ABSTRAK IQBAL FAHRI, S. Pd. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui Supervisi Akademik di SMP Daar el-Salam , Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), Bogor: SMP Daar el-Salam, Desember 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah- langkah yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik sehingga mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru terutama dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Pada setiap siklus memiliki perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang berbeda-beda. Subyek penelitian kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah dengan tindakan supervisi akademiknya, sedangkan guru SMP Daar el-salam sebagai obyek sekaligus subyek dalam pemberian perlakuan supervisi akademik. Teknik pengumpulan data melalui supervisi kelas dengan tahapan mensupervisi guru dalam proses pembelajaran dan pengamatan pembelajaran di kelas, untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan penelitian terutama pada waktu proses pembelajaran berlangsung.
71
Embed
97644298 PTS Penelitian Tindakan Sekolah Supervisi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ABSTRAK
IQBAL FAHRI, S. Pd. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Melalui
Supervisi Akademik di SMP Daar el-Salam, Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), Bogor:
SMP Daar el-Salam, Desember 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam
melaksanakan supervisi akademik sehingga mampu meningkatkan kompetensi pedagogik
guru terutama dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
peningkatan mutu pendidikan.
Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Pada setiap siklus memiliki perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang berbeda-beda. Subyek penelitian kepala
sekolah dan guru. Kepala sekolah dengan tindakan supervisi akademiknya, sedangkan
guru SMP Daar el-salam sebagai obyek sekaligus subyek dalam pemberian perlakuan
supervisi akademik. Teknik pengumpulan data melalui supervisi kelas dengan tahapan
mensupervisi guru dalam proses pembelajaran dan pengamatan pembelajaran di kelas,
untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan penelitian terutama
pada waktu proses pembelajaran berlangsung.
Teknik analisa data yang menjadi pedoman pengolahan data dengan
menggunakan prosentase (%) pencapaian dengan konstanta 100. Dan untuk melihat
interpertasi dengan menggunakan kriteria interpertasi skor untuk memperkuat penafsiran
dalam kesimpulan sebagai berikut: 80% - 100% (Baik Sekali), 66% - 79% ( Baik), 56%
- 65% (Cukup), dan 40% - 55% (Kurang).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran mengalami peningkatan prosentase pada tiap tahapannya, dari siklus I
mencapai rata-rata 63% (cukup) dan pada siklus II mencapai rata-rata 68% (baik).
Terdapat peningkatan kemampuan guru sebesar 5% dari siklus I. Secara rinci terjadi
peningkatan yang signifikan terhadap kondisi awal sekolah bila dibandingkan dengan
keadaan akhir pada siklus II. Ketepatan guru masuk ke dalam kelas meningkat 48%,
pemanfaatan media belajar meningkat 32%, metode variatif meningkat 31%, dan strategi
belajar meningkat 36%.
Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik, Supervisi Akademik, dan Peningkatan Mutu
Pendidikan Menengah (SMP).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus
memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi dan sosial. Permendiknas ini merupakan upaya yang sangat
penting untuk menghasilkan kepala sekolah/madrasah yang kuat di dalam mewujudkan
kualitas siswa yang diharapkan mampu berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan berjiwa
kewirausahaan (entrepreneurship).
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik.
Supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses
pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik
pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai
proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas (Modul Supervisi
Akademik, Dirjen PMPTK, 2010).
Oleh karena itu, sekolah, sebagai institusi formal yang diharapkan dapat mencetak
siswa yang berkualitas, harus dijalankan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan
yang memiliki profesionalisme yang tinggi untuk memajukan sekolah. Tetapi
berdasarkan pengamatan selama satu tahun terakhir, terlihat motivasi dan profesionalisme
dari sebagian guru cenderung rendah dalam tugas-tugas mengajar. Hal tersebut dapat
dinilai dari hal-hal sebagai berikut: (1) Hanya 50% dari guru yang hadir tepat waktu di
kelas pada saat jam mengajar; (2) Hanya 30% dari guru yang memanfaatkan media
belajar pada saat mengajar; (3) Hanya 40% dari guru yang menggunakan metode
mengajar secara variatif; (4) Hanya 20% guru yang menggunakan strategi belajar secara
tepat. Selain masalah-masalah di atas, berdasarkan laporan kemajuan pembelajaran
triwulan I Tahun Pelajaran 2010/2011 terdapat sekitar 40% jumlah siswa perkelas,
nilainya belum mencapai KKM.
Untuk mengatasi masalah di atas, penelitian ini akan melakukan tindakan berupa
supervisi akademik, agar motivasi serta profesionalisme guru terutama dalam
pengelolaan pembelajaran (kompetensi pedagogik) dapat meningkat dengan baik.
Menurut Sullivan dan Glantz (2005) supervisi adalah pembinaan kinerja guru dalam
mengelola pembelajaran. Sedangkan menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan
supervisi; pengembangan profesional dan motivasi kerja guru.
Melalui PTS ini diharapkan guru-guru dapat meningkatkan motivasi serta
profesionalismenya dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokoknya terutama pada
kompetensi pedagogik (pengelolaan pembelajaran) sehingga dapat meningkatkan mutu
pembelajaran di sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang muncul dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Rendahnya motivasi serta profesionalisme guru dalam melaksanakan tugas
pokoknya sebagai pendidik terutama dalam proses pembelajaran (kompetensi
pedagogik)
2. Hanya 20% dari guru yang menggunakan strategi belajar secara tepat.
3. Hanya 50% dari guru yang hadir tepat waktu di kelas pada saat jam mengajar.
4. Hanya 30% dari guru yang memanfaatkan media belajar pada saat mengajar.
5. Hanya 40% dari guru yang menggunakan metode mengajar secara variatif.
6. Dalam laporan kemajuan pembelajaran triwulan I Tahun Pelajaran 2010/2011
terdapat sekitar 40% jumlah siswa perkelas, nilainya belum mencapai KKM.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, dari masalah-masalah yang telah teridentifikasi seperti telah
disebutkan di atas, maka masalah penelitian dibatasi pada rendahnya kompetensi
pedagogik guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas,
maka masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi pedagogik
guru?
2. Bagaimana langkah-langkah supervisi akademik agar dapat meningkatkan
kompetensi pedagogik guru?
E. Pemecahan Masalah
Dalam memecahkan masalah di atas, pendekatan pemecahan masalah yang
dilakukan adalah dengan melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kompetensi pedagogik guru terutama dalam proses pembelajaran
melalui supervisi akademik.
2. Mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam melaksanakan supervisi akademik
agar dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kepala
sekolah dalam memecahkan masalah guru, meningkatkan kompetensi pedagogik guru
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran,
dan pada akhirnya meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara keseluruhan.
Di samping itu, untuk menemukan langkah-langkah yang tepat dalam
melaksanakan supervisi akademik sehingga mampu meningkatkan kompetensi pedagogik
guru serta dapat menjadi referensi bagi tindakan serupa untuk kasus yang sama bagi
peneliti lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. HAKIKAT KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, dinyatakan bahwa
yang dimaksud dengan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi guru sebagaimana dimaksud meliputi kompetensi
kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang
Guru, bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Profesionalisme yaitu bekerja sesuai dengan keahliannya dan mampu
meningkatkan kualifikasi dan kemampuan sosial serta dibuktikan dengan ijazah yang
diakui yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Guru yang profesional adalah
guru yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Guru yang profesional dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik
harus memiliki kompetensi pedagogik sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008, yaitu sekurang - kurangnya
meliputi:
a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
b. pemahaman terhadap peserta didik;
c. pengembangan kurikulum atau silabus;
d. perancangan pembelajaran;
e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
f. pemanfaatan teknologi pembelajaran;
g. evaluasi hasil belajar; dan
h. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
2. HAKIKAT SUPERVISI AKADEMIK
Satu di antara tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik.
Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan
konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al; 2007). Teknik-teknik supervisi
akademik meliputi dua macam, yaitu: individual dan kelompok (Gwyn, 1961).
Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses
pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik
pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai
proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.
Dalam melaksanakan supervisi akademik dikenal dua model supervisi yaitu:
a. Model supervisi tradisional
1) Observasi Langsung
Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung kepada guru yang
sedang mengajar melalui prosedur: pra-observasi dan post-observasi.
a) Pra-Observasi
Sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya melakukan wawancara serta
diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara tersebut
mencakup kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi
dan analisis.
b) Observasi
Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru dalam
kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor mengadakan observasi kelas.
Observasi kelas meliputi pendahuluan (apersepsi), pengembangan, penerapan dan
penutup.
c) Post-Observasi
Setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor mengadakan wawancara dan
diskusi tentang: kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan
kelemahan guru, identifikasi ketrampilan-ketrampilan mengajar yang perlu
ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan.
2) Supervisi akademik dengan cara tidak langsung
a) Tes dadakan
Sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui validitas,
reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan sesuai
dengan yang sudah dipelajari peserta didik waktu itu.
b) Diskusi kasus
Diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi Proses
Pembelajaran (PBM), laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi. Supervisor
dengan guru mendiskusikan kasus demi kasus, mencari akar permasalahan dan
mencari berbagai alternatif jalan keluarnya.
c) Metode angket
Angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan mencerminkan
penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan siswanya dan
sebagainya.
b. Model kontemporer (masa kini)
Supervisi akademik model kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan klinis,
sehingga sering disebut juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan
pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur
supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung, yaitu: dengan observasi kelas,
namun pendekatannya berbeda.
Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran (Sullivan & Glanz, 2005). Menurut Sergiovanni (1987) ada dua tujuan
supervisi klinis: pengembangan profesional dan motivasi kerja guru.
Menurut Sullivan & Glanz (2005), pelaksanaan supervisi klinis ada empat
langkah yaitu:
a. perencanaan pertemuan,
b. observasi,
c. pertemuan berikutnya, dan
d. repleksi kolaborasi.
Langkah-langkah perencanaan pertemuan meliputi: 1) memutuskan fokus
observasi (pendekatan umum, informasi langsung, kolaboratif, atau langsung diri
sendiri), 2) menetapkan metode dan formulir observasi, 3) mengatur waktu observasi dan
pertemuan berikutnya. Langkah-langkah observasi: a) memilih alat observasi, b)
melaksanakan observasi, c) memverifikasi hasil observasi dengan guru pada pertemuan
berikutnya, d) menganalisis data hasil verifikasi dan menginterpretasi, dan e) memilih
pendekatan interpersonal setelah pertemuan berikutnya. Langkah-langkah pertemuan
berikunya adalah menentukan fokus dan waktu. Langkah-langkah refleksi kolaborasi: (1)
menemukan nilai-nilai apa? (2) mana yang kurang bernilai, (3) apa saran-saran anda.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Daar el-Salam, Gunungputri, Bogor.
B. WAKTU DAN LAMA WAKTU PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 1 – 15 Nopember 2010, selama dua pekan.
C. SUBYEK PENELITIAN
Subyek penelitian kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah dengan tindakan
supervisi akademiknya, sedangkan guru SMP Daar el-salam sebagai obyek sekaligus
subyek dalam pemberian perlakuan supervisi akademik.
D. VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
(yang mempengaruhi) dalam penelitian ini adalah supervisi klinis sedangkan variabel
terikatnya (yang dipengaruhi) adalah kompetensi pedagogik guru.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data melalui supervisi kelas.
1. Mensupervisi guru dalam proses pembelajaran.
2. Pengamatan pembelajaran di kelas, untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang
berhubungan dengan penelitian terutama pada waktu proses pembelajaran
berlangsung.
F. TEKNIK PEMBAHASAN
Teknik pembahasan dilaksanakan dari hasil observasi dan evaluasi dengan prosedur
sebagai berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi,
(4) refleksi.
Adapun komponen yang dinilai sebagai berikut:
NO. URAIAN KEGIATAN
KRITERIA
PENILAIAN
KETERANGAN/
DESKRIPTOR YANG MUNCUL1 2 3 4
1. Persiapan:
a. Masuk kelas tepat waktu.b. Mengabsen siswa.c. Mengecek kebersihan dan tempat
duduk siswa.d. Memeriksa kelengkapan alat
pembelajaran.2. Apersepsi:
a. Menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran.
b. Menyampaikan cakupan materi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya.
c. Menyampaikan uraian kegiatan/langkah kegiatan sesuai silabus.
d. Menyampaikan cakupan materi kaitannya dengan kondisi nyata/riil.
3. Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran:
a. Materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.b. Materi diperkaya dengan
perkembangan terkini yang relevan.
c. Tersedia peta konsep (mind maping) tujuan pembelajaran dan materi ajar atau sejenisnya.
d. Materi disampaikan secara sistematis sesuai tujuan pembelajaran.
4. Penguasaan materi:
a. Tidak terpaku pada buku teks.b. Mampu menjawab pertanyaan
siswa dan/atau menyelesaikan soal tanpa keraguan.
c. Tidak diam sejenak atau bahkan lupa ketika menjelaskan materi.
d. Mampu mengaitkan materi dengan contoh nyata.
5. Strategi Belajar (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi):a. Guru melakukan aktivitas tanya
jawab/diskusi/memperagakan sesuatu atau sejenisnya untuk menemukan hakikat materi yang akan/sedang dibahas. (eksplorasi)
b. Guru memperdalam materi dengan mengaitkan satu/beberapa materi dengan materi sejenis untuk memperluas wawasan siswa.(elaborasi)
c. Guru melakukan serangkaian post-test atau sejenisnya untuk memastikan bahwa siswa memahami materi yang telah disampaikan. (konfirmasi)
d. Guru secara konsisten melaksanakan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi sampai akhir pelajaran.
6. Metode:a. Metode variatif.b. Metode sesuai tujuan
pembelajaran.c. Metode mampu mempermudah
materi.d. Metode mampu mencapai
target/tujuan kegiatan.7. Media:
a. Menggunakan media dan alat pembelajaran.
b. Penggunaan media tepat sasaran/sesuai tujuan.
c. Menggunakan media tanpa hambatan teknis.
d. Media menarik perhatian.8. Manajemen Kelas:
a. Kelas dalam kendali guru, terpelihara sampai pembelajaran selesai.
b. Mengatur posisi tempat duduk siswa sehingga suasana belajar menjadi kondusif.
c. Membimbing siswa secara individual/kelompok.
d. Memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi.
9. Pemberian motivasi kepada siswa:
a. Memberikan penguatan atau penghargaan (reward) kepada siswa baik berupa kata-kata, sentuhan, atau bentuk lainnya.
b. Melaksanakan penilaian selama kegiatan berlangsung.
c. Mampu memberikan motivasi dengan tepat.
d. Respon terhadap keadaan motivasi belajar siswa dengan melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan motivasi (kisah inspiratif, simulasi, games, dll yang relevan dengan materi ajar).
10. Nada dan suara:
a. Suara dapat didengar oleh seluruh siswa di dalam kelas.
b. Memberikan penekanan khusus pada kata/kalimat penting.
c. Suara berintonasi (tidak datar).d. Artikulasi suara jelas.
11. Penggunaan bahasa:
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku (EYD).
b. Menghindari pemotongan kata yang tidak perlu.
c. Menghindari pengulangan kata yang sama dan/atau tidak perlu.
d. Menggunakan bahasa yang singkat dan padat (tidak bertele-tele).
12. Gaya dan sikap perilaku:
a. Bertutur kata santun dan edukatif.
b. Berdiri tepat di depan kelas serta tidak monoton pada satu posisi (misal; dengan berkeliling).
c. Menggunakan bahasa tubuh secara tepat.
d. Menegur dan menyelesaikan dengan baik segala bentuk gangguan dalam belajar.
JUMLAH NILAI RIIL = …………….
JUMLAH NILAI IDEAL = 48 KLASIFIKASI
…………………………………NILAI PERSENTASE = ……………%
Adapun Teknik analisa data yang menjadi pedoman pengolahan data oleh
penulis, mengacu kepada pendapat M. Ngalim Purwanto (1987 : 172) dengan rumus
sebagai berikut:
P = R x 100 T
Keterangan :
P = Prosentase
R = Jumlah skor yang diperoleh
T = Jumlah total skor maksimal
100 = Konstanta
Dan untuk melihat interpertasi dengan menggunakan kriteria interpertasi skor
(Arikunto, 2009: 245) untuk memperkuat penafsiran dalam kesimpulan sebagai