KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : D.E.D PEMBANGUNAN JEMBATAN RANGKA BAJA BENTANGAN 40,00 METER 1. LATAR BELAKANG Pembangunan jaringan jalan dan jembatan telah dilakukan secara bertahap baik itu melalui Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten. Karena sebagai urat nadi perekonomian nasional Pembangunan Jaringan Jalan dan Jembatan diharapkan mampu menghubungkan Jalan Provinsi, menghubungkan antar kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo, maupun meningkatkan penanganan non lintas agar senantiasa dapat berfungsi untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa. Dalam pendekatan kebijakan pemerintah khususnya penanganan infrastruktur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo melaksanakan Pembangunan Jembatan pada daerah Transmigrasi secara bertahap. Mengingat masih banyaknya ruas jalan Provinsi yang belum ada jembatan terutama jalan provinsi yang sangat strategis. Hal ini pula dilaksanakan untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Gorontalo tentang Agropolitan dimana masih banyak pula ruas Jalan Akses Agro yang pembangunan jembatannya masih sangat dibutuhkan. Sehingga pada Tahun Anggaran 2012 Pemerintah Provinsi Gorontalo melaui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo melaksanakan kegiatan Perencanaan Jembatan. 2. MAKSUD DAN TUJUAN Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo dalam rangka melaksanakan pekerjaan Perencanaan Jembatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan perencanaan yang berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat perekonomian yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jembatan yang diinginkan selama ini dapat tercapai. 3. SASARAN Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah :
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)PEKERJAAN :
D.E.D PEMBANGUNAN JEMBATAN RANGKA BAJABENTANGAN 40,00 METER
1. LATAR BELAKANG
Pembangunan jaringan jalan dan jembatan telah dilakukan secara bertahap baik itu melalui
Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten. Karena sebagai urat nadi perekonomian nasional
Pembangunan Jaringan Jalan dan Jembatan diharapkan mampu menghubungkan Jalan
Provinsi, menghubungkan antar kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo, maupun
meningkatkan penanganan non lintas agar senantiasa dapat berfungsi untuk mendukung
kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa.
Dalam pendekatan kebijakan pemerintah khususnya penanganan infrastruktur Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo melaksanakan Pembangunan Jembatan
pada daerah Transmigrasi secara bertahap. Mengingat masih banyaknya ruas jalan
Provinsi yang belum ada jembatan terutama jalan provinsi yang sangat strategis. Hal ini
pula dilaksanakan untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Gorontalo tentang
Agropolitan dimana masih banyak pula ruas Jalan Akses Agro yang pembangunan
jembatannya masih sangat dibutuhkan. Sehingga pada Tahun Anggaran 2012 Pemerintah
Provinsi Gorontalo melaui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo
melaksanakan kegiatan Perencanaan Jembatan.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Provinsi Gorontalo dalam rangka melaksanakan pekerjaan Perencanaan Jembatan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan perencanaan yang berwawasan lingkungan,
serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang
berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian
penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat perekonomian
yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jembatan yang diinginkan selama ini dapat tercapai.
3. SASARAN
Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah :
a. Tersedianya Perencanaan Jembatan pada ruas – ruas jalan yang ada di daerah Kota
Terpadu Mandiri (KTM) yang sangat strategis yang belum ada jembatan dan jalan akses
Agro yang pembangunan jembatannya masih sangat dibutuhkan.
b. Ketersediaan Dokumen Lelang Perencanaan Jembatan.
4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Pengguna Jasa adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo.
5. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia pagu anggaran sebesar Rp. 250.000.000 (DuaRatus Lima Puluh Juta Rupiah) termasuk PPN, sumber dana APBD Tahun Anggaran
2012.
6. LOKASI KEGIATAN
Lokasi pelaksanaan pekerjaaan ini terletak di daerah Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kab.Boalemo Provinsi Gorontalo.
7. LINGKUP DAN FASILITAS PENUNJANG
a. Lingkup KegiatanLingkup Kegiatan ini adalah :
1) Melaksanakan survey dan perencanaan teknik jembatan pengguna jasa sesuai
standar perencanaan;
2) Menyediakan dokumen pelelangan pengadaan jasa konstruksi, daftar kuantitas dan
gambar tipikal sebagai bahan pelelangan konstruksi;
3) Menyediakan perencanaan teknik detail, gambar detail, dan perhitungan volume
pekerjaan;
4) Jumlah jembatan yang direncanakan adalah 1 buah jembatan dengan menggunakan
Rangka baja Bentangan 40,00 Meter.
8. METODOLOGI
a. PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN
1). TujuanPersiapan desain ini bertujuan :
a. Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
b. Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai
panduan survey pendahuluan.
c. Menetapkan ruas yang akan disurvey.
2) Lingkup PekerjaanKegiatan pekerjaan ini meliputi :
b. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait baik di pusat
maupun di daerah termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan/
upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang
berjalan.
c Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang berkaitan dengan
wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan yang akan
direncanakan.
b. SURVEY DAN INVESTIGASI
Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di
lapangan sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa
faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran penanganan yang
hendak dicapai. Konsultan Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa harus
menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal.
Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung
kepada jenis pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana
Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila tidak ditentukan lain oleh Pengguna
Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan investigasi
yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di
bawah ini.
1). Pengukuran Topografia) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data
koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan
dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta
topografi dengan skala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan
geometrik jalan, serta 1:500 untuk perencanaan jembatan dan
penanggulangan longsoran.
b) Lingkup Pekerjaan(1) Pemasangan patok-patok
- Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75
cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton
dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat
yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km
dan pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang minimal 3,
masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/ alur dan 1
(buah) disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air
sungai.
- Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di
atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang
Prasarana Wilayah, notasi dan nomor BM dengan warna hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
- Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok
kayu yang cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm,
panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan
kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat warna
kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu.
- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah
sekitar patok diberi tanda-tanda khusus.
- Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok,
misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan
batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai dengan paku
seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
(2) Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon,
dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon.
- Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter,
diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun
elektronis.
- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan
ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan
theodolit jenis T2 atau yang setingkat.
- Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir
pengukuran dan untuk setiap interval + 5 km di sepanjang trase
yang diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa dilakukan,
disarankan menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning
System). Setiap pengamatan matahari harus dilakukan dalam 2 seri
(4 biasa dan 4 luar biasa).
(3) Pengukuran titik kontrol vertikal
- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/
pembacaan pergi- pulang.
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran
(poligon, sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik,
berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan
ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT),
dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap
pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
- Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang genap.
(4). Pengukuran situasi
Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang
mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia
yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit,
jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman
penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan
gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya:
sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran
harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
(5). Pengukuran Penampang Melintang.
Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan
persyaratan:
KondisiLebar
koridor, (m)
Interval,(m) Jalan
baru
Interval, (m)Jembatan/Longsoran
- Datar, landai, dan lurus 75 + 75 50 25
- Pegunungan 75 + 75 25 25
- Tikungan 50 (luar) +
100 (dalam)
25 25
Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolit.
(6). Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai
atau jalan
Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum
200 m dari perkiraan garis perpotongan atau daerah sekitar sungai
(hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap keamanan jembatan
dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar