal tidur nyenyak, seseorang sulit untuk dibangunkan dan
digerakkan, otot menjadi rileks, tanda-tanda vital mengalami penurunan tetapi
teratur, tahap ini berlangsung 15 sampai 30 menit
4. NREM stadium empat
Tahap terdalam dari tidur , sangat sulit untik dibangunkan, jika sudah tertidur
maka seseorang akan menghabiskan sebgian besar dari malam di tahap ini,
tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam bangun, tahap
berlangsung sekitar 15 sampai 30 menit, tidur sambil berjalan dan enuresis
(mengompol) kadang-kadang terjadi.
2.2.4.2. Rapid Eye Movement (REM)
Mimpi yang berwarna dan nyata muncul, mimpi yang kurang jelas terjadi
pada tahap lainnya, tahap biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai,
kehilangan ketegangan masa otot, sekresi lambung meningkat, sangat sulit untuk
dibangunkan, durasi REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit.
Universitas Sumatera Utara
Page 35
21
Adapun ditandai oleh respon otonom yaitu :
Gerakan mata cepat
Denyut jantung dan pernafasan yang berfluktuasi
Peningkatan tekanan darah yang berfluktuasi.25
Bila seseorang sangat mengantuk, REM berlangsung singkat dan bahkan
mungkin tidak ada. Sebaliknya sewaktu orang semakin lebih nyenyak pada tidur
nya, maka durasi tidur REM juga akan semakin lama.28
Tidur REM berbeda secara kualitatif yang ditandai oleh tingkat aktivitas otak
dan fisiologis yang sangat aktif yang mirip dengan keadaan terjaga. Pada saat
dewasa distribusi dari tahap tidur adalah sebagai berikut :
Non-Rapid Eye Movement (REM) 75 persen yang terbagi atas 4 tahap
diantaranya :
- Tahap 1 : 5 persen
- Tahap 2 : 45 persen
- Tahap 3 : 12 persen
- Tahap 4 : 13 persen
Rapid Eye Movement (REM) 25 persen. 26
2.2.5. Jenis-jenis tidur
Terdapat 2 jenis tidur, yang ditandai oleh pola EEG yang berbeda dan prilaku
yang berlainan : tidur gelombang lambat dan tidur parodoksal atau REM.
Tidur gelombang lambat terjadi dalam empat tahap, dinamai tidur gelombang
lambat karena masing-masing tahap memperlihatkan gelombang EEG yang
semakin pelan dengan amplitudo lebih besar. Pada permulaan tidur, anda
berpindah dari tidur ringan (tidur ayam) stadium 1 menjadi tidur dalam empat
stadium ( tidur gelombang lambat) dalam waktu 30 sampai 45 menit, kemudia
anda berbalik melalui stadium-stadium yang sama dalam periode waktu yang
sama.
Universitas Sumatera Utara
Page 36
22
Tidur parodoksal terdapat pada akhir masing-masing siklus tidur gelombang
lambat yang terjadi selama 10 sampai 15 menit. Dinamakan tidur parodoksal
karena pola EEG selama periode ini mendadak berubah seperti dalam keadaan
terjaga, meskipun anda masih tidur lelap. Setelah episode paradoks tersebut,
stadium-stadium tidur gelombang lambat kembali berulang. Sepanjang malam,
seseorang secara siklik bergantian mengalami kedua jenis tidur tersebut. Dalam
siklus tidur normal, selalu melewati tidur gelombang lambat sebelum masuk ke
tidur paradoksal.29
2.2.6. Kualitas tidur
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang tentang pengalaman tidur,
mengintegrasikan aspek inisiasi tidur, pemeliharaan tidur, kuantitas/lamanya tidur,
dan penyegaran saat bangun. Tidak memiliki definisi yang jelas.30
Menurut WHO, Kualitas tidur adalah suatu yang sangat kompleks dalam
masalah kesehatan, yang melibatkan faktor individu, faktorgenetik,karakteristik
fisiologis, kesehatan fisik, emosional danfaktor psikologis, keluarga dan faktor
sosial.31 Sedangkan menurut hidayat kualitas tidur adalah kepuasan seseorang
terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah,
mudah gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering
menguap atau mengantuk.7
Kualitas tidur merupakan faktor penting untuk kesehatan. Ada bukti bahwa
kurang tidur dapat menyebabkan lebih banyak kecelakaan lebih. Kualitas tidur
yang buruk memiliki dampak besar pada kesehatan fisik di jangka panjang.
Sebuah peningkatan yang signifikan dari risiko penyakit jantung bahkan mungkin
kematian. Selanjutnya, kualitas tidur sering dibahas dalam konteks dengan
kesehatan mental. Bukti yang mendukung hipotesis bahwa kualitas tidur yang
buruk berhubungan dengan kesehatan mental dan kesejahteraan menurun.31
Universitas Sumatera Utara
Page 37
23
Kualitas tidur seseorang dinilai dari beberapa aspek, yaitu :
Lamanya waktu tidur
Gangguan tidur
Masa laten tidur
Disfungsi tidur pada siang hari
Efisiensi tidur
Kualitas tidur
Penggunaan obat tidur32
Durasi tidur dan kualitas bervariasi antara orang-orang dari semua kelompok
umur. Misalnya, satu orang merasa cukup beristirahat dengan tidur 4 jam,
sedangkan yang lainnya memerlukan waktu 10 jam. Adapun pembagian durasi
tidur berdasarkan usia :
Neonatus
Neonatus atau bayi beru lahir sampai usia 3 bulan tidur rata-rata sekitar 16
jam sehari, tidur hamper terus-menerus selama minggu pertama.
Bayi
Bayi biasanya melakukan beberapa kali tidur siang, namun tisur rata-rata
selama 8 sampai 10 jam dimalam hari dengan waktu tidur total 15 jam setiap
hari.
Balita
Pada umur 2 tahun, anak-anak biasanya tidur sepanjang malam dan tidur
siang setiap hari. Total tidur rata-rata 12 jam sehari.
Anak-anak prasekolah
Rata-rata lama tidur anak prasekolah adalah sekitar 12 jam semalam.
Anak usia sekolah
Jumlah tidur yang diperlukan bervariasi sepanjang masa sekolah. Anak usia 6
tahun rata-rata tidur 11 sampai 12 jam semalam, sedangkan anak usia 11
tahun sekitar 9 sampai 10 jam.
Remaja
Rata-rata remaja mendapatkan sekitar 71/2 jam tidur permalam.
Universitas Sumatera Utara
Page 38
24
Dewasa muda
Kebanyakan orang dewasa muda rata-rata tidur 6 samapai 81/2 jam permalam.
Dewasa menengah
Selama masa dewasa menengah, total tidur di malam hari mulai menurun.
Jumlah tidur stadium 4 mulai turun, penurunan terus berlangsung seiring
dengan meningkatnya usia.
Lansia
Keluhan kesulitan tidur meningkat seiring dengan meningkatnya umur25
Universitas Sumatera Utara
Page 39
25
BAB 3
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL,
DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
Keterangan :
: diteliti : variabel independen
: tidak diteliti : variabel dependen
Stres
Sumber Stres
1. Individu
- Kegagalan mencapai tujuan
- Konflik
- Perubahaan gaya hidup
2. Keluarga
3. Komunikasi dan Masyarakat
- Stimuli lingkungan yang
tidak menyenangkan
Faktor yang mempengaruhi tidur
1. Obat atau substansi
2. Gaya hidup
3. Lingkungan
4. Stres emosional
5. Pola tidur
6. Makanan dan asupan kalori
7. Aktivitas fisik
Fungsi Tidur
Restorasi
Homeostatis
Tidur
Siklus Sirkardian
Tahap-tahap Tidur
Non-rapid Eye
Movement (NREM)
- NREM stadium 1
- NREM stadium 2
- NREM stadium 3
- NREM stadium 4
Rapid Eye Movement
(REM)
Tingkat Stres
Ringan
Sedang
Berat
Sangat berat
Kualitas Tidur
Kualitas tidur baik
Kualitas tidur buruk
Universitas Sumatera Utara
Page 40
26
3.2. Variabel dan Definisi Operasional
3.2.1. Variabel Penelitian
1. Variabel independen : tingkat stres
2. Variable dependen : kualitas tidur
3.2.2. Definisi Operasional
Tingkat stres adalah suatu tekanan atau sesuatu yang terasa
menekan dalam diri individu
Cara ukur :
kuesioner skala stres yang terdiri atas 14 pertanyaan dengan
rentan pilihan jawaban :
0. Tidak pernah
1. Kadang-kadang
2. Sering
3. Selalu
Alat ukur : kuesioner
Hasil ukur :
o stres ringan jika nilai 15-18
o stres sedang jika nilai 19-25
o stres berat jika nilai 26-33
o stres sangat berat jika nilai >34
Skala pengukuran : ordinal
- Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur
sehingga tidak merasa kekurangan tidur dan tidak ada gangguan
tidur
Cara ukur :
kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan masing-masing pertanyaan
diberikan skor 0 sampai 3, dengan kriteria tertentu.
Alat ukur : kuesioner
Universitas Sumatera Utara
Page 41
27
Hasil ukur :
o Skor ≤ 5 : kualitas tidur baik
o Skor > 5 kualitas tidur buruk
Skala pengukuran : ordinal
3.3. Hipotesis
Terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kualitas tidur pada mahasiswa
semester VII di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2016.
Universitas Sumatera Utara
Page 42
28
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian analitik kategorik tidak berpasangan dengan
desain cross sectional (potong lintang) yang dilakukan dengan tujuan untuk
melihat hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur. Desain cross sectional
dipilih karena pengumpulan data hanya dilakukan satu kali.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, Medan. Pemilihan tempat dipilih karena diketahui bahwa mahasiswa
semester VII di FK USU tahun 2016 sedang mengerjakan skripsi mengalami stres
dan kualitas tidur buruk, juga dengan alasan memudahkan proses pengumpulan
data yang diperlukan sehingga diharapkan dapat memenuhi besar sampel minimal
penelitian. Penelitian dilakukan mulai bulan Agustus sampai Oktober 2016.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah seluruh mahasiswa semester VII Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2016.
4.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VII di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2016, mahasiswa tersebut masih
aktif kuliah dan tidak sedang cuti, dan bersedia menjadi responden peneliti.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan random
sampling dimana responden secara acak yang memenuhi kriteria akan dijadikan
sebagai sampel dengan besar sampel dihitung memakai rumus:
Universitas Sumatera Utara
Page 43
29
n1 = n2 = {Zα√2PQ + Zβ√P1Q1 + P2Q2
(𝑃1𝑄1)2}
2
Keterangan :
N = besar sampel
Zα = deviat baku alfa, sebesar 10% dua arah (1,64)
Zβ = deviat baku beta, sebesar 20% (0,84)
P2 = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0,5
Q2 = 1-P2 = 0,5
P1 – P2 = 0,25
P1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti
= P2 + 0,25 = 0,75
Q1 = 1-P1 = 0,25
P = proporsi total = (P1+P2)/2 = 0,625
Q = 1-P = 0,375
Apabila seluruh nilai di atas dimasukkan ke dalam rumus akan diperoleh sebagai
berikut :
n1 = n2 = {1,64√2x0,625x0,375 + 1,84√0,75x0,25 + 0,5x0,5
(0,75𝑥0,25)2}
2
n = 45
Jadi, besar sampel minimal yang digunakan pada penelitian ini adalah 45 orang
4.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.3.3.1. Kriteria Inklusi
- Mahasiswa semester VII FK USU tahun 2016 yang masih aktif kuliah
4.3.3.2. Kriteria Eksklusi
- Mahasiswa semester VII FK USU tahun 2016 dengan riwayat gangguan
psikiatri
Universitas Sumatera Utara
Page 44
30
- Mahasiswa semester VII FK USU tahun 2016 dengan riwayat penggunaan
obat-obatan ( antikolinergik, antikejang, obat anoreksia, antidepresan,
antihipertensi, antineoplastik, antiparkinson, bronkodilator, kortikosteroid),
narkoba, dan alcohol
- Mahasiswa semester VII FK USU tahun 2016 dengan penyakit medis
obstructive sleep apnea, central sleep apnea, sleep-related asthma, angina
nocturnal, gagal jantung kongestif, sleep-related gastroesofageal reflux,
pruritus, dan osteoartritik.
- Mahasiswa semester VII FK USU tahun 2016 yang tidak bersedia menjadi
responden dalam penelitian
4.4. Metode Pengumpulan Data
4.4.1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
dari kuesioner yang diisi oleh responden.
4.4.2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang
digunaka untuk menilai tingkat stress adalah kuesioner DASS42 (Depression
Anxiety Stress Scales) dan kuesioner yang digunakan untuk menilai kualitas tidur
adalah kuesioner PSQI (The Pittsburgh Sleep Quality Index).
DASS adalah satu set tiga skala laporan diri yang dirancang untuk mengukur
status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres.DASS dibentuk tidak
hanya sebagai satu set timbangan untuk mengukur secara konvensional mengenai
status emosi, tetapi untukproses yang lebih lanjut untuk pemahaman pengertian,
dan pengukuran yang berlaku dimanapun dari status emosional.
DASS terdiri dari 42 pertanyaan, dimana setiap skalanya terdiri dari 14
pertanyaan. Skala Depresi menilai dysphoria, putus asa, devaluasi hidup, self-
deprecation, kurangnya minat / keterlibatan, anhedonia, dan inersia. Skala
Kecemasan menilai gairah otonom, efek otot rangka, kecemasan situasional, dan
pengalaman subjektif dari pengaruh cemas. Skala Stres skala stres sensitif
Universitas Sumatera Utara
Page 45
31
terhadap tingkat terangsang non-spesifik kronis. Hal menilai kesulitan santai,
rangsangan saraf, dan menjadi mudah marah / gelisah, pemarah / over-reaktif dan
tidak sabar.
Tingkat stres berdasarkan scoring dibagi menjadi 4 kategori yaitu:
o Stres ringan stres ringan jika nilai skor 15-18
o stres sedang jika nilai skor 19-25
o stres berat jika nilai skor 26-33
o stres sangat berat jika nilai skor >34
Reabilitas dan validitas penelitian dari DASS sudah teruji. Reliabilitas DASS
sangat baik (α = 0,9483), karena 41 item memiliki korelasi item-total lebih dari 3
(Nunnaly, 1994) sehinggadapat disimpulkan bahwa DASS memiliki konsistensi
internal yang memadai.33
PSQI mengkaji 7 dimensi dalam kualitas tidur yaitu kualitas tidur subjektif,
latensi tidur, durasi tidur, masalah selama tidur. efisiensi kebiasaan tidur,
penggunaan obat tidur, dan disfungsi tidur pada siang hari. Pengukuran setiap
dimensi tersebar dalam beberapa pertanyaan dan penilaian sesuai dengan standar
baku. Terdapat 10 pertanyaan dalam PSQI. Pertanyaan 1 dan 3 untuk dimensi
efisiensi kebiasaan tidur, pertanyaan 2 dan 5a untuk dimensi sleep latensi,
pertanyaan 4 untuk dimensi durasi tidur, pertanyaan 5b-5j untuk dimensi masalah
selama tidur, pertanyaan 6 untuk dimensi penggunaan obat tidur, pertanyaan 7 dan
8 untuk dimensi disfungsi tidur pada siang hari, pertanyaan 9 untuk dimensi
kualitas tidur subjektif, dan pertanyaan 10 untuk mengkaji apabila responden
memiliki teman tidur.
Dibagi atas tujuh komponen dengan tiap dimensi diberi skala nilai 0 (tidak
ada masalah selama sebulan) hingga 3 (lebih dari tiga kali per minggu):
Komponen 1 Skor no. 9
Komponen 2 Skor no. 2 (<15min (0) // 16-30min (1) // 31-60 min (2)
// >60min (3)) + Skor no. 5a
Komponen 3 Skor no. 4 (>7(0), 6-7 (1), 5-6 (2), <5 (3))
Komponen 4 >85%=0, 75%-84%=1, 65%-74%=2, <65%=3
Universitas Sumatera Utara
Page 46
32
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑎𝑚 𝑇𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑆𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑀𝑎𝑙𝑎𝑚
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑖 𝐴𝑡𝑎𝑠 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑇𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑆𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑀𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑥 100%)
Komponen 5 Total skor no 5b hingga 5j
(0=0; 1-9=1; 10-18=2; 19-27=3)
Komponen 6 Skor no. 6
Komponen 7 Skor no. 7 + skor no. 8 (0=0; 1-2=1; 3-4=2; 5-6=3)
Total ketujuh komponen, maka didapatkan skor global PSQI. Skor global > 5
dianggap memiliki kualitas tidur yang buruk, dan mungkin memiliki gangguan
tidur yang signifikan. Dianjurkan untuk ke tenaga kesahatan.
Validitas penelitian dari PSQI sudah teruji. Instrumen ini menghasilkan 7
skor yang sesuai dengan domain atau area yang disebutkan sebelumnya. Tiap
domain nilainya berkisar antara 0 (tidak ada masalah) sampai 3 (masalah berat).
Nilai tiap komponen kemudian dijumlahkan menjadi skor global antara 0-21. Skor
global > 5 dianggap kualitas tidur yang buruk. PSQI memiliki konsistensi internal
dan koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) 0,83 untuk tujuh komponen
tersebut.32
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
4.5.1. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu Statistical Product and Service Solution (SPSS). Tahap
pengolahan data dilakukan agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang
benar. Terdapat empat tahap dalam pengolahan data, yaitu editing, coding ,
processing, dan cleaning. Pertama, editing adalah tahap memeriksa kebenaran
data yang telah terkumpul. Kedua, coding adalah tahap mengubah data yang
berbentuk huruf menjadi angka untuk mempermudah pada saat analisis data.
Ketiga, processing adalah memasukkan data kuesioner yang telah terisi dan
mengalami pengkodean ke program computer. Keempat, cleaning adalah hasil
yang sudah dimasukkan ke dalam program computer diperiksa kembali ada
kesalahan atau tidak.
4.5.2. Analisa Data
Universitas Sumatera Utara
Page 47
33
Data yang telah diolah kemudian dianalisis. Jenis analisis yang digunakan
pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Tujuan dari univariat
adalah untuk menjelaskan tentang tingkat stres dan kualitas tidur yang dialami
responden, sedangkan analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan
tingkat stres dengan kualitas tidur pada responden.
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kategori yang berskala ordinal.
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji chi square, jika terdapat didalam sel nilai
ekspektasi <5, maka akan dianalisis dengan Kolmogorov-smirnoff. Derajat signifikan
apabila p<0,05. Uji korelasi menggunakan uji korelasi pearson (uji parametric) atau
spearman (uji non-parametrik) dan mempunyai makna r sebagai berikut :
- r = 0,00-<0,2 ( hubungan sangat lemah)
- r = 0,2 - <0,4 (hubungan lemah)
- r = 0,4 - <0,6 (hubungan sedang)
- r = 0,6 – 0,8 (hubungan kuat)
- r = 0,8 – 1 (hubungan sangat kuat)34
4.6. Jadwal dan Alur Kegiatan Penelitian
4.6.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan kegiatan bimbingan dan pembuatan proposal,
sampai dengan persentasi hasil laporan penelitianpada setiap waktunya. Berikut
merupakan rancangan kegiatan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Page 48
34
Tabel 4.6.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 Bimbingan dan
pembuatan
proposal
2 Seminar
proposal
3 Pengumpulan
data
4 Bimbingan,
pengolahan
data, analisa
data, dan
penyusunan
hasil penelitian
5 Persentasi hasil
penelitian
Universitas Sumatera Utara
Page 49
35
4.6.2. Alur Kegiatan Penelitian
Gambar 4.6.2. Kerangka alur penelitian
MULAI
SURVEI AWAL
PERUMUSAN
MASALAH
PENENTUAN
KUESIONER
PENGUMPULAN DATA
KUALITAS TIDUR BAIK KUALITAS TIDUR BURUK
BURUK
TINGKAT STRES :
- RINGAN
- SEDANG
- BERAT
- SANGAT BERAT
TINGKAT STRES :
- RINGAN
- SEDANG
- BERAT
- SANGAT BERAT
PENGOLAHAN DATA
ANALISA DATA
HASIL
KESIMPULAN
SELESAI
Universitas Sumatera Utara
Page 50
36
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2016 di kampus
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan yang berlokasi di jalan
dr. Mansyur No.5 Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah 100 orang mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester VII tahun 2016 yang termasuk
dalam kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi.
5.1.2.1. Karakteristik Responden
Deskripsi karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat pada (tabel
5.1).
Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden
Variable Frekuensi (n=100) Persentase
Umur 19-21 tahun 83 83%
>21 tahun 17 17%
Jenis kelamin Laki-laki 37 37%
Perempuan 63 63%
Tempat tinggal Bersama orang tua 53 53%
Tidak bersama orang tua 47 47%
Berdasarkan tabel 5.1. di atas, diperoleh hasil analisis bahwa usia dari
responden terbanyak adalah 19-21 tahun sebanyak 83 orang (83%). Jenis kelamin
perempuan lebih besar yaitu sebanyak 63 orang (63%). Untuk tempat tinggal,
lebih banyak tinggal bersama orang tua yaitu sebanyak 53 orang (53%).
Universitas Sumatera Utara
Page 51
37
5.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Stres
Distribusi persentase karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal pada
penelitian ini dapat dilihat pada (gambar 5.1).
Gambar 5.1 Distribusi persentase responden berdasarkan tingkat stres
Berdasarkan Gambar 5.1 di atas, berdasarkan hasil penilaian skor DASS42
dari 100 orang responden, didapati lebih banyak responden yang mengalami stres
ringan yaitu sebesar 57 orang (57%).
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Stres Terhadap Data Demografi
Variabel Tingkat stres (n=100)
Stres ringan Stres
sedang
Stres berat Stres sangat
berat
n % n % n % n %
Umur 19-21 tahun 48 48,0% 26 26,0% 6 6,0% 3 3,0%
>21 tahun 9 9,0% 5 5,0% 3 3,0% 0 0,0%
Jenis
kelamin
Laki-laki 28 28,0% 6 6,0% 2 2,0% 1 1,0%
Perempuan 29 29,0% 25 25,0% 7 7,0% 2 2,0%
Tempat
tinggal
Bersama ortu 33 33,0% 14 14,0% 4 4,0% 2 2,0%
Tidak bersama
ortu
24 24,0% 17 17,0% 5 5,0% 1 1,0%
Universitas Sumatera Utara
Page 52
38
Berdasarkan Tabel 5.2 di atas, berdasarkan hasil penilaian skor DASS42 dari
100 orang responden, didapati responden dengan kelompok umur 19-21 tahun
sebagian besar mengalami stres ringan yaitu sebanyak 48 orang (48,0%) dan
responden dengan kelompok umur >21 tahun mengalami stres ringan sebanyak 9
orang. Responden perempuan mengalami stres ringan sebanyak 29 orang dan
responden laki-laki mengalami stres ringan sebanyak 28 orang. Sedangkan
responden yang tinggal bersama orang tua mengalami stres ringan sebanyak 33
orang dan responden yang tidak tinggal bersama orang tua mengalami stres ringan
sebanyak 24 orang.
5.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Kualitas Tidur
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner PSQI yang dilakukan oleh 100 orang
responden, maka diperoleh hasil seperti gambar 5.2 dibawah ini.
Gambar 5.2 Distribusi persentase responden berdasarkan Kualitas tidur
Berdasarkan Gambar 5.2 di atas, diketahui berdasarkan hasil penilaian skor
PSQI bahwa dari 100 orang responden tercatat responden lebih banyak
mengalami kualitas tidur buruk yaitu sbesar 53 orang (53%).
5.1.2.3.1. Karakteristik kualitas tidur terhadap kebiasaan tidur
Distribusi persentase karakteristik responden berdasarkan kualitas tidur
terhadap kebiasaan tidur pada penelitian ini dapat dilihat pada table dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Page 53
39
Tabel 5.3 Distribusi dan Persentase Kebiasaan Tidur pada responden
Variabel Frekuensi (n=100) Persentase
Mulai ke
tempat
tidur?
sudah mengantuk 20 20.0 %
lelah/capek siap ngerjakan tugas 33 33.0 %
Kebiasaan tidur 40 40.0 %
Agar bangun cepat 7 7.0 %
Menanti
sebelum
tidur ?
Main handphone 52 52.0 %
Mencoba untuk tidur 21 21.0 %
Berbaring di tempat tidur 6 6.0 %
Langsung tertidur 21 21.0 %
Bangun
tidur ?
Kuliah 63 63.0 %
Ngerjain tugas 4 4.0 %
Kebiasaan bangun 33 33.0 %
Berdasarkan Table 5.3 di atas, menunjukkan bahwa 40 orang (40%)
responden akan memulai ke tempat tidur karena kebiasaan tidur, 52 orang (52%)
responden mengungkapkan bahwa yang mereka lakukan diwaktu menanti
sebelum tertidur digunakan untuk bermain handphone, dan 63 orang (63%)
responden dapat bangun di pagi hari karena adanya kewajiban kuliah.
5.1.2.3.2. Karakteristik kualitas tidur terhadap data demografi
Distribusi persentase karakteristik responden berdasarkan kualitas tidur
terhadap data demografi pada penelitian ini dapat dilihat pada table dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Page 54
40
Tabel 5.4 Karakteristik Kualitas Tidur Terhadap Data Demografi
Variabel Kualitas Tidur (n=100)
Baik Buruk
n % n %
Umur 19-21 tahun 41 41,0% 42 42,0%
>21 tahun 6 6,0% 11 11,0%
Jenis
kelamin
Laki-laki 24 24,0% 13 13,0%
Perempuan 23 23,0% 40 40,0%
Tempat
tinggal
Bersama ortu 25 25,0% 28 28,0%
Tidak bersama ortu 22 22,0% 25 25,0%
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas, berdasarkan hasil penilaian skor PSQI dari
100 orang responden, didapati responden dengan kelompok umur 19-21 tahun
memiliki kualitas tidur buruk sebesar 42 orang dan responden dengan kelompok
umur >21 tahun didapati memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 11 orang.
Responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak memiliki kualitas tidur
buruk yaitu sebesar 40 orang dan reponden dengan jenis kelamin laki-laki lebih
banyak memiliki kualitas tidur baik yaitu sebanyak 24 orang. Sedangkan
responden yang tinggal bersama orang tua memiliki kualitas tidur buruk yaitu
sebanyak 28 orang dan responden yang tidak tinggal bersama orag tua 25 orang
mengalami kualitas tidur buruk.
5.1.3. Hubungan Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur
Hubungan antara tingkat stress dengankualitas tidur pada responden dapat
dilihat dalam tabel 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Page 55
41
Tabel 5.5 Hasil Tabulasi Silang Antara Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur
Tingkat stres
Kualitas tidur
p-value
PR
CI 95% Baik Buruk
n (%) n (%)
Ringan 44 (93,6%) 13 (24,5%)
0,0001
11,064
3,683-33,255 Sedang – berat 3 (6,4%) 40 (75,5%)
Berdasarkan tabel 5.5 hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa responden
dengan tingkat stres ringan memiliki kualitas tidur yang baik sebanyak 44 orang
(93,6%), dibandingkan responden dengan tingkat stres sedang-berat memiliki
kualitas tidur yang buruk sebanyak 40 orang (75,5%). Hasil uji statistic chi square
dari penelitian ini menunjukkan hasil p-value 0,0001 (CI 95%=3,683-33,255),
hasil menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan
kualitas tidur dan dari nilai PR=11,064 maka dapat dikatakan tingkat stres
merupakan faktor resiko terhadap kualitas tidur buruk.
Tabel 5.6 Hasil Uji Korelasi Antara Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur
Variabel r P
Total skor PSQI 0,595 0,0001
Dari Tabel 5.6 diatas,berdasarkan uji korelasi spearman dapat dilihat bahwa
nilai r untuk kualits tidur adalah 0,595 yang berarti semakin tinggu total skor
PSQI maka semakin meningkat tingkat stresnya dan secara statistik bermakna
karena nilai p adalah 0,0001 (<0,05).
5.2. Pembahasan
5.2.1. Analisis Univariat
5.2.1.1.Tingkat Stres
Pada penelitian ini dari 100 responden didapatkan bahwa hampir seluruh
responden memiliki tingkat stres ringan, yaitu sebanyak 64 orang, stres sedang
sebanyak 24 orang, stres berat sebanyak 9 orang, dan stres sangat berat sebanyak
Universitas Sumatera Utara
Page 56
42
3 orang. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Issabel, 2015
pada sebagian besar mahasiswa kedokteran di Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya memiliki tingkat stres ringan sebanyak 25 orang (37,9%), stres sedang
sebanyak 21 orang (31,8%), stres berat sebanyak 15 orang (22,7%), dan stres
sangat berat sebanyak 5 orang (7,6%).35
Dari hasil penelitian diapati stres ringat paling banyak di temukan pada
kelompok usia 19-21 tahun. Stres juga dapat terjadi kepada siapa saja tanpa
mengenal usia dan kapan saja tergantung bagaimana cara individu itu sendiri
menangani stresor tersebut.2
Dari penelitian ini didapati bahwa tingkat stres lebih banyak pada responden
perempuan daripada responden laki-laki, dimana perempuan untuk segala hal
lebih menggunakan perasaan dibandingkan akal sehingga lebih mudah menjadi
stres, sedangkan laki-laki lebih menggunakan akal daripada perasaan sehngga
kemungkinan terjadinya stres lebih kecil. Berkaitan dengan tingkat stres terhadap
jenis kelamin, dimana perempuan lebih sensitif dalam menanggapi masalah yang
kecil sehingga akan menambah beban pikiran yang akhirnya mengakibatkan
perempuan lebih mudah ansietas, stres, bahkan sampai depresi. Sedangkan untuk
laki-laki sendiri kebanyakan berpikir secara rasional sehingga tidak terlalu
menanggapi masalah yang kecil yang akan menambah beban pikiran. Akan
tetapi, wanita lebih mudah merasakan perasaan bersalah, cemas, peningkatan
bahkan penurunan nafsu makan, gangguan tidur, serta gangguan makan.1Sesuai
dengan American Institute of Stress bahwa perempuan 2-3 kali lebih rentan
terhadap stres dibandingkan laki-laki.18 Didukung juga dengan penelitian oleh
Abdulghani,dkk, 2011 bahwa tingkat stres lebih tinggi pada perempuan
dibandingkan dengan laki-laki.5
Berdasarkan tempat tinggal, stres lebih banyak ditemukan pada responden
yang tinggal bersama orang tua dibandingkan responden yang tidak tinggal
bersama orng tua. Hal ini bisa saja dikarenakan adanya masalah keluarga yang
timbul seperti pertengkaran antar keluarga serta lingkungan yang tidak
mendukung mengakibatkan stres menjadi meningkat, dimana responden yang
tidak tinggal bersama orang tua memiliki tingkat stres yang lebih rendah ini bisa
Universitas Sumatera Utara
Page 57
43
saja dikarenakan adanya teman sebaya yang dapat membantu dan lebih
memahami. Hal ini juga didukung dengan penelitian Putri, 2012 bahwa tingkat
stres lebih tinggi pada responden yang tinggal bersama keluarga dibandingkan
yang tidak bersama keluarga. Tetapi tidak menutup kemungkinan responden yang
kost memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan yang tinggal bersama
keluarga.4
Penyebab stres pada mahasiswa berbeda antara satu individu dengan yang
lain. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres dapat dibagi atas faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yang berasal dari dalam diri individu
mahasiswa sendiri misalnya kondisi fisik, motivasi, dan tipe kepribadian dari
mahasiswa itu sendiri. Faktor eksternal biasanya berasal dari luar individu seperti
keluarga, pekerjaan, fasilitas, lingkungan, dosen dan lain-lain.1
5.2.1.2.Kualitas Tidur
Dari hasil penelitian ini didapati bahwa prevalensi dari 100 responden
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester VII tahun
2016 lebih banyak mengalami kualitas tidur buruk sejumlah 53% dibandingkan
kualitas tidur baik sejumlah 47%.
Hasil dalam penelitian dini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lemma dkk, 2012 pada Universitas di Ethiopia didapati mahasiswa yang
memiliki kualitas tidur buruk sebesar 55,8%.36 Sementara itu berdasarkan hasil
penelitian Brick, dkk, 2010 pada mahasiswa kedokteran di Amerika memiliki
kualitas tidur buruk sebanyak 50,9%.9 Sedangkan berdasarkan penelitian yang
dilakukan Fridayana, dkk, 2013 di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
Pontianak didapati mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk sebesar
72,2%.12
Dari penelitian ini kualitas tidur berdasarkan umur tidak didapati perbedaaan
yang signifikan antara kelompok umur 19-21 tahun dan >21 tahun. Hal ini dapat
dilihat dari pola tidur seseorang, dimana remaja memiliki rata-rata tidur sekitar 7,5
jam sedangkan dewasa muda memiliki rata-rata tidur 6 – 8,5 jam.19
Universitas Sumatera Utara
Page 58
44
Berdasarkan hasil penelitian ini didapati bahwa kualitas tidur buruk lebih
banyak pada responden perempuan daripada responden laki-laki. Banyaknya
kualitas tidur buruk pada perempuan dapat disebabkan oleh karena turunnya kadar
hormon estrogen dan progesteron selama siklus menstruasi.37 Penurunan kadar
progesteron selama masa premenstruasi berhubungan dengan kesulitan tidur dan
meningkatkan frekuensi bangun. Hormon estrogen dapat menurunkan latensi tidur
dan frekuensi bangun serta meningkatkan jumlah total jam tidur. Terapi estrogen
pada perempuan dapat meningkatkan jumlah tidur gelombang lambat dan tidur
REM sehingga kualitas tidur yang dialami akan lebih baik.38
Berdasarkan kualitas tidur terhadap tempat tinggal responden ditemukan
bahwa kualitas tidur buruk banyak ditemukan pada responden yang tinggal
bersama orang tua dibandingkan responden yang tidak tinggal bersama orng tua.
Penelitian ini didukung dengan penelitian Viona, 2013 dimana kualitas tidur
buruk lebih banyak pada responden yang tinggal bersama orang tua, dimana juga
didapati adanya faktor lingkungan seperti suhu yang terlalu panas, kebisingan,
cahaya, suhu yang terlalu dingin, dan faktor lain.9
5.2.2. Analisa Bivariat
5.2.2.1.Hubungan tingkat stres dengan kualitas tidur
Dari hasil analisis bivariat penelitian dengan metode chi square dimana
didapati nilai p-value sebesar 0,0001. Hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak,
sehingga terdapat adanya suatu hubungan antara tingkat stres dengan kualitas
tidur . Berdasarkan uji korelasi spearman didapatkan hasil hubungan sedang dan
bermakna (r= 0,595, p=0,0001) yang berarti semakin meningkat tingkat stresnya
maka 0,595 kali mengakibatkan kualitas tidur semakin buruk dan dikarenakan
penelitian ini signifikan maka dapat beralaku secara umum. Didukung juga
dengan penelitian Wichaksono, 2012 di Universitas Airlangga didapati nilai p-
value sebesar 0,024 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan antara tingkat stres
dengan kualitas tidur dan nilai r = 0,318 yang dapat diartinya hubungan lemah
antar tingkat stres dengan kualitas tidur.7
Universitas Sumatera Utara
Page 59
45
Pada penelitian Mesquita, dkk, 2009 didapati nilai p-value sebesar 0,0596
(>0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat stres denga kualitas
tidur, tetapi mereka menyatakan stres merupakan prediktor terkuat terjadinya
kualitas tidur yang buruk.14
Kecendrungan stres sering terjadi pada mahasiswa tingkat akhir dimana ia
diberikan tugas akhir kuliah berusa skripsi, yang mana dalam mengerjakannya
sering sekali mahasiswa menghadapi berbagai macam kendala yang nantinya akan
berpengaruh terhadap kualitas tidurnya, sehingga mengakibatkan mahasiswa
tersebut memiliki kualitas tidur yang buruk. Dimana mahasiswa yang mengalami
stres akan terus berfikir terhadap stresor yang dihadapinya sehingga dapat
mengakibatkan dia tidak bias tidur dengan tenang.
Universitas Sumatera Utara
Page 60
46
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian ini, adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester VII
pada tahun 2016 mengalami stres ringan sebesar 57%, stres sedang sebesar
31%, stres berat sebesar 9%, dan stres sangat berat sebesar 3%.
2. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester VII
pada tahun 2016 memiliki 53% mengalami kualitas tidur buruk dan sebanyak
47% mengalami kualitas tidur baik.
3. Tingkat stress pada mahasiswa memiliki hubungan yang bermakna dengan
kualitas tidur dengan nilai p = 0,0001.
4. Semakin meningkat tingkat stresnya maka semakin buruk kualitas tidurnya
dan secara korelasi sedang dan hasilnya bermakna (r=0,595, p=0,0001).
6.2. Saran
1. Bagi mahasiswa, disarankan perlunya dilakukan gaya hidup sehat seperti
tidur yang cukup, makan makanan yang sehat dan seimbang, dan lain-lain.
Mahasiswa juga hendaknya mengatur jadwal kegiatan sehari-hari sehingga
jadwal tidurnya teratur.
2. Bagi fakultas, untuk dapat melakukan upaya pencegahan dan manajemen
stres bagi mahasiswa berupa konseling.
3. Bagi penelitian, penelitian ini diharapkan dapat sebagai pedoman dalam
penelitian terkait tentang tingkat stres terhadap kualitas tidur. Penelitian ini
tidak melihat adanya faktor-faktor interpersonal, coping style, ciri
kepribadian pada tingkat stres dan kualitas tidur untuk itu dapat diteliti lebih
lanjut pada penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Page 61
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Sujiato M, Kandou GD, Tucunan AAT. Hubungan Faktor Internal dan
Eksternal dengan Tingkat Stress pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado. JIKMU. 2015 Jan 1;5:31
2. Ulfah FH. Hubungan Insomnia dengan Tingkat Stres pada Mahasiswi Tingkat
Akhir Program Studi S1 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[Skripsi]. Fakultas Ilmu Keperawatan; Program Studi S1 Fisioterapi.
Surakarta. 2014
3. Wulandari RP. Hubungan Tingkat Stres dengan Gangguan Tidur pada
Mahasiswa Skripsi di Salah Satu Fakultas Rumpun Science-Technology UI
[Skripsi]. Fakultas Ilmu Keperawatan. Jakarta. 2012
4. Abdulghani HM, Alkanhal AA, Mahmoud ES, et al. Stress and Depression
Among Medical Students: A Cross Sectional Study at a Medical College in
Saudi Arabia. J Health Popul Nutr. 2011 Ock;29(5):516–522
5. Kusumaningrum AT. Pengaruh Stresor dan Cara Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa Program Studi D III Kebidanan DTIKES Muhammadiyah
Lamongan [Skripsi]. Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama
pendidikan Profesi Kesehatan. Surakarta. 2010
6. Putri TDR. Hubungan Stres dengan Kejadian Insomnia pada Mahasiswa
Angkatan 2010 yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura Pontoanak [Skripsi]. Fakultas Kedokteran; Program
Studi Keperawatan. Pontianak. 2014
7. Wicaksono DW. Analisis Faktor Dominan yang Berhubungan Dengan
Kualitas Tidur pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
[Skripsi]. Fakultas Ilmu Keperawatan. Surabaya. 2012
8. American Academy of Sleep Medicine. Circadian Rhythm Sleep Disorders.
Availabel online at: http://www.aasmnet.org/resources/factsheets/crsd.pdf
diakses: [diakses 8 Mei 2016].
9. Brick CA, Seely DL, Palermo TM. Association between sleep hygiene and
sleep quality in medical student. J Behav Sleep Med. 2010;8(2):113-21
Universitas Sumatera Utara
Page 62
48
10. James BO, Omoaregba JO, Igberase OO. Prevalence and correlates of poor
sleep quality among medical students at a Nigerian university. Ann Nigerian
Med. 2011;5:1-5
11. Viona, Sinaga JP, Handini M. Hubungan Antara Karakteristik Mahasiswa
dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura [Skripsi]. Fakultas Kedokteran;
Program Studi Pendidikan Dokter. Pontianak. 2013
12. Fridayana, Sinaga JP, Nawangsari. Hubungan Antara Kualitas Tidur dengan
Nilai Modul pada Mahasiswa Kedokteran Praklinik Universitas Tanjungpura
[Skripsi]. Fakultas Kedokteran; Program Studi Pendidikan Dokter. Pontianak.
2013
13. Windari H, Gayatri D. Kualitas Tidur pada Mahasiswa. Fakultas Kedokteran;
Program Studi Pendidikan Dokter [Skripsi]. Jakarta. 2013
14. Mesquita G, Reimao R. Stress and sleep quality in High Scholl Brazilian
adolescent. An Acad Bras Cienc. 2010;82(2):545-51
15. Singh C, Sharma S. Sharma RK. Level of Stress and Coping Strategies Used
by Nursing Interns. J Nursing and Midwifery Research. 2011; 7(4):152–160
16. Sukadiyanto. Stress dan Cara Menguranginya. Cakrawala Pendidikan. 2010
Feb;1:56
17. Kholidah EN, Alsa A. Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres Psikologis. J
Psikologi. 2012 Jun;39(1):67–75
18. American Institute of Stress. Effects of Stress.USA: American Institute of
Stress. Available online at: http://www.stress.org/slide/effects-of-stress/
[diakses 7 Mei 2016].
19. Potter PA, Perry AG. Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktik.
Edisi 7. Jakarta: EGC; 2014
20. Zulfan S, Wahyuni S. Stres dan Depresi, dalam Psikologi Keperawatan.
Rajawali Pers. Jakarta. 2012;1:127-129
21. Nasir A, Muhith A. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa Pengantar Dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika; 2011
Universitas Sumatera Utara
Page 63
49
22. Global Organization for Stress. Stress Sources in Your Life. Available online
at: http://www.gostress.com/stress-sources/ [diakses 7 Mei 2016].
23. American Physcological Association. Stres: The different kind of stres.
Available online at: http://www.apa.org/helpcenter/stres-kinds.aspx [diakses 7
Mei 2016].
24. Hamawari D. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2011
25. Potter PA, Perry AG. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Fitriani DN, Trans.
Jakarta: Salemba Medika; 2010
26. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan dan Sadock Buku Sinopsis Psikiatri.
Edisi 7. Kusuma W, Trans. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010
27. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta:
Elsevier; 2014
28. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 6. Pendit BU, Trans. Jakarta: EGC;
2012
29. National Sleep Foundation. Sleeptionary: Definitions of Common Sleep
Terms. Available online at: https://sleepfoundation.org/sleeptionary. [diakses
7 Mei 2016].
30. Chang SP, Huang SC, Chen YH, Wright R, Chuan L, Liao. The Relationship
between Sleep Quality and the Exercise Participation Behavior of College
Students in the Central Taiwan Region. J Sport and Exercise Science. 2013;
5(2):13-18
31. Augner C. Associations of Subjective Sleep Quality with Depression Score,
Anxiey, Physical Symptoms and Sleep Onset Latency in Student. Cent Eur J
Public Health. 2011;19(2):115–117
32. University of Pittsburgh. Departemen of psychiatry. Pittsburgh Sleep Quality
Index. Available online at: http://www.psychiatry.pitt.edu/node/8240. [diakses
7 Mei 2016].
33. Psychology Foundation of Australia. Depression Anxiety Stress Scales
(DASS). Available online at: http://www2.psy.unsw.edu.au/dass/. [diakses 7
Mei 2016].
Universitas Sumatera Utara
Page 64
50
34. Sopiyudin M. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. 2013. Jakarta:
Salemba Medika.
35. Issabel S. Gambaran Tingkat Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Angkatan 2011 yang Terkait dengan
Karya Tulis dan Faktor Determinannya [Skripsi]. Fakultas Kedokteran;
Program Studi Pendidikan Dokter. Jakarta. 2015
36. Lemma S, Gelaye B, Berhane Y, Worku A, Williams, MA. Sleep Quality And
Its Psychological Correlates Among University Students In Ethiopia: A Cross-
Sectional Study. BMC Psychiatry. 2012; 12(237):1-14.
37. U.S.Department of Health and Human Services. Your guide to healthy sleep.
NIH. 2005; 11-5271.
38. Eichling PS, Sahni J. Menopause related sleep disorders. J Clin Sleep Med.
2005; 1(3):291-300.
Universitas Sumatera Utara
Page 65
Lampiran 1:
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Sabrina Dwi Putri
Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 04 Juli 1995
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat : Jl. Abdul Hakim Komplek Landmark No.5 Liberty
Setia Budi Tanjung Sari
Nomor Telepon : 085760587252
Orang Tua : - Ir. H. Ansari
- Hj. Siti Aminah Tarigan, S.H.
Riwayat Pendidikan : SD 010083 Kisaran
SMP Negeri 1 Kisaran
SMA RSBIM Shafiyyatul Amaliyyah
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Organisasi : Anggota Tim Bantuan
Medis FK USU 2013
Universitas Sumatera Utara
Page 66
Lampiran 2:
LEMBAR PENJELASAN
Saya yang bernama Sabrina Dwi Putri adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan
Tingkat Stres dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Semester VII di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2016”. Penelitian ini dilakukan
sebagai salah satu kegiatan dalam rangka menyelesaikan proses belajar dan
mengajar pada semester ketujuh.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesedian teman-teman menjadi responden
dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner dengan jujur. Partisipasi teman-teman
dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga teman-teman bebas mengundurkan
diri setiap saat tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Data pribadi dan jawaban
yang diberikan akan dirahsiakan dan hanya digunakan untuk penelitian ini. Jika
teman-teman bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani lembar
persetujuan.
Atas perhatian dan kesediaan teman-teman menjadi responden dalam penelitian
ini saya ucapkan terima kasih.
Medan, 2016
Peneliti,
(Sabrina Dwi Putri)
Universitas Sumatera Utara
Page 67
Lampiran 3:
LEMBAR PERSETUJUAN
Sayayang bertandatangan dibawahini :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Status tinggal : Bersama orang tua# Kost# Lain#…..
Dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA* untuk menjadi
sampel dalam penelitian “Hubungan Tingkat Stres pada Mahasiswa Semester
VII di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2016” dan
disertakan dalam data penelitian.
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan
keluarga saya serta kerahasiaan semua informasi yang diberikanakan dijaga oleh
peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Medan, 2016
Responden,
( )
*coret yang tidak perlu.
# Beri tanda check (√) sesuai yang anda pilih.
Universitas Sumatera Utara
Page 68
Lampiran 4:
KUESIONER
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
Petunjuk : Bentuk pertanyaan berkenaan dengan kebiasaan tidur Anda selama
sebulan terakhir. Jawaban anda harus sesuai dengan kebiasaan tidur pada siang
dan malam selama sebulan terakhir. Silahkan jawab semua pertanyaan dibawah
ini.
1. Selama sebulan terakhir, pukul berapa Anda biasanya tidur ?.........................
Alasan : .............................................................................................................
2. Selama sebulan terakhir, berapa lama (berapa menit) Anda menanti sebelum
Anda tertidur ?...................................................................................................
3. Selama sebulan terakhir, pukul berapa anda biasanya bangun di pagi hari ?
............................................................................................................................
4. Selama sebulan terakhir, berapa jam sesungguhnya anda tidur pada malam
hari ? (ini berbeda dengan jumlah jam yang anda habiskan di tempat tidur)….
Alasan : .............................................................................................................
Petunjuk :
1. Berilah tanda (X) pada kotak yang tersedia
2. Jika ingin mengganti jawaban, coret jawaban awal
3. Jawaban Anda harus yang paling sesuai dengan yang Anda rasakan/alami
5. Selama sebulan terakhir, tidur Anda sering terganggu karena…..
Tidak
ada pada
sebulan
terakhir
< 1 kali
seminggu
1 atau 2
kali
seminggu
3 atau
lebih
seminggu
a. Tidak bisa tertidur dalam
tempo 30 menit
Universitas Sumatera Utara
Page 69
b.
c. Terbangun di tengah
malam atau pagi-pagi
sekali
d. Harus bangun untuk ke
kamar mandi
e. Susah bernafas
f. Batuk atau mendengkur
kuat
g. Merasa terlalu dingin
h. Merasa terlalu panas
i. Mendapat mimpi buruk
j. Merasa nyeri
Alasan lain, kalau ada tolong jelaskan : …………………………………………
k. Seberapa sering sejak 1
bulan terakhir, Anda
merasakan gangguan tidur
karena hal ini ?
Sangat
baik
Cukup
baik
Kurang
baik
Sangat
buruk
6. Bagaimana anda menentukan
kualitas tidur anda secara
keseluruhan pada bulan lalu ?
Universitas Sumatera Utara
Page 70
Tidak
ada pada
sebulan
terakhir
< 1 kali
seminggu
1 atau 2
kali
seminggu
3 atau
lebih
seminggu
7. Selama sebulan terakhir,
seberapa sering anda
memakan obat tidur
(resep atau obat bebas) ?
8. Selama sebulan terakhir,
seberapa sering anda
tertidur ketika anda
mengemudi, makan, atau
terlibat dalam kegiatan
social ?
Tidak ada
masalah sama
sekali
Hanya
sedikit
masalah
Beberapa
masalah
Masalah
besar
9. Selama sebulan terakhir,
seberapa banyak masalah
yang anda hadapi untuk
tetap antusias
menyelesaikan sesuatu
Skoring :
Komponen 1 (kualitas tidur subjektif)
Skor no. 6
Komponen 2 (latensi tidur)
Skor no. 2 (<15min (0) // 16-30min (1) // 31-60 min (2) // >60min (3)) + Skor no.
5a
Universitas Sumatera Utara
Page 71
Komponen 3 (durasi tidur)
Skor no. 4 (>7(0), 6-7 (1), 5-6 (2), <5 (3))
Komponen 4 (Efisiensi tidur sehari-hari)
>85%=0, 75%-84%=1, 65%-74%=2, <65%=3
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐽𝑎𝑚𝑇𝑖𝑑𝑢𝑟𝑆𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑀𝑎𝑙𝑎𝑚
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐷𝑖𝐴𝑡𝑎𝑠𝑇𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑇𝑖𝑑𝑢𝑟𝑆𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑀𝑎𝑙𝑎𝑚𝑥 100%)
Komponen 5 (masalah selama tidur)
Total skor no 5b hingga 5j . (0=0; 1-9=1; 10-18=2; 19-27=3)
Komponen 6 (penggunaan obat tidur)
Skor no. 7
Komponen 7 (disfungsi aktifitas siang hari)
Skor no. 8 + skor no. 9 (0=0; 1-2=1; 3-4=2; 5-6=3)
Universitas Sumatera Utara
Page 72
Lampiran 5:
KUESIONER
Depression Anxiety Stress Scale (DASS 42)
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman Saudara dalam menghadapi situasi hidup sehari-hari. Terdapat empat
pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan
sering.
3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
Selanjutnya, Saudara diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda
check (√)pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Saudara
selama satu minggu belakangan ini. Tidak ada jawaban yang benar ataupun
salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri Saudara yang
sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam pikiran
Saudara.
No Aspek Penilaian 0 1 2 3
1 Saya merasa mudah marah karena hal-hal
sepele
2 Saya cenderung bereaksi berlebihan
terhadap suatu situasi
3 Saya sulit untuk bersantai
4 Saya menemukan diri saya mudah merasa
kesal
5 Saya merasa banyak menghabiskan energi
untuk merasa cemas
Universitas Sumatera Utara
Page 73
6 Saya menemukan diri saya menjadi tidak
sabar ketika mengalami penundaan
(misalnya: kemacetan lalu lintas, menunggu
sesuatu)
7 Saya merasa bahwa saya mudah
tersinggung.
8 Saya merasa sulit untuk beristirahat
9 Saya merasa bahwa saya sangat mudah
marah
10 Saya merasa sulit untuk tenang setelah
sesuatu membuat saya kesal.
11 Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi
gangguan terhadap hal yang sedang saya
lakukan.
12 Saya sedang merasa gelisah.
13 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun
yang menghalangi saya untuk
menyelesaikan hal yang sedang saya
lakukan.
14 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.
Skor :
o stres ringan dengan skor : 15-18
o stres sedang dengan skor : 19-25
o stres berat dengan skor : 26-33
o stres sangat berat dengan skor : >34
Universitas Sumatera Utara
Page 74
Lampiran 6:
DATA INDUK
No Nama Umur JK TT TS KS
SS KT MT WMT BT KTS LT DT ETS MST POT DAS
Total skor
PSQI
1 FRP 1 1 1 1 1 16 1 3 1 3 1 2 0 0 1 0 0 4
2 R 1 1 2 2 2 20 1 2 1 1 1 2 0 0 1 1 0 5
3 RYA 1 2 2 2 2 20 1 1 4 1 1 0 2 0 1 0 1 5
4 NNS 1 2 2 1 1 18 1 1 4 3 0 0 0 0 1 0 1 2
5 TMS 1 1 1 1 1 18 1 1 1 1 0 2 0 0 1 0 2 5
6 TM 2 2 2 1 1 18 1 2 4 3 1 0 2 0 1 0 1 5
7 MR 1 1 1 1 1 18 1 4 1 1 0 1 2 0 0 0 0 3
8 FH 1 2 2 1 1 15 1 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 5
9 RH 1 2 2 1 1 15 1 2 4 1 1 0 0 0 1 0 1 3
10 NHA 1 2 2 1 1 15 1 3 4 3 1 0 1 0 1 0 1 4
11 ZK 1 2 1 1 1 15 1 2 4 3 1 0 2 0 1 0 1 5
12 FQ 1 2 1 1 1 16 1 3 4 3 1 0 1 0 1 0 1 4
13 RFS 1 2 1 2 2 21 1 3 4 1 1 0 0 0 1 0 1 3
14 JM 1 2 1 1 1 15 1 2 2 3 0 1 1 0 1 0 0 3
15 DNS 1 2 1 1 1 15 1 3 4 3 1 0 1 0 1 0 0 3
16 STE 1 1 1 1 1 18 1 1 2 3 0 1 1 0 1 0 1 4
17 MFR 1 1 1 1 1 16 1 1 4 1 1 0 0 0 1 0 1 3
18 EJ 1 1 1 1 1 16 1 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 5
19 MN 2 1 2 1 1 15 1 3 4 1 0 0 0 0 1 1 1 3
20 NN 1 2 1 1 1 15 1 3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 5
Universitas Sumatera Utara
Page 75
21 QJF 1 1 1 1 1 15 1 3 3 1 1 1 0 0 1 0 1 4
22 DJR 1 1 2 1 1 18 1 3 4 1 1 0 3 0 0 0 1 5
23 ANH 1 1 1 1 1 16 2 3 1 1 2 3 3 3 2 0 2 15
24 SNN 1 2 2 1 1 18 1 1 4 1 1 0 0 0 1 0 1 3
25 ESO 1 2 2 1 1 15 1 2 4 3 1 0 1 0 1 0 1 4
26 AKN 1 1 2 1 1 16 1 2 2 3 0 1 0 0 1 0 2 4
27 RA 1 2 1 1 1 16 1 3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 5
28 UC 1 2 1 1 1 16 1 1 2 1 1 1 0 0 0 0 0 2
29 SSS 1 2 2 1 1 18 1 2 4 1 1 0 2 0 1 0 1 5
30 FKA 1 2 1 2 2 21 2 3 1 1 1 2 3 1 1 0 0 8
31 GYT 1 1 2 1 1 16 1 2 3 3 0 1 1 0 1 0 1 4
32 FAH 1 1 1 1 1 17 1 3 4 1 0 0 1 0 0 0 0 1
33 RK 1 2 2 1 1 17 1 3 1 3 1 1 0 0 1 0 1 4
34 VS 1 1 1 1 1 15 1 1 2 1 1 1 0 0 1 0 0 3
35 MRS 2 1 1 1 1 15 1 4 2 1 1 1 0 0 1 0 2 5
36 RWN 1 2 1 1 1 15 1 2 2 2 1 1 0 0 1 0 1 4
37 JAS 1 1 1 1 1 15 1 3 1 1 0 3 0 0 1 0 0 4
38 YNS 1 1 2 1 1 16 1 2 3 1 1 1 1 0 1 0 0 4
39 EPS 2 2 2 1 1 18 1 2 2 1 0 1 0 0 1 0 1 3
40 MH 1 1 2 1 1 18 1 2 2 1 1 1 2 0 1 0 0 5
41 SRM 1 1 1 1 1 18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 5
42 SEN 1 1 2 1 1 18 1 2 4 3 0 0 1 0 1 0 1 3
43 MRF 1 1 1 1 1 15 1 4 2 3 1 1 0 0 1 0 1 4
44 NL 1 2 1 1 1 16 1 2 2 3 1 0 2 0 1 0 1 5
45 RD 1 1 1 1 1 15 1 3 1 3 1 1 0 0 1 0 1 4
Universitas Sumatera Utara
Page 76
46 MEV 1 2 2 3 2 27 2 1 1 1 2 3 2 1 2 0 1 11
47 MR 1 2 2 3 2 27 2 2 1 2 3 2 3 1 1 0 2 12
48 DAS 2 1 1 3 2 29 2 1 2 3 2 1 1 0 2 0 1 7
49 FF 1 2 2 4 2 35 2 3 1 1 2 3 2 0 2 0 2 11
50 NAN 1 2 1 4 2 34 2 1 1 1 1 2 2 0 1 0 2 8
51 FM 1 1 1 4 2 40 2 1 1 3 3 3 2 3 2 0 3 16
52 EM 1 2 2 3 2 29 2 3 1 1 2 2 2 1 1 0 1 9
53 DM 1 2 1 3 2 26 2 3 1 1 2 2 2 0 1 0 3 10
54 MS 2 2 2 3 2 28 2 3 3 1 1 3 1 1 1 0 1 8
55 WA 1 1 1 3 2 27 2 3 2 3 1 3 2 2 1 0 2 11
56 GN 2 2 2 3 2 27 2 4 2 1 1 3 2 1 2 0 2 11
57 SM 2 1 2 2 2 25 2 2 1 3 2 2 2 2 1 0 1 10
58 NAH 1 2 1 2 2 20 2 1 2 1 2 3 2 0 2 0 1 10
59 UZS 1 2 2 2 2 20 2 2 1 1 2 2 0 0 2 0 1 7
60 MAI 1 1 1 2 2 23 2 3 4 3 1 1 2 0 1 0 2 7
61 AFH 1 1 1 2 2 21 2 2 1 1 3 2 3 0 1 0 1 10
62 CE 2 2 2 2 2 23 2 3 3 1 2 3 2 1 1 0 1 10
63 CS 1 2 2 2 2 24 2 2 1 1 1 1 2 0 2 0 1 7
64 FAN 1 1 1 2 2 21 2 2 2 1 1 1 2 0 2 0 1 7
65 GH 1 2 2 2 2 23 2 2 1 3 1 1 2 2 1 0 1 8
66 SAR 2 2 2 2 2 20 2 1 1 1 3 3 2 0 1 0 2 11
67 MS 1 2 1 2 2 23 2 1 1 1 1 3 1 0 1 0 2 8
68 ROB 1 2 1 2 2 25 2 2 2 1 2 1 2 0 2 0 2 9
69 RA 1 2 2 2 2 20 2 2 1 1 2 2 2 0 1 2 2 11
70 NDM 2 2 2 2 2 23 2 3 1 3 2 3 2 1 2 0 1 11
Universitas Sumatera Utara
Page 77
71 ADA 1 2 2 2 2 21 2 4 4 1 1 0 2 2 1 0 2 8
72 AC 1 2 2 2 2 19 2 2 4 1 2 0 2 0 1 0 2 7
73 LL 1 2 1 2 2 23 2 3 1 3 2 3 0 1 2 2 2 12
74 AH 1 2 2 2 2 20 2 3 3 3 2 1 3 1 1 0 2 10
75 DA 1 1 2 2 2 22 2 3 1 1 1 1 2 0 1 0 1 6
76 AHD 1 2 1 3 2 31 2 2 1 3 1 2 0 1 1 0 1 6
77 MRE 1 1 1 1 1 15 2 3 1 1 2 2 3 0 1 0 1 8
78 KR 2 2 2 1 1 16 2 3 1 2 2 2 1 1 1 0 1 8
79 RMS 1 2 1 2 2 21 2 1 1 3 1 2 2 1 1 0 1 8
80 IA 1 2 1 1 1 16 2 3 1 1 2 3 2 0 1 0 1 9
81 MG 2 1 2 1 1 17 2 4 1 1 1 2 0 0 3 2 2 10
82 FR 1 2 1 2 2 20 2 3 1 1 1 3 2 0 1 0 1 8
83 ISR 1 2 2 2 2 23 2 3 1 3 1 2 2 1 1 0 1 8
84 FRA 1 2 1 1 1 18 2 2 1 1 2 1 3 2 1 0 1 10
85 MS 1 2 1 2 2 23 2 2 4 1 2 0 2 2 1 0 1 8
86 DLS 1 2 2 1 1 18 2 3 1 1 2 2 2 2 1 0 2 11
87 SR 1 1 1 1 1 16 2 4 1 2 2 1 3 1 1 0 2 10
88 NNR 1 2 2 1 1 18 2 2 1 1 2 3 2 1 1 0 2 11
89 VR 1 2 2 2 2 21 2 3 1 3 1 3 1 0 1 0 1 8
90 RD 1 2 1 2 2 21 2 3 1 1 1 2 1 0 1 0 1 6
91 MW 1 1 1 1 1 17 2 3 1 1 1 3 2 3 0 0 1 10
92 VAH 1 2 1 2 2 24 2 2 2 1 2 1 1 0 1 0 1 6
93 NAH 2 2 1 1 1 16 2 3 1 1 1 3 1 0 3 0 2 10
94 FKA 1 2 1 1 1 15 2 1 1 1 1 2 3 1 1 0 0 8
95 KS 2 2 2 2 2 22 2 3 1 1 2 3 3 0 2 0 1 11
Universitas Sumatera Utara
Page 78
Keterangan :
Usia : 1 = 19-21 tahun, 2 = >21 tahun
JK (Jenis kelamin) : 1 = laki-laki, 2 = perempuan
TT (Tempat tinggal) : 1 = bersama orang tua, 2 = tidak bersama orang tua
TS(Tingkat stres) : 1 = stres ringan, 2 = stres sedang, 3 = stres berat, 4 = stres sangat berat
KS (kategori stress) : 1 = stres ringan, 2 = stres sedang-berat
SS (Skor stress)
KT(Kualitas tidur) : 1 = kalitas tidur baik, 2 = kualitas tidur buruk
MT (Mulai Tidur) : 1 = sudah mengantuk, 2 = lelah/capek, 3 = kebiasaan tidur, 4 = agar bangun cepat
WMT (Waktu menunggu tidur) : 1 = main HP, 2 = mencoba untuk tidur, 3 = berbarig ditempat tidur, 4 = langsung tertidur
BT (Bangun tidur) : 1 = kuliah, 2 = ngerjain tugas, 3 = kebiasaan bangun
KTS (Kualitas tidur subjektif) : 1 = sangat baik, 2 = cukup baik, 3 = kurang baik, 4 = sangat buruk
LT (Latensi tidur) : 0 = 15min, 1 = 16-30min, 2 = 31-60 min, 3 = >60min
DT (Durasi tidur) : 0 = >7 jam, 1 = 6-7 jam, 2 = 5-6 jam, 3 = <5 jam
ETS (Efisiensi tidur sehari-hari) : 0 = >85%, 1 = 75%-84%, 2 = 65%-74%, 3 = <65%
MST (Masalah selama tidur): 0 = 0, 1 = 1-9, 2 = 10-18, 3 = 19-27
96 MPR 1 2 1 1 1 16 2 3 1 1 2 2 1 0 1 0 1 7
97 GSS 2 1 2 1 1 15 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 3
98 MRL 1 1 2 1 1 17 1 3 2 3 1 0 1 0 1 0 1 4
99 AN 2 2 2 1 1 15 1 1 2 3 1 1 1 0 1 0 1 5
100 AA 1 2 1 1 1 15 1 2 2 3 0 0 2 0 1 0 0 3
Universitas Sumatera Utara
Page 79
65
POT (Penggunaan obat tidur): 0 = tidak ada, 1 = <1 kali, 2 = 1 atau 2 kali, 3 = 3 kali atau lebih
DAS (Disfungsi aktifitas siang hari): 0 = 0, 1 = 1-2, 2 = 3-4, 3 = 5-6
Universitas Sumatera Utara
Page 80
Lampiran 7:
HASIL UJI STATISTIK
Statistics
Kelompok usia Jenis kelamin
Tempat tinggal
responden
N Valid 100 100 100
Missing 0 0 0
Kelompok usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 19-21 tahun 83 83.0 83.0 83.0
>21 tahun 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 37 37.0 37.0 37.0
Perempuan 63 63.0 63.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Tempat tinggal responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bersama orang tua 53 53.0 53.0 53.0
tidak bersama orang tua 47 47.0 47.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
Page 81
Statistics
Tingkat stress
N Valid 100
Missing 0
Mean 1.5800
Std. Deviation .78083
Tingkat stres
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid stres ringan 57 57.0% 57.0 57.0
stres sedang 31 31.0% 31.0 88.0
stres berat 9 9.0% 9.0 97.0
stres sangat berat 3 3.0% 3.0 100.0
Total 100 100.0% 100.0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelompok usia * Tingkat
stress 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
Kelompok usia * Tingkat stress Crosstabulation
Tingkat stress
Total
stress
ringan
stress
sedang
stress
berat
stress sangat
berat
Kelompok
usia
19-21 tahun Count 48 26 6 3 83
% of Total 48.0% 26.0% 6.0% 3.0% 83.0%
>21 tahun Count 9 5 3 0 17
% of Total 9.0% 5.0% 3.0% 0.0% 17.0%
Total Count 57 31 9 3 100
% of Total 57.0% 31.0% 9.0% 3.0% 100.0%
Universitas Sumatera Utara
Page 82
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jenis kelamin * Tingkat
stress 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
Jenis kelamin * Tingkat stress Crosstabulation
Tingkat stress
Total
stress
ringan
stress
sedang
stress
berat
stress sangat
berat
Jenis
kelamin
laki-laki Count 28 6 2 1 37
% of Total 28.0% 6.0% 2.0% 1.0% 37.0%
perempuan Count 29 25 7 2 63
% of Total 29.0% 25.0% 7.0% 2.0% 63.0%
Total Count 57 31 9 3 100
% of Total 57.0% 31.0% 9.0% 3.0% 100.0%
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tempat tinggal responden *
Tingkat stress 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
Tempat tinggal responden * Tingkat stress Crosstabulation
Tingkat stress
Total
stress
ringan
stress
sedang
stress
berat
stress sangat
berat
Tempat
tinggal
responden
Bersama
orang tua
Count 33 14 4 2 53
% of Total 33.0% 14.0% 4.0% 2.0% 53.0%
tidak
bersama
orang tua
Count 24 17 5 1 47
% of Total 24.0% 17.0% 5.0% 1.0% 47.0%
Total Count 57 31 9 3 100
% of Total 57.0% 31.0% 9.0% 3.0% 100.0%
Universitas Sumatera Utara
Page 83
Statistics
Kualitas tidur
N Valid 100
Missing 0
Mean 1.5300
Std. Deviation .50161
Kualitas tidur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid kualitas tidur baik 47 47.0 47.0 47.0
Kualitas tidur buruk 53 53.0 53.0 100.0
Statistics
Mulai tertidur
Menanti sebelum
tidur Bangun tidur
N Valid 100 100 100
Missing 0 0 0
Mulai tertidur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid sudah mengantuk 20 20.0 20.0 20.0
lelah/capek siap
ngerjakan tugas 33 33.0 33.0 53.0
Kebiasaan tidur 40 40.0 40.0 93.0
Agar bangun cepat 7 7.0 7.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Menanti sebelum tidur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Main hp 52 52.0 52.0 52.0
Mencoba untuk tidur 21 21.0 21.0 73.0
Berbaring di tempat tidur 6 6.0 6.0 79.0
Langsung tertidur 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
Page 84
Bangun tidur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kuliah 63 63.0 63.0 63.0
Ngerjain tugas 4 4.0 4.0 67.0
Kebiasaan bangun 33 33.0 33.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Statistics
kualitas
tidur
subyektif
Latensi
tidur
Durasi
tidur
Efisiensi
tidur
sehari-hari
Masalah
saat tidur
Penggunaan
Obat tidur
Disfungsi
aktifitas
siang hari
N Valid 100 100 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0 0 0
kualitas tidur subyektif
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sangat baik 13 13.0 13.0 13.0
cukup baik 56 56.0 56.0 69.0
kurang baik 27 27.0 27.0 96.0
sangat buruk 4 4.0 4.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Latensi tidur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <15 menit 23 23.0 23.0 23.0
16-30 menit 34 34.0 34.0 57.0
31-60 menit 22 22.0 22.0 79.0
>60 menit 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
Page 85
Durasi tidur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid >7 jam 26 26.0 26.0 26.0
6-5 jam 25 25.0 25.0 51.0
5-6 jam 38 38.0 38.0 89.0
<5 jam 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Efisiensi tidur sehari-hari
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid skor >85% 72 72.0 72.0 72.0
skor 75-84% 18 18.0 18.0 90.0
skor 65-74% 7 7.0 7.0 97.0
skor <65% 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Masalah saat tidur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid total skor 0 5 5.0 5.0 5.0
total skor 1-9 79 79.0 79.0 84.0
total skor 10-18 14 14.0 14.0 98.0
total skor 19-27 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Penggunaan Obat tidur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak ada 95 95.0 95.0 95.0
<1 kali seminggu 2 2.0 2.0 97.0
1 atau 2 kali seminggu 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
Page 86
Disfungsi aktifitas siang hari
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak ada 15 15.0 15.0 15.0
<1 kali seminggu 60 60.0 60.0 75.0
1 atau 2 kali seminggu 23 23.0 23.0 98.0
3 atau lebih seminggu 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelompok usia * Kualitas
tidur 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
Kelompok usia * Kualitas tidur Crosstabulation
Kualitas tidur
Total
kualitas tidur
baik
Kualitas tidur
buruk
Kelompok usia 19-21 tahun Count 41 42 83
% of Total 41.0% 42.0% 83.0%
>21 tahun Count 6 11 17
% of Total 6.0% 11.0% 17.0%
Total Count 47 53 100
% of Total 47.0% 53.0% 100.0%
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jenis kelamin * Kualitas tidur 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
Universitas Sumatera Utara
Page 87
Jenis kelamin * Kualitas tidur Crosstabulation
Kualitas tidur
Total
kualitas tidur
baik
Kualitas tidur
buruk
Jenis kelamin laki-laki Count 24 13 37
% of Total 24.0% 13.0% 37.0%
perempuan Count 23 40 63
% of Total 23.0% 40.0% 63.0%
Total Count 47 53 100
% of Total 47.0% 53.0% 100.0%
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tempat tinggal responden *
Kualitas tidur 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
Tempat tinggal responden * Kualitas tidur Crosstabulation
Kualitas tidur
Total
kualitas tidur
baik
Kualitas tidur
buruk
Tempat
tinggal
responden
Bersama
orang tua
Count 25 28 53
% of Total 25.0% 28.0% 53.0%
tidak
bersama
orang tua
Count 22 25 47
% of Total 22.0% 25.0% 47.0%
Total Count 47 53 100
% of Total 47.0% 53.0% 100.0%
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat stres * Kualitas tidur 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
Universitas Sumatera Utara
Page 88
tingkat stres * Kualitas tidur Crosstabulation
Count
Kualitas tidur
Total kualitas tidur baik
Kualitas tidur
buruk
tingkat stres stres ringan 44 13 57
stres sedang-berat 3 40 43
Total 47 53 100
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance
(2-sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 48.511a 1 .000
Continuity Correctionb 45.734 1 .000
Likelihood Ratio 55.298 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 48.026 1 .000
N of Valid Cases 100
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.21.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for tingkat stres
(stres ringan / stres sedang-
berat)
45.128 11.978 170.018
For cohort Kualitas tidur =
kualitas tidur baik 11.064 3.681 33.255
For cohort Kualitas tidur =
Kualitas tidur buruk .245 .151 .398
N of Valid Cases 100
Universitas Sumatera Utara
Page 89
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
skorstres 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
Total skor PSQI 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
skorstres Mean 19.5900 .49647
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 18.6049
Upper Bound 20.5751
5% Trimmed Mean 19.0556
Median 18.0000
Variance 24.648
Std. Deviation 4.96471
Minimum 15.00
Maximum 40.00
Range 25.00
Interquartile Range 6.00
Skewness 1.578 .241
Kurtosis 2.919 .478
Total skor
PSQI
Mean 6.7100 .31279
95% Confidence Interval for Mean Lower
Bound 6.0894
Upper
Bound 7.3306
5% Trimmed Mean 6.6000
Median 6.0000
Variance 9.784
Std. Deviation 3.12790
Minimum 1.00
Maximum 16.00
Range 15.00
Interquartile Range 5.75
Skewness .497 .241
Kurtosis -.403 .478
Universitas Sumatera Utara
Page 90
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
skorstres .196 100 .000 .835 100 .000
Total skor PSQI .178 100 .000 .940 100 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Correlations
skorstres Total skor PSQI
Spearman's rho Skorstres Correlation Coefficient 1.000 .595**
Sig. (2-tailed) . .000
N 100 100
Total skor
PSQI
Correlation Coefficient .595** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Universitas Sumatera Utara
Page 91
Lampiran 8:
Universitas Sumatera Utara
Page 92
Lampiran 9:
Universitas Sumatera Utara