i I I PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG KUNYIT TERHADAP EKSTRAKSI KURKUMIN KUNYIT (Curcuma domestica Val) DENGAN METODA SOXHLET oleh Susiana Prasetyo S.,ST NIK: 21878 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KA TOLIK PARAHYANGAN BANDUNG 1998 i :?-s,1 d(, R{ 1 - Ie . Cq
24
Embed
repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 1964 › ... PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN ...i I I PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG KUNYIT
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i I
I
PENGARUH JENIS PELARUT DAN BENTUK IRISAN RIMPANG KUNYIT TERHADAP EKSTRAKSI KURKUMIN KUNYIT (Curcuma domestica Val)
DENGAN METODA SOXHLET
oleh
Susiana Prasetyo S.,ST NIK: 21878
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KA TOLIK PARAHYANGAN BANDUNG
1998
i :?-s,1 d(, R{ 7:>rtY~ 1 - Ie . Cq ~
KATAPENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penuJis memanjatkan puji dan syukur ke
hadirat Tuhan Yang Mahakuasa. Atas berkat dan rahmat-Nyalah, penuJis dapat
menyelesaikan makalah peneJitian ini tepat pada waktunya.
Dalam pelaksanaan peneJitian dan penyusunan makalah peneJitian ini,
penuJis banyak mendapat dukungan, bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan
bantuan informasi dari berbagai pihak. Untuk itu penuJis menghaturkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof.Dr.Ign.Suharto, Ir., APU yang telah memberikan bimbingan,
pengarahan, petunjuk, penjelasan, dan masukan bagi penuJis selama
penyusunan makalah penelitian ini, serta
2. Staf perpustakaan UNPAR, ITB, LIPI yang telah banyak membantu penuJis
dalam pencarian Jiteratur yang dibutuhkan oleh penuJis, serta
Memahami sepenuhnya arti kata dari pepatah "Tiada gading yang tak
retak", maka penuJis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyajian laporan peneJitian ini. Oleh sebab itu, penuJis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun guna mencapai penyusunan laporan peneJitian
KunVII (curcuma aomesnca ) meruDaKan satansaru ranaman emoo!!<" yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Kunyit mengandung zat warna aiami vane: aiseoUl kurkumin van~aman digunakan dalam industri makanan. Bahan baku penelitian ini adalah rimpang kunyit yang telah mengalami pengukusan dan pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk irisan rimpang kunyit dan jenis pelarut dalam ekstraksi kurkumin dari rimpang kunyit dengan metode soxhlet.
Bahan baku yang digunakan berupa rimpang kunyit kering yang telah mengalami penghilangan minyak atsiri. Ekstraksi dilakukan dalam perangkat soxhlet selama waktu kesetimbangan. Ekstrak yang didaptkan difiltrasi dan mengalami pemisahan dengan pelarutnya melalui distilasi bias. Hasil kurkumin yang telah didapatkan dianalsis rendemen, Kadar kurkumin, dan uji kelarutannya dalarn pelarut untuk memastikan kurkumin yang terbentuk sesuai dengan standar.
Hasil penelltian yang didapat memberikan hasil bahwa ekstraksi kurkumin yang optimum adalah dengan pelarut etanol 95% dan bentuk irisan rimpang kunyit memanjang. Kurkumin yang dihasilkan berupa kristal kurkumin berwarna j ingga kemerahan. Variasi jenis pelarut memberikan pengaruh yang nyata terhadap rendemen dan kadar kurkumin hasil ekstraksi hingga tingkat kepercayaan 99% sedangkan variasi bentuk irisan rimpang kunyit tidale mem!)erikan oene:aruh vane: nyata terhadap rendemen dan Kadar kurkumin hasil ekstraksi.
Vll
BAB!
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zat warna merupakan bahan tambahan yang banyak digunakan dalam
industri pengolahan pangan. Selain itu, zat warna juga digunakan sebagai bahan
pewama tekstil, hasil kerajinan, kosmetik, obat-obatan,dll. Zat warna alami
tanaman, hewan dan mineral mulai dikembangkan dalam bentuk ekstrak maupun
serbuk sejak 3000 tahun yang lalu. Namun, di lndonesia industri pengolahan zat
warna alami belumdikenal secara luas dan belum banyak dilakukan. Dengan
meluasnya pemakaian zat warna alami dalam industri akan memberikan peluang
bisnis yang menarik.
Untuk itulah perlu diusahakan pengembangan, pemanfaatan, dan pengolahan
zat wama alami sebagai pewarna makanan yang relative aman dan sudah dikenal
dalam masyarakat, misalnya zat warna kurkumin dari kunyit. Penggunaan
kurkumin sebagai bahan tambahan yang aman dikonsumsi telah diizinkan dan
diatur dalam oleh Departemen Kesehatan dan PeraturanaMenteri Kesehatan RI
Nomor 235fMenkeslPerlVII1975.
1.2 Kunyit
Kunyit merupakan tanaman daerah tropis yang banyak ditemukan di lndia,
RRC, Indonesia, Kepulauan Salomon (Lautan Teduh),Haiti dan Jamaika.
Tanaman kunyit (Curcuma domesticaVal.) semula dikenal sebagai Curcuma
longa Linn., tetapi karena nama tersebut sudah digunakan untuk jenis rempah lain,
maka pada 1918 Valenton memberikan nama bam kunyit yaitu Curcuma
domestica.
Klasifikasi kunyit sebagai berikut :
Kelas Monocothyledonae
Ordo Scitamineae
Famili Zingiberaceae
Genus Curcuma
Jenis Curcuma domestica
2
Kunyit tennasuk tanaman semak yang hidup dan berumur musiman,
tumbuh berumpun-rumpun dengan tinggi 50-150 em, berbatang semu, dan terdiri
dari kumpulan kelopak atau pelepah daun yang berpalutan. Daunnya lemas tidak
berbulu dengan dengan pennukaan Iicin tanpa bintik-bintik dan berwama hijau
muda. Daun kunyit berbentuk lanset dan berkelopak panjang menutupi batang.
Bunga kunyit berbentuk malai dan tumbuh dari ketiak kelopak daun, rata
rata terdiri atas tujuh bunga berwarna kuning atau agak kuning. Rimapng kunyit
mempunyai baud an rasa khas. Rimpangnya berwama kecoklatan dengan sisik
luar dan bagian dalamnya berwama jingga terang. Ujung-ujung umbi mudanya
berwarna putih dan akar-akarnya diakhiri dengan umbi.
1.2.1 Susuuau Kimiawi Kuuyit
Wama kuning jingga daging rimpang kunyit disebabkan oleh adanya
minyak atsiri curcumin oil. Kadar rata-rata minyak atsiri dalam kunyit adalah 5-
6%. Salah satu jenis kunyit irnpor, yaitu Allepey mengandung minyak hingga
6,5%. Selain itu, kunyit mengandung 28% glukosa, 12% fruktosa, 8% protein,
vitamin C, rupa-rupa jenis zat mineral dengan kandungan kalium yang eukup
tinggi.
Komposisi kimiawi rata-rata rirnpang kunyit dan komposisi kimia per 100
gram kunyit disajikan pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2.
Dari Tabel 3.2 terlihat bahwa kadar kurkumin terkeeil didapatkan pada
rirnpang kunyit blender dengan pelarut n-heksana, sedangkan kadar kurkumin
tertinggi didapatkan pada bentuk irisan kunyit bulat memanjangh dengan pelarut
etanoI95%.
14
Secara umum, kadar kurkumin tertinggi didapatkan berturut-turut pada
ekstraksi menggunakan pelarut etanol 95%, aseton, etanol 70%, kemudian n
heksana. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi etanol juga
mempengaruhi kadar kurkumin yang didapatkan. Hal ini dapat dianalisis bahwa
keberadaan air sangat mengganggu proses ekstraksi kurkumin, selain itu juga
factor kepolaran sangat mempengaruhi kadar kurkumin yang didapat. Terlihat
bahwa pelarut non polar (n-heksana) kurang mampu untuk mengekstrak
kurkumin.
Hasil analisis secara statistik menunjukkan bahwa jenis pelarut
memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar kurkumin hingga tingkat
kepercayaan 99%. Sedangkan bentuk irisan kunyit memberikan pengaruh yang
nyata terhadap kadar kurkumin hingga tingkat kepercayaan 95%.
3.2.3 Uji Kelarutan
Kurkumin hasil ekstraksi diuj i kelarutannya dalam berbagai pelarut untuk
menyakinkan secara kualitatif bahwa kurkumin hasil ekstraksi memenuhi standar
yang berlaku. Hasil uji kelarutan kurkumin disajikan pada TabeI3.3.
Tabel3. Hasi JJI e arutan Kurkumin 3 \Uoo K I
Pelarnt Kurkumin HasH Penelitian Kurkumin Standar Etanol95% larut larut Asam Asetat larut larut Petroleum Eter sedikit larut tidak larut Air Panas tidak larut tidak larut
Dari hasil uji kelarutan dapat disimpulkan bahwa kurkumin hasil
penelitian secara kualitatif memiliki karakteristik yang sarna dengan kurkumin
standar. Perbedaan kelarutan dalam petroleum eter disebabkan karena kurkumin
hasil penelitian tidak mumi (max. 96,86%) sedangkan kurkumin standar memiliki
kemumian 100% sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa non kurkumin yang
yang ikut terekstrak merupakan senyawa yang larut ~alam petroleum eter dan
diduga senyawa tersebut adalah resin, dan minyak atsiri yang masih tertinggal.
4.1 Kesimpulan
BABIV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
I. Pelarut etanol 95% merupakan pelarut yang baik untuk mengekstrak
kurkumin dalam rimpang kunyit dengan metoda soxhlet
2. Jenis pelarut berpengaruh nyata terhadap rendemen dan kadar kurkumin
hasil ekstraksi dengan metoda soxhlet
3. Bentuk irisan rimpang kunyit tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen
dan kadar kurkumin hasil ekstraksi dengan metoda soxhlet
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian mendatang adalah:
l. Metoda analisis kimia yang Iebih akurat sangat diperlikan untuk
menganalisis komposisi kurkumin yang dihasilkan, misalnya kronatografi
gas.
2. Variabellain yang dimungkinkan mempengaruhi hasil ekstraksi kurkumin
perlu diteliti lebih lanjut, misalnya rasio pelarut terhadap umpan,
temperatur ekstraksi, dan waktu ekstraksi.
3. Proses penganagan kurkumin hasil ekstraksi agar tidak rusak perlu
dipertimbangkan dan diteliti, misalnya temperatur penyimpanan, kemasan
penyimpanan, dan cara pengemasan.
15
DAFTAR PUSTAKA
.," "
_ - .;t'·' . '" ," ,~~~
~~ I. AOAC, "Official Methods of Analysis of the Association of Official
Analytical Chemist", AOAC Inc., Virginia, USA, (1984)
2. Darwis, A.B.D., Madjo Indo, dan S. Hasityah, "Tumbuhan Obat Famili
Zingiberaceae ", Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri,
Bogor, (1991)
3. Departemen Kesehatan, "Kodeks Makanan Indonesia tentang Bahan
Tambahan Makanan", Departemen Kesehatan RI, Jakarta, (1979)
4. Departemen Pertanian, "Tanaman Empon-empon ", Balai Informasi
Pertanian, Surabaya, (1990)
5. Enie A. Basrah, "Zat Pewrna Makanan dan Peraturan Pemakaiaannya",
Media Teknologi Pangan, BBIHP, Bogor, vol.2, No.2, (1986), ha1.44-49
6. "Food Chemical Codex", National Academy os Science, New York,