Top Banner
Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT PENGEMBANGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERIODE AGUSTUS S/D DESEMBER 2007 DAFTAR ISI Hal Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Foto i ii iii 1. Latar Belakang ··········································································································· 2. Tujuan Pengembangan Metode SRI ········································································· 3. Sasaran Pengembangan Metode SRI ········································································ 4. Lokasi/Wilayah Pengembangan Metode SRI ·························································· 1 1 1 2 5. Pengembangan Metode SRI ······················································································ 5.1 Team Pengembang Metode SRI (ICO) ································································· 5.2 Penyebaran Informasi Metode SRI ······································································· 5.2.1 Pendistribusian Buku Panduan Budidaya Padi Hemat Ait (SRI) ················ 5.2.2 Sosialisasi Metode SRI ··············································································· 5.3 Pembinaan/Pendampingan Kepada Petani ···························································· 5.3.1 Tanam Musim Kemarau 2007 ····································································· 5.3.2 Tanam Musim Hujan 2007/08 ····································································· 6. Kegiatan Demplot Metode SRI Kerjasama Dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Timur ···································· 7. Pengembangan SRI Organik ····················································································· 2 4 4 4 4 7 8 10 10 13 8. Kendala Yang Dihadapi ···························································································· 15 9. Kesimpulan dan Saran ······························································································ 9.1 Kesimpulan ··········································································································· 9.2 Saran ····················································································································· 16 16 16 DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) i
19

A-004a an SRI Di Prov NTT

Jun 07, 2015

Download

Documents

api-3733286
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

PENGEMBANGAN METODE SRI (System of Rice Intensification)

DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERIODE AGUSTUS S/D DESEMBER 2007

DAFTAR ISI

Hal Daftar Isi

Daftar Tabel

Daftar Foto

i

ii

iii

1. Latar Belakang ···········································································································

2. Tujuan Pengembangan Metode SRI ·········································································

3. Sasaran Pengembangan Metode SRI ········································································

4. Lokasi/Wilayah Pengembangan Metode SRI ··························································

1

1

1

2

5. Pengembangan Metode SRI ······················································································

5.1 Team Pengembang Metode SRI (ICO) ·································································

5.2 Penyebaran Informasi Metode SRI ·······································································

5.2.1 Pendistribusian Buku Panduan Budidaya Padi Hemat Ait (SRI) ················

5.2.2 Sosialisasi Metode SRI ···············································································

5.3 Pembinaan/Pendampingan Kepada Petani ····························································

5.3.1 Tanam Musim Kemarau 2007 ·····································································

5.3.2 Tanam Musim Hujan 2007/08 ·····································································

6. Kegiatan Demplot Metode SRI Kerjasama Dengan Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Timur ····································

7. Pengembangan SRI Organik ·····················································································

2

4

4

4

4

7

8

10

10

13

8. Kendala Yang Dihadapi ···························································································· 15

9. Kesimpulan dan Saran ······························································································

9.1 Kesimpulan ···········································································································

9.2 Saran ·····················································································································

16

16

16

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) i

Page 2: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Lokasi/Wilayah Pengembangan Metode SRI

Tabel 2 : Team Pengembang SRI Konsultan DISIMP Propinsi Nusa Tenggara Timur Periode Bulan Agustus s/d Desember 2007.

Tabel 3 : Realisasi Sosialisasi Metode SRI di Tingkat Desa/P3A Periode Bulan Agustus s/d Desember 2007

Tabel 4 : Perkembangan Luas Tanam Padi dengan Metode SRI dari Musim ke MusimTanam

Tabel 5 : Realisasi Luas Tanam SRI, jumlah petani serta rata-rata produksi padi SRI pada Musim Kemarau 2007

Tabel 6 : Perbandingan Rata-rata Analisa Usahatani Padi SRI dengan Non SRI Tanam Musim Kemarau 2007

Tabel 7 : Realisasi luas tanam padi dengan metode SRI tanam musim hujan 2007/08 sampai akhir bulan Desember 2007

Tabel 8 : Lokasi Demplot Metode SRI (Kerjasama Konsultan DISIMP dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Peropinsi NTT

Tabel 9 : Perbandingan produksi padi dengan metode SRI dan Non SRI pada masing-masing lokasi Demplot SRI

Tabel 10 : Perbandingan Analisa Usaha Tani metode SRI dengan Non SRI per Ha pada masing-masing lokasi Demplot

Tabel 11 : Rencana lokasi dan target luas tanam SRI Organik dalam musim kemarau 2007

Tabel 12 : Luas tanam dan produksi padi SRI Organik dalam musim kemarau 2007

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) ii

Page 3: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

DAFTAR FOTO

Foto 1

Foto 2

Foto 3

Foto 4

: Kegiatan Sosialisasi

: Kegiatan Penerapan Metode SRI

: Visual Tanaman Padi SRI

: Pengembangan MOL dan Pembuatan Kompos

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) iii

Page 4: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

1. Latar Belakang

Metode budidaya padi hemat air yang sering disebut dengan metode SRI (System of Rice

Intensification) adalah suatu metode yang merekomendasikan perubahan yang sangat

sederhana dari metode konvensional yaitu penanaman bibit muda, tanam tunggal, jarak

tanam lebar serta pemberian air yang tipis (2 cm) serta terputus-putus (intermitent).

Keunggulan dari metode SRI ini adalah:

● Hemat air, karena penggenangan hanya setinggi 2 cm dan sesekali dikeringkan

● Hemat waktu, karena ditanam bibit muda 7-12 hari setelah sebar

● Jumlah anakan meningkat, rata-rata 30-50 anakan bahkan ada yang mencapai 80 - 100

anakan,

● Hemat Benih (5 kg/ha)

● Pertumbuhan akar lebih baik (dalam dan kokoh), sehingga tidak mudah rebah

● Jumlah gabah di dalam satu malai bertambah,

● Kualitas beras lebih baik dan lebih berat,

● Produksi tinggi, dapat mencapai 8 ton/ha dan bahkan lebih

Daerah Nusa Tenggara Timur yang pada umumnya relatif kering dengan fluktuasi

ketersediaan air yang sangat tajam, di musim hujan air cukup tersedia sedangkan di musim

kemarau air sangat minim sehingga pada musim tanam II maupun III bagian hilir tidak

dapat tertanami.

Dengan adanya metode SRI yang hemat air diharapkan dapat menjadi solusi untuk

memecahkan masalah di atas, sehingga luas serta intensitas tanam dapat ditingkatkan, yang

pada akhirnya dapat meningkatkan produksi padi serta peningkatan pendapatan petani.

2. Tujuan

● Peningkatan efisiensi penggunaan air irigasi

● Dengan efisiensi penggunaan air diharapkan adanya peningkatan luas dan intensitas

tanam

● Peningkatan produksi padi per satuan luas

● Peningkatan pendapatan petani

3. Sasaran Pengembangan Metode SRI

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 1

Page 5: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

Sasaran kegiatan ini adalah para petani lahan sawah yang berada di bawah program

SSIMP/DISIMP khusunya dan para petani lahan sawah pada daerah irigasi lainnya di

seluruh wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur pada umumnya.

4. Lokasi/Wilayah Pengembangan Metode SRI

Lokasi/wilayah pengembangan metode SRI dalam periode bulan Agustus s/d Desember

2007 berada di 9 (sembilan) dan 20 (duapuluh) daerah irigasi yang meliputi daerah irigasi

teknis, setengah teknis maupun daerah irigasi desa yang keberadaanya cukup banyak dan

tersebar di wilayah propinsi Nusa Tenggara Timur serta memberikan andil yang cukup

besar dalam penyediaan pangan masyarakat.

Wilayah pengembangan metode SRI dalam periode ini disajikan dalam tabel 1 di bawah ini

sedangkan penyebaran lokasi SRI di provinsi NTT dapat dilihat pada Gambar-1 di halaman

berikut.

Tabel-1 : Lokasi-lokasi Pengembangan Metode SRI di Nusa Tenggara Timur

No Kabupaten Daerah Irigasi

1 Manggarai Barat Lembor 2 Manggarai Wae Dingin, Wae Mantar II, Paanleleng, Wae Mokel 3 Nagekeo Sutami 4 Ende Mautenda dan Moni 5 Sumba Timur Kabaru, Kadumbul, Melolo dan Kambaniru 6 Kupang Noelmina Kanan 7 Timor Tengah Selatan Noelmina Kiri, dan Bena 8 Timor Tengah Utara Haekto, Mena dan NTT G/W Ponu-Fatuoni 9 Belu Holeki–Halileki dan Malaka

5. Pengembangan Metode SRI

Pengembangan metode SRI periode Agustus s/d Desember 2007 adalah merupakan

lanjutan dari pengembangan metode SRI sebelumnya.

Aktivitas pengembangan metode SRI yang dilaksanakan meliputi; (1) Sosialisasi metode

SRI di tingkat petani dan iven-iven yang diselenggarakan oleh instansi terkait, (2)

Pelaksanaan Demplot metode SRI (kerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan

dan Hortikultura Provinsi NTT), (3) Pembinaan/pendampingan kepada petani dan (4)

Monitoring pelaksanaan kegiatan Pengembangan Metode SRI.

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 2

Page 6: A-004a an SRI Di Prov NTT

Gam

Melolo

Kadumbul

Kambaniru

Kondamara

Wae Mantar Pan Leleng

Lembor Wae Sutami

Mautenda

Moni

TilongBena

Noelmina

Haekto

Malaka

Mena

Holeki Halileki

: Lokasi Pengembangan Metode SRI

Gambar-1 : Peta Lokasi Penyebaran Areal SRI di Provinsi Nusa Tenggara Timur Agustus s/d Desember 2007

Page 7: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

5.1 Team Pengembang SRI

Susunan team pengembang SRI Konsultan DISIMP dalam periode ini masih sama dengan

periode Oktober 2006 s/d Juli 2007 yaitu 1 orang Fasilitator Provinsi (Agronomist), 5

orang Coordinator Team (Ass. Agronomist) dan 12 ICO/anggota team (Fasilitator

Lapangan). Secara rinci susunan team pengembang SRI konsultan DISIMP NTT disajikan

dalam table 2 berikut.

Tabel-2 : Team Pengembang SRI Konsultan DISIMP Provinsi Nusa Tenggara Timur Periode Agustus s/d Desember 2007

Team Anggota Posisi Kabupaten Wilayah Kerja

Team 1 1. Agustinus Atlas, Ass. Agronomist 2. Maximus Mantur 3. Nicolaus Erik Mokor 4. Eduardus Endi

Koordinator I C O I C O I C O

Manggarai dan Manggarai Barat

Team 2 1. M. Lafhaddin, Ass. Agronomist 2. Yosefina D. Loran

Koordinator I C O

Nagekeo dan Ende

Team 3 1. Rudolf Sabakodi, Ass Agronomist 2. Fransiskus U. K. Billi 3. Piter Peku Wali 4. Frahner Katu

Koordinator I C O I C O I C O

Sumba Timur

Team 4 1. Umbu Manang, Ass. Agronomist 2. Yusak Taseseb

Koordinator I C O

Kupang dan Timor Tengah Selatan

Team 5 1. Anselmus Sintus, Ass. Agronomist

2. Yeremias S. Nahak 3. Anselmus Laka Nahak 4. Lambertus Klau Nahak 5. Matheos Subani

Koordinator I C O I C O I C O I C O

Timor Tengah Utara dan Belu

5.2 Penyebaran Informasi Metode SRI

Penyebaran informasi Metode SRI dalam periode ini dilakukan melalui beberapa cara

yaitu:

5.2.1 Pendistribusian Buku Panduan Budidaya Padi Hemat Air (SRI)

Sekitar bulan Juni 2006 telah didistribusikan Buku Panduan Budidaya Padi Hemat Air

(SRI) ke seluruh instansi terkait di tingkat Propinsi dan Kabupaten yang ada di propinsi

Nusa Tenggara Timur. Sedangkan untuk tingkat Kecamatan, Desa dan P3A didistribusikan

pada saat melakukan sosialisasi Metode SRI di daerah tersebut. Sampai akhir bulan

Desember 2007 telah didistribusikan Buku panduan Budidaya Padi Hemat Air (SRI)

sekitar 2.000 buah buku.

5.2.2 Sosialisasi Metode SRI

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 4

Page 8: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

Kegiatan sosialisasi metode SRI dalam periode ini langsung terarah kepada petani sasaran

di tingkat Desa/P3A/Kelompok Tani.

Sosialisasi di Desa Tupan, Kab. Kupang Sosialisasi di Desa Benu, Kab. Kupang

Untuk menyambut kegiatan penanaman musim hujan 2007/08 (antara bulan Oktober s/d

Desember 2007), team pengembang SRI NTT merencanakan kegiatan sosialisasi secara

intensip dan kontinyu di 9 (sembilan) Kabupaten dan 35 daerah irigasi sebanyak 120 kali.

Namun kegiatan ini tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, karena terbentur

masalah biaya.

Realisasi sosialisasi metode SRI di tingkat Desa/P3A dalam perode bulan Agustus s/d

bulan Desember 2007 adalah sebanyak 20 kali (lihat tabel 3), dan dalamperiode yang lalu

sebanyak 87 kali, sehingga total sosialisasi yamg telah dilakukan sejak dimulainya

pengembangan metode SRI di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebanyak 107 kali.

Tabel-3 : Realisasi Sosialisasi Metode SRI di Tingkat Desa/P3A Periode Bulan Agustus s/d Desember 2007

No Kabupaten Daerah Irigasi Periode

Agust s/d Des. 07 (kali)

1 Manggarai Wae Mantar II 2 2 Manggarai Barat Lembor 3 3 Ende Mautenda 1 4 Nagekeo Sutami 3 5 Sumba Timur Kadumbul 1 6 Kupang Noelmina Kanan 1 7 Timor Tengah Selatan Noelmina Kiri 2 8 Timor Tengah Selatan Bena 3 9 Timor Tengah Utara Mena 2

10 Belu Malaka 2 Total 20

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 5

Page 9: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

Kegiatan sosialisasi metode SRI direncanakan akan tetap berlanjut ke daerah irigasi lain

yang menjadi sasaran pengembangan metode SRI atau pada daerah irigasi yang sudah

menjadi sasaran pengembangan metode SRI selama kegiatan ini masih dianggap perlu

untuk dilakukan.

Kegiatan sosialisasi juga dilaksanakan pada iven-iven yang diselenggarakan oleh instansi

terkait baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten seperti pada:

- Acara Evaluasi dan Apresiasi Pengelolaan Irigasi Mendukung Pertanian

Tanaman Pangan yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi NTT dengan para peserta adalah para staf Dinas Pertanain

Tanaman Pangan dan Hortikultura di seluruh Kabupaten di NTT. Acara ini

diselenggarakan di Hotel Gajah Mada Kupang, pada tanggal 23 Nopember 2007.

- Acara Serasehan dengan tema: Pengembangan Ketahanan Pangan dan

Kemandirian Petani dalam Mewujudkan Ketahanan Ekonomi Kabupaten

Nagekeo, bertempat di Ruang Pertemuan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaen

Nagekeo yang diselenggarakan pada tanggal 18 – 19 Desember 2007.

Acara Seraseha Pengembangan Ketahanan Pangan dan Kemandirian Petani di Kab.

Nagekeo

Penyajian materi Metode SRI pada acara serasehan oleh Konsultan DISIMP NTT

Acara ini diselenggarakan atas kerjasama Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Nagekeo,

Konsultan Nippon Koei Kupang, Yayasan Mitra Tani Mandiri, dan Puskud. Serasehan ini

di hadiri oleh Para Camat Se Kabupaten Nagekeo, Para Kontak Tani se Kabupaten

Nagekeo, Para Kepala Desa se Kec. Aesesa, para PPL dan Para Tokoh Masyarakat.

Tujuan dilaksanakannya serasehan ini adalah dalam rangka menyusun Program Ketahanan

Pangan Kabupaten Nagekeo.

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 6

Page 10: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

Acara ini dibuka oleh Pejabat Bupati Kabupaten Nagekeo (Bapak Drs. Elias Djo), yang

kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi dari masing-masing instansi terkait yaitu:

● Kepala Bappeda tentang Kebijakan Ketahanan Pangan Kabupaten Nagekeo

● Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Nagekeo, tentang Strategi

Pengembangan Ketahanan Pangan Kabupaten Nagekeo

● Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nagekeo, tentang Optimalisasi

Pengelolaan Irigasi Teknis Mbay

● Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Kooperasi Kab. Nagekeo, tentang

Kebijakan Perindustrian, Perdagangan dan Kooperasi

● Agronomist DISIMP NTT, tentang Metode SRI dan Pemanfaatan Air di Irigasi Teknis

Mbay

● Kepala Yayasan Mitra Tani Mandiri, tentang Agroforestry dan Metode SRI dalam

Menunjang Ketahanan Pangan

● Kepala Koperasi Kredit Sangosai, tentang Pengembangan Koperasi Kredit dalam

Mendukungn Modal Usaha Tani.

Pada hari kedua dilanjutkan dengan rencana tindak lanjut berupa diskusi rencana kerja

terutama difokuskan pada pengembangn komoditi pangan. Dari hasil diskusi kemudian

akan dirumuskan oleh team perumus dan hasilnya akan disebarkan ke setiap instansi

terkait, Namun sampai saat ini hasil rumusannya belum ada.

5.3 Pembinaan/Pendampingan Kepada Petani

Kegiatan pembinaan terhadap petani secara kotinyu terus dilakukan oleh team pengembang

SRI DISIMP NTT bekerja sama dengan para pendamping/pembina dari Dinas Pertanian

(KCD, BPP, PPL dan pengamat hama) setempat.

Dari hasil pembinaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, perkembangan luas tanam

padi dengan metode SRI maupun jumlah petaninya dari musim kemusim menunjukkan

kecendrungan adanya peningkatan disajikan dalam tabel 4 berikut.

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 7

Page 11: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

Tabel 4 : Perkembangan Luas Tanam Padi dengan Metode SRI dalam Beberapa MusimTanam

Luas tanam Rata-rata Produksi (ton/Ha)

No Musim Tanam

Jml Kab.

Jml Daerah Irigasi Jml

Petani Areal (Ha)

Luas Panen (Ha) SRI Non

SRI Pening-katan

1 MK 2005 6 6 26 4,23 4,23 7,70 3,44 4,262 MH 2005/06 6 6 84 22,85 22,85 6,67 3,66 3,013 MK 2006 6 11 203 119,48 99,48 7,04 3,25 3,794 MH 2006/07 9 23 743 339,41 339,41 6,46 3,47 2,995 MK 2007 9 21 526 280,03 262,28 6,11 3,31 2,80

Catatan : MK= Musim Kemarau MH = Musim Hujan

5.3.1 Tanam Musim Kemarau 2007

Penanaman padi dengan metode SRI yang dilaksanakan mulai awal bulan Mei s/d

September 2007 dimasukkan ke dalam penanaman musim kemarau 2007. Realisasi luas

tanam padi dengan metode SRI, jumlah petani serta rata-rata produksi yang dicapai pada

musim kemarau 2007 disajikan dalam tabel 6 berikut.

Tabel-5 : Realisasi Luas Tanam SRI, jumlah petani serta rata-rata produksi padi SRI pada Musim Kemarau 2007

Luas tanam Rata-rata Produksi (ton/Ha)

No Kabupaten Daerah Irigasi Jml Petani

Luas (Ha)

Luas Panen (Ha)

SRI

Non SRI

Pening-katan (%)

1 Manggarai Barat (Flores)

Lembor 46 30.95 30.95 6.35 3.20 98.4

2 Manggarai Wae Dingin 12 6.35 6.35 6.20 3.00 106.7 (Flores) Wae Mantar II 94 45.40 45.40 6.30 3.10 103.2 Paan Leleng 14 6.91 6.91 6.10 3.50 74.3 Wae Maras 1 0.50 0.50 7.10 3.50 102.9

3 Nagekeo (Flores) Sutami 63 41.50 41.50 5.75 4.10 40.2 4 Ende Mautenda 31 18.76 18.76 6.50 3.50 116.7 (Flores) Moni 2 0.50 0.50 8.10 3.00 170.0

5 Sumba Timur Kabaru 16 6.00 6.00 5.40 3.00 80.0 (Sumba) Kadumbul 18 18.00 18.00 6.20 3.00 106.7 Kambaniru 33 20.45 20.45 6.30 4.00 75.0 Kondamara 5 2.50 2.50 6.12 3.00 104.0 Melolo 4 2.00 2.00 8.60 3.50 145.7

6 Kupang Noelmina Kanan 14 11.28 11.28 5.70 3.50 62.9 (Timor)

7 T T S Noelmina Kiri 12 6.50 6.50 6.11 3.40 79.7 (Timor) Bena 11 7.00 7.00 6.40 3.70 73.0

8 T T U Haekto 51 12.70 12.70 6.30 3.00 110.0 (Timor) Mena 6 2.18 2.18 8.13 3.50 132.3 G/W Ponu-Fatuoni 4 1.70 1.70 4.90 3.00 63.30

9 Belu Malaka 77 38.05 20.30 5.25 3.50 48.6 (Timor) Aekesak 1 0.80 0.80 4.90 3.00 63.3

Total 526 280.03 262.28 6.11 3.31 84.6 Ket.: Untuk D.I. Malaka seluas 17.75 Ha mengalami gagal total akibat kekeringan dan adanya serangan hama penggerek batang dan wereng coklat.

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 8

Page 12: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

Realisasi penanaman padi SRI Musim Kemarau 2007 (280,03 Ha dengan jumlah petani

526 orang) lebih rendah bila dibandingkan dengan luas tanam musim hujan 2006/07

(339,41 Ha dengan jumlah petani 743 orang). Rendahnya realisasi luas tanam ini

disebabkan karena kondisi air irigasi dalam musim kemarau 2007 sangat kecil dan adanya

serangan hama penggerek batang serta hama wereng coklat, sehingga petani ragu untuk

melakukan kegiatan penanaman.

Dari luas tanam tersebut di atas, luas panennya hanya mencapai 262,28 Ha yang

disebabkan karena adanya gagal panen seluas 17,75 ha akibat kekeringan dan adanya

serangan hama penggerek batang dan wereng coklat yaitu pada daerah irigasi Malaka.

Rata-rata produksi yang dicapai adalah 6,11 ton/ha. Produksi ini lebih rendah dibandingkan

produksi padi SRI tanam musim hujan 2006/07 yang rata-rata mencapai 6,48 ton/ha.

Walaupun demikian produksi padi dengan metode SRI masih memberikan peningkatan

produksi bila dibandingkan dengan cara biasa yaitu sebesar 84.6 %

Dari rata-rata perhitungan analisa usaha tani, metode SRI juga memberikan keuntungan

yang cukup besar dibandingkan dengan konvensional. Perbadingan perhitungan analisa

usahatani padi SRI dan Non SRI disajikan dalam tabel 6 berikut.

Tabel 6. Perbandingan Rata-rata Analisis Usahatani Padi SRI dengan Non SRI Tanam Musim Kemarau 2007

SRI Non SRI Nilai Nilai No Uraian Sat

Harga satuan (Rp) Vol.

(Rp) Vol.

(Rp) 1 Pendapatan Kotor (GKP) kg 2.000 6.110 12.220.000 3.310 6.620.000 2 Biaya Produksi 5.222.000 4.227.000

a Benih kg 10.000 5 50.000 30 300.000 Pupuk - Urea kg 1.400 200 280.000 100 135.000 - SP-36 kg 1.900 100 190.000 50 185.000 - KCl kg 2.800 50 140.000 0 0 b Pestisida lt 80.000 2 160.000 1 80.000 c Herbisida ltr 50.000 0 0 1 50.000 d Tenaga Kerja Penyemaian HOK 20.000 3 40.000 4 80.000 Pengolahan Tanah ha 1.000.000 1 1.000.000 1 1,000.000 Perbaikan pematang HOK 20.000 10 240.000 10 240.000 Penanaman - Cabut bibit HOK 20.000 0 0 10 200.000 - Tanam HOK 20.000 30 640.000 22 440.000 Pemeliharaan - Pengelolaan air HOK 20.000 4 80.000 4 80.000 - Penyiangan HOK 20.000 30 600.000 22 440.000 - Pemupukan HOK 20.000 6 120.000 2 80.000 - Pengendalian HP HOK 20.000 6 120.000 6 120.000 Panen dan Pasca Panen - Potong dan kumpul HOK 20.000 19 380.000 15 300.000 - Perontokan (10% dari produksi) 1.222.000 662.000

3 Pendapatan Bersih (1-2) 6.998.000 2.393.000

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 9

Page 13: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

Dari analisa usahatani di atas menunjukkan bahwa penanaman padi dengan metode SRI

memberikan keuntungan sebesar Rp. 6.998.000, sedangkan metode konvensional

memberikan keuntungan sebesar Rp. 2.393.000, sehingga terjadi peningkatan keuntungan

sebesar Rp. 4.605.000 atau 192.44%.

5.3.2 Tanam Musim Hujan 2007/08

Untuk kegiatan penanaman padi dengan metode SRI yang dilakukan mulai awal bulan

Oktober 2007 sampai dengan bulan April 2008 dimasukkan ke dalam penanaman musim

hujan 2007/08.

Luas tanam padi dengan metode SRI musim hujan 2007/08 sampai akhir bulan Desember

2007 baru mencapai 51,31 Ha dengan jumlah petani sebanyak 107 orang yang secara rinci

disajikan dalam tabel 7 berikut.

Tabel-7 : Realisasi luas tanam padi dengan metode SRI tanam musim hujan 2007/08 sampai akhir bulan Desember 2007

Luas tanam No Kabupaten Daerah Irigasi Jml Petani Luas (Ha) 1 Manggarai Barat (Flores) Lembor 35 18,25 2 Manggarai (Flores) Wae Dingin

Wae Mantar II Paan Leleng

9 20

8

2,20 6,75 4,18

3 Ngada (Flores) Sutami 24 12,93 4 Sumba Timur (Flores) Kadumbul

Kambaniru 3 4

2,00 3,00

5 TTS (Timor) Bena 2 1,00 6 Belu (Timor) Malaka 2 1,00

Total 107 51,31

Kecilnya realisasi luas tanam musim hujan 2007/08 sampai akhir bulan Desember 2007

disebabkan karena hampir sebagian besar wilayah NTT, terutama wilayah Pulau Timur

curah hujannnya masih sangat rendah, sehingga debit air irigasi yang bersumber dari

sungai maupun mata air masih sangat kecil dan belum mencukupi untuk kegiatan persiapan

lahan maupun penanaman.

6. Kegiatan Demplot Metode SRI Kerjasama Dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Timur

Dalam periode bulan Juli s/d Nopember 2007, Team Pengembang SRI Konsultan DISIMP

Kupang membuat kesepakatan secara lisan dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Timur (Kasubdin Pengelolaan Irigasi) untuk

melaksanakan program Demplot metode SRI di lokasi seperti tabel 8 berikut

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 10

Page 14: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

Tabel-8 : Lokasi Demplot Metode SRI (Kerjasama Konsultan DISIMP dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Peropinsi NTT

No Kabupaten Daerah Irigasi Luas Demplot (Ha) 1 Manggarai Wae Mantar 2,00 2 Manggarai Barat Lembor 2,00 3 Nagekeo Sutami/Mbay 2,00 4 Ende Mautenda 2,00 5 Sumba Timur Kadumbul 2,00 6 Timor Tengah Selatan Bena 2,00 7 Timor Tengah Utara Mena 2,00 8 Belu Malaka 2,00

Jumlah 16,00

Bentuk kerja sama dimaksud adalah sebagai berikut:

● Seluruh biaya demplot berasal dari anggaran Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Timur.

● Team Pengembang SRI Konsultan DISIMP-Kupang membantu masalah teknis

pelaksanaan metode SRI

● Monitoring dan evaluasi dari pelaksanaan demplot dilakukan secara bersama sama

Demplot SRI di NTT Padi SRI Var. Ciherang

Demplot di DI.Kadumbul

Produksi yang diperoleh dari hasil pelaksanaan Demplot ini adalah disajikan dalam tabel 9

berikut.

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 11

Page 15: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

Tabel-9 : Perbandingan produksi padi dengan metode SRI dan Non SRI pada masing-masing lokasi Demplot SRI

Produksi GKP (ton/ha) No Kabupaten Daerah Irigasi

Varietas SRI Non SRI

Peningkatan Produksi (kg/ha)

1 Manggarai Barat Lembor IR 64 6,80 3,60 3,20 2 Manggarai Wae Mantar Membramo 6,60 3,50 3,10 3 Nagekeo Sutami Ciherang 6,20 4,10 2,10 4 Ende Mautenda Ciherang 7,20 3,60 3,60 5 Sumba Barat Kadumbul Ciherang

Dea Suci 6,83 7,46

3,50 3,50

3,33 3,96

6 T T S Bena Ciherang 3,75 2,17 1,58 7 T T U Mena Membramo 9,45 3,50 5,95 8 Belu Malaka *) IR 64 - - -

Rata-rata 6,78 3,47 3,31

Ket. *) Mengalami gagal total akibat kekeringan

Perbandingan hasil analisa usaha tani padi dengan metode SRI dan Non SRI secara ringkas

disajikan dalam tabel 10 berikut

Tabel-10 : Perbandingan Analisa Usaha Tani metode SRI dengan Non SRI per Ha pada masing-masing lokasi Demlot

No Daerah Irigasi Varietas Metode Tanam

Produksi (Rp) Biaya Produksi (Rp)

Keuntungan (Rp)

1 Lembor IR 64 SRI 11.900.000 5.190.000 6.710.000 Non SRI 6.300.000 4.425.000 1.875.000 Selisih 5.600.000 665.000 4.835.000

2 Wae Mantar Membramo SRI 11.550.000 5.155.000 6.395.000 Non SRI 6.125.000 4.397.500 1.727.500 Selisih 5.425.000 757.500 4.667.500

3 Sutami Ciherang SRI 13.030.500 5.303.050 7.727.450 Non SRI 7.175.000 4.282.500 2.892.500 Selisih 5.855.500 20.550 4.834.950

4 Mautenda Ciherang SRI 12.600.000 5.260.000 7.340.000 Non SRI 6.300.000 4.770.000 1.530.000 Selisih 6.300.000 490.000 5.810.000

5 Kadumbul Ciherang SRI 11.952.500 5.195.250 6.757.250 Non SRI 6.125.000 4.197.500 1.927.500 Selisih 5.827.500 997.750 4.829.750 DHa Suci SRI 13.055.000 5.305.500 7.749.500 Non SRI 6.562.500 4.141.250 2.421.250 Selisih 6.493.500 1.164.250 5.328.250

6 Bena Ciherang SRI 6.562.500 4.656.250 1.906.250 Non SRI 3.797.500 3.749.750 47.750 Selisih 3.990.000 566.250 1.859.500

7 Mena Membramo SRI 16.537.500 5.653.750 10.883.750 Non SRI 6.125.000 4.507.500 1.617.500 Selisih 10.412.500 1.146.250 9.266.250

SRI 12.148.500 5.214.850 6.933.650 Rata - Rata Non SRI 6.063.750 4.308.875 1.754.875

Selisih 6.084.750 905.975 5.178.775

Ket.: *) = Mengalami gagal panen akibat kekeringan pada umur 50 hari setelah tanam

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 12

Page 16: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

Dari hasil perhitungan analisa usaha tani pada tabel di atas menunjukkan bahwa demplot

metode SRI memberikan peningkatan keuntungan yang cukup besar dibandingkan dengan

Non SRI. Perhitungan perbandingan analisa usaha tani secara rinci disajikan dalam

Lampiran 1-7

7. Pengembangan SRI Organik

Target luas tanam padi dengan metode SRI Organik dalam musim kemarau 2007 adalah 10

Ha di 6 Kabupaten dan 9 daerah irigasi (tabel 11)

Tabel-11 : Rencana lokasi dan target luas tanam SRI Organik dalam Musim Kemarau 2007

Target No Kabupaten Daerah Irigasi Jml Petani Areal (Ha) 1 Manggarai Barat Lembor 3 1,502 Manggarai Wae Mantar II 3 1,50 Paan Leleng 1 0,50

3 Nagekeo Sutami 1 0,504 Sumba Timur Kambaniru 4 2,00 Kadumbul 4 2,00 Melolo 2 1,00

5 TTS Bena 1 0,506 Belu Malaka 1 0,50

Total 20 10,00

Hambatan yang dialami dalam pengembangan SRI organik adalah masih dirasakan berat

oleh para petani dalam pengumpulan bahan organik yang membutuhkan tenaga yang cukup

banyak. Disamping itu pemotongan material bahan kompos seperti jerami, batang pisang

dan hijauan lainnya masih dilakukan secara manual (pemotongan dengan parang) yang

membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup banyak, sehingga kompos yang dihasilkan

masih sangat sedikit.

Akibat dari permaslahan di atas realisasi penaman SRI Organik hanya mencapai 1,02 Ha

yang berlokasi di 3 Kabupaten dan 3 daerah irigasi.

Dari hasil pengamatan, pertumbuhan tanaman SRI organik dari ke tiga lokasi tersebut

cukup baik dengan rata-rata produksi 6,04 ton/ha (Tabel 12)

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 13

Page 17: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

Padi SRI Organik Umur 30 HST,

Padi SRI Organik umur 47 HST,

Padi SRI Organik Umur 100 HST, Var. Sintanur

Padi SRI Organik umur 87 HST, Var. Ciherang

Tabel-12 : Luas tanam dan produksi padi SRI Organik Musim Kemarau 2007

No Kabupaten Daerah Irigasi Luas Tanam (Ha)

Varietas Produksi (ton/Ha)

1 Manggarai Wae Mantar 0,50 Sintanur 5,40 2 Nagekeo Sutami 0,25

0,25 Sintanur Ciherang

6,67 5,91

3 Sumba Timur Kambaniru 0,02 Sintanur 6,20 Total/rata-rata 1,02 6,04

Keterangan: - Dosis Kompos (Pupuk Organik) 5-7 ton/Ha) - Penyemprotan dengan MOL bonggol pisang dan buah-buahan dengan interval waktu setiap 10

hari sebanyak 8 kali. Penerapan metode SRI Organik di daerah irigasi Sutami cukup menarik perhatian petani

disekitarnya, termasuk SMK pertanian Aesesa yang membawa siswanya untuk melakukan

praktek SRI organik dilokasi penanaman.

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 14

Page 18: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

Praktek SRI Organik oleh siswa SMK Pertanian Aesesa, Kabupaten Nagekeo

8. Kendala Yang Dihadapi

Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan metode SRI di Nusa

Tenggara Timur

● Kondisi daerah yang terdiri dari banyak pulau menyulitkan dan membutuhkan biaya

transportasi yang cukup besar untuk melakukan kegiatan pengembangan metode SRI.

● Banyaknya PPL yang tidak aktif dilapangan dan bahkan banyak petani yang tidak

mengenal PPLnya, menyebabkan team pengembang SRI Konsultan DISIMP harus

bekerja keras dalam melakukan pembinaan dan pendampingan.

● Sulitnya mendapatkan sarana produksi (benih label biru, pupuk, dan obat-obatan) di

daerah irigasi, sehingga banyak petani yang menggunakan benih lokal dengan

penggunaan pupuk seadanya dan bahkan tidak mempergunakan pupuk. Oleh karena

itu team pengembang SRI disamping membina petani juga mepasilitasi pengadaan

sarana produksi tersebut.

● Tidak berjalannya pola tanam hampir diseluruh daerah irigasi di NTT menyebabkan

kegiatan penanaman tidak dapat dilakukan secara serempak, oleh karena itu team

pembina harus melakukan pembinaan, pendampingan dan pendataan luas tanam

secara terus menerus

● Dengan semakin meluasnya daerah binaan pada musim tanam mendatang

menyebabkan biaya transportasi team pembina akan semakin besar dan mungkin

diperlukan tambahan tenaga pembina, serta kerja sama yang intensif dengan PPL yang

ada di lapangan.

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 15

Page 19: A-004a an SRI Di Prov NTT

Pengembangan Metode SRI di Provinsi NTT

● Kondisi debit air irigasi yang dalam musim kemarau ini sangat turun menyebabkan

petani ragu untuk melakukan kegiatan penanaman ditambah dengan adanya serangan

hama penggerek batang dan hama wereng coklat menyebabkan rata-rata produksi

lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata produksi musim hujan 2006/07

● Dalam pengembangan SRI Organik hambatan yang dialami adalah masih dirasakan

berat oleh petani dalam pengumpulan bahan organik serta dalam proses pembuatan

komposnya yang sementara ini masih dilakukan secara manual sehingga

maenghasilkan kompos yang sangat sedikit.

9. Kesimpulan dan Saran

9.1 Kesimpulan

a. Rata-rata peningkatan produksi padi SRI dibandingkan dengan metode konvensional

dalam musim kemarau 2007 adalah sebesar 2,8 Ton/ha atau 84,6 %, sedangkan

peningkatan keuntungannya adalah sebesar Rp. 4,605,500 atau 192,44%

b. Minat petani untuk menerapkan metode SRI dari musim ke musim tanam memiliki

kecendrungan semakin meningkat, ini membuktikan bahwa metode SRI dapat diterima

oleh masyarakat petani, karena metode SRI telah terbukti memiliki banyak keunggulan

dibandingkan dengan metode konvensional

9.2 Saran

a. Dengan semakin berkembangnya penerapan budidaya padi dengan metode SRI

diperlukan tenaga pembina/pendamping yang memadai baik dalam jumlah maupun

kemampuan tenaga tersebut dalam melakukan pembinaan/pendampingan

b. Program Demplot metode SRI masih sangat diperlukan, baik Demplot SRI anorganik

maupun SRI organik, terutama pada daerah irigasi yang menjadi sasaran baru untuk

pengembangan metode SRI.

c. Dalam rangka pengembangan SRI Organik diperlukan sosialisasi, pelatihan kepada

kelompok-kelompok tani dan kegiatan Demplot secara intensif.

Kupang, February 2008

DISIMP NTT (Nippon Koei and Associates) 16